pembahasan

16
BAB III PEMBAHASAN Berbicara tentang perilaku organisasi mengandaikan adanya persepsi proaktif dan reaktif terhadap karakter organisasi berikut interaksi denga lingkungan dan ruang lingkup kegiatannya. Kegiatan organisasi yang mengalami pasang surut, merupakan suatu proses bertahap dari pertumbuhannya, perkembangannya hingga mencapai tahap kematangan. Proses eksistensial yang bersinambung ini melibatkan individu atau pribadi-pribadi sebagai subjek dan pelaku aktif dari lembaga yang disebut organisasi. Boleh dikata pribadi-pribadi yang terlibat dalam organisasi itu merupakan urat nadi bekembang tidaknya organisasi. Pemahaman dasar akan perilaku manusia yang berkecimpung dalam organisasi dan proses-proses komunikasi menjadi semakin penting, justru karena menyangkut pemeliharaan dan pemanfaatan harta perusahaan yang paling berharga, yakni manusia-tenaga kerja itu sendiri. Khusus dalam zaman kita ini, pemahaman akan pola tingkah laku, pola tindak dan pola pikir dari manusia semakin penting, karena pola penyebaran arus komunikasi bergerak simultan dan sangat cepat yang ditopang oleh persepsi, asumsi dan konsepsi yang semakin canggih dan sulit untuk segera dikenali. Untuk menghindari terjadi 26

Upload: yunita-ji-hyun-woo

Post on 27-Jun-2015

88 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan

BAB III PEMBAHASAN

Berbicara tentang perilaku organisasi mengandaikan adanya persepsi proaktif

dan reaktif terhadap karakter organisasi berikut interaksi denga lingkungan dan ruang

lingkup kegiatannya. Kegiatan organisasi yang mengalami pasang surut, merupakan

suatu proses bertahap dari pertumbuhannya, perkembangannya hingga mencapai

tahap kematangan. Proses eksistensial yang bersinambung ini melibatkan individu

atau pribadi-pribadi sebagai subjek dan pelaku aktif dari lembaga yang disebut

organisasi. Boleh dikata pribadi-pribadi yang terlibat dalam organisasi itu merupakan

urat nadi bekembang tidaknya organisasi.

Pemahaman dasar akan perilaku manusia yang berkecimpung dalam

organisasi dan proses-proses komunikasi menjadi semakin penting, justru karena

menyangkut pemeliharaan dan pemanfaatan harta perusahaan yang paling berharga,

yakni manusia-tenaga kerja itu sendiri. Khusus dalam zaman kita ini, pemahaman

akan pola tingkah laku, pola tindak dan pola pikir dari manusia semakin penting,

karena pola penyebaran arus komunikasi bergerak simultan dan sangat cepat yang

ditopang oleh persepsi, asumsi dan konsepsi yang semakin canggih dan sulit untuk

segera dikenali. Untuk menghindari terjadi kerancuan dan salah persepsi diperlukan

objektivitas penafsiran.

Organisasi sibuk dengan berbagai hal dan kegiatan rutin untuk mencapai

tujuannya. Pokok perhatiannya adalah apa yang harus dikerjakan , bukan bagaiman

harus mengerjkannya. Dalam usaha mengejar tujuan, organisasi terutama

memperhatikan segi-segi substansinya. Universitas sibuk mempersiapkan kurikulum,

sedangkan institut-institut sibuk mempersiapkan mata pelajaran dan bahan lainnya,

yang menurut mereka penting dan berguna bagi kelompok-kelompok pelanggan.

Organisasi penelitian terutama memperhatikan hal-hal seperti jenis penelitian yang

harus diadakan, metodologi yang harus diikuti, di mana penelitian itu harus

diterbitkan, dan seterusnya. Demkian pula, organisasi industri terutama memikirkan

tugas utamanya, ialah produksi dan pemasaran. Rupanya organisasiorganisasi

tersebut demikian terserap oleh bidang subtantif dari pekerjaan mereka, sehingga

mereka kurang memperhatikan beberapa dimensi lain yang mungkin juga penting,

26

Page 2: Pembahasan

yang dalam jangka panjang mungkin akan membantu organisasi mencapai tujuan

secara lebih efektif. Salah satu dimensi yang agak dilupakan ialah dimensi proses.

Proses dapat dirumuskan sebagai dimensi manusiawi dan perilaku dasar dari

suatu organisasi, berbagai kelompok dan orang-orang yang membentuk organisasi

itu. Proses di satu pihak dapat dibedakan dari struktur, dan di pihak lain dibedakan

dari isi. Bila suatu organisasi menghadapi masalah atau krisis penyelesaian yang

dicari biasanya menyangkut jenis perubahan yang dapat diadakan dalam organisasi

itu dan strukturnya, untuk mencapai tujuan-tujuan yang akan dicapai organisasi.

Misalnya, dalam suatu universitas ada masalah, para pengajar tidak menghabiskan

waktu mengajar di kelas dan pulang terlalu cepat. Pemecahan masalah itu

diwujudkan dalam bentuk pengumuman peraturan-peraturan dalam perubahan

struktur, dengan memperluas wewenang kepala jurusan sehinga dapat bertindak

bagai seorang polisi.

Tekanan pada proses di sini hendaknya tidak diartikan pengurangan kepada

pentingnya struktur. Sungguhnya, proses dan struktur merupakan dua sisi dari mata

uang sama. Tekanan pada proses harus menambah perhatian pada struktur;

perbedaan satu-satunya ialah bahwa penekanan ini mendapatkan titik fokus yang

berlainan. Seolah-olah menganggap pemecahan struktur sebagai satu-satunya metode

atau metode utaman untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh suatu

organisasi, adanya tekanan pada proses berarti memandang perubahan struktural

sebagai sebagian saja dari dinamika yang mendasari fenomena keorganisasian. Hal

itu juga berarti bahwa struktur mendukung proses, dan kerja proses dilakukan untuk

memperkuat perubahan-perubahan struktur yang diadakan. Jadi dicapailah suatu

perpaduan antara struktur dan proses. Masing-masing bukannya berdiri bebas dari

yang lain dan tidak perlu lagi mempertanyakan yang mana yang lebih penting

struktur atau proses.

Proses dan struktur dalam organisasi memerlukan komunikasi, komunikasi

yang dibangun bukan sekedar komunikasi yang mengarah kepada pembagian tugas

dalam fungsi dan kerja sebuah organisasi, komunikasi diarahkan pada kebutuhan

dalam pencapaian tujuan dalam organisasi, sehingga tidak terlalu kaku dan terkesan

ada batasan tertentu dalam komunikasi seperti batasan-batasan pada jabatan antara

atasan dengan bawahan, komunikasi yang diharapkan terjadi lebih lues dan pleksibel.

27

Page 3: Pembahasan

*Komunikasi antar pribadi yang dimaksud disini adalah proses komunikasi

yang berlangsung antara antara dua orang atau lebih secara tatap muka, seperti yang

dinyatakan R. Wayne Pace (1979) bahwa” interpersonal Communication is

Communication involving two or more people in a face for face setting”.

Komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang

menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu artinya komunikasi

hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerimaan

dan efek.(Canggara,2004). Unsur-unsur atau proses dari komunikasi meliputi

pengiriman, Alamatnya, Pesannya (dikirimkan), pesannya(diterima),Maksud

pesan,dan Mediumnya. Menurut Robbins; 2006, didalam proses komunikasi pesan

disampaikan dari sumber ( pengirim) ke penerima kemudian pesan itu dikodekan (di

ubah kedalaam bentuk simbolik dan diteruskan melalui sejumlah medium (saluran)

kepenerima yang menerjemahkan ulang (decording) pesan yang dimulai oleh

pengirim, yang hasilnya adalah pentransferan makna dari satu orang ke orang lain.

Pesan bisa jadi salah satu dari informasi, perasaan atau suatu permintaan untuk

bertindak.

Bagaimanapun juga setiap komunikasi yang dilakukan senantiasa menambah

efek yang posistif atau efektivitas komunikasi. Komunikasi yang tidak menginginkan

efektivitas, sesungguhnya komunikasi yang tidak bertujuan.Efek dalam komunikasi

adalah tujuan yang terjadi pada diri penerima (komunikan), sebagai akibat pesan

yang diterima baik langsung maupun tidak langsung maupun media massa, jika

perubahan itu sesuai dengan keinginan komunikator maka komunikasi itu di sebut

efektif .(Anwar,Arifin;1984).

Maksud komunikasi sebagai proses aliran (pengiriman dan penerimaan )

pesan-pesan dalam bentuk pola dan melalui suatu medium atau media bisa

digambarkan sebagai: Komunikator (sender) yang mempunyai maksud

berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang

dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa

ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak. Pesan (message) itu

disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung

maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail,

atau media lainnya. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan

28

Page 4: Pembahasan

menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh

komunikan itu sendiri. Komponen komunikasi tersebut adalah hal-hal yang harus ada

agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-

komponen komunikasi adalah:

Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan

kepada pihak lain.

Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu

pihak kepada pihak lain.

Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada

komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat

berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.

Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari

pihak lain

Jaringan komunikasi seri ini merupakan jaringan yang paling sederhana, bisa

diibaratkan mengikuti rantai komando yang formal (kaku) yang diibaratkan sebagai

arus kerja, jaringan radial disini merupakan pengarahan atau koordinasi dimana biasa

bertindak sebagai saluran pusat untuk semua komunikasi kelompok. Sedangkan

jaringan lingakaran biasa memungkinkan semua anggota kelompok untuk secara

aktif berkomunikasi sehingga memberikan kepuasan tertinggi kepada anggotanya.

Arah komunikasi kebawah yang dimaksud disini menunjukkan arus pesan

yang kebanyakan digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan atau dengan kata lain

penyampaian informasi yang berkenaan dengan tugas-tugas. Komunikasi ini biasa

menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para atasan kepada bawahannya. Seperti

yang dikatakan oleh Lewis (1987) komunikasi kebawah adalah untuk menyampaikan

tujuan, merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan

yang timbul karena salah informasi memcegah kesalah pahaman karena kurang

informasi. ( Arni, 2004). Arah komunikasi atas biasa dikatakan pesan yang berasal

dari bawahan ke atasan seperti laporan kerja bawahan, tujuannya memberikan

balikan, agar komunikasi ini berjalan lancar dan memberikan informasi seperti yang

diharapkan hendaknya adanya penyusunan program apakah dari segi waktu, metode,

dan saluran yang rutin. Dalam komunikasi horizontal sangat dituntut kerja sama dan

29

Page 5: Pembahasan

proaktif, hal ini sangat biasa dilakukan karena pertukaran pesan pada orang-orang

yang sama tingkatan otoritasnya didalam organisasi. komunikasi ini terjadi diantara

anggota kelompok kerja sama dan pada tingkat yang sama (Robbins,2006).

Komunikasi merupakan salah satu dinamika yang paling sering dikupas

dalam seluruh bidang perilaku organikasi, tetapi jarang dipahami sepenuhnya. Dalam

praktiknya, komunikasi yang efektif merupakan prasyarat dasar untuk mencapai

strategi organisasi dan manajemen sumber daya manusia, tetapi hal tersebut tetap

menjadi salah satu masalah terbesar yang dihadapi manajemen modern(Fred

Luthans,2006)

Sedikit diragukan bahwa komunikasi memainkan peranan penting dalam

keefektifan manajerial dan organisasi. Pada sisi lain, komunukasi yang tidak efektif

dikatakan sebagai akar semua permasalahan di dunia. Komunikasi menjelaskan

terjadinya pertengkaran pasangan suami-istri, prasangka etnis, perang antar negara,

jurang pemisah generasi, perselisihan industri dan konflik organisasi. Contoh

tersebut mewakili sejmlah besar masalah yang dihubungkan dengan komunikasi

yang tidak efektif. Sehingga komunikasi menjadi kambing hitam atau penolong yang

menyenangkan, yang merupakan bagian dari keberhasilan organisasi.

Salah satu proses yang paling sulit dalam diagnosa organisasi ialah

memberikan umpan balik. Dimana akan memberikan suatu beban terutama bagi

organisasi masyarakat yang peka akan kritik. Keberhasilan umpan balik tergantung

pada isi dari umpan balik dan proses penyampaiannya terhadap petugas dan

pejabatnya.

Isi yang mesti di kandung dalam umpan balik meliputi:

1. Berkaitan; jika informasi yang diberikan itu berguna dan berkaitan dengan

masalah.

2. Dapat dipahami; hendaknya disajikan dalam bentuk yang siap dibahas

sehingga mempermudah pemahaman.

3. Deskriptif; menggunakan contoh dan ilustrasi yang terurai.

4. Dapat dibuktikan.

30

Page 6: Pembahasan

5. Terbatas; jangan over load

6. Komparatif.

7. Tidak berakhir.

Proses penyampaian umpan balik, waktu penyampaian umpan balik

hendaknya sesuai dengan jadwal waktu yang di tentukan, keterlambatan

penyampaian akan menimbulkan kesan tidak sesuai dengan keadaan. Umpan balik

yang bersifat personal jangan dikemukakan dalam suatu forum terbuka yang dihadiri

banyak orang.

KEMUNGKINAN AKIBAT DARI UMPAN BALIK

Umpan Balik diberikan

Tidak ada perubahan tidak Apakah tindakan disebabkan dari umpan balik

ya

Kekuatan menolak data Bagaimana arah kekuatan kekuatan menerima data

tidak

ya

31

Perlawanan, keraguan,

dan tidak ada perubahan

Apakah struktur dan proses yang ada membantu

tindakan perbaikan

Frustasi kegagalan

dan tidak ada perubahan

Perubahan

Page 7: Pembahasan

Dimensi lain yang sangat mempengarui sebuah organisasi mencapai

tujuannya dalam proses dan struktur ialah motivasi kerja dari setiap elemen

organisasi. Motivasi sebenarnya mengacu pada seseorang. Seseorang memiliki

motivasi tinggi atau rendah, atau mempunyai satu atau lain motivasi. Motivasi juga

mengacu kepada pertanyaan-pertanyaan pokok seperti: Mengapa Dedy bekerja lebih

keras daripada Raju? Mengapa Raju lebih banyak bergaul daripada Dedy? Jawaban

kepada pertanyaan pertama sebagian terdapat dalam pertanyaan yang kedua. Raju

tidak bekerja sekeras Dedy mungkin karena ia mempunyai kebutuhan psikologis

(motivasi) lebih besar untuk bergaul. Jika pekerjaan dapat memberi peluang kepada

Raju untuk memenuhi kebutuhannya dalam bergaul, Dedy mungkin bekerja keras

karena ia mempunyai kebutuhan besar akan persaingan dan memenuhi tantangan itu.

Tetapi, pada hakekatnya tentang perilaku karyawan, pertanyaan yang diajukan

adalah: mengapa semua orang yang mempunyai motivasi kerja lebih tinggi (artinya,

mereka lebih terlibat dalam bekerja daripada orang lain).

Salah satu model motivasi yang paling awal dan paling populer dikemukakan

leh Maslow (1954). Ia mempertimbangkan beberapa kebutuhan untuk menjelaskan

perilaku manusia, dan mengemukakan bahwa kebutuhan-kebutuhan ini mempunyai

suatu hirarki; bahwa beberapa kebutuhan berada di tingkat yang lebih rendah

daripada kebutuhan lainnya. Ia juga mengemukakan bahwa kecuali jika kebutuhan

tingkat lebih rendah itu dipenuhi, kebutuhan tingkat lebih tinggi tidak akan

berfungsi; dan setelah kebutuhan yang lebih rendah dipenuhi, keb utuhan ini tidak

akan memotivasikan orang. Ia kemukakan 5 tingkat hirarki utama dalam kebutuhan

itu yaitu:

1. Kebutuhan Fisiologis (lapar, haus, dan sebagainya yang dilambangkan oleh

upah dan gaji), adalah kebutuhan yang paling rendah dalam hirarki.

2. Kebutuhan akan keamanan adalah yang berikutnya.

3. Kebutuhan akan kasih sayang (kebutuhan untuk berhubungan erat dengan

orang-orang lain)

4. Kebutuhan Ego (merupakan kebutuhan untuk memperoleh status dan

pengakuan)

5. Kebutuhan tingkat tertinggi adalah kebutuhan alkan perwujudan diri, dan

mencapai potensi sendiri.

32

Page 8: Pembahasan

Menurut Stephen P Robbins (1999), mendefinisikan motivasi dari sisi

perilaku yang ditampilkan seseorang. Orang-orang yang termotivasi akan

melakukan usaha yang lebih besar daripada yang tidak. Namun, definisi ini bersifat

relatif dan hanya memberikan sedikit penjelasan pada kita. Sebuah definisi yang

lebih deskriptif namun kurang subtantif mengatakan bahwa, motivasi adalah

keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan bertindak untuk

memuaskan kebutuhan individu. Kebutuhan (need), dalam terminilogi kami, berarti

suatu kekurangan secara fisik atau psikologis yang membuat keluaran tertentu

terlihat menarik.

Dekade 1950-an adalah periode puncak dalam pengembangan konsep-konsep

motivasi. Tiga teori khusus diformulasikan selama periode ini, yang walaupun

sekarang sangat dikecam dan validitasnya dipertanyakan, mungkin masih merupakan

penjelasan-penjelasan yang terkenal mengenai motivasi karyawan, teori hierarki

kebutuhan, teori X dan teori Y yang dikemukakan oleh Douglas McGregor dan teori

motivasi hiegienis oleh Frederick Herzberg. Sejak itu lah dikembangkan penjelasan-

penjelasan yang lebih valid tentang motivasi, namun kita harus mengetahui teori-

teori awal ini paling tidak untuk dua alasan; (1) Teori-teori tersebut merupakan

landasan dari teori-teori kontemporer yang kini berkembang, dan (2) Para manajer

praktisi secara teratur menggunakan teori-teori ini dan terminilogi-terminiloginya

dalam menjelaskan motivasi karyawan.

Saat ini, secara virtual semua orang –praktisi dan sarjana –punya motivasi

tresendiri. Biasanya kata-kata berikut dimasukkan dalam definisi: hasrat, keinginan,

harapan, sasaran. Kebutuhan, dorongan, motivasi, dan insentif. Istilah motivasi

berasal dari Latin movere yang berarti ”bergerak”. Arti ini bukti dari definisi

komprehensif berikut ini: motivasi adalah proses yang dimulai dengan defisiensi

fisiologis atau psikologis yang menggerakkan perilaku atau dorongan yang ditujukan

untuk tujuan atau insentif. Dengan demikian, kunci untuk memahami proses motivasi

bergantung pada pengertian dan hubungan antara kebutuhan, dorongan dan

insentif.

Menurut Fred Luthans,

33

Page 9: Pembahasan

KEBUTUHAN DORONGAN INSENTIF

Gambar di atas menggambarkan proses motivasi. Kebutuhan membentuk

dorongan yang bertujuan untuk memperoleh intensif; begitulah proses dasar

motivasi. Dalam konteks sistem, motivasi mencakup tiga elemen yang berinteraksi

dan saling tergantung:

1. Kebutuhan. Kebutuhan tercipta saat tidak adanya keseimbangan fisiologis

atau psikologis, misalnya kebutuhan muncul saat sel dalam tubuh kehilangan

makanan atau air atau ketika tidak ada orang lain bertindak sebagai teman

atau sahabat. Meskipun kebutuhan psikologis berdasarkan defisiensi, kadang

juga tidak. Misalnya, individu denga kebutuhan kuat untuk maju mungkin

mempunyai sejarah pencapaian yang konsisiten.

2. Dorongan. Dengan beberapa pengecualian, dorongan atau motif (dua istilah

yang sering digunakan secara berantian), terbentuk untuk mengurangi

kebutuhan. Dorongan fisiologis dapat didefinisikan sebagai kehilangan

petunjuk. Dorongan fisiologis dan psikologis adalah tindakan yang

berorientasi dan menghasilkan daya dorong dalam menghasilkan insentif. Hal

tersebut adalah proses motivasi. Contohnya kebutuhan akan makanan dan

minuman, diterjemahkan sebagai dorongan rasa lapar dan haus, dan dorongan

berteman menjadi dorongan untuk berafiliasi.

3. Insentif. Pada akhir siklus motivasi adalah insentif, didefinisikan sebagai

semua yang akan mengurangi sebuah kebutuhan dan dorongan. Dengan

demikian, mempeoleh insentif akan cenderung memulihkan keseimbangan

fisiologis atau psikologis dan akan mengurangi dorongan . makan, minum,

dan berteman cenderung akan memulihkan keseimbangan dan mengurangi

dorongan yang ada. Makanan, air, dan teman merupakan insentif dalam

contoh.

Kebutuhan-kebutuhan akan menimbulkan adanya dorongan-dorongan bagi

seseorang untuk bertindak. Kebutuhan dan dorongan yang tidak terpenuhi akan

menimbulkan ketegangan tersendiri. Selanjutnya merangsang seseorang untuk

34

Page 10: Pembahasan

bertindak/melakukan perbuatan/praxis dan selanjutnya dapat diambil suatu

keputusan.

Menurut Nanang Fatah (1996:19) mengatakan bahwa Pada hakekatnya

orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan atas dorongan atau motivasi tertentu.

Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku, sedangkan

tujuan berfungsi mengarahkan perilaku. Proses motivasi sebagian besar diarahkan

untuk memenuhi dan mencapai kebutuhan.

Proses motivasi berawal dari adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi

sehingga menciptakan ketegangan yang menimbulkan dorongan-dorongan dalam diri

seseorang. Dorongan-dorongan ini menimbulkan upaya pencarian guna memenuhi

atau memuaskan kebutuhan. Pada akhirnya tekanan yang dirasakan menurun. Pada

saat tekanan menurun, maka motivasi juga menurun. Karena itu tekanantekanan

yang proposional harus dilakukan secara kontinyu agar dorongan untuk bertindak

selalu hidup dalam diri seseorang.

Secara individual upaya motivasi dapat dilakukan melalui upaya-upaya

mengontrol, menilai lalu memotivasi diri sendiri. Namun ada kalanya kesadaran

untuk memotivasi diri sendiri tidak muncul dalam diri seseorang, karena itu

diperlukan motivasi eksternal yang bisa berasal dari atasan, keluarga, rekan sejawat,

guru dan lainnya.

Teori motivasi dipengaruhi oleh budaya dimana seseorang bertempat

tinggal dan berinteraksi. Karena itu, dalam sebuah organisasi atau perusahaan

diperlukan adanya penciptaan budaya kerja yang bersifat universal, bisa diterima

dan dijalankan oleh anggota organisasi atau karyawan. Ada kalanya beberapa

oraganisasi atau perusahaan menciptakan budaya kerja yang benar-benar baru, dan

ada pula yang mengadopsi budaya yang sudah ada dalam masyarakat yang

disesuaikan dengan tujuan dan kebijakan organisasi atau perusahaan.

35