kuliah jiwa 4

19
Gangguan Kepribadian Dr. Rudi Indrawan, SpKJ

Upload: reza-saputree

Post on 13-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bh

TRANSCRIPT

Page 1: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian

Dr. Rudi Indrawan, SpKJ

Page 2: kuliah jiwa 4

Ciri kepribadian:•Pola perilaku yang cenderung menetap, relatif stabil, merupakan ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan cara-cara berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain.

Page 3: kuliah jiwa 4

Ciri kepribadian yang:•Disharmoni sikap dan perilaku cukup berat meliputi beberapa fungsi : afek, kesiagaan, pengendalian impuls, cara memandang dan berfikir, gaya berhubungan dengan orang lain.•Pola perilaku abnormal berlangsung lama / berjangka panjang, pervasif, maladaptif, tidak fleksibel.•Selalu muncul pada masa kanak-kanak atau remaja berlanjut sampai dewasa.•Menyebabkan personal distress.•Mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.•Bersifat alloplastik dan ego sintonik. Tidak berkaitan langsung dengan kerusakan / penyakit otak berat (Gross brain damage or disease) atau gangguan jiwa.

Page 4: kuliah jiwa 4

Etiologi:•Faktor genetik•Faktor temperamental•Faktor biologis•Faktor psikoanalitik

Page 5: kuliah jiwa 4

Klasifikasi

Kelompok A : Aneh, eksentrik•Gangguan kepribadian paranoid•Gangguan kepribadian skizoid•Gangguan kepribadian skizotipal

Page 6: kuliah jiwa 4

Kelompok B : Dramatik, emosional, tidak menentu/erratic•Gangguan kepribadian antisosial•Gangguan kepribadian ambang•Gangguan kepribadian histerionik•Gangguan kepribadian narsistik

Page 7: kuliah jiwa 4

Kelompok C : Cemas, ketakutan•Gangguan kepribadian menghindar•Gangguan kepribadian dependen•Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif (anankastik)•Gangguan kepribadian pasif agresif•Gangguan kepribadian depresif

Page 8: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Paranoid

• Ketidakpercayaan dan kecurigaan perpasif terhadap orang lain:– Menduga tanpa dasar orang lain membahayakan /

mengkhianatinya.– Ragu terhadap loyalitas dan kejujuran teman.– Tindakan orang lain dianggap merendahkan / mengancam.– Pendendam.– Curiga terhadap kesetiaan pasangan / cemburu yang patologis.– Membanggakan diri bahwa dia rasional dan objektif,

sebenarnya tidak.– Emosi dingin, tidak hangat.– Terjadi pada dewasa awal.

Page 9: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Skizoid

• Pola perpasif pelepasan dari hubungan social dan rentang pengalaman emosi yang terbatas dalam lingkungan interpersonal:– Tidak memiliki minat atau menikmati hubungan dekat

dengan orang lain.– Selalu memilih aktivitas seorang diri.– Memiliki sedikit, jika ada, minat menikmati hubungan

seksual dengan orang lain.– Tidak memiliki teman dekat selain sanak saudara derajat

pertama.– Tidak acuh terhadap pujian / kritikan.– Emosi dingin, lepas, pendataran afek.– Mulai dewasa awal.

Page 10: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Skizotipal

• Pola perpasif deficit sosial dan interpersonal:– Ideas of reference (gagasan yang menyangkut diri sendiri).– Keyakinan aneh atau pikiran magis (percaya takhyul,

clairvoyance/dapat melihat apa yang akan terjadi, telepati).– Pengalaman persepsi yang tidak lazim, illusi tubuh.– Pikiran atau bicara aneh (samar-samar, sirkumstansial, metaforik,

terlalu berbelit, stereotipik).– Kecurigaan / idea paranoid.– Afek tidak sesuai atau terbatas.– Perilaku atau penampilan aneh, eksentrik, janggal.– Tidak memiliki teman akrab atau orang yang dipercaya kecuali sanak

saudara derajat pertama.– Kecemasan sosial, ketakutan paranoid.– Mulai dewasa awal.

Page 11: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Antisosial

• Pola perpasif tidak menghargai dan melanggar hak orang lain:– Gagal mematuhi norma sosial sesuai hukum (mencuri dsb.)– Tidak jujur (bohong, nama samaran, menipu).– Impulsivitas, tidak dapat merencanakan masa depan.– Irritabilitas, agresivitas (perkelahian, penyerangan).– Secara sembrono mengabaikan keselamatan diri/orang lain.– Terus-menerus tidak bertanggung jawab.– Tidak ada penyesalan.– Terjadi sejak usia 15 tahun.

Page 12: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Ambang

• Pola perpasif ketidakstabilan hubungan interpersonal, citra diri dan afek, impulsivitas yang jelas:– Perbatasan antara neurosis dan psikosis.– Disebut juga skizofrenia ambulatorik.– Disebut juga as if personality.– Disebut juga skizofrenia pseudoneurotik.– Disebut juga karakter psikotik.– Disebut juga gangguan kepribadian yang tidak stabil

secara emosional.– Mulai dewasa awal.

Page 13: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Histrionik

• Pola perpasif emosionalitas dan mencari perhatian berlebihan:– Tidak merasa nyaman dalam situasi dimana ia tidak merupakan pusat

perhatian.– Interaksi dengan orang lain secara seduktif (godaan seksual) atau

perilaku provokatif.– Pergeseran emosi yang cepat, ekspresi emosi yang dangkal.– Terus-menerus menggunakan penampilan fisik untuk menarik

perhatian.– Gaya bicara sangat impresionistik.– Dramatisasi diri, teatrikal, ekspresi emosi berlebihan.– Mudah disugesti atau mudah dipengaruhi orang lain/situasi.– Menganggap hubungan menjadi lebih intim ketimbang sebenarnya.– Mulai dewasa muda.

Page 14: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Narsistik

• Pola perpasif kebesaran (dalam khayalan atau perilaku), membutuhkan kebanggaan, tidak ada empati:– Memiliki rasa kepentingan diri yang besar (jadi orang terkenal dsb.).– Preokupasi dengan khayalan akan keberhasilan, kekuatan, kecerdasan,

kecantikan, dsb.– Yakin bahwa ia adalah “khusus/unik”, dapat dimengerti oleh orang yang

khusus atau memiliki status tinggi.– Butuh kebanggaan berlebihan.– Perasaan bernama besar mencolok.– Ekspoitatif secara interpersonal mengambil keuntungan dari orang lain

untuk capai tujuannya sendiri.– Tidak memiliki empati: tidak mau mengenali atau mengetahui perasaan dan

kebutuhan orang lain.– Sering merasa iri pada orang lain atau yakin orang lain iri padanya.– Perilaku/sikap yang congkak/sombong.– Mulai dewasa awal.

Page 15: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Menghindar/Cemas

• Pola perpasif hambatan sosial, perasaan tidak cakap, peka berlebihan terhadap penilaian negatif:– Menghindari aktifitas pekerjaan yang memerlukan kontak

interpersonal (oleh karena takut akan kritik, celaan, penolakan).– Tak mau terlibat dengan orang lain kecuali merasa yakin

disenangi.– Keterbatasan dalam hubungan intim (takut

dipermalukan/ditertawai).– Preokupasi dengan sedang dikritik/ditolak dalam situasi sosial.– Terhambat dalam situasi interpersonal yang baru oleh karena

perasaan tidak adekuat.– Memandang diri sendiri janggal, tidak menarik, lebih rendah

dari orang lain.– Enggan untuk mengambil risiko pribadi atau melakukan aktivitas

baru.– Mulai dewasa awal.

Page 16: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Dependen

– Sulit ambil keputusan tanpa bantuan orang lain.– Butuh orang lain untuk menerima tanggung jawab.– Sulit mengekspresikan ketidaksetujuan pada orang

lain.– Sulit memulai sesuatu dengan dirinya sendiri (tidak

punya keyakinan diri).– Berusaha berlebihan mendapatkan asuhan dan

dukungan orang lain.– Merasa tidak nyaman/tidak berdaya jika sendirian.– Rasa takut ditinggal untuk merawat diri sendiri.– Mulai dewasa awal.

Page 17: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Obsesif-Kompulsif (Anankastik)

– Terokupasi dengan perincian, aturan, daftar, urutan, jadwal, susunan.

– Perfeksionisme yang mengganggu penyelesaian tugas.– Secara berlebihan setia pada pekerjaan dan produktivitas,

mengabaikan waktu luang dan persahabatan.– Terlalu hati-hati, teliti, tidak fleksibel tentang moral, etika,

nilai-nilai.– Enggan mendelegasikan tugas atau bekerja dengan orang

lain.– Kikir untuk diri sendiri atau orang lain.– Kaku dan keras kepala.– Mulai dewasa awal.

Page 18: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Pasif Agresif

– Secara pasif menolak memenuhi tugas sosial dan pekerjaan rutin.

– Mengeluh tidak dimengerti dan tidak dihargai.– Cemberut dan argumentatif.– Tanpa alasan mengkritik dan mencemooh atasan.– Rasa cemburu dan benci terhadap yang lebih

beruntung.– Suara diperkeras, keluhan terus-menerus atas

ketidakberuntungannya.– Ganti-ganti antara tantangan bermusuhan dan

perasaan berdosa.– Mulai dewasa awal.

Page 19: kuliah jiwa 4

Gangguan Kepribadian Depresif

– Tenang, introvert, pasif, tidak sombong.– Bermuram durja, pesimis, serius, tak dapat

merasakan kegembiraan.– Mengkritik diri sendiri, menyalahkan diri sendiri.– Ragu-ragu, kritik orang lain, sukar memaafkan.– Hati-hati, bertanggung jawab, disiplin.– Memikirkan hal yang sedih, merasa cemas.– Asyik dengan peristiwa negative, rasa tak berdaya,

kelemahan pribadi.