pengamalan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
TRANSCRIPT
PENGAMALAN SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT
INDONESIA
POLBAN
OLEH :
NAMA : ADI KURDI
NIM : 101211001
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
PENGAMALAN SILA KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA
TIMPANG TINDIHNYA KEADILAN DI NEGERI KEPULAUAN
ABSTRACT
Pancasila dibuat untuk mengatur Masyarakat sesuai dengan sila-sila dan norma-norma di
dalam berkehidupan sosial. Pancasila disini berfungsi untuk mengatur dan menyelaraskan
kehidupan bermasyarakat, agar kehidupan bermasyarakat di Indonesia dapat rukun, memiliki
semangat gotong royong, dan kebersamaan yang kuat. Peran Pancasila tersebut sudah berjalan
dengan baik dan selaras dengan tujuan dari Pancasila tersebut. Namun tidak semua dapat
berhasil, masih terdapat di beberapa daerah yang kehidupan bermasyarakatnya masih belum satu
tujuan dengan Pancasila. Banyak terdapat didaerah kerusuhan yang mengatas namakan suatu
golongan, ras, suku, dan agama tertentu. Hal seperti ini tidak dibenarkan oleh Pancasila yang
notabene adalah sebagai dasar Negara. Masih banyak masyarakat yang belum memahami betul
apa itu Pancasila, ini disebabkan oleh banyak hal yang terjadi di Indonesia.
Didalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari antara Pancasila dengan masyarakat
Indonesia keduanya telah sejalan dengan norma-norma, adat istiadat masyarakat Indonesia.
Tidak ada penyelewengan makna Pancasila di masyarakat, namun masyarakat terkadang
melakukan hal yang tidak sesuai dengan kandungan isi Pancasila.
Penerapan Pancasila pada umumnya kini masih timpang tindih, banyak yang memahami secara
mendalam, sekedar tahu atau bahkan acuh terhadap Pancasila itu sendiri. Pancasila dipelajari
hanya oleh kaum terpelajar dan negarawan saja. Bagi penduduk bawah Pancasila hanya di
mengerti sila 1 sampai dengan sila 5, ini dia yang menjadikan penerapan Pancasila hanya berlaku
untuk kaum terpelajar dan negarawan saja.
Pancasila terutama sila ke lima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” yang
menjadi topik utama dalam peaper ini menjelaskan masalah-masalah penghambat maupun solusi
yang terjadi di tengah-tengah pembangunan bangsa ini.
Keadilan yang tidak merata di Indonesia sebenarnya di picu oleh beberapa hal dan permasalahan,
salah satunya adalah belum adanya konseptor yang betul-betul mampu mengkonsep Negara ini
sesuai dengan kekayaan sumber daya alam dan mausianya. Penyakit
lainnya adalah budaya korupsi berjamaah, ini adalah salah satu penyakit paling kronis di bumi
nusantara ini.
Di akhir peaper ini akan dijelaskan mengenai pemecahan masalah dari hasil pemikiran sang
penulis. Masalah keadilan di negri ini yang tak kunjung selesai membuat rakyat semakin
sengsara dan pesimis akan program-program pemerintah yang tidak pro rakyat kecil.
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG MASALAH
Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia yang merupakan perwujudan dari jiwa
bangsa dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Pancasila sebagai filsafat
hidup, dan juga sebagai ideologi dan moral bangsa yang harus dikembangkan sesuai kodrat
manusia. Perbuatan yang menyimpang dari Pancasila berarti juga menyimpang dari kehidupan
tatanan Bangsa Indonesia yang luhur.
Pada kenyataanya penerapan Pancasila debagai Ideologi Bangsa Indonesia masih jauh
dari harapan Pancasila itu sendiri. Masih banyak masyarakat yang belum memahami betul
makna yang terkandung dari Sila pertama sampai ke lima. Banyak masyarakat hanya memahami
bacaan dari sila-sila Pancasila namun belum memahami butir-butirnya sehingga banyak
penyelewengan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan yang masih banyak
penyelewengan adalah timpang tindihnya keadilan di bangsa ini, antara Pemerintah dengan
rakyatnya. Dan potret kehidupan bangsa ini yang kaya akan semakin berkuasa dan yang miskin
akan semakin sengsara.
2. RUMUSAN MASALAH
A. Bagaimana peran serta Pancasila dalam mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia?
B. Bagaimana masyarakat memahami peran Pancasila tersebut?
C. Apakah dalam kenyataannya Pancasila dengan Masyarakat Indonesia telah sejalan?
D. Bagaimana penerapan Pancasila di dalam kehidupan bermasyarakat?
E. Sudah terwujudkah keadilan di bangsa ini?
F. Apa penyebab keadilan di Indonesia belum merata?
G. Bagaimana mengatasi permasalahan keadilan di Indonesia Saat ini?
3. PENDEKATAN
A. HISTORIS
Dalam hal ini kita mencoba untuk melihat dari sisi historis atau sejarah perkembangan
keadilan di bangsa Indonesia. Pada jaman orde lama masyarakat Indonesia masih disibukkan
oleh perancangan sistim hukum di negara ini, masih berkutat dengan perang, sehingga belum
kondusif untuk menjalankan fungsi negara dengan semestinya. Pada jaman orde baru dimulailah
sistem keadilan bagi masyarakat luas, keadilan di bidang ekonomi, sosial, keamanan. Sistim
keadilan yang dipakai presiden soeharto pada saat itu sangat cocok bagi bangsa Indonesia yang
tengah berkembang. Pembangunan di sektor ekonomi untuk rakyat sangat di rasakan oleh
masyarakat di kalangan bawah hingga atas, namun keadilan yang diterapkan Presiden Soeharto
tidak semuanya berjalan dengan adil, di sektor hukum dan berdemokrasi keadilan seperti barang
yang sulit didapatkan. Orang dekat soeharto seakan kebal oleh hukum dan sulit disentuh oleh
hukum. Ini dia salah satu kelemahan sistim otoriter yang dianut oleh soeharto, tidak ada yang
berani menentang semua keinginannya, orang yang berbeda presepsi dengannya pati langsung di
lemahkan, tidak peduli itu pejabat, rekan, bahkan rakyatnya. Demokrasi tidak dapat tumbuh di
jaman ini, pemerintah kebal akan kritikan. Namun ini juga yang menyebabkan soeharto turun
dari tahtanyam belum adil dalam segi berdemokrasi dan kebebasan berpendapat.
Kemudian di era reformasi ini keadilan di kedepankan untuk membangun peradaban
yang lebih baik, seperti apa yang telah di atur Pancasila. Keadilan di semua sekor pada saat era
reformasi lebih di utamakan, dari rakyat untuk rakyat. Namun teori ini terpentalkan oleh kondisi
bangsa, saat ini para pejabat tidak bekerja untuk rakyatnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan kali ini kita akan memperdalam tentang Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia pada kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Namun sebelumnya
alangkah baiknya kita mempelajari apa itu keadilan? Sosial ? Seluruh Rakyat Indonesia? Mari
kita pelajari satu per satu tentang teori tersebut.
A. Keadilan
Menurut Noor Ms Bakry Istilah keadilan berasal dari pokok kata adil, yang berarti
memperlakukan dan memberikan sebagai rasa wajib sesuatu hal yang telah menjadi haknya, baik
terhadap diri sendiri, sesama manusia maupun terhadap Tuhan. Adil dalam sila Keadilan sosial
ini adalah khusus dalam artian adil terhadap sesama yang dijiwai oleh adil terhadap diri sendiri
serta adil terhadap Tuhan. Keadilan dalam sila kelima ini diartikan sifat-sifat dan keadaan yang
sesuai dengan hakikat adil untuk mengakui hak sesama (1997:124)
B. Sosial
Menurut Noor Ms Bakry sosial berasal dari kata “socius” (bahasa latin) yang berarti kawan atau
teman. Dalam bahasa latin ada suatu istilah “homo homini socius”, yang artinya manusia satu
adalah teman manusia yang lain, manusia memandang manusia lain sebagai teman (1997:126-
127)
C. Seluruh Rakyat Indonesia
Menurut Noor Ms Bakry rumusan seluruh rakyat Indonesia yang dimaksudkannya ialah
sekelompok manusia yang menjadi warga negara Indonesia, baik berbangsa Indonesia asli
maupun keturunan asing, demikian juga baik yang berada dalam wilayah Republik Indonesia
maupun warga negara Indonesia yang berada di negara lain. (1997:129)
Sehingga makna Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah adil terhadap
sesama yang dijiwai oleh adil terhadap diri sendiri serta adil terhadap Tuhan dan adil terhadap
orang lain yang berada dalam suatu kelompok yang menjadi warga Negara Indonesia.
Pancasila dibuat untuk mengatur Masyarakat sesuai dengan sila-sila dan norma-norma di dalam
berkehidupan sosial. Pancasila disini berfungsi untuk mengatur dan menyelaraskan kehidupan
bermasyarakat, agar kehidupan bermasyarakat di Indonesia dapat rukun, memiliki semangat
gotong royong, dan kebersamaan yang kuat, Pancasila mempunyai tujuan untuk menyatukan
bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku, agama, budaya, bahasa dalam satu wadah
kerukunan dan perdamaian.
Dalam kehidupan kita sehari-hari peran Pancasila tersebut sudah berjalan dengan baik
dan selaras dengan tujuan dari Pancasila tersebut. Namun tidak semua dapat berhasil, masih
terdapat di beberapa daerah yang kehidupan bermasyarakatnya masih belum satu tujuan dengan
Pancasila. Banyak terdapat didaerah kerusuhan yang mengatas namakan suatu golongan, ras,
suku, dan agama tertentu. Hal seperti ini tidak dibenarkan oleh Pancasila yang notabene adalah
sebagai dasar Negara. Masih banyak masyarakat yang belum memahami betul apa itu Pancasila,
ini disebabkan oleh banyak hal yang terjadi di Indonesia. Hal itu adalah akibat tidak meratanya
pembangunan di Bangsa ini, pembangunan ini meliputi pembangunan Ekonomi, Pendidikan dll.
Sehingga tidak heran jika terdapat daerah yang kaya raya, pembangunannya maju, Sumber Daya
Manusianya juga maju. Namun ada pula daerah yang masih tertinggal. Ini merupakaan PR bagi
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat Indonesia untuk menyelaraskan semua
bidang pembangunan di setiap daerah.
Didalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari antara Pancasila dengan masyarakat
Indonesia keduanya telah sejalan dengan norma-norma, adat istiadat masyarakat Indonesia.
Tidak ada penyelewengan makna Pancasila di masyarakat, namun masyarakat terkadang
melakukan hal yang tidak sesuai dengan kandungan isi Pancasila. Sebagai contoh yaitu Pancasila
menyerukan dalam sila ke lima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, keadilan yang
ditujukan untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia dewasa ini semakin bergeser maknanya,
keadilan yang didambakan tidak dirasakan oleh lapisan masyarakat bawah, hanya masyarakat
yang berkuasalah yang merasakan keadilan di tanah air ini. Korupsi dimana-mana, hukum di
jungkir balikkan yang benar menjadi salah dan yang salah
menjadi benar tergantung berapa uang sogokan yang diberi, inilah yang menjadi sorotan bangsa
Indonesia. Keadilan yang timpang tindih di negri yang sangat kaya ini.
Penerapan Pancasila pada umumnya kini masih timpang tindih, banyak yang memahami
secara mendalam, sekedar tahu atau bahkan acuh terhadap Pancasila itu sendiri. Pancasila
dipelajari hanya oleh kaum terpelajar dan negarawan saja. Bagi penduduk bawah Pancasila
hanya di mengerti sila 1 sampai dengan sila 5, ini dia yang menjadikan penerapan Pancasila
hanya berlaku untuk kaum terpelajar dan negarawan saja. Jika dikritisi, semua rakyat jika
memahami betul apa itu pancasila maka rakyat akan mengerti bagaimana tatanan hidup bersosial
dan bernegara. Sehingga kesejahteraan, keadilan, keamanan mampu tumbuh di tengah-tengah
bangsa Indonesia. Sehingga apa yang diharapkan para pendiri bangsa dapat diwujudkan di masa-
masa kemerdekaan ini.
Pancasila terutama sila ke lima “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” yang
menjadi topik utama dalam peaper ini menjelaskan masalah-masalah penghambat maupun solusi
yang terjadi di tengah-tengah pembangunan bangsa ini. Berbicara keadilan, keadilan itu sendiri
adalah menaruh sesuatu tepat pada tempatnya, jika tidak maka belum dapat dikatakan sebagai
adil/keadilan. Berbicara keadilan di Indonesia, rasanya dengan melihat realita keadaan di
masyarakat, masih jauh dari kata adil perbedaan antara si kaya dan si miskin sangat Nampak,
apalagi di kota-kota besar. Pemerintah seakan tak pernah memperhatikan rakyatnya tidur di
kolong-kolong jembatan, di pinggiran rel kereta api, di pinggir-pinggir bantaran sungai dan
memakan makanan yang tak layak konsumsi sedangkan beberapa orang mendirikan gedung
pencakar langit, tidur di apartemen mewah dan ber AC. Menurut devinisi dari adil di atas realita
ini sebenarnya sudah terlihat secara kasat mata, pemerintah daerah maupun pusat seharusnya
menyelesaikan ini terlebih dahulu, namun kenyatannya setelah berganti 6 pemimpin bangsa
persoalan ini belum juga disentuh, hanya saat kampanye saja para pemimpin memeperhatikan
rakyat kecil. Sebuah pemandangan yang ironis betul, mengingat bangsa Indonesia adalah bangsa
yang kaya akan sumber daya alamnya dari gunung hingga dasar laut tak terbatas nikmat yang
diberikan Tuhan. Sehingga boleh dikatakan keadilan di negri ini masih jauh dari kata ada.
Keadilan yang tidak merata di Indonesia sebenarnya di picu oleh beberapa hal dan
permasalahan, salah satunya adalah belum adanya konseptor yang betul-betul mampu
mengkonsep Negara ini sesuai dengan kekayaan sumber daya alam dan mausianya. Penyakit
lainnya adalah budaya korupsi berjamaah, ini adalah salah satu penyakit paling kronis di
bumi nusantara ini. Penyakit yang menggerogoti secara perlahan dan mematikan bangsa
Indonesia. Tak heran jika kekayaan alam Indonesia hanya dapat dirasakan orang-orang berjas
dan berdasi saja. Jika di nalar menggunakan logika, orang paling kaya di Indonesia adalah
petani, peternak, nelayan, karena bangsa Indonesia adalah bangsa maritim. Pemerintah seolah
tidak tahu akan hal seperti ini, di zaman reformasi orang yang hidupnya makmur dan
berkecukupan adalah orang yang mampu berkuasa, bukan orang yang bekerja dengan tenaga dan
pikirannya. Di negri ini tampaknya sudah menjadi budaya, pemimpin baru, sistimnya baru,
mentri baru, sistimnya jg baru, ini membuat bangsa ini tidak konsisten dalam melaksanakan tata
cara berbangsa dan bernegara dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat. Jika para pemimpin kita
patuh pada Pancasila dan Undang-undang maka ketidak konsistenan ini dapat dihindari.
Pemimpin kita sekarang banyak yang takut dengan partai politik dan koalisinya tidak takut akan
rakyat yang jelas-jelas ada pada undang-undang bahwa rakyat memiliki kekuasaan tertinggi di
Indonesia.
Di akhir ini akan dijelaskan mengenai pemecahan masalah dari hasil pemikiran sang
penulis. Masalah keadilan di negri ini yang tak kunjung selesai membuat rakyat semakin
sengsara dan pesimis akan program-program pemerintah yang tidak pro rakyat kecil. Seharusnya
pemerintah melakukan perubahan yang cepat dan dapat dirasakan langsung oleh rakyat
kecil,pemerintah juga seharusnya membuat program-program yang pro rakyat agar rakyat hidup
bahagia dan sejahtera. Sebagai Negara yang kaya akan SDM dan SDA nya, para petinggi negri
ini seharusnya tidak pusing-pusing untuk pengelolaanya. Namun pemerintah malah banyak
melibatkan pihak asing dalam pengelolaannya, sedangkan masyarakat pribumi hanya dijadikan
budak dinegri sendiri. Ini mungkin yang menjadikan fenomena di tanah Papua, SDM yang
melimpah namun hasilnya di berikan pada pihak asing, sedangkan rakyat papua hanya
mendapatkan segelintir rupiah dari penjualan emas ber juta-juta kilogram. Jika pemerintah pusat
dan daerah benar-benar berkomitmen mengabdi untuk rakyat berpedoman dan memegang teguh
Pancasila dan Undang-undang maka kesejahteraan rakyat adalah harga mati untuk didapatkan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
a. Dari hasil pemikiran di atas dapat disimpulkan bahwa ketimpang tindihan keadilan di negri ini
masih banyak terjadi.
b. Pemerintah seakan mengabaikan peraturan yang telah diatrunya sendiri, kini perlahan UU dan
Pancasila mulai diabaikan dan lebih mementingkan kepentingan partai ataupun koalisi partai.
c. Melimpahnya sumber daya manusia dan alam tidak menjamin negri ini untuk memakmurkan
semua rakyatnya, yang mendapatkan hasilnya hanya segelintir rakyat yang berkuasa saja.
2. Saran
a. Pemerintah pusat, daerah dan pihak yang ikut dalam pembuatan kebijakan seharusnya
mengkaji semua kebujakan-kebijakannya, sehingga semua rakyat menikmati hasil dari
pembangunan di negri ini.
b. Profesionalisme seharusnya lebih dikedepankan, tidak malah mementingkan kelompok/
golongannya untuk ramai-ramai korupsi berjamaah.