identitas nasional dan implementasi pancasila

33
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, pengetahuan kita mengenai identitas nasional sangatlah kurang, anak muda zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi ketimbang identitas negaranya sendiri. Pengaruh kebudayaan luar menyebabkan kurangnya pengetahuan kita mengenai proses pembentukan negarannya. Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun Negara. Masing-masing Individu lebih mementingkan kepentingannya sendiri, tanpa ada rasa ingin tahu terhadap negarannya. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa Integrasi nasional. Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama, dan bahasa, yang kemudian unsur-unsur ini menjadi salah satu identitas nasional. Dalam makalah ini, kami ingin menjelaskan tantang identitas nasional, serta penyebab terjadinya identitas nasional dan upaya yang harus dilestarikan dalam melestarikan identitas nasional. 1.2. Perumusan Masalah 1

Upload: metides

Post on 28-Nov-2015

118 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

MKU kewarganegaraan

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, pengetahuan kita mengenai identitas nasional sangatlah kurang,

anak muda zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi ketimbang

identitas negaranya sendiri. Pengaruh kebudayaan luar menyebabkan kurangnya

pengetahuan kita mengenai proses pembentukan negarannya. Kurangnya

pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara menimbulkan

hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun Negara. Masing-masing

Individu lebih mementingkan kepentingannya sendiri, tanpa ada rasa ingin tahu

terhadap negarannya.

Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa Integrasi

nasional. Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap sejarah, kebudayaan, suku bangsa,

agama, dan bahasa, yang kemudian unsur-unsur ini menjadi salah satu identitas

nasional.

Dalam makalah ini, kami ingin menjelaskan tantang identitas nasional, serta

penyebab terjadinya identitas nasional dan upaya yang harus dilestarikan dalam

melestarikan identitas nasional.

1.2. Perumusan Masalah

1. Apa pengertian dan karakteristik identitas nasinal dan masyarakat madani ?

2. Apa parameter dari identitas nasinal dan masyarakat madani ?

3. Apa unsur – unsur dari identitas nasional dan masyarakat madani ?

4. Bagaimana pancasila sebagai hakikat identitas nasional ?

5. Apa ciri – ciri dan karakteristik masyarakat madani ?

6. Bagaimana keterkaitan globalisasi dan identitas nasional ?

7. Bagaimana keterkaitan integritas nasional dan identitas nasioanal ?

1

1.3. Tujuan

1. Untuk menegetahui pengertian dan karakteristik identitas nasinal dan

masyarakat madani.

2. Untuk mengetahui parameter dari identitas nasional dan masyarakat madani.

3. Untuk mengetahui unsur – unsur dari identitas nasional dan masyarakat

madani.

4. Untuk mengetahui alasan pancasila sebagai hakikat identitas nasional.

5. Untuk mengetahui ciri – ciri dan karakteristik masyarakat madani.

6. Untuk mengetahui keterkaitan globalisasi dan identitas nasional.

7. Untuk mengetahui keterkaitan integritas nasional dan identitas nasioanal.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Identitas Nasional dan Masyarakat Madani

Secara etimologi, kata identitas berasal dari kata Identity (Bhs. Inggris), yang

berarti ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada diri seseorang sebagai

pembeda dengan orang lain. Dalam termantropologi, identitas adalah sifat yang khas

yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi, golongan sendiri,

kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau Negara sendiri. Mengacu pada pengertian

tersebut, maka pada dasarnya identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi

berlaku pula pada suatu kelompok.

Adapun kata nasional, berasal dari kata nation (Bhs. Inggris), merupakan

identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh

kesamaan-kesamaan, baik fisik maupun budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik

seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan

tujuan. Himpunana kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah

identitas bangsa atau identitas nasional yan pada akhirnya melahirkan tindakan

kelompok (collective action)yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau

pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri

tidak bisa dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme yaitu suatu paham

mengenai kebangsaan.

Banyak kalangan berpendapat bahwa gelombang demokratisasi dapat menjadi

ancaman serius bagi identitas suatu bangsa termasuk Indonesia. Dewasa ini, hampir

tidak satu bangsapun di dunia bisa terhindar dari gelombang besar demokratisasi.

Gelombang demokrasi yang ditopang oleh kepesatan teknologi informasi telah

menjadikan dunia seperti perkampuangan global (global village) tanpa sekat pemisah.

Lalu dimanakah identitas lokal berada dan bagaimana sebaliknya suatu bangsa

3

menjadi bagian dari proses demokrasi global tanpa harus kehilangan identitas

nasionalnya.

Istilah masyarakat madani pertama kali dikemukan oleh Cicero dalam filsafat

politiknya dengan istilah societies civilis yang identik dengan negara. Dalam

perkembangannya istilah masyarakat madani dipahami sebagai organisasi-organisasi

masyarakat yang terutama bercirikan kesukarelaan dan kemandirian yang tinggi

berhadapan dengan negara serta keterikatan dengan nilai-nilai atau norma hukum

yang dipatuhi masyarakat.

Kemungkinan akan adanya kekuatan civil sebagai bagian dari komunitas

bangsa ini akan mengantarkan pada sebuah wacana yang saat ini sedang

berkembang,yakni masyarakat madani. Ia muncul bersamaan dengan proses

modernisasi,terutama pada saat terjadi transformasi dari masyarakat feudal menuju

masyarakat barat modern yang saat itu lebih dikenal dengan istilah masyarakat

madani. Dalam tradisi eropa(sekitar pertengahan abad XVIII),pengertian masyarakat

madani mengalami pergeseran makna . state dan masyarakat madani dipahami

sebagai dua buah identitas yang berbeda, sejalan dengan proses pembentukan social

(social formating) dan perubahan-perubahan struktur politik di eropa sebagai

pencerahan (enlighment) dan modernisasi dalam menghadapi persoalan duniawi.

Bangsa Indonesia berusaha untuk mencari bentuk masyarakat madani yang

pada dasarnya adalah masyarakat sipil yang demokrasi dan agamis/religius. Dalam

kaitannya pembentukan masyarakat madani di Indonesia, maka warga negara

Indonesia perlu dikembangkan untuk menjadi warga negara yang cerdas, demokratis,

dan religius dengan bercirikan imtak, kritis argumentatif, dan kreatif, berfikir dan

berperasaan secara jernih sesuai dengan aturan, menerima semangat Bhineka Tunggal

Ika, berorganisasi secara sadar dan bertanggung jawab, memilih calon pemimpin

secara jujur-adil, menyikapi mass media secara kritis dan objektif, berani tampil dan

kemasyarakatan secara profesionalis,berani dan mampu menjadi saksi, memiliki

pengertian kesejagatan, mampu dan mau silih asah-asih-asuh antara sejawat,

4

memahami daerah Indonesia saat ini, mengenal cita-cita Indonesia di masa

mendatang dan sebagainya.

Secara luas masyarakat madani di definisikan terlalu luas ,ia di

samakan dengan masyarakat yang mandiri yang identik dengan sebuah demokrasi.

Masyarakat madani kiranya sesuatu di antara masyarakat tradisional-yang tidak

berwawasan civil/kwarganegaraan modern melainkan hanyut dalam masalah-masalah

di lingkungan lokal dan primordial sendiri.di satu pihak dan masyarakat dalam sistem

totaliter yang seluruhnya di tata dan mendapat seluruh identitas sosialnya dari

penataan Negara.

Masyarakat madani ada yang ,menekankan kepada ruang (space),dimana

individu dan kelompok dalam masyarakat dapat saling berinteraksi dengan semangat

toleransi. Di dalam ruang tersebut, masyarakat dapat melakukan partisipasi dalam

pembentukan kebijaksanaan public dalam suatu Negara.

Makna masyarakat madani pada keadaan masyarakat yang telah mengalami

pemerintahan yang terbatas,kebebasan, ekonomi pasar, dan timbulnya asosiasi-

asosiasi masyarakat yang ,mandiri, dimana satu sama lainya saling menopang.

Disamping itu,ada pula pandangan yang member makna pada masyarakat

madani sebagai sebuah masyarakat yang memiliki peradaban(civility) yang

dibedakan dari masyarakat yang tidak beradab atau barbarian,seperti dikemukakan

oleh Cristoper Briant, setelah mengacu pada sejumlah pendapat orang lain membahas

masyarakat Skotlandia. 

Masyarakat madani juga dapat di devinisikan sebagai  wliayah-wilayah

kehidupan social yang terorganisasi dan bercirikan,antara lain : kesukarelaan

(valuntary),kswasembadaan(self-generating), dan keswadayaan (self-

supporting),kemandirian tinggi berhadapan dengan Negara,dan keterkaitan dengan

norma-norma atau nilai-nilai hkum yang di ikuti oleh warganya. Sebagai sebuah

ruang politik, masyarakat madani adalah suatu wilayah yang menjamin

berlangsungnya perilaku, tindakan dan refleksi mandiri, tidak terkungkung oleh

5

kondisi kehidupan material, dan tidak terserap di dalam jaringan-jaringan

kelembagaan politik resmi. Di dalamnya tersirat pentingnya suatu ruang publik yang

bebas, tempat dimana transaksi komunikasi yang bebas bisa dilakukan oleh warga

masyarakat.

Sebagai titik tolak disini akan dikemukakan beberapa definisi masyarakat

madani dari berbagai Negara yang menganalisa  dan mengkaji fenomene masyarakat

madani. pertama dikemukan oleh zbigniew Rau dengan latar belakan eropa timur dan

uni sofiet.

Ia mangatakan bahwa yang di makhsud dngan masyarakat madani merupakan

suatu masyarakat yang berkembang dari sejarah yang mengandalkan ruang dimana

individu dan perkumpulan tempat mereka bergabung,bersaing satu sama lain guna

mencapai nilai-nilai yang mereka yakini. Di gambarkan dengan ciri-cirinya,yakni

individualisme,pasar dan pluralism.kedua digambarkan oleh Han Sung-joo dengan

latar belakang kasus korea selatan.ia mengatakan bahwa masyarakat madani

merupakan sebuah kerangka hokum yang melindungi dan menjamin hak-hak dasar

individu,perkumpulan sukarela yang terbebas dari Negara,suatu ruang public yang

mampu mengendalikan diri dan indipenden,yang secara bersama-sama mengakui

norma-norma dan budaya yang menjadi identitas dan solidaritas yang tebentuk serta

pada akhirnya akan terdapat kelompok inti dalam masyarakat madani.ketiga oleh Kim

Sunhyuk,ia meengatakan bahwa yang di makhsud dengan masyarakat madani adalah

suatu kesatuan yang terdiri dari kelompok-kelompok yang secara mandiri

menghimpun dirinya dan gerakan dalam masyarakat secara relative otonom dari

Negara,yang merupakan satuan-satuan dasar dari produksi dan masyarakat politik

yang mampu melakukan kegiatan politik dalam suatu ruang public,guna menyatakan

kepedulian mereka dan memajukan kepentingan-kepentingan mereka menurut

prinsip-prinsip pluralism dan pengelolaan yang mandiri.

6

Dari pengertian masyarakat madani di atas , maka ia  terwujud dalam berbagai

organisasi/asosiasi yang di buat oleh masyarakat di luar pengaruh Negara. Lembaga

swadaya masyarakat,organisasi social dan keagamaan, paguyuban,dan juga

kelompok-kelompok kepentingan (interest groups) adalah kelembagaan masyarakat

madani. Tentu saja tidak semua pengelompokan tersebut lantas memiliki kemandirian

yang tinggi ketika berhadapan dengan Negara atau mampu mengambil jarak dari

kepentingan ekonomi. Oleh karena itu kondisi masyarakat madani harus di mengerti

sebagai suatu proses yang bisa mengalami pasang surut, kemajuan dan

kemunduran,kekuatan dan kelemahan dalam perjalanan sejarahnya.

 

2.2. Karakteristik Identitas Nasional

Pada hakikatnya Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya

yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation

( bangsa ) dengan ciri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda

dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas Nasional

Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam berbagai penataan

kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.

Perlu dikemukakan bahwa nilai-nilai budaya yang tercermin sebagai identitas

nasional tadi bukanlah barang jadi yang sudah selesai “mandheg” dalam kebekuan

normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang “ terbuka”-cenderung terus-menerus

bersemi sejalan dengan hasrat menuju kemajuan yang dicita-citakan bangsa

Indonesia.

Perkembangan Iptek dan arus globalisasi yang membuat masyarakat

Indonesia harus berhadapan dengan kebudayaan berbagai bangsa di dunia, sudah

sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa pelestarian berbagai bangsa di dunia,

sudah sepantasnya menyadarkan kita semua, bahwa pelestarian budaya sebagai upaya

untuk mengembangkan identitas kita semua. Dalam upaya pengembangan identitas

7

nasional, pelestarian budaya tidak berarti menutup diri terhadap segala bentuk

pengaruh kebudayaan bangsa Indonesia.

Sebagai komitmen konstitusional yang dirumuskan oleh para pendiri negara

kita dalam pembukaan, khususnya dalam pasal 32 UUD 1945 beserta penjelasannya,

yaitu : “ kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha

budaya rakyat Indonesia.

Kesadaran pentingnya mengembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa

dengan keterbukaan menerima kebudayaan asing yang bernilai positif semakin tegas

diamanatkan dalam pasal 32 UUD 1945 yang diamandemen :

1. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia ditengah peradaban dunia

menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai

budaya

2. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya

nasional

2.3. Parameter Identitas Nasional

Parameter identitas nasional adalah suatu ukuran atau patokan yang dapat

digunakan untuk menyatukan sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa. Sesuatu

yang diukur adalah unsur idenatitas seperti kebudayaan yang menyangkut norma,

adat istiadat, bahasa dan teknologi. Sesuatu yang alami atau ciri yang sudah terbentuk

seperti geografis.

Sesuatu yang terjadi dalam masyarakat dan mencari-cari atau identitas

nasional biasanya mempunyai indikator sbb :

1.      Identitas nasional menggabarkan ssuatu yang terwujud melalui aktivitas

masyarakat sehari-hari. Identitas ini menyangkut adat istiadat, tatakelakuan,dan

8

kebiasaan. Ramah tamah, hormat kepada orang tua, dan gotong royong merupakan

suatu identitas yang bersumber dari adat istiadat dan tata kelakuan.

2.      Lambang-lambang yang merupakan ciri dari bangsa dan secara simbolis

menggambarkan fungsi dan tujuan dari bangsa. Lambang-lambang ini biasanya

dinyatakan dalam undang-undang, seperti Garuda Pancasila, bahasa, bendera dan

lagu kebangsaan.

3.      Alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan seperti

bangunan, teknologi, dan perlengkapan manusia. Indentitas yang berasal dari alat

perlengkapan ini merupakan ibadah( masjid,gereja,dsb), peralatan manusia (pakaian

adat), dan teknologi (seperti pesawat).

4.      Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas ini bersumber dari tujuan

yang bersifat dinamis dan tidak tetap seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang

tertentu, seperti inidonesia dikenal dengan bulutangkis.

2.4. Unsur – unsur Identitas Nasional

Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah dikenal sebagai sebuah bangsa

yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari sisi sejarah, kebudayaan,

suku bangsa, agama dan bahasa.

1. Sejarah

Menurut catatan sejarah, sebelum menjadi negara, bangsa Indonesia pernah

mengalami masa kejayaan yang gemilang. Dua kerajaan Nusantara, Majapahit dan

Sriwijaya misalnya, dikenal sebagai pusat kerajaan Nusantara yang pengaruhnya

menembus batas-batas teritorial di mana dua kerajaan itu berdiri.

Kebesaran dua kerajaan Nusantara tersebut telah membekas pada semangat

perjuangan bangsa Indonesia pada abad-abad berikutnya ketika penjajah asing

menancapkan kuku imperialismenya. Semangat juang bangsa Indonesia dalam

menbgusir penjajah, menurut banyak ahli, talah menjadiciri khas tersendiri bagi

bangsa Indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur pembentukan identitas

nasional Indonesia.

9

2. Kebudayaan

Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentukan identitas nasional

meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan pengetahuan. Akal budi bangsa

Indonesia dapat dilihat pada sikap ramah dan santun kepada sesama. Sedangkan,

unsur identitas beradabannya tercemin dari keberadaan dasar negara Pancasila

sebagai nilai-nilai bersama bangsa Indonesia yang majemuk. Sebagai bangsa maritim,

kendala bangsa Indonesia dalam pembuatan kapal Pinisi dimasa lalu merupakan

identitas pengetahuan bangsa Indonesia lainnya yang tidak dimiliki oleh bangsa lain

di dunia.

3. Suku Bangsa

Kemajemukan merupakan identitas lain bangsa Indonesia. Namun demikian,

lebih dari sekadar kemajemukan yang bersifat alamiah tersebut, tradisi bangsa

Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan merupkan unsur lain yang harus

terus dikembangkan dan dibudayakan. Kemajemukan alamiah bangsa Indonesia dapat

dilihat pada keberadaan lebih dari ribuan kelompok suku, beragam bahasa, budaya,

dan ribuan kepulauan.

4. Agama

Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari kemajemukan alamiah

indonesia. Dengan kata lain, keragaman agama dan keyakinan di Indonesia tidak

hanya dijamin oleh konstitusi negara, tetapi juga merupakan suatu rahman Tuhan

Yang Maha Esa yang harus tetap dipelihara dan dsyukuri bangsa Indonesia.

Mensyukuri nikmat kemajemukan dapat dilakukan dengan sikap dan tindakan untuk

tidak memaksakan keyakinan dan tradisi, baik mayoritas maupun minoritas, atas

kelompok lainnya.

5. Bahasa

Bahasa indonesia adala salah satu identitas nasional Indonesia yang penting.

Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, kedudukan bangsa Indonesia

(bahasa yang digunakan bangsa Melayu) sebagai bahasa penghubung (linguafranca)

10

sebagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara memberikan identitas

tersendiri bagi bangsa Indonesia.

Peristiwa Sumpah Pemuda tahun 1929 yang menyatakan bahasa Indonesia

sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia, telah memeberikan nilai tersendiri bagi

pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia. Lebih dari sekedar bahasa

niasional, bahasa Indonesia memiliki nilai tersendiri bagi bangsa Indonesia; ia telah

mmberikan sumbangan besar pada pembentukan persatuan dan nasionalisme

Indonesia.

6. Kasta dan Kelas

Kasta adalah pembagian social atas dasar agama. Dalam agama hindu para

penganutnya dikelompokkan kedalam beberapa kasta.kasta yang tertinggi adalah

kasta Brahmana (kelompok rohaniaan) dan kasta yang terendah adalah kasta Sudra

(orang biasa atau masyarakat biasa).  Kasta yang rendah tidak bisa kawin dengan

kasta yang lebih tingi dan begitu juga sebaliknya. Kelas menurut Weber ialah suatu

kelompok orang-orang dalam situasi kelas yang sama, yaitu kesempatan untuk

memperoleh barang-barang dan untuk dapat menentukan sendiri keadaan kehidupan

ekstern dan nasib pribadi. Kekuasaan dan milik merupakan komponen-komponen

terpenting: berkat kekuasaan, mka milik mengakibatkan monopolisasi dan

kesempatan-kesempatan.

2.5. Pancasila Sebagai Identitas Nasional

Berbicara mengenai identitas nasional berarti kita akan membicarakan tentang

ciri – ciri, karakter, dan gambaran umum suatu bangsa. Bagaimana suatu bangsa

dapat menciptakan identitas bagi dirinya dapat kita ketahui melalui sejarah atau latar

belakang bangsa tersebut berdiri. Identitas nasional (national identity) adalah

kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang

membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain (Tim Nasional Dosen Pendidikan

Kewarganegaraan, 2011:  66). Banyak sekali faktor yang mempengaruhi suatu bangsa

dalam proses pembentukan identitasnya seperti letak geografis, kondisi kebudayaan,

ekologi, demografi, dan watak masyarakatnya.

11

            Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan memiliki beragam jenis

suku, bahasa dan kebudayaan merupakan suatu bangsa yang sangat besar. Jika

melihat identitas bangsa indonesia melalui kaca mata bangsa lain indonesia

merupakan bangasa yang religius, humanis, pluralis, memiliki rasa kekeluargaan

yang baik dan senang bermusyawarah. Bangsa indonesia juga memiliki karakter yang

sangat baik dalam berbagai aspek kehidupan baik dalam keseharian meupun

kenegaraannya seperti orang indonesia yang memiliki sikap ramah, sopan dan santun

terhadap tamu, sehingga bangsa lain tidak segan untuk bertamu ke Indonesia dan hal

itu baik dalam memajukan bangsa indonesia di dunia.

Latar belakang terbentuknya identitas bangsa indonesia dapat dikatakan

dimulai semenjak jaman kerajaan (sebelum abad ke-20), terciptanya rasa

nasionalisme yang masih dalam lingkup kedaerahan merupakan. Pertolongan Tuhan

datang ketika belanda menerakan politik etis-nya pada 1908, yang beisi kebijakan

pemberian pendidikan barat kepada para pemuda indonesia dan mereka dikirim ke

belanda untuk mempelajari pendidikan barat di sana. Dari sisnila jendela cakrawala

bangsa indonesia mulai terbuka, alih – alih memberi balas budi ke pihak Belanda

pemuda Indonesia justru menyebar luaskan rasa nasionalisme ke antero Indonesia,

sehingga membangkitkan rasa nasionalisme seluruh rakyat Indonesia menjadi satu

kesatuan atas nama bangsa dan bukan atas nama kedaerahan semata.

            Diawali pada 1908 perjuangan bangsa indonesia untuk meraih kemerdekaan

berkembang hingga tibulnya berbagai kesatuan aksi dari rakyat indonersia seperti

lahirnya organisasi Budi Utomo dan dilanjutkan dengan adanya Sumpah Pemuda

pada 1928. Dirumuskannya pancasila sebagai idiologi bangsa Indonesia oleh

BPUPKI pada 1 juni 1945 semakin memperjelas keberadaan jati diri/ identitas bangsa

indonesia yang sudah semakin tertata. Kemerdekaan bangsa Indonesia pada 17

agustus 1945 justru menjadi awal perjuangan bangsa Indonesia dalam

mempertahankan identitas dan jati diri mereka sebagai sebuah bangsa. Pada masa –

masa ini banyak sekali paham –paham instan masuk ke Indonesia seperti liberalisme,

komunisme maupun marxisme yang semuanya menganjam keberadaan Pancasila

12

sebagai idiologi bangsa kita. Selain paham – paham tadi pengaruh dunia yang tidak

bisa dihindari oleh bangsa indonesia adalah adanya proses globalisasi, salah satu efek

dari adanya globalisasi bagi bangsa Indonesia salah satunya Indonesia tercebak di

tengah – tengah organisasi internasional seperti IMF, WTO dan Bank Dunia yang

semuanya menyumbang pengkikisan identitas bangsa indonesia sebagai bangsa yang

berdaulat.

            Namun semua tantangan dan pengaruh yang diberikan dunia luar terhadap

Indonesia satu per-satu mental oleh kehebatan Pancasila, karena pancasila sebagai

filsafat dan idiologi bangsa Indonesia di ciptakan tidak secara sembarangan, ke lima

sila yang berada di dalamnya telah mewakili berbagai sisi kehidupan manusia

indonesia dalam menjalankan kehidupan kesehariannya maupun kenegaraannya.

Lahirnya pancasila sebagai sebuah idiologi yang sangat kuat memang dilatar

belakangi dengan mendalamnya makna yang terkandung didalam kata Pancasila itu

sendiri. Secara filosofis Pancasila lahir karena adanya rasa skeptis dari para pendiri

bangsa apakah paham – paham yang telah ada pada saat itu cocok dengan sifat dan

watak bangsa Indonesia sehingga, sehingga dicetuskanlah kata Pancasila yang

memiliki makna yang dapat merepresentasikan sifat dan watak manusia Indonesia

yang religius, humanis, kekeluargaan, ramah, sopan, sikap gotong royongnya yang

tidak tercermin di dalam isme-isme yang telah ada sebelumnya. Bisakah kita

membanyangkan jika indonesia memliki idiologi selain pancasila? Bisakah kita

membayangkan jika idiologi kita adalah komunis? Atau liberal? Pasti bangsa

Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang sangat religius dan humanis seperti

sekarang ini.

            Banyak sekali tijuan – tujuan yang disisipkan oleh para pendiri bangsa

Indonesia melalui Pancasila. Tujuan – tujuan ini berupa menjadikan filsafat Pancasila

sebagai sebuah sisitem sosial di Indosnesia. Dengan menjadikan Pancasila sebagai

landasan sisitem sosial Indosnesia secara langsung memsukan unsur – unsur

Pancasila di dalam sistem ekonomi, politik dan sistem kebudayaan Indonesia. Hal ini

sungguh pemikiran yang sangat luar biasa, bagaimana tidak? Para pendiri bangsa

13

indonesia telah memikirkan nasib bangsa indonesia kedepan. Dengan berbekal

Pancasila bangsa indonesia telah bisa mengembangkan berbagai sistem strategis di

dalam perekonomian, politik dan kebudayaannya.

            Beriringan dengan pemberian mata kuliah pendidikan pancasila dan

kewarganegaraan diharapkan nilai – nilai luhur yang ada di dalam ke-5 sila dalam

Pancasila tetap tertanam abadi dilalam setiap insan manusia Indonesia. Perhatian

khusus memang selayaknya harus ditujukan kepada kita, mahasiswa – mahaisiwa

Indonesia yang harus diakui dewasa ini telah sedikit melunturkan kepancasilaan kita

demi yang namanya moderenisasi atau lebih tepatnya banyak dari kita telah

menggadaikan sila – sila Pancasila dengan glamornya moderenisasi di era globalisasi

ini. Harapan lebih jauh tidak hanya sekedar memulihkan kembali kesadaran

mahasisiwa dalam hidup berpancasila tetapi pemberian amanah yang sangat besar

bagi setiap mahasiswa Indonesia untuk membawa bangsa indonesia menjadi bangsa

yang besar, besar bukan hanya kuantitasnya melainkan juga besar pada kualitas

individu setiap manusia Indonesia.

2.6. Ciri – Ciri dan Karakteristik Masyarakat Madani

Masyarakat madani memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Free public sphere (ruang publik yang bebas)

Ruang publik yang diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga

negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan publik, warga negara berhak

melakukan kegiatan secara merdeka dalam menyampaikan pendapat, berserikat,

berkumpul serta memublikasikan pendapat, berserikat, berkumpul serta

memublikasikan informasi kepada publik.

2. Demokratisasi

Menurut Neera Candoke, masyarakat sosial berkaitan dengan wacana kritik

rasional masyarakat yang secara ekspisit mensyaratkan tumbuhnya demokrasi., dalam

kerangka ini hanya negara demokratis yang mampu menjamin masyarakat madani.

14

3. Toleransi

Toleransi adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan

politik dan sikap sosial yang berbeda. Toleransi merupakan sikap yang dikembangkan

dalam masyarakat madani untuk menunjukan sikap saling menghargai dan

menghormati pendapat serta aktivitas yang dilakukan oleh orang atau kelompok

masyarakat yang lain yang berbeda.

4. Pluralisme

Pluralisme adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan disertai sikap tulus

bahwa masyarakat itu majemuk. Kemajemukan itu bernilai positif dan merupakan

rahmat tuhan.

5. Keadilan Sosial (Social justice)

Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional

antara hak dan kewajiban setiap warga dan negara yang mencakup seluruh aspek

kehidupan.

6. Partisipasi sosial

Partisipasi sosial yang benar-benar bersih dari rekayasa merupakan awal yang

baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi

apabila tersedia iklim yang memunkinkan otonomi individu terjaga.

7. Supermasi hukum

Penghargaan terhadap supermasi hukum merupakan jaminan terciptanya keadilan,

keadilan harus diposisikan secara netral, artinya tidak ada pengecualian untuk

memperoleh kebenaran di atas hukum.

2.7. Keterkaitan Globalisasi Dengan Identitas Nasional

Secara umum globalisasi adalah sebuah gambaran tentan semakin

keterganatungannya sesame masyarakat dunia baik budaya maupun ekonomi.

Globalisasi juga sering dihubungkan dengan pertukaran atau transfer budaya, bahasa

15

dan gagasan melintasi batas negara. Hal ini juga sering kali disederhanakan oleh para

ahli sebagai gejala kecenderungandunia menuju perkampungan global dimana

interaksi manusia tidak di batasi oleh batas geografis suatu negara.

(A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani.cet.ke-8.

h.55). Hal ini juga di sebabkan karena kemajuan teknologi yang pesat sehingga

komunikasi lintas negara akan sangat mudah d lakukan. Pada saat yang sama isu – isu

dunia di bidang politik, demokrasi dan HAM dapat begitu cepat memengaruhi

masyarakat di suatu negara.

Beberapa pengertian globalisasi :

1. Globalisasi sebagai transformasi kondisi spasial-temporal

kehidupan. Dengan kemajuan teknologi tempat dan waktu tidak lagi menjadi masalah

seseorang untuk melaksanakan aktivitas kehidupannya dan mendapatkan informasi

dri belahan dunia lain dalam sekejap. Karena ruang dan waktu tidak lagi

memengaruhi manusia seperti zaman dahulu dimana teknologi belum secanggih hari

ini.

2. Globalisasi sebagai transformasi lingkup cara pandang. Hal ini berarti

globalisasi ikut andil dalam transformasi cara pandang, cara merasa seseorang

terhadap peristiwa yang terjadi di belahan dunia lain. Dalam hal ini masyarakat tidak

lagi hanya memikirkan apa yang terjadi di daerah sekitar lingkungannya tetapi juga

memikirkan dan memberi pandangan akan masalah dan peristiwa yan terjadi di dunia

global.

3. Globalisasi sebagai transformasi modus tindakan dan praktik. Pada bagian ini

globalisasi meunjuk pada proses kaitan yang makin erat semua aspek kehidupan pada

skala yang luas. Gejala yang muncul dari interaksi yang semakin intensif dapat dilihat

dalam dunia perdagangan, media, budaya, transportasi, teknologi, informasi dan

sebagainya. (A.Ubaedillah.2012.Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat

Madani.cet.ke-8. h.55-56).

Dengan demikian sangat jelaslah bahwa globalisasi sangat meningkatkan

kebutuhan masyarakat akan masyarakat global. Dan globalisasi membuat masyarakat

16

di suatu negara ikut merasakan dampak di sebuah negara yang sedang krisis

dansebagainya.

Munculnya arus globalisme yang dalam hal ini bagi sebuah Negara yang

sedang berkembang akan mengancam eksistensinya sebagai sebuah bangsa.

Sebagai bangsa yang masih dalam tahap berkembang kita memang tidak

suka dengan globalisasi tetapi kita tidak bisa menghindarinya. Globalisasi

harus kita jalani ibarat kita menaklukan seekor kuda liar kita yang berhasil

menunggangi kuda tersebut atau kuda tersebut yang malah menunggangi

kita. Mampu tidaknya kita menjawab tantangan globalisasi adalah

bagaimana kita bisa memahami dan malaksanakan Pancasila dalam setiap

kita berpikir dan bertindak.

Persolan utama Indonesia dalam mengarungi lautan Global ini adalah

masih banyaknya kemiskinan, kebodohan dan kesenjangan sosial yang

masih lebar. Dari beberapa persoalan diatas apabila kita mampu memaknai

kembali Pancasila dan kemudian dimulai dari diri kita masing-masing untuk

bisa menjalankan dalam kehidupan sehari-hari, maka globalisasi akan dapat

kita arungi dan keutuhan NKRI masih bisa terjaga.

2.8. Keterkaitan Integritas Nasional Dan Identitas Nasional

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan

perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan

keselarasan secara nasional. Sedangkan Identitas nasional secara terminologis adalah

suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa

tersebut dengan bangsa yang lain. Antara Integrasi nasional dan identitas nasional

negara Indonesia sangatlah tekait. Mengapa? Karena Indonesia terdiri dari berbagai

macam suku yang disatukan melalui persatuan dibawah bendera merah putih dan

‘Bhineka Tunggal Ika’ melalui proses ini terjadi proses integrasi nasional dimana

perbedaan yang ada dipersatukan sehingga tercipta keselarasan. Persatuan dari

kemajemukan suku inilah yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang

membedakannya dengan bangsa lain. Sehingga adanya kompleksitas perbedaan suku

17

yang bersatu di Indonesia dijadikan sebagai identitas bangsa sebagai bangsa yang

majemuk yang kaya akan suku, tradisi dan bahasa dalam wujud semboyang ‘Bhineka

Tunggal Ika’, berbeda-beda tapi tetap satu jua. Jadi, antara integrasi nasional dan

identitas nasional memiliki keterkaitan, karena dalam hal ini, di Indonesia Integrasi

nasional di jadikan sebagai salah satu identitas nasional dimana konsep ‘Bhineka

Tunggal Ika’ yang merupakan hasil dari integrasi nasional dijadikan sebagai identitas

nasional, semboyang ini tidak akan pernah ada di negara lain, semboyang ini hanya

ada di Indonesia dan menjadi identitas bangsa yang membedakan bangsa Indonesia

dengan bangsa yang lainnya.

            Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik

dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif

bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak

atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun

selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah

yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan

menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat

mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

Masalah integrasi nasional di Indonesia sangat kompleks dan multi

dimensional. Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan

oleh pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya.

Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan

bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain

seperti banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan

mekanisme parlemen.

Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu

terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya

pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakekatnya

integrasi nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan

bangsa yang diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang

18

dapat lebih menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tentram. Jika

melihat konflik yang terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat dan Papua

merupakan cermin dan belum terwujudnya Integrasi Nasional yang diharapkan.

Sedangkan kaitannya dengan Identitas Nasional adalah bahwa adanya integrasi

nasional dapat menguatkan akar dari Identitas Nasional yang sedang dibangun.

19

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan Identitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa

Indonesia yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia

terdiri dari berbagai macam suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan

oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda.

Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-

nilai ini penting karena merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab

itu, nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri

setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan identitas.

Dalam kesempatan kali ini penyusun ingin menegaskan bahwa diera

Globalisasi seperti sekarang ini Identitas Nasional merupakan hal yang harus

diperhatikan, karena Identitas Nasional merupaka hal yang membuat bertahan atau

tidaknya ciri khas dan karakteristik suatu bangsa yang seharusnya menjadi kebanggan

bangsa itu sendiri karena, Identita Nasional merupakan salah satu senjata untuk

bersaing kearah yang lebih positif diera Globalisasi ini.

 3.2 Saran

Sebagai generasi penerus bangsa, sudah seharusnyalah kita menjaga nilai-nilai

budaya bangsa Indonesia sebagai identitas dari negara kita. Janganlah budaya kita di

ambil oleh orang lain, karena dari kita sering menyampingkan budaya negara kita

sendiri.

20

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi T.D. Arti Tanggal 2 Mei bagi Bahasa Indonesia. Laman Lembaga Pers Dr. Sutomo. Edisi 08 Februari 2010. diakses 5 Maret 2010.

Demokrasi dan masyarakat madani.muhammad as hikam,1999. Pustaka LP3S Indonesia.xv

John A.Wall ,in search of masyarakat madani,dalam john A.Hal(ed.),masyarakat madani: theory,comparison,cambridge(massachussets,polity press,1995)

Kridalaksana H. 1991. Pendekatan tentang Pendekatan Historis dalam Kajian Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Dalam Kridalaksana H. (penyunting). Masa Lampau bahasa Indonesia: Sebuah Bunga Rampai. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

Muhammad AS Hikam,demokrasi dan civic society:pustaka LP3ES Indonesia,1999,hal 3

Rosyada Dede dkk.Demokrasi,Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,2003.ICCE UIN syarif hidayatullah Jakarta. hal 238-242

Tim ICCE UIN Syarifhidayatullah Jakarta, 2003, Demokrasi, Hak Asasi Manusia, Dan Madani, Jakarta: ICCE UIN Syarif Hidayatullah, h. 23

Tim Nasional Dosen Pendidikan Kewarganegaraan. 2011. Modul kuliah kewarganegaraan

Triharso,  Ajar. 2013.Pancasila Dan Jatidiri Bangsa Indonesia Departemen Hubungan Internasional UA, Surabaya

UUD 1945. Bab XV. Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Pasal 35,36

UUD 1945. Bab XIII Pendidikan dan Kebudayaan. Pasal 31, ayat 1 dan 2

UUD 1945. Bab XI. Agama. Pasal 29, ayat 2.

21