multiple sclerosis klp. 1 - kep. a

Upload: irmayanti-toalib

Post on 06-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    1/12

    DEFINISI

    Multiple Sclerosis adalah penyakit degeneratif

    system syaraf pusat (SSP) kronis yang meliputikerusakan myelin (material lemak dan protein). Multiple

    sclerosis secara umum dianggap sebagai auto imun

    dimana system imun tubuh sendiri yang normalnya

     bertanggung jawab untuk mempertahankan tubuhterhadap terhadap virus dan bakteri.

    ETIOLOGI

    Kehamilan• nfeksi yang disertai demam

    • Stress emosional

    • !edera

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    2/12

    M"#$%S&"S K'#K 

    &ergantung pada area system saraf pusat mana yang terjadi

    demielinasi

    • Gejala sensorik paralise ekstremitas dan wajah parestesia

    hilang sensasi sendi dan proprioseptif hilang rasa posisi

     bentuk tekstur dan rasa getar.

    • Gejala motorik kelemahan ekstremitas bawah hilang

    koordinasi tremor intensional ekstremitas atas ata*ia

    ekstremitas bawah gaya jalan goyah dan spatis kelemahan

    otot bicara dan facial palsy.

    •  Deficit cerebral emosi labil fungsi intelektual memburukmudah tersinggung kurang perhatian depresi sulit membuat

    keputusan bingung dan disorientasi.

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    3/12

    P"&+$S+'+,

    Multiple Sclerosis ditandai dengan inflamasi kronis dan

     bekas luka. Keadaan neuropatologis yang utama adalah

    reaksi inflamatori - mediasi imun. ang beberapa percaya

     bahwa inilah yang mungkin mendorong virus secara

    genetik mudah diterima individu. /iaktifkannya sel &merespon pada lingkungan (e* infeksi). & sel ini dalan

    hubunganya dengan astrositmerusak barier darah otak

    karena itu memudahkan masuknya mediator imun.

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    4/12

    P%#"&"'"KS""#

    0ersifat simtomatik sesuai dengan gejala yang muncul• $armakoterapi

    Kortikosteroid "!&1 prednisone sebagai anti inflamasi

    dan dapat meningkatkan konduksi saraf.

    munosupresan siklofosfamid (Cytoxan) imuraninterferon "2atioprin betaseron.

    0aklofen sebagai antispasmodic

    • 0lok saraf dan pembedahan dilakukan jika terjadi spastisitas

     berat dan kontraktur untuk mencegah kerusakan lenih lanjut.• &erapi fisik untuk mempertahankan tonus dan kekuatan otot

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    5/12

    3. 1ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan

     paresis dan spastisitas.

    4. 5esiko terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan sensori

    dan penglihatan.

    6. /efisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan

    kemampuan merawat diri sendiri kelemahan fisik spastis.

    7. 5esiko tinggi kerusakan intergrasi jaringan berhubungan

    dengan tirah baring lama.

    /",#+S" K%P%5"8"&"#

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    6/12

    #&%59%#S - 5"S+#"'

    Dix 1 1ambatan mobilitas fisik yang b.d kelemahan paresis dan

    spastisitas

    Tujuan /alam waktu 6 * 47 jam klien mampu melaksanakan

    aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya

    Kriteria 

    • Klien dapat ikut serta dalam program latihan

    • &idak terjadi kontraktor sendi

    • 0ertambahnya kekuatan otot

    Klien menunjukkan tindakkan untuk meningkatkanmobilitas

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    7/12

    Intervensi :

    • Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan

    kerusakan kaji secara teratur fungsi motoric

    Rasional  mengetahui tingkat kemampuan klien dalam

    melakukan aktifitas

    • Modifikasi peningkatan mobilitas fisik 

    Rasional  relaksasi dan koordinasi latihan otot meningkatkan

    efisiensi otot pada klien multipel sklerosis.

    • "njurkan teknik aktifitas dan teknik istirahat

    Rasional  klien dianjurkan untuk melakukan aktifitas

    melelahkan dalam waktu singkat karena lamanya

    latihan yang melelahkan ekstremitas dapat

    menyebabkan paresis kebas atau tidak ada koordinasi.

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    8/12

    Dix 2 5esiko cedera yang b.d kerusakan sensori dan

     penglihatan dampak tirah baring lama dan kelemahan

    spastis

    Tujuan dalam waktu 6 * 47 jam resiko trauma tidak terjadi

    Kriteria hasil :

    • Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan trauma

    /ecubitus tidak terjadi• Kontraktur sendi tidak terjadi

    • Klien tidak jatuh dari tempat tidur 

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    9/12

    Intervensi :

    • Pertahankan tirah baring dan imobilisasi sesuai indikasi

    Rasional  meminimalkan rangsangan nyeri akibatgesekkan antara fragmen tulang dengan jaringan lunak

    disekitarnya

    • 0erikan kacamata yang sesuai dengan klien

    Rasional tameng mata atau kacamata penutup

    dapat digunakan untuk memblok implus penglihatan

     pada satu mata bila klien mengalami diplopia atau

     penglihatan ganda

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    10/12

    • Minimalkan efek imobilitas.

    Rasional  oleh karena aktifitas fisik dan imobilisasi

    sering terjadi pada multipel sklerosis maka komlikasiyang di hubungkan dengan imobilisasi mencakup

    dekubitus dan langka untuk mencegahnya

    • Modifikasi pencegahan cedera.

    Rasional pencegahan cedera dilakukan padaklien multipel sklerosis jika disfungsi motorik

    menyebabkan masalah dalam tidak ada koordinasi

    dan adanya kekakuan atau jika ataksia ada klien

    resiko jatuh.

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    11/12

    Dix 3 Perubahan pola eliminasi urin yang b.d kelumpuhan saraf

     perkemihan

    Tujuan  dalam waktu 4 * 47 jam eliminasi urin terpenuhi

    Kriteria hasil :

    • Pemenuhan eliminasi urin dapat dilaksanakan dengan atau

    tidak mengguanakan keteter 

    • Produksi :; cc

  • 8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A

    12/12

    Intervensi :

    • Kaji pola berkemih dan catat urin setiap = jam

    Rasional  mengetahui fungsi ginjal

    • &ingkatkan kontrol berkemih dengan cara berikan dukungan

     pada klien tentang pemenuhan eliminasi urin lakukan jadwal

     berkemih ukur jumlah urin tiap 4 jam

    Rasional  jadwal berkemih diatur awalnya setiap 3

    sampai 4 jam dengan perpanjangan interfal waktu bertahap. Klien diinstruksikan untuk mengukur jumlah

    air yang di minum setiap 4 jam dan mencoba untuk

     berkemih 6; menit setelah minum.

    •Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemihRasional  menialai perubahan akibat dari inkontinensial urin

    • "njurkan klien untuk minum 4;;; cc