n À w8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/warta-sdgs-unila... · energi terbarukan...

23
Warta SDGs adalah salah satu media informasi dari Badan Pengembangan Pembangunan Berkelanjutan/ Sustainable Development Goals Center (BP2B/SDGs Center) Universitas Lampung yang bertujuan untuk menyampaikan informasi terkait kemajuan dan dinamika pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) kepada pemangku kepentingan baik di dalam maupun di luar Universitas Lampung. Informasi Warta SDGs Unila dapat bersumber dari tim SDGs Center Unila, sivitas akademik Unila, serta pihak luar yang bekerjasama dengan SDGs Center Unila. Warta SDGs Unila juga sebagai upaya untuk menyampaikan informasi perkembangan kebijakan, praktik yang baik dan inovasi Universitas Lampung, pemerintah daerah dan pihak-pihak lain yang bekerja untuk pencapaian pembangunan berkelanjutan. Warta SDGs Unila dapat diakses melalui http://sdgcenter.unila.ac.id/. HEADLINE Susunan Redaksi| Penanggung Jawab: Dr. Unang Mulkhan, M.B.A. (Kepala SDGs Center Unila), Dr. Mahpul, M.A. (Sekretaris SDGs Center Unila) Pemimpin Redaksi: Gede Eka Putrawan, S.S., M.Hum. (Ketua Bidang Publikasi SDGs Center Unila) | Redaktur Pelaksana: Khairunnisa Simbolon, M.A. (Sekretaris Bidang Publikasi SDGs Center Unila), Redaktur: Budi Kurniawan, M.P.P., Fajar Riyantika, M.A., Anggit Wicaksono, M.Si. | Desain Grafis: Indra J. Wiranata, M.A., Septi Haryati, Nyiayu V. Cahyani EDISI 3 | APRIL 2020 PAGE | 01 UNIVERSITAS LAMPUNG Bersinergi dan Berinovasi untuk Negeri Kompleksitas TPB, Bumi, dan Pandemi

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Warta SDGs adalah salah satu media informasi dariBadan Pengembangan PembangunanBerkelanjutan/Sustainable Development Goals Center(BP2B/SDGs Center) Universitas Lampung yangbertujuan untuk menyampaikan informasi terkaitkemajuan dan dinamika pelaksanaan TujuanPembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) kepadapemangku kepentingan baik di dalam maupun di luarUniversitas Lampung. Informasi Warta SDGs Uniladapat bersumber dari tim SDGs Center Unila, sivitasakademik Unila, serta pihak luar yang bekerjasamadengan SDGs Center Unila. Warta SDGs Unila jugasebagai upaya untuk menyampaikan informasiperkembangan kebijakan, praktik yang baik daninovasi Universitas Lampung, pemerintah daerah danpihak-pihak lain yang bekerja untuk pencapaianpembangunan berkelanjutan. Warta SDGs Unila dapatdiakses melalui http://sdgcenter.unila.ac.id/.

HEADLINE

Susunan Redaksi| Penanggung Jawab: Dr. Unang Mulkhan, M.B.A. (Kepala SDGs Center Unila), Dr. Mahpul, M.A. (Sekretaris SDGs Center Unila)Pemimpin Redaksi: Gede Eka Putrawan, S.S., M.Hum. (Ketua Bidang Publikasi SDGs Center Unila) | Redaktur Pelaksana: Khairunnisa

Simbolon, M.A. (Sekretaris Bidang Publikasi SDGs Center Unila), Redaktur: Budi Kurniawan, M.P.P., Fajar Riyantika, M.A., Anggit Wicaksono, M.Si. |Desain Grafis: Indra J. Wiranata, M.A., Septi Haryati, Nyiayu V. Cahyani

WARTA SDGs UNILA

WARTA SDGs UNILA

E D I S I 3 | A P R I L 2 0 2 0

PAGE | 01

UNIVERSITAS LAMPUNGBersinergi dan Berinovasi untuk Negeri

KompleksitasTPB,Bumi, danPandemi

Page 2: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Akhir Maret lalu, tepatnya tanggal 25Maret 2020, The United NationsEconomic and Social Commission for Asiaand the Pacific (UN ESCAP) merilislaporan perkembangan pencapaianTujuan Pembangunan Berkelanjutanuntuk 58 Negara di Kawasan AsiaPasifik. Laporan berjudul “Asia and thePacific SDG Progress Report 2020”menyatakan bahwa Asia Pasifikmengalami kemunduran dan ‘out oftrack’ dalam pencapaian 17 TujuanPembangunan Berkelanjutan (TPB),terutama pada tujuan Konsumsi danProduksi yang Bertanggung Jawab(Tujuan 12) dan Penanganan PerubahanIklim (Tujuan 13). Rilis UN ESCAPtersebut menjadi “alarm” khusus di HariBumi, April tahun ini. Tindakan dalam pencapaian tujuankonsumsi dan produksi yangberkelanjutan saat ini dapat dikatakanbelum sepenuhnya merujuk danmelaksanakan Kerangka Kerja Program10-Tahun tentang Pola Konsumsi danProduksi yang Berkelanjutan (The 10Year Framework of Programmes onSustainable Consumption andProduction Patterns) atau yangdisingkat dengan 10YFP. 10YFP adalahsalah satu hasil Konferensi PerserikatanBangsa-Bangsa tentang PembangunanBerkelanjutan (Rio+20) pada Juni 2012,dalam tajuk ‘Masa Depan Yang KitaInginkan’ (The Future We Want), yangbertujuan untuk percepatan menujupola konsumsi dan produksi berkelan-

jutan (Sustainable Consumption andProduction) di negara maju danberkembang. Beberapa program yangditekankan pada 10YFP meliputi;pemberian informasi pada konsumententang produk hijau/ramahlingkungan, gaya hidup yang selarasdengan alam dan berkelanjutan,pengadaan barang dan jasa yang ramahlingkungan, dan pariwisataberkelanjutan termasuk eco-tourism.10YFP ini telah diadopsi oleh banyaknegara di dunia termasuk Indonesia. Indonesia melalui KementerianPerencanaan Pembangunan NasionalRepublik Indonesia/ BadanPerencanaan Pembangunan Nasional(BAPPENAS) telah memasukkan 10YFPdalam kerangka pelaksanaan TPBmelalui rencana aksi nasional dalam‘konsumsi dan produksi berkelanjutan’.Rencana Aksi Nasional tersebutmendorong Pemerintah danPerusahaan untuk mengadopsi praktikberkelanjutan dalam siklus dan prosesbisnis mereka termasuk dalampengadaan barang dan jasa.Pemerintah memasukkan 5 aspekdalam kebijakan nasional yaitu: 1)pemilihan eco-labels dalam pengadaanbarang dan jasa yang ramahlingkungan, 2) kebijakan eco-office ataubangunan dan desain kantor yangramah lingkungan, 3) industri yangramah lingkungan, 4) pariwisata yangberkelanjutan, dan 5)pembangunan/penyediaan fasilitasumum yang ramah lingkungan.

ASIA PASIFIK “KELUAR JALUR”

DALAM PENCAPAIAN TPB

KOMPLEKSITAS TPB, BUMI,DAN PANDEMI

PAGE | 02

Page 3: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

suk Indonesia karena sebagiandidorong oleh permintaan komoditasutama seperti minyak kelapa sawit,kedelai, kayu, dan bubur kertas darinegara-negara maju. Pemanasan globalakibat industrialisasi tidak dapatdihindari, tetapi tindakan cepat untukmengatasi perubahan iklim dandampaknya masih sangat jauh dariharapan. Selain beberapa kondisi di atas, aksipenguatan kapasitas wilayah yangrentan terhadap bencana juga masihminim. Padahal sangat pentingbagaimana kapasitas ketahanan danadaptasi terhadap bahaya terkaitperubahan iklim dan bencana terutamabagi Indonesia, sebagai salah satunegara rawan bencana. Political willjuga sangat diperlukan untukmengintegrasikan tindakan antisipasiperubahan iklim ke dalam kebijakan,strategi dan perencanaan baik di levelnasional maupun lokal. Penangananperubahan iklim juga tidak lepasbagaimana pendidikan, penumbuhankesadaran, serta kapasitas sumber dayamanusia dan kelembagaan berperandalam mitigasi, adaptasi danperingatan dini terhadap perubahaniklim. Termasuk bagaimana tindakanyang juga fokus pada perempuan,pemuda serta masyarakat lokal danmarjinal, seperti yang tertuang dalamkriteria dan indikator pencapaian TPB.  Mundurnya capaian tujuan TPB 12 dan13 tersebut menjadi peringatan kerasbagi negara-negara di kawasan AsiaPasifik termasuk Indonesia untuksegera mendorong penggunaan sumberdaya alam termasuk barang dan jasayang berkelanjutan, pelaksanaanindustri dan ekonomi hijau (greenindustry and green economy),meningkatkan pengelolaan bahan ki-

Namun dalam pelaksanaannya,konsumsi dan produksi berkelanjutanini masih jauh dari harapan. Ambilcontoh, masih kurangnya informasiyang akurat kepada konsumen tentangproduk yang mereka beli dan konsumsiterkait dampak lingkungan dan sosialserta siklus daur hidup produk tersebut.Ditambah lagi, belum adanya kebijakandi banyak daerah tentang pola produksidan konsumsi yang berkelanjutan danminimnya kebijakan tentangpemanfaatan sumber daya secaraefisien. Pemanfaatan sumber dayasecara efisien, serta belummaksimalnya praktik pengelolaansampah beracun, polutan, dan daurulang sampah di berbagai institusi, baikpublik maupun bisnis. Artinya, 10YFPyang dimasukkan dalam pelaksanaanTPB belum signifikan dalam mencapaitarget, termasuk belum jelasnyamekanisme dan proses monitoring danevaluasi dari pelaksanaan kebijakantersebut. Mundurnya pencapaian tujuankonsumsi dan produksi yangberkelanjutan di Asia Pasifik jugadibarengi dengan mundurnyapencapaian Penanganan PerubahanIklim (Tujuan 13). Banyak kondisisebagai faktor penyebab misalnya UNESCAP (2020) menyebutkan bahwaenergi terbarukan di Asia Pasifik hanya16 persen, salah satu yang terendahsecara global. Negara-negara di AsiaPasifik berkontribusi setengah dari totalgas rumah kaca di dunia, danjumlahnya dua kali lipat, sejak tahun2000, yaitu dari 12,4 miliar ton karbondioksida, setara dengan 21 miliar tonpada 2017 (UN ESCAP, 2020).Industrialisasi di negara-negara AsiaPasifik termasuk di Indonesiamemberikan dampak signifikanterhadap kenaikan level polusi udara.Berkurangnya area hutan secara terusmemenerus di beberapa negara terma-

Lanjutan

PAGE | 03

Page 4: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Penulis:Dr Unang Mulkhan meraih gelar PhD dalam kajian Etika Bisnis dari StirlingUniversity, Skotlandia UK (2017), penelitian doktoralnya tentang ‘Exploring EthicalIssues in the Indonesian Mining Industry’ dengan pendekatan ontologi CriticalRealism di bawah bimbingan Dr Cécile Rozuel (Lancaster  University), Dr ScottHurrell (Adam Smith Business School, Glasgow University), dan Dr Knut Laaser(Stirling University). Ia memegang diploma dalam ‘Sustainable Local Economic De-

velopment’ dari Institute for Housing and Urban Development Studies (IHS) Erasmus University,Rotterdam Belanda (2019) dengan membahas Social Solidarity Economy (SSE) dalam perspektifkesetaraan gender. Gelar MBA ia peroleh dari Maastricht School of Management (MSM) Belanda (2011)dengan thesis tentang Sustainability Reporting. Dr Mulkhan adalah salah satu peneliti dalam kajian Sustainable Development Goals (SDGs), HumanRights, Gender dan Environment di bawah program Regional Research Initiative (RRI) Asia Pacific 2019,didanai oleh Raoul Wallenberg Institute (RWI) Lund University, Swedia, dengan penelitiannya tentang'Eco-Justice Perspective and Human Rights Based-Approach to Responsible Business in the IndonesianMining’. Ia juga terpilih sebagai salah satu peneliti dalam tema Pertumbuhan Ekonomi, Ekologi danKesetaraan di Negara Vietnam yang didanai oleh Center for Southeast Asian Studies (CSEAS) KyotoUniversity, Jepang pada November 2019. Saat ini, ia adalah Kepala Badan Pengembangan SDGs di Universitas Lampung, dosen FISIP Unila,serta dosen tamu di Vietnam National University International School (VNU IS) Hanoi. Ia juga anggotatim ahli untuk United Cities and Local Government Asia Pacific (UCLG ASPAC). Fokus tema risetnya saatini adalah etika bisnis dalam perspektif Aristotelian virtue ethics, Business and Human Rights, dan SDGs.Bersama Professor Jacob Dahl-Rendtorff dari Roskilde University Denmark, dan beberapa peneliti diEropa lainnya, saat ini sedang menyelesaikan buku berjudul Business Legitimacy: Responsibility, Ethicsand Society, Upcoming di Springer Nature https://www.springer.com/gp/book/9783030146214.

mia dan limbah, meningkatkanketahanannya terhadap bencana alam,dan beradaptasi dengan dampak burukperubahan iklim melalui kebijakan yangterpadu. Grafik Capaian SDGs Asia Pasifik 2020 Krisis global di 2020, pandemi COVID-19,memberikan dampak pada penurunanpolusi udara di berbagai negara.Misalnya penurunan polusi udara

Lanjutan

PAGE | 04

Sumber: UNESCAP, 2020

udara yang sangat drastis di China danKorea Selatan karena kebijakankarantina, serta tutupnya pabrik danbisnis selama wabah terjadi. Gambardari sebuah satelit ESA’s Sentinel-5Pmenunjukkan penurunan signifikankadar nitrogen dioksida (NO2) secaraglobal khususnya di Wuhan, Chinasebelum dan sesudah COVID-19.Artinya, pandemi COVID-19 memilikidampak signifikan bagi penurunanpermintaan energi, output industri danemisi di banyak negara termasukIndonesia. Tetapi perlu digaris bawahi bahwapenurunan polusi udara saat ini bersifatkebetulan ‘unintentional’ karena efekpandemi COVID-19, bukan dari hasilagregat praktik green economy dangreen industry. Sehingga, setelahpandemi COVID-19 berakhir, terjadikemungkinan ‘rebound’ polusi akibatberoperasinya kembali industri danbisnis, serta kebutuhan energi rumahtangga yang juga tidak kalah besar.

Page 5: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Penulis: Arif Darmawan S.E., M.A.Dosen Jurusan EkonomiPembangunan FEB UnilaMaster Bidang Ekonomi Pembangunandan Pertumbuhan EkonomiMarmara University, Istanbul, TurkiProject Team Leader of SDGs Research,Monitoring and Evaluation, SDGs CentreUnilaKonsultan/Tenaga Ahli Bappenasuntuk SDGs (2017-2019)

PELUANG DAN TANTANGANTUJUAN PEMBANGUNANBERKELANJUTAN (TPB) DI TENGAHPANDEMIK VIRUS COVID-19

yang lebih parahnya lagi, harusmengurangi karyawan akibatomzet yang minim. Hal inimenimbulkan kekhawatiran akannasib 1,2 juta pekerja yangterancam “PHK” di Indonesia(Kemenaker, 2020). Mereka yang sebagian besarmerupakan kepala rumah tanggadan menjadi tumpuan keluargaharus merasakan beban beratdengan kondisi ketidakpastianseperti sekarang. Hal ini menjadisulit karena akses yang terbatasdan peran dari berbagai pihakbelum secara maksimal hadirdalam meringankan beban parapekerja yang terkena dampaklangsung dari Covid-19. Secarajelas, semua orang tidak bisamemprediksi kapan bencana iniakan berakhir. Selain itu, mediaselalu memberitakan bahwapasien terdampak virus Covid-19terus bertambah setiap harinyasecara eksponensial. Hal inidiperparah dengan keterbatasanalat pelindung diri (APD)menyebabkan banyak dokter danperawat gugur dalam tugasmerawat pasien Covid-19.

Berkaca pada fenomena global ini,banyak negara, termasuk negaramaju dan berkembang berusahamembangun solidaritas untukmenanggulangi dampak daribencana ini. WHO sebagai bagianpenting dalam PBB yangmengurusi bagian kesehatan terusberupaya menyerukan socialdistancing, physical distancinghingga penutupan total untukmengurangi penyebaran virusCovid-19. Selanjutnya, bantuanterus diberikan kepada negara-negara yang terdampak agarupaya pencegahan danpengobatan dapat dilakukansecara maksimal.

Covid-19 merupakanfenomena globalyanghjhjyang terjadi hampir di seluruhnegara di dunia dan memberikandampak luar biasa kepada seluruhlapisan masyarakat. Hampir setiaphari, kita mendengar mediamemberitakan bencana inisebagai salah satu bencanaterbesar yang pernah terjadi padaabad-21. Tidak heran, karenabencana Covid-19 seperti“tsunami” yang menyapu hampirseluruh lini kehidupan tanpamemandang apapun di depannya.Masyarakat menengah ke atashingga masyarakat menengah kebawah terkena dampak langsungdari pandemi Covid-19. Mulai daripenutupan sementara usaha,merumahkan karyawan hinggayang lebih parahnya lagi, harus

PAGE | 05

Gambar 1. Meratakan Kurva Pandemi Covid-19(Sumber: Gourinchas, 2020)

Page 6: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

WHO memimpin perjuangan global melawanCovid-19 terus berupaya menggalangdukungan dengan melakukan berbagai macamkebijakan secara preventif dan komprehensif.Penyediaan kapasitas sistem kesehatan yangmumpuni diharapkan dapat mengurangijumlah kasus dari Covid-19 di berbagai belahandunia (seperti ilustrasi pada gambar 1). Terkait dengan hal ini, perlu adanya dukungandari semua pihak dalam mengatasi pandemikyang berimbas kepada semua lini termasuksosial, ekonomi dan kesehatan. Selain itu,diperlukan adanya pedoman dan tujuan yangjelas agar memberikan pengaruh positif dalammenanggulangi bencana ini. TujuanPembangunan Berkelanjutan atau SustainableDevelopment Goals (TPB/SDGs), sebuah agendainternasional guna mendukung pembangunanyang lebih merata dan inklusif diharapkandapat menjadi pedoman/guidance dalammengurangi dampak pandemi Covid-19 padaseluruh lapisan masyarakat dengan berbagaiinisiasi solidaritas yang bisa dilakukan olehsemua pihak. Peran partisipasi masyarakat inidibutuhkan dalam pencapaian berbagaiagenda yang sudah dirancang.

Beberapa bukti menunjukkan bahwa tujuanpembangunan berkelanjutan yang berkaitandengan kesehatan masyarakat dapatmempercepat kemajuan menuju tujuanpembangunan yang lebih kompleks,contohnya adalah dalam pandemi Covid-19ini dimana TPB melibatkan 17 tujuan aksipembangunan yang didukung oleh peran aktifdari seluruh lapisan masyarakat. Peluang TPBsebagai pedoman dalam implementasiprinsip kemanusiaan dan keadilan dapatditekankan melalui 6 (enam)perubahan/transformasi yang berkelanjutan. Dalam konteks wabah Covid-19 ini, proseskolaborasi dan sinergisasi transformasi yangterinspirasi oleh Sachs, et al. (2019)diharapkan dapat fokus pada bidang SDM danKesehatan. Proses transformasi pertama yangdimulai dari SDM, gender dan ketimpangan.Pendidikan memberikan hal penting dalammembangun modal manusia sehingga peranpendidikan menjadi krusial. Pendidikan dapatmemberikan nilai tambah kepada modalmanusia dengan skema pengembangan risetterpadu terhadap berbagai ancaman kepadapembangunan yang utuh. Pengembanganriset dapat membantu dalam pendeteksiandini terkait wabah penyakit yang menularataupun membahayakan manusia.Selanjutnya, transformasi kedua berkenaandengan kesehatan. Hal inilah yang menjadipeluang dan kekuatan bagi TPB untuk bisamerancang dan mengimplementasikan“universal health coverage.” Output utama ini

Lanjutan

Gambar 3. Tujuan ke-3 SDGs (Sumber: https://sustainabledevelopment.un.org/sdgs)

Gambar 2. Enam Transformasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan(Sumber: Sachs, J.D., Schmidt-Traub, G., Mazzucato, M. et al., 2019)

PAGE | 06

Page 7: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Dengan menggunakan kerangka konsepDahlgren dan Whitehead (1991) bahwadeterminan sosial kesehatan terletak diberbagai level, dan fakta bahwa TPB yangingin dicapai merupakan determinankesehatan, maka jika TPB dapat dicapaidengan lebih cepat, maka implikasinya tujuanuntuk meningkatkan kesehatan populasi dandistribusi kesehatan yang adil dalam populasidan antar populasi akan dapat dicapaidengan lebih cepat pula. Mengimplementasikan TPB sangatlah pentingdalam mendukung tercapainya kualitas hidupserta agenda pembangunan yang lebih baik.Selain manfaat dari tujuan di bidangkesehatan yang sudah dijelaskan, dampakekonomi juga berpengaruh dalam berbagaitarget yang ingin dicapai di tengah pandemiCovid-19. Menurut proyeksi dari ILO (2020),hampir 25 juta orang dapat kehilanganpekerjaan karena krisis ekonomi, kegagalanpasar dalam menyeimbangkan supply dandemand, serta  gelombang tenaga kerja yangterpaksa dirumahkan akibat berhentinyaproduksi. Hal ini menjadi bahasan pentingdalam agenda TPB tujuan ke-8 tentangpekerjaan yang layak dan pertumbuhanekonomi. Indonesia diharapkan dapatmemberi praktek terbaik dalam menjamintingkat dasar jaminan sosial untuk semua danmemastikan tingkat perlindungan yangmemadai untuk sebanyak mungkin orang, se-

membutuhkan sistem kesehatan yang dibiayaipublik dengan mengintegrasikan polapencegahan, terapi, pengobatan, sisteminformasi terintegrasi dan pengawasanterhadap kontrol penyakit. Sistem kesehatan perlu fokus pada layanankesehatan primer dan menawarkan intervensiuntuk kesehatan, pencegahan dan pengobatanpenyakit menular yang efektif, danpengendalian penyakit tidak menular. Dalamkonteks penanganan Covid-19, perlunya sistemkesehatan yang bisa menjangkau semuakalangan dan mempercepat perluasan teskesehatan untuk mengetahui orang yangpositif menjadi suatu hal yang dibutuhkan saatini. Oleh karena itu, kombinasi dan dayadukung program tranformasi pertama dankedua dapat meningkatkan hasil kesehatansecara signifikan. Saat ini, di tengah pandemi Covid-19, Indonesiamengedepankan prinsip pelaksanaan denganinklusivitas, yakni melibatkan baik unsurpemerintah maupun non pemerintah sepertipelaku usaha, filantropi, organisasimasyarakat, akademisi dan perguruan tinggiagar semakin banyak pihak yang berpartisipasi.Secara khusus, 17 tujuan yang terangkumdalam TPB merupakan sebuah agenda besardalam mendukung peningkatan kualitas hidupmanusia di masa kini dan masa mendatang.Hampir semua tujuan dalam TPB merupakandeterminan sosial kesehatan yang terletak diberbagai level. Hanya tujuan ke-3 (Health) yangbukan merupakan determinan kesehatan,melainkan tujuan kesehatan itu sendiri yangingin dicapai. Tujuan ke-3 TPB dengan jelasmenyebutkan bahwa tujuan yang ingin dicapaiadalah kehidupan yang sehat bagi semua(keadilan kesehatan) pada semua usia(kesetaraan kesehatan menurut usia).

Lanjutan

Gambar 4. Tujuan ke-17 SDGs (Sumber: https://sustainabledevelopment.un.org/sdgs)

PAGE | 07

Page 8: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

segera mungkin. Mengingat Covid-19, sekarangadalah saat yang tepat untuk membangunsistem pembangunan yang lebih inklusif. Agenda 2030 berjanji bahwa tidak akan adayang tertinggal dalam mengimplementasikanTPB. Prinsip keadilan ini bertujuan untukmengatasi ketidaksetaraan dan diskriminasiberdasarkan gender, ras, status sosial ataukualifikasi lainnya, yang dihasilkan dariberbagai faktor termasuk dinamika kekuasaan,diskriminasi, desain sistem yang buruk, danpendanaan yang tidak mencukupi. Terakhir, untuk membuat semua tujuanmenjadi nyata, dibutuhkan partisipasi semuaelemen dan pemangku kepentingan, termasukpemerintah, sektor swasta, organisasimasyarakat sipil, dan masyarakat umum dalammenghadapi bencana Covid-19 ini. Sesuaidengan tujuan ke-17, memastikan bahwahubungan kemitraan dan peran aktif semuapihak dapat mendukung tercapainya tujuanpembangunan berkelanjutan dalammenghadapi pandemi ini because economy canrecover but we can't recover dead bodies.

Lanjutan

PAGE | 08

Gambar 5. Tujuan ke-17 SDGs (Sumber: https://sustainabledevelopment.un.org/sdgs)

Page 9: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

HUMAN RIGHTS AND

COVID-19

“Everyone, without exception, has the right tolife-saving interventions and this responsibilitylies with the government. The scarcity ofresources or the use of public or privateinsurance schemes should never be ajustification to discriminate against certaingroups of patients. Everybody has the right tohealth.”--Antonio Guterres-- Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi,Sosial dan Budaya (International  Covenant onEconomic, Social and Cultural Rights), tahun1966 telah diadopsi oleh sebagian besar negaratermasuk Indonesia. Kovenan tersebut salahsatunya menyatakan bahwa setiap orangmemiliki hak untuk mendapatkan standarkesehatan fisik dan mental tertinggi yang dapatdicapai. Hal ini selaras dengan hak-hak yangdijamin oleh Deklarasi Universal Hak AsasiManusia dan Tujuan PembangunanBerkelanjutan dunia (Sustainable DevelopmentGoals), yaitu “No One Left Behind” (tidak adaseorang pun yang tertinggal). Saat ini pandemi Covid-19 terus menyebar diseluruh dunia. Setidaknya 2.565.879 kasusinfeksi telah merebak di lebih dari 181 negaradan 177,789 orang telah meninggal dunia(https://www.worldometers.info/coronavirus/22 April 2020). Pada tanggal 2 Maret 2020 untukpertama kalinya Indonesia mengumumkanbahwa Virus Corona (COVID-19) telah masuk keIndonesia. Pemerintah akhirnya mulaibertindak dengan melarang pertemuan massa,memberlakukan jarak sosial (social distancing)yang juga sering disebut dengan jarak fisik(physical distancing), membatasi keluar masukorang dari dan ke luar negeri, sertamenginstruksikan

menginstruksikan semua lembagapemerintah dan swasta untuk bekerja darirumah (Work from Home/WfH). Efeknya didunia pendidikan, sistem pembelajarandilakukan secara daring (online). Data sebarankasus Covid-19 di Indonesia pada 16 April2020 yaitu sebanyak 4.241 orang berstatuspositif corona, 496 orang meninggal duniadan 548 sembuh (Healthmap, 2020). Akhirnyapemerintah pun melakukan upayaPembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)dengan melakukan karantina wilayah demimenekan penyebaran virus corona(Kemenkes, 2020). Instruksi pemerintah kepada seluruhmasyarakat untuk melakukan isolasi mandiri,termasuk pada masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan, yaitu sekitar 9persen dari populasi Indonesia (BPS, 2020).Hal ini berakibat banyak orang kehilangansumber pendapatan tunggal mereka. Bahkan,dengan tetap berada di luar rumah merekaakan sangat rentan terhadap penyebaranvirus Covid-19 karena berinteraksi denganorang lain. Ditambah saat ini, banyakperusahaan melaporkan kerugian karenapermintaan turun sehingga imbasnya adalahmerumahkan sebagian pegawai dan buruh.Para pekerja di sektor informal seperti penjualmakanan, penjaga toko kelontong, hinggapengemudi taksi dan ojek yang tentunya tidakdapat bekerja dari rumah. Kemudianbagaimana dengan hak-hak individu yangseharusnya berada di bawah perlindunganNegara?

PAGE | 09

Page 10: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Protect freedom of expression and ensureaccess to critical informationEnsure quarantines, lockdowns, and travelbans comply with rights normsProtect people in custody and in institutionsEnsure protection of health workersFulfill the right to education—even if schoolsare temporarily closedAddress disproportionate impacts onwomen and girls.Root out discrimination and stigma, protectpatient confidentialityEnsure marginalized populations canaccess health care without discriminationProtect community and civil societyorganizationsPromote the rights to water and sanitationEnsure humanitarian aid continuesTarget economic relief to assist low-wageworkers

tinggal darurat sementara, dengan kualitasair (sanitasi) dan bahan makanan pokok yangdapat dinikmati oleh masyarakat kurangsejahtera (UNCHR, 2020). Selain itu, pemerintah harus mengatasimasalah yang lebih mendasar terkait denganperubahan sifat pekerjaan selama pandemiini terjadi. Salah satu strategi yang diperlukanadalah memberikan bantuan dan jaminanbagi para pekerja di sektor formal daninformal dengan    paket kesehatan,keselamatan dan keuangan. Hal tersebutharus dilakukan dengan dukungan yangmemadai dari Negara melalui pemerintahpusat ke daerah sehingga kehidupanmasyarakat Indonesia dapat terjamin selamamasa darurat pandemi Covid-19. Human Rights Dimensions of COVID-19Response

Dalam situasi krisis saat ini, pemerintah wajibmengambil langkah-langkah efektif dalampencegahan, pengobatan dan pengendalianepidemi, endemi, penyakit akibat kerja danpenyakit lainnya dengan memastikan bahwafasilitas, barang dan layanan kesehatan harustersedia dalam jumlah yang cukup dan dapatdiakses oleh semua orang tanpa diskriminasiserta terjangkau untuk semua orang bahkankelompok yang terpinggirkan. Disamping itu,pembatasan hak dan kebebasan yangdiberikan haruslah proporsional dengan tetapmemperhatikan aturan, tujuan dan kondisiyang terjadi di masyarakat. Pemerintah jugaharus memberikan akses informasi yangterbuka agar tidak terjadi pemberitaanmenyimpang atau menyesatkan sehinggamenimbulkan rasa takut dan prasangka burukterutama bagi kelompok minoritas, masyarakatadat, migran, pengungsi, penyandang cacatdan orang tua (The United Nations Commissionon Human Rights/UNCHR, 2020). Pemerintah harus mengatasi masalahstruktural yang dapat mengakibatkankerentanan. Hal tersebut dapat dilakukandengan memperkuat program universal bagikemiskinan untuk rumah tanggaberpenghasilan rendah terutama di bidangpendidikan, kesehatan dan ekonomi. Tidakhanya itu, hak-hak lain dipertaruhkan dalamupaya  menghentikan  penyebaran epidemiCovid-19 diantaranya kebebasan bergerak,kebebasan berekspresi, dan sosial ekonomilainnya. Hak-hak ini memang dapat dibatasi,tetapi jika pembatasan ini memenuhi prinsip-prinsip kebutuhan, proporsionalitas danlegalitas sehingga ketika wabah ini masihterjadi semua orang harus dilindungi dandijamin kehidupannya dengan memiliki akseslayanan kebutuhan masyarakat berkualitasdan perlindungan risiko keuangan. Hal inisesuai dengan amanat UNCHR untukmenyediakan lingkungan yang kondusif danmemberikan jaminan hidup terutama tempat

Lanjutan

Penulis:

Yunita Maya Putri, S.S., S.H., M.H.Bagian Hukum Internasional

Fakultas Hukum, Universitas

Lampung

Ketua Bidang Pengembangan

Sumber Daya Manusia BP-SDGs Unila

PAGE | 10

Page 11: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Bersin-bersin

Sesak Nafas danKesulitan Bernafas

Sakit Kepala

Batuk

Septic Shock

Serupa dengan proses penularanpenyakit flu, virus ini menyebar darimanusia ke manusia melalui tetesancairan mulut atau hidung yang keluarsaat orang yang terinfeksi bersin ataubatuk. Cairan yang keluar dari mulutdan hidung suspek pengidap virusdapat tertinggal pada mulut danhidung orang-orang yang tidakterinfeksi di sekitar si suspek, hinggaakhirnya tanpa sengaja terhisap danmasuk ke dalam paru-paru orang-orang yang tidak terinfeksi tersebut. Merujuk dari data terbaru sebaranCovid 19 per tanggal 16 April 2020,dinyatakan bahwa terjadi peningkatanyang semakin signifikan pada temuankasus konfirmasi Covid-19 dengan casefatality rate sebesar 8.99%.

Infeksi saluran pernapasan ringan(gejala terbanyak, yaitu 80% darikasus)Pneumonia Sindrom gangguan pernapasanakutSeptic shock

Seperti kita telah ketahui Covid-19tersebar dari orang ke orang melaluidroplet pernapasan dan penularandapat terjadi karena menyentuhpermukaan yang terkontaminasi olehvirus, dan kemudian menyentuh wajahseseorang. Adapun tanda dan Gejala Covid-19yang harus diketahui adalah berupa:

PENANGANAN DAN UPDATECOVID-19

Penulis: dr. Winda TrijayanthiUtama, S.H., MKK.Bagian Ilmu KedokteranKomunitasFakultas KedokteranUniversitas LampungSekretaris Bidang MonevBP-SDGs Unila

Gambar 2. Area yang terdampak gejala Covid-19(Sumber : Project HOPE. Brown University, 2020)

Gambar 1. Orang dengan Droplet(Sumber : Project HOPE. Brown University, 2020)

PAGE | 11

Page 12: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Lanjutan

Data Sebaran Covid-19 di Indonesia per tanggal 16 April 2020

Gambar 3. Data Sebaran Covid-19 di Indonesia per tanggal 16 April 2020(Sumber : Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19)

Data Update Covid-19 di Provinsi Lampung per tanggal 16 April 2020

Grafik Tren Total Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Indonesiaper tanggal 16 April 2020

Gambar 4. Data Update Covid-19 di Provinsi Lampung per tanggal 16 April 2020(Sumber : Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19, Provinsi Lampung)

Grafik 1. Tren Total Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia per tanggal 16 April 2020(Sumber : https://www.worldometers.info/coronavirus/country/indonesia/)

PAGE | 12

Page 13: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Lanjutan

Grafik Tren Total Kematian Covid-19 di Indonesia

per tanggal 16 April 2020

Grafik 2. Tren Total Kematian Covid-19 di Indonesia per tanggal 16 April 2020 (Sumber : https://www.worldometers.info/coronavirus/country/indonesia/)

Pasien Dalam Pengawasan (PDP) adalahorang dengan Infeksi Saluran PernapasanAkut (ISPA), yaitu demam (≥38 C) atauriwayat demam; disertai salah satugejala/tanda penyakit pernapasan sepertibatuk/sesak nafas/sakittenggorokan/pilek/pneumonia ringanhingga berat yang mana para pasien dalampengawasan (PDP) ini, pada 14 hari sebelumtimbulnya gejala, memiliki riwayatperjalanan atau tinggal di negara maupunwilayah yang melaporkan transmisi lokalatau memiliki riwayat kontak dengan kasuskonfirmasi positif Covid-19.

Orang Dalam Pemantauan (ODP) adalahorang yang mengalami demam (≥38 C) atauriwayat demam; atau gejala gangguansistem pernapasan seperti pilek/sakittenggorokan/batuk. Dan pada 14 hariterakhir sebelum timbul gejala orangtersebut memiliki riwayat perjalanan atautinggal di negara/wilayah yang melaporkantransmisi lokal/memiliki riwayat kontakdengan kasus konfirmasi Covid-19.

Masyarakat umum perlu mengetahui beberapadefinisi penting agar dapat meningkatkankewaspadaan dan ketanggapdaruratan terkaitCovid 19 yaitu:        

Orang Tanpa Gejala (OTG) adalahseseorang yang tidak bergejala danmemiliki risiko tertular dari orangterkonfirmasi Covid-19 dan atau memilikikontak erat dengan kasus konfirmasiCovid-19.

Kasus Konfirmasi adalah pasien yangterinfeksi Covid-19 dengan hasilpemeriksaan tes positif melaluipemeriksaan Polymerase Chain Reaction(PCR).

Merujuk dari terminology defines semua orangyang pernah terdeteksi kontak rapat denganpasien terkonfirmasi Covid-19 memiliki risikoterinfeksi virus ini sangat besar, sehinggamereka membutuhkan prosedur pencegahansecara ekstra. Untuk mempercepat deteksiCovid-19 yang disebabkan oleh virus coronaterbaru, dapat dilakukan melalui tes skriningatau tes massal. Beberapa negara sudahmelakukan hal ini dengan tujuan memperolehdata secara cepat terkait kasus positif Covid-19.

o

o

PAGE | 13

Page 14: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Kategori A: Masyarakat dengan risiko tertular virus coronapaling tinggi. Contohnya, orang dalam pemantauan (ODP)yang baru tiba dari luar negeri atau daerah terpapar Covid-19, pasien dalam pengawasan (PDP) serta para anggotakeluarga, tetangga dekat, dan teman dari sang PDP, sertapetugas kesehatan di rumah sakit yang merawat pasienCovid-19.

Kategori B: Masyarakat dengan profesi yang interaksisosialnya tinggi atau rawan tertular.

Kategori C: Masyarakat luas yang mengidap gejala ataukeluhan yang berkaitan dengan Covid-19. Dugaan ini harusmerujuk keterangan dari fasilitas kesehatan, bukanmendiagnosis diri sendiri.

Rapid test sendiri merupakan pemeriksaan serologisimunoglobulin (Ig G dan Ig M) sebagai skrining awal. Uji viruscorona menggunakan spesimen darah, tidak menggunakanasupan tenggorokkan atau asupan kerongkongan. Adapunrapid test tak perlu dilakukan di Lab Biosafety Level 2. Dengankata lain, pelaksanaan rapid test ini dapat dilakukan hampir disemua laboratorium kesehatan yang ada di Rumah Sakit diIndonesia. Hal yang perlu digarisbawahi, rapid test massal ini tidakditujukan bagi seluruh masyarakat, namun ada 3 kategorimasyarakat yang memiliki resiko tertular paling tinggi, berikutadalah daftarnya:

Lanjutan

Ilustrasi Rapid Test COVID-19

Gambar 5. Ilustrasi Rapid Test Covid-19(Sumber : Pedoman Pencegahan Dan

Pengendalian Coronavirus Disesase(Covid-19) Rev 04)

Bagan 1. Skema Alur Pemeriksaan Rapd Test Antibodi(Sumber : Pedoman Pencegahan Dan

Pengendalian Coronavirus Disesase (Covid-19) Rev 04)

Skema Alur Pemeriksaan Rapid Test Antibodi

Tes ini tidak berjalan sendiri, namun akandikombinasikan dengan polymerasechain reaction (PCR). Tes PCR akandilakukan secara door-to-door di tiaprumah sakit rujukan ODP dan PDP padadaerah masing-masing.

PAGE | 14

Page 15: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Tindakan pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat.Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi:

Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor atau cuci tangandengan sabun jika tangan terlihat kotor; Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;   Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atautisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;  Pakailah masker jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan tangan setelah membuangmasker;Menjaga jarak (minimal 1 meter) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan.

Pencegahan dan pengendalian infeksi:Self-isolationPhysical distancingPerbaiki daya dukung lingkungan: sirkulasi & kualitas udara.Booster innate immunity: Gizi, ASI, Suplementasi Zinc, Probiotik, MatahariMenambah acquired immunity: dengan melakukan vaksinasi revaksinasi BCG/influenza/pneumoccocus.

Tindakan preventif dan mitigasi adalah kunci utama dalam penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat.Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi: 

 Metode melindungi diri kita adalah dengan mematuhi protokol standar yang telah dikeluarkan oleh pemerintahmelalui Kementerian Kesehatan, sehingga resiko untuk potensi terpapar Covid-19 akan menurun. Ada 3rekomendasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) yang dapat dilakukan untuk menang perangmelawan Covid-19, yaitu:

1.2.3.

Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah seseorang terinfeksi Covid-19. Namun, di masapandemi ini pencegahan menjadi pilihan terbaik untuk mencegah penyebaran dan peningkatan kasus.

M e l a k u k a n k e b e r s i h a nt a n g a n m e n g g u n a k a n h a n ds a n i t i z e r j i k a t a n g a n t i d a kt e r l i h a t k o t o r a t a u c u c i t a n g a nd e n g a n s a b u n j i k a t a n g a nt e r l i h a t k o t o r ;

Lanjutan

1

M e n g h i n d a r im e n y e n t u h m a t a ,h i d u n g d a n m u l u t ;

2

T e r a p k a ne t i k a b a t u k a t a u b e r s i nd e n g a n m e n u t u p h i d u n gd a n m u l u t d e n g a n l e n g a na t a s b a g i a n d a l a m a t a ut i s u , l a l u b u a n g l a h t i s u k et e m p a t s a m p a h ;

3P a k a i l a h m a s k e r j i k am e m i l i k i g e j a l ap e r n a p a s a n d a nm e l a k u k a n k e b e r s i h a nt a n g a n s e t e l a hm e m b u a n g m a s k e r ; 4

M e n j a g a j a r a k( m i n i m a l 1 m e t e r ) d a r io r a n g y a n g m e n g a l a m ig e j a l a g a n g g u a np e r n a p a s a n .

5

PAGE | 15

Page 16: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Pandemi Covid-19 yang terjadi pada akhir 2019di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina bukanlahpandemi yang pertama di dunia. Sejarahmencatat beberapa   pandemi sebelumnya, diMesir tahun 541 M sebagai pandemi pertamadan meluas ke berbagai negara, menewaskanhampir setengah populasi di Afrika Utara,Eropa Selatan dan Asia Tengah.  Pandemikedua tahun 1346 di Eropa, dan pandemiketiga yang menyebabkan kematian 12 jutaorang. Pandemi Flu Spanyol (H1 N1) diAmerikaTengah Selatan terjadi pada tahun 1918. Padaabad 21 terjadi tiga pandemi, yaitu Flu Asia(H2N2)  pada tahun 1957, pandemi FluHongkong (H3N2) pada tahun 1968, danPandemi Covid-19 yang terjadi di penghujungabad 21 ini.  Terhitung 45 hari sejak diumumkan pasienpertama Covid-19 di Indonesia oleh Presiden RIpada tanggal 2 Maret 2020 dan WHOmenyatakan Covid-19 sebagai pandemi pada11 Maret 2020,  sebanyak 5136 kasus telahterkonfirmasi di Indonesia dengan 9,5%meninggal dan 8,8% sembuh. Case fatality rateyang mendekati 10% ini merupakan yang tertinggi di ASEAN. Selain itu, persentasejumlah tenaga kesehatan Indonesia yangmeninggal dunia dalam menangani pasienCovid-19, sampai tulisan ini diturunkan, masihmerupakan yang tertinggi di dunia. Ini semakinmelengkapi data keterbatasan pelayanankesehatan untuk penatalaksanaan pasienCovid-19 di Indonesia. Keterbatasan tersebut diatas ditambah lagi dengan belumditemukannya obat dan vaksin Covid-19,menjadikan pencegahannya sangat penting,baik pencegahan primer maupun sekunder.

Pencegahan primer yaitu mencegahkelompok masyarakat berisiko untuk menjadisakit (terinfeksi) dan pencegahan sekunderdengan memutus mata rantai penularanantara lain dengan memisahkan individu yangsehat dengan individu yang sakit tanpa gejala(OTG= orang tanpa gejala) melalui skrining,pembatasan sosial (social distancing) dan pembatasan fisik (physical distancing) sertayang baru saja dimulai pada tanggal 10 April2020 di Jakarta berupa Pembatasan SosialBerskala Besar (PSBB). Pertanyaan pentingyang timbul berikutnya adalah seberapaefektifkah intervensi-intervensi tersebutdalam mengendalikan Covid-19 di Indonesia? Merujuk pada kajian Brahma dkk (2010)tentang pengalaman banyak negara denganintervensi yang beragam, terdapatkesimpulan penting yaitu negara-negara yangproaktif mengambil kebijakan yang ketatdalam pembatasan sosial di berbagai levelseperti lockdown dan melarang kerumunan(social gathering) di hari-hari awal terjadinyawabah,  akan berhasil mengelola pandemidengan baik seperti Singapura dan KoreaSelatan.   Hal ini sesuai dengan prinsipflattenning the curve, seperti disajikan dalamGambar 1. Pada prinsip ini semakin awaldiberlakukan pembatasan sosial akanmemberikan hasil yang baik, terlebih lagi biladilakukan minimal paling singkat 14 hari.

KAJIAN PREDIKSI PENGARUH

PEMBATASAN SOSIAL PADA PANDEMI

COVID-19 DI INDONESIA

PAGE | 16

Page 17: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Gambar 1 menunjukkan social distancingselama 3 minggu akan menyebabkan kurvayang lebih landai (jumlah kasus lebih rendah)dibandingkan dengan social distancing 1 dan 2minggu. Pada kajian yang lebih kompleks,waktu dimulainya social distancing juga akanmempengaruhi landainya kurva. Selain levelpembatasan sosial, hal lain yang jugaberpengaruh dalam meluasnya pandemi iniadalah reproductive number (R0). Secaraalamiah, virus dapat menyebar danmenginfeksi makhluk hidup karena memilikikemampuan yang disebut R0. Bila besar R0 > 1,maka suatu virus cenderung untuk menyebar,sedangkan R0  <1, infeksi virus cenderung tidakmenyebar. Berdasarkan kajian epidemiologi,campak mempunyai kemampuan penyebarandan menginfeksi yang paling tinggi, dengan R0 12-18, diikuti oleh cacar dengan R0  10-12,sedangkan untuk R0 Covid-19 WHOmemperkirakan sebesar 2,6. Tetapi penelitianterbaru oleh Liu dkk (2020), R0 Covid-19 lebihbesar dari SARS antara 2-3 (R0  = 3,28, denganmedian 2,79). Secara sederhana dapatdifahami bahwa pada satu orang yangterinfeksi Covid-19, dapat menginfeksi 2-3orang lain yang berisiko.

Dalam rangka persiapan menghadapi pandemiCovid-19, sangat penting untuk memprediksijumlah kasus terinfeksi sehingga dapatmerencanakan kebutuhan sumber daya, saranadan prasarana yang dibutuhkan. Prediksi inisudah banyak dilakukan, diantaranya adalahLiberty dan Fadilah serta tim epidemiolog UIyang terdiri dari Pandu Riono dkk, denganpendekatan SIR model oleh Kermack danMcKendrick. Model ini dapat memprediksiberdasarkan fungsi jumlah masyarakat berisiko(Susceptible-exposed), jumlah pasien yangterinfeksi  (Infected) dan R (Recovered) yangselalu berubah menurut waktu.

Lanjutan

Gambar 1. Grafik Penurunan Jumlah Kasus Covid-19 dengan Skenario Pembatasan Sosial

Gambar 2A. Pengaruh kebijakan pemerintahberdasarkan kontak sosial tanpa intervensi lain

pada kasus Covid-19 di Indonesia(Liberty dan Fadilah, 2020)

Gambar 2B. Pengaruh beberapa level intervensipada perawatan Covid-19 di RS di Indonesia,

beserta konsekwensi kebutuhan sistem kesehatan(Riono dkk, 2020)

PAGE | 17

Page 18: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Pada Gambar 2A, Liberty dan Fadilahmemprediksi skenario lockdown dengankontak sosial 4 (asumsi jumlah anggotakeluarga inti dalam satu rumah di  Indonesiaadalah 4 orang) akan menimbulkan 5792 kasusdan 527 kematian. Berdasarkan UU No 6 tahun2018 tentang Kedaruratan KesehatanMasyarakat, lockdown adalah  adalahkarantinaan kesehatan di wilayah terjangkit.Sulitnya Pemerintah Pusat menetapkanlockdown, dan hanya menetapkan pembatasansosial (bekerja, belajar dan beribadah darirumah) untuk seluruh wilayah Indonesia, danditingkatkan menjadi physical distancing(larangan berkumpul lebih dari 10 orang)memaksa kita harus siap dengan prediksihampir 30 juta kasus dengan kematian hampir8,5 juta jiwa. Walaupun belum ada evidencebesaran kuantitatifnya, diyakini prediksi inibisa dikurangi dengan berbagai intervensi lainberupa keharusan memakai masker bila keluarrumah, membiasakan mencuci tangan dengansabun, isolasi mandiri dan rapid test bagi orangdalam pegawasan, serta keharusan segeramelapor ke petugas kesehatan setelahbepergian dari wilayah terjangkit. Pada Gambar 2B, Riono dkk memprediksijumlah kasus Covid-19 yang memerlukanperawatan di RS   di Indonesia dengan tanpaintervensi, intervensi rendah, berupa jaga jaraksosial secara sukarela, dan membatasikerumunan massa. Intervensi moderat, berupates massal cakupan rendah, mengharuskanjaga jarak sosial (penutupan sekolah danbisnis), dan intervensi tinggi meliputi tesmassal cakupan tinggi dan mewajibkan jagajarak sosial. Saat ini walaupun telah dilakukanpenutupan sekolah dan perguruan tinggi,kegiatan bisnis hanya beberapa yang ditutupseperti mall dan restoran, sehingga masihdikategorikan intervensi rendah yangdiprediksi membutuhkan perawatan di rumahsakit akan mencapai 130 ribu kasus atau 1,3juta juta kasus secara keseluruhan. Dengankondisi ini puncak pandemi diperkirakan akan

terjadi pada pertengahan Mei, sejalan denganprediksi oleh Liberty dan Fadilah. Bila benar,berarti puncak pandemi akan terjadi  menjelangIdul Fitri 1441 H. Episentrum pandemi di Indonesia adalah DKIJakarta yang  juga merupakan tiga provinsi yangmempunyai indeks tertinggi terhadapkerentanan terhadap Covid-19, bersama JawaBarat dan Banten, yang juga memiliki potensipemudik terbesar. Indeks yang disusun olehKatadata ini berisi risiko terkait karakteristikdaerah seperti jumlah penduduk, kepadatan,akses terhadap hunian yang layak. Resikoterhadap kesehatan penduduk seperti usia,perokok, dan resiko terkait mobilitas pendudukseperti jumlah penumpang pesawat danmobilitas pekerja. Apabila masyarakatmelakukan mudik lebaran (di masa puncakpandemi), maka pandemi akan bertambah luasbahkan berpotensi puncak pandemi bertambahtinggi dan flattenning the curve nya semakinmelambat. Inilah pentingnya laranganpemerintah untuk tidak mudik lebaran.Meskipun Indonesia berharap besar terhadapkondisi iklim tropis di khatulistiwa, suhu yangpanas dan kelembapan tinggi, berdasarkanbeberapa kajian tidak kondusif untukberkembangnya nCov. Kita terlalu naif bilalengah dan bersandar pada berkah tersebut,mengingat masih sangat rendahnya kesadaranmasyarakat untuk melakukan pembatasansosial dan fisik. Bangsa Indonesia masihmenunggu Pemerintah Pusat untuk melakukanberbagai langkah yang lebih sigap, tanggap, dantepat untuk penanganan Covid-19 di negeri ini.

Lanjutan

Penulis:

Dr.dr. Ta Larasati,M.Kes, FISCM, FISPH.Sub bagian Kedokteran

Keluarga dan

Kedokteran

Komunitas, FK Unila

Anggota Bidang Monev

BP-SDGs Unila

PAGE | 18

Page 19: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Sidak KondisiKampus Saat MasaPandemi Covid-1923 Maret 2020(Sumber: Humas Unila)

GALERI LIPUTAN BP SDGs

Unila melalui FMIPA BagikanHand Sanitizer Gratis23 Maret 2020(Sumber: Humas Unila)

PAGE | 19

Page 20: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

GALERI LIPUTAN BP SDGs

International Webinar 1

Lanjutan

PAGE |20

Webinar dengan Zagreb University. Pembicara adalah Dr Robert Mikac

dosen Zagreb University sekaligus think tank presiden Kroasia dalam

isu Manajemen Bencana.

Dr Robert Mikac mengatakan bahwa:

"Di konteks Kroasia, terdapat pentingnya mekanisme koordinasi antar

stakeholders dalam kebencanaan khususnya dalam pandemi Covid 19

melalui kebijakan, strategi dan program yang terintegrasi dalam 4 level,

Global, Kawasan (EU) , Nasional dan Lokal termasuk Universitas. Studi

tentang dampak pandemi sangat penting dilakukan saat ini maupun

pasca pandemi."

Page 21: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

GALERI LIPUTAN BP SDGs

Lanjutan

International Webinar 2

Webinar 2 dengan Central Institute for Natural Resources and

Environmental Studies Vietnam National University. Pembicara Ms Vinh

Nguyen.

Materi: kenapa Vietnam sejauh ini berhasil menahan laju penyebaran Virus

Covid19 dengan Zero Death. Vietnam kebijakan Karantina yg segera

setelah kasus Wuhan merebak dan memberikan sanksi untuk warganya

yang keluar rumah/masih beraktivitas. Vietnam memiliki program

program yang praktis di lapangan dalam Ketahanan menghadapai

pandemi dengan memberikan supply bahan makanan pokok kepada

warganya melalui mekanisme ATM. Kemudian terdapat Budaya Solidaritas

yang kuat antar rakyatnya dalam menghadapi Virus Corona

PAGE | 21

Page 22: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

Webinar 3 dengan The Asia Democracy Network (ADN). Pembicara Mr Ichal

Supriadi (Sekretaris Jendral ADN) yang berkantor pusat di Korea Selatan.

Materi tentang Demokrasi dan Covid19. Di masa Covid 19, Demokrasi

dapat terancam eksistensinya jika kebijakan dan strategi pemerintah

dalam penanganan pandemi bertentangan dengan prinsip-prinsip

Demokrasi dan Hak Asasi Manusia.

GALERI LIPUTAN BP SDGs

Lanjutan

International Webinar 3

PAGE | 22

Page 23: N À W8#1sdgcenter.unila.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Warta-SDGs-Unila... · energi terbarukan di Asia Pasifik hanya 16 persen, salah satu yang terendah secara global. Negara-negara

United Cities and Local Government Asia Pacific (UCLG ASPAC) adalah Serikat Perkotaan dan PemerintahanKawasan Asia Pasifik yang diawali dengan munculnya  Union of Local Authorities/Serikat InternasionalPemerintah Lokal (IULA). IULA berdiri pada tahun 1913 di Belgia dan berpusat di The Hague, Belanda,sedangkan IULA ASPAC yang berpusat di Jakarta berdiri pada tahun 1989 saat Kongres Dunia IULA di Perth,Australia Barat dihelat. UCLG ASPAC merupakan salah satu cabang dari UCLG kawasan Asia Pasifik,gabungan atas IULA, UTO (United Towns Organization/Serikat Organisasi Perkotaan), serta METROPOLIS(World Association of the Major Metropolises atau Asosiasi Dunia Ibukota). UCLG didirikan pada tanggal 1Januari 2004, berpusat di Barcelona, Spanyol. Setelah unifikasi tersebut, UCLG ASPAC didirikan di Taipeipada tanggal 14 April 2004 sebagai entitas baru IULA ASPAC. UCLG ASPAC merupakan pedoman utama ataspusat pengelolaan ilmu masalah pemerintahan daerah di kawasan Asia Pasifik. UCLG merupakan sebuahasosiasi yang mendunia dan menjadi satu-satunya organisasi pemerintah lokal yang dikenal oleh PBB. PBBmenominasikannya sebagai anggota ke-10 dari 20 anggota United Nations Advisory Committee of LocalAuthorities atau Lembaga Penasihat Formal dari Otoritas Lokal (UNACLA) yang berafiliasi dengan PBB. UCLG ASPAC bekerjasama dengan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) yang merupakansalah satu anggota UCLG ASPAC, dalam pelaksanaan program LOCALISE SDGs/Tujuan PembangunanBerkelanjutan (TPB) yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan asosiasipemerintah daerah di Indonesia dalam penyelenggaraan program pembangunan yang inklusif danberkelanjutan melalui pencapaian TPB. Hingga akhir tahun kedua pelaksanaan di 2019, program LOCALISESDGs telah melaksanakan tiga pelatihan di tingkat nasional terkait TPB dan Diplomasi Kota, serta 22pelatihan lokal TPB yang seluruhnya dihadiri oleh lebih dari 900 orang. FGD dilaksanakan pada hari Jumat, 17 April 2020 secara online. FGD ini diselenggarakan sebagai evaluasipelatihan yang sudah dilakukan pada tahun sebelumnya sekaligus menghimpun masukan dalampenyusunan modul pelatihan mendatang yang sesuai dengan arah kebijakan dan strategi implementasi TPBdi tingkat pusat. Peserta yang hadir adalah Direktur SUPD I, Kementerian Dalam Negeri, Direktur Politik LuarNegeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional, Bappenas, Kepala Sekretariat Nasional SDGs, Bappenas,Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), APEKSI, APKASI, APPSI,ADKASI, ADEKSI, SDGs Center UNILA, SDGs Hub UI, ITB SDGs Network, SDGs Center UNPAD, SDGs CenterUnhas dan SDGs Center Universitas Bengkulu. FGD tersebut berfokus pada masukan terhadap modul  pelatihan LOCALISE  SDGs agar modul dapat lebihrelevan, sinkron dengan arahan  pemerintah pusat sehingga dapat diperbaharui oleh UCLG ASPAC danAPEKSI serta masukan  terhadap jadwal pelaksanaan National Training dan Local Training (menimbangkondisi pandemi COVID-19).

SDGs CENTER UNIVERSITAS LAMPUNG TERLIBAT DALAM FGD

EVALUASI DAN PENYUSUNAN MODUL MELOKALKAN TPB

PAGE | 23