pemeriksaan tekanan darah sebelum dan sesudah senam di kif park

52
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang menggunakan sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Sistem KBK merujuk kepada standar nasional yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan tetap memperhatikan misi pendidikan tinggi Muhammadiyah, kebutuhan lokal dan regional dengan pendekatan terintegrasi baik horizonal maupun vertikal, serta berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dalam konteks pelayanan kesehatan primer. Pembelajarannya lebih menitik beratkan mahasiswa untuk berperan aktif dan menjadi pusat pembelajaran. (Buku Pedoman Akademik 2013) Pada Blok 5, terdapat beberapa kegiatan blok. Salah satu kegiatannya ialah kegiatan Tugas Pengenalan Profesi (TPP). Pada kegiatan ini mahasiswa diajak untuk mempelajari situasi dan kondisi yang terjadi di lingkungan masyarakat, sekaligus juga meng-aplikasikan apa yang sudah diperoleh dari mata kuliah terintegrasi yaitu tentang Homeostasis, Stress dan Metabolisme. TPP ini bertujuan untuk menghitung tekanan darah dan nadi. (Modul Pembelajaran FK UMP 2013) 1 | Laporan Tugas Pengenalan Profesi Blok V

Upload: aisyah-azani

Post on 19-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

tugas pengenalan profesi tekanan darah sebelum dan sesudah senam FK UMPalembang

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangFakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang menggunakan sistem pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Sistem KBK merujuk kepada standar nasional yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dan tetap memperhatikan misi pendidikan tinggi Muhammadiyah, kebutuhan lokal dan regional dengan pendekatan terintegrasi baik horizonal maupun vertikal, serta berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dalam konteks pelayanan kesehatan primer. Pembelajarannya lebih menitik beratkan mahasiswa untuk berperan aktif dan menjadi pusat pembelajaran. (Buku Pedoman Akademik 2013)Pada Blok 5, terdapat beberapa kegiatan blok. Salah satu kegiatannya ialah kegiatan Tugas Pengenalan Profesi (TPP). Pada kegiatan ini mahasiswa diajak untuk mempelajari situasi dan kondisi yang terjadi di lingkungan masyarakat, sekaligus juga meng-aplikasikan apa yang sudah diperoleh dari mata kuliah terintegrasi yaitu tentang Homeostasis, Stress dan Metabolisme. TPP ini bertujuan untuk menghitung tekanan darah dan nadi. (Modul Pembelajaran FK UMP 2013)Tekanan darah adalah tekanan yang dialami oleh darah di dalam pembuluh arteri darah saat darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh manusia. Tekanan darah dibagi menjadi 2 macam, yaitu tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan disaat darah dipompa oleh jantung menuju organ, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan saat jantung beristirahat diantara pemompaan. Denyut nadi adalah denyutan pembuluh arteri karena adanya tekanan dari pemompaan darah dari jantung. Pengukuran denyut nadi dapat dilakukan dengan mudah menggunakan jari tangan (palpasi), bisa juga dengan alat elektronik. Pembuluh darah yang digunakan untuk pemeriksaan denyut nadi adalah arteri radialis, arteri brachialis, arteri temporalis, dan arteri carotis communis. Untuk pemeriksaan tekanan darah ada 2 metode, yaitu metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung (indirect method). Metode langsung (direct method) menggunakan jarum yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah yang dihubungkan dengan manometer, metode tidak langsung (indirect method) menggunakan sphygmomanometer (tensimeter). Dengan metode tidak langsung kita dapat menggunakan 2 cara pengukuran yaitu cara palpasi dan cara auskultasi (Rony, 2010).

1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimanacaramemeriksadenyut nadi dan mengukur tekanandarah ?2. Apa pengaruh senam terhadap denyut nadi dan tekanan darah?3. Bagaimana klasifikasi beban kerja dan tingkat kelelahan pada responden?

1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan UmumTujuan umum pelaksanaan kegiatan ini yaitu untuk melaksanakan Tugas Pengenalan Profesi blok V Pemeriksaan Tekanan Darah dan Nadi Sebelum dan Setelah Senam Di KIF Park1.3.2 Tujuan KhususTujuan khusus pelaksananaan kegiatan ini antara lain agar mahasiswa :1. Dapat berlatih dalam memeriksa tekanan darah dan denyut nadi.2. Mengamati dan mempelajari pengaruh senam terhadap denyut nadi dan tekanan darah.3. Mengklasifikasikan beban kerja dan tingkat kelelahan para responden

1.4 Manfaat KegiatanAdapun manfaat yang akan diperoleh agar mahasiswa dalam kegiatan ini antara lain :1. Melatih mahasiswa dalam memeriksa tekanan darah dan denyut nadi.2. Menambah pengalaman berinteraksi langsung dengan masyarakat

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah2.1.1 Pengertian Tekanan DarahTekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti curah jantung, ketegangan arteri, volume, dan laju serta kekuatan (viskositas) darah. Tekanan darah terjadi akibat fenomena siklis. Tekanan puncak terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 100/60 mmHg sampai 140/90 mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg (Bare, 2002).Menurut Martuti (2009), secara umum ada dua komponen tekanan darah, yaitu tekanan darah sistolik (angka atas) yaitu tekanan yang timbul akibat pengerutan bilik jantung sehingga ia akan memompa darah dengan tekanan terbesar, dan diastolik (angka bawah) yang merupakan kekuatan penahan pada saat jantung mengembang antar denyut, terjadi pada saat jantung dalam keadaan mengembang (saat beristirahat). Tekanan darah normal (normotensi) sangat dibutuhkan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, yaitu untuk mengangkut oksigen dan zat-zat gizi. Tekanan darah ada dalam pembuuh darah, sedangkan tekanan darah tertinggi ada dalam arteri terbesar (Martuti, 2009).Menurut Martuti (2009), secara umum tekanan darah yang ideal adalah 120/80 mmHg (sistolik/diastolik). Batas normal adalah bila tekanan sistolik tidak lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik tidak lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah termasuk kategori tinggi jika tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan diastolik di atas 99 mmHg, dalam 3 kali pemeriksaan berturut selama selang waktu 2-8 minggu. Menurut WHO, tekanan darah dianggap normal bila kurang dari 135/85 mmHg, dikatakan hipertensi bila lebih dari 140/90 mmHg, dan diantara nilai tersebut digolongkan normal tinggi. Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat spygmomanometer (tensimeter) dan stetoskop. Ada tiga tipe dari spygmomanometer yaitu dengan menggunakan air raksa atau merkuri, aneroid, dan elektronik. Tipe air raksan adalah jenis spygmomanometer yang paling akurat. Tingkat bacaan dimana detak tersebut terdengar pertama kali adalah tekanan sistolik. Sedangkan tingkat dimana bunyi detak menghilang adalah tekanan diastolik. Spygmomanometer aneroid prinsip penggunaannya yaitu menyeimbangkan tekanan darah dengan tekanan dalam kapsul metalis tipis yang menyimpan udara didalamnya. Spygmomanometer elektronik merupakan pengukur tekanan darah terbaru dan lebih mudah digunakan dibanding model standar yang menggunakan air raksa, tetapi akurasinya juga relatif rendah (Martuti, 2009).

2.1.2 Alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darahPeralatan yang digunakan dalam mengukur tekanan darah adalah sfigmomanometer dan stetoskop. a. Sfigmomanometer (alat pengukur tekanan darah) terdiri atas : 1. Manset (tersedia dalam ukuran berbeda) yang sesuai dengan lengan pasien. Di dalam manset ini terdapat kantong karet. Tombol pengendali tekanan dikaitkan dengan manset. Merupakan hal yang penting untuk menggunakan manset dengan ukuran yang tepat pada saat mengukur tekanan darah. Manset yang terlalu lebar atau terlalu sempit akan memberikan pembacaan yang tidak akurat. Lebar manset harus diukur mendekati dua pertiga diameter lengan pasien. 2. Dua selang. Satu selang dihubungkan dengan pengendali tekanan dan dengan kantong yang berada di bagian dalam manset. Selang yang lain dihubungkan dengan pengukur tekanan. 3. Pengukur tekanan, bias berupa cakram angka bulat pengukur aneroid atau kolom air raksa. Keduanya ditandai dengan angka-angka.

b. Stetoskop, memperjelas bunyi, terdiri atas :1. Bel atau diafragma2. Selang yang membawa suara ke pendengar3. Alat pendengar, yang mengarahkan suara ke telinga pendengar. Alat pendengar dan diafragma ini harus dibersihkan dengan antiseptik sebelum dan setelah digunakan untuk mencegah penularan penyakit. (Martuti, 2009)

2.1.3 Metode Mengukur Tekanan DarahMetode pengukuran tekanan darah pada dasarnya ada 2 cara yaitu dengan metode Palpasi (perabaan dengan anggota tubuh) dan metode Auskultasi (pengukuran dengan bantuan stetoskop). a. Metode Auskultasi Tekanan darah arteri dalam manusia rutin diukur oleh metode auskultasi. Manset yang dapat dikendalikan (manset Riva-Rocci) dilekatkan ke manometer air raksa (sphygmomanometer) yang dibalutkan sekeliling lengan dan stetoskop ditempatkan diatas arteria brachialis pada siku. Manset ini dikembangkan sampai tekanan dalamnya tepat diatas tekanan sistolik yang diperkirakan di dalam arteria brachialis. Arteri ini ditutup dengan manset dan tidak ada bunyi yang terdengar dengan stetoskop. Tekanan dalam manset kemudian direndahkan pelan-pelan pada titik tekanan sistolik di dalam arteri tepat melebihi tekanan manset, maka semburan darah lewat bersama tiap denyut jantung dan secara serentak dengan tiap denyut, serta terdengar bunyi mengetok di bawah manset. Tekanan manset saat bunyi pertama terdengar merupakan tegangan sistolik. Karena tekanan manset direndahkan lebih lanjut, maka bunyi menjadi lebih keras, lalu redup dan berkurang, dan akhirnya dalam kebanyakan individu ia menghilang (Martuti, 2009).Setelah mengukur tekanan sistolik, kantong tersebut digembungkan lagi, dan stetoskop diletakkan dengan ringan di atas arteri. Ada dua keadaan dimana tidak akan terdengar bunyi bila tidak ada aliran di dalam pembuluh darah tersebut atau bila alirannya lancar dan laminer. Di anatar kedua keadaan ekstrem tersebut, turbelensi menyebabkan terjadinya vibrasi dinding pembuluh darah. Bila manset dikempiskan perlahan-lahan, vibrasi tersebut terdengar sebagai Bunyi Korotkoff.Bunyi Korotkoff dibagi menjadi lima fase, yaitu: Fase 1, dimulai saat bunyi terdengar disebut tekanan sistolik. Pada fase ini, tekanan sistolik hanya cukup untuk membuka pembuluh darah untuk sementara waktu saja dan menimbulkan bunyi ketukan nyaring, yang makin lama makin meningkat intensitasnya Fase 2, jika tekanan dalam manset makin diturunkan, aliran yang melewati pembuluh darah meningkat, menimbulkan bunyi mendesir yang merupakan ciri khas pada fase ini. Fase 3, bunyi fase 2 menjadi lebih keras dan lebih nyaring. Fase 4, bunyi tiba-tiba menjadi redup, lemah dan meniup. Fase 5, pada fase ini bunyi sama sekali tidak terdengar, saat inilah yang dianggap sebagai tekanan diastolik.(John W. Burnside,1995)

b. Metode Palpasi Tekanan sistolik dapat ditentukan dengan mengembangkan manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan menentukan tekanan saat denyut radialis dapat diraba pertama kali. Karena kesulitan menentukan dengan tepat kapan denyut pertama teraba, maka tekanan yang didapat dengan metode palpasi ini biasanya 2-5 mmHg lebih besar daripada yang diukur oleh metode auskultasi (Martuti, 2009).

2.1.4 Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan DarahFaktor fisiologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, :1. Kelenturan dinding arteri1. Volume darah, semakin besar volume darah maka semakin tinggi tekanan darah 1. Kekuatan gerak jantung1. Viscositas darah, semakin besar viskositas maka semakin besar pula resistensi terhadap aliran 1. Curah jantung, semakin tinggi curah jantung maka tekanan darah meningkat1. Kapasitas pembuluh darah, semakin besar kapasitas pembuluh darah maka semakin tinggi tekanan darah.Faktor patologis dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu, :1. Posisi tubuh, baroresepsor akan merespon saat tekanan darah turun dan akan berusaha menstabilkan tekanan darah1. Aktivitas fisik, aktivitas fisik membutuhkan energy sehingga butuh aliran yang lebih cepat untuk suplai O2 dan nutrisi (tekanan darah naik). Aktivitas fisik dapat berupa olahraga. Saat berolahraga jalan cepat, bersepeda, joging, berenang, atau mengikuti aktivitas erobik lainnya, tekanan darah akan naik cukup banyak. Misalnya selama melakukan latihan-latihan fisik yang keras, tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar 110 - 120 mmHg. Sebaliknya, segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30 - 120 menit. Penurunan ini terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Pada penderita hipertensi, penurunan itu akan nyata sekali. Kalau dilakukan berulang-ulang, lama kelamaan penurunan tekanan darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya latihan olahraga secara teratur akan dapat menurunkan tekanan darah 1. Temperature, menggunakan system rennin-angiotensin vasokonstriksi perifer. Temperature pun dapat berkaitan dengan aktifitas, suhu yang tinggi diakibatkan karena aktifitas yang banyak ssedangkan suhu yang rendah dikarenakan aktifitas yang cenderung ringan 1. Usia, semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan darah hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh darah 1. Jenis kelamin, wanita cenderung memiliki tekanan darah rendah karena komposisi tubuhnya yang lebih banyak lemak sehingga butuh O2 lebih untuk pembakaran. Sedangkan pria yang memiliki banyak aktifitas pun cenderung memiliki tekanan darah yg lebih tinggi 1. Emosi, emosi akan menaikkan tekanan darah karena pusat pengatur emosi akan menset baroresepsor untuk menaikkan tekanan darah. Emosi akan memicu kerja hormone adrenalin, adrenalin pria lebih tinggi karena dipengaruhi oleh syaraf parasimpatis. 1. Makanan, makanan dapat menjadi pemicu tekanan darah yang tinggi, diantaranya makanan yang mengandung garam (NaCl). Garam akan mempengaruhi retensi Na+ dalam darah sehingga dapat menyebabkan penumpukkan Na+ dalam darah. (Wiryo, 2002).

2.1 Denyut Nadi2.2.1 Pengertian Denyut NadiDenyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari nodus SA (irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim). Waktu istirahat, jantung berdenyut kira-kira 70 kali kecepatannya berkurang waktu tidur dan bertambah karena emosi, kerja, demam, dan banyak rangsangan yang lainnya. Denyut nadi seseorang akan terus meningkat bila suhu tubuh meningkat kecuali bila pekerja yang bersangkutan telah beraklimatisasi terhadap suhu udara yang tinggi. Denyut nadi maksimum untuk orang dewasa adalah 180-200 denyut per menit dan keadaan ini biasanya hanya dapat berlangsung dalam waktu beberapa menit saja. Tempat meraba denyut nadi adalah: pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis) , dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis), dada sebelah kiri tepat diapex jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis (Sudjaswadi, 2006). Denyut nadi adalah peregangan pembuluh darah akibat gelombang tekanan sistol jantung, jumlah denyutan menyatakan jumlah HR (denyut jantung) (Martuti, 2009).Denyut nadi adalah frekuensi irama denyut/detak jantung yang dapat dipalpasi (diraba) dipermukaan kulit pada tempat-tempat tertentu. Pada jantung manusia normal, tiap-tiap denyut berasal dari noddus SA (irama sinus normal, NSR= Normal Sinus Rhythim) (Ronny, 2010). Tempat meraba denyut nadi adalah pergelangan tangan bagian depan sebelah atas pangkal ibu jari tangan (Arteri radialis), dileher sebelah kiri/kanan depan otot sterno cleido mastoidues (Arteri carolis komunis), dada sebelah kiri tepat di apex jantung (Arteri temparalis) dan di pelipis (Ronny, 2010).Jumlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia, yaitu (Anonim, 2011):a. Bayi baru lahir : 140 denyut/menit b. Umur < 1 bulan : 110 denyut/menit c. Umur 1-6 bulan : 130 denyut/menit d. Umur 6-12 bulan : 115 denyut/menit e. Umur 1-2 tahun : 110 denyut/menit f. Umur 2-6 tahun : 105 denyut/menit g. Umur 6-10 tahun : 95 denyut/menit h. Umur 10-14 tahun : 85 denyut/menit i. Umur 14-18 tahun : 82 denyut/menit j. Umur > 18 tahun : 60-100 denyut/menit k. Usia lanjut : 60-70 denyut/menitPengukuran denyut nadi selama bekerja merupakan suatu metode untuk menilai cardiovasculair strain.Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi adalah telemetri dengan menggunakan rangsangan Electro Cardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut tidak tersedia, maka dapat dicatat secara manual memakai stopwatch dengan metode 10 denyut (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

Kepekaan denyut nadi terhadap perubahan pembebanan yang diterima tubuh cukup tinggi. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisik maupun kimiawi (Kurniawan, 1995). Grandjean (1993) juga menjelaskan bahwa konsumsi energi sendiri tidak cukup unutk mengestimasi beban kerja fisik. Beban kerja fisik tidak hanya ditentukan oleh jumlah kJ yang dikonsumsi, tetapi juga ditentukan oleh jumlah otot yang terlibat dan beban statis yang diterima serta tekanan panas dari lingkungan kerjanya yang dapat meningkatkan denyut nadi. Berdasarkan hal tersebut maka denyut nadi lebih mudah dan dapat untuk menghitung indek beban kerja. Astrand & Rodahl (1997); Rodahl (1989) menyatakan bahwa denyut nadi mempunyai hubungan linier yang tinggi dengan asupan oksigen pada waktu kerja. Dan salah satu cara yang sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah dengan merasakan denyutan pada arteri radialis di pergelangan tangan (wiryo, 2002).Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari beberapa jenis yang didefinisikan oleh Grandjean (1993) :1. Denyut nadi istirahat adalah rerata denyut nadi sebelum pekerjaan dimulai.2. Denyut nadi kerja adalah rerata denyut nadi selama bekerja.3. Nadi kerja adalah selisih antara denyutnadi istirahat dan denyut nadi kerja.Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting dalam peningkatan cardiac outputdari istirahat sampai kerja maksimum. Manuaba & Vanwonterghem (1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskular (cardiovascular load = % CVL )yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Denyut nadi maksimum = 220 umur (Astrand and Rodahl, 1977)Dari hasil perhitungan % CVL tersebut kemudian dibandingkan dengan klasifikasi sebagai berikut: -X 30 %= tidak terjadi kelelahan -30 < X60 %= diperlukan perbaikan -60 < X 80 %= kerja dalam waktu singkat -80 < X 100 %= diperlukan tindakan segera -X > 100 %= tidak diperbolehkan beraktivitas

2.2.2 Faktor-Faktor yang Menentukan Denyut NadiDenyut nadi dimulai dengan membukanya katup aorta. Tekanan di dalam aorta. Tekanan di dalam aorta meningkat dengan cepat ketika bolus darah menggelembungkan dindingnya. Ketika ejeksi melambat dan darah mengalir ke dalam sirkulasi perifer, tekanan di dalam aorta turun. Suatu aliran balik yang berlangsung untuk sementara waktu menutup katup aorta dan pantulan ke dalam dinding aorta kemudian membentuk takik dikrotik. Takik ini biasanya tak teraba. (John W. Burnside,1995)Faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi adalah usia, jenis kelamin, keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas dan lama kerja, sikapkerja, faktor fisik dan kondisi psikis (Sudjaswadi, 2006).Menurut Muffichatum, adapun faktor-faktor yang mempengaruhi denyut nadi yaitu:a. Usia Frekuensi nadi secara bertahap akan menetap memenuhi kebutuhan oksigen selama pertumbuhan. Pada masa remaja, denyut jantung menetap dan iramanya terratur. Pada orang dewasa efek fisiologi usia dapat berpengaruh pada sistem kardiovaskuler. Pada usia yang lebih tua lagi dari usia dewasa penentuan nadi kurang dapat dipercaya. Frekuensi denyut nadi pada berbagai usia, dengan usia antara bayi sampai dengan usia dewasa, denyut nadi paling tinggi ada pada bayi kemudian frekuensi denyut nadi menurun seiring dengan pertambahan usia. b. Jenis Kelamin Denyut nadi yang tepat dicapai pada kerja maksimum, sub maksimum pada wanita lebih tinggi dari pada pria. Pada laki -laki muda dengan kerja 50% maksimal rata- rata nadi kerja mencapai 128 denyut per menit, pada wanita 138 denyut per menit. Pada kerja maksimal pria rata -rata nadi kerja mencapai 154 denyut per menit dan pada wanita 164 denyut per menit. c. Keadaan Kesehatan Pada orang yang tidak sehat dapat terjadi perubahan irama atau frekuensi jantung secara tidak teratur. Kondisi seseorang yang baru sembuh dari sakit frekuensi jantungnya cenderung meningkat. d. Riwayat Kesehatan Riwayat seseorang berpenyakit jantung, hipertensi, atau hipotensi akan mempengaruhi kerja jantung. Demikian juga pada penderita anemia (kurang darah) akan mengalami peningkatan kebutuhan oksigen sehingga mengakibatkan peningkatan denyut nadi. e. Intensitas dan Lama Kerja Berat atau ringannya intensitas kerja berpengaruh terhadap denyut nadi, lama kerja, waktu istirahat, dan irama kerja yang sesuai dengan kapasitas optimal manusia akan ikut mempengaruhi frekuensi nadi sehingga tidak melampaui batas maksimal. Apabila melakukan pekerjaan yang berat dan waktu yang lama akan mengakibatkan denyut nadi bertambah sangat cepat dibandingkan dengan melakuka n pekerjaan yang ringan dan dalam waktu singkat. f. Sikap Kerja Posisi atau sikap kerja juga mempengaruhi tekanan darah. Posisi berdiri mengakibatkan ketegangan sirkulasi lebih besar dibandingkan dengan posisi kerja duduk. Sehingga pada posisi berdiri denyut nadi lebih cepat dari pada saat mekakukan pekerjaan dengan posisi duduk.

g. Ukuran Tubuh Ukuran tubuh yang penting adalah berat badan untuk ukuran tubuh seseorang. Semakin berat atau gemuk maka denyut nadi akan lebih cepat. h. Kondisi Psikis Kondisi psikis dapat mempengaruhi frekuensi jantung. Kemarahan dan kegembiraan dapat mempercepat frekuensi nadi seseorang. Ketakutan, kecemasan, dan kesedihan juga dapat memperlambat frekuensi nadi seseorang .

2.2.3 Menentukan Waktu Standar dengan Metode FisiologisWaktu standar ditentukan untuk tugas, pekerjaan yang spesifik dan jelas definisinya. Dr. Lucien Brouha telah membuat tabel klasifikasi beban kerja dalam reaksi fisiologi, untuk menentukan berat ringannya suatu pekerjaan, seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel Klasifikasi Beban KerjaWork LoadOxygen consumption(liter/min)Energy Expenditure (cal/min)Heart Rate during Work (Beats/min)

Light0,5 1,02,5 5,060 100

Moderate1,0 1,55,0 7,5100 125

Heavy1,5 2,07,5 10,0125 150

Very Heavy2,0 2,510,0 12,5150 175

2.2.4 Cara Perhitungan Energy Expenditure dan Oxygen ConsumptionNoNamaDenyut Nadi IstirahatDenyut Nadi MaksimalDenyut Nadi Kerja

1DPS7020293

1. Energy Expenditure

82,5 = -100 + 40xX =X = 4,56 cal/min2. Oxygen Consumption

11,5 = -20 + 40xX = 31,5/40X =0,9 liter/min

BAB IIIMETODE PELAKSANAAN

3.1 Nama KegiatanTugas Pengenalan Profesi dengan topik Pemeriksaan Tekanan Darah dan Nadi Sebelum dan Setelah Senam Di KIF Park. 3.2 Lokasi PelaksanaanTPP akan dilakukan di KIF Park.3.3 Waktu Pelaksanaan TPP akan dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2015.3.4 Subjek Tugas MandiriTPP dilaksanakan dengan cara melakukan pemerikasan tekanan darah dan nadi sebelum dan setelah senam di KIF Park.3.5 Alat dan Bahan1. Alat tulis1. Alat dokumentasi1. Tensimeter1. Stetoskop3.6 Langkah KerjaLangkah kerja dalam pelaksanaan tugas pengenalan profesi ini adalah :1. Membuat proposal tugas pengenalan profesi2. Melakukan konsultasi kepada pembimbing tugas pengenalan profesi3. Meminta izin kepada pihak yang berwenang di Kampus A untuk melakukan tugas pengenalan profesi4. Melaksanakan tugas pengenalan profesi di lapangan KPA UMP kampus A5. Mengumpulkan hasil kerja lapangan untuk mendapatkan suatu kesimpulan.6. Membuat laporan hasil tugas pengenalan profesi dari data yang sudah didapatkan.

3.7 Jadwal KegiatanNoJenis Kegiatan2 Maret 2015 31 Maret 2015

Minggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IVMinggu V

1Penentuan judul

2Penyusunan proposal

3Pelaksanaan TPP

4Pembahasan

5Penyusunan laporan

6Pleno

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HasilHasil pengamatan yang dilakukan didapat hasil sebagai berikut: Tabel 4.1. Tekanan Darah Para RespondenNoNamaJenis KelaminUmur (tahun)Tekanan DarahInterpretasi

SebelumSesudah

1DSP20120/80130/90Normal

2RDL45110/70140/80Normal

3EKL19120/80130/90Normal

4YNP22120/80130/90Normal

5NNP43100/60110/70Normal

6RNP19110/70120/80Normal

7NDL50120/80140/90Normal

8HNP47110/70130/80Normal

9YIP2090/60110/90Normal

10NLL35120/70130/70Normal

11NIL22110/70120/70Normal

Tabel 4.2 Denyut Nadi Para RespondenNoNama InisialD.N IstirahatD.N MaksD.N Kerja% CVLEnergy Expenditure (cal/min)Oxygen Consumption (liter/min)Workload

1DS7020093182,30,9Light

2RD82175105255,51,1Moderate

3EK 62 201124437,41,4Moderate

4YN6619892204,50,9Light

5NN83177101195,11,02Moderate

6RN6420190194,40,8Light

7ND72170112416,21,2Moderate

8HN70173103325,31,06Moderate

9YI63200115386,51,3Moderate

10NL78185107275,71,1Moderate

11NI69198122417,21,4Moderate

4.2 Pembahasan4.2.1 Pembahasan Responden DSDari tabel 4.1 responden DS tekanan darah sebelum senam yaitu 120/80 mmHg dan setelah senam yaitu 130/90 mmHg yang menunjukkan responden DS Normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga).Dilihat dari hasil pengamatan pada responden DS didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 70 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 93 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 18 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa %CVL responden DS yaitu 18% yang artinya tidak terjadi kelelahan pada DS. Dari %CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden DS sebesar 2,3 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 0,9 liter/min yang berarti responden DS beban kerjanya tergolong ringan. Responden DS yang berusia 20 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang ringan. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden DS, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat.4.2.2 Pembahasan Responden RDDari tabel 4.1 responden RD tekanan darah sebelum senam yaitu 110/70 mmHg dan setelah senam yaitu 140/80 mmHg yang menunjukkan responden RD normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga) dan usia. Semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan darah hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Dilihat dari hasil pengamatan pada responden RD didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 82 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 105 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 25 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa %CVL responden RD yaitu 25% yang artinya tidak terjadi kelelahan pada RD. Dari %CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden RD sebesar 5,5 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 1,1 liter/min yang berarti responden RD beban kerjanya tergolong sedang karena denyut nadi kerja responden RD diatas 100 denyut/menit yaitu 105 denyut/menit. Responden RD yang berusia 45 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang sedang. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden RD, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat.4.2.3 Pembahasan Responden EKDari tabel 4.1 responden EK tekanan darah sebelum senam yaitu 120/80 mmHg dan setelah senam yaitu 130/90 mmHg yang menunjukkan tekanan darah responden EK tergolong normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga). Dilihat dari hasil pengamatan pada responden EK didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 62 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 124 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 43 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa %CVL responden EK yaitu 43% yang artinya diperlukan perbaikan pada EK. Dari %CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden EK sebesar 7,4 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 1,4 liter/min yang berarti responden EK beban kerjanya tergolong sedang karena denyut nadi kerja responden EK diatas 100 denyut/menit yaitu 124 denyut/menit. Responden EK yang berusia 19 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang sedang. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden EK, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat.4.2.4 Pembahasan Responden YNDari tabel 4.1 responden YN tekanan darah sebelum senam yaitu 120/80 mmHg dan setelah senam yaitu 130/90 mmHg yang menunjukkan tekanan darah responden YN tergolong normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga). Dilihat dari hasil pengamatan pada responden YN didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 66 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 92 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 20 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa %CVL responden YN yaitu 20% yang artinya tidak terjadi kelelahan pada YN. Dari %CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden YN sebesar 4,5 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 0,9 liter/min yang berarti responden YN beban kerjanya tergolong light (ringan) karena denyut nadi kerja responden YN masih dibawah 100 denyut/menit. Responden YN yang berusia 22 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang sedang. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden YN, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat walaupun peningkatan denyut nadinya masih dibatas normal.4.2.5 Pembahasan Responden NNDari tabel 4.1 responden NN tekanan darah sebelum senam yaitu 100/60 mmHg dan setelah senam yaitu 110/70 mmHg yang menunjukkan tekanan darah responden NN tergolong normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga). Peningkatan tekanan darah pada responden NN ini hanya sedikit. Hal tersebut bisa jadi dikarenakan responden NN saat melakukan olahraga banyak berhenti untuk beristirahat.Dilihat dari hasil pengamatan pada responden NN didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 83 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 101 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 19 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa %CVL responden NN yaitu 19% yang artinya tidak terjadi kelelahan pada NN. Dari %CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden NN sebesar 5,1 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 1,02 liter/min yang berarti responden NN beban kerjanya tergolong sedang karena denyut nadi kerja responden NN diatas 100 denyut/menit yaitu 101 denyut/menit. Responden NN yang berusia 43 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang sedang. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden NN, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat.4.2.6 Pembahasan Responden RNDari tabel 4.1 responden RN tekanan darah sebelum senam yaitu 110/70 mmHg dan setelah senam yaitu 120/80 mmHg yang menunjukkan tekanan darah responden RN tergolong normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga). Dilihat dari hasil pengamatan pada responden RN didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 64 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 90 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 19 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa %CVL responden RN yaitu 19% yang artinya tidak terjadi kelelahan pada RN. Dari %CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden RN sebesar 4,4 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 0,8 liter/min yang berarti responden RN beban kerjanya tergolong light (ringan) karena denyut nadi kerja responden RN masih dibawah 100 denyut/menit. Responden RN yang berusia 19 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang sedang. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden RN, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat walaupun peningkatan denyut nadinya masih dibatas normal.4.2.7 Pembahasan Responden NDDari tabel 4.1 responden ND tekanan darah sebelum senam yaitu 120/80 mmHg dan setelah senam yaitu 140/90 mmHg yang menunjukkan tekanan darah responden ND tergolong normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga) dan usia. Semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan darah hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Dilihat dari hasil pengamatan pada responden ND didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 72 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 112 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 41 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa %C VL responden ND yaitu 41% yang artinya diperlukan perbaikan pada ND. Dari % CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden ND sebesar 6,2 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 1,2 liter/min yang berarti responden ND beban kerjanya tergolong sedang karena denyut nadi kerja responden ND diatas 100 denyut/menit. Responden ND yang berusia 50 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang sedang. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden ND, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat.4.2.8 Pembahasan Responden HNDari tabel 4.1 responden HN tekanan darah sebelum senam yaitu 110/70 mmHg dan setelah senam yaitu 130/80 mmHg yang menunjukkan tekanan darah responden HN tergolong normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga) dan usia. Semakin bertambah usia, semakin bertambah pula tekanan darah hal ini disebabkan oleh berkurangnya elastisitas pembuluh darah. Dilihat dari hasil pengamatan pada responden HN didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 70 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 103 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 32 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa % CVL responden HN yaitu 32% yang artinya diperlukan perbaikan pada HN. Dari % CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden HN sebesar 5,3 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 1,06 liter/min yang berarti responden HN beban kerjanya tergolong sedang karena denyut nadi kerja responden HN diatas 100 denyut/menit. Responden HN yang berusia 47 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang sedang. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden HN, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat.4.2.9 Pembahasan Responden YIDari tabel 4.1 responden YI tekanan darah sebelum senam yaitu 90/60 mmHg dan setelah senam yaitu 110/90 mmHg yang menunjukkan tekanan darah responden YI tergolong normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga). Dilihat dari hasil pengamatan pada responden YI didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 63 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 115 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 38 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa %CVL responden YI yaitu 38% yang artinya diperlukan perbaikan pada YI. Dari %CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden YI sebesar 6,5 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 1,3 liter/min yang berarti responden YI beban kerjanya tergolong sedang karena denyut nadi kerja responden YI diatas 100 denyut/menit. Responden YI yang berusia 20 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang sedang. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden YI, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat.4.2.10 Pembahasan Responden NLDari tabel 4.1 responden NL tekanan darah sebelum senam yaitu 120/70 mmHg dan setelah senam yaitu 130/70 mmHg yang menunjukkan tekanan darah responden NL tergolong normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga). Dilihat dari hasil pengamatan pada responden NL didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 78 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 107 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 27 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa %CVL responden NL yaitu 27% yang artinya tidak terjadi kelelahan pada NL. Dari %CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden NL sebesar 5,7 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 1,1 liter/min yang berarti responden NL beban kerjanya tergolong sedang karena denyut nadi kerja responden NL diatas 100 denyut/menit (normal). Responden NL yang berusia 35 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang sedang. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden NL, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat.4.2.11 Pembahasan Responden NIDari tabel 4.1 responden NI tekanan darah sebelum senam yaitu 110/70 mmHg dan setelah senam yaitu 120/70 mmHg yang menunjukkan tekanan darah responden NI tergolong normal. Berdasarkan teori yang ada salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik (olahraga). Dilihat dari hasil pengamatan pada responden NI didapat denyut nadi istirahat (sebelum senam) yaitu 69 denyut/menit dan denyut nadi kerja (setelah senam) yaitu 122 denyut/menit. Didapat perhitungan % CVL sebagai berikut: %CVL = %CVL = 41 %Dari hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa %CVL responden NI yaitu 41% yang artinya diperlukan perbaikan pada NI. Dari %CVL tersebut kita bisa mengetahui energy expenditure pada responden NI sebesar 7,2 cal/min dan konsumsi oksigennya sebesar 1,4 liter/min yang berarti responden NI beban kerjanya tergolong sedang karena denyut nadi kerja responden NI diatas 100 denyut/menit. Responden NI yang berusia 22 tahun menunjukkan apabila melakukan aktivitas berupa senam akan terjadi beban kerja yang sedang. Berdasarkan teori yang ada apabila seseorang melakukan aktivitas maka tekanan darah dan denyut nadi semakin meningkat. Terbukti pada responden NI, dimana tekanan darah dan denyut nadinya meningkat.4.2.12 Pembahasan Pada Seluruh Responden (11 orang)Berdasarkan teori bahwa pengukuran denyut nadi selama bekera merupakan suatu metode untuk menilai Cardiovascular Strain. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan pembebanan, baik yang berasal dari pembebanan mekanik, fisik maupun kimiawi dan beban kerja fisik ditentukan oleh jumlah otot yang terlibat dalam beban statis. Waktu sebelum kerja (rest) kecepatan denyut jantung dalam keadaaan konstan / stabil dan waktu selama bekerja (work) kecepatan denyut jantung dalam keadaan cenderung naik. Semakin lama waktu kerja yang dilakukan maka makin banyak energi yang keluar sehingga kecepatan denyut jantung bertambah cepat naik serta waktu setelah bekerja / waktu pemulihan / recovery kecepatan denyut jantung dalam keadaan cenderung turun. Kondisi kerja yang lama maka perlu dibutuhkan waktu istirahat yang digunakan untuk memulihkan energi kita terkumpul kembali setelah mencapai titik puncak kelelahan.Berdasarkan tabel 4.2, didapatkan bahwa sebanyak 6 responden (55%) tidak terjadi kelelahan pada saat dilakukan senam dan sebanyak 5 responden (45%) mengalami kelelahan pada saat dilakukan senam sehingga diperlukan perbaikan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas dan lama kerja, sikap kerja, ukuran tubuh dan kondisi psikis. Dari 11 responden, 5 adalah laki-laki dan 6 responden perempuan. Diantara 11 responden tersebut tidak ada yang bawaan mengalami hipertensi. Rata-rata semua responden mengalami kenaikan darah setelah senam pada tekanan sistol dan diastole sekitar 10-30 mmHg. Kenaikan tekanan darah disebabkan karena aktivitas tubuh yaitu senam yang membutuhkan energi lebih banyak. Dan juga dari 11 responden tersebut diperoleh persentase sekitar 27% tergolong beban kerja ringan yang denyut nadi kerjanya dibawah 100 denyut/menit.

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanSetelah melakukan Tugas Pengenalan Profesi Pemeriksaan tekanan darah dan nadi sebelum dan sesudah senam di KIF park, maka dapat disimpulkan sebagai berikut1. Waktu selama bekerja/senam (work) kecepatan denyut nadi dalam keadaan cenderung naik. 2. Waktu selama bekerja/senam (work) tekanan darah cenderung naik.3. Semakin lama waktu kerja yang dilakukan maka makin banyak energi yang keluar sehingga kecepatan denyut jantung bertambah cepat naik serta waktu setelah bekerja / waktu pemulihan / recovery kecepatan denyut jantung dalam keadaan cenderung turun.4. Terdapat 6 responden tidak terjadi kelelahan dan 5 responden mengalami kelelahan pada saat melakukan senam sehingga diperlukan perbaikan. Hal ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu usia, jenis kelamin, keadaan kesehatan, riwayat kesehatan, intensitas dan lama kerja, sikap kerja, ukuran tubuh dan kondisi psikis.

5.2 Saran1. Usahakan pengukuran tekanan darah maupun denyut nadi dilakukan seteliti mungkin agar mendapat hasil akurat.2. Berusaha untuk lebih meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Burnside, John W.1995.Diagnosis Fisik Edisi 17.Jakarta:EGC

Martuti, A.2009. Hipertensi Merawat dan Menyembuhkan Penyakit Tekanan Darah Tinggi. Bantul: Kreasi Kencana Perum Sidorejo Bumi Indah (S BI)

Ronny, Setiawan dan Fatimah Sari, 2010.Fisiologi kardiovaskular. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G. Bare.2001.Keperawatan Medikal Bedah2,Edisi 8. Jakarta : EGC

The Joint National Committee on Prevention,Detection,Evaluation and Treatment of High Blood Pressure.1997.The sixth of the joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment oh High Blood Pressure.Arch Intern Med;157;2413-46. www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/jnc7full.pdf. Diakses pada tanggal 27 Maret 2015

UPK UMP.2013.Buku Pedoman Akademik : FK UMP.

UPK UMP.2013.Modul Pembelajaran FK UMP : FK UMP.

Wiryo, Hananto.2002.Peningkatan Gizi Bayi dan Anak. Jakarta: Sagung Seto.

Wiryowidagdo, Sudjaswadi dan M. Sitanggang.2008. Tanaman Obat untuk Penyakit Jantung, Darah Tinggi dan Kolesterol.Jakarta:Agromedia.

LAMPIRAN

31 | Laporan Tugas Pengenalan Profesi Blok V