pengaruh sales growth tax planning dan ukuran …repositori.buddhidharma.ac.id/763/1/pdf full...
TRANSCRIPT
PENGARUH SALES GROWTH, TAX PLANNING DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik
dan Kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2018)
SKRIPSI
Oleh :
LEONY VERNINDA
20160100041
JURUSAN AKUNTANSI
KONSENTRASI AKUNTANSI KEUANGAN DAN PERPAJAKAN
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
PENGARUH SALES GROWTH, TAX PLANNING DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik
dan Kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2018)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis
Universitas Buddhi Dharma Tangerang
Jenjang Pendidikan Strata 1
Oleh:
LEONY VERNINDA
20160100041
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS BUDDHI DHARMA TANGERANG
2020
i
PENGARUH SALES GROWTH, TAX PLANNING DAN
UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA
(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik
dan Kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2018)
ABSTRAK
Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil langkah tertentu
yang disengaja dalam batas-batas prinsip akuntansi berterima umum untuk
menghasilkan tingkat yang diinginkan dari laba yang dilaporkan. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, dalam penelitian ini penulis
menggunakan tiga variabel yaitu sales growth, tax planning dan ukuran
perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sales growth, tax
planning dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan sub
sektor plastik dan kemasan yang terdaftar dibursa efek Indonesia tahun 2014-
2018.
Data yang digunakan dalam peneltian ini merupakan data sekunder dari
data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dibursa efek Indonesia. Sampel
data dalam penelitian ini menggunakan 8 perusahaan yang konsisten
mempublikasikan laporan keuangannya di Bursa Efek Indonesia periode 2014-
2018. Metode pemilihan sampel menggunakan purposive sampling yaitu metode
pengambilan sampel dengan berdasarkan kriteria tertentu. Metode analisis yang
digunakan yaitu uji regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel sales growth menunjukan
nilai < dari 0,05 yang dapat diartikan bahwa sales growth berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Sedangkan untuk variabel tax planning dan ukuran
perusahaan menunjukan nilai > dari 0,05 yang berarti kedua variabel tersebut
tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Kata Kunci: Sales Growth, Tax Planning, Ukuran Perusahaan, Manajemen
Laba.
ii
THE INFLUENCE OF SALES GROWTH, TAX PLANNING AND
ITS SIZE OF EARNINGS MANAGEMENT
(Empirical Study of Plastic and Packaging Sub Sector
Manufacturing Companies listed on the Indonesia Stock Exchange
in 2014-2018)
ABSTRACT
Earnings management is the process of taking certain deliberate steps
within the bounds of generally accepted accounting principles to produce the
desired level of reported earnings. There are several factors that affect the value
of the company, in this study the authors use three variables, namely sales growth,
tax planning and company size. This study aims to examine the effect of sales
growth, tax planning and company size on earnings management in the plastic
and packaging sub-sector companies listed in the Indonesia Stock Exchange in
2014-2018.
The data used in this research are secondary data from the financial
statement data of companies registered in the Indonesian Stock Exchange. The
data sample in this study uses 8 companies that consistently publish their
financial statements on the Indonesia Stock Exchange in the 2014-2018 period.
The sample selection method uses purposive sampling, which is a sampling
method based on certain criteria. The analytical method used is the logistic
regression test.
The results of this study indicate that the variable sales growth shows a
value < of 0.05 which can be interpreted that sales growth has a significant effect
on earnings management. As for the variable tax planning and company size
shows a value of > 0.05, which means that both of these variables have no
significant effect on earnings management.
Keywords: Sales Growth, Tax Planning, Company Size, Earnings Management.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih
rahmat dan anugrah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan judul “Pengaruh Sales Growth, Tax Planning dan Ukuran
Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sub
Sektor Plastik dan Kemasan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018”.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar sarjana ekonomi pada program S1 konsentrasi akuntansi keuangan
dan perpajakan pada Universitas Buddhi Dharma, Tangerang.
Penulis meyadari bahwa skripsi ini tidak dapat teselesaikan tanpa bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan kepada penulis.
2. Bapak Dr. Sofian Sugioko, M.M, CPMA selaku Rektor Universitas Buddhi
Dharma Tangerang.
3. Ibu Rr. Dian Anggraeni, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Bisnis dan selaku
dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan banyak waktu, tenaga
dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan
skripsi ini.
4. Bapak Susanto Wibowo, SE.,M.Akt selaku Ketua Jurusan Akuntasi (S1)
Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
iv
5. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Universitas Buddhi Dharma Tangerang
yang telah memberikan ilmu dan membimbing selama menuntut ilmu di
Universitas Buddhi Dharma Tangerang.
6. Orang tua, Lolita Oktapiany selaku kakak kandung penulis, Lauren Aprillia
dan Nicholas Kenzi selaku adik kandung penulis dan keluarga penulis yang
selalu memberikan dukungan secara materi maupun moril, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Regita Meidianti Dwi Cahya, Ferny Lauwardidan teman-teman yang telah
ikut serta membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini.
8. Seluruh Staf Akademik dan Staf Perpustakaan Universitas Buddhi Dharma
Tangerang yang telah membantu penulis memperoleh bahan-bahan yang
digunakan sebagai acuan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu, memberikan doa, semangat dan selalu
memberi motivasi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan namanya satu persatu, tetapi mempunyai jasa yang tidak
ternilai dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa di dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
terdapat kekurangan baik mengenai materi pembahasan, maupun cara
penyajiannya dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki penulis. Oleh karena itu, semua kritik dan saran yang bermanfaat dan
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
v
vi
DAFTAR ISI
JUDUL LUAR
JUDUL DALAM
LEMBAR PERSETUJUAN USULAN SKRIPSI
LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING
REKOMENDASI KELAYAKAN MENGIKUTI SIDANG SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACK . ...................................................................................................... . ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 5
C. Rumusan Masalah................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan .......................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 10
A. Gambaran Umum Teori ..................................................................... 10
1. Sales Growth .............................................................................. 10
vii
2. Tax Planning .............................................................................. 14
3. Ukuran Perusahaan..................................................................... 18
4. Manajemen Laba ........................................................................ 20
B. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 29
C. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 32
D. Perumusan Hipotesa .......................................................................... 32
1. Pengaruh Sales Growth Terhadap Manajemen Laba ................. 32
2. Pengaruh Tax Planning Terhadap Manajemen Laba ................. 33
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba ......... 34
4. Pengaruh Sales Growth, Tax Planning dan Ukuran Perusahaan
terhadap Manajemen Laba ................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 36
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 36
B. Objek Penelitian ................................................................................ 36
C. Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 37
D. Populasi dan Sampel .......................................................................... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 41
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................. 42
1. Variabel Independen (X1) .......................................................... 42
2. Variabel Independen (X2) .......................................................... 43
3. Variabel Independen (X3) .......................................................... 43
4. Variabel Dependen ..................................................................... 44
G. Teknik Analisis Data ......................................................................... 45
1. Analisis Statistik Deskriptif ....................................................... 46
2. Pengujian Model Fit dan Keseluruhan Model .......................... 47
3. Analisis Regresi Logistik ........................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 52
A. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................. 52
viii
B. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 55
1. PT Asiaplast Industries, Tbk (APLI) ......................................... 55
2. PT Berlina, Tbk (BRNA) ........................................................... 56
3. PT Champion Pasific Indonesia, Tbk (IGAR) ........................... 57
4. PT Impack Pratama,Tbk (IMPC) ............................................... 59
5. PT Siwani Makmur, Tbk (SIMA) .............................................. 61
6. PT Tunas Alfian, Tbk (TALF) ................................................... 62
7. PT Trias Sentosa, Tbk (TRST) .................................................. 63
8. PT Yanaprima Hasta Persada, Tbk (YPAS) .............................. 65
C. Penyajian Data Hasil Penelitian ........................................................ 67
1. Sales Growth (G) ....................................................................... 67
2. Tax Planning (TRRit) ................................................................ 67
3. Ukuran Perusahaan (Size) .......................................................... 68
4. Manajemen Laba (EM) .............................................................. 69
D. Analisis Hasil Penelitian .................................................................... 69
1. Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 69
2. Pengujian Model Fit dan Keseluruhan Model ........................... 71
3. Uji Regresi Logistik ................................................................... 76
E. Pembahasan ....................................................................................... 78
1. Pengaruh Sales Growth Terhadap Manajemen Laba ................. 79
2. Pengaruh Tax Planning Terhadap Manajemen Laba ................. 80
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba ....... 81
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 83
A. Kesimpulan ........................................................................................ 83
B. Implikasi ............................................................................................ 84
1. Implikasi Teoritis ....................................................................... 84
2. Implikasi Manajerial .................................................................. 85
3. Implikasi Metodelogi ................................................................. 85
C. Saran .................................................................................................. 86
ix
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
SURAT KETERANGAN RISET
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Penelitian Terdahulu ……………….……………………..……….... 29
Tabel III.1 Tahap Seleksi Kriteria Metode Purposive Sampling ……………… .. 39
Tabel III.2 Daftar perusahaan yang menjadi sampel ………………..…………. 40
Tabel IV.1 Tahap Seleksi Kriteria Metode Purposive Sampling ……………… 53
Tabel IV.2 Daftar perusahaan yang menjadi sampel ………………..…………. 54
Tabel IV.3 Hasil Perhitungan Sales Growth (G) ……………………..………... 67
Tabel IV.4 Hasil Perhitungan Tax Planning (TRRit) ………..…………………. 68
Tabel IV.5 Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan (Size) ……………..…….…. 68
Tabel IV.6 Hasil Perhitungan Manajemen Laba (EM) …………...……………. 69
Tabel IV.7 Hasil Uji Statistik Deskriptif …………………………...………….. 70
Tabel IV.8 Hasil Perhitungan -2 log likehood …………………………...…….. 72
Tabel IV.9 Model Fit-2log likehood …………………………...………………. 73
Tabel IV.10 Uji Kelayakan Model Regresi …………………………..………... 74
Tabel IV.11 Uji Koefisien Determinasi ………………………………...…..….. 74
Tabel IV.12 Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi …………………...……….. 75
Tabel IV.13 Hasil Uji Regresi Logistik …………………………..…..……...… 76
Tabel IV.14 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ………………………………..…... 78
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran ….…………………………………...... 32
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil laporan keuangan variabel X1 (Sales Growth)
Lampiran 2 Hasil laporan keuangan variabel X2 (Tax Planning)
Lampiran 3 Hasil laporan keuangan variabel X3 (Ukuran Perusahaan)
Lampiran 4 Hasil laporan keuangan variabel Y (Manajemen Laba)
Lampiran 5 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Lampiran 6 Hasil Iteration History
Lampiran 7 Hasil Model Fit-2log likehood
Lampiran 8 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Lampiran 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Lampiran 10 Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi
Lampiran 11 Hasil Uji Regresi Logistik
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan dunia bisnis pada masa sekarang ini
menuntut perusahaan untuk menciptakan keunggulan yang sangat
kompetitif dalam usahanya, dimana dalam menjalankan kegiatan
operasional penggunaan sumber daya perusahaan dapat membantu
perusahaan untuk memenangkan kompetisi persaingan dalam pasar secara
efektif dan efisien. Besarnya laba yang diperoleh menjadi salah satu alat
ukur yang digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan. Semakin
tinggi laba dari tahun ke tahun diasumsikan bahwa perusahaan mampu
mengelola sumber dayanya secara maksimal dalam memperoleh
keuntungan.
Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan haruslah sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku. Informasi yang disajikan berisi
tentang posisi keuangan, arus kas, kinerja perusahaan serta mampu
menampilkan suatu pertanggungjawaban dari manajemen dalam
menggunakan sumber daya yang sudah dipercayakan kepada perusahaan,
yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. Salah satu
informasi yang ada dalam laporan keuangan adalah informasi laba. Laba
merupakan salah satu parameter dalam kinerja perusahaan secara finansial
(Agnes, 2014).
2
Pihak investor maupun pihak eksternal biasanya lebih cenderung
memperhatikan informasi laba yang terdapat pada laporan keuangan
untukkeputusan investasi, sehingga menyebabkan pihak manajemen
melakukan manipulasi laba agar laba tersebut tinggi dan kinerja
perusahaan dinilai baik. Salah satu cara manajemen untuk memanipulasi
laba adalah dengan memilih kebijakan akuntansi tertentu, sehingga laba
dapat diatur, dalam hal dinaikan atau diturunkan sesuai keinginannya.
Tindakan tersebut dikenal dengan istilah manajemen laba (earning
management). Manajemen laba di definisikan sebagai suatu tindakan
manajemen dalam proses penyusunan pelaporan keuangan sehingga dapat
menaikkan atau menurunkan laba akuntansi sesuai dengan kepentingannya
(Scott, 2015). Upaya untuk merekayasa informasi melalui praktik
manajemen laba telah menjadi faktor utama yang menyebabkan laporan
keuangan tidak lagi mencerminkan nilai fundamental suatu perusahaan
(Astutik 2015, 2).
Fenomena yang terjadi sehubungannya dengan manajemen laba
biasanya timbul karena adanya bentuk kesalahan dan kelalaian yang
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh subjek manajemen
keuangan yang biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal
maupun eksternal. Sebagai contoh salah satu kasus manajemen laba yang
terjadi adalah skandal akuntansi yang dilakukan Toshiba, seperti yang
dimuat dalam money.cnn.com oleh Yan (2015), kasus ini bermula ketika
Toshiba sendiri mulai menyelidiki praktik akuntansi di divisi energi.
3
Menurut sebuah komite independen, perusahaan tersebut
menggelembungkan laba usaha Toshiba sebesar ¥ 151,8 milyar ($ 1,2
milyar) selama tujuh tahun. Kepala eksekutif Toshiba dan presiden Hisao
Tanaka mengundurkan diri atas skandal akuntansi yang mengguncang
perusahaan. Delapan anggota dewan, termasuk wakil ketua Norio Sasaki,
juga telah mengundurkan diri dari jabatan mereka sebagai bagian dari
perombakan besar manajemen perusahaan. Akibat skandal akuntansi
tersebut, saham Toshiba telah turun sekitar 20% sejak awal april ketika
isu-isu akuntansi ini terungkap. Nilai pasar perusahaan hilang sekitar ¥
1.673 triliun ($ 13,4 milyar) dan para analis memperkirakan saham
Toshiba masih akan terus menurun. Toshiba yang merupakan salah satu
merek elektronik paling dikenal di dunia serta memiliki reputasi yang
bagus kini hancur berantakan akibat skandal akuntansi yang telah
dilakukan manajemen perusahaaan.
Pertumbuhan penjualan (sales growth) dinilai juga dapat
mempengaruhi manajemen laba. Pertumbuhan penjualan yang semakin
tinggi akan memotivasi perusahaan untuk melakukan manajemen laba,
dimana perusahaan akan dihadapkan dalam suatu permasalahan untuk
tetap mempertahankan tren penjualan dan tren laba. Pertumbuhan
penjualan diukur dengan membandingkan perubahan penjualan (sales)
tahun ini dengan total aset tahun sebelumnya (Agnes, 2014).
Manajemen laba juga bisa dipengaruhi oleh tax planning
(perencanaan pajak) yang muncul karena adanya perbedaan kepentingan
4
antara perusahaan dengan pemerintah. Perencanaan pajak (tax planning)
merupakan salah satu fungsi dari manajemen pajak yang digunakan untuk
mengestimasi jumlah pajak yang akan dibayar dan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk menghindari pajak (Lius, 2018). Perusahaan cenderung
akan melakukan manajemen pajak sehubungan dengan adanya
perencanaan pajak untuk meminimalisasi laba yang digunakan sebagai
penentu besarnya pajak yang harus dibayar kepada pemerintah. Semakin
tinggi perencanaan pajak maka semakin besar peluang untuk perusahaan
melakukan manajemen laba, karena semakin tinggi laba akan
menyebabkan beban pajak perusahaan juga tinggi.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala untuk mengklasifikasikan
besar atau kecil perusahaan menurut beberapa cara diantaranya total
aktiva, log size, total penjualan, nilai pasar saham, dan lain-lain (Ni Wayan
2014). Ukuran perusahaan merupakan gambaran dari kapitalisasi pasar
yang mampu mempengaruhi manajemen laba, total aktiva serta penjualan
yang dimiliki perusahaan. Jika dibandingkan ukuran perusahaan yang
besar maupun yang sedang memiliki tekanan yang lebih kuat untuk
mendapatkan sesuatu yang diharapkan oleh para investornya, daripada
perusahaan yang berukuran kecil. Keadaan tersebut mampu mendorong
pihak manajemen perusahaan agar dapat memenuhi harapan ataupun cita-
cita dari para investor sehingga manajemen perusahaan cenderung akan
melakukan manajemen laba yang cukup besar.
5
Berdasarkan hasil uraian diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Sales Growth, Tax
PlanningdanUkuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada
PerusahaanManufakturSub Sektor Plastik dan Kemasan yang Terdaftar di
BEI Tahun 2014-2018”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah
dijelaskan sebelumnya, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Terdapat manipulasi laporan keuangan oleh manajemen perusahaan
untuk menekan fluktuasi laba pada perusahaan melalui praktik
manajemen laba.
2. Tindakan memanajemen laba merupakan sebuah keputusan
manajemen perusahaan yang dapat merugikan investor dan pemakaian
informasi laporan keuangan lainnya.
3. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perusahaan dalam
melakukan manajemen laba seperti Sales Growth, Tax Planning dan
Ukuran Perusahaan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana yang telah
disampaikan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini
dijabarkan sebagai berikut:
6
1. Apakah Sales Growth (Pertumbuhan Penjualan) berpengaruh terhadap
Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik dan
Kemasan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018 ?
2. Apakah Tax Planning (Perencanaan Pajak) berpengaruh terhadap
Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik dan
Kemasan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018 ?
3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik dan Kemasan yang
Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018 ?
4. Apakah Sales Growth, Tax Planning dan Ukuran Perusahaan
berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur
Sub Sektor Plastik dan Kemasan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-
2018 ?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh Sales Growth terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik dan Kemasan yang
Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018.
2. Untuk mengetahui pengaruh Tax Planning terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik dan Kemasan yang
Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018.
7
3. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen
Laba pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Plastik dan Kemasan
yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018.
4. Untuk mengetahui pengaruh Sales Growth, Tax Planning dan Ukuran
Perusahaan berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Plastik dan Kemasan yang Terdaftar di BEI
Tahun 2014-2018.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan, khususnya pada bidang ilmu akuntansi mengenai
pengaruh Sales Growth, Tax Planning dan Ukuran Perusahaan
terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor
Plastik dan Kemasan yang Terdaftar di BEI Tahun 2014-2018.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk lebih
berhati-hati kepada para manajernya dan untuk menambah tindakan
pengawasan yang lebih ketat dalam menyusun laporan keuangan
sehingga dapat mempertahankan relevansi nilai akuntansi.
3. Bagi Investor dan Calon Investor
Hasil penelitian ini diharapkan menambah wawasan serta memberikan
masukan untuk investor dan calon investor sehingga dapat memandang
8
laba perusahaan yang diumumkan sebagai salah satu tolak ukur untuk
pengambilan keputusan yang tepat, baik keputusan investasi, kredit
maupun lainnya.
4. Bagi Peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan
referensi mengenai pengaruh Sales Growth, Tax Planning dan Ukuran
Perusahaan terhadap Manajemen Laba.
F. Sistematika Penulisan
Pembahasan penelitian dalam skripsi ini terbagi menjadi lima (5) bab
yang masing-masing berisi tentang hal-hal sebagai berikut ini :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,
Manfaat Penelitian serta Sistematika Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini diuraikan mengenaiGambaran Umum Teori
terkait Variable Independen dan Dependen, Hasil Penelitian
Terdahulu, Kerangka Pemikiran dan Perumusan Hipotesa
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini diuraikan tentang Jenis Penelitian, Objek
Penelitian, Jenis dan Sumber Data, Populasi dan Sampel,
Teknik Pengumpulan Data, Operasionalisasi Variabel
Penelitian dan Teknik Analisa Data
9
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai Deskripsi Data Hasil
Penelitian, Analisis Hasil Penelitian, Pengujian Hipotesis dan
Pembahasan
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini merupakan bab terakhir yang berisikan
Kesimpulan, Implikasi dan Saran peneliti.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Teori
1. Sales Growth
a. Pengertian Sales Growth
Menurut (Kasmir 2014, 107) menyatakan bahwa:
“Rasio pertumbuhan (growth ratio) adalah rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan
posisi ekonominya ditengah pertumbuhan perokonomian dan
sector usahanya. Dalam rasio pertumbuhan yang di analisis
antara lain: pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba,
pertumbuhan pendapatan per saham dan pertumbuhan
deviden per saham. Rasio pertumbuhan ini dilihat dari
berbagai segi yaitu dari segi sales (penjualan), earning after
tax (EAT), laba perlembar saham, deviden per lembar saham
dan harga pasar”.
Menurut (Subramanyam 2014, 487) menyatakan bahwa:
“Sales growth adalah analisis tren dalam penjualan
berdasarkan segmen berguna dalam menilai profitabilitas,
pertumbuhan penjualan sering merupakan hasil dari satu atau
lebih faktor, termasuk perubahan harga, perubahan volume,
akuisisi/divestasi dan perubahan nilai tukar”.
Menurut (Nur An’nizar Kadir, 2018) menyatakan bahwa:
“Pertumbuhan penjualan adalah kenaikan jumlah penjualan
dari tahun ke tahun yang mengindikasikan bahwa seiring
dengan meningkatnya pertumbuhan penjualan, maka asset
juga akan mengalami peningkatan”.
11
b. Strategi Cross Selling
Menurut (Putera Lengkong 2015, 116) menyatakan bahwa:
“Salah satu metode paling mudah dan efektif untuk
melipatgandakan atau meningkatkan penjualan”.
Ada beberapa strategi cross selling yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan penjualan (Putera Lengkong 2015,
117-121), antara lain:
1) Strategi produk yang mirip
Misalnya: ketika seorang konsumen membeli roti coklat,
penjual bisa menawarkan roti keju.
2) Strategi produk pelengkap
Misalnya: ketika seorang konsumen membeli softlens, penjual
bisa menawarkan cairan pembersih, kontak penyimpanan, dll.
3) Strategi jual terpisah
Misalnya: ketika seorang konsumen membeli mainan remote
control otomatis konsumen juga membeli baterai kepada
penjual.
4) Strategi jasa instalasi
Misanya: seorang penjual pintu yang menyediakan jasa
pemasangan pintu yang terpisah harga produknya kepada
konsumen.
12
5) Strategi cita rasa pilihan
Misalnya: ketika seorang konsumen membeli sepasang sepatu
berwarna merah, penjual bisa juga menawarkan produk lain
yang senada warna ataupun modelnya, seperti tas yang
berwarna merah dan berbahan sama dengan sepatu tersebut.
6) Strategi belanja penampilan
Misalnya: seorang penjual pakaian yang mendandani maneken
sedemikian rupa, karena biasanya seorang konsumen yang
awalnya hanya ingin membeli celana panjang namun tertarik
membeli produk lain begitu melihat padu padan penampilan
maneken yang memakai kemeja, jas dan dasi. Akhirnya
terdorong untuk membeli semua.
7) Strategi cross selling otomatis
Misalnya: ketika seorang konsumen melihat sebuah iklan
menyebutkan produk shampo XXX akan memberikan hasil
maksimal jika digunakan bersama-sama dengan kondisioner
XXX, maka biasanya secara otomatis konsumen akan membeli
kedua produk tersebut.
13
c. Prinsip Dasar Cross Selling
Menurut (Putera Lengkong 2015, 119) sebelum memulai cross
selling, berikut beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan,
yakni:
1) Pastikan bahwa perusahaan sudah menyiapkan beberapa variasi
produk yang dapat melengkapi satu dengan yang lain.
Misalnya: perusahaan menjual produk sepatu, lengkapi barang
dagangan dengan produk pelengkap, seperti kaos kaki.
2) Bundel produk yang akan dijual. Misalnya: ketika perusahaan
menjual hamburger, perusahaan bisa menyediakan paket
hamburger dengan kentang dan minuman dengan harga yang
lebih murah dibandingkan membeli satuan.
3) Kombinasikan dengan nominal tertentu yang mau dicapai.
Misalnya: sebuah perusahaan besi, jika pembelian besi
mencapai nominal tertentu maka perusahaan menyediakan jasa
pengantaran besi tersebut.
4) Aturan 25%. Misalnya: seorang pelanggan membeli produk
seharga Rp. 1.000.000 maka cross selling tidak boleh melebihi
nilai Rp. 250.000, karena pelanggan memiliki batasan mental
akan nominal uang yang akan mereka habiskan.
14
d. Rumus Sales Growth
Tingkat pertumbuhan penjualan dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
S1 – S0
G =
S0
Sumber: Arief Fahmie, 2018
Keterangan:
G = Growth Sales Rate (tingkat pertumbuhan penjualan)
S1 = Total Current Sales (total penjualan selama periode berjalan)
S0 = Total Sales For Last Period (total penjualan periode yang
lalu)
2. Tax Planning
a. Pengertian Tax Planning
Menurut (Pohan 2017, 18) adalah sebagai berikut:
“Tax planning (perencanaan pajak) adalah proses
mengorganisasi usaha wajib pajak oaring pribadi maupun
badan usaha sedemikian rupa dengan memanfaatkan berbagai
celah kemungkinan yang dapat ditempuh oleh perusahaan
dalam koridor ketentuan peraturan perpajakan agar
perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimum”.
Menurut (Mohammad Zain 2017, 16) menyatakan bahwa:
Perencanaan pajak (Tax Planning) merupakan langkah yang
ditempuh oleh wajib pajak untuk meminimumkan beban
pajak tahun berjalan maupun tahun yang akan datang, agar
pajak yang dibayar dapat ditekan seefisien mungkin dan
dengan berbagai cara yang memenuhi ketentuan perpajakan”.
15
Menurut (Pohan 2019, 371) menyatakan bahwa:
“Perencanaan pajak (Tax Planning) adalah suatu proses
mengorganisasi usaha wajib pajak sedemikian rupa agar
utang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak lainnya
berada dalam jumlah minimal, selama hal tersebut tidak
melanggar ketentuan perundang-undangan yang berlaku”.
b. Tujuan Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Tujuan utama tax planning adalah mencari berbagai celah
yang dapat ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan, agar
perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimal. Menurut
(Pohan 2017, 21) secara umum tujuan pokok yang ingin dicapai
dari perencanaan pajak yang baik adalah sebagai berikut:
1) Meminimalisir beban pajak yang terutang
2) Memaksimalkan laba setelah pajak
3) Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika
terjadi pemeriksaan pajak oleh fiskus
4) Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien dan
efektif sesuai dengan ketentuan perpajakan.
c. Motivasi Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Menurut (Pohan 2017, 18) beberapa hal yang mempengaruhi
perilaku wajib pajak untuk meminimumkan kewajiban pembayaran
pajak mereka, adalah sebagai berikut:
1) Tingkat kerumitan suatu peraturan (Complexity of rule)
2) Besarnya pajak yang dibayarkan (Tax required to pay)
16
3) Biaya untuk negosiasi (Cost of bribe)
4) Risiko deteksi (Probability of detection)
5) Besarnya denda (Size of penalty)
6) Moral masyarakat
d. Jenis Tax Planning
Menurut (Pohan 2017, 22) ada tiga macam atau jenis cara
yang dapat dilakukan pajak untuk menekan jumlah beban
pajaknya, yakni:
1) Tax Avoidance (penghindaran pajak)
Tax avoidance adalah strategi dan teknik penghindaran pajak
dilakukan secara legal dana man bagi wajib pajak karena tidak
bertentangan dengan ketentuan perpajakan.
2) Tax Evasion (penyelundupan pajak)
Tax evasion adalah strategi dan teknik penghindaran pajak
dilakukan secara illegal dan tidak aman bagi wajib pajak, dan
cara penyelundupan pajak ini bertentangan dengan ketentuan
perpajakan.
3) Tax Saving (penghematan pajak)
Tax saving adalah suatu tindakan penghematan pajak yang
dilakukan oleh wajib pajak dilakukan secara legal dana man
bagi wajib pajak karena tanpa dengan ketentuan perpajakan.
17
e. Persyaratan Tax Planning yang baik
Menurut (Pohan 2017, 22-23) tax planning yang baik
mensyaratkan beberapa hal, yakni:
1) Tidak melanggar ketentuan pajak
Rekayasa yang didesain dan diimplementasikan bukan
merupakan tax evasion.
2) Secara bisnis masuk akal (reasonable)
Kewajaran melakukan transaksi bisnis harus berpegang kepada
praktik perdagangan yang sehat dan menggunakan harga pasar
wajar, yakni tingkat harga antara pembeli dan penjual yang
independen, bebas melakukan transaksi.
3) Didukung oleh bukti-bukti pendukung yang memadai
(misalnya: kontrak, invoice, faktur pajak, PO dan DO)
Kebenaran formal dan materiil suatu transaksi keuangan
perusahaan dapat dibuktikan dengan adanya kontrak
perjanjiandengan pihak ketiga atau purchase order (PO) dari
pelanggan, bukti penyerahan barang/jasa, invoice, faktur pajak
sebagai bukti penagihannya serta pembukuannya (general
ledger).
18
f. Rumus Tax Planning
Tax planning (perencanaan pajak) dapat diukur dengan tax
retention rate (tingkat retensi pajak) dengan rumus:
Net Incomeit
TRR =
Pretax Income (EBIT)it
Sumber: Astutik 2015, 10
Keterangan:
TRRit = Tax Retention Rate (tingkat retensi pajak) perusahaan I
pada tahun t.
Net Incomeit = laba bersih perusahaan I pada tahun t.
Pretax Income (EBIT)it = laba sebelum pajak perusahaan I pada
tahun t.
3. Ukuran Perusahaan
a. Pengertian Ukuran Perusahaan
Menurut (Sujarweni, 2015) menyatakan bahwa:
“Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu
perusahaan yang ditunjukan oleh total asset, jumlah
penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total asset”.
19
Menurut (Septian, 2014) menyatakan bahwa:
“Ukuran perusahaan adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk mewakili karakteristik keuangan
perusahaan”.
b. Kategori Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan skala yang menunjukkan besar atau
kecilnya suatu perusahaan. Menurut (Hery 2017, 78) Badan
Standarisasi Nasional mengurangikan kategori ukuran perusahaan
antara lain:
1) Perusahaan kecil
Perusahaan dapat dikategorikan sebagai perusahaan kecil
apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000
sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000 tidak termasuk
bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp. 300.000.000 sampai dengan paling banyak Rp.
2.500.000.000.
2) Perusahaan menengah
Perusahaan dapat dikategorikan sebagai perusahaan menengah
apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000
sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000, tidak
termasuk bangunan tempat usaha, atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000 sampai dengan
paling banyak Rp. 50.000.000.000.
20
3) Perusahaan besar
Perusahaan dapat dikategorikan sebagai perusahaan besar
apabila memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
10.000.000.000, tidak termasuk bangunan tempat usaha atau
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 50.000.000.000.
c. Rumus Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dan dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
SIZE = 𝐿𝑛 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡)
Sumber: I Gusti Ngurah Gede, 2016
Keterangan:
Size = Ukuran Perusahaan
Ln = Logaritma Natural
Total Asset = Total Aktiva yang dimiliki perusahaan.
4. Manajemen Laba
a. Pengertian Manajemen Laba
Menurut (Davidson, Stickney, dan Weil2014, 48) menyatakan
bahwa:
“Manajemen laba merupakan proses untuk mengambil
langkah tertentu yang disengaja dalam batas-batas prinsip
akuntansi berterima umum untuk menghasilkan tingkat yang
diinginkan dari laba yang dilaporkan”.
21
Menurut (Fisher dan Rosenzweig 2014, 49) menyatakan bahwa:
“Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk
menaikkan (menurunkan) laba periode berjalan dari sebuah
perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikkan
(penurunan) keuntungan ekonomi perusahaan jangka
panjang”.
Menurut (Hery 2016, 50) menyatakan bahwa:
“Manajemen laba dapat diartikan sebagai sebuah trik
akuntansi, dimana fleksibilitas dalam penyusunan laporan
keuangan digunakan atau dimanfaatkan oleh manajer yang
berusaha memenuhi target laba”.
b. Teori Akuntansi Positif
Menurut (Hery 2014, 45) terdapat tiga hipotesis utama teori
akuntansi positif (Positive Accounting Theory), yaitu:
1) Bonus Plan Hypothesis
Merupakan hipotesis yang didasarkan pada perjanjian bisnis
dengan memberikan bonus jika kinerja perusahaan mencapai
jumlah yang ditentukan, sehingga manajer akan berusaha
untuk meningkatkan laba perusahaan dengan tujuan
mendapatkan bonus tersebut. Melalui rencana bonus yang
dimiliki oleh perusahaan, manajer akan cenderung untuk
memilih metode akuntansi yang tepat yaitu metode yang dapat
menggeser laba dari periode guna meningkatkan laba yang
ada. Upaya ini cenderung akan membuat manajer akan selalu
memperoleh bonus.
22
2) The Debt Covenant Hypothesis
Merupakan hipotesis yang berkaitan dengan perjanjian hutang
perusahaan. Manajer mengatur dan mengelola laba guna
menghindari pembayaran kewajiban hutang yang seharusnya
diselesaikan pada tahun tertentu dapat ditunda untuk tahun
berikutnya. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi
akan mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya dan
manajer akan cenderung untuk melanggar perjanjian hutang.
3) The Political Cost Hypothesis
Dalam hipotesis ini menggambarkan hubungan antara
pemerintah dengan manajemen. Dimana perusahaan akan
melakukan pelanggaran kepada pemerintah, dengan cara
melakukan rekayasa penurunan laba dengan tujuan untuk
meminimalkan biaya pajak yang harus mereka tanggung.
Upaya lain yang dilakukan manajemen untuk menghemat
pajak ialah dengan mempermainkan laba pada saat adanya
pergantian peraturan perundang-undangan yang
memberlakukan tarif lebih rendah dimasa depan. Pihak
manajemen perusahaan akan menunda pengakuan laba periode
berjalan dan diakui saat peraturan baru itu berlaku efektif.
23
c. Motivasi Manajemen Laba
Menurut (Yateno dan Padwa Sari 2016, 7-9), scott mengemukakan
beberapa motivasi terjadinya Manajemen Laba, antara lain:
1) Motivasi program bonus
Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan
akan bertindak secara oportunistik untuk melakukan
manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini.
Tindakan ini bertujuan untuk memaksimalkan bonus mereka
berdasarkan program kompensasi perusahaan.
2) Motivasi politik
Perusahaan yang aktivitasnya berhubungan dengan publik atau
perusahaan yang bergerak dalam bidang industry strategis dan
dalam skala yang besar menjadi mudah untuk diawasi.
Perusahaan seperti ini cenderung untuk mengelola labanya.
Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang
dilaporkan pada perusahaan publik.
3) Motivasi perpajakan
Masalah perpajakan merupakan salah satu alasan mengapa
pihak manajemen perusahaan berusaha mengurangi tingkat
laba bersih yang dilaporkan agar nilai pajak yang harus
ditanggung dapat diperkecil. Motivasi penghematan pajak
menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata.
24
4) Motivasi penggantian CEO
Adanya pergantian CEO biasanya diikuti dengan fenomena
manajemen laba dimana seorang CEO yang mendekati masa
akhir jabatannya biasanya berusaha memaksimalkan laba yang
dilaporkan agar tingkat bonus yang mereka terima bisa lebih
tinggi.
5) Initial Public Offering (IPO)
Perusahaan yang melakukan penawaran saham untuk pertama
kalinya biasanya dihadapkan pada masalah penentuan harga
saham yang ditawarkan, karena perusahaan tersebut belum
mempunyai harga pasar. Untuk itu perusahaan cenderung
melakukan manajemen laba untuk memperoleh harga saham
yang sesuai dengan keinginannya, dengan cara memanajemen
tingkat laba bersih.
6) Motivasi perjanjian utang
Kontrak jangka panjang merupakan perjanjian yang dibuat
antara kreditur dan debitur dengan tujuan untuk melindungi
kepentingan kreditur atas tindakan-tindakan yang dilakukan
manajer perusahaan. Tindakan-tindakan yang dapat
menurunkan tingkat keamanan atau menaikkan resiko kreditur
seperti pembagian deviden yang berlebihan, pemberian
pinjaman ataupun modal kerja yang berlebihan kepada pemilik
diatas perjanjuan yang telah ditetapkan.
25
7) Pentingnya memberi informasi kepada investor
Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan
kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar
investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja
yang baik.
d. Bentuk Manajemen Laba
Menurut (Yateno dan Padwa Sari 2016, 12-13) manajemen laba
memiliki beberapa bentuk, antara lain:
1) Taking a Bath atau Big Bath
Metode ini sering digunakan selama periode organization
stress atau reorganisasi. Pada kondisi reorganisasi manajer
biasanya akan melaporkan, jika manajer merasa harus
melaporkan kerugian, maka ia akan melaporkan dalam jumlah
besar. Dengan ini manajer berharap dapat meningkatkan laba
yang akan datang dan kesalahan atas kerugian perusahaan
dapat ditimpahkan ke manajer lama, jika terjadi pergantian
manajer.
2) Income Minimization (menurunkan laba)
Dalam bentuk ini manajer akan menurunkan laba untuk tujuan
tertentu, misalnya: untuk tujuan penghematan kewajiban pajak
yang harus dibayar perusahaan kepada pemerintah. Karena
semakin rendah laba yang dilaporkan perusahaan, maka
semakin rendah pula pajak yang harus dibayarkan.
26
3) Income Maximation (meningkatkan laba)
Dalam bentuk ini manajer akan berusaha menaikkan laba untuk
tujuan tertentu, misalnya: menjelang IPO manajer akan
meningkatkan laba dengan harapan mendapatkan reaksi yang
positif dari pasar.
4) Income Smoothing (perataan laba)
Dilakukan dengan meratakan laba yang dilaporkan, dengan
tujuan pelaporan eksternal, terutama bagi investor adalah risk
averse dan menyukai laba yang relatif stabil.
5) Cookie jar
Manajemen secara bebas membentuk cadangan dimasa
booming yang kemudian digunakan untuk meratakan laba
dimasa sulit, dimasa booming tersebut cadangan cenderung
diperbesar sehingga dapat digunakan pada saat perusahaan
mengalami kerugian atau penurunan laba agar perusahaan tidak
terlihat jelek.
6) Revenue recognition
Penjualan periode dimasa datang diakui sebagai penjualan pada
periode berjalan dan menggeser biaya penjualan periode
berjalan ke periode mendatang untuk menghasilkan laba tahun
berjalan yang lebih tinggi atau sebaliknya jika ingin
menurunkan laba.
27
e. Teknik Merekayasa Laba
Menurut (Suryani 2017, 110) ada tiga teknik yang dapat dilakukan
untuk merekayasa laba, yakni:
1) Membuat estimasi akuntansi
Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi,
antara lain: estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun
waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak
berwujud dan estimasi biaya garansi.
2) Mengubah metode akuntansi
Perubahan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat
suatu transaksi, misalnya: mengubah metode depresiasi aktiva
tetap yaitu dari metode depresiasi angka tahun ke metode
depresiasi garis lurus.
3) Menggeser periode biaya atau pendapatan
Misalnya: mempercepat atau menunda pengeluaran untuk
penelitian dan pengembangan sampai periode akuntansi
berikutnya, mempercepat atau menunda pengeluaran promosi
sampai periode berikutnya, mempercepat atau menunda
pengiriman produk ke pelanggan, mengatur saat penjualan
aktiva tetap yang sudah tidak dipakai.
28
f. Rumus Manajemen Laba
Manajemen Laba dapat dinyatakan dan dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
EM = Eit – Eit-1
MVEt-i
Sumber: Pandayani, 2017
Keterangan :
EM : Earning Manajemen
Eit : Laba perusahaan i pada tahun t
Eit-1 :Laba perusahaan I pada tahun t-1
MVEt-1 : Market Value of Equity perusahaan I pada tahun t-1.
Dalam penelitian ini menggunakan tingkat kapitalisasi sebagai
proksi market value of equity. Nilai kapitalisasi tersebut diukur
dengan mengalihkan jumlah saham beredar perusahaan i pada
tahun t-1 dengan harga saham perusahaan i pada akhir tahun t-1.
29
B. Penelitian Terdahulu
Tabel II.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian
1. Novi
Rahmawati
dan
Mohammad
Zulman
Hakim
(2017)
Pengaruh DTE,
Ukuran Perusahaan
dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap
Manajemen Laba
dengan
Discretionary
Revenue pada Sektor
Aneka Industri yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 2014-2016
Hasil penelitian menunjukan
bahwa DTE berpengaruh positif
terhadap Manajemen Laba,
sedangkan Ukuran Perusahaan
dan Pertumbuhan Penjualan
berpengaruh negatif terhadap
Manajemen laba dengan
pendekatan Discretionary
Revenue. Sementara itu DTE,
Ukuran Perusahaan dan
Pertumbuhan Penjualan secara
bersama-sama berpengaruh
terhadap Manajemen Laba dengan
pendekatan Discretionary
Revenue.
2. Dewa Ketut
Wira Santana
dan Made
Gede
Wirakusuma
(2016)
Pengaruh
Perencanaan Pajak,
Kepemilikan
Manajerial dan
Ukuran Perusahaan
terhadap Prakterk
Manajemen Laba
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 2008-2010
Hasil penelitian menunjukan
bahwa Perencanaan Pajak
berpengaruh positif terhadap
Manajemen Laba, sementara
Kepemilikan Manajerial dan
Ukuran Perusahaan berpengaruh
negative terhadap Manajemen
Laba.
3. Veni Zakia,
Nur Diana
dan M.
Cholid
Mawardi
(2019)
Pengaruh
Kepemilikan
Manajerial,
Kepemilikan
Institusional, Ukuran
Perusahaan,
Leverage,Profitabilit
as dan Pertumbuhan
Penjualan terhadap
Manajemen Laba
dengan Good
Corporate
Dalam penelitiannya menyatakan
bahwa Kepemilikan Institusional,
Kepemilikan Manajerial dan
Leverage berpengaruh negatif
terhadap Manajemen Laba,
sedangkan Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas dan Pertumbuhan
Penjualan berpengaruh positif
terhadap Manajemen Laba.
30
Governance sebagai
variabel Moderating
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 2016-2017
4. Dea Savitri
Ayu Lestari,
Ia Kurnia
dan Yuniati
(2018)
Pengaruh
Perencanaan Pajak
dan Ukuran
Perusahaan terhadap
Manajamen Laba
Studi Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 2015-2017
Hasil penelitian menyatakan
bahwa Perencanaan Pajak
berpengaruh signifikan terhadap
Manajemen Laba, sementara
Ukuran Perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan
terhadap Manajemen Laba.
5. Anak Agung
Mas Ratih
Astari dan I
Ketut
Suryanawa
(2017)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Manajemen Laba
pada Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
periode 2012-2015
Hasil penelitian menyatakan
bahwa Kepemilikan Manajerial
dan Kepemilikan Institusional
berpengaruh negatif dan
signifikan pada Manajemen Laba,
sedangkan Ukuran Perusahaan,
Leverage, Profitabilitas dan
Pertumbuhan Penjualan
berpengaruh positif dan signifikan
pada Manajemen Laba.
6. Arief Fahmie
(2018)
Pengaruh
Profitabilitas,
Leverage, Struktur
Modal, Pertumbuhan
Penjualan dan
Komisaris
Independen terhadap
Manajemen Laba
(Studi Empiris pada
perusahaan Industri
barang konsumsi
yang Terdaftar di
BEI tahun 2012-
2014)
Hasil penelitian menyatakan
bahwa Leverage, Pertumbuhan
Penjualan dan Komisaris
Independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap Manajemen
Laba, sedangkan Profitabilitas dan
Struktur Modal berpengaruh
signifikan terhadap Manajemen
Laba. Hasil penelitian secara
simultan bahwa profitabilitas,
leverage, struktur kepemilikan,
pertumbuhan penjualan, dan
komisaris independen
berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
7. Yofi Prima
Agustia dan
Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Umur
Hasil penelitian menyatakan
bahwa ukuran perusahaan dan
31
Elly Suryani
(2018)
Perusahaan,
Leverage, dan
Profitabilitas
Terhadap
Manajemen Laba
(Studi Pada
Perusahaan
Pertambangan yang
Terdaftar di Bursa
Efek
Indonesia Periode
2014-2016)
profitabilitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap Manajemen
Laba, sedangkan umur perusahaan
dan leverage berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
Manajemen Laba. Secara simultan
atau bersama-sama Ukuran
Perusahaan, UmurPerusahaan,
Leverage, dan
Profitabilitasberpengaruh
signifikan terhadap Manajemen
Laba.
8. Dewi
Kusuma
Wardani dan
Desifa
Kurnia Santi
(2018)
Pengaruh
TaxPlanning, Ukuran
Perusahaan, dan
Corporate Social
Responsibility (CSR)
terhadap Manajemen
Laba pada
Perusahaan
Manufaktur Sub
Sektor Makanan dan
Minuman yang
Terdaftar di BEI
Tahun 2012-2016
Hasil penelitian menyatakan
bahwa Tax planning (perencanaan
pajak) tidak memiliki pengaruh
terhadap manajemen laba,
sedangkan Ukuran perusahaan
dan Corporate
socialresponsibility (CSR)
memiliki pengaruh terhadap
Manajemen Laba.
9. Shiera Indira
Basir dan
Muhamad
Muslih
(2019)
Pengaruh free cash
flow, leverage,
profitabilitas
dansales growth
secara simultan
maupun
parsialterhadap
manajemen laba pada
perusahaan sektor
pertambangan yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Hasil penelitian menyatakan
bahwa, free cash flow,
leverage, profitabilitas dan sales
growth secara simultan
berpengaruh berpengaruh
terhadap Manajemen Laba.
Profitabilitas berpengaruh
signifikan dan positif terhadap
manajemen laba, sedangkan free
cash flow, leverage, dan sales
growth tidak berpengaruh
signifikan terhadap Manajemen
Laba.
32
C. Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjelaskan mengenai
Pengaruh Sales Growth, Tax Planning dan Ukuran Perusahaan terhadap
Manajemen Laba. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan sistematis
dalam penelitian ini, maka kerangka pemikiran penelitian digambarkan
sebagai berikut :
H4
H1
H2
H3
Gambar II.1Kerangka Pemikiran
D. Perumusan Hipotesa
1. Pengaruh Sales Growth Terhadap Manajemen Laba
Perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan laba dan penjualan
yang tinggi cenderung menggunakan utang sebagai sumber eksternal
yang lebih besar bila dibandingkan dengan perusahaan yang
pertumbuhan penjualannya rendah. Perusahaan dengan penjualan
Sales Growth
(X1)
cccccc Tax Planning
(X2)
Ukuran
Perusahaan
(X3)
Manajemen Laba
(Y)
33
cenderung meningkat akan membutuhkan dana yang lebih besar untuk
meningkatkan kegiatan operasionalnya yang mungkin tidak dapat
tercukupi melalui sumber dana internal, sehingga perusahaan
membutuhkan dana dari pihak eksternal. Tingginya penjualan dalam
suatu perusahaan akan dapat meningkatkan jumlah laba perusahaan,
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan menunjang
pertumbuhan perusahaan.
Hal ini di dukung oleh penelitian Veni Zakia, Nur Diana dan M.
Cholid Mawardi (2019) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
penjualan berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
H1 : Sales Growth berpengaruh positif terhadap Manajemen
Laba.
2. Pengaruh Tax Planning Terhadap Manajemen Laba
Perencanaan pajak (Tax Planning) merupakan salah satu insentif pajak
yang mempengaruhi manajer perusahaan untuk melakukan manajemen
laba (Astutik 2016, 8). Tax planning muncul karena adanya perbedaan
kepentingan antara perusahaan dan pemerintah, dimana perusahaan
berusaha membayar pajak seminimal mungkin agar tidak banyak
mengurangi laba yang telah diperoleh, sementara pemerintah
mengandalkan pajak yang dibayarkan perusahaan untuk mendanai
pengeluaran negara.Semakin tinggi perencanaan pajak maka semakin
besar pula peluang perusahaan melakukan praktek manajemen laba.
Perusahaan yang ingin melakukan tax planning untuk memperkecil
34
beban pajak secara otomatis akan meninjau labanya karena laba
tersebut merupakan dasar dari pengenaan pajak.
Hal ini didukung oleh penelitian Dewa Ketut Wira Santana dan Made
Gede Wirakusuma (2016) yang mengatakan bahwa perencanaan pajak
berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
H2 : Tax Planning berpengaruh positif terhadap Manajemen
Laba.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
Ukuran perusahaan merupakan gambaran dari kapitalisasi pasar yang
juga mampu mempengaruhi manajemen laba, total aktiva serta
penjualan yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang berukuran besar
maupun sedang mempunyai tekanan yang lebih kuat dari
stakeholdernya agar kinerja perusahaan tersebut dapat sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh para investornya, dibandingkan dengan
perusahaan yang berukuran kecil. Keadaan tersebut mampu
mendorong pihak manajemen agar dapat memenuhi harapan dari para
investor sehingga manajemen memiliki kecenderungan untuk
melakukan manajemen laba yang cukup besar.
Hal ini didukung oleh penelitian Anak Agung Mas Ratih Astari dan I
Ketut Suryanawa (2017) yang mengatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap
Manajemen Laba.
35
4. Pengaruh Sales Growth, Tax Planning dan Ukuran Perusahaan
terhadap Manajemen Laba
Di dalam dunia usaha, perusahaan yang akan memanajemen laba akan
memperhatikan pertumbuhan penjualan, perencanaan pajak dan ukuran
perusahaannya. Perusahaan dengan penjualan yang stabil dapat lebih
memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak
stabil. Perencanaan pajak terkait dengan pelaporan laba perusahaan.
Laba yang tinggi akan menyebabkan beban pajak perusahaan juga
tinggi.Jika didapatkan laba yang tinggi, perusahaan cenderung
melakukan manajemen laba dengan meminimalkan laba (income
minimization) yang diperoleh agar beban pajaknya rendah.
Hal ini didukung oleh penelitian Veni Zakia, Nur Diana dan M. Cholid
Mawardi (2019), Dewa Ketut Wira Santana dan Made Gede
Wirakusuma (2016) dan Anak Agung Mas Ratih Astari dan I Ketut
Suryanawa (2017) yang mengatakan bahwa sales growth, tax planning
dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
H4 : Sales Growth, Tax Planning dan Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif terhadap Manajemen Laba.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini digolongkan sebagai penelitian
pengembangan karena penelitian ini adalah jenis penelitian untuk
mengembangkan penelitian yang telah ada sebelumnya. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena
semua data yang akan diteliti sudah tersedia di dalam Bursa Efek
Indonesia (BEI). Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berupa
angka-angka dan analisis datanya menggunakan statistik. Data penelitian
tersebut menunjukan nilai terhadap besaran atau variabel yang diwakilinya
dalam bentuk laporan keuangan tahunan.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan objek yang akan diteliti, dianalisis, dan dikaji.
Menurut (Sugiyono 2014, 41) mengatakan bahwa :
“Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Penelitian ini mengambil data laporan keuangan perusahaan
manufaktur sub sektor plastic dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada periode 2014-2018 sebagai unit pengamatan dan
penggunaan laporan keuangan tahunan perusahaan sampel sebagai unit
37
analisis. Data penelitian ini dikumpulkan dengan mengunduh laporan
keuangan melalui situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id,
www.idnfinancials.com dan mengunduh laporan keuangan dari situs resmi
perusahaan terkait. Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan
kriteria-kriteria tertentu yang relevan dengan objek penelitian.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder umumnya
berupa bukti, catatan, atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
(data dokumentar) baik yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini berupa Sales Growth,
Tax Planning, Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba dimana data-data
tersebut bersumber dari laporan keuangan perusahaan manufaktur sub
sektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014-2018 yang terdapat dalam situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan
www.idnfinancials.com.
D. Populasi dan Sampel
Menurut (Martono 2016, 76) mengatakan bahwa :
“Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada
suatu wilayah atau memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
masalah penelitian”.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub
sektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
38
Industri kemasan plastik berperan penting dalam rantai pasok bagi sektor
strategis lainnya seperti industri makanan dan minuman, farmasi,
kosmetika, serta elektronika. Peneliti memilih perusahaan manufaktur sub
sektor plastik dan kemasan karena memiliki peran penting sehingga
mengacu peneliti untuk melakukan penelitian pada perusahaan tersebut.
Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki ciri-
ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Adapun teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu sampel dipilih
dengan menggunakan pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan
penelitian atas masalah penelitian yang dikembangkan. Kriteria-kriteria
penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan kemasan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2018
2. Laporan keuangan yang diterbitkan disajikan dalam mata uang rupiah
3. Perusahaan yang menyajikan data lengkap mengenai variabel-variabel
yang digunakan dalam penelitian ini selama periode 2014-2018
4. Perusahaan yang memiliki informasi dan lengkap untuk kebutuhan
analisis.
39
Tabel III.1
Tahap Seleksi Kriteria Metode Purposive Sampling
Sumber: Bursa Efek Indonesia
No KRITERIA JUMLAH
1.
Populasi perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan
kemasan selama periode 2014-2018
14
2. Dikurangi : Perusahaan yang delisting atau keluar (1)
3.
Dikurangi : Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan dalam mata uang rupiah
(2)
4.
Dikurangi : Perusahaan yang tidak lengkap untuk
kebutuhan analisis
(3)
Jumlah Sampel per Tahun 8
Jumlah Sampel selama periode penelitian (2014-
2018)
40
40
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, maka peneliti
mengambil sampel sebanyak 8 perusahaan pada perusahaan manufaktur
sub sektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
Tabel III.2
Daftar perusahaan yang menjadi sampel
Sumber: Bursa Efek Indonesia
No Kode Nama Emiten
1 APLI Asiaplast Industries Tbk
2 BRNA Berlina Tbk
3 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
4 IMPC Impack Pratama Industri Tbk
5 SIMA Siwani Makmur Tbk
6 TALF Tunas Alfin Tbk
7 TRST Trias Sentosa Tbk
8 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk
41
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara. Dengan teknik pengambilan data
sebagai berikut :
1. Riset Kepustakaan (Library Research)
Riset kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan untuk
mendapatkan landasan yang kuat, baik berupa rumus-rumus teknis
perhitungan maupun teori-teori yang mendukung objek penelitian.
Sumber-sumber riset kepustakaan yang dilakukan yaitu melalui buku-
buku, literatur-literatur, jurnal-jurnal hasil penelitian akademis,
internet serta sumber-sumber lainnya yang relevan dengan objek
masalah yang diteliti.
2. Riset Lapangan (Field Research)
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder untuk
keperluan analisis. Adapun data sekunder yang dikumpulkan peneliti
adalah berupa laporan keuangan perusahaan yang termasuk dalam
perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan kemasan yang konsisten
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018 yang terdapat di
pusat Referensi Pasar Modal Indonesia.
Dalam penyusunan skripsi ini jenis data yang dikumpulkan peneliti
berupa data sekunder yang bersifat dokumenter, Data sekunder yang
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan catatan
42
atas laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan
kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-
2018. Data tersebut dapat diakses pada situs resmi Bursa Efek
Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan www.idnfinancials.com.
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variabel dependen dan
independen. Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang telah
dikembangkan, maka variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Independen (X1)
Variabel independen disebut juga variabel bebas. Variabel bebas
adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen atau terikat.
Variabel pertama adalah variabel bebas yang berpengaruh terhadap
variabel terikat atau variabel independen yaitu Sales Growth.
Sales Growth dibuat untuk mengukur kenaikan jumlah penjualan dari
tahun ke tahun yang mengindikasikan bahwa seiring dengan
meningkatnya pertumbuhan penjualan, maka asset juga akan
mengalami peningkatan.
43
Sales Growth ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
S1 – S0
G =
S0
Sumber: Arief Fahmie, 2018
2. Variabel Independen (X2)
Variabel kedua adalah variabel bebas yang berpengaruh terhadap
variabel terikat atau variabel independen yaitu Tax Planning.
Tax Planning adalah suatu cara mencari berbagai celah yang dapat
ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan, agar perusahaan dapat
membayar pajak dalam jumlah minimal. Tax Planning bisa diukur
menggunakan Tax retention rate (TRR), TRR yang tinggi
menunjukkan bahwa perencanaan pajak yang dilakukan perusahaan
semakin efektif.
Tax Planning ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Net Incomeit
TRR =
Pretax Income (EBIT)it
Sumber: Astutik, 2015:10
3. Variabel Independen (X3)
Variabel kedua adalah variabel bebas yang berpengaruh terhadap
variabel terikat atau variabel independen yaitu Ukuran Perusahaan.
Ukuran perusahaan adalah gambaran dari kapitalisasi pasar yang juga
mampu mempengaruhi manajemen laba, total aktiva serta penjualan
44
yang dimiliki perusahaan. Besar kecilnya suatu perusahaan akan
mempengaruhi kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin
timbul dari berbagai situasi yang dihadapi oleh perusahaan. Perusahaan
besar mempunyai risiko yang lebih rendah daripada perusahaan kecil,
dimana perusahaan besar mempunyai kontrol yang lebih baik
dibanding perusahaan kecil terhadap pasarnya, sehingga mereka
mampu bersaing dalam pasar.
Ukuran perusahaan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Size = Ln (Total Asset)
Sumber: I Gusti Ngurah Gede, 2016
4. Variabel Dependen
Variabel dependen disebut juga variabel tidak bebas. Variabel
dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah manajemen
laba.
Menurut (Schipper 2014, 48) mengatakan bahwa :
“Manajemen laba merupakan suatu kondisi dimana manajemen
melakukan intervensi dalam proses penyusunan laporan keuangan
bagi pihak eksternal sehingga dapat meratakan, menaikkan, dan
menurunkan laba.”
Manajemen laba dapat memberikan gambaran akan perilaku manajer
dalam melaporkan kegiatan usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu
dengan adanya kemungkinan munculnya manajemen laba yang
dilakukan oleh manajer dengan merekayasa laba perusahaannya
45
menjadi lebih tinggi, rendah ataupun selalu sama selama beberapa
periode, karena adanya motivasi tertentu yang mendorong mereka
untuk memanage atau mengatur data keuangan khususnya laba yang
dilaporkan.
Variabel manajemen laba merupakan variabel dummy, dimana
variabel ini bersifat kategorikal atau dikotomi, dimana kategori 1 untuk
hasil yang negatif atau small loss firm dan kategori 0 untuk hasil
positif atau small profit firm. Penelitian ini menggunakan pendekatan
distribusi laba adalah sebagai berikut:
EM = Eit – Eit-1
MVEt-i
Sumber: Pandayani, 2017
G. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis kuantitatif. Analisis ini mengunakan angka-angka, perhitungan
statistic untuk menganalisis hipotetsis, dan berbeberapa alat analisis
lainnya. Analisis datakuantitatif ini diawali dengan mengumpulkan data-
data yang mewakili sampel dalam penelitian ini, yang kemudian data-data
tersebut diolah kembali menggunakan program SPSS (Statistical Package
for the Social Sciences) versi 25 sehingga akan dihasilkan olahan data
dalam bentuk table serta penjelasan yang berfungsi untuk mengambil
keputusan atas hasil analisis. Menurut (Ghozali 2016, 15) SPSS adalah
softwareyang berfungsi untuk menganalisis data dan melakukan
46
perhitungan statistik baik parametik maupun non-parametik dengan basis
Windows. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran
secara umum data-data yang digunakan dalam penelitian. Hal-hal yang
akan dikaji dalam membahas analisis deskriptif adalah untuk
mengetahui nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum dan
standar deviasi dari variabel yang diteliti. Berikut adalah penjelasan
mengenai nilai-nilai yang terdapat dalam analisis statistik deskriptif :
a) Nilai Rata-rata (Mean)
Nilai rata-rata (mean) adalah angka yang diperoleh dengan
membagi jumlah nilai-nilai (X) dengan jumlah individu (N).
b) Nilai Minimum
Nilai minimum adalah nilai terkecil atau nilai terendah yang
diperoleh dari jumlah keseluruhan data yang digunakan sebagai
sampel.
c) Nilai Maksimum
Nilai maksimum adalah nilai terbesar atau nilai tertinggi yang
diperoleh dari jumlah keseluruhan data yang digunakan sebagai
sampel.
47
d) Standar Deviasi
Standar deviasi mengukur seberapa baik nilai ratarata (mean)
mewakili data. Semakin kecil standar deviasi mengindikasikan
data dekat dengan mean. Semakin besar standar deviasi
mengindikasikan data jauh dari mean. Jika standar deviasi = 0
maka mean seluruh data serupa.
2. Pengujian Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit model
terhadap data. Pengujian overall fit dilakukan dengan membandingkan
nilai antara -2 Log Likehood (-2LL) pada awal (Block Number = 0)
dengan -2 Log Likehood (-2LL) akhir (Block Number = 1). Hipotesis
untuk menilai model fit adalah:
Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.
Berdasarkan hipotesis ini, maka Ho harus diterima dan Ha harus ditolak
agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan
fungsi likehood. Likehood L dari model adalah probabilitas bahwa
model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk melihat
model yang lebih baik dalam memprediksi kemungkinan terjadinya
manajemen laba pada perusahaan manufaktur menggunakan -2 log
likehood.
48
a. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)
Analisis ini adalah menilai kelayakan model regresi logistik biner.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan Goodness of Fit Test
yang diukur dengan nilai Chi-square pada bagian bawah uji
Hosmer and Lemeshow. Untuk menilai kelayakan model regresi
logistik adalah dengan melihat nilai signifikansi yang terdapat
dalam tabel kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α)
sebesar 0.05.
b. Menilai Koefisien Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R
Square
Koefisien Cox & Snell R Square dapat dilihat dalam tabel model
summary dan dapat di interpretasikan sama seperti koeefisien
determinasi R Square pada regresi linier berganda. Koefisien
Nagelkerke R Square yang lain juga terdapat dalam tabel model
summary merupakan modifikasi dari koefisien Cox & Snell R
Square untuk memastikan bahwa nilainnya bervariasi dari 0
sampai.
c. Ketepatan Prediksi Klasifikasi
Untuk melihat ketepatan prediksi klasifikasi yang diamati
ditunjukkan dengan bantuan tabel berupa predicted values dari
variabel dependen dan baris merupakan data actual yang diamati.
49
3. Analisis Regresi Logistik
Menurut (Imam Ghozali 2016, 321) regresi logistik adalah regresi
yang digunakan untuk menguji apakah probabilitas terjadinya variabel
terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Pada umumnya,
analisis regresi logistik dipakai ketika variabel terikatnya merupakan
jenis dikotomi, yang hanya memiliki 2 (dua) arti, misalnya panas atau
dingin, besar atau kecil, melakukan atau tidak dan contoh lainnya.
Menurut (Imam Ghozali 2016, 321) teknik analisis ini tidak
memerlukan uji asumsi normalitas data pada variabel bebasnya karena
variabel bebas adalah campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan
kategorial (non-metrik). Pengujian ketiga hipotesis dilakukan dengan
menggunakan regresi logistik, yang variabel bebasnya merupakan
kombinasi antara metrik dan non-mektrik.
Persamaan model regresi logistik yang digunakan adalah sebagai
berikut :
𝑳𝒏𝑬𝑴
𝟏−𝑬𝑴 = α + β1G + β2TRR + β3SIZE + ε
Keterangan :
𝐿𝑛𝐸𝑀
1−𝐸𝑀 : earning management (variabel dummy).
𝛼 : konstanta.
G : growth sales rate (tingkat pertumbuhan penjualan).
50
TRR : tax retention rate (tingkat retensi pajak) perusahaan i pada
tahun t.
SIZE : ukuran perusahaan
ε : kesalahan residual.
Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut:
H0 = model yang hipotesiskan fit dengan data
Ha = model yang hipotesiskan tidak fit dengan data
Dari hipotesis ini menurut Imam Ghozali (2016:328) jelas bahwa
kita tidak bisa menolak H0 agar model fit dengan data. Statistik yang
digunakan berdasarkan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari
model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan
menggambarkan data input.
Untuk menguji hipotesis 0 dan alternative, L ditransformasikan
menjadi -2LogL. dengan alfa 5% sebagai berikut:Jika nilai -2LogL <
0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa model fit
dengan data. Jika nilai -2LogL > 0.05 maka H0 diterima dan Ha
ditolak, yang berarti bahwa model tidak fit dengan data.
Adanya penurunan nilai antara -2LogL awal (initial -2LL function)
dengan nilai -2LogL akhirnya menunjukan bahwa model yang
dihipotesiskan fit dengan data. Log Likelihoodpada regresi logistik
mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi,
sehingga penurunan Log Likelihood menunjukan model regresi yang
51
semakin membaik dengan kata lain H0 ditolak dan penambahan atas
variabel bebas ke dalam model memperbaiki model fit (Imam Ghozali
2016, 329).
52
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan program
Microsoft Excel dan SPSS (Statistical Package for the Social
Sciences) versi 25. Subjek yang diteliti adalah perusahaan manufaktur
sub sektor plastik dan kemasan yang terdaftar di bursa efek indonesia
tahun 2014-2018. Terdapat 14 perusahaan terdaftar dan hanya 8
perusahaan yang terpilih untuk menjadi sampel penelitian dalam
periode 2014-2018. Data dalam penelitian ini adalah data sekunder
berupa laporan keuangan yang diperoleh dari www.idx.co.id dan
www.idnfinancials.com. Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk
menguji tingkat pengaruh antara variabel independen dengan variabel
dependen. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu purposive sampling. Metode purposive sampling
adalah teknik pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau
pertimbangan pribadi semata. Dengan kata lain, penentuan sample
yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Berikut kriteria
yang sudah diolah dalam penelitian ini:
53
Tabel IV.1
Tahap Seleksi Kriteria Metode Purposive Sampling
Sumber: Bursa Efek Indonesia
No KRITERIA JUMLAH
1. Populasi perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan
kemasan selama periode 2014-2018 14
2. Dikurangi : Perusahaan yang delisting atau keluar (1)
3. Dikurangi : Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan dalam mata uang rupiah (2)
4. Dikurangi : Perusahaan yang tidak lengkap untuk
kebutuhan analisis (3)
Jumlah Sampel per Tahun 8
Jumlah Sampel selama periode penelitian (2014-
2018) 40
54
Berdasarkan kriteria pengambilan sampel tersebut, maka
peneliti mengambil sampel sebanyak 8 perusahaan pada perusahaan
manufaktur sub sektor plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Berikut ini data 8 nama perusahaan yang
akan diteliti:
Tabel IV.2
Daftar perusahaan yang menjadi sampel
Sumber: Bursa Efek Indonesia
No Kode Nama Emiten
1 APLI Asiaplast Industries Tbk
2 BRNA Berlina Tbk
3 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk
4 IMPC Impack Pratama Industri Tbk
5 SIMA Siwani Makmur Tbk
6 TALF Tunas Alfin Tbk
7 TRST Trias Sentosa Tbk
8 YPAS Yanaprima Hastapersada Tbk
55
B. Gambaran Umum Perusahaan
1. PT Asiaplast Industries, Tbk (APLI)
PT Asiaplast Industries Tbk (APLI), semula bernama PT Adi Karya
Perkasa yang selanjutnya berubah menjadi PT Akasa Pandukarya,
didirikan tanggal 05 Agustus 1992 dan mulai kegiatan operasi
komersial pada tahun 1994. Kantor pusat dan pabrik berlokasi di Jl.
Sentosa, Desa Gembor, Kec. Jatiuwung, Tangerang – Banten dan
kantor perwakilan berlokasi di Gedung Menara Imperium, Lt.10, Jl.
H.R. Rasuna Said Kav.1, Jakarta 45 12980. Kantor pusat, Telp: (62-
21) 590-1465 (Hunting), Fax: (62-21) 590-1464, 590-4212 dan kantor
perwakilan, Telp: (62-21) 835-4111 (Hunting), Fax : (62-21) 835-
4114. Induk usaha dan induk usaha terakhir Asiaplast Industries Tbk
adalah PT Maco Amangraha. Pemegang saham yang memiliki 5% atau
lebih saham Asiaplast Industries Tbk, antara lain: PT Maco
Amangraha (53,42%) dan Alexander Agung Pranoto (Komisaris)
(23,26%) dan Saham Treasuri (saham dibeli kembali) sebesar 9,16%.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
APLI meliputi bidang industri dan perdagangan lembaran plastik PVC
dan kulit imitasi. Saat ini, produk yang dihasilkan Asiaplast Industries
meliputi Flexible Film & Sheet (digunakan untuk perlengkapan kantor,
kemasan, media promosi, lembaran plastik furniture dan industri
mebel), Leatherette (digunakan untuk interior otomotif, tas, sepatu,
mebel perumahan dan tempat-tempat komersial) dan Rigid Film &
56
Sheet terdiri dari PVC dan PET Sheet/Film (digunakan dalam industri
kemasan). Pada tanggal 31 Maret 2000, APLI memperoleh pernyataan
efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham APLI kepada masyarakat sebanyak 60.000.000 saham
dengan nilai nominal Rp500,-, dengan harga penawaran Rp600,- per
saham dan mencatatkan pada Bursa Efek Jakarta seluruh saham pada
tanggal 1 Mei 2000.
2. PT Berlina, Tbk (BRNA)
PT Berlina Tbk. didirikan oleh Bapak Tjipto Biantoro pada tahun 1969
yang berlokasi di Jalan Raya Kasrie km 43 Desa Tawangrejo,
Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan. Pada awal berdirinya PT
Berlina Tbk. hanya beroperasi dengan satu 46 buah mesin Blow
Moulding yang diletakkan pada ruang kaca khusus PT Kasrie Textil.
PT Berlina Tbk. merupakan perusahaan job order yang mengolah biji
plastik melalui proses produksi menjadi sebuah produk yang
diinginkan oleh customer. Pembentukan produk plastik dilakukan
dengan dua cara yaitu cara Blow dan Injection. Dari kedua cara
tersebut akan dihasilkan produk dan afval. Afval adalah produk akhir
yang akan diolah dan digunakan kembali melalui proses penggilingan
dan digunakan sebagai campuran material. Produk yang dihasilkan PT
Berlina Tbk. berupa botol shampo, botol racun, botol oli, botol obat,
gallon, sikat gigi, tempat kosmetik, tempat sarung, dan lain-lain.
Apabila produk yang dicetak memerlukan proses lanjutan, maka akan
57
dikirim ke unit Decoration untuk di printing. Ada dua jenis tinta yang
digunakan dalam proses printing, yaitu tinta solvent dan UV. Printing
dilakukan dengan dua cara, yaitu tinta hanya diatas permukaan plastik
dan tinta meresap sedikit ke permukaan plastik. Untuk mendekorasi
produk digunakan alat yang bernama screen. Screen terbuat dari
benang halus yang disusun dalam suatu bidang yang disebut pigura.
Metode pemasaran PT Berlina Tbk. dilakukan secara langsung yaitu
memproduksi sesuai dengan pesanan dari cusromer yang hingga saat
ini masih terbatas untuk pemesanan dari dalam negri. Untuk menjaga
kualitas produksi, PT Berlina Tbk. memiliki laboratorium dan Quality
Control yang bertugas mengontrol bahan baku dan produk yang
dihasilkan. Standart mutu yang digunakan oleh PT Berlina Tbk.
sebagai pemicu perkembangan produksi adalah ASTM (American
Society for Testing and Material) dan spesifikasi dari customer.
3. PT Champion Pasific Indonesia, Tbk (IGAR)
PT Champion Pacific Indonesia Tbk terletak di Jl Raya Sultan Agung
Km 28.5 Kota Baru Kotamadya Bekasi PO BOX 151 Bekasi 17133.
Perusahaan ini berawal saat Perusahaan resmi beroperasi berdasarkan
Akta No. 195 tanggal 30 Oktober 1975. Sesuai dengan Anggaran
Dasar Perusahaan terakhir yang tercantum dalam Akta No. 253 tangga
25 Maret 2015, Perusahaan bergerak dibidang perindustrian,
perdagangan, pengangkutan, percetakan, perwakilan dan/atau
peragenan, pekerjaan teknik dan jasa atau pelayanan. Kegiatan usaha
58
utama Perusahaan yaitu menjalankan usaha - usaha dalam bidang
industri pembuatan wadah, kemasan dan perlengkapannya terutama
yang dipergunakan Untuk keperluan industri farmasi, kosmetika dan
makanan Serta alat-alat kesehatan, laboratorium dan barang-barang
lain yang berhubungan dengan usaha tersebut di atas. Dengan kinerja
yang solid dan kepercayaan yang telah teraih, Perusahaan percaya diri
untuk berganti status menjadi perusahaan terbuka. Pada tanggal 29
Oktober 1990, Perusahaan melakukan Penawaran Saham Perdana
(IPO) untuk 3.500.000 lembar saham biasa. Perusahaan pun resmi
tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nama PT Kageo Igar
Jaya Tbk dan kode perdagangan IGAR. Seiring dengan keunggulan
yang telah teruji, Perusahaan terus mengasah kapabilitas untuk melesat
mewujudkan visi menjadi produsen kemasan pilihan utama berbagai
industri. Investasi jangka panjang yang bermanfaat terus dilakukan
secara menyeluruh dengan berlandaskan pada target yang telah
ditetapkan dan strategi yang tepat sasaran. Mesin-mesin berkualitas
tinggi, teknologi produksi terbaru, dan sumber daya manusia yang
kompeten menjadi modal Perusahaan untuk memperluas jaringan
bisnis berbasis profesionalisme. 48 Di tengah persaingan yang ketat
dan kondisi kebutuhan pasar yang fluktuatif, Perusahaan terus
menumbuhkan kekuatan untuk senantiasa menjadi entitas bisnis yang
fokus, dinamis, dan responsif. Melalui inovasi yang selalu mengikuti
perkembangan dunia industri, Perusahaan memacu langkah ke taraf
59
kualitas yang lebih tinggi. Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk Sistem
Manajemen Kualitas menjadi salah satu wujud fokus Perusahaan pada
perbaikan berkelanjutan yang berorientasi untuk mewujudkan kualitas
tinggi dan meraih kepuasan pelanggan. Pertumbuhan berkelanjutan
untuk memenuhi visi Perusahaan menjadi produsen kemasan terdepan
pun terus dilaksanakan, yang tercermin pada upaya Perusahaan untuk
selalu mengontrol kualitas produk. Hingga saat ini, Perusahaan terus
melebarkan sayap. Pengembangan bisnis Perusahaan dijalankan lewat
dua entitas anak yaitu PT Avesta Continental Pack dan PT
Indogravure. Keduanya menjalankan usaha secara efektif, efisien, dan
terintegrasi untuk melakukan pelayanan purna jual yang responsif
terhadap berbagai kebutuhan mitra bisnis. Ke depannya, Perusahaan
akan terus mengukir langkah dan mengukuhkan nama sebagai salah
satu pelaku usaha pengemasan terbesar di tanah air, terutama dalam
bidang kemasan fleksibel.
4. PT Impack Pratama,Tbk (IMPC)
Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) didirikan tanggal 26 Januari
1981 dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1982. Kantor pusat
IMPC berlokasi di Altira Office Tower Lantai 38, Altira Business
Park, JL Yos Sudarso No. 85, Jakarta Utara14350 – Indonesia .
Sedangkan pabrik-pabriknya berlokasi di Jl. Inti Raya Blok C-4 Kav.
2-3 Hyundai – Lippo Cikarang 17550 (Bekasi), Jl. Trembesi Blok F
17-1 Delta Silicon II – Lippo Cikarang 17550 49 (Bekasi), Dusun
60
Sukamulya, Desa Anggadita Kec. Klari, Kab. Karawang 41371 dan
Workshop No. 17 & 18, Road 6, Long Thanh Industrial Zone, Tam An
Village, Long Thanh District Dong Nai Province, Vietnam.Telp: (62-
21) 6531-1045 (Hunting), Fax: (62- 21) 6531-1041. Pemegang saham
yang memiliki 5% atau lebih saham Impack Pratama Industri Tbk,
antara lain: PT Harimas Tunggal Perkasa (pengendali) (33,69%), PT
Tunggal Jaya Investama (pengendali) (33,69%), Heyokha Major
(11,01%) dan Lion Trust (Singapore) Limited (10,03%). Berdasarkan
Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan IMPC adalah
bergerak produsen dan distribusi bahan bangunan dan plastik. Saat ini,
kegiatan usaha IMPC adalah bergerak dalam bidang produksi plastik
polikarbonat yang digunakan untuk atap rumah, mall dan industri.
Selain itu, IMPC juga memproduksi façade untuk exterior dan interior
gedung Pada tanggal 08 Desember 2014, IMPC memperoleh
pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk
melakukan Penawaran Umum Perdana Saham IMPC (IPO) kepada
masyarakat sebanyak 150.050.000 yang terdiri dari 48.350.000 saham
baru dan 101.700.000 divestasi saham pendiri dengan nilai nominal
Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp3.800,- per saham.
Sahamsaham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tanggal 17 Desember 2014.
61
5. PT Siwani Makmur, Tbk (SIMA)
Siwani Makmur Tbk (sebelumnya bernama Van Der Horst Indonesia
Tbk) (SIMA) didirikan dengan nama PT Super Indah Makmur pada
tanggal 07 Juni 1985 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun
1985. Kantor pusat SIMA berlokasi di Mayapada Tower 1 Lantai 21,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 28, Jakarta 12920 – Indonesia. Telp: (62-21)
521-3555 (Hunting), Fax: (62-21) 521-4555. Pemegang saham yang
memiliki 5% atau lebih saham Siwani Makmur Tbk, yaitu: Dwi
Nugroho (19,10%), Catherine (17,84%), RM. Agus Hendro Cahyono
(8,63%), Binsar Halomoan 51 Lubis (8,24%), Sybill Affiat (8,09%)
dan Ferdinand Lumban Tobing (6,95%). Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SIMA meliputi usaha dalam
bidang industri, jasa, dan infrastruktur. SIMA memproduksi kemasan
fleksibel untuk kebutuhan industri perlengkapan rumah tangga,
industri bahan makanan dan obat-obatan (sabun, detergen, mie instant,
kopi, coklat, jamu dan suplemen). Pada tanggal 30 Maret 1994, SIMA
memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan
Penawaran Umum Perdana Saham SIMA (IPO) kepada masyarakat
sebanyak 5.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan
harga penawaran Rp2.075,- per saham. Saham-saham tersebut
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 03 Juni
1994.
62
6. PT Tunas Alfian, Tbk (TALF)
PT Tunas Alfin Tbk, sebuah perusahaan yang go public pada tahun
2001, tetap berkomitmen sampai saat ini untuk pembuatan produk-
produk berkualitas tanpa kompromi, pengiriman kepuasan pelanggan,
dan inovasi yang berkelanjutan. PT Tunas Alfin Tbk (TALF) didirikan
tanggal 06 Mei 1977 dan mulai beroperasi komersial pada tahun 1977.
Kantor Pusat TALF beralamat di berlokasi di Menara Imperium Lantai
28, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1, Jakarta, sedangkan pabrik
berlokasi di Jalan K.H. Agus Salim No. 9, Batu Ceper, Tangerang.
Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Tunas Alfin
Tbk, antara lain: PT Proinvestindo (induk usaha) (88,15%) dan UOB
Kay Hian, Singapura (11,27%). 52 Selama 25 tahun terakhir,
komitmen kami pada layanan, kualitas produk, dan kebutuhan untuk
terus meningkatkan diri, telah memberi kami hak istimewa untuk
menjadi mitra bisnis dari perusahaan rokok, makanan konsumen, dan
produk industri dibidang kesehatan dan kebersihan. Sebagai
perusahaan bersertifikat ISO 22000 : 2005, kami berkomitmen untuk
memberikan layanan secara profesional dan berkualitas kepada semua
pelanggan dan mitra bisnis kami. Sebagai salah satu independen
produsen produk kemasan terbesar di Indonesia, PT Tunas Alfin Tbk
tetap tidak tertandingi dalam hal pengalaman, teknologi, dan
kemampuan. Dengan salah satu kapasitas produksi terbesar, dan
beberapa peralatan paling canggih dan teknologi di bidang tersebut,
63
Perseroan juga telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan kemasan
yang terintegrasi dan terkemuka di Asia dalam bidang Fine and Fast
Moving Consumer Goods (FMCG). Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TALF meliputi bidang usaha
perdagangan, agen, angkutan, pembangunan, industri kemasan dan
percetakan. Kegiatan usaha yang dilakukan Tunas Alfin adalah di
bidang industri kemasan halus (fine packaging). Pada tanggal 31
Desember 2013, TALF memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham TALF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 270.000.000 dengan
nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp395,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 17 Januari 2014 Rp1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp2.075,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 03 Juni 1994. 53
7. PT Trias Sentosa, Tbk (TRST)
PT Tunas Alfin Tbk, sebuah perusahaan yang go public pada tahun
2001, tetap berkomitmen sampai saat ini untuk pembuatan
produkproduk berkualitas tanpa kompromi, pengiriman kepuasan
pelanggan, dan inovasi yang berkelanjutan. PT Tunas Alfin Tbk
(TALF) didirikan tanggal 06 Mei 1977 dan mulai beroperasi komersial
pada tahun 1977. Kantor Pusat TALF beralamat di berlokasi di Menara
Imperium Lantai 28, Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1, Jakarta,
64
sedangkan pabrik berlokasi di Jalan K.H. Agus Salim No. 9, Batu
Ceper, Tangerang. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih
saham Tunas Alfin Tbk, antara lain: PT Proinvestindo (induk usaha)
(88,15%) dan UOB Kay Hian, Singapura (11,27%). Selama 25 tahun
terakhir, komitmen kami pada layanan, kualitas produk, dan kebutuhan
untuk terus meningkatkan diri, telah memberi kami hak istimewa
untuk menjadi mitra bisnis dari perusahaan rokok, makanan konsumen,
dan produk industri dibidang kesehatan dan kebersihan. Sebagai
perusahaan bersertifikat ISO 22000 : 2005, kami berkomitmen untuk
memberikan layanan secara profesional dan berkualitas kepada semua
pelanggan dan mitra bisnis kami. Sebagai salah satu independen
produsen produk kemasan terbesar di Indonesia, PT Tunas Alfin Tbk
tetap tidak tertandingi dalam hal pengalaman, teknologi, dan
kemampuan. Dengan salah satu kapasitas produksi terbesar, dan
beberapa peralatan paling canggih dan teknologi di bidang tersebut,
Perseroan juga telah tumbuh menjadi salah satu perusahaan kemasan
yang terintegrasi dan terkemuka di Asia dalam bidang Fine and Fast
Moving Consumer Goods (FMCG). 54 Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TALF meliputi bidang usaha
perdagangan, agen, angkutan, pembangunan, industri kemasan dan
percetakan. Kegiatan usaha yang dilakukan Tunas Alfin adalah di
bidang industri kemasan halus (fine packaging). Pada tanggal 31
Desember 2013, TALF memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas
65
Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana
Saham TALF (IPO) kepada masyarakat sebanyak 270.000.000 dengan
nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp395,- per
saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tanggal 17 Januari 2014 Rp1.000,- per saham dengan harga
penawaran Rp2.075,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 03 Juni 1994. PT Trias
Sentosa Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
bidang pembuatan film terbesar di Indonesia. Perusahaan ini mulai
beroperasi di kantor pusat yang terletak di Sidoarjo, Jawa Timur sejak
didirikan untuk pertama kali pada tanggal 23 November 1979.
Kemudian sejak tahun 1986, perusahaan ini mulai beroperasi secara
komersial. Perkembangan perusahaan ini sangat pesat, terbukti hingga
saat ini saja perusahaan telah menghasilkan produksi dengan kapasitas
total mencapai lebih dari 67.000 metric ton (MT) Biaxially Oriented
Polypropylene (BOPP) film serta lebih dari 30.000 MT Biaxially
Oriented Polyester (BOPET) film masing-masing tiap tahunnya.
Dengan ini, PT Trias Sentosa Tbk telah membuktikan konsistensinya
menjadi produsen film kemasan terbesar di Indonesia.
8. PT Yanaprima Hasta Persada, Tbk (YPAS)
PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) didirikan di Indonesia pada
tanggal 14 Desember 1995 dan memulai kegiatan operasi 55
komersialnya pada bulan Juli 1997. Kantor pusat berlokasi di Gedung
66
Graha Irama Lantai 15G, Jalan H.R. Rasuna Said Blok. X/1 Kav. 1-2,
Jakarta Selatan, sedangkan pabriknya berlokasi di Sidoarjo dan
Surabaya, Jawa Timur. Telp: (62-21) 526-1172, 526- 1173, 526-1374,
526-1375 (Hunting), Fax: (62-21) 526-1427 Induk usaha dan induk
usaha terakhir Yanaprima Hastapersada Tbk adalah PT Hastagraha
Bumipersada (memiliki 89,47% saham YPAS). Berdasarkan Anggaran
Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan YPAS terutama adalah
bergerak dalam bidang industri karung plastik dan yang sejenisnya.
Produk-produk yang dihasilkan YPAS, meliputi: woven polypropylene
bag, jumbo bag, block bottom bag, resin bag, cement bag dan plastic
pallet. Pada tanggal 22 Februari 2008, YPAS memperoleh pernyataan
efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham atas 68.000.000 saham YPAS dengan nilai nominal
Rp100,- per saham dan harga penawaran Rp545,- per saham serta
penerbitan 68.000.000 Waran Seri I dengan harga pelaksanaan Rp680,-
setiap waran yang menyertai saham biasa kepada masyarakat.
Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya beserta waran terkait
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 5 Maret 2008.
67
C. Penyajian Data Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil kriteria diatas, berikut adalah data
perusahaan yang telah memenuhi sesuai uji hipotetsis dalam variabel
penelitian ini:
1. Sales Growth (G)
Dalam penelitian ini, sales growth merupakan variaebl independen
(bebas). Sales growth diukur dengan cara mengurangi total penjualan
selama periode tahun berjalan dengan total penjualan periode yang lalu
yang hasilnya dibagi kembali dengan total penjualan periode tahun
yang lalu. Berikut adalah hasil dari perhitungan sales growth:
Tabel IV.3
Hasil Perhitungan Sales Growth (G)
TAHUN 2014 2015 2016 2017 2018
APLI 0.0445 -0.1136 0.3320 0.1009 0.14601
BRNA 0.3099 0.0155 0.0677 -0.0399 0.00679
IGAR 0.1468 -0.0820 0.1705 -0.0389 0.0202
IMPC 0.1382 -0.1878 -0.0109 0.0509 0.16952
SIMA 5.9068 -0.5169 -0.6174 0.2868 -0.1997
TALF 0.3185 -0.1464 0.1953 0.1346 0.14699
TRST 0.2335 -0.0202 -0.0846 0.0469 0.11719
YPAS -0.0413 -0.3419 0.0034 0.0872 0.36433
2. Tax Planning (TRRit)
Dalam penelitian ini, Tax planning merupakan variaebl independen
(bebas). Tax planning diukur dengan cara membagi laba usaha
peusahaan pada tahun berjalan dengan laba sebelum pajak perusahaan
tahun berjalan. Berikut adalah hasil dari perhitungan Tax planning:
68
Tabel IV.4
Hasil Perhitungan Tax Planning (TRRit)
TAHUN 2014 2015 2016 2017 2018
APLI 0.5831 0.7961 0.6100 -0.3411 1.1867 BRNA 0.7671 2.9495 0.6191 0.7952 1.1149 IGAR 0.7274 0.8131 0.7236 0.7558 0.7235 IMPC 0.7939 0.8815 0.7635 0.8194 0.8984 SIMA 1.2710 0.9445 0.9162 -0.5629 1.3352 TALF 0.7504 0.7743 0.7342 0.6718 0.7225 TRST 0.4795 0.4954 1.4570 3.0526 1.7449 YPAS 0.9427 0.9827 0.9754 0.9733 0.9718
3. Ukuran Perusahaan (Size)
Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan merupakan variaebl
independen (bebas). Ukuran perusahaan diukur dengan menjumlah
semua total asset yang dimiliki perusahaan. Berikut adalah hasil dari
perhitungan ukuran perusahaan:
Tabel IV.5
Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan (Size)
TAHUN 2014 2015 2016 2017 2018 APLI 26.3332 26.4554 26.6699 26.7115 26.9442
BRNA 21.0115 21.3225 21.4598 21.3987 21.624
IGAR 26.5830 26.6737 26.8088 26.9636 27.0692
IMPC 28.1852 28.1470 28.4535 28.4616 28.494
SIMA 24.8602 24.4142 24.4199 25.1800 25.0347
TALF 26.7963 26.7968 27.5051 27.5490 27.6155
TRST 28.8131 28.8422 28.8221 28.8349 29.0861
YPAS 26.4943 26.3552 26.3590 26.4388 26.5252
69
4. Manajemen Laba (EM)
Manajemen laba merupakan variabel dependen (variabel terikat).
Variabel manajemen laba merupakan variabel dummy, yaitu variabel
yang bersifat kategorikal, dimana kategori 1 untuk hasil yang negatif
atau small loss firm dan kategori 0 untuk hasil positif atau small profit
firm. Berikut adalah hasil dari perhitungan manajemen laba.
Tabel IV.6
Hasil Perhitungan Manajemen Laba (EM)
D. Analisis Hasil Penelitian
1. Uji Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan
gambaran objek penelitian. Analisis deskriptif juga memberikan
hasil mengenai nilai rata-rata (mean), nilai minimum dan standar
deviasi variabel dalam penelitian. Dibawah ini merupakan hasil
dari pengujian deskriptif dari setiap variabel.
TAHUN 2014 2015 2016 2017 2018 APLI 0 1 0 1 1
BRNA 0 1 0 1 0
IGAR 0 1 0 0 1
IMPC 0 1 1 1 0
SIMA 0 1 0 0 1
TALF 0 1 1 1 0
TRST 1 1 0 0 0
YPAS 1 1 1 1 0
70
Tabel IV.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
G 40 -.62 5.91 .1780 .95186
TRR 40 -.56 3.05 .9153 .61938
SIZE 40 21.01 29.09 26.3128 2.24234
EM 40 .00 1.00 .5250 .50574
Valid N (listwise) 40
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 40 data yang ditunjukkan
pada kolom N. Nilai minimum adalah nilai terendah dari kelompok
data dan nilai maksimum adalah nilai tertinggi dari kelompok data.
Nilai minimum dan nilai maksimum pada tabel diatas
menunjukkan nilai terendah dan tertinggi dari variabel sales
growth, tax planning, ukuran perusahaan dan manajemen laba.
Mean merupakan nilai rata-rata untuk masing-masing variabel,
sedangkan standar deviasi mengukur seberapa besar penyimpangan
atau penyebaran nilai data tersebut dari nilai rata-rata (mean).
Apabila standar deviasi suatu variabel semakin tinggi, maka data
dalam variabel tersebut semakin menggumpal pada nilai meannya.
Menurut hasil analisis statistik deskriptif pada tabel IV.7
menunjukkan bahwa jumlah data yang diobservasi dalam
penelitian berjumlah 40. Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai
minimum sales growth sebesar -62, nilai maksimum 5.91, nilai
71
rata-rata 1,780, dan standar deviasi 95,186. Nilai minimum tax
planning sebesar -56, nilai maksimum 3.05, nilai rata-rata 9,153,
nilai standar deviasi 61,938. Nilai minimum ukuran perusahaan
sebesar 21.01, nilai maximum 29.09, nilai rata-rata 26.3128, dan
nilai standar deviasi 2.24234. Nilai minimum manajemen laba00,
nilai maximum 1.00, nilai rata-rata 5,250, dan nilai standar deviasi
50,574.
2. Pengujian Model Fit dan Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Analisis pertama yang dilakukan adalah menilai overall fit model
terhadap data. Pengujian overall fit dilakukan dengan membandingkan
nilai antara -2 Log Likehood (-2LL) pada awal (Block Number = 0)
dengan -2 Log Likehood (-2LL) akhir (Block Number = 1).Hipotesis
untuk menilai model fit adalah:
Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.
Berdasarkan hipotesis ini, maka Ho harus diterima dan Ha harus
ditolak agar model fit dengan data. Statistik yang digunakan
berdasarkan fungsi likehood. Likehood L dari model adalah
probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data
input. Untuk melihat model yang lebih baik dalam memprediksi
kemungkinan terjadinya manajemen laba pada perusahaan manufaktur
menggunakan -2 log likehood. Dari perhitungan analisis ini
menghasilkan nilai -2 log likehood sebesar 55,352 terlihat pada
72
iteration history pada step 0 (Block Number 0). Hasil dari -2 log
likehood dapat dilihat dalam IV.8 sebagai berikut:
Tabel IV.8
Iteration History
Kemudian hasil perhitungan nilai -2 log likehood pada blok kedua
(Block Number =1) atau pada step 1 terlihat bahwa nilai -2 log
likehood sebesar 47,951. Hal ini berarti terjadi penurunan nilai -2 log
likehood pada blok kedua (block number = 1) karena pada block
number 0 nilai -2 log likehoodnya sebesar 55,352 yang ditunjukkan
pada Tabel IV.9 sebagai berikut:
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 55.352 .100
2 55.352 .100
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 55.352
c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates
changed by less than .001.
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
73
Tabel IV.9
Model Fit-2log likehood
Penilaian keseluruhan model regresi menggunakan nilai -2 log
likehood dimana jika terjadi penurunan pada blok kedua dibanding
blok pertama maka dapat disimpulkan bahwa model regresi kedua
menjadi lebih baik. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel IV.8 dan
IV.9, pada blok pertama (block number = 0) nilai -2 log likehood
sebesar 55,352 dan pada blok kedua (block number = 1) nilai -2 log
likehood sebesar 47,951. Penurunan nilai likehood sebesar 7,401 ini
menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data.
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant G TRR SIZE
Step 1 1 52.466 -1.255 -.491 -.087 .058
2 50.839 -1.445 -1.184 -.131 .067
3 48.158 -2.028 -3.568 -.280 .097
4 47.953 -2.018 -4.443 -.328 .101
5 47.951 -2.006 -4.538 -.333 .101
6 47.951 -2.006 -4.539 -.333 .101
7 47.951 -2.006 -4.539 -.333 .101
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 55.352
d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates
changed by less than .001.
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
74
a. Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)
Tabel IV.10
Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 10.039 8 .262
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
Besarnya nilai statistik Hosmer and Lemeshow Goodness of
Fit Test sebesar 10,039 dengan nilai signifikan 0,262 > 0.05, maka
dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai
observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena
cocok dengan data observasinya, sehingga model dapat dilanjutkan
untuk uji hipotesis.
b. Koefisien Determinasi (Cox dan Snell’s R Square dan
Nagelkerke R Square)
Tabel IV.11
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
-2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
47.951a .169 .225
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa uji koefisien determinasi
menghasilkan -2Log Likelihood sebesar 47,951 dan koefisien
determinasi yang dilihat dari Nagelkerke R Square sebesar 0,225,
75
yang menjelaskan bahwa model regresi ini memiliki kemampuan
variabel independen yaitu sales growth, tax planning dan ukuran
perusahaandalam menjelaskan variabel dependen yaitu manajemen
laba sebesar 22,5% dan sisanya 77,5% dapat dijelaskan oleh
variabel lain.
c. Ketepatan Prediksi Klasifikasi
Untuk melihat ketepatan prediksi klasifikasi yang diamati
ditunjukkan dengan bantuan tabel berupa predicted values dari
variabel dependen dan baris merupakan data actual yang diamati.
Hasil identifikasi prediksi klasifikasi dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut:
Tabel IV.12
Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi
Berdasarkan Classification Table diatas, dapat disimpulkan
bahwa persentase ketepatan model dalam mengklasifikasikan
observasi adalah sebesar 52,5%. Dimana jumlah sampel yang
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
EM Percentage
Correct .00 1.00
Step 0 EM .00 0 19 .0
1.00 0 21 100.0
Overall Percentage 52.5
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
76
memiliki kategori small profit firm sebanyak 19 perusahaan
dengan persentase sebesar 0%, sedangkan kategori small loss firms
sebanyak 21 perusahaan dengan persentase sebesar 100%. Nilai cut
value sebesar 0,50 yang artinya sales growth, tax planning dan
ukuran perusahaan sebagai variabel independen dalam penelitian
ini dapat digunakan untuk memprediksi adanya Manajemen Laba
sebagai variabel dependen.
3. Uji Regresi Logistik
Tabel IV.13
Hasil Uji Regresi Logistik
Berdasarkan hasil signifikan data dapat disimpulkan bahwa
variabel sales growth menunjukan nilai < dari 0,05 yang dapat
diartikan bahwa sales growth berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba. Sedangkan untuk variabel tax planning dan ukuran
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig.
Exp(B
)
95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step
1a
G -4.539 2.228 4.150 1 .042 .011 .000 .842
TRR -.333 .556 .358 1 .549 .717 .241 2.132
SIZE .101 .156 .418 1 .518 1.106 .814 1.503
Constant -2.006 4.180 .230 1 .631 .135
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
77
perusahaan menunjukan nilai > dari 0,05 yang berarti kedua variabel
tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Uji regresi logistik menguji masing-masing koefisien sebagai
berikut:
1. Koefisien variabel sales growth memiliki nilai sebesar -4,539
dengan nilai signifikan sebesar 0,042 dimana 0,042 <α = 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel sales growth
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
2. Koefisien variabel tax planning memilikinilai sebesar -0,333
dengan nilai signifikan sebesar 0,549 dimana 0,549 > α = 0,05,
maka dapat disimpulkan bahwa variabel tax planning tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
3. Koefisien variabel ukuran perusahaanmemilikinilai sebesar -
101 dengan nilai signifikan sebesar 0,518 dimana 0,518 > α =
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran
perusahaantidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba.
Hasil perhitungan yang terdapat dalam Uji Regresi Logistik
menunjukkan bahwa hanya terdapat satu variabel yang
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, yaitu sales
growth. Sedangkan tax planning dan ukuran perusahaan tidak
signifikan terhadap variabel dependen.
78
Dari penelitian tersebut, persamaan regresi yang dibentuk
adalah sebagai berikut:
𝐋𝐧𝐄𝐌
𝟏−𝐄𝐌 = -2,006 -4,539G - 0,333TRR+0,101SIZE
E. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan terhadap 8 perusahaan manufaktur sub sektor
plastik dan kemasan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode
2014 sampai dengan 2018 yang telah dipilih menggunakan metode
purposive sampling.
Hasil penelitian ketiga hipotesis yang telah dilakukan dapat dilihat
dalam Tabel IV.14 berikut:
Tabel IV.14
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis
No Hipotesis Hasil
1 Ha1: Sales Growth berpengaruh terhadap
Manajemen Labapada perusahaan manufaktur
sub sektor plastik dan kemasan pada periode
2014-2018
Diterima
2 Ha2: Tax Planning berpengaruh terhadap
Manajemen Labapada perusahaan manufaktur
sub sektor plastik dan kemasan pada periode
2014-2018
Tidak Diterima
79
Sumber: Data sekunder diolah
1. Pengaruh Sales Growth Terhadap Manajemen Laba
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikasi sales
growth adalah sebesar 0,042 dimana 0,042 < α = 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel sales growth berpengaruh signifikan
terhadapManajemen Laba.
Sales growth berpengaruh positif dan signifikan pada manajemen
laba, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi pertumbuhan
penjualan akan berdampak pada peningkatan manajemen laba. Jika
penjualan dan laba setiap tahun meningkat, maka pembiayaan dengan
utang dan beban tetap tertentu akan meningkatkan pendapatan pemilik
saham. Sehingga manajer terdorong untuk melakukan manajemen laba
seiring dengan semakin tingginya pertumbuhan penjualan suatu
perusahaan. Pertumbuhan penjualan menunjukkan peningkatan
3 Ha3: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap
Manajemen Labapada perusahaan manufaktur
sub sektor plastik dan kemasan pada periode
2014-2018
Tidak Diterima
4 Ha4: Sales Growth, Tax Planning dan Ukuran
Perusahaan secara simultan berpengaruh tetapi
tidak signifikan terhadap Manajemen Labapada
perusahaan manufaktur sub sektor plastik dan
kemasan pada periode 2014-2018
Diterima
80
penjualan dari tahun ke tahunnya. Manajer akan melakukan
manajemen laba agar laba perusahaan nampak lebih rendah dari pada
laba yang sesungguhnya diperoleh. Pernyataan ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2015) yang menyatakan
pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
2. Pengaruh Tax Planning Terhadap Manajemen Laba
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikasi tax
planning adalah sebesar 0,549 dimana 0,549 > α = 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel tax planning tidakberpengaruh signifikan
terhadapManajemen Laba.
Hal ini diduga disebabkan dua kemungkinan, pertama perusahaan
melaksanakan tax planning tetapi manajemem laba tetap terjadi.
Kedua, perusahaan tidak melakukan tax planning tetapi tidak terjadi
manajemen laba. Hal pertama kemungkinan terjadi karena perusahaan
melakukan perencanaan pajak kurang efektif, sehingga lebih
cenderung memperoleh keuntungan dari segi fiskal saja, tetapi
sebenamya perusahaan juga memperoleh keuntungan dalam
memperoleh tambahan modal dari pihak investor melalui penjualan
saham perusahaan. Seharusnya manajemen termotivasi untuk
memberikan informasi kinerja perusahaan yang sebaik mungkin. Oleh
karena itu, pajak yang merupakan unsur pengurang laba, belum
diusahakan sepenuhnya oleh manajemen dan diminimalkan untuk
mengoptimalkan jumlah dari laba bersih perusahaan. Hal kedua,
81
perencanaan pajak yang seharusnya berguna untuk merekayasa usaha
dan transaksi wajib pajak perusahaan agar utang pajak berada dalam
jumlah yang minimal, tidak dilaksanakan karena perbankkan tidak
melakukan manajemen laba. Manajer tidak melakukan perencanaan
pajaknya karena dianggap tidak terjadi pemborosan sumber daya yang
ada di dalam perusahaan. Tidak berpengaruhnya tax planning terhadap
manajemen laba juga menimbulkan dugaan bahwa sistem pajak di
Indonesia sudah tertata dengan baik. Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Ferry Adhitama dan Anna Purwaningsih (2014)
yang menyatakan tax planning tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba.
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba
Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa tingkat signifikasi ukuran
perusahaan adalah sebesar 0,518 dimana 0,518 > α = 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap Manajemen Laba.
Ukuran perusahaan merupakan suatu skala di mana dapat
diklasifikasikan besar dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara,
antara lain: total aktiva, log size, penjualan, dan kapitalisasi pasar.
Suatu perusahaan yang lebih besar dimana sahamnya tersebar sangat
luas akan lebih berani mengeluarkan saham baru dalam memenuhi
kebutuhannya untuk membiayai pertumbuhan penjualannya
dibandingkan perusahaan yang lebih kecil. Sehingga semakin besar
82
ukuran perusahaan, kecenderungan untuk memakai dana eksternal juga
semakin besar. Hal ini dikarenakan perusahaan besar memiliki
kebutuhan dana yang besar dan salah satu alternatif pemenuhan
dananya adalah dengan menggunakan dana eksternal yaitu dengan
menggunakan utang. Sehingga semakin besar ukuran perusahaan
kecenderungan untuk menggunakan utang lebih besar untuk memenuhi
kebutuhan dananya daripada perusahaan kecil.
Ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan belum tentu dapat
memperkecil kemungkinan terjadinya manajemen laba, karena
perusahaan besar lebih banyak memiliki aset dan memungkinkan
banyak aset yang tidak dikelola dengan baik sehingga kemungkinan
kesalahan dalam mengungkapan total aset dalam perusahaan tersebut.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dewa Ketut
Wira Santana dan Made Gede Wirakusuma (2016) yang menyatakan
ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan penelitian mengenai pengaruh sales
growth, tax planning dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba pada
perusahaan manufaktur sub sector plastik dan kemasan periode 2014 sampai
dengan 2018, maka dapat disimpulkan:
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sales growth (G) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap manajemen laba (EM).
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tax planning (TRRit) tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba (EM).
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) tidak
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba (EM).
4. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel sales growth menunjukan
nilai < dari 0,05 yang dapat diartikan bahwa sales growth berpengaruh
signifikan terhadap manajemen laba. Sedangkan untuk variabel tax
planning dan ukuran perusahaan menunjukan nilai > dari 0,05 yang
berarti kedua variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
84
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teroritis yang dihasilkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Dari hasil pengujian hipotesis pertama menerima bahwa variabel
Pertumbuhan Penjualan mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap variabel dependen Manajemen Laba. Oleh karena itu temuan
ini memberikan implikasi bagi pihak manajemen perusahaan untuk
memperhatikan dengan baik Pertumbuhan Penjualan supaya dapat
terus ditingkatkan karena akan sangat berdampak terhadap
pertumbuhan laba di masa datang.
b. Perencanaan pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba karena perusahaan cenderung melakukan manajemen laba bukan
dengan pola menurunkan laba (income minimizing) sehingga adanya
perencanaan pajak tidak mempengaruhi manajemen laba. Beban pajak
merupakan pengurang laba yang konsekuensinya membuat laba
terlihat kecil karena semakin besar laba maka semakin besar pula
beban pajak penghasilan. Memperkecil laba untuk meminimalisasi
beban pajak dipandang sebagai tindakan yang kurang menguntungkan
karena investor akan cenderung kurang tertarik untuk menanamkan
modalnya jika perusahaan tidak memiliki laba yang besar.
85
c. Ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba, hal ini dapat menjelaskan bagaimana ukuran perusahaan bukan
satusatunya indikator yang diperhatikan investor, namun investor
lebih memperhatikan prospek perusahaan dimasa yang akan datang
beserta kinerja dari perusahaan tersebut. Diharapkan pihak manajemen
dalam meningkatkan kinerja perusahaan sebaiknya memperhatikan
kebijakan-kebijakan yang dibuat agar nantinya tidak berdampak pada
reputasi dan kredibilitas yang buruk bagi perusahaan.
2. Implikasi Manajerial
Implikasi manajerial yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebagai
berikut: Hasil keseluruhan dalam penelitian ini menunjukan bahwa
variable independen yaitu sales growth, tax planning dan ukuran
perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba. Nilai
sales growth memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
manajemen laba, maka dari itu manajemen perusahaan harus
memperhatikan tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan guna untuk
dapat memanajemen laba.
3. Implikasi Metodelogi
Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang berisikan
angka-angka untuk menganalisis yang dapat memberikan gambaran
tentang penelitian yang dilakukan. Data yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang
86
diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia yang kemudian data diolah
dengan menggunakan program aplikasi SPSS versi 25.
C. Saran
Berdasarkan hasil dalam penelitian ini maka peneliti memberikan
sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan dan Investor
Sebaiknya perusahaan tidak melakukan praktik perataan laba yang
melampaui batas wajar, sehingga tidak menyesatkan dalam pengambilan
keputusan dimasa yang akan datang. Selain itu juga investor sebaiknya
lebih berhati-hati dan lebih teliti dalam mengambil keputusan dalam
berinvestasi di dalam suatu perusahaan.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sampel yang diambil dalam penelitian ini hanya perusahaan manufaktur
sub sektor plastik dan kemasan yang terdaftar di BEI sehingga kurang
dapat menggambarkan kondisi seluruh perusahaan yang ada di Indonesia,
penelitian selanjutnya diharapkan memperluas sampel seperti seluruh
perusahaan yang terdaftar di BEI agar dapat menggambarkan seluruh
kondisi perusahaan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan Edisi Satu. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014.
Subramanyan, John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan Financial Statement
Analysis Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat, 2014.
Kadir, Nur An’Nizar. Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Sales Growth Terhadap
Manajemen Laba Dengan Tax Avoidance Sebagai Variabel
Intervenin.Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Negeri Aluddin Makasar,
2018.
Lengkong, Putera. Strategi 3M. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2015.
Pohan, Chairil Anwar. Manajamen Perpajakan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. 2017.
Hery. Kajian Riset Akuntansi. Jakarta: PT. Grasindo, 2017.
Gustin Yateno & Padawa Sari. Manajemen Laba. Lampung: CV. Ladung
Alifatama, 2016.
Suryani, Arna. Koefisien Respon Laba & Manajemen Laba.Yogyakarta: Tangga
Ilmu, 2017.
Zakia Veni, Nur Diana & M.Cholid. Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Leverage,, Profitabilitas,
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Manajemen Laba Dengan Good
Corporate Governance Sebagai Variabel Moderating. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Vol. 08 No. 4, 2019.
Ratih Astari, Agung Mas & I Ketut Suryanawa. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Manajemen Laba. E-Jurnal Akuntansi. Universitas
Udayana. 2017.
Rahmawati Novi & M. Zulman Hakim. Pengaruh Deferred Tax Expense, Ukuran
Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Manajemen Laba dengan
Discretionary Revenue. Universitas Muhammadiyah. 2017.
Fahmie Arief. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Struktur Kepemilikan,
Pertumbuhan Penjualan dan Komisaris Independen terhadap Manajemen
Laba. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor. 2018.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV.
Alfabeta, 2014.
Rudangga I Gusti Nugraha Made & Gede Merta Sudiarta.Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Laverage dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. E-
Jurnal Manajemen., Vol 2 No. 2, 2016.
Ghozali. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS. Semarang:
Badan Universitas Diponegoro, 2016.
Pandayani, Ade. Pengaruh Perencanaan Pajak, Beban Pajak Tangguhan,
Kepemilikan Manajerial dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen
Laba. Fakultas Bisnis. Universitas Buddhi Dharma. 2017.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Leony Verninda
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 24 Juli 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Buddha
Alamat Rumah : Perumahan Panorama Sepatan blok B13/10,
Jl. Gatot Subroto, Sepatan Timur, Banten.
Telepon Genggam : 0813 9806 7020
Email : [email protected]
IPK Terakhir : 3,29
Riwayat Pendidikan
- SD : SD Ariya Metta, Tangerang
- SMP : SMP Ariya Metta, Tangerang
- SMK : SMK Setia Bhakti, Tangerang
- Universitas : Universitas Buddhi Dharma,Tangerang
Pengalaman Kerja
- PT. Karya Baja Sukses (Mei-Agustus 2016) sebagai staff Administrasi Sales.
- PT. Makmur Jaya Energi (Agustus 2016-Februari 2017) sebagai staff
Accounting & Finance.
- PT. Karya Indah Abadi Terus (Februari s/d Mei 2017) sebagai staff Accounting
Finance merangkap Sekretaris.
- Bank Central Asia, tbk (Februari 2018 s/d Juli 2019) sebagai Customer
Services Officer.
- PT. Sinar Makmur Dwisesa (Desember 2019 – sekarang) sebagai staff Tax
Accounting.
Lampiran – Lampiran
Lampiran 1 hasil laporan keuangan variabel X1 (Sales Growth)
Lampiran 2 hasil laporan keuangan variabel X2 (Tax Planning)
Lampiran 3 hasil laporan keuangan variabel X3 (Ukuran Perusahaan)
Lampiran 4 hasil laporan keuangan variabel Y (Manajemen Laba)
Lampiran 5 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
G 40 -.62 5.91 .1780 .95186
TRR 40 -.56 3.05 .9153 .61938
SIZE 40 21.01 29.09 26.3128 2.24234
EM 40 .00 1.00 .5250 .50574
Valid N (listwise) 40
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25
Lampiran 6 Hasil Iteration History
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 55.352 .100
2 55.352 .100
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 55.352
c. Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by
less than .001.
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
Lampiran 7 Hasil Model Fit-2log likehood
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
Lampiran 8 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 10.039 8 .262
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
Iteration Historya,b,c,d
Iteration
-2 Log
likelihood
Coefficients
Constant G TRR SIZE
Step 1 1 52.466 -1.255 -.491 -.087 .058
2 50.839 -1.445 -1.184 -.131 .067
3 48.158 -2.028 -3.568 -.280 .097
4 47.953 -2.018 -4.443 -.328 .101
5 47.951 -2.006 -4.538 -.333 .101
6 47.951 -2.006 -4.539 -.333 .101
7 47.951 -2.006 -4.539 -.333 .101
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 55.352
d. Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less
than .001.
Lampiran 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
-2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
47.951a .169 .225
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
Lampiran 10 Hasil Identifikasi Prediksi Klasifikasi
Lampiran 11 Hasil Uji Regresi Logistik
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
EM Percentage
Correct .00 1.00
Step 0 EM .00 0 19 .0
1.00 0 21 100.0
Overall Percentage 52.5
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig.
Exp(B
)
95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a G -4.539 2.228 4.150 1 .042 .011 .000 .842
TRR -.333 .556 .358 1 .549 .717 .241 2.132
SIZE .101 .156 .418 1 .518 1.106 .814 1.503
Consta
nt
-2.006 4.180 .230 1 .631 .135
Sumber: Hasil olah data dengan SPSS versi 25.