glukosamin.docx

16
GLUKOSAMIN & KONDROITIN UNTUK OSTEOARTRITIS Glukosamin adalah gula amino monosakarida dan merupakan struktur pembangun utama untuk sintesis glikosaminoglikan (GAG) dan proteoglikan yang merupakan bahan penting dari tulang rawan sendi. Kondroitin (terutama dalam bentuk kondroitin sulfat) merupakan salah satu dari enam GAG utama dan menjadi bagian dari matriks kondrin, yang bertanggung jawab dalam pembentukan tulang rawan sendi. Glukosamin dan kondroitin telah diteliti pada pasien dengan osteoartritis dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi glukosamin dan kondroitin menghasilkan efek anti radang dan anti nyeri pada sendi. Salah satu studi skala besar yang dilakukan dalam Glucosamine / chondroitin Arthritis Intervention Trial (GAIT) yang melibatkan lebih dari 1500 pasien osteoartritis menyimpulkan bahwa terapi menggunakan kombinasi glukosamin dan kondroitin (1500 mg glukosamin dan 1200 mg kondroitin) secara signifikan lebih efektif dalam mengurangi nyeri sendi lutut yang bersifat moderat dan berat daripada plasebo. Penelitian lain dengan menggunakan kombinasi glukosamin,

Upload: dokter-pig

Post on 22-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: GLUKOSAMIN.docx

GLUKOSAMIN & KONDROITIN UNTUK OSTEOARTRITIS

Glukosamin adalah gula amino monosakarida dan merupakan struktur

pembangun utama untuk sintesis glikosaminoglikan (GAG) dan

proteoglikan yang merupakan bahan penting dari tulang rawan sendi.

Kondroitin (terutama dalam bentuk kondroitin sulfat) merupakan salah

satu dari enam GAG utama dan menjadi bagian dari matriks kondrin,

yang bertanggung jawab dalam pembentukan tulang rawan sendi.

Glukosamin dan kondroitin telah diteliti pada pasien dengan osteoartritis

dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi glukosamin dan

kondroitin menghasilkan efek anti radang dan anti nyeri pada sendi.

Salah satu studi skala besar yang dilakukan dalam Glucosamine /

chondroitin Arthritis Intervention Trial (GAIT) yang melibatkan lebih

dari 1500 pasien osteoartritis menyimpulkan bahwa terapi menggunakan

kombinasi glukosamin dan kondroitin (1500 mg glukosamin dan 1200

mg kondroitin) secara signifikan lebih efektif dalam mengurangi nyeri

sendi lutut yang bersifat moderat dan berat daripada plasebo. Penelitian

lain dengan menggunakan kombinasi glukosamin, kondroitin dan metil

sulfonil metan (MSM) juga dilakukan untuk menilai efektivitas

kombinasi tersebut dalam menangani osteoartritis. Sebagai hasilnya,

kombinasi menggunakan glukosamin, kondroitin dan MSM terbukti

dapat mengurangi nyeri, memperbaiki mobilitas sendi dan meningkatkan

kualitas hidup serta dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien dengan

osteoartritis.

 

Page 2: GLUKOSAMIN.docx

KEKHAWATIRAN MENGENAI MASALAH KEAMANAN TERAPI

Terlepas dari efektivitas terapi glukosamin/kondroitin, terdapat

keprihatinan bahwa terapi menggunakan glukosamin dapat

memperburuk kadar gula darah, terutama pada orang-orang dengan

gangguan regulasi gula darah. Beberapa spekulasi menyatakan bahwa

karena terdapat kemiripan struktur kimia dengan glukosa, konsumsi

glukosamin dapat meningkatkan kadar gula darah. Hipotesa dari

mekanisme glukosamin mempengaruhi kadar gula darah adalah melalui

jalur pembentukan glukosamin dan hexosamin dalam pengaturan

transport glukosa.

Sebuah studi acak terkontrol dengan desain tersamar ganda dengan

kontrol plasebo yang melibatkan lebih dari 100 pasien yang menerima

kombinasi 1500 mg glukosamin dan 1200 mg kondroitin sulfat setiap

hari menyimpulkan bahwa pemberian suplemen glukosamin dan

kondroitin secara oral tidak berakibat pada perubahan metabolism

glukosa, bahkan pada pasien diabetes mellitus tipe 2. Hasil ini diambil

berdasarkan kadar hemoglobin A1c (HbA1c) tidak berbeda secara

bermakna antara sebelum terapi dan sesudah terapi dan antara kelompok

kontrol dan kelompok diabetik. Beberapa ulasan lain juga menyatakan

bahwa glukosamin tidak memiliki efek diabetogenik.

Berdasarkan beberapa penelitian terakhir, suplementasi glukosamin dan

kondroitin sebagai terapi pendukung osteoartritis tampaknya cukup

aman dan terbukti efektif dalam mengurangi nyeri, mencegah degenerasi

sendi lebih lanjut dan memperbaiki mobilitas sendi. Dari segi keamanan

produk, glukosamin dan kondroitin terbukti tidak mempengaruhi profil

Page 3: GLUKOSAMIN.docx

glukosa selama dikonsumsi dalam dosis yang direkomendasikan. Dosis

yang disarankan adalah 1500 mg untuk glukosamin dan 1200 mg untuk

kondoritin sulfat dalam satu hari. Jumlah dosis ini dapat diberikan dalam

satu kali pemberian atau dibagi dalam dua sampai tiga kali pemberian

per hari.

1.      Ibuprofen

Ibuprofen merupakan derivate dari asam fenilpropionat. Pada dosis

2400 mg, efekantiinflamasinya setara dengan 4gr aspirin. Pada dosis

lebih rendah, hanya efek analgesiknya yang jelas, sedangkan efek

antiinflamasinya sedikit. Waktu paro 2 jam , metabolism di hati, 10%

diekskresi tanpa di ubah.

 

2.      Fenoprofen

Merupakan derivate asam propionate. Waktu paronya 2 jam . Dosis

anti atritis (inflamasi) ialah 600-800 mg, 4 kali sehari. Efek smpingnya

menyerupai ibuprofen yaitu nefrotoksis, interik, nausea, dispepsi, udema

perifer, rash pruritas, efek sistem saraf pusatdan kardiovaskuler.

3.      Indomethacin

Indometasin merupakan derifat indol. Walaupun lebih toksik dari

aspirin, tetapi efektivitasnya juga lebih tinggi. Ia juga penghambat

sintesis prostaglandin. Metabolisme di hati. Waktu paro serum 2 jam.

Page 4: GLUKOSAMIN.docx

4.      Sulindac

Suatu obat sulfosid, yang baru aktif setelah di ubah oleh enzim hati

menjadi sulfide, duraksi aksi 16 jam. Indikasi dan reaksi buruknya

menyerupai obat NSAID yang lain. Dapat juga terjadi sindrom Stevens-

Jhonson, trombositipenia, agranulositosi dan sindrom nefrotik. Dosis

rata-rata untuk arthritis inflamasi ialah 200mg, 2 kali sehari.

5.      Maclofenamate

Derifat fenamat, mencapai kadar puncak dalam plasma darah 30-60

menit, waktu paro 2 jam. Ekskresi lewat urin sebagai besar dalam bentuk

konjungasi glukuronid. Efek sampingnya menyerupai obat NSAID lain,

nampaknya tidak mempunyai keistimewaan disbanding yang lain.

Kontraindikasi : hamil, belum terbukti keamanan dan efekasinya

pada anak. Dosis untuk atritis inflamasi ialah 200-400 mg/hari, terbagi

dalam 4 dosis.

6.      Asam Mefenamat

Juga drifat fenamat, mempunyai efek analgesik, tapi sebagai

antiinflamasi kurang kuat disbanding aspirin serta lebih toksik. Obat ini

tidak boleh di berikan berturut-turut lebih dari 1 minggu dan tidak

diindikasikan untuk anak-anak. Dosis awal 500mg 9dewasa),

selanjutnya 250 mg.

7.      Tolmetin

Suatau derivate dari asam pirololkanoat, menyerupai aspirin dalam

efektivitasnya terhadap arthritis rematoid dan osteortritis pada penderita

Page 5: GLUKOSAMIN.docx

dewasa dan remaja. Waktu paronya pendek 1 jam. Rata-rata dosis

dewasanya ialah 400mg, 4 kali sehari

8.      Fenilbutazon

Merupakan derifat pirazolon, mempunyai efek antiinflamasi yang

kuat. Akan tetapi di temukan berbagai pengaruh buruknya seperti :

agranulositosis, anemia aplastika, anemia hemolitik, sindrom nefrotik,

neuritis optic, tuli, reaksi alergi serius, dermatitis eksfoliotif serta

nekrosis hepar dan tubuler ren.

9.      Piroxicam

Waktu paronya 45 jam, oleh karena itu pemakaiannya cukup sekali

sehari. Obat ini cepat diabsorbsidari lambung, dan dalam 1 jam

konsentrasi dalam plasma mencapai 80% dari kadar puncaknya. Keluhan

gastrointestinal di alami oleh sekitar 20 % penderita, efek buruk lainnya

ialah dizziness, tinnitus, nyeri kepala dan ruam kulit.

10.  Diflunisal

Diflunsial ialah derivate difluorofenil asam salisilat. Waktu paronya

dalam plasma ialah 8-12 jam dan mencapai steady state setelah beberapa

hari. Seperti halnya aspirin, ia mempnyai efek analgesik dan

antiinflamasi akan tetapi efek antipiretiknnya kecil. Indikasinya ialah

nyeri dan osteoarthritis. Efek buruknya menyerupai NSAID yang lain

11.  Meloxicam

Merupakan generasi baru NSAID. Suatu penghambat

sikloogsigenase-2 selektif (COX-2). Banyak study menunjukkan bahwa

Page 6: GLUKOSAMIN.docx

meloxicam mempunyai efek samping pada saluran gastrointestinal lebih

renfdah di banding dengan NSAID yang lain, dengan kekuatan

antiinflamasi, analgetik dan antipiretik. Pemakaian meloxicam 15 mg

tidak memperlihatkan perbedaan dalam hal efek sampingnya terhadap

saluran gastrointestinal yang dinilai sebelum dan sesudah pengobatan.

2.      ANALGESIK LAIN

Acethaminophen adalah salah satu obat yang paling penting untuk

mengobati nyeri ringan sampai sedang bilaman efek antiinflamasi tidak

diperlukan. Phenacetin, sebuah produk yang dimetabolisme menjadi

acetaminophen, lebih toksik daripada metebolit aktifnya dan tidak

mempunyai indikasi rasional.

A.     ACETAMINOPHEN

 Acetaminophen adalah metabolit aktif dari phenacetin yang

bertanggung jawab akan efek analgesiknya. Ia adalah penghambat

prostaglandin lemah dalam jaringan perifer dan tidak memiliki efek

inflamasi yang signifikan.

Farmakokinetik

Acetaminophen di berikan secara oral. Penyerapan dihubungkan

dengan tingkat pengosongan perut, dan konsentrasi daerah puncak

biasanya tercapai dalam 30 – 60 menit. Acetaminophen sedikit terikat

pada protein plasma dan sebagian di metabolism oleh enzim mikrosomal

hati dan di ubah menjadi sulfat dan glukoronida acetaminophen, yang

Page 7: GLUKOSAMIN.docx

secara farmakologis tidak aktif. Kurang Dari 5 % di ekskresikan dalam

keadaan tidak berubah. Metabolit minor tetapi sangat aktif adalah

penting dalam dosis besar karena efek toksiknya terhadap hati dan

ginjal. Waktu paruh acetaminophen adalah 2 – 3 jam dan relative tidak

terpengaruh oleh fungsi ginjal.

Indikasi

Sekalipun ekuifalen dengan aspirin sebagai agen analgesik dan

antipiretik yang efektif, acetaminophen berbeda karena sifat

antiinflamasinya lemah. Ia tidak mempengaruhi kadar asam urat dan

sifat penghambatan platelatnya lemah. Obat ini berguna untuk nyeri

ringan sampai sedang seperti sakit kepala, mialgia, nyeri pada

pascapersalinan dan keadaan lain dimana aspirin efektif sebagai

analgesik. Aceteminophen saja adalah terapi yang tidak adekuat untuk

inflamasi seperti atritis rheumatoid, sekalipun ia dapat di pakai sebagai

tambahan analgesik terhadap terapi anti inflamasi. Untuk analgesik

ringan acetaminophen adalah obat yang lebih disukai pada pasien yang

alergi terhadap aspirin atau bilaman salicylate tidak bisa di toleransi.

Efek – Efek Yang Tidak Diinginkan

Dalam dosisi terapeutik, sedikit peningkatan enzim – enzim hati

kadang – kadang bisa terjadi tanpa adanya ada ikterus : obat ini

reversible bila obat dihentikan. Denga dosis yang lebih besar, pusing –

pusing, ketegangan, dan disorentasi bisa terlihat. Menelan 15 g

acethaminophen bisa fatal, kematian disebabkan oleh hepatotoksisitas

yang hebat dengan nekrosis lobules sentral, kadang – kadang dikaitkan

dengan nikrosis tubulus ginjal akut.

Page 8: GLUKOSAMIN.docx

Dosis

Nyeri akut dan demam bisa di atasi dengan 325 – 500 mg empat

kali sehari dan secara proporsional di kurangi untuk anak-anak. Keadaan

tunak (steady state) dicapai dalam sehari.

B.     PHENACETIN

Phenacetin tidak lagi dipakai di Amerika Serikat dan telah di

tarik dari berbagai kombinasi analgesik bebas (OTC) seperti Anacin dan

Empirin Compound. Akan tetapi phenacetin masih ada dalam sejumlah

analgesik di Amerika Serikat dan masih banyak di pakai di Negara lain.

Kaitan antara pemakaian berlebih dari kombinasi analgesik – terutama

yang mengandung phenacetin – dan perkembangan kegagalan ginjal

telah di ketahui selama hampir 30 tahun. Perkiraan presentase pasien

dengan penyakit ginjal tahap akhir yang merupakan akibat dari

pemakaian analgesik yang salah adalah 5 % hingga 15%. Setelah

larangan pemakaian phenacetin dalam analgesik di Finlandia,

Skotlandia, dan Canada, Jumlah kasus baru dari nefropati analgesik di

Negara-negara tersebut berkurang secara signifikan.

Penggunaan

NSAID biasanya diindikasikan untuk pengobatan kondisi akut atau

kronik di mana nyeri dan peradangan hadir. Penelitian dilanjutkan ke

potensi mereka untuk pencegahan kanker kolorektal , dan perawatan

kondisi lain, seperti kanker dan penyakit jantung .

NSAID umumnya diindikasikan untuk mengurangi gejala-gejala kondisi

berikut:

Page 9: GLUKOSAMIN.docx

Rheumatoid arthritis

Osteoartritis

Arthropathies inflamasi (misalnya ankylosing spondylitis , arthritis

psoriatis , 's sindrom Reiter )

Akut gout

Dismenorea ( haid nyeri)

Metastasis tulang nyeri

Sakit kepala dan migrain

Nyeri pasca operasi

karena cedera peradangan dan jaringan ringan-sampai sedang sakit

Pireksia ( demam )

Renal kolik

Mereka juga diberikan kepada neonatus bayi yang ductus

arteriosus tidak ditutup dalam waktu 24 jam setelah kelahiran

Aspirin , NSAID hanya mampu ireversibel menghambat COX-1, juga

diindikasikan untuk penghambatan platelet agregasi. Hal ini berguna

dalam pengelolaan arteri trombosis dan pencegahan kejadian

kardiovaskular yang merugikan. Aspirin menghambat agregasi platelet

dengan menghambat aksi tromboksan-A.

Restiaid Asam hialuronat adalah polisakarida alami yang

menyusun jaringan ikat.[1]Fungsi utama molekul ini adalah untuk

menstabilkan struktur interseluler (bagian dalam sel) dan

membentuk matriks fluida untuk tempat pengikatan kolagen dan serat

elastik.[1] Di dalam tubuh, asam hialuronat terdapat dalam

wujud gel pada kulit dan tali pusat, serta terlarut pada cairan sinovial.[2] Monomer penyusun asam hialuronat adalah disakarida asam N-

Page 10: GLUKOSAMIN.docx

asetilhialobiuronat.[2] Seiring dengan pertambahan usia, jumlah asam

hialuronat di kulit akan menurun sehingga menyebabkan peningkatan

kerutan.[1] Salah satu aplikasi dari asam hialuronat adalah sebagai

jaringan pengisi lunak untuk mengatasi lipatan dan kerut di wajah.[1] Beberapa perusahaan kosmetik telah membuat produk dari asam

hialuronat yang dapat bertahan lebih lama di jaringan lunak.[

Hasil studi meta-analisis menunjukkan bahwa untuk kasus

oasteoarthritis (OA), terapi kotikosteroid akan bermanfaat sebagai

terapi awal, sedangkan asam hialuronat mendapat tempat sebagai

terapi pemeliharaan. Pernyataan ini merupakan hasil analisa terhadap

7 studi yang menggunakan kortikosteroid dan asam hialuronat pada

kasus osteoarthritis (OA). Studi yang dianalisa semuanya merupakan

studi acak, 3 diantaranya merupakan studi terbuka, 3 yang lain

merupakan tersamar tunggal dan 1 lagi merupakan studi tersamar

ganda. Hasil studi ini telah dipublikasikan pada tanggal 15 Desember

2009 dalam Jurnal Arthritis and Rheumatism.

Untuk kortikosteroid yang digunakan adalah Methylprednisolone (5

studi) dan dua studi lainnya menggunakan triamticolone. Dosis asam

hialuronat bervariasi antara 16-40 mg yang diberikan secara injeksi

sejumlah 3-5 kali/minggu, sedangkan untuk penggunaan

kortikosteroid penyuntikkan dilakukan sebanyak 3 kali seminggu

dengan dosis 40 mg. Kedua obat disuntikkan secara intraartikular.

Total jumlah pasien yang terlibat dalam studi meta analisis ini adalah

lebih dari 600 pasien dengan OA pada lututnya. 

Page 11: GLUKOSAMIN.docx

Hasil analisa menunjukkkan bahwa ternyata pemberian kortikosteroid

lebih memberikan hasil yang nyata sebagai awal terapi pada OA,

sedangkan suntikan asam hialuronat lebih bermanfaat sebagai terapi

pemeliharaan jangka panjang. 

Hal ini terlihat dari temuan yang menunjukkan hingga minggu ke 2

kortikosteroid lebih menunjukkan hasil yang lebih menonjol,

sedangkan pada minggu ke 4 kedua kelompok menunjukkan hasil

yang sebanding. Setelah minggu ke 8 hingga minggu 12 peranan

asam hilauronat terlihat lebih baik dibandingkan kortikosteroid,

demikian pula pada analisa minggu ke 28.

Dari hasil analisa ini ,praktisi diharapkan lebih mengetahui mengenai

jenis preaparat apa yang sebaiknya dipilih sesuai jadwal terapi yang

direncanakan. Kedua preparat bersifat sinergis, hanya untuk terapi

awal, atau kondisi akut dapat diberikan injeksi kortikosteroid,

sedangkan untuk terapi pemeliharaan dapat menggunakan asam

hialuronat.

Kandungan lain yang bisa ditemukan pada sirip ikan hiu maupun

ceker ayam adalah glukosamin dan kondroitin, 2 senyawa yang

berkhasiat sebagai antiradang alami. Sebuah penelitian di tahun

1995 membuktikan, kedua senyawa itu bisa meringankan gejala

radang sendi atau osteoarthritis.

Kelebihan lain dari ceker ayam dibandingkan sirip ikan hiu adalah

kandungan kolagennya yang sangat tinggi. Kolagen yang

merupakan sejenis protein dan banyak dipakai dalam produk

Page 12: GLUKOSAMIN.docx

kecantikan ini banyak terdapat pada tulang, persendian, maupun

bagian kulit yang mengeras pada ceker ayam.

Protein yang akan memberi sensasi rasa agak kenyal pada ceker

ayam saat dimasak ini diyakini baik untuk kesehatan kulit karena

bisa mengurangi efek penuaan termasuk kulit kusam dan keriput.

Dikutip dari Wisegeek, Rabu (23/3/2011), kolagen juga baik untuk

kesehatan rambut dan kuku, sehingga cocok bagi yang ingin

menjaga kecantikan fisik.

Meski demikian, ceker ayam tidak banyak mengandung daging

atau otot yang merupakan sumber protein utama. Untuk

mendapatkan nutrisi yang seimbang, imbangi hobi makan ceker

ayam dengan makan dagingnya terutama bagian dada yang

mengandung lebih banyak protein dan hanya sedikit lemak pada

kulitnya.