never.pdf
TRANSCRIPT
-
Ac zzz
Never Trust a Dead Man
Kelelawar ituatau Farold, atau Farold dalam tubuh kelelawar
sesaat tak bcrgerak. "Itu benar " katanya. "Aku sudah dibunuh.
Begitulah kematianku. Aku dengar kau memanggilku, oleh sebab itu aku kembali.
"Betul, kata Selwyn, senang dapat kembali ke lopik pembicaraan yang seharusnya.
"Kami memanggilmu kembali supaya kau dapat
mengatakan siapa yang melakukanya."
Kelelawar si Farold itu berkata, "Kupikir kalian memanggilku ke sini supaya kalian
dapat mengatakannya kepadaku. "Apa? Elswyth
membentak.
"Kamu tidak tahu siapa yang membunuhmu?" tanya Selwyn ngeri.
"Aku kan sedang tidur, dasar bodoh. Itu terjadi di tengah malam, hari gelap, dan"-
kelelawar itu memukul tangan Selwyn dengan
sayapnya, seakan lupa ia punya sayap, dan bukannya tanganjika kau melihat
scbelum semua ini kau pasti melihat kalau aku ditikam dari belakang" Selwyn
menepuk keningnya, menyesal.
Sanksi Pelanggaran Pasal 44:
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982
Tentang Hak Cipta sebagaimana Telah
Diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak
suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta
njpiah).
-
Ac zzz
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
dipidana dengan pidana penjara paling lama & (lima) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp50.000.000.00 (lima puluh juta rupiah).
Vivian Vande Velde
JANGAN PERCAYA PADA
ORANG MATI Grasindo
GRAHEDIA W1DIASARANA INDONESIA
Penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2003
Judul asli: Never trust a dead man by Vivian Vande Velde 1999, Harcourt Brace &
Company, 525 Street, San Diego, CA 92101 15 East
26 th street. New York, NY 10010 Published by arrangement with
Harcourt, Inc. 1
Jangan percaya pada orang mati
Oleh: Vivian Vande Velde GM 401 03.051 Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang All
rights reserved Penerbit PT Grasindo, Jl.
Palmerah Selatan 22-28, Jakarta 10270 Penerjemah: Judica Nababan
Editor Penyelia: A. Ariobimo Nusantara Editor: Fermina Purba
Perwajahan isi: Suwarto Ilustrasi Sampul: Rudi
Diterbitkan pertama kali oleh penerbit PT Grasindo, Anggota IKAPI, Jakarta 2003
Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari Penerbit.
Dicetakoleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan
untuk Gloria dan Terry, yang selera humor mereka sama
menakutkannya
cocok dengan seleraku
SATU
Bagi Selwyn Roweson, pagi hari bagi orang desa dimulai sebelum
malam berakbir. Saat itu, ia dan ayahnya sedang me-mindahkan tunggul-tunggul
pohon di sepetak tan ah yang mereka harapkan dapat menjadi ladang tambahan
-
Ac zzz
untuk musim Semi mendatang. " Walaupun kau tidak akan menikahi Anora," kata
ayahnya, "Kau akan menikah suatu saat, dan pasti akan me-merlukan ladang
tambahan."
Selwyn berpikir kalau ayahnya berharap bahwa dengan menarik dan memarang
ranggul-tunggul pohon bandel itu sudah cukup baginya
untuk mengusir Anora dari pikiran Selwynungguh memperlihatkan betapa
sederhananya orang tua memandang suatu persoalan. "Lagipula," lanjut ayahnya,
"Gadis kota yang kurus tidak cocok untuk hidup di pertanian. Kau perlu mencari
wanita besar dan kekar."
"Besar?" ulang Selwyn, hampir kehabisan napas sambil mengayunkan kapak ke salah
satu akar-akar pohon dan menghamburkan serpihan
kayu pada pakaian dan rambutnya. "Kefcar?" la sendiri berperawakan kecildan di
usia tujuh betas tahun seperti ini tampaknya tidak akan bertambah tinggi atau gemuk
Iagi. Hal terakhir yang diinginkannya adalah seorang istri yang Jebih besar dan kuat
daripada dirinya. uKita ini sedang bicara tentang istri atau sepasang lembu jantan?"
"Begini," kata ayah nya, seakan-akan masalah itu sedang di-
pertimbangkannya, "Tentu saja itu akan menjadi pilihanmu. Lembu jantan sangat
bagus untuk memindahkan tunggul-tunggul pohon. Selain itu, percakapan mereka
setelah makan, malam umumnya biasa- biasa saja, sehingga mereka tak dapat
berdansa sama sekali. Daripada begitu, mungkin kau dapat mencari gadis yang besar
dan kekar, tapi tidak sebesar dan sekekar lembu jantan."
Selwyn tertawa. Ia sangat lega karena mata kapak itu akhirnya
membelah akar tunggul.
Kemudian ia meletakkan kapak dan memungiit sekop. Hari itu cuaca pan as, dan
tidak semes tinya terjadi karena waktu itu sudah niusim gugur di mana dedaunan
berjatuhan namun salju musim dingin
belum turun. Semen tara itu, kemeja Selwyn yang basah masih saja lengket di
punggungnya. Kemudian ia berhenti, menegakkan tubuhnya
untuk beristirahat sekejap, lalu meniupkan sejuntai rambut yang menutupi matanya.
Saat itulah dia melihat penduduk desa datang mendekat. "Ayah," katanya. Mereka
tampaknya akan membantu Selwyn dan ayahnya menggali tunggul pohon karena
beberapa dari mereka membawa tongkat atau pentungan, dan semuanya
menampakkan muka masam.
-
Ac zzz
3
Senyum ayahnya menghilang, tetapi suaranya terdengar riang sewaktu ia berteriak
kepada sekitar satu lusin atau lima belas orang yang
mendekat. "Ada apa? Apa yang terjadi? Jangan katakan kalau kita berperang lagi."
Im pertanyaan yang wajar, karena di antara mereka semua hanya ayah
Serwyn yang ikut berperang dalam pasukan raja, sehingga ia
terlambat menikah dan usianya sudah lima puluh tahun saat anaknya berumur tujuh
belas. Penduduk desa pernah datang minta tolong kepadanya untuk menghadapi
prajurit-prajurit yang telah melanggar perbatasan, atau menghadapi bandit-bandit
yang menjarah di jatan menuju Saint Hilda, atau ketika dua penyihir yang berseteru
hampir saja menumbangkan kedai minuman Orik ketika ia mencoba menengahi per-
tengkaran keduanya.
Namun ayahnya berpikir bahwa masalah nya bukan itu; Selwyn tahu bahwa keriangan
suaranya itu dipaksakan.
Dan keraguan itu menghilang ketika Thome yang berdiri di depan, berteriak,
"Turunkan sekop itu, Rowe."
Ucapan itu terasa sangat aneh, apa pun alas an mereka ke sini, Selwyn merasakan
ketakutan yang melanda hulu hatinya. Memang Thome adalah tetangga mereka dan
sudah mengelola tanah pertanian
terdekat sejak lama sebelum Selwyn lahir.
Ayahnya yang sebelumnya tidak punya alasan untuk memegangi sekopnya, melihat
sambil berpikir sesuatu ke axah Thorne dan kerumunan yang mendekat. Ia
menancapkan sekopnya ke tumpukan tanah
bekas galian, dan menyandarkan lengannya di atas pegangan sekop, tetap siap untuk
meraihnya.
Penduduk desa berhenti, sekitar lima atau enam langkah darinya.
Jauhnya kira-kira satu lemparan sekop.
"Melangkahlah ke sini, Nak," kata Linton, keponakan Miller. Selwyn bclum tahu
maksud perkataan itu.
"Tetap di situ," perintah ayah Selwyn, seolah-olah Selwyn tidak
mencurigai apa-apa.
"Kami hanya ingin berbicara dengan nya," kata Thorne.
"Baik. Bicaralah," kata ayah Selwyn. "Pendengarannya cukup baik."
-
Ac zzz
Thome menatapnya selama beberapa saat. Lalu ia berkata, "Farold mad. Ia dibunuh
di penggilingan tadi malam."
Farold adalah keponakan Derian, tukang penggiling, sepupu Linton. Selwyn terkejut
bahwa seseorang telah dibunuh dalam komunitas
mereka yang tenang, tapi tidak kaget kalau korbannya Farold. Ia bahkan lega karena
Farold yang mati, bukan yang lain. Senang,
kalau boleh dikatakan dengan jujur, bahwa jika itu memang harus terjadi pada
seseorang, hal itu terjadi pada Farold. Namun dia tahu bahwa dia tidak boleh
membiarkan hal semacam itu terlihat pada air mukanya. Ia mencoba memikirkan hal-
hal yang baik saja. Farold tidak seburuk itu sebenarnya, katanya pada diri sendiri.
Farold lebih baik dari... Ah, lebih balk daripada duduk di atas paku. Ia juga lebih baik
daripada mematahkan gigi karena biji keras persik.
Ayahnya bertanya, "Apa yang menyebabkan kalian berpikir bahwa
Selwyn yang melakukannya?"
Ada banyak alasan. Sebenarnya dengan melihat penampilan mereka, hanya itulah
alasan mereka ke sini. Bagaimana mereka bisa berpikir bahwa Selwyn akan mem bun
uh seseorang bahkan orang yang
menjengkelkan dan be'rtingkah seperti Farold? Tapi Thorne memandang tepat ke
arahnya, dan bertanya kepadanya, bukan kepada ayahnya, "Kamukah yang
melakukannya?"
5
Selwyn perlu beberapa saat untuk mengeluarkan suara. " Bukan," katanya. Ia heran
karena Thorne yang sudah mengenal dirinya begitu lama dapat bertanya dengan
mimik muka yang da tar seperti itu.
"Baiklah kalau begini," kata Thorne.
"Hal ini tidak mungkin," pikir Selwyn. Mereka telah ber-jalan jauh dari Penryth dan
tidak mungkin langsung berbalik kembali hanya dengan keterangan bahwa dirinya
tidak bersalah.
"Kami semua di sini kemarin," ayah Selwyn berkata kepada mereka. "Tadi malam
katamu? Kami semua di sini, kami ber-empat, sepanjang malamaku, anak ini,
ibunya, dan nenek-nya. Kami akan bersaksi untuknya."
-
Ac zzz
Hal itu menyebabkan Selwyn menggigii tetapi hal itu di-mtupinya dengan gerakan
berpura-pura mengibaskan seekor laiat. Lalu ia melipat tangannya di dada dengan
sikap agak menantang.
"Baiklah," kata Thome. "Mari kembali ke desa, jelaskan semuanya kepada Bowden.
Kita lihat apakah ada sesuatu yang kau ketahui dan mungkin dapat menolong kami
untuk me-netapkan siapa yang membunuhnyz."
Orang-orang yang ada di belakang Thorne terlihat tidak percaya dan menganggap hal
itu tidak rasional.
"Saya kan baru saja menjelaskan pada kalian," kata ayahnya. "Dan
ingadah, ada beberapa orang yang senang kalau Farold mari." Setelah itu ia
memandang tepat ke arah Linton, seperti meminta maaf karena berbicara buruk
tentang seseorang yang telah mati di depan sanak saudaranya, atau seperti meng-
ingatkan setiap orang bahwa Linton adalah orang yang di-untungkan dengan kematian
Faroldkarena sekarang ia adalah sanak terdekat yang masih hidup dari penggiling
tua yang kaya itu.
6
Linton meludah ke tanah, tampaknya meludahi mereka. Kata Thorne, "Begini Rowe,
biarkan Selwyn ikut dengan kami untuk menerangkannya sendiri. Bowden adalah
orang yang rasional. Tapi putrinya menangis terus-menerus ..."
Bowden. Ia adalah ayah Anora dan Selwyn tahu karena Anora-lah ia dituduh.
Sepanjang musim panas, ia dan Farold berJomba menarik
perhatian dan mendapatkan kasih sayang Anora, dan akhirnya Anora memilih Farold.
Oua minggu yang lalu, kedua pemuda itu bertarung di jalan di hadapan semua orang.
Atau lebih tepatnya, Selwyn mencoba untuk bertarung, dan Faroldyang lebih besar,
lebih tinggi, dan lebih kuat berhasil menjatuhkannya secara kasar ke atas onggokan
tanah seolah-olah Selwyn berusia kira-kka sepuluh tahun lebih tua, dan lebih seperti
hiburan bagi penonton. Jadi sekarang, tampaknya setiap orang berpikir bahwa Selwyn
telah memperpanjang pertarungan itu.
"Gadis itu menuduhnya?" tanya ayah Selwyn, karena dia tak pernah
berpikir kalau Anora akan bersikap demikian. Selwyn terkejut dengan pikiran itu.
"Tidak,"*kata Thorne. "Aku sudah katakan, kejadiannya semalam: Tidak ada yang
melihat. Derian juga tidak mendengar apa-apa,
-
Ac zzz
apalagi dengan suara ributnya kincir air dan ke-adaannya yang setengah tuli itu.
Tampaknya pembunuh memanjat dan masuk lewat jendela. Biarkan anakini pergi dan
bicara, Rowe. Biar urusannya beres. Kaupikir dengan berlaku seperti ini akan
membantu masalah?" Akhirnyameski Slewyn merasa lega sekaligus takutI ayahnya
mengangguk dan menjauhi sekop.
"Bagus,f kata Thorne kepadanya. "Baiklah. Sekarang kembali ke
rumah dan katakan kepada Nelda dan ibunya bahwa
7
kalian akan kembali pada waktu makan malam." Linton dan dua atau tiga orang
lainnya tampak siap untuk protes, tapi Thorne
mengangguk dan berkata, "Ayo."
Ayah Selwyn memegang pundak anaknya dan dua orang penduduk berbalik menuju
rumah.
Segera setelah itu mereka melompat dari belakang.
Selwyn jatuh ke tanah dengan keras. Wajahnya menyentuh tanah tan
pa sempat mengangkat tangannya untuk menahan. Seseorang meletakkan lututnya di
belakang lehernya dan berteriak, "Ikat tangannya, ikat
tangannya!"
Tangan Selwyn diikat ke belakang, seseorang maju me-nyediakan tali. Hal ini
membuktikan bahwa meski Thorne sudah mengucapkan
kata-kata manis, ternyata ia seorang pem-bohong dan sudah merencanakan hal itu
sebelumnya.
Sebagian besar dari mereka mengejar ayahnya. Berapalah orang yang diperlukan
untuk membawa seorang anak yang kecil, kurus, berusia
tujuh belas tahun yang hanya pernah sekali bertarung sekaliitu pun kalah? Tapi
banyak sekali orang yang mengerumuni ayahnya
sehingga Selwyn tidak dapat melihat-nya. Namun dia baik-baik saja, tampaknya
memang begitu karena Selwyn mendengar dia menyumpah- nyumpah.
"Rowe," kata Thorne, "Aku bersumpah: Kalau kau buat masalah, akan
kubiarkan mereka memukuli kepalamu, dan kami akan menyeretmu. Selwyn akan
baik-baik saja." Thorne baru menengok Selwyn setelah
-
Ac zzz
mengatakan hal itu, benar-benar seperti teman yang dapat dipercaya. "Kami hanya
tidak ingin kalian berdua melakukan hal yang bodoh, Rowe." Ayah Selwyn tetap
melawan. "Rowe
Akhirnya, mereka mengambil kain yang dipakai Selwyn dan ayahnya untuk
membungkus pegangan sekop dan mengguna-
kannya untuk menyumbar mulut mereka, atau menggantikarf rasa tanah di mulut
Selwyn dengan rasa tanah dan keringat.
Saat menyumbat mulut Selwyn, mata ayahnya tampak ketakutan, dan hal itu adalah
hal yang paling buruk karena Selwyn belum pernah melihat ayahnya takut seperti itu
sebelumnya.
Selwyn berjalan dengan lambat dan didorong perlahan menuju desa. Bagaimana
dengan ibunya. Selwyn khawatir, kalau ia akan mencari mereka karena tidak kembali
untuk makan siang?
Ia berhenti. Meski pun khawatir, ia tetap menengok ke belakang.
Tlba-tiba seseorang memukul bagian belakang kepala-nya cukup keras sehingga
membuat lututnya goyah. Seketika itu juga, ia didorong lagi. Tapi seseorang
menangkapnya agar ia tegak kembali. Dan
mereka pun terus berjalan.
DUA 4*
Semua orang sudah berkumpul di sekeliling rumah Bowden, si kepala desa. Di dalam
rumah, orang penuh sesak dan hal am an dipenuhi
oleh kerumunan orang yang meluap ke jaianan. Lebih ramai dari hari raya.
Thorne mendesak untuk masuk rumah. Se bagi an besar dari mereka yang menjemput
Selwyn dapat menyelip masuk, meskipun mereka harus
memaksa keluar orang lain yang sudah ada di dalam terlebih dahulu. Anora, seperti
yang dikatakan Thorne, menangis tersedu-sedu dengan kerasnya. Wajahnya yang
biasanya rupawan, sekarang sembab dan kemerahan karena air mata. Begitu melihat
Selwyn, ia menutup mukanya dengan kain renda di gaunnyasatu-satunya hal yang
bisa dilakukannya karena pandangan setiap orang tertuju padanyadan ia mulai
re
mengayunkan tubuhnya ke depan dan ke belakang di atas bangku-nya. Orang-orang
saling menyikut dan menun juk. Derian, rukang
penggiling, paman pemuda yang mati itu menepuk-nepuk kakinya, "Sudah, sudah,"
dan membelaJak ke arah Selwyn.
-
Ac zzz
"Kami membawa mereka," Linton mengumumkan. Kalimat ini sebenarnya hampir
tidak perlu karena setiap orang sudah melihat hal itu.
"Mereka menyulitkan kami." Hal ini adalah sesuatu yang dapat dilihat sendiri oleh
orang-orang, karena mereka melihat keadaan
keduanya yang diikat dan mulut yang disumbat, pakaian mereka yang tak karuan lagi
dan robek, dan pipi kanan ayah Selwyn yang keunguan karena buku jari seseorang.
Tapi Linton selalu berusaha membuat dirinya kelihatan penting. Ia adalah tipe orang
yang akan berkata, "Ten tu saja hujannya lebat," kalau-kalau orang tidak memper-
hatikan. Dan jika orang memperhatikan, dan menjawab, "Ya, kamj dapat melihat
iru," maka Linton akan mencoba meyakin-kan bahwa hujan yang paling lebat telah
menerpa rumahnya.
Bowden telah menyalakan perapian, suatu hal yang boros dalam cuaca
sehangat had itu. Namun ia ingin pamer kalau ia adalah orang terkaya di desa itu,
dan hanya rumahnya yang punya sebuah ruangan, tidak seperti orang-orang lainnya.
Walau demikian, mungkin Selwyn satu-satunya orang di ruangan itu yang sulit
mendapat udara segar akibat kayu bakar yang menyala dan orang-orang yang
berdesakan. Bowden berdiri perlahan dan bertanya pada Thorne, bukan kepada
Selwyn, "Jadi, apa yang dikatakan anak ini?" Mengapa setiap orang terus berbicara di
sekitarnyat "Ia ada di rumah dengan keluarganya semalamari," jawab (Thome
dengan sedikit mengangkat bahu yang dapat berarti apa saja.
11
Selwyn pun berpikir tentang Thorne: Hidungmu yang panjang dan matamuyang
bersinar membuat kau seperti tikus. Selama mengenalnya, inilah pertama kali Selwyn
punya pikiran seperti itu. Bowden,
pikir Selwyn, seperti bantengmalas tapi
berbahaya.
Bowden mendaratkan sorotan matanya yang malas dan berbahaya im pada ayah
Selwyn yang mengamuk tidak kaman dengan mulut tersumbat
sambil berjuang sekuat mungkin membuka ikatannya. Ia bertanya kepadanya, "Makan
malam hingga matahari terbit: Bersediakah Anda meyakinkan setiap orang bahwa
tidak mungkin anak Anda keluar rumah tengah malam sewaktu setiap orang sedang
tidur?" Ayahnya
-
Ac zzz
mengangguk penuh semangat, namun Bowden melanjutkan, "Apa-kah Anda selalu
menempatkan penjaga rumah untuk memasti-kan dia tidak
keluar rumah, sehingga ia tidak akan terlibat dalam kejahatan?"
Pertanyaan ini tidak dijawab dengan jelas, ya atau tidak.
Ayah Selwyn pun mulai berbicara dengan mulut tersumbat. Tapi tak seorang pun
dapat menangkap kata-katanya, dan Selwyn menduga bahwa Bowden lebih tertarik
untuk menunjukkan dirinya kelihatan pin tar
daripada mencari fakta-fakta.
"Ayolah, Rowe," kata Bowden, "tidak ada yang menuduh-mu telah mem bantu
masalah ini. Setiap orang tahu adanya hubungan yang buruk
antara Selwyn dengan Farold karena purriku Anora."
Anora pun menampakkan wajahnya dari bawah renda gaunnya, tapi menyembunyikan
lagi.
Bowden meneruskan, "Anak muda yang berdarah panas kita semua
pernah melihat hal itu. Aku menyalahkan diriku sedikit karena tidak melihat hal itu
sebelumnya dan tidak
mendorong Anora untuk memilih salah satu dari kalian lebih cepat. Namun dengan
memilih farold seharusnya urusan sudah selesai. Tapi, Selwyn tidak dapat menerima
hal itu. Kita pernah melihat pertarungan yang dipancingnya di kedai minuman Orik.
Dan Farold juga pernah memukulnyadisana ..." Bowden menggelengkan kepala
dengan sedihnya seakan hendak mengatakan bahwa ia tidak tahan kekerasan,
meskipun dia juga salah satu penonton pada ban itu, tertawa dan menyemangati,
tidak peduli siapa pemenangnya, benar- benar gembira karena adanya hiburan itu.
"Tentu saja dapat dimengerti bahwa Selwyn merasa terhina. Dan sudah semestinya
Anda ingin melindungi-nya, anak tunggal, dan segalanya bagi Anda. Rowe, ini bukan
kecelakaan karena. naik darah: Selwyn naik ke kamar Farold di tengah malam,
menikamnya sementara pemuda itu tidur. Seseorang yang melakukan itu..." Sekali
lagi Bowden menggelengkan kepaJanya dengan penuh arti. "Tabiat seperti itu, woh,
tak ada jaminan kalau itu tak akan terjadi lagi."
"Tidak!'' Selwyn berteriak. Tapi tak ada satu orang pun me-ngerti karena mulutnya
yang disumbat. Ia pun menggelengkan kepalanya untuk meyakinkan bahwa ada orang
merasa ragu terhadap apa yang sedang dikatakannya.
-
Ac zzz
"Kenapa sumbatan mulutnya tidak dibuka saja?" usul seseorang. "Sulit mendapatkan
jawaban yang benar kalau tidak dibuka." "Buka sumbatan anak itu!M kata Bowden.
Sumbat dilepas, dan tampaklah mulut Selwyn yang kotor dan kering.
"Bukan aku yang melakukan," protesnya. "Ya, waktu aku itu marah karena Anora
memilih Farold. Tapi aku tidak begitu membencinya sampai membunuhnya*" Farold
sebenarnya tidak begitu menyebalkannya, sekali lagi Selwyn memaksa-
13
lean di ri berpikir demikian, seakan berpiki ran baik dapat mem- buktikan
ketidakbersalahannya. Farold tidak sejelek seperti hidung
yang ingusan ketika kita sedang berusaha membuat seorang gadis terkesan. Farold
juga tidak sejelek rasa gatal-gatal di pantat kita.
Bowden menyipitkan matanya. "Kau tidak sedang mengatakan bahwa salah Anora
sendiri mengapa memilih Farold dan bukan engkau, iya kariT katanya.
Ini yang dihindari Selwynmembuat Bowden takut kalau-kalau ia
mengejar-ngejar Anora. Kenapa sih dia tidak bertanya dengan pertanyaan yang
sederhana dan jawaban yang langsung? "Tidak," katanya. "Yang ingin kukatakan
adalah: aku tidak membunuh Farold."
^
Akhirnya Derian memutuskan untuk bicara, "Farold adalah pemuda yang baik,"
perkataan yang dalam situasi berbeda mungkin akan ditentang Selwyn. Perkataan ini
mungkin akan ditentang juga oleh
banyak orang bila dalam situasi yang berbeda. Walau demikian, jika menyangkut
Derian, orang tidak pernah yakin berapa banyak bagian
percakapan yang benar-benar ia dengar dan mengerti. Namun penggiling tua itu
adalah orang yang membesarkan Farold yang sudah ditinggal mati orang tuanya sejak
kecil. Jadi, kalau ia kacau, itu pastilah karena kesedihan dan juga karena tulinya.
Bowden memberi tanda pada seseorang yang berdiri dekat meja.
Sebuah benda diambil dan diberikan lewat tangan derru tangan. "Kau
mengenali ini?"' tanya Bowden'.-'*
Selwyn pikir jantungnya akan berhenti berdetak. "A... k.. .u....n
Tentu saja ia mengenali pisau khusus bergagang panjang itupisau
itu miliknya. Hadiah dari ayahnya sebagai tanda bahwa ia telah dewasa. Pisau ini
dipakai ayahnya sewaktu
-
Ac zzz
14
berperang, dan tak ada yang menyamai pisau itu di desa mereka.
"Aku kehilangan pisau itu, kira-kira waktu panen." Selwyn melihat sekilas dengan
gelisah ke sekeliling ruangan. "Raedan" ia menangkap satu wajah yang dikenalnya,
lalu yang Iain "Meiton. Kalian ingat kan kalau aku kehilangan pisau-itu. Aku
mencarinya ke mana-mana. Aku terus menanyakan apakah ada orang yang
menemukannya.''
"Ya," Raedan berkata dengan cepat, dan saudaranya, Merton* juga
mengangguk.
Selwyn menoleh ke arah Thornewalaupun ia bertampang dan berlaku seperti tikus
tapi kata-katanya akan lebih dihargai, karena lebih tua dari umurnya.
Dan Thome memang berkata, "Aku ingat." Tapi Bowden berkata, "Pada waktu panen,
Anora pertama kalinya mengatakan padamu bahwa ia memilih Farold. Hilangnya
pisaumu pada waktu yang sama menunjukkan kalau engkau sudah lama
merencanakan hal ini." ;
"Tidaki" teriak Selwyn. Mungkinkah mereka salah me-nanggapi dan memutarbalikkan
segalanya?
Bowden menyerahkan pisau itu kembali dan sekali lagi benda itu
berpindah dari satu tangan ke tangan lain, tidak langsung ke arah meja karena setiap
orang ingin melihat pisau itu. "Di mana kau semalam?" tanya Bowden.
Selwyn ragu. Ia tahu kalau berkata jujur pasti akan me-rugikan dirinya. "Di rumah,"
katanya berbohong. "Seperti yang ayahku coba katakan pada Anda."
Mendengar itu, terlihat reaksi di dalam ruangan itu: suara
mengeluh yang berdesir di antara kerumuman orang.
Selwyn menebak-nebak sebentar sebelum Bowden berkata: "Seseorang meuhatmu,
Nak."
15
Ia berpikir untuk menyangkalnya, dengan harapan Bowden hanya menggertak, atau
hanya ada seorang saksi atau seseorang yang tidak yakin atau tidak dipercaya. Namun
dia salah mem-perhitungkan dan
membuktikan kepada orang-orang bahwa dia berbohong, dan ini merupakan tamparan
yang buruk daripada hal lainnya. Sadar akan
-
Ac zzz
perasaan terluka pada wajah ayahnya, yang juga telah dibuatnya menjadi seorang
pembohong, Selwyn mengangguk. "Ya," akunya. "Baiklah. Saya ke luar malam itu.
Saat itu belum larut malam. Tapi saya tidak pergi ke dekat-dekat penggilingan, dan
saya tidak membunuh Farold." Semua yang dikatakannya benar. "Apakah ada orang
yang melihat dan mengatakan bahwa saya berada dekat penggilingan?" Jika mereka
mengatakan hal itu, berarti mereka bohong, walaupun ia tidak akan dapat
membuktikan hal itu. Namun akan baik bila mereka tahu bagaimana ia bersikap.
Bowden mengangkat tangannya untuk mencegah orang di ruangan itu bertanya. "Aku
yang akan bertanya," katanya. "Apakah kau ada di dekat penggilingan?"
"Tidak," kata Selwyn. Ia melihat bagaimana Bowden akan bertanya,
sehingga ia berusaha menjaga agar suaranya tenang: "Kepergianku tak lebih dekat
dari jalan kami ke sini hari ini dari daerah pertanian."
Reaksi kerumunan orang lebih jelas sekarang, suara mereka menggumam.
"Di sini?" Bowden bertanya dengan tatapan tajam kepada putrinya sambil menyiratkan
bahwa ia akan berbicara dengan-nya nanti, jika
hal itu ternyata benar.; r
"Saya melihat Anora di pasar kemarin pagi. Ia ..." Ia ragu-ragu, tidak ingin melibatkan
Anora dalam masalah; dan lagi-pula, mengatakan adalah kata yang terlalu kuat.
"Anora meng-
indikasikan bahwa jika saya datang ..." Ia mulai lagi bicara sambil berharap agar
kara-katanya lebih dimengerti jika ia memulainya dari arah yang berbeda. "Anora
memberi kesan bahwa ... ia tampaknya berpikir bahwa ia mungkin sudah melakukan
kesalahan dengan setuju menikahi Farold. Saya pikir ... jika saja kami dapar
berbicara berdua saja, ia mungkin akan memutuskan pertunangan." Ruangan itu
pecah dalam hiruk-pikuk. "Oh, Selwyn," kata Anora, suaranya lebih dari keluhan, dan
tiba-tiba keributan berhenti sehingga orang dapat me-nyimak. "Aku tak pernah
mengatakan
begitu."
"Tidak," Selwyn setuju. "Tapi kita berbicara, dan kau ... kau ia memikirkan senyum
manisnya dan cara ia meng-angkat kepalanya untuk melihatnya, karenasama kecil
seperti dirinyagadis itu kurus. Ia juga mencoba mengingat lebih jelas apa yang
sudah dikatakan gadis itu.
"Aku hanya mencoba berbaik hati," kata Anora, ada rasa simpati di mata biru
pucamya. "Kau tampak begitu sedih ketika kukatakan aku
-
Ac zzz
akan menikahi Farold, setelah ia menekanmu di minuman Orik dan menuangkan
minuman di sekujur tubuhmu lalu menjatuhkanmu ke atas timbunan sampah ..."
Terima kasih sudah mengingatkankuy Selwyn tergoda untuk
mengatakannya. Aku hampir lupa bagaimana memalukannya kejadian itu.
Kemudian Anora melanjutkan, "Aku selalu menyukaimu dan tidak mau menyakiti
peraSaanmu. Tapi aku bclum pernah mengatakan sesuatu untuk datang semalam."
"Tidak," kata Selwyn. "tapi kupikir..." Selwyn membuang pandangan
darinya, lalu menunduk. Jelas sekali, ia sudah salah tangkap.
17
Bowden berkata kepada Anora, "Jadi kau melihatnya tadi malam atau tidak?" .
"Tidak," jawab Anora. Bowden menoleh ke arah Selwyn. "Aku melemparkan kerikil ke
daun jendela," kau Selwyn kepada Bowden,"tapi aku khawatir membangunkan Anda
atau istri Anda. Jadi aku berhenti."
"Pastilah aku sudah tidur," kata Anora. "Aku tidak mendengar apa- apa." Ia
menambahkan, "Tapi aku percaya padamu."
Selwyn takut hanya Anora satu-satunya yang percaya.
Bowden menarik napas panjang dengan gusarnya. "Kita tidak tahu pasti jam berapa
Farold terbunuh tadi malam," ia mengingatkan
setiap orang, "apakah Selwyn benar-benar mampir ke sini terlebih dahulu atau
sesudahnya. Kita hanya tahu ia terbunuh sekitar jam makan malamsetelah Linton
pergi dan Derian naik ke kamar tidurnya di atasdan sebelum Linton kembali waktu
subuh."
" Waktunya cukup lama hingga mayat itu pun kaku," Linton menerangkan, ia merasa
dirinya penting karena dialah yang pertama kali menemukan kejadian itu, "namun tak
lama kemudian mayat itu berbau."
"Ya, dalam udara sepanas ini mayat pasti mulai berbau," seseorang di ruangan itu
berkomentar, suara bisikan kerasnya terdengar. Anora meratap dan lari keluar, satu-
satunya cara untuk me-larikan diri dari semua mata yang tertuju kepadanya. Ibunya
mengikutinya dari dekat.
"Terima kasih banyak, Orik," kata Bowden. . i Orik mengangkat bahunya dengan malu.
Jelas sekali ia jengkel karena kerumunan yang
banyak itu berkumpul di
18
-
Ac zzz
rumah Bowden, dan bukan di kedai minumannyakarena seharusnya ia
dapat menjual makanan dan minuman kepada semua orang. Hal itu berlangsung
beberapa saat lamanya, orang-orang memberikomentar dan menawarkan pendapat,
dan beberapa dari mereka percaya akan kata-kata Selwyn. Mungkin akan berbeda
kalau ia tidak berbohong, tapi itu belum tehtujuga, dan sekarang tak ada lagi
yang dapat dilakukan Selwyn.
Pada waktu tengah hari, tinggal sedikit orang yang me-nyatakan
ridak yakinmereka adalah teman sebaya Selwyn dan tak disangka im adalah Holt, si
pandai besiyyang di-kesampingkan oleh mayoritas, dan menyatakan bahwa Selwyn
pasti bersalah. Bersalah karena ia punya alasan untuk membenci Farold, karena
pisaunya yang ditemukan di sana, dan karena meskipun tak ada yang benar-benar
melihatnya
memaniat jendela Faroldia ada di situ di waktu yang tepat. Itu saja sudah cukup.
Hukum meminta bayaran nyawa untuk nyawa, tapi sepanjang yang diingat di desa itu
tak seorang pun pernah di-hukum mati. Beberapa orang berpendapat bahwa Selwyn
sebaiknya dikirim ke kota Saint Hilda yang lebih besar. Di sana ada seorang hakim
tetap,
seliiingga dapat diatur pelaksana-an suatu hukuman. Namun dijelaskan juga bahwa
hakim im mungkin akan meminta pengusutan sendiri; dan hakim itu pasti perlu
melihat mayat itu.
Kejadian ini akan menimbulkan bahaya. Desa Penryth terlalu kecil untuk mempunyai
seorang pastor khusus dan bergantung kepada biarawan yang berkeliling untuk
melayani pemberkatan pernikahan, baptisan anak, dan misa untuk kematian. Namun
membiarkan mayat yang belum didoakan
19
dan belum dikubur sampai malam harikhususnya mayat orang yang
mati dibunuhadalah mencari masalah. Apa pun yang dikatakan gereja, orang tahu
bahwa arwah-arwah di malam hari akan merasuki tubuh yang kosong. Oleh karena im,
Farold harus dikuburkan secepatnya.
Maka mereka mendapat ide untuk memecahkan dua masalah tersebut sekaligus: "Kita
akan pergi ke atas bukit," kata Bowden dengan suaranya yang berkesan res mi, dan
keden^tran-nya seolah-olah sakit paru-paru. "Kita akan pergi ke gua pe-kuburan dan
-
Ac zzz
di sana kita akan mengunci korban yang mati dalam kuburan bersama pembunuhnya
yang hidupFarold dan Selwyn bersama-sama."
T1GA
"Saya. tidak melakukannyaT teriak Selwyn, kalimat yang sepan j'ang sore ini dia coba
ucapkan. Tapi orang-orang im belum juga percaya padanya. Namun ia tidak bisa
hanya berdiri dan menunggu, semen
rara mereka merencanakan cara terbaik untuk membunuhnya. Mulutnya
justru disumbat lagi oleh mereka. Tangannya tentu saja tetap diikat.
Bowden memerintahkan orang untuk mengikat ayah Selwyn pada sebuah
kursi, dan mengatakan bahwa ia akan lebih mudah diawasi setelah semuanya selesai
dan berlalu. "Anda dan istri Anda tidak akan dirugikan karena kejahatan yang
dilakukan anak Anda," katanya berjanji.
Seseorang bertanya berapa lama kira-kira rencana itu akan berlangsungpertanyaan
yang sangat ingin Selwyn ^ jawabannya. Tapi bersamaan dengan itu mereka seteng
menyeretnya, dan agak mengangkatnya keluar pintu. Selwyn pun tidak sempat
melihat ayahnya untuk yang terakhir kali. Aku tidak melakukannya, pikirnya, siapa
tahu saja pikirannya yang
bersemangat im dapat diketahui ayahnya. Tapi tentu saja ayahnya
sudah tahu bahwa dia tak melakukannya. *u
Di luar, pancaran sinar matahari tetap me rah jambu dan jingga di cakrawala.
Padahal, waktu itu musim gugur dengan sore hari yang biasanya tidak tahan lama dan
hampir tidak tampak seperti malam sama sekali. Obor-obor dinyalakan. Selwyn
bertanya-tanya apakah satu obor akan ditinggalkan untuknya dalam gua pekuburan.
Namun jika ia beruntungdan mad dengan cepat, ia yakin dirinya lebih lama hidup
daripada sebuah obor.
Seseorang mengambil kereta kudamilik Orik, dan ter-cium bau minuman ale yang
turn pah dari tong-tong minuman yang bocor dan
telah terserap papan kereta: bau yang cukup kuat sehingga kita tidak perlu ke kedai
minuman Orik untuk mabuk. Selwyn dinaikkan ke belakang kereta dan dibaringkan
dengan kepala menghadap bawah, supaya ia tidak dapat berbuat macam-macam
terhadap orang-orang
-
Ac zzz
yang menjalankan tugas itu. Tapi ia mengangkat kepalanya saat mendengar
keributan, sambil berharap bahwa ia dapat membuat dirinya tidak sadar akan apa
yang sedang terjadi. Kemudian, kelompok orang kedua keluar dari penggilingan
sambil membawa
bungkusan kaku berlapis kain yang seharusnya isinya adalah Farold. Sejenak ia
berpikir kalau mereka telah membuat tandu untuk mengangkat mayat itu. Namun
sewaktu mereka menempatkan mayat itu
ke atas kereta yang ada di sampingnya, Selwyn menyadari bahwa tukang penggiling
bersaudara im tidak perlu sebuah tandu: Kematian telah membuat Farold sekaku
kayttdan
sebelumnya mereka berhasil melipat tangannya di dada. Selwyn menu
cup matanya dan membuang muka, namun kereta itu teriaJu keciJ untuk menghindari
kcpungan lengan Farold, apd-lagi bau mayatnya. Baunya hanya bau ramuan tumbuh-
rumbuhan yang dimandikan para
wanita desa sebelum men> bungkusnya dengan kain kafan, kata Selwyn kepada
dirinya. Mayat itu belum mulai membusukbelum. Farold tidaklah seburuk itu,
Selwyn mencoba meyakinkan dirinya lagi. Dia tidak seburuk seperti... seperti ...
penjahat yang mati di teras rumah Jura? Ide jelek, Selwyn memaki dirinya sendiri. Ini
sama sekali bukan waktu untuk memikirkan hal-hal yang me-nyangkut kematian.
Selwyn menarik napas cepat dan pendekmenghirup bau ale, ramuan tumbuh-
tumbuhan, kayu dan keringatnya sendiri dan sewaktu mereka sampai di bukit,
kepalanya terasa ringan, tapi tidak cukup pening dan ia pun bingung. Hal itu pun
disyukurinya. Tangan-tangan menyeretnya keluar dari kereta kuda, lalu membalikkan
badannya dan mendudukkannya di tepi kereta karena tampaknya ia tidak kuat
berdiri.
Anora ada di sana juga, menangis dengan kerasnya. Sepanjang jalan Selwyn tidak
menyadari keributan yang terjadi di belakangnya, karena deri tan roda-roda kereta,
gedebak-gedebuk kaki-kaki kuda di jalan, dan terlebih lagidegupan jantungnya.
Derian Miller
datang j uga, "Aku mau melepas kepergian anak itu," katanya, tentu saja maksudnya
Farold, bukan Selwyn.
Namun Thorne bertanya, "Anda mau mengatakan sesuatu ... sebelum kita
membaringkan dia?" Derian menggelengkan ;pala.
-
Ac zzz
"Tidak ada," kata penggiling itu. "Ia anak yang baik, ia akan 1 enang."
"Amin," gumam Linton, ingin menganggap ucapan itu sebagai doa agar iayang juga
sanak saudara yang meninggal tidak diminta untuk memimpin doa.
"Amin," yang lainnya bersama-sama mengifcucfc'**
Bowden, sebagai pemimpin, seharusnya ada di sana juga. Ia
menggunakan alasan harus ada seseorang yang tinggal untuk mengawasi ayah Selwyn,
walaupun alasan yang mungkin ia tidak mau berjalan kaki sepanjang uga mil. Bowden
hanya bisa memberi perintah, bukannya melakukan sesuatu. '
Seperti biasa, Thorne mengambil alih ketidakhadiran Bowden, cepat- cepat sebelum
didahului Linton. "Adakah yang ingin mengatakan sesuatu atas nama Selwyn?9
tanyanya.
Orang-orang saling memandang dengan tidak enak hati. Tak ada yang memandang
langsung ke arah Selwyn.
Linton mendengus.
Holt, si pandai besi berkata, "Ia juga anak yang baik karena
kejadian ini."
Linton mendengus lagi.
Pujian yang begitu bersemangat. Riwayat hidup yang begitu menyentuh. Meskipun
akan mati, Selwyn merasa pedih dan marah. Jika
ia benar-benar meninggal dan bukannya dihukum mati, apakah teman- temannya
dapat menemukan kata-kata? Selwyn, mungkin mereka akan berkata ... Ia kembali
memikirkan eulogi sebelumnya untuk Farold: Selwyn, mungkin teman-temannya akan
berkata, ia tidak seburuk penjahat yang mati di teras rumah kita,
Jalan masuk ke gua kuburan adalah buatan orang yang terbuat dari tumpukan tanah
dan batu, dan ditutup batu yang ukurannya paling
tidak sebesar kereta kuda Orik. Untuk meng-gerakkannya perlu empat orang,
termasuk Holt Blacksmith.
Di belakangnya adalah kuburan tempat penduduk Penryth yang telah
dimakamkan sejak dulu.
Bau pengap busuk dan debu keluar sewaktu pintu terbuka tidak seburuk, ah
akhirnya, bau Farold. Tapi orang-orang meng-ikatkan kain untuk menutupi hidung, ini
tanda-tan da yang tidak baik
-
Ac zzz
betul-betul tanda tidak baikdua pria membungkuk untuk mengangkat Farold, dan
beberapa orang lagi berkerumun di sekitar Selwyn, siap untuk menuntun, menyeret,
meng-angkatnya ke dalam kuburan, apa
saja yang perlu dilakukan.
Semestinya ia jalan sendiriia ingin orang-orang dapat bercerita kepada keluarganya
kalau ia berjalan menuju akhir hidupnya dengan martabatnamun ia mencoba untuk
berhenti sebentar dan melihat
Anora terakhir kali nya, meskipun gadis itu masih mcnyembunyikan wajahnya,
menangis, dan orang-orang berpikir kalau ia melawan.
Tlba-tiba ia dicengkeram dari bawah kedua lengannya dan ditarik ke depan begitu
cepatnya sehingga ia tak dapat menjejakkan kakinya dengan benar, begitu kuat
mereka menyeretnya, dan semakin iaber- juang untuk berdiri sendiri, semakin orang-
orang itu mengira kalau ia melawan.
Lalu mereka melintasi tanah tidak rata di jalan masuk yang terbuat
dari tumpukan tanah dan batu. Mereka pun menuruni tanah curam yang berliku-liku.
Obor membuat bayangan berkelap-kelip di dinding terjal dan langit-langit gua.
Kuburan dalam bukit ini telah diukir oleh alam, tapi orang-orang zaman dulu sudah
menghaluskan beberapa jalan, meskipun tidak terlalu banyak Beberapa bagian di
Jalan itu mudah membuat orang tersandung atau tergelincir. Dan kemudian-
yaampun bau amat busuk, sehingga seluruh penduduk desa yang sudah mari
meneriangnya. Kuburan yang paling baru adalah kuburan
25
Snellbaru setahun mati karena kecelakaan tertebas sabit besar
sewaktu memotong rumput-rumput kering.
Mayat-mayat terbaring di ceruk atau dideretkan di dinding, dan beberapa diletakkan
di atas yang lain. Kain-kain kafan telah hancur atau compang-camping, dan sedikit
memperlihatkan daging
kecokelatan yang telah hancur atau tulang-tulang.
Selama beberapa menit lamanya mereka berjalan melintasi jalan dengan deretan
mayat.
Selwyn mendengar bunyi derakan dan melihat Thome yang memegang
kalti Farold yang tanpa sengaja menginjak sepotong tulang. Linton yang memegang
bagian pundak Farold, me-nendang apa saja yang tersisa ke dinding. Sesuatu yang
-
Ac zzz
gelap dan berbulu lembut keluar melintas dengan cepat dan meng-hilang ke dalam
sebuah celah. Bahkan seandainya Selwyn sedang berjalan dengan kekuatannya
sendiri, hal im cukup untuk membuat lututnya seperti mencair. Jalan menikung ada
di depan mereka, tapi Linton berkata sambil terengah-tengah, "Cukup. Ya ampun,
sudah cukup.* Dan Thorne, yang biasanya senang, membantah apa pun yang diusulkan
Linton, setuju.
Ada celah di dinding yang dibuat dari seonggok kain kafan dan dari
bentuknya membuat kita yakin bahwa mayat di dalam nya sudah menjadi tulang-
tulang. "Pindahkan yang di sebelah sana untuk yang ini," kata Thorne. i
Dua orang yang menyeret Selwyn memindahkan mayat im karena tempat
im akan dipakai meletakkan mayat Farold, tapi kain kafan lapuk itu hancur di tangan
mereka, sehingga menumpah-kan tulang-tulang rapuh seperti kapur dan pecah di
tanah.
Thome memberi isyarat bahwa hal im tidak apa-apa, dan mereka sebaiknya tetap
memindahkan nya, semakin cepat
semakin baik. Ia dan Linton membaringkan Farold dalam ceruk berdebu itu.
"Bagaimana dengan dia?" tanya Linton, sambil menggerak-kan kepalanya ke arah
Selwyn.
"Dudukkan saja dia," peri n tah Thome. Seseorang mendorong kaki Selwyn, dan
mendudukkannya dengan keras di atas kerikil hal us lantai gua.
Thorne mengambil sepotong tali yang dililitkan di Ucat
pinggangnya, lalu mengikat mata kaki Selwyn agak longgar. Kemudian ia mengambil
pisau belatinya. "Apa yang kauiakukan?" tanya Raedan.
Selwyn tidak sadar ada Raedan di situ sampai ia mendengar suaranya. Jangan
hentikan dta, pikir Selwyn, ingin mencegah niat baik Raedan. Apabila Thome mau
mempercepat kematian-nya, ini mungkin lebih baik.
Tapi Thome berkata, "Aku akan memotong sedikit tali pengikat pergelangan
tangannya."
"Kenapa?" Linton menuntut jawaban. "Kalau kau tidak tahu, aku tak
bisa menerangkannya." Thorne mengiris tali itu, cukup kendor, sehingga Selwyn harus
berusaha melepaskannya sehingga ia tak sempat mengikuti rombongan pengubur ke
luar, dan hal itu cukup menenangkan hati Thome.
-
Ac zzz
Linton berkata, "Yah, baiklah, pertama-tama ia akan mem-buka sumbatnya, lalu kita
harus mendengarkan teriakannya di belakang kita."
"Dan kita harus segera keluar dari sini segera," kata Thorne. "Kita tidak akan dapat
mendengarnya jika batu penutup itu sudah ditempatkan lagi." Ia segera berbalik ke
pintu keluar gua, dengan obor yang menerangi jalan.
27
Raedan berhenti sebentar untuk meletakkan tangannya di atas bahu Selwyn, lalu
bergegas menyusul.
Lalu suara Linton yang melengking ke arah Thorne kembali terdengar, "Aku akan
mengatakan hal ini kepada Bowden."
Selwyn berusaha meiepaskan sisa untaian tali. Ia tak dapat kabur, ia tahu itu. Namun
ia kalut dan mau mendekat ke pintu masuk, di
mana udara lebih segar, dan bau kematian yang tak sabar menantikannya untuk
bergabung, tidak terlalu terasa. Cahaya obor semakin mengecil dan redup, lalu
benar-benar
menghiiang. Ia diselimuti kegelapan totalbetul-betul tidak ada bedanya seperti saat
ia memejamkan mata. Yang tersisa hanya suara- suara: suara tetesan, desiran,
garutan. Serangga, katanya, bukan arwah yang marah yang kembali untuk menuntut,
"Apa yang telah kau lakukan tethadap tulangku?"
Pildrnya, ia mendengar gaung lemah dari bam besar pintu masuk yang berguling. Atau
mungkin bukan. Ia berada j di dalam gua.
Teman-teman dan para tetangganya tadi mungkin sudah setengah jalan menuruni
bukit meninggalkan Selwyn. 'Mereka sedang memutar dan menarik,' pikirnya sambil
berusaha me-mutuskan tali yang sudah dikendurkan oleh Thorne. Seperti yang sudah
diperingatkan Linton, yang pertama kali ia lakukan adalah meiepaskan sumbat. Ia
mengatakan pada dirinya sendiri bahwa ia berani. Ia tahu hal im
percumabahkan seandainya penduduk desa dapat mendengarnya, tapi memang
tidak mungkintapi ia tak dapat menahannya. Ia bertertak- teriak dan menjerit
memanggil mereka untuk kembali.
Akhirnya lama setelah suaranya serak, ia dapat meiepaskan si mpul
yang mengikat pergelangan kakinya. Ia perlahan berdiri, dan meregangkan tangannya
dalam kegelapan. Ia menyeretkan
28
-
Ac zzz
kaki ke depan dengan hari-hati. Kemudian tangannya menyentuh sesuatu, seperti
jaring laba-Jaba dan berdebu, yang lebih baik
tetap tidak disentuh. Di sebelah kanan tampaknya bersih. Tapi entah bagaimana
rasanya potongan-potongan tulang ada di bawah kakinya, dan kakinya tergelincir. Ia
mcletakkan tangannya untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh dan mendarat di
atas satu mayat. Kain kafan dan tulang ambruk di bawah tekanan tangannya yang
terempas, sehingga mengebulkan kepulan debu berbau tajam. Masih dalam posisi
merangkak, Selwyn mundur cepat-cepat, berusaha keras tidak mengisapnya. Tapi
sekarang sesuatu melibat di sekitar pergelangan kaki kirinya. Talinya sendiri? Atau
salah satu yang membungkus mayat? Atau mayat itu sendiri?
' Selwyn mengibaskan pergelangan kakinya dan berdiri, kepalanya
terben tur. Pastil all langit-langit melengkung men-jorok ke dinding, yang artinya ia
perlu mundur selangkah. Tapi ke arah im ada mayat lain. Ke sebelah kiri, dan tulang
keringnya membentur bam yang menjorok keluar. Sekali lagi ia jatuh di atas mayat
lagi. Mayat itu menahan be rat badannya, dan memastikan bahwa itu mayat Farold.
Selwyn mem biarkan dirinya jatuh ke lantai. Toh ia tak dapat
menemukan pintu masuk im. Lebih baik ia tetap diam. Lalu, seandainya arwah yang
marah benar-benar datang untuk men uduhnya, ia dapat berkata, "Bukan aku yang
mengganggu istirahatmu. Pergilah, hantui mereka yang masih hidup!"
EMPAT
3s
Selwyn menarik napas melalui mulutnya untuk me nghi ndari bau
mayat-mayat im. Tapi ia justru merasakan bau im di tenggorokannya, yang membuat
keadaan makin buruk saja.
Ia mencoba untuk merencanakan kematiannya sendiri, meskipun ia tahu hal im masih
akan lama terjadi. Tuhan tahu ia tidak membunuh
Farold, tapi ada beberapa hal lain yang memberatkan jiwanya dan memerlukan doa.
Seperti' ke-banyakan minum ale (sejenis bir tapi lebih keras) dua minggu lalu, dan
menghasut Farold agar bertarung, yang tentu saja salahdan juga bodoh. Selwyn
berdoa agar hal im diampuni, meskipun ia merasakan banyaknya luka memar dan
hinaan di depan umum sudah cukup untuk menebus dosanya.
Dengan dahi diletakkan di atas kedua lututnya yang tegak dan
tangannya yang didekapkan di sekeliling kakinya, ia juga
-
Ac zzz
berdoa untuk kedamaian mayat-mayat di sekitarnya. Secara rohaniah, ia menekankan
kata kedamaian.
Saat itu terasa suatu sensasi yang menjalar di lehernya dan dia merasa bahwa itu
pikirannya yang melantur, karena ia tak dapat melihat, atau mungkin saja hanya
tetcsan keringat. Tapi hal itu mengganggu dan inilah saat untuk memperhatikan
betul-betul, karena setetes keringat adalah hal yang dapat di-kendalikannya. Ia
menyeka lehernya dan memukul suatu benda yang berkaki banyak dan bergeliang-
geliut. Setidaknya, ia pikir benda itu sudah mati.
Ia berharap telah memukulnya sampai mati. Ia menepuk-nepukkan dada, tangan, dan
bagian-bagian belakang tubuh yang dapat dicapainya.
Mungkin-, katanya dalam hati, akan lebih mudah jika id
berkonsentrasi berdoa ... nanti.
Jam demi jam berlaJu. Suara desiran binatang berlarian ke sana kemari sedang ... ia
hanya dapat menebak-nebak, dan ia tidak suka
dengan hal im. Tapi sejauh ini mereka scpertinya malu dan berlarian kalau ia
menepukkan tangan atau meng-gerakkan kaki atau berteriak mengusir mereka. Suara
im adalah sesuatu yang lebih baik daripada bunyi berisik yang ia dengar dari serangga
yang sekali- kali menjalari dirinya.
Ia mendengar kelelawarsetidaknya ia berharap itu kelelawar, dan bukan arwah-
arwah yang gentayangan. Lalu mengapa hantu-hantu yang gentayangan di gua ini
menunggu sampai benar-benar malam, padahal
di dalam gua ini selalu malam? Apa pun imKelelawar, katanya pada diri sendiri,
pasti kelelawar-jumlahnya ada banyak, mengipas- ngipaskan sayap mereka yang
keras, mendecit-decit. Ia menunduk dan me-lindungi kepalanya, karena ia pernah
mendengar kelelawar yang
H
menyangkut di rambut orang. Tapi yang ini lebih pintax. Mereka menukik ke bawah,
ke samping kepalanya, melesat sepertinya
berjarak dua atau tiga jari saja. Mereka pasti ber-maksud ke luar. Ia mencoba
mengikuti mereka, dan sekali lagi mememarkan kepala dan tulang keringnya dalam
kegelapan, dan akhirnya kelelawar-kelelawar im terbang meriinggalkari dia.
Berjam-jam kemudian mereka kembali, yang berarti pasti di luar sana hampir subuh.
Ia menunggu, namun kegelapan di sekelilingnya tidak berkurang. Begim pula dengan
dinginnya. Ia begim haus,
-
Ac zzz
tenggorokannya terasa termmp.
Setidaknya ada jalan keluar untuk rasa dingin seperti im, yaim lapisan-lapisan
pembungkus mayat-mayat di dekatnya. Tapi lebih
baik ia tetap kedinginan.
"Tenang," ia meyakinkan mayat-mayat di situ melalui gigi-gigjnya yang bergemeletuk
"Aku tidak akan mengambil milikmu."
Akhirnya, datang gerakan yang mungkin datang dari kelelawar-
kelelawar, meskipunsetelah memikirkannyadia tidak yakin malam sudah datang
lagi.
Bukan, ini bukan kelelawar, mereka terbang di atas. Ini sesuatu yang bergerak
sepanjang lantai, dalam jarak tertenm tapi semakin mendekat. Sesuatu yang
menghamburkan kerikil ketika mendekat. Sesuatu yang besar. Rasa jijik dan
ketakutan terhadap serangga dan tikus-tikus lenyap seketika karena ia
membayangkan hewan-hewan pemangsa yang lebih besar. Ia memang ingin kematian
yang lebih cepat daripada mati kelaparan, atau kedinginan, atau kehausan,
tapi ini sesuatu yang akan melompat dan menyerangnya dalam kegelapan dan
merobek tenggorokannya, dan ia tidak akan tahu
apakah itu sesuatu yang akan membunuhnya atau tidak
Ini adalah hal yang didapatnya dengan tidak berdoa selagi ia punya kesempatan. Ia
pun mencoba memperbaiki waktu yang hilang itu
dengan ikhlas.
Beruang, serigaJa, atau harimau? Ataubahkan pikiran yang membingungkanmayat
yang iri dengan udara yang dihirupnya, atau darah yang mengaliri pembuluhnya?
Terjadilah semuanya dengan cepat, ia berdoa. Dan terakhir, dengan putus asa: Aku
turut menyesal atas segaia-galanya.
Di luar sana, secara luar biasa, terlihat cahaya redup yang
semakin terang bersamaan dengan datangnya suara-suara yang semakin
mendekat. Sebuah obor? Apakah penduduk desa merasa kasihan terhadapnya?
Tiba-tiba Selwyn sadar akan apa yang terjadi: Mereka sudah menemukan pembunuh
sebenarnya. Mereka mejjihat betapa mengerikan
kesalahan yang mereka buat dan sekarang mereka datang untuk membebaskan
dirinya, pastilah dengan putus asa berharap mereka tidak terlalu terlambat. Tapi...
-
Ac zzz
Tapi kalau memang begitu, bukankah mereka akan memanggil-manggil dirinya,
meyakinkan dia bahwa pe-nyelamatan dirinya sudah dekat? Bukankah mereka ingin
sekali membiarkan dirinya tahu bahwa mereka datang?
Mereka ini tidak terdengar seperti rombongan, sepertinya hanya satu orang. Bukan
ayahnya yang melarikan diri dari Bowden, bukan juga Raedan atau Merton yang
menyesal dan datang kembali. Karena jika salah satu dari mereka, ia pasti akan
dipanggil.
Pastilah im sebuah alat penerang. la dapat melihat cahaya yang memantul di dinding
gua. Ini mengurangi kemungkinan bahwa im adalah binatang yang datang untuk
memangsanya, dan ini
33
merupakan pilihan keduanya setelah diselamatkan. Apakah arwah bercahaya? Cahaya
im cukup terang, sehingga ia dapat menentukan
tempatnya, menunjukkan padanya bahwa apa pun yang mendekatinya datang dari
dalam gua pekuburan im. Cahaya im datang dari sudut. Setelah sehari penuh dalam
kegelapan total, sinar terang menyakiti matanya, dan ia mengangkat tangan
menutupi mata-nya, berharap im malaikat, tidak akan melukai, dan jika im hantu ...
Ia sangat berharap im bukan hantu. ?lr
Ia mengintip dari celah jari-jarinya.
Sesosok berpakaian hitam mendekat,. kepalanya ditutupi kerudung.
Sam tangannya terulur dan alat penerang im ternyata sama sekali bukan obor,
meskipun jauh lebih terang daripada cahaya lilin. Selwyn berdebar-debar beberapa
saat ketika menyadari bahwa im bola cahaya yang melayang-layang di atas telapak
tangan yang terulur, dan tidak tersambung dengan apa-apa. Sam tangan sosok im
memegangi ujung kemdungnya untuk menutupi bagian bawah pada wajahnya.
Bukan menyembunyikannya, Selwyn sadar. Tapi menumpi hidungnya.
Tentu saja malaikat yang diperintahkan untuk menemani arwah-arwah mari menuju
akhirat, seharusnya terbiasa dengan bau kematian. Dan Selwyn memaksa dirinya
untuk rasional1 juga seharusnya hanm-hanm yang gentayangan di bumi.'
Sosok itu berhenti. Ia berdiri tepat di hadapannya, melihat ke bawah di mana ia
meringkuk di lantai di antara mayat-mayat yang sudah lama maupun yang belum
terlalu lama mati.
-
Ac zzz
Tangan yang memegangi kerudung jatuh dan memper-lihatkan kepangan rambut yang
putih dan wajah seorang wanita tua. Wanita ma im berkata, "Kau benar-benar
kelihatan mengeri-
Jean dan bau sekaJi. Tapi siapa pun yang menguburmu jelas sekali
tak tahu apa-apa tentang orang mati."
KaJimat itu tidak kedengaran seperti ucapan malaikat atau pun hantu.
Ia menelan ludah tiba-tiba, meskipun mulutnya sama sekali kering.
"Apakah kau" Ia harus berhenti, tenggorokannya tertarik oleh rasa haus dan rasa
ngeri.
"Ayo, hati-hati." Wanita tua itu menaikkan sebuah jarinya untuk
menarik perhatian Selwyn. "Kalau kau menanyakan sesuatu yang bodoh, aku akan
memukul kepalamu," Ia menekankan hal itu, seolah- olah mereka sudah pernah men-
diskusikan sesuatu.
Dengan suara yang getas karena kehausan, Selwyn bertanya, "Apakah
Anda mau menjelaskan sebelumnya, pertanyaan-pertanyaan apa yang bodoh itu?"
Kelihatannya tidak. Dan kelihatannya pertanyaan tadi salah
satunya. Wanita itu memukul sisi kepalanya. "Aduh." "Kan aku sudah memberi
peringatan," katanya. .
Ia memutuskan untuk tidak mengambil risiko dengan bertanya hal lain. Dia ingin
mengelak mundur, kalau saja ada tempat untuk
mundur. Yang dapat dilakukannya hanya meringkuk sengsara di lantai.
"Pertanyaan-pertanyaan bodoh," kata wanita tua im menjelaskan,
"yaitu seperti Apakah aku mati?' atau Apakah kau mati?' atau
Apakah kau hantu?"'
Bagi Selwyn, pertanyaan-pertanyaan itu terdengar rasional. Mungkin wanita itu dapat
melihat apa yang dipikirkannya karena
sepertinya dia sedang bersiap untuk memukulnya kembali.
35
Untuk mengalihkannya, Selwyn bertanya, meskipun tenggorokannya sakit jika bicara,
"Lalu bagaimana kalau aku menanyakan Anda:
'Siapa, atau apakah Anda?' Aku tidak bertanya siapa atau Anda itu apa," ia cepat-
cepat menambahkan: "Aku bertanya: Apakah suatu pertanyaan yang bodoh kalau aku
bertanya: Siapakah atau apakah Anda?'"
-
Ac zzz
Wanita im perlu beberapa waktu lamanya untuk mencerna kalimat im. Akhirnya ia
memukul lagi, tapi Selwyn melihat gerakannya dan merunduk, sehingga pukulan
wanita tua im hanya mengenai telinganya.
"Im untuk pertanyaan Apakah Anda?' Siapa lagi gerangan aku, di tempat semacam ini,
dengan alat penerang seperti ini, mencari sesuatu dari orang mati?0
Selwyn menelan ludah, meskipun ia benar. jelas sekali, wanita itu adalah penyihir.
Wanita tua im melanjutkan. "Tapi aku tidak memukulmu karena
bertanya siapakah aku, karena tak mungkin kau sudah tahu hal im. Namaku Elswyth."
Ia lalu memukul lagi.
"Untuk apa im?"
'Agar kau tidak meminta air, yang kelihatannya sangat kau
perlukan." Kemudian ia meletakkan bola betcahaya im di atas kepalanyaatau lebih
tepatnya sejengkal di atas kepalanya dan membuka apa yang dikiranya bongkok
punggung wanita tua itu. Sebenarnya im adalah sebuah tas punggung. Cahaya itu
menurun dan mengikuti wanita tua im ketika ia duduk di lantai. "Gerakannya lebih
lemur dari umurnya yang dapat di-tebak Selwyn. Ia merogoh tasnya dan
mengeluarkan kantong kuiit minuman anggur yang diulurkan padanya. Kantong im
berisi air, apek dan hangat, dan begitu enak daripada apa pun. Bagian dalam
tenggorokannya yang kering membuka, namun
ia tidak ingin kelihatan serakah dan egoisapalagi di depan
seorang penyihir yang dapat menyeimbangkan bola cahaya di atas kepalanya dan
punya kecenderungan untuk memukul. "Terima kasih," katanya, sambil
mengembalikannya masih setengah penuh. "Habiskanlah," katanya. HItu semata-mata
air. Aku belum memantrainya."
Belum pernah terlintas dalam pikiran Selwyn untuk khawatir bahwa seorang penyihir
dapat memberinya air yang dibacakan mantera.
Akhirnya ia mengatakan hal ini. Selwyn tetap meng-habiskannya karena bahaya apa
pun yang ada di dalamnya sudah diminumnya. "Terima kasih," katanya lagi, jauh lebih
lembut.
"Terima kasih kembali.-;
Selwyn menatapi barisan mayat di gua di sekelilingnya dan berpikir sekaligus ingin
mengenyahkan pikiran tentang apa yang diinginkan wanita tua im dari orang mati.
Elswyth merasa kasihan dan menjawab pertanyaan tanpa membuat
Selwyn menanyakan nya. "Untuk satu mantraku, aku perlu seikat
-
Ac zzz
rambut orang yang baru mati. Kudengar dari orang-orang, ada yang baru meninggal di
Penryth di seberang hutan, jadi aku ke pekuburan gua ini." Ia menatap Selwyn dengan
mata menyipit, "Kuharap yang dibicarakan orang-orang itu bukan kau. Tak ada
gunanya kalau begitu. Apakah seseorang mengira kamu sudah mat?l">
b "Tidak," Selwyn meyakinkannya. "Yang mati im Farold." 3a
melambaikan tangannya ke arah mayat itu. Mayat Farold mulai berbau, bau hal us
memualkan yang berasal dari sebelah kanan-nya. "Aku di sini sebagai hukuman karena
sudah rriembunuhnya -bukanj^ ia menambahkan dalam satu tarikan napas, "aku
yang membunuhnya. Tapi aku dituduh melakukannya." Ia tidak tahu apa yang dapat
disimpulkan dari pandangan yang sedang diarahkan Elswyth kepadanya. Apakah
wanita itu mem-percayainya? Atau, karena
ia seorang penyihir, apakah ia lebih senang mendengar bahwa Selwyn benar-benar
pembunuh?
Elswyth berkata, "Jadi penduduk desamu menuduh kau membunuh dan
menjatuhimu hukuman mati chVsini di sisi korbanmu?",;.jj Tidak tahu di manajika
adaharapan untuk selamat, Selwyn mengangguk.
Elswyth berkata, "Keringat dari dahi orang yang dijatuhi hukuman
adalah salah satu bahan untuk beberapa mantra. Bolehkah kuminta?..
.sebagai balasan air yang kuberi padamu? Aku sangat percaya pada pembayaran
karena balas budi." Kemudian ia merogoh-rogoh ke dalam tasnya.
Selwyn melihatnya dengan pandangan ngeri. Elswyth tidak peduli: Baginya,
pembunuh atau korban yang tak bersalah dari keadilan yang salah tak ada bedanya.
Selwyn berkeringat, meski ia kedinginan ketika Elswyth mengambil secarik kain
woiyang diambil dari tas punggungnya dan mengusap dahinya dengan kain im.
"Bagus," kata Elswyth. Ia melipat kain itu dan memasuk-kannya dalam kotak kayu
kecil. "Baiklah. Ini akan berguna. Sekarang,
apakah kita akan mendiskusikan balas budimu karena aku mengeluarkanmu dari sini?
Aku kira kau mau keluar dan sinikecuali kau sudah begim dikuasai rasa bersalah
hingga yakin kau pantas untuk meninggal dengan cara seperti ini.
"Aku sudah mengatakan pada Anda," Selwyn berkata, "Aku tidak melakukannya.0
Elswyth tanpa reaksi menunggu jawabannya.
38
-
Ac zzz
"Tentu saja aku mau keluar dari sini," kata Selwyn. "Aku akan melakukan apa saja
yang Anda inginkan jika Anda me nolongku."
Elswyth memukul kepala Selwyn. "Itu," Selwyn dapat mendengar
begitu dengung di telinganya lenyap. "untuk ketolok anmu dalam hal tawar-menawan
Begini saja. Kau berutang padaku satu tahun
melayani: pekerjaan rumah tangga, menebang kayu bakar,
mengambilkan bahan-bahan untuk mantraku pokoknya apa saja yang kusuruh. Selama
satu tahun."
"Tidak," kata Selwyn, tiba-tiba menyadari apa yang dapat terjadi padanya.
"Terlambat. Kau sudah setuju sebelumnya. Kau beruntung karena suasana hatiku lagi
enak, sehingga aku tidak mengatakan kau berutang seluruh hiduptnu kcpadaku." la
menggelengkan kepalanya. "Anak bodoh," ia menggerutu, mulai bangkit. "Dengan cara
apa lagi wanita setua aku mencegahmu untuk mengikutiku keluar dari sini dan
bebas?" Pikiran betapa bodohnya Selwyn, mendorong wanita itu memukul lagi.
Selwyn melihat gerakan itu,tapi menyadari begitu bodohnya ia* Selwyn tidak
mengelak.
LIMA
Penyihir Elswyth mengambil sebilah pisau dari tasnya dan sekali
lagi memegangi ujung jubah yang menutupi hidungnya. la mengendus. Sekali endusan
untuk langsung menemukan Farold. Semua yang dilakukan Selwyn dalam gelap-
berjalan sepanjang dinding dengan resiko mcmbangkitkan kemarahan roh-roh orang
mau yang tersandung oleh nyatelah mem-bawanya kurang dari dua belas langkah
dari tempat Farold.
"Tunggu," kata Selwyn berbisik dengan ngeri, melihat iengan Farold
yang terjuntai. "Ia bergerak." mggtli
Elswyth mengendus lagi. Ia berkata kepada Selwyn, "Kau bau sekali. Ia betul-betul
bau orang mad."
Tapi kara-kara im sama sekali tidak mengurangi ketakutan
40
41
lengan yang terjuntai dan melipatnya di dada Farold, seakan-akan
ia juga percaya akan adat-istiadat kepantasan. "Mayat akan menjadi kaku," katanya
pada Selwyn. Ia menggoyang-goyang-kan lengannya
-
Ac zzz
yang sudah tidak terikat itu. "Lalu menjadi lemas lagi. Tak ada yang perlu ditakuti di
sini, kecuali kalau besok mayat ini akan
mulai membusuk dan kita sudah pergi jauh-jauh dari sini."
Dan kecuali, pikir Selwyn mengamat-amati, Elswyth juga tampak jauh lebih
berpengalaman mengenai mayat-mayat daripada siapa pun.
Elswyth membungkuk dan memotong seikat rambut cokelat muda Farold, lalu
membungkusnya dengan secarik kain wol tak dikelantang dari
tas punggungnya. Setelah selesai ia menyelipkan kain im lagi ke bawah tubuh Farold
dengan begitu hati-hatinya seakan menyelimuti
seorang anak yang sedang tidur.
"Urusanku di sini sudah selesai," katanya kepada Selwyn, "kecuali kau mau mencuri
pisau-pisau atau cincin atau barang berharga yang
dikuburkan bersama orang-orang ini."
"Tidak," Selwyn dengan penuh semangat meyakinkan nya. Lalu, untuk pertama
kalinya ia berpikir mungkin Elswyth memang tidak bermaksud serius dengan semua
usul-usulnya"Tidak," ulangnya dengan lebih
tenang.
Dan Elswyth memang tersenyum.
"Ayo," Elswyth menyapukan bola pijar dari tempamyayang sejengkal jaraknya dari
kepalanya sehingga sekali lagi melayang di atas telapak tangannya. "Pelayananmu
dimulai sejak sekarang. Kau akan memulainya dengan membawakan tasku."
"Elswyth," panggil Selwyn. Tampaknya meteka sangat akrab, mengingat umur mereka
yang terpaut jauh:Tapi Selwyn
Melihat ekspresi wajahnya, Elswyth membentak, "Ia tidak bergerak."
"Maksudku bukan sekarang." Selwyn tidak bersedia mendekat. Bola
ajaib yang melayang-layang di atas kepala Elswyth cukup terang untuk mengusir
bayang-bayang, dan hal ini ada untungnya dan juga tidak. "Tapi..." Pertama-tama ia
menunjuk ke arah mayat yang ditutupi kain, lalu ke arah lengannya yang dibungkus
kain lain, karena Farold sudah kaku sebelum para wanita desa menyiapkan
penguburannya. Hal itu yang terakhir kali dilihat Selwyn ketika obor-obor itu dibawa
pergi: Farold diietakkan ke dalam dinding, lengannya ditempelkan lurus keluar. Tapi
sekarang tergantung ke bawah, masih terbungkus, dan tepinya hampir menyapu
lantai. Apakah aku memarahkan lengannya? Selwyn berpikir, merasa ngeri, mengingat
-
Ac zzz
bagaimana ia tadi menginjak mayat Farold dalam kegelapan. Apakah arwah Farold
akan gentayangan karena hal itu?
Tentunya tidak semarah terhadap siapa pun yang sudah membunuhnya, Selwyn
meyakinkan dirinya sendiri. Tentunya orang yang sudah mengalami suatu
pembunuhan tidak akan marah pada orang yang secant
tak sengaja memarahkan tangannya.
Elswyth menggelengkan kepalanya sambil menatap Selwyn, seakan-akan seluruh
pikirannya terbaca di wajahnya. Jika wanita tua itu
berdiri cukup dekat dengarmya mungkin* h sudah memukul Selwyn lag?. Sambil
menekan ujung jubahnya lebih kencang lagi. ia menggunakan pisaunya untuk
membuka keliman yang dijahit wanita- wanita desa untuk menjahit pembungkus
mayat Farold. Ia mengerutkan wajahnya sambil melihat mayat yang telah berusia dua
hafi,tmK membuat Selwyn mempertimbangkannya kembali. Lalu ia mengambil
udakyakih bagaimana memanggil seorang penyihir. Tentu saja bukan dengan "Tuan
Putri. Yang Dipertuan Tidak Agung?w1fofia dia menyebutkan namanya Elswyth, entah
benar-benar nama-nya atau
bukan.
Ia menoJeh untuk memandangi Selwyn dengan ekspresi wajah yang
tampaknya bukan karena keberatan dengan keakrabannya, tapi ekspresi siap-siap
untuk menerimadan ingin menyelesai-kan cepat- cepatomong kosong apa saja
yang mungkin ia rencan akan.
Selwyn cepat-cepat berkata. "Aku mengkhawatirkan keluargakuJ" > Elswyth menoleh
sekeliiing gua kuburan. "Mereka ada di sini?" dengan nada suara yang curiga.
"Tidak," kata Selwyn cepat-cepat, sebelum Elswyth berubah menjadi
tidak percaya pada apa pun yang dikatakannya. "Tapi mereka tahu aku dibawa ke
sini."
Elswyth tidak melihat adanya hubungan hal tersebut. Ia memberi isyarat untuk terus
menjelaskan sambil menggerak-gerakkan tangannya sehingga bola pijarnya pun ikut
bergerak dan membuat pusing siapa pun yang melihatnya.
"Mereka tidak sadar bahwa Anda sudah ...," ia ragu-ragu sejenak, lalu berkata,
"menyelamatkanku." Elswyth mendengus. Selwyn menarik
napas panjang. "Mereka tidak sadar bahwa Anda telah menyelamatkanku." Ia
berhenti, merasa tak pasti.
-
Ac zzz
"Jadi mereka akan terkejut dan tahun depan akan senang, ya kanln
ia mengatakannya dengan nada yang menyiratkan bahwa ia tidak percaya sepenuhnya
kaku hal im yang benar-enar menjadi masalah. Selwyn cepat-cepat berkata, karena
wanita itu mulai mem-ikkan badan. "Tapi ayahku ... aku khawatir tentang ayahku.
43
Ia mungkin akan melakukan hal yang gegabah dan bodoh.
Mungkin ia akan berusaha menyelamatkanku sendiri, atau me-nentang
Bowden yang menjatuhkan hukuman seperti ini padaku. Dan Bowden mungkin akan
melakukan hal yang sama padanya, atau membunuhnya seketika itu juga."
Elswyth memandangnya sambil termenung.
"Aku khawatir jika ayahku tidak tahu aku selamat, ia akan melakukan hal yang
gegabah dan akan membahayakan ke-selamatannya sendiri."
Elswyth berkata, "Apakah kau sedang mencoba meminta sesuatu?"
Ia seorang penyihir, Selwyn mengingatkan dirinya sendiri. Meskipun kenyataannya ia
terlihat seperti seorang nenek biasa, ia tidak terbiasa dengan perasaan cinta dan
perhatian terhadap keluarga. "Aku minta apakah pengabdianku boleh dimulai besok,"
ia meyakinkan Elswyth dengan tergesa-gesa. "Aku akan menemani Anda ke mana saja
Anda ingin pergi. Tapi aku ingin mampir dulu ke rumah agar orang tuaku melihat aku
baik-baik saja, dan memberi tahu mereka aku akan kembali tahun depan."
"Tapi kamu tidak akan kembali tahun depan," kata Elswyth menjelaskan. "Tentu saja
penduduk desamu dengan geram akan
mengakhiri hidup yang masih kaumiliki ini."
"Oh.** Selwyn malu karena is-tidak berpikir ke situ. "Ya sudah, aku akan mengatakan
pada orang tuaku kalau aku baik-baik saja, tapi tenm saja aku tidak akan dapat
kembali ke rumah. Mereka akan
puas dengan hal im, jika memang harus begitu, asalkan mereka tahu aku selamat"
Elswyth menggelengkan kepalanya. "Jika kamu curiga kalau ayahmu
mungkin akan mencoba menyelamatkan dirimu dan membalas dendam, tenm saja
orang lain akan punya pikiran
44
yang sama. Mereka akan mengatur orang untuk mengawasi-
riya i
Rasanya suiit bagi Selwyn untuk menerima bahwa wanita itu mungkin benar.
-
Ac zzz
"Jadi," Selwyn berkata dengan putus asa, "dapatkan Anda mengirim kabar kepada
mereka?"
"Apakah sebelum atau sesudah ayahmu mencoba rencana gegabah nya dan dihukum
karena itu?"
"Baiklah, Anda punya usul?" Selwyn berteriak karena frustasi. "Biarkan duniayang
mengaturnya secara alami," kata Elswyth. "Kita tidak membicarakan tentang dunia,"
kata Selwyn-. "Kita membicarakan tentang keluargaku."
Elswyth memandangnya dengan air muka yang tidak menunjukkan apa yang sedang
dipikirkannya.
Selwyn mencoba mengendalikan napasnya yang tidak teratur. "Aku
ingin," katanya, "membuktikan bahwa aku tidak membunuh Farold. Itu satu-satunya
cara agar aku dapat kembali. Itu satu-satunya cara agar keluargaku kembali ke
keadaan seperti semuJa."
Alis Elswyth terangkat, tanda merasa skeptis, namun ia tidak menentangnya. "Apa
yang kauminta?" tanyanya.
"Aku minta waktu setahun yang aku janjikan ditunda sampai aku membuktikan
ketidakbersalahanku."
"Dan apa yang kau akan tawarkan untuk membayarnya?"
Selwyn mencoba menilai Elswyth, seperti wanita im selalu jelas menilai dirinya.
"Tambahan waktu?" tanyanya ragu-ragu.
"Satu tahun lagi," Elswyth setuju.
Hati Selwyn menciut. Tapi kalau ia dapat bertahan selama sam tahun untuk
pengabdiannya, pastilah ia dapat bertahan hingga dua tahun.
45
Elswyth berkata, "Kau akan memberiku dua tahun peng-abdian karena menunda untuk
mcmulainya sampai esok pagi."
"Esok pagi?" Selwyn menciut. "Kau minta untuk semalam,"
"Tapi im untuk menerangkan kepada orang tuaku," Sehvyn berkata,
"bukan untuk berusaha membuktikan ketidakbersalahanku." Wanita im mengulurkan
tangannya untuk menunjukkan ia sudah bersikap terbuka dan berbaik hati. "Berapa
lama itu? Jika kau tidak pernah berhasil, apakah artinya kau tidak akan pernah
menjalankan kewajibanmu padaku? Harus ada batas waktu kalau kau akan datang
padaku, entah kau berhasil melakukan apa yang kau minta atau tidak." Selwyn ingin
-
Ac zzz
mengatakan bahwa ia kira hal im adil, ketika Elswyth berkata, "Sam minggu. Sebagai
penukar waktu bebas selama seminggu, kau akan memberiku tiga tahun."
"Tapi ..."
"Jika kau tidak berhasil dengan apa yang kauniatkan im dalam seminggu, apa kaupikir
kau akan pernah dapat melakukannya? Jika pada akhir minggu kau merasa hampir
membuktikan ketidakbersalahanmu, datang dan bicaralah kepadaku. Kita akan lihat
apa yang dapat kita atur selanjutnya."
Selwyn punya bayangan bahwa seluruh sisa hidupnya akan dihabiskan untuk
mengabdi.
"Setuju atau tidak?" tanya Elswyth.
"Semju," kata Selwyn karena ia tidak punya pilihan lain. "Kecuali..."
Kaiimat im membuat Elswyth berhenti dan berbalik. 1 Elswyth
mengembuskan napas keras-keras, seakan-akan dia yang selalu kalah dalam tawar-
menawar im. "Apa?"
Berapa yang harus kubayar untuk membcli mantra dari Anda?"
Selwyn sama sekali tidak senang dengan senyuman Elswyth karena pertanyaan itu.
"Mantra seperti apa?" tanyanya. "Mantra untuk membuktikan ketidakbersalahanku."
"Kau harus lebih spesifik," katanya. Selwyn
menimbang-nimbang. Hanya ada dua orang yang tahu fakta bahwa dirinya tidak
bersalah: dirinya sendiri dan si pembunuh. Ia meiemparkan pandangan gugup ke arah
mayat Farold yang terbungkus kain kafan. Ya, sebetulnya, dengan menghi tung yang
mati ini jadi tiga orang yang tahu. Ia menelan ludah dengan susah payah dan berkata
kepada Elswyth, "Anda tahu banyak tentang mayat."
"Aku banyak membaca," ia berkata kepada Selwyn dengan senyuman tak
berdosa.
"Anda tahu bagaimana menghidupkan orang main ' "Tidak," katanya. Tapi ia berhenti
dengan hati-hatl Selwyn menahan napas, bukan karena mencium bau tidak enak
Elswyth berkata, "Ya, mungkin. Tapi
hanya sementara. Dan itu ter-gantung pada..."
Selwyn hampir tidak dapat bersuara, karena sadar ia men-ceburkan diri ke dalam
ilmu sihir paling hitam. Ia bertanya, "Pada apa?"
Elswyth mulai menghitung dengan jari-jarinya yang ber-bonggol, membuat bola pijar
ajaib berputar. "Ramuan yang tepat. Dan kebetulan aku membawanya." Ia
-
Ac zzz
menggerakkan jarinya yang kedua. "Sudah berapa lama orang itu mati." Ia juga
melihat ke arah Farold. "Dalam hal ini mungkin ada suatu
47
komplikasi." Ia menggerakkan jarinya yang ketiga. "Dan keinginan
orang mati im untuk kembali."
Kata Selwyn, "Aku akan memberimu satu tahun dari hidupku untuk membangkitkan
Farold dari kematiannya. Hidupkan ia cukup lama agar di depan umum dapat
menyata-kan bahwa aku tidak membunuhnya."
"Oh, tidak," kata Elswyth, hampir tertawa karena berapa meng- gelikannya tawaran
im. "Pembuatan mantra im sendiri akan membuatmu membayar dengan tiga tahun,
entah Farold-mu im memilih untuk mengacuhkan panggilan mantra im atau tidak."
Tiga tahun! pikir Selwyn. Tanpa kepastian apakah akan berhasil atau tidak. Pertama
dia sudah menyetujui setahun untuk tindakan Elswyth yang menunjukkan jalan keluar
dari gua, dan setahun lagi
karena tidak langsung memulai pengabdiannya segera, dan ...
katanya, "Jika Farold membersihkan namaku malam ini, aku tidak akan memerlukan
seminggu ekstra yang sudah kita diskusikan." Elswyth memberikan senyuman
menakutkan im lagi. Tapi kau sudah setuju*
Selwyn menggertakkan giginya. Enam tahun. Tapi pilihan apa lagi yang ia punya? Ia
mengangguk.
Sekali lagi Elswyth meletakkan bola ajaib di atas kepalanya agar tangannya bebas.
"Bawa mayat im ke sini," ia menyuruh Selwyn. "Maksud Anda menyentnruiya?"
Elswyth memukul kepalanya. "Jika kaukatakan bahwa kau dapat memindahkan dia
tanpa menyentuhnya dengan sihir," kata wanita im, "Aku akan minta maaf
karenanya."
Selwyn menahan napas sebanyak-banyaknya, melenturkan jari-jarinya,
menutup matanya, dan berharap ia akan bangun
48
dari mimpi yang menakutkan itu. Tapi akhirnya ia harus berjalan ke
tempat mayat Farold terbaring, harus meletakkan tangannya di bawah mayat itu, dan
harus mengangkatnya mayat yang terkulai itu. "Jangan khawatir," kata Elswyth, "ia
tidak akan pecah sampai beberapa hari lagi."
-
Ac zzz
Selwyn mulai muntah, meskipun ia belum makan sejak pagi satu setengah hari
sebelumnya.
Elswyth menunjuk mayat lain yang ditempatkan di dinding dan diletakkan di atas
tandu. "Berikan padaku sedikit kayu dari tandu
mayat itu."
Tidak ada gunanya memprotes. Potongan-potongan tulang kering berjatuhan dengan
mudah di tangan Selwynmayat itu telah lama
terbaring di sana. Walaupun begitu, Selwyn ber-bisik minta maaf. "Berlututlah," kata
Elswyth, "dan jangan memotong lingkaran." "Lingkaran apa?" Selwyn mulai bertanya,
tapi Elswyth sudah siap menggoreskan sebuah tanda di lantai batu karang dengan
bam bercahaya yang diambilnya dari tas punggungnya sebuah lingkaran yang cukup
besar untuk mengelilinginya, Selwyn dan Farold, juga kayu yang sudah
dibawanya.j5elanjut-nya, Elswyth mengatur kayu im menjadi tumpukan kecil yang
rapi, dan mencoba menciptakan percikan api dengan meng-gunakan bam api, baja,
dan sedikit rami.
"Tak dapatkah Anda membuat api dengan sihir?" tanya SeJrwyn. "Kita tak dapat
menggunakan sihir untuk membuat sihir," kata
Elswyth kepadanya. "Dan setiap kali kau berbicara,; kau mengisap energi dan
membuat mantranya melemah."
49
Selwyn menduga Elswyth mengatakan im agar dirinya diam, tapi ia berhenti
bertanya, siapa tahu saja benar.
Begim api menyala, Elswyth mengambil pot tembikar kecil dari tas punggungnya dan
menempatkannya di atas api. Ia mengosongkan botol
kecil ke dalam pot: satu cairan merah terang jernihseperti bam delima yang
meleleh, pikir Selwyn; satunya lagi sesuatu yang tebal
ungu kehitaman yang harus dikocoknya dulu untuk dikeluarkan dari tempatnya. Bahan
im membuat suara hisapan yang keras ketika akhirnya bergeliang-geliut keluar dan
jatuh dengan suara ributpop ke dalam ramuan merah yang sudah bercahaya im.
Terdengar suara
/*, asap biru, dan bau tak enak yang sejenak membuat Selwyn lupa akan bau
tempat ia sedang berada.
-
Ac zzz
Elswyth membuka kain penutup Farold kembali dan memotong lagi segumpal
rambutnya.
Kulitnya berwarna kehijauan mengerikan. Tanpa sadar Selwyn
beringsut mundur dengan lututnya. Sambil menatap tajam, Elswyth menangkap
petgelangan tangannya sebelum ia memutus lingkaran. Dia sudah berbicara tentang
keinginan orang mati untuk kembali dan Selwyn heran. Ia mengira setiap orang mati
akan gembira hidup kembali, meskipun untuk sementara. Sekarang, dengan melihat
keadaan tubuh dari mayat yang akan mereka hidupkan, Selwyn menjadi tidak yakin.
Elswyth menempatkan rambut Farold ke dalam pot bet-sama bermacam- macam
dedaunan dan bubuk dari tasnya. Akhirnya ia menarik tulang betis manusia yang
kering dan putih. Ia melambai-lambaikannya, mengembuskan asap biru dari pot
tembikar ke arah Farold dan mulai memanggil-manggil nama Farold.
Selwyn merasakan kepalanya ringan, meskipun tanpa asap.
Dalam lantunan nada yang datar, dia meminta maaf karena mengganggu istirahat
Farold dan mengatakan bahwa temannya, Selwynyang tidak
merasa membunuhnyamembutuhkan-nya. "Kau mati belum waktunya," ia menyanyi,
"terputus, tak adil, tak adil. Temanmu yang menderita mencaripertolongan darimu
untuk membuka kedok pembunuhmu."
Ia menyentuh kepala Selwyn, memaksanya melihat Fat old, meski sekuat tenaga
Selwyn coba hindari. Ia menyerahkan tulang ini dan menempatkan ujungnya yang lain
di atas kening Farold. "Kembalilah," katanya, yang Selwyn bayangkan dituju-kan
untuk Farold meskipun ia sedang memandanginya. Elswyth memberi isyarat dan
Selwyn menyadari bahwa ia harus meng-ulangi kalimat im. "'Kembalilah,*" dia
mencicit.
"Gunakan ramuan ini..., kata Elswyth mengembuskan asap.
"'Gunakan ramuan ini...,"* Selwyn mengikuti. "Dan kekuatanku..." Itu menjelaskan
mengapa ia membantunya. Tapi Selwyn mengulangi kata-kata itii: "'Dan
kekuatanku.. .,w Apakah hanya imajinasinya
saja, atau ia benar-benar merasa lebih lemah? Tak ada pilihan lam, katanya
mengingatkan diri sendiri.
"Dan masuklah ke dalam tubuh ini," Elswyth menyelesai-kan kalimat
itu, sambil mengisyaratkan Selwyn untuk membuat tulang itu tetap menyentuh
Farold.
"'Dan masuklah ke dalam tubuh ini.'"
-
Ac zzz
Tapi pada saat Selwyn berbicara, tiba-tiba terdengar suara bising
dalam gua, gempar. Tubuh Selwyn melompdn siap untuk bertahan kalau ada
serangan.
Suara itu hanya kelelawar-kelelawar yang sekali lap berputar-putar keluar karena
matahari sudah menghilang dan malam sudah tiba.
Dalam sekejap Selwyn puhh, tapi satu dari kelelawar ituyang biasanya cerdas dan
luwes malam
sebelumnyaterjatuh di pangkuannya.
"Ahh!" suara Farold berteriak kecil dengan oktaf yang amat ringgi.
"Apa yang sudah kau lakukan?"
Selwyn melihat tulang yang diberikan Elswyth kepadanya, yang tanpa disadarinya
terangkat dari alis Farold dansekarang menunjuk ke
arah atas di mana sekumpulan kelelawar menukik dan menyambar dan terbang di
atas lengkungan depan, masuk ke dalam gua besar. Mereka meninggal kan seekor
kawanannya.
Elswyth meraih mayat Farold yang tetap kaku dan kelelawar yang
mengepak-ngepakkan sayapnya. Ia gusar dan terus mencoba untuk berdiri sendiri. Ia
memukul Selwyn keras-keras. "Dasar bodoh!" teriaknya.
ENAM
Kelelawar itu kesulitan untuk berdiri tegak. Karena tak dapat berdiri seimbang, ia
terus mengepakkan sayapnya, tapi ini hanya membuatnya sedikit naik ke atas tanah,
kuat, berhenti mengepakkan
sayap, jatuh ke tanah, dan terguling. Lalu men-cobanya lagi. "Bodoh?" kelelawar itu
mengulangi kata-kata Selwyn, suaranya kecil tapi betul-betul suara Farold. "Bodoh?
Lebih dari bodoh itu namanya!"
Sehvyn mengulurkan tangannya untuk menolong kelelawar itu tersandung.
Sebagai balasan, makhluk itu malah menendangnya. Tapi ia mulai
terbang, satu kaki kecilnya terangkat, mendengking, "Oh, oh, oh, oh, oh! Dasar kamu
pengganggu!" Kelelawar itu berusaha menendang Selwyn dengan kakinya yang satu
lagi. dan menggeletak di atas punggungnya.
Selwyn mengulurkan jarinya, dan kelelawar itu tampak enggan memeganginya untuk
bangkit berdiri. la lebih meng-gunakan ibu jari kecilnya di pinggir sayap-sayapnya
sebagai tangan. Selwyn
-
Ac zzz
memandang kelelawar itu dengan telinganya yang lebar dan hidungnya yang besar,
lalu ke arah mayat Farold, lalu ke Elswyth. "Apa yang terjadi?" tanyanya tak berdaya.
"Apayang terjadi kelelawar im menjerit. "Apa yang terjadi
Pertanyaan bodoh apa itu? Selwyn Roweson, dasar goblok, mestinya kamu dapat
melihat apa yang terjadi. Dasar goblok" Masih berpegangan pada jari telunjuk Selwyn,
ia menendang tulang tangan kanan Selwyn, meleset, lalu merasakan dirinya terangkat
dari tanah, bergantung-gantung pada ibu jari Selwyn.
Tenm saja Elswyth berpihak pada kelelawar itu. Ia merenggut tulang dari tangan
Selwyn lalu mengacung-acungkannya ke arah nya. "Kan
sudah kukatakan untuk mengacungkan ini ke arah mayat itttr*'*
"Yah, sebetulnya," Selwyn membenarkan, "Anda tidak terlalu jelas mengatakan ..."
Wanita im memukul kepala Selwyn dengan tulang im sekali lagi. "Ya," ia setuju
supaya aman. "Ya, Anda mengatakannya."
"Lalu mengapa kau pergi dan mengacungkan nya ke arah kelelawar- kelelawar?"
"Aku tak sengaja," kata Selwyn. "Hanya saja, kelelawar-kelelawar im tiba-tiba
membuat suara ribut yang membuatku takut." "Membuatmu takut?" Elswyth dan
kelelawar memekik bersamaan.
Elswyth mengacungkan tulang im ke arah kelelawar dan berteriak ke arah Selwyn,
"Lihadah dia. Ukurannya kurang lebih sebesar jarimu. Apa yang sebetulnya
membuatmu begitu
54
55
"Terima kasih banyak, profesor." Kelelawar itu meludah ke tanah. "Itu betul-betul
potongan informasi yang tidak berguna untuk
kekacauan ini. Aku kelihatan seperti makhluk pengerat, aku merasa seperti makhluk
pengeratsiapa sih Anda hingga berani mengatakan aku bukan mahkluk pengerat,
Anda kan hanya penyihir tua!"
Selwyn melihat kilatan tersinggung di mata Elswyth. la menarik
tangannya supaya kelelawar im dapat mencoba melari-kan diri, tapi ia tetap berdiri,
goyah tapi menantang.
Elswyth mengangkat tulang itu, yang memang cukup besar untuk mengirim kelelawar
im-atau Farold yang ada dalam tubuh kelelawar
-
Ac zzz
kembali ke tempat di mananya. Tapi ia merasa kasihan terhadap makhluk berukuran
mungil im dan sebagai gantinya ia memukul Selwyn.
"Pantas saja seseorang membunuhmu," kata Elswyth kepada Farold sewaktu Selwyn
mengelus kakinya yang dipukul tapi tidak berani mengeluh bahwa serangan terakhir
im tidak adil. "Kau potongan kecil yang menyebalkan."
Kelelawar im berdiri tak bergerak selama beberapa saat. "Im betul," katanya
akhirnya, jauh lebih tunduk. "Aku sudah dibunuh. Begitulah aku telah meninggal. Aku
mendengarmu memanggil-ku, oleh sebab im aku kembali."
"Betul," kata Selwyn, senang dapat kembali ke topik pem-bicaraan yang seharusnya.
"Kami memanggilmu kembali supaya kau dapat mengatakan siapa yang
melakukannya."
Kelelawar si Farold im berkata, "Kupikir kalian memanggil-ku ke sini supaya kalian
dapat mengatakannya kepada^w."
"ApaT Elswyth membentak.
"Kamu tidak tahu siapa yang membunuhmu?" tanya Selwyn dengan ngeri.
kerakutan sampai kau harus pergi dan mengacau-balaukan mantra itu?"
"Suara ribut itulah yang mengagetkan aku," protes Selwyn. Mengapa ia selalu
membuat segala sesuatunya seperti itu sehingga ia
kelihatan b