`pengaruh budaya organisasi dan konflik … · organisasi dan konflik internal terhadap...

87
48 `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK INTERNAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MAZINO KABUPATEN NIAS SELATAN SKRIPSI Disusun Oleh: NELWIN LAIA NIM. 13100121282 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN TELUKDALAM 2018

Upload: phunghanh

Post on 19-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

`PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK

INTERNAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

PEGAWAI KANTOR CAMAT MAZINO

KABUPATEN NIAS SELATAN

SKRIPSI

Disusun Oleh:

NELWIN LAIA

NIM. 13100121282

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN

TELUKDALAM

2018

Page 2: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

`PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK

INTERNAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

PEGAWAI KANTOR CAMAT MAZINO

KABUPATEN NIAS SELATAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh:

NELWIN LAIA

NIM. 13100121282

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI NIAS SELATAN

TELUKDALAM

2018

Page 3: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Page 4: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Page 5: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Budaya

Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai

Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan”.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis tidak luput dari kekurangan dan

kelemahan. Hal tersebut bisa diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Taosige Wau, S.E., M.Si, sebagai Ketua STIE Nias Selatan yang

telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

2. Bapak Samalua Waoma, S.E., M.M, sebagai Wakil Ketua Bidang Akademik

STIE Nias Selatan telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun

skripsi ini

3. Ibu Alwinda Manao, S.E., M.M sebagai Wakil Ketua II bidang administrasi

STIE Nias Selatan yang telah memberikan pelayanan akademik kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

4. Bapak Yohanes Dakhi, S.E., M.M sebagai Wakil Ketua III Bidang

Kemahasiswaan STIE Nias Selatan yang telah memberikan pelayanan

akademik kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

5. Bapak Timotius Duha, S.E., M.M sebagai Kepala LPMI STIE Nias Selatan

yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Page 6: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

6. Ibu Erasma F. Zalogo, S.E., M.M sebagai Kepala LPPM STIE Nias Selatan

yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

7. Bapak Paskalis Dakhi, S.E., M.M., M.A Psebagai Ketua Program Studi

Manajemen STIE Nias Selatan yang telah memberikan layanan akademik

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Ibu Elistina Wau, S.E., M.M, Sekretaris Program Studi Manajemen STIE Nias

Selatan yang telah memberikan layanan akademik kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini

9. Bapak Samanoi H Fau S.E., M.M sebagai pembimbing I yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta memberi

saran dalam yang telah memberikan izin kepada penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini

10. Ibu Tiur P Damanik S.M., M.M sebagai pembimbing II yang telah

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam menyelesaikan skripsi ini

11. Bapak/I Dosen STIE Nias Selatan yang telah banyak memberikan ilmunya

kepada penulis.

12. Teristimewa buat kedua orang tua penulis yang tercinta, yang senantiasa

mendoakan penulis dan memberikan perhatian, kasih sayang, serta

memotivasi penulis baik secara moral maupun material sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman yang memberikan dukungan Doa, saran, pendapat kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

secara langsung maupun tidak langsung dalam yang telah memberikan izin

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kontribusi pemikiran dan semua pihak yang telah membantu. Semoga

skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Telukdalam, Desember 2017

Penulis,

NELWIN LAIA

NIM:13100121282

Page 8: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

DAFTAR ISI

Lembaran persetujuan ......................................................................................... i

Kata Pengantar .................................................................................................... ii

Daftar Isi.............................................................................................................. v

Daftar Ganbar ...................................................................................................... viii

Daftar Tabel ........................................................................................................ ix

Daftar Lampiran .................................................................................................. x

Abstrak ................................................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

1.2 Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5

1.3 Batasan Masalah............................................................................................ 5

1.4 Rumusan Masalah ......................................................................................... 5

1.5 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6

1.6 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6

1.7 Sistematika Penulisan ................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR .................................................................. 8

2.1 Kerangka Konseptual .................................................................................... 8

2.1.1 Konsep Budaya Organisasi .............................................................. 8

2.1.2 Konsep Konflik Internal ................................................................... 9

2.1.3 Konsep Produktivitas Kerja Pegawai ............................................... 10

2.2 Kerangka Teoritis .......................................................................................... 11

2.2.1 Pengaruh variabel budaya organisasi terhadap produktivitas .......... 11

2.2.2 Pengaruh variabel konflik internal terhadap produktivitas kerja ..... 12

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya organisasi ..................... 14

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik internal ......................... 16

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai ..... 18

2.3 Indikator Variabel Penelitian ....................................................................... 20

2.3.1 Indikator budaya organisasi ............................................................. 20

2.3.2 Indikator konflik internal ................................................................. 22

Page 9: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

2.3.3 Indikator produktivitas kerja ............................................................ 24

2.4 Penelitian Terdahulu. .................................................................................... 28

2.5 Kerangka Berpikir ......................................................................................... 30

2.6 Hipotesis penelitian ....................................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 33

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 33

3.2 Populasi dan Sampel ..................................................................................... 33

3.2.1 Populasi ............................................................................................ 33

3.2.2 Sampel .............................................................................................. 33

3.3 Defenisi operasional Variabel ....................................................................... 34

3.3.1 Variabel budaya organisasi ............................................................... 34

3.3.2 Variabel konflik internal ................................................................... 34

3.3.3 Variabel produktivita kerja ............................................................... 35

3.3.4 Data Penelitian ........................................................................................... 36

3.3.5 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 36

3.3.6 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 36

3.5 Metode Analisis Data .................................................................................... 37

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian..................................................................... 39

3.6.1 Uji Validitas ...................................................................................... 39

3.6.2 Uji Reliabilitas .................................................................................. 40

3.7 Pengujian Asumsi Klasik .............................................................................. 41

3.7.1 Uji Normalitas ................................................................................... 41

3.7.2 Uji Multikolinearitas ......................................................................... 41

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 42

3.8 Uji Hipotesis ................................................................................................. 43

3.8.1 Uji Parsial .......................................................................................... 43

3.8.2 Uji Simultan ...................................................................................... 44

3.8.3 Koefisien Determinasi....................................................................... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 46

4.1 Gambaran Umum Objek Penulisan ............................................................... 46

4.1.1 Sejarah Tingkat Objek Penelitian ....................................................... 46

Page 10: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

4.1.4 Letak Geografis Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ....... 47

4.1.2 Visi dan Misi Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ........... 48

4.1.3 Struktur Organisasi Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan . 49

4.2 Deskriptif Variabel Penulisan ..................................................................... 50

4.2.1 Deskriptif Variabel Budaya Organisasi ( X1) .................................... 51

4.2.2 Deskriptif Variabel Konflik Internal ( X2) ....................................... 53

4.2.3 Deskriptif Variabel Produktifitas kerja Pegawai (Y) ..................... 55

4.3 Pengujian Instrumen Penulisan ................................................................... 57

4.3.1 Uji Validitas Budaya Organisasi (X1) ............................................... 57

4.3.2 Uji validitas Konflik Internal (X2) ................................................... 59

4.3.3 Uji Validitas Produktifitas kerja Pegawai (Y) ................................. 60

4.4 Pengujian Asumsi Klasik ......................................................................... ... 62

4.4.1 Uji normalitas data ....................................................................... ... 62

4.4.3 Uji multikolinearitas ..................................................................... ... 64

4.4.4 Uji heteroskedastisitas .................................................................. ... 65

4.4.5 Uji Autokorelasi ........................................................................... ... 66

4.5 Uji Hipotesis ................................................................................................ 66

4.5.1 Uji t atau Uji Parsial .......................................................................... 67

4.5.2 Uji F ( Simultan ) ............................................................................. 68

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ......................................................... 70

4.5.4 Uji Koefisien Determinasi ................................................................ 70

4.6 Pembahasan .................................................................................................. 71

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 73

5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 73

5.2 Saran ............................................................................................................ 74

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 75

Page 11: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 29

Gambar 4.1 Histogram Variabel Budaya organisasi (X1) ................................... 51

Gambar 4.2 Histogram Variabel Konflik internal (X2)………………… ........... 53

Gambar 4.3 Histogram Variabel produktifitas kerja pegawai (Y) ...................... 55

Gambar 4.4 Normal Probability Plot…………………………………………… ..... 61

Gambar 4.5 Uji Heterokedastisitas Scatterplot............................................. ...... 63

Page 12: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Instrumen Variabel budaya organisasi (X1) ....................... 32

Tabel 3.2 Indikator Instrumen Variabel Konflik internal (X2) .......................... 33

Tabel 3.3 Indikator Instrumen Variabel produktifitas kerja pegawai (Y) ........... 34

Tabel 4.1 Deskriptif Variabel budaya organisasi (X1) ....................................... 49

Tabel 4.2 Deskriptif Variabel Konflik internal (X2) ......................................... 51

Tabel 4.3 Deskriptif Variabel produktifitas kerja pegawai (Y) ......................... 53

Tabel 4.4 Uji Validitas budaya organisasi (X1) ................................................. 56

Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Variabel budaya organisasi (X1) ............................... 57

Tabel 4.6 Uji Validitas Konflik internal (X2) ................................................... 57

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Variabel Konflik internal (X2) ................................. 58

Tabel 4.8 Uji Validitas produktifitas kerja pegawai (Y) .................................... 59

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Variabel produktifitas kerja pegawai (Y) ................. 60

Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data ................................................................. 61

Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas ................................................................ 62

Tabel 4.13 Hasil Uji t (Uji Parsial) .................................................................... 65

Tabel 4.14 Hasil Uji F (Uji Simultan) ............................................................... 66

Tabel 4.15 Hasil Uji Determinasi........................................................................ 68

Page 13: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Hasil Perolehan Data Uji coba Variabel budaya organisasi (X1,

X2,Y)

Lampiran 3 Uji Validitas Data Uji Coba Variabel budaya organisasi (X1, X2,Y)

Lampiran 4 Nama-Nama Pegawai (Responden) Kantor Camat Mazino

Kabupaten Nias Selatan

Lampiran 5 Skor Responden Penelitian Variabel budaya organisasi (X1,X2,Y)

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Variabel budaya organisasi (X1 X2,Y)

Lampiran 7 Asumsi Klasik

Lampiran 8 Uji R2 (Uji Determinasi), Uji F (Uji Simultan), Uji t (Uji Parsial)

Lampiran 9 Deskritif Variabel (X1,X2,Y)

Lampiran 10 Nilai-Nilai tabel r Product Moment

Lampiran 11 Nilai-Nilai tabel Distribusi t

Lampiran 12 Nilai-Nilai tabel Distribusi F

Lampiran 13 Nilai-Nilai tabel DW (Durbin Watson)

Page 14: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

ABSTRAK

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK

INTERNAL TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

PEGAWAI KANTOR CAMAT MAZINO

KABUPATEN NIAS SELATAN

Oleh:

NELWIN LAIA

NPM : 13100121282

Dosen Pembimbing:

Tiur Purnama R. Damanik, S.E., M.M dan Samanoi Halowo Fau, S.E.,M.M

Ruang lingkup penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui pengaruh budaya

organisasi terhadap produktifitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino

Kabupaten Nias Selatan. (2) Untuk mengetahui pengaruh konflik internal terhadap

produktifitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan.

(3) Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan konflik internal terhadap

produktifitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan.

Jenis penelitian ini merupakan penelitan kuantitatif yang bersifat asosiatif dengan

unit kerja yang diteliti adalah keseluruhan pegawai Kantor Camat Mazino

Kabupaten Nias Selatan. Penelitian ini termasuk penelitian populasi dengan

jumlah populasi sebanyak 32 responden. Kuesioner uji validitas dan reabilitasnya

sebelum melakukan data penelitian. Alat uji yang di gunakan dalam penelitian ini

menggunakan asumsi klasik, metode analisis data yang di gunakan adalah analisis

regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya

organisasi dan konflik internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktifitas kerja pegawai, yang di tunjukkan dengan nilai thitung (1.375) > ttabel

(1.699) dan tingkat signifikansi 0,000 < (0,05). dan nilai thitung artinya budaya

organisasi berpengaruh terhadap produktifitas kerja pegawai, hasil secara simultan

diperoleh nilai F hitung (95.260) > Ftabel (3.33) dan Signifikan Fhitung (0,000) < (0,05)

artinya budaya organisasi dan konflik internal secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap produktifitas kerja pegawai. Sedangkan nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,867 86.7% dan sisanya 13.3 % dijelaskan variabel lain.

Sebaiknya pimpinan Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan

meningkatkan tanggungjawab sosial dengan baik agar para pegawai bersemangat

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan, sehingga

produktifitas kerja pegawai lebih meningkat lagi.

Kata kunci : Budaya organisasi, Konflik internal dan Produktifitas kerja

pegawai

Page 15: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

ABSTRACT

THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE AND

CONFLICTINTERNAL ON WORK PRODUCTIVITY

MAZINO OFFICE LEADER REGENCY OF

SOUTH NIAS

By

NELWIN LAIA

NPM : 13100121282

Lecturer Advisor :

Tiur Purnama R. Damanik, S.E., M.M and Samanoi Halowo Fau, S.E.,M.M

The scope of this study aims: (1) To determine the effect of organizational culture

on employee productivity at the Office of the District Head of Mazino South Nias

District. (2) To know the effect of internal conflict on employee work productivity

at Mazino Sub-District Office of South Nias Regency. (3) To know the influence

of organizational culture and internal conflict on employee work productivity at

Mazino Sub-District Office of South Nias District. This type of research is a

quantitative research that is associative with the work unit under study is the

overall employee Office Mazino District Head South Nias. This study included a

population study with a population of 32 respondents. Questionnaire validity and

reliability test before conducting research data. The test equipment used in this

study using the classical assumption, the method of data analysis in use is multiple

linear regression analysis. The results of this study indicate that organizational

culture and internal conflicts have a positive and significant effect on employee

productivity, which is shown by tcount (1.375)> ttable (1.699) and a significance

level of 0.000 <(0.05). and tcount value means organizational culture has an effect

on employee work productivity, result of simultaneously obtained F value count

(95.260)> Ftable (3.33) and Significant Fcount (0,000) <(0,05) meaning

organizational culture and internal conflict together effect significant to employee

work productivity. While the value of coefficient of determination (R2) of 0.867

86.7% and the remaining 13.3% described other variables. It is advisable that the

Head of the Office of the Head of Mazino Sub-Province of South Nias District

shall increase the social responsibility well so that the employees are eager to

carry out the tasks and responsibilities that have been given, so that the

productivity of the employees work will increase further.

Keywords: Organizational Culture, Internal Conflict and Work Productivity

Employees

Page 16: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Suatu instansi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

Dalam mencapai tujuannya setiap instansi dipengaruhi oleh perilaku dan sikap

orang-orang yang terdapat dalam instansi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

tujuan tersebut tergantung kepada keandalan dan kemampuan pegawai dalam

mengoperasikan unit-unit kerja yang terdapat di instansi tersebut, karena tujuan

instansi dapat tercapai hanya dimungkinkan karena upaya para pelaku yang

terdapat dalam setiap instansi.

Didalam lingkungan instansi dikenal adanya budaya kerja aparatur

Negara, sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

25/Kep/M.PAN/04/2002 tanggal 25 april 2002, sebagai budaya, maka budaya

kerja aparatur Negara dapat dikenali wujudnya dalam bentuk nilai-nilai yang

terkandung didalamnya, institusi atau sistem kerja, serta sikap perilaku SDM

aparatur yang melaksanakanya. Budaya kerja aparatur negara dalam keputusan

tersebut diartikan sebagai sikap dan perilku individu dan kelompok aparatur

negara yang didasari atas nilai-nilai yang diyakini kebenaranya dan telah menjadi

sifat serta kebiasaan dalam melaksaanakan tugas dan pekerjaan sehari-hari.

Sumber daya manusia ini berbeda dengan sumber daya lainnya, dimana

manusia selalu berusaha mengembangkan karirnya dengan kemampuan yang

dimiliki, betapa baiknya sumber daya lain yang dimiliki oleh organisasi tanpa

didukung oleh personalia yang dapat bekerja secara efektif dan efisien akan tetapi

tidak dapat mencapai tujuan organisasi yang dapat memuaskan bahkan dapat

berakibat kegagalan didalam sebuah organisasi tersebut. Oleh karena itu,

organisasi harus dapat mempergunakan sumber daya manusia yang ada dengan

cara menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia untuk mampu bekerja

dengan baik, sehingga tujuan yang ada dalam organisasi tersebut dapat tercapai.

Sukses atau tidaknya seorang pegawai dalam kinerjanya dapat diketahui

dalam pelaksanaan organisasi yang melibatkan semua pihak sehingga semua

Page 17: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana sesuai dengan yang diinginkan oleh

suatu instansi tersebut, maka dengan terbentuknya budaya organisasi sehingga

norma-norma yang diberlakukan dalam suatu kelompok atau organisasi

memberikan identitas bagi para anggota organisasi dan membangkitkan komitmen

terhadap keyakinan dan nilai-nilai yang lebih besar dari dirinya sendiri.

Budaya organisasi adalah dasar yang menjadi panutan bagi seluruh

individu yang berada di organisasi dalam melakukan kegiatannya, baik dalam

bekerja, bersosialisasi, maupun kegiatan-kegiatan lainnya di dalam maupun di luar

pekerjaannya, sehingga seluruh aktivitas yang berlangsung adalah bernilai dan

bermakna. Budaya organisasi yang ada selama ini akan berfungsi secara efektif

apabila pimpinan dapat menerapkan budaya organisasi sebagai suatu kebiasaan

yang diikuti para pegawai. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai

dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi lembaga pemerintahan adalah faktor

budaya organisasi, secara umum budaya organisasi dipahami sebagai pola asumsi

bersama yang dipelajari oleh suatu kelompok dalam memecahkan masalah

melalui adaptasi eksternal dan integrasi internal, yang telah bekerja cukup baik

untuk dipertimbangkan kebenaranya, yang diterapkan kepada seluruh anggota

yang ikut terlibat dalam sebuah organisasi tersebut.

Konflik internal merupakan pertentangan yang terjadi antara harapan

dan kenyataan, dalam hal ini konflik antara pimpinan dengan pegawai dan antara

pegawai dengan pegawai dikarenakan memiliki perbedaan pendapat atau

perbedaan persepsi. Pola hubungan yang terjadi antara pimpinan dengan pegawai,

dan antara pegawai dengan pegawai dapat menyebabkan pegawai merasa senang

atau tidak senang sehingga akan berdampak pada produktivitas kerja karyawan.

Sedangkan pengelolahan konflik internal yang baik juga akan dapat meningkatkan

produktivitas kerja karyawan.

Menurunnya produktivitas, efesiensi dan efektifitas kerja pegawai, baik

dalam organisasi pemerintah maupun perusahaan swasta dikarenakan hubungan

interaksi antara pegawai yang kurang baik diantaranya tidak disiplin waktu, tidak

ada pelaksanaan apel pagi dan apel sore, cara berpakaian pegawai yang tidak rapi,

tidak saling sapa satu sama lain, kurangnya keakraban dan meninggalkan kantor

Page 18: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

sebelum jam kantor berakhir. Permasalahan ini secara langsung akan

mengakibatkan menurunnya kinerja pegawai apabila tidak diatasi dengan baik dan

diberi sanksi secara tegas, maka organisasi perlu menjalin atau membangun

hubungan yang baik dan sistem kerja yang baik guna meningkatkan semangat

kerja yang tinggi dan terhindar dari konflik internal, baik antara pegawai dengan

pegawai maupun antara pegawai dengan pimpinan dalam usaha pencapaian tujuan

organisasi tersebut, maka diperlukan peningkatan produktivitas kerja pegawai

yang pada umumnya meliputi sikap dan perilaku yang mempunyai pandangan

bahwa hasil kinerja hari ini harus lebih baik atau lebih bermutu daripada hari

kemarin. Dengan demikian, adanya hubungan yang baik maka tujuan organisasi

tersebut dapat tercapai.

Pentingnya produktivitas kerja pegawai dalam meningkatkan kegiatan

organisasi telah disadari oleh pimpinan dan pegawainya, melalui berbagai

perbaikan kerja dengan harapan tercapainya produktivitas kerja pegawai yang

tinggi. Produktivitas kerja pegawai terdiri dari pengetahuan (knowledge),

keterampilan (skills), kemampuan (abilities), sikap (attitudes), dan perilaku

(behaviors). Dalam meningkatkan produktivitas kinerja pegawai, diperlukan

adanya peran pimpinan organisasi agar pegawai senantiasa bekerja lebih produktif

dan mampu menjadi pegawai yang efektif dan efesien, seperti memotivasi,

meningkatkan keterampilan atau pengembangan sumber daya menusia dengan

cara memberikan pengarahan yang baik kepada pegawai yang disesuaikan

dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan sehingga terhindar dari masalah

pertentangan yang mengakibatkan konflik internal. Oleh karena itu, memotivasi

dan mengembangkan sumber daya manusia harus benar-benar dilakukan

semaksimal mungkin guna meningkatkan produktivitas kerja pegawai yang tinggi.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan penulis pada Kantor

Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan, peneliti mendapatkan informasi bahwa

budaya organisasi yang masih rendah, terkadang terjadi konflik internal antara

pimpinan dan bawahannya, komunikasi yang kurang baik antara pimpinan dan

bawahan, kurang disiplin waktu sehingga produktivitas kerja pegawai masih

rendah.

Page 19: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian

sacara ilmiah dengan judul penelitian: “Pengaruh Budaya Organisasi dan

Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Camat

Mazino Kabupaten Nias Selatan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam

penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Budaya organisasi yang masih rendah,

2. Terkadang terjadi konflik internal antara pimpinan dan bawahannya,

3. Komunikasi yang kurang baik antara pimpinan dan bawahan,

4. Kurang disiplin waktu sehingga produktivitas kerja pegawai masih rendah.

1.3 Batasan Masalah

Karena keterbatasan penelitian dalam hal waktu, tenaga dan biaya serta

untuk menjaga penelitian lebih terarah dan lebih terfokus, maka penulis

membatasi masalah mengenai penelitian ini adalah: Pengaruh budaya organisasi

dan konflik internal terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat

Mazino Kabupaten Nias Selatan.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah tersebut, maka pembahasan pada penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh budaya oraganisasi terhadap produktivitas kerja pegawai

pada Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan?

2. Adakah pengaruh konflik internal terhadap produktivitas kerja pegawai pada

Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan?

3. Adakah pengaruh budaya oraganisasi dan konflik internal terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias

Selatan?

Page 20: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja

pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan.

2. Untuk mengetahui pengaruh konflik internal terhadap produktivitas kerja

pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan.

3. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan konflik internal terhadap

produktivitas kerja pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu:

1. Bagi penulis

penelitian ini dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta informasi

mengenai pengaruh budaya organisasi dan konflik internal terhadap

produktivitas kerja pegawai Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan.

2. Bagi lokasi penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi Kantor Camat

Mazino Kabupaten Nias Selatan khususnya masalah budaya organisasi dan

konflik internal dan produktivitas kerja pegawai.

3. Bagi akademik

Hasil penelitian ini nantinya, diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap pengembangan literatur Manajemen Sumber Daya Manusia, serta

memperkaya referensi bagi pembaca.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penulisan skripsi ini dapat

dijabarkan sebagai berikut: Bab (satu) pendahuluan merupakan bab yang berisi

uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah

penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan, bab (dua) membahas mengenai: tinjauan literatur, pada bab

Page 21: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

ini membahas tentang teori-teori yang berhubungan dengan penelitian: budaya

organisasi, konflik internal dan produktivitas kerja pegawai, landasan teori,

penelitian terdahulu, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian, bab (tiga) metode

penelitian merupakan bab yang berisi penjelasan mengenai jenis penelitian,

populasi dan sampel, defenisi operasional variabel, data penelitian, dalam hal ini

jenis dan sumber data serta teknik pengumpulan data, metode analisis data,

analisis regresi berganda, uji asumsi klasik dan juga pengujian hipotesis. Bab

(empat) Hasil dab pembahasan membahas tentang gambaran umum objek

penelitian, deskriptif variabel penelitian. Bab (lima) penutup membahas tentang

kesimpulan dan saran.

Page 22: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

2.2 Kerangka Konseptual

Pada sub bab ini penulis menjelaskan bagaimana konsep dasar yang

digunakan untuk dasar mengembangkan pengaruh antara variabel bebas dengan

variabel terikat dalam penelitian yang dilakukan untuk mengetahui seberapa

besarkah pengaruh budaya organisasi dan konflik internal tehadap produktivitas

kerja pegawai yang sangat penting kita ketahui didalam suatu lembaga instansi.

2.2.1 Konsep Budaya Organisasi

Budaya organisasi merupakan terjemahan dari organization culture

yang didefinisikan dalam berbagai pengertian. Pengertian budaya organisasi

banyak dikemukakan oleh para ahli. Menurut Fahmi (20013:51) bahwa budaya

organisasi suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan dipakai serta

diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong untuk

meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan.

Menurut Wibowo (2013:15) bahwa budaya organisasi adalah pola

asumsi yang ditemukan dan dikembangkan oleh satu kelompok

tertentu karna mempelajari dan menguasai masalah adaptasi eksternal

dan interaksi internal, yang telah bekerja cukup baik untuk

mempertimbangkan secara layak dan karena itu diajarkan pada

angggota baru sebagai cara yang dipersepsikan, berpikir dan dirasakan

dengan benar dalam hubungan masalah tersebut.

Sehubungan dengan pendapat diatas menurut Duha (2014: 277)

mengatakan bahwa budaya organisasi adalah dasar yang menjadi panutan bagi

seluruh individu yang berada di organisasi dan dalam melakukan kegiatannya,

baik dalam bekerja, bersosialisasi, maupun kegiatan-kegiatan lainnya di dalam

maupun di luar pekerjaannya, sehingga seluruh aktivitas yang berlangsung adalah

bernilai dan bermakna. Selanjutnya dijelaskan oleh Jasques dalam Stoner

(2013:186) adalah cara yang biasa dan teradisional untuk berpikir dan melakukan

sesuatu, yang sedikit atau banyak yang dimiliki bersama oleh semua anggota

Page 23: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

organisasi dan yang harus dipelajari oleh anggota baru dan paling sedikit

menerima sebagian agar diterima menjadi bagian dari perusahaan.

Berdasarkan pendapat diatas disimpulkan bahwa budaya organisasi

merupakan satu unsur terpenting dalam organisasi yang hakekatnya mengarah

pada perilaku-perilaku yang dianggap tepat, mengikat dan memotivasi setiap

individu yang ada didalamnya. Budaya organisasi secara mendasar mewakili

norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi, termasuk mereka

yang ada dalam hierarki organisasi. Budaya organisasi merupakan landasan atau

instansi pemerintah yang menjadikan perekat hubungan diantara anggota

organisasi.

2.1.2 Konsep Konflik Internal

Ada pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang itu memiliki

perbedaan atau secara istilah disebut “different thinking, dan different opinion,

different analysis, and to different action. Dan perbedaan itu dilatar belakangi oleh

berbagai sebab, seperti latar belakang experience, reference, keluarga, pendidikan,

organisasi, dan lain sebagainya. Dimana perbedaan ini secara langsung dan tidak

langsung telah turut mepengaruhi lahirnya konflik. Konflik merupakan suatu sifat

dan komponen yang penting dari proses kelompok, yang terjadi melalui cara-cara

yang digunakan orang untuk berkomunikasi satu sama lain.

Dalam hal ini Fahmi (2012:205) berpendapat bahwa konflik internal

adalah sebuah presepsi yang berbeda dalam melihat suatu situasi dan kondisi yang

selanjutnya teraplikasi dalam bentuk aksi-aksi sehingga telah menimbulkan

pertentagan dengan pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu konflik diidentikkan

dengan tindakan kekerasan”. Selanjutnya Rivai (2004:102) Konflik iternal adalah

ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok (dalam

suatu organisasi) yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-

kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan

status, tujuan, nilai atau persepsi.

Sementara menurut Duha (2014:145)

Konflik internal adalah adanya ketidak kepastian yang terjadi di

dalam kelompok (individu dengan individu, individu dengan

Page 24: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

kelompok, kelompok dengan kelompok lain) akibat berlangsungnya

suatu kejadian maupun dikarenakan pencapaian yang dicapai

kelompok lain, membuat kelompok tersebut ingin menyamai

pencapaian kelompok lain dengan cara-cara terpuji maupun dengan

cara yang bisa menimbulkan pertentangan dengan kelompok lain.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konflik

internal merupakan suatu pertentangan yang terjadi antara pegawai dengan

pegawai dan kelompok dengan kelompok yang didasarkan dengan perbedaan

pemahaman tujuan organisasi, deskripsi kerja yang kurang jelas.

2.1.3 Konsep Produktivitas Kerja Pegawai

Pada suatu organisasi, manusia merupakan salah satu faktor produksi

yang menjadi penggerak atas faktor-faktor produksi lain, tanpa adanya manusia

maka faktor produksi lainya tidak berguna, untuk itu produktivitas kerja pegawai

menggambarkan hubungan antara hasil yang dicapai dengan penggunaan sumber

daya organisasi. Dengan demikian, produktivitas kerja pegawai dapat ditingkatkan

dengan cara memotivasi pegawai dan pemberian penghargaan kepada pegawai

yang berprestasi.

Menurut Blecher (1987) dalam Wibowo (2007:109),

Secara konseptual produktivitas kerja pegawai adalah hubungan antara

keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang diperlukan.

Produktivitas kerja pegawai dapat dikuantifikasi dengan membagi

keluaran dengan masukan. Menaikan produktivitas kerja pegawai dapat

dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas kerja pegawai dengan

menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan

tingkat masukan sumber daya tertentu.

Selanjutnya menurut Umar (2009:9) “produktivitas kerja pegawai

mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan

keseluruhan sumber daya yang digunakan (input)”. Sule Et (2012:126)

“produktivitas kerja yakni ukuran sejauh mana sebuah kegiatan mampu mencapai

target kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat

produktivitas kerja pegawai dapat dilihat dari hasil yang dicapai baik itu bentuk

barang dan maupun jasa dalam melaksanakan suatu pekerjaan yang telah

Page 25: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

dibebankan kepadanya dengan penggunaan sumberdaya yang ada dalam

pencapaian tujuan organisasi.

2.3 Kerangka Teoritis

2.2.1 Pengaruh variabel budaya organisasi terhadap produktivitas

Disetiap tahapan karir semua orang perlu memahami budaya organisasi

dan bagaimana cara bekerja, karena ini sangat mempunyai pengaruh kuat pada

kehidupan kerjanya. Orang yang baru memulai karir mungkin berpikir bahwa

pekerjaan hanyalah sekedar pekerjaan. Namun, apabila mereka telah memilih

perusahaan atau organisasi tertentu, sebenarnya mereka telah memilih jalan hidup

yang akan ditempuh. Budaya organisasi membentuk responnya dengan cara yang

kuat dan cerdik, membentuk mereka menjadi pekerja yang mampu bekerja

dengan cepat atau lambat, menjadi manejer yang keras atau bersahabat, menjadi

pemain tim atau individual. Budaya organisasi sangat mempengaruhi individu dan

kinerja perusahaan, terutama dalam lingkungan kerja yang bersaing.

Menurut Wibowo (2013:27)

bahwa budaya organisasi adalah pola asumsi yang ditemukan dan

dikembangkan oleh satu kelompok tertentu karna mempelajari dan

menguasai masalah adaptasi eksternal dan interaksi internal, yang

telah bekerja cukup baik untuk mempertimbngkan secara layak dan

karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang

dipersepsikan, berpikir dan dirasakan dengan benar dalam hubungan

masalah tersebut.

Budaya organisasi merupakan lingkungan internal yang tidak

terpisahkan dari perusahaan yang terdiri dari seperangkat asumsi, keyakinan dan

nilai yang dianut bersama oleh anggota organisasi dan digunakan untuk mengatur

serta mengarahkan perilaku sesuia dengan fungsi yang diharapkan.

2.2.2 Pengaruh variabel konflik internal terhadap produktivitas kerja

Pada dasarnya, konflik terjadi bila didalam suatu peristiwa terdapat dua

atau lebih pendapat atau tindakan yang dipertimbangkan, konflik tidak berarti

berseteru, konflik dalam sebuah perusahaan merupakan hal yang sudah melekat

kedalam kehidupan manusia, konflik bisa kapan saja, dimana saja, dan kepada

siapa saja dalam bentuk aktivitasnya sehingga terjadi perbedaan tujuan, presepsi,

pendapat dan beban kerja yang berlebihan sehingga budaya organisasi yang

Page 26: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

kurang dipahami, hal ini akan mengganggu proses kegiatan organisasi dan akan

berdampak buruk pada pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya.ada faktor lain yang juga turut mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan diantaranya adalah konflik inetrnal. Konflik internal dapat menjadi

masalah yang sangat serius dalam setiap perusahaan. Konflik itu mungkin tidak

menimbulkan kematian suatu perusahaan tetapi pasti dapat merugikan

produktivitas suatu organisasi maupun mendorong kerugian bagi banyak

karyawan yang lain.

Dalam hal ini peneliti menunjukkan bahwa konflik internal

berpengaruh dan signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan semakin

meningkat tingkat konflik maka semakin menurun produktivitas kerja, namun

konflik tidak selalu memiliki dampak negatif, bahkan memberikan dampak positif

terhadap kinerja perusahaan, tergantung pada konflik yang dihadapi dan

dikelolah.

Untuk setiap perusahaan, tingkat optimal konflik internal yang terjadi

dapat dianggap sangat berguna dan membantu kinerja pencapaian keberhasilan

yang positif. Seperti yang dijelaskan Duha (2014:16) bahwa konflik yang ada

menjadi koreksi bagi keberhasilan, sebelum keberhasilan itu tercapai. Artinya

konflik dalam organisasi akan mampu mempengaruhi produktivitas kerja

karyawan. Sedangkan Rivai dan Sagala (2013:999) menyatakan bahwa konflik

intenal adalah “ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau

kelompok (dalam suatu organisasi/perusahaan) harus membagi sumber daya yang

terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja atau kenyataan mereka mempanyai

perbedaan status, tujuan, nilai dan presepsi.

Akan tetapi dari berbagai jenis faktor produksi, tenaga kerja memegang

peranan utama. Dengan kata lain, produktivitas kerja terkaiterat dengan sumber

daya manusia (SDM). Perencanaan Strategis tentang sumber daya manusia harus

memperhatikan faktor lain yaitu potensi, pendidikan, kapasitas dan sistem

sehingga dapat bersinergi dalam mencapai visi, misi dan tujuan organisasi. Dalam

hal ini kita dapat mengetahui bahwa konflik internal terhadap produktivitas kerja

itu sangat mempengaruhi beberapa faktor, mulai dari sikap, disiplin kerja

Page 27: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

karyawan, sampai pada manajemen dan tegnologi, dari berbagai kegiatan yang

dilakukan didalam suatu organisasi kita tidak dapat pungkiri jika seseorang dalam

suatu organisasi tersebut akan mengalami yang namanya konflik internal terhadap

kelompok individu-individu yang terlibat didalam suatu organisasi tersebut.

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya organisasi

Faktor budaya organisasi merupakan sifat atau ciri yang dianut didalam

suatu organisasi itu sendiri. Menurut Robbins dan Judge dalam Noor (2013:163-

164) mengemukakan bahwa ada tujuh karakteristik hakikat budaya organisasi,

yaitu:

1) Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana para karyawan

didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.

2) Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan mau

memperlihatkan kecermatan, analisis, dan perhatian terhadap detail.

3) Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil

bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai

hasil tersebut.

4) Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen

memperhitungkan hasil efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.

5) Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar tim-

tim kerja, bukannya individu.

6) Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.

7) Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya

organisasi yang sudah baik

Sedangakan menurut Luthans (1989) dalam Tika (2006:109) bahwa

faktor-faktor utama yang mempengaruhi budaya organisasi adalah:

1. Kebersamaan yaitu sejauhmana anggota organisasi mempunyai nilai-

nilai inti yang dianut secara bersama. Derajat kesamaan dipengaruhi

oleh unsur orientasi dan imbalan. Orientasi dimaksudkan pembinaan

kepada anggota-anggota baru khususnya melalui program-program

pelatihan. Sedangkan imbalan dapat berupa kenaikan gaji, jabatan

(pomosi), hadiah-hadiah dan tindakan-tindakan lainnya yang

memperkuat nilai-nilai budaya organisasi.

2. Intensitas merupakan suatu hasil dari struktur imbalan keinginan

pegawai untuk melaksanakan nilai-nilai budaya dan bekerja semakin

meningkat apa bila mereka diberi imbalan. Oleh karena itu

pimpinan organisasi erlu memperhatikan dan mentaati struktur

imbalan yang diberikan kepada anggota-anggota organisasi guna

menanamkan nilai-nilai budaya oragnisasi.

Selanjutnya, Robbins dalam Umar (2010:208) menguraikan faktor-

Page 28: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

faktor utama yang mempengaruhi budaya organisasi sebagai berikut:

1. Inisiatif individu, yaitu tingkat tanggung jawab, kebebasan

independensi yang dipunyai individu.

2. Toleransi terhadap tindakan beresiko, yaitu sejauh mana para

pegawai dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan berani

mengambil beresiko.

3. Arah, yaitu sejauh mana organisasi tersebut menciptakan dengan

jelas sasaran dan harapan mengenai oragnisasi.

4. Integrasi, yaitu tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi

didorong untuk bekerja dengan dengan cara terkoordinasi.

5. Dukungan manajemen, yaitu tingkat sejauh mana para manajer

memberi komunikasi yang jelas, bantuan serta dukungan terhadap

bawahan mereka.

6. Kontrol, yaitu jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang

digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai.

7. Indentitas, yaitu tingkat sejauh mana para anggota teridentifikasi

dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya daripada dengan

kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian profesional.

8. Sistem imbalan, yaitu tingkat sejauh mana alokasi imbalan (kenaikan

gaji, promosi) didasarkan atas kriteria prestasi pegawai sebagai

kebalikan dan senioritas, pilih kasih, dan sebagainya

9. Toleransi terhadap konflik, yaitu tingkat sejauh mana para pegawai

diberikan kebebasan untuk mengemukakan masalah yang ada dan

memberikan kritik secara terbuka

10. Pola-pola komunikasi, yaitu tingkat sejauh mana komunikasi

organisasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diporoleh informasi bahwa ada

beberapa faktor yang mempengaruhi budaya organisasi sebagai berikut: inisiatif,

individu, toleransi terhadap tindakan beresiko, arah, inetegrasi, dukungan

manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, toleransi, pola-pola komunikasi.

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi konflik internal

Didalam organisasi sering terjadi konflik, baik konflik dengan diri sendiri

maupun konflik dengan organisasi dan konflik dengan orang lain. Untuk itu,

organisasi perlu memperhatikan konflik yang terjadi dalam organisasi serta cara-

cara yang perlu diambil dalam penyelesaian konflik tersebut. Faktor-faktor yang

dapat mempengaruhi konflik internal adalah Mangkunegara (2001:156) sebagai

berikut:

Page 29: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

1. Koordinasi kerja yang tidak dilakukan

2. Ketergantungan dalam pelaksanaan tugas

3. Tugas yang tidak jelas (tidal ada deskripsi jabatan)

4. Perbedaan dalam orientasi kerja

5. Perbedaan persepsi

6. Sistem insentif (reward)

7. Strategi pemotivasian yang tidak tepat

Sedangkan menurut Duha (2014:142) konflik internal bisa terjadi

karena disebabkan beberapa hal antara lain sebagai berikut:

1. Perbedaan

Perbedaan sering mengakibatkan hubungan yang baik menjadi tidak

baik. Dalam pembahasan ini, perbedaan dibedakan menjadi tiga

yaitu:

a. Perbedaan pendapat

b. Perbedaan pendangan

c. Perbedaan latar belakang

Perbedaan latar belakang tersebut adalah:

1. Lingkungan

2. Budaya

2. Dianggap remeh

Didunia pekerjaan, seseorang dianggap remeh karena beberapa

alasan, antara lain:

a. Pernah membuat kesalahan, dan kehilangan kepercayaan. Akibat

orang lain berpendapat pembuat kesalahan tidak bisa diandalkan

seterusnya.

b. Sering membuat kesalahan dalam bekerja, sehingga selalu

mendapatkan olok-olokan dari teman-teman/rekan kerja.

c. Tidak berpenampilan menarik dihadapan orang banyak.

d. Sering mengundang reaksi tawa dari orang lain bila berbicara atau

melakukan sesuatu.

e. Suka menghindari kegiatan-kegiatan bersama

3. Dirugikan

Merasa dirugikan adalah keadaan dimana seseorang tidak

mendapatkan hak dan kewajiban secara proposional.

4. Beban kerja

Tuntutan profesional kerja, bisa membuat seseorang memiliki beban

keraja berat.Apalagi disaat tertentu, pekerjaan harus diselesaikan.

Page 30: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

5. Perubahan

Perubahan juga bisa menghasilkan konflik. Semisalnya pergantian

atasan dari yang perhatian, diganti dengan atasan yang tempramen.

Pemimpin baru suka marah-marah.

Sedangkan menurut Handoko (2007:278) secara umum penyebab

konflik internal adalah:

a. Adanya tindakan yang bertentangan dengan hati nuraninya,

ketidakpastian mengenai kebutuhan yang harus dipenuhi, konflik

peranan, konflik kepribadian, dan konflik tugas di luar

kemampuannya.

b. Perbedaan peranan (atasan dengan bawahan), kepribadian, dan

kebutuhan (konflik vertical).

c. Individu mendapat tekanan dari kelompoknya atau individu

bersangkutan telah melanggar norma-norma kelompok sehingga

dimusuhi atau dikucilkan oleh kelompoknya. Berubahnya visi, misi,

tujuan.

d. Karena ambisi asaran, policy, strategi dan aksi individu tersebut

dengan visi, misi, tujuan, sasaran, policy, strategi dan aksi

organisasi. salah satu atau kedua kelompok untuk lebih berkuasa, ada

kelompok yang menindas, ada kelompok yang melanggar norma-

norma budaya kelompok lainnya (konflik primordial).

e. Karena perebutan kekuasaan organisasi baik ekonomi maupun

politik (konflik horizontal dan konflik elit poltitik).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penyebab

terjadinya konflik adalah karena adanya keinginan yang saling berbeda dalam

pemahanan tujuan yang ingin dicapai serta adanya ambisi salah asatu atau kedua

kelompok untuk lebih berkuasa.

2.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai

Tinggi rendahnya produktivitas kerja pegawai berhubungan dengan

beberapa faktor baik yang berkaitan dengan pegawai itu sendiri, lingkungan

/kebijan organisasi maupun kebijakan pemerintah secara keseluruhan. Oleh karena

itu, organisasi perlu memperhatikan dan mengetahui faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi produktivitas kerja pegawai sebagai upaya untuk meningkatkan

produktivitas kerja pegawai.

Page 31: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Menurut Simanjuntak dalam Sutrisno (2015:103) ada tiga faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja pegawai yaitu:

1. Pelatihan.

Pelatihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi kryawan dengan

keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan

kerja. Untuk itu, latihan kerja diperlukan bukan saja sebagai

pelengkapakan sekaligus untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan.

2. Mental dan kemampuan fisik karyawan

Keadaan mental dan fisik karyaawan merupakan hal yang sangat

penting untuk menjadi perhatian bagi organisasi. Sebab keadaan fisik

dan mental karyawan mempunyai hubungan yang ssangat erat dengan

produktivitas kerja karyawan.

3. Hubungan antara atasan dan bawahan

Hubungan atasan dan bawahan akan mempengaruhi kegiatan yang

dilakukan sehari-hari. Sebagaimana pandangan atasan terhaddap

bawahan, sejauh mana bawahan diikutsertakan dalam penentuan tujuan.

Menurut Sedarmayanti (2001:71) menyatakan bahwa ada banyak faktor

yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai, baik yang berhubungan dengan

tenaga kerja, maupun yang berhubungan dengan lingkungan perusahaan dan

kebijaksanaan pemerintah secara keseluruhan. Beberapa faktor tersebut antara

lain:

1. Sikap mental, berupa: motivasi kerja, disiplin kerja dan etika kerja.

2. Pendidikan

3. Keterampilan Manajemen

4. Hubungan Industrial Pancasila (HIP)

5. Tingkat penghasilan/kompensasi

6. Gizi dan kesehatan

7. Jaminan Sosial

8. Lingkungan dan iklim kerja

9. Sarana produksi

10. Teknologi

Page 32: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

11. Kesempatan berprestasi

Menurut Simanjuntak (2001:39) faktor–faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja pegawai adalah:

1. Kualitas dan kemampuan fisik pegawai.

Kualitas dan kemampuan fisik pegawai untuk meningkatkan

produktivitas kerja pegawai dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,

latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik

pegawai yang bersangkutan.

2. Sarana pendukung.

Sarana pendukung untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai

organisasi dapat dikelompokkan pada duan golongan, yaitu:

a. Menyangkut lingkungan kerja, termasuk teknologi dan cara

produksi. Sarana dan peralatan yang digunakan, tingkat

keselamatan kerja dan kesehatan kerja serta suasana dalam

lingkungan itu sendiri.

b. Menyangkut kesejahteraan pegawai yang tercermin dalam sistem

pengupahan dan jaminan kelangsungan kerja.

3. Supra sarana.

Supra sarana untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai terdiri

dari:

a. Kebijakan pemerintah baik di bidang ekspor maupun impor.

b. Hubungan industrial.

Hubungan yang dimaksud adalah hubungan antara organisasi

dengan pegawai, hubungan antara pegawai dengan pegawai.

Pembatasan-pembatasan dan pengawasan yang mempengaruhi

ruang gerak pegawai organisasi dan jalannya aktivitas

organisasi.Sejauh mana hak-hak pegawai mendapat perhatian

perusahaan serta sejauh mana pegawai dilibatkan dalam

penentuan kebijaksanaan organisasi.

c. Manajemen.

Peran manajemen sangat strategis untuk meningkatkan

produktivitas, yaitu dengan mengkombinasikan dan

mendayagunakan semua sarana produksi, menerapkan fungsi-

fungsi manajemen, menciptakan sistem kerja dan pembagian

kerja, menempatkan orang yang tepat pada pekerjaan yang tepat,

serta menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang aman dan

nyaman. Diantara banyak faktor yang mempengaruhi

produktivitas kerja, peneliti memilih tiga faktor yang dominan

yaitu faktor pengalaman kerja, upah dan disiplin kerja.

Pengalaman kerja seseorang akan menunjukkan tingkat

pengetahuan dan pemahamannya untuk menjalankan tugas –

tugas yang dihadapi.

Page 33: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Berdasarkan teori-teori diatas, penulis menyimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi produktifitas kerja adalah kualitas dan kemampuan,

tingkat pendidikan, teknologi, disiplin kerja, tingkat ketrampilan, umpan balik,

dan hubungan pegawai dengan pimpinan.

2.3 Indikator variabel penelitian

2.3.1 Indikator budaya organisasi

Kreitner dan kinicki dalam Wibowo (2010:135) menyatakan untuk menilai

kualitas budaya organisasi sutu organisasi dapat dilihat dari tiga indikator utama,

yaitusebagai berikut :

1. Budaya konstruktif (constructive culture) merupakan budaya dimana

pekerja didorong untuk berinteraksi dengan orang lain dan bekerja

pada tugas dan proyek dengan cara yang akan membantu mereka

dalam memuaskan kebutuhannya untuk tumbuh dan berkembang.

2. Budaya pasif-defensif (passive-defensife culture) mempunyai

karateristik menolak keyakinan bahwa pekerja harus berinteraksi

dengan orang lain dengan cara yang tidak menantang keamanan

mereka sendiri.

3. Budaya agresif-defensif (aggressive-defensive culture) mendorong

pekerja mendekati tugas dengan cara memaksa dengan maksud

melindungi status dan keamanan kerja mereka.

Sehubungan dengan itu Wirawan (2005:55) mengemukakan indikator

dari budaya dari organisasi adalah sebagai berikut:

1. Pelaksanaan norma

Norma adalah peraturan perilaku yang menentukan respon pegawai

yang dianggap tepat dan tidak tepat dalam situasi tertentu.

2. Pelaksanaan nilai-nilai

Nilai-nilai merupakan pedoman dan kepercayaan yang dipergunakan

oleh orang atau organisasi untuk bersiap jika berhadapan dengan

situasi yang harus membuat pilihan.

3. Kepercayaan dan filsafat

Kepercayaan organisasi berhubungan dengan apa yang menurut

organisasi dianggap benar dan tidak benar.

4. Pelaksanaan kode etik

Kode etik adalah kumpulan kebiasaan baik suatu masyarakat yang

diwariskan dari suatu kenerasi kegenerasi yang laianya.

5. Pelaksanaan seromoni

Seromoni merupakan perayaan budaya orgnisasi atau tindakan

kolektif pemuja budaya yang meningkatkan dan memperkuat nilai-

nilai budaya pada organisasi.

6. Sejarah organisasi

Page 34: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Budaya organisasi dikembangkan pada waktu yang lama, yaitu

sepanjang sejarah organisasi dan merupakan produk dari sejarah

organisasi, budaya organisasi lahir, berkembang dan berubah

sepanjang sejarah organisasi. Pada organisasi yang sudah mapan,

perkembangan organisasi diinformasikan dalam bentuk sejarah

organisasi yang diingat dan diinformasikan pada seluruh anggota

organisasi dalam bentuk sejarah organisasi.

Sedangkan menurut Kharisma (2013: 40) indikator-indikator budaya

organisasi adalah sebagai berikut:

1. Individual initiative (inisiatif perseorangan)

Yaitu tingkattanggung jawab, kebebasan dan kemerdekaan

yangdimiliki individu.

2. Risk tolerance (toleransi terhadap risiko)

Yaitu suatu tingkatan di manapekerjadidorong mengambil risiko,

menjadi agresif dan inovatif.

3. Control (pengawasan)

Yaitu jumlah aturan danpengawasan langsungyangdipergunakan untuk

melihat dan mengawasi paraperilakukerja.

4. Communication pattern (pola komunikasi)

Yaitu suatu tingkatan dimanakomunikasi organisasi dibatasi

padakewenangan hierarki formal.

Dari beberapa indikator diatas, penulis berpendapat dimana setiap

organisasi dalam penanaman nilai-nilai budaya organisasi, dapat mengontrol diri

tanpa diperintahkan oleh pimpinan sehingga dengan pemahaman yang ada, maka

budaya organisasi tersebut akan membantu pegawai bekerja dalam rangka

pencapaian tujuan organisasi.

2.3.2 Indikator konflik internal

Manajemen konflik merupakan proses, sama halnya dengan

perencanaan dibawah ini merupakan beberapa indikator dari konflik

menurut Hasibuan (2006:12) yaitu antara lain:

a. Asumsi mengenai konflik.

Asumsi seseorang mengenai dan mempengaruhi pola perilakunya

dalam menghadapi situasi konflik.

b. Presepsi mengenai penyebab konflik.

Presepsi seseorang mengenai penyebab konflik akan mempengaruhi

gaya manajemen konfliknya.

c. Ekspektasi atas reaksi lawan konfilknya

Seseorang yang menyadari bahwa ia menghadapi konflik akan

menyusun strategi dan taktik untuk menghadapi lawan konfliknya.

Page 35: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

d. Pola komunikasi dalam interaksi konflik.

Konflik merupakan proses interaksi komunikasi diantara pihak-pihak

yang terlibat konflik.

Sedangkan menurut (Florent 2010) dalam (Istono 2010)

menguraikan beberapa indikator konflik sebagai berikut:

1. Keterbatasan sumber daya

Dalam setiap organisasi atau perusahaan mempunyai keterbatasan

sumber-sumber yang diperlukan. Misalanya dalam sebuah

perusahaan memiliki keterbatasan berupa fasilitas kerja, anggaran

jabatan, informasi dan sumber daya yang lainya, perusahan yang

sedang berkembang mebutuhkan sumber daya yang lebih banya,

pimpinan mengalokasikan sumber daya menurut proerita dan

kenutuhan pada setiap unit kerja/bagian. Pembagian yang tidak

merata dapat menimbulkan prasaan iri hati antara departemen atau

bagian.

2. Struktur organisasi

Salah satu penyebab terjadinya konflik dalam organisasi adalah

pembagian tugas dalam birokrasi organisasi spesialisasi tenaga kerja

pelaksanaannya. Struktur organisasi adalah sisitim formal hubungan-

hubungan kerja yang membagi dan mengkordinasi tugas-tugas

sejumlah orang dan kelompok-kelompok untuk mencapai tujuan

organisasi.

3. Komunikasi

Komunikasi yang tidak baik sering kali menimbulkan konflik dalam

organisasi. Faktor komunikasi yang menyebabkan konflik, misalnya

informasi yang tidak tersdia dengan bebas, dan penggunaan bahasa

yang tidak dimengerti oleh pihak-pihak yang melakukan

komunikasi. Sebagai contoh, gaya berbicara tatau budaya

komunikasi suatu kelompok masyarakat tertentu seringkali

menyinggung prasaan orang yang tidak memahaminya.

4. Perbedaan individu

Setiap individu adalah individu yang unik. Setiap orang memiliki

pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan yang lain.

Perbedaan individu dilatarbelakangi oleh pendidikan, budaya,

lingkungan sosial, etnik dan laian-lain. Perbedaan latar belakang

menimbulaan perbedaan dalam sikap dan bertindak dilingkungan

kerja, perbedaan ini apabila tidak disikapi dengan bijaksana akan

memicu konflik.

Sementara menurut Robbins (2003:41) Alat ukur untuk mengukur

indikat konflik yaitu dengan Demands Role (yang terdiri dari ambiguitas peran,

konflik peran, dan peran berlebih), Interpersonal Demands,Organizational

Structure,Organizational Leadership:

Page 36: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

1. Demands Role terdiri dari tuntutan tugas, konflik peran dan

ambiguitas peran. Peran berlebih/Role Overload merupakan keadaan

dimana seseorang dihadapkan pada berbagai macam tugas pada saat

bersamaan. Konflik Peran./Role Conflict dipandang sebagai bentuk

konflik antara keinginan organisasi dengan nilai-nilai seseorang,

masalah alokasi sumber daya serta konflik antara tugas beberapa

atasan. Ambiguitas peran/Ambiguity Role. Ambiguitas peran

merupakan ketidakpastian yang timbul saat pegawai tidak jelas

mengenai apa yang diharapkan dari mereka dan bagaiamana mereka

harus melakukan pekerjaannya.

2. Interpersonal Demands merupakan tekanan yang diciptakan oleh

pegawai lainnya dalam organisasi. Kurangnya dukungan sosial dari

rekan-rekan dan hubungan komunikasi yang tidak jelas antara

pegawai satu dengan pegawai lainnya akan dapat menyebabkan

komunikasi yang tidak sehat, sehingga dapat menimbulkan stres yang

cukup besar terutama karyawan dengan kebutuhan sosial yang tinggi

karena tidak terpenuhinya pemenuhan kebutuhan dalam organisasi

terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial dan hal itu akan

menghambat perkembangan sikap dan pemikiran antara pegawai yang

satu dengan pegawai lainnya.

3. Organizational Structure. Struktur organisasi menentukan tingkat

diferensiasi dalam organisasi, tingkat aturan dan peraturan dan dimana

keputusan diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya partisipasi

dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada seorang

karyawan merupakan suatu contoh dari variabel strutktural yang dapat

menjadi sumber potensial dari stres.

4. Organizational Leadership. Pimpinan oraganisasi berkaitan dengan

peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu

organisasi. Dimana karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan

atau menekankan pada hubungan yang secara langsung antara

pemimpin dengan pegawainya serta karakteristik pemimpin yang

hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.

Sesuai pendapat diatas, dapat diterangkan bahwa indikator untuk

mengukur tingkat konflik, yakni keterbatasan sumber daya, struktur organisasi,

kominikasi dan perbedaan individubersaing untuk meraih prestasi , bergerak

positif menuju tujuan, merangsang kreaktifitas dan inovatif, dorongan melakukan

perubahan, mendominasi diskusi, tidak senang bekerja dalam kelompok, bentuk

kepribadian, perselisihan antara individu dan ketegangan.

Page 37: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

2.3.3 Indikator produktivitas kerja pegawai

Setiap perusahaan selalu berkeinginan agar tenaga kerja yang dimiliki

mampu meningkatkan produktivitas yang tinggi. Dengan adanya produktivitas

kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efesien dan efektifitas.Dalam

mencapai suatu tujuan pegawai dapat bekerja dengan menggunakan waktu,

pikiran, dan semangat semaksimal mungkin dalam mendapatkan hasil yang baik.

Menurut Sutrisno (2007:84)ada beberapa indikator produktivitas kerja

pegawai antara lain:

a. Kualitas kerja, pekerjaan yang berkualitas dapat diukur dari hasil

yang dicapai.

b. Kemampuan, pekerjaan yang diselesaikan tepat pada waktu dan

displin.

c. Sikap positif terhadap pekerjaannya, seorang pegawai bekerja

dengan jujur dan setia. Untuk meningkatkan produktivitas, banyak

organisasi yang telah mengembangkan program-program

peningkatan produktivitas.

Menurut Simanjuntak dalam Sutrisno (2013:104) ada bebereapa

indikator produktivitas kerja pegawai anatara lain:

1. Kemampuan.

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampun

seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki

serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya

untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembanya kepada mereka.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai.

Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan

salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun

oleh yang menikmati hasil pekerja tersebut. Jadi, upaya untuk

memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat

dalam suatu pekerjaan.

3. Semangat kerja.

Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemaren. Indikator ini

dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam suatu hari

kemudian dibandingan dengan hari yang sebelumnya.

4. Pengembangan diri.

Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan

kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan

dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab semakin kuat

tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga

harapan untuk menjadi lebih baikpada gilirannya yang sangat

berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemmpuan.

Page 38: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

5. Mutu

Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah

lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan

kualitas kerja seorang pegawai. Jadi, meningkatkan mutu bertujuan

untuk memberikan hasil yang terbaik yang pada gilirannya akan

sangat berguna bagi perusahan dan dirinya sendiri.

6. Efesiensi

Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber

daya yang digunakan.masukan dan keluaran merupakan aspek

produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi

karyawan.

Sementar menurut Ravianto (1986:20) dalam Sulistyarini (2006)

indikator produktivitas kerja pegawai antara lain yaitu:

1. Motivasi

Motivasi merupakan kekuatan atau motor pendorong kegiatan

seseorang kearah pencapaian tujuan tertentu dan melibatkan segala

kemampuan yang dimiliki untuk mencapainya. Pegawai sebagai

manusia (individu) sudah barang tentu memiliki identifikasi tersendiri

antara lain sebagai berikut:

a. Tabiat/watak

b. Sikap/tingkah laku/penampilan

c. Kebutuhan

d. Keinginan

e. Cita-cita/kepentingan-kepentingan lainnya

f. Kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk oleh keadaan aslinya

g. Keadaan lingkungan dan pengalaman pegawai itu sendiri

Karena setiap pegawai memiliki identifikasi yang berlainan sebagai

akibat dari latar belakang pendidikan, pengalaman dan lingkungan

masyarakat yang beranekaragam, maka ini akan terbawa juga dalam

hubungan kerjanya sehingga akan mempengaruhi sikap dan tingkah

laku pegawai tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya. Demikian

pula pimpinan juga mempunyai latar belakang budaya dan pandangan

falsafah serta pengalaman dalam menjalankan pekerjaan yang berlain-

lainan sehingga berpengaruh di dalam melaksanakan pola hubungan

kerja dengan pegawai.

2. Kedisiplinan

Disiplin merupakan sikap mental yang tecermin dalam perbuatan

tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa kepatuhan

atau ketaatan terhadap peraturan, ketentuan, etika, norma dan kaidah

yang berlaku. Disiplin kerja adalah sikap kejiwaan seseorang atau

kelompok yang senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau

mematuhi segala peraturan yang telah ditentukan.

3. Etos Kerja

Page 39: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Etos kerja merupakan salah satu faktor penentu produktivitas kerja

pegawai, karena etos kerja merupakan pandangan untuk menilai

sejauh mana kita melakukan suatu pekerjaan dan terus berupaya untuk

mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan yang kita

lakukan.Usaha untuk mengembangkan etos kerja yang produktif pada

dasarnya mengarah pada peningkatan produktivitas kerja pegawai.

Untuk itu dapat ditempuh berbagai langkah seperti:

a. Peningkatan produktivitas kerja pegawai melalui penumbuhan etos

kerja, dapat dilakukan lewat pendidikan yang terarah. Pendidikan

harus mengarah kepada pembentukan sikap mental pembangunan,

sikap atau watak positif sebagai manusia pembangunan bercirikan

inisiatif, kreatif, berani mengambil resiko, sistematis dan skeptis.

b. Sistem pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan

pembangunan yang memerlukan berbagai keahlian dan

keterampilan serta sekaligus dapat meningkatkan kreativitas,

produktivitas kerja pegawai, kualitas dan efisiensi kerja.

c. Menumbuhkan motivasi kerja, dari sudut pandang pekerja, kerja

berarti pengorbanan baik untuk pengorbanan waktu senggang dan

kenikmatan hidup lainnya, sementara itu upah /gaji merupakan

ganti rugi dari segala pengorbanannya itu.

4. Keterampilan

Faktor keterampilan baik keterampilan teknis maupun manajerial

sangat menentukan tingkat pencapaian produktivitas kerja pegawai

kerja. Dengan demikian setiap individu selalu dituntut untuk terampil

dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama

dalam perubahan teknologi mutakhir.

5. Pendidikan

Tingkat pppendidikan harus selalu dikembangkan baik melalui jalur

pendidikan formal maupun informal. Karena setiap penggunaan

teknologi hanya akan dapat kita kuasai dengan pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan yang handal.

6. Lingkungan dan iklim kerja

Lingkungan dan iklim kerja yang baik akan mendorong pegawai agar

senang bekerja dan meningkatkan rasa tanggung jawab untuk

melakukan pekerjaan dengan lebih baik. Iklim kerja yang sehat dapat

mendorong sikap keterbukaan baik dari pihak pegawai maupun dari

pihak pimpinan sehingga mampu menumbuhkan motivasi kerja yang

searah antara pegawai dan pimpinan dalam rangka menciptakan

ketentraman kerja dan kelangsungan usaha kearah peningkatan

produktivitas kerja pegawai.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jika karyawan

diprlakukan secara baik oleh atasan atau adanya hubungan antara karyawan yang

baik, maka karyawan tersebut akan berpartisipasi dengan baik dalam proses

Page 40: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

produksi sehingga akan berpengaruh pada produktivitas kerja pegawai dengan

menggunakan sumberdaya yang telah digunakan dalam kurun waktu tertentu.

2.4 Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Irfan Hakim (2015) “pengaruh Kepemimpinan dan

konflik internal terhadap produktivitas kerja pada PT Tri Bakti Sarimas sar dari F

tabel (18.295> 2.51). Koefisien determinasi yang diperoleh Kab Kuanta Singngi”.

Dari uji F yang dilakukan diperoleh nilai F hitung lebih beeh sebesar 0.530. Nilai

koefisien regresi dari setiap persamaan regresi bernilai positif, sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel independen yang terdiri dari budaya oroganisasi dan

konflik dan signifikan terhadap variabel dependen (produktivitas kerja pegawai).

Dari uji t diketahui budaya organisasi dan konflik berpengaruh terhadap

produktivitas kerja. Dari uji F didapat nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel.

Rosalina Heralusia (2015) “pengaruh konflik dan stres kerja terhadap

produktivitas kerja Dimediasi oleh Konflik internal karyawan universitas katolik

DE LA Salle Manado”.

Penelitian oleh M. Muzaini (2013) dengan judul “Pengaruh Budaya

Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Pt. Sinar Perdana

Carakakabupaten Rokan Hilir”. Berdasarkan hasil uji Regresi Linear Sederhana

diperoleh persamaan: Y = 33.224 +0.514 X. Kemudian dari hasil Uji secara

Parsial (Uji t) diketahui bahwa budaya organisasi secara parsial berpengaruh

secara signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Sinar Perdana

Caraka di Rokan Hilir. Sedangkan berdasarkan perhitungan nilai Koefisien

Determinasi (R) diperoleh nilai R Square sebesar 0,523. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel budaya organisasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

produktivitas kerja karyawan pada PT. Sinar Perdana Caraka di Rokan Hilir

sebesar 52,3 %. Sedangkan sisanya sebesar 47,7 % dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak di teliti dalam penelitian ini.

Penelitian oleh Hadi Prayitno (2015) dengan judul “Pengaruh Budaya

Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada Bank Bsm (Bank

Syariah Mandiri) Cabang Cirebon” Berdasarkan hasil pengujian regresi terlihat

bahwa nilai ttabel< thitung atau 2,101<8,906, dengan demikian hasil tersebut

Page 41: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara budaya organisasi terhadap

produktifitas kerja. Dengan koefisien korelasi (R) sebesar 0,903, artinya keeratan

pengaruh budaya organisasi terhadap produktivitas kerja termasuk dalam kategori

sangat kuat. Sedangkan koefisien determinasi yang diperoleh (R square) = 0,774

artinya produktivitas kerja 77,4% dipengaruhi atau ditentukan oleh budaya

organisasi dan sisanya 22,6% (100%-77,4% = 22,6%) harus dijelaskan oleh

faktor-faktor lain yang berasal dari luar regresi ini. Hal ini cukup membuktikan

bahwa budaya organisasi merupakan prasyarat untuk produktivitas kerja.

Penelitian oleh Benediktus Kurniawan Jatmiko (2013) dengan judul

“Pengaruh Budaya Organisasi dan Konflik internal Terhadap Produktivitas Kerja

Karyawan” Berdasarkan Hasil analisis data kefisien regresi berganda dapat

diketahui bahwa koefisien determinasi atau Adjusted R square sebesar 0,215. Hal

ini berarti kontribusi variabel bebas yaitu budaya organisasi (X1) dan Konflik

internal (X2) secara bersama sama adalah sebesar 21,5% terhadap variabel terikat

yakni produktivitas kerja. Sedangkan sisanya sebesar 78,5% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi linier berganda. Pada

pengujian hipotesis, nilai t variabel budaya organisasi Besarnya pengaruh positif

variabel budaya organisasi (X1) terhadap produktivitas kerja (Y) sebesar 0,156

atau sebesar 15,6 % atau dianggap berpengaruh positif yang tidak signifikan. Hal

ini tercemin dalam angka signifikansi variabel (X1) sebesar 0,169 yang lebih besar

dari 0,05. Sedangkan untuk variabel Konflik internal besarnya pengaruh positif

Konflik internal (X2) terhadap produktivitas kerja (Y) sebesar 0,504 atau sebesar

50,4% atau dianggap berpengaruh positif yang signifikan. Hal ini tercemin dalam

angka signifikansi variabel (X2) sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,05.

Penelitian oleh Nurdin (2014) dengan judul “Pengaruh Budaya

Organisasi Dan Konflik internal Terhadap Produktifitas kerja pegawai Rumah

Sakit Karya Medika”. Berdasarkan hasil pengolahan data nilai thitung = 4,271 >

nilai ttabel pada 5 % = 2,045. Konflik internal memberi pengaruh yang signifikan

terhadap Produktifitas kerja pegawai. Hasil pengolahan data diperoleh nilai t tabel

pada 5 % = 2,045. Budaya organisasi dan Konflik internal secara bersama-sama

memberi pengaruh yang signifikan terhadap Produktifitas kerja pegawai. Hasil

Page 42: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

pengolahan data nilai koefisien determinasi (Rhitung = 5,143 > nilai ttabel) sebesar

87,2% artinya peningkatan Produktifitas kerja pegawai dipengaruhi oleh budaya

organisasi dan Konflik internal, sedangkan sisanya 12,8% (100% - 87,%)

dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dianalisis.

2.5 Kerangka Berpikir

Budaya organisasi merupakan suatu unsur terpenting dalam organisasi

yang dianggap tepat dan dapat dipahami, budaya organisasi menjadi acuan

bersama di antara manusia dalam berinteraksi yang ikut serta dalam sebuah

organisasi dan membawa nilai-nilai dan kepercayaan yang telah diajarkan kepada

mereka. Konflik internal adalah pertentangan atau pertikaian suatu proses yang

dilakukan orang atau kelompok manusia guna memenuhi tujuannya dengan jalan

menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan kekerasan. Oleh karena itu

konflik diidentikkan dengan tindakan kekerasan.Secara konseptual produktivitas

kerja pegawai adalah keluaran atau hasil organisasi dengan masukan yang

diperlukan.

Produktivitas kerja pegawai dapat dikuantifikasi dengan membagi

keluaran dengan masukan. Menaikan produktivitas kerja pegawai dapat dilakukan

dengan memperbaiki rasio produktivitas kerja pegawai dengan menghasilkan

lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan

sumber daya tertentu. Untuk lebih jelas variabel penelitian ini dapat di lihat dari

gambar kerangka berpikir di bawah ini:

Page 43: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Sumber: Olahan sendiri

Keterangan:

Variabel Terikat : Produktivitas Kerja Pegawai (Y)

Variabel Bebas : Budaya organisasi (X1)

Variabel Bebas : Konflik Internal (X2)

2.6 Hipotesis Penelitian

Yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Diduga budaya organisasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai

pada Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan.

2. Diduga konflik internal berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada

Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan.

3. Diduga budaya organisasi dan konflik internal berpengaruh terhadap

produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias

Selatan.

Konflik

Internal (X2)

Budaya

organisasi (X1)

Produktivitas

kerja pegawai (Y)

Page 44: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode

penelitian asosiatif. Penelitian Kuantitatif yaitu penelitian dengan maksud

memperoleh data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.

Sedangkan penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dengan penelitian ini maka

akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,

meramalkan dan mengontrol suatu gejala.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2007:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas subyek-subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai Kantor

Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan yang berjumlah 32 orang.

3.2.2 Sampel

Penelitian ini adalah dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Menurut Sugiyono (2005:48) mengatakan umumnya penelitian

sudah menentukan terlebih dahulu jumlah sample yang lebih baik. Untuk sekedar

ance-ance, apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik peneliti mengambil

semua, sehingga peneliti ini mengambil seluruh jumlah populasi untuk dijadikan

sample penelitian. Yakni seluruh Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias

Selatan yang berjumlah 32 orang.

1.3 Definisi Operasional Variabel

1.3.1 Budaya organisasi (X1)

Budaya organisasi adalah suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama

dan dipakai serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu

Page 45: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

pendorong untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan manajer

perusahaan.

Tabel 3.1

Instrumen Indikator Variabel Budaya Organisasi(X1)

No Indikator Nomor soal Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

Budaya kontruktif

Budaya pasif-defnsif

Budaya agresif

Pelaksanaan norma

Pelaksanaan nilai-nilai

Kepercayaan dan fisafat

Pelaksanaan kode etik

Pelaksanaan seromoni

Sejarah organisasi

Individual initiative

Risk tolerance

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 11

Sumber: Olahan penulis (2017)

1.3.2 Konflik internal (X2)

Konflik internal adalah pertentangan atau pertikaian suatu proses yang

dilakukan orang atau kelompok manusia guna memenuhi tujuannya dengan jalan

menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan kekerasan. Oleh karena itu

konflik diidentikkan dengan tindakan kekerasan.

Page 46: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Tabel 3.2

Instrumen Indikator Variabel Konflik internal (X2)

No. Indikator Nomor soal Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Asumsi mengenai konflik

Presepsi mengenai konflik

Ekspektasi atas reaksi lawan

konfilknya

Pola komunikasi dalam interaksi

konflik.

Struktur organisasi

Komunikasi

Perbedaan presepsi

Perbedaan individu

Demands Role terdiri dari tuntutan tugas

Interpersonal Demands

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 10

Sumber: Olahan penulis (2017)

1.3.3 Produktivitas kerja pegawai (Y)

Produktivitas kerja yakni kemampuan memperoleh manfaat yang

sebesar-besaranya dari saran dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan

output yang optimal bahkan kalau bisa semaksimal mungkin. Kemudian

ditambahkan bahwa produktivitas kerja pegawai adalah ukuran sampai sejauh

mana sumber-sumber daya disertakan dan dipadukan dalam organisasi dan

digunakan untuk mencapai seperangkat hasil. Dengan indikator produktivitas

kerja pegawai pegawai sebagai berikut.

Page 47: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Tabel 3.3

Instrumen indikator variabel produktivitas kerja pegawai (Y)

No Indikator Nomor soal Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8

9

10

11

Kualitas kerja

Kemampuan

Sikap positif

Meningkatkan hasil yang dicapai

Semangat kerja.

Pengembangan diri.

Mutu

Efesiensi

Motivasi

Kedisplinan

Etos Kerj

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Jumlah 11

Sumber: Olahan penulis (2017)

1.4 Data Penelitian

1.4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini adalah data primer yang bersumber dari 32

responden penelitian yakni pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias

Selatan dan sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket

tentang budaya organisasi dan konflik internal terhadap produktivitas kerja

pegawai.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

menggunakan daftar pertanyaan (questionnaire) secara tertutup yang diberikan

kepada pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan. Daftar pertanyaan

ini disusun sebanyak 32 item soal berdasarkan skala Likert dengan option jawaban

setiap pertanyaan antara lain 5 (lima) alternatif jawaban yaitu:

Page 48: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Sangat setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Ragu-ragu (RR) = 3

Tidak setuju (TS) = 2

Sangat tidak setuju (STS) = 1

1.5 Metode Analisis Data

Data yang telah diperoleh melalui penyebaran angket akan disusun

dalam bentuk tabel yang berfungsi sebagai alat analisis secara kuantitatif. Analisis

data digunakan untuk menyederhan akan data supaya data mudah

diinterprestasikan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis

regresi berganda untuk mengolah data menggunakan alat bantu perangkat lunak

program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) 16,0 for windows, yaitu

suatu program komputer statistik yang mampu memproses data statistik secara

cepat dan tepat menjadi output yang dikehendaki para pengambil keputusan.

Analisisi regresi berganda digunakan dalam penelitian ini karena

penelitian ini hanya menggunakan 2 variabel bebas (budaya organisasi dan

konflik internal) dan 1 variabel terikat (produktifitas kerja pegawai). Analisis

regresi berganda merupakan teknik analisis statistik yang menjelaskan pengaruh

antara variabel terikat dengan variabel bebas. Model regresi berganda yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Persamaan regresi liniernya sebagai berikut:

Keterangan:

= Variabel dependent

= Konstanta

= Koefisien persamaan regresi prediktor X1

= Koefisien persamaan regresi prediktor X2

X1,X2 = Variabel independent

Page 49: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

e = Faktor pengganggu

Untuk mengestimasi koefisien regresi persamaan di atas diregres

menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), sehingga menghasilkan

persamaan berikut (Supranto 2009:243)

Keterangan:

= Variabel terikat yang diprediksikan

= Koefisien Konstanta

X1,X2 = Variabel bebas

= Koefisien regresi yang diprediksikan

Nilai koefisien regresi dan konstanta dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut (Umar 2013:114):

Keterangan:

= Nilai rata-rata Y

= Nilai rata-rata

= Nilai rata-rata

= Konstanta

= Koefisien regresi yang diprediksikan

y = Selisih nilai Y dengan nilai

= Selisih nilai X1 dengan nilai

= Selisih nilai X2 dengan nilai

Page 50: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan, terlebih dahulu

dilakukan pengujian asumsi klasik artinya bahwa data harus sudah berdistribusi

secara normal, tidak mengandung multikolinearitas, heteroskedastisitas.

1.6 Pengujian Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-

pertanyaan pada kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak

relevan. Pengujiannya dilakukan secara statistik. Umar (2013:166)

mengemukakan rumus yang dapat digunakan dalam menguji validitas angket

yaitu rumusProduct Moment Pearson, yakni:

2222 YYnXXn

YXXYnrhitung

Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi hitung

X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden.

Pengujian tingkat validitas setiap item angket penelitian ini dilakukan

dengan mengkorelasikan pada tabel harga kritis r Product Moment dengan tingkat

kepercayaan 95%. Apabila rhitung> rtabel pada taraf signifikan α = 5% maka item

tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika rhitung< rtabel item angket dinyatakan

tidak valid.

1.6.2 Uji reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrumen yang

dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali atau angket yang

digunakan memiliki ketetapan. Untuk menentukan besarnya reliabilitas angket

penelitian ini digunakan Uji Cronbah’s Alpha. Umar (2013:170) mengemukakan

Page 51: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

bahwa uji reliabilitas untuk alternatif jawaban yang lebih dari dua akan diuji

dengan menggunakan Uji Cronbah’s Alpha. Rumusnya sebagai berikut.

2

t

2

i

i

s

s1

)1k(

kr

Keterangan:

ri = Koefisien reliabilitas.

k = Mean kuadrat antara subyek.

2

is

= Mean kuadrat kesalahan

2

ts = Varians total

3.7 Pengujian Asumsi Klasik

3.7.1 Uji normalitas

Normalitas data untuk analisis regresi adalah sebuah keharusan, jika data

tidak normal maka dikhawatirkan hasil analisis regresi nantinya tidak memberikan

kesimpulan yang valid (bias). Menurut Suliyanto (2008:59) uji normalitas

dimaksudkan untuk mengetahui apakah residual yang telah distandardisasi

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi apakah nilai residual

terstandarisasi berdistribusi normal atau tidak dapat di lihat melalui sebaran Plot

pada Graph P-P Plot berbentuk linier dan tertumpu di sekitar garis diagonal P-P

Plot dengan ketentuan pengujian data sebagai berikut:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.7.2 Uji multikolinearitas

Menurut Umar (2013:177) bahwa “Uji multikolinearitas dilakukan untuk

mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

Page 52: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

indipenden. Jika terjadi tolenrasi, terdapat masalah multikolinearitas yang harus

diatasi”. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model

regresi, yakni dengan melihat dari nilai tolerance (TOL), dan lawannya yaitu

variance inflation factor (VIF). Nilai VIF dan TOL dapat dihitung dengan rumus:

TOL

1VIF dan

2R1TOL

Keterangan:

VIF = Variance Inflation Factor

TOL = Tolerance

R2 = Koefisien korelasi

Menurut Sulisyanto (2008:56) mengatakan bahwa “untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor) dari

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat” maka kriteria pengujian

multikolinearitas adalah jika nilai VIF mendekati angka 1, maka tidak terdapat

masalah multikoloniearitas, atau jika nilai TOL mendekati 1, maka dikatakan

tidak terdapat masalah multikolinearitas.

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Heterokedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidak samaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut dengan

heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan mengamati pola scater plot dimana sumbu horizontal

menggambarkan nilai prediksi sedangkan sumbu vertikal menggambarkan nilai

residual kuadrat (Umar 2013:179). Dasar analisisnya sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar kemudiian menyempit) maka mengindikasikan

telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 53: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

3.8 Pengujian Hipotesis

3.8.1 Uji t (t-test) secara parsial

Menurut (Suliyanto 2008:192) menguraikan rumus yang digunakan untuk

mengetahui thitung secara parsial adalah sebagai berikut:

Keterangan :

t = Nilai thitung

= Konstanta

1 =Koefisien regresi

Se = Kesalahan baku koefisien regresi

Untuk menyimpulkan apakah variabel independen secara individual

memiliki pengaruh yang signifikan maka harus membandingkan nilai thitung

dengan nilai ttabel dengan derajat kebebasan, df:α, (n-k).

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho : i = 0 artinyavariabel budaya organisasi (X1) atau variabel konflik

internal(X2) secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap

variabel produktifitas kerja pegawai (Y).

Ha : i ≠ 0 artinya variabel budaya organisasi (X1) atau variabel konflik

internal (X2) secara parsial mempengaruhi signifikan terhadap

variabel produktifitas kerja pegawai (Y).

Menurut (Supranto 2009:251) bahwa langkah-langkah pengujian yang

dilakukan dalam uji t sebagai berikut:

a. Menentukan tingkat signifikan (α) sebesar 0,05 atau 5% (sig < 0,05)

b. Membandingkan thitung dengan ttabel.

Page 54: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Jika thitung< ttabel maka variabel independen secara individual tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen dan jika thitung> ttabel,

maka variabel independen secara individual signifikan terhadap

variabel dependen.

3.8.2 Uji F (secara simultan)

Pengujian secara simultan dilakukan dengan Uji - F yang membandingkan

antara variasi variabel dependen yang dijelaskan didalam model dengan variasi

yang dijelaskan oleh variabel diluar model. Uji F digunakan untuk mengetahui

tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independen (budaya organisasi,

dan konflik internal) secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen

(produktivitas kerja pegawai). Pengujian hipotesis melalui uji F dapat dilakukan

sebagai berikut menurut (Suliyanto 2008:208)

Kn

R

K

R

F

1

1

2

2

Keterangan:

R2= koefisien korelasi berganda dikuadratkan

n = jumlah sampel

k = jumlah variabel bebas

Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:

Ho : 1 = 2 = 0 artinya tidak ada pengaruh secara signifikan antara variabel-

variabel bebas (budaya organisasi dan konflik internal) terhadap

variabel terikat (produktivitas kerja pegawai)

Page 55: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Ha : 1≠ 2≠ 0 artinya ada pengaruh secara signifikan antara variabel-variabel

bebas (budaya organisasi dan konflik internal) terhadap variabel

terikat (produktivitas kerja pegawai)

Untuk menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori good of fit atau

tidak, maka harus membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel dengan derajat

kebebasan df: α, (k-1), (n-k).

3.8.3 Uji koefisien determinasi (R²)

Koefisien determinasi merupakan pengkuadratan dari nilai korelasi (R2).

Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen yang dinyatakan dalam persentase. Untuk mengukur

seberapa besar variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, digunakan

koefisien determinasi (R2). Koefisien ini menunjukkan proporsi variabel terikat

yang dijelaskan oleh model regresi. Penghitungan nilai R2 berada pada interval 0

< R2< 1. Suliyanto (2008:192) menyatakan bahwa semakin tinggi koefisien

determinasi maka semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan

variasi perubahan pada variabel tergantungnya. Untuk menghitung koefisien

determinasi digunakan rumus (Suliyanto, 2008:166).

2

2^

2 1YY

YY

R

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi Ῡ

∑ = Kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y prediktor

(Y - Ῡ)2 = Kuadrat selisih nilai Y riil dengan nilai Y rata-rata

Page 56: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah tingkat objek penelitian

Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan terletak di Desa

Hilizalootano Mazino. Kantor Camat ini sudah berdiri sejak Tahun 2009 atau

2010. Tugas dan fungsi kantor Camat ini adalah pelayanan administrasi publik

tingkat kecamatan. Kepemimpinan kantor Camart Mazino sudah beberapa kali

dilakukan pergantian dan begitu juga dengan pegawainya. di Kecamatan Mazino

teridiri dari 11 Desa, yaitu:

1. Hilizalootano

2. Larono

3. Laowo

4. Bawolahusa

5. Doli-Doli

6. Hilinawalo

7. Hililaza

8. Hilizoroilawa

9. Hilifondrege

10. Lawindra

11. Lolomboli

Page 57: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

4.1.3 Struktur Organisasi Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan

C A M A T

Pembina

FENUS ZAMILI S E K C A M

TUHOI BAWAMENEWI

Pembina

SUB BAGIAN PERENCANAAN

DAN KEUANGAN

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

S T A F

1. BALAZI ZAMILI

2. DARMA GOWASA

S T A F

1. FITENIUS WARUWU

NIP. 19860526 201410 1 001

2. BAZANOLO BU’ULOLO

NIP. 19750311 200701 1 028

SUB BAGIAN UMUM

DAN KEPEGAWAIAN

S T A F

4 LESTARI GOWASA

NIP. 19840125 201410 2 001

S T A F

PLH. KASI PMD

TUHOI BAWAMENEWI

Pembina

NIP. 19651113 195604 1 001

S T A F

PLH. KASI TRANTIB

RARADODO GEA

Pengatur TK. I

NIP. 19610517 197910 1 002

S T A F

PLH. KASI PELUM

S T A F

PLH. KASI TATA

PEMERINTAH

FENUS ZAMILI, S.Pd

Pembina

PLH. KASI

KESEJAHTRAAN S0SIAL

S T A F

Page 58: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

4.1.3 Visi dan Misi Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan

a. Visi

Mewujudkan masyarakat yang maju, sehat dan cerdas dengan

kepemimpinan yang melayani, jujur dan sederhana.

b. Misi

1. Membangun kaltur pemerintahan yang bersih, mandiri, transparan,

dan berorientasi pada pelayanan.

2. Pemerataan pembangunan dengan skala prioritas yang berbasis desa,

3. Menyediakan sistem pelayanan kesehatan yang mudah dan

berkualitas

4. Menyediakan pendidikan yang berkualitas sebagai mana diamanatkan

dalam undang-undang dan pemerintah yang berlaku

5. Memperkuat sector pertanian menuju kemandirian pangan

6. Mengembangkan ekonomi yang mampu menciptakan lapangan kerja

dalam mendatangkan investor

7. Mengembangkan potensi pariwisata yang berbasis pada sumber daya

alam dan kebudayaan

8. Membangun generasi mudah yang berkarakteristik berbudaya dan

beriman

9. Memberikan rasa aman dan nyaman ditengah-tengah masyarakat

struktur organisasi.

Page 59: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

4.1.4 Letak Geografis Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan

POS

SEKDES

Kantor Camat

MAZINO

SMP N 1

MAZINO

SMA N 1

MAZINO

SMAS BNKP

MAZINO

Page 60: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

4.2 Deskriptif Variabel Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif

dengan metode penelitian asosiatif. Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor

Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan. Objek dalam penelitian adalah

keseluruhan Pegawai Kantor Camat Mazino.

Penelitian ini menghubungkan antara 1 (satu) variabel terikat yaitu

Produktivitas kerja pegawai dengan 2 (dua) variabel bebas yaitu Budaya

Organisasi dan Konflik Internal. Masing-masing variabel dituangkan dalam

bentuk indikator dibuat butir pernyataan (instrumen). Dari hasil yang diperoleh

melalui butir pernyataan, untuk variabel Budaya Organisasi (X1) sebanyak 11

item pernyataan, untuk variabel Konflik Internal (X2) sebanyak 10 item

pernyataan dan untuk variabel Produktivitas kerja pegawai (Y) sebanyak 11 item

pernyataan dengan responden sebanyak 32 orang (pegawai) pada Kantor Camat

Mazino. Dalam mendeskripsikan setiap variabel penelitian adalah dengan

membuat skala penilaian. Perhitungan mengenai skala penilaian adalah dengan

mengalikan seluruh frekuensi data dengan nilai bobot. Selanjutnya dapat

dibuatkan skala penilaian untuk masing-masing pernyataan dengan terlebih

dahulu berdasarkan skala likert atau skala pegukuran.

Untuk mendeskripsikan rata-rata hitung, standar deviasi serta nilai

kemiringan (skewness) dan nilai kepuncakan (kurtosis) masing-masing variabel

penelitian yakni dengan menggunakan alat bantu perangka lunak Program SPSS

16.0 Windows Evaluation Version dengan hasilnya sebagai berikut:

1. Deskriptif variabel Budaya Organisasi (X1)

Tabel 4.1

Deskriptif Variabel Budaya Organisasi

Statistics

Budaya organisasi

N Valid 32

Missing 0

Mean 42.56

Page 61: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Median 43.00

Mode 46a

Std. Deviation 5.186

Variance 26.899

Skewness -.319

Std. Error of Skewness .414

Kurtosis -1.052

Std. Error of Kurtosis .809

Range 18

Minimum 32

Maximum 50

Sum 1362

Percentiles 25 38.25

50 43.00

75 47.00

a. Multiple modes exist. The

smallest value is shown

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

Dari hasil olahan nilai skor total data variabel budaya organisasi (X1) maka

dapat dideskripsikan bentuk data untuk mengetahui nilai statistik yaitu:

1) Rata-rata Hitung

Rata-rata hitung didapat jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan

banyaknya data. Dari tabel di atas didapat rata-rata hitung (mean) sebesar

42.56 dengan nilai median diperoleh sebesar 43.00 berarti bahwa 50% data

berada di atas 43.00 dan sisanya berada di bawahnya dengan nilai modus atau

nilai yang paling banyak muncul 46.

2) Standar Deviasi

Standar deviasi adalah akar dari ragam, dan merupakan jumlah kuadrat dari

selisih nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyaknya observasi.

Pada tabel di atas diperoleh standar deviasi sebesar. 5186

3) Kemiringan Kurva (skewness)

Page 62: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Kemiringan kurva (skewness) berarti melihat miring tidaknya suatu kurva

distribusi. Pada tabel di atas diperoleh skewness sebesar 0.-319 dengan standar

error skewines sebesar 0.414, maka distribusi data tersebut adalah menceng

kekiri Sk < 0.

4) Keruncingan Kurva (kurtosis)

Keruncingan kurva merupakan tingkat penggunungannya suatu distribusi. Dari

hasil olahan diperoleh 4 sebesar -1.052 dengan standar error 0.809, maka data

tersebut adalah platikurtik yaitu distribusi yang berpuncak agak mendatar

dengan ekornya relative pendek (4 < 3).

Untuk mengetahui gambaran hasil olahan nilai skor total data variabel

Budaya Organisasi (X1) dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut:

Gambar 4.1

Histogram Variabel Budaya Organisasi (X1)

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

2. Deskriptif Variabel Konflik Internal (X2)

Tabel 4.2

Deskriptif Variabel Konflik Internal (X2)

Statistics

Page 63: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Konflik Internal

N Valid 32

Missing 0

Mean 44.25

Median 46.00

Mode 48

Std. Deviation 4.443

Variance 19.742

Skewness -.488

Std. Error of Skewness .414

Kurtosis -1.267

Std. Error of Kurtosis .809

Range 14

Minimum 36

Maximum 50

Sum 1416

Percentiles 25 40.00

50 46.00

75 48.00

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

Dari hasil olahan nilai skor total data variabel Konflik Internal (X2) maka

dapat dideskripsikan bentuk data untuk mengetahui nilai statistik yaitu:

1) Rata-rata Hitung

Rata-rata hitung didapat jumlah dari seluruh nil

ai data dibagi dengan banyaknya data. Dari tabel di atas didapat rata-rata

hitung (mean) sebesar 44.25 dengan nilai median diperoleh sebesar 46.00

berarti bahwa 50% data berada di atas 46.00 dan sisanya berada di bawahnya

dengan nilai modus atau nilai yang paling banyak muncul 48.

2) Standar Deviasi

Standar deviasi adalah akar dari ragam, dimana ragam merupakan jumlah

kuadrat dari selisih nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyaknya

observasi.Pada tabel di atas diperoleh standar deviasi sebesar 4.443

Page 64: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

3) Kemiringan Kurva (skewness)

Kemiringan kurva (skewness) berarti melihat miring tidaknya suatu kurva

distribusi. Pada tabel di atas diperoleh skewness sebesar 0.488 dengan standar

error sebesar 0,414 maka distribusi data tersebut adalah menceng kekiri Sk< 0.

4) Keruncingan Kurva (kurtosis)

Keruncingan kurva (kurtosis) merupakan tingkat penggunungannya suatu

distribusi. Dari hasil olahan diperoleh 4n sebesar -1.267 dengan standar error

0.809, maka data tersebut adalah platikurtik yaitu distribusi yang berpuncak

agak mendatar dengan ekornya relative pendek (4 < 3).

Untuk mengetahui gambaran hasil olahan nilai skor total data variabel

Konflik Internal (X2) dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut.

Gambar 4.2

Histogram Variabel Konflik Internal (X2)

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

3. Deskriptif Variabel Produktivitas kerja pegawai (Y)

Tabel 4.3

Deskriptif Variabel Produktivitas Kerja Pegawai (Y)

Statistics

Produktifitas Kerja

Pegawai

N Valid 32

Missing 0

Mean 44.19

Page 65: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Median 44.50

Mode 43

Std. Deviation 4.020

Variance 16.157

Skewness -.327

Std. Error of Skewness .414

Kurtosis -.627

Std. Error of Kurtosis .809

Range 14

Minimum 36

Maximum 50

Sum 1414

Percentiles 25 41.00

50 44.50

75 47.00

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

Dari hasil olahan nilai skor total data variabel Produktivitas kerja

pegawai(Y) maka dapat dideskripsikan bentuk data untuk mengetahui nilai

statistik yaitu:

1) Rata-rata Hitung

Rata-rata hitung didapat jumlah dari seluruh nilai data dibagi dengan

banyaknya data. Dari tabel di atas didapat rata-rata hitung (mean) sebesar

44.19 dengan nilai median diperoleh sebesar 44.50 berarti bahwa 50% data

berada di atas 44.50 dan sisanya berada di bawahnya dengan nilai modus atau

nilai yang paling banyak muncul 43

2) Standar Deviasi

Standar deviasi adalah akar dari ragam, merupakan jumlah kuadrat dari selisih

nilai observasi dengan rata-rata hitung dibagi banyaknya observasi. Pada tabel

di atas diperoleh standar deviasi sebesar 4.020

3) Kemiringan Kurva (skewness)

Page 66: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Kemiringan kurva (skewness) berarti melihat miring tidaknya suatu kurva

distribusi. Pada tabel di atas diperoleh skewness sebesar 0.327 dengan standar

error sebesar 0,809, maka distribusi data tersebut adalah menceng kekiri Sk< 0.

4) Keruncingan Kurva (kurtosis)

Keruncingan kurva merupakan tingkat penggunungnya suatu distribusi. Dari

hasil olahan diperoleh 4 sebesar -0.627 dengan standar error 0.809, maka data

tersebut adalah platikurtik yaitu distribusi yang berpuncak agak mendata

rdengan ekornya relative pendek (4 < 3).

Untuk mengetahui gambaran hasil olahan nilai skor total data variabel

Produktivitas kerja pegawai (Y) dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.

Gambar 4.3

Histogram Variabel Produktivitas kerja pegawai (Y)

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

4.3 Pengujian Instrumen Penelitian

Hasil pengolahan data yang merupakan pembuktian hipotesis akan sangat

tergantung pada data yang akan dianalisis dan instrumen pernyataan yang

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Ada 2 (dua) konsep yang

digunakan untuk mengukur kualitas data yaitu uji validitas dan uji reliabilitas

data. Suatu hasil pengolahan data yang baik akan diperoleh jika data yang

Page 67: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

dikumpulkan valid dan terpercaya. Uji validitas reliabilitas data akan dilakukan

terlebih dahulu sebelum dilakukan pengolahan data.

4.3.1 Uji validitas variabel budaya organisasi (X1)

Perolehan hasil uji validitas untuk variabel budaya organisasi (X1) dapat

dilihat pada tabel dibawah ini. Validitas pernyataan dilakukan dengan bantuan

perangkat lunak SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version dan nilai hasil

pengolahan data dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Tabel 4.4

Uji Validitas Budaya Organisasi (X1)

No. Item

Pernyataan

Corrected Item-

Total Correlation rtabel

Keterangan

1 0,938 0,632 Valid

2 0,857 0,632 Valid

3 0,675 0,632 Valid

4 0,938 0,632 Valid

5 0,938 0,632 Valid

6 0,891 0,632 Valid

7 0,891 0,632 Valid

8 0,675 0,632 Valid

9 0,844 0,632 Valid

10 0,829 0,632 Valid

11 0,829 0,632 Valid

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

Pada Tabel 4.4 diatas, diuji cobakan pada 10 responden pada Kantor Camat

Mazino, berdasarkan perhitungan validitas pada item-total statistic, maka

diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item nomor 1 sampai 11 bernilai positif.

Sedangkan rtabel pada taraf singnifikansi α = 0,05 adalah rtabel = 0,632. Maka

disimpulkan bahwa item nomor 1 sampai 11 dengan rhitung > rtabel, dinyatakan

valid.

Page 68: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

4.3.2 Uji reliabilitas variabel budaya organisasi (X1)

Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah

alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang yakni dengan menggunakan Cronbach's Alpha dapat

ditampilkan pada Tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5

Uji Reliabilitas Variabel Budaya Organisasi (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

0.928 11

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu SPSS 16.0. For Windows Evaluation Version

Berdasarkan Tabel 4.5 didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0.928 >

0,632. Maka dapat disimpulkan bahwa butur-butir instrumen penelitian tersebut

reliabel.

4.3.3 Uji validitas variabel Konflik Internal (X2)

Perolehan hasil uji validitas untuk variabel konflik internal (X2) dapat

dilihat pada tabel dibawah ini. Validitas pernyataan dilakukan dengan bantuan

perangkat lunak SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version dan nilai hasil

pengolahan data dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total CorRelation.

Tabel 4.6

Uji Validitas Konflik Internal (X2)

No. Item

Pernyataan

Corrected Item-

Total Correlation

rtabel Keterangan

12 0,983 0,632 Valid

13 0,966 0,632 Valid

14 0,921 0,632 Valid

Page 69: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

15 0,953 0,632 Valid

16 0,966 0,632 Valid

17 0,983 0,632 Valid

18 0,918 0,632 Valid

19 0,887 0,632 Valid

20 0,643 0,632 Valid

21 0,740 0,632 Valid

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu SPSS 16.0. For Windows Evaluation Version

Pada Tabel 4.6 diatas, diuji cobakan pada 10 responden pada Kantor

Camat Mazino. Berdasarkan perhitungan validitas pada item-total statistics, maka

diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item nomor 12 sampai 21 bernilai positif.

Sedangkan rtabel pada taraf singnifikansi α = 0,05 adalah rtabel = 0,632. Maka

disimpulkan bahwa item nomor 12 sampai 21 dengan rhitung > rtabel, dinyatakan

valid.

4.3.4 Uji reliabilitas variabel Konflik Internal (X2)

Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah

alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang yakni dengan menggunakan Cronbach's Alpha dapat

ditampilkan pada tabel 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.7

Uji Reliabilitas Variabel Konflik Internal (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

0.912 10

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu SPSS 16.0. For Windows Evaluation Version

Page 70: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0. 912 >

0,632. Maka dapat disimpulkan bahwa butur-butir instrumen penelitian tersebut

reliabel.

4.3.5 Uji Validitas Variabel Produktivitas Produktivitas Kerja (Y)

Perolehan hasil uji validitas untuk variabel produktivitas kerja (Y) dapat

dilihat pada tabel dibawah ini. Validitas pernyataan dilakukan dengan bantuan

perangkat lunak SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version dan nilai hasil

pengolahan data dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation.

Tabel 4.8

Uji Validitas Produktivitas Kerja Pegawai (Y)

No. Item

Pernyataan

Corrected Item-

Total Correlation

rtabel Keterangan

22 0,966 0,632 Valid

23 0,885 0,632 Valid

24 0,966 0,632 Valid

25 0,966 0,632 Valid

26 0,966 0,632 Valid

27 0,918 0,632 Valid

28 0,918 0,632 Valid

29 0,843 0,632 Valid

30 0,806 0,632 Valid

31 0,883 0,632 Valid

32 0,883 0,632 Valid

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu SPSS 16.0. For Windows Evaluation Version

Pada Tabel 4.8 diatas, diuji cobakan pada 10 responden pada Kantor

Camat Mazino, berdasarkan perhitungan validitas pada item-total statistics, maka

Page 71: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

diperoleh nilai koefisien korelasi rhitung item nomor 22 sampai 32 bernilai positif.

Sedangkan rtabel pada taraf singnifikansi α = 0,05 adalah rtabel = 0,632. Maka

disimpulkan bahwa item nomor 22 sampai 32 dengan rhitung > rtabel, dinyatakan

valid.

6. Uji reliabilitas variabel Produktivitas kerja pegawai (Y)

Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah

alat pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika

pengukuran tersebut diulang yakni dengan menggunakan Cronbach's Alpha dapat

ditampilkan pada tabel 4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9

Uji Reliabilitas Variabel Produktivitas Kerja (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of

Items

0.928 11

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan alat bantu SPSS 16.0. For Windows Evaluation Version

Berdasarkan Tabel 4.9 didapatkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0.928 >

rtabel 0,632. Maka dapat disimpulkan bahwa butur-butir instrumen penelitian

tersebut reliabel.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Penelitian ini menggunakan regresi sebagai model analisisnya. Oleh

karena itu sebelum dilakukan estimasi data dengan menggunakan perangkat lunak

SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version, maka dilakukan terlebih dahulu

beberapa pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam membuat regresi. Uji ini

perlu dilakukan agar hasil persamaan yang diperoleh nantinya tidak menyalahi

aturan-aturan persamaan regeresi berganda.

4.4.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk mengetahui apakah data untuk semua

variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dapat

Page 72: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

dilakukan melalui uji statistik non parametrik Kolmogorov-Sminorv (K-S). Jika

hasil Kolmogorov-Sminorv menunjukkan nilai signifikan di atas 0,05 maka data

residual terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogorov-Sminorv

menunjukkan nilai sifnifikan di bawah 0,05 maka data residual terdistribusi tidak

normal.

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Produktifita

s Kerja

Pegawai

Budaya

Organisas

i

Konflik

Internal

Standardiz

ed

Residual

N 32 32 32 32

Normal

Parametersa

Mean 44.19 42.56 44.25 .0000000

Std.

Deviation 4.020 5.186 4.443 .96720415

Most Extreme

Differences

Absolute .103 .153 .192 .118

Positive .085 .085 .143 .106

Negative -.103 -.153 -.192 -.118

Kolmogorov-Smirnov Z .580 .863 1.086 .665

Asymp. Sig. (2-tailed) .889 .446 .189 .769

a. Test distribution is Normal.

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 16.0. For Windows Evaluation Version

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan sampel yang diambil

dari populasi berdistribusi normal karena nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar

0,665 dan Asymp Sig. (2-tailed) 0.769 > 0,05, maka dapat disimpulkan data

residul berdistribusi normal. Kemudian metode lain yang dapat digunakan untuk

mendeteksi apakah nilai residual terstandardisasi dengan normal atau tidak yakni

dengan melihat normal probability plot pada gambar 4.4.berikut ini.

Gambar 4.4

Normal Probability Plot

Page 73: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 16.0. For Windows Evaluation

Version

Berdasarkan gambar diatas, penulis bahwa model regresi memenuhi

asumsi klasik, karena data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal.

4.4.2 Uji multikolinearitas

Multikolinearitas adalah suatu kesalahan klasik yang menyebabkan

adanya korelasi yang erat dimana variabel bebas. Korelasi yang erat antara

variabel bebas akan menyebabkan hasil estimasi yang diperoleh tidak dapat

digunakan untuk memprediksi. Dalam menguji ada atau tidaknya multikolinieritas

dalam model regresi yaitu dengan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor)

atau nilai tolerance. Suatu persamaan yang tidak mengandung multikolinieritas

apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor) lebih kecil dari angka 10, atau juga

nilai tolerance lebih besar dari angka 0,1. Adapun hasil pengujian yang dilakukan

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.11

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardize

d Coefficients

Standardize

d

Coefficients

t Sig.

Collinearity

Statistics

B

Std.

Error Beta

Toleranc

e VIF

Page 74: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

1 (Constant) 8.647 4.316 2.003 .055

Budaya

Organisasi .521 .081 .673 6.478 .000 .863

1.159

Konflik Internal .302 .094 .333 3.209 .003 .863 1.159

a. Dependent Variable:

Produktifitas Kerja

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

Sesuai dengan hasil output di atas, diperoleh nilai VIF (Variance Inflation

Factor) sebesar 1.159 dan nilai Tolerance mendekati sebesar 0,863 untuk semua

variabel bebas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah

multikolinieritas antara variabel bebas dalam model regresi. Karena nilai VIF

(Variance Inflation Factor) lebih kecil dari angka 10, atau juga nilai tolerance

lebih besar dari angka 0,1.

4.4.3 Uji heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam regresi

yang terjadi kesamaan dan ketidaksamaan. Varians dalam residual antara

pengamatan. Jika terjadi persaman varians maka akan terjadi heterokedastisitas

dan apabila terjadi varians dari residual yang tetap maka akan terjadi

homokedastisitas. Suatu regresi dikatakan baik apabila tidak terjadi

heterokedastisitas. Dengan mengunakan metode grafik dan diambil kesimpulan

apabila ada pola tertentu maka akan terjadi heterokedastiitas dan apabila tidak ada

pola tertentu maka akan terjadi homokedastisitas. Hasil grafik yang dilakukan

dengan perangkat lunak Spss 16.0 dapat dilihat pada gambar 4.5 dibawah ini:

Gambar 4.5

Uji Heterokedastisitas Scatterplot

Page 75: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 16.0.For Windows Evaluation Version.

Berdasarkan gambar 4.5 diatas diolah dengan menggunakan bantuan

perangkat lunak SPSS 16.0 for Windows, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

adanya heteroskedastisitas. Karena gambar diatas tidak menunjukkan ada suatu

pola tertentu atau teratur dari titik yang ada.

4.4.4 Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara

variabel bebas dan variabel terikat. Penyimpangan autokorelasi dalam penelitian

diuji dengan uji Durbin-Watson (DW-test). Hasil uji autokorelasi dapat

ditunjukkan pada Tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .854a .730 .711 2.160 1.904

a. Predictors: (Constant), Konflik Internal, Budaya Organisasi

b. Dependent Variable: Produktifitas Kerja Pegawai

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Menggunakan Alat Bantu SPSS 16.0.For Windows Evaluation Version

Pada Tabel 4.12 di atas menggambarkan nilai hasil perhitungan Durbin-

Watson sebesar 1.876, dibandingkan dengan tabel kriteria Durbin Watson

hasilnya berada antara 1.56 <1.904 < 2.43 atau dU < DW < 4-dU (1.7426 < 1.904

< 2.2574), hal ini menyatakan bahwa model yang digunakan tidak terdapat

autokorelasi.

4.5 Pengujian Hipotesis

Page 76: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Sebagaimana diketahui bahwa dalam penelitian ini yang menjadi sasaran

penelitian adalah melihat pengaruh budaya organisasi dan konflik internal

terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino. Hasil pengujian

hipotesis secara parsial mengatakan bahwa budaya organisasi dan konflik internal

berpengaruh terhadap Produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino.

Secara bersama (simultan) mengatakan bahwa Budaya organisasi dan konflik

internal terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino dapat

dilihat dibawah ini:

4.5.1 Uji t (Uji parsial)

Untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas (budaya

organisasi dan konflik internal) terhadap variabel terikat produktivitas kerja

pegawai) dengan menggunakan uji parsial (uji t). Hasil uji t ditunjukkan pada

tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.13

Hasil Uji t (Uji Parsial)

Coefficientsa

Model

Unstandardize

d Coefficients

Standardize

d

Coefficients t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 8.64

7 4.316

2.003 .055

Budaya

Organisasi .521 .081 .673 6.478 .000

Konflik Internal .302 .094 .333 3.209 .003

a. Dependent Variable: Produktifitas

Kerja Pegawai

Sumber:Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu SPSS 16.0. For Windows Evaluation Version

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dijelaskan pengaruh secara parsial pada

bagian dibawah ini.

1) Variabel Budaya Organisasi (X1)

Page 77: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Pada Tabel diatas, diperoleh thitung untuk variabel budaya organisasi (X1)

sebesar 6.478 dan tingkat signifikan sebesar 0.000. Sedangkan nilai ttabel pada α =

0.05, df = (n-k) (k-1) pada df numerator 2, df deminator 29 adalah sebesar 1.699

Karena nilai thitung (6.478) > ttabel (1.699) dan tingkat signifikan sebesar 0.000 <

0.05, maka keputusannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak dengan arti bahwa

variabel budaya organisasi (X1) berpengaruh positif terhadap variabel

produktivitas kerja pegawai (Y) pada Kantor Camat Mazino.

2) Variabel Konflik Internal (X2)

Pada tabel diatas, terlihat bahwa thitung variabel konflik internal (X2)

adalah sebesar 3.209 dan tingkat signifikan sebesar 0,001. Sedangkan nilai ttabel

pada α = 0.05, df = (n-k) (k-1) pada df numerator 2, df deminator 29 adalah

sebesar 1.699. Karena nilai thitung (3.209) >ttabel (1.699) dan tingkat signifikan

sebesar 0.001 < 0.05, maka keputusannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak

dengan arti bahwa varibel konflik internal (X2) berpengaruh terhadap variabel

produktivitas kerja pegawai (Y) pada Kantor Camat Mazino

Hipotesis penelitian yang digunakan yaitu:

H0 : : = 0 artinya variabel budaya organisasi (X1) atau variabel konflik

internal (X2) tidak mempengaruhi variabel Produktivitas

kerja pegawai(Y)

H1 : : ≠ 0 artinya variabel budaya organisasi (X1) atau variabel konflik

internal (X2) mempengaruhi variabel produktivitas kerja

pegawai (Y)

4.5.2 Uji F (Simultan)

Pengujian variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat

dilakukan dengan uji F dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau

tingkat kesalahan 5%. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada table 4.14 dibawah

ini

Tabel 4.14

Hasil Uji F (Uji Simultan)

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

Page 78: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

1 Regression 365.631 2 182.815

39.20

1 .000

a

Residual 135.244 29 4.664

Total 500.875 31

a. Predictors: (Constant), Konflik Internal, Budaya Organisasi

b. Dependent Variable: Produktifitas Kerja Pegawai

Sumber: Hasil Olahan Penulis 2017.

Dengan Alat Bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

Dari tabel diatas menghasilkan nilai Fhitung sebesar 39.201 > nilai Ftabel

sebesar 3.33 pada df = (n-k) (k-1) pada df numerator 2, df deminator 29 pada α =

5% (0,05). Artinya bahwa semua variabel bebas mampu menjelaskan variabel

terikat, dengan kata lain variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi

variabel terikat pada tingkat kepercayaan 95%.

HO: : = 0 artinya jika nilai : maka HO diterima dan H1 ditolak, artinya

budaya organisasi (X1) dan variabel konflik internal (X2) secara

simultan tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai

(Y)

H1: : ≠ 0 artinya jika nilai maka H1 diterima dan HO ditolak artinya

budaya organisasi (X1) dan variabel konflik internal (X2) secara

simultan berpengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai (Y)

4.5.3 Hasil estimasi regresi berganda

Dengan tujuan untuk mempermudah pembacaan hasil dan intepretasi

analisis regresi berganda maka digunakan persamaan seperti yang dapat dilihat

dibawah ini.

Y = 8.647+ 0.521 X1 + 0.302 X2

Model regresi diatas menunjukkan bahwa koefisien variabel bebas

memiliki tanda yang positif. Ini berarti kenaikan salah satu atau keseluruhan

variabel bebas (budaya organisasi dan konflik internal) akan mempengaruhi

variabel produktivitas kerja pegawai (variabel terikat) atau sebaliknya.

Page 79: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

4.5.4 Uji koefisien determinasi

Dari hasil pengolahan data diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar

0.730 (73.0%) sehingga dapat ditunjukkan bahwa 73.0% keragaman varibel

terikat (produktivitas kerja pegawai) dapat dijelaskan variabel-variabel bebas

(budaya organisasi dan konflik internal) sedangkan sisanya 27.0 % dipengaruhi

oleh variabel lain diluar model. Lihat pada tabel 4.15 dibawah ini:

Tabel 4.15

Hasil Uji Determinasi

Model Summaryb

Mod

el R

R

Squar

e

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 .854a .730 .711 2.160 1.904

a. Predictors: (Constant), Konflik Internal, Budaya

Organisasi

b. Dependent Variable:

Produktifitas Kerja

Sumber:Hsil Olahan Penulis 2017

Dengan Alat Bantu SPSS 16.0 For Windows Evaluation Version.

4.5 Pembahasan

Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan

metode ordinary last square (OLS) yang berfungsi untuk mengetahui ada

tidaknya pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk

mengetahui pengaruh budaya organisasi dan konflik internal terhadap

Produktivitas kerja pegawai dengan persamaan regresi yang diperoleh:

Y = 8.647+ 0.521 X1 + 0.302 X2

Keterangan :

= Variabel terikat yang diprediksikan

= 8.647

= 0.521

= 0.302

X1, X2 = Variabel bebas

Page 80: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Berdasarkan hasil Koefisien regresi untuk sebesar 0,521 artinya setiap

kenaikan sebesar 100% pada budaya organisasi dengan asumsi variabel lainnya

tetap, maka produktivitas kerja pegawai akan mengalami kenaikan sebesar 52.1 %

dan untuk X1 sebesar 6.478. Selanjutnya, koefisien regresi untuk

sebesar 0,302 artinya setiap kenaikan sebesar 100% pada konflik internal dengan

asumsi variabel lainnya tetap, maka produktivitas kerja pegawai akan mengalami

kenaikan sebesar 30.2% dan X2 sebesar 3.209.

1. Analisis regresi untuk budaya organisasi (X1) terhadap produktivitas kerja

pegawai (Y). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai thitung

(2.003) > ttabel (1,699) dan tingkat signifikansi 0,001 < 0,000, maka Ha diterima

dan H0 ditolak, artinya variabel budaya organisasi (X1) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai (Y)

2. Analisis regresi untuk konflik internal (X2) terhadap produktivitas kerja

pegawai (Y). Berdasarkan hasil penelitian mengatakan bahwa variabel konflik

internal (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel produktivitas

kerja pegawai (Y), karena nilai thitung (3.209) > ttabel (1,699) dan tingkat

signifikan sebesar 0.002 < 05, maka Ha diterima dan Ho ditolak dengan arti

bahwa varibel konflik internal (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel produktivitas kerja pegawai (Y). Dalam hal ini, budaya organisasi

dapat digunakan sebagai kriteria utama untuk menentukan produktivitas kerja

pegawai dalam organisasi.

3. Analisis regresi untuk X1, X2 terhadap Y

Berdasarkan hasil penelitian mengatakan bahwa variabel budaya organisasi

(X1) dan konflik internal (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

variabel produktivitas kerja, karena nilai Fhitung (39.201) > Ftabel 3.33) dan

tingkat signifikan sebesar 0.000 < 0,05, maka H1 diterima dan Ho ditolak

Page 81: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

dengan arti bahwa varibel budaya organisasi (X1) dan konflik internal (X2)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel produktivitas kerja

pegawai (Y).

4. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hadi Prayitno (2015).

Berdasarkan hasil pengujian regresi terlihat bahwa nilai ttabel< thitung atau

2,101<8,906, dengan demikian hasil tersebut disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh antara budaya organisasi terhadap produktifitas kerja. Dengan

koefisien korelasi (R) sebesar 0,903, artinya keeratan pengaruh budaya

organisasi terhadap produktivitas kerja termasuk dalam kategori sangat kuat.

Page 82: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas,

dapat ditarik kesimpulan bahwa budaya organisasi dan konflik internal terhadap

produktifitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan.

Hal ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Dari hasil estimasi yang dilakukan maka variabel budaya organisasi dan

konflik internal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produktifitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias

Selatan. Dengan nilai thitung (6.478) > ttabel (1,699) dan tingkat signifikansi

0,000< 0,05, maka Ha diterima dan H0 ditolak, artinya variabel budaya

organisasi (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas kerja

pegawai. Kemudian variabel konflik internal berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produktifitas kerja pegawai yang ditunjukkan oleh nilai

thitung (3.209) > ttabel (1,699) dan tingkat signifikan sebesar 0,003< 0,05, maka

keputusannya adalah Ha diterima dan Ho ditolak dengan arti bahwa varibel

konflik internal (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel

produktifitas kerja pegawai pada Kantor Camat Mazino. Variabel budaya

organisasi dan variabel konflik internal secara bersama-sama (simultan)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktifitas kerja pegawai pada

Kantor Camat Mazino. Dengan nilai Fhitung 39.201 > nilai Ftabel 3.33 pada df

numerator 2, df deminator 29 dengan tingkat signifikan 0.000 < 0.05. Artinya

bahwa semua variabel bebas (budaya organisasi dan konflik internal) mampu

Page 83: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

menjelaskan variabel bebas ( X1 dan X2) dengan kata lain variabel bebas secara

bersama-sama mempengaruhi variabel terikat pada tingkat kepercayaan 95%.

2. Koefisien determinasi (R2) sebesar 0.730 (73.0%) sehingga dapat ditunjukkan

bahwa 73.0% keragaman varibel terikat (produktifitas kerja pegawai) dapat

dijelaskan variabel-variabel bebas (budaya organisasi dan konflik internal)

sedangkan sisanya 27.0 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar model.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Diharapkan budaya organisasi yang baik untuk terus dijaga dalam setiap

organisasi dapat meningkatkan produktifitas kerja pegawai, sehingga pegawai

Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan bekerja dengan sungguh-

sungguh.

2. Dalam penerapan konflik internal pegawai perlu solusi kepada pimpinan

dalam menyelesaikan masalah pekerjaan, sehingga dapat meningkatkan

produktifitas kerja dan serta bekerja dengan nyaman.

3. Dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai, sebaiknya pimpinan Kantor

Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan meningkatkan tanggungjawab sosial

dengan baik agar para pegawai bersemangat untuk melaksanakan tugas dan

tanggung jawab yang telah diberikan.

4. Selain itu, peningkatan produktifitas kerja juga dapat diwujudkan dengan

meningkatkan kepuasan kerja, misalnya; dengan memberikan dorongan rasa

memiliki organisasi, memberi penjelasan tentang berbagai ketentuan yang

wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi, memberikan dorongan

Page 84: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

menentukan sendiri cara-cara kepuasan kerja diri dalam kerangka ketentuan-

ketentuan yang bersifat umum menerapkan kegiatan kepuasan kerja berupa

pemberian sanksi-sanksi, dan lain sebagainya.

Page 85: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

DAFTAR PUSTAKA

Blecher. 1987. Manajemen Kinerja. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.

Duha. 2014. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Deepublish (Goup Penerbit CV.

Budi Utama).

Fahmi. 2013. Pengantar Manajemen Keuangan”. Bandung : Alfabeta.

--------. 2012. Manajemen Kepemimpinan. Bandung: penerbit CV, Alfa Beta.

Hasibuan. 2006. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi

Handoko. 2007. Produktivitas. Jakarta : Bumi aksara

Kreitner, Kinicki. 2010. Perilaku Organisasi, Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Kharisma. 2013. Pengaruh Budaya Organisasi dan Lingkungan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Koperasi Serba Usaha Setya Usaha di Kabupaten

Jepara. skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

Luthans. 2006. Perilaku Oraganisasi. Diterjemahkan oleh Vivin Andika Yuwono

dkk. Yogyakarta: Rajawali Pers

Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Penerbit Bumi

Aksara.

Rivai. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori

Ke Praktek, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Robbins, Judge. 2013. Organizational Behavior Edition 15. New Jersey: Pearson

Education

----------. 2010. Manajemen, Edisi Kesepuluh, Penerbit Erlangga: Jakarta

----------. 2003. Perilaku Organisasi. PT Indeks. Kolompok Gramedia Graup

Ravianto. 2006. Produktivitas dan Manajemen. Jakarta : Lembaga Sarana

Informasi Usaha dan Produktivitas.

STIE Nias Selatan, 2017, Pedoman Penulisan Proposal penelitian, Skripsi &

Jurnal Ilmiah, STIE Nias Selatan, Telukdalam.

Sule Et. 2012. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Bandung,

Penerbit Mandar Maju.

Page 86: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

Simanjuntak. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

---------. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenada Media

Group

---------. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Kencana, 2011,

Cet.ke-3.

Sutrisno. 2007. Buda2-‘ya Organisasi. Jakarta: Kencana

Supranto. 2009. Dasar-dasar penelitian. Erlangga, Jakarta

Suliyanto. 2008. Teknik Proyeksi Bisnis. Bandung: Alvabeta.

Sugiyono.2007. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Umar. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: G ramedia

Pustaka Utama

---------- 2009 Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, PT. Gramedia

Pustaka Umum, Jakarta.

---------. 2011, Metode Riset Bisnis, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Wibowo. 2013. Kepemimpinan dan perilaku organisasi. Bandung. CV. Alfabeta

---------- 2005. Manajemen Kinerja. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta

Page 87: `PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KONFLIK … · Organisasi Dan Konflik Internal Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Kantor Camat Mazino Kabupaten Nias Selatan ”. Selama penyusunan

48

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : NELWIN LAIA

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/Tanggal Lahir : Hilizoroilawa, 18 Maret 1993

Agama : Kristen Protestan

Status : Belum Nikah

Alamat : Desa Hilizoroilawa Kecamatan Mazino

Kabupaten Nias Selatan

No. Handphone : 0821-6694-9367

Pendidikan Formal:

Sekolah Dasar (2001-2007) : SD Negeri No.07315 Hilizoroilawa

SMP (2007-2010) : SMP Negeri 1 Telukdalam

SMK (2010-2013) : SMK Swasta BNKP Telukdalam

Perguruan Tinggi (2013-2018) : S1 Manajemen STIE Nias Selatan