dasar dasar agronomi - upnjatim.ac.id

28
1 MODUL PRAKTIKUM DASAR DASAR AGRONOMI Disusun oleh : Ir. Djarwatiningsih PS., MP Ir. Widiwurjani, MP Ir. Suwandi, MP Ir. Agus Sulistyono, MP KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR FAKULTAS PERTANIAN SURABAYA 2018

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

1

MODUL PRAKTIKUM

DASAR – DASAR AGRONOMI

Disusun oleh :

Ir. Djarwatiningsih PS., MP

Ir. Widiwurjani, MP

Ir. Suwandi, MP

Ir. Agus Sulistyono, MP

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS PERTANIAN

SURABAYA

2018

Page 2: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

2

NAMA MAHASISWA

: ....................................................................................

NPM

: ....................................................................................

JURUSAN

: ....................................................................................

TAHUN AJARAN

: ....................................................................................

NILAI AKHIR

: ....................................................................................

MODUL ACARA

PRAKTIKUM

TANGGAL

PRAKTIKUM

NILAI

AKTIVITAS

NILAI

LAPORAN

PARAF

PEMBIMBING

I Pendahuluan

II Pertumbuhan

Tanaman

III Perkembangan

Tanaman

IV Kurva Sigmoid

V Perbanyakan

Vegetatif Cara

Cangkok

VI Perbanyakan

Vegetatif Cara

Sambung

VII Perbanyakan

Vegetatif Cara Stek

VIII Dormansi Benih

IX Pemeliharaan Saat

Inkubasi Jamur Tiram

X Pengukuran Intensitas

Cahaya Matahari

XI Evaluasi Hasil

Pertumbuhan dan

Perkembangan

Tanaman

XII Evaluasi Hasil Tugas

Perkembangbiakan

Tanaman Secara

Vegetatif

PEMBIMBING PRAKTIKUM

( ............................................................ )

Page 3: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

3

KATA PENGANTAR

Materi perkuliahan Ilmu Dasar-dasar Agronomi perlu diadakan praktikum yang

diperuntukkan bagi mahasiswa. Selain memberikan perluasan wawasan tentang Ilmu

Dasar-dasar Agronomi, juga bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan yang kaitannya

dengan Dasar Agronomi.

Modul ini disusun berdasarkan teori yang diambil dari Buku Dasar Agronomi

yang ada agar praktikum dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan materi kegiatan dan

selesai dalam waktu yang sudah direncanakan dengan kalender akademik fakultas.

Pernyusun Modul Dasar-dasar Agronomi ini disesuaikan dengan silabus

perkuliahan (teori) yang didapat dari dosen yang bersangkutan dan sarana serta prasarana

dengan waktu yang ada, karena Ilmu Dasar Agronomi yang mempelajari tentang sifat

tersebut. Dengan demikian kiranya waktulah yang paling membatasi kegiatan praktikum

ini dan modul Dasar Agronomi ini dapat diharapkan hasil yang semaksimal mungkin.

Namun penyusunan petunjuk ini dapat digunakan sebagai bahan telaahan bagi para

mahasiswa dalam menunjang teori.

Akhirnya, semoga modul yang sederhana ini bermanfaat bagi para mahasiswa dan

pembaca sekalian.

Surabaya, September 2018

Penyusun

Page 4: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

4

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

Modul I. Pendahuluan ................................................................................. 1

Modul II. Pertumbuhan Tanaman ................................................................. 2

Modul III. Perkembangan Tanaman .............................................................. 4

Modul IV. Kurva Sigmoid .............................................................................. 6

Modul V. Perbanyakan Vegetatif Cara Cangkok ......................................... 7

Modul VI. Perbanyakan Vegetatif Cara Sambung ......................................... 10

Modul VII. Perbanyakan Vegetatif Cara Stek ................................................. 13

Modul VIII. Dormansi Benih ............................................................................ 15

Modul IX. Pemeliharaan Saat Inkubasi Jamur Tiram .................................... 17

Modul X. Pengukuran Intensitas Cahaya Matahari ...................................... 19

Modul XI. Evaluasi Hasil Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ......... 21

Modul XII. Evaluasi Hasil Tugas Perkembangbiakan Tanaman Secara

Vegetatif ....................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 23

Page 5: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

5

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Cara Penyayatan dan Pengupasan Kulit Pada Batang yang akan

Dicangkok ...................................................................................... 15

Gambar 2. Macam-macam Pembungkus yang Digunakan Pada Batang

Cangkokan ..................................................................................... 16

Gambar 3. Penyambungan Dengan Cara Grafting .......................................... 21

Gambar 4. Penyambungan Dengan Cara Budding .......................................... 22

Gambar 5. Bagian Tanaman Sebagai Bahan Stek ........................................... 26

Page 6: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

6

Modul I : PENDAHULUAN

Topik 1 : Bab pertama ini merupakan pengarahan umum dari kegiatan

Praktikum Dasar-dasar Agronomi yang diselenggarakan di

laboratorium Sumber Daya Alam (SDA), dilapang atau lahan milik

Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jawa Timur. Praktikum Dasar-

dasar Agronomi 1 SKS, wajib dilakukan oleh mahasiswa sebagai

pendukung mata kuliah Dasar-dasar Agronomi yang diambil oleh

mahasiswa semester 3.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Modul ini disusun untuk digunakan sebagai bahan pedoman acuan dan petunjuk untuk

melaksanakan praktikum Dasar-dasar Agronomi. Pokok bahasan dalam modul ini

mencakup aspek-aspek yang harus dipahami dan dimengerti lebih dahulu oleh mahasiswa,

sebelum melaksanakan kegaitan praktikum Dasar-dasar Agronomi didalam laboratorium

ataupun dilapang.

Tujuan

Pedoman, petunjuk dan bahan acuan mahasiswa sebelum melaksanakan kegiatan

praktikum Dasar-dasar Agronomi didalam laboratorium dan dilapang, yang meliputi :

1. Tata Tertib praktikum selama melakukan kegiatan praktikum didalam laboratorium

dan dilapang.

2. Pembagian golongan dan pemilihan Ketua Golongan yang dipandu dan dipimpin oleh

dosen pengampu praktikum.

3. Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing praktikan dalam menyusun dan

melaporkan hasil-hasil praktikum, baik berupa laporan sementara ataupun laporan

resmi.

Kompetensi

1. Mahasiswa mampu memahami ketentuan peraturan yang ada didalam labortorium

ataupun dilapang.

2. Mahasiswa dapat melaksanakan semua tugas dan tanggung jawab sesuai dengan acara

praktikum yang ada didalam modul penuntun praktikum Dasar-dasar Agronomi.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan hasil dari pengamatan acara praktikan yang

dilaksanakan sesuai dengan acuan modul penuntun praktikum.

Prosedur Kerja

Dosen pengampu mata kuliah Praktikum Dasar-dasar Agronomi menyampaikan semua

kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu semester, meliputi pelaksanaan secara teknis

dan non teknis.

Alat yang digunakan : LCD, Layar LCD, Laptop, Spidol, Papan

Tugas

Mahasiswa diberi kesempatan untuk membagi kelompok, golongan ataupun ketua

kelompok sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati bersama dengan panduan dari

Dosen Pengampumata kuliah Dasar-dasar Agronomi.

Page 7: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

7

Modul II : PERTUMBUHAN TANAMAN

Topik 2 : Pertumbuhan tanaman dapat didefinisikan sebagai bertambah besar

tanaman, yang diikuti oleh peningkatan bobot kering tanaman.

Tanaman yang bertambah panjang dan tinggi, dapat dikatakan telah

mengalami pertumbuhan. Panjang dan tinggi tanaman, merupakan

indikator pertumbuhan yang paling mudah untuk diukur.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan ukuran, berat dan

atau jumlah sel ukuran tanaman sebagai indikator pertumbuhan secata satu dimensi, dua

dimensi dengan mengukur total luas permukaan daun atau tiga dimensi dengan mengukur

volume akar (Lakitan B., 1996).

Lebih lanjut Darmawan dan Justika (2010) menjelaskan bahwa pertumbuhan

tanaman dapat didefinisikan sebagai bertambah besarnya tanaman yang diikuti dengan

peningkatan bobot kering. Proses pertumbuhan tanaman terdiri dari pembelahan sel,

diikuti dengan pembesaran sel dan terakhir adalah diferensiasi sel. Petumbuhan hanya

terjadi pada lokasi tertentu, yaitu pada jaringan meristem.

Selama pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan membentuk bermacam-

macam organ. Secara umum organ tanaman terdiri dari organ vegetatif dan organ

generatif. Akar, batang dan daun dikelompokkan sebagai organ vegetatif dan bunga, buah

serta biji digolongkan sebagai organ generatif. Fase dimana tanaman hanya membentuk

organ vegetatif disebut fase pertumbuhan vegetatif. Pertumbuhan vegetatif dicirikan

dengan berbagai aktivitas pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang berhubungan

dengan pembentukan dan pembesaran daun, pembentukan meristem apikal atau lateral dan

pertumbuhannya menjadi cabang-cabang dan ekspansi sistem perakaran tanaman.

Pertumbuhan generatif atau pertumbuhan reproduksi dimulai dengan pembentukan bunga.

Bunga kemudian berkembang menjadi buah. Biji terbentuk bersama dengan

perkembangan buah (Lakitan, 1996).

Tujuan

Mengetahui sifat pertumbuhan pada tanaman jagung (zea mays) dan tanaman kedelai

(glycine max).

Cara Kerja

1. Menyediakan polibag dan mengisi dengan tanah taman ¾ bagian dari polibag.

2. Menanam benih jagung / kedelai 2-3 biji per polibag per lubang dengan kedalaman 4

cm.

3. Memberi pupuk urea (N) dan pupuk P (SP-36) pada saat tanam. N1 = 1 gram/polibag

dan SP-36 = 1 gram/polibag.

4. Memberikan pupuk N yang kedua pada saat tanaman jagung / kedelai berumur 20-25

hari setelah tanam (N2 = 2 gram/polibag).

5. Mengamati pertumbuha tanaman meliputi : tinggi tanaman / panjang tanaman, jumlah

daun, jumlah cabang, diameter batang.

- Tinggi tanaman (cm) diukur dari permukaan tanah sampai ke titik tumbuh

(tanaman kedelai).

Page 8: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

8

- Panjang tanaman (cm) diukur dari permukaan tanah sampai bagian tanaman yang

terpanjang (tanaman jagung).

- Jumlah daun (helai) dihitung daun yang telah membuka sempurna.

- Jumlah cabang dihitung cabang yang tumbuh pada tanaman kedelai.

- Diameter batang (cm) diukur dengan menggunakan jangka sorong 5 cm dari

permukaan tanah pada tanaman jagung.

Bahan dan Alat

Bahan : Benih jagung / kedelai, tanah taman, polibag, pupuk urea, pupuk SP-36.

Alat : cangkul, cetok, sekop, gembor, jangka sorong, timbangan, kertas label dan

meteran / penggaris.

Evaluasi

- Dilakukan pengamatan dilapang mengenai tinggi tanaman / panjang tanaman,

jumlah daun, jumlah cabang dan diameter batang pada tanaman jagung / kedelai.

- Menggambar tipe perkecambahan antara jagung dan kedelai (hipogeal dan

epigeal).

Pertanyaan Tugas

1. Sebutkan dan jelaskan cirinya bahwa benih jagung / kedelai yang ditanam

mengalami pertumbuhan.

2. Membuat grafik pengamatan dengan sumbu X sebagai interval waktu pengamatan

dan sumbu Y sebagai parameter yang diamati (seperti : tinggi tanaman, panjang

tanaman, jumlah daun, jumlah cabang dan diameter batang).

Page 9: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

9

Modul III : PERKEMBANGAN TANAMAN

Topik 3 : Perkembangan tanaman lebih dinyatakan dari proses pembentukan

jaringan dan organ-organ tanaman sehingga masing-masing individu

tanaman mempunyai bentuk morfologi yang khas.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Perkembangan tanaman tidak difokuskan pada pertambahan ukuran dan beratnya,

walaupun selama proses pembentukan jaringan dan organ tersebut akan diikuti oleh

pertambahan berat dan ukuran (Lakitan, 1996).

Perkembangan tanaman merupakan pertumbuhan lanjutan dari pertumbuhan

vegetatif tanaman yang merupakan pertumbuhan generatif. Pertumbuhan generatif adalah

pertumbuhan yang berkenaan dengan pembentukan bunga, buah dan biji. Proses

pembentukan bunga dimulai dengan pembelahan dari sel-sel meristem ranting dan dahan

melalui pembelahan meiosis menjadi sel-sel meristem generatif. Perubahan ini terjadi

akibat masuknya zat hormon dan zat lain ke dalam sel meristem. Pembiakan dari meristem

vegetatif menjadi meristem generatif, membawa perubahan besar terhadap kehidupan

tanaman, antara lain aktivitas respirasi meningkat dan asimilasi meningkat, sehingga

menyebabkan kecepatan pengangkutan air, makanan dan hara ke arah bunga juga

meningkat. Zat tumbuh atau hormon mempunyai peranan yang sangat penting (Darmawan

dan Justika, 2010).

Tujuan

Mengetahui fase perkembangan tanaman setelah tanaman mengalami fase pertumbuhan

pada tanaman jagung (zea mays) dan tanaman kedelai (Glycine max).

Kompetensi

1. Mampu menjelaskan fase perkembangan pada tanaman monokotil dan dikotil.

2. Mengetahui kapan masa perkembangan pada tanaman dimulai.

Cara Kerja

- Melanjutkan pengamatan dan bab terdahulu yaitu Bab Pertumbuhan Tanaman

- Memberikan pemupukan lanjutan yaitu N3 (Urea) dan P (SP-36) pada saat tanaman

mulai berbunga (umur tanaman 40 hari) yaitu urea N3 = 5gr per tanaman dan 5 gr

pertanaman SP-36.

- Mengamati pada saat pertumbuhan awal bunga, yaitu dihitung dari mulai tanam

sampai saat munculnya bunga pertama HST (hari setelah tanam).

- Mengamati perkembangan tanaman sampai saat panen tiba.

- Menghitung jumlah nodus produktif pertanaman, yaitu nodus yang mampu

menghasilkan polong pada tanaman kedelai.

- Menghitung umur panen dimulai dari saat tanaman sampai tanaman siap dipanen,

untuk tanaman jagung umur panen 70-110 hari tergantung varietas pada dataran

rendah dan kedelai umur panen 80-90 hari, tergantung juga varietas.

- Menghitung rata-rata jumlah biji per polong untuk tanaman kedelai dan jumlah biji

per tongkol untuk tanaman jagung. Mengamati berat kering tanaman.

Page 10: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

10

Bahan dan Alat

Bahan :

- Polibag dengan tanaman jagung dan kedelai hasil pengamatan acara praktikum

topik 2.

- Pupuk urea, Pupuk SP-36 dan Kertas coklat

Alat :

Pisau, Gunting, Oven, Timbangan, Meteran

Evaluasi

- Melakukan pengamatan dilapang mengenai fase perkembangan pada tanaman

jagung (monokotil) dan tanaman kedelai (dikotil).

- Memberikan pelaporan dan hasil pengamatan dilapang secara tertulis.

Pertanyaan

1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi fase perkembangan pada tanaman

jagung dan kedelai.

2. Sebutkan ciri-ciri tanaman yang sudah memasuki fase perkembangan.

Page 11: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

11

Modul IV : KURVA SIGMOID

Topik 4 : Kurva Sigmoid merupakan gambar dari hasil penyebaran data

pengamatan pertumbuhan tanaman jagung dan kedelai di lapang.

Kurva ini dibuat dari data pengamatan mingguan dilapang, meliputi

semua data pertumbuhan tanaman monokotil (jagung) dan dikotil

(kedelai).

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Salah satu ciri kehidupan adalah tumbuhan tumbuh akan mengalami proses

pertumbuhan. Pertumbuhan adalah pertambahan volume yang tidak dapat balik. Besarnya

pertumbuhan persatuan waktu disebut laju tumbuh. Laju tumbuh satu tumbuhan atau

bagian dari tumbuhan berubah menurut satuan waktu pengamatan, oleh karena itu laju

tumbuh suatu pertumbuhan digambarkan dengan suatu grafik dengan laju tumbuh pada

ordinat dan waktu pada absis. Grafik yang terbentuk merupakan suatu kurva berbentuk “S”

atau sigmoid. Kurva sigmoid pertumbuhan berlaku bagi keseluruhan, bagian tanaman atau

sel-selnya (Anonymous, 2014).

Tujuan

Meneliti laku pertumbuhan tanaman.

Kompetensi

1. Mampu membuat grafik dengan penjabaran kurva sigmoid.

2. Mampu menjelaskan perbedaan pertumbuhan dari tanaman jagung dan kedelai.

Cara Kerja

1. Menggunakan data pengamatan dari modul II pertumbuhan tanaman dan modul III

perkembangan tanaman dari tanaman jagung dan kedelai.

2. Menggambarkan grafik pertumbuhan dari perkembangan tanaman jagung dan

kedelai.

Bahan dan Alat

Bahan : - Data pengamatan pertumbuhan pada modul II

- Data pengamatan pertumbuhan pada modul III

- Kertas milimeter

Alat : Ballpoint warna merah, hitam, biru dan hijau serta penggaris.

Evaluasi

- Mengumpulkan data pengamatan dari modul II pertumbuhan tanaman dan modul

III perkembangan tanaman dari tanaman jagung dan kedelai.

- Memberikan pelaporan dari hasil yang diperoleh berupa gambar grafik.

Pertanyaan

1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman jagung dan kedelai.

2. Sebutkan ciri-ciri tanaman yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Page 12: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

12

Modul V : PERBANYAKAN VEGETATIF CARA CANGKOK

Topik 5 : Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui

proses perkawinan atau proses bersatunya antara sel kelamin jantan

dan sel kelamin betina. Dengan cara ini, maka sifat-sifat tanaman

dapat dipertahankan. Salah satu perbanyakan vegetatif yang dapat

dilakukan pada tanaman adalah dengan cara cangkok.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Aspek perbanyakan tanaman atau propagasi tanaman merupakan hal yang sangat

mendasar dalam kehidupan manusia. Peradaban manusia dimulai sejak manusia mulai

belajar budidaya tanaman dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan, baik

untuk kebutuhan manusia maupun untuk hewan ternak peliharaan. Sejalan dengan semakin

maju peradaban manusia, usaha budidaya tanaman tidak hanya sekedar untuk memenuhi

kebutuhan pangan manusia, tetapi juga bertujuan untuk memenuhi dan menjaga kesehatan

jasmani dan rohani. Jenis tanaman yang dibudidayakan tidak hanya tanaman pangan, tetapi

dapat juga tanaman obat, perkebunan, tanaman hias dan sebagainya (Setyati, 1979).

Tanaman dan tumbuhan dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu generatif dan

vegetatif. Perbanyakan vegetatif menggunakan bahan tanaman selain biji. Akar, batang

dan daun dapat digunakan sebagai bahan untuk perbanyakan tanaman (Ashari, 1995).

Tujuan

Mengetahui dan mempraktekkan bagaimana cara mencangkok yang baik dan memenuhi

syarat.

Kompetensi

1. Mampu menjelaskan tujuan dan guna perbanyakan vegetatif tanaman.

2. Mampu melaksanakan tugas mencangkok tanaman dengan baik dan benar.

Cara Kerja

1. Memilih batang atau cabang yang cukup dewasa tidak terlalu tua dan tidak terlalu

muda, berumur kurang lebih satu tahun, subur dan kuat pertumbuhannya (Gambar 1).

2. Batang atau cabang yang telah dipilih disayat atau dikupas kulitnya sekeliling batang,

selebar 2-3 cm tergantung jenis tanaman dan besarnya batang atau cabang.

3. Penyayatan dilakukan sedemikian rupa, sehingga lapisan kambium hilang dan terlihat

bagian kayu.

4. Hasil penyayatan dibiarkan 2 hari agar luka mengering dan kambium pada batang

kering. Dikeringkan 2-3 minggu pada tanaman yang bergetah.

5. Perlakuan selanjutnya disekeliling luka ditutupi dengan tanah humus dan dibalut

dengan sabut kelapa atau pembalit yang lainnya (Gambar 2).

Page 13: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

13

A dan B . Penyayatan dan pengupasan kulit kayu mengelilingi batang

C. Pembuangan lapisan kambium

D. Batang yang telah siap untuk diberi media penutup tanah

Gambar 1. Cara penyayatan dan pengupasan kulit pada batang yang akan dicangkok.

6. Menjaga kelembabannya dengan cara disiram dengan air, bisa dengan cara sistem

tetesan (infus).

7. Apabila akar telah keluar (kira-kira 2 bulan setelah dilakukan pengcangkokan),

maka cangkok siap dipotong.

8. Pemotongan dilakukan tepat dibawah pembalut dan dipotong dengan gergaji atau

dengan pisau yang tajam.

A. Pembungkus sabut kelapa

B. Pembungkus tabung bambu

C. Pembungkus kaleng

D. Pembungkus plastik

E. Pembungkus pot tanah liat

Gambar 2. Macam-macam pembungkus yang dipergunakan pada batang cangkokan.

Page 14: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

14

Bahan dan Alat

Bahan :

- Batang atau cabang yang tidak begitu tua atau muda (umur sedang), kuat, sehat dan

subur.

- Tanah, humus, pupuk kandang atau kompos.

- Pembungkus dapat berupa plastik, sabut kelapa, dan lain-lain.

- Tali rafia

Alat :

- Pisau yang tajam, Sabit, Botol aqua, Selang kecil

Evaluasi

- Mengumpulkan hasil cangkokan pada saat akhir praktikum atau 1 minggu sebelum

ujian akhir praktikum.

- Memberikan pelaporan dengan memberikan informasi dari kegiatan mencangkok

yang telah dilaksanakan.

Pertanyaan

1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegiatan

mencangkok.

2. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari cangkokan.

Page 15: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

15

Modul VI : PERBANYAKAN VEGETATIF CARA SAMBUNG

Topik 6 : Banyak jenis tanaman buah-buahan yang sukar atau tidak dapat

diperbanyak dengan cara stek, rundukan, anakan dan cangkokan.

Tetapi akan lebih mudah dilakukan dengan cara disambung,

misalnya pada mangga, belimbing, jambu, manggis dan lain

sebagainya.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Propogasi secara sambung, bisa berupa sambung pucuk atau okulasi (sambung

mata tunas), merupakan upaya untuk menggabungkan dua tanaman atau lebih. Selanjutnya

hasil sambungan tersebut dapat tumbuh menjadi satu tanaman. Tanaman bagian atas

disebut entris dan tanaman bagian bawah disebut understain. Hasil sambungan pada

tanaman hias dapat meningkatkan nilai estetika (Ashari, 1995).

Bahan tanaman yang disambing akan menghaislkan prosentase kompabilitas tinggi,

apabila tanaman masih dalam satu spesies atau satu klom. Pengertian kompatibilitas adalah

kemampuan dua jenis tanaman yang disambung untuk tumbuh menjadi satu tanaman baru.

Kebalikan dari kejadian ini adalah inkompatibilitas. Inkompatibilitas antar jenis tanaman

yang disambung mulai terlihat pada beberapa tahapan, diawali dengan peristiwa kegagalan

sambungan hingga matinya tanaman sambungan secara perlahan. Menurut Hartmann dan

Kester (1978) kriteria inkompatibilitas adalah :

1. Tingkat keberhasilan sambungan rendah

2. Pada tanaman yang sudah berhasil tumbuh mulai kelihatan daunnya menguning,

rontok dan mati tunas.

3. Mati muda pada bibit sambungan.

4. Terdapat perbedaan laju pertumbuhan antara batang bawah dengan batang atas.

5. Terjadinya pertumbuhan yang berlebihan, baik batang bawah maupun batang atas.

Tujuan

Mengetahui dan mempraktekkan bagaimana cara menyambung tanaman yang benar dan

berhasil.

Kompetensi

1. Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat perbanyak vegetatif secara sambung

tanaman.

2. Mampu melaksanakan tugas menyambung tanaman dengan benar dan berhasil.

Cara Kerja

Digunakan metode :

1. Apical grafting (menyambung diujung batang bawah)

2. Latering grafting (menyambung disamping sepanjang batang bawah).

3. Okulasi (budding).

A. Metode Apical Grafting

1) Menyiapkan bahan tanaman sebagai bagian untuk batang bawah dan batang atas.

Page 16: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

16

2) Batang atas disiapkan bagian yang mempunyai diameter yang sama besar dengan

batang bawah (Gambar 3).

3) Sambungan dapat dilakukan dengan cara :

a) Splice graft atau speed graft (Potongan sambungan berbentuk serong atau

miring).

b) Whip and tongue (Potongan sambungan berbentuk celah seperti lidah).

c) Sadle graft (Potongan sambungan berbentuk seperti pelana).

d) Wedge graft (Pada dasar batang atas dibentuk dua potongan serong yang

berlawanan dan batang dibelah ditengah-tengah untuk disisipi batang atas.

4) Setelah disisipi lalu diikat dengan tali rafia.

5) Melindungi daerah sambungan agar tidak terlalu banyak mengalami penguapan

dengan menggunakan kantong plastik.

6) Catatan : penyambungan harus segera dilakukan secepat mungkin, sebelum getah

dari batang bawah dan batang atas yang disambungkan mengering.

B. Metode Latering Grafting

1) Mengambil dan menentukan batang abwah dan batang atas yang akan disambung.

2) Menyayat bagian batang bawah dengan cara disayat miring kurnag lebih 3-5 cm.

3) Membuat potongan batang atas sesuai dengan bentuk potongan batang bawah.

4) Menyelipkan kedalam celah potongan dan selanjutnya diikat dengan tali rafia.

5) Menutupi bagian yang disambung dengan plastik untuk menghindari penguapan.

a. Batang bawah

b. Batang atas berupa suatu batang

Gambar 3. Penyambungan dengan cara Grafting

C. Metode Okulasi (Budding)

Sambung bentuk budding adalah merupakan bagian dari lateral grafting yang

menggunakan mata tunas sebagai bagian batang atas. Mata tunas yang diambil

disisipkan pada bagian batang bawah tanaman yang disambungkan (Gambar 4).

c. Batang bawah

d. Batang atas berupa suatu

mata tunas

Gambar 4. Penyambungan dengan Cara Budding

Page 17: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

17

Mata okulasi (Gambar 4) dipilih dari bagian cabang induk pohon yang baik, sehat,

produksi tinggi, kualitas hasil baik dan mata tunas besar.cabang telah berumur satu

tahun lebih, agar mata tunas mudah dikelupas. Cabang yang dipilih dipotong pada

waktu pagi hari, dapat dibalut dengan kain bawah atau pelepah daun pisang.

Cara okulasi dapat dibedakan menjadi 6, yaitu :

- Shiolit atau T-bud

- Nicilieren Methode of Budding

- Chip bud

- Patoch bud

- Fluited bud

- Medifisd porket

Cara kerja :

1. Menyediakan tanaman yang akan dipakai sebagai batang bawah.

2. Menyiapkan mata tunas dari pohon induk yang sudah dipilih dan diseleksi.

3. Pohon yang dipakai sebagai batang bawah setinggi 15-20 cm dari permukaan tanah

dibuat sayatan melintang pada waktu menyayat, pisau sayat agak dimiringkan.

4. Kulit pohon dikelupas dengan cara menarik kebawah kira-kira 3-5 cm panjangnya.

5. Menempelkan mata tunas dari pohon induk yang sudah dipilih dan diseleksi.

6. Mengikat erat dengan tali rafia.

7. Mengamati pertumbuhan mata tunas yang sudah ditempelkan.

Bahan dan Alat

Bahan :

- Pohon induk yang dipakai sebagai batang bawah.

- Mata tunas yang berasal dari pohon induk yang sudah dipilih dan diseleksi.

- Plastik es mambo.

- Plastik 2 kg

- Tali rafia.

Alat :

- Pisau okulasi dan pisau yang tajam

Evaluasi

- Mengumpulkan tanaman hasil sambungan pada saat akhir praktikum atau 1 minggu

sebelum ujian akhir praktikum.

- Memberikan pelaporan dengan cara memberikan informasi dari kegiatan praktikum

cara sambung yang telah dilaksanakan.

Pertanyaan

1. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan menyambung.

2. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari cara perkembangbiakan cara sambung.

Page 18: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

18

Modul VII : PERBANYAKAN VEGETATIF CARA STEK

Topik 7 : Perkembangbiakan tanaman secara vegetatif alami merupakan cara

perkembangbiakan yang dilakukan tanaman tanpa melibatkan

bantuan manusia. Contoh perkembangbiakan secara vegetatif alami

antara lain adalah dengan Rhizoma, stolon, umbi lapis, tunas, umbi

batang dan spora. Perkembangbiakan vegetatif secara buatan

merupakan cara perkembangbiakan tanaman yang sengaja dilakukan

manusia.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Tujuan utama dari proses perkembangbiakan tanaman atau propogasi secara stek

adalah munculnya akar baru, baik itu stek batang, tunas maupun stek akar. Sel-sel somatis

yang telah dewasa mempunyai kemampuan untuk membentuk tunas atau daun yang baru.

Keadaan seperti ini yang memungkinkan perbanyakan tanaman dengan menggunakan stek.

Sebagaimana diketahui, setiap sel tanaman hidup mengandung karakter genetik lengkap

yang dapat berkembang menjadi satu individu tanaman normal. Atas dasar ini suatu

tanaman dapat dikembangkan melalui kultur jaringan. Kemampuan ini dinamakan

totipotensi. Pertumbuhan akar adventif sangat penting dalam perbanyakan tanaman secara

stek. Proses pertumbuhan akar adventif terdiri dari tiga tahap, yaitu (1) proses diferensiasi

sel yang diikuti dengan terbentuknya sel-sel meristem (inisiasi akar), (2) diferensiasi sel-

sel meristem sampai terbentuk primordia akar dan (3) munculnya akar baru (Ashari, 1995).

Salah satu usaha untuk memacu pertumbuhan akar pada bahan tanam stek dapat direndam

dalam larutan hormon.

Dewasa ini banyak hormon sintesa dipakai dalam bidang pertanian, antara lain :

IAA, NAA dan IBA yang dapat dipergunakan untuk merangsang pertumbuhan dan

perkembangan tanaman. Lebih lanjut salah satu kegunaan dari penggunaan hormon adalah

merangsang pertumbuhan dan pembentukan akar pada stek tanaman. Hormon yang banyak

digunakan adalah dalam bentuk larutan dan pasta.

Tujuan Mengetahui dan mempraktekkan bagaimana cara perbanyakan tanaman melalui stek dan

bagaimana pengaruh hormon terhadap pertumbuhan akar bahan stek.

Kompetensi

1. Mampu menjelaskan tujuan dan manfaat perbanyakan vegetatif secara stek.

2. Mampu melaksanakan tugas menyetek tanaman dengan benar dan berhasil dengan

menggunakan hormon.

3. Mampu mengetahui dan menjelaskan bagaimana pengaruh hormon terhadap

pertumbuhan akar pada bahan tanaman stek.

Cara Kerja

Digunakan metode :

1. Menyiapkan bahan tanaman berupa stek batang (Gambar 5).

Page 19: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

19

A. Stek daun

B. Stek batang

C. Stek tunas

D. Stek akar

Gambar 5. Bagian Tanaman Sebagai Bahan Stek

2. Menyiapkan bak perkecambahan dan media tanam.

3. Merendam bahan stek di dalam larutan hormon dan mengolesi hormon bentuk

pasta. Dibiarkan kurang lebih 15-30 menit.

4. Menanam bahan stek yang sudah diperlakukan dengan perendam dalam larutan

hormon dan bahan tanaman yang sudah diolesi hormon dalam media tanam.

5. Perlakuan yang diberikan adalah :

a. Kontrol (tanpa diberi hormon)

b. Direndam IAA 1 ppm

c. Direndam IAA 10 ppm

d. Direndam IAA 50 ppm

e. Diolesi dengan Rooton F

6. Mengamati jumlah akar yang terbentuk dan mengukur panjang akarnya yaitu

dengan cara membongkar tanaman, dilaksanakan setelah tanaman berumur kurang

lebih 1 bulan.

7. Membandingkan dan mempelajari dari perlakuan yang diberikan pada stek dengan

hormon tanaman.

Bahan dan Alat

Bahan :

Bahan stek, tanah taman, hormon Rooton F bentuk pasta, hormon IAA 1 ppm, 10 ppm, 50

ppm, aquadest

Alat :

Beker glass, Pipet Mohr, Cawan petridish, Bak perkecambahan, Spatula, Pisau

Evaluasi

- Mengamati pertumbuhan stek yang ditanam, meliputi presentase pertumbuhan,

jumlah tunas dan panjang tunas.

- Memberikan pelaporan dengan memberikan informasi dari hasil kegiatan

perkembangbiakan cara stek yang telah dilaksanakan.

Pertanyaan

1. Sebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari kegiatan

stek tanaman.

2. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari perkembangbiakan cara stek

3. Sebutkan pengaruh hormon terhadap perkembangbiakan cara stek.

Page 20: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

20

Modul VIII : DORMANSI BENIH

Topik 8 : Banyak jenis biji tanaman sayuran dan bunga dapat segera

berkecambah setelah dipanen. Beberapa jenis biji tanaman buah-

buahan dan tanaman hias memerlukan masa istirahat atau offer

rippening period sesudah dipanen dari lapang. Periode ini biasa

disebut dengan masa dormansi benih.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Menurut Lita S. (1985), benih dikatakan dorman apabila benih tersebut sebenarnya

hidup tetapi tidak dapat berkecambah, walaupun ditempatkan pada keadaan yang secara

umum telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan benih. Lebih lanjut Ashari

(1995) menulis bahwa hal ini disebabkan oleh adanya perubahan proses biokimia dan

fisiologi yang terjadi didalam biji mengalami keterlambatan sebelum biji tumbuh menjadi

tanaman. Perubahan ini mencakup pembebasan hormon, proses absorpsi air, difusi oksigen

kedalam biji, difusi CO2 keluar dari biji dan lain sebagainya.

Dormansi benih dapat disebabkan oleh keadaan fisik dari kulit biji, keadaan

fisiologis dari embrio atau kombinasi dari kedua faktor tersebut diatas. Contoh kulit biji

yang impermeabel terhadap air dan gas, sering dijumpai pada benih famili leguminosae.

Pada wortel dormansi dapat disebabkan dari proses kemasakan embrio. Dormansi dapat

pula disebabkan oleh kombinasi dari keadaan fisik kulit biji dan keadaan fisiologis embrio.

Tipe dormansi ada dua yaitu dormansi fisik, yang meliputi (1) impermeabilitas kulit biji

terhadap air, (2) resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio dan (3)

permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas. Yang kedua dormansi fisiologis

yang meliputi (1) immaturity embrio, (2) after ripening, dan (3) dormansi sekunder dan (4)

dormansi yang disebabkan oleh hambatan metabolis pada embrio. Cara-cara untuk

memecahkan dormansi adalah dengan (1) perlakuan mekanis, (2) perlakuan kimia, (3)

perendaman dengan air dan (4) perlakuan dengan cahaya (Lita S., 1985).

Tujuan

1. Mengetahui dan mempelajari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dormansi

pada biji.

2. Mengetahui dan mempelajari cara pemecahan dormansi pada biji.

Kompetensi

1) Mampu menjelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan dormansi pad abiji.

2) Mampu memahami dan menjelaskan cara pemecahan dormansi pada biji.

Cara Kerja

1. Menyediakan dan mengumpulkan biji-biji yang mempunyai kulit keras seperti biji

sawo, jati emas, trembesi, klerek dan lain sebagainya.

2. Mengamplas, merendam dalam larutan H2SO4 dengan konsentrasi yang berbeda

seperti 1 ml H2SO4 / 1000 ml air ; 2 ml H2SO4 / 1000 ml air ; atau 3 ml H2SO4 /

1000 ml air atau didalam air panas selama 30 detik.

3. Membuat perlakuan kontrol (biji tanpa perlakuan).

Page 21: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

21

4. Perlakuan percobaan diulang 3 kali.

5. Biji yang sudah diperlakukan dan kontrol dapat ditanam dalam bak

perkecambahan.

6. Dilakukan pengamatan mulai pada hari ke-5 dan seterusnya, yang meliputi :

presentase perkecambahan, jumlah bibit yang tumbuh, panjang bibit dan panjang

akar.

7. Melengkapi dengan tabel pengamatan.

Bahan dan Alat

Bahan :

Biji-biji kernas minimal 150 biji, Amplas, Tanah, Larutan H2SO4

Alat :

Kompor, Pengaduk, Pisau, Bekerglass, Bak perkecambahan, Pipet, Jarum suntik, Pinset,

Germinator, Kikir

Evaluasi

1. Melakukan pengamatan dilapang setelah perlakuan.

2. Memberikan hasil pelaporan dan hasil pengamatan dalam bentuk data melalui

tulisan.

Pertanyaan Tugas

1. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang dapat menyebabkan dormansi pada biji.

2. Sebutkan metode mana yang paling baik dari perlakuan yang saudara coba pada

perlakuan pemecahan dormansi. Berikan alasan berdasarkan data saudara.

Page 22: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

22

Modul IX : PEMELIHARAAN SAAT INKUBASI JAMUR TIRAM

Topik 9 : Jamur merupakan organisme heterotrof, sehingga jamur tidak dapat

menyediakan makanan sendiri, dengan melalui proses fotosintesa

seperti pada tanaman autotrof dan tanaman pada umumnya. Jamur

mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi, yang dibuat atau

dihasilkan oleh organisme lain untuk memenuhi kebutuhan hidup

jamur selanjutnya. Zat-zat makanan yang penting untuk

pertumbuhan jamur, khususnya pada saat pertumbuhan dan

perkembangan miselium dapat diperoleh langsung dari media tanam

tempat pertumbuhan.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu, karena jamur ini banyak

tumbuh pad amedia kayu yang sudah lapuk. Jamur tiram tumbuh membentuk rumpun

mempunyai percabangan yang cukup banyak. Disebut jamur tiram, karena bentuk tudung

agak bulat, lonjong dan melengkung seperti cangkang tiram. Batang atau tangkai tanaman

tidak berada pada tengah tudung, tetapi posisinya agak ke pinggir. Jamur tiram adalah

salah satu jenis jamur yang sangat enak dimakan, dan mempunyai kandungan gizi yang

cukup tinggi. Kandungan gizi yang terdapat pada jamur tiram putih adalah protein 27%,

lemak 1,6%, karbohidrat 58%, serat 11,5%, abu 9,3% dan kalori 265 kilokalori (Cahaya,

Muchrodji dan Bakrun, 1999).

Inkubasi pada usaha budidaya jamur tiram putih dapat dilakukan cengan cara

menyimpan bbag log yang telah berisi media dengan bibit tanaman. Suhu yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan miselia antara 22-28ºC. Inkubasi dilakukan sehingga seluruh media

tanam berwarna putih merata. Hal ini dapat terlihat 2 minggu setelah masa inkubasi. Media

tumbuh jamur yang sudah berwarna putih ditumbuhi dengan miselia jamur dapat tersebut

setelah tanaman berumur 40-60 hari, kemudian tutup plastik dibuka dan selanjutnya dapat

tumbuh tubuh buah jamur. Setelah waktu satu sampai dua hari jamur yang tumbuh sudah

mencapai pertumbuhan optimal dan setelah itu dapat dilakukan panen. Kondisi lingkungan

yang diperlakukan untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram yaitu pada suhu 16-22ºC

dengan kelembaban 80-90% dan kondisi tersebut harus dipertahankan.

Tujuan 1. Mengetahui cara pemeliharaan jamur tiram putih saat inkubasi sampai tumbuh

tubuh buah dan panen.

2. Melaksanakan pemeliharaan dan panen jamur tiram putih secara baik dan benar.

Kompetensi

1. Mahasiswa mampu memahami ketentuan cara pemeliharaan jamur tiram putih pada

saat inkubasi dengan ketentuan persyaratan.

2. Mahasiswa mampu dan mengerti cara panen jamur tiram putih yang baik dan

benar.

Cara Kerja

1. Meletakkan dan menyusun baglog jamur yang berisi bibit pada rak jamur.

Page 23: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

23

2. Bagian lantai tempat rak jamur harus selalu dalam kondisi lembab dengan cara

menyiram air setiap hari dua kali pada bagian tersebut.

3. Ruangan dan tempat tumbuh budidaya jamur tiram diusahakan selalu dalam suhu

22-28 ºC supaya pertumbuhan miselia terbentuk.

4. Saat pertumbuhan tubuh buah dalam ruangan rumah jamur diusahakan dengan

suhu 16-22 ºC dengan kelembaban 80-90%.

5. Meletakkan termohigrometer pada tiang rak yang digunakan untuk mengontrol

lingkungan ruangan rumah jamur.

6. Pengaturan suhu dan kelembaban dapat dilakukan dengan cara penyiraman atau

penyemprotan air dengan cara setiap hari membuka dan menutup jendela ruangan

rumah jamur.

7. Menaburkan bubuk kapur (CaCo3) pada lantai rumah jamur. Setelah jamur tumbuh

setiap 1 minggu sekali sebanyak 1 kg / 5m2, untuk mencegah hama dan penyakit

saat tubuh buah jamur mulai tumbuh.

Panen

Panen jamur tiram ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Penentuan Saat Panen

Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat optimal yang cukup

besar dengan diameter rata-rata 5-10 cm. Pemanenan sebaiknya dapat dilakukan

pada pagi hari untuk mempertahankan kesegaran dan mempermudah pemasaran.

2. Teknik Pemanenan

Panen dapat dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur yang muncul

sampai ke akar-akarnya. Jika ada bagian jamur yang tertinggal saat panen, maka

dapat menyebabkan kerusakan dan kebusukan pada media pertumbuhan dan dapat

merusak pertumbuhan jamur selanjutnya.

3. Penanganan Panen

Jamur yang sudah dipanen tidak perlu dilakukan pemotongan bagian per bagian,

tetapi hanya perlu dibersihkan dari kotoran yang menempel pada bagian akar

tanaman. Dengan cara tersebut, tingkat keberhasilan dari pemanenan akan terjaim

dan daya simpan hasil jamur akan lebih lama.

4. Langlah selanjutnya hasil panen dapat ditimbang dan penimbangan dilakukan

setiap habis panen dan dikemas dalam kantong plastik. Setelah itu dapat dijual atau

kalau tidak atau belum laku dapat disimpan dalam kulkas.

Bahan dan Alat

Bahan :

Bag log dalam rumah jamur, Air, Kapur (CaCo3).

Alat :

Sprayer, Keranjang, Gunting, Termohigrometer, Timbangan, Kantong plastik, Selang.

Evaluasi

1. Jelaskan ciri-ciri jamur tiram putih yang siap dipanen.

2. Jelaskan cara mempertahankan rumah jamur tempat tumbuh jamur dalam kondisi

yang sesuai dengan lingkungan yang dibutuhkan jamur.

3. Mengapa pada saat panen jamur harus dilakukan sampai ke akar-akarnya ?

Page 24: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

24

Modul X : PENGUKURAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI

Topik 10 : Pertanian merupakan suatu pola teknologi, yang memerlukan energi,

mengalirkan energi, memproses energi, mengubah energi dan

menghasilkan energi. Usaha berproduksi, tanaman berfungsi sebagai

perangkap yaitu menangkap energi surya, mineral hara dan panas.

Selanjutnya dapat diproses menjadi hasil yang mempunyai nilai

ekonomis.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Sinar matahari adalah sumber energi bagi tanaman untuk melakukan proses

fotosintesa. Intensitas cahaya matahari sampai jatuh ke permukaan bumi selalu lebih kecil

dari pada jumlah yang sampai dipermukaan atas atmosfir bumi. Hal ini tergantung dari

keaadaan cuaca dan tanaman yang menyerap 50% dari energi yang datang pada tanaman,

dari jumlah yang datang hanya 1-3% yang dipergunakan tanaman untuk mendukung

proses kegiatan fotosintesa dan akan diubah menjadi energi atau tenaga.

Faktor tanaman yang dapat berpengaruh terhadap besarnya intensitas cahaya antara

lain adalah letak dan kedudukan daun pada batang, cabang atau ranting, jumlah populasi

tanaman, leaf area index dan cara bercocok tanam.

Usaha mengelola lapang produksi, unsur cahaya harus mendapat perhatian yang

serius. Karena hampir semua objek agronomi berupa tanaman hijau melakukan kegiatan

fotosintesa. Konsep dasar produksi tanaman adalah pengalihan energi surya menjadi

produk tanaman yang digunakan oleh manusia dan hewan dalam berbagai bentuk (Jumin,

2002).

Tujuan Mengetahui besarnya intensitas cahaya yang sampai pada tanaman yang diukur dengan

alat light meter dalam satuan foot candle.

Kompetensi

1. Mahasiswa mampu memahami fungsi dan peranan daripada sinar matahari pada

budidaya pertanian.

2. Mahasiswa mampu menggunakan alat lightmeter secara baik dan benar.

Cara Kerja

1. Meletakkan alat lightmeter di sekitar pertanaman yang mempunyai ketinggian

berbeda (seperti tanaman perdu, semak atau pohon).

2. Lightmeter ditempatkan pada ketinggian yang berbeda 0 cm (diatas permukaan

tanah), 40 cm dari permukaan tanah dan 60 cm dari permukaan tanah.

3. Penempatan light meter diarahkan pada arah datangnya sinar matahari, mencatat

data yang tampak pada lightmeter selanjutnya dicatat dalam bentuk foot candle.

4. Mengulangi percobaan tersebut diatas masing-masing sebanyak 3 kali dengan arah

yang berlainan seperti arah timur, barat, selatan dan utara.

Page 25: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

25

Bahan dan Alat

Bahan :

Tanaman dilapang, yang ada pada saat itu seperti jagung, kacang tanah dan sebagainya.

Alat :

Lightmeter dan meteran

Evaluasi

- Dilakukan pengamatan di lapang mengenai pengaruh adanya sinar.

- Memberikan pelaporan berupa data pengamatan dalam bentuk foot candle dari alat

lightmeter.

Pertanyaan Tugas

1. Apa peranan cahaya terhadap pertumbuhan tanaman ?

2. Apa alasan dari penempatan alat light meter pada ketinggian yang berbeda ?

3. Bagaimana pengaruh dari arah datangnya sinar terhadap data yang diperoleh ?

Page 26: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

26

Modul XI : EVALUASI HASIL PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN TANAMAN.

Topik 11 : Bab ini merupakan waktu untuk mengumpulkan tugas dari

mahasiswa mengenai pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Data pengamatan dibuat dari hasil pengamatan yang dilakukan

mahasiswa setiap satu minggu sekali.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Pertumbuhan tanaman sering didefinisikan sebagai pertambahan umuran, berat dan

atau jumlah sel. Ukuran tanaman sebagai indikator atau petunjuk dari proses pertumbuhan

tanaman yang dapat dilihat secara satu dimensi (misal : mengukur tinggi tanaman) dan dua

dimensi (misal dengan mengukur total luas permukaan daun) dan tiga dimensi (misal

dengan mengukur volume akar) (Lakitan, 1995).

Tujuan

Mengevaluasi sampai seberapa jauh tugas pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Kompetensi

1. Mahasiswa mampu dan memahami proses pertumbuhan dan perkembangan

tanaman.

2. Mahasiswa mampu dan memahami cara-cara pengamatan pada pertumbuhan

tanaman monokotil dan dikotil.

Cara Kerja

Mahasiswa mengumpulkan keseluruhan data pengamatan pertumbuhan dan perkembangan

pada tanaman monokotil dan dikotil disertai tanamanannya (contoh : jagung, kacang tanah,

kacang hijau).

Bahan dan Alat

Bahan :

- Tanaman tugas Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman monokotil (jagung) dan

dikotil (Kacang tanah, kacang hijau, kedelai).

Alat : -

Evaluasi

1. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang proses pertumbuhan dan perkembangan

tanaman.

2. Jelaskan masa perkembangan tanaman monokotil dan dikotil dimulai.

Page 27: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

27

Modul XII : EVALUASI HASIL TUGAS PERKEMBANGBIAKAN

TANAMAN SECARA VEGETATIF

Topik 12 : Bab ini merupakan waktu untuk mengumpulkan semua tugas dari

perkembangbiakan tanaman secara vegetatif. Tugas yang dibawa

adalah hasil praktikum mahasiswa yang dilaksanakan dirumah atau

tempat lain dapat berupa cangkokan atau sambungan.

Nama :

NPM :

Tanda Tangan :

Pengantar Teori Praktikum

Perbanyakan vegetatif adalah perbanyakan tanaman tanpa melalui proses

perkawinan. Dengan cara ini maka sifat-sifat tanaman dapat dipertahankan. Perbanyakan

vegetatif dapat dilakukan antara lain dengan cara stek, cangkok, okulasi atau

penyambungan dengan batang.

Tujuan

Mengevaluasi hasil praktek mahasiswa secara cangkok atau sambung.

Kompetensi

1. Mahasiswa mampu dan memahami cara perkembangbiakan secara stek, okulasi

atau grafting.

2. Mahasiswa mengerti fungsi dari masing-masing jenis perkembangbiakan secara

vegetatif.

Cara Kerja

Mahasiswa mengumpulkan tanaman hasil perkembangbiakan secara vegetatif yang sudah

dilaksanakan (misalnya : cangkokan tanaman buah-buahan seperti mangga, jambu,

belimbing dan lain sebagainya).

Bahan dan Alat

Bahan :

Hasil cangkokan atau perkembangbiakan yang sudah dikerjakan oleh mahasiswa.

Alat : -

Evaluasi

1. Jelaskan cara kerja dari perkembangbiakan yang saudara lakukan sebagai tugas.

2. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari macam-macam perkembangbiakan secara

vegetatif yang saudara ketahui.

Page 28: DASAR DASAR AGRONOMI - upnjatim.ac.id

28

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, Sumeru. 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia (UI

Press). 1 – 468 Hal.

Darmawan, J. dan Justika, S.B. 2010. Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Penerbit SITC.

Jakarta. 1-85 Hal.

Harjadi, M.M. 1979. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia Jakarta. 1 – 195 Hal.

Jumin, H.B. 2002. Agronomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1-216 Hal.

Lakitan, B. 1995. Fisiologi. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT. Raja Grafindo

Persada Jakarta. 1 – 218 Hal.

, 2001. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada Jakarta. 1 –

201 Hal.

Salisbury, F.B. and C.W. Ross. 1985. Plant Physiology (Fisiologi Tumbuhan). Jilid Tiga

Edisi Keempat. Penerbit ITB Bandung I (1 – 225 Hal), II (1 – 158 Hal) dan III (1 –

315 Hal).

Sutopo, L. 1985. Teknologi Benih. CV. Rajawali Jakarta. 1 – 247 Hal.