multiple sclerosis klp. 1 - kep. a
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
1/12
DEFINISI
Multiple Sclerosis adalah penyakit degeneratif
system syaraf pusat (SSP) kronis yang meliputikerusakan myelin (material lemak dan protein). Multiple
sclerosis secara umum dianggap sebagai auto imun
dimana system imun tubuh sendiri yang normalnya
bertanggung jawab untuk mempertahankan tubuhterhadap terhadap virus dan bakteri.
ETIOLOGI
•
Kehamilan• nfeksi yang disertai demam
• Stress emosional
• !edera
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
2/12
M"#$%S&"S K'#K
&ergantung pada area system saraf pusat mana yang terjadi
demielinasi
• Gejala sensorik paralise ekstremitas dan wajah parestesia
hilang sensasi sendi dan proprioseptif hilang rasa posisi
bentuk tekstur dan rasa getar.
• Gejala motorik kelemahan ekstremitas bawah hilang
koordinasi tremor intensional ekstremitas atas ata*ia
ekstremitas bawah gaya jalan goyah dan spatis kelemahan
otot bicara dan facial palsy.
• Deficit cerebral emosi labil fungsi intelektual memburukmudah tersinggung kurang perhatian depresi sulit membuat
keputusan bingung dan disorientasi.
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
3/12
P"&+$S+'+,
Multiple Sclerosis ditandai dengan inflamasi kronis dan
bekas luka. Keadaan neuropatologis yang utama adalah
reaksi inflamatori - mediasi imun. ang beberapa percaya
bahwa inilah yang mungkin mendorong virus secara
genetik mudah diterima individu. /iaktifkannya sel &merespon pada lingkungan (e* infeksi). & sel ini dalan
hubunganya dengan astrositmerusak barier darah otak
karena itu memudahkan masuknya mediator imun.
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
4/12
P%#"&"'"KS""#
•
0ersifat simtomatik sesuai dengan gejala yang muncul• $armakoterapi
Kortikosteroid "!&1 prednisone sebagai anti inflamasi
dan dapat meningkatkan konduksi saraf.
munosupresan siklofosfamid (Cytoxan) imuraninterferon "2atioprin betaseron.
0aklofen sebagai antispasmodic
• 0lok saraf dan pembedahan dilakukan jika terjadi spastisitas
berat dan kontraktur untuk mencegah kerusakan lenih lanjut.• &erapi fisik untuk mempertahankan tonus dan kekuatan otot
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
5/12
3. 1ambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
paresis dan spastisitas.
4. 5esiko terhadap cedera berhubungan dengan kerusakan sensori
dan penglihatan.
6. /efisit perawatan diri berhubungan dengan perubahan
kemampuan merawat diri sendiri kelemahan fisik spastis.
7. 5esiko tinggi kerusakan intergrasi jaringan berhubungan
dengan tirah baring lama.
/",#+S" K%P%5"8"&"#
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
6/12
#&%59%#S - 5"S+#"'
Dix 1 1ambatan mobilitas fisik yang b.d kelemahan paresis dan
spastisitas
Tujuan /alam waktu 6 * 47 jam klien mampu melaksanakan
aktifitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria
• Klien dapat ikut serta dalam program latihan
• &idak terjadi kontraktor sendi
• 0ertambahnya kekuatan otot
•
Klien menunjukkan tindakkan untuk meningkatkanmobilitas
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
7/12
Intervensi :
• Kaji mobilitas yang ada dan observasi terhadap peningkatan
kerusakan kaji secara teratur fungsi motoric
Rasional mengetahui tingkat kemampuan klien dalam
melakukan aktifitas
• Modifikasi peningkatan mobilitas fisik
Rasional relaksasi dan koordinasi latihan otot meningkatkan
efisiensi otot pada klien multipel sklerosis.
• "njurkan teknik aktifitas dan teknik istirahat
Rasional klien dianjurkan untuk melakukan aktifitas
melelahkan dalam waktu singkat karena lamanya
latihan yang melelahkan ekstremitas dapat
menyebabkan paresis kebas atau tidak ada koordinasi.
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
8/12
Dix 2 5esiko cedera yang b.d kerusakan sensori dan
penglihatan dampak tirah baring lama dan kelemahan
spastis
Tujuan dalam waktu 6 * 47 jam resiko trauma tidak terjadi
Kriteria hasil :
• Klien mau berpartisipasi terhadap pencegahan trauma
•
/ecubitus tidak terjadi• Kontraktur sendi tidak terjadi
• Klien tidak jatuh dari tempat tidur
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
9/12
Intervensi :
• Pertahankan tirah baring dan imobilisasi sesuai indikasi
Rasional meminimalkan rangsangan nyeri akibatgesekkan antara fragmen tulang dengan jaringan lunak
disekitarnya
• 0erikan kacamata yang sesuai dengan klien
Rasional tameng mata atau kacamata penutup
dapat digunakan untuk memblok implus penglihatan
pada satu mata bila klien mengalami diplopia atau
penglihatan ganda
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
10/12
• Minimalkan efek imobilitas.
Rasional oleh karena aktifitas fisik dan imobilisasi
sering terjadi pada multipel sklerosis maka komlikasiyang di hubungkan dengan imobilisasi mencakup
dekubitus dan langka untuk mencegahnya
• Modifikasi pencegahan cedera.
Rasional pencegahan cedera dilakukan padaklien multipel sklerosis jika disfungsi motorik
menyebabkan masalah dalam tidak ada koordinasi
dan adanya kekakuan atau jika ataksia ada klien
resiko jatuh.
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
11/12
Dix 3 Perubahan pola eliminasi urin yang b.d kelumpuhan saraf
perkemihan
Tujuan dalam waktu 4 * 47 jam eliminasi urin terpenuhi
Kriteria hasil :
• Pemenuhan eliminasi urin dapat dilaksanakan dengan atau
tidak mengguanakan keteter
• Produksi :; cc
-
8/18/2019 Multiple Sclerosis Klp. 1 - Kep. A
12/12
Intervensi :
• Kaji pola berkemih dan catat urin setiap = jam
Rasional mengetahui fungsi ginjal
• &ingkatkan kontrol berkemih dengan cara berikan dukungan
pada klien tentang pemenuhan eliminasi urin lakukan jadwal
berkemih ukur jumlah urin tiap 4 jam
Rasional jadwal berkemih diatur awalnya setiap 3
sampai 4 jam dengan perpanjangan interfal waktu bertahap. Klien diinstruksikan untuk mengukur jumlah
air yang di minum setiap 4 jam dan mencoba untuk
berkemih 6; menit setelah minum.
•Palpasi kemungkinan adanya distensi kandung kemihRasional menialai perubahan akibat dari inkontinensial urin
• "njurkan klien untuk minum 4;;; cc