pembahasan · web viewilustrasi perhitungan pajak pt income tahun 2011 rp 20.000.000.000 cogs rp...

23
MODUL PERKULIAHAN Manajemen Perpajakan Aspek manajemen pajak dalam pemilihan bentuk usaha Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi S1 Akuntansi (D3) 02 Kode MK Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA Abstract Kompetensi - Paja dan pengambilan keputusan - Petunjuk pelaksanaan manajemen pajak - Pemilihan bentuk usaha yang tepat dari sisi Mampu memahami dan menjelaskan Aspek manajemen pajak dalam pemilihan bentuk usaha

Upload: doque

Post on 13-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen PerpajakanAspek manajemen pajak dalam pemilihan bentuk usaha

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Ekonomi S1 Akuntansi (D3) 02 Kode MK Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

Abstract Kompetensi- Paja dan pengambilan

keputusan- Petunjuk pelaksanaan

manajemen pajak- Pemilihan bentuk usaha yang

tepat dari sisi perencanaan pajak

- Penggunaan metode akuntansi dan periode akuntansi dalam perencanaan pajak

Mampu memahami dan menjelaskan Aspek manajemen pajak dalam pemilihan bentuk usaha

Page 2: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

2012

2

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 3: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

PembahasanPajak dan Pengambilan Keputusan

Informasi merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi perusahaan karena

kunci sukses perusahaan sangat tergantung pada ketepatan keputusan yang diambil

manajerial berdasarkan informasi yang tersedia pada perusahaan yang

bersangkutan. Informasi akuntansi diferensial sangat dibutuhkan oleh manajemen

dari untuk mengetahui pengaruh pajak penghasilan terhadap pengambilan

keputusan.

Pihak manajemen memerlukan informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian

yang mereka hadapi, sehingga memungkinkan mereka atau pihak manajemen untuk

mengambil keputusan. Salah satu informasi penting yang biasanya diperlukan oleh

pihak manajemen adalah penggunaan informasi akuntansi diferensial. Informasi

akuntansi diferensial ( diferensial accounting information ) merupakan salah satu dari

bagian dari akuntansi manajemen. Informasi akuntansi diferensial ini merupakan

informasi akuntansi yang dihubungkan dengan pemilihan alternatif suatu tindakan

tertentu dibanding dengan tindakan lain.

 Bagaimana pengaruh pajak khususnya penghasilan terhadap pengambilan

keputusan , terlebih untuk pajak penghasilan yang harus dibayar oleh suatu

perusahaan. Besarnya pajak penghasilan tergantung dengan laba yang dihasilkan

oleh suatu instansi atau perusahaan , semakin besar laba yang dihasilkan oleh

suatu perusahaan maka semakin besar pajak yang akan dikeluarkan oleh suatu

perusahaan tersebut .

 Laba suatu perusahaan dipengaruhi oleh seberapa banyak biaya yang dikeluarkan

oleh perusahaan. Biaya akan mengurangi kas suatu perusahaan maka bisa

dikatakan jika semakin besarnya biaya yang dikelurakan perusahaan maka kas

keluar perusahaan tersebut semakin banyak dan dampak terhadap pajak

penghasilan yang akan dibayar perusahaan adalah semakin sedikit.

2012

3

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 4: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

 Dan sebaliknya semakin sedikit biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan maka kas

keluar semakin kecil dan dampak bagi perusahaan adalah  semakin meningkatnya

pajak yang akan dibayarkan oleh  perusahaan tersebut untuk pajak penghasilan.

 Pada hakekatnya pengambilan keputusan merupakan suatu pendekatan sistematis

terhadap hakekat suatu masalah, pengumpulan fakta – fakta dan data penentuan

yang matang dari alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan menurut

perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Menurut AF Stoner dalam

Hasan (2002 : 9), “Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif – alternatif.”.

Yang Mempengaruhi Pajak Penghasilan Suatu Perusahaan.

 Faktor utama yang mempengaruhi suatu pendapatan atau penghasilan suatu badan

usaha adalah selisih dari pendapatan yang diterima suatu perusahaan dan beban

ataupun biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan.

1. Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu  unsur yang paling utama dari pembentukan

laporan laba rugi dalam suatu perusahaan   . Pengertian pendapatan

dikemukakan oleh Dyckman (2002 : 234) bahwa pendapatan adalah “ arus

masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau penyelesaian

kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode dari pengiriman

atau  produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lain yang merupakan

operasi utama atau sentral entitas yang sedang berlangsung ”.

Pengertian pendapatan didefinisikan oleh Sofyan Syafri (2002 : 58) sebagai

“kenaikan gross di dalam asset dan penurunan gross dalam kewajiban yang

dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba”.

2. Biaya Setiap perusahaan baik itu perusahaan kecil atau perusahaan besar dalam

setiap kegiatannya tidak terlepas dari biaya yang dikeluarkan . Kegiatan

perusahaan tidak akan berjalan apabila tidak ada biaya .Biaya sangat berperan

2012

4

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 5: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

penting dalam setiap kegiatan perusahaan.Beberapa pengertian biaya menurut

beberapa ahli :

Mulyadi (2008:8) mengemukakan bahwa “dalam arti luas biaya adalah

pengorbanan sumber ekonomi yang ukur dalam satuan uang yang telah terjadi

atau kemungkinan akan tejadi untuk tujuan tertentu”.

 Ada dua faktor utama yang mempengaruhi suatu pajak penghasilan yaitu

pendapatan dan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan, semakin banyak biaya

yang dikeluarkan maka pendapatan semakin kecil dan pajak penghasilan semakin

kecil dan sebaliknya jika biaya yang dikeluarkan perusahaan semakin kecil maka

kemungkinan besar pendapatan semakin besar dan pajak penghasilan semakin

besar.

Informasi Akuntansi DiferensialMerupakan informasi yang berhubungan dengan pemilihan alternatif Merupakan

taksiran perbedaaan aktiva, pendapatan dan biaya dalam alternatif tindakan tertentu

dibanding dengan alternatif tindakan lain Merupakan informasi akuntansi yang

relevan. Informasi akuntansi diferensial sangat bermanfaat dalam pengambilan

keputusan dalam pajak penghasilan suatu perusahaan.

ASPEK MANAJEMEN PAJAK DALAM PEMILIHAN BENTUK USAHA

Kita sering mendengar pertanyaan seperti ini: “Apakah saya perlu mendirikan PT?”,

“Saya mau pakai CV atau PT?”, “Kalau saya berusaha melalui PT, apakah pajaknya

menjadi rumit?”. Sebelum kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut di

atas, kita perlu membahas secara detail satu per satu dari status usaha tersebut. Hal

yang perlu diingatkan adalah pertimbangan pemilihan bentuk usaha yang digunakan

tidak boleh hanya karena aspek perpajakan semata, tetapi juga dari aspek bisnis

dan status hukum dari masing-masing bentuk usaha tersebut. Secara umum,

masing-masing bentuk usaha memiliki keunggulan dan juga kelemahan.

2012

5

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 6: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

Bentuk Usaha

Pilihan bentuk badan usaha yang tersedia secara umum adalah berbentuk

Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Kommanditer (CV) atau Perorangan (Pribadi).

1. Perseroan Terbatas (PT)

Perseroan Terbatas (PT) menurut undang-undang Republik Indonesia No. 1

tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, bab 1 pasal 1 ayat 1 adalah badan

hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha

dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan

pelaksanaannya. Masing-masing pemegang saham (Pesero) tidak

bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama PT

dan tidak bertanggung jawab atas kerugian PT melebihi nilai saham yang

telah diambilnya.

Atas keuntungan PT dikenakan pajak penghasilan badan dengan tarif pasal

17 undang-undang Pajak Penghasilan sebagai berikut :

Ilustrasi perhitungan pajak PT

Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000COGS Rp 8.000.000.000Gross Income Rp 12.000.000.000Operating Expense Rp 5000.000.000

2012

6

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 7: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

Net Income Before tax Rp 7000.000.000Corporate tax (PPh badan) 25 % Rp 1.750.000.000Net Income after tax Rp 5.250.000.000

Pada saat laba tersebut ditransfer ke pemegang saham sebagai deviden,

maka atas pembagian tersebut akan dikenakan pajak lagi sebesar 10 % (PPh

final untuk WPOP) sebagai berikut :

Net Income Before tax Rp 700.000.000Corporate tax (PPh badan) 25 % Rp 175.000.000Net Income after tax Rp 525.000.000Pajak atas deviden 10 % (PPh final) Rp 52.500.000Return yang diterima pemegang saham

Rp 472.500.000

% beban pajak (total tax : net income)

(Rp.175.000.000 + 52.500.000) : Rp 700.000.000 x 100% = 32 %

2. Usaha Persekutuan (CV, Firma dan Kongsi).

Perseroan Kommmanditer (CV) adalah suatu persekutuan dua orang/lebih

sebagai persero pengusaha (aktif) dan satu orang atau lebih sebagai pesero

kommanditer (tidak aktif) untuk menjalankan suatu perusahaan dengan tujuan

untuk memperoleh laba.

Anggota perseroan kommanditer ada dua golongan :

1. Persero Pengusaha atau pesero aktif/bekerja. Pesero ini selain

menyerahkan modal ke dalam perseroan, jika perseroan jatuh pailit

atau bangkrut, pesero pengusaha bertanggungjawab penuh atas

seluruh harta-harta pribadinya terhadap hutang-hutang perusahaan.

2. Persero Kommanditer atau pesero diam. Pesero ini hanya

menyerahkan modal ke dalam perseroan dan tidak bertanggung jawab

2012

7

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 8: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

tentang jalannya perseroan. Jika perseroan jatuh pailit/bangkrut,

pesero ini hanya bertanggungjawab sebesar modal penyertaannya.

Sehubungan dengan Usaha dalam bentuk persekutuan (CV, Firma dan

kongsi) Dalam Undang-undang PPh dikatakan Yang dikecualikan dari objek

pajak yakni bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan

komandeter yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan,

perkumpulan, Firma, dan kongsi termasuk pemegang unit penyertaan kontrak

investasi kolektif. Pengenaan pajak atas sekutu dalam usaha dalam bentuk

CV dapat dilihat dalam ilustrasi berikut

Ilustrasi perhitungan pajak CV

Income tahun 2011 Rp 2.000.000.000COGS Rp 800.000.000Gross Income Rp 1.200.000.000Operating Expense Rp 500.000.000Net Income Before tax Rp 700.000.000Corporate tax (PPh badan) 25 % Rp 175.000.000Net Income after tax Rp 525.000.000

Atas keuntungan CV dikenakan pajak penghasilan badan dengan tarif pasal

17 undang-undang Pajak Penghasilan (sama dengan PT). Pembagian

keuntungan kepada pemegang saham (pesero) tidak bisa dibebankan

sebagai biaya CV, tidak dipotong PPh pasal 23 dan bagi yang menerima

bukan sebagai obyek pajak. Dengan kata lain, Pajak penghasilan hanya

dikenakan pada Perusahaan (Badan) saja dan tidak ada double taxation.

Net Income Before tax Rp 700.000.000Corporate tax (PPh badan) 25 % Rp 175.000.000Net Income after tax Rp 525.000.000Pajak atas pembagian laba Rp 0

2012

8

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 9: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

Return yang diterima pemegang saham Rp 525.000.000% beban pajak (total tax : net income) (Rp.175.000.000 : Rp 700.000.000 x

100% = 25 %

3. Perorangan (Pribadi)

Usaha Perorangan adalah perorangan (pribadi) yang menjalankan suatu

usaha dengan tujuan untuk memperoleh laba. Peorangan tersebut

bertanggung jawab penuh atas jalannya usaha. Jika usaha tersebut pailit atau

bangkurt, perorang ini bertanggungjawab penuh atas seluruh harta-harta

pribadinya terhadap hutang-hutang usahanya. Ini adalah bentuk usaha yang

paling sederhana dan tidak perlu pembuatan akte pendirian.

Dalam menghitung besarnya pajak penghasilan, usaha perorangan wajib

melakukan pembukuan atau hanya melakukan pencatatan dengan Norma

Penghitungan jika peredaran brutonya kurang dari Rp. 4.800.000.000 (empat

miliar delapan ratus juta rupiah).

Atas pendapatan (keuntungan) usaha perorang tersebut, sesudah dikurangi

penghasilan tidak kena pajak (PTKP), dikenakan pajak penghasilan orang

pribadi dengan tarif pasal 17 undang-undang Pajak Penghasilan sebagai

berikut:

s/d Rp. 50.000.000 Tarif 5%

Di atas Rp. 50.000.000 s/d Rp. 250.000.000 Tarif 15 %

Di atas Rp. 250.000.000 s/d Rp. 500.000.000 Tarif 25%

Di atas Rp. 500.000.000 Tarif 30%

secara sederhana beban pajak yang harus ditanggung investor WP OP

dengan mengenakan pajak progresif diatas dapat dilihat dalam table berikut :

Ilustrasi perhitungan pajak WP OP

Income tahun 2011 Rp 2.000.000.000COGS Rp 800.000.000Gross Income Rp 1.200.000.000

2012

9

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 10: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

Operating Expense Rp 500.000.000Net Income Before tax Rp 700.000.000PTKP (K3) Rp 32.400.000Taxable Income (50.000.000 x 5 % + 200.000.000 x 15 % + 250 x 25 % + 167.600.000)

Rp

Net Income after tax Rp

Pada saat laba tersebut ditransfer ke pemegang saham senagai deviden,

maka atas pembagian tersebut akan dikenakan pajak lagi sebesar 10 % (PPh

final untuk WPOP) sebagai berikut :

Net Income Before tax Rp 700.000.000Corporate tax (PPh badan) 25 % Rp 175.000.000Net Income after tax Rp 525.000.000Pajak atas deviden 10 % (PPh final) Rp 52.500.000Return yang diterima pemegang saham Rp 472.500.000% beban pajak (total tax : net income) (Rp.175.000.000 + 52.500.000) : Rp

700.000.000 x 100% = 32 %

Perbandingan Beban Pajak Penghasilan

Walaupun masing-masing bentuk usaha tersebut di atas mempunyai karakter yang

berbeda-beda beserta keunggulan dan kelemahannya, penulis akan mencoba

memberikan perbandingan atas beban pajak untuk masing-masing bentuk usaha.

Supaya perbandingan beban pajak ini dapat dilakukan secara obyektif, penulis

mencoba memberikan asumsi-asumsi pendapatan, pembebanan biaya dan

pembagian keuntungan yang sama untuk masing-masing bentuk usaha tersebut,

seperti yang ada di tabel 1 dibawah ini:

Tabel 1: Perbandingan Beban Pajak Penghasilan untuk Penjualan Rp. 1,5 Miliar

No. Keterangan PT CVPerorangan Dgn Pembukuan

Perorangan Dgn Norma Penghitungan *1)

1 Penjualan 1,500,000,000 1,500,000,000 1,500,000,000 1,500,000,000

2 Beban Usaha *2) 1,200,000,000 1,200,000,000 1,200,000,000

3 Laba Usaha 300,000,000 300,000,000 300,000,000 450,000,000

4 PTKP *3) - - 18,000,000 18,000,000201

2

10

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 11: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

5Penghasilan Kena Pajak 300,000,000 300,000,000 282,000,000 432,000,000

6 PPh Terutang 72,500,000 72,500,000 64,950,000 117,450,000

7Laba Sesudah PPh 227,500,000 227,500,000 217,050,000 314,550,000

8PPh 23 Atas Dividen *4) 34,125,000 - - -

9Total Beban Pajak 106,625,000 72,500,000 64,950,000 117,450,000

Asumsi:*1) Norma Penghitungan Untuk Pedagang Eceran 30% dari Peredaran Bruto*2) Beban Usaha 80% dari Penjualan*3) PTKP K/3 = Rp. 18.000.000*4) Semua laba dibagikan dalam bentuk dividen, dipotong PPh Pasal 23 dengan tarif 15%

Dari Tabel 1 di atas, terlibat bahwa total beban pajak terkecil adalah usaha

perorangan dengan pembukuan sebesar Rp. 64.950.000, sedangkan total beban

pajak terbesar adalah pada usaha perorangan dengan Norma penghitungan sebesar

Rp. 117.450.000. Hal ini terjadi karena secara umum Norma Penghitungan

menetapkan margin keuntungan usaha yang lebih besar (30%) daripada keuntungan

usaha sebenarnya (20% dengan pembukuan). Pada prakteknya, usaha

perorangan/orang pribadi mengalami dilemma, jika menggunakan Pencatatan

peredaran bruto (yang mudah/sederhana) dengan Norma penghitungan, Persentase

keuntungan yang sebenarnya masih jauh lebih kecil daripada % Keuntungan yang

diterapkan dalam Norma penghitungan. Sebaliknya, jika mau melakukan

pembukuan, masih sulit dan membutuhkan biaya yang cukup besar.

Secara umum (seperti ilustrasi di Tabel 1), total beban pajak PT akan selalu lebih

besar dari CV, karena adanya tambahan PPh pasal 23 yang harus dipotong dari

dividen yang dibayarkan oleh PT, sedangkan pembagian hasil untuk CV tidak

dikenakan pajak (bukan obyek pajak). Maka motivasi sesorang untuk lebih memilih

bentuk usaha PT dari pada CV adalah factor-faktor lain selain factor pajak.

Apakah total beban pajak penghasilan orang pribadi selalu lebih kecil dari pada PT

atau CV seperti yang ada di tabel 1 di atas? Kita coba kaji lebih dalam di Tabel 2

2012

11

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 12: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

berkut ini:

Tabel 2: Perbandingan Beban Pajak Penghasilan Dengan Penjualan Rp. 3 Miliar

No.

Keterangan PT CV

Perorangan Dgn Pembukuan

1Penjualan

3,000,000,000

3,000,000,000

3,000,000,000

2

Beban Usaha *a)

1,200,000,000

1,200,000,000

1,200,000,000

3Laba Usaha

1,800,000,000

1,800,000,000

1,800,000,000

4PTKP *b) - -

18,000,000

5

Penghasilan Kena Pajak

1,800,000,000

1,800,000,000

1,782,000,000

6

PPh Terutang

522,500,000

522,500,000

589,950,000

7

Laba Sesudah PPh

1,277,500,000

1,277,500,000

1,192,050,000

8

PPh 23 Atas Dividen *c)

191,625,000 - -

9

Total Beban Pajak

714,125,000

522,500,000

589,950,000

PPh pasal 23 yang dipotong oleh PT atas dividen yang dibagikan sebesar 15%

adalah tidak final, sehingga besarnya tariff efektif akan tergantung pada besarnya

penghasilan pemegang saham (sebagai perorangan). Contoh: jika penghasilan kena

pajak pemegang saham (perorangan) diluar dividen ini sudah mencapai Rp.

200.000.000, maka tariff efektif atas dividen ini menjadi 35% sehingga total beban

pajak atas PT menjadi lebih besar lagi.

Tabel 2: Perbandingan Beban Pajak Penghasilan Dengan Penjualan Rp. 5 Miliar

No Keterangan PT CV Perorangan 201

2

12

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 13: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

. Dgn Pembukuan

1 Penjualan 5,000,000,000 5,000,000,000 5,000,000,000

2 Beban Usaha *a) 4,000,000,000 4.000,000,000 4.000,000,000

3 Laba Usaha 1,000,000,000 1,000,000,000 1,000,000,000

4 PTKP *b) - - 32.400.000

5 PKP 1,000,000,000 1,000,000,000 967.600,000

6 PPh Terutang 250.000,000 250.000.000 235.100.000

7 Laba Sesudah PPh 750.000.000 750.000.000 764.900.000

8PPh 23 Atas Dividen *c) 112.500.000 - -

9 Total Beban Pajak 362.500.000 250.000.000 235.100.000.000

Asumsi :*a) Beban Usaha 80% dari Penjualan*b) PTKP K/3 = Rp. 32.400.000*c) Semua laba dibagikan dalam bentuk dividen PPh pasal 23 dengan tarif 15 %

Penggunaan Metode akuntansi dan Periode akuntansi Dalam Perencanaan Pajak

Pemilihan Metode Akuntansi

Metode akuntansi yang mana yang terbaik akan dipergunakan oleh wajib pajak

sangat tergantung pada bentuk usaha dan ukuran besarnya perusahaan yang

bersangkutan sert sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Metode PenyusutanMulai tahun 1995, Wajib Pajak diperkenankan untuk memilih metode penyusutan

fiskal untuk aktiva tetap berwujud bukan bangunan, yaitu metode penyusutan garis

lurus (straight line) dan kedua, metode penyusutan saldo menurun (double

declining). Dalam memilih metode penyusutan, kita harus mempertimbangkan

keadaaan perusahaan. Jika perusahaan memperkirakan laba perusahaan yang

cukup besar, maka sebaiknya perusahaan menggunakan metode penyusutan saldo

menurun, sehingga menghasilkan biaya penyusutan yang besar yang dapat 201

2

13

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 14: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

mengurangi laba kena pajak. Sebaliknya, jika diperkirakan awal awal.tahun investasi

belum bisa memberikan keuntungan, laba yang diperoleh kecil atau timbul kerugian,

maka sebaiknya memilih metode penyusutan garis lurus karena menghasilkan biaya

penyusutan yang lebih kecil.

Penyusutan Berdasarkan Peraturan Perpajakan Sebagaimana telah diatur dalamUU

PPh pasal 9 ayat (2), bahwa pengeluaran untuk mendapatkan manfaat, menagih,

dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun

tidak boleh dibebankan sekaligus, melainkan dibebankan melalui penyusutan. Hal ini

sesuai dengan kelaziman dunia usaha dan selaras dengan prinsip penandingan

antara pengeluaran dan penerimaan, dalam ketentuan ini pengeluaran untuk

mendapatkan, menagih, dan mempertahankan penghasilan yang mempunyai masa

manfaat lebih dari satu tahun tidak dapat dikurangkan sebagai biaya sekaligus pada

tahun pengeluarannya.

Namun demikian, dalam perhitungan dan penerapan tariff penyusutan untuk

keperluan pajak perlu diperhatikan dasar hukum penyusutan fiskal, karena dapat

berbeda dengan penyusutan untuk akuntansi.

Mulai tahun 1995 ketentuan fiskal mengharuskan penyusutan harta tetap dilakukan

secara individual per aktiva, tidak lagi secara gabungan seperti yang berlaku

sebelumnya kecuali untuk alat-alat kecil yang sejenis masih boleh menggunakan

penyusutan secara golongan.

Menurut UU PPh pasal 11, Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya

pengeluaran, kecuali untuk harta yang masih dalam proses pengerjaan,

penyusutannya dimulai bulan selesainya pengerjaan harta tersebut. Dengan

persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan melakukan

penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan

mulai menghasilkan. Dalam UU PPh pasal 11 ayat (6), semua aktiva tetap berwujud

yang memenuhi syarat penyusutan fiskal harus dikelompokkan terlebih dahulu

menjadi 2 golongan :

2012

14

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 15: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

Saat Dimulainya Penyusutan atas Aktiva/Harta Berwujud Dalam SPT Tahunan PPh Badan dan PPh Orang Pribadi Yang Menggunakan Pembukuan

Penyusutan dimulai pada bulan dilakukannya pengeluaran, kecuali untuk harta yang

masih dalam proses pengerjaan, penyusutannya dimulai pada bulan selesainya

pengerjaan harta tersebut.

Contoh 1 :

Sebuah Perusahaan membeli 10 Komputer  yang dibeli dan ditempatkan pada 30

Juli 2009 dengan harga perolehan sebesar Rp100.000.000,00. Masa manfaat dari

komputer tersebut adalah 4 (empat) tahun. Masa manfaat komputer tersebut adalah

dimulai bulan Juli 2009. Kalau tarif penyusutan misalnya ditetapkan 50% (metode

saldo menurun), maka penghitungan penyusutannya adalah sebagai berikut :

Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa BukuHarga Perolehan 100.000.000,00

2009 6/12 x 50% 25.000.000,00 75.000.000,00201

2

15

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 16: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

2010 50% 37.500.000,00 37.500.000,002011 50% 18.750.000,00 18.750.000,002012 50%   9.375.000,00   9.375.000,002013 Disusutkan

sekaligus  9.375.000,00 0

Contoh 2 :

Pengeluaran untuk pembangunan sebuah gedung adalah sebesar

Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pembangunan dimulai pada bulan Oktober

2012 dan selesai untuk digunakan pada bulan Maret 2013. Penyusutan atas harga

perolehan bangunan gedung tersebut dimulai pada bulan Maret tahun pajak 2013.

Dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak, Wajib Pajak diperkenankan melakukan

penyusutan mulai pada bulan harta tersebut digunakan untuk mendapatkan,

menagih, dan memelihara penghasilan atau pada bulan harta yang bersangkutan

mulai menghasilkan.

Contoh 3 :

PT X yang bergerak di bidang perkebunan membeli traktor pada tahun 2012.

Perkebunan tersebut mulai menghasilkan (panen) pada tahun 2013. Dengan

persetujuan Direktur Jenderal Pajak, penyusutan traktor tersebut dapat dilakukan

mulai tahun 2013.

Daftar Pustaka201

2

16

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id

Page 17: Pembahasan · Web viewIlustrasi perhitungan pajak PT Income tahun 2011 Rp 20.000.000.000 COGS Rp 8.000.000.000 Gross Income Rp 12.000.000.000 Operating Expense Rp 5000.000.000 Net

1. Chairil Anwar Pohan, 2013, Manajemen Perpajakan, Penerbit Pustaka

Utama, Jakarta

2. Muhammad Zain, 2007, Manajemen Pajak, Penerbit Salemba Empat

3. Primandita F dkk, 2010, Kompilasi Undang-Undang Perpajakan, salemba

Empat

4. John A. Pearce II dan Richard B. Robinson,2013, Manajemen Stratejik,

Salemba Empat

2012

17

Manajemen PerpajakanPusat Bahan Ajar dan eLearning

Suhirman Madjid,SE.,MS.i.,Ak.,CAMadjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA uhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,CA

http://www.mercubuana.ac.id