intervensi.docx

5
No Tanggal Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional 1. 30-07- 2013 Ketidakefek tifan jalan nafas berhubungan dengan adanya retr aksi dada - respirasi normal 24 – 28 kali/menit, tidak ada retraksi otot. 1. Letakkan klien dalam posisi yang nyaman (miring, permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejang). 2. Longgarkan pakaian terutama pada leher, dada dan perut. Suction bila perlu 3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan. 1. Meningkatkan aliran skret, mencegah lidah jatuh dan tersumbatnya kejalan nafas. Sebagai fasilitas sebagai usaha unuk bernafas. 2. Menurunkan resiko aspirasi dan asfiksia. 3. Menurunkan hipoksia cerebral akibat dari sirkulasi yang menurunkan/oksigen skunder terhadap spasme selama serangan kejang. 2. 30-07- 2013 Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi - Tidak terjadi serangan kejang ulang. - Suhu 36,5 – 37,5 º C (bayi), 36 – 37,5 º C (anak) - Nadi 110 – 120x/menit (bayi) 100-110 x/menit (anak) 1. Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat. 2. Berikan kompres dingin 3. Berikan ekstra cairan (susu, sari buah, dll) 4. Observasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam 5. Berikan anti piretika dan pengobatan sesuai 1. proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat. 2. perpindahan panas secara konduksi 3. saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat. 4. Pemantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan dilakukan.

Upload: emmi-valentina-pardede

Post on 28-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Intervensi.docx

No Tanggal Diagnosa Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1. 30-07-2013

Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan adanya retraksi dada

- respirasi normal 24 – 28 kali/menit, tidak ada retraksi otot.

1. Letakkan klien dalam posisi yang nyaman (miring, permukaan datar, miringkan kepala selama serangan kejang).

2. Longgarkan pakaian terutama pada leher, dada dan perut.Suction bila perlu

3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.

1. Meningkatkan aliran skret, mencegah lidah jatuh dan tersumbatnya kejalan nafas.Sebagai fasilitas sebagai usaha unuk bernafas.

2. Menurunkan resiko aspirasi dan asfiksia.

3. Menurunkan hipoksia cerebral akibat dari sirkulasi yang menurunkan/oksigen skunder terhadap spasme selama serangan kejang.

2. 30-07-2013

Resiko terjadi kejang ulang berhubungan dengan hipertermi

- Tidak terjadi serangan kejang ulang.- Suhu 36,5 – 37,5 º C (bayi), 36 – 37,5 º C (anak)- Nadi 110 –120x/menit (bayi) 100-110 x/menit (anak)- Respirasi 30 –40x/menit (bayi) 24 – 28 x/menit (anak)- Kesadaran composmentis

1. Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang mudah menyerap keringat.

2. Berikan kompres dingin3. Berikan ekstra cairan (susu, sari

buah, dll)4. Observasi kejang  dan tanda vital

tiap 4 jam5. Berikan anti piretika dan

pengobatan sesuai advis.

1. proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat.

2. perpindahan panas secara konduksi3. saat demam kebutuhan akan cairan

tubuh meningkat.4. Pemantauan yang teratur menentukan

tindakan yang akan dilakukan.5. Menurunkan panas pada pusat

hipotalamus dan sebagai propilaksis

3. 01-07-2013

Resiko terjadi trauma fisik berhubungan dengan

- Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan.- Mempertahankan tindakan yang

1. Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah

2. Tinggalah bersama klien selama

1. meminimalkan injuri saat kejang2. meningkatkan keamanan klien3. menurunkan resiko trauma pada mulut.4. membantu menurunkan resiko injuri

Page 2: Intervensi.docx

kurangnya koordinasi otot

mengontrol aktivitas kejang.- Mengidentifikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kejang.

fase kejang.3. Berikan tongue spatel diantara gigi

atas dan bawah.4. Letakkan klien di tempat yang

lembut.5. Catat tipe kejang (lokasi,lama) dan

frekuensi kejang6. Catat tanda-tanda vital sesudah

fase kejang

fisik pada ekstimitas ketika kontrol otot volunter berkurang.

5. membantu menurunkan lokasi area cerebral yang terganggu.

6. mendeteksi secara dini keadaan yang abnormal

4 30-07-2013

Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hipertherm

Suhu tubuh 36 – 37,5ºC,N ; 100 -110x/menit,RR : 24 – 28 x/menit, Kesadaran composmentis.

1. Kaji faktor – faktor terjadinya hiperthermi.

2. Observasi tanda – tanda vital tiap 4 jam sekali

3. Pertahankan suhu tubuh normal4. Anjurkan untuk menggunakan

baju tipis dan terbuat dari kain katun

5. Ajarkan pada keluarga memberikan kompres dingin pada kepala / ketiak

6. Atur sirkulasi udara ruangan

1. Mengetahui penyebab terjadinya hiperthermi karena penambahan pakaian/selimut dapat menghambat penurunan suhu tubuh.

2. Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan keperawatan yang selanjutnya.

3. suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban tinggiakan mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh

4. proses hilangnya panas akan terhalangi oleh pakaian tebal dan tidak dapat menyerap keringat

5. proses konduksi/perpindahan panas dengan suatu bahan perantara.

6. Penyediaan udara bersih.

5 02-07-2013

Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan

- Keluarga tidak sering bertanya tentangpenyakit anaknya.- Keluarga mampu

1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga2. Beri penjelasan kepada keluarga

sebab dan akibat kejang demam3. Jelaskan setiap tindakan perawatan

1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran informasi yang didapat.

2. penjelasan tentang kondisi yang  dialami

Page 3: Intervensi.docx

dengan keterbatasan informasi

diikutsertakan dalam proses keperawatan.- keluarga mentaati setiap proses keperawatan.

yang akan dilakukan4. Berikan Health Education tentang

cara menolong anak kejang dan mencegah kejang demam

5. Berikan Health Education agar selalu sedia obat penurun panas, bila anak panas

6. Jika anak sembuh, jaga agar anak tidak terkena penyakit infeksi dengan menghindari orang atau teman yang menderita penyakit menular sehingga tidak mencetuskan kenaikan suhu.

dapat membantu menambah wawasan keluarga

3. agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan perawatan

4. sebagai upaya alih informasi dan mendidik keluarga agar mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan

5. mencegah peningkatan suhu lebih tinggi dan serangan kejang ulang.

6. sebagai upaya preventif serangan ulang