komposisi bonsai "grouping"

9
KOMPOSISI BONSAI ‘GROUPING’ Komposisi adalah penataan atau aransemen. Hampir semua rana seni membutuhkan kemampuan sang seniman untuk bisa membuat komposisi. Termasuk dalam seni bonsai yang dalam perwujudan karyanya melibatkan kemampuan dalam rana seni rupa. Dalam kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman dalam pembentukan komposisi bonsai grouping. Menata bonsai grouping ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan : 1. Seleksi bahan bonsai yang sesuai konsep (sebagai obyek) 2. Seleksi bahan alam lain, juga harus disesuaikan sesuai rencana dan skalanya (sebagai subyek) 3. Pengetahuan tentang teori perspektif (secara rasional & skalatis) 4. Imajinasi dan pemahaman terhadap panorama atau pemandangan alam. 5. Pengetahuan holtikultura pohon yang akan di pakai. Dari kelima faktor-faktor tersebut di atas dapatlah kita jabarkan untuk menjadikannya sebagai pola pemikiran: Dalam pembuatan bonsai grouping pemilihan jenis tanaman sebaiknya di pilih sesuai dengan persyaratan tumbuh yang dikehendaki. Sebagai contoh kita ingin membuat komposisi pohon-pohon yang berdiri tegak lurus keatas, maka pohon yang dipilih haruslah mempunyai karakter tumbuh yang demikian. Keseragaman jenis, bentuk dan karakter pohon adalah hal-hal yang sangat penting untuk diperhaitakn. Kalaupun ada kelainan baik itu jenis, bentuk atau karakternya, bisa di tampilkan hanya sebagai aksen atau ‘center of interest’ dari keseluruhan komposisi. Karena pada dasarnya gambaran pohon grouping adalah sebuah pemandangan dari sekelompok pohon yang hidup di satu area tertentu. Maka dalam hal ini secara logis pohon-pohon tersebut adalah pohon-pohon yang sama jenisnya. Alasan lain juga untuk bisa menenampilkan satu karakter dalam sebuah kelompok. Inilah intisari dari komposisi pohon grouping secara pemahaman alam. Sebagai contoh : Kita akan membuat pohon grouping dengan karakter tumbuh masing-masing pohon adalah tumbuh

Upload: rudi-julianto

Post on 08-Aug-2015

771 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

artikel bonsai

TRANSCRIPT

Page 1: komposisi Bonsai "grouping"

KOMPOSISI BONSAI ‘GROUPING’

Komposisi adalah penataan atau aransemen. Hampir semua rana seni membutuhkan kemampuan sang seniman untuk bisa membuat komposisi. Termasuk dalam seni bonsai yang dalam perwujudan karyanya melibatkan kemampuan dalam rana seni rupa.

Dalam kesempatan kali ini saya akan berbagi pengalaman dalam pembentukan komposisi bonsai grouping. Menata bonsai grouping ada beberapa faktor yang perlu di perhatikan :

1. Seleksi bahan bonsai yang sesuai konsep (sebagai obyek)2. Seleksi bahan alam lain, juga harus disesuaikan sesuai rencana dan skalanya (sebagai

subyek)3. Pengetahuan tentang teori perspektif (secara rasional & skalatis)4. Imajinasi dan pemahaman terhadap panorama atau pemandangan alam.5. Pengetahuan holtikultura pohon yang akan di pakai.

Dari kelima faktor-faktor tersebut di atas dapatlah kita jabarkan untuk menjadikannya sebagai pola pemikiran: Dalam pembuatan bonsai grouping pemilihan jenis tanaman sebaiknya di pilih sesuai dengan persyaratan tumbuh yang dikehendaki. Sebagai contoh kita ingin membuat komposisi pohon-pohon yang berdiri tegak lurus keatas, maka pohon yang dipilih haruslah mempunyai karakter tumbuh yang demikian. Keseragaman jenis, bentuk dan karakter pohon adalah hal-hal yang sangat penting untuk diperhaitakn. Kalaupun ada kelainan baik itu jenis, bentuk atau karakternya, bisa di tampilkan hanya sebagai aksen atau ‘center of interest’ dari keseluruhan komposisi. Karena pada dasarnya gambaran pohon grouping adalah sebuah pemandangan dari sekelompok pohon yang hidup di satu area tertentu. Maka dalam hal ini secara logis pohon-pohon tersebut adalah pohon-pohon yang sama jenisnya. Alasan lain juga untuk bisa menenampilkan satu karakter dalam sebuah kelompok. Inilah intisari dari komposisi pohon grouping secara pemahaman alam. Sebagai contoh : Kita akan membuat pohon grouping dengan karakter tumbuh masing-masing pohon adalah tumbuh tegak lurus keatas. Pohon cemara adalah salah satu jenis pohon yang sangat cocok untuk menjadi pilihan. Karena ada karakter dan kebiasaan hidup pohon cemara pada umumnya adalah tegak lurus keatas. Cabangnya yang tumbuh tidak menjauh dari batang (menambah kesan ramping dan tinggi), dedaunan yang cenderung bisa menggumpal tumbuh di perantingan di ujung batang (menimbulkan kesan tua). Tetapi perlu di ingat, bahwa kita bisa menggunakan pohon lain untuk meniru karakter pohon cemara tersebut. Tentunya dengan pemilihan jenis yang bisa di atur pertumbuhannya seperti pohon cemara. Pemilihan jenis pohon yang kurang tepat akan fatal akibatnya, karena karakter alam dari sekelompok pohon sebagai tujuan utama dalam pencapaian komposisi bonsai grouping tidak akan tersirat baik. Contohnya : Akan sangat tidak cocok dalam contoh diatas kita memilih pohon jenis beringin untuk dijadikan obyek.

Tentu saja kita juga akan kombinasikan pohon-pohon yang akan kita tata dengan elemen alam lain. Misalkan texture tanah, bebatuan, kayu kering, air, lumut dan lain2. Elemen- elemen alam lain adalah subyek yang akan kita komposisikan dengan pohon-pohon sebagai oyek dalam sebuah wadah

Page 2: komposisi Bonsai "grouping"

atau pot. Obyek adalah nyata yaitu pohon, sedangkan subyek bisa imajiner dan perannya hanya sebagai pendukung atau pelengkap. Semisal bebatuan kita imajinasikan sebagai pegunungan, lumut kita ibaratkan rumput, dll. Di sini imajinasi dan kemampuan kita yang jeli untuk memperhitungkan skala atau perbandingan sangat dibutuhkan. Banyak komposisi bonsai grouping yang terlihat kurang enak untuk dinikmati. Salah satu sebab adalah karena dalam komposisi tersebut kurang memperhitungkan skala (perbandingan).

Pengetahuan tentang perspektif dan skala sangat berguna dalam penerapan dalam komposisi bonsai grouping. Pohon terbesar di letakkan paling depan dan terkecil paling belakang akan menimbulkan kesan kedalaman atau demensi yang baik. Dedaunan teratas lebih rimbun dari yang di bawahnya juga akan menimbulkan sebuah pemandangan logis di alam yang sesungguhnya. Besarnya bebatuan yang di tata mengecil ke belakang, sungai atau jalan setapak yang mennyempit kebelakang, dan masih banyak lainnya.

Menata bonsai grouping tidak semudah menata bonsai gaya lainnya. Di tuntut imajinasi dan pemahaman alam yang luar biasa agar sang seniman bisa membayangkan panorama apa yang akan di buat atau di komposisikan dalam sebuah wadah atau pot kosong. Untuk mempermudah langkah ini kita bisa meniru gambar-gambar atau panorama sesungguhnya yang ada di alam.

Selanjutnya kita juga sebaiknya memahami karakter dan kebiasaan tumbuh pohon yang akan kita tanam. Di mulai dari pemilihan media tanam yang cocok, pupuk, penyiraman dan hambatan hama. Menjaga kesehatan pohon adalah mutlak dan ekstra hati-hati, mengingat biasanya bonsai grouping di tanam dalam wadah atau pot yang tipis (media terbatas).

Sebagai panduan dasar kita bisa membedakan bonsai grouping dari jarak kita memandang sebuah panorama:

1. Pemandangan jarak jauh (“far view”) Ini adalah sebuah panorama yang kita lihat dari jarak jauh. Pada pemandangan ini besar dan bentuk pohon akan terlihat hampir sama. Maka detail pohon bukan menjadi prioritas. Penekanan komposisi pada obyek adalah kumpulan dedaunan yang sebaiknya di tata sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan sebuah ruang atau demensi yang baik. Dengan memperhatikan skala yang baik, subyek juga berperan menciptakan ruang dan demensi.

2. Pemandangan Jarak sedang (“land scape”) Ini adalah sebuah panorama yang kita lihat dari jarak sedang. Ruang atau demensi tercipta dari susunan jauh dekat dan besar kecil pohon. Detail pohon sudah seharusnya agak di tampilkan pada pohon-pohon utama. Subyek, seperti texture tanah dan besar kecil perletakan batu juga harus di perhitungkan agar tercipta perspektif yang logis.

3. Pemandangan Jarak dekat (“close up”) Ini adalah sebuah panorama yang kita lihat dari jarak dekat. Jelas detail semua pohon harus terlihat sebagai kekuatan atau penekanan komposisi ini. Seperti komposisi “land scape” ruang tercipta oleh susunan jauh dekat dan besar kecil pohon. Dalam komposisi ini sebaiknya tidak menggunakan pohon dalam jumlah banyak (lebih dari 9 pohon). Tujuannya agar penikmat tidak terfokus untuk memperhatikan detail

Page 3: komposisi Bonsai "grouping"

masing-masing pohon dalam jumlah banyak, sehingga esensi dari keseluruhan komposisi tidak tersirat dengan baik.

Berikut adalah sebuah contoh proses pembuatan bonsai grouping: Pohon-pohon mungil ini adalah jenis Sancang (gambar 1). Sancang adalah jenis tanaman yang cepat tumbuh dan mudah beradaptasi dalam segala cuaca. Demikian juga dalam cara berkembang biak, semai biji, cangkok atau stek sangat memungkinkan. Medianya cukup dengan menggunakan pasir malang yang telah di campur dengan Furadan (obat serangga) dan Dekastar (makanan cadangan). Pemupukan menggunakan fermentasi kotoran Kambing seminggu sekali.

Gambar 1 (tanggal 25-11-2006)

Sengaja di tanam dengan cara stek sebagai bahan untuk membuat bonsai grouping. Seperti terlihat pada gambar dan tanggal pemotretan (25-11-2006), pohon-pohon tersebut telah berusia 9 bulan sejak pertama kali di stek. Dari kondisi yang ada yaitu tinggi pohon berkisar antara 7-12 cm, besar batang pohon berkisar 4-7 mm. Maka saya memutuskan untuk membuat komposisi bonsai grouping “far

Page 4: komposisi Bonsai "grouping"

view” karena besar dan bentuk pohon hampir sama dan berukuran relative kecil untuk bisa di tampilkan detail anatominya.

Sesuai konsep awal, saya akan kombinasikan dengan bebatuan yang saya imajinasikan sebagai perbukitan untuk menciptakan ruang atau demensi (gambar 2 ). Batu-batu tersebut adalah asli, terdiri bari bongkahan utama yang berbentuk seperti silinder. Batu yang di samping kiri dan kanan adalah beberapa batu yang disusun menyerupai silinder juga. Digunakan bahan semen untuk melekatkan satu sama lain. Ketiga bagian batu tersebut dasarnya tembus ke bawah, sehingga media bisa berhubungan langsung dengan media yang ada di pot. Dengan demikian drainase akan lancar, dan penggantian media kelak akan mudah. Permainan tinggi rendah bebatuan bertujuan memberi perbedaan tinggi rendah titik tumbuh. Hal ini disebabkan bahan yang kita punya berukuran hampir sama. Texture juga di pilih agar terlihat sebagai penggambaran bukit yang di lihat dari jarak jauh.

Gambar 2 (tanggal 19-3-2007)

Page 5: komposisi Bonsai "grouping"

Penekanan pada penataan dedaunan dalam kombinasi tinggi rendah bebatuan adalah hal penting yang harus diperhatikan. Hal ini dilakukan dengan penataan besar-kecil dan tinggi-rendah pohon. Penggantian pot ke dalam ukuran lebar yang di rencanakan telah dilakukan. Meskipun masih menggunakan pot berukuran tebal, mengingat masih perlunya media yang cukup untuk pertumbuhan.

Gambar 3 (tanggal 9-5-2007)

Setelah kurang lebih 2bln, pohon sudah terlihat sehat dan tumpuh dengan baik. Dalam fase ini sudah bisa dilakukan penggantian pot yang seharusnya di pakai. Pemilihan pot mulai dari warna dan ukurannya harus di sesuaikan . Kontur tanah diatur tinggi rendahnya. Lumut sudah bisa mulai kita tanam, semprotkan pupuk “B1” setelah lumut di pasang dan letakkan ditempat teduh selama 1 minggu.

Proses training terhadap pohon dilakukan secara pruning terus menerus, mengingat Sancang adalah jenis pohon yang sangat mudah tumbuh. Perlu di perhatikan bahaya hama yang sering menyerang tanaman jenis ini, yaitu kutu ‘cabuk putih’. Jalan terbaik menghindarinya adalah dengan cara pencegahan. Pencegahan dapat di lakukan dengan cara menjaga agar batang atau ranting tetap kering (tdak lembab). Melakukan pembersihan berkala setiap minggu, sikat batang menggunakan sikat gigi bekas dengan air yang telah di campur sedikit fungisida.

Page 6: komposisi Bonsai "grouping"

Gambar 4 (tanggal 10-11-2007

Enam bulan berselang setelah pergantian pot, cara trainaing pruning terbukti sangat efektif untuk training jenis pohon Sancang. Kita bisa lihat pada gambar 4, Daun sudah terlihat lebat dan komposisi nya seolah menggambarkan sekumpuluan pohon tua yang hidup di perbukitan.

Inilah tujuan yang akan kita capai dalam pembuatan komposisi ini. Panorama indah ini dapat terwujud dalam sajian yang menarik hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun.

Bahan yang sederhana di padu dengan konsep yang sederhana, akan menjadi sebuah karya sederhana yang menarik untuk di nikmati.

“SIMPICITY IS THE BEST”

Page 7: komposisi Bonsai "grouping"