farmasi

Upload: mind

Post on 12-Mar-2016

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

drugs

TRANSCRIPT

28

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Diare merupakan suatu penyakit yang biasa kita alami atau kita dengar kejadianya disekitar kita, tetapi penyakit diare ini tidak bisa dianggap remeh penanggananya karena dapat menyebabkan suatu kematian. Menurut definisi dari WHO (World Health Organization) diare merupakan penyakit dengan gejala buang air besar melebihi tiga kali dalam sehari atau lebih dari normal yang biasa didapatkan seseorang, dimana terdapat perubahan konsistensi dan warna dari feses itu sendiri.1Diare menurut klinisnya dapat dibedakan menjadi tiga jenis pertama diare akut kejadianya berlangsung beberapa jam atau hari, kedua diare berdarah akut atau yang juga disebut disentri, ketiga diare persisten kejadianya berlangsung selama 14 hari atau lebih. Diare biasanya merupakan suatu gejala dari infeksi yang berasal dari infeksi saluran cerna yang dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme seperti bakteri, virus dan parasit. Penyebaran mikroorganisme tersebut dapat melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi selain itu dapat juga dari kebersihan diri dan lingkunagn yang buruk, seperti contoh sumber air yang digunakan sebagai sumber air minum maupun untuk kebutuhan sehari-hari terkontaminasi limbah, septic tank, kotoran hewan maupun jamban. Organisme yang paling umum sebagai penyebab diare di negara berkembang adalah Rotavirus dan Escherchia coli.1Infeksi oleh suatu mikroorganisme bukan satu-satunya penyebab terjadinya diare tetapi kejadian intoleransi dari laktosa juga dapat menyebabkan diare yang biasa terjadi pada penderita anak-anak tetapi tidak menutup kemungkinan diderita juga oleh orang dewasa.2 Secara global, diperkirakan 65-75% penduduk dunia sebenarnya mengalami defisiensi laktase primer dan sangat sering terjadi pada orang Asia, Amerika Selatan, dan Afrika.3Dasar dari kematian pada kasus diare adalah kehilangan cairan (dehidrasi) dan malnutrisi, hal itu dikarenakan cairan dan nutrisi yang berada ditubuh keluar lebih cepat bersama dengan feses, sehingga tubuh akan mengalami dehidrasi dan malnutrisi yang berat apabila diare tidak ditangani dengan tepat dan cepat. Kematian anak balita akibat diare tercatat pada data WHO sekitar 760.000 jiwa untuk setiap tahunya. Secara global kasus diare setiap tahunnya ada sekitar 1,7 miliar.1 Di indonesia sendiri data yang tercatat ditemukan diare merupakan penyebab kematian nomer 13 dengan proporsi kematian sekitar 3,5 persen dari kematian yang ada, kemudian penyebab kematian bayi (usia 29 hari -11 hari) terbanyak dengan proporsi kematian 31,4 % dari setiap kematian yang ada, demikian pula pada anak balita (usia 12-59 bulan) terbanyak dengan proporsi kematian 25,2 % dari setiap kematian yang ada.4Diare di indonesia sering menimbulkan suatu KLB (kejadian luar biasa) dan termauk dalam 10 penyakit yang sering menimbulkan KLB, dimana diare masuk 6 besar dalam kasus KLB di indonesia. Hal ini terdapat pada laporan Surveilans Terpadu Penyakit KLB (STP KLB, 2010). Laporan rumah sakit untuk 10 peringkat utama pasien rawat inap di RS di Indonesia tahun 2008 didapatkan kasus diare menduduki peringkat utama (Ditjen Bina Yanmedik, Depkes RI, 2009). Prevalensi diare klinis adalah 9,0% (rentang: 4,2% - 18,9%), tertinggi di Provinsi NAD (18,9%) dan terendah di DI Yogyakarta (4,2%). Beberapa provinsi mempunyai prevalensi diare klinis >9% (NAD, Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tengara Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan Papua).5Diare adalah penyakit yang dapat dicegah maupun diobati, sehingga tindakan pencegahan adalah upaya utama dalam kasus diare ini. Pencegahan diare merupakan suatu tindakan yang mudah seperti ; menggunakan sumber air minum yang aman dari kontaminasi atau memasak air sebelum digunakan, menggunakan sanitasi yang memenuhi standar, mencuci tangan dengan sabun, makan makanan yang kebersihanya terjamin, menjaga kebersihan lingkungan dan pribadi dengan baik, untuk bayi usahakan mendapatkan asi eksklusif selama 6 bulan pertama dan apabila tersedia vaksin di sentra kesehatan terdekat dapat kita melakukan vaksinasi rotavirus.1Penatalaksanakan diare menurut Subdit pengendalian Diare dan Infeksi Saluran Pencernaan Kemenkes RI menyusun 5 langkah utama dalam penatalaksanaan penyakit diare pertama pemberian cairan pengganti (rehidrasi) dengan menggunakan oralit yang dilarutkan di air minum, kedua pemberian tablet zinc, ketiga pemberian makanan yang cukup dan bergizi, kemudian untuk bayi pemberian asi yang cukup, keempat pemberian antibiotik dan obat anti diare apabila terdapat indikasi, kelima pemberian nasihat kepada penderita tentang cara pemberian cairan, obat dan nasihat tentang penyakit diare itu sendiri.5Dalam penangganan penyakit diare ini pemberian obat anti diare juga dianjurkan apabila sudah terdapat indikasi yang tepat dalam pemberian anti diare ini, ada beberapa golongan obat yang dapat digolongkan dalam obat anti diare misalnya : obat adsorben dan protektif gastroimtestinal seperti :, senyawa-senyawa aluminium, karbon aktif, kaolin dan pectin. Salah satu obat anti diare yang penggunaanya sudah luas dipakai seperti kaolin dan pectin 6.Pectin berkerja sebagai obat antidiare dengan cara mengabsorsi toksin penyebab diare, meningkatkan kekentalan dari feses dan meningkatkan volume dari feses.7Karena Pectin dan kaolin ini sangat mudah didapatkan dipasaran dan penggunaanya juga sudah luas dipakai dimasyarakat kita, maka perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut tentang penggunaan pectin dan kaolin yang rasional dan termasuk pembahasan tentang efek obat terhadap tubuh (farmakodinamik), efek tubuh terhadap obat (farmakokinetik), indikasi, kontra indikasi dan efek samping dari obat ini.1.2 Rumusan MasalahBagaimana pengaruh kaolin pectin terhadap penyakit diare akut?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh kaolin pectin terhadap penyakit diare akut

1.4 Manfaat1) MasyarakatUntuk memberikan informasi bagi masyarakat dalam pemilihan obat antidiare yang aman dan efektif.

2) Peneliti

Sebagai Pembelajaran dan pengalaman dalam pemenuhan kewajiban serta media pengembangan kompetensi diri sesuai dengan keilmuan yang diperoleh selama perkuliahan. BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare

2.1.1 Definisi DiareDiare adalah suatu keadaan buang air besar (BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga kali sehari.8 Sedangkan menurut Suraatmaja (2007), diare adalah penyakit yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (>3kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa lendir. 9Diare adalah peningkatan keenceran dan frekuensi feses. Diare mungkin dalam volume besar atau sedikit dan dapat disertai atau tanpa darah. Diare dapat terjadi akibat adanya zat terlarut yang tidak dapat diserap di dalam feses, yang disebut diare osmotic, atau karena iritasi saluran cerna.Penyebab tersering diare dalam volume besar akibat iritasi adalah infeksi virus atau bakteri di usus halus distal atau usus besar.10Menurut Depkes, diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume keenceran, serta frekwensi lebih dari 3 kali sehari pada anak dan pada bayi lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lender darah.11Diare merupakan penyakit menular yang dapat ditularkan melalui tangan yang tidak bersih. Penjamah makanan dengan hygiene peoragan yang rendah dan kebiasaan sanitasi yang tidak baik, lebih sering mengkontaminasi makanan oleh mikroorganisme.12Tangan yang kotor atau terkontaminasi dapat memindahkan bakteri dan virus patogen dari tubuh, feces atau sumber lain ke makanan. Oleh karena itu kebersihan tangan dengan mencuci tangan perlu mendapat prioritas yang tinggi, walaupun hal tersebut sering disepelekan. Pencucian dengan sabun sebagai pembersih, penggosokan, dan pembilasan dengan air mengalir akan menghanyutkan partikel kotoran yang banyak mengandung mikroorganisme.132.1.2 Jenis-Jenis DiareMenurut Suratmaja (2007), berdasarkan jenisnya diare dibagi dua yaitu:9a. Diare Akut

Diare akut yaitu, diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Diare akut dilihat dari sudut patofisologi dapat dibagi menjadi diare sekresi dan diare osmotic. Menurut (Wong, 2009) diare akut didefinisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba-tiba frekwensi defekasi yang berlangsung kurang dari 14 hari, sering disebabkan oleh agen infeksius dalam traktus gastrointestinal dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.14b. Diare KronikDiare kronik merupakan diare yang berlanjut samapi 2 minggu atau lebih dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive) selama masa diare tersebut. Beberapa factor penyebab diare kronik ialah infeksi bakteri, kerusakan epitel usus dan adanya gangguan imunologis.9

2.2 Diare AkutDiare akut yaitu, diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. Diare akut dilihat dari sudut patofisologi dapat dibagi menjadi diare sekresi dan diare osmotic. Menurut (Wong, 2009) diare akut didefinisikan sebagai keadaan peningkatan dan perubahan tiba-tiba frekwensi defekasi yang berlangsung kurang dari 14 hari, sering disebabkan oleh agen infeksius dalam traktus gastrointestinal dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika dehidrasi tidak terjadi.142.2.1 Etiologi Diare AkutSecara etiologi, diare akut dapat disebabkan oleh infeksi, intoksikasi (poisoning), alergi, reaksi obat-obatan, dan juga faktor psikis.16Etiologi diare akut diantaranya yaitu : 15,17,18,19: A. Virus : Merupakan penyebab diare akut terbanyak padaanak (70 80%). Beberapa jenis virus penyebab diare akut.17,181. Rotavirus serotype 1, 2, 8, dan 9 : pada manusia. Serotype 3 dan 4 didapati pada hewan dan manusia. Dan serotype 5,6, dan 7 didapati hanya pada hewan. 2. Norwalk virus: terdapat pada semua usia, umumnya akibat food borneatau water bornetransmisi, dan dapat juga terjadi penularan person to person. 3. Astrovirus, didapati pada anak dan dewasa.4. Adenovirus(type 40, 41).5. Small bowel structured virus.6. Cytomegalovirus .B. Bakteri : 1. Enterotoxigenic E.coli (ETEC). Mempunyai 2 faktor virulensi yang penting yaitu faktor kolonisasi yang menyebabkan bakteri ini melekat pada enterosit pada usus halus dan enterotoksin (heat labile (HL) dan heat stabile (ST) yang menyebabkan sekresi cairan dan elektrolit yang menghasilkan watery diarrhea. ETEC tidak menyebabkan kerusakan brush border atau menginvasi mukosa. 2. Enterophatogenic E.coli (EPEC). Mekanisme terjadinya diare belumjelas. Didapatinya proses perlekatan EPEC ke epitel usus menyebabkan kerusakan dari membrane mikro vili yang akan mengganggu permukaan absorbsi dan aktifitas disakaridase. 3. Enteroaggregative E.coli (EAggEC). Bakteri ini melekat kuat pada mukosa usus halus dan menyebabkan perubahan morfologi yang khas. Bagaimana mekanisme timbulnya diare masih belum jelas, tetapi sitotoksin mungkin memegang peranan. 4. Enteroinvasive E.coli (EIEC). Secara serologidan biokimia mirip dengan Shigella. Seperti Shigella, EIEC melakukan penetrasi dan multiplikasi di dalam sel epitel kolon. 5. Enterohemorrhagic E.coli (EHEC). EHEC memproduksi verocyto toxin (VT) 1 dan 2 yang disebut juga Shiga-like toxin yang menimbulkan edema dan perdarahan diffuse di kolon. Pada anak sering berlanjut menjadi hemolytic-uremic syndrome. Shigella spp. Shigella menginvasi dan multiplikasi didalam sel epitel kolon, menyebabkan kematian sel mukosa dan timbulnya ulkus. Shigella jarang masuk kedalamalian darah. Faktor virulensi termasuk : smooth lipopolysaccharide cell-wallantigen yang mempunyai aktifitasendotoksin serta membantu proses invasi dan toksin (Shiga toxin dan Shiga-like toxin) yang bersifat sitotoksik dan neurotoksik dan mungkin menimbulkan watery diarrhea.6. Campylobacter jejuni (helicobacter jejuni). Manusia terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan (unggas, anjing, kucing, domba dan babi) atau dengan feses hewan melalui makanan yang terkontaminasi seperti daging ayam dan air. Kadang kadang infeksi dapat menyebar melalui kontak langsung person to person. C.jejuni mungkin menyebabkan diare melalui invasi kedalam usus halus dan usus besar. Ada 2 tipe toksin yang dihasilkan, yaitu cytotoxin dan heat-labile enterotoxin. Perubahan histopatologi yang terjadi mirip dengan proses ulcerative colitis.7. Vibrio cholerae 01 dan V.choleare 0139. Air atau makanan yang terkontaminasi oleh bakteri ini akan menularkan kolera. Penularan melalui person to person jarang terjadi.8. V.cholerae melekat dan berkembang biak pada mukosa usus halus dan menghasilkan enterotoksin yang menyebabkan diare. Toksin kolera ini sangat mirip dengan heatlabile toxin (LT) dari ETEC. Penemuan terakhir adanya enterotoksin yang lain yang mempunyai karakteristik tersendiri, seperti accessory choleraenterotoxin (ACE) dan zonular occludens toxin (ZOT). Kedua toksin ini menyebabkan sekresi cairan kedalam lumen usus. 9. Salmonella (non thypoid). Salmonella dapat menginvasi sel epitel usus. Enterotoksin yang dihasilkan menyebabkan diare. Bila terjadi kerusakan mukosa yang menimbulkan ulkus, akan terjadi bloody diarrhea.C. Protozoa :

1. Giardia lamblia. Parasit ini menginfeksi usus halus. Mekanisme patogensis masih belum jelas, tapi dipercayai mempengaruhi absorbsi dan metabolisme asam empedu. Transmisi melalui fecal-oral route. Interaksi host-parasite dipengaruhi oleh umur, status nutrisi, endemisitas, dan status imun. Didaerah dengan endemisitas yang tinggi, giardiasis dapat berupa asimtomatis, kronik, diare persisten dengan atau tanpa malabsorbsi. Di daerah dengan endemisitas rendah, dapat terjadi wabah dalam 5 8 hari setelah terpapar dengan manifestasi diare akut yang disertai mual, nyeri epigastrik dan anoreksia. Kadang-kadang dijumpai malabsorbsi dengan faty stools, nyeri perut dan gembung.2. Entamoeba histolytica. Prevalensi Disentri amoeba ini bervariasi, namun penyebarannya di seluruh dunia. Insidennya meningkat dengan bertambahnya umur, dan teranak pada laki-laki dewasa. Kira-kira 90% infksi asimtomatik yang disebabkan oleh E.histolytica non patogenik (E.dispar). Amebiasis yang simtomatik dapat berupa diare yang ringan dan persisten sampai disentri yang fulminant.3. Cryptosporidium. Dinegara yang berkembang, cryptosporidiosis 5 15% dari kasus diare pada anak. Infeksi biasanya siomtomatik pada bayi dan asimtomatik pada anak yang lebih besar dan dewasa. Gejala klinis berupa diare akut dengan tipe waterydiarrhea, ringan dan biasanya self-limited. Pada penderita dengan gangguan sistim kekebalan tubuh seperti pada penderita AIDS, cryptosporidiosis merupakan reemerging disease dengan diare yang lebih berat dan resisten terhadap beberapa jenis antibiotik.4. Microsporidium spp 5. Isospora belli 6. Cyclospora cayatanensis D. Helminths :

1. Strongyloides stercoralis. Kelainan pada mucosa usus akibat cacing dewasa dan larva, menimbulkan diare. 2. Schistosoma spp.Cacing darah ini menimbulkan kelainan pada berbagai organ termasuk intestinal dengan berbagai manifestasi, termasuk diare dan perdarahan usus.3. Capilaria philippinensis. Cacing ini ditemukan di usus halus, terutama jejunum, menyebabkan inflamasi dan atrofi vili dengan gejala klinis watery diarrhea dan nyeri abdomen.4. Trichuris trichuria. Cacing dewasa hidup di kolon, caecum,dan appendix. Infeksi berat dapat menimbulkan bloody diarrhea dan nyeri abdomen.2.2.2 PatofisiologiDiare dapat disebabkan oleh satu atau lebih patofiologi, antara lain : 1). Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut diare osmotik ; 2). Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare sekretorik ; 3). Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi ; 4). Malabsorbsi asam empedu ; 5). Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit ; 6). Motilitas dan waktu transit usus abnormal ; 7). Gangguan permeabilitas usus ; 8).inflamasi dinding usus, disebut diare inflamatorik.20,21Diare osmotik : diare tipe ini disebabkan oleh peningkatan tekanan osmotic intralumen usus halus yang disebabkan oleh obat -obatan atau zat kimia yang hiperosmotik (MgSO4, Mg(OH)2, malabsorbsi umum, dan defek dalam absorbsi mukosa usus misal pada defisiensi disararidase, malabsorbsi glukosa/galaktosa.20,21Diare sekretorik : diare tipe ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi air maupun elektrolit dari usus, menurunnya absorbsi. Yang khas pada diare ini yaitu secara klinis ditemukan diare dengan volume tinja yang banyak sekali. Diare tipe ini akan tetap berlangsung walaupun dilakukan puasa makan/minum. Penyebab dari diare tipe ini antara lain karena efek enterotoksin pada infeksi Vibrio cholerae, atau Escherichia coli penyakit yang menghasilkan hormon (VIPoma), reseksi ileum (gangguan absorbsi garam empedu), dan efek obat laksatif (dioctyl sodium sulfosuksinat, dll).20,21Diare infeksi : infeksi oleh bakteri merupakan penyebab tersering dari diare. Dari sudut kelainan usus, diare oleh bakteri dibagi atas noninvasif (tidak merusak mukosa) dan invasif (merusak mukosa). Bakteri noninvasif menyebabkan diare karena toksin yang disekresi oleh bakteri tersebut, yang disebut diare toksigenik. Misalnya enterotoksin yang dihasilkan oleh bakteri Vibrio cholerae/eltor, yang mana enterotoksin yang dihasilkan merupakan protein yang dapat menempel pada epitel usus, yang kemudian membentuk adenosin monofosfat siklik (AMF siklik) di dinding usus dan menyebabkan sekresi aktif anion klorida yang diikuti air, ion bikarbonat, dan kation natrium serta kalium. Mekanisme absorbsi ion natrium melalui mekanisme pompa natrium tidak terganggu karena itu keluarnya ion klorida (diikuti ion bikarbonat, air, natrium, ion kalium) dapat dikompensasi oleh meningginya absorbsi ion natrium (diiringi oleh air, ion kalium dan ion bikarbonat, klorida). Kompensai ini dapat dicapai dengan pemberian larutan glukosa yang diabsorbsi secara aktif oleh dinding sel usus.20,212.2.3 Patogenesis Diare AkutYang berperan pada terjadinya diare terutama karena infeksi yaitu faktor pejamu (host) dan faktor kausal (agent). Faktor pejamu adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap organisme yang dapat menimbulkan diare akut, terdiri dari faktor-faktor daya tangkis atau lingkungan internal saluran cerna (keasaman lambung, motilitas usus, imunitas, dan juga lingkungan mikroflora usus). Faktor kausal yaitu daya penetrasi yang dapat merusak sel mukosa, kemampuan memproduksi toksin yang dapat mempengaruhi sekresi cairan usus halus, serta daya lekat kuman. 20,212.2.4 Manifestasi klinik Diare AkutGambaran klinis diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi empat kali atau lebih dalam sehari, yang sering disertai dengan muntah, badan lesu atau lemah, panas, tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh virus.22Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat. kehilangan air dan elektrolit ini bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipokalemia. Dehidrasi merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat mengakibatkan hipovolemia, kolaps kardivaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas lasma dapat berupa dehidrasi isotonic, dehidrasi hipertonik (hipernatremik), atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang, atau dehidrasi berat.23Gejala diare akut dapat dibagi dalam 3 fase, yaitu:24A. Fase prodromal (sindroma pra-diare) : pasien mengeluh penuh di abdomen, nausea, vomitus, berkeringat dan sakit kepala B. Fase diare : pasien mengeluh diare dengan komplikasi (dehidrasi, asidosis, syok, dan lain-lain), kolik abdomen, kejang dengan atau tanpa demam, sakit kepala C. Fase pemulihan : gejala diare dan kolik abdomen berkurang, disertai fatigue.

2.2.5 Tatalaksana Diare AkutMenurut Setiawan, penatalaksanaan untuk diare akut dapat dibagi: 25A. Rehidrasi.Bila pasien umum dalam keadaan baik tidak dehidrasi, asupan cairan yang adekuat dapat dicapai dengan minuman ringan, sari buah, sup dan keripik asin. Bila pasien kehilangan cairan yang banyak dan dehidrasi, penatalaksanaan yang agresif seperti cairan intravena atau rehidrasi oral dengan cairan isotonik mengandung elektrolit dan gula atau strach harus diberikan. Terapi rehidrasi oral murah, efektif, dan lebih praktis daripada cairan intravena. Cairan oral antara lain; pedialit, oralit dll cairan infus a.l ringer laktat dll. Cairan diberikan 50 200 ml/kgBB/24 jam tergantung kebutuhan dan status hidrasi. 25B. Diet. Pasien diare tidak dianjurkan puasa, kecuali bila muntah-muntah hebat. Pasien dianjurkan justru minuman sari buah, teh, minuman tidak bergas, makanan mudah dicerna seperti pisang, nasi, keripik dan sup. Susu sapi harus dihindarkan karena adanya defisiensi laktase transien yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri. Minuman berkafein dan alkohol harus dihindari karena dapat meningkatkan motilitas dan sekresi usus. 25C. Obat antidiare. Obat-obat ini dapat mengurangi gejala-gejala a) yang paling efektif yaitu derivat opioid misal loperamide, difenoksilat-atropin dan tinkur opium. Loperamide paling disukai karena tidak adiktif dan memiliki efek samping paling kecil, Bismuth subsalisilat merupakan obat lain yang dapat digunakan tetapi kontraindikasi pada pasien HIV karena dapat menimbulkan enselofati bismuth. Obat antimotilitas penggunaannya harus hati-hati pada pasien disentri yang panas (termasuk infeksi Shigella) bila tanpa disertai mikroba, karena dapat memperlama penyembuhan penyakit, b) obat yang mengeraskan tinja; atapulgite 4 x 2 tab perhari, smectite 3 x 1 saset diberikan tiap diare/BAB encer sampai diare berhenti c) obat anti sekretorik atau anti enkephalinase: Hidrase 3 x 1 tab perhari. 25Menurut Depkes RI tahun 2011, prinsip tatalaksana diare pada balita adalah LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare), yang didukung oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia dengan rekomendasi WHO. Rehidrasi bukan satu-satunya cara untuk mengatasi diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat penyembuhan/ menghentikan diare dan mencegah anak kekurangan gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare. Adapun program LINTAS DIARE yaitu:26A. Rehidrasi menggunakan Oralit osmolalitas rendahB. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turutC. Teruskan pemberian ASI dan MakananD. Antibiotik SelektifE. Nasihat kepada orang tua/pengasuhA. OralitUntuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa kesarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus. Pemberian oralit didasarkan pada derajat dehidrasi.261. Diare tanpa dehidrasi

Umur< 1 tahun : - gelas setiap kali anak mencret

Umur 1 4 tahun : - 1 gelas setiap kali anak mencret

Umur diatas 5 tahun : 1 1 gelas setiap kali anak mencret

2. Diare dengan dehidrasi ringan sedang

Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi.

3. Diare dengan dehidrasi berat

Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di infus.26B. Zinc Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat enzim INOS (Inducible Nitric Oxide Synthase), dimana ekskresi enzim ini meningkat selama diare dan mengakibatkan hipersekresi epitel usus. Zinc juga berperan dalam epitelisasi dinding usus yang mengalami kerusakan morfologi dan fungsi selama kejadian diare.26Pemberian Zinc selama diare terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat keparahan diare, mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja, serta menurunkan kekambuhan kejadian diare pada 3 bulan berikutnya. Berdasarkan bukti ini semua anak diare harus diberi Zinc segera saat anak mengalami diare.26Dosis pemberian Zinc pada balita:

1. Umur< 6 bulan : tablet (10 mg) per hari selama 10 hari2. Umur> 6 bulan : 1 tablet (20 mg) per hari selama 10 hari.

Zinc tetap diberikan selama 10 hari walaupun diare sudah berhenti. Cara pemberian tablet zinc : Larutkan tablet dalam 1 sendok makan air matang atau ASI, sesudah larut berikan pada anak diare 26C. Teruskan Pemberian Asi dan Makanan

Pemberian makanan selama diare bertujuan untuk memberikan gizi pada penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan, membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan mencegah malnutrisi.ASI bukan penyebab diare. ASI justru dapat mencegah diare. Bayi dibawah 6 bulan sebaiknya hanya mendapat ASI untuk mencegah diare dan meningkatkan sistim imunitas tubuh bayi 26D. Pemberian Selektif Antibiotik

Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare karena kolera, atau diare dengan disertai penyakit lain. Ini sangat penting karena seringkali ketika diare, masyarakat langsung membeli antibiotik seperti Tetrasiklin atau Ampicillin. Selain tidak efektif, tindakan ini berbahaya, karena jika antibiotik tidak dihabiskan sesuai dosis akan menimbulkan resistensi kuman terhadap antibiotik.26E. Pemberian NasihatIbu atau pengasuh yang berhubungan erat dengan balita harus diberi nasehat tentang :1. Cara memberikan cairan dan obat di rumah

2. Kapan harus membawa kembali balita ke petugas kesehatan bila :

a. Diare lebih sering

b. Muntah berulang

c. Sangat haus

d. Makan/minum sedikit

e. Timbul demam

f. Tinja berdarah

g. Tidak membaik dalam 3 hari. 262.3 Kaolin Pectin 2.3.1Farmasi FarmakologiA. Sifat fisikokimia dan Rumus Kimia Obat1. Kaolin (Kaolinum Levis)A. MonografiPemerian :Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung butiran kasar, tidak atau hampir tidak berbau.27B. Sifat Fisika dan KimiaKelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral. Sifat-sifat fisik kaolin, yaitu berwarna putih, berbentuk butiran rapuh, sulit larut dalam air, memiliki titik lebur 1850C, serta memiliki daya hantar listrik dan panas yang rendah. 272. Pektin (Pectinum)a. Monografi Pemerian : Serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau, mempunyai rasa mucilage. 27b. Sifat Fisika dan KimiaKelarutan :Hampir larut sempurna dalam 20 bagian air, membentuk cairan kental, opalesen, larutan koloidal, mudah dituang dan bersifat asam terhadap lakmus, praktis tidak larut dalam etanol atau pelarut organik lainnya. Pektin larut dalam air lebih cepat jika permukaan dibasahi dengan etanol, dengan gliserin, atau dengan sirupus simpleks, atau jika permukaan dicampur dengan 3 bagian atau lebih sukrosa. 27c. StabilitasDisimpan dalam wadah tertutup rapat.Kaolin merupakan salah satu mineral tanah liat (lempung) yang mengandung beberapa lapis aluminium silikat. Kaolin adalah sejenis tanah liat yang bersifat lunak, halus, dan putih, terjadi dari pelapukan batuan granit, dijadikan bahan untuk membuat porselen atau untuk bahan campuran membuat kain tenun (kertas, karet, obat-obatan, dan sebagainya). Sehingga kaolin banyak digunakan di industri keramik sebagai bahan glasir, industri cat sebagai bahan pewarna, industri plastik untuk melicinkan permukaan plastik, dan industri kertas sebagai bahan pengisi. 27Kaolin merupakan salah satu senyawa mineral alumino-silikat. Komposisi kaolin yaitu Al2O3 : SiO2 : H2O ( 1 : 1 : 2 ) atau 2 SiO2. Al2O3. 2 H2O pada setiap satuan selnya. Kaolin merupakan golongan filosilikat dengan tipe 1 : 1 karena struktur satuan sel kristalnya (Gambar II.1) terdiri dari satu lembar lapisan aluminium oktahedral pada satu sisi dan satu lembar lapisan silika tetrahedral pada sisi yang lain. Kedua lapisan tersebut dihubungkan oleh atom oksigen melalui ikatan hidrogen antara silika-oksigen dan alumina-oksigen.27Bagian permukaan dari kristal kaolin mempunyai muatan negatif yang tetap. Muatan negatif tersebut disebabkan adanya subtitusi isomorf Si4+ dan Al3+ pada lapisan silika. Muatan pada permukaan dan tepi-tepi alumina dapat menyebabkan terjadinya protonasi maupun deprotonasi dari gugus hidroksil bergantung pada pH larutan. 27

Gambar II.1 Struktur kimia kaolin 27Stabilitas kaolin pectin stabil. Mudah terkontaminasi mikroorganisme seperti Bacillus antrachis, Clostridium tetani dan Clostridium welchi. Kaolin dapat disterilisasi dengan pemanasan pada temperatur lebih dari 160C selama tidak lebih dari 1 jam. Ketika terbasahi oleh air, kaolin akan berwarna lebih gelap dan berubah menjadi plastik. Harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat kering dan sejuk.B. Farmasi Umum1. DosisTerdapat beberapa sediaan obat di pasaran dengan dosis untuk obat Suspensi Neo Kaolana yang mengandung kaolin 700mg pectin 66mg per 15 ml (1 sendok makan). 27a. Dewasa diberikan 2 sendok makan, maksimum 12 sendok makan sehari setiap habis defikasi. Dosis Kaopectat: dewasa 4-8 sendok makan, anak>12 th 4 sendok makan, 6-12th:1 sendok makanb. Anak-anak diatas umur 12 tahun : 2 sendok makan, maksimum 8 sendok makan sehari. Antara 6-12 tahun : 1 sendok makan, maksimum 6 sendok makan sehari

Dosis untuk obat Neo Kaolana dan kaolin pectin dibuat dalam 3 fls @ 60 ml dimana dalam tiap 5 mL mengandung bahan- bahan yang dijelaskan dalam tabel II.1.Tabel II.1. Komposisi Dosis untuk Obat Neokolana dan Kaolin Pectin No.Nama BahanJumlahUntuk Volume 5 mLUntuk

volume 60 mlFungsi

1.Kaolin 700 mg700 mg7 gZat aktif

2.Pektin 66 mg66 mg0,66 gZat aktif

3.Sirupus simplek10%0,5 ml6 mlPemanis

4.Sorbitol30%1,5 ml18 mlPemanis / caplocking

5.Na.CMC1%0,05 g0,6 gSuspending agent

6.Metil paraben0,25%0,01250,15 gPengawet

7.Natrium sitrat2 %0,1 g1,2 gPendapar

8.Asam sitrat2%0,1 g1,2 gPendapar, acidifier

9VanilinQsQsQsPengaroma

10.Aq. Destad 5 mlAd 5mlAd 60Pembawa

Selain bentuk sediaan diatas terdapat bentuk sediaan suspense lainnya yaitu dengan nama dagang Opidiar yang mengandung kaolin 986 mg dan pektin 22 mg. Dosis dewasa 10 mL 3-4x/hari sesudah defikasi. Maksimal diberikan 40 mL. Dosis anak 6-12 tahun 5 mL seudah defikasi diberikan maksimal 20 mL. 2. Preparat Sediaana. TabletBeberapa bentuk tablet yang beredar dipasaran dengan nama dagang sebagai berikut:

1) Neo Doaform dengan komposisi kaolin 550 mg, pectin 20mg. Dosis pada dewasa dan anak lebih dari 12 tahun 2.5 tablet diberikan setiap kali diare maksismal 12 tablet selama 24 jam. Untuk anak 6-12 tahun 1.5 tablet setiap diare maksimal 7.5 tablet selama 24 jam. 2) Neo Diastop dengan komposisi Attapulgite 600 mg pectin 50 mg. Dosis pada dewasa dan anak lebih dari 12 tahun 2 kaplet diberikan setiap kali setelah buang air besardan maksimal 12 kaplet selama 24 jam. Untuk anak 6-12 tahun 1 kaplet setiap kali setelah buang air besar dan maksimal 6 kaplet selama 24 jam. b. Suspensi1) Suspensi Neo Kaolana.28Tiap 15 ml mengandung:

Kaolin

700 mg

Pektin

66 mg

Zat tambahan lain yang cocok

2) Suspensi Kaolin Pektin. 28Tiap 30 ml mengandung :

Kaolin

6 g

Pektin

130 mg

Batch size : 800 L

Setiap botol @ 60 ml mengandung: Metyl paraben

640 g

Propil paraben

160 g

Veegum

4,8 g

Kaolin Light

160 Kg

Pectin

3,46 Kg

CMC Na

16,00 Kg

Na sakarin

8080 g

Oil peppermint

qs

3) Suspensi Neo Kaominal. 28Tiap 5 ml mengandung:

Kaolin

700 mg

Pektin

66 mg

Zat tambahan lain yang cocok4) OpidiarKaolin

986 mg

Pektin

22 mg3. Cara penggunaan adalah peroral

C. Farmakologi Umum 1. Umum Kaolin secara alami terjadi dari silikat aluminium hydrat yang berbentuk powder putih bercahaya, tidak berbau, yang pada kenyataannya tidak dapat larut di (dalam) air. Pektin adalah suatu karbohidrat polymer yang terdiri atas parsial methoxylated polygalacturonic-acids. Berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau dengan suatu mucilagenous, diperoleh dari kulit pohon jeruk/buah bagian dalamnya atau dari buah apel pomace. Satu gram pektin dapat larut dalam 20 ml air dalam suatu solusi merekat. 29Kaolin dan pectin merupakan obat antidiare golongan adsorben yaitu dengan mengadsopsi bakteri, toksin dan gas dalam saluran cerna tetapi daya jerat (adsorpsi) tidak spesifik sehingga obat-obatan, nutrient dan enzim dalam saluran cerna akan dijerat pula. 29Farmakologi dari kaolin/pektin adalah sebagai adsorbent dan bersifat menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan, tindakan pengasingan melindungi mucosa gastrointestinal. Komponen pektin dengan pembentukan asam galcturonic, ditujukan untuk mengurangi pH dalam lumen usus. 292. IndikasiKaolin dan pektin diberikan sebagai pelapis dinding usus, tepatnya sebagai adsorbent yang menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan. Kaolin dan pectin merupan obat yang sering digunakan untuk terapi simptomatis diare nonspesifik. 3. KontraindikasiObstruksi intestinal dan hipersensitivitas serta jangan diberikan kepada penderita dimana konstipasi harus dihindari. Beberapa keadaan perlu diperhatikan pada anak kurang dari 6 tahun dengan pemberian obat lebih dari 2 hari dan dalam keadaan demam tinggi , insufisiensi ginjal atau tanda- tanda kehilangan cairan setelah terapi. 284. Interaksi ObatPemberian secara bersama kaolin dan pectin dengan obat-obat lain dapat mempengaruhi laju dan besarnya absorpsi dari obat-obat lain. Beberapa obat memrikan efek penurunan kadar digoxin. 282.3.2 Farmakodinamik Farmakologi dari kaolin/pektin adalah mempengaruhi adsorbent dan bersifat menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan, tindakan pengasingan melindungi mucosa gastrointestinal. Komponen pektin dari pembentukan asam galcturonic, ditujukan untuk mengurangi pH dalam lumen usus. Kaolin dan pectin merupakan obat antidiare golongan adsorben yaitu dengan mengadsopsi bakteri, toksin dan gas dalam saluran cerna tetapi daya jerat (adsorpsi) tidak spesifik sehingga obat-obatan, nutrient dan enzim dalam saluran cerna akan dijerat pula. 292.3.3 FarmakokinetikA. Absorpsi dan DistribusiKaolin adalah hidra aluminium silikat alamiah, berbentuk bubuk dan bebas dari partel, seperti pasirdengan elutriasi. Obat ini digunakan karena memiliki sifat adsorpsi internal dan eksternal.Pektin adalah produk karbohidrat yang dimurnikan dari ekstraksi asam kulit buah jeruk atau buah apel pomace. Secara kimia, pektin terutama terdiri atas asam galakturonat, beberaoa gugus hidroksil yang dimetilasi. Senyawa ini larut dalam 20 bagian air, menghasilkan larutan koloid yang kental, opalescent, dan bersifat asam. Sediaan kaolin dan pektin (kaopectate) biasanya mengandung 5,85 gram kaolin dan 130 mg pektin per 30 ml. Dalam pengobatan diare, pektin bekerja sebagai adsorben dan demulsen ( melindungi dengan cara melapisi permukaan sel). Adsorben, seperti kaolin pektin juga digunakan secara luas. Penggunaan obat ini peroral dapat menyerap bakteri, toksin, dan gas, namun adsorpsi ini tidak spesifik sehingga juga dapat mengadsorpsi obat , nutrien, dan enzim dalam saluran cerna.30 Aksinya lokal, tidak diabsorpsi sehingga tidak di distribusikan secara sistemik. B. Metabolisme dan EkskresiPectin mengalami dekomposisi dalam saluran GI. Kaolin dan pectin akan diekskresi bersama dengan feses.312.3.4 ToksisitasEfek samping kaolin dan pectin sebagai adsorbent pada gastroenteritis akut dapat menyebabkan penyerapan berlebih pada zat zat tertentu, seperti vitamin yang larut air, contohnya vitamin B dan C, protein dan mineral. Sehingga tidak jarang penggunan adsorbent jenis ini membuat penderita menjadi lemah dan defisiensi terhadap zat-zat tersebut.31BAB III

PEMBAHASAN3.1. Penyelidikan/Penelitian yang Telah/Pernah Dilakukan Orang Lain

Salah satu penelitian yang pernah dilakukan mengenai kaolin pectin adalah penelitian oleh Taoufik Najjar, dkk dalam jurnal yang berjudul Efficacy of Diosmectite (Smecta) in Tratment of Acute Watery Diarrhoea in Adults: A Multicentre, Randomized, Double Blind, Placebo Controlled, Parallel Group Study yang bertujuan untuk menilai keampuhan dari diosmectite pada waktu pemulihan orang dewasa dengan diare akut. Diosmectite, merupakan adsorben yang banyak digunakan untuk pengobatan diare infeksi akut yang terdiri dari aluminium silikat alami aktif yang terdiri dari aluminium dan magnesium silikat ganda.30Sebanyak 346 orang dewasa yang mengalami buang air besar setidaknya 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang berair selama kurang dari 48 jam secara acak diberi diosmectite (6g tid) atau placebo selama 4 hari kemudian dinilai waktu pemulihan diare masing masing orang. Didapatkan hasil pada populasi median waktu untuk pemulihan adalah 53,8 jam ( kisaran [ 3,7-167,3 ] ) dengan diosmectite ( n = 166 ) dibandingkan 69,0 jam [ 2,2-165,2 ] dengan plasebo , ( n = 163 ; P = . 029 ). Hasil ini menunjukkan bahwa diosmectite dengan dosis 6g yang diberikan tiga kali sehari secara signifikan memperpendek waktu pemulihan dalam pengobatan diare akut pada dewasa. Penelitian ini juga mengkonfirmasi profil keamanan yang baik dari diosmectite. 30Pada hasil penelitian lain yang dilakukan oleh K.H. Cheung dan W.L. Yuen (2006) dalam jurnal Treatment of acute diarrhoea in adults with dioctahedral smectite (Smecta):a prospective randomised study menyatakan diare akut merupakan kejadian yang sering muncul di unit gawat darurat (UGD). Penelitian ini bertujuan untuk menilai efikasi smektit dioctahedral (Smecta) dalam mengubah durasi dan frekuensi diare akut pada populasi orang dewasa di Hong Kong. Smecta disini juga menandung aluminium silikat alami aktif yang terdiri dari aluminium dan magnesium silikat ganda Menurut data dari Departemen Kesehatan Hong Kong, tingkat konsultasi bulanan penyakit diare akut pada umumnya rawat jalan dan klinik swasta berkisar 4,1-35,3 per 1.000 konsultasi. Diare akut didefinisikan sebagai peningkatan frekuensi cairan atau frekuensi tinja yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari. Terapi yang sering digunakan adalah terapi cairan dan koreksi gangguan elektrolit, dan penggunaan antibiotik hanya pada kasus tertentu saja. 31Obat anti-diare sering diresepkan oleh dokter. Menurut pedoman saat ini, mereka tidak merekomendasikan untuk penggunaan rutin pada anak-anak dengan diare akut, karena potensi efek samping dan manfaat diragukan. Namun pada orang dewasa, penggunaannya lebih bebas. Ada banyak obat anti-diare, dan cukup sering pasien meminta obat anti-diare selama konsultasi mereka. Pilihan obat anti-diare saat ini yaitu loperamide (Imodium). Obat anti-diare lain yang tersedia termasuk diphenoxylate (Lomotil), bismut subsalicylate, dan adsorben seperti kaolin-pektin dan Smecta. 31Smecta adalah obat anti-diare yang paling sering diresepkan dalam beberapa kasus darurat. Setiap sachet Smecta berisi tiga gram dari smektit dioctahedral, yang merupakan aluminium silikat yan disajikan dalam bentuk bubuk. Selama penggunaan, dilarutkan dalam 30-50 ml air matang atau dicampur dengan makanan berair. obat ini dipasarkan sebagai sebuah Agen yang melindungi mukosa gastrointestinal. Berinteraksi dengan lendir molekul, memperkuat pelindung mukosa, dan melindungi kutub apikal enterosit dan tight junctions terhadap toxin bakteri dalam lumen gastrointestinal . Seperti yang dikemukakan oleh penelitian in vitro, ia mampu menyerap racun bakteri dan rotavirus. Beberapa studi klinis menunjukkan bahwa Smecta mengurangi durasi diare pada anak-anak. 10-14 Namun, perbandingan studi klinis yang melibatkan populasi umum orang dewasa masih kurang . Tujuan dari studi kami adalah untuk menilai efektivitas Smecta dalam mengubah durasi dan frekuensi diare akut pada populasi orang dewasa di Hong Kong. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efikasi klinis Smecta pada pasien dewasa dengan diare akut.31Tabel III.1. Durasi Diare, Frekuensi Diare, Muntah dan Demam Setelah Terapi dalam Dua Kelompok Penelitian

Tabel III.2. Demografi dan Gejala Utama yang Bervariasi dalam Dua Kelompok Penelitian

Pada penelitian ini merekrut 212 sampel dari 23 Juli 2005 sampai 23 Oktober 2005, 22 dari mereka diekslusi karena (12 tidak bisa mengingat rincian diare, 8 tidak bisa dihubungi untuk tindak lanjut, yang 2 kemudian dirawat di rumah sakit karena diare). Akhirnya, 190 Pasien yang memenuhi syarat untuk penelitian. Terdapat 98 pasien dalam kelompok perlakuan oralit ditambah Smecta dan 92 pasien dalam kelompok kontrol oralit. Demografi dan baseline variabel gejala yang berkaitan dengan usia, kelamin, durasi diare, kehadiran muntah dan demam sebelum pengobatan adalah sebanding pada kedua kelompok. menggunakan agen motilitas oleh A & E adalah sama dalam dua kelompok. Sebagian besar hasil yang diperoleh dari telepon wawancara (75,8%). Hanya beberapa hasilnya diperoleh dari kuesioner (5,8%). Beberapa diperoleh dari kedua wawancara telepon dan kuesioner (18,4%). Ketika ada perbedaan antara hasil dari telepon wawancara dan kuesioner kemudian diklarifikasi dengan wawancara telepon. Semua pasien yang memenuhi syarat mengambil obat yang diresepkan. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok (p = 0,405). Disana juga tidak ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok studi setelah perawatan dengan frekuensi diare pada hari pertama setelah pengobatan (p = 0,191), hari kedua setelah pengobatan (p = 0.330), ketiga hari setelah perlakuan (p = 0,991), adanya muntah (p = 0.280) dan demam (p = 0,496). 31Hal ini menunjukkan bahwa Smecta tidak berpengaruh signifikan secara statistik dalam mengubah durasi diare atau frekuensi harian diare. Hasil penelitian ini disebabkan mungkin karena fakta bahwa penyakit diare yang paling sering disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri. Diare akut pada populasi umum berlangsung kurang dari satu hari di hampir setengah dari kasus. Terapi suportif berupa cairan biasanya cukup. Agen anti-diare mungkin tidak menghasilkan efek signifikan secara klinis. 31Temuan dalam penelitian ini memiliki implikasi klinis dan implikasi keuangan. Dari sudut pandang pasien, kekhawatiran utama mereka adalah durasi dan frekuensi diare. Resep Smecta belum terbukti efektif dalam mengurangi keparahan diare akut pada orang dewasa dalam penelitian ini. Lebih penting, pengobatan penyakit diare harus difokuskan pada rehidrasi dan menjaga keseimbangan elektrolit. Untuk pertimbangan keuangan, di antara berbagai agen anti-diare, Smecta adalah obat yang agak mahal sekitar tujuh kali biaya Kaopectate atau Imodium, dan sepuluh kali biaya Lomotil. Oleh karena itu, dokter harus latihan penilaian tentang penggunaannya. 31Berkaitan dengan efek samping dari Smecta, tidak ada efek samping ditunjukkan dalam penelitian kami. Hasil konsisten dengan studi sebelumnya keamanan profil Smecta mungkin lebih baik daripada loperamide dan diphenoxylate, yang dapat menyebabkan toksik megacolon di pasien dengan infeksi Clostridium difficile, dan sindrom hemolitik-uremik anak yang terinfeksi enterohemorrhagi Escherichia coli. 31Dalam penelitian ini pemeriksaan mikrobiologi tidak perlu untuk diperiksa. Karena sebagian besar penyakit diare ditegakkan atas dasar klinis tanpa hasil kultur tinja. Menurut data dari Departemen Kesehatan Hong Kong, antara sampel tinja yang dikumpulkan dari pasien dengan akut diare, tingkat isolasi positif untuk virus dan bakteri yang masing-masing 12% dan 16%. Meskipun virus lebih umum daripada bakteri pada diare akut, bentuk lebih sulit untuk dikultur. Isolat virus yang paling umum adalah virus Norwalk-like (80% dari total isolat virus) dan rotavirus (18%). Isolat bakteri yang paling umum adalah species Salmonella (25% dari total isolat bakteri), Vibrio parahaemolyticus (22%) dan Spesies Campylobacter (20%).31Karakteristik dasar yang diukur dari kedua perlakuan dan kelompok kontrol yang sebanding. ini meminimalkan faktor pembaur dalam mempengaruhi hasil klinis. Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah bahwa kedua pasien dan dokter tidak mengetahui pengobatan yang diberikan, dan tidak ada plasebo digunakan sebagai kontrol. Ia berpikir bahwa frekuensi diare adalah fitur klinis yang obyektif, dan plasebo mungkin memiliki pengaruh yang kecil. Keterbatasan lainnya adalah daya ingat. Pasien mungkin tidak ingat secara akurat waktu onset dan saat diare terakhir. Dalam rangka untuk mengurangi kemungkinan ini, buku harian yang diberikan untuk pasien untuk merekam gerak usus , dan wawancara telepon yang dilakukan tepat waktu. Terlepas dari keterbatasan di atas, secara teoritis akan lebih tepat dalam mencerminkan efektivitas Smecta jika durasi dan frekuensi diare dihitung setelah intake obat, bukan setelah masa A & E konsultasi. Namun, masalah kepatuhan pasien terhadap studi dan recall bias akan diperbesar jika pasien diminta untuk menghitung gerakan usus mereka dari waktu asupan obat. Akhirnya, efek penggunaan antipiretik tidak diambil dalam menilai demam dalam dua kelompok studi. 31Hasil penelitian diperoleh karena fakta bahwa penyakit diare yang paling sering disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri. Diare akut pada populasi umum berlangsung kurang dari satu hari di hampir setengah dari kasus. Terapi suportif berupa cairan biasanya cukup. Agen anti-diare mungkin tidak menghasilkan efek signifikan secara klinis. Penggunaan Smecta tidak mengakibatkan perubahan dalam durasi atau frekuensi diare akut pada orang dewasa dalam penelitian kami. Aspek yang paling penting dari pengobatan pada diare akut adalah keseimbangan cairan dan elektrolit. Namun, sampai sekarang belum ditemukan terkait dengan efek berbahaya Smecta. 31Penelitian pada jurnal selanjutnya dilakukan oleh H. Szajewska, P. Dziechciarz & J. Mrukowicz pada tahun 2005 dalam jurnal yang berjudul Meta-analysis: Smectite in the treatment of acute infectious diarrhoea in children. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah Only randomized-controlled trials, dimana pada penelitian ini menggunakan sembilan kelompok percobaan yang acak dan terkontrol, yang jumlah sampelnya berjumlah 1238 orang yang terbagi menjadi dua kelompok penelitian dengan rincian 612 sampel untuk kelompok eksperimen dan 616 sebagai kelompok kontrol, kemudian pada penelitian ini menggunakan perlakuan berupa pemberian smectite sebagai perlakuan untuk kelompok eksperimen dan placebo sebagi pelakuan kelompok kontrol, yang dimana kedua perlakuan tersebut akan diberikan secara acak pada sampel percobaan untuk di amati hasil terapi yang dihasilkan oleh pemberian perlakuan tersebut pada setiap sampelnya. Dimana pada akhir penelitian hasil dari kedua perlakuan tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui efektifitas dari smectite yang dibandingkan dengan placebo. Hasil perlakuan yang dinilai berupa durasi diare, volume feses, frekuesi dari buang air besar, muntah dan efek samping yang ditimbulkan. Setelah data hasil penelitian terkumpul data tersebut akan dianalisis menggunakan alat uji chi square test. Dari hasil penelitian ini menunjukan smectite secara signifikan mampu menurunkan durasi dari diare, meningkatkan volume feses menurunkan frekuensi buang air besar dan menurunkan efek muntah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa smectite dapat digunakan sebagai obat diare. 32Penelitian tentang kaolin pectin berikut juga mendukung hasil penelitian diatas yang dinyatakan oleh Christhope dkk dalam penelitiannya yang berjudul Oral Diosmectite Reduces Stool Output and Diarrhea Duration in Children With Acute Watery Diarrhea didapat hasil anak-anak di setiap studi memiliki usia rata-rata dan berat yang sebanding. Frekuensi infeksi rotavirus adalah 22% di Peru dan 12% di Malaysia. Jumlah larutan rehidrasi oral diberikan kepada anak-anak memiliki jumlah yang sama pada kelompok diosmectite dan kelompok plasebo. Pengeluaran tinja menurun secara signifikan dengan pemberian diosmectite dalam kedua studi, terutama di kalangan anak-anak dengan rotavirus positif. Dalam data yang dikumpulkan, anak-anak memiliki rata-rata pengeluaran tinja dari 94,5 + 74,4 g / kg dari berat badan pada kelompok diosmectite, sedangakan pada kelompok placebo hasilnya 104,1 + 94,2 g / kg (P=0.002). Durasi diare berkurang dengan penggunaan diosmectite, yang dapat ditoleransi dengan baik. 33Hasil penelitian ini didapat dengan menggunakan metode double blind dua paralel. Efek diosmectite pada pengurangan tinja dilakukan pada anak-anak berusia 1-36 bulan di Peru (dengan jumlah 300) dan Malaysia (dengan jumlah 302). Kriteria inklusi meliputi 3 atau lebih tinja berkonsistensi cair per hari dengan waktu kurang dari 72 jam dan rasio berat / tinggi dari 0,8 atau lebih besar. Kriteria eksklusi adalah kebutuhan untuk rehidrasi intravena, darah kotor dalam tinja, demam tinggi lebih dari 39 C, atau pengobatan saat ini dengan antidiare atau obat antibiotik. Status Rotavirus sudah ditentukan. Dosis Diosmectite adalah 6 g / hari (anak-anak usia 1-12 bulan) atau 12 g / hari (anak-anak usia 13-36 bulan), diberikan paling cepat 3 hari, diikuti oleh setengah dosis sampai pemulihan lengkap. Pasien dibagi secara acak menjadi kelompok-kelompok yang diberikan diosmectite atau plasebo, selain cairan rehidrasi oral (World Health Organization). 33Studi ini menunjukkan bahwa diosmectite, digunakan sebagai terapi tambahan untuk oralit dan saat ini direkomendasikan oleh WHO, menunjukkan penurunan pengeluaran tinja pada anak-anak selama 72 jam, terutama jika positif rotavirus, dan memperpendek durasi diare akut. 33Studi ini menunjukkan pengaruh yang signifikan dari diosmectite pada pengeluaran tinja dan penurunan durasi diare. Dalam studi sebelumnya, Madkour et al, menunjukkan bahwa diosmectite memperpendek durasi diare pada anak-anak dan mengurangi jumlah tinja. Pengurangan serupa dalam pengeluaran tinja diare cair akut yang ditampilkan hanya pada bismuth dan racecadotril. Selanjutnya, khasiat diosmectite ditunjukkan pada berat feses yang didukung oleh fakta bahwa plasebo yang digunakan memiliki osmolaritas lebih rendah dari diosmectite (masing-masing 46 mOsm/L dibandingkan 147 mOsm/L). Hasil yang signifikan ditemukan pada diosmectite walaupun khasiatnya diremehkan. Hal ini juga dicatat bahwa efek diosmectite ditemukan meskipun terjadi penurunan total output tinja selama dekade terakhir, seperti yang digambarkan ditemukan pengeluaran tinja yang lebih rendah dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di bawah kondisi yang sama, yang memperkuat temuan penelitian ini. 33Diosmectite telah digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan diare akut dengan catatan keamanan yang sangat baik. Profil keselamatan ini bisa karena efek terapi terbatas pada sisi luminal usus, sehingga menghindari efek samping yang berkaitan dengan interaksi dengan motilitas usus, seperti sembelit, proliferasi bakteri, dan megacolon. Selain itu, kami menemukan diosmectite yang mengurangi durasi diare. Selain pengurangan volume keluaran feses, mendukung penggunaannya sebagai pengobatan tambahan untuk ORS. Oleh karena itu data kami menunjukkan bahwa diosmectite efektif dalam pengelolaan diare akut. Pada anak-anak yang membutuhkan rawat inap, durasi diare menjadi singkat dan bermanfaat bagi situasi sosial, profesional, dan keuangan dari orang tua, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah di mana tingginya prevalensi diare akut tidak diimbangi oleh asuransi kesehatan yang memadai. 33Banyak penelitian telah difokuskan hanya pada efek mengikat air dan modifikasi bentuk tinja. Namun, jika diosmectite hanya mengikat air, itu akan menunda pemulihan tanpa mengubah volume tinja. Oleh karena itu, penurunan berat feses dan waktu untuk pemulihan menunjukkan diosmectite sangat mendukung efek pada faktor-faktor lain selain mengikat air dan bentuk tinja. Diosmectite menyerap bakteri, virus, dan racun bakteri, dan berinteraksi dengan usus, dan memiliki efek perlindungan terhadap peradangan usus yang disebabkan oleh tumor necrosis factor dan seperti yang kita ketahui telah ditunjukkan sebelumnya, diosmectite meningkatkan daya serap dari mukosa usus. 33Dalam penelitian ini, durasi diare lebih pendek dan pengeluaran tinja lebih rendah di Malaysia daripada di Peru. Durasi diare yang lebih pendek sebagian besar di Malaysia adalah karena definisi yang berbeda antar negara: waktu dari asupan pertama ke pembentukkan tinja pertama untuk Peru, dan waktu dari asupan pertama pembentukkan tinja lunak atau dibentuk pertama bagi Malaysia. Memang, ditemukan selama review bahwa proporsi yang sangat tinggi (40%) dari anak-anak Malaysia tidak terbentuk tinja pada akhir penelitian, yang tidak ditemukan pada anak-anak Peru (0% tanpa pembentukkan tinja). Agar sesuai dengan kekhususan negara ini, definisi durasi diare dimodifikasi dalam studi Malaysia, yang memberikan durasi diare rata-rata lebih pendek. Namun demikian, fakta bahwa anak-anak Malaysia memiliki pembentukkan tinja lebih sedikit dan pengeluaran tinja yang lebih rendah dan menarik beberapa hipotesis untuk menjelaskan temuan ini. Karena infeksi rotavirus meningkatkan pengeluaran tinja, peningkatan pengeluaran tinja mungkin berhubungan dengan kejadian infeksi rotavirus pada anak Peru (22%), dibandingkan dengan anak-anak Malaysia (12%). 33Namun demikian, meskipun diosmectite tampil lebih berkhasiat pada anak rotavirus positif, banyak negara tidak mampu menguji rotavirus secara sistematis. Karena pasien rotavirus negative tidak lebih buruk ketika menggunakan diosmectite, dan umumnya memiliki lebih sedikit diare berat dibandingkan pasien rotavirus positif, sebenarnya ada kelemahan dalam menggunakan diosmectite pada pasien rotavirus negatif. Sebaliknya, hasil penelitian menunjukkan kerugian yang jelas tidak menggunakan diosmectite di anak-anak rotavirus positif, yang memiliki diare berat dan beresiko komplikasi tinggi. Oleh karena itu, titik kesehatan masyarakat pandang adalah mendukung penggunaan dari diosmectite dalam pengobatan diare akut pada anak-anak. 33Sebagai kesimpulan, karena mengurangi keluaran feses dan durasi diare, terutama dalam kasus-kasus yang berhubungan dengan rotavirus, virus yang menyebabkan diare berat, diosmectite bisa direkomendasikan sebagai terapi tambahan untuk saat ini dianjurkan ORS4 untuk pengelolaan diare akut pada anak-anak. 3.2 Diskusi/ PembahasanBanyak obat anti-diare yang kini beredar di masyarakat oleh karena kebutuhannya yang juga meningkat. Pilihan obat anti-diare saat ini yaitu loperamide (Imodium), diphenoxylate (Lomotil), bismut subsalicylate, dan adsorben seperti kaolin-pektin dan Smecta. Pada makalah ini, seperti yang telah dijelaskan diatas membahas mengenai kaolin dan pectin sebagai terapi simptomatik diare non spesifik dari golongan adsorben yaitu dengan mengadsorpsi bakteri, toksin, gas dan melindungi mukosa gastrointestinal. Kaolin secara alami terdiri dari silikat aluminium hydrat sedangkan pektin adalah suatu karbohidrat polymer yang terdiri atas parsial methoxylated polygalacturonic-acids.Melalui beberapa jurnal yang telah di telaah maka pernyataan diatas didukung oleh penelitian yang pernah dilakukan oleh Taoufik Najjar, dkk. yang bertujuan untuk menilai keampuhan dari diosmectite pada waktu pemulihan orang dewasa dengan diare akut. Diosmectite merupakan aluminium silikat alami aktif yang terdiri dari aluminium dan magnesium silikat ganda. Hasil ini menunjukkan bahwa diosmectite dengan dosis 6g yang diberikan tiga kali sehari secara signifikan memperpendek waktu pemulihan dalam pengobatan diare akut pada dewasa. Penelitian ini juga mengkonfirmasi profil keamanan yang baik dari diosmectite.Pada hasil penelitian lain yang dilakukan oleh K.H. Cheung dan W.L. Yuen (2006) dalam jurnal Treatment of acute diarrhoea in adults with dioctahedral smectite (Smecta):a prospective randomised study yang bertujuan untuk menilai efikasi smektit dioctahedral (Smecta) dalam mengubah durasi dan frekuensi diare akut pada populasi orang dewasa di Hong Kong. Smecta mengandung aluminium trisilikat dimana setiap sachet Smecta berisi tiga gram dari smektit dioctahedral, yang merupakan aluminium silikat yan disajikan dalam bentuk bubuk. Dalam penelitian ini ditemukan agen anti-diare mungkin tidak menghasilkan efek signifikan secara klinis. Penggunaan Smecta tidak mengakibatkan perubahan dalam durasi atau frekuensi diare akut pada orang dewasa. Aspek yang paling penting dari pengobatan pada diare akut adalah keseimbangan cairan dan elektrolit. Hasil penelitian ini disebabkan mungkin karena fakta bahwa penyakit diare yang paling sering disebabkan oleh virus dan dapat sembuh sendiri. Diare akut pada populasi umum berlangsung kurang dari satu hari di hampir setengah dari kasus. Terapi suportif berupa cairan biasanya cukup. Agen anti-diare mungkin tidak menghasilkan efek signifikan secara klinis.Perbedaan hasil didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh H. Szajewska, P. Dziechciarz & J. Mrukowicz pada tahun 2005 dengan judul Meta-analysis: Smectite in the treatment of acute infectious diarrhoea in children. Dari hasil penelitian ini menunjukan smectite yang mengandung aluminium silikat secara signifikan mampu menurunkan durasi dari diare, meningkatkan volume feses menurunkan frekuensi buang air besar dan menurunkan efek muntah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa smectite dapat digunakan sebagai obat diare.Hasil penelitian diatas juga didukung oleh Christhope dkk. dimana dalam penelitiannya dengan judul Oral Diosmectite Reduces Stool Output and Diarrhea Duration in Children With Acute Watery Diarrhea didapat hasil bahwa diosmectite yang mengandung aluminium silikat digunakan sebagai terapi tambahan untuk oralit yang direkomendasikan oleh WHO, dimana menunjukkan penurunan pengeluaran tinja pada anak-anak selama 72 jam, terutama jika positif rotavirus, dan memperpendek durasi diare akut. Studi ini menunjukkan pengaruh yang signifikan dari diosmectite pada pengeluaran tinja dan penurunan durasi diare. Dalam studi sebelumnya, Madkour et al, menunjukkan bahwa diosmectite memperpendek durasi diare pada anak-anak dan mengurangi jumlah tinja. Diosmectite telah digunakan selama bertahun-tahun dalam pengobatan diare akut dengan catatan keamanan yang sangat baik. Profil keselamatan ini bisa karena efek terapi terbatas pada sisi luminal usus, sehingga menghindari efek samping yang berkaitan dengan interaksi dengan motilitas usus, seperti sembelit, proliferasi bakteri, dan megacolon. Selain itu diosmectite dapat mengurangi durasi diare dan mengurangi volume keluaran feses. Oleh karena itu diosmectite efektif dalam pengelolaan diare akut. Pada anak-anak yang membutuhkan rawat inap, durasi diare menjadi singkat dan bermanfaat bagi situasi sosial, profesional, dan keuangan dari orang tua, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah di mana tingginya prevalensi diare akut tidak diimbangi oleh asuransi kesehatan yang memadai. Banyak penelitian telah difokuskan hanya pada efek mengikat air dan modifikasi bentuk tinja. Namun, jika diosmectite hanya mengikat air, itu akan menunda pemulihan tanpa mengubah volume tinja. Oleh karena itu, penurunan berat feses dan waktu untuk pemulihan menunjukkan diosmectite sangat mendukung efek pada faktor-faktor lain selain mengikat air dan bentuk tinja. Diosmectite menyerap bakteri, virus, dan racun bakteri, dan berinteraksi dengan usus, dan memiliki efek perlindungan terhadap peradangan usus yang disebabkan oleh tumor necrosis factor dan seperti yang kita ketahui telah ditunjukkan sebelumnya, diosmectite meningkatkan daya serap dari mukosa usus.Dari keempat penelitian diatas maka didapatkan terdapat 3 penelitian yang mendukung adanya pengaruh pemberian kaolin pectin sebagai anti diare. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh K.H. Cheung dan W.L. Yuen ditemukan agen anti-diare mungkin tidak menghasilkan efek signifikan secara klinis. Sehingga dari telaah yang telah dilakukan maka kaolin pectin merupakan kombinasi yang dapat digunkan sebagai terapi simptomatis dari diare akut nonspesifik pada anak dan dewasa.

BAB IV

PENUTUP4.1 Simpulan Berdasarkan data-data dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:Kombinasi kaolin-pektin sebagai adsorben dapat digunakan dalam penatalaksanaan diare akut pada anak maupun dewasa. Kombinasi ini secara signifikan mampu memperpendek durasi dari diare, meningkatkan volume feses, merunkan pengeluaran feses, menurunkan frekuensi buang air besar dan menurunkan efek muntah. Obat dengan kombinasi ini relatif aman diberikan karena tidak diserap dan akan dikeluarkan bersama feses. 4.2 RingkasanKaolin dan pectin merupakan obat antidiare golongan adsorben yaitu dengan mengadsopsi bakteri, toksin dan gas dalam saluran cerna tetapi daya adsorpsi tidak spesifik sehingga obat-obatan, nutrient dan enzim dalam saluran cerna akan adsorpsi pula. Kaolin dan pektin diberikan sebagai pelapis dinding usus, tepatnya sebagai adsorbent yang menyerap toksin dan bakteri dalam saluran pencernaan. Kaolin secara alami terdiri dari silikat aluminium hydrat yang berbentuk powder putih bercahaya, tidak berbau, yang pada kenyataannya tidak dapat larut di (dalam) air. Pektin adalah suatu karbohidrat polymer yang terdiri atas parsial methoxylated polygalacturonic-acids. Berwarna putih kekuningan, hampir tidak berbau dengan suatu mucilagenous, diperoleh dari kulit pohon jeruk/buah bagian dalamnya atau dari buah apel pomace. Pemberian secara bersama kaolin dan pectin dengan obat-obat lain dapat mempengaruhi absorpsi dari obat-obat lain. Obat ini tidak diberikan pada pasien konstipasi dan hati- hati karena dapat menyebakan hipersensitifitas. Penggunaan obat ini peroral. Aksinya lokal, tidak diabsorpsi sehingga tidak di distribusikan secara sistemik. Efek samping kaolin dan pectin sebagai adsorbent pada gastroenteritis akut dapat menyebabkan penyerapan berlebih pada zat zat tertentu, seperti vitamin yang larut air, contohnya vitamin B dan C, protein dan mineral. Sehingga tidak jarang penggunan adsorbent jenis ini membuat penderita menjadi lemah dan defisiensi terhadap zat-zat tersebut. Kombinasi kaolin pectin signifikan mampu memperpendek durasi dari diare, meningkatkan volume feses, merunkan pengeluaran feses, menurunkan frekuensi buang air besar dan menurunkan efek muntah. Obat dengan kombinasi ini relatif aman diberikan karena tidak diserap dan akan dikeluarkan bersama feses. Sehingga kaolin pectin memiliki pengaruh terhadap terapi simptomatik diare akut nonspesifik pada anak dan dewasa.4.3 Summary or Conclusion (In English)Kaolin and pectin is an antidiarrheal medication adsorbent group is to adsorp bacteria toxins and gas in the gastrointestinal tract but meshes (adsorption) are not specific to drugs, nutrients and enzymes in the gastrointestinal tract will be charged anyway. Kaolin and pectin given as coating of the intestinal wall, exactly as adsorbent that absorbs bacteria toxin in the digestive tract. Kaolin naturally occur from aluminum silicate Hydrat shaped luminous white powder, odorless, which in reality is not soluble in the water. Pectin is a carbohydrate polymer composed of partially methoxylated polygalacturonic-acids. Yellowish-white, nearly odorless with a mucilaginous, obtained from the bark juice / fruit inside or from apple pomace. Provision of kaolin and pectin together with other medications may affect the absorption of another drugs. This drug is not given to patients with constipation and carefully as it can cause hypersensitivity. Use of these drugs orally. Its local action, not absorbed, so it is not distributed systemically. Side effects kaolin and pectin as adsorbent in acute gastroenteritis can cause excessive absorption in certain substances, such as water-soluble vitamins, such as vitamin B and C, proteins and minerals. So it is not uncommon use of adsorbent of this kind makes the patient become weak and deficiency of the substances.Kombinasi kaolin pectin signifikan mampu memperpendek durasi dari diare, meningkatkan volume feses, merunkan pengeluaran feses, menurunkan frekuensi buang air besar dan menurunkan efek muntah. Obat dengan kombinasi ini relatif aman diberikan karena tidak diserap dan akan dikeluarkan bersama feses. Sehingga kaolin pectin memiliki pengaruh terhadap terapi simptomatik diare akut nonspesifik pada anak dan dewasa.1

5

26

39