distosia karena kelainan tenaga

8
DISTOSIA KARENA KELAINAN TENAGA (KELAINAN HIS) His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi, sehingga persalinan mengalami kemacetan atau hambatan. His yang normal mulai dari salah satu sudut difundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris kesleuruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada fundus uteri dimana lapisan otot uterus paling dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh, hingga tekanan dalam ruangan amnion kembali keasalnya +_ 10mmHg. Jenis-jenis Kelainan His a. Inersia Uteri (Hypotonic Uterine Contraction) His bersifat biasa dalam artian fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu dari bagian-bagian lain, peranan fundus tetap menonjol. Kelaianan terletak dalam kontraksi uterus lebih aman, singkat dan jarang daripada

Upload: vita-madmo

Post on 14-Nov-2015

36 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

obsgyn

TRANSCRIPT

DISTOSIA KARENA KELAINAN TENAGA (KELAINAN HIS)His yang tidak normal dalam kekuatan atau sifatnya menyebabkan bahwa rintangan pada jalan lahir yang lazim terdapat pada setiap persalinan, tidak dapat diatasi, sehingga persalinan mengalami kemacetan atau hambatan.His yang normal mulai dari salah satu sudut difundus uteri yang kemudian menjalar merata simetris kesleuruh korpus uteri dengan adanya dominasi kekuatan pada fundus uteri dimana lapisan otot uterus paling dominan, kemudian mengadakan relaksasi secara merata dan menyeluruh, hingga tekanan dalam ruangan amnion kembali keasalnya +_ 10mmHg.

Jenis-jenis Kelainan Hisa. Inersia Uteri (Hypotonic Uterine Contraction)His bersifat biasa dalam artian fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu dari bagian-bagian lain, peranan fundus tetap menonjol. Kelaianan terletak dalam kontraksi uterus lebih aman, singkat dan jarang daripada biasa. Keadaan umum pasien biasanya baik, rasa nyeri tidak terlalu berarti.Selama ketuban masih utuh umumnya tidak berbahaya baik bagi ibu dan janin kecuali persalinan berlangsung terlalu lama, dalam hal ini morbiditas ibu dan mortalitas janin baik. Keadaan ini dinamakan inersia uteri primer (hypertonic uterine contraction). Kalau timbul setelah berlangsung his yang adekuat untuk waktu yang lama, dan hal ini dinamakan inersia uteri sekunder. Tidak dapat diberikan waktu yang pasti, yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk membuat diagnosis inersia uteri atau untuk memulai terapi aktif.Diagnosis inersia uteri paling sulit ditegakkan pada masa laten. Kontraksi uterus dengan nyeri tidak cukup sebagai dasar untuk membuat diagnosis bahwa persalinan sudah dimulai. Diperlukan bukti bahwa akibat dari kontraksi tersebut terjadi perubahan serviks ( pendataran dan/pembukaan).b. Hypertonic Uterine ContractionHys terlampau kuat atau disebut juga Hypertonic Uterine Contraction bukan merupakan penyebab distosia (pada hipertonik coordinated), tapi lebih ditekankan pada kelainan his. His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat.Partus yang terjadi 60 detik. Jika pemberian oksitosin tidak memperlihatkan kemajuan, maka pemberiannya dihentikan dan dilanjutkan beberapa jam kemudian. Apabila pemberian oksitosin yang kedua tidak menampakkan kemajuan, lebih baik dilakukan seksio sesaria.

Hyperactive Uterine Contraction Jika pasien pernah mengalami partus presipitatus sebelumnya, maka harus dirawat sebelum persalinan, sehingga mendapat pengawasan yang baik, karena persalinan seperti ini dapat berulang pada persalinan selanjutnya. Episiotomi dilakukan dengan tepat untuk menghindari ruptur perinei tingkat ke-3. Jika ada penyulit, seperti adanya cincin retraksi patologis, janin dilahirkan dengan cara memberikan trauma minimal bagi ibu dan anak. Incoordinate Uterine Action Kelainan ini diobati secara simptomatis. Hal yang dapat dilakukan adalah mengurangi tonus otot dan mengurangi ketakutan pasien (pemberian analgetik). Jika pembukaan belum lengkap, pertimbangkan seksio sesaria. Pada distosia servikalis primer dilakukan tindakan seperti incoordinate uterine action. Pada distosia servikalis sekunder harus dilakukan seksio sesaria.