pelat dua arah

Upload: novitama

Post on 13-Jan-2016

53 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pelat

TRANSCRIPT

PelatPelat adalahstrukturbidangyangdatar/tidakmelengkungyangtebalnya jauh lebih kecil dari dua dimensiyang lain.Sistem perencanaan tulangan Pelat Beton pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam yaitu :1.Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah (arah x) disebut pelat satu arah / one way slab.2.Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok dua arah (arah x dan arah y) disebut pelat dua arah / two way slab.

1.Pelat Satu ArahDefinisi pelat satu arah-Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah.-Pelat didukung dari 2 sisi balok atau dinding pendukung.-Pelat satu arah umumnya digunakan untuk menahan beban ringan / menengah diatas bentang yang relatif pendek.-Jarak bentangan 2 m sampai dengan 4 m.-Ketebalan untuk pelat lantai = 1/30 x bentangan pelat.-Ketebalan untuk pelat atap = 1/36 x bentangan pelat.Apabila Lx < 0,4 Ly seperti pada gambar disamping pelat tersebut dapat dianggap sebagai pelat menumpu balok B1 dan B3, sedangkan balok B2 dan B4 hanya kecil didalam memikul beban pelat. Dengan demikian pelat dapat dipandang sebagaipelat satu arah(arah x), tulangan utama dipasang pada arah x dan pada arah y hanya sebagai tulangan pembagi.Pada pelat satu arah, selain tulangan pokok harus dipasang tulangan susut dan tulangan suhu yang arahnya tegak lurus tulangan pokok.

Luas Tulangan Susut dan Tulangan Suhu (Tulangan Bagi)As = 0,002 bhuntuk fy = 300 MPaAs = 0,0018 bhuntuk fy = 400 MPadimana :b = lebar pelath = tebal pelat

Penulangan Pada Pelat Satu ArahKonstruksi Pelat Satu ArahPelat dengan tulangan pokok satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang satu arah saja. Contoh pelat satu arah adalah pelat kantilever (luifel) dan pelat yang ditumpu oleh 2 tumpuan.Karena momen lentur hanya bekerja pada 1 arah saja, yaitu searah bentang L (lihat gambar di bawah), maka tulangan pokok juga dipasang 1 arah yang searah bentang L tersebut. Untuk menjaga agar kedudukan tulangan pokok (pada saat pengecoran beton) tidak berubah dari tempat semula maka dipasang pula tulangan tambahan yang arahnya tegak lurus tulangan pokok. Tulangan tambahan ini lazim disebut :tulangan bagi(tulangan susut dan tulangan suhu).Kedudukan tulangan pokok dan tulangan bagi selalu bersilangan tegak lurus, tulangan pokok dipasang dekat dengan tepi luar beton, sedangkan tulangan bagi dipasang di bagian dalamnya dan menempel pada tulangan pokok.Tepat pada lokasi persilangan tersebut, kedua tulangan diikat kuat dengankawat binddraad. Fungsi tulangan bagi, selain memperkuat kedudukan tulangan pokok, juga sebagai tulangan untuk penahan retak beton akibat susut dan perbedaan suhu beton.

Simbol Gambar PenulanganPada pelat kantilever, karena momennya negatif, maka tulangan pokok (dan tulangan bagi) dipasang di atas. Jika dilihat gambar penulanganTampak depan(gambar(a)), maka tampak jelas bahwatulangan pokok dipasang paling atas (dekat dengan tepi luar beton), sedangkantulangan bagi menempel di bawahnya. Tetapi jika dilihat pada gambarTampak Atas(gambar(a)), pada garis tersebut hanya tampak tulangan horizontal dan vertikal bersilangan, sehingga sulit dipahami tulangan mana yang seharusnya dipasang di atas atau menempel di bawahnya. Untuk mengatasi kesulitan ini, perlu aturan penggambaran dan simbol simbol sebagai berikut :Aturan umum dalam penggambaran, yaitu harus dapat dilihat / dibaca dari bawah dan / atau sebelah kanan diputar kebawah.Tulangan yang dipasang diatas diberi tanda berupa segitiga dengan bagian lancip di bawah, disebut simbol mendukung. Sesuatu yang didukung pasti berada di atas.Tulangan yang dipasang di atas diberi tanda berupa segitiga dengan bagian lancip di atas, disebut simbol menginjak. Sesuatu yang diinjak pasti berada di bawah.Pada gambar (a) tampak depan, baik tulangan pokok maupun tulangan bagi semuanya dipasang di atas. Tulangan pokok terletak paling atas (pada urutan ke-1 dari atas), dan tulangan bagi menempel di bawahnya (urutan ke-2 dari atas).Jadi pada gambar (a) tampak atas, tulangan pokok jika dilihat dari atas tampak sebagai garis horisontal (dilihat dari bawah) dan diberi simbol dengan mendukung berjumlah 1 buah, artinya tulangan didukung (dipasang dari kanan) dan pada urutan ke-1. Untuk tulangan bagi jika dilihat dari atas tampak sebagai garis vertikal (dilihat dari kanan), dan diberi simbol dengan mendukung berjumlah 2 buah, artinya tulangan didukung (dipasang di atas) dan pada urutan ke-2.Dengan memperhatikan dan mencermati item 1 sampai item 5 di atas, maka dapat dipahami bahwa gambar (b) tampak atas, tulangan bagi di daerah tumpuan diberi tanda 2 buah segitiga dengan lancip ke sebelah kanan, karena tulangannya dipasang di atas dan pada urutan ke-2 dari atas, sedangkan tulangan bagi di daerah lapangan diberi tanda 2 buah segitiga dengan bagian lancip ke sebelah kiri, karena tulangannya di bawah dan pada urutan ke-2.

Syarat TulanganRasio luas tulangan tarik terhadap luas efektif penampang tidak boleh kurang dariminimum = 1,4 / fy .Luas tulangan pokok tidak boleh kurang dari luas yang diperlukan untuk tulangan susut dan suhu.Jarak tulangan pokok pusat ke pusat (pkp) 3h atau (pkp) 500 mm.Jarak tulangan susut dan suhu 5h atau 450 mm.Diameter tulangan pelat tidak boleh kurang dari 8 mm.

Syarat Selimut BetonUntuk diameter tulangan 36 mm selimut beton = 20 mm pada beton yang terlindung.Untuk diameter tulangan 36 mm selimut beton = 40 mm pada beton yang langsung berhubungan dengan cuaca.

Untuk merencanakan pelat beton bertulang, disamping harus memperhatikan beban dan ukuran pelat juga perlu diperhatikan jenis tumpuan tepi.

-Bila pelat dapat berputar (berotasi) bebas pada tumpuan, maka pelat dikatakanbertumpu bebas.-Bila tumpuan mampu mencegah pelat berotasi dan relatif sangat kaku terhadap momen puntir, maka pelat itu dikatakanterjepit penuh.-Bila balok tepi tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi sama sekali, maka pelat ituterjepit sebagian (terjepit elastis).

Analisis pelat satu arahAnalisis pelat satu arah pada dasarnya sama dengan analisis balok, dimana lebar pelat diambil 1 m (1000 mm) dan tingginnya setebal pelat (ditentukan).

Analisis Momen LenturAnalisis momen lentur pada pelat satu arah sebenarnya dapat dianggap sebagai gelegar diatas banyak tumpuan. Selain itu pada SNI-03-2847-2002 mengijinkan untuk menentukan momen lentur dengan menggunakan koefisien momen, asalkan dipenuhi syarat-syarat seperti dibawah ini,Panjang bentang seragam, jika ada perbedaan selisih bentang yang terpanjang dengan bentang sebelahnya yang lebih pendek maksimum 20%.Beban hidup harus 3,5 m, maka d (tinggi efektif) dihitung sebagai berikut :d= h 30 = 100 30 = 70 mmAs= Mu / . . d. fy = 2403072 / 0,8 . 0,925 . 70 . 400 = 115,98 mm2Diameter tulangan yang digunakan D = 12 mm.As tulangan = ..d2= ..122= 113,04 mm2

Jumlah tulangan yang digunakan n = As / As tulangan = 115,98 / 113,04 = 1,03 buah ~ 2 buahAs pakai = As. Jumlah tulangan = 115,98 . 2 = 231,96 mm2/meter lebar pelat

Pengecekan terhadap rasio penulangan = As pakai / b.h = 231,96 / 1000.70 = 0,0039min= 0,0035max= 0,0163min= 0,0035 < = 0,0039 Ok= 0,0039 < max = 0,0163 Ok

Pengecekan terhadap momen nominalTinggi balok persegi ekuivalena = 2,73 mm Mn= . As. fy. (d a/2)= 0,8. 115,98. 400.(70 2,73 /2)= 2547291,936 Nmm

Mn= 2547291,936 Nmm > Mu = 2403072 Nmm Ok

Nilai diambil berdasarkan Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung [RSNI 03-2847-2002], dimana faktor reduksi kekuatan atau = 0,8. Asumsi diameter tulangan adalah 12 mm dan jumlah tulangan tiap 1000 mm adalah 4, sehingga jarak tulangan dapat dihitung sebagai berikut: jarak tulangan,s = 1000/2 = 500 mmMaka diambil tulangan D12 500 mm.

Penulangan arah YMu= 540,69 kgm = 5406900 Nmmd= 100 30 = 70 mmAs= Mu / . . d . fy = 5406900 / 0,8 . 0,925 . 70 . 400 = 260,95 mm2Diameter tulangan yang digunakan D12.As tulangan = ..D2= ..122= 113,04 mm2

Jumlah tulangan yang digunakan adalah:n = As / As tulangan = 260,95 / 113,04 = 2,31 ~ 3 buahAs pakai = As. Jumlah tulangan = 260,95 . 3 = 782,85 mm2/meter lebar pelat

Pengecekan terhadap rasio penulangan= As pakai / b.h = 782,85 / 1000.70 = 0,0111min= 0,0035 max = 0,0163min= 0,0035 < = 0,0111 Not Ok= 0,0111 < max = 0,0163 OkPersyaratan rasio penulangan memenuhi persyaratan terhadap max, tetapi tidak memenuhi persyaratan min, maka digunakan nilai sebagai berikut :baru = min = 0,0035

Pengecekan terhadap momen nominalTinggi balok persegi ekuivalena = 6,14 mm Mn= . As. fy. (d a/2)= 0,8. 260,95. 400 . (70 6,14/2)= 5588922,72 Nmm Mn= 5588922,72 Nmm > Mu = 5406900 Nmm Ok

Nilai diambil berdasarkan Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung [RSNI 03-2847-2002], dimana faktor reduksi kekuatan atau = 0,8. Asumsi diameter tulangan adalah 12 mm dan jumlah tulangan tiap 1000 mm adalah 4, sehingga jarak tulangan dapat dihitung sebagai berikuts = 1000/2 = 500 mmMaka diambil tulangan D12 500 mm.

Perhitungan tulangan pembagi

Tulangan pembagi merupakan tulangan yang diletakan sejarak 0,25Ln dari tepi balok. Tulangan ini dihitung berdasarkan luas tulangan minimum yang dibutuhkan.Asmin= min . b. d = 0,0035 . 1000 . 70 = 245 mm2n= As / As tulangan = 260,95 / 113,04 = 2,31 ~ 3 buahAspakai = As. Jumlah tulangan = 113,04 . 3 = 339,12 mm2/ meter lebar pelat

Asumsi diameter tulangan adalah 12 mm dan jumlah tulangan tiap 1000 mm adalah 4, sehingga jarak tulangan dapat dihitung sebagai berikuts = 1000/2 = 500 mmMaka diambil tulangan D12 500 mm.