laporan - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... ·...

66
LAPORAN PENELITIAN DASAR INTERDISIPLINER EFEKTIVITAS KEBIJAKAN DANA DESA DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA (Studi Efektivitas Dana Desa di Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ) Oleh: Ketua Tim : Dr. Haniah Hanafie, M.Si (FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Anggota : Dr. Agus Nugraha, MA (FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN) LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: leminh

Post on 02-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

LAPORAN

PENELITIAN DASAR INTERDISIPLINER

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN DANA DESA

DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN

MASYARAKAT DESA

(Studi Efektivitas Dana Desa di Kecamatan Karangjaya,

Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat )

Oleh:

Ketua Tim : Dr. Haniah Hanafie, M.Si (FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anggota : Dr. Agus Nugraha, MA (FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

PUSAT PENELITIAN DAN PENERBITAN (PUSLITPEN)

LP2M UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018

Page 2: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan penelitian yang berjudul Efektivitas Kebijakan Dana Desa

dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa (Studi Efektivitas

Dana Desa di Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi

Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan

oleh Dr. Haniah Hanafie, M.Si dan Dr. Agus Nugraha, MA serta telah memenuhi

ketentuan dan kriteria penulisan laporan akhir penelitian sebagaimana yang

ditetapkan oleh Pusat Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN), LP2M UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 6 Oktober 2018

An. Tim Peneliti,

Ketua,

Dr. Haniah Hanafie, M.Si

NIP: 19610524 2000 03 2 003

Mengetahui,

Kepala Pusat, Ketua Lembaga,

Penelitian dan Penerbitan (PUSLITPEN) Penelitian dan Pengabdian Kepada

LP2M UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Masyarakat (LP2M) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

WAHDI SAYUTI, MA DR. ALI MUNHANIF, MA., PhD.

NIP.19760422 200701 1 012 NIP. 19651212 199203 1 004

i

Page 3: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Dr. Haniah Hanafie, M.Si. (Ketua)

Jabatan : Dosen Tetap

Unit Kerja : Fisip UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Alamat : Pamulang 2 . Jl. Benda Barat 13 B, Blok D 35, No. 22

Pondok Benda , Pamulang, Tangerang Selatan.

No. Hp. 081291158161

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Judul penelitian Efektivitas Kebijakan Dana Desa dalam

Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa (Studi Efektivitas

Dana Desa di Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya,

Provinsi Jawa Barat) merupakan karya orisinal Tim Peneliti.

2. Jika di kemudian hari ditemukan fakta bahwa judul, hasil atau bagian dari

laporan penelitian ini merupakan karya orang lain dan /atau plagiasi, maka

kami (Tim Peneliti) akan bertanggungjawab untuk mengembalikan 100 %

dana hibah penelitian yang telah kami (Tim Peneliti) terima dan siap

mendapatkan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku serta bersedia untuk

tidak mengajukan proposal penelitian kepada Puslitpen LP2M UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta selama 2 tahun berturut turut.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 6 Oktober 2018

Yang Menyatakan,

An. Tim Peneliti,

Ketua,

Dr. Haniah Hanafie, M.Si

NIP. 19610524 2000 03 2 003

ii

Page 4: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

Abstrak

Tujuan penelitian untuk mengkaji tentang Efektivitas Kebijakan Dana Desa

dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa (Studi Efektivitas Dana

Desa di Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa

Barat). Teori Efektifitas dan Peningkatan Ekonomi dijadikan sebagai kerangka

pembahasan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitati. Lokasi

penelitian di empat desa, yaitu : Desa Sirnajaya, Karangjaya, Citalahap dan

Karanglayung, Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi

Jawa Barat. Wawancara, observasi dan telaah dokumen sebagai teknik

pengumpulan data dan dianalisis secara Deskriptif dengan menggunakan

tahapan analisis McNabb. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan

Dana Desa di Kecamatan Karang Jaya efektif dalam Meningkatkan

Perekonomian Masyarakat Desa. Dikatakan efektif, karena peruntukkan

kebijakan Dana Desa sesuai dengan sasaran dan tujuan. Sedangkan

keberhasilan dalam peningkatan perekonomian dilihat dari segi peningkatan

pendapatan, penyerapan tenaga kerja, kelancaran distribusi barang,

peningkatan jumlah pedagang dan stabilitas harga.

Kata Kunci : Efektifitas, Dana Desa, Peningkatan Perekonomian.

iii

Page 5: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

DAFTAR ISI

Hal

Judul

Lembar pengesahan…………………………………………………………….i

Pernyataan Bebas Plagiasi………………………………..…………................ii

Abstrak ................................................................................................................iii

Daftar Isi ..............................................................................................................iv

Daftar Tabel…………………………………………………………………….vi

Daftar Gambar…………………………………………………………………vii

BAB I : Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1

B. Perumusan Masalahan Penelitian ....................................................5

C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian...................................................6

BAB II : Landasan Teori, Litertur Review dan Kerangka Berpikir

A. Kajian Pustakai ................................................................................8

B. Kajian Teori …………...................................................................10

C. Kerangka Berpikir..........................................................................19

BAB III : Metodologi Penelitian

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ...................................................20

B. Lokasi Penelitian ...........................................................................20

C. Sumber Data………….………………………………… ………20

D. Teknik Pengambilan Sampel (key informan)………………… ....21

E. Teknik Analisis Data ……………………………………………21

F. Hasil Yang Diharapkan…………………………………… ……22

iv

Page 6: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

BAB IV : Penyajian dan Pembahasan Hasil Penelitian

A. Setting Sosial………………………………………………….…23

B. Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa di Kecamatan

Karang Jaya……………………………………………………....30

C. Efektifitas Kebijakan Dana Desa dalam Peningkatan Perekonomian

Masyarakat Desa………………………………………………......41

C.1. Peningkatan Pendapatan……………………………………..41

C.2. Penyerapan Tenaga Kerja ………………...…………………44

C.3. Kenaikan Jumlah Pedagang di Desa…………………………46

C.4. Kelancaran Distribusi Barang Ekonomi …………………….48

C.5. Stabilitas Harga………………………………………………50

D. Temuan-temuan………...................................................................51

BAB V : Penutup

A. Kesimpulann …………..…………………………………………53

B. Rekomendasi……………………………………………………..54

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................55

v

Page 7: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel IV.1. Luas Daerah dan Rata-Rata Ketinggian Desa

dari Permukaan Laut …………………………………….. 27

Tabel IV. 2. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Seks Ratio ………. 27

Tabel IV. 3 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja

Menurut Pekerjaan ………………………………………… 28

Lanjutan Tabel IV. 3 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas

yang Bekerja Menurut Pekerjaan ………………………….. 28

Tabel IV. 5 Jumlah Dusun, RW dan RT Tahun 2016 ………………… 29

Tabel IV. 6 Jumlah Pegawai Desa Menurut Jabatan dan

Jenis Kelamin Tahun 2016 ……………………………….. 29

Tabel IV. 7 Rincian Dana Desa 2015, 2016 dan 2017 beserta

Pengunaannya Desa Sirnajaya Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya …. 32

Tabel IV. 8 Rincian Dana Desa 2015, 2016 dan 2017 beserta

Pengunaannya Desa Karangjaya Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya …. 34

Tabel IV. 9 Rincian Dana Desa 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya

Desa Karanglayung Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya ………………. 36

Tabel IV. 10 Rincian Dana Desa 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya

Desa Citalahab Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya ………………………37

Vi

Page 8: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

Daftar Gambar

Hal

Gambar 1. Kerangka berpikir ……………………………………………….19

Gambar 2. A.Procedure for Data Analysis………………………………….……21

Gambar 3. Peta Kecamatan Karang Jaya …………………….……………..26

vii

Page 9: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ditangkapnya Bupati Pamekasan yang diduga menerima suap atas

penyelewengan Dana Desa pada bulan Agustus lalu (Kompas.Com, 3 Agustus

2017), membuat Dana Desa (DD) m a s i h menjadi isu penting dan mendapat

perhatian pemerintah maupun masyarakat. Hal ini mengingat Dana Desa

bersumber dari APBN, jumlahnya cukup besar, yaitu sebanyak Rp20.7 Trilyun

untuk 74.093 desa di seluruh Indonesia pada tahun 2015, sehingga rawan

ditunggangi kepentingan politis untuk pemilu, pemilukada dan potensi korupsi di

daerah tinggi (Direktorat Litbang KPK, 2015).

Dana Desa diperuntukkan bagi desa, ditransfer melalui APBD

Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat (Permendagri No. 113 tahun 2014, Bab I, Pasal 1, ayat 9).

Dana Desa merupakan bentuk komitmen dan keberpihakan negara kepada

desa, sebagai investasi untuk kemandirian desa dan kesejahteraan masyarakat.

Dilaksanakan secara transparan, akuntabel, deliberasi dan partisipatif untuk

menjamin kewenangan, pembangunan, perencanaan. Dana Desa disesuaikan

dengan kehendak rakyat dan berorientasi pada kesejahteraan. Dana Desa yang

didistribusikan kepada desa, dikategorikan menjadi dua yaitu Dana Desa (DD)

yang berasal dari APBN dan Alokasi Dana Desa (ADD) yang berasal dari APBD

(“Politik Dana Desa” oleh Marwan Jafar dalam Seri Diskusi Institut Peradaban).

Page 10: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

2

Semakin banyak desa yang dimiliki daerah, maka semakin besar Dana

Desa yang diterima pemerintah daerah dan semakin tinggi peluang pemerintah

daerah untuk membangun dan meningkatkan perekonomian masyarakat di desa.

Jumlah desa di seluruh Indonesia saat ini sebanyak 74.093 desa dan berdasarkan

Indeks Pembangunan Desa (IPD) 2014, terdapat 20.168 desa (27,22 %) berstatus

desa tertinggal (Kompas.Com, Tanggal 20 Oktober 2015). Sedangkan jumlah desa

yang telah dibangun oleh Dana Donor PNPM sebanyak 42.416 desa (53,96%) dan

sisanya dibangun oleh Non PNPM sebanyak 36.187 desa (46,04%).

Pembagian Dana Desa, didasarkan pada jumlah desa (ayat 1), tingkat

kesulitan geografis (ayat 3) dan Jumlah penduduk, luas wilayah, angka

kemiskinan, serta indeks kemahalan (ayat 4, Pasal 11, PP No. 22 Tahun 2015

tentang Dana Desa Yang Bersumber dari APBN). Namun realisasinya, 90 %

dibagi rata ke semua desa dan 10 % memperhitungkan variabel. Jadi semakin

banyak desa yang dimiliki daerah, maka semakin besar Dana Desa yang

diterima. Dengan demikian, semakin besar pula peluang pemerintah daerah untuk

membangun dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa.

Namun berdasarkan hasil kajian dan kegiatan koordinasi

dan supervisi pencegahan KPK (Direktorat Litbang, 2015), ternyata efektifitas

kebijakan Dana Desa sangat diragukan dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat desa, karena akuntabilitas pengelolaan keuangan di daerah masih

rendah. Sesuai Permendagri No. 113, tentang Pengelolaan Keuangan Desa Tahun

2014, Bab III, pasal 3 dan 4, Kepala Desa adalah pemegang kekuasaan

pengelolaan keuangan desa dan dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa,

dibantu oleh PTPKD (Pasal 3). PTPKD ditetapkan dengan Keputusan Kepala

Desa (Pasal 4) dan berasal dari unsur Perangkat Desa yang terdiri dari: a).

Sekretaris Desa, b). Kepala Seksi dan c). Bendahara. Prinsip transparansi,

akuntabel, partisipatif dan tertib, disiplin anggaran (Bab II, Pasal 2) dipakai untuk

pengelolaan keuangan desa, tapi kenyataannya prinsip tersebut, belum mampu

Page 11: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

3

diimplementasikan dengan baik oleh setiap Desa, sehingga Kebijakan Dana Desa

tidak efektif.

Selain itu, Dana Desa yang digulirkan di tataran empiris, sangat kecil

dirasakan oleh masyarakat desa, karena prosentasenya lebih banyak untuk

membayar para pendamping, sebagaimana yang pernah terjadi pada Dana Donor

PNPM. Dalam Makalah Seri Diskusi Institut Peradaban di Jakarta (2015),

ditemui hanya 4 % dana yang dirasakan warga miskin dari 31 % dana yang

diperuntukkan warga desa saat Dana Donor PNPM (Masa Pemerintahan SBY)

digulirkan. Sedangkan 27 % lainnya untuk warga lapisan atas dan 69 %

dialokasikan untuk membayar pendamping.

Kecilnya jumlah alokasi dana bagi rakyat miskin di desa, karena

pembangunan desa masih dilihat sebelah mata oleh pemerintah (Misbahul Anwar

dan Bambang Jatmiko, tt) dan besarnya biaya pendampingan (69%), ternyata

belum juga mampu membimbing Pemerintah Desa menjadi “cerdas” dalam

pembuatan laporan tentang keuangan desa, sebagaimana di temui dalam hasil

penelitian Farida (Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 2015:118) bahwa

ternyata persoalan SDM pengelola masih menjadi kendala utama dalam

pembuatan pertanggungjawaban administrasi keuangan tahun 2013, di Desa

Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik, karena belum

mampu mengikuti aturan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, masih

dibutuhkan pendampingan dari aparat Pemerintah Daerah.

Penelitian yang sama juga ditemukan Ade Irma dalam e-Jurnal Katalogis,

Volume 3 Nomor 1 (Januari 2015: 136) di Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten

Sigi. Meskipun persoalan perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban baik

secara teknis maupun administrasi sudah berjalan dengan baik, tetapi dalam

pertanggung jawaban administrasi keuangan, masih diperlukan pendampingan

dari aparat pemerintah daerah. Selain itu, masih ditemui indikasi pengelolaan

keuangan yang belum sesuai dengan ketentuan peraturan. Persoalan akuntabilitas

Page 12: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

4

pelaksanaan Dana Desa, secara tidak langsung berdampak pula pada

efektifitas kebijakan Dana Desa.

Dalam penelitian Azwardi dan Sukanto (2014), ditemukan bahwa Alokasi

Dana Desa selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2012 yang dilaksanakan di

desa desa wilayah Provinsi Sumatera Selatan tidak efektif, karena tidak

berpengaruh terhadap peningkatan dan kegiatan perekonomian masyarakat desa

tersebut.

Selain itu, penelitian Lalu Satria Utama (2016) juga mengatakan bahwa

kegiatan di Desa Kateng, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Loteng, didanai

Dana Desa, belum optimal dan pelaksanaan pembangunan sarana ekonomi desa

belum efektif, pertanggunjawaban belum Substantif, hanya bersifat administrif.

Persoalan pengelolaan keuangan desa yang belum efektif, menunjukkan

bahwa pemerintah, baik pusat maupun daerah belum serius dalam membangun

desa. Meskipun terdapat pula desa yang memperoleh pelatihan dan pendampingan

baik oleh pemerintah kabupaten maupun NGOs, kapasitas dan efektifitas relatif

baik dan pelayanan dasar, infrastruktur maupun ekonomi desa tumbuh dengan

baik. Sedangkan desa yang tidak memperoleh pelatihan dan pendampingan secara

memadai, kapasitas dan efektifitas sangat rendah (Seri Diskusi Institutut

Peradaban, 25 Februari 2015).

Oleh karena itu, penelitian efektivitas kebijakan dana desa masih tetap

relevan untuk dikaji. Banyak penelitian difokuskan pada Alokasi Dana Desa

(ADD) bukan Dana Desa (DD). Selain itu, efektivitas yang diteliti peneliti lain

tidak menghubungkan dengan peningkatan perekonomian masyarakat desa dan

tidak menggunakan indikator efektivitas yang dikemukakan Mahmudi (2005: 92).

Sedangkan penelitian ini justru melihat keterkaitan efektifitas antara kebijakan

Dana Desa (DD) dengan peningkatan perekonomian masyarakat desa dengan

Page 13: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

5

menggunakan indikator (aspek-aspek) efektifitas dan indikator (aspek-aspek)

peningkatan ekonomi.

Kabupaten Tasikmalaya, sebagai salah satu kabupaten yang mendapatkan

kucuran Dana Desa (DD) sebesar Rp 227 Milyar bagi 69 Desa pada tahun 2017

(Radar Tasikmalaya, 2017). Namun sebelum itu, setiap kabupaten yang memiliki

desa telah memperoleh kucuran Dana Desa pada tahun 2015 dan 2016.

Kabupaten Tasikmalaya memiliki 10 kecamatan dengan 69 Desa. Produk-produk

Kabupaten Tasikmalaya sangat dikenal masyarakat, terutama seperti Kerajinan

Bordir, Selai Pisang dan Nasi Tutug Oncom merupakan salah satu makanan yang

berasal dari Kabupaten ini.

Kabupaten Tasikmalaya juga dikenal sebagai pusat keagamaan besar di

Jawa Barat, yang memiliki lebih dari 800 pesantren tersebar di penjuru wilayah

Kabupaten. Potensi yang demikian banyak, perlu dikembangkan dan ditingkatkan

terutama di tingkat pedesaan, agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

desa. Salah satu faktor yang diharapkan dapat mendukung peningkatan

perekonomian masyarakat desa adalah bantuan Dana Desa. Oleh karena itu,

efektivitas kebijakan Dana Desa menarik untuk diteliti di Kabupaten Tasikmalaya,

khususnya di Kecamatan Karang Jaya. Hasil pra survei Tim Peneliti,

menunjukkan bahwa Kecamatan Karang Jaya memiliki lokasi yang cukup unik-

berada di bawah kaki Gunung Pani’isan, Gunung Laku dan Gunung Cipayung,

jauh dari keramaian, dan desa-desanya telah melaksanakan pembangunan jalan

dan jembatan yang didanai Dana Desa.

B. Perumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Pembangunan apa saja yang telah di danai oleh Dana Desa di Desa Citalahab,

Desa Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Karang

Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat ?

Page 14: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

6

2. Bagaimana Efektifitas kebijakan Dana Desa di Desa Citalahab, Desa

Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Karang Jaya,

Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat ?

3. Bagaimana pendapatan warga desa setelah ada pembangunan dari Dana Desa ?.

4. Bagaimana penyerapan tenaga kerja warga desa setelah ada pembangunan dari

Dana Desa ?.

5. Apakah terdapat kenaikan jumlah pedagang di desa setelah ada pembangunan

yang dibiayai Dana Desa ?

6. Bagaimana kelancaran distribusi barang dagangan di desa setelah terdapat

pembangungan yang dibiayai Dana Desa ?

C. Tujuan dan Signifikansi Penelitian

C.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui, mengkaji dan menganalisis:

a) Hasil-hasil Pembangunan yang telah di danai oleh Dana Desa di Desa

Citalahab, Desa Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya,

Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa

Barat.

b) Efektifitas kebijakan Dana Desa di Desa Citalahab, Desa Karangjaya,

Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya, Kecamatan Karang Jaya,

Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat.

c) Keterkaitan Efektifitas Kebijakan Dana Desa dengan Pendapatan

Warga Desa setelah ada pembangunan dari Dana Desa .

d) Keterkaitan Efektifitas Kebijakan Dana Desa dengan Penyerapan

Tenaga Kerja Warga Desa Setelah ada pembangunan dari Dana Desa.

e) Keterkaitan Efektifitas Kebijakan Dana Desa dengan Kenaikan

Jumlah Pedagang di desa setelah ada Pembangunan dari Dana Desa.

f) Keterkaitan Efektifitas Kebijakan Dana Desa dengan Kelancaran

Distribusi Barang Dagangan di desa setelah terdapat Pembangungan

dari Dana Desa.

Page 15: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

7

C.2. Signifikansi Penelitian

Secara teoritik, penelitian ini dapat memperkaya khasanah teori

efektifitas dan teori kebijakan publik dalam meningkatkan perekonomian

masyarakat desa yang lebih komprehensif. Dan secara praktis, memiliki

signifikansi dalam :

a) Mendorong keterlibatan masyarakat, agar ikut memiliki, menjaga dan

memelihara hasil pembangunan yang ada di desa.

b) Mendorong pelaksanaan pembangunan desa lebih efektif dan efisien.

c) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa di bidang ekonomi.

d) Meningkatkan akuntabilitas yang menyeluruh untuk mencegah

korupsi.

--00--

Page 16: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

Pada Bab ini, diuraikan mengenai kajian Pustaka (Literatur Review) dan

Kerangka Teori yang terdiri dari Teori Efektifitas, Kebijakan dan Peningkatan

Ekonomi.

A. Kajian Pustaka (Literatur Review)

Amelyana Agustin dkk. (tt: 735) mengadakan penelitian dengan judul

Efektifitas Dana Pembangunan Fisik (kualitatif) . Dalam penelitian ini, dikatakan

bahwa efektivitas dana pembangunan fisik Desa Pucangro Kecamatan Gudo

Kabupaten Jombang tidak efesien, karena tidak memenuhi kualitas daya guna

pembangunan fisik. Selain itu, hasil pembangunan tidak efektif, karena

masyarakat kurang merasakan manfaat. Hasil pembangunan yang dilaksanakan ,

tidak lebih dari satu tahun jalan tersebut telah rusak. Dengan demikian, dana

pembangunan terbuang dengan percuma, karena hasilnya tidak dinikmati

masyarakat.

Hampir sama dengan penelitian Agustin dkk, Azwardi dan Sukanto (2014)

dengan penelitian deskriptif kualitatif, digunakan analisis inferensial, yang

berjudul Efektivitas Alokasi Dana Desa (ADD) dan Kemiskinan di Provinsi

Sumatra Selatan, ditemukan bahwa penyaluran ADD belum sesuai dengan

ketentuan yang berlaku, karena terdapat daerah yang menyalurkan ADD tidak

sesuai dengan ketentuan pemerintah, tetapi tidak dikenakan sanksi. Selain itu,

hasil penelitian Azwardi dan Sukanto melalui regresi sederhana menunjukkan

bahwa tidak ada pengaruh yang positip ADD terhadap tingkat kemiskinan.

Penelitian Aprisiami Putriyanti (2012), berbeda dengan Agustin dkk dan

Azwardi dan Sukanto. Putriyanti meneliti tentang Akuntabilitas Penyelenggaraan

Dana Desa di Desa Aglik, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo. Hasil

Page 17: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

9

penelitian Putriyanti, ditemukan bahwa penguatan akuntabilitas Pemerintahan

Desa Aglik rendah, karena masyarakat kurang respon terhadap informasi Laporan

Penyelenggaraan Dana Desa, sehingga pengawasan terhadap pertanggungjawaban

pemerintah desa menjadi kurang atau dapat dikatakan rendah. Dapat dikatakan

masyarakat apatis, tidak peduli terhadap pembangunan yang dibiayai Dana Desa.

Penelitian kualitatif dilakukan Astri Furqani (2010) tentang manajemen

keuangan Dana Desa di Desa Kalimo Kecamatan Kalianget Kabupaten

Sumenep. Hasil penelitian dinyatakan bahwa prinsip transparansi hanya terlihat

pada saat perencanaan pembangunan desa. Sedangkan semua proses tidak

memenuhi prinsip pertanggungjawaban yang digariskan dalam Permendagri

No. 37 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa. Selain itu,

prinsip akuntabilitas sangat rendah karena tidak melibatkan masyarakat dan BPD

(Badan Permusyawaratan Desa) dalam pertanggungjawaban keuangan.

Penelitian yang besifat kualitatif yang dilakukan Teguh Riyanto (2015)

dengan judul Akuntabilitas Finansial dalam Pengelolaan ADD di Kantor

Desa Perangat Selatan, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai

Kartanegara mengatakan bahwa pengelolaan ADD belum dapat

dipertanggungjawabkan karena masih terdapat aturan-aturan baru yang muncul di

BPD dan Ketua RT dan faktor cuaca. Sedangkan tingkat partisipasi masyarakat

dapat dikatakan tinggi.

Ade Irma (2015) melakukan penelitian di Kecamatan Dolo Selatan,

Kabupaten Sigi tentang Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD).

Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa akuntabilitas pengelolaan Alokasi Dana

Desa dilihat dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban baik

secara teknis maupun administrasi sudah berjalan dengan baik. Namun dalam hal

pertanggungjawaban administrasi keuangan kompetensi sumberdaya manusia

pengelola masih merupakan kendala utama, sehingga masih memerlukan

pendampingan dari Aparat Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi dan masih

Page 18: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

10

ditemukan cukup banyak indikasi bahwa pengelolaan administrasi keuangan ADD

belum sepenuhnya sesuai dengan ketentuan peraturan daerah.

Penelitian Faridah dalam Jurnal ilmu dan Riset Akuntasi Vol. 4, No. 5

(2015) tentang Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) hampir mirip

dengan apa yang ditemukan oleh Ade Irma. Dalam penelitian ini, juga ditemukan

pada tingkat perencanaan sudah baik, karena melibatkan masyarakat dan secara

teknis dan administratif juga sudah baik. Namun masih terdapat kekurangan,

karena dalam pertanggungjawaban administrasi keuangan, kompetensi sumber

daya manusia pengelola masih menjadi kendala utama. Oleh karena itu,

masih diperlukan pendampingan dari aparat pemerintah daerah untuk

menyesuaikan dengan peraturan yang ditentukan, yang setiap tahunnya

mengalami perubahan.

Penelitian-penelitian terdahulu tentang kebijakan Dana Desa dan Alokasi

Dana Desa, umumnya difokuskan pada akuntabilitas dan transparansi. Sedangkan

p enelitian ini justru berbeda, akan mengkaji kebijakan Dana Desa yang

bersumber dari APBN dari segi efektifitasnya yang terkait dengan aspek

Kontribusi Kebijakan, Pencapaian Sasaran, Intensitas yang Dicapai, Penilaian

Pencapaian Tujuan dan Tingkat Kepuasan dalam meningkatkan perekonomian

masyarakat desa. Selain itu, penelitian ini juga melihat keterkaitan efektifitas

kebijakan dana desa dengan peningkatan perekonomian masyarakat desa.

B. Kajian Teori

B.1. Teori Efektivitas

Kata Efektivitas atau dikenal dengan istilah keefektifan yang berasal dari

kata dasar efektif, menunjukkan pada taraf tercapainya hasil. Hal ini senantiasa

dikaitkan dengan pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan di antara

keduanya. Efektivitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi

lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan

Page 19: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

11

membandingkan antara input dan outputnya (Siagian, 2007: 24). Selanjutnya

Sondang P Siagian (2007) mengatakan bahwa efektivitas adalah pemanfaatan

sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atas jasa kegiatan

yang dijalankannya. Efektivitas juga menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai

tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati

sasaran, berarti makin tinggi efektivitasnya.

Mahmudi (2005: 92), justru mendefinisikan efektivitas sebagai hubungan

antara output dengan tujuan. Semakin besar output yang dihasilkan dari tujuan

yang ditentukan, maka semakin efektif organisasi, program atau kegiatan tersebut.

Dengan demikian, efektivitas dapat digambarkan sebagai siklus input, proses dan

output yang mengacu pada hasil daripada suatu organisasi, program atau kegiatan

yang menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan waktu) telah dicapai,

serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan dan targetnya.

Hal ini berarti bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-

mata hasil atau tujuan yang dikehendaki.

Dapat disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan tercapainya semua

tujuan yang telah ditetapkan, dikaitkan dengan ketepatan waktu, biaya (efisiensi)

dan melibatkan partisipasi aktif dari stakeholder yang terkait.

Terdapat beberapa indikator Efektivitas (Mahmudi, 2005: 92), yaitu

meliputi : 1). Kontribusi Kebijakan, 2). Pencapaian Sasaran, 3). Intensitas yang

Dicapai, 4). Penilaian Pencapaian Tujuan dan 5). Tingkat Kepuasan. Selain

Mahmudi, Muasaroh (2010: 13), diakses dalam literaturbook.blogspot.co.id,

tanggal 1 Oktober 2017) juga mengemukakan aspek-aspek efektivitas, antara

lain: (1) Aspek tugas atau fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektif, jika

melaksanakan tugas atau fungsinya, begitu juga suatu program akan efektif, jika

tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik; (2) Aspek rencana atau

program, apabila seluruh rencana dapat dilaksanakan, maka rencana atau

Page 20: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

12

program tersebut dikatakan efektif; (3) Aspek ketentuan dan peraturan,

efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidaknya aturan

yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatannya; dan

(4) Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif

dari sudut hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai.

Penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah

suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana dapat dicapai. Semakin

banyak rencana dapat dicapai, maka semakin efektif kegiatan tersebut. Dengan

demikian, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat

dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai.

Untuk mengukur efektivitas (keefektifan) pengelolaan Dana Desa dalam

pembahasan penelitian ini, maka digunakan indikator efektivitas dan aspek-aspek

efektivitas yang dikemukakan Mahmudi dan Muasaroh tersebut di atas.

B.2. Kebijakan

James E. Anderson (1995: 22) , mengatakan bahwa A. Purpose course of

action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of

cancern (kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu

yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku untuk

memecahkan suatu masalah). Selanjutnya M. Irfan Islamy (1984: 25) juga

mengutip Anderson (1995) menambahkan bahwa kebijakan publik adalah

kebijakan yang dikembangkan oleh badan dan pejabat pemerintah (public policies

are those policies developed by governmental).

Berikut karakteristik kebijakan publik dikemukakan Anderson (1995)

yang dikutip M. Irfan Islamy (1984: 25), yaitu antara lain: a). purposive), b).

Page 21: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

13

Courses or pattern of actions, c). What government actually do, d). Either positive

or negative, e). Based on law and is authoritative).

Sedangkan Thomas R. Dye (1992) dalam M. Irfan Islamy (1984: 24)

mengatakan kebijakan publik adalah apa pun pilihan pemerintah untuk melakukan

sesuatu atau tidak melakukan sesuatu (Public policy is whatever the government

choose to do or not to do).

Nicholas Henry ( 1995: 363-364), mengatakan bahwa kebijakan publik

dapat dianalisis dari dua sudut, yaitu : dari segi proses dan dari segi hasil dan

akibat/efek. Dari kedua sudut pandang ini, maka pandangan kedua (dari segi

hasil dan akibat/efek) yang dijadikan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini.

Sedangkan kebijakan publik yang dianalisis dari segi hasil dan akibat/efek ini

sifatnya preskriptif, yaitu menunjukkan cara-cara untuk meningkatkan

mutu/kualitas isi, hasil dan akibat dari kebijakan tersebut (bagaimana cara

meningkatkan kualitas proses atau hasil dari pembuatan kebijakan). Teori yang

dapat digunakan dalam kategori analisis adalah Teori Pilihan Rasional, Teori

Incremental dan Teori Mixed Scanning.

1).Teori Pilihan Rasional (Rational Choice Theory)

Teori ini mengatakan bahwa setiap individu akan berperilaku secara

rasional, memperhitungkan efisiensi biaya dan keuntungan bagi nilai-nilai sosial,

sehingga akan dipilih alternatif yang terbaik (Nicholas Henry, 1995: 373). Oleh

karena itu dibutuhkan struktur organisasi pemerintah (birokrasi) yang optimal

mengatur arus informasi, sehingga memperoleh umpan balik yang baik.

2). Teori Incremental (Incremental Theory)

Teori ini memandang kebijakan publik sebagai suatu kelanjutan kegiatan-

kegiatan pemerintah di masa lalu dengan hanya memodifikasi sedikit-sedikit alias

tambal sulam.

Page 22: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

14

3). Teori Mixed Scanning (Mixed Scanning Theory)

Teori ini dikemukakan oleh Amitai Etzioni. Teori ini adalah

penggabungan antara Teori Pilihan Rasional dengan Teori Incremental, karena

melihat kelemahan kedua teori tersebut. Meskipun tambal sulam yang

dilaksanakan, tetapi harus benar-benar rasional.

Di antara teori-teori yang dikemukakan di atas, teori Pilihan Rasionallah

yang tepat untuk diterapkan dan bila teori ini benar-benar dapat

diimplementasikan dengan baik dan benar, maka kebijakan publik yang ada akan

dapat dinikmati oleh rakyat dengan baik. Selain itu, good will pemegang

kekuasaan untuk membuat suatu kebijakan publik yang berpihak kepada

masyarakat umum adalah suatu kebijakan yang sangat dinantikan. Bagaimana

peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat desa khususnya, maka

terlihat di dalam Efektivitas Pengelolaan Dana Desa yang menjadi fokus dalam

penelitian ini.

B.3. Desa dan Dana Desa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau

hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia (Permendagri No. 113 tahun 2014, Bab I, Pasal 1,

ayat 1).

Dana Desa (DD) adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN) yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer

melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat

(Permendagri No. 113 tahun 2014, Bab I, Pasal 1, ayat 9). Sedangkan Alokasi

Dana Desa yang dikenal dengan ADD merupakan bagian dari keuangan desa

Page 23: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

15

(APBDes) yang bersumber dari APBD (kabupaten /kota). Tujuan Dana Desa

adalah meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa melalui

peningkatan pelayanan publik di desa, memajukan perekonomian desa, mengatasi

kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat masyarakat desa sebagai

subjek dari pembangunan.

Dana Desa (DD) bersumber dari APBN tersebut, merupakan salah satu

sumber pendapatan keuangan Desa yang menjadi bagian dari APBDes.

Realisasi pelaksanaan APBDes harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan

kepada bupati/walikota oleh kepala desa. Pelaporan dilakukan sebanyak 2

semester (Juli dan Januari ), sedangkan pertanggungjawab hanya pada akhir

tahun. Oleh karena itu, pemerintah daerah dalam hal ini bupati/walikota juga

harus mengelola secara efektif, agar dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat.

Pengelolaan keuangan desa (dana desa), telah diatur dalam Permendagri

No. 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa, dengan menggunakan

prinsip transparan, akuntabel, deliberasi dan partisipatif untuk menjamin

kewenangan, pembangunan, perencanaan, sehingga Dana Desa sesuai

dengan kehendak rakyat dan berorientasi pada kesejahteraan (Marwan Jafar,

2015).

B.4. Peningkatan Ekonomi

Dari hasil penelitian (Tim Peneliti UIN Jakarta, 2017), ditemukan bahwa

di Kecamatan Masalembu, Kabupaten Sumenep menunjukkan bahwa

penggunaan anggaran Dana Desa lebih banyak diarahkan pada pembangunan

infrastruktur. Sedangkan pemberdayaan masyarakat tidak terjamah. Selain itu,

hasil Pra Survai di Desa Sirna Jaya Kecamatan Karangjaya, bahwa Dana Desa

telah diperuntukkan bagi pembangunan jalan dan jembatan. Oleh karena itu,

apabila menghubungkan Kebijakan Dana Desa dengan peningkatan ekonomi

masyarakat desa di Kecamatan Karangjaya, maka indikator peningkatan

Page 24: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

16

ekonomi akan dikaitkan dengan peningkatan pendapatan warga desa,

penyerapan tenaga kerja warga desa, kenaikan jumlah pedagang di desa

dan kelancaran distribusi barang dagangan.

a). Pengertian Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan

dan biasanya pendapatan seseorang dihitung setiap tahun atau setiap bulan. Jadi

Pendapatan merupakan gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam

masyarakat. Pendapatan keluarga berupa jumlah keseluruhan pendapatan dan

kekayaan keluarga, dipakai untuk membagi keluarga dalam tiga kelompok

pendapatan, yaitu: pendapatan rendah, pendapatan menengah dan pendapatan

tinggi. Pembagian di atas berkaitan dengan, status, pendidikan dan keterampilan

serta jenis pekerja seseorang namun sifatnya sangat relative (Bangbang Prayuda,

2014).

Sebagaimana pendapat di atas, bahwa pendapatan merupakan gambaran

terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat, oleh karenanya setiap orang

yang bergelut dalam suatu jenis pekerjaan tertentu termasuk pekerjaan di sector

informal atau perdagangan, berupaya untuk selalu meningkatkan pendapatan

darihasil usahanya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya

dan sedapat mungkin pendapatan yang diperoleh dapat meningkatkan taraf hidup

keluarganya.

Selain itu, Pendapatan dapat dikatakan sebagai penerimaan bersih

seseorang, baik berupa uang kontan maupun natura. Pendapatan atau juga disebut

juga income dari seorang warga masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-

faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi. Dan sektor produksi ini

membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses

produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor

produksi di pasar (seperti halnya juga untuk barang-barang di pasar barang)

ditentukan oleh tarik menarik, antara penawaran dan permintaan (Poniwati Asmie,

Page 25: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

17

2008) dalam (https://www.hestanto.web.id/teori-pendapatan-ekonomi, tanggal 4

Januari 2018, diakses tanggal 1 Oktober 2018).

Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga golongan

(Suparmoko, 2000 dalam Ita Yelli Prihandini, 2013), yaitu :

1. Gaji dan Upah. Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan

pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari, satu

minggu maupun satu bulan.

2. Pendapatan dari Usaha Sendiri. Merupakan nilai total dari hasil produksi

yang dikurangi dengan biaya-biaya yang dibayar danusaha ini merupakan

usaha milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota

keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya ini

biasanya tidak diperhitungkan.

3. Pendapatan dari Usaha Lain. Pendapatan yang diperoleh tanpa

mencurahkan tenaga kerja, dan ini biasanya merupakan pendapatan

sampingan antara lain, pendapatan dari hasil menyewakan asset yang

dimiliki seperti rumah, ternak dan barang lain, bunga dari uang,

sumbangan dari pihak lain, pendapatan dari pensiun, dan lain-lain.

Menurut Tohar (2003) dalam Kusmawardhani (2014) pendapatan

perseorangan adalah jumlah pendapatan yang diterima setiap orang dalam

masyarakat yang sebelum dikurangi transfer payment. Transfer Payment yaitu

pendapatan yang tidak berdasarkan balas jasa dalam proses produksi dalam tahun

yang bersangkutan. Pendapatan dibedakan menjadi:

1. Pendapatan asli yaitu pendapatan yang diterima oleh setiap orang yang

langsung ikut serta dalam produksi barang.

2. Pendapatan turunan (sekunder) yaitu pendapatan dari golongan penduduk

lainnya yang tidak langsung ikut serta dalam produksi barang seperti

dokter, ahli hukum dan pegawai negeri.

Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dibedakan menjadi:

a).Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi

pengeluaran dan biaya–biaya dan b). Pendapatan bersih yaitu pendapatan yang

diperoleh sesudah dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya.

Page 26: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

18

Menurut Yudhohusodo dalam Poniwati (2006) dalam

https://www.hestanto.web.id, tanggal 4 Januari 2018, diakses tanggal 1 Oktober

2018) tingkat pendapatan seseorang dapat digolongkan dalam 4 golongan yaitu:

1). Golongan yang berpenghasilan rendah (low income group) yaitu pendapatan

rata-rata dari Rp.150.000 perbulan, 2). Golongan berpenghasilan sedang

(Moderate income group) yaitu pendapatan rata-rata Rp.150.000 – Rp.450.000

perbulan, 3). Golongan berpenghasilan menengah (midle income group) yaitu

pendapatan rata-rata yang diterima Rp.450.000 – Rp.900.000perbulan.

d. Golongan yang berpenghasilan tinggi (high income group) yaitu rata-rata

pendapatan lebih dari Rp.900.000.

b). Penyerapan tenaga kerja warga desa

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang

digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan

tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha.

Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat

pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga

(Zamrowi, M. Taufik.2007).

c). Kenaikan jumlah pedagang

Jumlah kenaikan pedagang di desa maksudnya adalah semakin banyak

masyarakat yang berdagang atau semakin banyak jumlah para pedagang yang

berdatangan di desa tersebut. Intinya baik pedagang intenal maupun eksternal

terjadi kenaikan jumlah di desa.

d). Pengertian distribusi barang dagangan.

Pengertian Distribusi adalah kegiatan ekonomi yang menjembatani

kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai

ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih

meningkat setelah dapat dikonsumsi (http://www.nafiun.com/2013/05/pengertian-

Page 27: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

19

distribusi-tujuan-fungsi diakses 1 Oktober 2018). Kelancaran Distribusi barang

ekonomi dapat diartikan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat desa

mudah atau cepat diperoleh ketika diperlukan.

e). Stabilitas Harga

Yang dimaksud stabilitas harga adalah pemeliharaan suatu tingkat harga

umum yang tidak berubah dari waktu ke waktu dalam suatu perekonomian.

C. Kerangka Berpikir

ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA

(APBN)

DANA DESA (DD)

SECARA EFEKTIF

1). Kontribusi

Kebijakan

2). Pencapaian

Sasaran

3). Intensitas yang

Dicapai,

4). Penilaian

Pencapaian

Tujuan

5). Tingkat Kepuasan

KEBIJAKAN DANA DESA EFEKTIF DALAM MENINGKATKAN

EKONOMI MASYARAKAT DESA DI KECAMATAN KARANGJAYA

PENGELOLAAN DANA DESA

PENINGKATAN

EKONOMI

1) peningkatan

pendapatan warga

desa.

2) penyerapan

tenaga kerja

warga desa

3) kenaikan jumlah

pedagang di desa

4) kelancaran

distribusi barang

Page 28: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

20

--00--

Page 29: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

20

BAB III

METODOLOGI

Pada bagian metodologi ini diuraikan tentang pendekatan, lokasi, sumber

data, teknik pengambilan data dan teknis analisa data.

A. Pedekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian. Tujuan digunakan

pendekatan ini untuk mengungkapkan dan menganalisis fenomena tentang

efektivitas kebijakan Dana Desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

desa, yang belum dapat diungkapkan melalui pendekatan kuantitatif.

B. Lokasi Penelitian

Desa Citalahab, Desa Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya,

Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat, menjadi

tempat atau lokasi penelitian ini dilakukan. Pilihan Lokasi yang berdekatan dalam

satu wilayah kecamatan, selain memudahkan peneliti untuk menjangkaunya, juga

fenomena Efektifitas Dana Desa menarik untuk diteliti.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian berasal dari Data Primer

dan Data Sekunder. Data Primer berasal dari Wawancara dengan Key Informan

dengan menggunakan In-depth interview. Key informan terdiri dari Key

informan sebanyak 4 Kepala Desa, 4 pegawai keuangan Desa, 4 orang

Pendamping Ahli masing masing 4 Desa, 8 Tokoh Badan Permusyaratan

Desa (BPD 4 Desa) dan 2 pegawai Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya bagian

Laporan Realisasi dan Pencairan Dana Desa. Sedangkan data sekunder dari

dokumen-dokumen penting terkait dengan alokasi dan penggunaan Dana Desa

dan Laporan Realisasi Dana Desa.

Page 30: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

21

D. Teknik Pengambilan Sampel (Key Informan)

Teknik yang digunakan, yaitu teknik purposive sampling, karena teknik ini

dipandang lebih representatif dan dapat memberikan informasi yang dapat

menjawab tujuan penelitian. Direncanakan jumlah key informan yang

diwawancai sebanyak 22 orang.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data bersifat deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis

efektivitas kebijakan Dana Desa dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

desa dengan menggunakan tahapan prosedur analisis data, sebagaimana

dikemukakan McNabb (2002: 297) dalam gambar di bawah ini:

Gambar 1: A.Procedure for Data Analysis

Step 1

Organize the data

Step 2 Generate

Categories, themes

and patterns

Step 3

Code the data

Step 6 Write and present

the report

Sumber: McNabb, 2002: 297

Step 5 Search for alternative

explantion

Step 4 Apply the ideas, themes

and categories

Page 31: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

22

F. Hasil Yang Diharapkan

1. Dapat membuat sebuah Model yang Efektivitas Kebijakan Dana

Desa dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Desa,

sehingga dapat dijadikan acuan bagi Pemerintah Desa di

Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya khususnya dan

pemerintah desa lainnya di Indonesia.

2. Secara praktis, dapat memberikan masukan bagi pengambil

kebijakan, terutama Kementrian Transmigrasi dan Desa

Tertinggal dalam mengevaluasi kebijakan tentang Kebijakan

Dana Desa yang Efektif dalam Meningkatkan Perekonomian

Masyarakat Desa.

3. Dihasilkan sebuah artikel dalam bentuk Jurnal, akreditasi

nasional 2018 atau internasional pada tahun 2019.

4. Dihasilkan sebuah buku yang ber ISBN dan didaftarkan ke

HAKI Kemenkumham RI 2019.

--00--

Page 32: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

23

BAB IV

PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dari lapangan yang

dirangkai dalam pelaksanaan Dana Desa di Kecamatan Karangjaya dan

peningkatan perekonomian masyarakat desa dan temuan-temuan. Namun

sebelumnya disajikan tentang setting social Kecamatan Karangjaya.

A. Setting Sosial Kecamatan Karangjaya

A.1. Sejarah Singkat

Wilayah Kecamatan Karangjaya pada awalnya merupakan bagian

dari wilayah Kecamatan Cineam. Wilayah ini, pada masa Kadaleman Galuh

Garatengah kurang lebih pada tahun 1642 yang dipimpin oleh Mas Bangsar atau

Raden Adipati Aria Jayanegara masuk ke wilayah Imbanagara Ciamis. Nama

awalnya adalah Cineang yang berarti tempat neang (bahasa Sunda) atau suatu

tempat (Leuwi/Muara) yang biasa dijadikan tempat berkumpulnya rusa untuk

minum air. Dalam kekuasaan Raden Adipati Aria Anggapraja dalem Galuh

Imbanegara kedua, wilayah Cineang diserahkan kepada Raden Tumenggung

Anggadipa dalem Sukapura (Tasikmalaya sekarang). Mulai saat itu Cineang

termasuk wilayah Sukapura (saat ini Tasikmalaya) dan namanya diganti menjadi

Cineam, akibat orang suruhan salah dengar sehingga salah menyebutkan kata

Cineang menjadi Cineam. Sejak saat itu, wilayah Kecamatan Cineam termasuk

didalamnya wilayah Karangjaya termasuk dalam Kabupaten Tasikmalaya

(http://desacineam.blogspot.com diakses tanggal 29 Sptember 2018).

Baru pada tahun 1992, dibentuk Kemantren Karangjaya untuk membantu

pembinaan wilayah terpencil yakni Desa Karanglayung, Karangjaya, Sirnajaya

dan Citalahab. Desa-desa tersebut, terutama Desa Sirnajaya dan Citalahab agak

sulit dijangkau dari kantor pusat Kecamatan yang berada di Desa Cineam, karena

jarak yang sangat jauh dan sarana jalan yang belum diaspal dengan tanjakan dan

turunan yang sangat terjal.

Page 33: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

24

Pada awal reformasi, ada penghapusan beberapa nomenklatur dan susunan

pemerintahan yakni Keresidenan, Kota Administratif (Kotif), Kewedanaan dan

termasuk Kemantren. Dengan demikian maka Kemantren Karangjaya berubah

menjadi Kecamatan Karangjaya dengan cakupan wilayahnya tetap empat desa

yakni Desa Karanglayung, Karangjaya, Sirnajaya dan Citalahab

(https://id.wikipedia.or diakses tanggal 29 September 2018).

A.2. Lambang Daerah

Kecamatan Karangjaya merupakan salah satu kecamatan yang ada di

wilayah Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Kabupaten Tasikmalaya sendiri

memiliki lambang sebagai berikut :

Lambang tersebut memiliki beragam makna sesuai dengan komponen-

komponen lambang yang ada didalamnya. Perisai bersudut lima berwarna putih

menunjukan sifat gotong royong yang berintikan Pancasila, melambangkan

kepribadian, adat istiadat, kepercayaan dan kebudayaan rakyat daerah, sejak dulu

sekarang dan kemudian. Gunung melukiskan Gunung Galunggung berwarna biru

yang melambangkan ciri tasikmalaya.

Sementara itu, simbul industri melambangkan sebagaian dari sumber

penghidupan rakyat beserta kekayaan alam di daerah Kabupaten Tasikmalaya.

Page 34: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

25

Adapaun tiga buah sungai melambangkan pemberi sumber kehidupan rakyat.

Sawah berwarna hijau terdiri dari 17 petak, melambangkan kesuburan/

kemakmuran rakyat yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sedangkan Sawat berwarna kuning melambangkan sebagian penghidupan rakyat

yang didapat dari kerajinan tangan. Selain itu bambu runcing terbuat dari haur

kuning melambangkan sejarah perjuangan rakyat daerah Tasikmalaya dalam

mengusir kaum penjajah. Pita kuning melambai bertuliskan "Sukapura Ngadaun

Ngora" melambangkan kemajuan yang abadi.

Warna juga memiliki beragam makna, dimana warna putih mengkilat

melambangkan tekad suci, warna hitam berarti kekal dan abadi, warna kuning

melambangkan keadaan yang gilang gemilang (keemasan), warna hijau

melambangkan kehidupan yang tertinggi, adil dan subur makmur sedangkan

warna biru berarti kesetiaan dan kejujuran.

A.3. Kondisi Geografis dan Demografis

Sebagai salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Tasikmalaya,

Kecamatan Karangjaya memiliki luas wilayah 37,87 km persegi dan ketinggian

rata-rata 894 meter dari permukaan laut. Sebelah utara Kabupaten Ciamis,

sebelah timur Kabupaten Ciamis, sebelah selatan Kabupaten Pangandaran,

sebelah barat Kecamatan Cineam. Kecamatan Karangjaya terdiri dari Empat Desa

dengan klasifikasi pedesaan semuanya. Untuk lebih jelaskanya letak geografis

Kecamatan Karangjaya, bisa dilihat pada peta berikut ini.

Page 35: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

26

Sumber : Kecamatan Karangjaya Dalam Angka, 2016.

Luas wilayah Kecamatan Karangjaya dilihat dari komposisi masing-

masing desa dapat ditelaah pada tabel 1.

Page 36: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

27

Tabel 1

Luas Daerah dan Rata-Rata Ketinggian Desa

dari Permukaan Laut

Desa Luas Daerah

(Ha)

Rata2 Ketinggian % Luas

Desa/Kec

Citalahab 826,14 888 21,80

Sirnajaya 1.175,54 790 31,03

Karangjaya 797,47 600 21,05

Karanglayung 988,12 297 26,09

Kecamatan 3.787,27 2.575 100 Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016

Dari tabel tersebut nampak jelas bahwa Desa Sirnajaya merupakan desa

yang memiliki wilayah yang paling luas yakni 1.172,54 Ha (31,03 %), disusul

Desa Karanglayung 988,12 Ha (26,09 %) dan Desa Citalahab 826,14 Ha (21,80

%). Sementara Desa Karangjaya dimana kantor Pemerintahan Kecamatan

Karangjaya berada merupakan desa dengan luas wilayah paling kecil dibanding

tiga desa lainnya yakni 797,47 Ha (21,05 %).

Urutan luas wilayah tersebut tidak linier dengan urutan jumlah penduduk,

dimana desa dengan penduduk paling banyak ditempati Desa Karanglayung

(4.206), diikuti Desa Sirnajaya 3.648 dan Desa Karangjaya 2.868. Sedangkan

Desa Citalahab memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit yakni 1.725. Untuk

lebih jelasnya, gambaran tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2

Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Seks Ratio

Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Seks Ratio

Citalahab 872 853 1.725 102.22

Sirnajaya 1.820 1.838 3.648 99.02

Karangjaya 1.400 1.439 2.868 97,28

Karanglayung 2.066 2.140 4.206 96.54

Jumlah 6.158 6.270 12.428 98,21

Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016

Page 37: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

28

Dari komposisi jumlah penduduk diatas, maka seks rasio penduduk

kecamatan Karangjaya sebesar 98,21dan dengan luas wilayah 3.787,27 Ha atau

37,87 kilometer persegi maka kepadatan penduduk per kilometer persegi adalah

sebesar 328 penduduk. Bila dirinci per desa maka desa Karanglayung adalah desa

terpadat dengan 426 penduduk per kilometer persegi, sedangkan desa Citalahab

adalah desa terjarang penduduknya hanya 209 penduduk per kilometer

perseginya.

Penduduk Kecamatan Karangjaya mayoritas bekerja pada sektor pertanian

yakni 4.914 orang, dan disusul buruh 1.522 orang. Sementara yang berprofesi

sebagai wairausahawan sebanyak 803, karyawan 258 orang dan PNS/TNI/POLRI

127 orang. Selengkapnya gambaran tersebut dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Pekerjaan

Desa PNS/TNI/POLRI Karyawan Buruh Petani Peternak

Citalahab 9 8 52 483 7

Sirnajaya 29 29 126 2.076 4

Karangjaya 17 146 857 854 2

Karanglayung 72 75 487 1.501 1

Jumlah 127 258 1.522 4.914 14

Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016

Tabel 4

Lanjutan Tabel 3

Desa Wiraswasta Pelajar Tdk Bekerja Lainnya Jumlah

Citalahab 85 226 287 566 1.725

Sirnajaya 428 759 168 38 3.658

Karangjaya 133 129 336 393 2.839

Karanglayung 157 75 175 664 4.206

Jumlah 803 268 966 1.661 12.428

Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016

Page 38: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

29

A.4. Pemerintahan

Jumlah Desa di Kecamatan Karangjaya pada tahun 2016 adalah empat

desa, dengan 190 Perangkat, 24 Kedusunan, 36 Rukun Warga (RW) dan 96

Rukun Tetangga (RT). Komposisi Dusun, RW dan RT tersebut dapat ditelaah

pada tabel 2 berikut ini.

Tabel 5

Jumlah Dusun, RW dan RT

Tahun 2016

Desa Dusun RW RT

Citalahab 3 6 13

Sirnajaya 7 11 32

Karangjaya 6 12 24

Karanglayung 7 7 27

Jumlah 24 36 96

Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016

Sementara itu, komposisi secara keseluruhan perangkat desa bisa dilihat

pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 6

Jumlah Pegawai Desa Menurut Jabatan dan Jenis Kelamin

Tahun 2016

Desa Laki-laki Perempuan Jumlah

Kepala Desa 4 - 4

Sekretaris Desa 4 - 4

Kasi Pemerintahan 3 1 4

Kasi Ekbang 4 - 4

Kasi Kesra 4 - 4

Kaur Keuangan 1 3 4

Kaur Administrasi 2 2 4

Kaur Umum 4 - 4

Kepala Dusun 23 - 23

Staf 2 - 2

Ketua RW 46 - 46

Ketua RT 94 1 95

Jumlah 192 6 198 Sumber :Kecamatan Karangjaya Dalam Angka 2016

Page 39: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

30

B. Pelaksanaan Kebijakan Dana Desa di Kecamatan Karangjaya

Pelaksanaan dana desa sebagai implementasi UU Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa diatur dalam PP Nomor 8 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas

PP Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN. Dalam

PP tersebut diatur mekanisme penyaluran dana desa didasarkan pada kinerja

penyerapan dan capaian output serta pengalihan penyaluran melalui Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) di daerah. Untuk penyaluran dari

Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

ditentukan : Tahap I sebesar 60% paling cepat Maret dan paling lambat Juli,

dengan pesyaratan : (1) Perda APBD; (2) Perkada mengenai tata cara pembagian

dan realisasi penyerapan DD tahun sebelumnya; (3) Rata-rata capaian output

paling kurang 50%. Selanjutnya Tahap II sebesar 40%, paling cepat bulan

Agustus dengan persyaratan : (1) Laporan DD tahap I telah disalurkan ke

Rekening Kas Desa (RKD) paling kurang 90%; (2) Laporan DD tahap I telah

diserap oleh desa rata-rata paling kurang 75%; dan (3) Rata-rata capaian output

paling kurang 50%. Sementara itu penyaluran dari RKUD ke RKD diatur Tahap I

disalurkan 7 hari kerja setelah diterima di RKUD, dengan persyaratan : (1) Perdes

APB Desa; dan (2) Laporan realisasi penyerapan DD tahun anggaran sebelumnya.

Tahap II, disalurkan 7 hari kerja setelah diterima di RKUD, dengan persyaratan :

(1) Laporan penyerapan DD Tahap I menunjukkan rata-rata paling kurang 75%

dan (2) capaian output rata-rata paling kurang 50%.

Dari hasil pengamatan, studi dokumentasi dan wawancara dengan para

Sekretaris Desa di lingkungan Kecamatan Karangjaya, diperoleh gambaran

bahwa pelaksanaan penyerapan anggaran dana desa di empat desa lokasi

penelitian, pada dasarnya secara administratif telah dilaksanakan, walaupun belum

secara paripurna berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Terutama

Sementara itu penyaluran dari RKUD ke RKD diatur 7 hari kerja setelah diterima

persyaratan : (1) Perdes APB Desa; dan (2) Laporan realisasi penyerapan DD

tahun anggaran sebelumnya, dilapangan rata-rata bisa mencapai waktu 15 hari

kerja sehingga berdampak pada terlambatnya dimulainya pelaksanaan

Page 40: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

31

pembangunan. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan dana desa di Kecamatan

Karangjaya, maka akan disajikan gambaran dari masing-masing desa sebagai

berikut :

B.1. Desa Sirnajaya

Desa Sirnajaya merupakan desa yang terluas wilayahnya di Kecamatan

Karangjaya yakni1.172,54 Ha (31,03 %) dengan jumlah penduduk 3.648 orang

yang tersebar di tujuh kedusunan. Pada saat dana desa mulai digulirkan tahun

2015, Desa Sirnajaya telah mendapatkan dana desa sebesar 284.865.537 yang

langsung dialokasikan untuk membangun infrastuktur jalan yang sangat

dibutuhkan masyarakat. Walaupun pembangunannya baru bisa dilaksanakan pada

dua titik yang menghubungkan dua kedusunan/kampung prioritas yang memiliki

tanjakan dan turunan yang terjal dan sulit dilalui kendaraan yaitu jalan di

Kampung Cinangsi dengan dana Rp. 57.065.537 dan jalan di Kampung

Cibeunteur sebesar Rp. 227.800.000.

Pada tahun 2016, Desa Sirnajaya memperoleh dana desa dengan jumlah

dua kali lipat lebih dari tahun sebelumnya yakni Rp. 622.819.986. Dana desa

tersebut kembali digunakan untuk pembangunan infrastruktur jalan dengan empat

titik pembangunan dan hanya ada satu kegiatan lain, pelatihan kepala desa beserta

pelangkatnya. Secara lebih lengkap penggunaan dana desa tersebut adalah : a).

Pembangunan Jalan Sukajaya – Cibeunteur Rp.124.550.000; b). Pembangunan

Jalan Cinangsi Rp. 234.750.586; c). Pembangunan Jalan Legoksitu Kampung

Sukajaya Rp. 115.807.000; d). Pembangunan Jalan RT 16-18 Kampung Awiluar

Rp.133.334.000; dan e). Pelatihan Kades dan Perangkatnya Rp.14.378.400.

Selanjutnya tahun 2017, dana desa yang dialokasikan ke Desa Sirnajaya

kembali meningkat menjadi Rp. 804.207.850. Dana tersebut masih terus

diprioritaskan pada pembangunan infra jalan yakni : a). Pembangunan Jalan

Gunungsangkur Batas Kampung Sukasirna Rp. 101.779.200; b). Pembangunan

Jalan Balisuk Kampung Sukasirna Rp. 93.518.100; c) Pembangunan Jalan RT 15

Page 41: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

32

Kampung Awiluar Rp. 158.036.500; d). Pembangunan Jalan Gunungjantra-

Ciwareli Rp. 65.444.200; (e). Pembangunan Jalan Pasirtamiang Kampung

Cibeunteur Rp. 63.746.000; (f). Pembangunan Jalan Pasirjengkol – Girimekar

Rp. 251.683.850. Dari dana desa tersebut, ada sebagian kecil yang dialokasikan

pada kegiatan non infrastruktur jalan yakni penanaman Modal Badan Usaha Milik

Desa (BUMDes) sebesar 70.000.000, untuk kegiatan usaha penyewaan alat-lat

pesta.

Untuk lebih jelasnya keseluruhan jumlah dana desa yang diperoleh Desa

Sirnajaya beserta penggunaannya, dapat dilihat pada tabelberikut ini.

Tabel 7

Rincian Dana Desa 2015, 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya

Desa Sirnajaya Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya

No. Uraian Total Dana

(Rp)

Perkegiatan

(Rp)

1 Dana Desa Tahun 2015 284.865.537

a. Pemb Jln Pasirtamiang Kp. Cibeunteur 227.800.000

b. Pemb. Jln Sukasirna-Cinangsi 57.065.537

2 Dana Desa Tahun 2016 622.819.986

a. Pemb. Jln Sukajaya-Cibeunteur 124.550.000

b. Pemb. Jln Cinangsi 234.750.586

c. Pemb. Jln Legoksitu Kp. Sukajaya 115.807.000

d. Pemb. Jln RT 16-18 Kp Awiluar 133.334.000

Pelatihan Kades dan Perangkat 14.378.400

3 Dana Desa Tahun 2017 804.207.850

a. Pemb Jln Gunungsangkur Batas Kp.

Sukasirna 101.779.200

b. Pemb Jln Balisuk Kp. Sukasirna 93.518.100

c. Pemb Jln RT 15 Kp Awiluar 158.036.500

d. Pemb Jln Gunungjantra-Ciwareli 65.444.200

e. Pemb Jln Pasirtamiang Kp. Cibeunteur 63.746.000

f. Pemb Jln Pasirjengkol-Girimekar 251.683.850

g. Modal BUMDes 70.000.000 Sumber : Dokumen Sekretariat Kantor Desa Sirnajaya, 2017.

Page 42: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

33

Dari tabel tersebut meperlihatkan bahwa selama tiga tahun (2015, 2016

dan 2017) Desa Sirnajaya memperoleh dana desa dengan total Rp. 1.711.893.373.

Keseluruhan dana desa tersebut, hanya Rp.14.378.400 (08%) yang digunakan

kegiatan non-ekonomi yakni pelatihan kepala desa beserta perangkatnya.

Sedangkan 99,02 % nya dialokasikan pada kegiatan yang sangat berdampak pada

perekonomian desa yaitu pembangunan infrastruktur jalan dan penanaman modal

badan usaha milik desa. Dari perspektif ekonomi, pembangunan infrastruktur

jalan akan berdampak pada kelancaran mobilitas orang, distribusi barang,

meningkatkan efisiensi biaya transportasi, dan pada gilirannya akan mendorong

perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Begitu pula

penanaman modal BUMDes, merupakan pilihan yang baik dan memiliki

pengaruh yang signifikan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat pedesaan.

B.2. Desa Karangjaya

Luas wilayah Desa Karangjaya 797,47 Ha dengan jumlah penduduk 2.868

yang tersebar di 6 Kedusunan, 12 RW dan 24 RT. Desa Karangjaya merupakan

tempat pusat pemerintahan Kecamatan Karangjaya, karena posisinya yang berada

ditengah-tengah diantara desa-desa lainnya. Pada Tahun 2015, sejak pertama kali

kebijakan dana desa dikeluarkan pemerintah pusat melalui APBN, Desa

Karangjaya memperoleh dana desa sebesar Rp. 281.276.532. Sebagaimana halnya

Desa Sirnajaya, dana desa tersebut langsung dialokasikan untuk pembangunan

infrastruktur jalan di lima titik yaitu pembangunan jalan desa Dusun

Rancagembor, Dusun Setiamulya, Dusun Ciaren, Dusun Sukarapih dan

pembangunan jalan setapak Dusun Cisarana. Tentu, pembangunan infrastuktur

jalan memiliki peranan yang sangat srategis bagi kehidupan masyarakat dalam

rangka mendorong perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Dana desa tahun 2016 diperoleh Desa Karangjaya sebesar Rp.

479.064.245. Dana tersebut, kembali dialokasikan pada pembangunan

infrastruktur jalan yaitu : melanjutkan pembangunan jalan desa di Dusun

Curuglandung, Dusun Sukarapih, Dusun Rancagembor dan Dusun Cisarana.

Selain itu juga dibangun jalan setapak dan saluran air. Begitu pula pada tahun

Page 43: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

34

2017, dari dana desa yang diperoleh Desa Karangjaya sebesar Rp. 791.216.900

diprioritaskan kembali untuk melanjutkan infrastruktur jalan yaitu :

pembangunan jalan desa Dusun Curuglandung, Dusun Setiamulya, Dusun Ciaren,

pembangunan jalan pesantren Dusun Ciaren, Dusun Sukarapih, Dusun Cisarana,

jalan Setapak Rancagembor, Pembangunan Jembatan Pacargantung, serta

pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) RT 24 dan 002, serta penanaman

002 Modal BUMDES. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut

ini.

Tabel 8

Rincian Dana Desa 2015, 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya

Desa Karangjaya Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya

No. Uraian Total Dana

(Rp)

Perkegiatan

(Rp)

1 Dana Desa Tahun 2015 281.276.532

a. Pemb Jln Desa Dusun Rancagembor 91.800.000

b. Pemb Jln Desa Dusun Setiamulya 21.000.000

c. Pemb Jln Desa Dusun Ciaren 112.000.000

d. Pemb Jln Desa Dusun Sukarapih

41.476.532

e. Pemb Jln Setapak Dusun Cisarana 15.000.000

2 Dana Desa Tahun 2016 479.064.245

a.Pemb Jln Desa dan Pelengkap

167.250.000

a.Pemb Jln Desa Dusun Curuglandung 150.000.000

b.Pemb Jln Setapak 30.000.000

c.Pemb Jln Desa Dusun Sukarapih

21.188.000

d.Pemb Jln Dusun Rancagembor 95.625.000

e.Pemb Jln Dusun Cisarana 70.000.000

g.Pemb. Jln dan Saluran Air 80.001.245

3 Dana Desa Tahun 2017 791.216.000

a. Pemb Jln Dusun Setiamulya 175.172.000

k. Pemb Jln Desa Dusun Curuglandung

172.032.000

j. Pemb Jln Desa Dusun Ciaren

33.798.000

k. Pemb Jln Pesantren Dusun Ciaren

33.798.000

j. Pemb Jln Dusun Sukarapih

50.399.000

k. Pemb Jln Dusun Cisarana

34.648.000

Page 44: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

35

j. Pemb Jln Setapak Rancagembor

50.000.000

k. Pemb Jembatan Pacargantung

92.845.000

l.Pemb TPT RT 24

53.287.000

m.Pemb TPT RT 002

45.237.900

o.Modal BUMDES 50.000.000

Sumber : Dokumen Sekretariat Kantor Desa Karangjaya, 2017.

B.3. Desa Karanglayung

Desa Karanglayung memiliki jumlah penduduk yang paling banyak diatara

desa-desa lain di wilayah Kecamatan Karangjaya yakni sejumlah 4.206 orang,

dengan luas wilayah 988,12 Ha. Jumlah penduduk tersebut tersebar di 7

Kedusunan, 7 RW dan 27 RT. Pada tahun 2016, Desa Karanglayung memperoleh

dana desa sebesar 618.910.297. Sejumlah dana tersebut sebagaimana desa

lainnya, penggunaannya masih diprioritaskan pada pembangunan infra struktur

jalan yaitu : pembangunan jalan desa Dusun Karangpaningal dan Dusun Citambal

dikombinasikan dengan pembangunan tembok penahan tanah (TPT).

Pembangunan TPT tersebut dimaksudkan agar jalan tidak longsor serta tidak

kena longsoran tanah. Adapun TPT yang dibangunan dari dana desa

Karanglayung 2016, adalah : TPT Dusun Kertajaya RT 09, TPT Dusun

Kertajaya RT 11, dan TPT Dusun Kertajaya RT 12. Ada satu kegiatan

pembangunan non jalan yakni pembangunan TK Dusun Citambal, yang juga

merupakan usulan masyarakat guna meningkatkan kualitas pendidikan

masyarakat.

Sementara itu pada tahun 2017, prioritas penggunaan dana desa di

Karanglayung tetap masih pada pembangunan infrastruktur jalan. Dari jumlah

dana desa sebesar Rp. 792.427.800, mayoritas dialokasikan pada pembangunan

jalan yakni : pembangunan jalan desa Dusun Karangsirna, Dusun Ciherang,

Dusun Citambal, Dusun Pananjung RT 07, Dusun Karangpaningal. Untuk

mendukung ketahanan jalan, maka dibangun pula tembok penyangga tanah yakni

TPT Dusun Citambal RT 17, TPT Dusun Kertajaya RT 09, TPT Dusun Kertajaya

RT 11 dan TPT Dusun Karangsirna. Adapun kegiatan pembangunan non

Page 45: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

36

infrastruktur jalan, hanya ada dua titik yaitu : pembangunan Pos Yandu Dusun

Citambal dan Pos Yandu Dusun Karangpaningal. Selengkapnya rincian

pelaksanaan dana desa di Desa Karanglayung dapat ditelaah dari tabel berikut ini.

Tabel 9

Rincian Dana Desa 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya

Desa Karanglayung Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya

No. Uraian Total Dana

(Rp)

Perkegiatan

(Rp)

1 Dana Desa Tahun 2016 618.910.297

a. Pemb Jln Desa Dusun Karangpaningal 328.125.000

b. Pemb Jln Desa Dusun Citambal 65.625.000

c. Pemb TK Dusun Citambal 131.410.297

d. Pemb TPT Dusun Kertajaya RT 09

16.168.000

e. Pemb TPT Dusun Kertajaya RT 11 49.852.000

f. Pemb TPT Dusun Kertajaya RT 12 27.730.000

2 Dana Desa Tahun 2017 792.427.800

a.Pemb Jln Dusun Karangsirna 32.306.250

b.Pemb Jln Dusun Ciherang 196.875.000

c.Pemb Jln Dusun Pananjung RT 07

131.250.000

d.Pemb Jln Desa Dusun Citambal 71.875.000

e.Pemb Pos Yandu Dusun Citambal 32.873.275

g.Pemb. Pos Yandu Dusun Karangpaningal 32.873.275

h.Pemb Jln Desa Dusun Karangpaningal 21.875.000

i.Pemb TPT Dusun Citambal RT 17 30.000.000

j. Pemb TPT Dusun Kertajaya RT 09 33.050.000

k. Pemb TPT Dusun Kertajaya RT 11

10.700.000

l. Pemb TPT Dusun Karangsirna

17.500.000

m.Modal BUMDES 5.000.000

Sumber : Dokumen Sekretariat Kantor Desa Karanglayung, 2017.

B.4. Desa Citalahab

Desa Citalahab memiliki luas wilayah 826, 14 Ha dengan jumlah

penduduk paling sedikit dibanding dengan desa-desa lainnya dilingkungan

Kecamatan Karangjaya yakni 1.725 orang. Jumlah penduduk tersebut tersebar di

3 kedusunan, 6 RW dan 13 RT. Pada tahun 2016 Desa Citalahab memperoleh

Page 46: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

37

dana desa sebesar Rp. 602.360.384, dengan prioritas sama dengan desa-desa

lainnya yakni pembangunan infrastruktur jalan. Pembangunan jalan dilakukan di

tiga kedusunan yakni pembangunan jalan desa di Dusun Sukamaju, Cintaasih dan

Kalangsari, disertai dengan pembangunan tembok penyangga tanah agar jalan

stabil dan tidak rawan longsor.

Pada tahun 2017, Desa Citalahab memperoleh dana desa sebsar

726.840.000. Dana tersebut kembali diprioritaskan untuk melanjutkan

pembangunan infrastruktur di tiga kedusunan dikombinasikan dengan

pengembangan ekonomi melalui penanaman modal untuk BUMDes. Selain itu

juga dibangun posyandu, saluran air, sarana olah raga, dan sarana pemakaman.

Selengkapnya detail kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 10

Rincian Dana Desa 2016 dan 2017 beserta Pengunaannya

Desa Citalahab Kec. Karangjaya Kab. Tasikmalaya

No. Uraian Total Dana

(Rp)

Perkegiatan

(Rp)

1 Dana Desa Tahun 2016 602.360.384

a. Pemb Jln Desa Dusun Sukamaju 228.125.000

b. Pemb Jln Desa Dusun Cintaasih 165.625.000

c. Pemb Jln Desa RT 010 RW 006 131.410.384

d. Pemb Jln Desa RT 011 RW 003

116.168.000

e. Pemb Jln Desa Ciastana RT 005 RW 002 49.852.000

f. Pemb Jln Desa Dusun Kalangsari 47.830.000

2 Dana Desa Tahun 2017 726.840.000

a. Pemb Jln Desa Dusun Sukamaju 122.306.000

b. Pemb Jln Desa Dusun Cintaasih 121.535.000

c.Pemb Jln Dusun Kalangsari

121.250.000

d.Pemb Jln Desa Ciastana 101.875.000

e.Pemb Pos Yandu RT 002/001 32.873.000

g.Pemb TPT Puskesmas 32.873.000

h.Pemb TPT Jln Lingkungan RT 004/004 21.875.000

i.Pemb Pipanisasi Selokan Cipageur 30.000.000

j. Pemb Sarana Olah Raga Desa Citalahab 33.050.000

Page 47: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

38

k. Pemb Jln Setapak RT 01/01

31.700.000

l. Pemb Jln Setapak ke Tempat Pemakaman

27.500.000

m.Modal BUMDES 50.000.000

Sumber : Dokumen Sekretariat Kantor Desa Karanglayung, 2017.

Dari keseluruhan gambaran pelaksanaan dana desa di Desa Sirnajaya,

Desa Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Citalahab secara umum telah

terlaksana dengan baik. Hal tersebut secara administratif dapat dipahami karena

pencairan dana desa yang sudah dialokasikan APBN ke rekening desa melalui

rekening pemerintah kabupaten cukup sederhana yakni hanya dipersyaratkan

adanya Perdes APB Desa disertai laporan realisasi penyerapan DD tahun

sebelumnya. Secara prosedur formal, dengan telah dicairkannya dana desa tahun

2016 dan 2017, maka tentu persyaratan tersebut telah dipenuhi.

Namun demikian secara substansial perlu ditelaah apakah APB Desa

sebagai landasan pelaksanaan dana desa sudah disusun melalui tahapan seperti

diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114

Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa. Dimana dana desa sebagai

salah satu sumber pendapatan desa yang sangat dominan maka pengelolaannya

harus dilakukan dalam kerangka pengelolaan keuangan desa, berdasarkan asas-

asas : transparan, akuntabel, partisipatif, tertib dan disiplin anggaran seperti

ditegaskan dalam Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan

Keuangan Desa. Dalam peraturan tersebut pengelolaan keuangan desa, secara

pokok meliputi : (1) Tahap perencanaan, diawali dari musyawarah perencanaan

pembangunan (Musrenbang) tingkat dusun dan masuk proses perencanaan

pembangunan tingkat desa yang diselenggarakan pemerintah desa, BPD dan

unsur masyarakat secara partisipatif guna memanfaatkan dan mengalokasikan

sumber daya desa dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa. Prioritas

penggunaan dana desa ditetapkan dalam musyawarah desa antara BPD, dengan

mengacu pada RPJM Desa, Pemdes dan unsur-unsur masyarakat. Perencanaan

pembangunan desa disusun secara berjangka melalui Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun dan Rencana

Page 48: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

39

Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah Desa,

yang merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, Rencana Kerja Pemerintah Desa

dan APB Desa ditetapkan dengan Peraturan Desa. (2) Tahap pelaksanaan, dengan

telah disyahkannya APD Desa maka selanjutnya dilaksanaan penerimaan dan

pengeluaran dana desa dalam rekening Kas Desa. (3) tahap penatausahaan,

dimana setiap penerimaan dan pengeluaran wajib dilakukan pencatatan oleh

Bendahara Desa dalam Buku Kas Umum, Buku Kas Pembantu Pajak dan Buku

Bank. (4) Tahap pelaporan dan pertanggungjawaban, laporan pertanggungjawaban

realisasi pelaksanaan APB Desa disampaikan setiap akhir tahun anggaran

ditetapkan dengan Peraturan Desa.

Berdasarkan hasil studi dokumentasi, pengamatan di lapangan dan

wawancara dengan berbagai pihak diperoleh gambaran bahwa substansi

pelaksanaan seperti diatur Permendagri No. 114 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pembangunan Desa dan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa, di Desa Sirnajaya, Karangjaya, Karanglayung, dan

Citalahab telah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat diamati dari

penerapan prinsip transparansi pengelolaan keuangan yang terbuka luas kepada

seluruh lapisan masyarakat dan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan

dan pengawasan pembangunan begitu luas. Keadaan tersebut berdampak pada

kualitas pembangunan yang sangat baik, dimana jalan-jalan cor yang dibangun

memperlihatkan komponen semen perekat yang sangat memadai serta memiliki

kualitas jalan yang kokoh dan handal.

Agar desa dapat melaksanakan kewenangannya dan mengelola dana desa

dengan lebih baik lagi sehingga benar-benar dapat meningkatkan perekonomian

dan kesejahteraan masyarakat, maka diadakan pendampingan desa sebagaimana

diatur dalam Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan

Desa. Pendampingan Desa adalah kegiatan untuk melakukan tindakan

Page 49: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

40

pemberdayaan masyarakat melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan dan

fasilitasi Desa. Pasal 12 Pendamping Desa melaksanakan tugas mendampingi

desa, meliputi: (a) mendampingi desa dalam perencanaan, pelaksanaan, dan

pemantauan terhadap pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa; (b)

mendampingi desa dalam melaksanakan pengelolaan pelayanan sosial dasar,

pengembangan usaha ekonomi desa, pendayagunaan sumber daya alam dan

teknologi tepat guna, pembangunan sarana prasarana desa, dan pemberdayaan

masyarakat desa; (c) melakukan peningkatan kapasitas bagi pemerintahan desa,

lembaga kemasyarakatan desa dalam hal pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat desa; (d) melakukan pengorganisasian di dalam kelompok-kelompok

masyarakat desa; (e) melakukan peningkatan kapasitas bagi Kader Pemberdayaan

Masyarakat Desa (KPMD) dan mendorong terciptanya kader-kader pembangunan

desa yang baru; (f) mendampingi desa dalam pembangunan kawasan perdesaan

secara partisipatif; dan (g) melakukan koordinasi pendampingan di tingkat

kecamatan dan memfasilitasi laporan pelaksanaan pendampingan oleh Camat

kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Adapun tujuan dari adanya kegiatan

pendampingan desa adalah: (a) meningkatkan kapasitas, efektivitas dan

akuntabilitas pemerintahan desa dan pembangunan desa; (b) meningkatkan

prakarsa, kesadaran dan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan desa

yang partisipatif; (c) meningkatkan sinergi program pembangunan desa

antarsektor; dan (d) mengoptimalkan aset lokal desa secara emansipatoris.

Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan

wawancara dengan berbagai pihak diperoleh gambaran bahwa peran pendamping

desa belum berjalan dengan baik, bahkan dapat dikatakan kurang berperan dengan

kapasitas pendampingan yang rendah.

Page 50: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

41

C. Efektivitas Kebijakan Dana Desa dalam Peningkatan Perekonomian

Masyarakat Desa.

Untuk menganalis Efektivitas Kebijakan Dana Desa dalam Peningkatan

Perekonomian Masyatakat Desa, maka ditelaah melalui pencapaian tujuan

kebijakan Dana Desa yaitu meliputi : 1). Peningkatan Pendapatan Masyarakat, 2).

Penyerapan Tenaga Kerja Desa, 3). Peningkatan Jumlah Pedagang, 4). Kelancaran

Distribusi Barang Ekonomi dan 5) Stabilitas Harga.

Berikut ini dianalisis kelima indikator pencapaian tujuan tersebut sebagai

bagian dari Efektivitas Kebijakan Dana Desa.

C.1. Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Pendapatan adalah sebagai jumlah penghasilan yang diterima oleh para

anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atau faktor-

faktor produksi yang telah disumbangkan( Reksoprayitno. 2004: 79). Sedangkan

menurut Tohar (2003) dalam Kusmawardhani (2014) diakses dari

(https://www.hestanto.web.id/teori-pendapatan-ekonomi, tanggal 4 Januari 2018,

diakses tanggal 1 Oktober 2018) pendapatan perseorangan adalah jumlah

pendapatan yang diterima setiap orang dalam masyarakat yang sebelum dikurangi

transfer payment. Transfer Payment yaitu pendapatan yang tidak berdasarkan

balas jasa dalam proses produksi dalam tahun yang bersangkutan.

Sedangkan pendapatan menurut perolehannya dibedakan menjadi dua,

yaitu: Pendapatan Kotor dan Bersih. Pendapatan kotor yaitu pendapatan yang

diperoleh sebelum dikurangi pengeluaran dan biaya–. Biaya. Pendapatan bersih

yaitu pendapatan yang diperoleh sesudah dikurangi pengeluaran dan biaya-biaya.

Peningkatan pendapatan masyarakat adalah ada peningkatan sejumlah

penghasilan yang diterima masyarakat, dalam bentuk pendapatan bersih, baik

harian, bulanan ataupun tahunan, sesuai dengan bidang usaha masing-masing.

Dari hasil wawancara dan pengamatan langsung, menunjukkan bahwa

hasil pembangunan dari Dana Desa terlihat jelas dengan adanya pembangunan

infrastruktur, sehingga secara tidak langsung dapat dirasakan manfaatnya oleh

Page 51: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

42

masyarakat, termasuk dalam peningkatan pendapatan masyarakat secara tidak

langsung.

Salah satu dampak peningkatan pendapatan masyarakat secara tidak

langsung adalah kemudahan dalam membawa hasil-hasil perkebunan seperti

kareta, cengkeh, kayu abasiah, kayu mahoni. Sebelum jalan dibangun, masyarakat

harus memikul dan ongkos pengangkutan juga mahal, karena melewati jalan

rusak, sehingga biaya yang dikeluarkan lebih mahal, dengan demikian, jumlah

pendapatan menjadi sedikit (kecil). Sedangkan sekarang, kendaraan dapat dengan

mudah dan lancar membawa hasil perkebunan masyarakat, sehingga ongkos

pengangkutan menjadi murah dan keuntungan sebagai pendapatan bersih lebih

besar. Hal ini didukung dari hasil wawancara dengan Komar warga Desa

Citalahap (Wawancara, tanggal 7 Mei 2018) berikut ini :

Itu dulu mah kan itu perkebunan, jadi dulu kan kalo bawa hasilnya

mah harus dipikul, kan berat, ongkosnya juga mahal. Kalo

sekarang mah mobil bisa masuk langsung. Jadi kan ongkosnya

beda.

Kelancaran transportasi juga dikemukakan Eri Mandra S, Sekretaris Desa

Citalahap (Wawancara, Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Citalahap) bahwa “pertanian

jadi lancar, hanya ada kendala jalan yang menuju Ciamis (kabupaten) belum

dibangun, masih rusak, karena itu urusan kabupaten”.

Adanya pembangunan infrastruktur (jalan) memudahkan masyarakat

membawa hasil panen ke pasar dan memperoleh informasi tentang pertanian

(Wawancara dengan Mayasarimanah, Kaur Bagian Umum, Tanggal 7 Mei 2018

di Desa Sirnajaya). Selain itu, dapat meningkatan pendapatan masyarakat secara

otomatis, dikemukakan juga oleh Mamat Surahmat, Kepala Wilayah (Kawil)

Desa Sirnajaya, dulu disebut sebagai Kepala Dusun (Wawancara, Tanggal 7 Mei

2018), sebagai berikut :

pasti, karena itu otomatis, kalo infrastruktur jalan, pasti ekonomi

masyarakat maju, jadi kan sekarang jalanan udah banyak dibangun

jadi masyarakat sudah enak kalo mau bawa bahan-bahan, motor

juga udah enak lewatnya, jadi ya lebih mudah dan lebih cepat juga

kalo pake kendaraan.

Page 52: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

43

Apabila dihitung secara kuantitas, peningkatan pendapatan masyarakat

memang belum 100 % (Wawancara dengan Uus Nedar, Sekdes, tanggal 7 Mei

2018 di Desa Sirnajaya). Pernyataan Nedar sebagai wakil dari Pemerintah Desa ,

menunjukkan kejujuran dari aparat pemerintah desa. Meskipun demikian, menurut

peneliti, peningkatan pendapatan tetap ada, meskipun belum optimal. Namun

kalau diamati pernyataan Aam Hamza, anggota Karang Taruna Desa Sirnajaya

bahwa “waktu jalan rusak, biaya transportasi atau ongkos ojek Rp.50.000, tetapi

sejak jalan dibangun, ongkos ojek hanya Rp.10.000” (Wawancara Tanggal 7 Mei

2018 di Desa Sirnajaya), maka secara real (kuantitas), peningkatan pendapatan

masyarakat sudah dapat dihitung atau dilihat, karena “terasa harganya adanya

pembangunan jalan, harga jadi lebih murah, dulu ongkos angkutnya tinggi,

sekarang gampang jadi murah” demikian diungkapkan Hi Khomaruddin, anggota

MUI Kecamatan Karangjaya (Wawancara tanggal 7 Mei 2018 di Desa Sirnajaya).

Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kebijakan Dana Desa di

Kecamatan Karangjaya efektif dalam peningkatan perekonomian masyarakat

desa, khususnya dari sisi peningkatan pendapatan masyarakat. Hal ini sesuai

dengan penjelasan Efektivitas yang dikemukakan (Siagian, 2007: 24) bahwa

efektifitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang

telah ditetapkan. Deemikian pula efektifitas kebijakan Dana Desa di Kecamatan

Karangjaya dalam meningkatkan perekonomian masyarakat, telah memenuhi

indikator Efektivitas yang dikemukakan Mahmudi (2005: 92), yaitu meliputi :

Pertama, Kontribusi Kebijakan, dalam hal ini terdapat kontribusi kebijakan Dana

Desa dengan membangun infrastruktur (jalan) bagi masyarakat Kecamatan

Karangjaya. Kedua, Pencapaian Sasaran. Kebijakan Dana Desa di Kecamatan

Karangjaya telah mencapai sasaran, yaitu pembangunan-pembangunan yang

dilaksanakan, terutama pembangunan infrastruktur (jalan). Ketiga, Intensitas yang

Dicapai, yaitu banyaknya pembangunan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah

Desa di Kecamatan Karangjaya. Keempat, Penilaian Pencapaian Tujuan. Dengan

adanya pembangunan infrastruktur (jalan) membuat transportasi lancar dan

Page 53: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

44

Kelima, Tingkat Kepuasan, masyarakat di Kecamatan Karangjaya merasa puas

dengan kelancaran transportasi, karena mereka mudah mengangkut hasil-hasil

perkebunan (hasil panen) menuju pasar. Dengan demikian, dapat meningkatkan

pendapatan masyarakat.

C.2. Penyerapan Tenaga Kerja Masyarakat Desa

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang

digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan

tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha.

Dalam penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor

eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat

pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga

(Zamrowi, M. Taufik.2007).

Namun dalam penelitian ini, yang dimaksud penyerapan tenaga kerja

bukan untuk perusahaan, tetapi pada proyek pembangunan yang dibiayai oleh

Dana Desa dan ditangani oleh Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) yang berada pada

setiap Pemerintah Desa.

Kebijakan Dana Desa yang turun di kecamatan Karangjaya, ternyata tidak

hanya membawa manfaat bagi Pemerintah Desa, tetapi juga secara invidual,

karena dengan Dana Desa, pembangunan yang dilaksanakan telah menyerap

tenaga kerja dari masyarakat di desa-desa Kecamatan Karangjaya. Hal ini

dikemukan oleh Komar, warga Desa Citalahap (Wawancara tanggal 7 Mei 2018)

bahwa “ iya masyarakat terlibat, kan masyarakat juga yang mengerjakan”.

Pelibatan tenaga kerja di Desa Citalahap, tidak sekedar gotong royong,

tetapi dibayar per orang sebesar Rp. 20.000 untuk pembangunan jalan dusun dan

Rp. 40.000 per orang untuk jalan desa (Wawancara dengan Eri Mandra S

(Sekretaris Desa, Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Citalahap). Pembayaran ini,

tergantung kepada lingkungan (RT), apakah akan diberikan uang atau makan,

demikian tutur Eri Mandra S. Jumlah tenaga yang diserap sekitar 50 orang

perproyek padat karya. Bahkan bisa sampai “100 orang lebih per proyek, karena

Page 54: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

45

masyarakat antusias dan siap sedia (Wawancara dengan Mayasarimanah, Kaur

Bagian Umum, Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Sirnajaya, karena ada Hari Orang

Kerja (HOK) kata Uus Nedar, Sekdes (Wawancara, tanggal 7 Mei 2018 di Desa

Sirnajaya).

Penyerapan tenaga kerja dari masyarakat ini justru saling menguntungkan,

baik bagi pedagang, petani maupun masyarakat lainnya, karena pembangunan

yang dilaksanakan merupakan aspirasi masyarakat dan hasil akhir untuk

masyarakat juga. Selain itu, dengan menggunakan tenaga kerja local, justru lebih

mudah aksesnya kata Mamat Surahmat, Kepala Wilayah (Kawil) Desa Sirnajaya

(Wawancara Tanggal 7 Mei 2018). Maksudnya tenaga local mudah diperoleh,

tidak perlu mencari tenaga dari luar dan efisien, karena murah, tidak mahal biaya

yang harus dikeluarkan untuk tenaga pengerjaannya.

Hasil wawancara dengan Aam Hamza, anggota Karang Taruna (Tanggal 7

Mei 2018 di Desa Sirnajaya) dikatakan bahwa dalam melaksanakan pembangunan

di desa dari Dana Desa, tenaga yang diserap ada dua kategori, yaitu tenaga ahli

(tukang) yang dibayar sesuai dengan keahliannya dan tenaga swadaya masyarakat

yang sukarela membantu tetapi dikasih makan dan minum. Adanya tenaga

swadaya masyarakat ini menunjukkan bahwa sifat sosial masyarakat masih tinggi

dan bersedia saling membantu.

Penyerapan tenaga local sangat dimanfaatkan oleh Pemerintah Desa, agar

pekerjaan pembangunan tidak dikerjakan orang luar, sehingga mulai dari tenaga

kerja sampai pimpinan proyek, semuanya berasal dari orang desa sendiri

(Wawancara dengan Hi Khomaruddin anggota MUI Kecamatan, tanggal 7 Mei

2018 di Desa Sirnajaya).

Penyerapan tenaga kerja yang banyak, menunjukkan bahwa tingkat

partisipasi masyarakat dalam pembangunan bagus, apalagi dilandasi nilai gotong

royong bersama masyarakat untuk menyelesaikan suatu pembangunan.

Kegotongroyongan ini disampaikan pula oleh Pepen Suhendi, Kawil (Kadus)

Desa Karanglayung (wawancara tanggal 6 Mei 2018). Berikut petikannya :

Page 55: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

46

iya jelas kebanyakan dari swadaya itu juga masyarakat semuanya

masyarakat pada gotong royong. Gak semua swadaya, kalo tenaga

ahli nya mah dapet (dibayar), cuma kalo masyarakat mah bantu

bantu aja gotong royong gitu kalo sampe sore paling masyarakat

palingan sampe tengah hari untuk gotong royongnya.

Meskipun tidak dibayar dan hanya setengah hari, tetap antusias untuk

membangun pada masyarakat Desa di Kecamatan Karangjaya dapat dikatakan

bagus.

Penyerapan tenaga kerja sebagai bagian dari peningkatan ekonomi

masyarakat, akibat kebijakan Dana Desa yang dikucurkan pemerintah pusat

kepada pemerintah desa di Kecamatan Karangjaya, dapat dikatakan efektif, karena

usulan pembangunan berasal dari masyarakat, dikerjakan oleh masyarakat dan

hasilnya dapat dirasakan oleh masyarakat itu sendiri. Hal ini sesuai dengan salah

satu aspek efetivitas yang dikemukakan Muasaroh (2010: 13) dalam

literaturbook.blogspot.co.id, diakses tanggal 1 Oktober 2017, yaitu Aspek

rencana atau program, yaitu apabila seluruh rencana dapat dilaksanakan, maka

rencana atau program tersebut dikatakan efektif. Artinya pembangunan

infrastruktur di setiap desa Kecamatan Karangjaya merupakan keinginan

(aspirasi) yang direncanakan masyarakat, kemudian dikerjakan bersama dengan

masyarakat, sehingga dapat dirasakan bersama manfaatnya.

C.3. Kenaikan Jumlah Pedagang di Desa

Jumlah kenaikan pedagang di desa maksudnya adalah semakin banyak

masyarakat yang berdagang atau semakin banyak jumlah para pedagang yang

berdatangan di desa tersebut. Intinya baik pedagang intenal maupun eksternal

terjadi kenaikan jumlah di desa.

Implikasi dari pembangunan infrastruktur (jalan) sangat dirasakan

manfaatnya oleh masyarakat desa Kecamatan Karangjaya, termasuk kenaikan

jumlah pedagang sebagai salah satu indicator peningkatan ekonomi masyarakat.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah warung yang ada di Desa Citalahap. Menurut Eri

Mandra S, Sekretaris Desa (Wawancara Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Citalahap),

Page 56: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

47

“warung tambah banyak dari 25 buah pada tahun 2014 menjadi 85 buah tahun

2017”, jadi jumlahnya bertambah. Pertambahan ini didukung adanya perbaikan

jalan yang lebih baik dan lancar.

Selian itu, “apabila jalan rusak, maka masyarakat sulit memasarkan hasil

pertanian seperti kelapa, gula aren” kata Eri Mandra S (wawancara tanggal 7 Mei

2018 di Desa Citalahap), sehingga menyulitkan para pedagang untuk menjual

dagangannya ke pasar, karena masalah transportasi sangat urgen bagi masyarakat

desa.

Pengaruh kelancaran transportasi terhadap pedagang, baik kecil maupun

besar dikemukakan oleh Komar, warga Desa Citalahap (Wawancara tanggal 7

Mei 2018, di Desa Citalahap) sebagai berikut :

Iya nambah, itu kaya (seperti) pedagang kayu kan juga nambah,

pedagang kecilnya kan juga udah nambah, kan jalannya udah enak.

Pertambahan jumlah pedagang tidak hanya secara internal dari masyarakat

desa itu, melainkan pedagang dari luar juga banyak yang berdatangan ke desa,

seperti pedagang tahu bulat, pedagang cilok, pedagang sayuran dan perabotan

dengan membawa motor, setelah jalan desa dan dusun di bangun, demikian hasil

wawancara dengan Mayasarimanah, Kaur Bagian Umum (Tanggal 7 Mei 2018 di

Desa Sirnajaya). Apa yang dikatakan Mayasarimanah, juga didukung oleh Hi

Khomaruddin, anggota MUI Kecamatan Karangjaya (Wawancara tanggal 7 Mei

2018 di Desa Sirnajaya) dan ditambahkan Hi Khomaruddin bahwa jumlah orang

yang berwiraswasta semakin banyak.

Demikian pula apa yang dikemukakan oleh Pepen Suhendi, Kawil (Kadus)

Desa Karanglayung (wawancara tanggal 6 Mei 2018), pertambahan pedagang di

desa menjadi ramai setelah pembangunan jalan menjadi baik. Berikut petikan

wawancara :

Iya itu pedagang pedagang yang eceran nyampe sekarang mah ke

kampung. Dulu mah enggak, boro boro sekarang mah pada

nyampe pedagang eceran yang syur sayur itu jadi sekarang mah

nyampe. Mobil juga nyampe ke pelosok pelosok.

Page 57: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

48

Hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa para pedagang banyak yang

berdatangan ke desa, dikarenakan jalan yang dicor sudah bagus dan mudah

dilewati, sehingga tidak hanya pedagang kecil (menggunakan grobal), tetapi

pedagang sedang yang menggunakan roda empat juga masuk sampai ke pelosok-

pelosok.

Dapat dikatakan mobilitas kendaraan dari luar cukup intens menuju

Kabupaten Ciamis terutama melalui Desa Sirnajaya, karena jalan Desa Sirnajaya

merupakan jalan tembus yang lebih dekat menuju Kabupaten Ciamis.

Dengan demikian, kebijakan Dana Desa efektif meningkatkan ekonomi

masyarakat desa, terutama terdapat kenaikan jumlah pedagang di desa-desa

Kecamatan Karangjaya akibat dari pembangunan inftrastruktur.

C.4. Kelancaran Distribusi Barang Ekonomi

Pengertian Distribusi adalah kegiatan ekonomi yang menjembatani

kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai

ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih

meningkat setelah dapat dikonsumsi (http://www.nafiun.com/2013/05/pengertian-

distribusi-tujuan-fungsi diakses 1 Oktober 2018). Kelancaran Distribusi barang

ekonomi dapat diartikan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat desa mudah

atau cepat diperoleh ketika diperlukan.

Salah satu tujuan pembangunan infrastruktur jalan membuat kelancararan

distribusi ekonomi dan di desa-desa Kecamatan Karangjaya, tujuan tersebut telah

tercapai, sebagaimana dikemukakan Komar, salah seorang warga Desa Citalahap

(wawancara tanggal 7 Mei 2018) berikut ini:

Tanya : Kalo begitu, jalan yang dibangun itu mampu meingkatkan

perekonomian ya pak ?.

Jawab : iya sangat terasa, terutama masalah ongkos, kan jadi lebih

murah, kalo dulu kan ada ongkos angkut, gitu-gitu, kalo sekarang

kan bisa jalan sendiri.

Page 58: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

49

Kelancaran transportasi ini juga diakui oleh Sekretaris Desa Citalahap,

hanya ada sedikit hambatan ketika melalui jalan yang masih rusak menuju

Kabupaten Ciamis (Wawancara dengan Eri Mandra S, Tanggal 7 Mei 2018 di

Desa Citalahap). Seharusnya jalan ini dibangun oleh Pemerintah Kabupaten

Ciamis, tetapi sampai saat ini belum dibangun. Berdasarkan pengamatan, memang

sebagian jalan menuju Desa Citalahap masih rusak dan sebagian lagi sudah dicor.

Kebetulan Desa Citalahap ini adalah Desa yang berbatasan dengan wilayah

Kabupaten Ciamis.

Berkat adanya pembangunan jalan, akses lebih mudah, sehingga

kelancaran distribusi ekonomi masyarakat desa menjadi lancar, hal ini diakui pula

oleh Komar, warga Desa Citalahap (Wawancara tanggal 7 Mei 2018). Berikut

petikan wawancara:

iya jadi kendaraan kan bisa langsung masuk, terus kan disini juga

ada swadaya masyarakat (maksudnya :wirausaha) kayu (pengepul)

kecil-kecilan, terus kan dibawa ke daerah-daerah.

Kebutuhan akan perbaikan jalan tampaknya sangat urgen bagi masyarakat

di Kecamatan Karangjaya, mengingat sebagian besar masyarakat desa memiliki

perkebunan, pertanian, perikanan dan usaha, meskipun kecil dan hasilnya harus

dipasarkan ke pasar atau dikirim ke daerah daerah lain di luar Kecamatan

Karangjaya. Ditambahkan oleh Aam Hamza, anggota Karang Taruna (Wawancara

Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Sirnajaya) bahwa adanya pembangunan jalan yang

dibiayai Dana Desa, justru membuat transportasi lebih cepat, misalnya kalau ke

Ciamis, dulu ditempuh 3 jam dengan kendaraan, sedangkan sekarang hanya 40

menit.

Hi Khomaruddin, anggota MUI Kecamatan Karangjaya (Wawancara

tanggal 7 Mei 2018 di Desa Sirnajaya), justru melihat pembangunan infrastruktur

tidak hanya melancarkan distribusi ekonomi masyarakat desa Kecamatan

Karangjaya saja, tetapi juga memudahkan dan melancarkan para pedagang kecil

dari luar masuk ke desa-desa di sekitar wilayah Kecamatan Karangjaya.

Page 59: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

50

Pembangunan jalan dirasakan semakin lancar, jika dibandingkan dengan

sebelum dibangun. Hal ini dikemukakan Kepala Wilayah (Kadus), Pepen

Suhendi , Kadus Desa Karanglayung , tanggal 6 Mei 2018 bahwa :

Ini untuk masyarakat dan juga untuk desa juga semakin besar

semakin menunjang, transportasi lancar begitu. Waktu belum

dibangun tuh jalan jalan desa biasanya kan tranportasinya malah

makin mahal karena jaraknya semakin jauh.

Dari hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa kelancaran transportasi

juga dapat mempengaruhi kelancaran distribusi barang ekonomi ke tengah

masyarakat desa, karena kerusakan jalan justru akan menghambat distribusi dan

kenaikan biaya transpotasi menjadi mahal.

Oleh karena itu kebijakan Dana Desa sangat efektif membantu masyarakat

peningkatan perekonomian masyarakat desa di desa-desa Kecamatan Karangjaya ,

khusus dalam kelancaran distribusi barang ekonomi.

C.5. Stabilitas Harga

Yang dimaksud stabilitas harga adalah pemeliharaan suatu tingkat harga

umum yang tidak berubah dari waktu ke waktu dalam suatu perekonomian.

Adanya kebijakan Dana Desa yang membantu pembangunan inftastruktur

di desa desa Kecamatan Karangjaya dan melancarkan distribusi barang ekonomi,

sebagaimana dijelaskan di atas, sehingga dapat disimpulkan akan membantu

menstabilkan harga, ternyata dari hasil wawancara dengan Pepen Suhendi , Kadus

Desa Karanglayung , tanggal 6 Mei 2018, justru mempunyai pandangan yang

berbeda. Menurut Suhendi,kalau masalah harga, tetap saja, tidak ada kenaikan

atau penurunan, yang ikut mempengaruhi stabilitas harga justru BBM (Bahan

Bakar Minyak).

Paling-paling yang berdampak dari pembangunan jalan adalah masalah

transportasi dengan cepat ditemukan. Intinya kalau mau mau ke dokter atau

kerumah sakit jadi mudah, karena cepat mendapatkan kendaraan. Bepergian dari

dusun ke dusun sekarang menjadi cepat.

Page 60: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

51

Berbeda dengan Suhendi, Komar, warga Desa Citalahap (Wawancara

tanggal 7 Mei 2018, di Desa Citalahap), justru mengatakan bahwa perbaikan

jalan justru mempengaruhi harga. Selain Komar, Eri Mandra S (Sekretaris Desa,

Tanggal 7 Mei 2018 di Desa Citalahap) juga melihat stabilitas harga juga

terpengaruh. Kalau dulu harga semen Rp. 70.000 , tapi sekarang menjadi Rp.

57.000-Rp. 60.000. Artinya ada pengaruh yang cukup signifikan antara

pembangunan jalan dengan kestabilan harga.

Mayasarimanah, Kaur Bagian Umum (wawancara Tanggal 7 Mei 2018 di

Desa Sirnajaya) juga demikian, dengan mengatakan bahwa apabila jalan rusak,

maka pedagang jarang yang dagang, sehingga harga bisa dinaikkan, karena barang

pokok diperlukan, tapi sedikit yang berjualan.

Hasil wawancara dengan Mamat Surahmat , Kawil, Desa Sirnajaya,

(Tanggal 7 Mei 2018) malah memiliki pandangan yang berbeda. Menurut

Surahmat, harga pada dasarnya stabil semua, tergantung barangnya, seperti harga

kelapa, itu tergantung harga di tingkat nasional. Sedangkan barang-barang seperti

material pasir dan semen dianggap masih murah.

Aam Hamza, anggota Karang Taruna (Tanggal 7 Mei 2018 di Desa

Sirnajaya) melihatnya ada perubahan harga. Dulu harga-harga naik, tapi kalau

sekarang justru menjadi murah tutur Hi Khomaruddin anggota MUI Kecamatan

(tanggal 7 Mei 2018 di Desa Sirnajaya)

D. Temuan-Temuan

Dari hasil wawancara dengan beberapa narasumber diperoleh beberapa hal

yang cukup menarik, baik positip, maupun negatif, yaitu antara lain :

1). Desa Citalahap mendapat penghargaan dari Kabupaten Tasikmalaya

tentang Pengelolaan Dana Desa yang terbersih dari KKN kedua sekabupaten

pada tanggal 10 Maret Tahun 2017.

2). Dengan adanya Dana Desa yang diterima oleh Pemerintah Desa di

Kecamatan Karangjaya, maka Pemerintah Desa dianggap memiliki banyak uang,

sehingga banyak media (wartawan) dating bertanya dan meminta uang

Page 61: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

52

(Wawancara dengan Eri Mandra S,Sekretaris Desa, Tanggal 7 Mei 2018 di Desa

Citalahap).

3). Di Kecamatan Karangjaya, Kepala Desa dapat menghindari

penyelewenangan, tidak dapat semena-mena menggunakan anggaran Dana Desa,

karena telah diserahkan kepada TPK (Tim Pelaksana Kegiatan) sesuai dengan

Peraturan Gubernur Jawa Barat.

4). Berdasarkan Peraturan Gubernur, dibuatkan Kontrak (perjanjian)

kesedian menerima atau tidak kebijakan Dana Desa untuk pembangunan di desa

antara masyarakat dengan kepala Desa.

5). Tidak terdapat pemotongan-pemotongan Dana Desa.

6). Pemborongan kerjaan diundi oleh TPK dan dibagi rata.

--00--

Page 62: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Efektivitas Kebijakan Dana Desa Dalam

Peningkatan Ekonomi Masyarakat Desa di Kecamatan Karang Jaya, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Dana Desa yang diterima Pemerintah Desa Citalahab, Desa

Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya, Kecamatan

Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat digunakan

untuk pembangunan infrastruktur yang terdiri dari jalan-jalan utama

desa, jalan setapak dan jalan dusun. Jadi pembangunan jalan yang

lebih diutamakan, sedangkan pemberdayaan belum.

2. Bantuan Dana Desa yang diperuntukkan bagi Pemerintah Desa

Citalahab, Desa Karangjaya, Desa Karanglayung dan Desa Sirnajaya,

Kecamatan Karang Jaya, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat

dapat dikategorikan efektif, hal ini dikarenakan :

a. Terdapat peningkatan pendapatan masyarakat desa, meskipun

belum diukur secara kuatitatif.

b. Terdapat penyerapan tenaga kerja warga desa yang cukup banyak

kurang lebih antara 50-100 orang.

c. Terdapat kenaikan jumlah pedagang di desa, baik dari dalam

maupun dari luar ke desa.

d. Terdapat kelancaran distribusi barang ekonomi, sehingga ongkos

transportasi menjadi mudah, lancar dan murah.

e. Dapat mempengaruhi Stabilitas harga, meskipun belum diukur

secara kuantitatif.

Page 63: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

54

3. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Kebijakan Dana Desa dalam

peningkatan ekonomi masyarakat desa di Kecamatan Karang Jaya

efektif.

B. Rekomendasi

1. Unsur peningkatan pendapatan dan stabilitas harga, perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut melalui pendekatan kuantitatif.

2. Pemerintah Desa di Kecamatan Karang Jaya perlu mendapat bantuan

Dana Desa lagi, karena masih terdapat beberapa jalan yang rusak dan

jembatan yang belum dibangun.

3. Perlu dilakukan kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya

dan Kabupaten Ciamis dalam membangun jalan-jalan di wilayah

perbatasan kedua kabupaten tersebut.

--00--

Page 64: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

55

Daftar Pustaka

Agustin, Amelyana dkk. tt. “Efektivitas Dana Pembangunan Fisik Desa

Pucangro, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang “dalam Jurnal

Administrasi Publik (JAP), Vol. 2, No. 4.

Anderson, James E. 1995. Public Policymaking, Boston, Toronto: Hougton

Mifflin Company

Anwar, Misbahul dan Bambang Jatmiko. 2002. “Kontribusi dan Peran

Pengelolaan Keuangan Desa untuk Mewujudkan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Desa yang Transparan dan Akuntabel (Survey pada

Perangkat Desa di Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta), Hasil

Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta- Yogyakarta.

Azwardi dan Sukanto. 2014. “ Efektivitas Alokasi Dana Desa (ADD) dan

Kemiskinan di Provinsi Sumatra Selatan” dalam Jurnal Ekonomi

Pembangunan, Juni. ISSN 1829-584329

Direktorat Penelitian dan Pengembangan KPK. 2015. Laporan Kajian

Sistem Pengelolaan Keuangan Desa: “Alokasi Dana Desa dan Dana

Desa”.

Dokumen Sekretariat Kantor Desa Sirnajaya, 2017.

Dokumen Sekretariat Kantor Desa Karangjaya, 2017.

Dokumen Sekretariat Kantor Desa Karanglayung, 2017.

Farida, 2015. “Transparansi dan Akuntabilitas Pemerintah Desa dalam

Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) “ dalam

Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 4 No. 5

Furqani, Astri. 2010. “Pengelolaan Keuangan Desa dalam Mewujudkan Good

Governance (Studi pada Pemerintahan Desa Kalimo, Kecamatan

kalinganget Kabupaten Sumenep)” dalam e Jurnal diakses tanggal 27 Mei

2015.

Henry, Nicholas. 1995. Administrasi Publik. Terjemahan. New Jersey; Pearson

Education,Upper Sadlde River.

Page 65: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

56

Irma, Ade. 2015. “Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) di

Kecamatan Dolo Selatan, Kabupaten Sigi”dalam e-jurnal katalogis,

volume 3 nomor 1, januari 2015.

Islamy. Irfan M. 1984. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara

(Kebijakan Publik). Jakarta: Bina Aksara.

Jafar, Marwan. 2015. “Politik Dana Desa” dalam Seri Diskusi Institut Peradaban.

Kecamatan Karangjaya Dalam Angka, 2016.

Mahmudi, Manajemen Kinerja Sektor Publik, (Jakarta:UPP STIM YKPN,

2005), h. 92.

McNabb, David E. 2002. Research Methods in Public Administration and

Nonprofit Management: Quantitative and Qualitative Approaches.USA:

M.E. Sharpe.

Putriyanti, Aprisiami. 2012. “Penerapan Otonomi Daerah dalam Menguatkan

Akuntabilitas Pemerintahan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat di

Desa Aglik,Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo” Dalam e Jurnal

diakses tanggal 27 Mei 2015.

Reksoprayitno. 2004. Sistem Ekonomi dan Demokrasi Ekonomi. Jakarta: Bina

Grafika.

Riyanto, Teguh. 2015. “Akuntabilitas Finansial dalam Pengelolaan Alokasi Dana

Desa di Kantor Desa Perangat Selatan Kecamatan Marangkayu

Kabupaten Kutai Kartanegara” dalam e Ejournal Administrasi Negara,

Volume 3, Nomor 1.

Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi

Aksara.

Utama, Lalu Satria. 2015. “Implementasi Kebijakan Alokasi Dana Desa

(ADD) dalam Penguatan Kelembagaan dan Pemberdayaan Masyarakat

Desa (studi kasus di Desa Kateng Kec. Praya Barat Kab. Loteng dalam

Jurnal Media Bina Ilmiah. Volume 9, No. 5, Agustus, ISSN No. 1978-

3787.

Zamrowi, M. Taufik.2007. Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kecil

(Studi di Industri Kecil Mebel di Kota Semarang) dalam tesis. Program

Pasca Sarjana, UNIDP, Semarang.

Page 66: LAPORAN - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42100/2/... · Jawa Barat) merupakan laporan akhir pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh Dr

57

Peraturan:

Peraturan Pemerintah (PP) No. 22 Tahun 2015 tentang Dana Desa Yang

Bersumber dari APBN.

Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa

Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

Kompas.Com, Tanggal 20 Oktober 2015 diakses tanggal 30 Agustus 2017

Kompas Com. Tanggal 3 Agustus 2017 diakses tanggal 4 Oktober 2017

Radar Tasikmalaya, Setember 2017, diakses tanggal 1 Oktober 2017

http://literaturbook.blogspot.co.id, tanggal 27 Desember 2014 diakses tanggal 1

Oktober 2017.

http://desacineam.blogspot.com diakses tanggal 29 September 2018.

https://id.wikipedia.or diakses tanggal 29 September 2018.

https://www.hestanto.web.id/teori-pendapatan-ekonomi, tanggal 4 Januari 2018,

diakses tanggal 1 Oktober 2018.

http://www.nafiun.com/2013/05/pengertian-distribusi-tujuan-fungsi diakses 1

Oktober 2018.

--00--