program_kawasan_rumah_pangan_lestari_dal.pdf

Upload: dedysuprayogi

Post on 07-Aug-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    1/20

    NASKAH PUBLIKASI JURNAL

    PERANAN PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL)

    DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA

    (STUDI KASUS DESA PUHJARAK KECAMATAN PLEMAHAN KABUPATEN

    KEDIRI)

    THE ROLE OF SUSTAINABLE RESERVE FOOD GARDEN PROGRAM (KRPL)

    TO INCREASE OF HOUSEHOLD FOOD SECURITY (CASE STUDY IN

    PUHJARAK VILLAGE PLEMAHAN SUB DISTRICT KEDIRI DISTRICT)

    Oleh:

    JEDDA AYU INGGRIDA

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    FAKULTAS PERTANIAN

    JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

    PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

    MALANG

    2014

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    2/20

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

    diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang

     pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

    diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan

    disebutkan dalam daftar pustaka.

    Malang, Januari 2014

    Jedda Ayu Inggrida

     NIM. 0910440112

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    3/20

    Peranan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Dalam Meningkatkan

    Ketahanan Pangan Rumah Tangga (Studi Kasus Desa Puhjarak Kecamatan

    Plemahan Kabupaten Kediri)

    The Role Of Sustainable Reserve Food Garden Program (KRPL) To I ncrease Of

    Household F ood Securi ty (Case Study I n Puhjarak Vil lage Plemahan Sub Distr ict

    Kediri District)

    Jedda Ayu Inggrida1, Prof. Dr. Ir. Keppi Sukesi, MS2, Mangku Purnomo,SP. M.Si.

    Ph.D2 

    1Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

    2Dosen Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

    Abstract

     Food needs for each individual always get priority attention of the worldcommunity, both in developed countries and in developing countries. Food insecurity arerelated to the increase in food security or development to meet food needs for thecommunity. KRPL an area with a household implement Sustainable Food Garden (RPL),which was built in an area by utilizing the feed yard to achieve food security can yard byhouseholds. With the use of these households can produce daily food needs. The purposeof this study is (1) describe the design of Sustainable Reserve Food Garden Program(KRPL), (2) analyze the role of Sustainable Reserve Food Garden Program (KRPL) toincrease of household food security. To answer the research used [descriptive analysis

    qualitative with case study method, while to analyse role of KRPL in improvinghousehold food resilience use method of table crossed and skoring table.  Result is gotthat is existence of designing to wake up in program of KRPL, for representing corridor KRPL in Puhjarak village. Design to be started from preparation phase, forming of group, socialization, planning of working activity, execution, finance, evaluation and

    monitoring. In designing to most domination execution step, this matter because of the step conducted organized with delegation of official and society. Role of KRPL inimproving food resilience is giving contribution of food crop seed, vegetable, fruit andlivestock to fulfill requirement of daily food from house hold. In the end will seen whichmost crop type high respon by society and which crop type do not have positive respon.

     At seed food crop of tat have fewest society, while mustard vegetable type less respon from society. For the fruit crop all type have good respon and for protein most goodness

    respon is protein from chicken. Role of KRPL in improving household food resiliencehave positive relationship, because highest percentage be dispread and make diagonal

     pattern, besides that any increase when role of KRPL low and food security low have 0%. At the time if role of KRPL and food security in medium level have 6,25%. However whenrole of KRPL high as well as high food security have value to 100%.

    Key words: KRPL, Food Security, Utilizing Yard  

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    4/20

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    5/20

    PENDAHULUAN

    Pemenuhan kebutuhan pangan

     bagi setiap individu selalu mendapatkan prioritas perhatian masyarakat dunia, baik di negara maju maupun di Negara berkembang. Kekurangan gizi terjadikarena terdapat kemiskinan di Indonesia,adanya ketidakmampuan memenuhikebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan

    dan kesehatan. Kemiskinan telahmenjadi fenomena sosial yang menuntut perhatian serius dari semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Panganmerupakan kebutuhan hidup terpenting

     bagi manusia, setelah udara dan air. Namun, masalah kemiskinan, kerawanan

     pangan dan gizi masih cukup besar dan beragam antar provinsi dan kabupaten.Berdasarkan Peta Ketahanan Pangan dan

    Kerawanan Pangan Indonesia padatahun 2009 dari 346 kabupaten 100

    diantaranya rentan terhadap kerawanan pangan.

    Oleh karena itu salah satu upaya

    untuk meningkatkan ketahanan pangandan gizi keluarga dapat dilakukanmelalui pemanfaatkan sumberdaya yangtersedia maupun yang dapat disediakan

    dilingkungan. Upaya yang dilakukanuntuk mewujudkan ketahanan pangandapat dengan pemanfaatan lahan pekarangan yang dikelola oleh rumahtangga. Lahan pekarangan digunakan

    untuk membudidayakan tanaman pangan, hortikultura serta pemeliharaanternak guna memenuhi kebutuhan

     pangan harian keluarga. Berdasar dariinilah Kementerian Pertanian melaluiBadan Litbang Pertanianmengembangkan Program KawasanRumah Pangan Lestari (KRPL) untukoptimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. Lahan pekarangan dapat

    menjadi sumberdaya potensial untuk

    menyediakan bahan pangan yang bergizidan bernilai ekonomi tinggi. Kedirimerupakan salah satu sasaran tempat pengembangan KRPL tepatnya di DesaPuhjarak. Mayoritas pekerjaanmasyarakat Desa Puhjarak adalahsebagai petani, yang masihmengandalkan lahan sawah untuk dapat

    memenuhi kebutuhan pangan darikeluarga. Namun, masih banyak penduduk yang belum mampu untukmemenuhi kebutuhan pangannyameskipun telah memanfaatkan lahan

    sawah, hal ini dapat disebabkan karenalahan sawah yang dimiliki kecil,

    tanaman mengalami gagal panen, danharga sewa lahan sawah yang tinggi.Fakta ini lah yang membuat Desa

    Puhjarak dipilih untuk dijadikan sebagaidesa percontohan untuk program KRPL.

    Dengan adanya pemanfaatan lahan pekarangan akan mempermudahmasyarakat Desa Puhjarak untuk

    memenuhi kebutuhan pangan hariankeluarga. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk melihat program KRPLdalam meningkatkan ketahanan pangan

    rumah tangga di Desa Puhjarak. Hasildari penelitian ini diharapkan mampumeningkatkan kesadaran masyarakatakan pentingnya menerapkan danmemaksimalkan lahan pekarangan untuk

    mendukung keberhasilan dari ketahanan pangan rumah tangga sampai ketahanan pangan nasional. Tujuan penelitian ini

    adalah : 1) mendiskripsikan rancang bangun program Kawasan RumahPangan Lestari (KRPL), (2)menganalisis peranan program KawasanRumah Pangan Lestari (KRPL) dalammeningkatkan ketahanan pangan rumahtangga.

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    6/20

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan di Desa

    Puhjarak, Kecamatan Plemahan,Kabupaten Kediri. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja(purposive). Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang dikategorikansebagai studi kasus (case study) atau penelitian lapangan. Penelitian inidilakukan dari bulan Februari 2012

    sampai Februari 2013. Penentuansampel menggunakan perhitunganSlovin dalam Umar (2007) dari 107 KKmaka didapatkan 52 KK, sedangkan pemilihan informan menggunakan

    metode Simple Random Sampling  dengan cara mengumpulkan seluruh

     populasi dan menyebarkan kerta yangtelah diberi nomor dari 1 sampai 52.Orang yang mendapat kertas bertuliskan

    nomor akan menjadi informan untuk penelitian ini.

    Pada penelitian menggunakan duasumber data, yaitu data primer dan datasekunder. Data primer adalah data yang

    diperoleh langsung dari informan berupahasil wawancara langsung denganinforman yang menjadi anggota programKRPL dan melakukan wawancara

    dengan narasumber kunci untukmengetahui tahapan dari pelaksanaanKRPL di Desa Puhjarak , sedangkandata sekunder adalah data yangdiperoleh dari data yang sudah ada

    sebelumnya seperti mengambil dokumenyang dianggap relevan sebagai data pelengkap, seperti data monografi dan

    demografi desa Puhjarak. Sedangkanteknik yang digunakan adalahwawancara untuk mengatahui kondisidan pelaksanakan KRPL di DesaPuhjarak, observasi untuk mengetahuikegiatan atau rancang bangun dariKRPL. Teknik terakhir adalahdokumentasi berupa pangambilan fotoyang dianggap relevan dengan KRPL diDesa Puhjarak.

    Dalam metode analisis data

    menggunakan 2 analisis, yaitu :1.  Analisis Deskriptif Kualitatif

    Metode penelitian kualitatif untukmenyelidiki objek yang tidak dapatdiukur dengan angka-angka ataupunukuran lain yang bersifat eksak. Analisisdeskriptif kualitatif yang digunakandalam penelitian ini adalah metode studi

    kasus yang dipergunakan dengan tujuanuntuk mempelajari salah satu gejalanyata dalam kehidupan bermasyarakat.Di mana terdapat fakta bahwa belumterpenuhinya ketahanan pangan nasional

    yang disebabkan karena ketahanan pangan rumah tangga belum terpenuhi.

    Diharapkan program KRPL ini mampuuntuk membuat ketahanan panganrumah tangga menjadi kuat sehingga

    ketahanan pangan nasional dapattercapai.

    2.  Analisis Peranan Program KRPLDalam Meningkatkan KetahananPangan Rumah Tangga.

    a. 

    Metode Tabel SkoringTabel skoring dilakukan untukmengukur peran KRPL dan tingkatketahanan pangan dalam rumah tangga

    di Desa Puhjarak, hal ini digunakanuntuk menganalisis peranan KRPLterhadap ketahanan pangan rumahtangga Desa Puhjarak. Peranan KRPLadalah dalam memberikan sumbangan

     berupa bibit/benih tanaman pangan,sayur, buah, dan ternak untuk asupan protein pada setiap RPL.

     b. 

    Tabel SilangUntuk menganalisis peranan

    Kawasan Rumah Pangan Lestari(KRPL) dalam meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga denganmenggunakan bantuan skoring. Darimetode ini akan diketahui hubungan dari peranan KRPL dalam meningkatkanketahanan pangan rumah tangga.

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    7/20

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1.  Rancang Bangun Program Kawasan Rumah Pangan Lestari

    Rancang bangun adalahrancangan yang telah dipersiapkansebelum adanya pengerjaan di lapang.Dalam pengaplikasian KRPL di DesaPuhjarak terdapat rancang bangun yangmenjadi koridor dalam pelaksanaannya

    sehingga KRPL dapat berjalan sesuaidengan rancangan yang telahdipersiapkan sebelumnya. Dalamrancang bangun KRPL Rancang bangunmemiliki 8 tahapan dan memilikianggota khusus sebagai pelaksananya.

    Tabel 18. Pelaksana KRPL Desa Puhjarak

    No. Kegiatan Pihak yang Melaksanakan

    Kelompok

    RTG

    DP BKP3 BPTP DKP DP2

    1. Tahap persiapan

    a. 

    Pengumpulan informasi -

     

     

     

     

      b.  Pertemuan dengan dinas

    terkait

      -     - -

    2. Pembentukan kelompok   - - - - -

    3. Sosialisasi - -     - -

    4. Perencanaan kegiatan            

    5. Pelatihan     -      

    6. Pelaksanaan            

    7. Pembiayaan            

    8. Monitoring dan evaluasi - -     - -

    Keterangan :   (pihak yang melaksanakan)

    RTG (Rumah Tangga)

    DP (Dinas Pertanian)

    BKP3 (Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan)BPTP (Balai Penelitian Tanaman Pangan)

    DKP (Dinas Kehutanan dan Perkebunan)

    DP2 (Dinas Peternakan dan Perikanan)

    1.  Tahap Persiapana.  Adanya pengumpulan informasi

    awal tentang potensi sumberdaya,lokasi dan kelompok sasaran diDesa Puhjarak. Desa Puhjarakmemiliki sumberdaya manusia

    (SDM) yang sangat baik karena

    sebagian besar pendudukmemiliki pekerjaan sebagai petanidan mampu menerima suatuinovasi baru karena telah terbiasa

    dalam melaksanakan program dari pemerintah. Pengumpulan

    informasi ini dilakukan oleh perwakilan dari masing-masingdinas.

     b.  Pertemuan dengan dinas terkaityaitu Dinas Pertanian, BKP3,

    BPTP, Dinas Kehutanan danPerkebunan serta Dinas

    Peternakan dan Perikanan untukmencari kesepakatan dalammenentukan anggota dan ketuaKRPL.

    2.  Pembentukan Kelompok

    Kelompok sasaran adalah rumah

    tangga dalam 1 RT, RW, atau 1 dusun,untuk di Desa Puhjarak telah terpilih 3dusun untuk melaksanakan KRPL.Untuk pembentukan kelompok dan

    anggotanya diserahkan pada pengurusKRPL. Hal ini dikarenakan pengurus

    KRPL lebih mengetahui kondisi danletak geografis dari Desa Puhjarak.Pendamping hanya melakukan

     pendekatan secara partisipatif denganmelibatkan kelompok sasaran, tokoh

    masyarakat dan para perangkat desa.Kelompok sasaran dibuat per dusun,

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    8/20

    sehingga terpilihlah koordinator dusunyang dianggap mampu untuk

    membimbing masyarakat untukmelaksanakan KRPL, hal ini akan

    mampu mempercepat proses penyebaranKRPL.

    3.  SosialisasiSosialisasi adalah penyampaian

    maksud dan tujuan kegiatan danmembuat kesepakatan awal untukrencana selanjutnya. Sosialisasi di DesaPuhjarak dilakukan pada bulan Februari2012. Kegiatan sosialisasi dilakukan

    dalam rangka pengenalan KRPL danmelakukan penyuluhan kepadakelompok sasaran yang dilakukan olehmasing-masing koordinator dusun.Sosialisasi dilakukan oleh petugas penyuluhan di lapang yang diwakili olehBKP3 dan BPTP.

    4.  Perencanaan KegiatanMelakukan perencanaan dalam

     pemanfaatan lahan pekarangan denganmenanam berbagai tanaman di

     pekarangan rumah tangga, pembuatankolam atau kandang untuk ternak, dan pembangunan KBD. Selain itu juga

     perencanaan rencana kerja untuk satutahun, kegiatan ini dilakukan bersama-sama dengan kelompok rumah tanggadan perwakilan dinas terkait.

    5.  PelatihanPelatihan dilakukan sebelum

     pelaksanaan di lapang, pelatihandilakukan pada bulan Februari 2012.Pelatihan yang dilakukan diantaranyateknik budidaya seperti cara tanam yangdisesuaikan dengan luas pekarangan per

    rumah tangga dan pelatihan pembuatan bokhasi. Pelatihan dilaksanakan oleh

    kelompok rumah tangga serta perwakilan dari Dinas Pertanian, BPTP,Dinas Kehutanan dan Perkebunan sertaDinas Peternakan dan Perikanan.

    6.  PelaksanaanPelaksanaan kegiatan dilakukan

     pada bulan Maret 2012, pelaksanaankegiatan dilakukan oleh kelompok

    rumah tangga dan perwakilan dari dinas-dinas terkait dengan persiapan awaladalah persiapan media tanam yang akandigunakan seperti pembagian polybag, pembuatan media untuk vertikultur dan

     juga pembuatan kandang untuk rumahtangga yang mampu untuk memeliharaternak. Untuk pelaksanaan persiapan bibit tanaman yang akan disebarkan pada rumah tangga dari KBD. Peran dari

    masing-masing pihak atau kelembagaandalam sistem KRPL juga dilibatkandalam pelaksaan dalam pengembanganKRPL di Desa Puhjarak.

    7.  PembiayaanPembiayaan pada awal KRPL

     berasal dari bantuan dinas terkait, pembiayaan berupa uang ataupun bantuan dalam bentuk barang/ bahan baku. Namun KRPL Desa Puhjaraktelah melakukan langkah persiapan

    untuk memiliki pembiayaan sendiri ataumandiri untuk terus menjalankan KRPL,seperti penjualan lele dalam bentuk bibit

    atau yang sudah siap konsumsi dan hasil penjualan akan digunakan untuk KBDsehingga KBD dapat terus memasok bibit pada masyarakat.

    8.  Monitoring dan EvaluasiDilaksanakan untuk mengetahui

     perkembangan dalam pelaksanaankegiatan KRPL di Desa Puhjarak,evaluasi dibentuk sendiri oleh masing-masing kelompok. Bila di Desa Puhjarakkarena masih memasuki tahun pertama

    maka monitoring dan evaluasi dilakukanoleh perwakilan atau pendamping dari

    BPTP dan BKP3 yang dilaksanakan 1kali dalam 1 bulan. Hal ini dilakukanuntuk mengevaluasi seberapa jauh perkembangan KRPL di Desa Puhjarak,mengetahui juga apakah terdapat

    masalah dalam pelaksanaannya.

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    9/20

    2.  Peranan Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) Dalam

    Meningkatkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa Puhjarak.

    Pada program KRPL terdapat prinsip dalam meningkatkan manfaat pekarangan yang dikelola. Hal tersebutdilakukan dalam meningkatkan pola pangan dari rumah tangga sehinggakecukupan gizi dari masing-masinganggota keluarga terpenuhi. PerananKRPL di desa Puhjarak adalah

    memberikan sumbangan berupa bibittanaman pangan, sayur, buah, dan ternakuntuk rumah tangga. Peranan inidianggap sangat membantu dalammemenuhi kebutuhan pangan harian

    keluarga sehingga akan meningkatkanketahanan pangan dalam rumah tangga.

    Dalam penelitian ini pemilihankomoditas berdasarkan pada keputusan

     pada awal pelaksanaan KRPL, yaitutanaman pangan yang terdiri dari ubikayu, ubi jalar dan talas, sedangkanuntuk sayuran tanaman yang dibagikanadalah cabai, kangkung, bunga bungakol, kubis, sawi, tomat dan terong.Untuk buah yaitu pisang dan pepaya.Protein yang dibagikan adalah ayam dan

     bebek.1.  Peranan KRPL Dalam

    Menyediakan Bibit Tanaman danUnggasBerikut adalah skor dan kategori

    sumbangan yang diberikan KRPL padarumah tangga yang dapat dilihat pada

    Tabel 19.

    Tabel 19 . Peranan Kawasan Rumah Pangan Lestari Dalam Menyumbang BibitNo. Indikator Skor Rata-

    Rata Lapang

    Skor

    Maksimal

    Persentase (%)

    terhadap skor

    maksimal

    Kategori

    1. Tanaman Pangan 10 12 83,3 Tinggi

    2. Tanaman Sayur 12 15 80,0 Tinggi

    3. Tanaman Buah 12 15 80,0 Tinggi

    4. Protein 10 12 83,3 Tinggi

    Rata - Rata 11 13,5 81,7 Tinggi 

    Sumber : Data Primer yang Diolah, 2013

    Hasil penelitian di atasmenunjukkan bahwa rata-rata skor untuk peran KRPL adalah 11 dari rata - rata

    skor maksimal yaitu 13,5. Angkatersebut menunjukkan bahwa rata-rata peran KRPL berada pada ketegori“Tinggi” atau “Positif”. Hal inidikarenakan didapat dari skor yangtinggi dari indikator tanaman pangan,tanaman sayur, tanaman buah dan protein. Berikut dijelaskan aspek darisumbangan KRPL dalam rumah tanggadi Desa Puhjarak :a.  Tanaman Pangan

    Dari hasil analisis pada Tabel 19diketahui bahwa hasil penelitian dilapang dari aspek tanaman panganmemiliki perolehan skor rata-rata 10atau 83,3% dari skor maksimal 12 dan

    termasuk dalam kategori tinggi.

    Tanaman pangan yang dikembangkandalam KRPL adalah ubi jalar, ubi kayudan talas. Tanaman pangan dipilih dari jenis umbi hal ini juga bertujuan untuk

     pengurangan konsumsi nasi danmengganti asupan karbohidrat yangdidapat dari tanaman umbi. Dibagikan bibit tanaman pangan dengan jumlah 3 bibit per tanaman. Tanaman panganmemiliki waktu panen yang berbedasehingga akan terlihat perbedaan antaraawal pelaksanaan dan setelah 1 kali panen, pembagian bibit tanaman panganini dilakukan setiap 4 bulan sekali atau juga dapat dibagikan setiap berakhirnyamasa panen dari masing-masingtanaman pangan. Berikut grafik jumlahkeseluruhan tanaman pangan mulai dari penanaman awal, panen dan penanamankembali pada rumah tangga di Desa

    Puhjarak.

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    10/20

    156 156 156

    128 122 133

    162 168 161

    0

    50

    100

    150

    200

    Ubi Jalar Ubi Kayu Talas

    Penanaman Panen Penanaman Ulang

     

    Grafik 1. Jumlah Keseluruhan Tanaman Pangan Pada Rumah Tangga

    Grafik 1 adalah grafik yangmenunjukkan jumlah keseluruhan darisumbangan KRPL berupa pembagian bibit tanaman pangan yaitu ubi jalar, ubikayu dan talas. Di dalam grafik tersebutterdapat tiga grafik batang untuk setiaptanaman pangan, yaitu penanaman, pemanenan dan penanaman ulang.Untuk penanaman awal setiap tanaman pangan memiliki jumlah 156 bibit hal inidikarenakan KBD membagikan 3 bibit

    tanaman pada setiap rumah tangga yangmelaksanakan KRPL. Jumlah tersebutmerupakan jumlah yang telah disepakati

    oleh KBD dan rumah tangga dan sudahdianggap cukup untuk pelaksanaan awalKRPL di Desa Puhjarak.

    Alasan yang dikemukakan adalah penanaman di pekarangan terutama

    tanaman pangan berupa umbi-umbianmerupakan hal yang cukup baru untuk

    rumah tangga di Desa Puhjarak, karena penanaman biasa dilakukan di sawah.Sehingga rumah tangga dan KBDmenyepakati jumlah pembagian yangmasih sedikit untuk tanaman pangan.

    Untuk pemanenan memiliki jumlah yang berbeda pada setiap

    tanaman pangan. Jumlah panen yang berbeda tersebut tergantung pada perawatan dari masing-masing rumahtangga. Untuk penanaman kembali juga

    memiliki jumlah yang berbeda antartanaman pangan. Jumlah yang berbedaini juga didapat dari rumah tangga yangingin atau tidak menanam tanamantersebut setelah masa panen pertama dan jumlah yang ditanam kembalitergantung pada kebutuhan dari masing-masing rumah tangga.

     b.  Tanaman SayurDari hasil analisis pada Tabel 19

    menunjukkan aspek tanaman sayur inimemiliki nilai skor 12 atau 80,0% dariskor maksimal 15 dan termasuk pada

    kategori tinggi. Pembagian bibittanaman sayur bertujuan untukmemperkenalkan dan membiasakanrumah tangga mengkonsumsi sayurkhususnya untuk anak-anak. Bibit sayur

    yang dibagikan antara lain cabai,kangkung, bunga bunga kol, kubis, sawi,

    tomat dan terong. Bibit sayur yangdibagikan sebanyak 5 bibit per tanaman, bila ada bibit yang mati dapat digantidengan bibit baru dengan jenis yangsama atau dengan jenis yang berbeda

    sesuai kebutuhan dari RPL. Berikutgrafik jumlah keseluruhan dari tanaman

    sayur mulai dari penanaman awal, panendan penanaman kembali pada rumahtangga di Desa Puhjarak dalam kurunwaktu 1 kali masa panen.

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    11/20

    260 260 260 260 260 260 260

    185 193199

    213 223 222 223

    298 295 294313

    279301

    324

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    300

    350

    Cabai Kangkung Bunga Kol Kubis Sawi Tomat Terong

    Penanaman Panen Penanaman Ulang

     

    Grafik 2. Jumlah Keseluruhan Tanaman Sayur Pada Rumah Tangga

    Grafik 2 adalah grafik yangmenunjukkan jumlah keseluruhan darisumbangan KRPL berupa pembagian bibit tanaman sayur yaitu cabai,kangkung, bunga kol, kubis, sawi,tomat, dan terong. Di dalam grafiktersebut terdapat tiga grafik batanguntuk setiap tanaman pangan, yaitu penanaman, pemanenan dan penanamanulang. Untuk penanaman awal setiap

    tanaman sayur memiliki jumlah 260 bibit hal ini dikarenakan KBDmembagikan 5 bibit tanaman pada setiap

    rumah tangga yang melaksanakanKRPL. Jumlah tersebut merupakan jumlah yang telah disepakati oleh KBDdan rumah tangga dan sudah dianggapcukup untuk pelaksanaan awal KRPL di

    Desa Puhjarak.Pemilihan jumlah tanaman yang

    dibagikan yaitu sebanyak 5 bibit untuksetiap tanaman dianggap sudahmencukupi untuk ditanam di pekarangan, mengingat menanam sayurdi pekarangan merupakan hal yang tidak

    asing bagi warga Desa Puhjarak. Selainitu pembagian dengan jumlah tersebut

    masih sebuah pengenalan baru untukrumah tangga, bila terdapat rumahtangga yang tidak menyukai salah satu

    sayur yang disediakan maka dapatdiganti dengan jenis yang lain. 

    Dari alasan tersebut terdapatrumah tangga yang tidak menyukai salahsatu jenis sayur yang dibagikan olehKBD, oleh sebab itu rumah tanggatersebut menggantinya dengan sayur jenis lain yang lebuh disukai olehkeluarganya. Melihat kenyataan ini lah pembagian jumlah bibit sayur sebanyak

    5 bibit dianggap sebagai permulaanuntuk mengetahui bibit jenis sayur yanglebih diminati oleh masyarakat Desa

    Puhjarak.Untuk pemanenan tanaman sayur

     pada setiap tanaman memiliki jumlahyang berbeda hal ini tergantung padasistem atau cara perawatan dari setiap

    rumah tangga. Sedangkan penanamankembali tanaman sayur juga memiliki

     jumlah yang berbeda hal ini dapatdisebabkan karena jumlah kebutuhansayur rumah tangga juga berbeda-beda.Terdapat rumah tangga yangmemutuskan untuk tidak menanam

    kembali salah satu jenis sayuran ataupunmemutuskan untuk menanam lebih

     banyak sayuran yang disukai oleh rumahtangga.

    c.  Tanaman Buah

    Dari Tabel 19 dapat diketahui

     besarnya skor dari aspek tanaman buah

    yaitu 12 atau 80,0 dari jumlah skormaksimal 15. Skor 12 membuat aspek

    tanaman buah memiliki kategori tinggi.

    Buah dibutuhkan untuk asupan vitamin

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    12/20

    104 104

    78 80

    107 107

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    Pepaya Pisang

    Penanaman Panen Penanaman Ulang

    untuk keluarga khususnya anak-anak.Sebelum masukknya KRPL di Desa

    Puhjarak, masyarakat desa sudahmenanam buah-buahan, namun tanaman

    yang ditanam memiliki masa panentahunan, seperti mangga, belimbing,rambutan, nangka, kedondong. Olehkarena itu KBD Desa Puhjarak saat inimasih membagikan tanaman buah yang

    memiliki masa panen yang lebih cepat,seperti pisang dan pepaya. Bibit buah pisang dan pepaya dibagikan setiap 6 bulan sekali, mengingat bahwa masa panen dari pisang adalah sekitar 6 bulan

    dan pepaya sekitar 1 tahun. Untuk

     jumlah yang dibagikan tanaman buahmemiliki jumlah 2 bibit per tanaman.

    Hal ini dikarenakan masih dalam tahapuji coba, sama halnya seperti tanaman

    sayuran. Masyarakat Desa Puhjaraksebelumnya telah menanam tanaman buah, KRPL mencoba memperkenalkanmasyarakat untuk memulai menanam bibit buah pepaya dan pisang. Berikut

    grafik jumlah keseluruhan dari tanaman buah mulai dari penanaman awal, panendan penanaman kembali pada rumahtangga di Desa Puhjarak dalam kurunwaktu 1 kali masa panen.

    Grafik 3. Jumlah Keseluruhan Tanaman Buah Pada Rumah Tangga

    Grafik 3 adalah grafik yangmenunjukkan jumlah keseluruhan darisumbangan KRPL berupa pembagian

     bibit tanaman buah yaitu pisang danterong. Di dalam grafik tersebut terdapat

    tiga grafik batang untuk setiap tanaman pangan, yaitu penanaman, pemanenandan penanaman ulang. Untuk penanaman awal setiap tanaman buahmemiliki jumlah 104 bibit hal ini

    dikarenakan KBD membagikan 2 bibittanaman pada setiap rumah tangga yang

    melaksanakan KRPL. Perbedaan jumlah pemanenan dapat disebabkan karena berbedanya cara perawatan dari masing-masing rumah tangga yang menanam,karena terkadang tanaman buah yang

    ditanam tidak semua dapat panen atau

    ada juga yang terkena penyakit sehingga

    tanaman mati. Untuk grafik batang yangketiga yaitu penananam kembali pepayadan pisang memiliki jumlah yang sama

    yaitu 107 bibit. Hal ini dikarenakanmasing-masing rumah tangga memiliki

    kebutuhan akan buah yang berbeda,terdapat juga rumah tangga yang tidakmenanam kembali salah satu jenis buahkarena dalam rumah tangga terdapatkeluarga yang tidak menyukai tanaman

    tersebut. Atau pun terdapat rumahtangga yang memilih menanam lebih

     banyak untuk dijual atau diolah kembali.

    d.  Asupan ProteinPada Tabel 19 dapat dilihat nilai

    rata-rata yang didapat dari aspek protein

    adalah 10 atau 83,3% dari nilai

    maksimal 12, hal ini berarti aspek

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    13/20

    104

    5446

    22

    115

    51

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    Ayam Bebek

    Pemeliharaan Panen Unggas Pemeliharaan Ulang

     protein memiliki kategori tinggi. Sumbangan ternak ini berfungsi sebagai

    asupan protein untuk RPL. Ternak yangdibagikan adalah ayam dan bebek, pada

    Juklak KRPL yang lebih cocok untukmemelihara ternak adalah pekarangandengan tipe 2 yang memiliki luas area120 –  400 m

    2. Namun, di Desa Puhjarak

    luas pekarangan tipe 1 juga memelihara

    ternak ayam. Sedangkan untuk bebekyang memelihara adalah informan yangmemiliki luas pekarangan tipe 2. Initerjadi karena disesuaikan dengan

    kebutuhan dan keinginan dari RPL.KRPL memiliki tujuan dengan

    membagikan unggas pada RPL agarkeluarga mendapat asupan protein

    hewani dengan mudah bilamemeliharanya sendiri. Berikut grafik jumlah keseluruhan dari asupan protein berupa pemeliharaan ternak unggasmulai dari pemeliharaan awal unggas,

     panen unggas dan pemeliharaan unggaskembali pada rumah tangga di DesaPuhjarak.

    Grafik 4. Jumlah Keseluruhan Ternak Unggas Pada Rumah Tangga

    Grafik 4 adalah grafik yangmenunjukkan jumlah keseluruhan darisumbangan KRPL berupa pembagianternak unggas yaitu ayam dan bebek. Didalam grafik tersebut terdapat tiga grafik

     batang untuk setiap jumlah ternakunggas, yaitu pemeliharaan unggas,

     pemanenan unggas dan pemeliharaanunggas ulang. Untuk pemeliharaan awal pada ayam memiliki jumlah 104 ekor,KBD membagikan ayam sebanyak 2ekor pada setiap rumah tangga.

    Sedangkan untuk bebek memiliki jumlah yang jauh lebih sedikit yaitu

    sekitar 54 ekor jumlah bebek yangsedikit dikarenakan tidak semua rumahtangga mendapatkan bebek untukdipelihara karena keterbatasan pekarangan yang dimiliki oleh rumah

    tangga. Rumah tangga yang memelihara

     bebek sebanyak 27 rumah tangga pada

    setiap rumah tangga mendapat 2 ekor bebek.

    Untuk pemanenan unggas inidapat disesuaikan dengan kebutuhandari masing-masing rumah tangga.

    Untuk ayam jumlah ayam yang telahdipanen sebanyak 46 ekor dan untuk

     bebek 22 ekor. Pemanenan unggas yangdimaksud adalah unggas yang dipotonguntuk konsumsi rumah tangga gunamemenuhi asupan protein dari masing-masing anggota rumah tangga.

    Sedangkan untuk grafik batang yangketiga yaitu pemeliharaan kembali,

    ayam memiliki jumlah 115 ekor lebih banyak dari awal pembagian dan bebek51 ekor lebih sedikit dibanding denganawal pembagian.

     Namun, terdapat pula informan

    yang memelihara ayam lebih banyak

    dari jumlah yang dibagikan sebelumnya.

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    14/20

    Hal ini terjadi karena ayam merupakanasupan protein hewani yang paling

    digemari dan memiliki banyak pilihancara dalam pengolahannya, selain itu

     juga KBD masih memberikansumbangan untuk rumah tangga dalammemasok persediaan ayam per rumahtangga. KRPL selain menyumbangternak unggas untuk meningkatkan

    konsumsi protein hewani juga mampumengurangi pengeluaran dari rumah

    tangga untuk pemenuhan protein darikeluarga. Terdapat perubahan pola

    dalam cara pemenuhan kebutuhan, yangawalnya dalam pemenuhan protein harus

    membeli di pasar sejak adanya KRPLyang memberikan sumbangan proteinrumah tangga menjadi tidak perlumembeli di pasar. Hal ini dikarenakanrumah tangga mampu untuk memelihara

    dan mengembangbiakkan ternak unggassecara mandiri.

    2.  Ketahanan Pangan RumahTangga di Desa Puhjarak

    Ketahanan pangan rumah tanggamemiliki tiga sub sistem berikut adalah

    skor dan kategori ketahanan panganrumah tangga Desa Puhjarak yang dapat

    dilihat pada Tabel 20.

    Tabel 20. Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa PuhjarakNo. Indikator Skor Rata-

    Rata

    Lapang

    Skor

    Maksimal

    Persentase (%)

    terhadap skor

    maksimal

    Kategori

    1. Ketersediaan Pangan 8 9 88,9 Tinggi

    2. Aksesibilitas Pangan 7 9 77,8 Tinggi

    3. Penyerapan Pangan 6 6 100,0 Tinggi

    Rata - Rata 7 8 87,5 Tinggi

    Sumber : Data Primer yang Diolah, 2013 

    Hasil penelitian di atasmenunjukkan bahwa rata-rata skor untukketahanan pangan rumah tangga adalah7 dari rata-rata skor maksimal yaitu 8.Angka tersebut menunjukkan bahwarata-rata peran KRPL berada padak etegori “Tinggi” atau “Positif”. Hal inidikarenakan didapat dari skor yangtinggi dari aspek ketersediaan pangan,aksesibilitas pangan, dan penyerapan

     pangan. Berikut dijelaskan aspek dariketahanan pangan rumah tangga :

    a. 

    Ketersediaan PanganDari hasil analisis pada Tabel 20,

    indikator ketersediaan pangan

    menunjukkan skor rata-rata 8 atau88,9% dari skor maksimal yang dapatdicapai yaitu 9 dan termasuk dalamkategori tinggi. Ketersediaan pangandalam rumah tangga mengacu pada

     pengukuran pangan yang cukup dantersedia dalam jumlah yang dapatmemenuhi kebutuhan konsumsi rumahtangga. Ketersediaan pangan ini harusmampu mencukupi pangan yang

    didefinisikan sebagai jumlah kalori yangdibutuhkan untuk hidup aktif dan sehat.Penentuan jangka waktu ketersediaanmakanan pokok di pedesaan terkadangdilihat dengan mempertimbangkan jarakantara musim tanam dengan musimtanam berikutnya (Suharjo, 1985).

    Sumbangan yang diberikan olehKRPL diharapkan dapat memenuhikebutuhan pangan dalam rumah tangga

    yang berasal dari tanaman pangan,tanaman sayur, tanaman buah dan

    asupan protein dari pemeliharaan ternak,untuk memenuhi kebutuhan ataskarbohidrat, protein, lemak,vitamin dan

    mineral serta turunannya, yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatanmanusia. Dalam ketersediaan pangan initerdapat dua indikator, yang pertamaadalah kuantitas yaitu jumlah persediaan

     pangan dalam rumah tangga, dikatakancukup bila persediaan dapat mencukupiselama ≥ 240 hari dan tidak terjadikekurangan pangan. Persediaan inidisokong oleh adanya sumbangan dari

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    15/20

    KRPL berupa bibit tanaman dan proteinyang secara tidak langsung mampu

    membantu menyediakan pangan bagikeluarga.

    Maxwell dan Frankenberger(1992) menyatakan bahwa pencapaianketahanan pangan rumah tangga dapatdiukur dari berbagai indikator. Indikator proses menggambarkan situasi pangan

    yang ditujukan oleh ketersediaan panganyang berkaitan dengan produksi pertanian dan pengelolaan lahan. Dalamhal ini KRPL mencoba untukmemaksimalkan kegunaan lahan

     pekarangan untuk memenuhi persediaan pangan rumah tangga denganmembudidayakan berbagai macamtanaman yang berguna untuk memenuhikebutuhan makan dari masing-masinganggota keluarga informan.

    Sub sistem kedua adalahdiversifikasi pangan yang dapat dilihatdari beragamnya pangan yangdikonsumsi oleh rumah tangga sepertikarbohidrat, protein nabati dan proteinhewani. Pergantian jenis makanan ini

     juga merupakan indikator dariketersediaan pangan. Peran KRPL dalammemberikan sumbangan bibit tanaman

    dan ternak dapat menjadi asupan proteinnabati yang meliputi hasil panen daritanaman pangan, sayur, dan buah yangdidapat dari pemanfaatan pekaranganyang dimiliki oleh rumah tangga.

    Sedangkan untuk protein hewani didapatdari pemeliharaan ternak berupa ayam

    dan bebek. Menurut penelitian yangdilakukan oleh PPK-LIPI rumah tanggadengan kualitas pangan baik adalahrumah tangga yang memiliki pengeluaran untuk lauk-pauk berupa

     protein hewani dan nabati. Sedangkanrumah tangga dengan kualitas pangan

    kurang baik adalah rumah tangga yangmemiliki pengeluaran untuk lauk-pauk berupa protein nabati saja. Untuk rumahtangga dengan kualitas pangan tidak baik adalah rumah tangga yang tidak

    memiliki pengeluaran untuk lauk-pauk

     berupa protein baik hewani maupunnabati. Dari ke-52 informan yang

    menjadi penelitian rata-rata informanmasuk dalam rumah tangga dengan

    kualitas pangan yang baik, karenamengkonsumsi protein nabati danhewani.

     b.  Aksesibilitas Pangan

    Dari hasil analisis pada Tabel 20,indikator aksesibilitas panganmenunjukkan skor rata-rata 7 atau77,8% dari skor maksimal yang dapatdicapai yaitu 9 dan termasuk dalam

    kategori tinggi. Aksesibilitas merupakankemudahan rumah tangga dan individudengan sumber daya yang dimiliki untukmemperoleh pangan yang cukup didapatdari produksi pangan sendiri, pembelianataupun melalui bantuan pangan. Padaaksesibilitas ini terdapat 3 sub sistem,yang pertama adalah akses ekonomiyang dilihat dari mana sumber panganyang dikonsumsi apakah memproduksisendiri atau membeli. Bila rumah tanggatelah memiliki akses langsung karena

    memiliki sawah/pekarangan maka akanmemiliki akses secara langsung pula pada sumber pangan. Hal ini akan lebih

    mempermudah rumah tangga dalammemperoleh kebutuhan pangannya tanpaharus mengeluarkan biaya tamabahanuntuk transportasi dan biaya untukmembeli di pasar.

    Menurut sumber yang sama yaituPPK-LIPI cara rumah tangga

    memperoleh pangan dikelompokkandalam dua kategori yaitu produksisendiri yang didapat dari hasil panen di pekarangan/sawah dan membeli di pasar. Akses langsung terhadap sumber

     pangan dapat mempermudah rumahtangga untuk memenuhi kebutuhan

    makan keluarga. sedangkan untuk subindikator ketiga adalah aspek sosial yangdapat dilihat dari kesukaan makan ataukebiasaan makan dari informan dankeluarganya. 

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    16/20

    Sub sistem kedua adalah aksesfisik, hal ini dapat dilihat dari

    kemudahan dalam memperoleh panganyang berhubungan langsung dengan

     jarak pasar yang notabene menjadisumber dalam memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga. Namun, padakenyataannya pasar terdekat dari DesaPuhjarak memiliki jarak 2-3 km dengan

    kondisi jalan desa yang masih buruk dantidak memiliki penerangan di sisi jalan.Hal ini akan menyulitkan masyarakatdalam memenuhi kebutuhan pangannya.Dengan adanya pemanfaatan pekarangan

    akan mempermudah masyarakat karenatidak perlu ke pasar untuk membelikebutuhan pangan harian keluarga. 

    Sub sistem ketiga adalah aksessosial ini dapat diketahui apakah dalamrumah tangga tersebut anggota keluargamenyukai semua jenis makanan atau ada jenis makanan tertentu yang tidakdisukai. Rata-rata informan di DesaPuhjarak dalam rumah tangga nyamemiliki salah satu anggota yang tidakmenyukai salah satu jenis makanan.

    Akses sosial berhubungan langsungdengan jumlah tanaman yang dibagikanoleh KBD, karena jika salah satu jenis

    sayur kurang diminati oleh masyarakatmaka akan diganti dengan sayur jenislain yang lebih diminati olehmasyarakat. Akses sosial juga berhubungan dengan kesejahteraan

    keluarga, semakin sejahtera sebuahkeluarga maka akan mudah juga akses

    sosialnya karena mampu memenuhikebutuhan pangannya tidak hanyamelalui pemanfaatan pekarangan sajanamun juga dengan membeli pangan jenis lain di pasar.

    c.  Penyerapan panganDari hasil analisis pada Tabel 20,

    indikator penyerapan panganmenunjukkan skor rata-rata 6 atau

    100,00% dari skor maksimal yang dapatdicapai yaitu 6 dan termasuk dalamkategori tinggi. Penyerapan panganmemiliki 2 sub sistem yaitu yang pertama adalah frekuensi makan seperti

     berapa kali rumah tangga makan dalamsatu hari. Asumsi bahwa di daerahterntentu masyarakat yang mempunyaikebiasaan makan tiga kali sehari dapatmenggambarkan keberlanjutan dari

    ketersediaan pangan dalam rumahtangga. Di Desa Puhjarak rata-ratainforman mempunyai kebiasaan makantiga kali sehari. 

    Menurut Raharto (1999)mengurangi frekuensi makan ataumengkombinasikan bahan makananmerupakan salah satu strategi rumahtangga untuk memperpanjang ataumempertahankan ketersediaan panganagar dapat berlangsung dalam jangka panjang. Berdasarkan penelitian PPK-

    LIPI rumah tangga yang memiliki persediaan makanan yang cukup padaumumnya makan sebanyak 3 kali sehari.

    Rata-rata informan di Desa Puhjarakmemiliki persediaan makan yang cukupkarena memiliki frekuensi makansebanyak tiga kali sehari. 

    Sedangkan untuk sub sistem kedua

    adalah pengetahuan yang dimiliki olehkeluarga, dimana keluarga mengetahui

    tentang cara hidup sehat seperti adanyasanitasi di dalam lingkungan rumah, pemenuhan akan gizi keluarga dan lainsebagainya. Pengetahuan ini didapat dari penyuluhan yang telah dilaksanakan

    oleh perwakilan dari dinas terkait padatahapan sosialisasi dan pelaksanaan.

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    17/20

    3.  Peranan Program KRPL Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Rumah Tanggadi Desa Puhjarak

    Dalam peranan KRPL dalammeningkatkan ketahanan pangan rumah

    tangga ini didapat dari menghubungkanantara peran KRPL dalam memberikansumbangan berupa bibit tanaman dan

    ternak dalam meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga melalui

    sumbangan tersebut. Berikut tabel yangmenjelaskan tentang hubungan tersebut :

    Tabel 21. Peranan KRPL Dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga DesaPuhjarak

    Peran KRPL

    (X)

    Ketahanan pangan RT (Y) Jumlah (%)

    Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%)

    Rendah (%) 0

    (0,00)

    0

    (0,00)

    0

    (0,00)

    0

    (0,00)

    Sedang (%) 0

    (0,00)

    1

    (6,25)

    15

    (93,75)

    16

    (100,00)Tinggi (%) 0

    (0,00)

    0

    (0,00)

    36

    (100,00)

    36

    (100,00)

    Rata –  Rata (%) 0

    (0,00)

    1

    (1,92)

    51

    (98,08)

    52

    (100,00)

    Sumber : Data Primer yang Diolah, 2013 

    Dari tabel 21 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara peran KRPL terhadap ketahanan panganrumah tangga di Desa Puhjarak.Pengertian ini didapat karena letak

     persen terbesar membentuk poladiagonal, bahwa peran KRPL yangtergolong rendah dan ketahanan pangan juga rendah tidak ada atau 0. Kemudian peran KRPL dengan kategori sedang dan pada saat ketahanan pangan rumahtangga sedang terdapat 1 informan atau6,25%. Kemudian peran KRPL yangtergolong sedang namundenganketahanan pangan rumah tanggayang tergolong tinggi adalah sebanyak15 informan atau 93,75%. Kemudian

     peran KRPL yang tergolong tinggi danketahanan pangan rumah tanggatergolong tinggi juga memiliki jumlahyang besar yaitu sebanyak 36 informanatau 100%.

    Dari keterangan tabel diatas dapatdijelaskan bahwa peranan KRPL dalam

    memberikan sumbangan bibit tanamandan protein memiliki hubungan positifdengan ketahanan pangan rumah tanggaDesa Puhjarak. Hubungan positifdimaksudkan pada saat nilai persentase

    dari peran KRPL dan ketahanan pangan

    saling berhubungan, yaitu peran KRPLsedang dengan ketahanan pangan yangsedang. Peran KRPL tinggi denganketahanan pangan yang tinggi. Haltersebut mengalami peningkatan pada

    nilai persentasinya. Faktor yangmempengaruhi adanya peningkatan iniadalah para informan memiliki antusiasyang tinggi untuk ikut andil dalam pelaksaan KRPL di Desa Puhjarak. DesaPuhjarak merupakan salah satu desayang sering menjadi desa pelaksanasuatu program. KRPL mejadi program baru yang memanfaatkan pekaranganuntuk memenuhi kebutuhan panganharian dari rumah tangga. Hal tersebutmenjadikan masyarakat lebih terbuka

    (open minded ) terhadap masuknyaKRPL di Desa Puhjarak, sehingga program dapat berjalan lancar karenamasyarakat mampu bekerja samadengan instansi terkait.

    Faktor lain yang mempengaruhi peningkatan tersebut karena sumbangan

    dari KRPL yang diberikan padainforman, seperti tanaman pangan,tanaman sayur, tanaman buah, dan protein yang masing-masingnyamemiliki kategori tinggi (tabel 18). Hal

    ini terlihat dari pemberian bibit tanaman

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    18/20

    dan ternak yang diberikan secara cuma-cuma pada awal pelaksanaan KRPL di

    Desa Puhjarak, hal ini menjadi salahsatu penunjang dalam pelaksanaan

    KRPL agar mampu bersifat kontinusehingga tujuan awal terbentuknya

    KRPL dapat terlaksana.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    1.  Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitiantentang peran KRPL terhadap ketahanan

     pangan rumah tangga di Desa Puhjarak,Kecamatan Plemahan, KabupatenKediri, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    a. 

    Rancang bangun adalah rencanayang telah diatur sebelummengerjakan sesuatu, sama halnyadengan KRPL. Memiliki perencanaan yang menjadikoridor dalam melaksanakanKRPL, yaitu tahap persiapan, pembentukan kelompok,sosialisasi, perencanaan kegiatan, pelatihan, pelaksanaan, pembiayaan, monitoring danevaluasi. Seluruh tahapan

    merupakan satu kesatuan, namunada tahapan yang lebih

    mendominasi yaitu tahap pelaksanaan. Hal tersebut dapatterjadi karena telah terorganisasidengan lebih baik dibandingdengan tahapan lain dandilaksanakan oleh seluruh anggotaKRPL dan perwakilan dari

    masing-masing dinas. Selain itu, pelaksanaan juga merupakan awal

    dari keberlanjutan KRPL di DesaPuhjarak. Pelaksanaan kegiatanyang terdiri dari pembagian bibit

    tanaman dan ternak serta pembuatan kolam ini

    dilaksanakan pada bulan Maret2012, berjalan dengan baiksehingga pengembangan KRPL juga dapat dimonitor dengan baik pula.

     b.  Peranan KRPL dalammeningkatkan ketahanan pangan

    rumah tangga adalah dengan

    memberikan sumbangan berupa

     bibit tanaman dan ternak yangakan dikelola oleh rumah tangga

    yang mengikuti KRPL.Sumbangan yang didapat terdiridari 4 macam yaitu bibit tanaman pangan, sayur, buah dan ternak

     berupa unggas. Namun, dari banyaknya bibit yang dibagikanterdapat beberapa jenis bibit yangtidak terlalu diminati olehmasyarakat Desa Puhjarak seperti pada tanaman pangan, bibit talaskurang diminati, sedangkan untuktanaman sayur yang kurangdiminati adalah jenis sayur sawi,untuk tanaman buah memilikirespon yang baik dari masyarakatkarena memiliki jumlah yang

    sama dan lebih besar dari jumlahsebelumnya. Untuk asupan

     protein yang didapat dari pemeliharaan unggas, khususnyauntuk protein yang berasal dariayam. Peran KRPL dalammeningkatkan ketahanan panganrumah tangga denganmemberikan sumbangan berupa

     bibit tanaman dan ternak jugadapat dilihat melalui

     perbandingan skor pada tabelsilang. Maka akan didapatkan bahwa peranan KRPL dalam

    meningkatkan ketahanan panganrumah tangga memiliki hubungan

     positif, karena nilai persenterbesar tersebar dan membentuk pola diagonal, selain itu terjadi peningkatan ketika peran KRPLrendah dan ketahanan pangan

    rendah memiliki 0%. Pada saat peran KRPL sedang dan

    ketahanan pangan sedang hanya

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    19/20

    6,25%. Akan tetapi peran KRPLtinggi dan juga ketahanan pangan

    tinggi memiliki nilai sebesar100%.

    2.  Saran

    Berdasarkan hasil penelitianmengenai hubungan program KRPLterhadap ketahanan pangan rumah

    tangga maka saran alternatif yang dapatdikemukakan adalah sebagai berikut :a.  Untuk instansi yang terkait

    dengan KRPL di Desa Puhjaraksebaiknya mempunyai catatan

    atau track record   tentang pelaksanaan KRPL, sehingga pelaksanaan di lapang sesuaidengan Juklak yang telahditetapkan. Diharapkan juga untuk

    terus memonitor perkembangandari KRPL agar KRPL dapat terus

     berjalan dengan baik dan lancarsehingga tujuan yang telah

    dikemukakan dapat terwujud. b.  Untuk anggota KRPL agar tetap

    terus mengembangkan KRPL agarmampu meningkatkan levelketahanan pangan rumah tangga

    menjadi level yang nasionaldengan memproduksi sendirikebutuhan pangan melalui pemanfaatan pekarangan.

    c.  Untuk peneliti dan mahasiswa

    agar kedepannya dapat mengkajilebih mendalam tentang KRPLkhusunya tujuan KRPL dalammeningkatkan ketahanan panganrumah tangga.

  • 8/20/2019 Program_Kawasan_Rumah_Pangan_Lestari_Dal.pdf

    20/20

    DAFTAR PUSTAKA

    Dewan Ketahanan Pangan dan World Food Programme. 2005.  Peta Kerawanan Pangan

     Indonesia (FIA). http://www.foodsecurityatlas.org. Diakses pada 8 Desember 2013

    Maxwell, S., dan T. Frankenberger. 1992. Household Food Security Concepts, Indicatorsand Measurements. http.//www.ifad.org. diakses pada 27 Desember 2013

    Raharto, Aswatini dan Haning Romdiati. 1999.  Identifikasi Rumah Tangga Miskin,Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII . Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.Jakarta

    Slovin, Husein Umar. 2000.  Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. GramediaPustaka Utama. Jakarta

    Suharjo, dkk. 1985. Pangan, Gizi dan Pertanian. UI Press. Jakarta

    http://www.foodsecurityatlas.org/http://www.foodsecurityatlas.org/