penerapan value engineer

184
 UNIVERSITAS INDONESIA PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI BIAYA PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG BERKONSEP GREEN BUILDING (STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI) SKRIPSI SRI PUJI LESTARI 0706163501 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL DEPOK JULI 2011 Penerapa n value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

Upload: ricky-kristo-ngantung

Post on 14-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 1/184

 

UNIVERSITAS INDONESIA

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI

BIAYA PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG BERKONSEP

GREEN BUILDING

(STUDI KASUS : PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNGMENTERI)

SKRIPSI

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 2/184

SKRIPSI

 

NO. SKRIPSI: /021/FT.01/SKRIP/07/20011

UNIVERSITAS INDONESIA

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI BIAYA

PADA PROYEK BANGUNAN GEDUNG BERKONSEP GREEN

 BUILDING

(STUDI KASUS: PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI)

SKRIPSI

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 3/184

 

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah karya saya sendiri,

dan semua sumber, baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar. 

 Nama : Sri Puji Lestari

 NPM : 0706163501

Tanda tangan :

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 4/184

 

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

 Nama : Sri Puji Lestari NPM : 0706163501

Program Studi : Teknik Sipil

Judul Skripsi : Penerapan Value Engineering Untuk Efisiensi BiayaPada Proyek Bangunan Gedung Berkonsep Green

 Building (studi kasus: Proyek Pembangunan Gedung

Menteri)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi

dalam mencapai GelarSarjana Teknik pada Program Studi Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI :

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 5/184

 

VALIDATION SHEET

This thesis has been submitted by:

 Name : Sri Puji Lestari

Student Number : 0706163501

Study Program : Civil EngineeringTitle : Application of Value Engineering for Cost

Efficiency on Green Building Construction Project(case study : Building of Ministry Construction

Project)

It has been successfully defended before the Council of Examiners and was

accepted as part of the requirements necessary to obtain a Bachelor of

Engineering degree in Civil Engineering Program, Faculty of Engineering,

University of Indonesia.

BOARD OF EXAMINERS

Adviser : M. Ali Berawi, M. Eng.Sc, Ph.D ( )

Examiner : Ir. Bambang Setiadi ( )

E i I S t S i di M Si ( )

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 6/184

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan

rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan

dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Saya

menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa

 perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk

menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih

kepada:

(1) Bapak M. Ali Berawi,M.Eng.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing yang

telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya

dalam penyusunan skripsi ini.

(2) Ir Bambang Setiadi dan Ir. Setyo Supriyadi, M.Si selaku dosen penguji.

(3) Bapak dan Ibu Dosen Teknik Sipil Universitas Indonesia atas berbagai

arahan yang diberikan baik secara langsung maupun tidak langsung.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 7/184

 

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di

 bawah ini :

 Nama : Sri Puji Lestari

 NPM : 0706163501Program Stu : Teknik Sipil

Departemen : Teknik Sipil

Fakultas : Teknik

Jenis karya : Skripsi

demi kepentingan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneklusif   (Non-exclusif Royalty-

 Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Penerapan Value Engineering Untuk Efisiensi Biaya Pada Proyek Bangunan

Gedung Berkonsep Green Building (studi kasus: Proyek Pembangunan Gedung

Menteri)

b t k t d (jik i l k ) D H k B b R lti

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 8/184

 

ABSTRAK

 Nama : Sri Puji LestariProgram Studi : Teknik Sipil

Judul : Penerapan Value Engineering Untuk Efisiensi BiayaPada Proyek Bangunan Gedung Berkonsep Green

 Building (studi kasus: Proyek Pembangunan Gedung

Menteri)

Green building adalah konsep bangunan ramah lingkungan yang merupakan salah

satu bentuk respon dunia mengenai kondisi lingkungan saat ini. Meskipun

demikian, masih banyak anggapan bahwa konsep bangunan ramah lingkungan ini

mahal sehingga masih sedikit owner yang menerapkan konsep ini pada bangunanmereka. Pada penelitian ini dilakukan studi value engineering  (VE) untuk

mendapatkan biaya yang optimal pada bangun green building. VE pada penelitian

ini dilakukan pada system pengkondisian udara dengan fokus penelitian adalah pada pemilihan refrigerant ramah lingkungan untuk menggantikan refrigerant

r134a yang tidak ramah lingkungan karena dapat menyebabkan pemanasan global.

Hasil dari penelitian adalah sistem pengkondisian udara yang lebih ramah

lingkungan dan efisien terhadap biaya.

K t k i

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 9/184

 

ABSTRACT

 Name : Sri Puji LestariStudy Programe : Teknik Sipil

Title : Application of Value Engineering For Cost Efficiencyon Green Building Concept Project (case study: Ministry

Building Construction Project)

Green building is the concept of environmentally friendly building, which is

one form of response the world about the current enviromental conditions.

 Nevertheless, there are many assuming that enviromentally friendly building

concept is still expensive so only many owners who apply this concept in their

 building. In this study, Value Engineering (VE) was used to obtain the optimalcost for green building. VE in this study was conducted on air conditioning

system. Focus in this reasearch is the selection of environmentally friendly

rerigerants to replace refrigerant R134a which less sustainable for enviroment because it can cause global warming. The result are air conditioning system that

enviromentally friendly and efficient of cost.

Keyword :

Value Engineering, Green Building, Refrigerant

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 10/184

 

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................... iv

ABSTRAK ................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1  Latar Belakang Masalah .................................................. 1

1.2  Perumusan Permasalahan ................................................ 4

1.2.1  Deskripsi Permasalahan ....................................... 4

1 2 2 Si ifik i M l h 5

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 11/184

 

2.3 Green Building Konsep Gedung

Berwawasan Lingkungan .................................................. 16

2.3.1 Sejarah Green Building ............................................ 17

2.3.2 Definisi Green Building ............................................ 18

2.3.3 Prinsip Green Building ............................................. 20

2.3.4 LEED ....................................................................... 22

2.3.5 Greenship Rating Tools ............................................. 23

2.3.6 Perkembangan Green Building Di Indonesia ............. 24

2.4 Value Engineering ............................................................. 25

2.4.1 Sejarah Dan Filosofi VE ........................................... 25

2.4.2 Definisi Dan Konsep Nilai (Value) ........................... 26

2.4.3 Definisi VE .............................................................. 29

2.4.4 Alasan – Alasan Untuk Unnecessary Cost................. 32

2.4.5 Elemen – Elemen Penting Dalam VE........................ 34

2.4.6 Metodelogi Value Engineering .................................. 35

2.4.6.1 Metodologi Baku Value Engineering ............ 35

2 4 7 P k b V l E i i Di I d i 48

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 12/184

 

3.5.4 Tahap Evaluasi ........................................................... 59

3.5.5 Tahap Pengembangan ................................................. 62

3.5.6 Tahap Presentasi......................................................... 63

3.6 Alur Penelitian .................................................................... 64

3.7 Kesimpulan ......................................................................... 65

BAB 4 ANALISIS DATA

4.1  Tahap Informasi ................................................................ 66

4.1.1 Mengumpulkan Informasi ......................................... 66

4.1.2 Gambaran Umum Proyek ......................................... 66

4.1.3 Biaya Keseluruhan Proyek ........................................ 70

4.1.4 Pengujian Hukum Pareto .......................................... 70

4.1.5 Pemilihan Pekerjaan ................................................. 74

4.2 Tahap Analisis Fungsi ....................................................... 75

4.2.1 Analisis Fungsi ......................................................... 75

4.2.2  FAST Diagraming .................................................. 77

4 3 T h K i 79

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 13/184

 

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1  Strategi pemilihan metode ...................................................... 52

Tabel 3.2  Contoh Pembagian Poin ......................................................... 60

Tabel 3.3  Point Sharing Matrix .............................................................. 61

Tabel 3.4  Contoh Tabel Untuk Analisis Decision Matrix ....................... 62

Tabel 4.1 Rekapitulasi Biaya ................................................................. 76

Tabel 4.2  Hasil Pengujian Pareto Keseluruhan Biaya Proyek ................. 71

Tabel 4.3  Hasil Pareto Pekerjaan Arsitektur Gedung Menteri ................. 72

Tabel 4.4  Pareto Pekerjaan M/E Gedung Menteri................................... 73

Tabel 4.5  Tabel Identifikasi Fungsi Dasar Pekerjaan MVAC ................. 75

Tabel 4.6  Fungsi Pendukung .................................................................. 76

Tabel 4.7  Analisis Keuntungan dan Kerugian Refrigerant

Hidrokarbon ........................................................................... 81

Tabel 4.8  Analisis Keuntungan dan Kerugian Refrigerant Amonia ........ 82

Tabel 4.9  Analisis Keuntungan dan KerugianRefrigerant Air ................. 82

T b l 4 10 Al k i P i H il W 84

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 14/184

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 :Tingkat distribusi CO2 per kapita di dunia .............................. 13

Gambar 2.2. Digram Impor Energi dari Tahun 1993 – 2004 ........................ 13

Gambar 2.3. Diagram Konsumsi Energi oleh Bangunan .............................. 15

Gambar 2.4. Diagram Konsumsi Air oleh Bangunan ................................... 15

Gambar 2.5. Diagram Konsumsi Kayu oleh Bangunan ................................ 16

Gambar 2.6. Diagram Flow Proses Studi nilai  ............................................ 35

Gambar 3.1 Alur Penelitian ......................................................................... 64

Gambar 4.1. Grafik Pareto Keseluruhan Biaya Proyek ................................. 71

Gambar 4.2. Diagram Biaya Tiap-Tiap Pekerjaan ........................................ 72

Gambar 4.3 Grafik Hasil Pareto Pekerjaan Arsitektur Gedung Menteri ........ 73

Gambar 4.4 Grafik Hasil Pareto Pekerjaan M/E Gedung Menteri................. 74

Gambar 4.5 FAST Diagram Untuk sistem Pengkondisian Udara ................. 77

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 15/184

 

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Hasil Wawancara

Lampiran 2 Analisa Biaya

Lampiran 3 Rencana Anggaran Biaya Proyek

Lampiran 4 Hasil Wawancara untuk Validasi Hasil

Lampiran 5 Form Revisi

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 16/184

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG MASALAH

Green building  atau yang dikenal sebagai sustainable building merupakan

 bangunan yang dikenal ramah terhadap lingkungan dan efisien terhadap sumber

daya. Dimana efisiensi ini melalui siklus hidup bangunan (building’s life cycle)

mulai dari desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan pembongkaran

(Fincher,2010). Penerapan Konsep Green building  pada sebuah bangunan

 bertujuan untuk mengurangi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan. Hal

ini disebabkan bangunan tersebut menggunakan lahan, mengkonsumsi energi dan

air, serta merubah udara dan atmosfer dalam jumlah yang besar. Selain itu,

menurut  press release  yang dikeluarkan oleh GBCI (Green Building Counsil

 Indonesia) pada tanggal 30 September 2010, bangunan gedung, baik dalam proses

 pembangunan dan pengoperasiannya menimbulkan dampak terhadap lingkungan

l i D k d i b d l k 30% i i CO2

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 17/184

2

Saat ini negara-negara seperti Amerika Serikat, Eropa Barat, Kanada, dan

Jepang memiliki konstribusi yang sangat besar dalam emisi gas rumah kaca.

Situasi tersebut akan berubah secara drastis dalam waktu dekat. Pertumbuhan

 penduduk di China, India, sebagian Asia, Brazil, dan Rusia menyebabkan

 pertumbuhan emisi CO2  bertambah dengan cepat. Hal inilah yang membuatnya

sangat penting bahwa seluruh dunia berpartisipasi dalam mengurangi “carbon

 footprint ” (dampak terhadap lingkungan yang berhubungan dengan jumlah

 produksi gas rumah kaca, ukuran dalam unit karbon dioksida) peradaban kota

lebih dari 30 tahun ke depan (Yudelson, 2007). Jika kita tidak fokus pada green

building, maka kita tidak akan memiliki kesempatan untuk mencegah terjadinya

 perubahan iklim global.

Konsep green building  didorong menjadi trend dunia bagi pengembang

 properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan menjadi keharusan di dunia properti

saat ini. Hal ini dikarenakan bangunan ramah lingkungan mempunyai konstribusi

menahan laju pemasanan global dengan membenahi iklim mikro (Feriadi, 2008).

Poin terbesar dalam konsep ini adalah penghematan air dan energi serta

b d b k B “hij ” d ki j b

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 18/184

3

Konsep green building  juga mulai diterapkan di Indonesia. Namun

demikian, di Indonesia masih membutuhkan edukasi panjang mengenai konsep

ini. Di Indonesia bahkan muncul anggapan bahwa proyek bangunan ramah

lingkungan itu mahal, sulit, dan tidak  feasible  secara bisnis ( Bangunan, 2008).

Untuk menanggapi hal ini maka suatu proyek bangunan ramah lingkungan harus

direncanakan dengan efisien dan optimal.

Dalam manajemen konstruksi (MK) terdapat suatu disiplin ilmu teknik sipil

yang dapat digunakan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan biaya. Ilmu

tersebut dikenal dengan nama value engineering/ rekayasa nilai. Value

engineering pertama kali muncul pada saat Perang Dunia tahun 1939-1945 (Elias,

1998). Pada masa ini, terjadi peningkatan kebutuhan yang tidak diimbangi dengan

 persediaan sumber daya yang cukup, baik sumber daya alam maupun sumber daya

manusia (Elias, 1998). Di Indonesia, value engineering  merupakan ilmu baru

dalam dunia MK, karena masuk mulai tahun 1980-an. Ilmu ini baru digunakan di

Indonesia pada tahun 1990-an dan baru digunakan pada proyek-proyek tertentu

saja (Ustoyo, 2007).

V l E i i (VE) k b h k if d k

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 19/184

4

digunakan selama perencanaan konseptual, desain, dan konstruksi untuk

mengevaluasi pilihan-pilihan yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.

Meskipun demikian melakukan VE dan menggunakan  Life-Cycle Cost Analysis 

selama perencanaan konseptual bukanlah yang biasa dilakukan. Bagaimanapun,

selama fase awal dari sebuah proyek, keputusan memiliki dampak yang sangat

 besar pada biaya dan keberlanjutan dari sebuah fasilitas yang dibuat, meliputi

keputusan yang mempengaruhi operasi, perawatan, dan pembuangan. Penerapan

VE ini akan memiliki potensi yang sangat besar dalam perkembangan

 berkelanjutan dan penghematan biaya proyek.

Analisis VE dalam penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara

 bangunan konvensional dengan bangunan green building. Setelah melakukan

analisis diharapkan dapat mengetahui bahwa penerapan VE pada bangunan green

 building akan memberikan evalusi yang tepat mengenai pilihan-pilihan berkaitan

dengan green building. 

1.2  PERUMUSAN PERMASALAHAN

P h l h k i i d i li i D i i l

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 20/184

5

demikian, masih banyak orang yang menganggap bangunan ramah lingkungan

lebih mahal jika dibandingan dengan bangunan konvensional.  Berdasarkan

deskripsi masalah ini, akan dilakukan identifikasi mengenai komponen-komponen

 biaya proyek yang dapat dioptimalkan dengan menggunakan metode VE. 

1.2.2 Signifikansi Masalah

Bangunan memiliki dampak negatif yang sangat besar terhadap lingkungan

misalnya penipisan ozon, pemanasan global, menghasilkan sampah, penipisan air,

konsumsi energi dan lain-lain. Untuk merespon kondisi ini, muncullah konsep

green building. Tetapi banyak pihak yang menganggap bahwa bangunan

 berkonsep green building  lebih mahal jika dibandingkan dengan bangunan

konvensional menyebabkan banyaknya owner yang masih enggan menerapkan

konsep ini pada bangunan mereka. Oleh karena itu, akan dilakukan studi VE

untuk mengetahui komponen biaya apa yang dapat dioptimalkan dari komponen

 biaya green building sehingga diperoleh bangunan yang lebih ramah lingkungan

dengan biaya yang optimal. 

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 21/184

6

2.  Mengetahui sejauh mana efisiensi ini bisa diterapkan pada proyek gedung

 berkonsep green building. 

1.4  BATASAN PENELITIAN

Mengingat luasnya cakupan VE dan untuk tujuan penelitian ini, maka

masalah yang ditinjau dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat bangunan

menjadi lebih ramah lingkungan dengan biaya yang seefisien mungkin. Dimana

 peninjauan biaya dilakukan menggunaka Life Cycle Cost (LCC). Peninjauan pada

 bangunan green building  ini dilakukan karena masih jarang ditemui bangunan

 berkonsep green building. Padahal jika dilihat kondisi lingkungan saat, penerapan

konsep green building akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan

akibat pembangunan gedung.

1.5  MANFAAT DAN KONSTRIBUSI

Berdasarkan tujuan penelitian, diharapkan agar hasil penelitian ini dapat

b ik f d k ib i l i

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 22/184

7

Pondasi “. Penelitian dalam skripsi ini dimaksudkan untuk menggunakan

metode VE dalam menentukan jenis pondasi dengan menggunakan tabel

 perbandingan alternatif yang telah diberi bobot berdasarkan kriteria-kriteria

yang telah ditentukan sebelumnya dan meletakkan alternatif pilihan sesuai

dengan urutan rangking.

2.  Zakki Waston Nusantara, dalam skripsinya untuk mencapai gelar sarjana

S-1 Teknik Sipil Universitas Indonesia tahun 2000, dengan judul “ Optimasi

 Biaya Struktur Pelat Lantai Dengan Metode Value Engineering (Studi

Kasus: Proyek Asrama Mahasiswa)”. Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa

optimasi biaya berdasarkan studi kasus pada proyek Asrama Mahasiswa UI

adalah dengan menggunakan metode value engineering  dengan tujuan

untuk memberikan rekomendasi jenis struktur pelat lantai mana yang

memberikan nilai terbaik antara cast in situ (pelat beton bertulang) dengan

 Hollow Core Slab ( HCS ) untuk digunakan pada proyek ini.

3.  Harry S. Tambunan dalam tesisnya untuk mencapai gelar Master pada

Universitas Indonesia tahun 2002, dengan judul “Pengaruh Penerapan

d l l h h k k h d

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 23/184

8

 biaya tersebut, proyek konstruksi bangunan gedung Bank BNI, tidak

sepenuhnya sesuai dengan hukum pareto, dimana biaya kumulatif dari 20%

aktifitas termahal tidak menunjukkan 80% biaya total proyek, melainkan

hanya berkisar 43% - 59% saja.

5.  I Wayan Soasti Mantra Yasa dalam skripsi berjudul untuk memperoleh

gelar sarjana pada Universitas Indonesia tahun 2006, dengan judul

“Penghematan biaya pada pekerjaan struktur proyek konstruksi bangunan

bertingkat tinggi dengan metode value engineering. (Studi Kasus: Proyek

Pembangunan Gedung Telekomunikasi Telkomsel)”. Dari penelitian ini

diperoleh kesimpulan bahwa kostruksi beton proyek gedung

Telekomunikasi Telkomsel merupakan item pada pekerjaan struktur yang

 berpotensi dilakukan penghematan karena memiliki bobot 74,82% dari total

 pekerjaan struktur. Biaya yang berpotensi dihemat adalah sekurang-

kurangnya 18,52% dari desain awal pekerjaan konstruksi beton.

Penghematan biaya tersebut masih berpotensi bertambah karena masih

terdapat biaya-biaya di luar usulan pengganti material, seperti meredesain

k k d i l di lk

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 24/184

9

menggumpulkan data, baik data primer maupun data sekunder dengan

metode pengumpulan data kuesioner, wawancara, pengamatan di lapangan,

dan studi literatur dengan respondennya adalah pengguna jasa (Kepala

Satker, Kepala Balai, PPK) yang melakukan kegiatan fisik di lingkungan

Departemen PU yang tersebar diseluruh Indonesia, yang diambil secara

sampling. Hasil penelitian ini adalah penerapan VE di Lingkungan

Departemen PU masih mengalami beberapa kendala, antara lain

ketersediaan regulasi penerapan VE, jumlah personil yang berkompeten

tentang teknik dan manajemen VE, serta tingkat pendidikan dan komposisi

 personil satuan kerja ditinjau dari sebaran disiplin ilmu di bidang jasa

konstruksi, yaitu memenuhi bidang arsitektur, sipil, mekanikal elektrikal,

dan tata lingkungan.

8.  Diaz Aszwita, dalam skripsinya untuk mencapai gelar Sarjana S- 1 Teknik

Sipil Universitas Indonesia tahun 2009, dengan judul ´Penerapan Value

 Engineering Pada Tahap Desain Arsitektur”. Dalam skripsi ini dilakukan

 penelitian besar penghematan yang terjadi, bila VE diterapkan pada awal

d i i k li i i i k b d k

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 25/184

10

kumulatif dari 20% aktifitas termahal menunjukkan 56%-60%. Alternatif

 pengganti pekerjaan dinding adalah pekerjaan dinding bata+plesteran dan

aci adukan 1:4 dengan tetap mempertahankan fungsi dasar. Pekerjaan ini

dapat digunakan pada proyek Gedung Gramedia Kebun Jeruk maupun pada

 proyek Gedung Telkomsel Buaran. Alternatif pengganti pekerjaan lantai

adalah lantai keramik dengan tetap mempertahankan fungsi dasar dapat

digunakan pada proyek Gedung Gramedia Kebun Jeruk maupun proyek

Gedung Telkomsel Buaran. Persentase penghematan akibat perubahan

desain pekerjaan arsitektur pada proyek Gedung Gramedia Kebun Jeruk

adalah 5,58% dan penghematan pada proyek Gedung Telkomsel Buaran

14,51% dari total biaya pekerjaan arsitektur.

10. Herry Priyatno dalam tesisnya untuk mencapai gelar master pada

Universitas Indonesia tahun 2010, dengan judul “Pengoptimalan Penerapan

Value Engineering pada Tahap Desain Bangunan Gedung di Indonesia”

Dari penelitian ini diketahuai bahwa penerapan VE pada tahap desain

 bangunan gedung di Indonesia masih belum optimal diman VE belum

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 26/184

11

kendaraan umum berupa busway. Berdasarkan analisa lebih lanjut dengan

VE direkomendasikan bahwa skenario perubahan geometri jalan merupakan

alternatif yang lebih baik.

1.7  KESIMPULAN

Dalam pelaksanaan sebuah proyek, masalah yang berkaitan dengan biaya

sering kali ditemui, apalagi untuk proyek berkonsep green building yang memang

memerlukan biaya yang lebih besar daripada pekerjaan proyek konvensional.

Oleh karena itu diperlukan perencanaan yang baik agar dalam pelaksanaan

 pekerjaan proyek, peningkatan biaya selama pelaksanaan pekerjaan dapat

diminimalisir. Salah satu caranya ialah dengan mengidentifikasi komponen-

komponen yang dapat menyebabkan pembengkakan biaya proyek sehingga dapat

dihasilkan penghematan anggaran proyek.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 27/184

BAB 2

LANDASAN TEORI MENGENAI BIAYA BANGUNAN GREEN

 BUILDING MENGGUNAKAN VALUE ENGINEERING 

2.1 ISU LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan hidup didefenisikan oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun

1982 sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk

hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

 perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain (Isral, 2008,

 p.7). Menurut V. Darsono (1995), lingkungan hidup dibagi menjadi tiga yaitu

(Irsal, 2008, p.8):

1.  Lingkungan alami, yaitu segala sesuatu yang berada disekitar manusia baik

yang hidup (flora, fauna) maupun yang tidak hidup.

2.  Lingkungan buatan, yaitu segala sesuatu yang dibuat dan dibangun oleh

manusia untuk menunjang kehidupannya (misalnya gedung,

 bendungan/irigasi, dan sebagainya)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 28/184

13

dan menyebabkan meningkatnya suhu permukaan bumi. Berikut ini gambar

distribusi gas karbondioksida:

Gambar 2.1 :Tingkat distribusi CO2 per kapita di dunia

Sumber : Prof. Dr. Michael Bauer,Peter Mösle, dan Dr. Michael Schwarz. (2007). Green

 Building – Guidebook for Sustainable Architecture (p.13) 

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 29/184

14

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa impor energi dari tahun ke tahun

terus meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi energi dari tahun ke tahun

 pun terus meningkat.

Selain pemanasan global dan konsumsi energi, isu lingkungan lainnya yang

menjadi fokus dalam green building adalah konsumsi air dan menipisnya sumber

daya alam akibat penggunaan yang berlebihan.

2.2 PERAN KONSTRUKSI BANGUNAN DALAM ISU LINGKUNGAN

(BANGUNAN DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN)

Bangunan adalah struktur yang modern dunia. Mereka menggambarkan

kecerdikan masyarakat dan kemampuan kita dalam memanipulasi lingkungan,

dalam bentuk menyajikan tujuan kita. Dalam beberapa cara, bentuk bangunan dan

fungsinya adalah cerminan dari kebudayaan manusia yang lebih besar. William

Mcdonough menggambarkan sebuah bangunan maju yang modern sebagai kapal

uap/api, mengotori, mencemari, dan menghabiskan lingkungan sekeliling, dan

mengandalkan cahaya alam dan udara segara yang jumlahnya sedikit. Orang pada

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 30/184

15

Gabungan dari konsumsi energi, air, kayu pada sebuah bangunan inilah yang

menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan di planet ini (Lenssen N. and

D.M. Roodman, 1995). Berikut ini adalah peran bangunan dalam isu lingkungan :

1.  Persentase konsumsi energi 

Gambar 2.3. Diagram Konsumsi Energi oleh Bangunan

Sumber : Roodman, D. and N. Lenssen. " A Building Evolution: How Ecology and Health

Concerns Are Transforming Construction". World Watch Paper #124, March 1995.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 31/184

16

3.  Presentase konsumsi kayu oleh bangunan

Gambar 2.5. Diagram Konsumsi Kayu oleh Bangunan

Sumber : Roodman, D. and N. Lenssen. "A Building Evolution: How Ecology and Health

Concerns Are Transforming Construction". World Watch Paper #124, March 1995.

Pada pergantian milenium, ada 81 juta bangunan yang sedang beroperasi di

Amerika dan akan meningkat sebanyak 38 juta bangunan pada tahun 2010 . Ini

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 32/184

17

Menurut penelitian yang dilakukan oleh McKinsey (2007), sebuah

 perusahaan konsultan internasional, menunjukkan bahwa perubahan dalam desain

 bangunan dan konstruksi dapat mengurangi hingga enam milyar ton emisi karbon

tiap tahunnya “melalui pengukuran dengan nol atau negatif net life cycle cost ”

(Yudelson, 2008). Jumlah ini diperlukan untuk menjaga agar emisi karbon

dibawah 450 bagian per milyar pada tahun 2030. Dengan kata lain, green building 

menghemat emisi karbon dan uang pada saat bersamaan, melalui isolasi yang

efektif, air- conditioning (AC), pencahayaan dan ukuran efisiensi energi lainnya

(Yudelson, 2008).

Revolusi green building adalah bagian dari sebuah paradigma kearah

ketahanan, sebuah realisasi pertumbuhan bahwa cara hidup saat ini, yang sebagian

 besar karena murah dan berlimpahnya bahan bakar fosil, tidak menyokong

kehidupan untuk kurun waktu jangka panjang. Revolusi green building  bekerja

untuk semua industri, dalam semua kelompok pendapatan, dan dalam semua

kelompok tingkat sosial (Yudelson, 2008).

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 33/184

18

versi dari LEED versi 2.0 yang asli dimana sejak versi 2.0 sudah ada banyak

 perubahan besar (Yuldeson, 2007). Versi terbaru dari LEED adalah versi 3.0 yang

diluncurkan pada tanggal 27 April 2009 (US Green Building Counsil, 2009).

USGBC tumbuh dengan cepat sejak tahun 1998 dimana pada saat itu hanya

memiliki 100 anggota dan pada awal tahun 2007, jumlah anggotanya lebih dari

7700 badan hukum, institusi, organisasi pemerintah dan lembaga (tidak termasuk

anggota individual) (Yuldeson, 2007). Kemudian pada tahun 2004 didirikan

Canada Green Building Council (CaGBC), yang saat ini telah memiliki angota

lebih dari 1.300 anggota dengan cabang dibeberapa provinsi. CaGBC

menggunakan sistem evaluasi LEED tetapi telah mengalami penyesuaian dengan

kondisi di Kanada. Pada tahun 2007, 225 proyek mendaftar untuk sertifikasi

standar LEED Kanada (Yuldeson,2007). Green building di Kanada tumbuh

dengan cepat, dengan spesial fokusnya pada efisiensi energi dan kualitas udara

dalam ruangan yang cocok untuk Kanada bagian utara dan iklim yang lebih

dingin.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 34/184

19

lebih dari sekedar model efisiensi sumberdaya dari konstruksi, renovasi,

operasi, pemeliharaan, dan perobohan (Aziz, 2005, p.60).

4.  Menurut  International Initiative for a Sustainable Built Environment

(ITSBE), green building adalah kesatuan bangunan yang utuh yang

mempunyai perfoma sempurna dengan parameter kunci yang mencakup

konsumsi energi, emisi, dampak ekologis dan lingkungan dalam ruangan.

Bangunan berkelanjutan adalah suatu bangunan “hijau” (green building)

yang juga mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi (Aziz, 2005, p.61).

5.  Menurut Green Building Program Austin Energy, dari Kota Austin, Texas

menyatakan bahwa green building  adalah suatu bangunan utuh dengan

 pendekatan sistem untuk disain dan teknik konstruksi yang memperkecil

dampak lingkungan dan mengurangi konsumsi energi dari bangunan yang

 berkonstribusi pada kesehatan dan produktivitas penghuninya (Aziz, 2005,

 p.61).

6.  Menurut Building Services Research and Information Association (BSRIA),

sebuah badan industri konstruksi tendensi, mendefinisikan konstruksi

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 35/184

20

- Pencegahan polusi

- Efisiensi energi

- Integrasi sistem

-  Life cycle costing

Dari definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa green building 

adalah bangunan yang berwawasan lingkungan, sehingga definisi green building 

menurut peneliti adalah sebuah konsep penilainan atas bangunan gedung yang

 berkelanjutan (sustainable building) yang ramah terhadap lingkungan, menghemat

 penggunaan bahan bakar, mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi serta

 berkonstribusi dalam peningkatan kesehatan dan produktivitas penghuninya.

Bangunan yang berkelanjutan mempertimbangkan penggunaan upaya

 penghematan dan penggunaan bahan baku ramah lingkungan. Konsep bangunan

 berkelanjutan ini mempertimbangkan penggunaan sumber daya secara bijaksana

agar bermanfaat untuk generasi sekarang dan generasi berikutnya.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 36/184

21

hijau dan eko-sistem merupakan hal yang vital untuk mendukung

kehidupan.

 b.  Konservasi dan kualitas air (Woolley, Kimmin, Paul Harrison, and Rob

Harison, 1997;MoU,2006; Fischer,2010; kats,2003;

Untuk menjaga konservasi dan kualitas air dapat dilakukan dengan

mempertahankan siklus air alami yang sudah ada. Selain itu, juga dapat

dilakukan dengan meminimalkan penggunaan yang tidak perlu dan tidak

efisien dari air minum. Sementara itu memaksimalkan daur ulang dan

 penggunaan kembali air, termasuk penggunaan air hujan, storm water , dan

gray water (air bekas kamar mandi, tidak termasuk air dari toilet).

c.  Lingkungan dan energi (Woolley, Kimmin, Paul Harrison, and Rob Harison,

1997;MoU,2006; Fischer,2010;

Kunci dari prinsip ini adalah:

-  Meminimalkan dampak yang merugikan pada lingkungan (udara, air,

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 37/184

22

e.  Sumber daya dan material  (Woolley, Kimmin, Paul Harrison, and Rob

Harison, 1997; Fischer, 2010; kats,2003; 

Kunci dari prinsip ini adalah meminimalkan penggunaan material

konstruksi yang tidak dapat diperbaharui dan sumberdaya lainnya seperti

energi dan air melalui teknik, desain, perencanaan, dan konstruksi yang

efisien dan daur ulang yang efektif dari robohan konstruksi. Selain itu juga

memaksimalkan penggunaan material daur ulang, material modern yang

efisien, dan sumberdaya komposit yang efisien terhadap bentuk struktur.

2.3.4 LEED

Menurut USBGC, LEED (Leadership in Energy and Enviromental Design)

Green Building Rating System  adalah sebuah volunter, standar nasional

 berdasarkan konsensus untuk mengembangkan prestasi yang tinggi untuk

 bangunan berkelanjutan (MAPEI, 2006, p.4). LEED memberikan pemilik

 bangunan dan operator alat yang mereka perlukan untuk merasakan dampak

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 38/184

23

Ada beberapa hal yang meliputi luasnya sebagian besar proyek LEED,

adalah sebagai berikut (Galzone, 2006):

  LEED untuk konstruksi baru, atau LEED – NC

  LEED untuk Core dan Shell (bangunan spekulatif), atau LEED- CS

  LEED Untuk interior komersial (memperbaiki sewa dan mengubah bentuk),

atau LEED – CI

  LEED untuk bangunan eksiting (meningkatkan, pengoperasian dan

 perawatan), atau LEED EB

  LEED untuk perumahan, LEED – H

  LEED Neigborhood development , LEED – ND

  LEED  Aplication Guides  (Retail, komplek bangunan/ kampus, sekolah,

 pusat kesehatan, laboratorium, penginapan)

Setiap sistem pemilihan LEED memiliki bilangan yang berbeda dari total

 point, sehingga penilaian dapat dibandingkan hanya dalam setiap sistem,

meskipun metode untuk memberi penghargaan prestasi adalah identik. Sertifikasi

LEED yang diberikan adalah sebagai berikut [22]:

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 39/184

24

tahap penilaian rating  terlebih dahulu dilakukan kajian bangunan untuk

 pemenuhan persyaratan awal penilaian (eligibilitas). Berikut ini aspek-aspek

 penilainan dalam Greenship (Green Building Counsil Indonesia, n.d):

  Tepat Guna Lahan ( Appropriate Site Development/ASD)

Pemilihan dan pembangunan tapak yang mempertimbangkan prinsip-prinsip

ekologi serta mengikuti ilmu guna lahan dan bangunan, dapat mengurangi

dampak negatif pada lingkungan lahan dan bangunan, meningkatkan

kenyamanan manusia, serta memberikan kemudahan dalam aktivitas sehari-

hari. Dengan demikian, pembangunan yang terjadi diharapkan tidak

membebani daya dukung tapak melebihi dari daya dukung maksimum.

  Efisiensi Energi & Refrigeran ( Energy Efficiency & Refrigerant/EER)

Melakukan konservasi energi dengan menyadari dampaknya terhadap

lingkungan dan menggunakan refrigeran ramah lingkungan.

  Konservasi Air (Water Conservation/WAC )

Melakukan upaya penghematan air dalam mewujudkan kesinambungan

 penyediaan air bersih untuk masa depan misalnya dengan cara lansekap

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 40/184

25

mendirikan bangunan dengan konsep ramah lingkungan. Konsep green building 

di Indonesia masih tahap awal dan memerlukan banyak sosialisasi.

Salah satu bentuk komitmen Indonesia terhadap konsep bangunan ramah

lingkungan adalah dengan didirikannya Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau

Green Building Council Indonesia  (GBCI) pada tahun 2009. GBCI melakukan

 berbagai kegiatan pendidikan masyarakat secara luas serta menyelenggarakan

Sertifikasi Bangunan Hijau di Indonesia berdasarkan perangkat penilaian yang

dikenal dengan nama Greenship.

2.4 VALUE ENGINEERING

Bagian ini terdiri dari sejarah munculnya value engineering  (VE) , definisi

tentang VE, definisi nilai, tahapan – tahapan dalam melalukan VE, serta

 perkembangan VE di Indonesia.

2.4.1 Sejarah dan filosofi VE

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 41/184

26

menarik para pengembang dan praktisi dari tools, teknik, dan proses lain menjadi

anggota SAVE, maka pada tahun 1996, nama asosiasi ini diubah menjadi ‘SAVE

 International (Priyanto, 2010). 

Dalam uraian singkat mengenai perkembangan VE yang dimuat dalam buku

standar SAVE International (2007), tersirat adanya filosofi VE yang memberi

kemudahan bagi upaya memahami konsep VE. Filosofi VE tersebut adalah

menyediakan cara pengelolaan nilai (value) dan upaya peningkatan inovasi yang

sistematik guna memberikan keunggulan daya saing bagi sebuah produk yang

akan dirakit, karena produk-produk dibeli untuk apa yang dapat mereka lakukan

(fungsi dari produk), baik melalui pekerjaan yang mereka dapat lakukan atau

kualitas estetika yang mereka sediakan (Priyanto, 2010). Untuk dapat fokus pada

 pemahaman fungsi, maka fungsi di definisikan dengan menggunakan gabungan

kata aktif   (active verb)  dan kata benda yang diukur (measure noun)  yang dapat

memberikan karakteristik manfaat dari fungsi yang dimaksud. Oleh karena itu,

metode ini menempatkan analisis fungsi sebagai pondasi kunci. Analisis fungsi

terus dikembangkan dan menjadi tool  untuk membantu individu dan tim

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 42/184

27

 Nilai (Value) ≈Fungsi / Sumber Daya

Dimana fungsi diukur dalam kinerja yang dipersyaratkan oleh pelanggan.

Sedangkan sumber daya diukur dalam jumlah material, tenaga kerja, harga,

waktu, dan nilai – nilai yang diperlukan untuk menyelesaikan fungsi tersebut.

Sementara itu, menurut Dell Isola (1997) ada 3 elemen dasar yang

diperlukan untuk mengukur sebuah nilai (value) yaitu fungsi (function), kualitas

(quality), dan biaya (cost) (Dell’ Isola). Tiga elemen ini dapat diinterprestasikan

melalui hubungan dibawah ini :

Value=Function+Quality

Cost 

Dimana ;

Function = pekerjaan tertentu yang sebuah desain/ item harus lakukan

Quality = kebutuhan, keinginan, dan harapan pemilik atau pengguna

Cost = biaya siklus hidup dari sebuah produk/ proyek

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 43/184

28

dalam sebuah kelompok, yang dibuat eksplisit untuk maksud membuat pilihan

diantara berbagai pilihan yang cocok secara fungsi (Priyanto, 2010).  Oleh karena

itu, sistem nilai yang dibuat eksplisit merupakan gambaran pada waktu tertentu

dari berbagai variabel terhadap semua keputusan yang mempengaruhi bisnis inti

atau proyek, sehingga dapat diaudit.

Berdasarkan definisi nilai diatas, Kellly et.al.,(2004) menjelaskan bahwa nilai

desain bangunan gedung dapat diuraikan dan diukur melalui beberapa komponen

 berikut ini (Priyanto, 2010):

-  Time, dari saat ini hingga selesainya proyek, titik ketika poryek berakhir

dan masuk kembali ke bisnis pelanggan inti.

-  Capital Cost (CAPEX)  adalah semua biaya yang diasosiasikan dengan

semua biaya modal dari proyek.

-  Operating Cost (OPEX)  mengacu pada semua biaya yang dikeluarkan

terkait dengan aktivitas operasional dan pemeliharaan.

-   Environment mengacu pada sejauh mana proyek-proyek tersebut

menghasilkan sebuah pendekatan simpatik terhadap lingkungan, yang

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 44/184

29

Berdasarkan definis-definisi nilai diatas, maka defini oleh Kelly et. El., yang

 paling cocok digunakan pada definisi VE dalam penerapan VE untuk efisiensi

 biaya bangunan berkonsep green building.

2.4.3 Definisi VE

Definisi VE perlu dipahami untuk memberiakan gambaran yang jelas

mengenai VE. Definisi VE tersebut antara lain sebagai berikut (Priyanto, 2010):

1.  Value Engineering (VE)  adalah aplikasi metodologi nilai (value

methodology) pada sebuah proyek atau layanan yang telah direncanakan

atau dikonsepkan untuk mencapai peningkatan nilai (value). Metodologi

nilai adalah sebuah proses sistematis yang digunakan oleh disiplin untuk

meningkatkan nilai (value)  dari sebuah pryek melalui analisa terhadap

fungsi-fungsinya. (standar SAVE, 2007). 

2.  Value Engineering (VE) adalah sebuah upaya terorganisir diarahkan pada

analisa fungsi-fungsi dari sistem, perlengkapan, fasilitas, jasa layanan dan

 jasa penyediaan untuk mencapai tujuan yang signifikan pada siklus hidup

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 45/184

30

5.  Value Engineering adalah sebuah prosedur ketat yang diarahkan pada

 pencapaian fungsi yang dibutuhkan dengan biaya minimum tanpa

mengurangi mutu, tingkat kepercayaan, kinerja dan waktu penyerahan

(delivery) (Short et al.,2007). 

6.  Value Engineering (VE) adalah pendekatan tim yang berorientasi fungsi

yang terorganisir dan terarah untuk menganalis fungsi-fungsi dari produk,

sistem, atau proses penyediaan, untuk tujuan meningkatkan nilainya (value) 

dengan mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya yang tidak

diperlukan dan mencapai kinerja yang dibutuhkan pada biaya siklus hidup

 proyek paling rendah (Fong, 1998). 

7.  Value Enginnering (VE) adalah sebuah upaya terorganisir yang diarahkan

 pada analisis fungsi dari barang-barang dan jasa-jasa layanan dengan

maksud untuk mencapai fungsi-fungsi dasar biaya total paling kecil,

konsistensi dengan pencapaian karakteristik yang diperlukan. VE adalah

sebuah proses dengan menggunakan tim dari berbagai disiplin ilmu untuk

mengkaji proyek dan menggunakan standar untuk mengidentifikasi fungsi-

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 46/184

31

Berdasarkan uraian mengenai definisi VE diatas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa VE adalah sistem penyelesaian masalah dengan berorientasi

 pada nilai (value) dan dilakukan dengan pendekatan yang sistematis, kreatif dan

terorganisir dengan pertimbangan yang cermat terhadap faktor-faktor penting, dan

 bertujuan untuk meminimalkan biaya tanpa mengurangi mutu, kegunaan, umur,

dan penampilan produk.

Menurut Leuuw (2010), dalam praktek VE, pemahaman yang kurang tepat

tentang konsep VE banyak terjadi dikalangan praktisi industri konstruksi, seperti

VE dianggap sebagai review desain, atau upaya pemotongan biaya (cost cutting),

atau sebagai upaya standarisasi (Priyanto, 2010).Berbagai pendapat para pakar

mengenai VE adalah sebagai berikut (Priyanto, 2010):

1.  VE bukan apa yang selama ini dilakukan secara rutin oleh para perencana

dan perancang denga reputasi yang bagus. VE bukan bagian dari proses

 pengambangan rencana. Upaya VE dilakukan lebih serius dibandingkan

dengan sebuah upaya review proyek/ desain. 

2.  VE bukan upaya pendekatan untuk pengurangan biaya (cost reduction). 

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 47/184

32

yang dimaksudkan untuk memasukkan beberapa perbaikan kedalam

 pekerjaan yang sudah dilakukan dengan sangat baik. 

5.  Banyak dari para perencana profesional dan kontraktor menganggap VE

sama dengan review desain (design review) dan perencana biaya (cost

 planning). Beberapa kelemahan dari review desain (desain review)  dan

 perencanaan biaya (cost planning)  (Mohd. Mazlan Haji Che Mat, 2002),

yaitu : 

a)  Tidak berorinetasi pada fungsi.

 b)  Tidak melibatkan tim multidisiplin.

c)  Tidak memiliki berbagai tool dan teknik untuk membuat keputusan

d)  Jarang memanfaatkan “ sudut pandang lain” dari profesiaonal yang

sangat berpengalaman.

e)  Jarang mempertimbangkan LCC dalam mengambil keputusan.

f)  Jarang melibatkan pelanggan atau yang mewakilinya.

g)  Tidak menghasilkan banyak solusi alternatif.

6.  Beberapa profesional jasa konstruksi menganggap VE terhadap “ apa yang

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 48/184

33

Dell’ Isola (1997) menguraikan mengenai alasan-alasan biaya yang tidak perlu

antara lain (p.xxii):

1.  Kurangnya Informasi,

Data yang tidak cukup mengenai fungsi owner/ pengguna

inginkan/butuhkan dan informasi material baru, produk, yang dapat

mempertemukan kebutuhan ini

2.  Kekurangan ide.

Kegagalan untuk mengembangkan solusi alternatif, di beberapa kasus,

 pembuat keputusan menerima solusi pertama yang terlintas dipikirannya.

Kecenderungn ini selalu mendatangkan unnecessery cost , yang dapat

dieliminasi dengan menuntut pengembangan ide alternatif tambahan dan

kemudian membuat keputusan yang didasarkan pada ekonomi dan prestasi.

3.  Keadaan sementar

Desain, jadwal dan pengiriman yang mendesak dapat memaksa pembuat

keputusan mencapai kesimpulan cepat untuk memenuhi persyaratan waktu

tanpa memperhatikan nilai yang baik.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 49/184

34

6.  Perubahan kebutuhan owner

Sering, kebutuhan baru owner memaksa perubahan selama desain atau

konstruksi yang meningkatkan biaya dan merubah jadwal. Pada banyak

kasus ower tidak mempertimbangkan dampak dari perubahan ini.

7.  Kurangnya komunikasi dan koordinasi

Kurangnya komunikasi dan informasi adalah alasan utama untuk

unnecesery cost. VE membuka saluran komunikasi bahwa alat diskusi

 persoalan dan mengijinkan mengepresikan pendapat.

8.  Standar dan spesifikasi yang Kuno. Beberapa standar dan spesifikasi yang

digunakan dalam konstruksi berumur kurang dari sepuluh tahu. Sebagai

teknologi yang baru, pembaharuan berkelanjutan terhadap data diperlukan,

tetapi ini sering kali tidak sempurna. VE membantu untuk mengisolasi dan

fokus pada teknologi dan standar baru dimana biaya tinggi dan nilai jelek

mungkin terjadi.

Setiap alasan untuk nilai yang jelek ini menyediakan sebuah kesempatan

untuk memperbaiki keputusan yang dibuat dan sebuah area dimana upaya value

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 50/184

35

10.  Pengaturan hubungan antara pemilik, perancang, dan konsultan VE

Setiap elemen tersebut diatas harus digunakan dalan studi VE untuk sebuah

 proyek.

2.4.6 Metodelogi Value Engineering

Pada bagian ini akan dibahas mengenai metodologi Value engineering dan

tools yang digunakan untuk studi VE.

2.4.6.1 Metodologi Baku Value Engineering

Metodologi baku untuk melalukan kajian VE menurut SAVE 2007 dibagi

menjadi 3 tingkat yaitu:

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 51/184

36

1.   Pre-Workshop Activities 

Tahap ini bertujuan untuk merencanakan dan mangatur Value Study.

Pertanyaan dasar yang digunakan pada tahap ini adalah “ apa yang harus

dilakukan untuk menyiapkan Value Study?”

Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah:

-  Mendapatkan persetujuan dari manajemen senior dan dukungan yang

 berhubungan dengan job plan, peraturan-peraturan dan tanggung jawab.

-  Mengembangkan scope dan sasaran value study. 

-  Mendapatkan data dan informasi proyek.

-  Mendapatkan dokumen kunci seperti lingkup definisi pekerjaan, gambar,

laporan spesifikasi, dan perkiraan proyek.

-  Mengidentifikasi dan memprioritaskan strategi masalah yang sedang

diperhatikan.

-  Menentukan scope dan sasaran penyelidikan.

-  Mengembangkan jadwal penyelidikan.

-  Melakukan analisis benchmarking yang kompetitif.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 52/184

37

a.  Tahap Informasi

Menurut Zimmerman(1982) sesuai dengan yang dikutip saudara

Afandi, tahap informasi dalam VE ditunjukkan untuk mendapatkan

informasi seoptimal mungkin dari tahap desain suatu proyek (Afandi,

2010). Informasi tersebut antara lain berupa latar belakang yang

memberikan informasi yang membawa kepada desain proyek, asumsi-

asumsi yang digunakan, dan sensitivitas dari biaya yang diperlukan dalam

 bangunan green building. Menurut standar SAVE 2007, aktifitas-aktifitas

yang umum dilaksanakan pada tahap ini adalah:

1.  Mendapatkan data proyek dan informasi dan dokumen kunci seperti

scope definisi pekerjaan, gambar-gambar, laporan

spesifikasi,informasi detail biaya proyek, data kualitas, inforamsi

 pemasaran, flow charts proses, dan lain-lain. Tool yang digunakan

antara lain: Quality Function Deployment, Voice of Customer.

2.  Mengidentifikasi dan memprioritaskan pada masalah yang sedang

diamati. Selanjutnya mendefinisikan scope dan sasaran studi. Tool

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 53/184

38

11. Mengkonfirmasi parameter kesuksesan.

Menurut Dell’ Isola (1982), beberapa pertanyaan yang bisa diajukan

dalam tahap pengumpulan informasi antara lain:

a.  Apakah ini ?

 b.  Apa yang dikerjakannya?

c.  Apa yang harus dikerjakannnya?

d.  Berapa biayanya?

e.  Berapa nilainya?

Dengan mengajukan informasi tersebut bisa diperoleh informasi dasar

dan mendapatkan lingkup bagian yang dikaji secara lebih terperinci.

Pertanyaan tersebut dapat memberikan alur pemikiran sebagai berikut

(Afandi, 2010):

a.  Apakah ini?, akan membawa kepada pengertian fitrah atau nature dari

 proyek beserta bagian-bagian dan komponen-komponennya.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 54/184

39

Pemahaman mengenai fungsi merupakan dasar untuk mengidentifikasi dan

alternatif  bencmark  dan mismatches dan mengatur agenda untuk inovasi.

Pada fase ini konsultan perencana mempresentasikan proyek kepada

tim VE, setelah ketua tim VE membuka acara workshop. Anggota tim VE

akan mengajukan pertanyaan yang muncul selama pengkajian dokumen

 proyek selama tahap persiapan.

Jika dianggap perlu dilakukan survey lapangna oleh anggota tim VE

yang ditunjuk. Survey ini dilakukan setelah presentasi oleh konsultan

 perencana. Tujuan dilakukan survey adalah untuk membuat rekonstruksi

 proyek. dengandilakukan survey lapangan dapat diperoleh beberapa catatan

yang tidak dapat dilakukan dengan cara wawancara atau didapat dari

dukumen tetapi sangat penting artinya bagi sebuah pemahaman yang

lengkap dari sebuah masalah nilai.

b.  Tahap Analisis Fungsi

Setelah mengumpulkan informasi kemudian dilakukan analisis fungsi.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 55/184

40

Fungsi suatu barang dan jasa merupakan jawaban atas “dapat melakukan

apa benda, barang, jasa tersebut”. Dimana fungsi dalam VE ada dua yaitu

(Dell’ Isola, 1974):

1.  Fungsi primer, fungsi yang mendasi dasar diadakannya barang atau

 jasa tersebut, fungsi ini untuk menjawab pertanyaan “ apa yang harus

dilakukan” oleh barang atau jasa tersebut.

2.  Fungsi sekunder yaitu fungsi yang sangat situasional serta kondisional

dan bergantung pada pembeli dan pemanfaatannya. Sehingga bisa

 berbagai macamnya.

Bagian yang paling sulit pada analisis fungsi adalah memperkirakan

nilai kegunaan (worth)  setiap subsistem atau komponen untuk

membandingkannya dengan biaya yang diperkirakan. Nilai keguanaan

(worth)  memberikan identifikasi value  artinya biaya terendah yang

diperlukan untuk terlaksananya suatu fungsi tertentu. Untuk itu tidak perlu

ketelitian yang sangat besar. Nilai kegunaan (worth) hanya digunakan

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 56/184

41

Standar SAVE (2007) mengenal 4 model diagram FAST, yaitu :

1.  Classical FAST Model : fungsi yang menggambarkan kesaling

terhubungan antara fungsi yang satu dengan fungsi yang lain didalam

logika HOW – WHY. Model ini dikembangkan oleh Charles

Bytheway.

2.  Hierarchy Function Model : sebuah grafik hirarki dari fungsi-fungsi

yang disusun secara vertikal. Model ini menempatkan fungsi dasar

dipuncak grafik. Fungsi dari masing-masing sistem utama ditetapkan

dibawah fungsi dasar. Kemudian fungsi pendukung ditempatkan pada

garis bawah fungsi utama. Fugsi ini dilakukan hingga tingkat detail

tertentu diana tim VE merasa cukup mencapai maksu dari

dilakukannya studi.

3.  Technical FAST Model : sebuah bentuk lain dari Classical FAST yang

menambahkan “all the item” function, “one time” function dan “same

time” function atau “caused by” function.

4.  Customer-Oriented FAST Model : jenis diagram FAST ini

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 57/184

42

- Satisfy User : semua fungsi yang membuatnya nyaman untuk

ditinggali atau digunakan (seperti dengan memasang sebuah air

konditioner)

- Attract User : semua fungsi yang memenuhi semua harapan estetika

dari pemilik/ pengguna.

c.  Tahap Kreatif

Fase ini merupakan fase untuk mengembangkan sebuah kuantiti ide-

ide yang berhubungan dengan cara lain untuk kinerja fungsi. Menurut

Hutabarat (1995), tahap kreatif adalah tahap mengembangkan sebanyak

mungkin alternatif yang bisa memenuhi fungsi primer atau pokoknya

(Ustoyo, 2007). Untuk itu diperlukan adanya permunculan ide-ide guna

memperbanyak alternatif-alternatif yang akan dipilih. Alternatif tersebut

dapat dikaji dari segi desain, bahan, waktu pelaksanaa, metode pelaksanaan,

dan lain-lain. sebagai bahan pertimbangan dalam mengusulkan alternatif

dapat disebutkan keuntungan dan kerugiannya. Sebagai dasar

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 58/184

43

d.  Tahap Evaluasi

Fase evaluasi merupakan tahap mengurangi kuantiti ide-ide yang

harus diidentifikasi untuk daftar pendek ide-ide dengan potensi yang besar

untuk meningkatkan proyek. Ide-ide yang ingin dihasilkan pada tahap ini

adalah ide-ide yang terkait dengan berbagai alternatif lain untuk

menjalankan fungsi tertentu, fungsi yang berpotensi bagi peningkatan nilai

 proyek. banyak tool yang dapat digunakan untuk memunculkan ide kreatif.

Pada umumnya, memunculakan ide kreatif bagi para engineer bukanlah hal

yang mudah karena mereka cenderung untuk menemukan solusi dengan

cepat. Untuk mengendalikan hal ini, maka engineer harus mengikuti seluruh

tahapan yang ada dalam job plan dan menaaati semua aturan dalam fase ini.

Kegiatan-kegiatan umum yang dilakukan padatahap ini adalah (SAVE,

2007):

1.  Menjelaskan dan mengkategorikan setiap ide untuk mengembangkan

sebuah pemahaman.

2.  Mendiskusikan bagaimana ide-ide berdampak pada biaya proyek, dan

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 59/184

44

2.  Analisis paired comparison dan decision matrix 

Paired comparison  adalah untuk menentukan tingkat kepentingan

(bobot) masing-masing parameter. Pada analisis  paired comparison,

 parameter-parameter yang digunakan saling dibandingkan satu sama

lain. Tujuannya adalah untuk mengetahui bobot masing-masing

 parameter. Setelah analisis analisis  paired comparison, dilakukan

analisis dengan decision matrix. Decision matrix bertujuan untuk

mengevaluasi ide menurut beberapa faktor atau kriteria.

3.  Biaya Siklus Hidup Proyek

Setelah diketahui keuntungan dan kerugiaanya, ide tersebut dianalisi

 biaya siklus hidupnya.

Ide yang terpilih ini kemudian dianalis pada tahap perikutnya yaitu

tahap pengembangan.

e.  Tahap Pengembangan

Fase ini merupakan fase analisis lanjutan dan mengembangkan daftar

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 60/184

45

Pada tahap ini ide-ide terpilih akan dikembangkan menjadi berbagai

alternatif perubahan sesuai dengan fase pengembangan proyek. masing-

masing alternatif ini akan ditentukan kelayakannya. Alternatif- alternatif

yang tidak layak, tidak bekerja, akan dibuang. Setelah diperoleh alternatif,

selanjutnya bihitung biayanya dan biaya siklus hidup bagi masing-masing

alternatif terbaik. Alternatif terbaik ini perlu didukung sebanyak mungkin

informasi-informasi teknis. Bentuk dukungan informasi teknis dapat

meliputi (Priyanto, 2010, p.116):

- Uraian tertulis tentang konsep asli dan alternatif yang diajukan.

- Backup teknis, tapi tidak dibatasi pada, seperti perhitungan, catalogue

cut, informasi vendor.

- Keuntungan dan kerugian alternatif.

- Pembahasan tentang berbagai alternatif untuk mengkomunikasikan ide

secara jelas kepada para pengkaji, termasuk informasi berkaitan

dengan pelaksanaan seperti biaya, jadwal, potensi konflik.

- Informasi biaya meliputi biaya awal dan biaya siklus-hidup (life-cycle

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 61/184

46

 b.  Membandingkan kesimpulan pembelajaran persyaratan keberhasilan

yang ditetapkan selama informasi dan fase analisis fungsi.

c.  Menawarkan kepada manajemen skenarion inovasi “ risk-reward”

untuk memilih nilai alternatif yang akan diterapkan.

d.  Bertukar informasi dengan tim proyek.

e.  Meyakinkan manajemen sehingga mereka dapat membuat keputusan.

f.  Bagan rencana pelaksanaan antisipasi.

g.  Menyiapkan format laporan.

Presentasi dilakukan dihadapan para perencana, pengguna/pemilik,

atau kelompok atau individu lainnya yang terlibat dalam memberikan

 pemahaman terhadap maksud dari masing-masing alternatif sebelum mereka

mengevaluasi lebih lanjut untuk menentukan implementasi dari berbagai

alternatif tersebut. Pada kesempatan ini juga disampaikan laporan awal

tertulis sehingga penerapan/implementasi alternatif tidak terlambat. Laporan

dimaksud memuat informasi minimal, sebagai berikut:

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 62/184

47

mengaturnya?”. Kegiatan-kegiatan umum yang dilakukan pada fase ini

antara lain:

1)  Mereview laporan premilinary.

2)  Melakukan pertemuan pelaksanaan untuk menentukan disposisi dari

setiap alternatif nilai.

3)  Menentukan tindakan rencana untuk alternatif yang diterima dan

dokumen yang rasional untuk alternatif yang ditolak.

4)  Mendapatkan komitmen untuk implementasi.

5)  Mengatur sebuah kerangka waktu untuk mereviw dan melaksanakan

setiap alternatif nilai.

6)  Menghargai prestasi sebagai hasil dari alternatif yang diterapkan.

7)  Mengakhiri deliverable. 

8)  Memvalidasi keuntungan dari implementasi perubahan.

9)  Meyakinkan bahwa praktek baru menjadi embedded dengan

menentukan dan mengatur sebuah rencana implementasi.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 63/184

48

3)  Mengidentifikasi roadblocks untuk inovasi dan mengetahui mengapa

mereka ada.

4)  Mengadakan wawancara dan merekam pelajaran yang dipelajari.

5)  Mengintegrasi hasil Value Study dalam laporan program.

6)  Mencerminkan pada Value Study dan menentukan bagaimana

 pengalaman mengembangkan kapasitas baru.

Outcome dari fase ini adalah individu menjadi pencipta nilai yang

lebih baik dengan dicerminkan pada teori yang mereka pegang sebelum

Value Study.

2.4.7 Perkembangan Value Engineering di Indonesia

Value engineering (VE) mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1986

oleh bapak Dr. Ir. Suriana Chandra melalui seminar-seminar di berbagai kota

(Fauzan, 2008). Pada tahun itu juga, metode ini digunakan pada Proyek

Pembangunan Jalan Layang Cawang. Selanjutnya, pada tahun 1987, Badan

Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Departemen Keuangan, dan

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 64/184

49

dengan penyusunan regulasi yang lebih tinggi tingkatan hukumnya, karena tidak

ada satu klausaul pada regulasi periode tersebut yang menyinggung mengenai

 penerapan VE. Beberapa paraktisi memperkirakan bahwa perkembangan VE

 pada periode ini telah terhenti.

Pada beriode berikunya mulai tahun 2003 sejak dikeluarkannya Keppres 80

tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah sampai awal

tahun 2007, VE di Indonesia masih belum menunjukan tanda-tanda

 perkembangan yang berarti (Fauzan, 2008). Pada periode ini kewajiban

menerapkan Keppres 80 dianggap menghambat perkemangan penerapan VE

khususnya pada proyek-proyek yang dibiayai oleh pemerintah. Keppes 80, disatu

sisi menyatakan bahwa pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyedian

 jasa dan barang harus menghindari terjadinya pemborosan dan kebocoran

keuangan, disisi lain tidak menyediakan ruang bagi penyedia jasa untuk berkreasi

mengupayakan penghematan dengan metode-metode dan inovasi-inovasi baru

yang lebih baik.

Value egineering  yang dalam aplikasinya memerlukan keleluasaan untuk

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 65/184

50

Hal ini berlawanan dengan pernyataan yang dibuat oleh  Alexia Nalewaik,

CCE MRICS, and Valerie Venters, CCC dalam the AACE international Journal of

Cost Estimation, Cost/ Schedule Control, and Project Managemet yang terbit

 bulan Februari 2009 yang menyatakan bahwa konsep bangunan berkelanjutan

menghemat life cycle cost  pada biaya utilitas dan biaya perawatan yang menarik

 para owner untuk menerapkan konsep ini. Dalam jurnal ini dijelaskan bahwa

konsep bangunan berkelanjutan mencerminkan value engineering. Berikut ini

 potensi besar penghematan biaya yang samar-samar dikaitan dengan konsep

desain “hijau” dan VE (Nalewaik and Venters, 2009):

  Desain yang fleksibel dan perencanaan lokasi yang hati-hati mengurangi

 footprint  dari bangunan, ukuran yang benar dari fasilitas selagi memuaskan

kebutuhan pemilik.

  Efisiensi dalam infrasutruktur misalnya penghematan area paving.

  Mengurangi peralatan mekanikal dan elektrikal, melalui penggunaan cahaya

matahari, ventilasi alami, dan lain-lain. Serupa dengan sistem efisiensi

tinggi dan perletakan bangunan yang tepat.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 66/184

 

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 PENDAHULUAN

Objek pada penelitian ini adalah bangunan gedung berkonsep green

building. Hal ini karena masih banyaknya anggapan bahwa proyek bangunan

dengan konsep green building mahal. Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan

diketahui komponen-komponen biaya yang potensi untuk dihemat sehingga bisa

menghapus anggapan bahwa bangunan berkonsep ini mahal.

Pada bab ini akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan

untuk mengetahui bahwa penerapan value engineering pada bangunan berkonsep

green building dapat mengefisiensikan biaya proyek berkonsep ini yang dianggap

memiliki biaya lebih mahal dibandingkan dengan bangunan konvensional. Untuk

mendapatkan hasil penelitian yang akurat, maka pada bab ini dijelaskan mengenai

metode penelitian yang akan dipakai pada penelitian ini. Rumusan masalah dan

strategis pemilihan metode diuraikan pada sub bab 3.2 dan lokasi penelitian sub

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 67/184

52

Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:

1.  Apa saja komponen-komponen biaya pada berpontensi dihemat/

diefisiensikan dengan menggunakan metode value engineering  pada

 proyek berkonsep green building sehingga diperoleh biaya yang paling

efisien.

2.  Sejauh mana efisiensi ini bisa diterapkan pada proyek gedung berkonsep

green building.

Dari rumusan masalah tersebut, maka diperoleh hipotesis dalam penelitian

ini adalah : “Dengan Diterapkannya Value Engineering pada Proyek Bangunan

 Berkonsep Green Building Maka akan Efisiensi Biaya.”

3.2.2 Strategi Pemilihan Metode

Dalam penelitian digunakan suatu strategi yang disarankan oleh Yin (1996)

dengan tujuan agar dapat menjawab pertanyaan dalam penelitian tersebut. Ada

tiga faktor yang mempengaruhi jenis strategis penelitian, yaitu (Afandi, 2010):

1.  Tipe pertanyaan yang diajukan

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 68/184

53

Strategi  Bentuk pertanyaan

peneliti

Kontrol dari

peneliti dengantindakan dari

penelitian yang

aktual 

Tingkat fokus

dari kesamaanpenelitian yang

lalu 

Analisis Siapa, apa, dimana,

 berapa banyak

Tidak Tidak

Historis Bagaimana, mengapa Tidak Tidak

Studi

Kasus

Bagaimana, mengapa Tidak Ya

Sumber  : Prof. Robert K. Yin, “Studi Kasus Desain dan Metode” Raja Grafindo Persada, Jakarta.

2002 hal 8

Dalam penelitian ini digunakan rumusan masalah “apa” dan “berapa yaitu :

1.  Apa saja komponen biaya yang dapat dihemat pada proyek gedung

 berkonsep Green Building

2.  Sejauh mana efisiensi ini bisa diterapkan proyek gedung berkonsep green

 building. (rumusan masalah yang kedua ini lebih menekankan pada berapa

Tebel 3.1 Strategi Pemilihan Metode Penelitin (lanjutan) 

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 69/184

54

diperlukan juga instrumen pengumpulan data yaitu alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan

tersebut menjadi sistematis. Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari dua

 jenis yaitu:

a.  Data Primer, yaitu data yang secara langsung diambil dari objek penelitian.

Data primer ini merupakan data pokok yang digunakan untuk analisis value

engineering. Data primer pada penelitian ini dapat berupa data teknis

 proyek, seperti gambar kerja, Rencana Anggaran Biaya (RAB), Rencana

Kerja dan Syarat (RKS).

 b.  Data Sekunder, yaitu yang diperoleh tidak secara langsung dari objek

 penelitian. Dalam penelitian ini, data sekunder berupa data pendukung yang

dijadikan input dan referensi dalam melakukan analisis VE. Data sekunder

terdiri dari daftar harga satuan atau analisa pekerjaan, data bahan, material,

dan peralatan bangunan yang digunakan, data tenaga kerja, peraturan-

 peraturan mengenai green building yang dapat dijadikan referensi dalam

melakukan analisis VE.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 70/184

55

laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan dengan

 penelitian.

b.  Wawancara 

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini

dilakukan jika peneliti ingin mengetahui secara lebih mendalam mengenai

subjek penelitian. Pada penelitian ini digunakan wawancara bebas terpimpin

yaitu perpaduan antara wawancara bebas dan wawancara terpimpin. Dalam

 pelaksanaannya, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan

garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. Penelitian ini akan

dilakukan wawancara dengan ahli value engineering dan green building.

c.  Observasi (Pengamatan)

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek

 penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 71/184

56

3.5 ANALISIS

Analisis yang digunakan untuk menjawab kedua rumusan masalah pada

 penelitian ini adalah analisis VE. Berikut metodologi VE yang digunakan pada

 penelitian ini:

3.5.1  Tahap Informasi

Tahap ini merupakan tahap awal dalam studi VE. Aktifitas VE pada

tahap ini adalah:

a.  Memahami konsep desain asli

 b.  Mengedentifikasi masalah dan kendala-kendala

c.  Mengkonfirmasi konsep proyek paling baru.

d.  Mengunjungi lokasi

e.  Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya berkaitan dengan

 proyek.

f.  Mengkonfirmasi parameter kesuksesan.

Masalah Green Building yang dibahas pada tahap ini:

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 72/184

57

-  Lokasi proyek

-  Pemilik proyek

-   Nilai proyek

Hal-hal yang dapat dilakukan pada tahap informasi ini antara lain:

1)  Mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan objek studi.

Adalah mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan objek

studi. informasi ini dapat berupa:

-  Gambar-gambar perencanaan

-  Spesifikasi biaya

-  Perkiraan biaya

-  Pedekatan desain

-  Jadwal kegiatan, dan lain-lain.

2)  Penentuan sasaran studi

Untuk menetukan sasaran studi, dilakukan analisis pareto terhadap

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 73/184

58

c.  Menentukan komponen item pekerjaan, mengklasifikasikan fungsi

tersebut ke dalam fungsi basic untuk komponen-komponen yang

 berfungsi sama dengan item pekerjaan. untuk mengembangkan

fungsi ini dapat digunakan tools FAST.

d.  Mentukan rasio cost/worth yang merupakan indeks nilai biaya

dibanding nilai manfaat.

e.  Kemudian menentukan item pekerjaan yang akan dianalisis pada

tahap selanjutnya.

Masalah Green Building yang dibahas pada tahap ini:

a.  Mendefinisikan fungsi dari masalah Green Building yang

didefinisikan pada tahap Informasi.

 b.  Mendimensikan model fungsi dengan biaya dan atribut kinerja

Green Building.

c.  Memilih fungsi yang berhubungan dengan Green Building  sebagai

fokusnya selama tahap kreatif.

9

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 74/184

59

f.  Meningkatkan kualitas kehidupan dan menawarkan kepuasan bagi

konsumen.

g.  Menghasilkan dan mendukung kebutuhan alam dan lingungan sosial

h.  Memaksimalkan efisiensi penggunaan sumberdaya

i.  Mengurangi penggunaan energi dan metarial mentah.

 j.  Memaksimalkan konsumsi sumberdaya alam yang dapat diperbaharui.

k.  Mengurangi jumlah emisi dan sampah berbahaya.

l.  Meningkatkan kualitas lingkungan dalan ruangan.

3.5.4  Tahap Evaluasi

Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap masukan-masukan ide dan

alternatif.

1)  Pertama, melakukan analisis keuntungan dan kerugian terhadap

masing-masing alternatif. Pada tahap ini, jika ada ide yang tidak layak

untuk dianalisis lebih lanjut, maka ide/ alternatif tersebut harus

dihilangkan.

60

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 75/184

60

Tabel 3.2. Contoh Pembagian Poin

PAREMETERKey

Letter

Max

Point

Min

Points

Remaining

points

Biaya Awal A 100

Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100

Biaya Operasional dan perawatan D 100

Keselamatan E 100Efisiensi Energi F 100

TOTAL 600

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Setelah diketahui pembagian nilai (allocation points)  masing-masing

 parameter, dilanjutkan dengan menghitung jumlah total dari

 perbandingan berpasang (paired comparison) dan menghitung

maksimum poin yang dialokasikan untuk masing-masing bagian

dengan menggunakan rumus :

Jumlah total paired comparison = n(n-1)/2.

61

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 76/184

61

Tabel 3.3. Point Sharing Matrix 

-  Decision Matrix

62

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 77/184

62

Tabel 3.4. Contoh Tabel Untuk Analisis Decision Matrix

Kriteria Alternatif

Alternatif 1 Alternatif 2

Kriteria Bobot Rating score Rating Score

1 Biaya Awal

2 Potensi Penipisan Ozon (ODP)

3 Potensi Pemanasan Global (GWP)

4 Biaya Operasional dan perawatan5 Keselamatan

6 Efisiensi Energi

TOTAL

RANKING

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

3)  Tahap ketiga adalah analisis tehadap siklus hidup biaya (life cycle

cost) sehingga diperoleh alternatif dengan biaya terendah.

Persoalan Green Building yang dapat didiskusikan pada tahap ini:

a. Memaksimalkan efisiensi penggunaan sumberdaya.

63

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 78/184

63

ide yang dipilih, dan juga dapat mengidentifikasi faktor negatif dari

alternatif tersebut. Proposal ini biasanya terdiri dari teks, diagram, sketsa,

hitungan pendukung, perbandingan biaya, risiko pekerjaan, dan informasi

lain yang diperlukan. Pada tahap ini juga harus dipertimbangkan mengenai

reliability, customer convenience, quality control, capital cost, O&M cost,

life cycle cost, schedule, risk, availability, political ramifications, and

 perception dari ide yang dipilih.

3.5.6  Tahap Presentasi

Tahap ini merupakan tahap presentasi hasil studi VE kepada owner

dan pihak-pihak pengambil keputusan lainnya. Lembar kerja VE dan hasil

dari VE diberikan kepada Owner dan pihak-pihak yang berperan dalam

mengambil keputusan.

64

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 79/184

64

3.6 ALUR PENELITIAN 

Alur penelitian menggambarkan tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

 penelitian.

65

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 80/184

65

Dari alur penelitian dapat dilihat tahapan-tahapan dalam penelitian ini.

Dimulai dengan adanya isu lingkungan global yang terdiri dari menipisnya

 jumlah sumber daya, kelangkaan energi, kelangkaan air, terjadinya pencemaran

lingkungan oleh bangunan, maka timbul pemikiran untuk membuat bangunan

yang berkonsep ramah lingkungan yang dikenal dengan nama green building.

Kemudian timbul permasalahan bahwa bangunan berkonsep ini mahal sehingga

masih sedikit sekali penerapan konsep ini. Dari masalah ini kemudian di

kumpulkan literatur mengenai green building  dan metode penghematan value

engineering  sehingga menghasilkan hipotesis yang nantinya akan diuji

kebenarannya. Untuk menguji kebenaran ini dipilih metode penelitian yang akan

digunakan untuk penelitian dan dikumpulkan data yang diperlukan. Data tersebut

kemudian dianalisis sehingga diperoleh rating  bangunan tersebut dan

direkomendasikan hasil penghematan dengan menggunakan VE. Tahapan akhir

dalam penelitian ini adalah pembuatan kesimpulan untuk menjawab hipotesis.

3.7 KESIMPULAN

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 81/184

66

BAB 4

ANALISIS DATA

4.1  TAHAP INFORMASI

Berdasarkan rencana kerja (job plan) dalam value engineering, tahap

 pertama yang harus dilalui dalam studi VE adalah mengumpulkan informasi

sebanyak mungkin mengenai desain perencanaan proyek mulai data umum hingga

 batasan desain yang diinginkan dalam proyek tersebut. Kemudian dilanjutkan

dengan mengidentifikasi item pekerjaan berbiaya tinggi.

4.1.1  MENGUMPULKAN INFORMASI

Data proyek diperlukan untuk mendapatkan informasi dasar mengenai

suatu proyek. Data-data proyek berisi informasi umum proyek, fungsi gedung

 proyek, dan batasan desain perencanaan proyek. Informasi mengenai proyek

diperoleh dengan meminta langsung data proyek ke pihak kontraktor. Sedangkan

untuk mendapatkan informasi yang tidak terdapat di data proyek, dilakukan

melalui wawancara kepada pihak terkait.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 82/184

67

2.  Karakteristik Proyek adalah sebagai berikut:

a.  Gedung kantor dan Gedung Parkir

-  Gedung Kantor: 17 lantai dan 1 lantai semi basement

-  Gedung Parkir : 12 Lapis dan 1 lantai semi basement

 b.  Lingkup pekarjaan :

-  Pekerjaan Struktur

-  Pekerjaan Arsitektur

-  Pekerjaan Interior

-  Pekerjaan Mekanikal/ Elektrikal

-  Pekerjaan Landscape

Pada penelitian ini, pekerjaan yang akan dianalisis adalah pekerjaan yang

yang memiliki bobot biaya besar dan menjadi salah satu poin dalam tercapainya

konsep green building  pada sebuah bangunan sesuai dengan cheklist   green

building yang rencananya akan diterapkan pada proyek ini.

4.1.2.2 Penerapan Green Building Pada Proyek Studi Kasus 

Pada bangunan berkonsep green building, sejak dimulai dalam tahap

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 83/184

68

c.  Bukaan di arah timur lebih baik daripada arah barat.

d.  Menurut hasil penelitian, cahaya matahari sore hari (barat) lebih

 bersifat menyengat dan menyilaukan.

3.  Teknologi tambahan pada arsitektural

Teknolologi tambahan pada arsitektural berupa Sun Shading  dan  Heat

 Insulation.  Shading  berfungsi memantulkan sinar matahari sehingga tidak

menjadi silau. Selain sun shading, bangunan ini juga dilengkapi dengan

reflektor   yang berfungsi untuk memantulkan sinar matahari sehingga bisa

masuk ke dalam ruangan sebagai pencahayaan alami.

4.  Seleksi Vendor dan material bersertifikast Green

a.  Disyaratkan material maupun management vendor memenuhi

 persyaratan untuk Greenship GBCI, diutamakan material yang

 bersertifikasi “Green”.

 b.  Disyaratkan semua peralatan dan sistem terkalibrasi dan tervalidasi

dengan baik. Untuk setiap instalasi yang diwajibkan untuk mamasang

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 84/184

69

2)  Zonasi pencahayaan dalam ruang kerja yang dikaitkan dengan

sensor gerak (motion sensor)

3)  Penempatan tombol lampu dalam jarak pencapaian tangan pada saat

 buka pintu dan menyediakan lampu meja di tempat kerja (task

lamp).

d.  Pencahayaan alami

Pencahayaan alami dalah dengan menggunakan lux sensor untuk

optimasi pencahayaan buatan sebagai pengganti intensitas cahaya alami

kurang dari 300 lux, mendapatkan tambahan

e.  Sistem Lift

Lift pada proyek ini menggunakan sistem Variable Voltage Variable

Frequency (VWF) yang putaran motornya lebih halus dan Inrush current

lebih kecil sehingga ebih hemat energi listrik. Lift juga menggunakan

Car light/ Fan Shut Off   sehingga lampu dan kipas akan mati secara

otomatis ketika elevator tidak digunakan. Selain itu, lift juga dilengkapi

dengan regenerative converter   yang akan menghasilkan listrik ketika

lift bergerak turun sehingga menghemat energi listrik lebih dari 35%

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 85/184

70

4.1.3  Biaya Total Keseluruhan Proyek

Biaya total keseluruhan proyek dapat dilihat dalam tabel 4.1. Sedangkan

untuk rincian biaya dapat dilihat pada lampiran.

Tabel 4.1. Rekapitulasi Biaya Proyek

No. Pekerjaan Biaya

1 Pekerjaan Persiapan Rp7.865.104.367,52

2 Pekerjaan Struktur GK Rp79.028.209.502,513 Pekerjaan Arsitektur GK Rp78.390.880.386,05

4 Pekerjaan M/E GK Rp76.559.848.878,00

5 Pekerjaan Interior Lepas GK Rp21.037.186.683,00

6 Pekerjaan IT jaringan data GK Rp5.633.682.023,00

7 Pekerjaan Landscape GK Rp1.930.048.320,25

8 Pekerjaan Struktur GP Rp39.221.047.706,15

9 Pekerjaan Arsitektur GP Rp11.986.126.342,28

10 Pekerjaan M/E GP Rp4.438.957.411,00

TOTAL Rp326.091.091.619,76

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 86/184

71

Tabel 4.2. Tabel Hasil Pengujian Pareto

No. Pekerjaan BiayaPresentase

Harga

Presentase

Kumulatif

1 Pekerjaan Struktur GK 79.028.209.503 24% 24%

2 Pekerjaan Arsitektur GK 78.390.880.386 24% 48%

3 Pekerjaan M/E GK 76.559.848.878 23% 72%

4 Pekerjaan Struktur GP 39.221.047.706 12% 84%

5 Pekerjaan Interior Lepas GK 21.037.186.683 6% 90%

6 Pekerjaan Arsitektur GP 11.986.126.342 4% 94%7 Pekerjaan Persiapan 7.865.104.368 2% 96%

8 Pekerjaan IT jaringan data GK 5.633.682.023 2% 98%

9 Pekerjaan M/E GP 4.438.957.411 1% 99%

10 Pekerjaan Landscape GK 1.930.048.320 1% 100%

TOTAL 326.091.091.620Sumber : Hasil Olahan Sendiri

80%

100%

120%

m  u   l  a   t   i   f

Grafik Pareto

2

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 87/184

72

Gambar 4.2. Diagram Biaya Tiap-Tiap Pekerjaan

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Dari hasil pareto keseluruhan biaya proyek dapat dilihat bahwa pada

 proyek ini pekerjaan yang berbobot besar adalah pekerjaan struktur gedung

kantor, pekerjaan arsitektur gedung kantor, dan pekerjaan mekanikal/elektrikal

gedung kantor. Dari ketiga komponen pekerjaan tersebut, ada dua pekerjaan yang

73

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 88/184

73

Gambar 4.3. Grafik Hasil Pareto Pekerjaan Arsitektur Gedung

Kantor

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Tabel 4.4. Pareto Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Gedung Kantor

No. Uraian Pekerjaan BiayaPersentase

Biaya

Persetase

Kumulatif

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%120,00%

0 1 2 3 4 5 6 7   P  e  r  s  e  n   t  a  s  e   K  u  m  u   l  a   t   i   f   B   i  a  y  a

Pekerjaan

Analisa Pareto Pekerjaan Arsitektur Gedung Kantor

74

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 89/184

74

Gambar 4.4. Grafik Hasil Pareto Pekerjaan M/E Gedung Kantor

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Dari hasil analisa Pareto pekerjaan arsitektur diperoleh pekerjaan berbobot

 besar yaitu pekerjaan pintu & jendela dan pekerjaan dinding & plesteran.

Sedangkan dari dari hasil Pareto pekerjaan M/E gedung kantor, diketahui bahwa

0,00%

20,00%

40,00%

60,00%

80,00%

100,00%

120,00%

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

   K  u  m  u   l  a   t   i   f   P  e  r  s  e  n   t  a  s  e   B   i  a  y  a

Pekerjaan

Grafik Pareto Biaya M/E Gedung Kantor

75

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 90/184

75

dengan refrigerant alami. Pada penelitian ini, analisa VE lebih lanjut akan

dilakukan pada pemilihan bahan refrigerant yang ramah lingkungan yaitu

refrigerant alami yang tidak menyebabkan pemanasan global dan tidak

menyebabkan terjadinya penipisan lapisan ozon.

4.2  TAHAP ANALISIS FUNGSI

4.2.1 Analisis Fungsi

Tahap berikutnya dalam value engineering adalah tahap analisa fungsi.

Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi fungsi yang terdiri dari kata kerja aktif

(active verb)  dan kata benda (measurable noun). Identifikasi fungsi dilakukan

secara acak dan selanjutnya dikelompokkan serta diidentifikasi masing-masing

 jenisnya.

Tabel 4.5. Tabel Identifikasi Fungsi Dasar Pekerjaan MVAC

Pekerjaan Kata Kerja Kata Benda Fungsi

Pekerjaan

Mengatur suhu udara Primer

Mensirkulasi Udara Primer

M j kk Ud Sekunder

76

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 91/184

76

Tabel 4.6 Fungsi Pendukung

-Assure

Convenience

-Assure Convenience

Mudah pemasangan

Mudah Perawatan

Mudah Pengoperasiannya

-Assure

Dependability

-AssureDependability Hemat energi mengurangi biaya listrik

-Satisfy Green

Building Standart

-Satisfy Green

Building Standart

Mengurangi kerusakan

lapisan ozon

Mengurangi emisi CO2

-Attract User

-Attract User Meningkatkan estetika hasil pekerjaan MVAC rapi

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

77

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 92/184

Universitas Indonesia

4.2.2. FAST Diagraming

Selanjutnya fungsi-fungsi tersebut disusun dalam suatu diagram Customer FAST Diagram. 

Gambar 4.5 FAST Diagram Untuk Sistem Pengkondisian Udara

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

78

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 93/184

78

Berdasarkan analisis fungsi tersebut, maka hal-hal yang harus diperhatikan

dalam pekerjaan pengkondisian udara untuk proyek gedung green building antara

lain:

a.  Pemenuhan persyaratan green building 

Pada pekerjaan pengkondisian udara, hal yang harus diperhatikan

 berkaitan dengan efek sistem pengkondisian udara terhadap lingkungan

adalah konstribusi terhadap penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.

Pada bangunan berkonsep green building, sistem pengkondisiaan udara

harus bebas dari bahan yang dapat menyebabkan penipisan lapisan ozon.

Selain itu, bangunan green building  harus mengurangi produksi CO2.

Dimana pekerjaan pengkondisian udara pada suatu bangunan

 berkonstribuksi menghasilkan CO2 baik secara langsung maupun secara

tidak langsung. Pekerjaan pengkondisian udara berkonstribusi

menghasilkan CO2 secara langsung melalui refrigeran yang digunakan

dalam sistem pengkondisian udara tersebut. Sedangkan secara tidak

langsung melalui energi listrik yang digunakan untuk mengoperasikan

sistem pengkondisian udara. Sistem pengkondisisn udara yang hemat

79

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 94/184

79

-  Biaya Perawatan

Biaya perawatan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk

 perawatan peralatan sistem pengkondisian udara.

Pada umumnya, owner menginginkan sistem pengkondisian udara dengan

 biaya yang optimal dan memiliki dampak terhadap lingkungan yag

minimum.

4.3  TAHAP KREASI

Setelah mengetahui fungsi dasar dan fungsi pendukung dari pekerjaan

MVAC, tahap berikutnya adalah tahap kreatif. Hal-hal yang menjadi

 pertimbangan dalam memberikan alternatif untuk sistem pengkondisian udara

adalah:

1.  Biaya Awal 

Merupakan semua biaya yang dikeluarkan untuk pembelian dan

 pemasangan sistem pengkondisian udara. 

2.  Biaya operasional dan perawatan 

Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan sistem

80

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 95/184

80

 bagus kinerja suatu sistem maka semakin kecil energi yang dibutuhkan.

Kinerja dari sistem inilah yang nantinya akan mempengaruhi efisiensi

energi dari suatu sistem.

Beberapa alternatif dari pekerjaa Motor Vehicle Air Conditioning (MVAC) 

sebagai berikut:

1.  Pekerjaan pengkondisian udara dengan Refigerant Amonia (R 717)

2.  Pekerjaan pengkondisian udara dengan Refrigerant Hidokarbon (R290)

3.  Pekerjaan pengkondisian udara dengan Refrigerant Air

Masing-masing refrigerant tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan

sehingga pemilihan refrigerant harus dilakukan secara cermat.

4.4  TAHAP EVALUASI

Tahap evaluasi merupakan tahap menganalisis masing-masing alternatif

yang diperoleh dari tahap kreasif. Tahap ini adalah tahap mengurangi kuantiti ide-

ide yang harus diidentifikasi untuk daftar pendek ide-ide dengan potensi yang

 besar untuk meningkatkan proyek. Pada tahap evaluasi akan dilakukan analisa

81

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 96/184

81

Tabel 4.7 Analisis Keuntungan dan Kerugian Refrigerant Hydrocarbon

REFRIGERANT HYDROCARBON

KEUNTUNGAN KERUGIAN

1. Biaya awal murah karena refrigernat

hydrokarbon dapat digunakan pada

komponen-komponen AC dengan

refrigerant R134a

1. Hydrocarbon mudah terbakar

2. Tidak menyebabkan penipisan ozon

3.

Tidak menyebabkan pemanasan

global

4. Biaya operasi dan perawatan murah,

karena dari segi operasional dan

 perawatan hampir sama dengan AC

refrigerant R134a

5. dengan menggunakan refrigeran

hidrokarbon kerja compressor

menjadi ringan sehingga dapat

82

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 97/184

82

Tabel 4.8. Analisis Keuntungan dan Kerugian Refrigerant Amonia

REFRIGERANT AMONIA

KEUNTUNGAN KERUGIAN

1. Tidak menyebabkan penipisan ozon 1. Biaya awalnya mahal, karena

refrigerant hydrocarbon tidak

cocok dengan sistem AC yang

menggunakan R134a

2. Tidak menyebabkan pemanasan

global

2. Amonia beracun dan mudah

terbakar

3. Biaya operasi dan perawatan murah,

karena dari segi operasional dan

 perawatan hampir sama dengan AC

refrigerant R134a

4. Menghemat penggunaan listrik

Sumber : Hasil Olahan Sendiri (wawancara dan literatur)

Tabel 4.9. Analisis Keuntungan dan Kerugian Refrigerant air

83

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 98/184

83

4.4.2  Analisis Paired Comparison dan Decision Matrix

4.4.2.1 Analisis Paired Comparison

Pada analisis paired comparison, berbagai parameter didaftar. Setiap

 parameter dibandingkan dengan parameter lainnya. Hasilnya dihitung dan

 parameter dengan nilai tertinggi memiliki tingkat kepentingan yang besar.

Pada  paired comparison  dilakukan pembagian point (allocation points) 

dan matrik pembagian poin ( point sharing matrix) untuk masing-masing

 parameter. Penentuan alokasi masing-masing parameter pada penelitian ini

dilakukan dengan wawancara. Hasil wawancara pembagian poin

(allocation points) dapat dilihat pada tabel berikut:

84

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 99/184

Universitas Indonesia

Tabel 4.10. Alokasi Poin Hasil Wawancara

PARAMETER KEY

LETTER

MAX

POINT

MIN POINTS (PREDETERMINED POINTS)

Jmlh

Rata-

rata

NARASUMBER

1 2 3 4 5 6 7 8 91. Biaya Awal A 100 82 75 50 90 95 75 80 70 70 687 76,33

2. Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 87 90 95 75 75 100 90 100 60 772 85,78

3. Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 85 95 85 70 70 100 90 100 60 755 83,89

4. Biaya Operasional dan Perawatan D 100 98 80 60 95 90 70 70 80 70 713 79,22

5. Keselamatan E 100 100 85 100 80 80 90 95 70 70 770 85,56

6. Efisiensi Energi F 100 96 100 70 85 85 80 100 100 100 816 90,67Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Tabel 4.11 Remaing points

PARAMETER

KEY

LETTER

MAX

POINT

REMAINING POINTS

Jmlh

Rata-

rata

NARASUMBER

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Biaya Awal A 100 18 25 50 10 5 25 20 30 30 213 23,67

2. Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 13 10 5 25 25 0 10 0 40 128 14,22

3. Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 15 5 15 30 30 0 10 0 40 145 16,11

4. Biaya Operasional dan Perawatan D 100 2 20 40 5 10 30 30 20 30 187 20,78

5. Keselamatan E 100 0 15 0 20 20 10 5 30 30 130 14,446. Efisiensi Energi F 100 4 0 30 15 15 20 0 0 0 84 9,33

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

85

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 100/184

Dari masing-masing hasil allocation point hasil wawancara tersebut,

kemudian ditentukan nilai maksimum untuk setiap setiap parameter. berikut ini contoh penentuan allocation points dan point sharing matrix :

a.  Pembagian Nilai (Allocation Points)

Tabel 4.12. Pembagian Nilai (Allocation Points)

PAREMETER KeyLetter

MaxPoint

MinPoints

Remainingpoints

Biaya Awal A 100 82 18

Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 87 13

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 85 15

Biaya Operasional dan perawatan D 100 98 2

Keselamatan E 100 100 0

Efisiensi Energi F 100 96 4

TOTAL 600 548 52Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Jumlah total dari perbandingan berpasangan ( paired comparson)

( 1)/2

86

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 101/184

Universitas Indonesia

Points Sharing Matrix hasil wawancara sebagai berikut:

Tabel 4.13. Point Sharing Matrix

B C D E F

A A 40% A 40% A 25% A 25% A 40%

B 60% C 60% D 75% E 75% F 60%

B B 50% B 25% B 25% A 25%

C 50% D 75% E 75% F 75%

C C 25% C 25% C 25%

D 75% E 75% F 75%

D D 40% D 40%

E 60% F 60%

E E 75%

F 25%

FSumber : Hasil Olahan Sendiri (hasil wawancara)

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

87

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 102/184

Universitas Indonesia

Dengan nilai maksimum poin 3,4667 maka point sharing yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14. Hasil Perhitungan Point Sharing

B C D E F SCORE

WEIGHTED

SCOREA A 1,387 A 1,387 A 0,867 A 0,867 A 1,387 5,893 87,893

B 2,080 C 2,080 D 2,600 E 2,600 F 2,080

B B 1,733 B 0,867 B 0,867 B 0,867 6,413 93,413

C 1,733 D 2,600 E 2,600 F 2,600

C C 0,867 C 0,867 C 0,867 6,413 91,413

D 2,600 E 2,600 F 2,600

D D 1,387 D 1,387 10,573 108,573

E 2,080 F 2,080

E E 2,600 12,480 112,480

F 0,867

F 10,227 106,227

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Setiap hasil wawancara dihitung hingga diperoleh bobot nilai (weighted score). Analisa  paired comparison  untuk hasil

wawncara lainnya dapat dilihat di lampiran. Bobot nilai ini kemudian dijumlahkan dan dicari nilai rata-ratanya.

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

88

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 103/184

Universitas Indonesia

Tabel 4.15. Bobot Nilai (Weighted Score) Rata-Rata 

NO KODE WEIGHTED SCORE

Nara-

sumber 1

Nara-

sumber 2

Nara-

sumber 3

Nara-

sumber 4

Nara-

sumber 5

Nara-

sumber 6

Nara-

sumber 7

Nara-

sumber 8

Nara-

sumber 9

Rata-

Rata

1. A 87,89 81,25 63,07 111,70 119,15 84,92 92,00 78,80 93,23 90,222. B 93,41 102,50 125,33 88,30 88,30 118,98 103,25 117,33 84,37 102,42

3. C 91,41 106,25 106,93 80,85 80,85 118,98 103,25 117,33 84,37 98,91

4. D 108,57 95,00 76,33 119,15 111,70 78,78 77,00 90,40 97,77 94,97

5. E 112,48 100,00 139,67 95,75 96,80 106,43 110,50 78,80 97,77 104,24

6. F 106,23 115,00 88,67 104,25 103,20 91,90 114,00 117,33 142,50 109,23

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

89

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 104/184

4.4.2.2 Decision Matrix

Hasil analisis paired comparison adalah diperoleh bobot untukmasing-masing paramater. Setelah diperoleh bobot dari masing-masing

 parameter, selanjutnya dilakukan analisis decision matrix. Decision matrix

adalah sebuah metode yang memungkinkan sebuah tim atau individu

untuk secara sistematis mengidentifikasi, menganalisis, dan menaksir

kekuatan hubungan antara informasi. Matriks ini sangat berguna untukmengambil putusan yang dipengaruhi oleh beberapa parameter. Penentuan

rangking untuk analisis decision matrix dilakukan dengan wawancara dan

litertur. Berikut rangking tersebut:

Tabel 4.16. Rangking Paremeter untuk Masing-Masing Alternatif

Kriteria Bobot

Alternatif

R290 R718

Rating Rating

1 Biaya Awal 90,22 5 1

2 Potensi Penipisan Ozon (ODP) 102,42 5 5

3 P t i P Gl b l (GWP) 98 91 5 5

90

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 105/184

4.4.3  Analisis Life Cycle Cost (LCC)

Biaya Siklus Hidup atau disebut dengan Life Cycle Cost adalahsuatu teknik untuk mengevaluasi secara ekonomi dengan menghitung

seluruh biaya yang relevan selama jangka waktu investasi melalui

 penyesuaian terhadap nilai waktu dari uang (time value of money). Biaya

siklus hidup terdiri dari biaya awal, biaya operasional, biaya perawatan,

 biaya sisa.1.  Biaya awal

Biaya awal merupakan biaya yang dikeluarkan untk pemasangan

komponen-komponen peralatan pengkondisisn udara.

2.  Biaya Operasional

Biaya operasional adalah biaya listrik yang diperlukan untuk

mengoperasikan sistem pendingin udara.

3.  Biaya Perawatan

Biaya perawatan diambil sebesar 10% dari biaya operasional.

4.  Biaya Sisa

Bi i t l h k i Di k i

91

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 106/184

Universitas Indonesia

Berikut hasil analisis siklus hidup biaya untuk pengkondisisan udara:

Tabel 4.18. Life Cycle Cost (LCC) Pengkondisian Udara dengan Refrigerant R134a 

ORIGINALLife cycle 20 tahun

Suku Bunga 12%

Inflasi 8% PW

1. Capital Cost

A) Initial Costs Rp (16.459.325.600,00) Rp (16.459.325.600,00)

Total initial Cost Rp (16.459.325.600,00)

2. Annual Cost

A) Operasi Rp (25.730.987.734,52)

B) Perawatan Rp (2.573.098.773,45)

Total Biaya operasional dan perawatan Rp (28.304.086.507,98)

3. Salvage Costs year faktor

A) Peralatan 20 0,1037 Rp 1.645.932.560,00 Rp 300.711.878,71

Total salvage PW costs Rp 300.711.878,71

TOTAL PRESENT WORTH

COST Rp (44.462.700.229,26)

Life Cycle Present Worth Saving

Saving 0%

Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

92

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 107/184

Universitas Indonesia

Tabel 4.19. Life Cycle Cost (LCC) Pengkondisian Udara Refrigerant Hidrokarbon

ALTERNATIF 1 (SISTEM PENGKONDISIAN

UDARA REFRIGERANT HYDROCARBON)Life cycle 20 tahun

Suku Bunga 12%

Inflasi 8% PW

1. Capital Cost

A) Initial Costs Rp (16.459.325.600,00) Rp (16.459.325.600,00)

Other initial cost

A) Redesign Rp (270.000.000,00) Rp (270.000.000,00)

B) Pergantian refrigerant Rp (30.000.000,00) Rp (30.000.000,00)

Total initial Cost Rp (16.759.325.600,00)

2. Annual Cost

A) Operasi Rp (21.871.339.574,34)

B) Perawatan Rp (2.573.098.773,45)

Total Biaya operasional dan perawatan Rp (24.444.438.347,80)

3. Salvage Costs year faktor

A) Peralatan 20 0,1037 Rp .645.932.560,00 Rp 170.683.206,47

Total salvage PW costs Rp 170.683.206,47

TOTAL PRESENT WORTH

COST Rp 41.033.080.741,32)

Life Cycle Present Worth Saving Rp 3.429.619.487,94

Saving 7,71%Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

93

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 108/184

Universitas Indonesia

Tabel 4.20. Life Cycle Cost (LCC) Pengkondisian Udara Refrigerant Air

ALTERNATIF 2 (SISTEM PENGKONDISIAN UDARA

REFRIGERANT AIR)Life cycle 20 tahun

Suku Bunga 12%

Inflasi 8% PW

1. Capital Cost

A) Initial Costs Rp (113.275.935.000,00) Rp (113.275.935.000,00)

Total initial Cost Rp (13.275.935.000,00)

2. Annual Cost

A) Operasi

B) Perawatan Rp (5.146.197.546,90)

Total Biaya operasional dan perawatan Rp (5.146.197.546,90)

3. Salvage Costs Year faktor

A) Peralatan 20 0,1037 Rp 11.327.593.500,00 Rp 1.174.671.445.95

Total salvage PW costs Rp 1.174.671.445.95

TOTAL PRESENT WORTH

COST Rp (11.7.247.461.100,96)

Life Cycle Present Worth Saving Rp (72.784.760.871,69)

Saving -164%Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

94

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 109/184

Dari hasil analisis decision matrix  dan analisis life cycle cost , maka

alternatif terpilih adalah alternatif 1 yaitu sistem pengkondisian udara dengan

refrigeran hidrokarbon. Sistem pengkondisian udara dengan refrigeran

hidrokarbon lebih ramah lingkungan dibangkan sistem pengkondisian udara

dengan refrigeran R134a karena refrigeran hidrokarbon memiliki potensi

 pemanasan global yang sangat kecil yaitu mendekati nol. Selain itu, sistem

 pengkondisian udara dengan refrigeran hidrokarbon memiliki siklus hidup biaya

yang paling kecil. Hal ini dikarenakan hidrokarbon sebagai refrigeran memiliki

kinerja yang sangat baik sehingga menghemat penggunaan listrik untuk

 pengkondisian udara.

Sistem pengkondisian udara dengan menggunakan refrigeran air juga

ramah terhadap lingkungan. Tetapi sistem pengkondisian udara dengan

refrigeran air memiliki siklus hidup biaya yang sangat besar. Hal ini dikarenakan

sistem pengkondisian udara dengan refrigeran air memerlukan komponen yang

komplek dan harga komponen-omponen ini masih sangat mahal.

95

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 110/184

Proposal Value Engineering Pekerjaan Motor Vehicle Air Conditioning 

(MVAC).

I.  Umum

Prinsip dasar studi Value Engineering  pada bangunan berkonsep green

 building adalah membuat bangunan tersebut menjadi semakin ramah

lingkungan dengan biaya yang optimal. Studi Value Engineering  dilakukan

 pada pekerjaan  Motor Vehicle Air Conditioning  (MVAC) dengan tujuan

memberikan alternatif sistem pengkondisian udara yang tidak memiliki dampak

negatif terhadap lingkungan yaitu sistem pengkondisian udara yang tidak

menyebabkan penipisan lapisan ozon dan tidak menyebabkan pemanasan global.

VE pada proyek ini dilakukan pada pekerjaan MVAC karena sistem MVAC

yang digunakan pada proyek ini menggunakan refrigeran HFC 134a dimana

refrigeran jenis ini berkonstribusi dalam pemanasan global sehingga refrigeran

 jenis ini tidak ramah lingkungan.

96

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 111/184

Berdasarkan analisis keuntungan dan kerugian, analisis  paired comparison  dan

decision matrix  serta analisis life cycle cost maka terpilihlah alternatif 1 yaitu

refrigeran hidrokarbon sebagai pengganti refrigeran HFC R134a.

Keuntungan penggunaan refrigeran hidrokarbon dalam sistem pengkondisian

udara jika dibandingkan dengan refrigeran R134a adalah:

a.  Lebih ramah lingkungan karena tidak menyebabkan pemanasan global.

 b.  Menghemat penggunaan listrik untuk pengkondisian udara. Refrigeran

hidrokarbon memiliki kinerja yang baik dan masa jenis yang lebih ringan

 jika dibandingkan dengan refrigerant HFC R134a sehingga dapat

mengurangi kerja kompressor. Karena kerja kompressor menjadi ringan,

maka energi listrik yang digunakan berkurang.

Kekurangan refrigeran hidrokarbon adalah mudah terbakar. Untuk

menutupi kekurangan ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai refrigeran

hidrokarbon. Pada prinsipnya, hidrokarbon akan terbakar jika terdapat 3 unsur

97

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 112/184

Universitas Indonesia

Tabel 4.21. Life Cycle Cost sistem pengkondisian udara dengan Refrigeran HFC R134a dan Refrigerant Hidrokarbon

ORIGINALALTERNATIF 1 (SISTEM PENGKONDISIAN

UDARA REFRIGERANT HYDROCARBON)Life cycle 20 tahun

Suku Bunga 12%

Inflasi 8% PW PW

1. Capital Cost

A) Initial Costs Rp.(16.459.325.600,00) Rp.(16.459.325.600,00) Rp (16.459.325.600,00) Rp (16.459.325.600,00)

Other initial cost

A) Redesign Rp (270.000.000,00) Rp (270.000.000,00)

B) Pergantian refrigerant Rp (30.000.000,00) Rp (30.000.000,00)

Total initial Cost Rp(16.459.325.600,00) Rp (16.759.325.600,00)

2. Annual CostA) Operasi Rp(25.730.987.734,52) Rp (21.871.339.574,34)

B) Perawatan Rp (2.573.098.773,45) Rp (2.573.098.773,45)

Total Biaya operasional dan

perawatan Rp(28.304.086.507,98) Rp (24.444.438.347,80)

3. Salvage Costs year faktor

A) Peralatan 20 0,1037 Rp 1.645.932.560,00 Rp 300.711.878,71 Rp 1.645.932.560,00 Rp 170.683.206,47

Total salvage PW cost Rp 300.711.878,71 Rp 170.683.206,47

TOTAL PRESENT WORTH COST Rp(44.462.700.229,26) Rp (41.033.080.741,32)

Life Cycle Present Worth Savin Rp 3.429.619.487,94

Saving 0% 7,71%Sumber : Hasil Olahan Sendiri

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

98

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 113/184

Dari tabel 4.21, dapat dilihat bahwa penggunaan refrigeran hidrokarbon

 pada sistem pengkondisian udara, dapat mengefisiensi biaya operasional sebesarRp. 3.429.619.487,94 atau sebesar 7,71% jika dibandingkan dengan siklus hidup

 biaya dengan refrigeran HFC 134a.

 

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 114/184

BAB 5

KESIMPULAN

5.1  KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan berdasarkan tahapan kerja value

engineering, dapat disimpulkan bahwa:

-  Komponen pekerjaan yang dapat dioptimal dengan metode value

engineering pada proyek ini adalah pekerjaan  Motor Vehicle Air

Conditioning (MVAC). Dimana sistem MVAC yang digunakan memiliki

 potensi pemanasan global sehingga tidak ramah terhadap lingkungan.

-  Dengan melakukan analisis VE lebih lanjut pada pekerjaan MVAC

diperoleh alternatif pengkondisian udara dengan menggunakan refrigeran

hidrokarbon sebagai sebagai pengganti sistem pengkondisian udara

refrigeran HFC R134a.

-  Refrigeran hidrokarbon merupakan refrigeran yang ramah lingkungan

karena tidak menyebabkan penipisan ozon dan potensi pemanasan

l b l t d h R f i hid k b j di t k h

100

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 115/184

sehingga biaya proyek bangunan berkonsep green building menjadi lebih efisien

dan bangunan tersebut juga menjadi lebih ramah lingkungan.

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 116/184

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Ari Ahmad, Optimasi pemanfaatan jalan Margonda Raya Depok dengan

metode value engineering. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Alexia Nalewaik, CCE MRICS, and Valerie Venters, CCC. (2009). Cost benefits

of building green” cost engineering : the AACE international journal of cost

estimation, cost/ schedule control, and project managemet. (Vol. 51/ No.1

February 2009).

Aziz, Muhammad Hasbi. (2005). Penerapan Konsep Eco Building di Indonesia.

Tesis Universitas Indonesia.

Bangunan Ramah Lingkungan Sudah Menjadi Kebutuhan. (2008, May 08). Suara

 Merdeka. 

B ildi d th i i t ( d) N b 21 2010

102

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 117/184

Cryer, B., Felder, J., Matthews, R.., Pettigrew M.,&Okrent, J. (2005). Evaluating

the Diffusion of Green Building Practices. UCLA Anderson: Management

Research Project.

Dell, Isola, Alphonse. (1974).  Value engineering in the construction industry.

 New York: Construction Publishing Corp., Inc.

Dell, Isola, Alphonse. (2008). Value engoneering: practical applicationfor design

construction maintenance & operations. Kingston: RS Means Company.

Elias, Samy E. G. (1998). Value Engineering, A Power Productivity Tool. Great

Britain : Elsevier Science.

Fauzan, Mohammad. (2008). Kesiapan penerapan value engineering pada

 pembangunan infrastruktur di Nanggroe Aceh Darussalam.  Tesis Institut

Teknologi Bandung.

F d l L d hi I Hi h P f A d S t i bl B ildi

103

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 118/184

Heerwagen, Judith H. (2000). Green Building, Organizational Success, and

Occupant Productivity. Building Research and Information vol 28 (5), 353-

367, London.

Introduction. July 20,2010. Congressional Research Service.www.crs.gov

Irsal, Ridho Masruri. (2008). Perangcangan bangunan dengan

mempertimbangkan aspek energi dan lingkungann studi kasus:

 pengamatan beberapa bangunan di jakarta dan surabaya dengan

menggunakan LEED-NC 21. Skripsi Universitas Indonesia.

Juan, Y-K., Gao P.,& Wang J. (2010). A hibrid decision support system for

sustainable office building renovation and energy perfomance improvement.

Journal of energy and building, 42, 290-297.

K t G (2003) Th C t d Fi i l B fit f G B ildi O t b

104

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 119/184

Landmark International Green Building Study Finds Benefits of Building

GreenOutweigh Cost Premium. (n.d). 14 April 2011.

http://www.goodenergies.com/news/-

LEED® Green Associate Study Guide. (2011). Green Building.

LEED Rating System diakses melalui <http://www.usgbc.org/ >

 LEED Version 3 diakses dari http://www.usgbc.org/

Lenssen N. and D.M. Roodman. Worldwatch Paper 124.  A Building Revolution:

 How Ecology and Health Concerns are Transforming Construction.

WorldWatch Institute, 1995.

Miller, Norm G., Pogoe D., Gough, Quiana D.. Davis, Susan M. (2009). Green

Building and Productivity. Forthcoming in the Journal of Sustainable Real

E t t V l 1 N F ll 2009 J

105

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 120/184

The cost & benefit of achieving Green Building. (n.d) 14 Januari 2011)

http://www.davislangdon.com/upload/StaticFiles/AUSNZ%20Publications/I

nfo%20Data/InfoData_Green_Buildings.pdf

Tom Woolley, Sam Kimmins, Paul Harrison, and Rob Harrison. (1997) Green

 Building Handbook . New York : E & FN Spon, an imprint of Thomson

Science &Professional

Turcotte, D., Villareal J.,& Bermingham, C. (2006). The Benefit of Building

Green: Recomendations for green program and incetives for the City of

Lowell. Lowell:University of Massachusetts Lowell.

Untoro, Kurniawan Vincetus. (2009). Penerapan Value Engineering dalam

Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Ke – PU-an di Lingkungan

 Departemen Pekerjaan Umum Dalam Usaha Meningkatkan Efektifitas

Penggunaan Anggaran. Tesis Universitas Indonesia

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 121/184

 

LAMPIRAN 1

DATA HASIL WAWANCARA

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 122/184

 

DATA NARASUMBER

No. Nara Sumber Jabatan Pengalaman Pendidikan

1 Narasumber 1 Kontraktor 6 tahun S1

2 Narasumber 2 Kontraktor 3 tahun S1

3 Narasumber 3 Pengusaha 7 tahun S1

4 Narasumber 4 Konsultan ME 20 tahun S1

5 Narasumber 5 Dosen 32 tahun S3

6 Narasumber 6 Dosen 16 tahun S3

7 Narasumber 9 Dosen 33 tahun S3

8 Narasumber 8 Dosen 10 tahun S3

9 Narasumber 9 Dosen 7 tahun S2

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking

 

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 123/184

HASIL WAWANCARA

 Nama : Narasumber 1

MENENTUKAN PARAMETER

KODE PARAMETER

A BIAYA AWAL

B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)

C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)

D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN

E KESELAMATAN

F EFISIENSI ENERGI

ALLOCATION OF POINTSallocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.

PAREMETER KeyLetter

MaxPoint

MinPoints

Remainingpoints

Biaya Awal A 100 82 18

Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 87 13

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 85 15

Biaya Operasional dan perawatan D 100 98 2

Keselamatan E 100 100 0

Efisiensi Energi F 100 96 4

TOTAL 600 548 52

Total no o comparison = n(n-1)/2

“n” adalah jumlah dari parameter = 6

Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2

= 15

Maksimum point untuk satu bagian = 52/15

= 3,4667

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

POINT SHARING MATRIX

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 124/184

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 40% A 40% A 25% A 25% A 40%

B 60% C 60% D 75% E 75% F 60%

B B 50% B 25% B 25% A 25%

C 50% D 75% E 75% F 75%

C C 25% C 25% C 25%

Skala kepentingan D 75% E 75% F 75%

Major Besar 100%,0% D D 40% D 40%

Medium Sedang 75%,25% E 60% F 60%

Minor Kecil 60%, 40% E E 75%

Equal Sama 50%,50% F 25%

F

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 1,387 A 1,387 A 0,867 A 0,867 A 1,387 5,893 87,893

B 2,080 C 2,080 D 2,600 E 2,600 F 2,080

B B 1,733 B 0,867 B 0,867 B 0,867 6,413 93,413

C 1,733 D 2,600 E 2,600 F 2,600

C C 0,867 C 0,867 C 0,867 6,413 91,413

D 2,600 E 2,600 F 2,600

Skala kepentingan D D 1,387 D 1,387 10,573 108,573

Major Besar 100%,0% E 2,080 F 2,080Medium Sedang 75%,25% E E 2,600 12,480 112,480

Minor Kecil 60%, 40% F 0,867

Equal Sama 50%,50% F 10,227 106,227

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

  Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 125/184

HASIL WAWANCARA

 Nama : Narasumber 2

MENENTUKAN PARAMETER

KODE PARAMETER

A BIAYA AWAL

B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)

C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)

D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN

E KESELAMATAN

F EFISIENSI ENERGI

ALLOCATION OF POINTSallocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.

PAREMETER KeyLetter

MaxPoint

MinPoints

Remainingpoints

Biaya Awal A 100 75 25

Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 90 10

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 95 5

Biaya Operasional dan perawatan D 100 80 20

Keselamatan E 100 85 15

Efisiensi Energi F 100 100 0

TOTAL 600 525 75

Total no o comparison = n(n-1)/2

“n” adalah jumlah dari parameter = 6

Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2

= 15

Maksimum point untuk satu bagian = 75/15

= 5

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

POINT SHARING MATRIX

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 126/184

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 0% A 0% A 50% A 50% A 25%

B 100% C 100% D 50% E 50% F 75%

B B 50% B 25% B 50% A 25%

C 50% D 75% E 50% F 75%

C C 0% C 50% C 25%

Skala kepentingan D 100% E 50% F 75%

Major Besar 100%,0% D D 25% D 50%

Medium Sedang 75%,25% E 75% F 50%

Minor Kecil 60%, 40% E E 75%

Equal Sama 50%,50% F 25%

F

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 0,000 A 0,000 A 2,500 A 2,500 A 1,250 6,250 81,250

B 5,000 C 5,000 D 2,500 E 2,500 F 3,750

B B 2,500 B 1,250 B 2,500 B 1,250 12,500 102,500

C 2,500 D 3,750 E 2,500 F 3,750

C C 0,000 C 2,500 C 1,250 11,250 106,250

D 5,000 E 2,500 F 3,750

Skala kepentingan D D 1,250 D 2,500 15,000 95,000

Major Besar 100%,0% E 3,750 F 2,500Medium Sedang 75%,25% E E 3,750 15,000 100,000

Minor Kecil 60%, 40% F 1,250

Equal Sama 50%,50% F 15,000 115,000

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

HASIL WAWANCARA

Nama : Narasumber 3

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 127/184

 Nama : Narasumber 3

MENENTUKAN PARAMETER

KODE PARAMETER

A BIAYA AWAL

B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)

D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN

E KESELAMATAN

F EFISIENSI ENERGI

ALLOCATION OF POINTSallocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.

PAREMETERKey

Letter

Max

Point

Min

Points

Remaining

points

Biaya Awal A 100 50 50

Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 95 5

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 85 15

Biaya Operasional dan perawatan D 100 60 40

Keselamatan E 100 100 0

Efisiensi Energi F 100 70 30

TOTAL 600 460 140

Total no o comparison = n(n-1)/2

“n” adalah jumlah dari parameter = 6Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2

= 15

Maksimum point untuk satu bagian = 140/15

= 9,333

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

POINT SHARING MATRIX

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 128/184

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 25% A 25% A 50% A 0% A 40%

B 75% C 75% D 50% E 100% F 60%

B B 100% B 75% B 0% B 75%

C 0% D 25% E 100% F 25%

C C 75% C 25% C 60%

D 25% E 75% F 40%

Skala kepentingan D D 25% D 50%

Major Besar 100%,0% E 75% F 50%

Medium Sedang 75%,25% E E 75%

Minor Kecil 60%, 40% F 25%

Equal Sama 50%,50% F

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 2,333 A 2,333 A 4,667 A 0,000 A 3,733 13,067 63,067

B 7,000 C 7,000 D 4,667 E 9,333 F 5,600

B B 9,333 B 7,000 B 0,000 B 7,000 30,333 125,333

C 0,000 D 2,333 E 9,333 F 2,333

C C 7,000 C 2,333 C 5,600 21,933 106,933

D 2,333 E 7,000 F 3,733

Skala kepentingan D D 2,333 D 4,667 16,333 76,333

Major Besar 100%,0% E 7,000 F 4,667Medium Sedang 75%,25% E E 7,000 39,667 139,667

Minor Kecil 60%, 40% F 2,333

Equal Sama 50%,50% F 18,667 88,667

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

HASIL WAWANCARA

Nama : Narasumber 4

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 129/184

 Nama : Narasumber 4

MENENTUKAN PARAMETER

KODE PARAMETER

A BIAYA AWAL

B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)

D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN

E KESELAMATAN

F EFISIENSI ENERGI

ALLOCATION OF POINTSallocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.

PAREMETERKey

Letter

Max

Point

Min

Points

Remaining

points

Biaya Awal A 100 90 10

Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 75 25

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 70 30

Biaya Operasional dan perawatan D 100 95 5

Keselamatan E 100 80 20

Efisiensi Energi F 100 85 15

TOTAL 600 495 105

Total no o comparison = n(n-1)/2

“n” adalah jumlah dari parameter = 6

Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2

= 15

Maksimum point untuk satu bagian = 105/15

= 7

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

POINT SHARING MATRIX

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 130/184

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 75% A 75% A 40% A 60% A 60%

B 25% C 25% D 60% E 40% F 40%

B B 60% B 25% B 40% B 40%

C 40% D 75% E 60% F 60%

C C 25% C 40% C 25%

D 75% E 60% F 75%

Skala kepentingan D D 75% D 60%

Major Besar 100%,0% E 25% F 40%

Medium Sedang 75%,25% E E 40%

Minor Kecil 60%, 40% F 60%

Equal Sama 50%,50% F

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 5,250 A 5,250 A 2,800 A 4,200 A 4,200 21,700 111,700

B 1,750 C 1,750 D 4,200 E 2,800 F 2,800

B B 4,200 B 1,750 B 2,800 B 2,800 13,300 88,300

C 2,800 D 5,250 E 4,200 F 4,200

C C 1,750 C 2,800 C 1,750 10,850 80,850

D 5,250 E 4,200 F 5,250

Skala kepentingan D D 5,250 D 4,200 24,150 119,150

Major Besar 100%,0% E 1,750 F 2,800Medium Sedang 75%,25% E E 2,800 15,750 95,750

Minor Kecil 60%, 40% F 4,200

Equal Sama 50%,50% F 19,250 104,250

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

HASIL WAWANCARA

 Nama : Narasumber 5

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 131/184

MENENTUKAN PARAMETER

KODE PARAMETER

A BIAYA AWAL

B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)

D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN

E KESELAMATAN

F EFISIENSI ENERGI

ALLOCATION OF POINTSallocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.

PAREMETERKey

Letter

Max

Point

Min

Points

Remaining

points

Biaya Awal A 100 95 5

Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 75 25

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 70 30

Biaya Operasional dan perawatan D 100 90 10

Keselamatan E 100 80 20

Efisiensi Energi F 100 85 15

TOTAL 600 495 105

Total no o comparison = n(n-1)/2

“n” adalah jumlah dari parameter = 6Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2

= 15

Maksimum point untuk satu bagian = 105/15

= 75

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

POINT SHARING MATRIX 

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 132/184

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 75% A 75% A 60% A 60% A 75%

B 25% C 25% D 40% E 40% F 25%

B B 60% B 25% B 40% B 40%

C 40% D 75% E 60% F 60%

C C 25% C 40% C 25%

D 75% E 60% F 75%

Skala kepentingan D D 60% D 60%

Major Besar 100%,0% E 40% F 40%

Medium Sedang 75%,25% E E 40%

Minor Kecil 60%, 40% F 60%

Equal Sama 50%,50% F

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 5,250 A 5,250 A 4,200 A 4,200 A 5,250 24,150 119,150

B 1,750 C 1,750 D 2,800 E 2,800 F 1,750

B B 4,200 B 1,750 B 2,800 B 2,800 13,300 88,300

C 2,800 D 5,250 E 4,200 F 4,200

C C 1,750 C 2,800 C 1,750 10,850 80,850

D 5,250 E 4,200 F 5,250

Skala kepentingan D D 4,200 D 4,200 21,700 111,700

Major Besar 100%,0% E 2,800 F 2,800Medium Sedang 75%,25% E E 2,800 16,800 96,800

Minor Kecil 60%, 40% F 4,200

Equal Sama 50%,50% F 18,200 103,200

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

HASIL WAWANCARA

 Nama : Narasumber 6

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 133/184

MENENTUKAN PARAMETER

KODE PARAMETER

A BIAYA AWAL

B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)

D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN

E KESELAMATAN

F EFISIENSI ENERGI

ALLOCATION OF POINTSAllocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.

PAREMETERKey

Letter

Max

Point

Min

Points

Remaining

points

Biaya Awal A 100 75 25

Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 100 0

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 100 0

Biaya Operasional dan perawatan D 100 70 30

Keselamatan E 100 90 10

Efisiensi Energi F 100 80 20

TOTAL 600 515 85

Total no o comparison = n(n-1)/2

“n” adalah jumlah dari parameter = 6Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2

= 15

Maksimum point untuk satu bagian = 85/15

= 5,667

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

POINT SHARING MATRIX 

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 134/184

A A 25% A 25% A 60% A 25% A 40%

B 75% C 75% D 40% E 75% F 60%

B B 50% B 75% B 60% B 75%

C 50% D 25% E 40% F 25%

C C 75% C 60% C 75%

D 25% E 40% F 25%

Skala kepentingan D D 25% D 40%

Major Besar 100%,0% E 75% F 60%

Medium Sedang 75%,25% E E 60%

Minor Kecil 60%, 40% F 40%

Equal Sama 50%,50% F

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 1,417 A 1,417 A 3,400 A 1,417 A 2,267 9,917 84,917

B 4,250 C 4,250 D 2,267 E 4,250 F 3,400

B B 2,833 B 4,250 B 3,400 B 4,250 18,983 118,983

C 2,833 D 1,417 E 2,267 F 1,417

C C 4,250 C 3,400 C 4,250 18,983 118,983

D 1,417 E 2,267 F 1,417

Skala kepentingan D D 1,417 D 2,267 8,783 78,783

Major Besar 100%,0% E 4,250 F 3,400Medium Sedang 75%,25% E E 3,400 16,433 106,433

Minor Kecil 60%, 40% F 2,267

Equal Sama 50%,50% F 11,900 91,900

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

HASIL WAWANCARA

 Nama : Narasumber 7

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 135/184

MENENTUKAN PARAMETER

KODE PARAMETER

A BIAYA AWAL

B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)

D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN

E KESELAMATAN

F EFISIENSI ENERGI

ALLOCATION OF POINTSAllocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.

PAREMETERKey

Letter

Max

Point

Min

Points

Remaining

points

Biaya Awal A 100 80 20

Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 90 10

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 90 10

Biaya Operasional dan perawatan D 100 70 30

Keselamatan E 100 95 5

Efisiensi Energi F 100 100 0

TOTAL 600 525 75

Total no o comparison = n(n-1)/2

“n” adalah jumlah dari parameter = 6

Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2

= 15

Maksimum point untuk satu bagian = 75/15

= 3,4667

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

POINT SHARING MATRIX

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 136/184

A A 40% A 40% A 60% A 25% A 75%

B 60% C 60% D 40% E 75% F 25%

B B 50% B 75% B 40% B 40%

C 50% D 25% E 60% F 60%

C C 75% C 40% C 40%

D 25% E 60% F 60%

Skala kepentingan D D 25% D 25%

Major Besar 100%,0% E 75% F 75%

Medium Sedang 75%,25% E E 40%

Minor Kecil 60%, 40% F 60%

Equal Sama 50%,50% F

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 2,000 A 2,000 A 3,000 A 1,250 A 3,750 12,000 92,000

B 3,000 C 3,000 D 2,000 E 3,750 F 1,250

B B 2,500 B 3,750 B 2,000 B 2,000 13,250 103,250

C 2,500 D 1,250 E 3,000 F 3,000

C C 3,750 C 2,000 C 2,000 13,250 103,250

D 1,250 E 3,000 F 3,000

Skala kepentingan D D 1,250 D 1,250 7,000 77,000

Major Besar 100%,0% E 3,750 F 3,750Medium Sedang 75%,25% E E 2,000 15,500 110,500

Minor Kecil 60%, 40% F 3,000

Equal Sama 50%,50% F 14,000 114,000

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

HASIL WAWANCARA

 Nama : Narasumber 8

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 137/184

MENENTUKAN PARAMETER

KODE PARAMETER

A BIAYA AWAL

B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)

D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN

E KESELAMATAN

F EFISIENSI ENERGI

ALLOCATION OF POINTSAllocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.

PAREMETERKey

Letter

Max

Point

Min

Points

Remaining

points

Biaya Awal A 100 70 30

Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 100 0

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 100 0

Biaya Operasional dan perawatan D 100 80 20

Keselamatan E 100 70 30

Efisiensi Energi F 100 100 0

TOTAL 600 520 80

Total no o comparison = n(n-1)/2

“n” adalah jumlah dari parameter = 6Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2

= 15

Maksimum point untuk satu bagian = 80/15

= 5,333

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

POINT SHARING MATRIX

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 138/184

A A 25% A 25% A 40% A 50% A 25%

B 75% C 75% D 60% E 50% F 75%

B B 50% B 75% B 75% B 50%

C 50% D 25% E 25% F 50%

C C 75% C 75% C 50%

D 25% E 25% F 50%

Skala kepentingan D D 60% D 25%

Major Besar 100%,0% E 40% F 75%

Medium Sedang 75%,25% E E 25%

Minor Kecil 60%, 40% F 75%

Equal Sama 50%,50% F

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 1,333 A 1,333 A 2,133 A 2,667 A 1,333 8,800 78,800

B 4,000 C 4,000 D 3,200 E 2,667 F 4,000

B B 2,667 B 4,000 B 4,000 B 2,667 17,333 117,333

C 2,667 D 1,333 E 1,333 F 2,667

C C 4,000 C 4,000 C 2,667 17,333 117,333

D 1,333 E 1,333 F 2,667

Skala kepentingan D D 3,200 D 1,333 10,400 90,400

Major Besar 100%,0% E 2,133 F 4,000Medium Sedang 75%,25% E E 1,333 8,800 78,800

Minor Kecil 60%, 40% F 4,000

Equal Sama 50%,50% F 17,333 117,333

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

HASIL WAWANCARA

 Nama : Narasumber 9

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 139/184

MENENTUKAN PARAMETER

KODE PARAMETER

A BIAYA AWAL

B POTENSI PENIPISAN OZON (ODP)C POTENSI PEMANASAN GLOBAL (GWP)

D BIAYA OPERASIONAL DAN PERAWATAN

E KESELAMATAN

F EFISIENSI ENERGI

ALLOCATION OF POINTSAllocation of points bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan masing-masing poin.

PAREMETERKey

Letter

Max

Point

Min

Points

Remaining

points

Biaya Awal A 100 70 30Potensi Penipisan Ozon (ODP) B 100 60 40

Potensi Pemanasan Global (GWP) C 100 60 40

Biaya Operasional dan perawatan D 100 70 30

Keselamatan E 100 70 30

Efisiensi Energi F 100 100 0

TOTAL 600 430 170

Total no o comparison = n(n-1)/2

“n” adalah jumlah dari parameter = 6

Jadi total no of paired comparison = 6(6-1)/2

= 15

Maksimum point untuk satu bagian = 170/15

= 11,3333

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

POINT SHARING MATRIX

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking ( lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 140/184

A A 40% A 40% A 50% A 50% A 25%

B 60% C 60% D 50% E 50% F 75%

B B 50% B 40% B 40% B 25%

C 50% D 60% E 60% F 75%

C C 40% C 40% C 25%

D 60% E 60% F 75%

Skala kepentingan D D 50% D 25%

Major Besar 100%,0% E 50% F 75%

Medium Sedang 75%,25% E E 25%

Minor Kecil 60%, 40% F 75%

Equal Sama 50%,50% F

B C D E F SCORE WEIGHTED SCORE

A A 4,533 A 4,533 A 5,667 A 5,667 A 2,833 23,233 93,233

B 6,800 C 6,800 D 5,667 E 5,667 F 8,500

B B 5,667 B 4,533 B 4,533 B 2,833 24,367 84,367

C 5,667 D 6,800 E 6,800 F 8,500

C C 4,533 C 4,533 C 2,833 24,367 84,367

D 6,800 E 6,800 F 8,500

Skala kepentingan D D 5,667 D 2,833 27,767 97,767

Major Besar 100%,0% E 5,667 F 8,500

Medium Sedang 75%,25% E E 2,833 27,767 97,767

Minor Kecil 60%, 40% F 8,500

Equal Sama 50%,50% F 42,500 142,500

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

 Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 141/184

WEIGHTED SCORE RATA-RATA

NO. KODE WEIGHTED SCORENara-

sumber 1

Nara-

sumber 2

Nara-

sumber 3

Nara-

sumber 4

Nara-

sumber 5

Nara-

sumber 6

Nara-

sumber 7

Nara-

sumber 8

Nara-

sumber 9

Rata-

Rata

1. A 87,89 81,25 63,07 111,70 119,15 84,92 92,00 78,80 93,23 90,22

2. B 93,41 102,50 125,33 88,30 88,30 118,98 103,25 117,33 84,37 102,42

3. C 91,41 106,25 106,93 80,85 80,85 118,98 103,25 117,33 84,37 98,91

4. D 108,57 95,00 76,33 119,15 111,70 78,78 77,00 90,40 97,77 94,97

5. E 112,48 100,00 139,67 95,75 96,80 106,43 110,50 78,80 97,77 104,24

6. F 106,23 115,00 88,67 104,25 103,20 91,90 114,00 117,33 142,50 109,23

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 142/184

 

RANKING MASING-MASING PARAMETER UNTUK REFRIGERNT

HYDROCARBON DAN REFRIGERANT AIR

Narasumber 5

Kriteria

Alternatif

Refrigerant

Hidrokarbon

Refrigerant

Air

Rating Rating

1 Biaya Awal 5 1

2 Potensi Penipisan Ozon (ODP) 5 5

3 Potensi Pemanasan Global (GWP) 5 5

4 Biaya Operasional dan perawatan 5 3

5 Keselamatan 1 5

6 Efisiensi Energi (Kinerja) 5 2

Narasumber 6

Kriteria

Alternatif

Refrigerant

Hidrokarbon

Refrigerant

Air

Rating Rating

1 Biaya Awal 5 1

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 143/184

 

Narasumber 8

Kriteria

Alternatif

RefrigerantHidrokarbon

RefrigerantAir

Rating Rating

1 Biaya Awal 5 1

2 Potensi Penipisan Ozon (ODP) 5 5

3 Potensi Pemanasan Global (GWP) 5 5

4 Biaya Operasional dan perawatan 5 3

5 Keselamatan 1 5

6 Efisiensi Energi (Kinerja) 5 2

Narasumber 9

Kriteria

Alternatif

Refrigerant

Hidrokarbon

Refrigerant

Air

Rating Rating

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

L i 1 H il W U t k M t k Ti k t K ti D R ki (l j t )

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 144/184

 

HASIL ANALISIS DECISION MATRIX

Kriteria

Bobot

Alternatif

Refrigerant

Hidrokarbon

Refrigerant Air

Kriteria Bobot Rating score Rating score

1 Biaya Awal 90,22 5 451,12 1 90,22

2 Potensi Penipisan Ozon (ODP) 102,42 5 512,10 5 512,10

3 Potensi Pemanasan Global (GWP) 98,91 5 494,57 5 494,57

4 Biaya Operasional dan perawatan 94,97 5 474,84 3 284,90

5 Keselamatan 104,24 1 104,24 5 521,22

6 Efisiensi Energi (kinerja) 109,23 5 546,15 2 218,46

TOTAL 2583,02 2121,48

RANKING I II

Lampiran 1: Hasil Wawancara Untuk Menetukan Tingkat Kepentingan Dan Ranking (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 145/184

 

LAMPIRAN 2

ANALISA BIAYA

KAPASITAS AC

Konversi

Lampiran 2 : Analisis Biaya

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 146/184

1 TR = 12000

BTU (British Thermal

Unit)/hr

1 PK = 9000 BTU/hr

1 PK = 745 watt

1000 watt = 1 KWH1KWH = Rp 750 (harga menurut Penpres No. 8 th 2011)

Perhitungan Kebutuhan AC Proyek Gedung Menteri

Asumsi

Lama pemakaian AC per hari = 10 jam

Lama pemakaian AC per bln = 25 hari

Menghitung biaya listrik untuk kebutuhan AC

Kapasitas AC yang ada = 3 x 300 TR = 900 TR

= 10.800.000 BTU/hr

= 1200 PKKebutuhan listrik untuk 1200

PK

1 PK = 745 watt

1200 PK = 894.000 watt

1.000 watt = 1 KWH

894.000 watt = 894 KWH

KOMPONEN BIAYA UNTUK SIKLUS HIDUP BIAYA PEKERJAAN MVAC DENGAN REFRIGERANT

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

R134a

● Biaya Awal

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 147/184

●  Biaya Awal

Biaya awal merupakan semua biaya yang komponen-komponen/ peralatan untuk sietem pengkondisisn udara di gedung.

Biaya awal sesuai dengan rencana anggara biaya (RAB) proyek yaitu Rp. 16.459.325.600,00 

● 

Nilai Sisa

Dengan asumsi umur pemakaian 20 tahun. Nilai sisa dari komponen-komponen/ peralatan MVAC diasumsikan 10% dari biaya awal.

 Nilai sisa = Rp 1.645.932.560

●  Biaya Operasional AC dengan Refrigerant R134a

Biaya operasional merupakan biaya pemakaian listrik untuk AC dengan refrigerant HFC R 134a.

Biaya listrik untuk AC per jam

1 KWH = Rp 750

894 KWH = Rp 670.500

Biaya listrik untuk AC per hari dengan asumsi pemakaian selama 10 jam adalah

1 jam = Rp 670.500

10 jam = Rp 6.705.000

Biaya listrik untuk AC per bulan dengan asumsi pemakaian 1 bulan 25 hari adalah

1 hari = Rp 6.705.000

25 hari = Rp 167.625.000

Biaya listrik untuk AC selama setahun adalah

1 bulan = Rp 167.625.000

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

12 bulan = Rp 2.011.500.000

Biaya litrik untuk AC ini merupakan biaya operasional pemakaian AC

Jadi, biaya operasional AC per tahun adalah Rp. 2.011.500.000 

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 148/184

●  Biaya Perawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan konsultan ME proyek ini, rencana biaya perawatan AC adalah 10% dari biaya operasional

AC.

Sehingga biaya perawatan per tahunnya adalah

= Rp 201.150.000

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

 

KOMPONEN BIAYA UNTUK SIKLUS HIDUP BIAYA PEKERJAAN MVAC DENGAN REFRIGERANT

HYDROCARBON

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 149/184

HYDROCARBON

●  Biaya AwalBiaya awal merupakan semua biaya yang komponen-komponen/ peralatan untuk sietem pengkondisisn udara di gedung.

Biaya awal sesuai dengan rencana anggara biaya (RAB) proyek yaitu Rp. 16.459.325.600,00Biaya awal untuk sistem pengkondisian udara dengan refrigeran hidrokarbon sama dengan sistem pengkondisian udara dengan

refrigeran HFC R134a, karena pergantian dari refrigeran HFC R134a dengan refrigeran hidrokarbon tidak mengubah komponen-

komponen utama sistem pengkondisian udara yang digunakan.

●  Biaya Awal Lainnya

Biaya awal lainnya merupakan biaya yang digunakan untuk mengganti refrigerant HFC R134a dengan refrigerant hydrocarbon.

Biaya penggantian per TR adalah Rp 300.000,00

Biaya penggantian 900 TR adalah Rp 270.000.000,00

Biaya Redesign Rp 30.000.000,00

Total Rp. 300.000.000,00

●  Nilai Sisa

Dengan asumsi umur pemakaian 20 tahun. Nilai sisa dari komponen-komponen/ peralatan MVAC diasumsikan 10% dari biaya awal.

 Nilai sisa = Rp 1.645.932.560

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

●  Operasional AC dengan Refrigerant Hidrokarbon

Biaya operasional merupakan biaya pemakaian listrik untuk AC dengan refrigeran hidrokarbon

Biaya listrik untuk AC per jam

1 KWH = Rp 750

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 150/184

p

894 KWH = Rp 670.500

Biaya listrik untuk AC per hari dengan asumsi pemakaian selama 10 jam adalah

1 jam = Rp 670.500

10 jam = Rp 6.705.000

Biaya listrik untuk AC per bulan dengan asumsi pemakaian 1 bulan 25 har i adalah

1 hari = Rp 6.705.000

25 hari = Rp 167.625.000

Biaya listrik untuk AC selama setahun adalah

1 bulan = Rp 167.625.000

12 bulan = Rp 2.011.500.000

Berdasarkan hasil wawancara dan literature diketahui bahwa penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran dapat menghemat biayalistrik sebesar 15%-25%

Asumsi penghematan listrik karena penggunaan refrigeran hidrokarbon adalah sebesar 15%

Pengehematan biaya = Rp 301.725.000

Biaya listrik per tahun = Rp 1.709.775.000

●  Biaya Perawatan

Biaya perawatan untuk sistem pengkondisian udara dengan refrigerant R134a dan refrigeran hidrokarbon diasumsikan sama.

Berdasarkan hasil wawancara dengan konsultan ME proyek ini, rencana biaya perawatan AC adalah 10% dari biaya operasional.Sehingga biaya perawatan per tahunnya adalah

= Rp 201.150.000

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

 

KOMPONEN BIAYA UNTUK SIKLUS HIDUP BIAYA PEKERJAAN MVAC DENGAN

REFRIGERANt AIR

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 151/184

●  Biaya Awal

Kapasitas AC = 3 x 300 TR = 900 TR

= 10.800.000 BTU/hr

AC dengan refrigerant air kapasitas /unit = 10200 BTU/hrMaka untuk kebutuhan AC sebesar 10.800.000 BTU/hr = 1058,824 unit = 1.059 unit

Harga satu unit AC dengan refrigerant air = Rp 106.965.000,00

Harga 900 unit AC dengan refrigerant air = Rp.113.275.935.000,00

Jadi, biaya awal untuk sistem pengkondisian udara dengan refrigerant air

adalah Rp 113.275.935.000,00

●  Nilai Sisa

Dengan asumsi umur pemakaian 20 tahun. Nilai sisa dari komponen-komponen/ peralatan MVAC diasumsikan 10% dari biaya awal.

 Nilai sisa = Rp 11.327.593.500

●  Biaya Operasional AC dengan Refrigeran Air

Air-Condicioner dengan refrigeran air dapat dioperasionalkan dengan menggunakan energi matahari. Sehingga diasumsikan

 biaya operasionalnya nol (atau tidak memerlukan biaya operasional).

●  Biaya Perawatan

Berdasarkan hasil wawancara dengan nara sumber, biaya perawatan AC jenis ini lebih maha jika dibandingkan dengan biaya perawatan AC dengan refrigerant R290 dan R134a.

Diasumsikan biaya perawatan AC ini dua kali biaya perawatan AC dengan refrigeran hidrokarbon dan R134a

Sehingga biaya perawatan per tahunnya adalah= Rp 402.300.000

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

SIKLUS HIDUP BIAYA SISTEM MVAC DENGAN REFRIGERANT R134A

Suku Bunga 12%

Inflasi 7,87%

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 152/184

,

1. Biaya Awal Rp. 16.459.325.600

2. Nilai Sisa Rp1.645.932.560

3. Rincian Biaya operasional dan Biaya Perawatan

TAHUN KE-

TOTAL1 2 3 4 5

Faktor inflasi 1 1,079 1,164 1,255 1,354

Biaya Operasional Rp2.011.500.000 Rp2.169.805.050 Rp2.340.568.707 Rp 2.524.771.465 Rp 2.723.470.979

Biaya perawatan Rp 201.150.000 Rp 216.980.505 Rp 234.056.871 Rp 252.477.146 Rp 272.347.098

Faktor suku bunga 0,8929 0,7972 0,7118 0,6355 0,5674

PW BiayaOperasional Rp1.796.068.350 Rp1.729.768.586 Rp1.666.016.806 Rp 1.604.492.266 Rp 1.545.297.433 Rp 8.341.643.441

PW Biaya perawatan Rp 179.606.835 Rp 172.976.859 Rp 166.601.681 Rp 160.449.227 Rp 154.529.743 Rp 834.164.344

TAHUN KE-

TOTAL6 7 8 9 10

Faktor 1,461 1,575 1,699 1,833 1,977

Biaya Operasional Rp2.937.808.145 Rp3.169.013.646 Rp3.418.415.020 Rp 3.687.444.282 Rp 3.977.646.147

Biaya perawatan Rp 293.780.815 Rp 316.901.365 Rp 341.841.502 Rp 368.744.428 Rp 397.764.615

Faktor suku bunga 0,5066 0,4523 0,4039 0,3606 0,3220

PW BiayaOperasional Rp1.488.293.606 Rp1.433.344.872 Rp1.380.697.827 Rp 1.329.692.408 Rp 1.280.802.059 Rp 6.912.830.772

PW Biaya perawatan Rp 148.829.361 Rp 143.334.487 Rp 138.069.783 Rp 132.969.241 Rp 128.080.206 Rp 691.283.077

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

 

TAHUN KE-

TOTAL11 12 13 14 15

Faktor 2,133 2,301 2,482 2,677 2,888

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 153/184

, , , , ,

Biaya Operasional Rp4.290.686.899 Rp4.628.363.958 Rp4.992.616.201 Rp 5.385.535.096 Rp 5.809.376.708

Biaya perawatan Rp 429.068.690 Rp 462.836.396 Rp 499.261.620 Rp 538.553.510 Rp 580.937.671

Faktor suku bunga 0,2875 0,2567 0,2292 0,2046 0,1827

PW BiayaOperasional Rp1.233.572.483 Rp1.188.101.028 Rp1.144.307.633 Rp 1.101.880.481 Rp 1.061.373.125 Rp 5.729.234.750

PW Biaya perawatan Rp 123.357.248 Rp 118.810.103 Rp 114.430.763 Rp 110.188.048 Rp 106.137.312 Rp 572.923.475

TAHUN KE-

TOTAL16 17 18 19 20

Faktor 3,115 3,361 3,625 3,910 4,218

Biaya Operasional Rp6.266.574.655 Rp6.759.754.081 Rp7.291.746.727 Rp 7.865.607.194 Rp 8.484.630.480

Biaya perawatan Rp 626.657.466 Rp 675.975.408 Rp 729.174.673 Rp 786.560.719 Rp 848.463.048

Faktor suku bunga 0,1631 0,1456 0,1300 0,1161 0,1037

PW BiayaOperasional Rp1.022.078.326 Rp 984.220.194 Rp 947.927.074 Rp 913.196.995 Rp 879.856.181 Rp 4.747.278.771

PW Biaya perawatan Rp 102.207.833 Rp 98.422.019 Rp 94.792.707 Rp 91.319.700 Rp 87.985.618 Rp 474.727.877

TOTAL PW Biaya Opersional Rp 25.730.987.735

TOTAL PW Biaya Perawatan Rp 2.573.098.773

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

 

SIKLUS HIDUP BIAYA SISTEM MVAC DENGAN REFRIGERANT HYDROCARBON

Suku Bunga 12%

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 154/184

Suku Bunga 12%

Inflasi 7,87%

1. Biaya Awal Rp. 16.459.325.600

2. Biaya Awal lainnya Rp 300.000.0003. Nilai Sisa Rp 1.645.932.560

4. Rincian biaya operasional dan biaya perawatan

TAHUN KE-

TOTAL1 2 3 4 5

Faktor inflasi 1 1,079 1,164 1,255 1,354

Biaya Operasional Rp 1.709.775.000 Rp 1.844.334.293 Rp1.989.483.401 Rp 2.146.055.745 Rp 2.314.950.332

Biaya perawatan Rp 201.150.000 Rp 216.980.505 Rp 234.056.871 Rp 252.477.146 Rp 272.347.098

Faktor suku bunga 0,8929 0,7972 0,7118 0,6355 0,5674

PW Biaya Operasional Rp 1.526.658.098 Rp 1.470.303.298 Rp1.416.114.285 Rp 1.363.818.426 Rp 1.313.502.818 Rp7.090.396.925

PW Biaya perawatan Rp 179.606.835 Rp 172.976.859 Rp 166.601.681 Rp 160.449.227 Rp 154.529.743 Rp 834.164.344

TAHUN KE-

TOTAL6 7 8 9 10

Faktor 1,461 1,575 1,699 1,833 1,977

Biaya Operasional Rp 2.497.136.923 Rp 2.693.661.599 Rp2.905.652.767 Rp 3.134.327.640 Rp 3.380.999.225

Biaya perawatan Rp 293.780.815 Rp 316.901.365 Rp 341.841.502 Rp 368.744.428 Rp 397.764.615

Faktor suku bunga 0,5066 0,4523 0,4039 0,3606 0,3220

PW Biaya Operasional Rp 1.265.049.565 Rp 1.218.343.141 Rp1.173.593.153 Rp 1.130.238.547 Rp 1.088.681.750 Rp5.875.906.157

PW Biaya perawatan Rp 148.829.361 Rp 143.334.487 Rp 138.069.783 Rp 132.969.241 Rp 128.080.206 Rp 691.283.077

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

 

4. Rincian Biaya perawatan dan biaya operasional (lanjutan)

TAHUN KE-

TOTAL11 12 13 14 15

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 155/184

Faktor 2,133 2,301 2,482 2,677 2,888

Biaya Operasional Rp 3.647.083.864 Rp 3.934.109.364 Rp4.243.723.771 Rp 4.577.704.832 Rp 4.937.970.202

Biaya perawatan Rp 429.068.690 Rp 462.836.396 Rp 499.261.620 Rp 538.553.510 Rp 580.937.671

Faktor suku bunga 0,2875 0,2567 0,2292 0,2046 0,1827

PW Biaya Operasional Rp 1.048.536.611 Rp 1.009.885.874 Rp 972.661.488 Rp 936.598.409 Rp 902.167.156 Rp4.869.849.538

PW Biaya perawatan Rp 123.357.248 Rp 118.810.103 Rp 114.430.763 Rp 110.188.048 Rp 106.137.312 Rp 572.923.475

TAHUN KE-

TOTAL16 17 18 19 20

Faktor 3,115 3,361 3,625 3,910 4,218

Biaya Operasional Rp 5.326.588.457 Rp 5.745.790.969 Rp6.197.984.718 Rp 6.685.766.115 Rp 7.211.935.908

Biaya perawatan Rp 626.657.466 Rp 675.975.408 Rp 729.174.673 Rp 786.560.719 Rp 848.463.048

Faktor suku bunga 0,1631 0,1456 0,1300 0,1161 0,1037

PW Biaya Operasional Rp 868.766.577 Rp 836.587.165 Rp 805.738.013 Rp 776.217.446 Rp 747.877.754 Rp4.035.186.955PW Biaya perawatan Rp 102.207.833 Rp 98.422.019 Rp 94.792.707 Rp 91.319.700 Rp 87.985.618 Rp 474.727.877

TOTAL PW Biaya Opersional Rp 21.871.339.574

TOTAL PW Biaya Perawatan Rp 2.573.098.773

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

 

SIKLUS HIDUP BIAYA SISTEM MVAC DENGAN REFRIGERANT AIR

Suku Bunga 12%

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 156/184

g

Inflasi 7,87%

1. Biaya Awal Rp 113.275.935.000,00

2. Nilai Sisa Rp 11.327.593.5003. Rincian Biaya Perawatan

TAHUN KE-

TOTAL1 2 3 4 5

Faktor inflasi 1 1,079 1,164 1,255 1,354

Biaya perawatan Rp 402.300.000 Rp 433.961.010 Rp 468.113.741 Rp 504.954.293 Rp 544.694.196

Faktor suku bunga 0,8929 0,7972 0,7118 0,6355 0,5674

PW Biaya perawatan Rp 359.213.670 Rp 345.953.717 Rp 333.203.361 Rp 320.898.453 Rp 309.059.487 Rp 1.668.328.688

TAHUN KE-TOTAL6 7 8 9 10

Faktor 1,461 1,575 1,699 1,833 1,977

Biaya perawatan Rp 587.561.629 Rp 633.802.729 Rp 683.683.004 Rp 737.488.856 Rp 795.529.229

Faktor suku bunga 0,5066 0,4523 0,4039 0,3606 0,3220

PW Biaya perawatan Rp 297.658.721 Rp 286.668.974 Rp 276.139.565 Rp 265.938.482 Rp 256.160.412 Rp 1.382.566.154

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

 

3. Rincian Biaya perawatan (lanjutan)

TAHUN KE-

TOTAL11 12 13 14 15

Lampiran 2 : Analisis Biaya (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 157/184

Faktor 2,133 2,301 2,482 2,677 2,888

Biaya perawatan Rp 858.137.380 Rp 925.672.792 Rp 998.523.240 Rp1.077.107.019 Rp 1.161.875.342

Faktor suku bunga 0,2875 0,2567 0,2292 0,2046 0,1827

PW Biaya perawatan Rp 246.714.497 Rp 237.620.206 Rp 228.861.527 Rp 220.376.096 Rp 212.274.625 Rp 1.145.846.950

TAHUN KE-

TOTAL16 17 18 19 20

Faktor 3,115 3,361 3,625 3,910 4,218

Biaya perawatan Rp. 1.253.314.931 Rp 1.351.950.816 Rp. 1.458.349.345 Rp1.573.121.439 Rp 1.696.926.096

Faktor suku bunga 0,1631 0,1456 0,1300 0,1161 0,1037

PW Biaya perawatan Rp 204.415.665 Rp 196.844.039 Rp 189.585.415 Rp 182.639.399 Rp 175.971.236 Rp 949.455.754

TOTAL PW Biaya Perawatan Rp 5.146.197.547

Penerapan value ..., Sri Puji Lestari, FT UI, 2011

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 158/184

 

LAMPIRAN 3

RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS

Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 159/184

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS

PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI

 No. Uraian PekerjaanJumlah Harga

(Rp)

Sub Total Harga

(Rp)

I. PEKERJAAN PERSIAPAN

7.865.104.367,52II. GEDUNG MENTERI

II.1. PEKERJAAN STRUKTUR 79.028.209.502,51

II.2. PEKERJAAN ARSITEKTUR 78.390.880.386,05

II.3. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL 76.559.848.878,00

II.4. PEKERJAAN INTERIOR LEPAS 21.037.186.683,00

II.5. PEKERJAAN IT DAN JARINGAN DATA 5.633.682.023,00

II.6. PEKERJAAN LANSCAPE 1.930.048.320,25

SUB TOTAL PEKERJAAN GEDUNG MENTERI262.579.855.792,81

DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN PERSIAPAN, PRASARANA DAN PENUNJANG

Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 160/184

DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN PERSIAPAN, PRASARANA DAN PENUNJANG

PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI

Harga Satuan (RP.)Jumlah Harga

(RP.)No Uraian Pekerjaan Sat Vol

I Pekerjaan Persiapan :

1Mobilisasi danDemobilisasi ls 1,00 Rp.243.250.000,00 Rp. 243.250.000,00

2

Direksi Keet &

 perlengkapannya m2  125,00 Rp. 300.000,00 Rp. 37.500.000,00

3 Pembuatan Jalan Sementara m2  600,00 Rp. 169.000,00 Rp. 101.400.000,00

4 Sewa TC (2 unit) bl 12,00 Rp. 100.000.000,00 Rp. 1.200.000.000,00

5 Sewa genset bl 18,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 270.000.000,00

6 Air kerja bl 18,00 Rp. 6.000.000,00 Rp. 108.000.000,00

7 Listrik kerja bl 18,00 Rp. 40.000.000,00 Rp. 720.000.000,00

Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 161/184

20 Gambar Kerja ls 1,00 Rp. 4.600.000,00 Rp. 4.600.000,00

21 Contoh Bahan ls 1,00 Rp. 3.750.000,00 Rp. 3.750.000,00

22

Pertanggungan

Biaya ls 1,00 Rp. 10.000.000,00 Rp. 10.000.000,00

23

P3K, Pemadam Kebakaran dan

Peralatan Keselamatan Kerja ls 1,00 Rp. 20.000.000,00 Rp. 20.000.000,00

24

Peralatan dan Perlengkapan

Kerja ls 1,00 Rp. 50.000.000,00 Rp. 50.000.000,00

25 Fasilitas Komunikasi (HT) ls 1,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 15.000.000,00

26

Asuransi

(Jamsostek) ls 1,00 Rp. 420.500.000,00 Rp. 420.500.000,00

27

Biaya Perizinan Lisensi-

lisensi

Pekerjaan Kontraktor yangdilaksanakan oleh Badan

Pemerintahan. ls 1,00 Rp. 25.000.000,00 Rp. 25.000.000,00

28 Testing Commisioning ls 1,00 Rp. 15.000.000,00 Rp. 15.000.000,00

29 Biaya Identifikasi

Termasuk plat, label, peta,

tanda-tanda berwarna ls 1,00 Rp. 7.515.157,00 Rp. 7.515.157,00

Soldier Pile (Pekerjaan

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG

Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 162/184

MENTERI

PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI

No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga

(RP.)

GEDUNG MENTERI

I.a Pekerjaan Pondasi Bored pile dia 100 cm 236 titik Rp. 12.673.141.180,25

I.b Pekerjaan Tanah Rp. 128.037.124,80

I.c Pekerjaan Lantai Separasi Rp. 782.447.739,00

II Pekerjaan Lantai Semi Basement Rp. 11.734.718.880,51

III Pekerjaan Lantai Satu Rp. 3.497.762.572,53

IV Pekerjaan Lantai Dua Rp. 3.205.061.129,98

V Pekerjaan Lantai Tiga Rp. 3.706.342.897,88VI Pekerjaan Lantai Empat Rp. 2.857.165.199,59

VII Pekerjaan Lantai Lima Rp. 2.999.258.307,06

VIII Pekerjaan Lantai Enam Rp. 2.509.471.037,59

IX Pekerjaan Lantai Tujuh Rp. 2.516.529.473,90

X Pekerjaan Lantai Delapan Rp. 2.490.438.233,79

Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 163/184

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR

PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI

No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga Sub Total Harga

(RP.) (RP.)

I.a

Pekerjaan Pondasi Bored pile dia 80 cm

187 ttk Rp 6.838.105.402,30

I.b Pekerjaan Tanah Rp 228.566.865,73

I.c Pekerjaan Lantai Separasi Rp 1.002.120.248,00

II Pekerjaan Lantai Semi Basement Rp 6.261.086.487,99

III Pekerjaan Lantai P-1 Rp 1.914.436.655,71

IV Pekerjaan Lantai P - 1A Rp 1.054.938.432,63

V Pekerjaan Lantai P - 2 Rp 1.099.503.352,51

VI Pekerjaan Lantai P - 2 A Rp 1.017.624.434,71

VII Pekerjaan Lantai P - 3 Rp 1.095.086.021,44

VIII Pekerjaan Lantai P - 3A Rp 1.017.624.434,71

IX Pekerjaan Lantai P - 4 Rp 1.035.507.640,79

X Pekerjaan Lantai P - 4 A Rp 970 120 252 31

 Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 164/184

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN ARSITEKTUR GEDUNG

MENTERI

PROYEK :

PEMBANGUNAN GEDUNG

MENTERI

No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga

(Rp)

Sub Total Harga

(Rp)

II.2 GEDUNG MENTERI

A. Pekerjaan Lantai Semi Basement Rp. 2.717.685.310,58

B. Pekerjaan Lantai Satu Rp. 6.524.222.536,29

C. Pekerjaan Lantai Dua Rp. 4.538.254.914,85

D. Pekerjaan Lantai Tiga Rp. 4.845.121.988,55

E. Pekerjaan Lantai Empat Rp. 4.746.936.768,87

F. Pekerjaan Lantai Lima Rp. 3.968.457.374,96

G. Pekerjaan Lantai Enam Rp. 3.957.067.146,25

H. Pekerjaan Lantai Tujuh Rp. 3.804.114.394,04

I Pekerjaan Lantai Delapan Rp 3 749 810 010 54

 Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 165/184

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS ARSITEKTUR GEDUNG PARKIR

PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI

No. Uraian PekerjaanJumlah Harga

(Rp)

Sub Total Harga

(Rp)

GEDUNG PARKIR

A.Pekerjaan Lantai Semibasement

dan KantinRp. 1.678.071.011,61

B. Pekerjaan Lantai P1 - P1A Rp. 1.152.513.431,13

C. Pekerjaan Lantai P2 - P2A Rp. 787.598.793,25

D. Pekerjaan Lantai P3 - P3A Rp. 787.598.793,25

E. Pekerjaan Lantai P4 - P4A Rp. 787.598.793,25F. Pekerjaan Lantai P5 - P5A Rp. 787.598.793,25

G. Pekerjaan Lantai P6 - P6A Rp. 787.598.793,25

H. Pekerjaan Lantai P7 - P7A Rp. 787.598.793,25

I. Pekerjaan Lantai P8 - P8A Rp. 787.598.793,25

 Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 166/184

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

PROYEK :PEMBANGUNAN GEDUNGMENTERI

PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

 No. Uraian PekerjaanJumlah Harga

(Rp)

Sub Total Harga

(Rp)

1. GEDUNG MENTERI

I Pekerjaan Listrik Rp. 21.047.641.921,00

II Pekerjaan Telepon Rp. 2.838.814.341,00

III Pekerjaan Tata Suara Rp. 454.630.513,00

IV Pekerjaan Conference System Rp. 2.529.378.000,00

V Pekerjaan Sound Reinforcement System Rp. 5.085.423.000,00

 Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 167/184

2. PEKERJAAN IT DAN JARINGAN

DATA RP 5.633.682.023,00

SUB TOTAL PEKERJAAN IT

DAN JARINGAN DATA5.633.682.023,00

3. GEDUNG PARKIR

I Pekerjaan Listrik Rp. 666.464.186,00

II Pekerjaan Tata Suara Rp. 80.135.256,00

III Pekerjaan CCTV Rp. 10.314.440,00

IV Pekerjaan Lift / Elevator Rp. 1.376.157.560,00

V Pekerjaan Pemadam Kebakaran Rp. 1.855.957.532,00

VI Pekerjaan Fire Alarm Rp. 449.928.437,00

  Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 168/184

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN INTERIOR LEPAS

PROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI

 NO. URAIANTOTAL HARGA

I LANTAI 1 Rp. 275.632.875,00

II LANTAI 2 RP 1.206.186.635,00

III LANTAI 3 Rp. 1.677.939.457,00IV LANTAI 4 Rp. 1.498.426.580,00

V LANTAI 5 , 6 Rp. 1.416.819.091,00

VI LANTAI 6, 7 Rp. 1.668.212.715,00

VII LANTAI 8 Rp. 1.256.469.464,00

VIII LANTAI 9, 10 Rp. 1.142.175.086,00

IX LANTAI 10 Rp. 478.788.427,00

X LANTAI 11 Rp. 1.289.358.837,00XI LANTAI 12 Rp. 1.183.439.525,00

XII LANTAI 13 Rp. 1.317.287.807,00

XIII LANTAI 14 Rp. 1.670.971.777,00

XIV LANTAI 15 Rp. 2.599.097.616,00

XV LANTAI 16 Rp. 1.299.548.808,00

XVI LANTAI 17 Rp. 1.056.831.983,00

 Lampiran 3 : Rencana Anggaran Biaya Proyek (lanjutan)

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 169/184

REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS PEKERJAAN LANSEKAPPROYEK : PEMBANGUNAN GEDUNG MENTERI

 No. Uraian Pekerjaan Jumlah Harga (RP.)Sub Total Harga

(Rp)

A. PEKERJAAN HARDSCAPE

I AREA PLAZA UPACARA Rp. 312.261.588,50

II AREA PLAZA BENDERA Rp. 394.996.387,50

III AREA DROPOFF Rp. 125.863.875,00

IV AREA PLAZA INTERAKTIF Rp. 109.688.528,05

V AREA ROOF GARDEN Lt. 4 Rp. 318.629.013,75

VI AREA ROOF GARDEN Lt. 17 Rp. 160.213.649,04

JUMLAH PEKERJAAN HARDSCAP Rp.1.421.653.041,84

B. PEKERJAAN SOFTSCAPE

I PEKERJAAN TANAH R 240 116 388 25

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 170/184

 

LAMPIRAN 4

HASIL WAWANCARA UNTUK VALIDASI

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 171/184

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI

BIAYA PADA PROYEK BANGUNAN BERKONSEP GREEN

 BUILDING 

WAWANCARA TERSTUKTUR

PENDAHULUAN

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 172/184

Green building atau yang dikenal sebagai sustainable building merupakan bangunan yang

dikenal ramah terhadap lingkungan dan efisien terhadap sumber daya. Dimana efisiensi ini

melalui siklus hidup bangunan (building’s life cycle) mulai dari desain, konstruksi, operasi,

 perawatan, renovasi, dan pembongkaran. Green building  bertujuan untuk mengurangi dampak

negatif bangunan terhadap lingkungan. Konsep green building didorong menjadi trend dunia bagi

 pengembang properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan menjadi keharusan di dunia properti

saat ini. Hal ini dikarenakan bangunan ramah lingkungan mempunyai konstribusi menahan laju

 pemasanan global dengan membenahi iklim mikro.

Meskipun demikian masih banyak pihak yang menganggap bahwa penerapan konsep green

building pada bangunan itu mahal, sulit, dan tidak  feasible secara bisnis. Untuk menanggapi hal

ini maka suatu proyek bangunan ramah lingkungan harus direncanakan dengan efisien dan

optimal. Salah satu cara untuk mengefisienkan dan mengoptimalkan biaya adalah dengan

menerapkan value engineering (VE). Prinsip dasar VE pada proyek Igreen building adalah

membuat bangunan menjadi ramah lingkungan dengan biaya yang efisien dan optimal.

VE pada pada proyek ini dilakukan pada pekerjaan  Motor Vehicle Air Conditioning 

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 173/184

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 174/184

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 175/184

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 176/184

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 177/184

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK EFISIENSI

BIAYA PADA PROYEK BANGUNAN BERKONSEP GREEN

 BUILDING 

WAWANCARA TERSTUKTUR

PENDAHULUAN

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 178/184

Green building atau yang dikenal sebagai sustainable building merupakan bangunan

yang dikenal ramah terhadap lingkungan dan efisien terhadap sumber daya. Dimana efisiensi

ini melalui siklus hidup bangunan (building’s life cycle) mulai dari desain, konstruksi,

operasi, perawatan, renovasi, dan pembongkaran. Green building  bertujuan untuk

mengurangi dampak negatif bangunan terhadap lingkungan. Konsep green building didorong

menjadi trend dunia bagi pengembang properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan menjadi

keharusan di dunia properti saat ini. Hal ini dikarenakan bangunan ramah lingkungan

mempunyai konstribusi menahan laju pemasanan global dengan membenahi iklim mikro.

Meskipun demikian masih banyak pihak yang menganggap bahwa penerapan konsep green

building pada bangunan itu mahal, sulit, dan tidak feasible secara bisnis. Untuk menanggapi

hal ini maka suatu proyek bangunan ramah lingkungan harus direncanakan dengan efisien

dan optimal. Salah satu cara untuk mengefisienkan dan mengoptimalkan biaya adalah dengan

menerapkan value engineering (VE). Prinsip dasar VE pada proyek Igreen building adalah

membuat bangunan menjadi ramah lingkungan dengan biaya yang efisien dan optimal.

VE pada pada proyek ini dilakukan pada pekerjaan  Motor Vehicle Air Conditioning 

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 179/184

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 180/184

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 181/184

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 182/184

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 183/184

 

LAMPIRAN 5

FORM REVISI

REVISI SKRIPSI

PENGUJI KOMENTAR RESPON

7/23/2019 Penerapan Value Engineer

http://slidepdf.com/reader/full/penerapan-value-engineer 184/184

Ir. Setyo Supriyadi, M.Si Tambahkan intro aspek green building yang lain selain

 batasan AC pada tesis ini

Telah direvisi dan ditambahkan pada

halaman 24

Depok, 24 Juni 2011

Mengetahui

Pembimbing,

(M. Ali Berawi, M.Eng. Sc, Ph.D)

Penguji,

(Ir. Bambang Setiadi)

Penguji,

(Ir. Setyo Supriyadi, M.Si)