daftar isisejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/proposal-skripsi-fix.docx · web viewproposal skripsi oleh...

165
STUDI KOMPARASI ANTARA METODE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DENGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP COMMUNICATING DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH PESERTA DIDIK KELAS X IPS DI MAN 3 JEMBER TAHUN AJARAN 2017/2018 PROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH i

Upload: hoangdung

Post on 23-Jun-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

STUDI KOMPARASI ANTARA METODE ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DENGAN METODE COOPERATIVE SCRIPT TERHADAP COMMUNICATING DAN HASIL BELAJAR

MATA PELAJARAN SEJARAH PESERTA DIDIK KELAS X IPS DI MAN 3 JEMBER

TAHUN AJARAN 2017/2018

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh

Vina Himaturrofi’ahNIM 130210302078

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAHJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JEMBER

2018

i

Page 2: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

DAFTAR ISI

Halaman

COVER ........................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. iv

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 7

2.1 Pembelajaran Sejarah.................................................................... 7

2.2 Metode Pembelajaran Active Knowledge Sharing........................ 9

2.3 Metode Pembelajaran Cooperative Script.................................... 12

2.4 Communicating (Kemampuan Berkomunikasi)........................... 15

2.5 Hasil Belajar.................................................................................. 19

2.6 Hubungan Antara Metode Active Knowledge Sharing dengan

Communicating dan Hasil Belajar Peserta Didik.......................... 23

2.7 Hubungan Antara Metode Cooperative Script dengan

Communicating dan Hasil Belajar Peserta Didik ......................... 24

2.8 Penelitian-Penelitian yang Relevan ............................................. 26

2.9 Kerangka Berpikir ........................................................................ 27

2.10 Hipotesis....................................................................................... 29

BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................ 30

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................. 30

3.2 Desain Penelitian ......................................................................... 30

3.3 Definisi Operasional .................................................................... 32

3.4 Variabel Penelitian........................................................................ 33

3.5 Populasi......................................................................................... 33

3.6 Metode Pengumpulan Data........................................................... 34

ii

Page 3: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

3.7 Instrumen Penelitian .................................................................... 36

3.8 Uji Instrumen Penelitian............................................................... 36

3.8.1 Uji Validitas ........................................................................ 36

3.8.2 Uji Reliabilitas .................................................................... 37

3.9 Analisis Data ................................................................................ 37

3.10 Uji Hipotesis ................................................................................ 39

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40

iii

Page 4: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A. Matriks Penelitian ...................................................................... 43

Lampiran B. Data Peserta Didik..................................................................... 47

Lampiran C. Pedoman Pengumpulan Data ...................................................... 51

Lampiran D. Pedoman Wawancara ................................................................. 53

Lampiran E. Hasil Wawancara ........................................................................ 54

Lampiran F. Pengisian Instrumen Angket Communicating ............................ 56

Lampiran G. Instrumen Penilaian Hasil Belajar ............................................. 64

Lampiran H. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................... 72

Lampiran I. Uji Validitas dan Reliabilitas....................................................... 97

iv

Page 5: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran dalam kurikulum 2013 mengharapkan pendidik mampu

memberikan inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang

berpusat kepada peserta didik (student centered) menjadikan pendidik hanya

berperan sebagai fasilitator dan mediator bagi peserta didik. Pendidik pun dituntut

untuk melakukan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan inovatif sehingga

peserta didik mempunyai peranan yang besar dalam proses pembelajaran.

Pendidik dapat menggunakan model, strategi, dan metode pembelajaran yang

bervariasi untuk melibatkan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.

Semakin besar peranan peserta didik dalam proses pembelajaran, peluang

keberhasilan pembelajaran juga akan besar.

Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah metode pembelajaran.

Metode pembelajaran merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat akan berdampak pada tercapainya

tujuan pembelajaran (Sani, 2013:158). Penerapan metode pembelajaran yang tidak

tepat akan membuat peserta didik sulit menerima dan memahami materi pelajaran.

Akibatnya peserta didik menjadi tidak konsentrasi dan tidak tertarik dengan

pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini dapat menjadikan hasil belajar

peserta didik rendah. Berdasarkan hal inilah pendidik harus pintar-pintar memilih

dan menerapkan metode pembelajaran yang akan digunakan agar peserta didik

dapat menerima materi pembelajaran dengan baik dan tujuan pembelajaran juga

dapat terpenuhi dan tercapai.

Penerapan metode pembelajaran dalam pembelajaran sejarah sangat

diperlukan bagi peserta didik untuk menunjang proses belajarnya. Sejarah menjadi

kajian yang berorientasi ke masa depan dalam kaitannya dengan permasalahan

yang terjadi di masa kini. Sejarah merupakan suatu ilmu sosial yang mengkaji

tentang kenyataan dan pengalaman hidup manusia. Sejarah berkaitan dengan

berbagai rangkaian peristiwa yang masing-masing peristiwa mempunyai keunikan

sendiri (Kochhar, 2008:13-14). Pembelajaran sejarah dalam kurikulum 2013

1

Page 6: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

2

mengharuskan peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran. Oleh karena itu,

pendidik harus mampu menerapkan berbagai macam metode dalam pembelajaran

sejarah.

Pembelajaran sejarah mempunyai tujuan untuk menyadarkan peserta didik

tentang adanya perubahan dan perkembangan di kehidupan masyarakat dalam

dimensi waktu dan membangun kesadaran sejarah dalam menemukan,

memahami, dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu, masa kini, dan masa

depan. Pembelajaran sejarah mengajak peserta didik untuk memahami dan

menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam suatu peristiwa di masa lalu untuk

dijadikan sebagai pedoman di kehidupan masa kini dan masa yang akan datang.

Tujuan pembelajaran menurut Kochhar (2008:51-53) bahwa pembelajaran sejarah

harus membuat peserta didik mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman,

pemikiran kritis, keterampilan praktis, minat, serta perilaku dalam proses

pembelajaran sejarah. Sejalan dengan hal tersebut, kurikulum 2013 lebih

menekankan aspek afektif dari peserta didik itu sendiri. Hal ini berarti pendidikan

karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. Untuk mewujudkan hal

tersebut, diperlukan suatu pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif

terlibat dalam pembelajaran.

Pembelajaran sejarah yang baik adalah pembelajaran sejarah yang mampu

menumbuhkan kemampuan peserta didik dalam mengkonstruksi peristiwa sejarah

di masa lampau. Peristiwa sejarah dapat menjadi basis topik pembelajaran sejarah

dengan mengaitkannya dengan kondisi di masa sekarang (Subakti, 2010:4).

Pembelajaran sejarah harus dilakukakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk aktif. Selain itu

pembelajaran sejarah juga harus memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas

dan kemandirian peserta didik sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik (Mulyasa, 2015:22).

Pembelajaran sejarah kelas X IPS di MAN 3 Jember seringkali dilaksanakan

tanpa menggunakan metode pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

peneliti akan menerapkan beberapa metode yang dapat digunakan dalam

pembelajaran sejarah. Peneliti ingin mengetahui metode apa yang dapat

Page 7: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

3

meningkatkan keaktifan dan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi.

Metode pembelajaran merupakan sarana interaksi antara pendidik dan peserta

didik. Interaksi yang baik antara pendidik dan peserta didik ditandai dengan

adanya komunikasi belajar yang baik antara pendidik dengan peserta didik,

peserta didik dengan pendidik, serta peserta didik dengan peserta didik.

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat diharapkan juga akan meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

Metode-metode pembelajaran yang mungkin cocok diterapkan dalam

pembelajaran sejarah untuk melibatkan peserta didik agar dapat berperan aktif

serta melatih kemampuan berbicara dalam pembelajaran diantaranya adalah

metode STAD, jigsaw, TGT, TAI, problem solving, active knowledge sharing,

cooperative script, dll. Namun, dalam penelitian ini peneliti memilih

menggunakan metode pembelajaran active knowledge sharing dan cooperative

script yang digunakan untuk mengembangkan communicating (kemampuan

berbicara) dan hasil belajar peserta didik. Metode active knowledge sharing

(berbagi pengetahuan aktif) adalah metode pembelajaran dimana peserta didik

akan dibawa untuk menerima materi pembelajaran dengan baik (Zaini, 2011:22).

Metode active knowledge sharing dapat digunakan untuk melihat kemampuan

peserta didik dalam membentuk kerja sama bersama dengan teman sekelompok.

Penerapan metode active knowledge sharing dapat menambah kemampuan yang

akan dimiliki peserta didik, diantaranya adalah kemampuan mendengarkan,

kemampuan berbicara, menunjukkan penerimaan jawaban atau pendapat,

menerima jawaban atau pendapat (receiving), berperan dalam diskusi kelompok

melalui kegiatan menanggapi (responding), mendukung atau menentang suatu

gagasan (valuing), mendiskusikan permasalahan, merumuskan masalah,

menyimpulkan suatu gagasan (organizing), serta kemampuan dalam menacari

suatu penyelesaian masalah (caracterizing) (Dewi, dkk, 2011:81). Tujuan utama

metode active knowledge sharing adalah meningkatkan pemahaman peserta didik

tentang konsep-konsep pembelajaran yang disampaikan oleh pendidik didalam

kelas.

Page 8: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

4

Pembelajaran sejarah dengan metode active knowledge sharing menarik

peneliti untuk membuat suatu perbandingan atau studi komparasi dengan metode

pembelajaran lain yang dipilih oleh peneliti yaitu metode cooperative script.

Metode cooperative script menurut Slavin (2003:273) adalah salah satu metode

pembelajaran yang dapat membangun kerjasama antar peserta didik. Kerjasama

ini dapat terbangun saat peserta didik berdiskusi dengan pasangan belajarnya

menngenai materi pembelajaran yang telah diberikan oleh pendidik. Pembelajaran

dengan metode cooperative script membagi peserta didik untuk berkelompok

dengan cara berpasang-pasangan. Satu peserta didik akan berperan sebagai

pembicara yang akan membacakan hasil dari pemecahan masalah yang

diperolehnya. Sementara satu peserta didik lain akan berperan sebagai pendengar

yang akan menyimak dan mendengarkan penjelasan dari pembicara, serta

mengoreksi hasil pemecahan masalah yang disampaikan oleh pembicara apabila

ada kekurangan dan kesalahan (Muniroh, 2010:30). Metode cooperative script

juga dapat memudahkan peserta didik dalam melakukan interaksi sosial, sehingga

dapat mengembangkan keterampilan berkomunikasi dan berdiskusi peserta didik.

Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan metode cooperative script akan

membuat peserta didik lebih menghargai pendapat orang lain.

Alasan peneliti memilih metode cooperative script sebagai pembanding dari

metode active knowledge sharing karena pada metode cooperative script peserta

didik juga diarahkan untuk melakukan diskusi dan komunikasi dengan pasangan

belajarnya. Adanya diskusi tersebut juga akan menambah pemahaman peserta

didik tentang materi pembelajaran. Peran pendidik dalam pembelajaran dengan

menggunakan metode active knowledge sharing dan cooperative script ialah

sebagai fasilitator. Pendidik hanya mengarahkan dan membimbing peserta didik

pada saat diskusi berlangsung.

Perbedaanmya ialah pada metode active knowledge sharing peserta didik

saling bertukar pikiran secara berkelompok. Setiap kelompok diwakili oleh satu

peserta didik untuk menjelaskan materi diskusi kelompoknya kepada kelompok

yang lain. Sedangkan pada metode cooperative script setiap peserta didik

mempunyai ide dan pendapat masing-masing, dan akan menjelaskan materi

Page 9: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

5

diskusi kepada peserta didik lain yang menjadi pasangan belajarnya. Kedua

metode tersebut dapat melatih kemampuan peserta didik dalam mengemukakan

pendapat kepada orang lain secara lisan. Pendidik juga dapat mengetahui seberapa

besar pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran dengan melihat

hasil diskusi peserta didik.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk membuat judul penelitian

“Studi Komparasi antara Metode Active Knowledge Sharing dengan Metode

Cooperative Script Terhadap Communicating dan Hasil Belajar Mata

Pelajaran Sejarah Peserta Didik Kelas X IPS di MAN 3 Jember Tahun

Ajaran 2017/2018”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1) apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara metode active

knowledge sharing dengan metode cooperative script terhadap

communicating peserta didik?

2) apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara metode active

knowledge sharing dengan metode cooperative script terhadap hasil

belajar sejarah peserta didik?

3) metode pembelajaran manakah yang lebih baik antara metode active

knowledge sharing dan metode cooperative script terhadap

communicating dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran

sejarah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dalam pembelajaran sejarah

antara metode active knowledge sharing dengan metode cooperative

script terhadap communicating peserta didik pada pembelajaran sejarah;

Page 10: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

6

2) untuk mengetahui perbedaan yang signifikan dalam pembelajaran

sejarah antara metode active knowledge sharing dengan metode

cooperative script terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaran

sejarah;

3) untuk mengetahui metode pembelajaran yang lebih baik dalam

pembelajaran sejarah antara metode active knowledge sharing dengan

metode cooperative script.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) bagi peserta didik, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

meningkatkan communicating dan hasil belajar terhadap mata pelajaran

sejarah;

2) bagi pendidik, sebagai masukan dan alternatif yang dapat digunakan pada

saat pembelejaran sejarah berlangsung;

3) bagi peneliti lain, diharapkan dapat digunakan sebagai referensi

tambahan terkait penerapan metode active knowledge sharing dan

metode cooperative script terhadap communicating dan hasil belajar,

khususnya pada pembelajaran sejarah;

4) bagi sekolah yang diteliti, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai masukan dalam meningkatkan kualittas pembelajaran

di sekolah khususnya di MAN 3 Jember.

Page 11: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembelajaran Sejarah

Pembelajaran adalah suatu upaya untuk membelajarkan sesorang atau

sekelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai startegi, metode dan

pendekatan ke arah pencapaian tujuan. Pembelajaran dapat dipandang sebagai

kegiatan pendidik secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat

peserta didik belajar secara aktif yang menekankan pada ketersediaan sumber

belajar. Pada prinsipnya, pembelajaran tidak hanya mencakup event-event yang

dilakukan oleh pendidik, tetapi mencakup seluruh events yang berpengaruh

langsung terhadap proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan

terencana untuk mengkondisikan seseorang agar dapat belajar dengan baik dan

mencapai tujuan pembelajaran (Majid, 2014:4). Sedangkan menurut Jihad dan

Haris (2012:11) pembelajaran adalah suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua

aspek, yaitu belajar dan mengajar. Belajar berorientasi kepada apa yang harus

dilakukan oleh peserta didik, serta mengajar yang berorientasi kepada pendidik

yang memberikan pelajaran kepada peserta didik. Tujuan pembelajaran dapat

tercapai apabila terjadi perubahan perilaku atau kompetensi peserta didik setelah

mengikuti pembelajaran (Rachmawati dan Daryanto, 2015:39).

Karakteristik pembelajaran sejarah menurut Susanto (2014:59-61) adalah

sebagai berikut:

a) pembelajaran sejarah mengajarkan tentang kesinambungan dan perubahan.

Dengan mengajarkan kesinambungan dan perubahan, dapat membangkitkan

kesadaran akan waktu dan menghadirkannya dalam pembelajaran sejarah

akan menjadi refleksi untuk kehidupan yang akan datang;

b) pembelajaran sejarah mengajarkan tentang jiwa zaman. Mempelajari sejarah

berarti juga mempelajari semangat, ide, dan semnagat jiwa manusia pada

masanya;

c) pembelajaran sejarah bersifat kronologis. Pembelajaran yang kronologis

mengajarkan kepada peserta didik untuk berfikir sistematis, runtut, dan

memahami hukum kausalitas;

7

Page 12: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

8

d) pembelajaran sejarah pada hakikatnya adalah mempelajari tentang

bagaimana perilaku manusia. Memahami dan menghayati perilaku manusia

akan membuat kita mampu untuk mengambil nilai-nilai positif dan

menerapkannya dalam kehidupan;

e) kulmulasi dari pembelajaran sejarah adalah memberikan pemahaman akan

hukum-hukum sejarah.

Tujuan pembelajaran sejarah pada umumnya ialah memperkenalkan kepada

peserta didik tentang riwayat perjuangan manusia untuk mencapai kehidupan yang

bebas, bahagia, adil, dan makmur (Ali, 2012:360). Sedangkan tujuan

pembelajaran sejarah menurut Kochhar (2008:27-37) diantaranya adalah:

a) mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri;

b) memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang, dan

masyarakat;

c) membuat masyarakat mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah

dicapai oleh generasinya;

d) mengajarkan toleransi;

e) menanamkan sikap intelektual;

f) memperluas cakrawala intelektualitas;

g) mengajarkan prinsip-prinsip moral;

h) menanamkan oreientasi ke masa depan;

i) memberikan pelatihan mental;

j) melatih peserta didik menangani isu-isu kontroversial;

k) membantu mencari jalan keluar dari berbagai masalah sosial dan

perseorangan;

l) memperkokoh rasa nasionalisme;

m)mengembangkan pemahaman internasional;

n) mengembangkan ketrampilan-ketrampilan yang berguna.

Page 13: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

9

2.2 Metode Pembelajaran Active Knowledge Sharing

Metode active knowledge sharing merupakan metode pembelajaran yang

dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

Metode active knowledge sharing adalah metode pembelajaran yang dapat

membawa peserta didik untuk siap belajar materi pembelajaran dengan cepat serta

dapat digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam bekerja sama

(Zaini, 2008:22). Kerjasama baik yang terjadi dalam kelompok ini dapat

menjadikan anggota kelompok saling bertukar pikiran sehingga pembelajaran

aktif akan terlaksana dengan baik. Tujuan utama metode active knowledge

sharing adalah untuk meningkatkan pemahaman tentang konsep-konsep yang

dibahas dalam pembelajaran dikelas (Majid & Chitra, 2013:1292). Sedangkan

tujuan penggunaan metode active knowledge sharing dalam pembelajaran

menurut Zaini, dkk (2008:23) adalah:

a) mengembangkan kemampuan bertindak dengan memuncullkan rasa ingin

tahu yang tinggi dalam suatu permasalahan yang ada;

b) mengembangkan sikap untuk dapat mendengarkan dan menanggapi dengan

kemampuan bertanya dan menyatakan pendapat;

c) memberikan ide dalam mendiskusikan permasalahan, merumuskan masalah,

serta menyimpulkan suatu gagasan;

d) mencari penyelesaian suatu masalah dengan orisinalitas jawaban yang

akurat.

Metode active knowledge sharing (berbagi pengetahuan aktif) adalah salah

satu metode pembelajaran yang dapat membawa peserta didik untuk siap belajar

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan (Zaini, dkk, 2008:22). Metode active

knowledge sharing ini juga dapat digunakan untuk melihat kemampuan peserta

didik dalam membentuk kerjasama tim. Dewi, dkk (2011:81) mengatakan bahwa

melalui metode active knowledge sharing kemampuan yang dapat dimiliki peserta

didik antara lain mendengarkan, menunjukkan penerimaan jawaban atau pendapat

dengan menyetujui jawaban atau pendapat tersebut, menerima jawaban atau

pendapat (receiving), berperan serta dalam disukusi melalui kegiatan menanggapi

(responding), mendukung atau menentang suatu gagasan (valuing),

Page 14: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

10

mendiskusikan permasalahan, merumuskan masalah, menyimpulkan suatu

gagasan (organizing), dan kemampuan dalam mencari penyelesaian masalah

(caracterizing). Yaghi, dkk (2011) mengatakan bahwa berbagi pengetauhan atau

knowledge sharing dapat melibatkan individu, kelompok, dan organisasi untuk

mengirim informasi antar peserta didik atau peserta didik dengan pendidik.

Penerapan metode active knowledge sharing menjadikan peserta didik

saling berinteraksi. Interaksi antar peserta didik yang terjadi didalam kelas

merupakan komponen yang penting dalam proses pembelajaran. Interaksi antar

peserta didik didalam kelas dapat diterapkan dengan cara membentuk beberapa

kelompok belajar. Kelompok belajar inilah yang akan membentuk kerjasama

sehingga dapat saling membantu pada saat proses pembelajaran, serta dapat

meningkatkan hubungan interpersonal antar peserta didik (Majid & Wey,

2009:22).

Prinsip saling tukar pengetahuan (knowledge sharing) seperti diungkapkan

oleh Bechina dan Bommen (2006:110) adalah mentransfer pengetahuan kepada

orang lain. Saling tukar pengetahuan dapat didefinisikan sebagai suatu proses

pertukaran pengetahuan antara paling sedikit dua orang melalui suatu proses

timbal balik. Penjelasan tersebut dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran

yaitu peserta didik yang mengetahui tentang materi pembelajaran menyampaikan

kepada teman yang tidak mengetahui. Sedangkan peserta didik yang tidak

mengetahui berusaha mencari tahu kepada teman yang lebih tahu agar dapat

memecahkan permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran. Metode

active knowledge sharing ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan

oleh peserta didik. Peserta didik akan terlibat secara langsung untuk saling

bertukar pengetahuan. Melalui metode active knowledge sharing peserta didik

diharapkan mampu menguasai pengetahuan mengenai fakta-fakta khusus dari

peristiwa-peristiwa masa lampau sesuai dengan waktu dan tempat terjadinya

pesristiwa tersebut (Pradeta, 2014:17).

Page 15: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

11

Adapun langkah-langkah dari metode pembelajaran active knowledge

sharing adalah sebagai berikut:

a) siapkan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang

akan diajarkan. Kategori pertanyaan yang dapat digunakan diantaranya

adalah:

kata-kata untuk didefinisikan;

pertanyaan pilihan ganda mengenai fakta atau konsep;

orang-orang yang harus dikenali atau didefinisikan;

pertanyaan-pertanyaan mengenai tindakan yang bisa diambil oleh peserta

didik dalam situasi tertentu;

kalimat-kalimat yang tidak lengkap.

b) perintahkan peserta didik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut;

c) mintalah peserta didik untuk menyebar ke seluruh ruangan dan mencari

peserta didik lain yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak

diketahuinya. Pendidik meminta peserta didik untuk saling membantu;

d) perintahkan peserta didik untuk kembali ke tempat semula dan pendidik

mengulas jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut. Gunakan informasi itu

untuk memperkenalkan topik-topik penting dalam pembelajaran (Silberman,

2014:101).

Metode active knowledge sharing mempunyai beberapa kelebihan dalam

suatu pembelajaran, diantaranya adalah:

a) meningkatkan keterampilan peserta didik;, diantaranya adalah keterampilan

berpikir, keterampilan memecahkan masalah, serta keterampilan

berkomunikasi;

b) peserta didik terlibat secara aktif dan kreatif dalam pembelajaran;

c) meningkatkan ingatan peserta didik pada konsep yang dipelajari;

d) mengajarkan peserta didik agar berani untuk mengemukakan pendapat dan

pertanyaan;

e) membantu memunculkan ide atau gagasan terhadap permasalahan yang

muncul (Pradeta, 2014:19).

Page 16: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

12

2.3 Metode Pembelajaran Cooperative Script

Metode pembelajaran cooperative script adalah suatu metode pembelajaran

yang membangun kerjasama antar peserta didik, khususnya peserta didik yang

menjadi pasangan belajarnya untuk mendiskusikan materi belajar yang telah

diberikan oleh pendidik (Slavin, 2003:273). Metode cooperative script merupakan

metode pembelajaran kooperatif yang dapat melatih peserta didik dalam hal

berbicara (mengemukakan pendapat) serta meningkatkan daya ingat peserta didik.

Metode cooperative script adalah metode pembelajaran yang menuntut peserta

didik untuk saling bekerja sama dalam memecahkan masalah (Shoimin, 2014:49).

Metode cooperative script cocok digunakan dalam pembelajaran sejarah karena

metode cooperative script dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan

serta mengaitkan fakta-fakta serta konsep-konsep yang didapatkan dari

pemecahan masalah.

Pendidik dan peserta didik membuat kesepakatan untuk menjalankan peran

masing-masing dalam penerapan metode cooperative script. Peserta didik yang

berperan sebagai pembicara mengemukakan pendapat dari materi bagiannya

dengan jelas agar peserta didik yang menjadi pendengar dapat mengoreksi hasil

ringkasannya. Sedangkan peserta didik yang berperan sebagai pendengar bertugas

untuk menyimak, mendengar, menambahkan, serta mengoreksi penjelasan dari

pembicara apabila ada kesalahan (Slavin, 2003:273). Cooperative script menuntut

peserta didik memiliki kemampuan menganalisis dan bekerja sama dengan

pasangan belajaranya dalam membuat ringkasan materi yang dipelajari, dimana

hal ini dilakukan oleh sepasang peserta didik dengan saling bergantian peran

sebagai pembicara dan pendengar agar kefektifan pembelajaran tercapai (Qur-

aniyah, 2016:28). Pendidik berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta

didik untuk mencapai tujuan belajar. Selain itu, pendidik juga mengontrol

jalannya pembelajaran dan mengarahkan peserta didik jika merasa kesulitan.

Pembelajaran dengan metode cooperative script menuntut adanya

komunikasi antar peserta didik dalam satu kelompok atau dengan pasangan

belajarnya. Peserta didik dapat menggunakan gaya bahasa mereka sendiri dalam

Page 17: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

13

berkomunikasi. Komunikasi dalam pembelajaran sangatlah penting untuk

dikembangkan. Komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan ide dan

gagasan melalui perasaannya karena komunikasi merupakan faktor penting guna

menunjang keberhasilan dalam pembelajaran (Suryani, 2013:5). Komunikasi yang

dilakukan dalam pembelajaran dengan metode cooperative script akan melatih

peserta didik untuk berani menyampaikan ide ke sesama teman, berani

mengungkapkan kesalahan teman dengan jujur secara lisan, dan berbagi informasi

yang dimiliki kepada orang lain sehingga masalah dalam pembelajaran dapat

terpecahkan (Qur-aniyah, 2016:29).

Aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran dengan menerapkan

metode cooperative script memberdayakan potensi peserta didik untuk

mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya, baik itu keterampilan

berbicara (mengemukakan pendapat) maupun keterampilan mendengarkan

(Shoimin, 2014:50). Selain itu, metode cooperative script dapat memunculkan

sifat ulet, meningkatkan kemandirian peserta didik, meningkatkan ketajaman

analisis peserta didik, memunculkan sikap demokratis, menambah ketelitian

peserta didik, peserta didik dapat menghargai pendapat orang lain, memunculkan

sikap kritis dalam diri peserta didik, serta sikap saling bekerja sama antar peserta

didik (Boleng, 2014:81). Hal ini berdampak pada pembuatan kesimpulan oleh

peserta didik dan juga pemilihan alternatif pemecahan masalah dalam

pembelajaran sejarah.

Langkah-langkah penerapan metode cooperative script menurut Nurochim

(2013:63) adalah sebagai berikut:

a. pendidik membagi peserta didik secara berpasangan;

b. pendidik membagikakn materi pembelajaran kepada peserta didik untuk

dibaca dan dibuat ringkasannya;

c. pendidik dan peserta didik menentukan yang pertama berperan sebagai

pembicara dan sebagai pendengar;

d. pembicara membacakan ringkasan materinya selengkap mungkin, serta

memasukkan ide-ide pokok kedalam ringkasan materinya. Sementara

pendengar melakukan hal berikut:

Page 18: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

14

menyimak, mengoreksi, dan menambahkan ide pokok yang kurang

lengkap;

membantu mengingat dan menghafal ide-ide pokok dengan

menghubungan dengan materi pembelajaran sebelumnya ataupun dengan

materi pembelajaran yang lain.

e. peserta didik bertukar peran, yang semula sebagai pembicara ditukar

menjadi pendengar, begitu juga sebaliknya. Peserta didik melakukan

kegiatan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya;

f. pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan dari materi pembelajaran;

g. penutup.

Metode cooperative script juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam

penerapannya pada pembelajaran. Adapun kelebihan dari metode pembelajaran

cooperative script menurut Huda (2014:214) adalah sebagai berikut:

a. dapat menumbuhkan ide-ide dan gagasan baru, menumbuhkan daya berpikir

kritis, serta berani menyampaikan hal-hal baru atau berani menyampaikan

pendapat yang diyakini benar;

b. memotivasi peserta didik yang kurang berani dalam menyampaikan

pemikirannya agar berani dalam menyampaikan pemikirannya;

c. mengajarkan peserta didik untuk percaya dengan kemampuan sendiri dalam

berpikir, mencari informasi dari sumber lain, dan belajar dari peserta didik

lain;

d. mendorong peserta didik yang lemah untuk tetap belajar dan saling bekerja

sama dengan peserta didik yang mempunyai kemampuan lebih tinggi untuk

mencari celah dalam pemahamannya;

e. mendorong peserta didik untuk memecahkan masalah dengan

mengungkapkan pendapatnya secara lisan dan membandingkan ide antar

peserta didik;

f. memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar keterampilan

bertanya dan mengomentari suatu permasalahan;

g. memudahkan peserta didik dalam melakukan diskusi dan melakukan

interaksi sosial;

Page 19: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

15

h. meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.

Selain mempunyai kelebihan, metode cooperative script juga mempunyai

kekurangan. Kekurangan dalam metode cooperative script menurut Huda

(2014:215) adalah sebagai berikut:

a. ada beberapa peserta didik yang takut mengemukakan pendapatnya karena

akan dinilai oleh temannya;

b. ketidakmampuan peserta didik dalam menerapkan metode pembelajaran

cooperative script, sehingga banyak waktu yang terbuang untuk

menjelaskan mengenai metode pembelajaran cooperative script;

c. pendidik harus menilai setiap penampilan peserta didik untuk mengetahui

hasil prestasi kelompok;

d. kesulitan membentuk kelompok yang dapat bekerja sama dengan baik;

e. kesulitan menilai peserta didik secara individu karena berada dalam

kelompok.

2.4 Communicating (Kemampuan Berkomunikasi)

Secara etimologis atau menurut asal katanya, komunikasi berasal dari

bahasa Latin communicatio, yang bersumber pada kata communis. Perkataan

communis tersebut berarti sama, dalam arti sama makna, yaitu sama makna

mengenai suatu hal. Komunikasi dapat terjadi apabila antara orang-orang yang

terlibat komunikasi mempunyai kesamaan makna tentang hal yang

dikomunikasikan (Effendy, 2015:3-4).

Secara terminologis komunikasi berarti suatu proses penyampaian pesan

atau pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari penjelasan diatas, dapat

diketahui bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang

menyatakan sesuatu kepada orang lain. Komunikasi yang dimaksudkan disini

adalah komunikasi manusia (human communication) atau yang sering disebut

dengan komunikasi sosial. Komunikasi manusia sebagai singkatan dari

komunikasi antarmanusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi

kemasyarakatan karena hanya pada manusia yang bermasyarakat komunikasi

Page 20: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

16

dapat terjadi. Masyarakat terbentuk dari dua orang atau lebih yang saling

berhubungan dengan komunikasi sebagai penjalinnya (Effendy, 2015:4).

Komunikasi adalah proses, yang artinya sedang berlangsung dan selalu

bergerak, bergerak semakin maju dan berubah secara terus menerus. Komunikasi

juga sistemis, yang berarti bahwa komunikasi terjadi dalam suatu sistem pada

bagian yang saling berhubungan yang dapat memengaruhi satu sama lain (Wood,

2013:3). Sedangkan menurut Effendy (2015:5) komunikasi adalah proses

penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain

sebagai akibat dari hubungan sosial. Komunikasi adalah proses sosial, artinya

komunikasi selalu melibatkan manusia (pengirim dan penerima informasi) dalam

berinteraksi dan memainkan peranan penting dalam proses komunikasi (Rohim,

2009:12). Komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator (orang

yang menyampaikan pesan) kepada komunikan (orang yang menerima pesan)

dengan maksud dan tujuan tertentu. Jika dianalisis, pesan komunikasi terdiri atas

dua aspek, yaitu isi pesan dan lambang. Isi pesan dapat berupa pikiran atau

perasaan, sedangkan lambang adalah bahasa (Suryanto, 2015:14). Dari beberapa

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses

penyampaian informasi (pesan, ide, maupun gagasan) yang terjalin antara dua

orang atau lebih yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama.

Syarat terjadinya komunikasi adalah adanya komponen atau unsur

komunikasi. Komponen-komponen yang ada dalam komunikasi menurut Effendy

(2015:6) diantaranya adalah komunikator (orang yang menyampaikan pesan),

pesan (pernyataan yang didukung oleh lambang), komunikan (orang yang

menerima pesan), media (sarana yang mendukung pesan apabila komunikan

berada di tempat yang jauh atau banyak jumlahnya), efek (pengaruh dari pesan

yang disampaikan).

Penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator dapat menimbulkan

dampak tertentu bagi komunikan. Pesan yang disampaikan oleh komunikator

merupakan suatu pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan dapat berupa

ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran, dan sebagainya. Pesan yang

disampaikan menggunakan lambang atau umumnya bahasa. Selain bahasa,

Page 21: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

17

lambang dapat berupa gerakan anggota tubuh, gambar, warna, dan sebagainya.

Melambaikan tangan, mengedipkan mata, atau menganggukkan kepala juga

merupakan lambang untuk menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang. Hal

yang penting dalam komunikasi adalah bagaimana caranya agar pesan yang

disampaikan oleh komunikator dapat menimbulkan dampak atau efek tertentu

bagi komunikan (Effendy, 2015:6).

Komunikasi bertujuan untuk mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan,

dan tindakan. Setiap akan mengadakan komunikasi, komunikator perlu

mempertanyakan tujuan komunikasi tersebut. Secara umum, komunikasi

mempunyai beberapa tujuan antara lain:

a. informasi atau pesan yang disampaikan dapat dimengerti. Komunikator

harus menyampaikan informasi atau pesan kepada komunikan (penerima

pesan) dengan baik dan tuntas, sehingga komunikan dapat mengerti dan

mengikuti apa yang komunikator maksud;

b. memahami orang lain;

c. gagasan atau pendapat komunikator dapat diterima oleh komunikan;

d. menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu (Widjaja, 2010:10-11).

Melalui komunikasi yang intensif dan tepat, makna yang ingin disampaikan oleh

komunikator dapat tersampaikan dengan tepat. Hasil atau respons yang

diharapkan oleh komunikator sangat bergantung pada proses dan strategi

komunikasi yang dilakukan oleh komunikan (Suryanto, 2015:27-28).

Komunikasi dalam dunia pendidikan merupakan unsur yang sangat penting

kedudukannya. Peranan komunikasi sangat besar dalam menentukan keberhasilan

pendidikan. Pembelajaran di sekolah sebagian besar terjadi karena proses

komunikasi, baik komunikasi yang berlangsung secara intrapersona maupun

secara antarpersona. Komunikasi intrapersona terlihat pada saat berpikir,

mengapersepsi, mengingat, dan mengindera. Sedangkan komunikasi antarpersona

merupakan suatu bentuk komunikasi yang berproses dari adanya ide atau gagasan

informasi seseorang kepada orang lain (Yusup, 1990:14).

Keefektifan komunikasi ditentukan oleh kemampuan komunikator dalam

memadukan nilai kognisi (cognition), afeksi (affection), dan konasi (conation).

Page 22: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

18

Kognisi adalah proses memahami yang bersangkutan dengan pikiran. Afeksi

adalah perasaan yang ditimbulkan oleh perangsang dari luar. Sementara konasi

adalah aspek psikologis yang berkaitan dengan upaya atau perjuangan. Suatu

informasi atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan

akan komunikatif apabila terjadi proses psikologis yang sama antara komunikator

dan komunikan atau orang-orang yang terlibat dalam komunikasi (Effendy,

2015:16-17).

Indikator communicating (kemampuan berkomunikasi) menurut (Effendy,

2015:17-19) ada tujuh, yaitu:

a) kesiapan (preparadness)

peserta didik mempunyai kesiapan pada saat berbicara atau menyampaikan

pendapat. Kesiapan peserta didik pada saat berbicara akan tampak pada

gaya komunikasinya yang meyakinkan. Selain itu kesiapan peserta didik

dalam berkomunikasi juga akan tampak pada penguasaan materi yang

disampaikan.

b) kesungguhan (seriousness)

peserta didik yang berbicara dan menyampaikan pendapatnya akan

menunjukkan kesungguhan dan menimbulkan kepercayaan pihak

komunikan.

c) ketulusan (sincerity)

peserta didik yang berbicara harus membawakan kesan kepada peserta didik

lain (komunikan) bahwa ia berhati tulus dalam niat perbuatannya.

Komunikator harus berhati-hati dalam berbicara agar terhindar dari kata-

kata yang mengarah pada kecurigaan ketidaktulusan.

d) kepercayaan (confidence)

peserta didik harus senantiasa menunjukkan kepastian dalam berbicara. Hal

ini harus muncul dengan penguasaan diri dan situasi secara sempurna.

Peserta didik harus mampu menghadapi segala situasi yang ada.

e) ketenangan (poise)

peserta didik yang bersikap tenang dalam penampilan dan menyampaikan

pendapat atau materi pembelajaran cenderung akan menaruh kepercayaan

Page 23: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

19

kepada komunikan. Ketenangan yang ditunjukan oleh peserta didik dalam

berbicara ini akan memberikan kesan bahwa ia merupakan orang yang

berpengalaman dalam berkomunikasi. Apabila peserta didik bersikap

tenang, ia dapat melakukan pengorganisasian pikiran, perasaan, dan hasil

penginderaannya secara terpadu sehingga akan terlontar jawaban yang

argumentatif.

f) keramahan (friendship)

keramahan peserta didik dalam berkomunikasi akan menimbulkan rasa

dimpati bagi pendengarnya. Keramahan bukan berarti kelemahan,

melainkan pengekspresian sikap etis. Keramahan tidak hanya ditunjukkan

dengan ekspresi wajah, tetapi juga dengan gaya dan cara pengutaraan

pikiran dan perasaannya.

g) kesederhanaan (moderation)

kesederhanaan ini menyangkut penggunaan bahasa sebagai alat untuk

menyalurkan pikiran dan perasaan dalam gaya berkomunikasi.

Kesederhanaan akan menunjukkan keaslian dan kemurnian sikap.

2.5 Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian yang penting dalam suatu pembelajaran.

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Menurut Sudjana (1995: 22) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh

peserta didik setelah peserta didik menerima pengalaman belajarnya. Dari sisi

pendidik, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar.

Sedangkan dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan puncak proses belajar

(Dimyati dan Mudjiono, 2006:3). Hasil belajar menurut Kunandar (2014:62)

adalah kompetensi atau kemampuan tertentu dari peserta didik baik kognitif,

afektif, maupun psikomotorik yang dicapai peserta didik setelah mengikuti proses

pembelajaran.

Rumusan tujuan pendidikan dalam sistem pendidikan nasional baik itu

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil

Page 24: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

20

belajar dari Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif,

ranah afektif, dan ranah psikomotorik (Sudjana, 1995:22).

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis, dan evaluasi. Aspek pertama dan kedua disebut kognitif tingkat rendah,

sedangkan keempat aspek berikutnya disebut kognitif tingkat tinggi (Sudjana,

1995:22).

2. Ranah Afektif

Ranah afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Para ahli berpendapat bahwa

sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya jika telah menguasai kognitif

tingkat tinggi.`Hasil belajar afektif terlihat pada peserta didik dalam berbagai

tingkah laku seperti perhatian peserta didik terhadap pelajaran, disiplin, motivasi

belajar, menghargai pendidik dan teman sekelas, kebiasaan belajar, dan hubungan

sosial (Sudjana, 1995:29-30).

Ranah afektif sebagai hasil belajar dibagi menjadi beberapa kategori yang

dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat komplek. Beberapa

kategori tersebut diantaranya adalah:

a) Receiving/Attending

Peka dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada

peserta didik. Dalam tipe ini berkaitan dengan kesadaran dan keinginan

untuk menerima stimulus (rangsangan), serta mengontrol dan menyeleksi

terhadap gejala atau rangsangan yang datang dari luar.

b) Responding atau Jawaban

Reaksi seseorang terhadap rangsangan (stimulus) yang datang dari luar. Hal

ini meliputi ketepatan reaksi, perasaan, serta kepuasan dalam menjawab

rangsangan (stimulus) yang datang dari luar.

c) Valuing atau Penilaian

Berkaitan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang

diterima. Beberapa hal yang termasuk didalam penilaian atau evaluasi ini

Page 25: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

21

diantaranya adalah kesediaan menerima nilai, latar belakang atau

pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.

d) Organisasi

Pengembangan dari suatu nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk

hubungan antara satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai

yang telah dimiliki.

e) Karakteristik nilai

Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang

berpengaruh terhadap pola kepribadian dan tingkah lakunya (Sudjana,

1995:30).

3. Ranah Psikomotor

Hasil belajar psikomotor terlihat dalam bentuk keterampilan (skill) dan

kemampuan bertindak peserta didik. Terdapat enam tingkatan keterampilan, yaitu:

a) gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang dilakukan secara tidak

sadar);

b) keterampilan pada gerakan dasar;

c) kemampuan perseptual, diantaranya adalah membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;

d) kemampuan di bidang fisik, diantaranya kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan;

e) gerakan-gerakan keterampilan (skill), mulai dari keterampilan sederhana

hingga pada keterampilan yang kompleks;

f) kemampuan yang berkaitan dengan komunikasi non-decursive seperti

gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 1995:30-31).

Hasil belajar mempunyai makna tersendiri bagi peserta didik dan pendidik.

Bagi peserta didik hasil belajar dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana

mereka telah berhasil mengikuti proses pembelajaran yang disajikan oleh

pendidik. Sedangkan bagi pendidik hasil belajar mempunyai beberapa makna,

diantaranya adalah: (1) pendidik dapat mengetahui peserta didik yang sudah

berhasil mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan juga peserta didik yang

belum berhasil mencapai KKM. Dengan hasil belajar ini, pendidik dapat lebih

Page 26: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

22

memusatkan perhatiannya kepada peserta didik yang belum berhasil mencapai

KKM; (2) pendidik dapat mengetahui apakah materi pembelajaran yang disajikan

sudah tepat bagi peserta didik sehingga untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya

tidak diperlukan perubahan; (3) pendidik dapat mengetahui apakah metode

pembelajaran yang digunakan sudah tepat atau belum (Widoyoko, 2016:36-38).

Ciri-ciri hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam diri

individu atau peserta didik. Seseorang atau peserta didik yang telah mengalami

proses belajar akan berubah tingkah lakunya. Namun, tidak semua perubahan

tingkah laku adalah hasil belajar. Perubahan tingkah laku sebagai akibat dari hasil

belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) perubahan yang disadari, artinya peserta didik yang melakukan proses

pembelajaran menyadari bahwa pengetahuan dan ketrampilannya telah

mengalami perubahan atau telah bertambah;

b) perubahan yang bersifat kontinu (berkesinambungan), artinya suatu

perubahan yang telah terjadi akan menyebabkan terjadinya perubahan

tingkah laku yang lainnya;

c) perubahan yang bersifat fungsional, artinya perubahan yang telah diperoleh

sebagai hasil dari pembelajaran memberikan manfaat bagi peserta didik

yang bersangkutan;

d) perubahan yang bersifat positif, artinya adanya pertambahan perubahan

dalam peserta didik. Perubahan itu senantiasa bertambah sehingga dapat

merubah keadaan sebelumnya

e) perubahan yang bersifat aktif, artinya perubahan yang terjadi karena adanya

aktivitas dari peserta didik;

f) perubahan yang bersifat permanen (menetap), artinya perubahan yang

terjadi sebagai hasil dari pembelajaran akan kekal dalam diri peserta didik;

g) perubahan yang bertujuan dan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena

adanya sesuatu yang akan dicapai (Rachmawati dan Daryanto, 2015:37-38).

Page 27: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

23

2.6 Hubungan Antara Metode Active Knowledge Sharing dengan

Communicating dan Hasil Belajar Peserta Didik

Metode active knowledge sharing dalam pembelajaran sejarah dapat

membantu peserta didik untuk mengungkapkan pemikiran tentang materi

pembelajaran. Penerapan metode active knowledge sharing juga membangun

pemahaman konsep yang dibahas. Prinsip saling tukar pengetahuan yang

diterapkan dalam metode active knowledge sharing dapat meningkatkan interaksi

antar peserta didik (Bechina dan Bommen, 2006:110). Selain itu metode active

knowledge sharing juga mengajarkan peserta didik untuk mengembangkan sikap

dalam mendengarkan dan menanggapi sesuatu, merumuskan masalah, serta

menyimpulkan suatu gagasan, dan mencari penyelesaian suatu masalah (Pradeta,

2014:17).

Berbagi pengetahuan memungkinkan semua peserta didik mengungkapkan

pendapatnya dan saling tukar informasi dengan temannya, sehingga akan terjadi

pembelajaran yang aktif dan saling bekerja sama. Pembelajaran active knowledge

sharing ini membentuk peserta didik dalam suatu kelompok yang bertujuan agar

semua peserta didik mampu mengungkapkan pendapat dan berbagi pengetahuan

dengan peserta didik lain. Selanjutnya masing-masing perwakilan kelompok akan

menyebar ke kelompok lain untuk saling berbagi pengetahuan dengan anggota

kelompoknya. Dengan adanya diskusi dalam kelompok-kelompok kecil akan

memberikan peluang yang besar kepada peserta didik untuk mengembangkan

komunikasinya (Satriawati, 2018:46-47).

Metode pembelajaran merupakan sarana interaksi antara pendidik dengan

peserta didik dalam pembelajaran. Interaksi yang baik antara pendidik dan peserta

didik dapat ditandai dengan adanya komunikasi belajar yang baik antara pendidik

dengan peserta didik, peserta didik dengan pendidik, serta komunikasi antar

peserta didik. Pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode active

knowledge sharing memungkinkan terjadinya komunikasi yang baik antara

pendidik dan peserta didik maupun antar peserta didik. Menurut Sutaryo (2008:2)

setiap peserta didik mempunyai tanggung jawab untuk mengungkapkan pendapat

atau pengetahuannya, karena dalam metode active knowledge sharing peserta

Page 28: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

24

didik akan saling tukar pengetahuan yang mereka ketahui. Peserta didik yang

tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh pendidik diharuskan untuk

mencari jawaban dari teman yang mengetahui jawaban tersebut. Sedangkan

peserta didik yang mengetahui jawabannya dituntut untuk membantu peserta didik

yang kesulitan.

Metode active knowledge sharing dapat menjadikan pembelajaran sejarah

lebih aktif dan menyenangkan. Peserta didik dapat lebih percaya diri dalam

menjawab pertanyaan dan mengungkapkan pendapatnya karena setiap peserta

didik dapat bertukar pengetahuan dengan peserta didik lainnya yang lebih

mengerti. Peserta didik juga akan lebih siap dengan materi yang akan diajarkan,

karena sebelum pembelajaran dimulai peserta didik harus mencari materi yang

akan diajarkan terlebih dahulu. Kemampuan peserta didik dalam memahami

materi pembelajaran menjadi lebih baik karena peserta didik akan terus mencari

informasi pengetahuan kepada peserta didik yang lain apabila mereka belum

mengerti. Dengan menerapkan metode active knowledge sharing berbagai

keterampilan peserta didik juga dapat meningkat, diantaranya adalah keterampilan

berpikir, keterampilan memecahkan masalah, serta keterampilan komunikasi.

Hasil belajar peserta didik juga akan meningkat karena kemampuan peserta didik

dalam memahami materi pembelajaran menjadi lebih baik.

2.7 Hubungan Antara Metode Cooperative Script dengan Communicating dan

Hasil Belajar Peserta Didik

Metode pembelajaran cooperative script merupakan salah satu model

pembelajaran kooperatif. Penerapan metode cooperative script ini mengaharuskan

peserta didik untuk berpasangan dan setiap peserta didik akan berperan sebagai

pembicara dan pendengar. Peserta didik yang berperan sebagai pembicara akan

meringkas materi pembelajaran yang akan dibahas dan menyampaikannya kepada

pendengar. Sementara pendengar akan menyimak materi yang disampaikan oleh

pembicara serta mengoreksi dan menambahkan ide-ide pokok yang kurang

lengkap (Rifa’i, 2015:30). Metode cooperative script menekankan kepada peserta

didik agar berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran dengan cara membuat

Page 29: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

25

rangkuman dan menjelaskan kepada temannya. Dengan adanya proses ini

diharapkan akan terjadi pemahaman konsep yang matang karena setelah

merangkum peserta didik juga harus menjelaskan kepada temannya (Rahmatullah,

2016:4).

Aktivitas pembelajaran dengan menerapakan metode cooperative script

benar-benar memberdayakan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan

pengetahuan yang telah mereka dapatkan dan juga meningkatkan keterampilan

berbicara atau komunikasi peserta didik (Muniroh, 2010:5). Moteode cooperative

script melatih peserta didik untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan

membandingkan dengan ide teman diskusinya. Selain itu, metode cooperative

script mengajarkan kepada peserta didik untuk menghargai pendapat dari peserta

didik lain (Rahmatullah, 2016:4). Penerapan metode cooperative script

memudahkan peserta didik mengingat materi pembelajaran yang bersangkutan

dalam penyelesaian masalah karena setiap peserta didik diberikan kebebasan

untuk menuangkan pemikirannya pada saat merangkum dan memecahkan

masalah (Rahmatullah, 2016:10).

Komunikasi dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting.

Komunikasi dalam pembelajaran dikembangkan untuk menyampaikan ide dan

gagasan kepada peserta didik untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.

Penerapan metode coooperative script juga menuntut adanya suatu komunikasi

antara pendidik dan peserta didik maupun komunikasi antar peserta didik

(Suryani, 2013:5). Komunikasi yang dilakukan pada penerapan metode

pembelajaran cooperative script akan melatih peserta didik untuk berani

menyampaikan ide-ide pokok kepada teman. Peserta didik juga akan dilatih untuk

berani mengungkapkan kesalahan orang lain secara langsung dan secara lisan.

Peserta didik dapat berbagi pengetahuan yang diketahui kepada teman

sekelompoknya sehingga permasalahan yang ada dalam pembelajaran dapat

dipecahkan bersama. Pemahaman materi pembelajaran oleh peserta didik akan

lebih baik karena materi pembelajaran yang terlalu banyak dapat dibagikan

kepada peserta didik lain dan dipelajari melalui diskusi kecil dengan cara

membuat rangkuman, maupun menganalisis materi pembelajaran (Muniroh,

Page 30: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

26

2010:31). Adanya komunikasi antar peserta didik melalui diskusi yang

dilakukannya akan memudahkan peserta didik dalam menyerap materi

pembelajaran dengan baik. Apabila peserta didik memahami materi pembelajaran

dengan baik, maka akan berpengaruh juga terhadap hasil belajar peserta didik.

2.8 Penelitian-Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu yang menggunakan metode active knowledge sharing

adalah penelitian yang dilakukan oleh Fandu Dyangga Pradeta yang berjudul

“Penerapan Metode Pembelajaran Active Knowledge Sharing untuk Meningkatkan

Kreativitas dan Hasil Belajar Sejarah Indonesia Peserta Didik Kelas XI IPS 3

SMA Negeri 1 Balung Tahun Ajaran 2014/2015”. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa penerapan metode Active Knowledge Sharing memperoleh

hasil yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.

Penelitian terdahulu yang menggunakan metode cooperative script adalah

penelitian dilakukan oleh Rusidah Binta Qur-aniyah dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Cooperative Script dengan Menggunakan Media Audio-

Visual untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Mata

Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS 3 MAN 2 Jember Tahun Ajaran 2015/2016”.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode cooperative

script dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran sejarah di MAN 2 Jember.

Penelitian yang relevan ini peneliti jadikan dasar untuk melakukan

penelitian. Peneliti membandingkan communicating dan hasil belajar peserta didik

yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran active knowledge sharing

dan peserta didik yang diajar dengan menggunakan metode cooperative script.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui metode pembelajaran yang lebih baik

digunakan dalam pembelajaran sejarah.

2.9 Kerangka Berpikir

Page 31: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

27

Pembelajaran sejarah yang diharapkan adalah pembelajaran yang dapat

membangun peserta didik untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam

suatu peristiwa sejarah. Peserta didik dapat belajar secara aktif apabila pendidik

merancang suatu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik belajar secara

aktif baik mental maupun fisik. Mengaktifkan kegiatan belajar peserta didik,

mengharuskan pendidik untuk kreatif dalam merancang kegiatan pembelajaran

(Supriyadi, 2013:174). Salah satu cara yang dapat diterapkan oleh pendidik untuk

meningkatkan communicating dan hasil belajar peserta didik adalah dengan

menggunakan metode pembelajaran active knowledge sharing dan cooperative

script.

Prinsip saling menukar dan berbagi pengetahuan antar peserta didik dalam

penerapan metode active knowledge sharing mengakibatkan peserta didik aktif

dalam pembelajaran yang berlangsung. Peserta didik dituntut untuk bekerja sama

dan berperan aktif dalam diskusi kelompok. Setiap peserta didik mempunyai hak

untuk mengemukakan pendapatnya. Peserta didik yang kurang memahami tentang

materi pembelajaran yang didiskusikan dapat bertanya kepada peserta didik yang

lebih memahami. Sementara peserta didik yang lebih memahami materi

pembelajaran diwajibkan untuk memberikan informasi kepada peserta didik yang

kurang memahami. Keikutsertaan peserta didik dalam diskusi kelompok membuat

peserta didik menjadi aktif dan tidak takut untuk berbicara atau mengemukakan

pendapatnya sehingga peserta didik dapat memahami materi pembelajaran dengan

baik. Hal ini juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Apabila

pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran baik, maka hasil belajar

peserta didik akan baik pula.

Penerapan metode cooperative script dalam pembelajaran sejarah

mengajarkan kepada peserta didik untuk menjadi pembicara dan pendengar yang

baik. Selain itu penerapan metode cooperative script ini juga dapat melatih

peserta didik untuk berbicara dan mengemukakan pendapatnya mengenai materi

pembelajaran. Sementara peserta didik yang menjadi pendengar akan memberikan

koreksi terhadap ringkasan materi pembelajaran yang dibuat oleh peserta didik

yang menjadi pembicara, sehingga permasalahan yang ada dalam pembelajaran

Page 32: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

28

dapat dipecahkan bersama. Peserta didik akan lebih memahami materi

pembelajaran karena adanya diskusi yang aktif dan menyenangkan. Pembelajaran

yang aktif dan menyenangkan juga akan berdampak kepada hasil belajar peserta

didik yang lebih baik.

Pembelajaran Sejarah

Kelas Eksperimen 1 Kelas Eksperimen 2Kondisi

kelas sama

Pre-test Pre-test

Pembelajaran sejarah menggunakan metode

Active Knowledge Sharing

Pembelajaran sejarah menggunakan metode

Cooperative Script

Post-test Post-test

Metode pembelajaran yang lebih baik terhadap communicating dan

hasil belajar peserta didik

Page 33: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

29

2.10 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis yang dapat diambil

adalah sebagai berikut:

1) terdapat perbedaan yang signifikan communicating peserta didik dalam

pembelajaran sejarah antara penggunaan metode active knowledge sharing dan

metode cooperative script;

2) terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar peserta didik dalam

pembelajaran sejarah antara penggunaan metode active knowledge sharing dan

metode cooperative script;

3) penerapan metode active knowledge sharing dalam pembelajaran sejarah lebih

baik dibandingkan dengan metode cooperative script.

Page 34: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

30

Page 35: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Sukardi

(2011:16) dalam penelitian eksperimen ada tiga hal yang harus dilakukan dalam

penelitian eksperimen, yaitu mengontrol, memanipulasi, dan observasi. Dalam

penelitian eksperimen ini, peneliti harus membagi subjek penelitian menjadi dua

kelompok, yaitu kelompok treatment (kelompok yang mendapatkan perlakuan)

dan kelompok kontrol (yang tidak mendapatkan perlakuan). Sedangkan menurut

Sugiyono (2015:107) metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dari adanya suatu

perlakuan.

Penelitian eksperimen merupakan bagian dari metode kuantitatif. Metode

kuantitatif ini sering disebut sebagai metode tradisional, metode positivistik,

metode ilmiah / scientific, dan juga metode discovery. Metode ini dikatakan

kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan juga analisis yang

menggunakan statistik. Metode kuantitatif digunakan untuk meneliti pada

populasi tertentu, teknik pengambilan sampel dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

kuantitatif / statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

(Sugiyono, 2015:107). Penelitian eksperimen ini mempunyai ciri khas tersendiri,

yaitu adanya kelompok kontrol.

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan

desain true experimental design (eksperimen yang benar). Ciri utama dari true

experimental design adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun

sebagai kelompok kontrol diambil secara acak dari populasi tertentu (Sugiyono,

2015:112). Bentuk true experimental design yang digunakan peneliti adalah

bentuk pretest-posttest control group design. Desain penelitian ini kelas

30

Page 36: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

31

eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 diberikan pretest berupa soal-soal untuk

mengetahui keadaan awal peserta didik. Kemudian kelas eksperimen 1 diberikan

pembelajaran dengan menggunakan metode active knowledge sharing, sedangkan

kelas eksperimen 2 menggunakan metode pembelajaran cooperative script.

Setelah penerapan metode dilaksanakan di kedua kelas tersebut, maka kedua kelas

tersebut diberikan posttest.

Tabel 3.1 Desain Pretest-Posttest Control Group Design

Kelompok Pretest Perlakuan (X) Posttest

Kelas

Eksperimen

1

O1

Pembelajaran menggunakan

metode active knowledge sharingO2

Kelas

Eksperimen

2

O3

Pembelajaran menggunakan

metode cooperative scriptO4

Keterangan:

O1 : Pretest kelas eksperimen 1

O2 : Posttest kelas eksperimen 1

O3 : Pretest kelas eksperimen 2

O4 : Posttest kelas eksperimen 2

X : Perlakuan

Desain penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan communicating

(kemampuan berbicara) dan hasil belajar peserta didik yang menggunakan metode

pembelajaran active knowledge sharing dan peserta didik yang menggunakan

metode pembelajaran cooperative script.

Page 37: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

32

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk menghindari kesalahan dalam

penafsiran judul penelitian. Definisi operasional juga digunakan untuk

memberikan gambaran terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun

definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Metode active knowledge sharing

Metode active knowledge sharing atau metode berbagi pengetahuan aktif

merupakan metode pembelajaran yang menuntut peserta didik untuk

berkerjasama dengan baik dengan teman sekelompok. Kerjasama inilah

yang akan membuat peserta didik saling bertukar informasi dengan teman

satu kelompok sehingga proses pembelajaran yang aktif dapat terlaksana.

Kelompok belajar inilah yang akan membentuk kerjasama sehingga dapat

saling membantu pada saat proses pembelajaran, serta dapat meningkatkan

hubungan interpersonal antar peserta didik (Majid & Wey, 2009:22).

2) Metode cooperative script

Metode cooperative script merupakan salah satu metode pembelajaran yang

membantu peserta didik untuk bekerjasama memecahkan suatu

permasalahan dalam pembelajaran (Shoimin, 2014:49). Peserta didik dapat

mengaitkan fakta-fakta dan konsep-konsep yang didapat dari permasalahan

tersebut. Peserta didik akan menjalankan peran masing-masing dalam

penerapan metode cooperative script. Peserta didik akan bekerja sama

dengan cara berpasang-pasangan dan bergantian secara lisan dalam

menyampaikan bagian dari materi yang dipelajari. Peserta didik yang

berperan sebagai pembicara akan membacakan pemecahan masalah yang

diperoleh. Sedangkan peserta didik yang berperan sebagai pendengar akan

menyimak, mendengar, menambahkan, serta mengoreksi penjelasan yang

telah dibacakan oleh pembicara.

3) Communicating (Kemampuan Berbicara)

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dan pengertian dari

seseorang kepada orang lain. Komunikasi yang baik adalah komunikasi

yang dapat menimbulkan saling pengertian, yaitu jika pengirim dan

Page 38: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

33

penerima informasi dapat saling memahami (Widjaja, 2010:8). Komunikasi

dalam dunia pendidikan berfungsi untuk mentransfer ilmu pengetahuan

yang dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentuk watak,

pendidikan keterampilan, serta kemahiran yang diperlukan dalam semua

bidang kehidupan (Widjaja, 2010:10).

4) Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik

yang dimiliki oleh peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran.

Kemampuan kognitif berkaitan dengan pengetahuan peserta didik, afektif

berkaitan dengan sikap peserta didik, serta psikomotorik berkaitan dengan

ketrampilan peserta didik.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:

a) Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel pengganti yang sengaja dibuat oleh

peniliti untuk mengetahui dampak yang akan terjadi pada variabel terikat

(Nazir, 2009:124). Variabel bebas dalam penelitian ini nadalah metode

active knowledge sharing dan metode cooperative script.

b) Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang muncul akibat dari dampak yang

ditimbulkan oleh variabel bebas (Nazir, 2009:124). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah communicating (kemampuan berbiacara) dan hasil

belajar.

3.5 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang dipelajari oleh peneliti

dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:117). Populasi pada

penelitian ini adalah peserta didik MAN 3 Jember kelas X IPS. Dari keseluruhan

populasi kelas X IPS, kemudian akan diambil beberapa sampel yang akan

Page 39: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

34

digunakan sebagai sampel penelitian. Sampel penelitian merupakan bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2015:118).

Penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji homogenitas

terhadap populasi peserta didik kelas X IPS. Uji homogenitas dilakukan

berdasarkan hasil nilai ulangan harian pada sub pokok bahasan sebelumnya. Uji

homogenitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan dari keseluruhan

peserta didik kelas X IPS. Kemampuan yang dibandingkan adalah kemampuan

kognitif peserta didik yang dilihat dari hasil nilai ulangan harian pada sub pokok

bahasan sebelumnya.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini

diantaranya adalah metode tes, angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

3.6.1 Metode Tes

Tes merupakan salah satu alat penilaian yang berupa pertanyaan yang

diberikan kepada peserta didik untuk mendapatkan jawaban baik secara tulisan

maupun secara lisan (Sudjana, 2011:35). Tes diberikan kepada peserta didik untuk

mengetahui dan mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, serta kemampuan

peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Tes merupakan suatu alat

atau prosedur yang digunakan untuk mengukur sesuatu sesuai dengan cara dan

aturan yang telah ditentukan (Arikunto, 2012:66).

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post test yang

berbentuk esay. Metode tes digunakan untuk mengetahui performansi dan hasil

belajar peserta didik di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Soal yang

digunakan pada metode tes ini telah disusun sesuai dengan materi dan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai.

3.6.2 Metode Angket

Angket atau kuisioner menurut Sugiyono (2015:199) merupakan teknik

untuk mengumpulkan data dengan cara memberikan beberapa pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini angket

dibuat dalam bentuk pernyataan yang sesuai dengan indikator communicating

Page 40: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

35

peserta didik. Pada angket communicating peserta didik terdiri dari 25 pernyataan

dengan pilihan jawaban sesuai dengan skala likert. Angket tersebut kemudian

dibagikan kepada peserta didik di kelas X IPS 1 dan kelas X IPS 2 MAN 3

Jember. Tujuan dari penyebaran angket pada peserta didik yaitu untuk

mendapatkan data atau informasi terkait kemampuan komunikasi peserta didik

terhadap mata pelajaran sejarah selama proses pembelajaran berlangsung.

3.6.3 Metode Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

kegiatan mengamati. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi langsung yaitu pengamatan yang dilakukan secara langsung terhadap

subjek yang akan diteliti. Observasi dilaksanakan pada bulan Januari 2018

bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran

sejarah serta mengamati aktivitas peserta didik pada saat pembelajaran sejarah

didalam kelas. Observasi dilakukan sebelum penerapan metode active knowledge

sharing dan metode cooperative script untuk mengetahui communicating

(kemampuan berbicara) peserta didik serta untuk memperoleh data-data berupa

nilai dan nama-nama peserta didik yang dibutuhkan peneliti dari pendidik.

3.6.4 Metode Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab secara lisan yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi atau keterangan tertentu. Wawancara

dilakukan oleh peneliti kepada pendidik yang mengajar pelajaran sejarah di MAN

3 Jember yakni Nadiyah, S.Pd dan juga kepada peserta didik. Jenis wawancara

yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu wawancara

yang hanya menanyakan secara garis besar saja dan tidak menggunakan pedoman

wawancara secara terperinci (Arikunto, 2013:270).

3.6.5 Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan cara pencarian data melalui variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013:274). Dalam penelitian ini metode

dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data berupa nama-nama peserta

didik kelas X IPS MAN 3 Jember tahun ajaran 2017/2018 serta nilai-nilai dari

Page 41: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

36

populasi penelitian dan nilai sampel penelitian untuk kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2. Selain itu peneliti juga menggunakan dokumentasi berupa foto-foto

pada saat proses pembelajaran sejarah berlangsung.

3.7 Instrumen Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

mengukur. Pengukuran yang baik, harus menggunakan alat ukur yang baik pula.

Alat ukur dalam penelitian dinamakan dengan instrumen penelitian. Jadi,

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2015:148). Pada penelitian ini,

instrumen penelitian digunakan untuk mengukur communicating dan hasil belajar

peserta didik.

Penelitian ini menggunakan tiga instrumen yang terdiri dari: 1) instrumen

pedoman wawancara untuk memperoleh data saat pelaksanaan studi pendahuluan;

2) instrumen data communicating atau kemampuan berkomunikasi peserta didik;

dan 3) instrumen tes untuk data hasil belajar peserta didik. Instrumen data

communicating peserta didik menggunakan angket dengan skala likert dari skor

terendah 1 hingga skor tertinggi 4. Untuk instrumen hasil belajar peserta didik

menggunakan instrumen tes.

3.8 Uji Instrumen Penelitian

3.8.1 Uji Validitas

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan

data tersebut valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan uji validitas konstruk dan validitas isi. Validitas konstruk

digunakan untuk instrumen-instrumen yang mengukur konsep, baik yang berupa

performansi untuk mengukur sikap, minat, konsep diri, gaya kepemimpinan,

motivasi, dan lain-lain. Uji validitas konstruk digunakan untuk melakukan uji

validitas pada instrumen communicating peserta didik (Arikunto, 2011:83).

Sedangkan uji validitas isi digunakan untuk melakukan uji validitas pada butir

Page 42: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

37

soal hasil belajar peserta didik sesuai dengan indikator pembelajaran yang

disampaikan pada saat proses pembelajaran (Sugiyono, 2015:182).

Uji coba validitas instrumen dilakukan pada peserta didik sejumlah 67 orang

dari sampel yang akan diteliti. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian

validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan cara mengkorelasikan

jumlah skor faktor dengan skor total dengan teknik korelasi Product Moment

Pearson pada program software IBM SPSS Statistic 25. Bila hasil korelasi tiap

faktor > 0,240 yang diperoleh dari r tabel, maka faktor tersebut dikatakan valid.

3.8.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengukur berkali-kali dan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2015:175).

Hasil penelitian harus tetap sama meskipun dilakukan oleh orang, tempat, dan

waktu yang berbeda. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik koefisien Cronbach Alpha dengan program software IBM

SPSS Statistic 25.

Tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut

koefisien reliabilitas. Untuk menentukan reliabel instrumen penelitian dapat

menggunakan kategori koefisien reliabilitas Guilford (1956:145), yaitu:

1) 0,80 – 1,00: reliabilitas sangat tinggi

2) 0,60 – 0,80: reliabilitas tinggi

3) 0,40 – 0,60: reliabilitas sedang

4) 0,20 – 0,40: reliabilitas rendah

Uji reliabilitas pada instrumen penelitian communicating dan hasil belajar

yang telah valid, selanjutnya akan diuji menggunakan teknik koefisien Cronbach

Alpha dengan program software IBM SPSS Statistic 25. Setelah mengetahui hasil

dari uji reliabilitas, instrumen yang reliabel dapat digunakan dalam penelitian.

3.9 Analisis Data

Menurut Sugiyono (2011:207) analisis data merupakan kegiatan

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data

berdasarkan variabel dan jenis responden, menyajikan data tiap variabel yang

Page 43: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

38

akan diteliti, serta melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukakan. Menurut Arikunto (2013:354) secara umum penelitian dilakukan

terhadap dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (kelas eksperimen 1) dan

kelompok pembanding (kelas eksperimen 2). Analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui perbedaan antara communicating dan hasil belajar peserta

didik kelas eksperimen 1 yang diterapkan metode active knowlwdge sharing

dengan kelas eksperimen 2 yang diterapkan metode cooperative script.

Perbedaan antara kedua kelas tersebut dapat diperoleh melalui analisis data

yang didapatkan dari hasil belajar peserta didik kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2 yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan rumus t-test.

Adapun rumus yang digunakan menurut Arikunto (2013:354) adalah sebagai

berikut:

ttest = M x−M y

√[ Σ x2+Σ y2

N x+N y−2 ][ 1N x

+ 1N y ]

Keterangan:

Mx : rata-rata perbedaan nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen 1

My : rata-rata perbedaan nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen 2

Σx2 : jumlah kuadrat deviasi nilai kelas eksperimen 1

Σy2 : jumlah kuadrat deviasi nilai kelas eksperimen 2

Nx : banyaknya sampel pada kelas eksperimen 1

Ny : banyaknya sampel pada kelas eksperimen 2

2) Untuk mengetahui metode pembelajaran yang lebih baik terhadap

communicating dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran sejarah

antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dapat dianalisis dengan

cara mencari rata-rata (mean).

Page 44: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

39

Rumus yang digunakan menurut Sukardi (2011:146) adalah sebagai berikut:

X = Σxn

Keterangan:

X : nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik

Σx : jumlah nilai yang diperoleh peserta didik

n : jumlah peserta didik

3.10 Uji Hipotesis

Uji hipotesis atau uji dua kesamaan rata-rata digunakan untuk

membandingkan antara dua keadaan, yaitu nilai rata-rata pre-test dan post-test

peserta didik antara kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Untuk mencari

perbedaan tersebut digunakan rumus t-test. Selanjutnya hasil perhitungan t-test

akan dibandingkan dengan t-tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika thitung ≤ ttabel , maka H0 diterima dan Ha ditolak

b) Jika thitung > ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima

Keterangan:

Ha = terdapat perbedaan yang signifikan antara communicating dan hasil belajar

peserta didik yang menggunakan metode active knowledge sharing dan

metode cooperative script.

H0 = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara communicating dan hasil

belajar peserta didik yang menggunkan metode active knowledge sharing

dan cooperative script.

Page 45: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

DAFTAR PUSTAKA

Ali, R.M. 2012. Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta: LKiS.

Arikunto, S. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bechina, A.A. & Bommen, T. 2006. Knowledge Sharing Practices: Analysis ofa Global Scandinavian Consulting Company. The Electronic Journal of Knowledge Management, 4(2):109-116.

Boleng, D.T. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Script dan Think-Pair-Share Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis, Sikap Sosial, dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Multietnis. Jurnal Pendidikan Sains. Vol.2, No.2, hal.76-84.

Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial SMP dan MTS. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Dewi, R.K., Muzayyinah, Maridi. 2011. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Disertai Modul Hasil Penelitian pada Sub Pokok Bahasan Metodologi Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 2 Sukoharjo Thun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi UNS, 3(2):77-84.

Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Effendy, O.U. 2015. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Guilford, J.P. 1956. Terjemahan. Fundamental Statistics Psychology and Education. New York: McGraw Hill.

Huda, M. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kochhar, S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah. Terjemahan oleh Purwanta dan Yovita Hardiwati. Jakarta: Grasindo.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rajawali Pers.

Madjid, Dien & Wahyudhi, J. 2014. Ilmu Sejarah: Sebuah Pengantar. Jakarta: Kencana.

Majid, S. & Panchapakesan Kumari Chitra. 2013. Role of Knowledge Sharing in the Learning Process. Literacy Information and Computer Education Journal, 2(1):1292-1928.

40

Page 46: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

41

Majid, S. & Sim Mong Wey . 2009. Perceptions and Knowledge Sharing Practice of Graduate Students in Singapore. International Journal of Knowledge Management, 5(2):21-23.

Mulyasa, E. 2015. Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muniroh, K. 2010. Implementasi Pembelajaran dengan Model Cooperative Script Sebagai Usaha untuk Mengingkatkan Kreativitas dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII MTs Wahid Hasyim Sleman Yogyakarta. Skripsi: Universitas Negeri Yogyakarta.

Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurochim. 2013. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Pradeta, F.D. 2014. Penerapan Metode Pembelajaran Active Knowledge Sharing untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Sejarah Indonesia Peserta Didik Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Balung Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi: Universitas Jember.

Qur-aniyah, R.B. 2016. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script dengan Menggunakan Media Audio-Visual untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS 3 MAN 2 Jember Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Universitas Jember.

Rachmawati, T & Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang Mendidik. Yogyakarta: Gava Media.

Rahmatullah. 2016. Pengaruh Penerapan Metode Cooperative Script Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2015/2016). Skripsi: Universitas Lampung.

Rifa’i, R. 2015. Penggunaan Model Cooperative Script Terhadap Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa. Jurnal Kajian Pendidikan dan Pengajaran, 1(1):28-36.

Rohani, A. 2010. Pengelolaan Pengajaran: Sebuah Pengantar Menuju Guru Profesional. Jakarta: Rineka Cipta.

Rohim, S. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Satriawati, G, dkk. 2018. Pengaruh Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta. 1(1):45-51.

Shoimin, A. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Page 47: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

42

Silberman, M.L. 2014. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Terjemahan oleh Raisul Muttaqien. Bandung: Nuansa Cendekia.

Slavin, R. 2003. Educational Psychology (Theory and Practice, 7/E). Boston: Pearson.

Sudjana, N. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Alfabeta: Bandung.

Sukardi. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya). Jakarta: Bumi Aksara.

Supriyadi. 2013. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Jaya Ilmu.

Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Pustaka Setia.

Susanto, H. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Aswaja Pessindo.

Sutaryo. 2008. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing. Bondowoso: KGPAI Kabupaten Bondowoso.

Widjaja, H.A.W. 2010. Komunikasi: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara.

Widoyoko, S.E.P. 2016. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wood, J.T. 2013. Komunikasi: Teori dan Praktik (Komunikasi dalam Kehidupan Kita). Terjemahan oleh Putri Aila Idris. Jakarta: Salemba Humanika.

Yaghi, K, dkk. 2011. Knowledge Sharing Degree Among The Undergraduate Students: A Case Study at Applied Science Private University. International Journal of Academic Research, 3(1): 20-25.

Yusup, P.M. 1990. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Zaini, H, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Madani.

Page 48: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

43

Lampiran A. Matrik Penelitian

Judul Permasalahan Kata Kunci Indikator Sumber DataMetode

Penelitian

Hipotesis

Tindakan

Studi Komparasi antara Metode Active Knowledge Sharing dengan Metode Cooperative Script Terhadap Communicating dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Peserta Didik Kelas X IPS di MAN 3 Jember

1) apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara metode active knowledge sharing dengan metode cooperative script terhadap communicating peserta didik?

2) apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara metode active knowledge sharing dengan metode

1) metode active knowledge sharing;

2) metode cooperative script;

3) communi-cating;

4) hasil belajar.

1) Communicatinga) kesiapan

(preparedness);b) kesungguhan

(seriousness);c) ketulusan

(sincerity);d) kepercayaan

(confidence);e) ketenangan

(poise);f) keramahan

(friendship);g) kesederhanaan

(moderation).

2) Hasil Belajara) mengingat (C1);b) memahami

(C2);

1) tes: tertulis;2) observasi:

mengamati kegiatan pembelajaran sejarah sebelum diterapkan metode active knowledge sharing dan metode cooperative script;

3) wawancara: bertanya kepada pendidik dan peserta didik

1) jenis penelitian: penelitian eksperimen;

2) setting penelitian: kelas X IPS 1 dan kelas X IPS 2 di MAN 3 Jember;

3) metode pengumpulan data: metode tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi

1) terdapat perbedaan communi-cating perserta didik yang siginifikan dalam pembelajar-an sejarah antara pengguna-an metode active knowledge sharing dan metode coopera-tive script;

Page 49: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

44

Judul Permasalahan Kata Kunci Indikator Sumber DataMetode

Penelitian

Hipotesis

Tindakan

Cooperative script terhadap hasil belajar sejarah peserta didik?

3) metode pembelajaran manakah yang lebih baik antara metode active knowledge sharing dan metode cooperative script terhadap communicating dan hasil belajar peserta didik dalam

c) mendeskripsi-

kan (C3);

d) menganalisis

(C4).

tentang kegiatan pembelajaran sejarah, metode yang digunakan pada saat pembelajaran sejarah, serta situasi kelas saat kegiatan pembelajar-an sejarah berlangsung;

2) dokumen-tasi: daftar nama peserta didik, daftar nilai peserta didik, RPP

4) analisis data:a) uji t non-

indepen-dent

b) uji one way anova

2) terdapat perbedaan hasil belajar perserta didik yang siginifikan dalam pembelajar-an sejarah antara pengguna-an metode active knowledge sharing dan metode coopera-tive script;

Page 50: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

45

Judul Permasalahan Kata Kunci Indikator Sumber Data

Metode

Penelitian

Hipotesis

Tindakan

pembelajaran sejarah?

pendidik, foto kegiatan pembelajar-an sejarah.

3) communi-cating dan hasil belajar peserta didik dalam pembela-jaran sejarah dengan mengguna-kan metode active knowledge sharing lebih baik dibandingkan dengan metode

Page 51: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

46

Judul Permasalahan Kata Kunci Indikator Sumber Data

Metode

PenelitianHipotesis Tindakan

coopera-tive script.

Page 52: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

47

Lampiran B. Data Peserta Didik

B1. Data Peserta Didik Kelas X IPS 1 (Kelas Eksperimen 1)

No.

AbsenNama Peserta Didik

Jenis Kelamin

(L/P)

1. Agus Tomy Faizal L

2. Ahmad Fiqih Khamdani L

3. Afiqro Zaniska Putri P

4. Berni Indra Setiawan L

5. Devicha Dwi Mahmudah P

6. Fahrur Rozi L

7. Ika Oktaviana P

8. Imas Fitriani P

9. Indri Kurniawati P

10. Intan Sayyidah Hanim P

11. Izzatul Muslimah P

12. Khusnuliyah Oktoviyana P

13. Liya Nailus Sa’adah P

14. M. Yoga Aries Saputra L

15. M. Arief Rahman Hakim L

16. M. Thoriq Aziz L

17. Mega Amelia P

18. Moh. Dani Al Khafi L

19. Moh. Reza Wicaksana L

No. Nama Peserta Didik Jenis Kelamin

Page 53: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

48

Absen (L/P)

20. Moh. Zidni Nur Rifqi L

21. Mohammad Imam Suwandi L

22. Nadia Lutfia Asari P

23. Nurul Ardila P

24. Rahma Sari P

25. Shohibus Surur L

26. Sinta P

27. Siti Ahsanul Qori’ah P

28. Siti Uswatun Hasanah P

29. Tamara Wulandari P

30. Umi Mudhaifah P

31. Valentino Egant Haris Hertanto L

32. Zidan Eka Widianto L

33. Zuhairina Laila P

B2. Data Peserta Didik Kelas X IPS 2 (Kelas Eksperimen 2)

No. Nama Peserta Didik Jenis Kelamin

Page 54: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

49

Absen (L/P)

1. Ahmad Fajar Wahyudi L

2. Ahmad Alfan Khoirun L

3. Aldi Wahyu Septian L

4. Alfin Ainur Rafiq L

5. Andi Dwi Darma Saputra L

6. Bayu Nata Permadi L

7. Emalia Putri Hadi P

8. Fina Rohmatul Ummah P

9. Hilmi Amar Alfabait L

10. Irmawati P

11. Izza Afkarina P

12. Jimy Agung Prabowo L

13. M. Imron Rosadi L

14. M. Saiful Anam L

15. Ma’rifatul Khoiro P

16. Moch. Sabdana Ramadhan L

17. Moch. Andreansyah L

18. Moh. Yusril Amri Habibi L

19. Mohamad Izazun Hilmi L

No.

AbsenNama Peserta Didik

Jenis Kelamin

(L/P)

20. Mohammad Andre Setiawan L

Page 55: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

50

21. Muhamad Andre Setiawan L

22. Muhamad Kholil Lutfi L

23. Muhammad Alan Muzaqih L

24 Muhammad Alfaiq Aries Hidayat L

25. Nabila Zamzami Maghfiroh P

26. Nia Siti Kharomah P

27. Putra Abimanyu L

28. Renanda Kelvin Samfiano L

29. Rizky Ibnu Fajar L

30. Silvia Damayanti P

31. Tryas Nur Azizah P

32. Viola Nindhiya Aguilera Dinata P

33. Wilna Izza Fariha P

34. Zilfa Maulidah P

Lampiran C. Pedoman Pengumpulan Data

C1. Pedoman Observasi

No Data yang Diperoleh Sumber Data

Page 56: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

51

.

1. Pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik

di kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen

2

Pendidik mata pelajaran

sejarah kelas X IPS 1 dan

X IPS 2

2. Kegiatan peserta didik selama pembelajaran

berlangsung

Peserta didik kelas X IPS

1 dan X IPS 2

C2. Pedoman Wawancara

No

.Data yang Diperoleh Sumber Data

1. Metode pembelajaran yang sering

digunakan pada saat pembelajaran sejarah

Pendidik mata pelajaran

sejarah kelas X IPS

2. Kesulitan peserta didik dalam mempelajari

sejarah

Pendidik dan peserta didik

kelas eksperimen 1 dan

kelas eksperimen 2

3. Tanggapan peserta didik mengenai proses

pembelajaran dengan menggunakan metode

active knowledge sharing

Peserta didik kelas

eksperimen 1

4. Tanggapan peserta didik mengenai proses

pembelajaran dengan menggunakan metode

cooperative script

Peserta didik kelas

eksperimen 2

C3. Pedoman Tes

No Data yang Diperoleh Sumber Data

Page 57: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

52

.

1. Hasil pre-test dan post-test peserta didik

pada mata pelajaran sejarah

Peserta didik kelas

eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2

C4. Pedoman Angket

No

.Data yang Diperoleh Sumber Data

1. Communicating atau kemampuan berbicara

peserta didik

Peserta didik kelas

eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2

C5. Pedoman Dokumenter

No

.Data yang Diperoleh Sumber Data

1. Daftar peserta didik kelas X IPS 1 dan X

IPS 2 di MAN 3 Jember

Pendidik mata pelajaran

sejarah kelas X IPS 1 dan

X IPS 2 di MAN 3 Jember

2. Lembar observasi atau pengamatan

communicating dan hasil belajar peserta

didik dalam pembelajaran sejarah

Pendidik, peneliti, dan

observer

3. Foto kegiatan pembelajaran sejarah peserta

didik kelas eksperimen 1 dan kelas

eksperimen 2

Peneliti dan observer

Page 58: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

53

Lampiran D. Pedoman Wawancara

Tujuan : untuk mengetahui metode pembelajaran yang sering dipakai

oleh pendidik dalam pembelajaran sejarah, kendala yang

sering dihadapai dalam pembelajaran sejarah, karakteristik

peserta didik, mengetahui kemampuan komunikasi peserta

didik.

Bentuk : wawancara terbuka

Nama pendidik : Nadiyah, S.Pd.

1. Bagaimana kondisi peserta didik di kelas selama proses pembelajaran sejarah

berlangsung?

2. Apakah ibu juga menerapkan berbagai macam metode pembelajaran dalam

pembelajaran sejarah?

3. Apakah jenis metode pembelajaran yang biasanya digunakan ibu dalam

pembelajaran sejarah?

4. Apa alasan ibu menggunakan metode tersebut?

5. Apa saja kendala yang sering ibu hadapi selama pembelajaran sejarah

berlangsung?

6. Apakah ibu pernah menggunakan metode active knowledge sharing atau

metode cooperative script selama pembelajaran sejarah di kelas?

7. Bagaimana pendapat ibu tentang kemampuan berkomunikasi dan berdiskusi

peserta didik selama ini?

8. Apakah menurut ibu pembelajaran sejarah dapat mengembangkan

kemampuan komunikasi peserta didik?

9. Bagaimana cara ibu untuk meningkatkan kemampuan komunikasi peserta

didik dalam pembelajaran sejarah di kelas?

10. Bagaimana nilai yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran sejarah?

11. Apakah menurut ibu tujuan pembelajaran sejarah sudah tercapai?

Page 59: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

54

Lampiran E. Hasil Wawancara

Peneliti : Bagaimana kondisi peserta didik di kelas selama proses

pembelajaran sejarah berlangsung?

Pendidik : Kondisi peserta didik selama pembelajaran sejarah cenderung

kondusif, namun terkadang juga ramai ketika sudah mulai jenuh.

Peneliti : Apakah ibu juga menerapkan berbagai macam metode

pembelajaran dalam pembelajaran sejarah?

Pendidik : Iya, saya terkadang menerapkan metode pembelajaran.

Peneliti : Apakah jenis metode pembelajaran yang biasanya digunakan ibu

dalam pembelajaran sejarah?

Pendidik : Saya sering menggunakan metode diskusi kelompok dalam

pembelajaran sejarah. Selain menggunakan metode pembelajaran

saya juga menyuruh peserta didik untuk menghafal beberapa

materi pembelajaran.

Peneliti : Apa alasan ibu menggunakan metode tersebut?

Pendidik : Saya menerapkan metode diskusi agar peserta didik dapat saling

bekerjasama dengan temannya dan berbagi informasi dalam

mempelajari materi sejarah. Selain itu agar peserta didik tidak

bosan dengan pembelajaran yang konvensional.

Peneliti : Apa saja kendala yang sering ibu hadapi selama pembelajaran

sejarah berlangsung?

Pendidik : Kendala biasanya peserta didik itu ada yang nggak fokus, atau

merasa bosan. Apalagi kalau jam pembelajaran sejarah diwaktu

jam terakhir, banyak peserta didik yang ngantuk.

Peneliti : Apakah ibu pernah menggunakan metode active knowledge

sharing atau metode cooperative script selama pembelajaran

sejarah di kelas?

Pendidik : Belum pernah, yang sering saya gunakan hanya diskusi kelompok

sama hafalan.

Page 60: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

55

Peneliti : Bagaimana pendapat ibu tentang kemampuan berkomunikasi dan

berdiskusi peserta didik selama ini?

Pendidik : Kalau menurut saya hanya beberapa peserta didik saja yang aktif

dalam diskusi dan berkomunikasi menyampaikan pendapatnya.

Selebihnya masih banyak peserta didik yang diam. Ada beberapa

peserta didik yang malu untuk menyampaikan pendapat, ada juga

peserta didik yang memang malas untuk menyampikan pendapat

maupun berdiskusi.

Peneliti : Apakah menurut ibu pembelajaran sejarah dapat mengembangkan

kemampuan komunikasi peserta didik?

Pendidik : Iya bisa. Menurut saya dengan pembelajaran sejarah itu

seharusnya peserta didik bisa saling sharing dengan teman-

temannya.

Peneliti : Bagaimana cara ibu untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

peserta didik dalam pembelajaran sejarah di kelas?

Pendidik : Bisa dengan diskusi kelompok itu. Jika setiap peserta didik

mempunyai pendapat yang berbeda-beda justru mereka juga akan

belajar bagaimana cara menyatukan pendapat dan menyelesaikan

permasalahan itu. Dengan begitu kan peserta didik juga sudah

bisa berkomunikasi. Namun untuk membuat peserta didik bisa

berdiskusi dengan teman-temannya itu yang susah.

Peneliti : Bagaimana nilai yang diperoleh peserta didik dalam pembelajaran

sejarah?

Pendidik : Masih ada beberapa peserta didik yang nilainya dibawah KKM.

Bagi peserta didik yang belum tuntas itu saya berikan remidial

terus sampai hasilnya lebih baik. Tapi untuk nilainya saya berikan

sesuai KKM.

Peneliti : Apakah menurut ibu tujuan pembelajaran sejarah sudah tercapai?

Pendidik : Masih belum tercapai.

Page 61: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

56

Lampiran F. Pengisian Instrumen Angket Communicating

F1. Kisi-Kisi Instrumen Angket Communicating Peserta Didik

No. Indikator Deskriptor Pernyataan No. Item

1. Kesiapan

(Preparedness)

Memiliki kesiapan

pada saat

berkomunikasi atau

menyampaikan

pendapat di waktu

pembelajaran

sejarah

a. Saya mempelajari materi sejarah sebelum pembelajaran dimulai

b. Sebelum menyampaikan pendapat, saya meringkas materi

pembelajaran sejarah terlebih dahulu

c. Saya membaca ringkasan materi yang saya buat terlebih dahulu

sebelum menyampaikan kepada teman-teman

d. Saya selalu siap jika pendidik menyuruh saya untuk

menyampaikan pendapat atau berargumentasi

1

2

10

17

2. Kesungguhan

(seriousness)

Bersungguh-

sungguh dalam

berbicara dan

menyampaikan

pendapat

a. Ketika saya berargumentasi, saya akan menyisipkan suatu

humor dalam argumen saya

b. Saya menyampaikan pendapat dengan bersungguh-sungguh

agar pendapat saya tidak diragukan

c. Saya tidak akan menyampaikan pendapat apabila masih banyak

peserta didik lain yang tidak memperhatikan

11

3

18

Page 62: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

57

No. Indikator Deskriptor Pernyataan No. Item

3. Ketulusan

(sincerity)

Melakukan

komunikasi dengan

tulus dan ikhlas

a. Saya hanya akan menyampaikan pendapat apabila pendidik

menyuruh

b. Saya akan membantu menjelaskan materi pembelajaran kepada

peserta didik yang belum memahami tanpa diminta oleh

pendidik

c. Pada saat diskusi, saya menyuruh teman untuk menjelaskan

hasil pembahasan kepada kelompok lain

19

4

20

4. Kepercayaan

(confidence)

Percaya diri dan

yakin dengan apa

yang disampaikan

a. Saya menyampaikan pendapat dengan penuh keyakinan dan

kepastian

b. Saya selalu percaya diri dalam menyampaikan pendapat dan

selalu yakin dengan materi yang saya sampaikan

c. Saya ragu-ragu ketika menyampaikan pendapat karena takut

salah

d. Saya selalu menyuarakan pendapat saya ketika diskusi

kelompok dilaksanakan

5

6

12

21

Page 63: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

58

No. Indikator Deskriptor Pernyataan No. Item

5. Ketenangan

(poise)

Melakukan

komunikasi dengan

tenang

a. Ketika berkomunikasi atau menyampaikan pendapat, saya

menunjukkan sikap yang tenang

b. Ketika berkomunikasi atau menyampaikan pendapat, saya

selalu tergesa-gesa

c. Saya menggerakkan anggota tubuh (kaki dan tangan) ketika

berbicara untuk mengurangi rasa gugup

d. Saya bersikap tenang apabila mendapat pertanyaan yang sulit

dari teman dalam melaksanakan diskusi

7

13

14

22

6. Keramahan

(friendship)

Menunjukkan sikap

ramah dan etis

dalam

berkomunikasi

a. Saya berbicara dengan sopan pada saat diskusi dengan teman

b. Apabila terjadi perdebatan dalam diskusi, saya akan diam

c. Saya mengkritik pendapat orang lain sesuai dengan suasana hati

saya

d. Apabila pada saat diskusi ada teman yang berbeda pendapat

dengan saya, saya akan menentang pendapatnya

8

23

24

25

Page 64: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

59

No. Indikator Deskriptor Pernyataan No. Item

7. Kesederhanaan

(moderation)

Menggunakan gaya

bahasa yang

sederhana dan

mudah dipahami

dalam

berkomunikasi

a. Ketika menyampaikan pendapat, saya menggunakan bahasa

yang sederhana dan mudah dipahami

b. Saya menggunakan kata-kata motivator dalam berkomunikasi

agar lebih berkesan

c. Saat berdiskusi, saya menyampaikan pendapat saya dengan kata

yang muluk-muluk

9

15

16

Page 65: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

60

F2. Lembar Angket Communicating

Nama :

Kelas / No. Absen :

I. Petunjuk Pengisian Angket

1. Pengisian angket ini tidak akan mempengaruhi prestasi atau nilai raport anda.

Mohon anda memberi jawaban sejujurnya dan sesuai dengan apa adanya.

2. Instrumen ini terdiri dari pernyataan dan pilihan jawaban. Silahkan beri

jawaban anda dengan memberi tanda ( √ ) sesuai dengan kondisi anda!

3. Serahkan jawaban anda jika anda sudah selesai mengerjakan angket ini!

4. Untuk menjawab pernyataan, pilihlah 4 (empat) alternatif di bawah ini dengan

menggunakan tanda ( √ ) pada kolom yang telah disediakan.

a. 1 = jika anda tidak pernah melakukannya / sangat tidak setuju

b. 2 = jika anda jarang melakukannya / tidak setuju

c. 3 = jika anda sering melakukannya / setuju

d. 4 = jika anda selalu melakukannya / sangat setuju

II. Kuisioner

No

.Pernyataan

Pilihan

1 2 3 4

1. Saya mempelajari materi sejarah sebelum

pembelajaran dimulai

2. Sebelum menyampaikan pendapat, saya

meringkas materi pembelajaran sejarah terlebih

dahulu

3. Saya menyampaikan pendapat dengan

bersungguh-sungguh agar pendapat saya tidak

diragukan

Page 66: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

61

No

.Pernyataan Pilihan

1 2 3 4

4. Saya akan membantu menjelaskan materi

pembelajaran kepada peserta didik yang belum

memahami tanpa diminta oleh pendidik

5. Saya menyampaikan pendapat dengan penuh

keyakinan dan kepastian

6. Saya selalu percaya diri dalam menyampaikan

pendapat dan selalu yakin dengan materi yang

saya sampaikan

7. Ketika berkomunikasi atau menyampaikan

pendapat, saya menunjukkan sikap yang tenang

8. Saya berbicara dengan sopan pada saat diskusi

dengan teman

9. Ketika menyampaikan pendapat, saya

menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah

dipahami

10. Saya membaca ringkasan materi yang saya buat

terlebih dahulu sebelum menyampaikan kepada

teman-teman

11. Ketika saya berargumentasi, saya akan

menyisipkan suatu humor dalam argumen saya

12. Saya ragu-ragu ketika menyampaikan pendapat

karena takut salah

Page 67: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

62

No

.Pernyataan Pilihan

1 2 3 4

13. Ketika berkomunikasi atau menyampaikan

pendapat, saya selalu tergesa-gesa

14. Saya menggerakkan anggota tubuh (kaki dan

tangan) ketika berbicara untuk mengurangi rasa

gugup

15. Saya menggunakan kata-kata motivator dalam

berkomunikasi agar lebih berkesan

16. Saat berdiskusi, saya menyampaikan pendapat

saya dengan kata yang muluk-muluk

17. Saya selalu siap jika pendidik menyuruh saya

untuk menyampaikan pendapat atau

berargumentasi

18. Saya tidak akan menyampaikan pendapat apabila

masih banyak peserta didik lain yang tidak

memperhatikan

19. Saya hanya akan menyampaikan pendapat

apabila pendidik menyuruh

20. Pada saat diskusi, saya menyuruh teman untuk

menjelaskan hasil pembahasan kepada kelompok

lain

21. Saya selalu menyuarakan pendapat saya ketika

diskusi kelompok dilaksanakan

No Pernyataan Pilihan

Page 68: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

63

. 1 2 3 4

22. Saya bersikap tenang apabila mendapat

pertanyaan yang sulit dari teman dalam

melaksanakan diskusi

23. Apabila terjadi perdebatan dalam diskusi, saya

akan diam

24. Saya mengkritik pendapat orang lain sesuai

dengan suasana hati saya

25. Apabila pada saat diskusi ada teman yang

berbeda pendapat dengan saya, saya akan

menentang pendapatnya

5. Pertanyaan positif

a. jika peserta didik menjawab tidak pernah (1), maka skor yang didapat

adalah 1

b. jika peserta didik menjawab jarang (2), maka skor yang didapat adalah 2

c. jika peserta didik menjawa sering (3), maka skor yang didapat adalah 3

d. jika peserta didik menjawab selalu (4), maka skor yang didapat adalah 4

6. Pertanyaan negatif

a. jika peserta didik menjawab tidak pernah (1), maka skor yang didapat

adalah 4

b. jika peserta didik menjawab jarang (2), maka skor yang didapat adalah 3

c. jika peserta didik menjawab sering (3), maka skor yang didapat adalah 2

d. jika peserta didik menjawab selalu (4), maka skor yang didapat adalah 1

Page 69: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

64

Lampiran G. Instrumen Penilaian Hasil Belajar

G1. Kisi-Kisi Soal Tes

Jenis Sekolah : SMA/MA Alokasi Waktu : 15 menit

Mata Pelajaran : Sejarah Jumlah Soal : 20 soal

Kurikulum : 2013

Kompetensi IntiKompetensi

DasarKelas /

SemesterMateri Indikator Bentuk Tes Nomor Soal

3. Memahami,

menerapkan, dan

menganalisis

pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural,

dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi,

seni, budaya, dan

3.11 Menganalisis

perbandingan

peradaban

awal dunia

dan

Indonesia

serta

keterkaitan-

nya dengan

manusia,

X IPS /

Genap

Peradaban awal

Indonesia dalam

bidang

pencapaian ilmu

pengetahuan dan

teknologi

Menganalisis

peradaban awal

Indonesia dalam

bidang pencapaian

ilmu pengetahuan

dan teknologi

Pilihan

Ganda

2, 8, 13, dan

17

Peradaban awal

Indonesia dalam

bidang

Menganalisis

peradaban awal

Indonesia dalam

5, 10, 14, dan

18

Page 70: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

65

Kompetensi IntiKompetensi

DasarKelas /

SemesterMateri Indikator Bentuk Tes Nomor Soal

humaniora dengan

wawasan kemanusiaan,

kebangsaan,

kenegaraan, dan

peradaban terkait

penyebab fenomena

dan kejadian, serta

menerapkan

pengetahuan prosedural

pada bidang kajian

yang spesifik sesuai

dengan bakat dan

minatnya untuk

memecahkan masalah.

masa kini

dalam cara

berhubungan

dengan

lingkungan,

hukum,

kepercayan,

pemerintahan

dan sosial

kepercayaan bidang

kepercayaan

Peradaban awal

Indonesia dalam

bidang sosial

Menganalisis

peradaban awal

Indonesia dalam

bidang sosial

3, 6, 7, dan

12

Peradaban awal

Indonesia dalam

bidang

perekonomian

Menganalisis

peradaban awal

Indonesia dalam

bidang

perekonomian

1, 9, 16, dan

20

Peradaban awal

Indonesia dalam

bidang

kebudayaan

Menganalisis

peradaban awal

Indonesia dalam

bidang kebudayaan

4, 11, 15, dan

19

Page 71: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

66

Page 72: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

67

G2. Soal Penilaian Hasil Belajar

Nama :Kelas / No. Absen :

Berilah tanda silang ( X ) pada salah satu jawaban yang benar!

1. Ciri-ciri utama masyarakat pada masa food gathering adalah ....a. Memiliki tempat tinggal tetapb. Tinggal pada goa-goac. Berburud. Bercocok tanam di ladange. Mengenal perdagangan

2. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!1) Alat-alat yang ditemukan bercorak kasar dan sederhana2) Alat-alat batu ini digolongkan sebagai alat paleolitik3) Alat-alat yang ditemukan bercorak halus4) Kapak perimbas ini terkenal dengan nama budaya Pacitan5) Alat-alat batu ini digolongkan sebagai alat neolitikKeterangan yang berhubungan dengan penemuan alat-alat batu oleh Von Koenigswald ditunjukkan oleh nomor ....a. 1, 2, dan 4b. 2, 3, dan 4c. 3, 4, dan 5d. 1, 4, dan 5e. 1, 2, dan 3

3. Ciri-ciri kehidupan manusia di awal peradaban Indonesia pada masa berburu dan meramu adalah ....a. Nomaden dan Food Gatheringb. Primus Interparesc. Food Producing d. Nomaden dan Food Producinge. Bercocok tanam

4. Untuk mempelajari kehidupan manusia pada awal peradaban di Indonesia dipergunakan sumber sejarah berupa ....a. Prasastib. Dokumentasi

Page 73: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

68

c. Candid. Hasil kebudayaane. Monumen

5. Perhatikan keterangan berikut!1) Cap tangan dengan latar belakang merah mengandung arti kekuatan.2) Cap tangan dengan jari yang tidak lengkap mengandung arti berkabung.3) Bercocok tanam dilakukan dengan sederhana dan berpindah-pindah.4) Adanya lukisan di dinding-dinding goa atau dinding-dinding karang.5) Adanya tumpukan sampah dapur berupa kulit kerang.Berdasarkan keterangan diatas, yang menggambarkan kehidupan spiritual masyarakat pada masa berburu dan meramu ditunjukkan pada nomer ....a. 1, 2, dan 3.b. 1, 2, dan 4.c. 2, 3, dan 4d. 1, 3, dan 5.e. 3, 4, dan 5.

6. Perhatikan ciri-ciri zaman prasejarah berikut ini!1) Peternak hewan2) Bercocok tanam3) Menangkap ikan4) Membangun rumah sederhana5) Hidup menetap6) Membuat gerabahCiri-ciri diatas merupakan ciri dari zaman ....a. Arkhaikum b. Peradabanc. Berburu dan mengumpulkan makanand. Bercocok taname. Perundagian

7. Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, kebudayaan Kjokkenmoddinger banyak ditemukan. Hal ini menunjukkan adanya ....a. Tempat tinggal di goa-goab. Bukti bahwa manusia purba mengkonsumsi kerang dan siputc. Manusia melakukan perburuan hewan di hutand. Telah ditemukannya api dan cara memasak makanane. Manusia purba pandai membuat alat-alat serpih

Page 74: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

69

8. Beliung persegi, kapak lonjong, mata panah, dan gerabah adalah beberapa alat yang dibuat dan digunakan pada masa ....a. Arkhaikum b. Peradabanc. Berburu dan mengumpulkan makanand. Bercocok taname. Perundagian

9. Pada masa bercocok tanam telah muncul bentuk perdagangan yang dilakukan dengan cara ....a. Barterb. Perdagangan tetapc. Pinjamand. Bagi hasile. Titip barang

10. Perhatikan pernyataan berikut!1) Pelaksanaan penguburan dilakukan dengan cara langsung maupun tidak

langsung2) Si mati biasanya dibekali barang keperluan sehari-hari3) Roh dianggap mempunyai kehidupan dialamnya tersendiri sesudah

meninggalBerdasarkan ciri-ciri diatas, kepercayaan yang dianut masyarakat terhadap alam kehidupan sesudah mati terjadi pada masa .... a. Arkhaikum b. Peradabanc. Berburu dan mengumpulkan makanand. Bercocok taname. Perundagian

11. Bagunan megalithik sangat berkembang pada masa bercocok tanam. Diantara beberapa bangunan berikut ini, yang merupakan bangunan megalithik, kecuali....a. Dolmenb. Sarkofagusc. Warugad. Peti kubur batue. Nekara

Page 75: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

70

12. Perhatikan ciri-ciri berikut!1) Berbagai macam artefak logam;2) Benda dari tanah liat telah dibuat dengan menggunakan roda pemutar;3) Masyarakat sudah menetap dan mempunyai keahlian kerja masing-masing;4) Mata pencaharian dengan beternak, bertani, bertenun, dan berdagang;5) Pembuatan perahu, pembuatan benda dari tanah liat, batu, maupun logam;6) Pemujaan kepada arwah nenek moyang dan alam.Berdasarkan ciri-ciri diatas, masyarakat hidup pada masa ....a. Arkhaikum b. Peradabanc. Berburu dan mengumpulkan makanand. Bercocok taname. Perundagian

13. Pada masa perundagian, teknologi pembuatan benda-benda jauh lebih tinggi tingkatnya dibangdingan dengan masa sebelumnya. Hal ini dibuktikan dengan penemuan-penemuan berbagi teknik baru seperti dibawah ini, kecuali....a. Pewarnaanb. Peleburanc. Pencampurand. Penempaane. Pencetakan

14. Pada masa perundagian, yang sangat menonjol adalah kepercayaan terhadap pengaruuh arwah nenek moyang terhadap perjalanan hidup manusia dan masyarakatnya. Oleh karena itu, arwah nenek moyang harus selalu diperhatikan dan dipuaskan melalui ....a. Penguburan langsungb. Upacarac. Penguburan tidak langsungd. Pemujaane. Pengiriman doa

15. Pada masa perundagian, sebagian besar alat-alat terbuat dari bahan ....a. Batub. Logamc. Besid. Perunggue. Emas

Page 76: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

71

16. Masa perundagian merupakan awal adanya kegiatan perdagangan yang ditandai dengan adanya hal-hal berikut, kecuali....a. Melakukan kegiatan pertanian dan perternakanb. Membuat keranjangc. Membuat gerabahd. Masyarakat pergi ke tempat lain untuk menukar barang-barang yang tidak

dihasilkan di tempat tinggalnyae. Melakukan kegiatan perburuan

17. Berikut ini yang merupakan alat-alat yang terbuat pada masa berburu dan meramu yaitu ....a. Beliung persegib. Kapak lonjongc. Kapak perimbasd. Gerabahe. Mata panah

18. Manusia purba pada waktu itu sudah mempunyai keyakinan akan adanya dunia arwah yang ditandai dengan ....a. Penempatan kepala mayat yang diarahkan ke tempat asal b. Si mati diberikan bekal kuburc. Penguburan dilakukan secara langsungd. Penguburan dilakukan secara tidak langsunge. Mayat diletakkan pada peti kubur batu

19. Perhatikan keterangan berikut!1) Benda ini merupakan peninggalan pada masa perundagian2) Bentuknya seperti dandang dan berpinggang pada bagian tengah3) Di kabupaten Alor benda ini digunakan sebagai alat pembayaran4) Di Pulau Bali kedudukan benda ini disejajarkan dengan dewa5) Benda ini dianggap mengandung kekuatan magis6) Benda ini juga dijadikan sebagai benda pusakaBerdasarkan ciri-ciri diatas, benda yang dimaksud adalah ....a. Bejanab. Kapakc. Patung perunggud. Nekara e. Waruga

Page 77: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

72

20. Sistem perdagangan manusia zaman praaksara berupa barter dimulai pada masa ....a. Arkhaikumb. Peradabanc. Berburu dan mengumpulkan makanand. Bercocok taname. Perundagian

Page 78: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

73

Lampiran H. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

H1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 1

Satuan Pendidikan : MAN 3 Jember

Kelas / Semester : X / Genap

Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)

Jumlah Pertemuan : 4 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

1.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat

beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 79: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

74

2.3 Berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah.

3.11 Menganalisis perbandingan peradaban awal dunia dan Indonesia serta

keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan

dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial.

4.11 Menyajikan hasil analisis peradaban awal dunia dan Indonesia serta

keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan

dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial dalam

presentasi.

C. Indikator

1. Menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang pencapaian ilmu

pengetahuan dan teknologi.

2. Menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang kepercayaan.

3. Menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang sosial.

4. Menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang perekonomian.

5. Menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang kebudayaan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mengikuti pembelajaran sejarah dengan metode active knowledge

sharing serta diskusi kelompok, peserta didik kelas X IPS 1 diharapkan

mampu menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang pencapaian

ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tepat.

2. Setelah mengikuti pembelajaran sejarah dengan metode active knowledge

sharing serta diskusi kelompok, peserta didik kelas X IPS 1 diharapkan

mampu menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang kepercayaan

dengan baik.

3. Melalui metode pembelajaran active knowledge sharing serta diskusi

kelompok, peserta didik kelas X IPS 1 diharapkan mampu menganalisis

peradaban awal Indonesia dalam bidang sosial dengan benar.

Page 80: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

75

4. Melalui metode pembelajaran active knowledge sharing serta diskusi

kelompok, peserta didik kelas X IPS 1 diharapkan mampu menganalisis

peradaban awal Indonesia dalam bidang perekonomian dengan tepat.

5. Melalui metode pembelajaran active knowledge sharing serta diskusi

kelompok, peserta didik kelas X IPS 1 diharapkan mampu menganalisis

peradaban awal Indonesia dalam bidang kebudayaan dengan tepat.

E. Materi Ajar

1. Peradaban awal Indonesia dalam pencapaian ilmu pengetahuan dan

teknologi.

2. Peradaban awal Indonesia dalam sistem kepercayaan.

3. Peradaban awal Indonesia dalam bidang sosial.

4. Peradaban awal Indonesia dalam bidang perekonomian.

5. Peradaban awal Indonesia dalam bidang kebudayaan.

F. Pendekatan, Metode, dan Media

Pendekatan : Saintifik

Metode : Active Knowledge Sharing

Media : PPT

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

DeskripsiAlokasi

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

Pendahuluan 1. Pendidik

menyampaikan salam

dan berdoa bersama

peserta didik

1. Peserta didik

menjawab salam dan

berdoa bersama

pendidik

15 menit

2. Pendidik

mengkondisikan

2. Peserta didik

mengkondisikan

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Page 81: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

76

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

peserta didik agar

siap menerima

pembelajaran

diri untuk mengikuti

kegiatan

pembelajaran

3. Pendidik

memberikan

apersepsi / pre-test

terkait materi yang

akan dipelajari

3. Peserta didik

mengerjakan soal

pre-test yang

diberikan oleh

pendidik

4. Pendidik

mengeksplorasi

pengetahuan peserta

didik berkaitan

dengan materi yang

akan dipelajari

4. Peserta didik

mengeksplorasi

pengetahuan

berkaitan dengan

materi yang akan

dipelajari

5. Pendidik

menyampaikan topik

yang akan dipelajari

sekaligus

menanamkan konsep

kepada peserta didik

5. Peserta didik

memperhatikan

pendidik dan

menyampaikan

topik dan konsep

yang akan dipelajari

6. Pendidik

memfokuskan peserta

didik pada materi

6. Peserta didik

memfokuskan diri

pada materi

7. Pendidik

menyampaikan

tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai

7. Peserta didik

memperhatikan

pendidik

menyampaikan

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Page 82: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

77

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

tujuan pembelajaran

8. Pendidik membagi

peserta didik menjadi

5 kelompok

8. Peserta didik

berkumpul dengan

kelompok masing-

masing

Inti 1. Pendidik menyajikan

peta konsep dari

materi yang akan

disampaikan

1. Peserta didik

memperhatikan

dengan seksama

60 menit

2. Pendidik

menyampaikan

materi secara garis

besar

2. Peserta didik

memperhatikan

penjelasan dari

pendidik

3. Pendidik mendorong

peserta didik untuk

bertanya seputar

materi

3. Peserta didik

bertanya seputar

materi

4. Pendidik

membimbing peserta

didik dalam

mengembangkan

pemahaman konsep

dari materi yang

disajikan

4. Peserta didik

mengembangkan

pemahaman konsep

dari materi yang

disajikan

5. Pendidik

menjelaskan strategi

pembelajaran

5. Peserta didik

mendengarkan dan

Kegiatan Deskripsi Alokasi

Page 83: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

78

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

yang akan

dilaksanakan, yaitu

metode active

knowledge sharing

memperhatikan

6. Pendidik meyajikan

masalah kepada

peserta didik

6. Peserta didik

mengerjakan tugas

yang disajikan oleh

pendidik

7. Pendidik

membimbing peserta

didik dalam

memecahkan

masalah yang

disajikan

7. Peserta didik

memecahkan

masalah yang

disajikan pendidik

8. Pendidik

memberikan

kesempatan kepada

tiap kelompok untuk

mempresentasikan

hasil diskusinya

didepan kelas

8. Peserta didik

mempresentasikan

hasil kerja

kelompoknya

didepan kelas

Penutup 1. Pendidik

memberikan post-test

kepada peserta didik

1. Peserta didik

mengerjakan post-

test

15 menit

2. Pendidik

mengarahkan peserta

didik untuk

memberikan

2. Peserta didik

memberikan

kesimpulan terhadap

permasalahan yang

Page 84: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

79

Kegiatan

DeskripsiAlokasi

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

kesimpulan terhadap

permasalahan yang

telah dianalisis

telah dianalisis

3. Pendidik

memberikan umpan

balik terhadap proses

pembelajaran yang

berlangsung

3. Peserta didik

menjawab umpan

balik yang diberikan

pendidik

4. Pendidik

memberikan

penekanan pada

materi yang penting

4. Peserta didik

memperhatikan

pendidik

memberikan

penekanan pada

materi yang penting

5. Pendidik

memberikan refleksi

sekaligus

memberikan motivasi

agar peserta didik

lebih giat belajar

5. Peserta didik

memperhatikan

pendidik

memberikan refleksi

serta motivasi

6. Pendidik

menyampaikan

rencana pembelajaran

selanjutnya

6. Peserta didik

memperhatikan

pendidik

7. Pendidik bersama

peserta didik

menutup

pembelajaran dengan

7. Peserta didik

bersama pendidik

menutup

pembelajaran

Page 85: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

80

berdoa bersama dengan berdoa

bersama

H. Sumber Belajar

1. Hapsari dan Adil. 2014. Sejarah untuk Kelas 1 SMA/MA. Jakarta: Erlangga.

2. Poesponegoro dan Nugroho. 2010. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta:

Balai Pustaka.

3. Modul Sejarah Peminatan Kelas X

Page 86: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

81

H2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen 2

Satuan Pendidikan : MAN 3 Jember

Kelas / Semester : X / Genap

Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)

Jumlah Pertemuan : 4 x 45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif, dan

pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar

Page 87: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

82

2.2 Menghayati keteladanan para pemimpin dalam toleransi antar umat

beragama dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Berlaku jujur dan bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran sejarah.

3.11 Menganalisis perbandingan peradaban awal dunia dan Indonesia serta

keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan

dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial.

4.11 Menyajikan hasil analisis peradaban awal dunia dan Indonesia serta

keterkaitannya dengan manusia masa kini dalam cara berhubungan

dengan lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan sosial dalam

presentasi.

C. Indikator

1. Menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang pencapaian ilmu

pengetahuan dan teknologi.

2. Menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang kepercayaan.

3. Menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang sosial.

4. Menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang perekonomian.

5. Menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang kebudayaan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah mengikuti pembelajaran sejarah dengan metode cooperative script

serta diskusi kelompok, peserta didik kelas X IPS 2 diharapkan mampu

menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang pencapaian ilmu

pengetahuan dan teknologi dengan tepat.

2. Setelah mengikuti pembelajaran sejarah dengan metode cooperative script

serta diskusi kelompok, peserta didik kelas X IPS 2 diharapkan mampu

menganalisis peradaban awal Indonesia dalam bidang kepercayaan dengan

baik.

Page 88: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

83

3. Melalui metode pembelajaran cooperative script serta diskusi kelompok,

peserta didik kelas X IPS 2 diharapkan mampu menganalisis peradaban

awal Indonesia dalam bidang sosial dengan benar.

4. Melalui metode pembelajaran cooperative script serta diskusi kelompok,

peserta didik kelas X IPS 2 diharapkan mampu menganalisis peradaban

awal Indonesia dalam bidang perekonomian dengan tepat.

5. Melalui metode pembelajaran cooperative script serta diskusi kelompok,

peserta didik kelas X IPS 2 diharapkan mampu menganalisis peradaban

awal Indonesia dalam bidang kebudayaan dengan tepat.

E. Materi Ajar

1. Peradaban awal Indonesia dalam pencapaian ilmu pengetahuan dan

teknologi.

2. Peradaban awal Indonesia dalam sistem kepercayaan.

3. Peradaban awal Indonesia dalam bidang sosial.

4. Peradaban awal Indonesia dalam bidang perekonomian.

5. Peradaban awal Indonesia dalam bidang kebudayaan.

F. Pendekatan, Metode, dan Media

Pendekatan : Saintifik

Metode : Cooperative Script

Media : PPT

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

DeskripsiAlokasi

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

Pendahuluan 1. Pendidik

menyampaikan salam

dan berdoa bersama

peserta didik

1. Peserta didik

menjawab salam

dan berdoa

bersama pendidik

15 menit

Page 89: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

84

2. Pendidik

mengkondisikan

2. Peserta didik

mengkondisikan

Kegiatan

DeskripsiAlokasi

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

peserta didik agar

siap menerima

pembelajaran

diri untuk

mengikuti

kegiatan

pembelajaran

3. Pendidik memberikan

apersepsi / pre-test

terkait materi yang

akan dipelajari

3. Peserta didik

mengerjakan soal

pre-test yang

diberikan oleh

pendidik

4. Pendidik

mengeksplorasi

pengetahuan peserta

didik berkaitan

dengan materi yang

akan dipelajari

4. Peserta didik

mengeksplorasi

pengetahuan

berkaitan dengan

materi yang akan

dipelajari

5. Pendidik

menyampaikan topik

yang akan dipelajari

sekaligus

menanamkan konsep

kepada peserta didik

5. Peserta didik

memperhatikan

pendidik dan

menyampaikan

topik dan konsep

yang akan

dipelajari

6. Pendidik

memfokuskan peserta

didik pada materi

6. Peserta didik

memfokuskan diri

pada materi

7. Pendidik 7. Peserta didik

Page 90: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

85

menyampaikan tujuan

pembelajaran yang

memperhatikan

pendidik

Kegiatan

DeskripsiAlokasi

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

ingin dicapai menyampaikan

tujuan

pembelajaran

8. Pendidik membagi

peserta didik menjadi

17 kelompok /

pasangan

8. Peserta didik

berpasangan

dalam kelompok

9. Pendidik menetapkan

peserta didik yang

berperan sebagai

pembicara dan

pendengar

9. Peserta didik

menyesuaikan

perannya sebagai

pembicara dan

pendengar

Inti 1. Pendidik menyajikan

peta konsep dari

materi yang akan

disampaikan

1. Peserta didik

memperhatikan

dengan seksama

60 menit

2. Pendidik

menyampaikan

materi secara garis

besar

2. Peserta didik

memperhatikan

penjelasan dari

pendidik

3. Pendidik mendorong

peserta didik untuk

bertanya seputar

materi

3. Peserta didik

bertanya seputar

materi

4. Pendidik 4. Peserta didik

Page 91: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

86

membimbing peserta

didik dalam

mengembangkan

pemahaman

Kegiatan

DeskripsiAlokasi

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

mengembangkan

pemahaman konsep

dari materi yang

disajikan

konsep dari materi

yang disajikan

5. Pendidik menjelaskan

strategi pembelajaran

yang akan

dilaksanakan, yaitu

metode cooperative

script

5. Peserta didik

mendengarkan dan

memperhatikan

6. Pendidik

membagikan

wacana / materi yang

dipelajari dan

menetapkan bagian

materi pada masing-

masing peserta didik

yang berperan

sebagai pembicara

dan pendengar

6. Peserta didik

membaca dan

menyimak wacana

atau materi yang

telah ditetapkan

7. Pendidik meminta

peserta didik untuk

membuat ringkasan

materi di LKPD

7. Peserta didik

membuat

ringkasan materi

di LKPD

8. Pendidik memberikan

kesempatan kepada

8. Peserta didik

memainkan peran

Page 92: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

87

peserta didik

memainkan peran

sebagai pembicara

dan pendengar

Kegiatan

DeskripsiAlokasi

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

sebagai pembicara

dan pendengar

9. Pendidik memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

bertukar peran

9. Peserta didik

bertukar peran

10. Pendidik memilih

kelompok /

pasangan secara

acak untuk

mempresentasikan

hasil diskusinya

didepan kelas

10. Peserta didik

mempresentasi-

kan hasil kerja

kelompoknya

didepan kelas

Penutup 1. Pendidik memberikan

post-test kepada

peserta didik

1. Peserta didik

mengerjakan post-

test

15 menit

2. Pendidik

mengarahkan peserta

didik untuk

memberikan

kesimpulan terhadap

wacana / materi yang

telah dianalisis

2. Peserta didik

memberikan

kesimpulan

terhadap wacana /

materi yang telah

dianalisis

3. Pendidik memberikan

umpan balik terhadap

3. Peserta didik

menjawab umpan

Page 93: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

88

pembelajaran yang

berlangsung

balik yang

diberikan pendidik

Kegiatan

DeskripsiAlokasi

WaktuKegiatan PendidikKegiatan Peserta

Didik

4. Pendidik memberikan

penekanan pada

materi yang penting

4. Peserta didik

memperhatikan

pendidik

memberikan

penekanan pada

materi yang

penting

5. Pendidik memberikan

refleksi sekaligus

memberikan motivasi

agar peserta didik

lebih giat belajar

5. Peserta didik

memperhatikan

pendidik

memberikan

refleksi serta

motivasi

6. Pendidik

menyampaikan

rencana pembelajaran

selanjutnya

6. Peserta didik

memperhatikan

pendidik

7. Pendidik bersama

peserta didik

menutup

pembelajaran dengan

berdoa bersama

7. Peserta didik

bersama pendidik

menutup

pembelajaran

dengan berdoa

bersama

Page 94: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

89

H. Sumber Belajar

1. Hapsari dan Adil. 2014. Sejarah untuk Kelas 1 SMA/MA. Jakarta: Erlangga.

2. Poesponegoro dan Nugroho. 2010. Sejarah Nasional Indonesia I. Jakarta:

Balai Pustaka.

3. Modul Sejarah Peminatan Kelas X

Page 95: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

90

Lampiran 1. Materi Pembelajaran

Peradaban Indonesia

1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Masa berburu dan meramu atau mengumpulkan makanan untuk

memperoleh bahan-bahan makanan mereka menggunakan alat-alat yang

terbuat dari batu, tulang, tanduk, dan lain-lain. Alat-alat dari tulang dan

tanduk misalnya, digunakan untuk mengorek umbi-umbian dan melepas

kulitnya. Alat dari batu seperti kapak genggam digunakan untuk mencukil

tanah, memecah kulit kerang, memotong daging, atau untuk menguliti

binatang. Manusia pada masa ini sudah melakukan upaya menjinakkan

anjing untuk berburu. Hal itu terlihat dari temuan gigi anjing di goa

Cakondo Sulawesi Selatan. Alat-alat yang dipakai pada waktu itu adalah

kapak perimbas, alat serpih dan alat-alat tulang. Dengan alat-alat tulang ini

mereka mempertahankan hidupnya. Dari temuan yang didapat, ternyata

mereka mengumpulkan mayat didalam goa. Mereka mengenal pula batu-

batuan yang dapat dicairkan untuk dipergunakan sebagai cat. Pada beberapa

goa yang diteliti ditemukan gambar-gambar pada dinding goa dan cat

merah. Penelitian pada alat-alat masa berburu dan meramu mula-mula

dilakukan oleh Von Koenigswald di Punung (kabupaten Pacitan, Jawa

Timur). Alat-alat itu berupa kapak perimbas, yaitu kapak batu yang tidak

bertangkai dan menggunakannya dengan menggenggam dalam tangan.

Karena alat-alat semacam ini banyak ditemukan di Pacitan, maka disebut

budaya Pacitan. Oleh Von Koenigswald alat-alat batu semacam itu

digolongkan sebagai alat-alat paleolithik. Daerah Punung adalah tempat

yang terkaya akan kapak-kapak perimbas dan hingga sekarang merupakan

tempat penemuan yang terpenting di Indonesia.

Page 96: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

91

b. Bercocok Tanam

Pada masa bercocok tanam, teknologi pembuatan alat mengalami

kemajuan pesat apalagi ketika ditemukannya teknik peleburan,

percampuran, penempaan, dan pencetakan logam. Semula jenis-jenis logam

seperti besi, tembaga, timah, dan emas dibuat dengan teknik peleburan

sederhana, kemudian dengan teknik percampuran menghasilkan perunggu

yang lebih kuat. pembuatan alat-alat dari logam semula menggunakan cara

ditempa dan dipanaskan, kemudian menggunakan teknik setangkup

(bevalve) dan cetakan lilin (a cire perdue). teknik setangkup dengan

menggunakan model cetakan dari tanah liat, sedangkan cetakan lilin

modelnya dibuat dari lilin, kemudian dibungkus dengan tanah liat. Setelah

dipanaskan lilin akan mencair keluar dan terbentuk rongga. Pembuatan alat

dan benda-benda pusaka serta gelang dari bahan besi agaknya terbatas pada

daerah-daerah tertentu di Pulau Jawa. Jenis-jenis benda besi itu berupa mata

kapak, mata pisau, mata sabit, mata alat penyiang rumput, mata pedang,

mata tombak, dan gelang besi. Pada masa bercocok tanam telah ada

kemampuan membuat barang-barang dari gerabah, barang anyaman, dan

barang-barang tenun. Barang-barang gerabah pada mulanya dibuat dengan

cara yang sederhana, setelah banyak pengalaman mutunya makin diperbaiki,

demikian pula hiasan dan warnanya.

c. Masa Perundagian

Pada zaman perundagian, tingkatan dan kemampuan orang-orang

Nusantara makin lama makin meningkat. Cara berpikir dan peningkatan

kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari pun bertambah. Kebiasaan dan

teknik membuat perkakas juga berkembang. Maka pemakaian barang-

barang yang dibuat dari logam muncul. Alat-alat dan perkakas dari logam

yang daya tahannya lebih baik mulai dipergunakan. Dengan pengenalan

terhadap perkakas dari logam itu maka mulailah orang-orang Indonesia

Page 97: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

92

menginjak babak baru dalam kehidupan berbudaya. Secara berangsur-

angsur tradisi pemakaian alat-alat perkakas dari batu mulai mulai

ditinggalkan orang. Dengan demikian, bangsa Indonesia mulai menginjak

zaman logam. Pada zaman perundagian ini, dikenal teknik pembuatan alat-

alat dari logam yaitu:

A cire perdue yang caranya, mula-mula benda yang dimaksud dibuat dari

lilin. setelah itu benda ditutup dengan tanah liat basah, lalu dibakar, lilin

meleleh keluar dari lubang yang dibuat di bagian bawah. Cetakan selesai

dibuat, kemudian logam cair dituangkan kedalam cetakan melalui lubang

tadi.

Menggunakan cetakan dua setangkap terbuat dari tanah liat basah.

Setelah kering logam cair dituangkan kedalamnya dan didiamkan sampai

dingin lalu cetakan dibuka.

2. Kepercayaan

a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia purba telah

percaya adanya kekuatan-kekuatan gaib, seperti animisme, dinamisme, dan

totemisme. Keyakinan akan adanya dunia arwah terlihat dari penempatan

kepala mayat yang diarahkan ke tempat asal atau tempat bersemayamnya

roh nenek moyang. Tempat yang biasanya diyakini sebagai tempat roh

nenek moyang adalah arah matahari terbit atau terbenam dan tempat-tempat

yang tinggi misalnya gunung dan bukit. Bukti-bukti mengenai hal itu

terlihat dari hasil penggalian kuburan-kuburan kuno di beberapa tempat,

seperti Bali dan Kematian, menunjukkan arah kepala mayat selalu ke arah

timur atau barat atau ke puncak-puncak gunung dan bukit.

b. Masa Bercocok Tanam

Pada masa bercocok tanam, kepercayaan manusia purba masih bersifat

animisme, dinamisme, dan totemisme. Namun, sudah lebih meningkat

dibandingkan masa sebelumnya. Salah satu segi yang menonjol dalam

Page 98: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

93

masyarakat adalah sikap terhadap alam kehidupan sesudah mati.

Kepercayaan bahwa roh seseorang tidak lenyap pada saat orang meninggal

sangat memengaruhi kehidupan manusia. Roh dianggap mempunyai

kehidupan dialamnya tersendiri sesudah orang meninggal.

Upacara yang paling mencolok adalah upacara pada waktu penguburan,

terutama bagi mereka yang dianggap terkemuka oleh masyarakat.

Pelaksanaan penguburan dilaksanakan dengan cara langsung maupun tidak

langsung, di tempat yang sering dihubungkan dengan asal usul anggota atau

tempat masyarakat atau tempat-tempat yang sudah dianggap sebagai tempat

tinggal arwah nenek moyang. Orang yang mati biasanya dibekali dengan

bermacam-macam barang keperluan sehari-hari, seperti perhiasan dan

periuk yang dikubur bersama-sama, dengan maksud agar perjalanan si mati

ke dunia arwah dan kehidupan selanjutnya akan terjamin sebaik-baiknya.

Jika tempat-tempat tersebut terlalu jauh atau sukar dicapai, si mati cukup

dikuburkan di suatu tempat dengan meletakkan mayat yang diarahkan ke

suatu tempat yang dimaksud. Tujuannya adalah agar roh si mati tidak

tersesat dalam perjalanan menuju tempat arwah nenek moyang atau tempat

asal mereka.

c. Masa Perundagian

Kepercayaan pada masa perundagian merupakan kelanjutan

kepercayaan pada masa bercocok tanam. Pada masa perundagian, terdapat

kepercayaan bahwa arwah nenek moyang mempunyai pengaruh besar

terhadap perjalanan hidup manusia dan masyarakatnya. Karena itu, arwah

nenek moyang harus selalu diperhatikan dan dipuaskan melalui upacara-

upacara. Benda upacara terbuat dari perunggu. Upacara-upacara dilakukan

sesuai dengan tempat tinggalnya dan intinya sama, yaitu penghormatan atau

pemujaan pada leluhur. Orang memuja roh nenek moyang untuk meminta

perlindungan. Upacara-upacara tersebut erat kaitannya dengan kehidupan

masyarakat. Banyaknya peninggalan bangunan untuk pemujaan masa

Page 99: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

94

perundagian menunjukkan bahwa kedudukan kepercayaan masa itu sangat

penting.

3. Sosial

a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, mereka telah mulai

lebih lama tinggal di suatu tempat. Ada kelompok-kelompok yang

bertempat tinggal di daerah pantai, ada pula yang memilih tempat tinggal di

daerah pedalaman. Mereka yang tinggal di daerah pantai makanan utamanya

berupa kerang dan ikan laut. Bekas tempat tinggal mereka dapat ditemukan

kembali, karena dijumpai sejumlah besar kulit-kulit kerang yang

menyerupai bukit kerang serta alat-alat yang mereka gunakan. Sisa-sisa

makanan yang berupa timbunan atau gugusan kulit kerang itu, yang arinya

sampah dapur. Adapun sisa-sisa alat yang ditemukan dalam gugusan kulit

kerang antara lain berupa anak panah atau mata tombak yang berbentuk

khusus untuk menangkap ikan.

b. Masa Bercocok Tanam

Kehidupan masyarakat menjadi lebih kompleks setelah mereka tidak

saja tinggal di goa-goa, tetapi juga memanfaatkan lahan-lahan terbuka

sebagai tempat tinggal. Dengan bertempat tinggal menetap mereka

mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk mengembangkan

teknologi pembuatan alat dari batu. Perubahan cara hidup dari mengembara

ke menetap akhirnya berpengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan lainnya.

Cara hidup berburu dan meramu secara berangsur-angsur mulai

ditinggalkan. Mereka memasuki tahapan baru yaitu bercocok tanam ini

merupakan peristiwa penting dalam sejarah dan peradaban manusia. Dengan

penemuan-penemuan baru, mereka dapat menguasai alam, terutama yang

berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup mereka. Ada jenis-jenis

tumbuhan mulai dibudidayakan dan bermacam-macam bidang mulai

dijinakkan.

Page 100: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

95

c. Masa Perundagian

Pada masa perundagian, masyarakat telah hidup di desa-desa di daerah

pegunungan, dataran rendah, dan tepi pantai.Susunan masyarakatnya makin

teratur dan terpimpin. Masyarakat dipimpin oleh ketua adat yang merangkap

sebagai kepala daerah. Ketua adat dipilih oleh masyarakat, yaitu orang tua

yang banyak pengetahuan dan pengalamannya mengenai adat dan

berwibawa terhadap masyarakat. Kepala daerah besar wibawanya kemudian

membawahi kepala-kepala daerah lainnya dan makin besar kekuasaannya.

Ia bertindak seperti seorang raja dan itulah permulaan timbulnya raja-raja di

Indonesia.

4. Perekonomian

a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan mereka belum

mengenal cara memasak makanan, karena mereka belum mengenal

bagaimana menggunakan periuk belangga, yang dibuktikan dari

peninggalan-peningggalan mereka. Untuk memasak makanan diperlukan

api, namun kita belum mengetahui dengan pasti sejak kapan manusia

prasejarah mulai menggunakan api dalam kehidupannya. Api mula-mula

dikenal dari gejala alam, misalnya percikan gunung berapi, kebakaran hutan

yang kering ditimbulkan oleh halilintar atau nyala api yang bersumber dari

dalam bumi, karena mengandung gas. Secara lambat laun, mereka dapat

menyalakan api dengan cara menggosok-gosokkan batu dengan batu yang

mengandung unsur besi, sehingga menimbulkan percikan api. Percikan-

percikan api ditampung dengan semacam lumut kering, sehingga terjadi

bara api.

b. Masa Bercocok Tanam

Page 101: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

96

Pada masa bercocok tanam, manusia sudah melakukan usaha pertanian

secara berpindah-pindah menurut kesuburan tanah. Pertanian berbentuk

perladangan dengan cara membakar hutan terlebih dahulu, kemudian

dibersihkan dan ditebarkan benih-benih tanaman. Tumbuh-tumbuhan yang

mula-mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimun, umbi-umbian dan

biji-bijian seperti jewawut, jenis padi, dan sebagainya. Adanya kegiatan

bercocok tanam ini didasarkan pada beberapa temuan di kawasan Asia

Tenggara. Orang-orang di Asia Tenggara sudah menemukan suatu bentuk

pertanian sederhana, yaitu pertanian ladang. Di Asia Tenggara sistem

perladanagan berpindah sudah dilakukan manusia pada masa akhir

Plestosen atau kira-kira 9000 SM. Cara manusia bercocok tanam pada

sistem perladangan adalah pertama-tama mereka menebang hutan lalu

membakar ranting-ranting, daun, dan pohonnya. Sesudah dibersihkan baru

mereka menanam sejenis umbi-umbian. Setelah masa panen, mereka akan

meninggalkan tempat itu dan mencari tempat yang baru dengan cara yang

sama, yakni tebang dan bakar. Oleh karena itu, sistem perladangan ini

disebut slash and burn yang artinya tebang dan bakar.

c. Masa Perundagian

Pada zaman perundagian, kemampuan manusia dalam kegiatan

ekonomi semakin maju. Kegiatan ekonomi makin beraneka ragam

diantaranya pertanian, peternakan, membuat keranjang, membuat gerabah,

bepergian ke tempat-tempat lain untuk menukar barang-barang yang tidak

dihasilkan di desa tempat tinggalnya. Kegiatan mereka merupakan

permulaan dari kegiatan perdagangan. Pada masa perundagian, dalam

masyarakat timbul golongan-golongan para ahli dalam mengerjakan

kegiatan tertentu, misalnya ahli mengatur upacara keagamaan, ahli

pertanian, ahli perdagangan, dan ahli membuat barang-barang dari logam

dan sebagainya.

5. Kebudayaan

Page 102: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

97

a. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan

Pada masa berburu dan mengumpullkan makanan ternyata telah

menghasilkan budaya yang belum ada pada masa sebeblumnya, seperti

lukisan-lukisan di dinding-dinding goa tempat tinggal mereka atau di

dinding karang. Di luar Indonesia, seni lukis yang berupa lukisan-lukisan di

dinding-dinding karang atau goa-goa ditemukan di Eropa, misalnya di

negara Perancis, Afrika, Australia. di tempat-tempat tersebut seni lukis

berasal dari masa yang lebih tua daripada yang ditemukan di Indoensia. Di

Indonesia seni lukis adalah suatu hasil budaya yang baru dicapai pada masa

berburu tingkat lanjut dan ditemukan tersebar di daerah Sulawesi Selatan,

kepulauan Maluku, dan Irian.

b. Masa Bercocok Tanam

Masyarakat masa bercocok tanam sudah memperhatikan tentang

kesenian misalnya ditemukannya kulit kerang yang digunakan sebagai

kalung, gelang-gelang dari batu indah dan manik-manik. Didalam goa-goa

yang menjadi tempat tinggal mereka ditemukan lukisan-lukisan dengan

beberapa warna. Hasrat untuk mengekspresikan keindahan muncul ketika

manusia mulai menetap sementara di goa-goa. Ekspresi keindahan itu

dituangkan dalam bentuk seni lukis dengan media dinding-dinding goa atau

permukaan batu. Ketika manusia sudah mulai hidup menetap, ekspresi

keindahan bertambah variasinya. Seiring dengan perkembangan teknik

tuang logam dan pembuatan gerabah, dalam aspek seni muncul seni lukis

dalam bentuk relief dan seni patung.

c. Masa Perundagian

Dari keseluruhan hasil-hasil kebudayaan masa perundagian, sebagian

besar hasil-hasil tersebut berwujud benda-benda berupa alat-alat. Pada masa

perundagian kemahiran membuat alat-alat semakin berkembang sebagai

akibat terjadinya golongan-golongan dalam masyarakat yang bertugas

secara khusus membuat alat-alat. Pada masa perundagian, teknologi

Page 103: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

98

pembuatan benda-benda makin meningkat, terutama setelah ditemukannya

campuran antara timah dan tembaga yang menghasillkan logam perunggu.

Lampiran I. Uji Validitas dan Reliabilitas

I1. Hasil Uji Validitas Angket Communicating

Correlations

Skor

total

Skor

total

Item 1 Pearson Correlation

.873**Item 6 Pearson

Correlation.526**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item 2 Pearson Correlation

.804**Item 7 Pearson

Correlation.494**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item 3 Pearson Correlation

.728**Item 8 Pearson

Correlation.516**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item 4 Pearson Correlation

.612**Item 9 Pearson

Correlation.502**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item 5 Pearson Correlation

.608** Item 10 Pearson Correlation

.620**

Page 104: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

99

Skor

total

Skor

total

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item

11Pearson Correlation

.495**Item 17 Pearson

Correlation.574**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item

12Pearson Correlation

.463**Item 18 Pearson

Correlation.639**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item

13Pearson Correlation

.572**Item 19 Pearson

Correlation.598**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item

14Pearson Correlation

.460**Item 20 Pearson

Correlation.656**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item

15Pearson Correlation

.353**Item 21 Pearson

Correlation.567**

Sig. (2-tailed) .003 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item

16Pearson Correlation

.412**Item 22 Pearson

Correlation.445**

Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Page 105: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

100

Skor

total

Skor

total

Item

23 Pearson Correlation

.556**

Item 25

Pearson Correlation

.373**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .002

N 67 N 67

Item

24Pearson Correlation

.573**Skor

TotalPearson Correlation

1

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed)

N 67 N 67

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 106: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

101

I2. Hasil Uji Validitas Tes Soal Hasil Belajar

Correlations

Skor

total

Skor

total

Item 1 Pearson Correlation

.886**Item 6 Pearson

Correlation.529**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item 2 Pearson Correlation

.823**Item 7 Pearson

Correlation.498**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item 3 Pearson Correlation

.733**Item 8 Pearson

Correlation.553**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item 4 Pearson Correlation

.616**Item 9 Pearson

Correlation.540**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item 5 Pearson Correlation

.636**Item 10 Pearson

Correlation.620**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Page 107: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

102

Skor

total

Skor

total

Item

11

Pearson Correlation

.515** Item 17 Pearson Correlation

.587**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item

12Pearson Correlation

.454**Item 18 Pearson

Correlation.620**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item

13Pearson Correlation

.609**Item 19 Pearson

Correlation.610**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item

14Pearson Correlation

.467**Item 20 Pearson

Correlation.670**

Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000

N 67 N 67

Item

15Pearson Correlation

.408**Skor

TotalPearson Correlation

1

Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed)

N 67 N 67

Item

16Pearson Correlation

.481**

Sig. (2-tailed) .000

N 67

Page 108: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

103

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

I3. Hasil Uji Reliabilitas Angket Communicating

Reliability

Scale : ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 67 100,0Excludeda 0 ,0Total 67 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,910 25

Item-Total Statistics

No Item Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item_1 60,28 102,327 ,850 ,899

item_2 60,49 105,466 ,775 ,902

item_3 60,64 107,294 ,692 ,904

item_4 60,42 109,611 ,566 ,906

Page 109: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

104

item_5 60,19 108,735 ,557 ,906

Item-Total Statistics

No Item Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item_7 60,30 111,273 ,437 ,909

item_8 60,06 111,451 ,464 ,908

item_9 60,36 110,991 ,444 ,908

item_10 60,25 109,132 ,573 ,906

item_11 60,36 111,658 ,441 ,908

item_12 60,30 111,819 ,403 ,909

item_13 60,30 109,728 ,520 ,907

item_14 60,25 111,707 ,399 ,909

item_15 60,22 113,601 ,286 ,912

item_16 60,25 113,313 ,356 ,910

item_17 60,31 109,703 ,521 ,907

item_18 60,24 109,063 ,594 ,905

item_19 60,22 109,752 ,550 ,906

item_20 60,36 109,052 ,614 ,905

item_21 60,25 110,253 ,516 ,907

item_22 60,31 112,612 ,390 ,909

item_23 60,18 111,664 ,513 ,907

item_24 60,13 110,542 ,526 ,907

item_25 59,79 113,804 ,315 ,911

Page 110: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

105

I4. Hasil Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar

Reliability

Scale : ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 67 100,0Excludeda 0 ,0Total 67 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,904 20

Item-Total Statistics

No Item Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item_1 46,84 71,503 ,861 ,889

item_2 47,01 74,500 ,792 ,892

item_3 47,21 75,925 ,690 ,895

item_4 46,96 77,983 ,563 ,899

item_5 46,76 76,700 ,577 ,898

item_6 47,04 78,680 ,463 ,901

Page 111: DAFTAR ISIsejarah.fkip.unej.ac.id/.../05/PROPOSAL-SKRIPSI-FIX.docx · Web viewPROPOSAL SKRIPSI Oleh Vina Himaturrofi’ah NIM 130210302078 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN

106

Item-Total Statistics

No Item Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

item_8 46,64 78,839 ,494 ,900

item_9 46,94 78,512 ,474 ,901

item_10 46,82 77,452 ,564 ,899

item_11 46,93 79,343 ,452 ,901

item_12 46,85 80,008 ,385 ,903

item_13 46,88 77,622 ,552 ,899

item_14 46,82 79,543 ,395 ,903

item_15 46,81 80,553 ,333 ,905

item_16 46,85 80,250 ,421 ,902

item_17 46,87 77,754 ,526 ,900

item_18 46,78 77,873 ,567 ,899

item_19 46,76 78,033 ,556 ,899

item_20 46,90 77,398 ,624 ,897