bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian manfaat judul pada

33
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada penelitian menekankan pada manfaat, maksudnya adalah bagaimana variabel kememadaian sistem pengendalian manajemen dapat bermanfaat terhadap keefektifitasan biaya produksi. Pengertian manfaat menurut kamus besar indonesia (2002:710) adalah: "sesuatu yang memiliki nilai guna atau faedah" Dari definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa manfaat yang diperoleh tentunya akan menyebabkan perubahan terhadap sesuatu fungsi tertentu dalam suatu pranata.Jadi manfaat disini memaparkan nilai guna atau faedah yang terjadi dari penerapan sistem pengendalian manajemen yang memadai terhadap keefektifitasan pengendalian biaya produksi. 2.2 Sistem Pengendalian Manajemen 2.2.1 Pengertian sistem Pengertian Sistem menurut Robert N.Antony dan Vijay govindajaran (2006 : 5) adalah: " System is a prescribed and usually repetitous way carrying out an activity or a set of activities" Sistem merupakan penentuan cara yang ditetapkan dan biasanya berulang- ulang untuk melaksanakan suatu atau seperangkat aktivitas. Ciri suatu sistem biasanya teratur (ritmik), terkoordinasi dan merupakan serangkaian langkah- langkah yang berulang- ulang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem dapat pula didefinisikan sebagai perubahan prosedur dan cara kerja dengan memperhatikan struktur politik dan peralatan yang ada. Namun tidak semua tindakan manajemen sistematis. Tindakan yang sistematis biasanya tidak diatur oleh sistem, dan para manajer biasanya menggunakan pertimbangan pribadi untuk melaksanakan tindakan tersebut sehingga keberhasilannya ditentukan oleh keahlian manajer.

Upload: lytuyen

Post on 11-Jan-2017

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manfaat

Judul pada penelitian menekankan pada manfaat, maksudnya adalah

bagaimana variabel kememadaian sistem pengendalian manajemen dapat

bermanfaat terhadap keefektifitasan biaya produksi. Pengertian manfaat menurut

kamus besar indonesia (2002:710) adalah: "sesuatu yang memiliki nilai guna

atau faedah"

Dari definisi diatas maka dapat dikatakan bahwa manfaat yang diperoleh

tentunya akan menyebabkan perubahan terhadap sesuatu fungsi tertentu dalam

suatu pranata.Jadi manfaat disini memaparkan nilai guna atau faedah yang terjadi

dari penerapan sistem pengendalian manajemen yang memadai terhadap

keefektifitasan pengendalian biaya produksi.

2.2 Sistem Pengendalian Manajemen

2.2.1 Pengertian sistem

Pengertian Sistem menurut Robert N.Antony dan Vijay govindajaran

(2006 : 5) adalah:

" System is a prescribed and usually repetitous way carrying out an

activity or a set of activities"

Sistem merupakan penentuan cara yang ditetapkan dan biasanya berulang-

ulang untuk melaksanakan suatu atau seperangkat aktivitas. Ciri suatu sistem

biasanya teratur (ritmik), terkoordinasi dan merupakan serangkaian langkah-

langkah yang berulang- ulang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Sistem dapat pula didefinisikan sebagai perubahan prosedur dan cara kerja dengan

memperhatikan struktur politik dan peralatan yang ada. Namun tidak semua

tindakan manajemen sistematis. Tindakan yang sistematis biasanya tidak diatur

oleh sistem, dan para manajer biasanya menggunakan pertimbangan pribadi untuk

melaksanakan tindakan tersebut sehingga keberhasilannya ditentukan oleh

keahlian manajer.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

2.2.2 Pengertian Pengendalian Manajemen

Menurut Anthony dan Govindajaran yang di terjemahkan oleh F.X.

Kurniawan menyatakan bahwa:

“Pengendalian manjemen merupakan proses dengan dimana para

manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk

mengimplementasikan starategi organisasi”.

Pengendalian manajemen merupakan proses untuk memotivasi dan

memberikan semangat anggota organisasi dalam melaksanakan kegiatan dalam

rangka mencapai tujuan organisasi. Pengendalian manajemen juga merupakan

suatu proses untuk mendeteksi dan mengkoreksi kesalahan unjuk kerja yang tidak

disengaja maupun yang di sengaja. Karena fokusya adalah pada manusia dan

imlementasi rencana, pengendalian manajemen membutuhkan pertimbangan

psikologis yang kuat. Kegiatan seperti komunikasi, menasehati, memberi

semangat dan mengkritik merupakan bagian penting dari proses ini. Pengendalian

manajemen memanfaatkan pengendalian tugas untuk memastikan unjuk kerja

yang efektif dan efisien. Keefektifitasan diartikan sebagai kemampuan suatu unit

untuk mencapai tujuan yang diinginkan, Sedangkan efisien menggambarkan

berapa banyak masukan yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran.

Unit organisasi yang paling efisien adalah unit yang dapat menghasilkan sejumlah

keluaran dengan penggunaan masukan minimal atau menghasilkan keluaran

terbanyak dengan masukan yang tersedia.

Pada perusahaan yang relatif kecil, pimpinan perusahaan dapat

melaksanakan pengolahan kegiatan perusahaannya secara langsung. Pimpinan

dapat secara langsung merencanakan dan mengendalikan perusahaannya. Dengan

semakin berkembangnya perusahaan, pimpinan tidak akan mampu lagi mengelola

perusahaan sendirian. Untuk itu diperlukan bantuan staf lain untuk melaksanakan

sebagian fungsinya dengan cara mendelegasikan wewenang kepada staf tersebut.

Untuk memastikan operasi perusahaan telah berjalan sesuai dengan rencana maka

diperlukan pengendalian manajemen.

Pengendalian manajemen dalam suatu perusahaan melibatkan beberapa

macam aktivitas, seperti perencanaan yang berarti apa yang harus dilakukan

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

dalam perusahaan. Langkah selanjutnya adalah koordinasi dengan beberapa

bagian yang ada dalam perusahaan untuk kepentingan pencapaian tujuan

perusahaan. Setelah koordinasi dilaksanakan kemudian mengkomunikasikan

informasi kepada semua tingkat manajemen yang ada dalam perusahaan. Pada

setiap periode dilakukan evaluasi dan strategi apa yang harus dilakukan. Dengan

demikian pengendalian manajemen dilakukan untuk menjamin bahwa semua

strategi yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan yang akan di capai perusahaan.

Definisi pengendalian manajemen menurut Anthony dan Govindajaran

(2003:7) adalah:

"Management control is the process by which managers influence other

members of the organization strategis".

Sedangkan menurut Supriyono (2000 : 4) mengemukakan:

"Pengendalian manajemen adalah meliputi metoda, prosedur, dan

cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para

anggota organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan secara efektif

dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi".

Dari definisi di atas, diketahui bahwa pengendalian manajemen merupakan

proses di mana manajer di seluruh tingkatan memastikan bahwa orang-orang yang

mereka awasi mengimplementasikan strategi yang telah ditetapkan. Dalam

melaksanakan pengendaliannya, manajemen menggunakan metoda dan prosedur

termasuk didalammya sistem pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen

mencakup sistem pengendalian manajemen yang terdiri atas struktur organisasi,

wewenang, tanggung jawab dan informasi untuk pelaksanaan pengendalian yang

memastikan bahwa organisasi telah berfungsi untuk mencapai tujuan.

Pengendalian manajemen merupakan alat bagi manjemen dalam

pengimplementasian rencana strategis dengan cara mempengaruhi anggota

organisasi untuk mencapai ujuan organisasi. Untuk mengembangkan

pengendalian manajemen yang efisien, organisasi harus memiliki tujuan, strategi,

program dan kebijakan yang jelas.

Pengendalian yang efisien pada dasarnya memerlukan prosedur yang tepat

sehingga memungkinkan bagi manajer untuk melakukan pengawasan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

pengevaluasian atas masukan dan keluaran secara optimum. Dengan demikian

manajemen memerlukan suatu sistem untuk menangani proses yang digunakan

oleh manajemen untuk menjamin bahwa organisasi yang dikelolanya telah

melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien, sistem ini dikenal dengan

istilah sistem pengendalian manajemen.

2.2.3 Pengendalian Internal

Dalam perusahaan yang hanya mempunyai beberapa karyawan saja,

pimpinan yang sering kali juga merupakan pemilik perusahaan tersebut, dapat

mengikuti dan mengawasi secara langsung kegiatan semua karyawan. Namun

sejalan dengan semakin luas dan kompleksnya perusahaan, manajemen

perusahaan dihadapkan pada keterbatasan kemampuan untuk mengawasi dan

mengendalikan operasi perusahaan. Keadaan ini menyebabkan manajemen

melimpahkan sebagian tanggung jawab dan wewenang yang dimilikinya.

Dilain pihak, manajemen dituntut bekerja secara efektif untuk mencapai

tujuan perusahaan, manajemen membutuhkan alat bantu yaitu beberapa kebijakan

dan prosedur yang disebut pengendalian. Pengendalian ini umumnya adalah

sistem pengendalian internal yang memadai dan dapat diandalkan.

Adanya pengendalian internal ini yang merupakan tanggung jawab dari

manajemen, suatu pengendalian internal yang baik akan dapat menekan terjadinya

kesalahan dan penyelewengan. Jika kesalahan dan penyelewengan terjadi, maka

hal ini akan dapat ditetapkan dan diatasi dengan cepat.

2.2.3.1 Pengertian Pengendalian Internal

Suatu pengendalian internal terdiri dari kebijakan-kebijakan manajemen

tentang suatu kepastian yang wajar bahwa tujuan organisasi dapat tercapai.

Menurut Boynton (2001:325) yang mengutip COSO pengertian

pengendalian internal sebagai berikut:

“ Internal control is a process, affected by entity’s board of directors,

management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance

regarding the achievement of objective in the following categories:

a. Reliability of financial reporting

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

b. Effectiveness and efficiency of operations

c. Compliance with applicable laws and regulations.”

Sedangkan menurut Mulyadi (2002:180) pengendalian internal adalah

sebagai berikut :

“ Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh

dewan komisaris, manajemen, dan personal lain entitas, yang didesain untuk

memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan

tujuan ini:

a. Keandalan pelaporan keuangan

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

c. Efektivitas dan efesiensi operasi.”

Dari definisi pengendalian internal diatas, terhadap kosep dasr sebagai berikut:

1. Pengendalian internal merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan

tertentu.

2. Pengendalian internal bukan hanya terdiri dari pedoman, kebijakan,

dan formulir namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang

organisasi yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan personal

lain.

3. Pengendalian internal diharapkan mampu memberikan keyakinan

memadai bagi manajemen dan dewan komisaris entitas.

4. Pengendalian internal ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling

berkaitan dengan pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.

Dari beberapa pengertian tersebut, nampak bahwa pengendalian internal

merupakan pengendalian kegiatan (operasional) perusahaan yang dilakukan

pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan secara efektif, yang terdiri dari

kebijakan dan prosedur yang ditetapkan untuk mencapai tujuan tertentu dari

operasi perusahaan.

Suatu perusahaan yang mempunyai pengendalian internal yang baik, akan

menghasilkan informasi yang dapat dipercaya, sehingga memudahkan manajemen

dalam proses pengambilan keputusan.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

2.2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal

Menurut Arens (2006:271) disebutkan bahwa tujuan pengendalian internal

adalah sebagai berikut:

1.“Reliability of financial reporting

2. Efeciensy and effectiveness of operations

3. Compliance with applicable laws and regulatons.”

Dari ketiga tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Keandalan pelaporan keuangan

Artinya pengendalian internal memberikan keyakinan yang memadai

bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

2. Efektivitas dan efesiensi operasi

Pengendalian internal dimaksudkan untuk mendorong sumber daya secara

efektif dan efisien untuk pencapaian tujuan perusahaan. Hal ini berkaitan

dengan pengalokasian sumber-sumber milik perusahaan, sehingga dapat

dicegah kegiatan yang tidak perlu dan pemborosan dari semua aspek

organisasi.

3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian internal adalah alat untuk memberkan jaminan bahwa

prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan dalam pencapaian tujuan

diikuti oleh seluruh karyawan perusahaan.

2.2.3.3 Komponen Pengendalian Internal

Setiap perusahan memiliki karakteristik atau sifat-sifat khusus yang

berbeda karena perbedaan karakteristik tersebut maka pengendalian internal yang

baik pada suatu perusahaan belum tentu baik bagi perusahaan lainnya. Oleh sebab

itu, untuk mendesain suatu sistem pemgendalian internal yang baik perlu

diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan secara

komprehansif. Pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling

terkait berikut ini:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

2. Penaksiran Risiko (Risk Assesment)

3. Aktivitas pengendalian (Control Activities)

4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

5. Pemantauan ( Monitoring)

Kelima komponen sistem pengendalian internal tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut.

• Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Setiap pengendalian terdiri dari kebijakan, tindakan dan prosedur

mencerminkan keseluruhan tingkah laku dari manajemen puncak, direktur dan

pemilik entitas mengenai pengendalian internal dan kepentingan entitas.

Menurut Mulyadi (2002:183):

"Lingkungan pengendalian merupakan suatu lingkungan untuk

menciptakan suasana pengendalian dalam organisasi dan mempengaruhi

kesadaran personal organisasi tentang pengendalian."

Sedangkan menurut IAI (2001:319.2):

"Lingkungan pengendalian yatu menetapkan corak suatu organisasi,

mempengruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan

pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian

iternal, menyediakan displin dan sruktur."

Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu

perusahaan antara lain:

1. Nilai Etika dan Integritas.

Efektivitas pengendalian internal bersumber dari orang yang mendesain

dan melaksanakannyam. Oleh karena itu, tanggung jawab manajemen adalah

menjunjung tinggi nilai integritas dan etika, karena merupakan dasar dari

pengendalian yang dilakukan manajemen dalm mengurangi dan merendam

tindakan penyelewengan yang dilakukan oleh individu-individu dalam

perusahaan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

2. Komitmen atau Kompetensi.

Kompeten adalah pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang menjelaskan pekerjan setiap individu. Komitmen

terhaap kompetensi termasuk pertimbangan manajemen terhadap tingkat

kompetensi tersebut diterjemahkan kedalam kemampuan dan pengetahuan yang

dibutuhkan.

3. Partisipasi Dewan Direksi atau Komite Audit.

Untuk menciptakan independensi auditor intenal, maka perusahaan harus

membentuk dewan komisaris dan komite audit yang berwenang untuk menunjuk

auditor internal. Dewan komisaris adalah wakil pemegang saham dalam

perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas. Dewan ini berfungsi mengwasi

pengelolaan perusahaan yang dilaksanakan manajemen (Direksi). Dengan

demikian, Dewan Komisaris yan aktif menjalankan fungsinya dapat mencegah

konsentrasi pengendalian yang terlalu banyak di tangan manajemen (Direksi).

Komite audit anggotanya terdiri dari pihak luar perusahaan. Pembentukan komite

audit in ditunjukan untuk memperkuat independensi auditor internal yang oleh

masyarakat dipercaya untuk menilai kewajaran pertanggungjawaban keuangan

yang dilakukan oleh manajemen.

4. Falafah Manajemen dan gaya operasi.

Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi

perusahaan dan karyawan. Filosofi merupakan apa yang seharusnya dikerjakan

dan apa yang seharusnya tidak dikerjakan oleh perusahaan. Gaya operasi

mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu perusahaan

seharusnya dilaksanakan.

5. Struktur Organisasi.

Organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Struktur

organisasi memberikan rerangka untuk perencanaan, pelaksanaan, pengendalian

dan pemantauan aktivitas perusahaan.

6. Metode Pemberian Wewenang dan Tanggung jawab.

Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab merupakan

perluasan lebih lanjut pengembangan struktur organisasi. Dengan pembagian

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

wewenag yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber daya

yang dimilikinya untuk mencapai tujuan perusahaan. Disamping itu, pembagian

wewenang yang jelas akan memudahkan pertanggungjawaban konsumsi sumber

daya perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan.

7. Kebijakan dan Pelatihan yang bersumber daya.

Kebijakan dan pelatihan sumber daya manusia berhubungan dengan proses

penerimaan, penempatan, pelatihan, evaluasi, promosi, penggantian dan perbaikan

• Penaksiran Risiko (Risk Assessment)

Penaksiran risiko oleh manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan

berupa perhatian auditor eksternal terhadap tesiko bawahan, akan tetapi tujuan

manajemen lebih ditekankan pada bagaimana mengelola risiko yang telah

ditetapkan.

Berikut ini pengertian Penaksiran risiko menurut IAI (2001:319.2):

"Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap

risiko yang relevan untuk mencapai tujuan, membentuk suatu dasar untuk

menentukan bagaimana risiko harus dikelola.”

Penaksiran resiko menurut Henry Simamora (2002:153) adalah:

"Penaksiran risiko adalah proses organisasi untuk mengidentifikasi

dan menganalisis risiko yang elevan bagi pencapaian tujuannya."

Dari uraian tersebut dapat diketahui, penetapan atau perkiraan risiko untuk

pelaporan keuangan adalah pengidentifikasian, penganalisisan, dan pengelolaan

risiko-risiko yang relevan terhadap penyiapan laporan keuangan yang sesuai

dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dalam pencapaian

tujuannya.

Selanjutnya proses penetapan risiko suatu perusahaan harus

mempertimbangkan kejadian-kejadian dan keadaan-keadaan eksternal dan internal

yang dapat timbul dan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk mencatat,

memproses, mengikhtisarkan dan melaporkan data keuangan sesuai dengan asersi

manajemen didalam laporan keungan. Risiko-risiko dapat timbul atau berubah

dikarenakan hal-hal berikut ini:

1. Perubahan dalam lingkungan operasi

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

2. Kayawan baru

3. Sistem informasi baru

4. Pertumbuhan yang pesat

5. Teknologi baru

6. Jalur produk baru atau aktivitas baru

7. Operasi peusahaan secara internasional

8. Restrukturiasi perusahaan

9. Keputusan akuntansi

• Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan informasi dan

komunikasi, suatu entitas memerlikan kebijakan dan prosedur untuk memberikan

keyakinan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai, kebijakan dan prosedur

tersebut tertuang dalam aktivitas pengendalian.

Aktivitas pengendalian menurut Sunarto (2003:148) sebagai berikut:

"Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang

membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan."

Jadi dapat diketahui aktifitas pengendaliaan adalah kebijakan dan

prosedur, selain dari empat komponen yang lain yang dibuat manajemen untuk

memenuhi tujuannya. Banyak sekali kebijakan dan prosedur dalam suatu satuan

usaha. Tetapi, lazimnya dapat dipecah menjadi 5 kategori:

1. Pemisahan tugas yang memadai

Tujuan pokok pemisahan tugas ini adalah untuk mencegah dan untuk dapat

dilakukannya deteksi segera atas kesalahan dan ketidakberesan dalam

pelaksanaan tugas yang dibebankan kepada seseorang. Pemisahan dan

pembatasan pada tugas dan tanggung jawab yang tepat akan dapat

memudahkan pada pelaksanaan pengecekan internal yang tepat. Pemisahan

fungsi ini merupakan dasar dan kunci dari pelaksanaan sistem pengendalian

internal setelah diperoleh pegawai atau personel yang mempunyai kompetensi

tersebut akan dapat melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab dan

wewenang yang diberikan kepadanya sehingga setiap transaksi yang terjadi

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

akan terbagi ke dalam beberapa tahap pekerjaan yang akan memungkinkan

dilaksanakan pengecekan internal. Pemisahan ini umumnya meliputu fungsi

kepenguasaan atau fungsi opersi, fungsi pencatatan, dan fungsi pengawasan.

2. Otorisasi yang memadai atas transaksi dan aktivitas.

Di dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas otorisasi dari yang

berwenang untuk menyetujui terjadi transaksi tersebut. Oleh karena itu, di

dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang

untuk pembagian otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Suatu

kebijaksanaan manajemen berupa keputusan atas pemberian otorisasi dan

wewenang untuk melaksanakan suatu fungsi dan tugas secara umum maupun

khusus yang memungkinkan kronologis suatu transaksi dapat dipertanggung

jawabkan kebenaran dan ketepatannya dengan mempertimbangkan batas-batas

kewajaran yang ditetapkan. Prosedur otorisasi ini berfungsi sebagai jembatan

atau penghubung antara pengendalian administratif dengan pengendalian

akuntansi yang dilaksanakan oleh perusahaan.

3. Dokumen dan pencatatan yang cukup.

Dokumen dan pencatatan perlu diselenggarakan sebagai sarana dalam

menuangkan dan menerjemahkan tiap transaksi perusahaan ke dalam bentuk-

bentuk yang lebih informatif dan memberikan jaminan berupa pengendalian

yang memadai atas aktiva perusahaan serta pencatatan seluruh transaksi secara

lengkap, benar, dan tepat. Prosedur pencatatan dan dokumentasi ini meliputi

tujuan validitas, kelengkapan, tepat wktu, klasifikasi dan pengendalian yang

tepat atas transakski.

4. Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan.

Perlindungan fisik atas data aktiva tetap tersebut. Hal ini mengandung arti setiap

petugas yang berhubungan dengan data dan aktiva harus mendapatkan otorisasi

dari manajemen.

5. Pengecekan Independen terhadap kinerja.

Menunjukan perlunya adanya review atas keempat karakteristik sebelumnya

dengan maksud mengawasi dan melakukan penilaian atas pelaksanaan dan

kesesuaian antara fungsi dan wewenang dan tanggung jawab yang di berikan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

kepada masing-masing unit kerja serta mempersiapkan tindak lanjut yang

diperlukan untuk meningkatkan atau memperbaiki system pengendalian internal

yang telah dilakukan. Dalam kenyatannya fungsi ini perlu dilaksanakan oleh

pihak yang mempunyai independensi yang memadai terhadap organisasi

perusahaan secara keseluruhan.

• Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Fokus utama dari sistem akuntansi adalah transaksi. Transaksi terdiri dari

pertukaran aktiva dan jasa antara suatu entitas dan pihak luar, dan juga

pemindahan atau penggunaan aktiva dan jasa ke dalam entitas. Transaksi tersebut

sebaiknya ditangani dengan suatu cara yang dapat mencegah terjadinya salah saji,

oleh karena itu diperlukan system informasi dan komunikasi dalam suatu

pengendalian internal.

Pengertian informasi dan komunikasi menurut IAI (2001:319.2):

“ Informasi dan Komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan

dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang

memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.”

Dengan demikian kegunaan informasi akuntansi dan sistem komunikasi

satu satuan usaha adalah untuk mengidentifikasikan, menggabungkan,

mengklasifikasikan, menganalisa, mencatat dan melaporkan taransaksi satu satuan

usaha dan untuk mengelola akuntabilitas atas aktiva terkait.

Oleh karena itu, sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan

keyakinan memadai bahwa taransaksi yang dicatat atau terjadi adalah:

a. Sah

b. Telah diotorisasi

c. Telah dicatat

d. Telah dinilai secara wajar

e. Telah digolongkan secara wajar

f. Telah dicatat dalam periode yang seharusnya

g. Telah dimasukkan didalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personal

yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka

berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada didalam maupun diluar

organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada

pihak yang lebih tinggi dalam perusahaan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem informasi dan komunikasi

akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan,

menganalisis, mencatat dan melaporkan transaksi suatu perusahaan serta

menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang perusahaan tersebut.

• Pemantauan (Monitoring)

Suatu tanggung jawab manajemen yang penting adalah membangun dan

memelihara pengendalian internal. Manajemen memantau pengendalian untuk

mempertimbangkan apakah pemgendalian tersebut beroperasi sebagaimana yang

diharapkan.

Pemantauan menurut IAI (2001:319.2):

“ Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja

pengendalian internal sepanjang waktu.”

Pemantauan dilaksanakan oleh orang yang semestinya melakukan pokok

tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian, pada waktu

yang tepat untuk menentukan apakah sistem pengendalian internal beroperasi

sebagaimana yang diharapkan dan untuk menentukan apakah sistem pengendalian

internal beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan untuk menentukan apakah

sistem pengendalian internal tersebut memerlukan perubahan karena terjadinya

perubahan keadaan.

Pemantauan menurut Mulyadi (2002:195):

“ Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian

internal sepanjang waktu.”

Aktivitas pemantauan berkaitan dengan penilaian efektivitas rancangan

dan operasi pengendalian internal secara periodik dan terus- menerus oleh

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

manajemen untuk melihat apakah telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah

diperbaiki sesuai dengan keadaan.

Informasi untuk menilai dan perbaikan dapat berasal dari berbagai sumber

meliputi studi atas pengendalian internal yang ada, laporan auditor internal,

laporan penyimpangan atas aktivitas pengendalian, laporan dari bank sentral,

umpan balik dari pegawai, dan keluhan dari pelanggan atas tagihan yang datang.

2.2.3.4 Keterbatasan Pengendalian Internal

Sebaik-baiknya pengendalian internal perusahaan, tidaklah menjamin

sepenuhnya apa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai. Hal ini

disebabkan karena pengendalian internal memiliki pengendalian keterbatasan-

keterbatasan yang dapat melemahkan pengendalian internal tersebut. Maka dari

itu, bukan suatu hal yang mustahil apabila dalam suatu perusahaan yang memiliki

pengendalian internal yang memadai masih juga terjadi kesalahan atau

penyelewengan.

Keterbatasan yang melekat pada pengendalian internal menurut Mulyadi

(2002:181) adalah sebagai berikut:

1. Kesalahan dalam pertimbangan.

Seringkali manajemen dan personel lain dapat salah dalam mengambil

keputusan bisnis yang diambil atau dalam menyusun tugas rutin karena tidak

memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan lainnya.

2. Gangguan.

Gangguan dalam pengendalian yang ditetapkan dapat terjadi karena personel

secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian,

tidak hati-hati dalam mnjalankan tugasnya atau kelelahan.

3. Kolusi.

Kolusi adalah tindakan bersama beberapa individu untuk mencapai tujuan

kejahatan, kolusi dapat menyebabkan bobolnya pengendalian internal yang

dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya

ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian internal

yang terancang.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

4. Pengabaian oleh manajemen.

Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan

untuk tujuan yang tidak sah, seperti keuntungan pribadi manajemen.

5. Biaya lawan manfaat.

Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian internal tidak boleh

melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut.

Manajemen harus bisa memperkirakan dan mempertimbangkan secara

kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu

pengendalian internal.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan, dapat diketahui bahwa

sebaik-baiknya pengendalian internal yang diciptakan seseorang, efektivitas

pengendalian internal tersebut tergantung pada orang yang menjalankannya, dan

perlu diperhatikan jangan sampai biaya yang digunakan untuk pengendalian ini

melebihi kegunaanya.

2.2.4 Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen

2.2.4.1 Definisi Sistem Pengendalian Manajemen

Suatu sistem diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan

strategik adalah proses untuk merumuskan kegiata jangka panjang yang mencakup

baik penetapan tujuan maupun kebijakan pengarah dan strategik untuk mencapai

tujuan tersebut. Perencanaan strategik mencakup rencana akuisisi dan disposisi

fasilitas, divisi, kegiatan riset, struktur organisasi dan sebagainya. Sekali

keputusan dan perencanaan strategik ditetapkan, pengendalian manajemen

bertugas memastikan agar kebijakan dan strategik ini dilaksanakan, maka dari itu

manajemen memerlukan suatu sistem untuk mengalokasikan penggunaan berbagai

sumber ekonomi perusahaan secara efektif dan efisien. Suatu sistem Pengendalian

Manajemen meliputi struktur dan proses, struktur adalah pengaturan organisasi

dan konsepsi informasi yang memungkinkan proses berjalan sedangkan proses

adalah seperangkat tindakan yang dilaksanakan oleh manajer atas dasar informasi

yang mereka terima.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

Charles T. Horngren. Gary L. Sundem dan Starton (2005:382)

mendefiniskan sistem pengendalian manajemen sebagai berikut:

“Management control system is a logical integration of techniques for a

gathering and using information to make planning and control decisions, for

motivating employee behavior, and for evaluating performance.”

Sedangkan menurut Anthony, dkk (2006 10):

" Sistem pengendalian manajemen adalah suatu proses dan stuktur

yang tertata secara sistematik yang digunakan manajemen dalam

pengendalian manajemen"

Secara singkat dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian manajemen

merupakan suatu sistem yang digunakan oleh manajer untuk mengarahkan

anggota organisasi agar melaksanakan kegiatan secara efektif dan efisien sesuai

dengan startegik pokok yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Aktivitas sistem pengendalian manajemen meliputi aktivitas untuk merencanakan

serta mengendalikan dan mengarahkan operasi organisasi sesuai rencana dan

tujuan perusahaan jadi sistem pengendalian manajemen adalah merupakan suatu

sistem yang dirancang untuk menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan

strategiknya secara efektif dan efisian melalui para manajernya.

2.2.4.2 Karakteristik Sistem Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen meliputi tindakan untuk menuntun dan

memotivasi usaha guna untuk mencapai tujuan organisasi, maupun tindakan untuk

mengoreksi unjuk kerja yang efektif dan efisien. Sistem pengendalian manajemen

yang berbeda diperlukan untuk situasi yang berbeda. Sistem pengendalian

mempunyai karakteristik sebagai berikut:

1. Sistem pengendalian manajemen difokuskan pada program dan pusat-

pusat tanggung jawab.

2. Informasi yang di proses pada sistem pengendalian manjemen terdiri dari

2 (dua) macam yaitu:

• Data terencana dalam bentuk program, anggaran dan standar.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

• Data actual mengenai apa yang telah atau yang terjadi, baik di dalam

atau di luar organisasi.

3. Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem organisasi total dalam

arti bahwa site mini mencakup semua aspek dari operasi organisasi.

Fungsinya adalah membantu manajemen menjaga keseimbangan

semuabagian operasi dan mengoperasikan organisasi sebagai suatu

kesatuan yang terkoordinasi.

4. Sistem pengendalian manajemen biasanya berkaitan erat dengan struktur

keuangan, dimana sumber daya dan kegiatan organisai di nyatakan dalam

satuan uang atau moneter.

5. Aspek-aspek perencanaan dari sistem pengendalian manajemen cenderung

mengikuti pola dan jadwal tertentu.

6. Sistem pengendalian manajemen adalah system yang terpadu dan

terkoordinir dimana data yang terkumpul untuk berbagai kegunaan di

padukan untuk saling dibandingkan setiap saat pada unit organisasi.

2.2.4.3 Struktur Sistem Pengendalian Manejemen.

Struktur organisasi merupakan salah satu syarat dalam penerapan sistem

pengendalian manajemen. Menurut Mulyadi (2001:183), struktur organisasi

mencerminkan pembagian dan hierarki wewenang dalam perusahaan. Melalui

struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian wewenang untuk

melaksanakan bagian tertentu kepada manajemen yang lebih bawah, agar dapat

dicapai pembagian pekerjaan yang manfaat.

Dari uraian di atas dapat terlihat struktur organisasi menyajikan posisi

manajemen yang akan membantu membatasi tingkat wewenang, tanggung jawab

dan kemampuan perhitungan masing-masing. Jadi, dengan adanya pembatasan

yang jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab pada setiap posisi

manajemen, maka keselarasan kerja akan tercapai. Oleh karena informasi yang

dibutuhkan manajemen menyajikan unsur tanggung jawab, maka fungsi

pengendalian tidaklah sulit untuk dilaksanakan. Tanggung jawab timbul akibat

adanya pendelegasian wewenang dari suatu tingkat manajemen yang lebih tinggi

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

ke tingkat manajeman yang lebih rendah. Pendelegasian wewenang ini menuntut

manajer yang lebih rendah untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan

wewenang kepada manajer tingkat atas.

Pola pendelegasian wewenang dan tanggung jawab menurut Mulyadi

(2001:183) bias didasarkan pada:

1. Fungsi bisnis atau Businees functions. (contoh: produksi, keuangan,

personalia, dan lain-lain).

2. Jenis produk atau Product line. (contoh: produk a, produk b, dan lain-lain).

3. Daerah geografis atau Geographic regional. (contoh: daerah x, daerah y, dan

lain-lain).

Struktur pengendalian manajemen dipusatkan pada berbagai macam pusat

pertanggung jawaban. Pusat pertanggung jawaban adalah organisasi yang

dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap aktifitas yang

dilakukannya. Pada hakekatnya, perusahaan merupakan sekumpulan pusat-pusat

tanggung jawab, yang masing-masing diwakili oleh sebuah kotak dalam bagan

organisasi. Setiap pusat pertanggung jawab mempunyai masukan dan keluaran.

Manajemen bertanggung jawab untuk memastikan hubungan yang optimal antara

masukan dan keluaran. Disejumlah pusat pertanggung jawaban, hubungan ini

bersifat timbale balik dan langsung. Ada empat jenis puat pertanggung jawaban

yang di golongkan menurut sifat masukan dan keluaran moneter yang diukur

untuk tujuan pengendalian.

Anthony Dearden dan Bedford yang diterjemahkan oleh Ir. Agus Maulana,

MSM membedakan pusat-pusat pertanggung jawaban berdasarkan karakteristik

masukan dan keluarannya dan hubungan diantara keduanya menjadi 4 (empat)

macam, yaitu:

1. Pusat Biaya

Pusat biaya merupakan pusat pertanggung jawaban yang manajernya

diukur prestasinya atas dasar biayanya (nilai masukannya). Setiap pusat

pertanggung jawaban mengkonsumsi masukan dan mengahsilkan pengeluaran.

Dalam pusat biaya, keluarannya tidak dapat atau tidak perlu diukur dalam bentuk

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

pendapatan. Berdasakan hubungan antara keluaran dan masuknya, pusat biaya

dapat dibagi lagi menjadi:

• Pusat biaya teknik / pusat biaya terukur.

Pusat biaya teknik adalah pusat pertanggung jawaban yang sebagian

besar masukannya mempunyai hubungan yang nyata dan erat dengan

keluarannya. Manajer pusat biaya teknik diukur prestasinya atas dasar

seberapa jauh mempertahankan efisiensinya.

• Pusat biaya kebijakan / pusat biaya tak terukur.

Pusat biaya kebijakan adalah pusat pertanggung jawaban yang

sebagian besar masukannya tidak mempunyai hubungan dengan

keluarannya. Pusat biaya kebijakan tidak dapat diukur prestasinya dari

sudut efisiensinya. Pengendalian pusat biaya kebijakan dilakukan

dengan menggunakan anggaran sebagai pedoman bagi manajer.

2. Pusat Pendapatan

Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggung jawaban yang manajernya

diukur prestasinya berdasarkan pendapatannya. Manajer pusat pendapatan tidak

dimintai pertanggung jawaban mengenai masukannya, karena hal tersebut tidak

mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. Pusat pendapatan bertanggung

jawab terhadap pencapaian pendapatan yang ditargetkan tanpa harus dibebani

tanggung jawab mengenai biaya yang terjadi didepartemennya karena biaya

seringkali tidak mempunyai hubungan dengan pendapatan yang diperoleh oleh

departemen tersebut.

3.Pusat Laba

Pusat laba merupakan pusat pertanggung jawaban yang manejernya diukur

dari selisih antara pendapatan dengan biaya untuk memperoleh pendapatan

tersebut. Dalam pusat laba, masukan dan keluarannya diukur dalam satuan uang

untuk menghitung laba merupakan dasar pengukuran prestasi manajer. Dalam

akuntansi keuangan pendapatan di akui dan di catat saat terjadi transaksi

penjualan. Suatu pertanggung jawaban merupakan pusat laba jika manajemen

menghendaki untuk mengukur keluaran pusat pertanggung jawaban tersebut

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

dalam satuan uang dan manajer pusat pertanggung jawaban tersebut diukur

prestasinya atas dasar selisih antara pendapatan dengan biayanya.

4.Pusat Investasi

Pusat investasi adalah pusat laba yang prestasi manajernya diukur dengan

menghubungkan laba yang diperoleh pusat pertanggung jawaban tersebut dengan

investasi yang bersangkutan. Ukuran prestasi manajer pusat investasi dapat berupa

laba dengan investasi yang digunakan untuk memperoleh laba.

Secara umum dikatakan bahwa manajer pusat pertanggung jawaban diukur

prestasinya berdasasarkan karakteristik masukan dan keluarannya. Biaya

merupakan tolak ukur prestasi bagi manajer pusat biaya, sedangkan pendapatan

merupakan tolak ukur prestasi bagi manajer pusat pendapatan. Dalam pusat

investasi rasio laba dengan investasi atau residual income dipakai sebagai tolak

ukur prestasi bagi manajer pusat investasi.

2.2.4.4 Proses Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen terdiri dari struktur dan proses. Struktur

merupakn hubungan antara komponen yang dinyatakan dalam bentuk unit

organisasi dan sifat informasi yang mengalir di antara unit-unit tersebut.

Sedangkan proses merupakan seperangkat tindakan yang dilakukan untuk

memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannya, melibatkan

banyak komunikasi. Komunikasi ini dapat bersifat formal dan informal.

Komunikasi formal meliputi tahap-tahap yang terstruktur yang saling terkait.

Komunikasi informal dapat berupa, percakapan, memo, pertemuan dan lain-lain.

Proses sistem pengendalian manajemen meliputi tahap-tahap sebgai

berikut:

a. Penyusunan Program

Penyusunan program adalah proses memutuskan program-program yang

akan dilaksanakan organisasi serta perkiraan jumlah sumber daya yang akan

dialokasikan untuk masing-masing program.Pemograman merupakan bagian dari

pengendalian manajemen yang berada dekat garis pemisah antara dua proses

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

manajemen yaitu perencanaan srategik dan pengendalian manajemen.Dalam

proses perencanaan strategik, manajemen memutuskan tujuan-tujuan organisasi

serta strategi-strategi utama dalam mencapai tujuan. Keputusan pemograman yang

diambil yaitu: apakah akan melaksanakan strategi ini dengan melaksankan

akuisisi atau dengan membangun operasi baru, apa lini produk yang akan

diutamakan, apakah produk ini harus dibeli atau dibuat sendiri, apa saluran

pemasarn yang akan digunakan.

b. Penyusunan Anggaran

Sejalan dengan perkembangan dunia usaha, perusahaan-perusahaan

berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar dengan jenis kegiatan dan

volume kegiatan yang meningkat. Keadaan ini menjadikan proses perencanaan

dan pengendaliannya menjadi tidak sederhana. Untuk membantu manajemen

dalam mengelola perusahaan maka digunakanlah anggaran sebagai sistem

perencanaan,koordinasi dan pengawasan dalam perusahaan. Definisi anggaran

yang dikemukakan oleh Gunawan Adi Saputra dan Marwan Asri (2003:6) adalah:

“Suatu Pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan

tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan

pengawasan.”

.Sedangkan menurut Horngren dkk (2005:509) yang terjemahkan oleh

Endah Susilaningtyas adalah sebagai berikut:

“Anggaran ialah persyaratan kuantitatif dari rencana tindakan dan

suatu alat bantu untuk koordinasi dan mengimplementasikan rencana.”

Dari definisi di atas, maka dapat dijelaskan bahwa anggaran merupakn

perencanaan formal dari keseluruhan kegitan perusahaan (termasuk didalamnya

anggaran biaya produksi) didalam jangka waktu tertentu yang dinyatakan dalam

unit kuantitatif. Anggaran merupakan suatu perencanaan yang di susun secara

formal didalam perusahaan tersebut mencakupseluruh kegiatan perusahaan tanpa

adanya pengecualian. Dengan demikian anggaran berfungsi sebagai alat bantu

manajemen untuk penyusunan perencanaan, koordinasi, dan pengawasan kegiatan

perusahaan.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

c. Pelaksanaan Pengendalian Anggaran

Setelah penyusunan anggaran, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan

pengendalian anggaran. Untuk pelaksanaan anggaran diperlukan pengendalian

agar dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Untuk itu harus diselidiki adanya

perbandingan antara anggaran biaya produksi dengan realisasi anggaran biaya

produksi. Apabila terdapat perbedaan maka perusahaan harus menganalisis sebab

– sebab terjadinya perbedaan tersebut kemudian dilakukan tindakan koreksi

terhadap penyimpangan yang terjadi.

d. Pengukuran Kinerja

Penyusunan program dan anggaran yang telah ditetapkan dijadikan alat

untuk menilai kinerja manajer dan memotivasi manajer dalam mengendalikan

unit-unit pusat pertanggung jawaban. Dalam tahap ini anggaran dilaksanakan oleh

manajer pusat pertanggung jawaban dan akuntansi bertanggung jawab mencatat

masukan yang sesungguhnya diperoleh oleh pusat pertanggung jawaban. Data

yang dikelompokan menurut program digunakan sebagai dasar pemograman yang

akan datang, sedangkan data yang dikelompokan menurut pusat pertanggung

jawaban digunakan untuk mengukur prestasi kerja manajer pusat pertanggung

jawaban .

e. Pelaporan dan Analisis

Tahap terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah pelaporan dan

analisis. Dalam tahap ini data akuntansi yang sudah terkumpul menurut program

dan menurut pusat pertanggung jawaban disajikan dalam bentuk laporan

keuangan. Dalam laporan keuangan tidak hanya disajikan informasi akuntansi

saja, namun meliputi juga informasi non akuntansi. Laporan tersebut

dimaksudkan untuk memberitahukan kepada para manajer mengenai apa yang

sedang berlangsung dalam pusat pertanggung jawaban yang mereka pimpin dan

juga untuk menjamin koordinasi kegiatan antar pusat pertanggung jawaban.

Laporan atas kinerja pusat pertanggung jawaban juga digunakan sebagai dasar

untuk pengendalian. Pengendalian ini berupa analisis terhadap penyimpangan dari

pelaksanaan anggaran dan penjelasan mengenai pelaksanaan kegiatan. Atas dasar

hasil analisis, manajer pusat pertanggung jawaban dapat segera merumuskan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

tindakan perbaikan berupa perbaikan pelaksanaan, perbaikan anggaran, perbaikan

program, atau perumusan kembali strategi untuk pencapain tujuan perusahaan.

2.2.5 Elemen-elemen Sitem Pengendalian Manajemen

Elemen-elemen sistem pengendalian manajemen meliputi proses, manajer,

tujuan, efesiensi, dan keefektifitasan serta kepastian. Untuk uraian masing-masing

elemen sebagai berikut:

a. Proses.

Pengendalian manajemen mencakup sistem pengendalian manajemen yang

terdiri atas tataan organisasi, wewenang, tanggung jawab dan informasi untuk

memungkinkan pelaksanaan pengendalian dan untuk memproses sekumpulan

tindakan yang memastikan bahwa organisasi bekerja untuk mencapai tujuannya.

b. Manajer.

Pengendalian manajemen merupakan alat bagi manajer. Pengendalian

manajemen adalah proses yang berorientasi pada manusia, maka manajer-manajer

lini menjadi titik pusat dalam pengendalian ini.

c. Tujuan.

Tujuan dari proses pengendalian ditentukan dalam perencanaan strategis.

d. Efisiensi dan keefektifan.

Efektif berarti kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan

atau hubungan keluaran dan dengan sasaran yang harus dicapainya. Efisiensi

merupakan perbandingn antara keluaran yang dihasilkan dengan besarnya tingkat

masukan yang dipergunakan.

e. Kepastian.

Manajemen membutuhkan kepastian yang konstan melalui pengendalian

manajemen unutk menjamin bahwa pekerjaan memang sedang dilaksanakan

secara efisien dan efektif.

2.2.6 Manfaat Sistem Pengendalian Manajemen dengan Proses Manajemen

Fungsi manajemen mencakup perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan pengendalian. Sistem pengendalian manajemen merupakan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

bagian proses manajemen yang berhuhubungan dengan fungsi perencanaan dan

pengendalian organisasi. Sistem pengendalian manajemen berhubungan dengan

aspek kebijakan administrative fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi.

Aspek kebijakan administrative tersebut pada dasarnya berhubungan dengan

tahap-tahap berikut:

a. Perencanaan organisasi dan unit-unitnya untuk mencapai tujuan dalam jangka

waktu tertentu.

b. Pengkoordinasian rencana dan kegiatan semua bagian untuk memastikan

bahwa organisasi beserta bagian-bagiannya beroperasi dengan tujuan yang

sama.

c. Pengolahan informasi dan memutuskan tindakan yang harus diambil apabila

ada, untuk mengoreksi penyimpangan.

d. Mempengaruhi perilaku manusia kearah pencapaian hasil yang diharapkan.

(Drs. R.A. Supriyono,S.U. Akt ; 2000:31).

2.3 Biaya

Dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan dari perusahaan,

biaya merupakan unsur penting yang perlu dikorbankan perusahaan untuk

pencapaian tujun dan sasaran perusahaan. Dalam pelaksanaanya biaya harus

dikendalikan dengan baik agar setiap pengeluarannya memberikan manfaat bagi

perusahaan.

2.3.1 Pengertian Biaya

Menurut Sunarto (2003:4) biaya adalah:

“Biaya adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan

atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan”.

Menurut Mulyadi (2001:8) biaya adalah:

“Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam

satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan terjadi untuk tujuan

tertentu”.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

2.4 Biaya Produksi

2.4.1 Pengertian Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan unsur biaya yang pokok dan melekat erat pada

perusahaan, khususnya pada perusahaan manufaktur. Kegiatan manufaktur

merupakan proses transformasi bahan mentah menjadi barang jadi melalui

penggunaan bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik.

Menurut Kamus Istilah Akuntansi (2003:180) biaya produksi adalah:

“Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk di jual. Menurut

objek pengeluarannyasecara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik”.

Menurut Mulyadi (2001:14) yang dimaksud biaya produksi adalah:

“Biaya produksi ialah biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku

menjadi produk jadi yang siap untuk di jual”.

Sedangkan menurut Hongren, dkk (2006:30) mendefinisikan biaya

produksi sebagai berikut:

“Manufacturing cost also called production cost or factory cost is

usually defined as the sum of three cost element: direct material, direct labour,

and factory overhead”.

Berdasrkan uraian tersebut dapat dikatakan biaya produksi ialah biaya

yang berhubungan dengan proses pengolahan produk, dari bahan mentah menjadi

barang jadi yang terdiri dari tiga komponen biaya yaitu biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Menutut Hongren (2005:250) ada tiga unsur yang terdapat pada produk

jadi, yaitu:

“there are three major element in cost of manufacture product:

1. Direct materials. All material that are physically observable as being

identified with the finished goods and that may be traced to the

finished good in an economically feasible manner.

2. Direct labour. All labour that is physically traceable to finished goods

economically feasible manner.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

3. Indirect manufacturing cost. All cost other than materials and direct

labour that are associated with manufacturing process”.

Dibawah ini akan diuraikan ketiga jenis biaya tersebut.

2.4.2 Biaya Bahan Baku langsung

Menurut Sunarto (2003:5) biaya bahan baku adalah:

“ Biaya bahan baku adalah biaya yang timbul karena pemakaian

bahan. Biaya bahan merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam

produksi untuk membuat barang jadi. Biaya bahan baku merupakan bagian

dari harga pokok barang yang akan dibuat”.

Biaya bahan baku langsung merupakan biaya seluruh bahan yang

membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi yang dapat

langsung diperhitungkan kedalam harga pokok dari produk tersebut. Dalam

menentukan harga pokok bahan baku, seluruh biaya yang menyangkut perolehan

bahan tersebut (seperti biaya penggudangan, transportasi, dll) ditambah kedalam

harga beli bahan baku.

2.4.3 Biaya Tenaga Kerja Langsung

Pengertian biaya tenaga kerja langsung menurut Sunarto (2003:5) sebagai

berikut:

“ Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya yang timbul karena

pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi

barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang

diberikan kepada tebaga kerja yang terlibat langsung dalam pengolahan

barang”.

Jadi biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya yang berkaitan dengan

karyawan atau tenaga yang dikerahkan untuk mengubah bahan baku menjadi

barang jadi. Biaya ini meliputi gaji karyawan yang dapat dibebankan langsung ke

produk tertentu.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

2.4.4 Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selama biaya bahan

baku dari biaya tenaga kerja langsung yang dapat dibebankan ke dalam produk.

Mulyadi (2001:207-208) menyatakan bahwa termasuk kedalam biaya overhead

pabrik adalah:

1. Biaya bahan penolong. Biaya bahan penolong adalah bahan yang tidak

menjadi bagian dari produk jadi, atau bahan yang menjadi bagian produk jadi,

tetapi nilainya relative kecil jika dibandingkan dengan harga pokok produk

tersebut.

2. Biaya reparasi dan pemeliharaan. Biaya reparasi dan pemeliharaa merupakan

biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai, dan harga perolehan jasa dari

pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan

emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin dan equipment,

kendaraan, perkakas laboratorium, dan aktiva tetap yang diperguanakan untuk

keperluan pabrik.

3. Biaya tenaga kerja tidak lansung. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah

tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung

kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari

upah, tunjangan dan biaya kesejahteraanyang dikeluarkan untuk tenaga kerja

tidak langsung tersebut.

4. Beban biaya yang timbul akibat penilaian terhadap aktiva tetap. Biaya-biaya

yang masuk kedalam kelompok ini antara lain adalah biaya biaya asuransi

gedung dan emplasemen, asuransi mesin dan equipment, asuransi kendaraan,

asuransi kecelakaan karyawan dan biaya amortisasi kerugian.

5. Biaya produksi tidak langsung lainnya yang memerlukan pengeluaran uang

tunai. Biaya overhead pabrik yang masuk kedalam kelompok ini antara lain

adlah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya

listrik PLN dan sebagainya.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

2.5 Pengertian Efektivitas

Menurut Mardiasmo (2002:134) pengertian efektivitas yaitu:

“Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi

mencapai tujuannya. Apabila suatu organiasasi berhasil mencapai

tujuannya, maka organisasi tersebut dapat dikatakan efektif. Hal terpenting

yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan berapa

besarnya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Biaya

boleh jauh melebihi biaya yang yang telah dianggarkan, boleh jadi dua kali

lebih besar, atau bahkan tiga kali lebih besar dari pada yang telah

dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan

telah mencapai tujuan yang ditetapkan”.

Efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapain tujuan atau

target kebijakan (hasil guna). Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran

dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan

efektif jika proses kegiatan telah mencapai sasaran akhhhir kebijakan.

Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak dari

keluaran program untuk mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi

output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan,

maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.

Tetapi pengertian efektivitas tidak hanya menitik beratkan pada segi

output melainkan juga memeperhatikan pada aspek-aspek lainnya, misalnya yaitu:

1. Dengan mempertimbangkan cara alternatif yang berupa rancngan-rancangan

program alternatif untuk mencapai tujuan.

2. Dengan memprtimbangkan tujuan alternatif yang merupakan kemungkinan-

kemungkinan target atau sasaran yang lain.

Perluasan titik pandang terhadap pengertian efektivitas tersebut diatas

berakibat pada luas linkup perhatian pemeriksaan hasil proram yang mana

sampai ke masalah penilaian terhadap kebijaksanaan manajemen tingkat atas

atau strategi manajemen tingkat atas dalam mencapai tujuan program.

Sedangkan efektivitas biaya produksi adalah suatu kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara meminimalkan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

penyimpangan biaya produksi yang terjadi, baik selisih biaya bahan baku,

selisih biaya tenaga kerja, maupun selisih biaya overhead pabrik.

Penyimpangan biaya produksi merupakan perbedaan antara anggaran dengan

realisasi, dan jika penyimpangan cukup signifikan maka penyimpangan

tersebut diselidiki lebih lanjut.

Efektivitas biaya produksi juga menyangkut kesesuaian kuantitas produk

yang dihasilkan dengan anggaran, kualitas produk yang sesuai dengan target

kualitas, dan ketepatan waktu produksi. Jadi, pada dasarnya biaya produksi

dikatakan efektif jika dalam proses pengolahan bahan baku menjadi barang

jadi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Apabila hal-hal tersebut

belum dipenuhi oleh perusahaan, maka perlu dilakukan langkah-langkah

perbaikan untuk meningkatkan efektivitas biaya produksi.

2.6 Pengendalian Biaya Produksi

2.6.1 Pengertian Pengendalian

Pengertian pengendalian menurut kamus The New Oxford Illustrared

Dictionary yang dialihbahasakan oleh Apandi Nasehatun (2007:7) adalah:

1. Fungsi pengendalian dan pengaturan

2. Pembatasan, pemeriksaan, standar pembanding

3. Pengawas atau pemeriksa

Menurut Jajuk Herawati dan Sunarto (2004:6) Pengendalian adalah:

“ Pengendalian adalah suatu kegiatan yang diperlukan untuk

mengusahakan agar tujuan, rencana, kebijakan dan standar yang ditetapkan

dapat dicapai dengan baik semaksimal mungkin.”

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa inti pengendalian

adalah pengendalian aktivitas perusahaan menuju sasaran yang sudah ditetapkan

dalam perencanaan dan membandingkan hasil pelaksanaan tersebut dengan

rencana yang telah disusun sebelumnya.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

2.6.2 Proses pengendalian biaya produksi

Terkait dengan biaya, maka fungsi pengendalian dikaitkan sebagai usaha

mengarahkan pemakaian biaya menurut rencana dan membandingkan biaya yang

sebenarnya terjadi dengan biaya yang sudah ditetapkan dalam anggaran dan

mengambil tindakan perbaikan jika terjadi penyimpangan.

Pengertian pengendalian biaya menurut Apandi Nasehatun (2000:214)

adalah :

“ Pengendalian biaya berarti serangkaian langkah – langkah mulai

dari penyusunan satu rencana biaya sampai kepada tindakan yang perlu

dilakukan jika terdapat perbedaan yang sudah ditetapkan (rencana) dengan

yang sesungguhnya terjadi (realisasi).”

Pengendalian penting bagi manajemen dan dilakukan bukan atas dasar

kecurigaan, akan tetapi merupakan suatu bagian yang terpadu dalam melaksankan

pekerjaan yang terencana dan melangkah pada kemajuan aktivitas suatu

perusahaan.

Adapun fungsi pengendalian menurut Apandi Nasehatun (2000:38)

adalah:

1. Untuk mengendalikan atau mengarahkan dan mengawasi kegiatan dan

pengeluaran. Salah satu tujuan dari perencanaan untuk memilih kegiatan

yang paling profitable. Kegiatan ini tentunya tidak hanya direncanakan

tetapi juga dilaksanakan dan pelaksanaanya perlu ada pengawasan atau

pengendalian agar berjalan sesuai rencana serta mencapai hasil yang

diinginkan.

2. Untuk mencegah atau menghindari terjadinya pemborosan atau inefisiensi

atau penyimpangan. Dengan adanya control dan perencanaan yang baik,

hal semacam ini dapat dihindari atau paling tidak diminimalkan.

Sedangkan proses pengendalian (Stage of control) menurut Apandi

Nasehatun (2000:130) meliputi tahap – tahap :

1. Menentukan sasaran (Goal) untuk performa aktivitas atau fungsi. Sasaran

ini membantu untuk mengarahkan dan menghubungi usaha manusia.

Sasaran organisasi adalah hasil yang diinginkan atau state of affairs,

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

dimana kebijakan merupakan hasil sistem pencapaian (achievement system

policies) yang dikomitkan dan sumber daya dialokasikan.

2. Menemukan standar performa untuk setiap sasaran khusus dan aktivitas

atau fungsi. Pada dasarnya, standar merupakan hasil yang ada apabila

performa memuaskan.

3. Memonitor atau pengukuran performa aktual. Pengukuran performa actual

dapat dilihat dari bidang moneter, istilah akuntansi dengan indikator

akuntansi lain, dan nonmoneter. Dalam moneter dikenal dengan istilah

pemonitoran. Dalam istilah akuntansi dapat dilihat dari laba, biaya (Cost),

pendapatan, sedangkan indikator akuntansinya seperti ROI atau residual

income. Sementara itu dalam bidang nonmoneter dilihat dari mutu

produksi, sifat dari tanggapan pasar atau setiap indicator sosial.

Pengukuran (Measurement) diselesaikan oleh manusia atau alat – alat

mekanikal yang dikenal sebagai sensor.

4. Menelaah (Review) dan membandingkan aktual dengan performa yang

direncanakan. Ini disebut sebagai proses pembandingan (Comparasion

process), yang menentukan apakah terdapat perbedaan antara aktivitas dan

hasil yang terjadi dan apa yang seharusnya terjadi.

5. Memproduksi deviasi dan mengadministrasikan untuk memotivasi dan

menekankan performa. Ini disebut sebagai proses penilaian atau ganjaran

(Evaluation atau Reward process).

Pengendalian biaya produksi merupakan suatu tindakan manajemen untuk

mencapai tujuan dengan cara membandingkan rencana biaya yang dibuat sebalum

kegiatan produksi dilaksanakan dengan biaya sesungguhnya terjadi dalam proses

produksi. Dengan cara itu dapat diketahui besarnya penyimpangan tersebut, untuk

melakukan tindakan perbaikan dalam pelaksanaan selanjutnya guna meningkatkan

efesiensi biaya produksi.

Adapun tujuan pengendalian biaya produksi adalah memperoleh jumlah

produksi atau hasil yang sebesar – besarnya dengan kualitas yang dikehendaki

mulai dari pemakaian jumlah bahan baku, tenaga kerja, usah atau fasilitas juga

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

sudah ditentukan. Dengan kata lain memperoleh hasil yang sebaik – baiknya

dengan biaya yang sekecil mungkin dalam kondisi yang ada.

Pengendalian biaya produksi dilakukan untuk mempertahankan dan

meningkatkan efesiensi biaya produksi. Pengendalian biaya produksi meliputi

pengendalian biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead

pabrik dimana pengendalian tersebut dapat dilaksanakan secara operasional.

Pengendalian bahan baku berupa pengendalian terhadap pemakaian bahan

baku dalam menunjang kelancaran proses produksi dengan tetap memperhatikan

efesiensi pemakainya. Pengendalian terhadap pembelian bahan baku untuk

menghindari kelebihan atau kekurangan persediaan.

Pengendalian biaya tenaga kerja langsung dapat melaui pengawasan jam

kerja dan kehadiran karyawan. Sedangkan pengendalian biaya overhead pabrik

dapat dilakukan dengan penggunaan kapasitas sumber daya overhead (misalnya

mesin dan bangunan) se optimal mungkin, serta dengan melaksanakan dan

mengendalikan sumber – sumber daya tersebut dengan baik untuk tujuan yang

bermanfaat.

Setiap pengendalian memiliki tiga unsur dasr yaitu penetapan standar

performa, pengukuran performa yang sesungguhnya, dan perbandingan antara

performa yang sesungguhnya terjadi dengan rencana standar performa yang telah

ditetapkan.

2.7 Manfaat Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap

Keefektifitasan Pengendalian Biaya Produksi

Penerapan sistem pengendalian manajemen sangat bermanfaat bagi

perusahaan, sistem pengendalian manajemen merupakan suatu sistem yang

digunakan oleh para manajer untuk mengarahkan anggota organisasi agar

melaksankan kegiatan secara efektif dan efisien sesuai strategi pokok yang teah

ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran. Sistem pengendalian manajemen

terdiri dari struktur dan proses, dimana struktur pengendalian manajemen

dipusatkan pada berbagai macam pusat pertanggung jawaban, setiap pusat

pertanggung jawaban memiliki masukan dan keluaran.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manfaat Judul pada

Untuk efektivitas pengendalian biaya produksi, sebelumnya sudah

dijelaskan bahwa efektivitas adalah hubungan antara output pusat pertanggung

jawaban dengan tujuannya. Suatu biaya dikatakan efektif apabila hasil

keluarannya sesuai dengan rencana yang ditetapakan. Semakin besar keluaran

pusat pertanggung jawaban terhadap pencapaian tujuan perusahaan semakin

efektif kegiatan pertanggung jawaban tersebut.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manfaat penerapan sistem

pengendalian manajemen dengan keefektifitasan pengendalian biaya produksi

adalah sistem pengendalian manajemen merupakan alat bantu manajemen dalam

melakukan fungsi pengendalian pada biaya produksi, sehingga efektivitas

pengendalian biaya produksi dapat tercapai.