penetapan kadar logam dengan metode gravimetri
TRANSCRIPT
MAKALAH KIMIA FARMASI KUANTITATIF
PENENTUAN KADAR LOGAM BARIUM MENGGUNAKAN METODE GRAVIMETRI
DISUSUN OLEH:Kelompok 1
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWIPALEMBANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kimia farmasi
kuantitatif tentang “penentuan kadar barium menggunakan metode gravimetri”. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
mengenai malaria dan pengobatannya. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang,
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu kami
mengharapkan bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik yang sifatnya membangun
sehingga tercapainya makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
Palembang, Oktober 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara mengukur
berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri
melibatkan proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode
gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji
dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Analisis gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau
senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang dapat segera diubah menjadi
bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa
dan berat atom unsur-unsur yang menyusunnya. Pemisahan unsur-unsur atau senyawa yang
dikandung dilakukan dengan beberapa cara, seperti: metode penguapan, metode
elektroanalisis, atau berbagai macam metode lainnya
Metode Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi
pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:
a A + p P → A a P p
“a” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi
setara dari reaktan pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi
yang tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat setelah
proses pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengandap P umumnya dilakukan
secara berlebih agar dicapai pengendapan yang sempurna.
Gravimetri merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui prhitungan
berat zat. Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid). Alat
utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang baik. Dalam reaksi
pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang akan dianalisis, maka
dengan cermat kita dapat memisahkan endapan dari zat-zat lain yang juga turut mengendap.
Pencucian endapan merupakan tahap selanjutnya, proses pencucian umumnya dilakukan
dengan menyaring endapan, dilakukan dengan membilasnya dengan air. Tahap akhir dari
proses ini adalah memurnikan endapan, dengan cara menguapkan zat pelarut atau air yang
masih ada di dalam sampel, pemanasan atau pengeringan dalam oven lazim dilakukan.
Akhirnya penimbangan sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah kualitas
sampel yang dianalisis
Agar pengendapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang
mendeteksi nilai yang sebenarnya, harus dipenuhi dua kriteria berikut: 1) proses pemisahan
atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung sempurna; 2) endapan analit
yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya dan memiliki tingkat kemurnian yang
tinggi, tidak bercampur dengan zat pengotor.
Untuk menghilangkan sisa-sisa cairan induk dan kotoran yang terjerap, maka endapan
harus dicuci setelah disaring. Pencucian akan berhasil jika pencucian dilakukan berulang-
ulang dengan pemakaian sebagian demi sebagian cairan pencuci. Pencucian dilanjutkan terus
sampai ion pengotor telah hilang sama sekali. Hilangnya ion pengotor ditandai dari hasil
negatif pada pengujian cairan pencuci dengan pereaksi yang cocok
Tahap pengukuran dalam metode gravimetrik adalah penimbangan. Analitnya secara fisik
dipisahkan dari semua komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Pengendapan merupakan
teknik yang paling meluas penggunaannya untuk memisahkan analit dari pengganggu-pengganggu . Zat
yang telah di endapkan ini di saring dan dikeringkan serta ditimbang dan diusahakan endapan itu harus
semurni mungkin.
2. Rumusan masalah
Bagaimana cara penentuan kadar barium dengan menggunakan metode gravimetri ?
3. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan memahami cara
penentuan kadar Barium klorida dengan menggunakan metode grafimetri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Penentuan kadar Barium dalam sampel padat
Barium merupakan unsur logam alkali tanah. Di alam, barium terdapat dalam
bentuk garam-garam anorganik yang memiliki kelarutan yang berbeda-beda dalam pelarut
air. Barium dalam suatu sampel padat mula-mula dilarutkan dengan asam klorida sampai
larut sempurna. Selanjutnya barium diendapkan kembali dengan anion sulfat sampai
dihasilkan endapan barium sulfat. Penambahan anion sulfat dilakukan secara berlebihan
untuk memperoleh hasil endapan maksimal. Penambahan ion sejenis akan memperkecil
kelarutan.
Ba+2 + SO4-2 → BaSO4(s)
Barium sulfat merupakan endapan kristalin yang sangat sedikit larut dalam pelarut
air. Endapan barium sulfat yang terbentuk selanjutnya disaring dan dikeringkan. Endapan
kering yang terbentuk ditimbang secara kuantitatif. Kadar barium dalam sampel dihitung
dengan cara membandingkan berat produk yang dihasilkan, perbandingan nilai Ar Ba dan
Mr BaSO4 dan berat sampel.
Kadar Barium =berat barium x 100 %
Berat sampel
Berat barium = berat BaSO4 x Ar Ba
MrBaSO4
Mengetahui kadar Barium (Ba2+) dalam sampel menggunakan metode gravimetri
Prinsip :
Gravimetri adalah analisis kuantitatif makro(analisis yang memrlukan jumlah sampel
cukup besar) yang menggunakan pengukuran massa zat (analit) yang ingin diketahui
kadarnya dengan cara penimbangan. Pengukuran massa dapat langsung (mengukur massa
analit) atau tidak langsung (mengukur massa contoh sebelum dan sesudah kehilangan analit).
Analisis gravimetric dapat dilakukan dengan :
1. Metode Pengendapan
Digunakan untuk menentukan kadar komponen-komponen dari senyawa yang
mempunyai kelarutan kecil atau mudah mengendap. Analit berupa zat yang diendapkan
secara spesifik atau dimurnikan hingga dalam bentuk murninya setelah melalui proses
pemisahan.
Contoh: penetapan kadar klorida,barium timbal dll
2. Metode Penguapan
Digunakan untuk menentukan kadar komponen-komponen yang mudah menguap
Contoh : penentuan kadar air
3. Metode Elektrolisis
Digunakan untuk menentukan kadar ion-ion logam dengan mengaliri sampel
menggunakan arus listrik dan menyebabkan ion-ion logam tersebut tereduksi menjadi
endapan logam
Contoh : Penentuan kadar kalsium
4. Metode Partikulat
Digunakan untuk menentukan massa pada contoh yang telah mengandung analit
dalam bentuk endapan
Contoh : Penentuan TSS (Total Suspended Solid) pada air limbah
Barium dapat ditentukan kadarnya menggunakan gravimetric metode pengendapan. Apabila
ditambahkan sulfat paad barium, maka akan terbentuk endapan BaSO4. Reaksi yang terjadi :
BaCl2(l) + H2SO4(l) → BaSO4(s) + 2HCl(l)
Tahapan pada penentuan kadar Barium dengan gravimetri metode pengendapan adalah
penyiapan contoh, pengendapan, pencernaan, pencucian, pengeringan, penimbangan dan
perhitungan
B. Alat dan bahan
a. Alat :
Neraca Analitik
Cawan Porselin
Tongs
Heater/Bunsen
Desikator
Oven
Kertas Saring
b. Bahan :
Sampel
Aquades
H2SO4 0,5 M
HCl 4 N
C. Prosedur
1. Menimbang contoh sebanyak 2,0 gram pada neraca analitik
2. Melarutkan contoh dengan aquades hingga 250,0 mL dan memanaskan sampai
mendidih
3. Menambahkan 25 mL H2SO4 0,5 M sedikit demi sedikit disertai dengan pengadukan,
biarkan mengendap
4. Menyaring endapan dengan kertas saring yang telah diukur massanya,supernatant
dituang terlebih dahulu dan endapan dicuci dengan aquades secukupnya sebelum
dituang
5. Menimbang cawan porselin yang digunakan .untuk mengeringkan endapan
6. Memasukkan endapan pada kertas saring dalam/di atas cawan porselin dalam oven
udara dengan suhu 1050 C
7. Keringkan endapan dalam oven selama 2 jam
8. Keluarkan cawan+kertas saring+endapan dari oven udara, masukkan dalam deksikator
selama 15 menit
9. Timbang endapan
10. Lakukan prosedur 6-8 hingga suhu konstan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
a. Data yang Diperoleh
Hasil penimbangan cawan porselen : 88,826 gram
Hasil penimbangan kertas saring : 0,641 gram
Hasil penimbangan setelah dipanaskan : 90,943 gram
b. Perhitungan Kadar
a. Massa contoh = 2,0 gram
b. Massa endapan
= M.setelah dipanaskan – (M.cawan porselin+M.kertas saring)
= 90,943 gram – (88,826 gram + 0,641 gram)
= 1,467 gram
c. Faktor Gravimetri
FG= Ar BaMrBaSO 4
FG= 137,327233,392
¿¿
= 0,5884
d. Kadar Barium
%Ba=berat endapan x FGberat sampel x 100 %
%Ba=1,467 gramx 0,5884
2,0 gramx 100 %
% Ba = 43,1376 %
B. Pembahasan
Analisa gravimetri adalah analisa dari berat suatu unsur yang terdapat dalam
persenyawaan dengan cara memisahkan unsur tersebut dari persenyawaannya kemudian ditimbang.
Dalam percobaan ini, ditentukan kadar dari Ba2+ yang terdapat dalam persenyawaan BaCl2.
Pecobaan ini dilakukan pertama – tama dengan menimbang sampel BaCl2 sebanyak 2,0 gram kemudian
dimasukkan ke dalam gelas kimia 250 ml. Ditetesi sedikit demi sedikit ke dalam gelas kimia tersebut larutan
asam sulfat 2 N hingga endapan terbentuk.
Endapan yang terbentuk kemudian didiamkan dan disaring dengan menggunakan corong yang telah
dilapisi dengan menggunakan kertas saring. Endapan tersebut kemudian dikeringkan didalam oven selama 15
menit hingga terbentuk barium sulfat, sebelum dimasukkan ke dalam oven endapan di bungkus
menggunakan aluminium foil agar kertas saring yg di gunakan untuk membungkus endapan tidak mudah
terbakar.
Kemudian didinginkan di dalam eksikator selama kurang lebih 5 menit.Setelah itu, endapan tersebut
ditimbang dan dihitung persen kadar dari barium sulfat yang didapatkan. Berdasarkan pecobaan di dapatkan
bahwa berat sampel BaCl2 yaitu 2,0 g, dan berat barium yang didapatkan adalah 1,467 g, sehingga di
dapatkan persen kadar dari barium yaitu 43,1376 %.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan,maka diperoleh kesimpulan bahwa berat barium yang dihasilkan
adalah 1,467 g dan persen kadar rata-rata dari barium sulfat berdasarkan analisa gravimetri yang dilakukan
adalah 43,1376 %.
B. Saran
Sebaiknya asisten lebih aktif membimbing praktikan saat praktikum berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. http://www.academia.edu/6728409/Gravimetriii (dikases 17 oktober 2015).
Anonim. http://pharmacist-bobone.blogspot.co.id/2012/10/analisa-gravimetri.html. (diakses
pada 17 oktober 2015).
Anonim. http://yurikemita.blogspot.co.id/2014/08/penentuan-kadar-barium-dengan
metode.html (diakses 17 oktober 2015).