jurnal penelitian antenatal care

23
Jurnal Penelitian Antenatal Care Perbedaan Pengaruh Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal Antara Rumah Bersalin dan Puskesmas di Kota Surakarta Agung Komaruddin Bhisma Murti ABSTRAK Kasih Ibu Aksi (GSI) yang baik untuk menurunkan angka kematian ibu hamil. Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan masalah besar dalam mengembangkan negara. Di tuangkan negara, sekitar 25 - 50% wanita usia subur adalah kematian itu terkait dengan kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pemeriksaan antenatal peralatan pengaruh antara perawatan kesehatan ibu dan pusat Pajang Pegawai Negeri di Surakarta. Penelitian ini observasional analitik-, menggunakan pendekatan cross sectional. penelitian ini adalah conduected di Pajang di Kota Surakarta. Populasi penelitian adalah November pada tahun 2006. Sampel untuk penelitian ini dipilih oleh penyakit tetap metode sampling, mengakibatkan 120 subyek penelitian. Data dianalisis dengan model regresi logistik, menggunakan SPSS 13 program. Hasil penelitian menunjukkan, antenatal Odds Ratio jenis layanan adalah 0,5 (OR = 0,46; CI 95 = 0,08 - 2,77); Beban pelayanan antenatal adalah 0,3 (OR = 0,32; CI 95 = 0,04 - 2,45), pendapatan keluarga adalah 17 (OR = 17,77; CI 95 = 4,53 - 69,64); peserta asuransi kesehatan adalah 2 (OR = 2,03; CI 95 = 0,04 - 10,31); Jumlah hamil anak ibu 0,1. (OR = 0,08; CI 95 = 0,01 - 0,48); perawat antenatal adalah 2 (OR =

Upload: ade-mei-r-a

Post on 29-Nov-2015

234 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

mengenai penelitian antenatal care

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Penelitian Antenatal Care

Jurnal Penelitian Antenatal Care

Perbedaan Pengaruh Kelengkapan Pemeriksaan AntenatalAntara Rumah Bersalin dan Puskesmas di Kota SurakartaAgung KomaruddinBhisma Murti

ABSTRAKKasih Ibu Aksi (GSI) yang baik untuk menurunkan angka kematian ibu hamil.Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan masalah besar dalam mengembangkannegara. Di tuangkan negara, sekitar 25 - 50% wanita usia subur adalah kematian ituterkait dengan kehamilan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaanpemeriksaan antenatal peralatan pengaruh antara perawatan kesehatan ibu dan pusatPajang Pegawai Negeri di Surakarta.Penelitian ini observasional analitik-, menggunakan pendekatan cross sectional. penelitian iniadalah conduected di Pajang di Kota Surakarta. Populasi penelitian adalah Novemberpada tahun 2006. Sampel untuk penelitian ini dipilih oleh penyakit tetap metode sampling,mengakibatkan 120 subyek penelitian. Data dianalisis dengan model regresi logistik,menggunakan SPSS 13 program.Hasil penelitian menunjukkan, antenatal Odds Ratio jenis layanan adalah 0,5 (OR = 0,46; CI95 = 0,08 - 2,77); Beban pelayanan antenatal adalah 0,3 (OR = 0,32; CI 95 = 0,04 -2,45), pendapatan keluarga adalah 17 (OR = 17,77; CI 95 = 4,53 - 69,64); pesertaasuransi kesehatan adalah 2 (OR = 2,03; CI 95 = 0,04 - 10,31); Jumlah hamilanak ibu 0,1. (OR = 0,08; CI 95 = 0,01 - 0,48); perawat antenatal adalah 2 (OR =2,08; CI 95 = 0,41 - 10,45).Penelitian ini menyimpulkan pelayanan antenatal di perawatan kesehatan ibu kurang dari 0,5 kalicomplate inspeksi antental oleh pusat pelayan publik. yang telah diperhitungkanefek faktor perancu seperti pelayanan antenatal, pendapatan keluarga,peserta asuransi kesehatan, jumlah anak ibu hamil dan pelayanan perawat.Ini adalah recommmended bahwa seorang ibu hamil untuk memeriksa kehamilan yang benar-benar dipegawai negeri pusat terdekat untuk mencegah risiko kematian ibu hamil dan bayibayi.Kata kunci: Ms kehamilan - pemeriksaan antenatal - lengkap.

A.    PENDAHULUAN

Kematian ibu dan bayi saatpersalinan sebenarnya dapat dicegahbila komplikasi kehamilan dankeadaan resiko tinggi dapat dideteksisecara dini, sehingga segera mendapatpenanganan yang akurat. Hal tersebutdapat dilakukan dengan pelayananantenatal (ANC) yang bermutu, yang

Page 2: Jurnal Penelitian Antenatal Care

realisasinya berupa perawatankehamilan, pertolongan persalinanserta perawatan postnatal (Djaswadiet al., 2000).Hasil penelitian Detty et al.(1996) pada 2445 wanita umur 15 –49 tahun dengan anak terakhirberumur kurang atau sama dengan 3tahun di Kabupaten Purworejomenunjukkan bahwa meskipun 91,7%ibu-ibu memeriksakan kehamilannyapada bidan ternyata 74,5% ibumelahirkan di rumah sendiri dan 58,1% ditolong oleh dukun dan hanya 38,9% yang ditolong tenaga kesehatan(bidan/dokter). Senada dengan haltersebut SDKI 1997 menunjukkanbahwa meskipun ibu hamil yangmelakukan ANC 85%, namun 70%persalinan masih ditolong dukun dan54 % dilakukan di rumah.Selain rendahnya cakupanpemeriksaan selama kehamilan, akibatpersalinan yang kurang bersih dankebiasaan pada ibu-ibu hamil yangbelum memenuhi persyaratan medisdan kesehatan juga menyebabkantingginya AKI di Indonesia. SDKI1994 menemukan kenyataan bahwasebagian besar persalinan ditolongoleh dukun dan bukan tenagakesehatan, dan sebanyak 70,6 %persalinan dilakukan di rumah yangtidak jarang jauh dari syarat bersihdan sehat (Suhita, et al., 1998).Di Indonesia kejadian BBLR dibeberapa daerah masih tinggi. Di kotaSurakarta misalnya angka kejadianBBLR berdasarkan laporan PuskesmasKota Surakarta selama tahun 2002 ditemukansebanyak 86 bayi (0,85%)(DinKes Kota Surakarta, 2003 cit.Martono, 2004).Di Surakarta selama tahun 2003jumlah penduduk yang berobat kePuskesmas sebanyak 588.080 orang.

Page 3: Jurnal Penelitian Antenatal Care

Jumlah penduduk yang berobat inimelebihi dari jumlah penduduk yangada di Kota Surakarta. Ini berarti satuorang penduduk lebih dari satu kaliberobat dalam setahunnya. Rata-rataper tahun penduduk berobat ke balaipengobatan umum Puskesmas sebesar85,93 persen (7,16% per bulan),penduduk yang berobat ke KIAsebesar 10,99 persen (0,91% perbulan), dan sisanya yang berobat kebalai pengobatan gigi sebesar 6,86persen (0,57% per bulan). Meskipundemikian indikator pelayanan kesehatanmenunjukkan rasio saranakesehatan dasar terhadap pendudukyang relatif rendah yaitu sebesar12,1% (Dinas Kesehatan KotaSurakarta, 2003 cit. Sumarno,2005).Derajat kesehatan suatu pendudukakan berpengaruh terhadapperkembangan dan pembangunanekonomi. Teori ekonomi mikrotentang permintaan (demand) pelayanankesehatan menyebutkan bahwaharga berbanding terbalik denganjumlah permintaan pelayanan kesehatan.Teori ini mengatakan bahwa jikapelayanan kesehatan merupakannormal good, makin tinggi incomekeluarga maka makin besar demandterhadap pelayanan kesehatan tersebut.Sebaliknya jika jenis pelayanan kesehatantersebut merupakan inferiorgood, meningkatnya pendapatankeluarga akan menurunkan demandterhadap jenis pelayanan kesehatantersebut (Folland et al., 2001).1. Jenis Penyedia PelayananAntenatalPelayanan kesehatan (healthcare services) adalah setiap upayayang diselenggarakan secara sendiriatau bersama-sama dalam satuorganisasi untuk meningkatkan dan

Page 4: Jurnal Penelitian Antenatal Care

memelihara kesehatan, mencegah danmengobati penyakit serta memulihkankesehatan perseorangan, kelompokdan ataupun masyarakat (Azwar,1996).Pelayanan kesehatan terdiri daridua macam yaitu pelayanan kesehatanmodern dan tradisional. Pelayanankesehatan modern adalah pelayanankesehatan yang memberikan pelayanankesehatan berdasarkan ilmupengetahuan kedokteran yang modern,termasuk di dalamnya adalah pelayanankesehatan swasta dan pemerintah.Pelayanan kesehatan tradisionaladalah pelayanan kesehatan yangmemberikan pelayanan kesehatansecara kuno, tidak berdasarkan ilmupengetahuan modern, termasuk didalamnya adalah pelayanan yangdiberikan dukun (Anies, 2001).Tujuan pokok program pelayanankesehatan (modern) adalah meningkatkanpemerataan dan mutu upayakesehatan yang berhasil guna danberdayaguna serta terjangkau olehsegenap anggota masyarakat. Sasaranprogram ini adalah tersedianya pelayanankesehatan dasar dan rujukan,baik oleh pemerintah maupun swastayang didukung oleh peran sertamasyarakat. Selain itu pembangunanbidang kesehatan juga diarahkan untukmeningkatkan derajat kesehatan yangoptimal melalui peningkatan kemampuandan peran serta masyarakat untukmengembangkan perilaku kemandiriandan hidup sehat serta dapat melaksanakanNorma Keluarga Kecil Bahagiadan Sejahtera guna peningkatankualitas hidup masyarakat yang lebihbaik (DepKes RI, 2001).a. PuskesmasMenjabarkan pendapat Hodgesdan Cascio, pelayanan kesehatan padaumumnya dibedakan menjadi dua

Page 5: Jurnal Penelitian Antenatal Care

jenis yaitu pelayanan kesehatanpersonal (personal health careservice) atau juga disebut sebagaipelayanan kedokteran (medical careservices), serta pelayanan kesehatanlingkungan (envirounmental healthcare services) atau pelayanankesehatan masyarakat (public healthcare services) (Azwar, 1996).Puskesmas merupakan jenispelayanan kesehatan masyarakat.Kegiatan pokok Puskesmas berdasarkanBuku Pedoman Kerja Puskesmasyang terbaru ada 18 usaha pokokkesehatan yang dapat dilakukan olehpuskesmas. Di dalam pelaksanaannyatergantung pada faktor tenaga, saranadan prasarana serta biaya yangtersedia berikut kemampuan manajemendari tiap-tiap Puskesmas(Effendy, 1995). Selain kurangnyadukungan logistik dan biaya operasional,mutu pelayanan Puskesmas jugabanyak tergantung dari kinerja petugaskesehatan.b. Rumah BersalinPelayanan asuhan antenatal dirumah bersalin atau perawatanantenatal swasta mempunyaikelebihan dan kekurangan. Beberaparumah bersalin mempunyai tempattidur dalam sebuah kamar atauruangan kecil untuk pasien ibu hamilyang bersedia membayarkenyamanannya. Rumah bersalinmampu memberikan pemeriksaan danpengetesan khusus yang modern dancanggih, tetapi harus menunggugiliran. Bagi ibu yang mempunyairisiko tinggi dalamkehamilan/melahirkan maka disarankanuntuk di rawat di rumah sakitbersalin/rumah sakit umum (Rose danNeil, 2005).2. Pemeriksaan Kelengkapan Antenatala. Definisi pelayanan antental

Page 6: Jurnal Penelitian Antenatal Care

Pelayanan antental adalah pelayanankesehatan oleh profesional(dokter spesialis kebidanan, dokterumum, bidan pembantu bidan dan peawatbidan) untuk ibu selama masa kehamilannyasesuai dengan standar pelayananantenatal yang meliputi 5Tyaitu timbang berat badan, ukur tinggibadan, ukur tekanan darah, pemberianimunisasi TT, umur tinggi fundus uteridan pemberian tablet besi minimal 90tablet selama masa kehamilan (Dep-Kes, 1997).b. Cakupan pelayanan antenatalPelayanan Antenatal merupakanpelayanan yang diberikan oleh tenagapelayanan kesehatan terhadap ibu hamildengan standar pelayanan Antenatalyang meliputi 5T. Cakupan pelayananAntenatal dapat di pantau denganpemberian pelayanan terhadap ibuhamil saat kunjungan pertama (K1)dan kunjungan ulangan yang ke empatkali pada semester ke-3 kehamilan(K4) (Armansyah, 2006).Masa kehamilan dimulai darikonsepsi sampai lahirnya janin. Lamanyahamil normal adalah 280 hari (40minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitungdari pertama haid terakhir. Kehamilandibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulanpertama (K1) dimulai dari konsepsisampai 3 bulan, triwulan kedua (K2)dari bulan keempat sampai 6 bulan,triwulan ketiga (K3) dari bulan ketujuhsampai 9 bulan. Ibu hamil dianjurkanmengunjungi bidan atau dokter sedinimungkin semenjak ia merasa dirinyahamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan anteantal. Berikut ini tujuandan program asuhan antenatal(Saifuddin, et al, 2002).c. Tujuan asuhan antenatalTujuan pemeriksaan antenataladalah sebagai berikut:1) Memantau kemajuan kehamilan

Page 7: Jurnal Penelitian Antenatal Care

untuk memastikan kesehatan ibudan tumbuh kembang bayi;2) Meningkatkan danmempertahankan kesehatan fisik,mental, dan sosial ibu dan bayi;3) Mengenali secara dini adanyaketidaknormalan atau komplikasiyang mungkin terjadi selamahamil, termasuk riwayat penyakitsecara umum, kebidanan, danpembedahan;4) Mempersiapkan persalinan cukupbulan, melahirkan dengan selamat,ibu maupun bayinya dengantrauma seminimal mungkin;5) Mempersiapkan ibu agar masanifas berjalan normal danpemberian asi ekslusif;6) Mempersiapkan peran ibu dankeluarga dalam menerimakelahiran bayi agar dapat tumbuhkembang secara normal.Hubungan antara jenis penyediaanpelayanan, confounding factors dankelengkapan pemeriksaan antenatalditunjukkan melalui gambar 1.Berdasarkan gambaran tersebut di atasmaka perlu dilakukan studi yangmengungkap perbedaan peng-aruhkelengkapan pemeriksaan ante-natalantara rumah bersalin dan puskesmasdi Kota Surakarta.Confounding Factors:1. Jenis Pelayanan Antenatal2. Biaya pelayanan Antenatal3. Pendapatan Keluarga4. Kepesertaan AsuransiKesehatan5. Jumlah Anak Ibu Hamil6. Tenaga Pemberi PelayananKelengkapan PemeriksaanAntenatalJenis Penyedia PelayananAntenatalGambar 1. Hubungan Jenis Penyediaan Pelayanan, Confounding Factorsdan Kelengkapan Pemeriksaan Antenatal

Page 8: Jurnal Penelitian Antenatal Care

B. METODOLOGI PENELITIAN1. Desain dan Jenis PenelitianMetode observasi analitik di sinidigunakan dengan pendekatan studipotong lintang (Cross Sectional) yaitumencuplik sebuah sampel daripopulasi dalam satu waktu, danmemeriksa status paparan dan statuspenyakit pada titik waktu yang samadari masing-masing individu dalamsampel tersebut (Murti, 2003).2. Tempat dan WaktuPenelitian ini dilakukan di KotaSurakarta, yaitu Puskesmas Pajangdan Rumah Bersalin ”HarapanBunda”. Penelitian dilaksanakan padabulan November 2006.3. Populasi dan SampelPopulasinya adalah Ibu hamilyang melahirkan hingga satu tahunterakhir saat dilakukan penelitian.Sampel diambil dengan teknik Fixed-Disease Sampling, yaitu prosedurpencuplikan berdasarkan statuspenyakit subyek, sedangkan statuspaparan subjek bervariasi mengikutistatus penyakit subjek yang sudahfixed (Murti, 2006). Di sini digunakansampel sebanyak 120 responden.4. Analisis DataAnalisis statistik yang digunakanyaitu analisis regresi gandalogistik. Analisis regresi gandalogistik adalah alat statistik yangsangat kuat untuk menganalisispengaruh antara sebuah paparan danpenyakit (yang diukur ordinal) dandengan serentak mengontrol pengaruhsejumlah faktor perancu potensial.Rumus yang digunakan sebagaiberikut (Murti, 1997):ln ÷ ÷øöç çèæ

Page 9: Jurnal Penelitian Antenatal Care

- pp1 = a + b1x1 + b2x2 +b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6Di mana :p : Probabilitas ibu hamil memeriksakan antenatal dengan lengkap.1 - p : Probabilitas ibu hamil memeriksakan antenatal dengan tidak lengkap.a : Konstantab1..b5 : Konstanta regresi variabel bebas x1…x5x1 : Jenis Penyedia Pelayanan Kesehatan0. Rumah Bersalin1. Puskesmasx2 : Biaya pelayanan antenatal0. ≤ Rp. 27.700,001. > Rp. 27.700,00x3 : Pendapatan keluarga0. ≤ Rp. 1.423.493,001. > Rp. 1.423.493,00x4 : Kepesertaan asuransi kesehatan0. bukan peserta asuransi kesehatan1. Peserta asuransi kesehatanx5 : Jumlah anak ibu hamil0. ≤ 2 anak1. > 2 anakx6 : Tenaga pemberi pelayanan0. Bidan1. Dokter/SpesialisMenurut Murti (1997), modelregresi logistik dapat digunakan untuk:a) Mengukur pengaruh antara variabelrespon dan variabel prediktorsetelah mengontrol pengaruh prediktor(kovariat) lainnya.b) Keistimewaan analisis regresiganda logistik dibanding dengananalisis ganda linier adalah kemampuannyamengkonversi koefisienregresi (bi) menjadi OddsRatio (OR). Untuk variabel prediktoryang berskala katagorial, makarumus OR = Exp (bi)C. HASIL PENELITIANAnalisis regresi ganda logistikperbedaan pengaruh Analisis datamenggunakan program SPSS Version13.0. Ringkasan regresi ganda logistikdisajikan dalam Tabel 1.

Page 10: Jurnal Penelitian Antenatal Care

Tabel 1Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda LogistikKelengkapan Pemeriksaan Antenatal terhadap Variabel Bebas PenelitianVariabelModel 1 Model 2OddsRatioExp (B)Odds RatioConfidenceInterval 95%OddsRatioExp (B)Odds RatioConfidenceInterval 95%Jenis Pelayanan AntenatalPuskesmas 1 1Rumah Bersalin 0,33 (0,15 - 0,71) 0,46 (0,08 – 2,77)Biaya pelayanan Antenatal≤ Rp. 27.700,00 1> Rp. 27.700,00 0,32 (0,04 – 2,45)Pendapatan Keluarga≤ Rp. 1.423.493,00 1> Rp. 1.423.493,00 17,77 (4,53 – 69,64)Asuransi KesehatanBukan Peserta 1Peserta 2,03 (0,40 -10,31)Jumlah Anak Ibu Hamil≤ 2 anak 1> 2 anak 0,08 (0,01 – 0,48)Tenaga Pemberi PelayananAntenatalBidan 1Dokter/Spesialis 2,08 (0,41 -10,45)N observasi 120 120R2 Nagelkerke 0,092 0,453Sumber: Hasil penelitian, diolah.

Tabel 1 menunjukkan hasilregresi perbedaan pengaruh kelengkapanpemeriksaan antenatal terhadapjenis pelayanan antenatal, biaya pelayananantenatal, pendapatan keluarga,kepesertaan asuransi kesehatan,

Page 11: Jurnal Penelitian Antenatal Care

jumlah anak ibu hamil dan tenagapemberi pelayanan. Terbagi menjadi 2tahap analisis yaitu: Model 1 danModel 2, dengan hasil analisis sebagaiberikut:Model 1. memasukkan variabelindependen penelitian, sebagai berikutyakni kelengkapan pemeriksaanantenatal dengan tidak memasukkanvariabel perancu, hanya variabel jenispelayanan antenatal. Model 2memasukkan variabel independenpenelitian, sebagai berikut yaknikelengkapan pemeriksaan antenataldengan variable perancu biaya pelayananantenatal, pendapatan keluarga,kepesertaan asuransi kesehatan,jumlah anak ibu hamil dan tenagapemberi pelayanan.1. Odds Ratio (OR)Pada model 1, Odds Ratio jenispenyedia pelayanan antenatal adalah0,3, sedangkan pada Model 2. OddsRatio adalah 0,5. Pada hasil tersebutmenunjukkan terdapat perbedaanestimasi Odds Ratio antara Model 1(Analisis kasar tanpa memperhitungkanvariabel-variabel perancupotensial) dan Model 2 (Analisisdengan memperhitungkan variabelvariabelperancu potensial) yangberarti bahwa variabel-variabel biayapelayanan antenatal, pendapatankeluarga, kepesertaan asuransikesehatan, jumlah anak ibu hamil dantenaga pemberi pelayanan memangmerupakan variabel-variabel perancu.a. Jenis pelayanan AntenatalOdds Ratio jenis penyedia pelayananantenatal adalah 0,5. Hal inimenunjukkan pelayanan antenatal diRumah Sakit Bersalin 0,5 kali lebihkecil kelengkapan pemeriksaan antenataldibandingkan dengan Puskesmas(OR = 0,46; CI 95 % = 0,08 – 2,77),setelah mempertimbangkan confounding

Page 12: Jurnal Penelitian Antenatal Care

faktors biaya pelayanan antenatal,pendapatan keluarga, kepesertaanasuransi kesehatan, jumlah anak ibuhamil dan tenaga pemberi pelayanan.b. Biaya pelayanan AntenatalOdds Ratio biaya pelayananantenatal adalah 0,3. Hal ini menunjukkanbiaya pelayanan antenatallebih besar dari Rp. 27.700,00 (rataratadata penelitian) 0,3 kali lebihkecil kelengkapan pemeriksaan antenataldibandingkan dengan biayapelayanan antenatal kurang dari atausama dengan Rp. 27.700,00 (OR =0,32; CI 95 % = 0,04 – 2,45), setelahmempertimbangkan confounding faktorsjenis pelayanan antenatal, pendapatankeluarga, kepesertaan asuransikesehatan, jumlah anak ibu hamil dantenaga pemberi pelayanan.c. Pendapatan KeluargaOdds Ratio pendapatan keluargaadalah 17. Hal ini menunjukkanpendapatan keluarga lebih besar dariRp 1.423.493,00 (rata-rata data penelitian)17 kali lebih besar kelengkapanpemeriksaan antental dibandingkandengan pendapatan keluarga kurangdari atau sama dengan Rp1.423.493,00 (OR = 17,77; CI 95 % =4,53–69,64), jenis pelayanan antenatal,biaya pelayanan antenatal, kepesertaanasuransi kesehatan, jumlahanak ibu hamil dan tenaga pemberipelayanan.d. Kepesertaan AsuransiKesehatanOdds Ratio kepesertaan asuransikesehatan adalah 2. Hal ini menunjukkanpeserta asuransi kesehatan 2kali lebih besar kelengkapan pemeriksaanantental dibandingkan denganbukan peserta asuransi (OR = 2,03; CI95 % = 0,04 – 10,31), jenis pelayananantenatal, biaya pelayanan antenatal,pendapatan keluarga, jumlah anak ibu

Page 13: Jurnal Penelitian Antenatal Care

hamil dan tenaga pemberi pelayanan.e. Jumlah Anak Ibu HamilOdds Ratio jumlah anak ibuhamil adalah 0,1. Hal ini menunjukkanRatio jumlah anak ibu hamil0,1 (sepersepuluh) kali lebih kecilkelengkapan pemeriksaan antentaldibandingkan dengan yang mempunyaianak kurang dari atau samadengan 2 anak (OR = 0,08; CI 95 % =0,01– 0,48), jenis pelayanan antenatal,biaya pelayanan antenatal, pendapatankeluarga, kepesertaan asuransi dantenaga pemberi pelayanan.f. Tenaga Pelayanan AntenatalOdds Ratio tenaga pemberipelayanan antenatal adalah 2. Hal inimenunjukkan tenaga pemberi pelayananantenatal oleh dokter/spesialis 2kali lebih besar kelengkapan pemeriksaanantental dibandingkan dengantenaga pemberi pelayanan antenataloleh bidan (OR=2,08; CI 95%= 0,41-10,45), jenis pelayanan antenatal,biaya pelayanan antenatal, pendapatankeluarga, kepesertaan asuransi danjumlah anak ibu hamil.2. Koefisien Determinasi(R2 Nagelkerke)a. Model 1Koefisien R2 Nagelkerke = 0,09.Artinya, model yang memasukkanvariabel-variabel independen yaknijenis penyedia pelayanan antenataldengan tidak memasukkan variabelperancu, mampu menjelaskan sebesar9% tentang kelengkapan pemeriksaanantenatal. Dengan demikian sekitar91 persen. dijelaskan oleh variabelvariabellain yang tidak diteliti dandiukur dalam penelitian ini.b. Model 2Koefisien R2 Nagelkerke = 0,45.Model yang memasukkan variabelvariabelindependen kelengkapanpemeriksaan antenatal dengan variabel

Page 14: Jurnal Penelitian Antenatal Care

perancu biaya pelayanan antenatal,pendapatan keluarga, kepesertaanasuransi kesehatan, jumlah anak ibuhamil dan tenaga pemberi pelayananmampu menjelaskan 45% tentangkelengkapan pemeriksaan antenatal.Sekitar 55% dijelaskan oleh variabelvariabellain yang tidak diteliti dandiukur dalam penelitian ini.D. PENUTUP1. Kesimpulana. Odds Ratio jenis penyedia pelayananantenatal adalah 0,5. Hal inimenunjukkan pelayanan antenataldi Rumah Sakit Bersalin 0,5 kalilebih kecil kelengkapan pemeriksaanantental dibandingkan denganPuskesmas (OR = 0,46; CI 95 % =0,08–2,77), setelah mempertimbangkanconfounding faktors biayapelayanan antenatal, pendapatankeluarga, kepesertaan asuransikesehatan, jumlah anak ibu hamildan tenaga pemberi pelayanan.b. Koefisien determinasi Nagelkerkesebesar 0,45 menunjukkan bahwamodel yang memasukkan variabelvariabelindependen kelengkapanpemeriksaan antenatal denganvariabel perancu biaya pelayananantenatal, pendapatan keluarga,kepesertaan asuransi kesehatan,jumlah anak ibu hamil dan tenagapemberi pelayanan mampu menjelaskansebesar 45% tentang kelengkapanpemeriksaan antenatal.2. Sarana. Untuk Ibu Hamil; perlu memeriksakankehamilannya secara lengkapdi Puskesmas terdekat dan perlumengikuti asuransi kesehatan (danasehat atau tabungan ibu bersalin),agar pemeriksaan antenatal menjadilengkap.b. Untuk Rumah Bersalin; perlumeningkatkan pelayanan antenatal

Page 15: Jurnal Penelitian Antenatal Care

sehingga ibu hamil memeriksakankehamilannya sesuai standar minimalyang diberlakukan MenteriKesehatan Republik Indonesiayaitu pemeriksaan antenatal yanglengkap, untuk mencegah risikokematian ibu hamil dan anak yangdi kandungnya.DAFTAR PUSTAKAAnantanyu, S.; Agustono; dan Ferichani, M., 2001. Faktor-Faktor YangBerhubungan Dengan Tingkat Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Ibu Hamil(Bumil) Di Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar: Kajian PendekatanModel KIE. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Jurnal PusatStudi Kependudukan Populace: JPP, Vol. 1. No. 2, Desember 2001: 57-71.Anies, 2001. Perilaku Pencarian Pengobatan Bagi Balita Keluarga Miskin. Surakarta:Universitas Sebelas Maret Surakarta.Argadiredja, D.S., 2002. Program Pembangunan Kesehatan Tahun 2003. Jakarta:Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan.Argadiredja, 2003. Program Pembangunan Kesehatan Dalam Upaya PeningkatanKualitas Sumber Daya Manusia. Jakarta: Sekjen DepKes RIArmansyah, 2006. Propil Kesehatan Kabupaten Asahan Tahun 2005. Asahan: DinasKesehatan Kabupaten Asahan.Azwar, A., 1996. Mengenal Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: Ikatan DokterKeluargaBoediono, 2002. Seri Sinopsis; Pengantar Ilmu Ekonomi No 1. Edisi 2. Yogyakarta:Penerbit BPFE.Darmastuti, E. 2003. Pengaruh Program TABULIN dalam gerakan saying Ibuterhadap Kelengkapan Pelayanan Antenatal di Kabupaten PATI. Surakarta:UNSDepKes RI, 1999. Upaya Akselerasi Penurunan AKI. Jakarta: DepartemenKesehatan RI._________, 2001. Profil Kesehatan Indonesia 2000. Jakarta: Departemen KesehatanRI.Detty S. N., Djaswadi D., dan Mohammad Hakimi, 1996. Morbiditas Maternal danPemanfaatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak di Kabupaten Purworejo.Yogyakarta: Laboratorium Penelitian Kesehatan dan Gizi MasyarakatUniversitas Gadjah Mada. http://www.chnrl.org/survaillance/page.htm20/03/2003Djaswadi D.; Joko. S; Saribin. H, 2000. Persepsi –perilaku Ibu Hamil danMasyarakat terhadap Resiko Kehamilan Persalinan di Kabupaten Purworejo.Hasil Penenelitian Kerjasama LPKGM, Bagian Obstetri dan Ginekologi sertaFakultas Kedokteran UGM dengan RSUP. Dr. Sarjito, Yogyakarta.Dursin, R., 2000. Traditional Birthing Costs Mothers’ Lives. Asia Times SoutheastAsia, June 14, 2000Effendy, N., 1995. Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran.

Page 16: Jurnal Penelitian Antenatal Care

Farrer, H., 2001. Perawatan Maternitas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGCFolland Sherman, Allen C. Goodman and Miron Stano, 2001. The Economics ofHealth and Health Care. Third Edition. New Jersey: Prentis Hall Inc.Frankenberg E., Duncan T., Kathleen B., 1999. The Real Costs of Indonesia’sEconomic Crisis: Preliminary Findings from the Indonesia Family LifeSurveys. Los Angeles: UCLA – Demographic Institute of the University ofIndonesia.Hair Jr. J.F., Anderson R.E., Tatham R.L., Block W.C., 1998. Multivariate DataAnalysis. Upper Saddle River, New York: Prentis Hall.Hananto, W., 2001. Gerakan Mengubah Perilaku dan Penajaman Program PrioritasKesehatan sebagai Upaya Inovatif untuk Menurunkan AKB di NTB. MedikaOnline. Jurnal Kedokteran dan Farmasi. http://www.tempointeraktif.com/medika 200808/05/08Junaidi, P. 2005. Implementasi Indikator Kinerja Propernas di Provinsi. Jurnal JMPKVol.08?No.1/Maret 2005Khofifah I.P., 2001. Makalah Kunci oleh Menteri Negara Pemberdayaan Perempuanpada Seminar Nasional “Sosialisasi Paradigma Baru Kependudukan MenujuKeluarga Berkualitas”. Surakarta: Pusat Penelitian Kependudukan LembagaPenelitian UNS.Kost K., Landry DJ., Darroch JE.,1998. The Effects of Pregnancy Planning Status onBirth Outcomes and Infant Care. Family Planning Perspectives. 30: 223-230.sept-Oct 1998. United States; The Alan Guttmacher Institute, New York.Kristanti, Tin A., dan Yuana W., 2002. Surkesnas Workshop on Evidence forDecicion Making. Jakarta: Balitbangkes DepKes RI, 28 Januari – 28 Maret2002.Marc D.M., Joan L., and Suzanne G., 1999. Costing of Reproductive HealthServices. International Family Planning Perspectives. Vol 25 , Supplement,January 1999. New York: The Alan Guttmacher Institute.Margolis L.H, Kotelchuck M, and Chang H.Y., 1997. Factors Associated with EarlyMaternal Postpartum Discharge from the Hospital. United States: Archives ofPediatrics & Adolescent Medicine Journal, Vol 151, Page: 466 – 472, May1997Martono, 2004. Pengaruh Perilaku Ibu Hamil Terhadap Kejadian Bayi Berat BadanLahir Rendah (BBLR). Surakarta: UNSMeiwita B. I., et al, 1999. Behavior Factors of Health Care Provider: A Challenge inReproductive Program. Indonesian Journal of Epidemiology. Vol 3 (2) 1999.Jakarta: The Population Council.Mills, A. Dan Gilson, L., 1990. Ekonomi Kesehatan Negara-Negara SedangBerkembang. Jakarta: DianRakyat.Mohamad, K.; Jacobalis, S.; dan Bertens, K., 1995. RUMAH SAKIT: AntaraKomersialisasi dan Etika. Jakarta: Penerbit PT Gramedia WidiasaranaIndonesia.Murti, B., 2006. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif danKualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.________, 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi Kedua) JilidPertama, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Page 17: Jurnal Penelitian Antenatal Care

________, 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi (Edisi Kedua) JilidPertama, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Mudigdo, A., 1998. Studi Hubungan antara Ante Natal Care dengan TingginyaAngka Kematian Bayi di Kabupaten Karanganyar. Surakarta: FakultasKedokteran Universitas Sebelas Maret. Laporan Penelitian.Rose, W., dan Neil, 2005. Panduan Lengka: Perawatan Kehamilan. Jakarta: PT DianRakyat.Saifudin, A.B.; Adriaansz, G.; Wiknjosastro, G.H.; dan waspodo, D., 2002. BukuAcuan Nasional: Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal. Edisi PertamaCetakan Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.SDKI, 2003. Survai Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: BPSSetyawati, N., 2004. Pengaruh Kepesertaan JPS-BK Terhadap PengeluaranPelayanan Kesehatan. Surakarta: Tesis Magister kedokteran Keluarga UNS.Sugiarto, A., 2002. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan PenolongPersalinan di Puskesmas Gabus II Kecamatan Gabus Kabupaten Pati.Surakarta: Tesis Magister kedokteran Keluarga UNSSugiyanto, H.; Sugihardjo.; Supardjo, 2001. Faktor-faktor yang MempengaruhiPemberdayaan Suami untuk Menunjang Maternal Health di Kota Surakarta.Surakarta: Pusat Studi Kependudukan – Lembaga Penelitian UniversitasSebelas Maret. Laporan Penelitian.Sugiyono, 2005. Metode penelitian Administrasi. Bandung; Penerbit AlfabetaSuhita,R.; Utami, T.; dan Wijaya, M., 1998. Kualitas Pelayanan Polindes. StudiKasus Wilayah Puskesmas I Grogol, Kec. Grogol Sukoharjo. Surakarta:Pusat Studi Wanita – Lembaga Penelitian Universitas Sebelas Maret.Sumarno, 2005. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Pemanfaatan FasilitasPelayanan Kesehatan di Wilayah Puskesmas Manahan Surakarta. Surakarta:Skripsi Fakultas Ilmu Kedokteran UMS.Vaessen, M., 2002. Nepal Demographic and Helath Survey (NDHS) 2001. Nepal:Family Health Division Departemen of Health Services Ministry of HealthHis Majesty’s Government Kathmandu, New ERA Kathmandu, ORC MacroCalverton, Maryland USA, April 2002.Zubaedah, 1999. Hamil dan Melahirkan di Negeri Kincir Angin. Berita BerkalaJender dan Kesehatan Vol. 6. Agustus 1999.

His persalinan adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri di mana tuba falopii memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari ‘pacemaker’ yang terdapat di dinding uterus daerah tersebu