dk3014_uts_13511093
DESCRIPTION
LKdn fl LKJs dflkj lkdjfTRANSCRIPT
-
DK3014 PSIKOLOGI PERSEPSI
Ujian Tengah Semester
oleh :
Asep Saepudin / 13511093
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
-
1. Studi Kasus Museum Tsunami Aceh
Museum Tsunami Aceh -- Sumber Gambar : http://panduanwisata.id/2014/11/24/yuk-jalan-jalan-ke-museum-tsunami-aceh/
Museum Tsunami Aceh merupakan museum yang didesain oleh Ridwan Kamil yang dibangun
sebagai pengingat tragedi tsunami dahsyat yang terjadi pada Desember 2004 di mana Aceh
merupakan provinsi dengan dampak tsunami paling parah.
Space of Fear Sumber Gambar: http://widananews.blogspot.com/2014/04/sejarah-dan-filosofi-bencana-di-museum.html
Saat masuk ke dalam museum ini, pengunjung langsung disuguhkan dengan lorong gelap bernama
Lorong Tsunami (Space of Fear). Lorong ini sempit dan gelap dengan sisi berupa dinding tinggi
mencapai 19-23 meter dengan air mengalir di kedua sisinya. Selain itu suara lantunan ayat Quran
juga diputar pada dinding ini. Dinding ini memberikan stimulus yang sangat kuat. Para pengunjung
yang tidak merasakan langsung kejadian kejadian tsunami 2004 silam tentunya dapat merasakan
sedikit dari apa yang telah terjadi. Jika di koran-koran ditulis gelombang tinggi, maka di lorong ini
kita dapat melihat ilustrasi nyata apa yang dimaksud dengan gelombang tinggi. Nuansa gelap yang
disajikan perasaan kehilangan yang dialami para korban. Selain itu suara air yang jatuh di kedua sisi
-
dinding juga memberi rangsang mengenai tsunami yang terjadi. Lantunan ayat Quran secara sadar
atau tidak memberi motivasi spiritual kepada pengunjung. Suatu desain yang sangat terencana dan
luar biasa.
Pengunjung yang melewati lorong ini akan merasakan sedikit dari rasa takut yang dialami oleh para
korban tsunami Aceh 2004. Tidak heran lorong ini disebut space of fear.
Space of Memories Sumber Gambar: http://www.kaskus.co.id/thread/52850fb91e0bc35b7f000001/yuk-mari-jalan-jalan-ke-museum-tsunami-aceh-picampvid
Setelah melewati lorong tsunami, pengunjung lalu masuk ke dalam ruang kenangan (space of
memories). Di sini lagi-lagi pengunjung disuguhi nuansa gelap. Ruang yang cukup luas dengan
dinding kaca ini memiliki filosofi keberadaan di dalam laut (gelombang tsunami). Ketika memasuki
ruangan ini, pengunjung seolah-olah tengah berada di dalam laut, dilambangkan dengan dinding-
dinding kaca yang menggambarkan luasnya dasar laut, monitor-monitor yang ada di dalam ruangan
dilambangkan sebagai bebatuan yang ada di dalam air, dan lampu-lampu remang yang ada di atap
ruangan dilambangkan sebagai cahaya dari atas permukaan air yang masuk ke dasar laut. Sebuah
stimulus yang luar biasa.
Adapun monitor-monitor tersebut adalah alat untuk menampilkan gambar-gambar akibat kejadian
tsunami tersebut. Tidak heran ruang ini diberi nama space of memories.
-
Space of Sorrow Sumber Gambar : http://thelostraveler.com/surat-cinta-untuk-negeri-aceh/
Setelah melalui ruang kenangan, pengunjung selanjutnya memasuki Ruang Sumur Doa. Di sini, lagi-
lagi pengunjung disuguhi suasana gelap. Ruangan ini juga memiliki cerobong setinggi 30 meter
dengan siluet kaligrafi Allah di bagian atasnya, di mana pengunjung harus mendongakkan kepalanya
ke atas agar bisa melihat siluet tersebut. Selain itu, cerobong ini juga memiliki sistem pencahayaan
yang tidak seperti pada ruangan sebelumnya, yaitu berasal dari langit (matahari). Sebuah konsep
yang luar biasa mengenai Tuhan. Selain itu di dinding ruangan ini juga terpampang 2000 nama
korban tsunami Aceh 2004. Meskipun hanya tulisan, namun hal sederhana ini mampu membuat
persepsi indrawi manusia menangkap lebih dari hanya sekadar tulisan.
Ruangan ini juga menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhannya yang dilambangkan dengan
siluet kaligrafi Allah yang tertera di atas cerobong dengan cahaya yang mengarah ke atas,
lantunan ayat-ayat Quran, dan tulisan nama-nama korban. Ini melambangkan bahwa setiap
manusia pasti akan kembali kepada penciptanya.
Space of Confuse Sumber Gambar: http://lifestyle.okezone.com/read/2014/12/26/406/1084341/meresapi-makna-lorong-kebingungan-museum-tsunami
Setelah melalui Ruang Sumur Doa, pengunjung lalu melewati Lorong Cerobong. Lorong ini didesain
dengan lantai berkelok dan tidak rata. Selain itu lorong ini juga memiliki pencahayaan yang
remang, sama seperti ruang-ruang sebelumnya.
-
Lorong ini dibentuk sebagai gambaran kebingungan dan keputusasaan masyarakat Aceh saat didera
tsunami pada tahun 2004 silam yang menimbulkan kebingungan akan arah tujuan, kebingungan
mencari sanak saudara yang hilang, dan kebingungan karena kehilangan harta dan benda. Tidak
heran lorong ini disebut space of confuse.
Space of Hope Sumber Gambar: https://ikbalfanika.wordpress.com/2013/11/01/filosofi-museum-tsunami/
Setelah melalui Lorong Cerobong, selanjutnya pengunjung melalui tahap terakhir yaitu Jembatan
Harapan. Ruang ini memiliki pencahayaan terang, tidak seperti ruang-ruang sebelumnya.
Pencahayaan datang dari atap transparan yang cukup luas. Selain itu, pemandangan dari jembatan
juga cukup bagus yaitu sebuah kolam yang cukup luas dengan batu-batu kokoh di sekelilingnya.
Selain itu ada juga bendera-bendera negara yang turut membantu dalam merekonstruksi Aceh
akibat dahsyatnya efek gempa dan tsunami yang dihasilkan. Tidak hanya itu, bendera-bendera
tersebut juga bertulikan kata damai sesuai dengan bahasa dari negara tersebut. Ini menyiratkan
refleksi perdamaian Aceh dari peperangan dan konflik yang mendera selama bertahun-tahun.
Hal-hal di atas tentunya memberi kesan bahwa dibalik sebuah musibah, masih terdapat hikmah dan
harapan yang harus kita pegang. Maka tidak heran jika ruang ini disebut space of hope.
***
Dari keseluruhan perjalanan tadi, setiap ruangan didesain dengan maksud dan tujuan masing-masing
namun tetap terhubung menjadi satu kesatuan yang utuh. Dimulai dari gelap hingga terang,
ketakutan hingga harapan. Setiap pemilihan desain diciptakan sebagai stimulus yang dapat
ditangkap oleh indra manusia. Menimbulkan efek psikologis yang kuat bagi para pengunjungnya.
Sebuah karya arsitektur yang luar biasa.
2. Personal Branding
Personal branding is the practice of people marketing themselves and their careers as brands
Saya ingin dipersepsi sebagai orang yang bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, pekerja
keras, visioner, berkomitmen, romantis, dan surprising. Mengapa? Karena sifat-sifat di atas
merupakan beberapa kriteria menantu/suami idaman.
-
Kadang saya berpikir bahwa orang ingin dipersepsi dengan sifat tertentu karena mereka belum
memiliki sifat tersebut atau sudah memiliki sifat tersebut namun belum mampu menampilkannya ke
luar.
Mungkin saya juga seperti itu. Oleh karena itu, agar dipersepi orang lain bahwa saya adalah orang
yang bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, pekerja keras, visioner, berkomitmen,
romantis, dan surprising, adalah dengan melakukan hal-hal yang mendukung sifat-sifat tersebut.
Adapun hal-hal yang telah saya lakukan untuk mendukung sifat-sifat tersebut adalah dengan banyak
membaca buku yang ada di top categories di Amazon seperti Getting Things Done, The Charisma
Myth, The Gifts of Imperfections, Man Search for Meaning, The 5 Love Languages: The Secret
to Love that Lasts, atau bahkan The Art of War dari Sun Tzu meskipun saya tidak melihat korelasi
antar buku terakhir yang disebutkan dengan buku lainnya. Selain itu, saya juga men-subscribe blog-
blog atau web-web mengenai business, entrepreneurship, dan finance sekaligus mencoba
mengaplikasikan hal-hal kecil yang bisa dilakukan.
Penampilan juga tidak bisa dinafikan, sudah satu tahun terakhir saya mencoba berpakaian lebih
layak, memakai wangi-wangian. Keterampilan berkomunikasi juga tidak kalah penting. Oleh karena
itu saya selalu berlatih agar bisa berucap dengan artikulasi jelas, dapat dimengerti dan meyakinkan.
Ini bukan tentang ilusi, ini tentang persepsi.
3. Kritik dan Saran
Materi perkuliahan yang diajarkan pada kuliah Psikologi Persepsi cukup menarik. Materi yang
disajikan sangat berbeda dengan apa yang saya pelajari di program studi Teknik Informatika. Its a
whole new world. Mempelajari hal-hal baru sangatlah menyenangkan.
Hanya saja jumlah mahasiswa dalam satu kelas yang terlalu banyak menyebabkan kondisi kuliah
menjadi kurang kondusif. Beruntung dosen dan asisten dosen cukup mampu untuk meng-handle
kelas tersebut. Meskipun untuk fokus pada apa yang sedang disampaikan oleh dosen dan
asistennya, kadang masih terasa sulit.
Mungkin untuk ke depannya. lebih baik dipecah menjadi beberapa kelas sehingga jumlah mahasiswa
dalam satu kelas menjadi lebih sedikit sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih nyaman.