penatalaksanaan vitiligo

7
Penatalaksanaan Vitiligo Prinsip penatalaksanaan pada vitiligo yaitu repigmentasi dan menstabilkan proses depigmentasi. 1 Proses repigmentasi yang dimaksud yaitu membentuk cadangan baru melanosit yang diharapkan akan tumbuh dalam kulit dan menghasilkan pigmen melanin. Ada banyak pilihan terapi yang dapat memberikan hasil cukup memuaskan pada sebagian besar pasien. Walaupun begitu, pengobatan vitiligo membutuhkan waktu, karena sel yang baru terbentuk akan berproliferasi dan bermigrasi ke daerah yang mengalami depigmentasi. 2 Metode pengobatan vitiligo dapat dibagi atas: A. Pengobatan secara umum yaitu: 1. Memberikan keterangan mengenai penyakit, pengobatan yang diberikan dan menjelaskan perkembangan penyakit selanjutnya kepada penderita maupun orangtua. 1 2. Penggunaan tabir surya pada daerah yang terpapar sinar matahari. Melanosit merupakan pelindung alami terhadap sinar matahari yang tidak dijumpai pada penderita vitiligo. Penggunaan tabir surya mempunyai beberapa alasan yaitu: Kulit yang mengalami depigmentasi lebih rentan terhadap sinar matahari dan dapat mengakibatkan timbulnya kanker kulit. Trauma yang diakibatkan sinar matahari selanjutnya dapat memperluas daerah depigmentasi (Koebner phenomeno).

Upload: yunita-manurung

Post on 08-Aug-2015

196 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penatalaksanaan Vitiligo

Penatalaksanaan Vitiligo

Prinsip penatalaksanaan pada vitiligo yaitu repigmentasi dan menstabilkan proses depigmentasi.1 Proses

repigmentasi yang dimaksud yaitu membentuk cadangan baru melanosit yang diharapkan akan tumbuh dalam

kulit dan menghasilkan pigmen melanin. Ada banyak pilihan terapi yang dapat memberikan hasil cukup

memuaskan pada sebagian besar pasien. Walaupun begitu, pengobatan vitiligo membutuhkan waktu, karena sel

yang baru terbentuk akan berproliferasi dan bermigrasi ke daerah yang mengalami depigmentasi.2

Metode pengobatan vitiligo dapat dibagi atas:

 

A. Pengobatan secara umum yaitu:

 

1. Memberikan keterangan mengenai penyakit, pengobatan yang diberikan dan menjelaskan

perkembangan penyakit selanjutnya kepada penderita maupun orangtua.1

2. Penggunaan tabir surya pada daerah yang terpapar sinar matahari. Melanosit merupakan pelindung alami

terhadap sinar matahari yang tidak dijumpai pada penderita vitiligo. Penggunaan tabir surya mempunyai

beberapa alasan yaitu:

Kulit yang mengalami depigmentasi lebih rentan terhadap sinar matahari dan dapat mengakibatkan

timbulnya kanker kulit.

Trauma yang diakibatkan sinar matahari selanjutnya dapat memperluas daerah depigmentasi

(Koebner phenomeno).

Pengaruh sinar matahari dapat mengakibatkan daerah kulit normal menjadi lebih gelap.

Dianjurkan menghindari aktivitas diluar rumah pada tengah hari dan menggunakan tabir surya yang

dapat melindungi dari sinar UVA dan UVB.

3. Kamuflase kosmetik 

Tujuan penggunaan kosmetik yaitu menyamarkan bercak putih sehingga tidak terlalu kelihatan.3

 

B. Repigmentasi vitiligo, dapat dilakukan dengan berbagai cara dan melihat usia penderita yaitu:

1. Usia dibawah 12 tahun

a. Steroid topikal

Page 2: Penatalaksanaan Vitiligo

Penggunaan steroid diharapkan dapat meningkatkan mekanisme pertahanan terhadap autodestruksi

melanosit dan menekan proses immunologis. Steroid topikal merupakan bentuk pengobatan yang paling

mudah. Steroid yang aman digunakan pada anak adalah yang potensinya rendah. Respon pengobatan

dilihat minimal 3 bulan.

b. Tacrolimus topical

Berdasarkan penelitian tacrolimus topikal 0.1% dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif vitiligo

pada anak. Tacrolimus merupakan suatu immunosupressor yang poten dan selektif. Mekanisme kerja

berdasarkan inhibisi kalsineurin yang menyebabkan supresi dari aktivasi sel T dan inhibisi pelepasan

sitokin. Berdasarkan penelitian, penggunaan tacrolimus topical 0.1% memberikan hasil yang baik pada

daerah wajah dan memiliki efek samping yang lebih minimal dibandingkan dengan steroid topikal poten

yaitu adanya rasa panas atau terbakar dan rasa gatal, namun biasanya menghilang setelah beberapa hari

pengobatan.3

c. PUVA topikal

Diindikasikan pada anak yang berusia lebih dari 10 tahun dengan vitiligo tipe lokalisata atau pada lesi

yang luasnya kurang dari 20% permukaan tubuh. Digunakan cream atau solution Methoxsalen (8-

Methoxypsoralen, Oxsoralen) dengan konsentrasi 0,1-0,3% kemudian dioleskan 12-30 menit sebelum

pemaparan pada lesi yang depigmentasi. Pemaparan menggunakan UV-A dan dapat juga menggunakan

sinar matahari. Lamanya pemaparan pada awal pengobatan selama 5 menit pada pengobatan berikutnya

dapat ditambahkan 5 menit dan maksimum selama 15-30 menit. Pengobatan diberikan satu atau dua kali

seminggu, tetapi tidak dalam 2 hari berturut-turut. Setelah selesai pemaparan, daerah tersebut dicuci

dengan sabun dan dioleskan tabir surya. Efek samping yang dapat timbul adalah photoaging, reaksi

fototoksik dan penggunaan yang lama dapat meningkatkan timbulnya resiko kanker kulit. Respon

pengobatan dilihat selama 3-6 bulan.4

2. Usia lebih dari 12 tahun

a. Sistemik PUVA

Indikasi penggunaan sistemik psoralen dengan pemaparan UV-A yaitu pada vitiligo tipe generalisata.

Obat yang digunakan yaitu Methoxsalen (8-MOP, Oxsolaren), bekerja dengan cara menghambat mitosis

yaitu dengan berikatan secara kovalen pada dasar pyrimidin dari DNA yang difotoaktivasi dengan UV-A

dengan dosis yang diberikan 0,2-0,4 mg/kg/BB/oral, diminum 2 jam sebelum pemaparan. Lamanya

pemaparan pada awal pengobatan selama 5 menit, pada pengobatan berikutnya dapat ditambahkan 5

Page 3: Penatalaksanaan Vitiligo

menit sehingga dicapai eritema ringan dan maksimum 30 menit. Terapi ini biasanya diberikan satu atau

dua kali seminggu tetapi tidak dilakukan 2 hari berturut-turut. Efek samping yang dapat timbul yaitu

mual, muntah, sakit kepala, kulit terbakar dan meningkatnya resiko terjadinya kanker kulit. Penderita

mendapat pengobatan dengan psoralen secara sistemik, sebaiknya sewaktu dilakukan pemaparan

menggunakan kacamata pelindung terhadap sinar matahari hingga sore hari, untuk menghindari

terjadinya toksisitas pada mata. Terapi dilanjutkan minimum 3 bulan untuk menilai respon pengobatan.3

b. Terapi Bedah

Pasien dengan area vitiligo yang tidak luas dan aktivitasnya stabil, dapat dilakukan transplantasi secara

bedah, yaitu:4

Autologous skin graft 

Sering dilakukan pada pasien dengan bercak depigmentasi yang tidak luas. Tehnik ini menggunakan

jaringan graft yang berasal dari pasien itu sendiri dengan pigmen yang normal, yang kemudian akan

dipindahkan ke area depigmentasi pada tubuh pasien itusendiri.

Suction Blister 

Prosedur teknik ini yaitu dibentuknya bula pada kulit yang pigmentasinya normal menggunakan vakum

suction dengan tekanan 150 Hg ataupun menggunakan alat pembekuan. Kemudian atap bula yang

terbentuk dipotong dan dipindahkan ke daerah depigmentasi.

c.  Depigmentasi

Terapi ini merupakan pilihan pada pasien yang gagal terapi PUVA atau pada vitiligo yang luas dimana

melibatkan lebih dari 50% area permukaan tubuh atau mendekati tipe vitiligo universal. Pengobatan ini

menggunakan bahan pemutih seperti 20% monobenzyl ether dari hydroquinone (benzoquin 20%), yang

dioleskan pada daerah normal (dijumpai adanya melanosit). Dilakukan sekali atau dua kali sehari. Efek

samping yang utama adalah timbulnya iritasi lokal berupa kemerahan ataupun timbul rasa gatal. Bahan

ini bersifat sitotoksik terhadap melanosit dan menghancurkan melanosit. Depigmentasi bersifat permanen

dan irreversibel.

d. Tatto (Mikropigmentasi)

Tatto merupakan pigmen yang ditanamkan dengan menggunakan peralatan khusus yang bersifat

permanen. Teknik ini memberikan respon yang terbaik pada daerah bibir dan pada daerah yang berkulit

gelap.3

 

Page 4: Penatalaksanaan Vitiligo

Gambar 1. Algoritma penatalaksanaan vitiligo2

Prognosis Vitiligo

Vitiligo merupakan penyakit kronis dan prognosis vitiligo cukup beragam. Perkembangan penyakit vitiligo sulit

diramalkan, dimana lesi depigmentasi dapat menetap, meluas atau bahkan mengalami repigmentasi. Biasanya

perkembangan penyakit vitiligo bertahap dan pengobatan dapat mencegah menetapnya lesi seumur hidup pada

penderita. Perkembangan lesi depigmentasi sering kali responsif pada masa awal pengobatan. Repigmentasi

spontan terjadi pada 10-20% penderita walaupun secara kosmetik hasilnya kurang memuaskan. Pengobatan

vitiligo yang disesuaikan dengan penyakit yang mendasarinya seperti penyakit tiroid tidak berpengaruh pada

prognosis vitiligo.1

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Alain Taïeb and Mauro Picardo. 2009. Vitiligo. Dalam: The New England Journal of Medicine

Page 5: Penatalaksanaan Vitiligo

2. Halder RM dan Taliaferro SJ. 2008. Vitiligo. Dalam: Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI,

Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Penyunting: Fitzpatrick’s Dermatology in General

Medicine, 7th ed., New York: Mc Graw Hill 616-622.

3. Torello Lotti, Alessia G., Fabio Z., Roberto C., and Silvia M. 2008. Vitiligo: New and

Emerging Treatments. Dalam: Dermatologic Therapy, Vol. 21, United States.

4. Nawaf Al-Mutairi and Osama Nour-Eldin. 2003. Vitiligo Treatment Update Review

Article. Dalam: The Gulf Journal of Dermatology Volume 10, No.2.