pelimpahan_kewenangan

Upload: herlince-sartika-simorangkir

Post on 08-Jul-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDELEGA5IAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA KECAMATAN DAN KELURAHAN ahan Diskusi Iada DikIal Ienalaan KeIenlagaan Ieneiinlah Daeiah andung, 7 Aguslus 2OO4 TrI WIdndn W. Utnmn, 5H., MA DAITAR ISI: Ienganlai............................1 Uigensi IendeIegasian Kevenangan kepada Kecanalan & KeIuiahan ..2 Iendekalan dan IoIa IendeIegasian Kevenangan..........5 eleiapa Kiileiia IendeIegasian Kevenangan............7 IendeIegasian Kevenangan: MasaIah yang MuncuI dan Kenungkinan InpIenenlasinya........................8 A.IendeIegasian Kevenangan daii upali / WaIikola Kepada Canal.8 .IendeIegasian Kevenangan daii Canal Kepada Luiah......1O Issu Slialegis Sepulai IendeIegasian Kevenangan..........12 A.Kaiakleiislik Oiganisasi Kecanalan...............12 .LseIonisasi }alalan......................14 IendeIegasian Kevenangan: Sludi Kasus Kola andung.......15 Ienulup............................17 PU5AT KAJIAN DAN DIKLAT APARATUR I (PKP2A I) LEMBAGA ADMINI5TRA5I NEGARA 2004Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA1 PENDELEGA5IAN KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KEPADA KECAMATAN DAN KELURAHAN 1 Oleh: Tri Widodo W. Utomo, SH., MA 2 PENGANTAR Semenjak berlakunya otonomi daerah yang luas, Kabupaten/Kota memiliki kewenangan yangamatbesar,yangkemudiandisertaidengantransferkepegawaian,pendanaandan assetyangbesarpula.HalinimendorongKabupaten/Kotauntukmengembangkan format organisasinya secara kurang terkendali, sehingga pada akhirnya keluarlah PP No. 8/2003 yang membatasi jumlah perangkat daerah. Ditengahsemangatmembangunotonomi,adalahhalironisbahwakewenangandan sumberdayabesaryangdimilikiKabupaten/Kotakurangberdampakpada pemberdayaanKecamatandanKelurahan.PadahalKecamatandanKelurahaninilah yangsemestinyadiposisikansebagaiujungtombakpelayanankepadamasyarakat. OtonomibolehsajamenjadidomeinPemkab/Pemkot,namunfrontlinedarisebagian fungsipelayananmestinyadiserahkankepadaKecamatandanKelurahan,disamping kepadaDinasDaerah.Dengandemikian,Pemkab/Pemkotperlulebihmengedepankan fungsi-fungsisteeringsepertikoordinasi,pembinaan,fasilitasi,danpengendalian,dari pada fungsi rowing atau penyelenggaraan langsung suatu urusan. Dariperspektifadministrasipublik,pelimpahankewenangandariBupati/Walikota kepadaCamat,dandariCamatkepadaKelurahaninibukanhanyasebuahkebutuhan, namunlebih merupakan suatukeharusanuntukmenciptakanefektivitas danefisiensi penyelenggaraanpemerintahan,sekaligus meningkatkankualitaspelayananumumdi daerah.Sebab,jikakewenangandibiarkanterkonsentrasiditingkatKabupaten/Kota, maka akan didapatkan paling tidak dua permasalahan. Pertama,Pemkab/Pemkotakancenderungmemilikibebankerjayangterlaluberat (overload) sehingga fungsi pelayanan kepada masyarakat menjadi kurang efektif. Disisi lain,sebagaiakibatkewenanganyangterlalubesar,makaorganisasiKabupaten/Kota jugadidesainuntukmewadahiseluruhkewenangannyasehinggajustrumenjadikan format kelembagaan semakin besar dan tidak efisien. Kedua, Kecamatan sebagai perangkat Kabupaten/Kota dan Kelurahan sebagai perangkat Kecamatanakanmunculsebagaiorganisasidenganfungsiminimal.Apayang dilakukanolehKecamatandanKelurahanhanyalahtugas-tugasrutinadministratif

1MateridisampaikanpadaDiklatPenataanKelembagaanPemerintahDaerah.PKP2AILAN, Bandung, 7 Agustus 2004. 2PenelitiLANdanmahasiswaProgram DoktordiDepartmentof InternationalCooperation(DICOS), Graduate School of International Development (GSID), Nagoya University, Japan. Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA2yangselamainidijalankan,tanpaadaupayauntuklebihmemberdayakankedua lembagaini.Halinisekaligusmengindikasikanadanyapemborosanorganisasiyang luar biasa. URGENSI PENDELEGASIAN KEWENANGAN KEPADA KECAMATAN & KELURAHAN Wacanatentangdesentralisasidanotonomidaerahterusmenggelinding.Saking ramainyaperdebatantentangimplementasidanimplikasiotonomi,banyakorang melupakanhakekatdariotonomiitusendiri.JiwaatausemangatotonomimenurutUU 22/1999adalahkewenangankesatuanmasyarakathukumdidaerahuntukmengatur urusanrumahtangganyasendiri.Tercakupdalampengertiankesatuanmasyarakat hukumdisinitidakhanyapemerintahKabupaten/Kotasaja,tetapijugameliputipara pelakubisnislokal,NGO/organisasikemasyarakatan,lembagaprofesi,sertaunit pemerintahan yang lebih kecil seperti Kecamatan, Kelurahan/Desa, bahkan juga Rukun Warga dan Rukun Tetangga. Namundalamprakteknya,otonomilebihbanyakditerimaolehdaerahotonomyang direpresentasikan oleh pemerintah daerah (Kabupaten/Kota), dibanding oleh komponen masyarakatlokallainnya.Akibatnya,UU22/1999lebihmencerminkanpengaturan tentangotonomipemerintahandaerahdaripadaotonomidaerahitusendiri.Hal inibisadisimakdarigelombangdevolusikewenanganyangteramatbesardaripusat kedaerah,yangdisusuldenganpenataankelembagaanyangcenderunggemukdan membebanianggaran.Akibatnya,mutupelayananpublikbukansemakinmembaik, namunbebanmasyarakatlahyangjustrubertambahberatdenganditetapkannya berbagai Perda tentang pungutan retribusi. Penafsiran yang berlebihan jika tidak dikatakan salah terhadap otonomi inilah yang telahmelahirkanegoismekedaerahanyangsempit.Egoismeinipadadasarnyadapat dibagimenjadidua,yakniegoismekeatas(upwardegoism)danegoismekebawah (downward egoism). Kondisidimanadaerahkurangmengindahkanaturandanbimbingandariatas,serta kurang memberdayakan potensi dibawah inilah yang potensial melahirkan sosok pemda yangtidakdemokratis,ataubahkanotoritarian.Tidaklahmengherankanjikakemudian berkembanggagasanuntukmenarikkembalisebagiankewenanganotonomikePusat (resentralisasi),ataumemindahkantitikberatotonomipadalevelPropinsi (reklasifikasi). Pemerintahsendiritelahmenjamintidakakanmelakukanresentralisasi,karenahalini memang merupakan kebijakan yang tidak populerdan gegabah. Justru ide reklasifikasi atau rekalkulasi kewenangan antara Propinsi dan Kabupaten/Kota-lah yang lebih masuk akal. Jikadalamkonsep awalUU22/1999Kabupaten/Kota memilikikewenanganluas sedangPropinsiterbatas;makadengankebijakanreklasifikasiakanterdapat perimbangankewenanganyanglebihproporsional.Danhanyadenganhubunganyang lebihberimbanginilahdapatdihindarkan egoisme atauotoritarianismelokal, sekaligus Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA3menjamin efektivitas roda pemerintahan dan pembangunan. Beberapakeuntunganyangdiperolehdarimodeltransferofpowerdaripemerintah Kabupaten/Kota kepada Kecamatan/Kelurahan ini antara lain adalah: BebanPemdadalampenyediaan/pemberianlayanansemakinberkurang karenatelahdiambilaliholehKecamatanatauKelurahan/Desasebagai ujung tombak; Pemdatidakperlumembentukkelembagaanyangbesarsehinggadapat menghemat anggaran; Alokasidandistribusianggaranlebihmeratakeseluruhwilayahsehingga dapatmenjadistimulanbagipemerataanpembangunandanpertumbuhan ekonomi regional; SebagaiwahanamemberdayakanfungsiKecamatanatauKelurahan/Desa yang selama ini terabaikan. Uraiandiatasmenggambarkanbahwapendelegasiankewenangankepadakecamatan akan membawa manfaat tidak saja kepada kecamatan yang menerima limpahan, namun jugakepadaKabupaten/Kotayangbersangkutan.Disampingitu,kebijakanuntuk melimpahkankewenangankepadaunitorganisasiyanglebihrendahinijugamemiliki manfaat pada 3 (tiga) bidang, yakni: Politik: menciptakan pemerintah yang demokratis (egalitarian governance) serta untuk mendorong perwujudann good governance and good society. Sosialekonomi:mengurangikesenjanganantarwilayah(regional disparity)atauketimpangan(inequity),memacupertumbuhan pembangunan(economicgrowth),mendorongprakarsadanpartisipasi publik, dan sebagainya. Administratif:mendorongefisiensidanefektivitaspenyelenggaraann pemerintahan,mempercepatpelayananpublik,danmmemeprkuatkinerja pemerintahan secara umum. Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA42 types of autonomy local governance components district /city government subdistrict & village government purely private institutions semi-govt / semi-private institutions community groups / neighborhood association 2 stages of autonomy Autonomy of local government unit (recent) central role: government units located at the edge of the people + priority line Autonomy of local community unit (future) 70 : 20 : 1030 : 40 : 30 Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA5 PENDEKATAN DAN POLA PENDELEGASIAN KEWENANGAN Penetapansuatukewenangan,padadasarnyadapatdilakukanmelalui2(dua) pendekatan,yaknipendekatanyuridisatautopdown,danpendekatansosiologisatau bottom up. Menurutpendekatanyuridis,kewajibanmelimpahkankewenanganbesertarincian kewenangan ditentukan secara limitatif melalui peraturan perundang-undangan tertentu. Dalamhalini,produk-produkhukumyangmengaturmengenaipelimpahan kewenangan kepada Kecamatan adalah sebagai berikut: a.Pasal66ayat(4)UUNomor22Tahun1999yangberbunyi:Camat menerimapelimpahansebagiankewenanganpemerintahandari Bupati/Walikota. b.LampiranKepmendagri158/2004yangmengaturbahwakewenangan pemerintahanyangdapatdilimpahkanolehBupati/WalikotakepadaCamat meliputi 5 Bidang dengan 43 rincian kewenangan, yakni: Pemerintahan (17 rincian) Ekonomi dan Pembangunan (8 rincian) Pendidikan dan Kesehatan (8 rincian) Sosial dan Kesejahteraan Rakyat (6 rincian) Pertanahan (4 rincian) c.KeputusanBupati/WalikotasuatudaerahotonomtentangPelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan kepada Camat. Contoh: WaliKotaBandung,melaluiKeputusanNo.1342tahun2001telah melimpahkan 19 bidang kewenangan yang dijabarkan menjadi 96 rincian kewenangan. BupatiBandung,melaluiKeputusanNo.8/2004telahmelimpahkan614 rincian kewenangan. WalikotaDepok,melaluiRaperdaPelimpahanKewenangan2003,akan melimpahkan 23 Bidang dengan 160 rincian kewenangan. Padasisilain,kewenangandapatjugaberasaldariaspiirasimasyarakattingkat grassrootatasdasarkemampuanriildankebutuhanobyektifmereka.Jikamodelini diterapkan,makayangadasesungguhnyabukanlahpelimpahanataupenyerahan wewenanag,melainkanpengakuankewenangan.Kondisiiniserupadenganmodel otonomi yang dianut UU Nomor 22 Tahun 1999, dimana pemerintah Pusat melakukan pengakuanterhadapkewenanganKabupaten/Kota(KepmendagriNo.130-67Tahun 2002).MemangKecamatanhanyalahmerupakanperangkatdaerahdanbukanunit kewilayahanyangotonom.Namundemialasanefektivitasdanefisiensi penyelenggaraanpemerintahan,pendekatansosiologis(bottom-up)inipentinguntuk dipertimbangkan. Satuhalyangpatutdicermatidaripendekatanyangdigunakandalampelimpahan kewenangantadiadalahtentangbesarankewenangankecamatan.Terdapat Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA6kecenderunganadanyaorientasiyangsangatkontrasdalammenetapkanbesaran kewenangan.Kepmendagri158/2004,misalnya,hanyamengatur43rincian kewenangan.Sementaradisisilain,KeputusanBupati/Walikotamemberikan kewenanganyangjauhlebihbesar.Sebagaicontoh,rinciankewenanganyang dilimpahkanolehWalikotaBandungberjumlah96rincian(KeputusanWalikotaNo. 1342/2001),sedangkandiKabupatenBandungsebanyak614rinciankewenangan (Keputusan Bupati No. 8/2004). Jika pendekatan sosiologis dipakai, ada kemungkinan bahwa besaran kewenangan yang dihasilkanakansangatberbedadibandingmelaluipendekatanyuridis.Bolehjadi, besarankewenanganmenjadisangatkecil,jikamemangpotensikecamatandan masyarakatnyabelumtergalisecaraoptimal.Sebaliknya,kewenangantadibisasaja lebihbesar,tergantungpadakondisiobyektifnya.Intinyaadalah,kewenangan kecamatan akan berjalan secara efektif apabila sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki kecamatan tersebut. Adanyaperbedaanorientasidalammenentukanbesarankewenangankecamatantadi menunjukkanadanyaketidakkonsistenandalammemetakanpotensidankebutuhan kecamatan.Inilahakibatlogisyangtimbulketikapendekatanyuridismenjadipilihan tunggaldalam proses pelimpahan kewenangan. Sehubungan dengan hal tersebut,untuk mendekatkankesenjanganpenafsiranyangmuncul,makaduapenjelasanberikut kiranya dapat dipertimbangkan: 1.KetentuandalamKepmendagriNo.158//2004harusditafsitrkansebagai aturanyangbersifatminimalis.Artinya,peraturaninihanyamengatur kewenangan-kewenanganyangdipandangpentingdanstrategisuntuk dilimpahkankepadaKecamatan,sementaraBupati/Walikotadapat mengadopsidanmemodifikasi(menambah,mengurangi,ataumengubah) sesuai keadaan dan kebutuhan daerahnya. 2.Pelaksanaankewenanganyangdilimpahkanharusdievaluasisecara periodik,sehinggadapatdiketahuisecarapastikemampuanaparat kecamatandalammengimplementasikankewenangantersebut.Selanjutnya, atasdasarevaluasiini,dapatditentukanlangkah-langkahassessmentyang diperlukan,baikberupapengurangan/pencabutanataupenambahan kewenangan, penyesuaian pemberian sumber daya, dan sebagainya. Hal krusial lain yang perlu diperhatikan adalah tentang pola pendelegasian kewenangan. Disini, pada prinsipnya terdapat dua kelompok, yaitu pola homogen dan pola heterogen. Dalampolahomogen,kecamatandiasumsikanmemilikipotensidankarakteristik yangrelatifsama,sehinggadiberikankewenangandelegatifyangsamapula. Sedangkan dalam pola heterogen, setiap kecamatan hanya menerima kewenangan yang disesuaikandengankebutuhan,kemampuan,dankondisiobyektifkecamatanyang bersangkutan. Dalam prakteknya, opsi pertama-lah yang banyak diterapkan. Namun, tentu saja pola ini mengandungkelemahanyangcukupmendasar.Polainimengabaikankondisidan Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA7karakteristik yang berbeda-beda untuk tiap wilayah / kecamatan. Padahal, setipis apapun perbedaannya, setiap kecamatan pasti memiliki ciri khas yang membedakannya dengan kecamatan lainnya. Katakanlah dalam kewenangan bidang pertambangan, tidak semua kecamatan memiliki potensitambang.Kecamatanyangtidakmemilikipotensitambangnamuntetapdiberi delegasiwewenanguntukmengurus/mengaturbidangini,adalahsebuahkesia-siaan, kalau tidak dikatakan kesalahan administrasi. Dampaknya jelas bahwa kewenangan tadi tidakmungkindapatdioperasionalkan.Danjikapendelegasiankewenanganini dijadikansebagaialatukurmenilaikinerjakecamatan,makadapatdipastikanbahwa tingkat kinerja kecamatan dalam bidang itu sangat rendah (bahkan nol). Untukmenghindarihaltersebut,pendelegasiankewenangandenganpolaheterogen lebihdianjurkan.Meskipundemikian,polahomogendapatsajaditerapkan,namun harusdisertaidenganklausulbahwakecamatanberhakuntukmenyatakansuatu kewenangantertentutidakdapatdilaksanakanatasdasarpertimbangan- pertimbangan yang rasional. BEBERAPA KRITERIA PENDELEGASIAN KEWENANGAN Persoalan yang menyangkut besaran kewenangan kecamatan sebagaimana dikemukakan diatas,jugabersumberdaritidakjelasnyakriteriayangdipakaidalammelimpahkan kewenangan.KewenangankecamatanbaikyangtercantumdalamKepmendagriNo. 158/2004maupundalamKeputusanBupati/Walikota,terkesanturunbegitusajadari langit,tanpadidahuluiolehforumkonsultasidaribawah.Padahal,tanpaadanya kriteriayangjelas,makadapatdipastikanbahwaimplementasikewenangantaditidak dapat berjalan dengan baik. Untukmenghindariterjadinyakegagalankebijakanmengenaipelimpahankewenangan tadi, maka beberapa kriteria dibawah ini perlu dipertimbangkan secara seksama: a.Dilihatdarilokusdankepentingannya,kewenangantersebutlebihbanyak dioperasionalisasikandiKecamatansehinggaberhubunganeratdengan kepentinganstrategisKecamatanyangbersangkutan.Contoh:penanganan penyakit masyarakat seperti perjudian, PSK, dan lain-lain b.Dilihatdarifungsiadministratifnya,kewenangantersebutlebihbersifat rowing(pelaksanaan)daripadasteering(pengaturan),sehinggakurang tepat jika terdapat campur tangan dari pemerintah Kabupaten/Kota. Contoh: pemberianijinIMB(untukluastertentu),administrasikependudukan,dan lain-lain. c.Dilihatdarikebutuhandasarmasyarakat,kewenangantadibenar-benar dibutuhkan secara mendesak oleh masyarakat setempat. Contoh: pelayanan sampah dan kebersihan, sanitasi dan kebutuhan air bersih, pendidikan dasar khususnyayangberkaitandenganpemberantasan3B(Butahuruf,Buta aksara, dan Buta pendidikan dasar), dan lain-lain. Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA8d.Dilihatdariefektivitaspenyelenggaraanpemerintahan,suatukewenangan hampertidakmungkindilaksanakanolehKabupaten/Kotakarenaalasan keterbatasan sumber daya.Contoh: perbaikan dan pemeliharaan jalan-jalan dan jembatan perintis, pelayanan penyuluhan pertanian / KB, dan lain-lain. e.Dilihatdaripenggunaanteknologi,suatukewenangantidakmembutuhkan pemakaian teknologi tinggi atau menengah. Contoh: pembinaan usaha kecil dan rumah tangga (small and micro business), dan lain-lain. f.Dilihatdarikapasitas,kecamatanmemilikikemampuanyangmemadai untuk melaksanakan kewenangan tersebut, baik dari aspek SDM, keuangan, maupun sarana dan prasarana. PENDELEGASIAN KEWENANGAN: MASALAH YANG MUNCUL DAN KEMUNGKINAN IMPLEMENTASINYA A.Pendelegasian Kewenangan dari Bupati / Walikota Kepada Camat SejakberlakunyaUUNo.22/1999,adabeberapaperubahansignifikanyang menyangkutstatus,fungsidanperankecamatan.Saatini,Kecamatanbukanlagi sebagaiperangkatkewilayahanyangmenyelenggarakanfungsi-fungsi dekonsentrasidantugaspembantuan,namunmenjadiperangkatdaerahotonom. Itulahsebabnya,dalampasal66UUNo.22tahun1999diaturbahwaCamat menerimapelimpahansebagiankewenanganpemerintahandariBupati/Walikota. IniberartibahwaKecamatanberfungsiatauberperanmenjalankansebagian kewenangan desentralisasi. Sejalandenganketentuanpasal66diatas,sungguhpatutdisyukuribahwabanyak Bupati/WalikotadiIndonesiayangsudahmelakukanpelimpahankewenangan kepadaCamatdiwilayahnyamasing-masing.Tujuanutamadaripelimpahan kewenangankepadaCamattadiadalahuntukmempercepatprosessekaligus meningkatkanmutupelayanankepadamasyarakat.Padasaatyangbersamaan, kebijakaniniakanmeringankanbebanbebanDaerah,sehinggapenyelenggaraan pemerintahanumumdiharapkanakansemakinefektifdanefisien.Meskipun demikian,perludicermatibahwapelimpahankewenangantadijelasmembawa konsekuensi di berbagai hal. Beberapaaspekyangperludikajilebihmendalamberkaitandengankebijakan tersebut, paling tidak menyangkut 3 dimensi strategis sebagai berikut: 1.Koordinasi Antar Lembaga dan Standarisasi Tata Kerja Padaumumnya,KeputusanBupati/WalikotatentangPendelegasian KewenangankepadaKecamatanmengaturbahwakewenanganyang dilimpahkankepadaCamatdilaksanakanolehunitorganisasiyangadapada Kecamatan.Namundalamhal-halyangbersifatteknisoperasional,Camat wajibmelakukankoordinasi,integrasi,sinkronisasidansimplifikasidengan Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA9Dinas Daerah, Cabang Dinas dan UPTD sesuai dengan tugas dan fungsinya. Selain itu, diatur pula bahwa Dinas Daerah dan Lembaga Teknis daerah dalam kerangkapenyelenggaraankewenanganyangdilimpahkankepadaCamatwajib berkoordinasidenganCamatdalamperencanaan,pembiayaan,pelaksanaan, evaluasi dan pelaporan. Dalam kaitan dengan koordinasi ini, perlu dipertegas antara tugas dan kewajiban KecamatandisatupihakdengantugasdankewajibanDinas/CabangDinas/ UPTDdipihaklain.Halinisangatpentingagartidakterjaditumpangtindih dalam pelaksanaan kewenangan tertentu. DalamhalpemberianIMBmisalnya,perluadakejelasantentangapaygharus disediakandan/ataudilakukanDinasdanCabangDinasBangunan,apayang harus disediakan dan/atau dilakukan Kecamatan, serta tata laksana antara kedua pihak lengkap dengan standar waktu dan sumber pembiayaannya. Tanpa adanya kejelasantentangpembagiantugas,tatakerja,standarkerjasertasumber pendukung,pelimpahankewenangandikhawatirkanjustruakan membingungkan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan publik. 2.Kebutuhan Perimbangan Sumber Daya Keuangan, SDM dan Sarana Adalahhalyanglogisjikapelimpahankewenanganharusdiikutipulaoleh pemberiansumber-sumberdayayangdibutuhkanuntukmenyelenggarakan kewenangantersebut.Sebagaimanahalnyaperimbangansumberdayaantara PusatdanDaerah,KeputusanBupati/WalikotatentangPendelegasian KewenangankepadaKecamatan-punharusdisusuldenganpenyusunankonsep perimbangan sumber daya (keuangan, SDM dan sarana) antara Kabupaten/Kota dengan seluruh Kecamatan di wilayahnya. Tanpaadanyapenguatansumberdaya,Kecamatanakanmengalamiover-load dalamtugas-tugasnya,dankewenanganyangdilimpahkantidakakandapat dilaksanakansecaraefektifdanefisien.Jikainiterjadi,makatujuan pelimpahan kewenangan dapat dikatakan mengalami kegagalan. Sebagaicontoh,Kecamatantidakmungkindapatmelaksanakankewenangan LingkunganHidupjikatidakdisertaidenganalatuji/alatukurtingkat pencemaran air / udara / tanah. 3.Pengembangan / Penguatan Struktur Organisasi Kecamatan Denganbertambahnyakewenangandansumber-sumberdayayangdiperlukan untuk melaksanakan kewenangan, maka sangatlahwajar jika struktur organisasi Kecamatanperludikembangkanataudiperkuat.Padasaatyangbersamaan, organisasipemerintahKotaBandung(khususnyaDinas/CabangDinasdan LembagaTeknisyangkewenangannyatelahdiserahkankepadaKecamatan), perlu dirampingkan. Jika kewenangan-kewenangan teknis suatuDinas / Cabang DinastelahdilimpahkankepadaKecamatansementarakelembagaannyajustru membengkak dengan dibentuknya cabang-cabang Dinas baru, maka akan terjadi inkonsistensi antara pemegang dan pelaksana kewenangan. Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA10Salahsatuprinsipdalamdistribusikewenanganyangharusdijagaadalahtidak adanyakewenanganyangdimilikidan/ataudilaksanakansecara bersama-samaolehlebihdarisatulembaga.Olehkarenaitu,untuk menghindarikewenanganrangkaptadi,suatukewenanganmestinyahanya dilaksanakanolehlembagayangmemilikidan/ataudiberidelegasiuntuk melaksanakannya. AdapunpilihanuntukmengembangkanorganisasiKecamatandapatdipilih diantara dua opsi berikut: a.Menetapkanformatorganisasisecaraseragamatauhomogen mengingat tipisnya karakteristik antar Kecamatan di suatu daerah. b.Menetapkanformatorganisasisecaraheterogenberdasar tipologi-tipologi tertentu yang dihitung berdasarkan indikator jumlah penduduk,jumlahkelurahan,luaswilayah,sertasarana/fasilitas dasar bidang sosial ekonomi. Kebijakanpemerintahsendirinampaknyainginmengkompromikankeduaopsi tersebut.HaliniterlihatdariketentuanKepmendagriNo.158Tahun2004 tentangPedomanOrganisasiKecamatan,dimanajumlahseksiditetapkan sebanyak-banyaknya5(lima),dengan2(dua)diantaranyaadalahSeksi PemerintahandanSeksiKetentramandanKetertibanUmum,namun nomenklaturketigaseksilainnyadapatdisesuaikandenganspesifikasidan karakteristik wilayah kecamatan sesuai kebutuhan daerah (pasal 5). Ketentuandiatasmenggambarkandenganjelasbahwakebebasandaerahuntuk mendesainformatkelembagaankecamatan,sangatlahterbatas.artinya, pemerintahKabupaten/Kotahanyadiberihakuntukmenentukannomenklatur dariseksidikecamatan,namuntidakberhakmenentukanjumlahseksiatau besaran organisasi kecamatan. B.Pendelegasian Kewenangan dari Camat Kepada Lurah

UUNo.22/1999pasal67mengaturbahwaKelurahanmerupakanperangkat Kecamatan,sehinggawajarlahjikaLurahsebagaiKepalaKelurahanmenerima pelimpahansebagiankewenanganpemerintahandariCamat.Kecamatansendiri merupakanperangkatDaerahKabupaten/Kotadanmenerimapelimpahansebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota (pasal 66). Uraiandiatastelahmenyinggungbahwatanpapendelegasiankewenangankepada unitkerjayanglebihrendah,PemerintahKabupaten/Kotaakanmemilikibeban kerjayangterlaluberatsehinggafungsipelayanankepadamasyarakatmenjadi kurangefektif.Selainitu,KecamatansebagaiperangkatKabupaten/Kotadan KelurahansebagaiperangkatKecamatanakanmunculsebagaiorganisasidengan fungsi minimal. Mengingathaltersebut,makapendelegasianataupelimpahansebagianwewenang dariatas(dariBupati/WalikotakeCamatdandariCamatkeLurah)perlu Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA11diupayakanseoptimalmungkin.Dalamhalini,KeputusanBupati/Walikotatentang PelimpahanKewenangankepadaCamat,perludikajilebihlanjutuntukdapat dilimpahkanlagikepadaKelurahan.Sebab,harusdiakuibahwaKecamatantidak cukupmampuuntukmelaksanakanseluruhkewenanganyangdilimpahkan.Faktor dukungansumber-sumberdaya(keuangan,SDM dansarana/prasarana)yangmasih rendah,ditambahdenganbelumjelasnyamekanismekerjapenyelenggaraan kewenanganolehKecamatan,jelasakanmenjadihambatanutamadalam implementasi kebijakan tersebut. Olehkarenaitu,disampingdiperlukanadanyakejelasantentangmekanismekerja KecamatandenganperangkatDaerahlainnya,jugasangatdibutuhkanadanya pendistribusiankewenangan(sharingofauthority)yanglebihproporsional antara Kecamatan dengan perangkat dibawahnya, yaitu Kelurahan. Meskipundemikian,disadaribahwaupayamelakukanpelimpahansebagian kewenanganpemerintahandariCamatkepadaLurahmasihmenyimpanpotensi masalah atau kendala, antara lain sebagai berikut: 1.Kelurahanselamainiterbiasamenjalankankewenanganyangbersifat atributif(attributiveauthorities),yaknikewenangan-kewenanganyang melekatpadasaatpembentukannya.Akibatnya,polakerjaKelurahan terlihatkaku,mekanisdancenderungkurangdinamis.Olehkarena itu,jikaKelurahanakandiberikepercayaanmenjalankankewenangan tambahanyangbersifatdelegatif(delegativeauthorities),makaperlu dikaji secara mendalam kewenangan apa saja yang layak dan prospektif untukdiembanolehKelurahan.Sebab,pelimpahankewenanganyang asal-asalanjustruakanberdampakpadaketidakmampuanKelurahan melaksanakankewenangantersebut,sertaterjadinyapenurunanmutu pelayanan umum. 2.KondisiobyektifKelurahandapatdikatakankurangmendukung kebijakantentangpelimpahankewenanganpemerintahankepada Kelurahan. Jumlah dan kualitas SDM yang minim, sarana kerja yang sangatkonvensional,sumberdanayangterbatas,dansebagainya adalahbeberapafaktariilyangperludiperkuatsebelumpelimpahan kewenangandirealisasikan.Namunsecaralogika,pengembangan kelembagaanakanterlebihdahuludiprioritaskankepadaKecamatan mengingattelahdilimpahkannyasebagiankewenanganWalikota kepadaCamat.SetelahkelembagaandanfungsibaruKecamatan berjalanmantap,barulahtahapberikutnyadilakukanpengembangan dan penguatan kelembagaan Kelurahan. Mengingatpertimbangandiatas,pelimpahansebagiankewenanganCamat kepadaLurahtidakbisadilaksanakansecaratergesa-gesa,namunperludikaji secaramatangkhususnyadarikerangkawaktunya(timeframe).Dengan demikian,haliniakanefektifdilaksanakanjikakewenanganyangdilimpahkan kepada kecamatan sudah dapat terlaksana secara optimal.Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA12

Satuhalyangperludicatatdisiniadalah,meskipunbanyakkendalayangharusdiatasi, namunpemberdayaanKecamatandanKelurahanmelaluipelimpahankewenangan beserta sumber daya pendukungnya adalah langkah terbaik untuk mewujudkan cita-cita pemberianotonomi,yaknipeningkatankesejahteraandanpelayananumum,serta kehidupan masyarakat daerah yang lebih demokratis. ISSU STRATEGIS SEPUTAR PENDELEGASIAN KEWENANGAN A.Karakteristik Organisasi Kecamatan Pada umumnya, modelkelembagaan di Kabupaten/Kota terdiri dari 4 (empat) jenis atau fungsi, yakni organisasi Lini (direpresentasikan oleh Dinas), Staf dan Auxiliary (Sekretriat),SupportingUnits(LembagaTeknis),sertaorganisasiKewilayahan/ Teritorial (Kecamatan dan Kelurahan). Olehkarenajenisdanfungsidasarnyaberbeda,makakewenanganyang diemban-punjugaberbeda.Dinasadalahorganisasiyangmenjalankantugas-tugas pokok(kewenangansubstantifataukewenanganmaterial)daerah.Itulahsebabnya, bidangkewenangandannomenklaturdinasdibentukberdasarkanpertimbangan sektoral (sektor pertanian, sektor kesehatan, dan sebagainya). Sedangkan Sekretariat adalahunitorganisasiyangbertugasmenjalankanfungsi-fungsipembantuanuntuk mendukungpelaksanaannfungsiliniyangdijalankandinas.Dengankatalain, unit-unitdalamSekretariatberkewajibanmelaksanakantugas-tugasketatausahaan dalam rangka pengambilan kebijakan, seperti Bagian Umum, Bagian Kepegawaian, Bagian Keuangan, Bagian Bina Pemerintahan, dan sebagainya. Selanjutnya,LembagaTeknisberbentuk BadanatauKantorbertugasmelaksanakan fungsi-fungsistrategisdaerahyangbelumterakomodasikanolehpolakelembagaan yang lain. Fungsii-fungsi yang diemban oleh Lembaga Teknis bukanlah kewenangan substantifdaerah,namunmemilikiperanyangsangatpentingbagidaerah. ContohnyaadalahBadanPenelitiandanpengembangan,BadanPengawasan,dan BadanPerencanaanDaerah.Adapunlembagakewilayahanpadaumumnyalebih diarahkansebagaipelaksanatugasbidangpemerintahanumumsepertimasalah ketentraman dan ketertiban(tramtib)), administrasi kependudukan, serta pembinaan kemasyarakatan. PadamasaUUNomor5Tahun1974,Kecamatanadalahperangkatdekonsentrasi, yangbertugasmenjalankantugaspemerintahanumumdankewenanganyang dilimpahkanolehaparatdekonsentrasiyanglebihtinggi,yakniBupati,Gubernur, ataupun Menteri. Namun dengan berlakunya UU Nomor 22 Tahun 1999, Kecamatan berubah menjadi perangkar daerah, sehingga secara tidak langsung, berkewajiban untuk ikut menjalankan sebagian tugas / kewenangan Kabupaten/Kota. Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA13Disinilah awal mula perlunya pelimpahan kewenangan kepada Kecamatan. Namun, darisinipula-lahkompleksitasitu menjadisemakinrumit.Kecamatan yang masih berciriorganisasikewilayahan,justrudiberikewenanganyangbersifatsektoral. Dalam hal ini, terdapat dilema perlu tidaknya Kecamatan menjalankan kewenangan substantif/material.Sebab,pelimpahankewenangansubstantifkepadakecamatan akanmenimbulkanpotensibenturandenganlembaga-lembagasektoral(Dinas). Pada saat yang bersamaan, selain melaksanakan kewenangan substantif (yang diatur dalam Peraturan Daerah), Dinas juga dapat menerima pelimpahan kewenangan dari Bupati/Walikota melalui Surat Keputusan. Jika kita konsisten dengan jenis dan fungsi kecamatan sebagai lembaga kewilayahan (dibatasiolehbatasgeografisdanadministratif),makaperludipertimbangkan kemungkinanKecamatanhanyamenyelenggarakankewenangan/tugas-tugas bidangPemerintahanUmum.HalinisesuaidengantugaspokokCamat sebagaimanadiaturdalamSurat Edaran Menteri Dalam Negeri No.061/729/TJ tgl.21 Maret 2000 tentang Penataan Perangkat Daerah, yakni: Memimpin pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di wilayah Kecamatan; MembantuSekretarisDaerahdalampenyiapaninformasimengenai wilayah Kecamatan yangdibutuhkan dalam perumusan kebijakan bagi kepala Daerah; Mengkoordinasikankegiatan-kegiatanpenyelenggaraanpelayanan lintas Kelurahan dan Desa. Fungsikecamatansebagaipelaksanatugaspemerintahanumuminisebenarnya diakomodir juga dalam Kepmendagri No. 158/2004. hal initerlihat dari pengaturan tentang2(dua)Seksilimitatif(dinyatakansecarawajibdalamperaturan perundangan),yakniSeksiPemerintahandanSeksiKetenteramandanKetertiban. Keduaseksiini,secarasubstantiftermasukdalamkategorikewenanganbidang Pemerintahan Umum. Hanyasaja,kalauKecamatanakandiarahkanuntukmenjalankanfungsi PemerintahanUmumsaja,makahalinitidaksejalandenganketentuanpasal3 KepmendagriNo.158Tahun2004yangmenyatakanbahwaCamatmempunyai tugasdanfungsimelaksanakankewenanganpemerintahanyangdilimpahkanoleh Bupati/Walikotasesuaikarakteristikwilayah,kebutuhandaerahdantugas pemerintahanlainnya.Dengankatalain,KepmendagriNo.158Tahun2004ini cenderungmemerintahkanKecamatanuntukikutsertamenyelenggarakan kewenangansubstantif/material.Dandisinilahletakkekurangkonsistenan Kepmendagri ini. NamunjikaKecamatantetapharusmenjalankankewenangansubstantif/material ini,makanomenklatur3(tiga)SeksilaindiKecamatandapatdisesuaikandengan nomenklatur Asisten di Sekretariat Daerah, yakni: Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA14SeksiPerekonomian,dengantugasmengkoordinasikanpelaksanaan kewenangandi bidang-bidang perdagangan dan industri, koperasi dan UKM,perhubungan,pekerjaanumum,pertanian,kehutanandan perkebunan, serta pertambangan dan energi. SeksiKesejahteraanSosial,dengantugasmengkoordinasikan pelaksanaankewenangandibidang-bidangkesehatan,agama, pendidikan,lingkunganhidup,sosial,transmigrasidan ketenagakerjaan. SeksiAdministrasi,dengantugasmengkoordinasikanpelaksanaan kewenangandibidang-bidanghukumdaninformasi,kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan umum. Dalam hal Kecamatan tetap menjalankan fungsi / kewenangan substantif, maka jenis atau karakteristik kecamatan sesungguhnya telah berubah dari organisasi territorialmenjadiorganisasiliniterritorial.Sementaraitu,Dinasdapat dikatakan sebagai organisasi yang bersifat lini teknis. B.Eselonisasi Jabatan Dalamprakteknya,eseloneringmenjadipenghambatbagiupayamengembangkan organisasiditingkatkecamatandankelurahan.Sepertidiketahui,kebijakan desentralisasiberimplikasipadaterjadinyatransferpegawaisecaraberlimpahdari PusatkeDaerah.Akibatnya,Kabupaten/Kotamengalamisurpluspegawai, sementaraKecamatandanKelurahantetapmengalamidefisitpegawaibaiksecara kuantitatifmaupunkualitatif.Itulahsebabnya,sebagianpegawaidanjabatandi tingkat Kabupaten/Kota mestinya didistribusikan lagi hingga tingkat Kecamatan dan Kelurahan.Namunpelimpahanpegawaiiniakanterbenturpadarendahnyajenjang eselon jabatandiKecamatandanKelurahan,dimana eselontertinggidiKecamatan adalah III-b (Camat), sedang di Kelurahan adalah IV-a (Lurah). Akibatnya,struktur kepegawaiantidakdapatterdistribusikansecaramerata,danmalahcenderung mengakibatkan pembengkakan organisasi di tingkat Kabupaten/Kota. Denganadanyaberbagaipermasalahankepegawaiandiatas,sudahsewajarnyajika kebijakantentangeseloneringiniditinjaukembali.Disampingitu,kewenangan kepegawaiansebaiknyadiletakkanpadalevelpropinsisehinggamembukapeluang mutasiyanglebihluasdalamlingkupregional.Jikakondisikepegawaiantidak dibenahi,bukansajaberdampakpadatidakdapatdioptimalkannyaSDMdaerah, namunjugamenjadimasalahlatenbagiimplementasiotonomidaerahsecaraluas dan berkesinambungan. Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA15 PENDELEGASIAN KEWENANGAN: STUDI KASUS KOTA BANDUNG Padatahun2001,WalikotaBandungmenerbitkanKeputusanNo.1342tentang PelimpahanSebagianKewenanganWalikotaBandungkepadaCamat.Kebijakantadi memberikan19bidangdan96rinciankewenangankepadaCamat.KewenanganKota Bandungsendiriberjumlah19bidangdengan249rincian(PerdaNo.2/2001).Ini berartibahwakewenanganyangdilimpahkankepadaCamatmasihsangatsedikit (38,6%),danterdapatkemungkinanuntukmenambahkewenanganyangbarupada waktu-waktu mendatang. Kewenangan Kota Bandung sendiri sebenarnya belum optimal, karena hanya terdiri dari 249 rincian. Padahal menurut Kepmendagri No. 130-67 Tahun 2002 tentang Pengakuan KewenanganKabupatendanKota,kewenanganyangdapatdilaksanakanolehdaerah terdiri dari 19 bidang dan 1.193 rincian kewenangan. Apabiladibuatperbandinganantaraketigaperaturandiatas,makadapatdiperoleh gambaran yang bersifat piramida terbalik. Artinya, kewenangan yang diakui oleh Pusat sebagaidomeinkabupaten/kotaberjumlahsangatbesar,namunketikadiformalisasi kedalamPerda,kewenangantadimenjadimengecil/mengerucut.Danketika kewenanganituakandilimpahkankepadaCamat,jumlahnyamenjadisangatkecil. Dalambentuktabel,perbandinganbidangdanrinciankewenangantadidapatdilihat sebagai berikut: Tabel 1 Perbandingan Bidang dan Rincian Kewenangan Menurut 3 Peraturan

Rincian Kewenangan No.Bidang KewenanganKepmendagri 130-67/2001 Perda 2/2001 SK Walikota 1342/2001 1Kelautan101 2Pertambangan & Energi151 3Kehutanan & Perkebunan110 4Penataan Ruang17 5Permukiman23 6Kepariwisataan106 7Pertanian18783 8Perindustrian & Perdagangan4083 9Perkoperasian1834 10Penanaman Modal3634 11Ketenagakerjaan5682 12Kesehatan2792 13Pendidikan & Kebudayaan23387 14Sosial2456 15Pekerjaan Umum854424 16Perhubungan94256 Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA1617Lingkungan Hidup54103 18Kependudukan2591 19Olah Raga1621 20Pertanahan164 21Politik Dalam Negeri & Adm. Publik 131 22Pengembangan Otda1615 23Perimbangan Keuangan95 24Hukum & Perundangan123 25Penerangan112 Jumlah1.19324996 Catatan: UntukkewenanganbidangKoperasi(No.9),PenanamanModal(No.10) danSosial(No.14),agakmembingungkankarenajumlahkewenangan yangdilimpahkankepadaCamatternyatalebihbesardaripada kewenangan yang dimiliki oleh Kota Bandung. PerumusanPerdaNo.2/2001danKeputusanWalikotaNo.1342/2001 nampaknyalebihmemperhatikanPPNo.25/2000tentangKewenangan PemerintahdanKewenanganPropinsiSebagaiDaerahOtonom,dan kurang memperhatikan Kepmendagri No. 130-67/2001. Hal ini terlihat dari adanyabeberapabidangdiKepmendagriNo.130-67/2001yangtidak terakomodir dalam Perda dan Keputusan Walikota. Padahal, Kota Bandung jelasmemilikikewenangan-kewenanganpadabidangPariwisata,danTata Ruang. MenuruthasilpenelitianSTPDN(2002),implementasikebijakantentangpelimpahan kewenangantaditidakdapatberjalanoptimal,salahsatunyadisebabkanbelumadanya PetunjukPelaksanaan(Juklak)danPetunjukTeknis(Juknis).Olehkarenaitu.perlu segera disusun juklak / juknis yang memuat pengaturan mengenai: Kelembagaanyangharusmenanganidikecamatan(bentukorganisasi, tupoksi, personil). Mekanismekoordinasidalampelaksanaannya(internkecamatan,antar lembaga). Mekanisme pengambilan keputusan dalam pelaksanaannya. Mekanisme perencanaannya (prosedur dan instansi yang terlibat). Pelaksanaandanpengendalian(prosedur,pelaksanadan penanggungjawab). Pelaporan (mekanisme, pelapor, penerima laporan). Pertanggungjawaban(mekanisme,petugas/penerimatanggungjawab, bentuk / format pertanggungjawaban). Monitoring dan evaluasi (metoda / sistem dan instansi terkait). Pengawasan(bentuk,unsur-unsur/obyekpengawasan,petugas/unit pengawas,instrumentpengawasan,danpelaksanaanpengawasan),dan sebagainya. Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA17 PENUTUP KeberhasilanprogrampemberdayaanKecamatandanKelurahanmelaluipelimpahan kewenangan,sangattergantungkepadasejauhmanadesainprogramdisusundengan baik,danjugasejauhmanaprogramtadibenar-benarberbasispadakebutuhandan kepentinganmasyarakatlocal(people-centeredpolicy).Salahsatuhalyangsangat krusialdisiniadalahperlunyaadakejelasantentangformatkelembagaankecamatandi masa mendatang, apakah akan dikembangkan menjadi perangkat semi desentralisasii dengantugas-tugassektoralsubstantif,atautetappadaposisisemulasebagai perangkat kewilayahan dibawah kabupaten/kota. Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA18ANALISIS PROSPEK PENYELENGGARAAN KEWENANGAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA KECAMATAN DI KOTA BANDUNG Dimensi Strategis Pelimpahan Kewenangan NoNama Kecamatan Jml. Kewenangan Ang. yang Diberikan* Jml. Kelurahan Jml. Penduduk Luas Wilayah Jml SDM Pendukung 1Sukasari96400 juta 2Cidadap96400 juta 3Coblong96400 juta 4Cibeunying Kaler96400 juta 5Cibeunying Kidul96400 juta 6Sukajadi96400 juta 7Cicendo96400 juta 8Andir96400 juta 9Bandung Kulon96400 juta 10Babakan Ciparay96400 juta 11Astana Anyar96400 juta 12Bojongloa Kaler96400 juta 13Bojongloa Kidul96400 juta 14Bandung Kidul96400 juta 15Regol96400 juta 16Lengkong96400 juta 17Sumur Bandung96400 juta 18Bandung Wetan96400 juta 19Kiara Condong96400 juta 20Batununggal96400 juta 21Cicadas96400 juta 22Margacinta96400 juta Pendelegasian Kewenangan Pemda Kepada Kecamatan & Kelurahan Bandung, 7 Agustus 2004 Tri Widodo W. Utomo, SH., MA1923Rancasari96400 juta 24Arcamanik96400 juta 25Ujung Berung96400 juta 26Cibiru96400 juta *) Data tahun 2002 berdasarkan penjelasan Camat Margacinta, Dra. Tiny Rahayu. Catatan: Denganmengisikolom-kolomdiatas,akandapatditemukangapantarlembaga/kecamatan.Dalamhalini,lembagayang memilikijenjangeselonyangsama,mestinyamemilikibobotkewenangandanbebankerjayangsamapula,ataupalingtidak berada pada range yang tolerable. Disampng itu, akan dapat ditemukan pula gap antara beban kerja dengan sumber daya pendukung. Semakin besar gap yang ada, maka semakin besar pula kemungkinan gagalnya implementasi pelimpahan kewenangan.