putusan bebas dalam tindak pidana penipuan …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/skripsi...

141
PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN KERJASAMA PEMBANGUNAN JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN PASIR LUHUR PERMAI (Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman Disusun oleh: RETNO SEPTIANA NIM E1A009235 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS HUKUM PURWOKERTO 2013

Upload: truongdung

Post on 09-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

PUTUSAN BEBAS DALAM

TINDAK PIDANA PENIPUAN KERJASAMA PEMBANGUNAN

JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN PASIR LUHUR PERMAI

(Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Disusun oleh:

RETNO SEPTIANA

NIM E1A009235

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS HUKUM

PURWOKERTO

2013

Page 2: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

PUTUSAN BEBAS DALAM

TINDAK PIDANA PENIPUAN KERJASAMA PEMBANGUNAN

JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN PASIR LUHUR PERMAI

(Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt)

OLEH

RETNO SEPTIANA

E1A009235

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Meraih

Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum UNSOED

Isi dan format telah disetujui,

Pada tanggal: 27 Agustus 2013

Pembimbing I/ Pembimbing II/ Penguji IIIPenguji I Penguji II

Dr. Hibnu Nugroho, S.H., M.H. Pranoto, S.H., M.H. Handri W. S ., S.H., M.H.NIP.19640724 199002 1 001 NIP. 19540305 198601 1 001 NIP.19581019 198702 2 001

MengetahuiDekan,

Dr. Angkasa, S.H., M.Hum.NIP. 19640923 198901 1 001

Page 3: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya :

Nama : RETNO SEPTIANA

NIM : E1A009235

Judul Skripsi : PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA

PENIPUAN KERJASAMA PEMBANGUNAN

JARINGAN LISTRIK PERUMAHAN PASIR

LUHUR PERMAI (Tinjauan Yuridis terhadap

Putusan No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt)

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini adalah betul-betul karya sendiri dan

tidak menjiplak hasil karya orang lain maupun dibuatkan oleh orang lain.

Dan apabila terbukti saya melakukan Pelanggaran sebagaimana tersebut di atas,

maka saya bersedia dikenakan sanksi apapun dari fakultas.

Purwokerto, 27 Agustus 2013

RETNO SEPTIANANIM E1A009235

Page 4: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya, sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul : PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK

PIDANA PENIPUAN KERJASAMA PEMBANGUNAN JARINGAN

LISTRIK PERUMAHAN PASIR LUHUR PERMAI (Tinjauan Yuridis

terhadap Putusan No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt). Penulis menyadari keterbatasan

penulis, sehingga selesainya skripsi ini tidak lepas dari bimbingan serta banyuan

banyak pihak yang telah berjasa, oleh karena itu hanya ucapan terima kasih yang

dapat penulis haturkan dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Angkasa, S.H., M.H, selaku Dekan Fakuktas Hukum Universitas

Jenderal Soedirman Purwokerto;

2. Pranoto, S.H., M.H, selaku dosen pembimbing I / dosen penguji I, yang

telah memberikan arahan, nasihat, ilmu-ilmu dan pengalaman yang

berharga;

3. Dr. Hibnu Nugroho, S.H., M.H, selaku dosen pembimbing II / dosen

penguji II, yang telah membimbing, memberikan arahan, dukungan, ilmu-

ilmu serta saran dalam skripsi penulis yang sangat berharga;

4. Handri Wirastuti Sawitri, S.H., M.Hum, selaku dosen penguji III yang

telah memberikan saran-saran yang membantu penulis dalam

menyempurnakan skripsi penulis;

5. Haryanto Dwi Atmodjo, S.H., M.Hum, selaku dosen pembimbing

akademik;

Page 5: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

6. Antonius Sidik Maryono, S.H., M.S, selaku ketua Biro Konsultasi dan

Bantuan Hukum (BKBH) Universitas Jenderal Soedirman dan juga

pembina biro konsultasi dan bantuan hukum mahasiswa (Bikohuma), yang

telah memberikan nasihat-nasihat, ilmu-ilmu, pengalaman yang berharga

serta bimbingan kepada penulis;

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Hukum Universitas Jenderal Soedirman

Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih

atas ilmu dan pengetahuan serta dedikasi yang telah diberikan selama ini;

8. Orang tua, serta adik dari penulis yang telah memberikan dukungan, kasih

sayang yang tulus. Semangat untuk mengerjakan skripsi ini serta doa yang

tulus untuk penulis agar selesainya skripsi ini dan lulus dari Fakultas

Hukum Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto;

9. Seluruh keluarga besar penulis terimakasih atas semangat, doa yang tulus

untuk penulis;

10. Keluarga besar anggota Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Mahasiswa

(Bikohuma);

11. Big Family Justicia English Club (JEC) Fakultas Hukum.

12. Temab-teman Tim Kompetisi Peradilan Semu Perdata Piala Bulak Sumur

2012 di UGM dan Tim Kompetisi Peradilan Semu Tindak Pidana

Pelanggaran HAM Berat Tingkat Nasional Piala Rudi M. Rizki 2013 di

Unpad;

13. Teman-teman KKN Desa Kebon Gede Kecamatan Bantar Bolang,

Pemalang;

14. Sahabat-sahabat penulis yang luar biasa;

15. Para sahabat dan teman-teman angkatan 2009 khususnya kelas C, kakak-

kakak angkatan serta adik-adik angkatan Fakultas Hukum Universitas

Jenderal Soedirman Purwokerto;

16. Teman-teman dan adik-adik di Banyu Education;

Page 6: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

17. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu yang telah

memberikan motivasi, dukungan, sumbangan pemikiran penulis haturkan

terima kasih.

Kritik dan saran yang bersifat membangun senantiasa Penulis nantikan

sebagai acuan untuk karya ilmiah selanjutnya. Semoga karya ini dapat

bermanfaat, baik kepada Penulis maupun kepada semua pihak. Penulis menyadari

masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini.

Purwokerto, 26 Agustus 2013

Penulis,

Retno Septiana

E1A009235

Page 7: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

ABSTRAK

Putusan pengadilan merupakan hasil musyawarah hakim berdasarkanpenilaian dari surat dakwaan dihubungkan dengan segala sesuatu yang terbuktidalam pemeriksaan di sidang pengadilan. Menurut KUHAP ada 3 (tiga) bentukputusan pengadilan yaitu putusan bebas (Pasal 191 ayat (1) KUHAP), putusanlepas dari segala tuntutan hukum (Pasal 191 ayat (2) KUHAP), dan putusanpemidanaan (Pasal 193 ayat (1) KUHAP). Dalam penjelasan mengenai ketentuanyang diatur dalam Pasal 191 ayat (1) KUHAP dikatakan, bahwa yang dimaksudperbuatan yang didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkandalam putusan bebas adalah tidak cukup terbukti menurut penilaian hakim atasdasar pembuktian dengan menggunakan alat bukti menurut ketentuan hukumacara pidana ini. Putusan pengadilan yang membebaskan terdakwa diantaranyaadalah putusan hakim Pengadilan Negeri Purwokerto dengan nomor registerperkara 39/Pid.B/2008/PN.Pwt yang mana Penuntut Umum mendakwa terdakwadengan dakwaan alternatif yakni melanggar Pasal 378 Undang-undang No. 1tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau Pasal 372Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP).

Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-X/2012meskipun dalam amar putusan tidak dicantumkan mengenai penahanan tetapijaksa sebagai eksekutor berdasarkan Pasal 270 KUHAP harus tetapmengeksekusinya dan putusan tersebut tidak batal demi hukum. Penuntut Umumatau terdakwa dapat mengajukan upaya hukum kasasi terhadap putusan bebas halini diperkuat dengan adanya putusan Mahkamah Konstitusi nomor 114/PUU-X/2012 selain itu Jaksa Agung berdasarkan Pasal 259 ayat (1) KUHAP dapatmengajukan kasasi demi kepentingan hukum.

Kata Kunci: Putusan Bebas, Putusan Pengadilan, Putusan Hakim.

Page 8: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

ABSTRACT

Court decision is the result of judge’s discussion by considering theaccusation and corelate it with everything have been proven in the court session.According to Indonesian Law Procedure or KUHAP, there are three form ofdecision, those are free decision (Article 191 clause 1 KUHAP), release of anyaccusation 9Article 191 clause 2), and condemnation decision (Article 193 clause1 KUHAP). The explanation about Article 191 clause 1 KUHAP define that theunproven accusated act is the accusation that not properly proven according tothe judges appraisal based on the authentication session that perform theevidence instruments in KUHAP. One of the case that released the defendant fromthe accusation is a case that has been presided in Purwokerto Court with theregister number 39/Pid.B/2008/PN.Pwt. In this case, the general prosecutoraccusated the defendant with alternative accusation those are: against the rule ofArticle 378 Act 1/1946 (KUHP) or Article 372 Act 1/1946 (KUHP).

Based on the Constitution Court Number 69/PUU-X/2012, eventhough inthe decision injuction there’s no command about the restraining order, but theprosecutor as the executor based on Article 270 KUHAP should release thedefendant and the decision is not legally null. The prosecutor or defendant canpropose the appeal to the supreme court for the free decision based on theSupreme Court decision number 114/PUU-X/2012. The Attorney General alsocan propose the appeal for the sake of law based on Article 259 clause 1 KUHAP.

Keyword: Free Decision, Court Session, Judge Decision

Page 9: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah-------------------------------------------------1

B. Perumusan Masalah------------------------------------------------------7

C. Tujuan Penelitian---------------------------------------------------------7

D. Kegunaan Penelitian -----------------------------------------------------8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan Asas Hukum Acara Pidana

1. Pengertian Hukum Acara Pidana-----------------------------------9

2. Tujuan dan Fungsi Hukum Acara Pidana ----------------------- 11

3. Asas Hukum Acara Pidana ---------------------------------------- 13

B. Pembuktian

1. Arti Pembuktian ---------------------------------------------------- 23

2. Sistem Pembuktian ------------------------------------------------ 25

3. Alat Bukti dan Kekuatan Pembuktian -------------------------- 28

C. Putusan Pengadilan

1. Pengertian Putusan ------------------------------------------------- 35

2. Bentuk Putusan Pengadilan --------------------------------------- 36

D. Putusan Bebas

1. Pengertian Putusan Bebas ----------------------------------------- 42

2. Pengertian Putusan Bebas Tidak Murni ------------------------- 42

3. Akibat Hukum dijatuhkannya Putusan Bebas ------------------ 49

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan ---------------------------------------------------- 55

B. Spesifikasi Penelitian -------------------------------------------------- 55

C. Lokasi Penelitian ------------------------------------------------------- 56

D. Sumber Data ------------------------------------------------------------ 56

E. Metode Pengumpulan Data ------------------------------------------- 57

F. Metode Penyajian Data------------------------------------------------ 57

Page 10: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian --------------------------------------------------------- 58

B. Pembahasan ------------------------------------------------------------- 96

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ----------------------------------------------------------------126

B. Saran---------------------------------------------------------------------128

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 ayat (3) dalam amandemen

keempat dengan tegas menyatakan, bahwa Negara Indonesia adalah negara

berdasarkan hukum. Hal ini berarti Republik Indonesia ialah negara hukum

yang demokratis berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

menjunjung tinggi hak asasi manusia dan menjamin segala warga negara

bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, serta wajib

menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Jelaslah bahwa penghayatan, pengamalan, dan pelaksanaan hak asasi manusia

maupun hak serta kewajiban warga negara untuk menegakkan keadilan tidak

boleh ditinggalkan oleh setiap warga negara, setiap penyelenggara negara,

setiap lembaga kenegaraan, dan lembaga kemasyarakatan baik di pusat

maupun di daerah yang perlu terwujud pula dalam dan dengan adanya hukum

acara pidana ini. 1

Menurut Simon, hukum acara pidana disebut juga hukum pidana

formal untuk membedakannya dengan hukum pidana material. Hukum pidana

material atau hukum pidana itu berisi petunjuk dan uraian tentang delik

peraturan tentang syarat-syarat dapatnya dipidana sesuatu perbuatan, petunjuk

tentang orang yang dapat dipidana dan aturan tentang pemidanaan: mengatur

1 P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, 2010, Pembahasan KUHAP Menurut IlmuPengetahuan Hukum Pidana&Yurisprudensi, Jakarta: Sinar Grafika, hal.8.

Page 12: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

2

kepada siapa dan bagaimana pidana itu dapat dijatuhkan. Sedangkan hukum

pidana formal mengatur bagaimana negara melalui alat-alatnya melaksanakan

haknya untuk memidana dan menjatuhkan pidana, jadi berisi acara pidana.2

Fungsi hukum pidana pada umumnya adalah untuk mengatur dan

menyelenggarakan kehidupan masyarakat agar dapat tercipta dan

terpeliharanya ketertiban umum. Oleh karena itu barang siapa yang

melanggar ketentuan yang ada dalam hukum pidana Undang-undang No. 1

tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan

memenuhi unsur-unsur yang ditetapkan dalam ketentuan tersebut maka dapat

dikenai sanksi pidana.3 Sanksi pidana merupakan ultimum remedium yaitu

obat terakhir, apabila sanksi atau upaya-upaya pada cabang hukum lainnya

tidak mempan atau dianggap tidak mempan.4

Apabila hakim memandang pemeriksaan sidang sudah selesai, maka

hakim mempersilahkan Penuntut Umum membacakan tuntutannya

(requisitoir). Setelah itu giliran terdakwa atau penasihat hukumnya

membacakan pembelaannya, yang dapat dijawab oleh Penuntut Umum,

dengan ketentuan terdakwa atau penasihat hukumnya mendapat giliran

terakhir (Pasal 182 ayat (1) KUHAP). Dalam ketentuan tersebut, tuntutan dan

jawaban atas pembelaan dilakukan secara tertulis dan setelah dibacakan

segera diserahkan kepada hakim ketua sidang dan turunannya kepada pihak

yang berkepentingan serta apabila acara tersebut telah selesai maka hakim

2 Mohammad Taufik Makarao dan Suhasril, 2004, Hukum Acara Pidana Dalam TeoriDan Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesia, hal. 1.

3 Adami Chazawi, 2008, Pelajaran Hukum Pidana Bagian I, Jakarta: Raja GrafindoPersada, hal 15.

4 Habib Adji, Jurnal Renvoi, Nomor 10-22 Tanggal 3 Maret 2005, hal. 126.

Page 13: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

3

ketua sidang menyatakan bahwa pemeriksaan dinyatakan ditutup. Sesudah

pemeriksaan dinyatakan ditutup, hakim mengadakan musyawarah terakhir

untuk mengambil keputusan dan harus didasarkan kepada surat dakwaan dan

segala sesuatu yang terbukti dalam sidang pengadilan.

Melalui putusannya, hakim akan menentukan berat ringannya pidana/

hukuman yang dijatuhkan, sedangkan pada bagian lain, melalui putusannya

pula hakim akan memastikan hukumnya atas sesuatu hak atau sesuatu benda,

hukumnya pula atas sesuatu perbuatan atau tindakan.5 Kekuasaan kehakiman

adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan

guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945, demi terselenggaranya negara hukum Republik

Indonesia (Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No.48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman) sedangkan Pasal 50 ayat (1) Undang-Undang No.48

Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman: segala putusan hakim selain

harus memuat alasan dan dasar putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu

dari peraturan perundang-undangan yang bersangkutan atau sumber hukum

tak tertulis yang dijadikan dasar untuk mengadili.6 Putusan pengadilan

dianggap sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang

terbuka untuk umum.

Pasal 1 angka 11 KUHAP menyatakan bahwa:

5 Rudi Suparmono, 2006, Peran Serta Hakim Dalam Pembelajaran Hukum, MajalahHukum Varia Peradilan Tahun XX No. 246 Mei 2006. hal.50.

6 Kuat Puji Prayitno, 2012, Restorative Justive Untuk Sistem Peradilan Pidana, JurnalDinamika Hukum Vol.12 No.3 September 2012. hal. 416.

Page 14: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

4

“Putusan pengadilan adalah pernyatan hakim yang diucapkan dalamsidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebasatau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut carayang diatur dalam undang-undang ini”.

Setiap keputusan hakim merupakan salah satu dari tiga kemungkinan:

1. Pemidanaan atau penjatuhan pidana dan/ atau tata tertib;

2. Putusan bebas;

3. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum.7

KUHAP juga mengatur mengenai putusan pengadilan negeri yang

dijatuhkan terhadap suatu perkara pidana, bisa berbentuk:

1. Putusan yang membebaskan terdakwa (Pasal 191 ayat (1)

KUHAP);

2. Putusan lepas dari segala tuntutan hukum (Pasal 191 ayat (2)

KUHAP);

3. Putusan pemidanaan (Pasal 193 ayat (1) KUHAP).

Dilihat dari perspektif internal hukum memang tidak ada yang salah

ketika hakim menjatuhkan vonis bebas atau lepas dari segala tuntutan hukum

atau menjatuhkan pemidanaan. Demikian pula hakim menjatuhkan sanksi

ringan, sedang atau berat kepada terdakwa.8 Putusan yang membebaskan

terdakwa (vrijspraak) menurut KUHAP diatur dalam Pasal 191 ayat (1) yang

menyatakan bahwa:

“Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan sidang,kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidakterbukti secara sah dan meyakinkan maka terdakwa diputus bebas”.

7 Andi Hamzah, 2008, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 285.8 M. Syamsudin, 2010, Pemaknaan Hakim tentang Korupsi dan Implikasinya Pada

Putusan: Kajian Perspektif Hermeneutika Hukum, Jurnal Mimbar Hukum Volume 22 No.23Oktober 2010. hal.500.

Page 15: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

5

Putusan pengadilan yang membebaskan terdakwa diantaranya adalah

putusan hakim Pengadilan Negeri Purwokerto dengan nomor register perkara

39/Pid.B/2008/PN.Pwt yang mana Penuntut Umum mendakwa terdakwa

dengan dakwaan alternatif yakni melanggar Pasal 378 Undang-undang No. 1

tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau Pasal

372 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP).

Dalam perkara ini terdakwa yang menjabat sebagai direktur PT. Aries

Pura Graha telah melaksanakan pembangunan perumahan Pasir Luhur Permai

Kelurahan Pasir Kidul Kec. Purwokerto Barat dan dalam pekerjaan

pembangunan jaringan listrik serta gardu trafo untuk proyek perumahan

bekerja sama dengan PT. Puri Sinar Berkah Jaya yang selanjutnya diterbitkan

Surat Perintah Kerja (SPK). Setelah PT. Puri Sinar Berkah Jaya melakukan

kewajiban sesuai SPK, PT. Aries Pura Graha belum melakukan pembayaran

maka PT. Puri Sinar Berkah Jaya menghentikan pekerjaanya. Selanjutnya

terdakwa mengajak saksi korban sebagai penyandang dana proyek

pembangunan jaringan listrik perumahan Pasir Luhur Permai Kelurahan

Pasir Kidul dan menjanjikan keuntungan yang besar. Sejak Januari 2007

sampai Maret 2007, saksi 3 dari PT. Puri Sinar Berkah Jaya mulai kas bon

secara bertahap kepada saksi korban.

Ketika saksi korban akan membuat perjanjian tertulis dengan

terdakwa di kantor Notaris Prian Resriarto, S.H. terdakwa dengan dalih akan

mempelajari draf yang disodorkan saksi korban pergi dan menghindar

Page 16: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

6

sehingga perjanjian tidak terwujud, selanjutnya terdakwa memutus SPK

dengan PT. Puri Sinar Berkah Jaya dan mengalihkan pekerjaan pembangunan

jaringan listrik berikutnya ke saksi 4.

Pada waktu saksi 2 melakukan penagihan pembayaran, terdakwa

hanya membayar sebagian saja dan uang yang di kas bon PT. Puri Sinar

Berkah Jaya dari saksi korban adalah urusan saksi korban dan terdakwa

sedangkan kekurangnnya diminta terdakwa sebagai fee, kemudian terdakwa

memegang kwitansi/ tanda terima dan tidak mengembalikan hak saksi korban

atas pengembalian kas bon dan keuntungan yang telah dijanjikan terdakwa.

Tindak pidana penipuan diatur dalam Pasal 378 Undang-undang No. 1

tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang

menyatakan bahwa:

“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atauorang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu ataumartabat (hoedabigheid) palsu, dengan tipu muslihat, ataupunrangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkanbarang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupunmenghapuskan piutang, diancam karena penipuan, dengan pidanapenjara paling lama empat tahun”.

Tindak pidana penggelapan diatur dalam Pasal 372 Undang-undang

No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),

yang menyatakan bahwa:

“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagaimilik sendiri (zich toeeigenen) barang sesuatu yang seluruhnya atausebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalamkekuasaanya bukan karena kejahatan, diancam karena penggelapan,dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda palingbanyak enam puluh rupiah”.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan

Page 17: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

7

penelitian dengan judul: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA

PENIPUAN KERJASAMA PEMBANGUNAN JARINGAN LISTRIK

PERUMAHAN PASIR LUHUR PERMAI (Tinjauan Yuridis Terhadap

Putusan No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah disebutkan di

atas, maka dapat dirumuskan suatu perumusan masalah yaitu:

1. Mengapa dalam perkara No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt hakim menjatuhkan

putusan bebas terhadap terdakwa dalam tindak pidana penipuan kerjasama

pembangunan jaringan listrik perumahan Pasir Luhur Permai?

2. Bagaimana akibat hukum dengan dijatuhkannya putusan bebas bagi

terdakwa dalam tindak pidana penipuan kerjasama pembangunan jaringan

listrik perumahan Pasir Luhur Permai pada perkara No.

39/Pid.B/2008/PN.Pwt?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui alasan hakim menjatuhkan putusan bebas pada perkara

No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt.

2. Untuk mengetahui akibat hukum dengan dijatuhkannya putusan bebas bagi

terdakwa pada perkara No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan sebagai berikut:

Page 18: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

8

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi penulis,

kalangan akademisi dan aparat penegak hukum mengenai hukum acara

pidana khususnya dalam hal putusan bebas.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan berguna secara praktis dalam upaya

memberikan masukan terhadap aparat penegak hukum, yaitu salah satunya

jaksa, agar dalam membuat dakwaan dan tuntutan sesuai apa yang

dilakukan terdakwa serta memperhatikan unsur melawan hukum yang

dilakukan oleh terdakwa sehingga hakim tidak menjatuhkan putusan bebas

kepada terdakwa.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 19: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

9

A. Pengertian, Tujuan, dan Asas Hukum Acara Pidana

1. Pengertian Hukum Acara Pidana

Hukum acara pidana berkaitan erat dengan adanya hukum pidana,

kedua-duanya merupakan satu rangkaian peraturan-peraturan yang memuat

bagaimana alat-alat perlengkapan negara, seperti kepolisian, kejaksaan, dan

pengadilan bertindak guna mencapai tujuan negara mengadakan hukum

pidana.9

Menurut Lobby Loqman,10 seperti yang dikutip oleh Hibnu Nugroho

menyatakan bahwa hukum acara pidana merupakan ketentuan tertulis tentang

pelaksanaan ketentuan hukum pidana. Pelaksanaan ketentuan hukum pidana

selalu akan melanggar hak seseorang. Oleh sebab itu harus terdapat ketentuan

yang limitatif sejauh mana tindakan-tindakan yang boleh dilakukan pelaksana

hukum dalam melaksanakan ketentuan hukum pidana.

Menurut Mulyatno,11 hukum acara pidana adalah salah satu bagian

dari keseluruhan hukum yang berlaku di suatu negara sebagai dasar dan

aturan yang menentukan dengan cara apa dan prosedur seperti apa sehingga

ancaman pidana pada suatu perbuatan pidana dapat dilaksanakan ketika

seseorang telah disangkakan melakukan perbuatan pidana.

9 Martiman Prodjohamidjojo, 2002, Teori dan Teknik Membuat Surat Dakwaan, Jakarta:Ghalia Indonesia, hal. 9.

10 Hibnu Nugroho, 2012, Integralisasi Penyidikan Tindak Pidana Korupsi Di Indonesia,Jakarta: Media Prima Aksara, hal.31.

11Anonim, Hukum Acara Pidana. http://statushukum.com/hukum-acara-pidana.htmldiakses pada tanggal 30 April 2013.

Page 20: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

10

Menurut Van Bemmelen,12 seperti yang dikutip oleh Andi Hamzah

menyatakan bahwa “Ilmu hukum acara pidana mempelajari peraturan-

peraturan yang diciptakan oleh negara, karena adanya dugaan terjadi

pelanggaran undang-undang pidana:

1) Negara melalui alat-alatnya menyidik kebenaran;2) Sedapat mungkin menyidik pelaku perbuatan itu;3) Mengambil tindakan-tindakan yang perlu guna menangkap si

pelaku dan kalau perlu menahannya;4) Mengumpulkan bahan-bahan bukti (bewijsmateriaal) yang telah

diperoleh pada penyidikan kebenaran guna dilimpahkan kepadahakim dan membawa terdakwa ke depan hakim tersebut;

5) Hakim memberi keputusan tentang terbukti tidaknya perbuatanyang dituduhkan kepada terdakwa dan untuk itu menjatuhkanpidana atau tindakan tata tertib;

6) Upaya hukum untuk melawan keputusan tersebut;7) Akhirnya, melaksanakan keputusan tentang pidana dan tindakan

tata tertib itu.

Simons mengemukakan, “Hukum acara pidana mengatur bagaimana

Negara dengan alat-alat perlengkapannya mempergunakan haknya untuk

menghukum dan menjatuhkan pidana”. De Bos Kemper menyatakan “Hukum

acara pidana adalah sejumlah asas-asas dan peraturan undang-undang yang

mengatur bilamana hukum pidana (materiil) dilanggar, negara

mempergunakan haknya untuk menghukum”.13

Dikatakan bahwa hukum acara pidana adalah kumpulan peraturan-

peraturan yang memuat ketentuan-ketentuan yang mengatur sebagai berikut:

1) Tindakan apa yang diambil apabila dugaan, bahwa telah terjadisuatu tindak pidana yang dilakukan seseorang;

2) Apabila benar telah terjadi suatu tindak pidana yang telahdilakukan oleh seseorang, maka perlu diketahui siapa pelakunya,dan cara bagaimana melakukan penyelidikan terhadap pelaku;

12 Andi Hamzah, Op.Cit, hal. 6.13 Martiman Prodjohamidjojo, Op. Cit, hal.10

Page 21: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

11

3) Apabila telah diketahui pelakunya maka penyelidik perlumenangkap, menahan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaanpermulaan atau dilakukan penyidikan;

4) Untuk membuktikan apakah tersangka benar-benar melakukansuatu tindak pidana, maka perlu mengumpulkan barang-barangbukti, menggeledah badan atau tempat-tempat yang diduga adahubungannya dengan perbuatan tersebut;

5) Setelah selesai dilakukan pemeriksaan permulaan atau penyidikanoleh polisi, maka berkas perkara diserahkan pada kejaksaannegeri, yang selanjutnya pemeriksaan dalam sidang pengadilanterhadap terdakwa oleh hakim sampai dapat dijatuhkan pidana.14

2. Fungsi Hukum Acara Pidana

Tugas penting yang diemban oleh hukum acara pidana adalah

memberikan bingkai yang menjadi garis merah kepada para penegak hukum

dalam melaksanakan tugasnya agar tidak melampaui batas kewenangannya,

mengingat setiap pelaksanaan suatu penegakan hukum akan berkaitan

langsung dengan pelanggaran HAM, terutama HAM bagi tersangka/

terdakwa.15 Menurut Van Bemmelen,16 seperti yang dikutip oleh Andi

Hamzah, mengemukakan tiga fungsi hukum acara pidana yaitu:

1) Mencari dan menemukan kebenaran;

2) Pemberian keputusan oleh hakim;

3) Pelaksanaan keputusan.

Pedoman pelaksanaan KUHAP memberi penjelasan tentang tujuan

hukum acara pidana sebagai berikut:

14 Moch. Faisal Salam, 2001, Hukum Acara Pidana dalam Teori&Praktek. Bandung:Penerbit Mandar Maju. hal.3.

15 Hibnu Nugroho, Op. Cit.16 Andi Hamzah, Op. Cit, hal. 8.

Page 22: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

12

“Tujuan dari hukum acara pidana adalah untuk mencari danmendapatkan atau setidak-tidaknya mendekati kebenaran material,ialah kebenaran yang selengkap-lengkapnya dari suatu perkara pidanadengan menerapkan ketentuan hukum acara pidana secara jujur dantepat, dengan tujuan untuk mencari siapakah pelaku yang dapatdidakwakan melakukan suatu pelanggaran hukum, dan selanjutnyameminta pemeriksaan dan putusan dari pengadilan guna menemukanapakah terjadi bahwa suatu tindak pidana telah dilakukan dan apakahorang yang didakwa itu dapat dipersalahkan”.17

Apabila memperhatikan rumusan diatas maka dapat dikatakan bahwa

tujuan hukum acara pidana meliputi tiga hal yaitu:

1) Mencari dan mendapatkan kebenaran;

2) Melakukan penuntutan;

3) Melakukan pemeriksaan dan memberikan putusan namun dari

ketiga hal tersebut dapat pula ditambahkan yang keempat yaitu

melaksanakan putusan hakim.

Tujuan hukum acara pidana mencari kebenaran itu hanyalah

merupakan tujuan antara. Tujuan akhir sebenarnya adalah mencapai suatu

ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan dalam

masyarakat.18

Sumber lain menyebutkan bahwa:

Hukum acara pidana memiliki beberapa fungsi, antara lain adalahfungsi represif dan fungsi preventif. Fungsi represif dalam hukumacara pidana adalah adanya upaya untuk menegakkan ketentuanpidana dan melaksanakan hukum pidana. Penegakan ketentuan pidanaberarti pemberian sanksi yang tegas sesuai dengan ketentuan dalamhukum pidana terhadap suatu perbuatan pidana. Sementara fungsipreventif dalam hukum acarra pidana adalah fungsi pencegahan danupaya untuk mengurangi tingkat kejahatan. Fungsi preeventif dalam

17 Ibid, hal. 7.18 Ibid, hal. 9.

Page 23: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

13

hukum acara pidana ini dapat berjalan dengan baik apabila seluruhproses hukum acara pidana dapat diselenggarakan dengan baik pulaagar dapat mencegah terjadinya perbuatan pidana yang sama dalammasyarakat.19

3. Asas Hukum Acara Pidana

Prinsip atau asas dalam hukum acara pidana diperlukan untuk menjadi

pedoman atau dasar dalam penerapan penegakan pasal-pasal dalam KUHAP.

Beberapa asas penting dalam hukum acara pidana:

1) Asas Legalitas

Legalitas berasal dari kata legal (Latin), aslinya legalis artinya sah

menurut undang-undang.20 Asas atau prinsip legalitas dengan tegas

disebut dalam konsideran KUHAP seperti yang dapat dibaca pada huruf

a, yang berbunyi:

“Bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yangberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yangmenjunjung tinggi hak asasi manusia serta yang menjamin segalawarga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum danpemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahanitu dengan baik tidak ada kecualinya”.21

Pelaksanaan KUHAP harus bersumber pada titik tolak the rule of law.

Semua tindakan penegak hukum harus:

a) Berdasar ketentuan hukum dan undang-undang;

b) Menempatkan kepentingan hukum dan perundang-undangan di atas

segala-galanya, sehingga terwujud suatu kehidupan masyarakat

bangsa yang takluk di bawah “supremasi hukum” yang selaras

19 Anonim, Loc. Cit.20 Mohammad Taufik Makarao dan Suhasril, Op. Cit, hal. 2.21 M. Yahya Harahap, 2001, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP

Penyidikan dan Penuntutan, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 36.

Page 24: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

14

dengan ketentuan-ketentuan perundang-undangan dan perasaan

keadilan bangsa Indonesia. Jadi arti the rule of law dan supremasi

hukum, menguji dan meletakkan setiap tindakan penegakan hukum

takluk di bawah ketentuan konstitusi, undang-undang dan rasa

keadilan yang hidup di tengah-tengah kesadaran masyarakat.

Memaksakan atau menegakkan rasa keadilan yang hidup dalam

masyarakat bangsa lain, tidak dapat disebut rule of law, bahkan

mungkin berupa penindasan.22

Dengan asas legalitas yang berlandaskan the rule of law dan supremasi

hukum, jajaran aparat penegak hukum tidak dibenarkan:

a) Bertindak di luar ketentuan hukum, atau undue to law mupun undue

process;

b) Bertindak sewenang-wenang, atau abuse of power.23

2) Asas Praduga Tidak Bersalah (Presumption of Innocent)

Asas ini disebut dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman dan juga dalam penjelasan umum butir 3c

KUHAP yang berbunyi:

“Setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, dan/ ataudihadapkan di muka sidang pengadilan wajib dianggap tidakbersalah sampai adanya putusan pengadilan yang menyatakankesalahannya dan memperoleh kekuatan hukum tetap”.

Asas praduga tak bersalah yang dianut KUHAP, memberi pedoman

kepada aparat penegak hukum untuk mempergunakan prinsip akusatur

22 Ibid.23 Ibid.

Page 25: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

15

dalam setiap tingkat pemeriksaan dan untuk menopangnya, KUHAP

telah memberi perisai kepada tersangka/ terdakwa berupa seperangkat

hak-hak kemanusiaan yang wajib dihormati dan dilindungi pihak aparat

penegak hukum. Dengan perisai hak-hak yang diakui hukum, secara

teoritis sejak semula tahap pemeriksaan, tersangka/ terdakwa sudah

mempunyai “posisi yang setaraf ” dengan pejabat pemeriksa dalam

kedudukan hukum, berhak menuntut perlakuan yang digariskan dalam

KUHAP seperti yang dapat dilihat pada Bab VI.24

3) Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan

Peradilan cepat (terutama untuk menghindari penahanan yang lama

sebelum ada keputusan hakim) merupakan bagian dari hak asasi manusia.

Begitu pula peradilan bebas, jujur, dan tidak memihak yang ditonjolkan

dalam undang-undang tersebut. Penjelasan umum yang dijabarkan dalam

banyak pasal dalam KUHAP antara lain sebagai berikut:

a) Pasal 24 ayat (4), Pasal 25 ayat (4), Pasal 26 ayat (4), Pasal 27 ayat

(4), dan Pasal 28 ayat (4). Umumnya dalam pasal-pasal tersebut

dimuat ketentuan bahwa jika telah lewat waktu penahanan seperti

tercantum dalam ayat sebelumnya, maka penyidik, Penuntut Umum,

dan hakim harus sudah mengeluarkan tersangka atau terdakwa dari

tahanan demi hukum. Dengan sendirinya hal ini mendorong penyidik,

Penuntut Umum, dan hakim untuk mempercepat penyelesaian

perkara tersebut;

24 Ibid. hal 41.

Page 26: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

16

b) Pasal 50 mengatur tentang hak tersangka dan terdakwa untuk segera

diberitahukan dengan jelas dalam bahasa yang dimengerti olehnya

tentang apa yang disangkakan kepadanya pada waktu dimulai

pemeriksaan, ayat (1), segera perkaranya diajukan ke pengadilan oleh

Penuntut Umum, ayat (2) segera diadili oleh pengadilan, ayat (3);

c) Pasal 102 ayat (1) mengatakan penyelidik yang menerima laporan

atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga

merupakan tindak pidana wajib segera melakukan tindakan

penyelidikan yang diperlukan;

d) Pasal 106 mengatakan hal yang sama di atas bagi penyidik;

e) Pasal 107 ayat (3) mengatakan bahwa dalam hal tindak pidana selesai

disidik oleh penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat (1) huruf b, segera

menyerahkan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum melalui

penyidik tersebut pada Pasal 6 ayat (1) huruf a;

f) Pasal 110 mengatur tentang hubungan Penuntut Umum dan penyidik

yang semuanya disertai dengan kata segera, begitu pula Pasal 138;

g) Pasal 140 ayat (1) dikatakan :

”Dalam hal Penuntut Umum berpendapat bahwa dari hasilpenyidikan dapat dilakukan penuntutan, ia dalam waktu secepatnyamembuat surat dakwaan”.25

Asas ini mencerminkan adanya perlindungan hak asasi manusia

sekalipun orang tersebut berada dalam kedudukan sebagai tersangka/

terdakwa. Walaupun dalam kondisi dibatasi ditangkap kemudian ditahan,

25 Andi Hamzah, Op. Cit, hal. 13-14.

Page 27: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

17

namun orang tersebut tetap memperoleh kepastian bahwa tahapan-

tahapan pemeriksaan yang dilaluinya memiliki batas waktu yang terukur

dan dijamin undang-undang.26

4) Asas Oportunitas

Asas oportunitas bertolak belakang dengan asas legalitas. Menurut asas

oportunitas, Penuntut Umum tidak wajib menuntut seseorang yang

melakukan delik jika menurut pertimbangnnya akan merugikan

kepentingan umum, maka dari itu demi kepentingan umum seseorang yang

melakukan delik tidak dituntut. Kejaksaan berpendapat, lebih bermanfaat

bagi kepentingan umum jika perkara itu tidak diperiksa di sidang

pengadilan. A.Z. Abidin Farid,27 seperti yang dikutip oleh Andi Hamzah

memberi perumusan tentang asas oportunitas sebagai berkut: “Asas hukum

yang memberikan wewenang kepada Penuntut Umum untuk menuntut atau

tidak menuntut dengan atau tanpa syarat seseorang atau korporasi yang

telah mewujudkan delik demi kepentingan umum”.

Pasal 35 c Undang-Undang Nomor 16 tahun 2004 tentang Kejaksaan

Republik Indonesia dengan tegas menyatakan asas oportunitas itu dianut di

Indonesia. Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut:

“Jaksa Agung dapat menyampingkan perkara berdasarkankepentingan umum”

Menurut Andi Hamzah,28 dengan berlakunya UUD 1945 maka Jaksa

Agung mempertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang oportunitas

26 Hibnu Nugroho, Op. Cit, hal. 34-35.27 Ibid, hal 17.28 Andi Hamzah, Op. Cit, hal 19.

Page 28: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

18

kepada Presiden, yang pada gilirannya Presiden

mempertanggungjawabkan pula pada rakyat. Pedoman pelaksanaan

KUHAP memberi penjelasan mengenai “demi kepentingan umum”

sebagai berikut:

“…Dengan demikian, kriteria demi kepentingan umum dalampenerapan asas oportunitas di negara kita adalah didasarkan untukkepentingan negara dan masyarakat dan bukan untuk kepentinganmasyarakat”.

5) Prinsip Peradilan Terbuka Untuk Umum

Tindakan penegakan hukum di Indonesia harus dilandasin oleh jiwa

“persamaan” dan “keterbukaan” serta penerapan sistem musyawarah dan

mufakat dari majelis peradilan dalam mengambil keputusan. Dengan

landasan persamaan hak dan kedudukan antara tersangka/ terdakwa

dengan aparat penegak hukum, ditambah dengan sifat keterbukaan

perlakuan oleh aparat penegak hukum kepada tersangka/ terdakwa, tidak

ada dan tidak boleh dirahasiakan segala sesuatu yang menyangkut

pemeriksaan terhadap diri tersangka/ terdakwa dan hasil pemeriksaan

yang menyangkut diri dan kesalahan harus terbuka kepadanya. Pasal

yang mengatur tentang asas ini adalah Pasal 153 ayat (3) KUHAP

menyatakan:

“Untuk keperluan pemeriksaan hakim ketua sidang membuka sidangdan menyatakan terbuka untuk umum kecuali dalam perkara mengenaikesusilaan atau terdakwanya anak-anak”.

Tidak dipenuhinya ketentuan tersebut mengakibatkan batalnya putusan

demi hukum sesuai ketentuan Pasal 153 ayat (4) KUHAP. Kekecualian

terhadap kesusilaan dan anak-anak alasannya karena kesusilaan dianggap

Page 29: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

19

masalahnya sangat pribadi sekali sehingga tidak patut untuk

mengungkapkan dan memaparkan secara terbuka di muka umum, begitu

juga dengan anak-anak melakukan kejahatan karena kenakalan.

Walaupun sidang dinyatakan tertutup untuk umum, namun keputusan

hakim dinyatakan dalam sidang yang terbuka untuk umum.

6) Semua Orang Diperlakukan Sama di Depan Hukum (Equality Before the

Law)

Asas ini merupakan konsekuensi logis dari sikap Negara Indonesia

sebagai negara yang berdasarkan hukum dan bukan atas kekuasaan

belaka. Di dalam pelaksanaan penegakan hukum semua orang harus

diperlakukan sama dan tidak boleh dibeda-bedakan, baik untuk

mendapatkan perlindungan hukum maupun bagi tersangka/ terdakwa

yang sedang menjalani proses persidangan. Ketentuan-ketentuan di

dalam KUHAP mendasarkan pada asas ini, sehingga tidak ada satu pasal

pun yang mengarah pada pemberian hak-hak istimewa pada suatu

kelompok dan memberikan ketidakistimewaan pada kelompok lain.29

Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa:

“Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang”.

Penjelasan umum butir 3a KUHAP menyatakan bahwa:

“Perlakuan yang sama atas diri setiap orang di muka hukum dengantidak mengadakan pembedaan perlakuan”.

29 Hibnu Nugroho, Op. Cit, hal. 36.

Page 30: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

20

Perlakuan yang sama ini tidak bisa hanya ditafsirkan sebagai diskriminasi

tersangka dan terdakwa berdasarkan status sosial atau kekayaan sich,

tetapi juga berhubungan dengan diskriminasi berdasarkan ras, warna

kulit, seks, bahasa, agama, haluan politik, kebangsaan, kelahiran, dan

lain-lain sebagaimana dalam Pasal 6 dan 7 UDHR dan serta Pasal 16

ICCPR 1996.30

7) Peradilan Dilakukan oleh Hakim Karena Jabatannya dan Tetap

Pengambilan keputusan salah tidaknya terdakwa dilakukan oleh hakim

karena jabatannya dan bersifat tetap.

8) Tersangka/ Terdakwa Berhak Mendapat Bantuan Hukum

Dalam Pasal 69 sampai dengan Pasal 74 KUHAP mengatur mengenai

bantuan hukum dimana tersangka/ terdakwa mendapat kebebasan yang

sangat luas antara lain sebagai berkut:

a) Bantuan hukum dapat diberikan sejak saat tersangka ditangkap atau

ditahan;

b) Bantuan hukum dapat diberikan pada semua tingkat pemeriksaan;

c) Penasihat hukum dapat menghubungi tersangka/ terdakwa pada

semua tingkat pemeriksaan pada setiap waktu;

d) Pembicaraan antara penasihat hukum dan tersangka tidak didengar

oleh penyidik dan Penuntut Umum kecuali pada delik yang

menyangkut keamanan negara;

30Agoes Dwi Listijono, 2005, Telaah Konsep Hak Asasi Manusia Dalam KaitannyaDengan Sistem Peradilan Pidana, Jurnal Hukum. Vol.1, No.1. hal.95.

Page 31: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

21

e) Turunan berita acara diberikan kepada tersangka atau penasihat

hukum guna kepentingan pembelaan;

f) Penasihat hukum berhak mengirim dan menerima surat dari

tersangka/ terdakwa.

Aturan yang telah menjadi ketentuan universal diatur dalam The

International Covenant an Civil and Political Rights article 14 sub 3d :

“To be tried in his presence, and to defend himself in person orthrough legal assistance of his own choosing, to be inform, if he doesnot have legal assistance, of this right, and to have legal assistanceassigned to him, in any case where the interest justice so require, andwithout payment by him in any such case if he does not have sufficientmeans to pay for it”(Diadili dengan kehadiran terdakwa, membela diri sendiri secarapribadi atau dengan bantuan penasihat hukum menurut pilihannyasendiri, diberi tahu tentang hak-haknya ini jika ia tidak mempunyaipenasihat hukum dan ditunjuk penasihat hukum untuk dia jika untukkepentingan peradilan perlu untuk itu, dan jika ia tidak mampumembayar penasihat hukum ia dibebaskan dari pembayaran).

9) Asas Akusator

KUHAP menganut asas akusator karena tersangka/ terdakwa tidak lagi

dipandang sebagai objek pemeriksaan. Prinsip akusator menempatkan

kedudukan tersangka/ terdakwa dalam setiap tingkat pemeriksaan:

a) Adalah subjek, bukan sebagai objek pemeriksaan, karena itu

tersangka atau terdakwa harus didudukkan dan diperlakukan dalam

kedudukan manusia yang mempunyai harkat martabat harga diri;

Page 32: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

22

b) Yang menjadi objek pemeriksaan dalam prinsip akusator adalah

“kesalahan” (tindakan pidana), yang dilakukan tersangka/ terdakwa.

Ke arah itulah pemeriksaan ditujukan.31

Aparat penegak hukum menjauhkan diri dari cara-cara pemeriksaan

inkusitor yang menempatkan tersangka/ terdakwa dalam pemeriksaan

sebagai objek yang dapat diperlakukan dengan sewenang-wenang yang

digunakan dalam HIR, sama sekali tidak memberi hak dan kesempatan

yang wajar bagi tersangka/ terdakwa untuk membela diri dan

mempertahankan hak dan kebenarannya terkadang untuk mendapatkan

pengakuan dari tersangka, pada pemeriksaan sering melakukan tindakan

kekerasan dan penganiayaan.

Pada asas akusator, perlakuan yang manusiawi terhadap tersangka/

terdakwa dikedepankan pada proses penegakan hukum yang diimbangi

dengan menggunakan ilmu bantu hukum acara pidana seperti psikologi,

kriminalistik, psikiatri, kriminologi, kedokteran forensik, antropologi,

dan lain-lain.

10) Pemeriksaan Hakim yang Langsung dan Lisan

Pemeriksaan di sidang pengadilan dilakukan oleh hakim secara langsung,

artinya langsung kepada terdakwa dan para saksi dan secara lisan, artinya

bukan tertulis antara hakim dengan terdakwa dan saksi. KUHAP

mengatur dalam Pasal 154, 155 KUHAP dan seterusnya yang

menyatakan pemeriksaan di sidang pengadilan dilakukan oleh hakim

31 M. Yahya Harahap, 2001, Op. Cit, hal. 40.

Page 33: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

23

secara langsung kepada terdakwa dan para saksi secara lisan bukan

tertulis.

B. Pembuktian

1. Arti Pembuktian

Pembuktian merupakan masalah yang memegang peranan dalam

proses pemeriksaan sidang pengadilan. Melalui pembuktian ditentukan nasib

terdakwa. Apabila hasil pembuktian dengan alat-alat bukti yang ditentukan

undang-undang “tidak cukup” membuktikan kesalahan yang didakwakan

kepada terdakwa, terdakwa “dibebaskan” dari hukuman. Sebaliknya, kalau

kesalahan terdakwa dapat dibuktikan dengan alat-alat bukti yang disebut

dalam Pasal 184 KUHAP, terdakwa dinyatakan “bersalah”. Kepadanya akan

dijatuhkan hukuman. Oleh karena itu, hakim harus hati-hati, cermat, dan

matang menilai dan mempertimbangkan nilai pembuktian. Meneliti sampai

dimana batas minimum “kekuatan pembuktian” atau bewijs kracht dari setiap

alat bukti yang disebut dalam Pasal 184 KUHAP.32 Arti pembuktian ditinjau

dari segi hukum acara pidana antara lain:

1) Ketentuan yang membatasi sidang pengadilan dalam usaha mencari dan

mempertahankan kebenaran. Baik hakim, Penuntut Umum, terdakwa, atau

penasihat hukum, semua terikat pada ketentuan tata cara dan penilaian alat

bukti yang ditentukan undang-undang. Tidak boleh leluasa bertindak

dengan caranya sendiri dalam menilai pembuktian. Dalam

mempergunakan alat bukti, tidak boleh bertentangan dengan undang-

32 M. Yahya Harahap, 2002, Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAPPemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan Peninjauan Kembali, Jakarta: SinarGrafika, hal. 252.

Page 34: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

24

undang. Terdakwa tidak bisa leluasa mempertahankan sesuatu yang

dianggapnya benar di luar ketentuan yang telah digariskan undang-undang.

Terutama bagi Majelis Hakim, harus benar-benar sadar dan cermat menilai

dan mempertimbangkan kekuatan pembuktian yang ditemukan selama

pemeriksaan persidangan. Jika Majelis Hakim hendak meletakkan

kebenaran yang ditemukan dalam keputusan yang akan dijatuhkan,

kebenaran itu harus diuji dengan alat bukti, dengan cara dan ketentuan

pembuktian yang melekat pada setiap alat bukti yang ditemukan. Kalau

tidak demikian, bisa saja orang yang jahat lepas, dan orang yang tak

bersalah mendapat ganjaran hukuman;

2) Sehubungan dengan pengertian diatas, Majelis Hakim dalam mencari dan

meletakkan kebenaran yang dijatuhkan dalam putusan, harus berdasarkan

alat-alat bukti yang telah ditentukan undang-undang secara “limitatif”,

sebagaimana yang disebut dalam Pasal 184 KUHAP.33

Penerapan pembuktian perkara pidana yang diatur dalam hukum acara

pidana, pemeriksaan pembuktian “selamanya” tetap diperlukan sekalipun

terdakwa “mengakui” tindak pidana yang didakwakan kepadanya. Pengakuan

“bersalah” (guilty) dari terdakwa, sama sekali “tidak melenyapkan”

kewajiban Penuntut Umum dan persidangan untuk menambah dan

menyempurnakan pengakuan itu dengan alat bukti yang lain. Pasal 189 ayat

(4) KUHAP menyatakan bahwa:

“Keterangan terdakwa saja atau pengakuan terdakwa saja tidak cukupuntuk membuktikan bahwa ia bersalah melakukan perbuatan yang

33 Ibid, hal. 253.

Page 35: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

25

didakwakan kepadanya, melainkan harus disertai dengan alat buktiyang lain.”

Apa yang tersirat pada Pasal 189 ayat (4) KUHAP, mempunyai makna

pengakuan menurut KUHAP bukan merupakan alat bukti yang mempunyai

kekuatan pembuktian yang “sempurna” atau bukan volledig bewijs kracht.

2. Sistem Pembuktian

Beberapa teori sistem pembuktian:

1) Sistem atau Teori Pembuktian Berdasarkan Undang-Undang Secara Positif

(Positive Wettelijk Bewijstheorie)

Sistem pembuktian ini hanya didasarkan kepada undang-undang melulu

yang berarti apabila telah terbukti suatu perbuatan sesuai dengan alat-alat

bukti yang disebut dalam undang-undang, maka keyakinan hakim tidak

diperlukan sama sekali yang juga disebut sebagai teori pembuktian formal

(formele bewijstheorie).

Sistem pembuktian menurut undang-undang secara positif, lebih dekat

kepada prinsip “penghukuman berdasar hukum”, artinya penjatuhan

hukuman terhadap seseorang, semata-mata tidak diletakkan di bawah

kewenangan hakim, tetapi di atas kewenangan undang-undang yang

berlandaskan asas: seorang terdakwa baru dapat dihukum dan dipidana

jika apa yang didakwakan kepadanya benar-benar terbukti berdasar cara

dan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang.34

34 Ibid, hal.257

Page 36: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

26

Menurut D.Simons,35 seperti yang dikutip oleh Andi Hamzah menyatakan

bahwa sistem atau teori pembuktian berdasar undang-undang secara positif

(positief wettelijk) ini berusaha untuk menyingkirkan semua pertimbangan

(subjektif wettelijk) ini berusaha untuk menyingkirkan semua

pertimbangan subjektif hakim dan mengikat hakim secara ketat menurut

peraturan-peraturan pembuktian yang keras. Dianut di Eropa pada waktu

berlakunya asas inkisitor (inquisitoir) dalam acara pidana.

Teori pembuktian ini ditolak juga oleh Wirjono Prodjodikoro untuk dianut

di Indonesia, karena katanya bagaimana hakim dapat menetapkan

kebenaran selain dengan cara menyatakan kepada keyakinannya tentang

hal kebenaran itu, lagi pula keyakinan seorang hakim yang jujur dan

berpengalaman mungkin sekali adalah sesuai dengan keyakinan

masyarakat.36

2) Sistem atau Teori Pembuktian Berdasarkan Keyakinan Hakim Melulu

Sistem pembuktian berdasarkan keyakinan hakim merupakan pembuktian

yang bertolak belakang dengan sistem pembuktian berdasarkan undang-

undang secara positif. Sistem pembuktian ini juga disebut conviction

intime. Sistem pembuktian conviction in time menentukan salah tidaknya

seorang terdakwa, semata-mata ditentukan oleh penilaian keyakinan

hakim. Keyakinan hakimlah yang menentukan keterbuktian kesalahan

terdakwa.

Keyakinan tanpa alat bukti yang sah, sudah cukup membuktikan kesalahan

35 Andi Hamzah, Op.Cit, hal.251.36 Ibid.

Page 37: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

27

terdakwa. Seolah-olah sistem ini menyerahkan sepenuhnya nasib terdakwa

kepada keyakinan hakim semata-mata. Keyakinan hakimlah yang

menentukan wujud kebenaran sejati dalam sistem pembuktian ini.37

3) Sistem atau Teori Pembuktian Berdasarkan Keyakinan Hakim Atas

Alasan yang Logis (Laconviction Raisonnee)

Menurut teori ini, hakim dapat memutuskan seseorang bersalah berdasar

keyakinannya, keyakinan yang didasarkan kepada dasar-dasar pembuktian

disertai dengan suatu kesimpulan (conclusive) yang berlandaskan kepada

peraturan-peraturan pembuktian tertentu. Sistem atau teori pembuktian ini

disebut juga pembuktian bebas karena hakim bebas untuk menyebut

alasan-alasan keyakinannya (vrijebewijstheorie).38

Keyakinan hakim dalam sistem conviction raisonnee harus dilandasi

reasoning atau alasan-alasan, dan reasoning itu harus “reasonable”, yakni

berdasar alasan yang dapat diterima. Keyakinan hakim harus mempunyai

dasar-dasar alasan yang logis yang benar-benar dapat diterima akal. Tidak

semata-mata atas dasar keyakinan yang tertutup tanpa uraian alasan yang

masuk akal.39

4) Teori Pembuktian Berdasarkan Undang-Undang Secara Negatif (Negatief

Wettelijk)

Seorang terdakwa baru dapat dinyatakan bersalah apabila kesalahan yang

didakwakan kepadanya dapat dibuktikan dengan cara dan dengan alat-alat

bukti yang sah menurut undang-undang serta sekaligus keterbuktian

37 M. Yahya Harahap, 2002, Op. Cit, hal.256.38 Andi Hamzah, Op.Cit, hal. 253.39 M. Yahya Harahap, 2002, Op. Cit, hal.256-257.

Page 38: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

28

kesalahan-kesalahan itu “dibarengi” dengan keyakinan hakim. Pasal 183

KUHAP menyatakan bahwa:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang, kecualiapabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah iamemperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadidan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.”

Berdasarkan ketentuan Pasal 183 KUHAP maka pembuktian harus

didasarkan kepada undang-undang (KUHAP), yaitu alat bukti yang sah

tersebut dalam Pasal 184 KUHAP, disertai dengan keyakinan hakim yang

diperoleh dari alat-alat bukti tersebut. Penjelasan Pasal 183 KUHAP

mengatakan bahwa ketentuan ini adalah untuk menjamin tegaknya

kebenaran, keadilan, dan kepastian hukum bagi seseorang.

Untuk Indonesia, yang sekarang ternyata telah dipertahankan oleh

KUHAP, Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa sistem pembuktian

berdasar undang-undang secara negative (negative wettelijk) sebaiknya

dipertahankan berdasarkan dua alasan, pertama memang sudah selayaknya

harus ada keyakinan hakim tentang kesalahan terdakwa untuk dapat

menjatuhkan suatu hukuman pidana, janganlah hakim terpaksa memidana

orang sedangkan hakim tidak yakin atas kesalahan terdakwa. Kedua ialah

berfaedah jika ada aturan yang mengikat hakim dalam menyusun

keyakinannya, agar ada patokan-patokan tertentu yang harus diturut oleh

hakim dalam melakukan peradilan.40

3. Alat Bukti dan Kekuatan Pembuktian

Uraian alat-alat bukti menurut Pasal 184 KUHAP ialah:

40 Andi Hamzah, Op.Cit, hal. 257.

Page 39: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

29

1) Keterangan saksi

Pasal 1 angka 27 KUHAP menyatakan bahwa:

“Keterangan saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkarapidana yang berupa keterangan dari saksi mengenai suatu peristiwapidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiridengan menyebut alasan dari pengetahuannya itu.”

Agar sahnya keterangan saksi ini sebagai alat bukti yang memiliki

nilai pembuktian, maka:

a) Saksi harus mengucapkan sumpah;

b) Keterangan saksi mengenai perkara pidana yang ia lihat sendiri,

didengar sendiri, dialami sendiri, serta menyebut alasan dari

pengetahuannya;

c) Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan

di sidang pengadilan (Pasal 185 ayat (1) KUHAP);

d) Keterangan satu saksi harus didukung alat bukti yang sah lainnya

(Pasal 185 ayat (2) dan (3) KUHAP);

e) Keterangan beberapa saksi yang berdiri sendiri-sendiri tentang

suatu kejadian atau keadaan dapat digunakan sebagai suatu alat

bukti yang sah apabila keterangan saksi itu ada hubungannya satu

dengan yang lain sedemikian rupa, sehingga dapat membenarkan

adanya suatu kejadian atau keadaan tertentu. Baik pendapat umum

atau rekaan yang diperoleh dari hasil pemikiran saja, bukan

merupakan keterangan saksi (Pasal 185 ayat (4) dan (5));

f) Adanya: i) persesuaian antara keterangan saksi satu dengan yang

lain; ii) persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti yang

Page 40: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

30

lain; iii) alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk

memberikan keterangan tertentu; iv) cara hidup dan kesusilaan

saksi, serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat

mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya (Pasal 185

ayat(6)).41

Keterangan saksi sebagai alat bukti yang sah, dapat disimpulkan:

a) Tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian yang sempurna dan

mengikat, hakim mempunyai kebebasan untuk menilainya;

b) Alat bukti keterangan saksi sebagai alat bukti yang mempunyai

nilai kekuatan pembuktian yang bebas, dapat dilumpuhkan

terdakwa dengan alat bukti yang lain berupa saksi a decharge

maupun dengan keterangan ahli atau alibi.

2) Keterangan ahli

Pasal 1 angaka 28 KUHAP menyatakan bahwa:

“Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorangyang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untukmembuat terang suatu perkara pidana guna kepentinganpemeriksaan.”

Menurut Wirjono Projodikoro,42 seperti yang dikutip Andi Hamzah isi

keterangan seorang saksi dan ahli berbeda. Keterangan seorang saksi

mengenai apa yang dialami saksi itu sendiri sedangkan keterangan

seorang ahli ialah mengenai suatu penilaian mengenai hal-hal yang

sudah nyata ada dan pengambilan kesimpulan mengenai hal-hal itu.

41 Mohammad Taufik Makarao dan Suhasril, Op. Cit, hal.121.42 Andi Hamzah, Op. Cit, hal 274.

Page 41: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

31

Pasal 186 KUHAP menyatakan bahwa:

“Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidangpengadilan.”

Penjelasan Pasal 186 KUHAP menyatakan bahwa, keterangan ahli ini

dapat juga sudah diberikan pada waktu pemeriksaan oleh penyidik

atau Penuntut Umum yang dituangkan dalam suatu bentuk laporan

dan dibuat dengan mengingat sumpah di waktu ia menerima jabatan

atau pekerjaan. Jika hal itu tidak diberikan pada waktu pemeriksaan

oleh penyidik atau Penuntut Umum, maka pada pemeriksaan di sidang

diminta untuk memberikan keterangan dan dicatat dalam berita acara

pemeriksaan. Keterangan tersebut diberikan setelah ia mengucapkan

sumpah atau janji di hadapan hakim.

Sama seperti keterangan saksi, keterangan ahli dalam KUHAP juga

tidak menentukan bahwa alat bukti ini mempunyai nilai pembuktian

sempurna dan menentukan. Oleh karena itu, keterangan ahli ini

sebagai salah satu alat bukti mempunyai nilai pembuktian bebas.

Hakim bebas menilainya dan tidak terikat kepadanya. Tidak ada

keharusan bagi hakim untuk mesti menerima kebenaran keterangan

ahli dimaksud. Namun sekalipun demikian, hakim dalam

mempergunakan kebebasan tersebut haruslah bertanggung jawab.43

3) Surat

Berdasarkan ketentuan Pasal 187 KUHAP, surat yang dapat dinilai

sebagai alat bukti yang sah menurut undang-undang ialah:

43 Mohammad Taufik Makarao dan Suhasril, Op. Cit, hal. 126.

Page 42: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

32

a) Surat yang dibuat atas sumpah jabatan atau;

b) Surat yang dikuatkan dengan sumpah

Bentuk-bentuk surat yang dapat dianggap mempunyai nilai sebagai

alat bukti berdasarkan Pasal 187 KUHAP adalah:

a) Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat pejabat

umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang

memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar,

dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang

jelas dan tegas tentang keterangannya itu;

b) Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang

termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan

yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu keadaan;

c) Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat

berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu

keadaan yang diminta secara resmi daripadanya;

d) Surat lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan

isi dari alat pembuktian yang lain.

Nilai kekuatan pembuktian surat:

a) Ditinjau dari segi formal

Alat bukti surat yang disebut pada Pasal 187 huruf a, b, dan c

KUHAP adalah alat bukti yang “sempurna”. Sebab bentuk surat-

surat dibuat secara resmi menurut formalitas yang ditentukan

Page 43: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

33

peraturan perundang-undangan dan berisi keterangan resmi dari

seorang pejabat yang berwenang, dan pembuatan serta keterangan

yang terkandung dalam surat dibuat atas sumpah jabatan.

b) Ditinjau dari segi materiil

Dari sudut materiil, semua bentuk alat bukti surat yang disebut

dalam Pasal 187 KUHAP “bukan alat bukti yang mempunyai

kekuatan mengikat” dengan kata lain “bersifat bebas”. Dasar

alasan ketidakterikatan hakim atas alat bukti surat didasarkan pada

beberapa asas antara lain: i) asas proses pemeriksaan perkara

pidana ialah untuk mencari kebenaran materiil atau “kebenaran

sejati” (materiel waarheid), bukan mencari kebenaran formal; ii)

asas keyakinan hakim; iii) asas batas minimum pembuktian.44

4) Petunjuk

Pasal 188 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa:

“Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karenapersesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupundengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadisuatu tindak pidana dan siapa pelakunya.”

Apabila hakim hendak mempergunakan alat bukti petunjuk sebagai

dasar penilaian pembuktian kesalahan terdakwa, undang-undang

sunguh-sungguh menuntut kesadaran tanggung jawab hati nurani

hakim agar hakim bersikap arif dan bijaksana. Berdasarkan ketentuan

Pasal 188 ayat (2) petunjuk hanya dapat diperoleh dari:

a) Keterangan saksi;

44 M. Yahya Harahap, 2002, Op.Cit, hal. 289-290.

Page 44: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

34

b) Surat;

c) Keterangan terdakwa.

Adapun mengenai kekuatan pembuktian alat bukti petunjuk serupa

sifat dan kekuatannya dengan keterangan saksi, keterangan ahli, dan

alat bukti surat yang sahnya mempunyai sifat kekuatan pembuktian

“yang bebas”.

5) Keterangan terdakwa

Pasal 189 KUHAP ayat (1) menyatakan bahwa:

“Keterangan terdakwa ialah apa yang terdakwa nyatakan di sidangtentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri ataualami sendiri”.

Bertitik tolak dari tujuan mewujudkan kebenaran sejati, undang-

undang tidak dapat menilai keterangan terdakwa sebagai alat bukti

yang memiliki nilai pembuktian yang sempurna, mengikat dan

menetukan. Dengan demikian, nilai kekuatan pembuktian alat bukti

keterangan sebagai berikut:

a) Sifat nilai kekuatan pembuktiannya adalah bebas

Hakim tidak terikat pada nilai kekuatan yang terdapat pada alat

bukti keterangan terdakwa. Dia bebas untuk menilai kebenaran

yang terkandung di dalamnya. Hakim dapat menerima atau

menyingkirkannya sebagai alat bukti dengan jalan mengemukakan

alasan-alasannya.

b) Harus memenuhi batas minimum pembuktian

Page 45: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

35

Keharusan mencukupkan alat bukti keterangan terdakwa dengan

sekurang-kurangnya satu lagi alat bukti yang lain, baru

mempunyai nilai pembuktian yang cukup

c) Harus memenuhi asas keyakinan hakim

Disamping dipenuhi batas minimum pembuktian dengan alat bukti

yang sah maka dalam pembuktian yang cukup tersebut harus

dibarengi dengan keyakinan hakim bahwa terdakwalah yang

bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya.45

C. Putusan Pengadilan

1. Pengertian Putusan

Putusan hakim pada dasarnya adalah suatu karya menemukan hukum,

yaitu menetapkan bagaimanakah seharusnya menurut hukum dalam setiap

peristiwa yang menyangkut kehidupan dalam suatu negara hukum.

Pengertian lain mengenai putusan hakim adalah hasil musyawarah yang

bertitik tolak dari surat dakwaan dengan segala sesuatu yang terbukti dalam

pemeriksaan di sidang pengadilan.46

Menurut buku Peristilahan Hukum dalam Praktik yang dikeluarkan

Kejaksaan Agung Republik Indonesia,47 seperti yang dikutip oleh Leden

Marpaung menyatakan bahwa putusan adalah hasil atau kesimpulan dari

sesuatu yang telah dipertimbangkan dan dinilai dengan semasak-masaknya

45 Ibid, hal. 311-312.46Sofa, 16 Agustus 2011, Tentang Putusan Hakim,

http://massofa.wordpress.com/2011/08/16/tentang-putusan-hakim/ diakses pada tanggal 7 Juni2013.

47Leden Marpaung, 2010, Proses Penanganan Perkara Pidana Di Kejaksaan &Pengadilan Negeri Upaya Hukum&Eksekusi, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 129.

Page 46: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

36

yang dapat berbentuk tulisan ataupun lisan. Kamus istilah Hukum Fockema

Andreae, seperti yang dikutip oleh Leden Marpaung mengartikan putusan

(vonnis) sebagai vonnis tetap (definitief). Mengenai kata putusan yang

diterjemahkan dari vonis adalah hasil akhir dari pemeriksaan perkara di

sidang pengadilan.48

Pasal 1 angka 11 KUHAP menyatakan bahwa:

“Putusan pengadilan adalah pernyatan hakim yang diucapkan dalamsidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebasatau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut carayang diatur dalam undang-undang ini”.

Pasal 182 ayat 6 KUHAP menyatakan bahwa:

“Pada asasnya putusan dalam musyawarah majelis merupakan hasilpermufakatan bulat kecuali jika hal itu setelah diusahakan dengansungguh-sungguh tidak dapat dicapai, maka berlaku ketentuan sebagaiberikut:a. Putusan diambil suara terbanyak;b. Jika ketentuan tersebut huruf a tidak juga dapat diperoleh putusan

yang dipilih adalah pendapat hakim yang paling menguntungkanbagi terdakwa.”

Mengenai putusan apa yang akan dijatuhkan pengadilan, tergantung

hasil mufakat musyawarah hakim berdasar penilaian yang mereka peroleh

dari surat dakwaan dihubungkan dengan segala sesuatu yang terbukti dalam

pemeriksaan di sidang pengadilan.

2. Bentuk Putusan Pengadilan

Putusan pengadilan yang akan dijatuhkan pengadilan mengenai suatu

perkara dapat berbentuk sebagai berikut:

1) Putusan Bebas

Pasal 191 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa:

48 Ibid.

Page 47: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

37

“Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan sidang,kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidakterbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas”.

Menurut Van Bemmelen,49 seperti yang dikutip oleh Andi Hamzah

menyatakan bahwa:

“Putusan bebas dijatuhkan jika hakim tidak memperoleh keyakinan

mengenai kebenaran (dengan kata lain mengenai pertanyaan apakah

terdakwa telah melakukan perbuatan yang didakwakan) atau ia yakin

bahwa apa yang didakwakan tidak atau setidak-tidaknya bukan terdakwa

ini yang melakukannya”.

Menurut M. Yahya Harahap, putusan bebas ditinjau dari segi yuridis ialah

putusan yang dinilai oleh Majelis Hakim yang bersangkutan:

a) Tidak memenuhi asas pembuktian menurut undang-undang secara

negatif;

b) Tidak memenuhi asas batas minimum pembuktian.50

2) Putusan Lepas dari Segala Tuntutan Hukum

Pasal 191 ayat (2) KUHAP menyatakan bahwa:

“Jika pengadilan berpendapat bahwa perbuatan yang didakwakankepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan suatutindak pidana, maka terdakwa diputus lepas dari segala tuntutanhukum.”

Terdakwa dilepas dari segala tuntutan hukum dapat disebabkan:

a) Salah satu sebutan hukum pidana yang didakwakan tidak cocok

dengan tindak pidana. Misalnya terdakwa mengambil barang hanya

49 Andi Hamzah, Op. Cit, hal. 287.

50 M. Yahya Harahap, 2002, Op.Cit, hal. 327.

Page 48: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

38

untuk memakai, tidak ada niat untuk memiliki;

b) Terdapat keadaan-keadaan yang istimewa yang menyebabkan

terdakwa tidak dapat dihukum. Misalnya karena Pasal 44, Pasal 48,

Pasal 49, Pasal 50, Pasal 51 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).51

Menurut M. Yahya Harahap,52 putusan lepas dari segala tuntutan hukum

dapat ditinjau dari beberapa segi, antara lain:

a) Ditinjau dari segi pembuktianPada putusan lepas dari segala tuntutan hukum, apa yang didakwakankepada terdakwa cukup terbukti secara sah baik dinilai dari segipembuktian menurut undang-undang maupun dari segi batas minimumpembuktian yang diatur Pasal 183 KUHAP. Akan tetapi, perbuatanyang terbukti “tidak merupakan tindak pidana”. Perbuatan yangdidakwakan dan yang telah terbukti itu, tidak ada diatur dan tidaktermasuk ruang lingkup hukum pidana melainkan termasuk ruanglingkup hukum perdata, hukum asuransi, hukum dagang, atau hukumadat.

b) Ditinjau dari segi penuntutanPutusan lepas dari segala tuntutan hukum pada hakikatnya apa yangdidakwakan kepadanya bukan merupakan perbuatan tindak pidana.Barang kali hanya quasi tindak pidana, seolah-olah penyidik danPenuntut Umum melihatnya sebagai perbuatan tindak pidana.

3) Putusan Pemidanaan

Pasal 193 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa:

“Jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukantindak pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilanmenjatuhkan pidana”.

Pemidanaan berarti terdakwa dijatuhi hukuman pidana sesuai dengan

ancaman yang ditentukan dalam pasal tindak pidana yang didakwakan

kepada terdakwa.

51 Leden Marpaung, Op. Cit, hal 135.52 M. Yahya Harahap, 2002, Op.Cit, hal. 331.

Page 49: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

39

Menurut Van Bemmelen,53 seperti yang dikutip oleh Andi Hamzah

putusan pemidanaan dijatuhkan oleh hakim jika ia telah mendapat

keyakinan bahwa terdakwa telah melakukan perbuatan yang didakwakan

dan ia menganggap bahwa perbuatan dan terdakwa dapat dipidana.

Apabila menurut pendapat dan penilaian pengadilan terdakwa telah

terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan kesalahan tindak pidana

yang didakwakan kepadanya sesuai dengan sistem pembuktian dan batas

minimum pembuktian yang ditentukan Pasal 183 KUHAP, kesalahan

terdakwa telah cukup terbukti dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti

yang sah yang memberi keyakinan kepada hakim, terdakwalah pelaku

pidananya.

4) Penetapan Tidak Berwenang Mengadili

Apabila Ketua Pengadilan Negeri berpendapat perkara tersebut tidak

termasuk wewenangnya sperti yang ditentukan dalam Pasal 84 KUHAP:

a) Karena tindak pidana yang terjadi tidak dilakukan dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri yang bersangkutan; atau

b) Sekalipun terdakwa bertempat tinggal, berdiam terakhir, diketemukan

atau ditahan berada di wilayah Pengadilan Negeri tersebut, tapi tindak

pidananya dilakukan di wilayah hukum Pengadilan Negeri yang lain,

sedang saksi-saksi yang dipanggil pun lebih dekat dengan Pengadilan

Negeri tempat dimana tindak pidana dilakukan, dan sebagainya.54

5) Putusan yang Menyatakan Bahwa Dakwaan Tidak Dapat Diterima

53 Andi Hamzah, Op. Cit, hal. 287.54 M. Yahya Harahap, 2002, Op.Cit, hal. 336.

Page 50: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

40

Putusan yang menyatakan bahwa dakwaan tidak dapat diterima, pada

hakikatnya termasuk kekurang cermatan Penuntut Umum karena putusan

tersebut dijatuhkan karena:

a) Pengaduan yang diharuskan bagi penuntutan, tidak ada (delik

pengaduan);

b) Perbuatan yang didakwakan kepada terdakwa, telah pernah diadili

(nebis in idem);

c) Hak untuk penuntutan telah hilang karena daluwarsa (verjaring).55

6) Putusan yang Menyatakan Dakwaan Batal Demi Hukum

Putusan pengadilan yang berupa pernyataan dakwaan Penuntut Umum

batal atau batal demi hukum didasarkan pada Pasal 143 ayat (3) KUHAP

dan Pasal 156 ayat (1) KUHAP. Alasan utama untuk membatalkan surat

dakwaan batal demi hukum, apabila surat dakwaan tidak memenuhi unsur

yang ditentukan dalam Pasal 143 ayat (2) huruf b KUHAP yakni surat

dakwaan tidak menjelaskan unsur konstitutif yang dirumuskan dalam pasal

pidana yang didakwakan kepada terdakwa.

Menurut M. Yahya Harahap,56 beberapa alasan pokok yang dapat

dijadikan dasar menyatakan dakwaan Penuntut Umum batal demi hukum:

a) Apabila dakwaan tidak merumuskan semua unsur dalih yangdidakwakan;

b) Tidak memberi secara jelas peran dan perbuatan yang dilakukanterdakwa dalam dakwaan;

c) Dakwaan kabur atau obscuur libel, karena tidak dijelaskan carabagaimana kejahatan dilakukan.

55 Leden Marpaung, Op.Cit, hal. 134.56 M. Yahya harahap, 2002, Op. Cit, hal. 338.

Page 51: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

41

D. Putusan Bebas

Pasal 191 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa:

“Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan sidang,kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidakterbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas”.

Dalam penjelasan mengenai ketentuan yang diatur dalam Pasal 191

ayat (1) KUHAP dikatakan, bahwa yang dimaksud perbuatan yang

didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan adalah tidak

cukup terbukti menurut penilaian hakim atas dasar pembuktian dengan

menggunakan alat bukti menurut ketentuan hukum acara pidana ini. Apabila

hakim berpendapat, bahwa satu atau lebih unsur dari tindak pidana yang

didakwakan kepada terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka

hakim harus memutuskan suatu pembebasan atau suatu vrijspraak bagi

terdakwa.57 Menurut Van Bemmelen,58 seperti yang dikutip oleh Andi

Hamzah menyatakan bahwa putusan bebas dijatuhkan jika hakim tidak

memperoleh keyakinan mengenai kebenaran (dengan kata lain mengenai

pertanyaan apakah terdakwa telah melakukan perbuatan yang didakwakan)

atau ia yakin bahwa apa yang didakwakan tidak atau setidak-tidaknya bukan

terdakwa ini yang melakukannya.

Menurut M. Yahya Harahap,59 putusan bebas ditinjau dari segi yuridis

ialah putusan yang dinilai oleh Majelis Hakim yang bersangkutan:

1) Tidak memenuhi asas pembuktian menurut undang-undang secaranegative yaitu pembuktian yang diperoleh di persidangan, tidak

57 P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, Op.Cit. hal.436.58 Andi Hamzah, Op. Cit, hal. 287.59 M. Yahya Harahap, 2002, Op.Cit, hal. 327.

Page 52: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

42

cukup membuktikan kesalahan terdakwa sekaligus kesalahanterdakwa yang tidak cukup terbukti itu tidak diyakini oleh hakim;

2) Tidak memenuhi asas batas minimum pembuktian yaitu kesalahanyang didakwakan kepada terdakwa hanya didukung oleh satu alatbukti saja, sedang menurut ketentuan Pasal 183 KUHAP agarcukup membuktikan kesalahan seorang terdakwa harus dibuktikansekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah.

1. Pengertian Putusan Bebas Murni

Darwan Prinst menyatakan bahwa putusan bebas murni dijatuhkan,

apabila dakwaan Penuntut Umum tidak terbukti sama sekali karena tidak ada

suatu perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa ataupun perbuatan ada tetapi

bukan merupakan tindak pidana.60

Menurut Achmad S. Soemadipradja,61 seperti yang dikutip oleh Kelik

Pramudya menyatakan bahwa putusan bebas murni adalah putusan akhir

dimana hakim mempunyai keyakinan mengenai tindak pidana yang

didakwakan kepada terdakwa adalah tidak terbukti.

2. Pengertian Putusan Bebas Tidak Murni

Suatu pembebasan tidak murni (niet zuivere vrijspraak) ialah suatu

putusan yang bunyinya bebas hukum (onstlag van rechtsvervolging), yang

dinamai juga lepas dari segala tuntutan hukum terselubung (bedekt onstlag

van rechtsvervolging). Menurut Van Bemmelen,62 seperti yang dikutip Andi

Hamzah menyatakan bahwa terjadinya bebas tidak murni (niet zuivere

vrijspraak) jika hakim menjalankan putusan bebas yang didasarkan atas

kenyataan bahwa yang tersebut dalam surat dakwaan lebih banyak daripada

60 Darwan Prinst, 2002, Hukum Aara Pidana Dalam Praktik, Jakarta: Djambatan, hal.159.61 Kelik Pramudya, 17 September 2008, Putusan Bebas (Vrijspraak), diakses pada tanggal

8 Juni 2013.62 Andi Hamzah, Op.Cit, hal 295.

Page 53: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

43

yang ada dan lebih banyak daripada yang perlu dimuat di dalamnya.

Menurut Oemar Seno Adji,63 seperti yang dikutip Kelik Pramudya

menyatakan bahwa pembebasan tidak murni pada hakikatnya merupakan

putusan lepas dari segala tuntutan yang terselubung, dapat dikatakan apabila

dalam suatu dakwaan unsur delik dirumuskan dengan istilah yang sama

dalam perundang-undangan, sedangkan hakim memandang dakwaan tersebut

tidak terbukti yang mempunyai kualifikasi:

1) Pembebasan didasarkan atas suatu penafsiran yang keliru terhadap

sebutan tindak pidana yang disebut dalam surat dakwaan.

2) Dalam menjatuhkan putusan pengadilan telah melampaui batas

kewenangannya, baik absolut maupun relatif dan sebagainya

Apa yang diatur dalam Pasal 191 KUHAP dapat lagi diperluas dengan

syarat-syarat putusan pembebasan atau pelepasan dari segala tuntutan hukum

yang diatur dalam Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) Buku I Bab III terdapat beberapa pasal yang

mengatur tentang hal-hal yang menghapuskan pemidanaan terhadap seorang

terdakwa dengan kata lain merupakan alasan membebaskan terdakwa dari

pemidanaan antara lain:

1) Pasal 44 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP), apabila perbuatan tindak pidana

yang dilakukan terdakwa “tidak dapat dipertanggungjawabkan”;

2) Pasal 45 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-

63 Kelik Pramudya, Op.Cit.

Page 54: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

44

Undang Hukum Pidana (KUHP), perbuatan tindak pidana yang

dilakukan oleh orang yang belum cukup umurnya 16 tahun;

3) Pasal 48 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) (overmacht), orang yang

melakukan tindak pidana dalam keadaan pengaruh daya paksa;

4) Pasal 49 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), orang yang terpaksa

melakukan pembelaan diri atau self defence;

5) Pasal 50 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP), orang yang melakukan perbuatan

untuk melaksanakan ketentuan undang-undang, tidak dapat

dipidana, terdakwa harus diputus dengan putusan bebas.

3. Akibat Hukum Dijatuhkannya Putusan Bebas

Tedakwa yang diputus bebas dibebaskan dari tahanan, sesuai Pasal

191 ayat (3) yang menyatakan bahwa:

“Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2),terdakwa yang ada dalam status tahanan diperintahkan untukdibebaskan seketika itu juga kecuali karena ada alasan lain yang sah,terdakwa perlu ditahan”.

Suatu yang perlu diperhatikan dalam putusan pembebasan ialah

“perintah untuk membebaskan” terdakwa dari tahanan. Perintah pembebasan

dari tahanan dikeluarkan hakim ketua sidang bersamaan dengan saat putusan

diumumkan, jika seandainya terdakwa yang diputus bebas itu berada dalam

tahanan. Kelalaian mengeluarkan perintah pembebasan terdakwa dari tahanan

dalam putusan pembebasan, mengakibatkan putusan batal demi hukum. Hal

Page 55: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

45

ini ditegaskan dalam Pasal 197 ayat (1) huruf k jo. Pasal 197 ayat (2)

KUHAP.64

Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 5 tahun 2001

tentang Pembuatan Ringkasan Putusan Terhadap Perkara Pidana yang

Terdakwanya Diputus Bebas atau Dilepas Dari Segala Tuntutan, menyatakan

bahwa:

“Terhadap perkara pidana yang terdakwanya ditahan dan diputusdengan amar putusan yang menyatakan terdakwa dibebaskan darisegala dakwaan (vrijspraak) atau dilepas dari segala tuntutan (ontslagvan alle rechtsvervolging) dengan perintah agar terdakwa segeradikeluarkan dari tahanan pada saat putusan diucapkan di depan sidangterbuka untuk umum harus sudah ada setidak-tidaknya ringkasanputusan (extract vonis) atau setidak-tidaknya segera setelah putusantersebut diucapkan agar segera dibuat ringkasan putusan (extractvonis) guna dapat segera dieksekusi oleh Jaksa dalam kedudukannyaselaku eksekutor dari putusan Hakim”.

Pasal 67 KUHAP menyatakan bahwa:

“Terdakwa atau Penuntut Umum berhak untuk minta bandingterhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadap putusanbebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkut masalahkurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilan dalamacara cepat.”

Pasal 244 KUHAP menyatakan bahwa:

“Terdapat putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhiroleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atauPenuntut Umum dapat mengajukan permintaan kasasi kepadaMahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas.”

Pada Lampiran Keputusan Menteri RI Nomor M.14 PW.07.03 tahun

1983 tanggal 10 Desember 1983, butir 19 dicantumkan antara lain:

“Terhadap putusan bebas tidak dapat dimintakan banding, tetapiberdasarkan situasi dan kondisi, demi hukum, keadilan dan kebenaran,

64M. Yahya Harahap, 2002, Op.Cit,, hal.329-330.

Page 56: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

46

terhadap putusan bebas dapat dimintakan kasasi. Hal ini akandidasarkan pada yurisprudensi.”

Yurisprudensi pertama mengenai putusan bebas adalah Putusan

Mahkamah Agung RI Nomor Reg. 275 K/Pid/1983 tanggal 15 Desember

1983. M. Yahya Harahap65 menyatakan bahwa apabila dilihat dari segi

yuridis formalnya yakni dari segi hukum acara dikaitkan dengan Pasal 67

dan Pasal 244 KUHAP maka:

1) Putusan bebas pengadilan tingkat pertama mutlak tidak dapatdiminta banding, tapi langsung dapat diminta permohonankasasi;

2) Memang Pasal 244 KUHAP tidak memperkenankan putusanbebas diminta kasasi sepanjang putusan bebas itu bersifat“pembebasan murni”, dan permintaan kasasi terhadap putusanbebas yang bersifat pembebasan murni harus dinyatakan tidakdapat diterima;

3) Jika sifat pembebasan itu “tidak murni”, putusan bebas tersebutdapat diminta kasasi;

4) Suatu putusan bebas dianggap tidak bersifat pembebasan murni,antara lain:a. Apabila dalam putusan itu terdapat kekeliruan penafsiran

terhadap sebutan tindak pidana yang disebut dalam suratdakwaan dan bukan didasarkan pada tidak terbuktinya unsur-unsur perbuatan yang didakwakan, atau

b. Apabila dalam menjatuhkan putusan pengadilan telahmelampaui batas wewenangnya dalam arti bukan sajawewenang yang menyangkut kompetensi absolut danrelative, tapi juga dalam hal apabila ada unsur non yuridis.

Di dalam praktik, permasalahan mengenai putusan bebas murni dan

putusan bebas tidak murni itu tidak perlu dihiraukan lagi, karena apakah

putusan bebas itu bersifat murni atau tidak, tidak menjadi masalah bagi

Mahkamah Agung.

Namun berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 114/PUU-

65 Ibid. hal. 442.

Page 57: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

47

X/2012, Mahkamah Konstitusi telah menyatakan frasa “kecuali terhadap

putusan bebas” dalam Pasal 244 KUHAP bertentangan dengan konstitusi dan

tidak lagi mempunyai kekuatan hukum mengikat. Sehingga ketentuan Pasal

244 KUHAP kini berbunyi:

“Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkatterakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung,terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaanpemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung.”

Pasal 253 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa:

“Pemeriksaan dalam tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agungatas permintaan para pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244dan Pasal 248 guna menentukan:1) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau

diterapkan tidak sebagaimana mestinya;2) Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan

undang-undang;3) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.”

Tujuan kasasi adalah untuk menciptakan kesatuan penerapan hukum

dengan jalan membatalkan putusan yang bertentangan dengan undang-undang

atau keliru dalam menerapkan hukum.66

Menurut M. Yahya Harahap,67 tujuan utama upaya hukum kasasi

antara lain sebagai berikut:

1) Koreksi terhadap kesalahan putusan pengadilan bawahan. Salahsatu tujuan kasasi adalah memperbaiki dan meluruskan kesalahanpenerapan hukum, agar hukum benar-benar diterapkansebagaimana mestinya serta apakah cara mengadili perkara benar-benar dilakukan menurut ketentuan undang-undang;

2) Menciptakan dan membentuk hukum baru. Selain tindakan koreksiyang dilakukan oleh Mahkamah Agung dalam peradilan kasasi,adakalanya tindakan koreksi itu sekaligus menciptakan hukum barudalam bentuk yurisprudensi;

66 Andi Hamzah, Op.Cit, hal. 298.67 M. Yahya Harahap, 2002, Op.Cit, hal. 518-521.

Page 58: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

48

3) Pengawasan terciptanya keseragaman penerapan hukum. tujuan laindari pemeriksaan kasasi, adalah mewujudkan kesadaran“keseragaman” penerapan hukum atau unified legal frame workdan unified legal opinion. Dengan adanya putusan kasasi yangmenciptakan yurisprudensi, akan mengarahkan keseragamanpandangan dan titik tolak penerapan hukum, serta dengan adanyaupaya hukum kasasi, dapat terhindari kesewenangan danpenyalahgunaan jabatan oleh para hakim yang tergoda dalammemanfaatkan kebebasan kedudukan yang dimilikinya.

Permohonan kasasi diajukan 14 (empat belas) hari, setelah putusan

pengadilan diberitahukan kepada terdakwa yang disampaikan kepada panitera

Pengadilan Negeri yang telah memutus perkara tersebut dalam tingkat

pertama (Pengadilan Negeri) sebagaimana yang diatur dalam Pasal 245 ayat

(1) KUHAP. Selanjutnya permintaan kasasi tersebut ditulis dalam sebuah

surat keterangan yang ditandatangani panitera serta pemohon, kemudian

panitera mencatat dalam daftar yang dilampiri berkas perkara kemudian

panitera wajib memberitahukan permintaan dari pihak yang satu kepada pihak

yang lain sebagaimana yang diatur dalam Pasal 245 ayat (2) dan (3) KUHAP.

14 (empat belas) hari setelah mengajukan permintaan kasasi, wajib

mengajukan memori kasasi kepada panitera dan diberi tanda terima dalam

rangkap 2 (dua) sebagai tembusan oleh panitera untuk disampaikan kepada

pihak lainnya dan pihak lain itu berhak mengajukan kontra memori kasasi, ini

sesuai dengan Pasal 248 ayat (6) KUHAP. Dalam tenggang waktu 14 (empat

belas) hari, panitera menyampaikan tembusan kontra memori kasasi kepada

pihak yang semula mengajukan memori kasasi, sesuai dengan Pasal 248 ayat

(7) KUHAP.

Apabila salah satu pihak berpendapat masih ada sesuatu yang perlu

Page 59: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

49

ditambahkan dalam memori kasasi atau kontra memori kasasi, kepadanya

diberikan kesempatan untuk mengajukan tambahan itu dalam tenggang waktu

14 (empat belas) hari sebagaimana diatur dalam Pasal 249 ayat (1) KUHAP.

Tambahan memori/ kontra kasasi diserahkan kepada panitera pengadilan

selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah tenggang

waktu permohonan kasasi tersebut selengkapnya oleh panitera pengadilan

segera disampaikan kepada Mahkamah Agung, sebagaimana diatur dalam

Pasal 249 ayat (2) dan (3) KUHAP.’

E. Tindak Pidana Penipuan dan Penggelapan

Titel XXV Buku II Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) berjudul “Bedrog” yang berarti

penipuan dalam arti luas, sedangkan pasal pertama dari titel itu, yaitu pasal

378, mengenai tindak pidana oplichting yang berarti juga penipuan tetapi

dalam arti sempit, sedangkan pasal-pasal lain dari titel tersebut memuat

tindak pidana lain yang bersifat penipuan juga dalam arti luas.68 Tindak

pidana penipuan diatur dalam Pasal 378 Undang-undang No. 1 tahun 1946

tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang menyatakan

bahwa:

“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atauorang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu ataumartabat (hoedabigheid) palsu; dengan tipu muslihat, ataupunrangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkanbarang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupunmenghapuskan piutang, diancam karena penipuan, dengan pidanapenjara paling lama empat tahun”.

68 Wirjono Prodjodikoro, 2003, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indosnesia, Bandung:Refika Aditama, hal. 36.

Page 60: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

50

Menurut Suharto RM,69 Rumusan yang berbentuk kelakuan tersebut

merupakan perbuatan yang disengaja dengan maksud untuk menguntungkan

diri sendiri dengan unsur-unsur sebagai berikut:

1. Barang siapa;

2. Menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawanhukum;

3. Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipumuslihat atau rangkaian kebohongan;

4. Menggerakkan orang lain untuk:

a. Menyerahkan barang sesuatu;

b. Memberi utang; atau

c. Menghapuskan piutang.

Bentuk dari rumusan Pasal 378 Undang-undang No. 1 tahun 1946

tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) ini sifatnya alternatif,

artinya apabila salah satu dari kelompok tiap unsur itu sudah memenuhi

syarat dari perbuatan materiil yang dilakukan si pelaku, maka dapat memilih

salah satu dari kelompok unsur yang terdapat pada tiap unsur. Dalam pasal ini

yang perlu dibuktikan ialah unsur perbuatan melawan hukum yang mana

sehingga dapat menggerakkan seseorang untuk menyerahkan sesuatu

barang.70

Unsur-unsur tindak pidana penipuan menurut Mulyatno71 adalah

sebagai berikut:

1. Ada seseorang yang dibujuk atau digerakkan untuk menyerahkan

69 Suharto RM, 2002, Hukum Pidana Materiil, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 42.70 Ibid.71 Ray Pratama Siadari. Pengertian Dan Unsur-Unsur Tindak Pidana Penipuan.

http://raypratama.blogspot.com/2012/02/pengertian-dan-unsur-unsur-tindak-pidana-penipuan.htmldiakses pada tanggal 18 Maret 2013.

Page 61: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

51

suatu barang atau membuat hutang atau menghapus piutang.Barang itu diserahkan oleh yang punya dengan jalan tipu muslihat.Barang yang diserahkan itu tidak selamanya harus kepunyaansendiri, tetapi juga kepunyaan orang lain;

2. Penipu itu bermaksud untuk menguntungkan dirinya sendiri atauorang lain tanpa hak. Dari maksud itu ternyata bahwa tujuannyaadalah untuk merugikan orang yang menyerahkan barang itu;

3. Yang menjadi korban penipuan itu harus digerakkan untukmenyerahkan barang itu dengan jalan :

a) Penyerahan barang itu harus akibat dari tindakan tipu daya;

b) Sipenipu harus memperdaya sikorban dengan satu akal yangtersebut dalam Pasal 378 Undang-undang No. 1 tahun 1946tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Perbuatan penipuan ini tidak menggunakan sarana paksaan, tetapi

dengan kepandaian seseorang untuk mempengaruhi orang lain sehingga orang

berbuat sesuatu tanpa kesadaran yang penuh.72

Secara umum menurut Adam Chazawi73, unsur-unsur tindak pidana

terhadap harta kekayaan ini adalah mencakup unsur obyektif dan unsur

subjektif. Adapun unsur obyektif yang dimaksud adalah berupa hal-hal

sebagai berikut:

1. Unsur perbuatan materiel, seperti perbuatan mengambil (dalamkasus pencurian), memaksa (dalam kasus pemerasan), memiliki /mengklaim (dalam kasus penggelapan, menggerakkan hati / pikiranorang lain (dalam kasus penipuan) dan sebagainya;

2. Unsur benda / barang;3. Unsur keadaan yang menyertai terhadap obyek benda yakni harus

merupakan milik orang lain;4. Unsur upaya-upaya tertentu yang digunakan dalam melakukan

perbuatan yang dilarang;

72 Suharto RM, Op. Cit.73 M. Abdul Kholiq, 23 Januari 2011. Tinjauan Yuridis Wanprestasi, Penipuan dan

Penggelapan, http://pkbh.uii.ac.id/analisa-hukum/analisa-hukum/tinjauan-yuridis-tentang-perbedaan-wan-prestasi-penipuan-dan-penggelapan.html diakses pada tanggal 7 Juni 2013.

Page 62: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

52

5. Unsur akibat konstitutif yang timbul setelah dilakukannyaperbuatan yang dilarang.

Sedangkan unsur subjektifnya adalah terdiri atas:

1. Unsur kesalahan yang dirumuskan dengan kata-kata seperti“dengan maksud”, “dengan sengaja”, “yang diketahuinya / patutdiduga olehnya” dan sebagainya; dan

2. Unsur melawan hukum baik yang ditegaskan eksplisit / tertulisdalam perumusan pasal maupun tidak.

Perumusan dari tindak pidana penggelapan termuat dalam Pasal 372

Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) dari titel XXIV buku II Undang-undang No. 1 tahun 1946

tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang menyatakan

bahwa:

“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagaimilik sendiri (zich toeeigenen) barang sesuatu yang seluruhnya atausebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalamkekuasaanya bukan karena kejahatan, diancam karena penggelapan,dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda palingbanyak enam puluh rupiah”.

Berdasarkan bunyi Pasal 372 Undang-undang No. 1 tahun 1946

tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) diatas, diketahui

bahwa secara yuridis delik penggelapan harus memenuhi unsur-unsur pokok

berupa:

1. Unsur subjektif delik berupa kesengajaan pelaku untukmenggelapkan barang milik orang lain yang dirumuskan dalampasal undang-undang melalui kata : “dengan sengaja”; dan

2. Unsur oyektif delik yang terdiri atas:a. Unsur barang siapa;b. Unsur menguasai secara melawan hukum;c. Unsur suatu benda;d. Unsur sebagian atau seluruhnya milik orang lain; dan

Page 63: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

53

e. Unsur benda tersebut ada padanya bukan karena kejahatan.74

Dalam konteks pembuktian unsur subjektif misalnya, kesengajaan

pelaku penggelapan (opzet), melahirkan implikasi-implikasi pembuktian

apakah benar (berdasar fakta hukum) terdakwa memang:

1. “Menghendaki” atau “bermaksud” untuk menguasai suatu bendasecara melawan hukum;

2. “Mengetahui / menyadari” secara pasti bahwa yang ingin ia kuasaiitu adalah sebuah benda;

3. “Mengetahui / menyadari” bahwa benda tersebut sebagian atauseluruhnya adalah milik orang lain;

4. “Mengetahui” bahwa benda tersebut ada padanya bukan karenakejahatan.75

Sedangkan terkait unsur-unsur obyektif delik penggelapan, menurut

perspektif doktin hukum pidana ada beberapa hal yang harus dipahami juga

sebagai berikut :

1. Pelaku penggelapan harus melakukan penguasaan suatu bendayang milik orang lain tersebut secara melawan hukum. Unsurmelawan hukum (wederrnechtelijk toeeigenen) ini merupakan halyang harus melekat adap ada perbuatan menguasai benda milikorang lain tadi, dan dengan demikian harus pula dibuktikan.Menurut van Bemmelen dan van Hattum, makna secara melawanhukum dalam hal ini cukup dan bisa diartikan sebagai“bertentangan dengan kepatutan dalam pergaulan masyarakat”;

2. Cakupan makna “suatu benda” milik orang lain yang dikuasaipelaku penggelapan secara melawan hukum tadi, dalam praktekcenderung terbatas pada pengertian benda yang menurut sifatnyadapat dipindah-pindahkan atau biasa disebut dengan istilah “bendabergerak”;

3. Pengertian bahwa benda yang dikuasai pelaku penggelapan,sebagian atau seluruhnya merupakan milik orang lain, adalahmengandung arti (menurut berbagai Arrest Hoge Raad) bahwaharus ada hubungan langsung yang bersifat nyata antara pelakudengan benda yang dikuasainya.76

Sedangkan sumber lain menyebutkan unsur-unsur tindak pidana

74 Ibid.75 Ibid.76 Ibid.

Page 64: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

54

penggelapan:

a. Sengaja;

b. Melawan hukum;

c. Memiliki sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian milik

orang lain;

d. Yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan.77

77 Setyawan, Budi. 20 Oktober 2012. Tinjauan Yuridis Penanganan Perkara Penipuan(Pasal 378 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana(KUHP)) Dan Atau Penggelapan (Pasal 372 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang KitabUndang-Undang Hukum Pidana (KUHP)) Studi Kasus Perkara Atas Nama Saudi Bin MaksinPada Kejaksaan Negeri Cilegon. http://rangselbudi.wordpress.com/2012/10/20/tinjauan-yuridis-penanganan-perkara-penipuan-pasal-378-Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang KitabUndang-Undang Hukum Pidana (KUHP)-dan-atau-penggelapan-pasal-372-Undang-undang No. 1tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)-studi-kasus-perkara-atas-nama-saudi-bin-maksin-pada-kejaksaan-negeri-cilegon/ diakses pada tanggal 18 Maret 2013.

Page 65: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

55

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Pendekatan

Penelitian ini termasuk dalam penelitian hukum yuridis normatif atau

penelitian hukum kepustakaan oleh karena “Penelitian hukum ini dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder belaka”.78 Penelitian

yuridis normatif ini dengan pendekatan perundang-undangan (Statute

Approach) dan pendekatan kasus (Case Approach). Pendekatan kasus (Case

Approach) digunakan karena yang akan diteliti adalah kasus yang telah

diputus oleh hakim Pengadilan Negeri Purwokerto.79

B. Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan spesifikasi penelitian preskripstif yaitu

semua penelitian yang bertujuan menggambarkan atau merumuskan

masalah sesuai dengan keadaan atau fakta yang ada. Menurut Peter

Mahmud Marzuki menyatakan bahwa ilmu hukum mempunyai

karakteristik sebagai ilmu yang bersifat preskriptif dan terapan.80 Sebagai

ilmu yang bersifat preskriptif ilmu hukum mempelajari tujuan hukum,

nilai-nilai hukum, validitas aturan hukum, konsep-konsep hukum dan

norma-norma hukum. Sebagai ilmu terapan ilmu hukum menciptakan

standar prosedur, ketentuan-ketentuan, rambu-rambu dalam

78 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2004, Penelitian Hukum Normatif Suatu TinjauanSingkat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 13-14.

79 Jhony Ibrahim, 2011, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Bayumedia Publishin, hal. 295 – 321.

80 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Perdana MediaGrup, hal.91.

Page 66: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

56

melaksanakan aturan.

C. Sumber Data

Peneliti dalam penelitian ini, akan menggunakan data sekunder untuk

membangun penelitian dan untuk mendapatkan hasil yang objektif dari

penelitian. Dari data sekunder tersebut akan dibagi dan diuraikan menjadi:

a. Bahan hukum primer yakni bahan hukum yang terdiri atas peraturan

perundang-undangan yang diurutkan berdasarkan hierarki Undang-Undang

Dasar 1945, undang-undang/peraturan pengganti undang-undang,

peraturan pemerintah, pemerintahan daerah.

b. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang terdiri atas buku-buku

teks yang ditulis para ahli hukum yang berpengaruh, jurnal-jurnal hukum,

yurisprudensi, dan hasil-hasil simposium mutakhir yang berkaitan dengan

topik penelitian.

c. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.81

D. Metode Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data sekunder dari studi pustaka dan

studi dokumen. Studi pustaka ini akan menggali berbagai kemungkinan

jawaban permasalahan dalam penelitian ini. Studi dokumen suatu cara

pengumpulan bahan dengan menelaah terhadap dokumen-dokumen

pemerintah maupun non pemerintah berupa surat keputusan, internet, arsip-

81 Zainuddin Ali, 2009, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 106.

Page 67: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

57

arsip ilmiah, dan putusan pengadilan dan sebagainya. Putusan yang menjadi

studi dokumen adalah putusan Pengadilan Negeri No. 39/ Pid.B/ 2008/

PN.Pwt.

E. Metode Penyajian Data

Peneliti setelah memperoleh bahan hukum (primer, sekunder, tersier)

akan dilakukan klasifikasi dan inventarisasi terhadap bahan hukum tersebut.

Nantinya data yang diperoleh akan disususn secara sistematis dan logis.

Antara bahan hukum yang satu dengan yang lain memilki hubungan yang

dapat menjawab permasalahan hukum yang ada pada penelitian ini.

F. Metode Analisis Data

Bahan hukum yang diperoleh dalam studi kepustakaan, aturan

perundang-undangan, dan artikel dimaksud penulis uraikan dan hubungkan

sedemikian rupa, sehingga disajikan dalam penulisan yang lebih sistematis

guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan. Bahwa analisis tehadap

bahan hukum dilakukan secara deduktif yakni menarik kesimpulan dari suatu

permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang

dihadapi. Bahan hukum yang ada dianalisis untuk mengetahui pertimbangan

dan penerapan hukum hakim dalam menjatuhkan putusan bebas, serta akibat

hukum bagi terdakwa yang dijatuhi putusan bebas sesuai dengan aturan

hukum yang berlaku.

Page 68: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Duduk Perkara

Dalam perkara ini terdakwa yang menjabat sebagai direktur PT. Aries

Pura Graha telah melaksanakan pembangunan perumahan Pasir Luhur Permai

Kelurahan Pasir Kidul Kecamatan Purwokerto Barat dan dalam pekerjaan

pembangunan jaringan listrik serta gardu trafo untuk proyek perumahan

bekerja sama dengan PT. Puri Sinar Berkah Jaya yang selanjutnya diterbitkan

Surat Perintah Kerja (SPK). Setelah PT. Puri Sinar Berkah Jaya melakukan

kewajiban sesuai SPK, PT. Aries Pura Graha belum melakukan pembayaran

maka PT. Puri Sinar Berkah Jaya menghentikan pekerjaanya. Selanjutnya

terdakwa mengajak saksi korban sebagai penyandang dana proyek

pembangunan jaringan listrik perumahan Pasir Luhur Permai Kelurahan

Pasir Kidul dan menjanjikan keuntungan yang besar. Sejak Januari 2007

sampai Maret 2007, saksi 3 dari PT. Puri Sinar Berkah Jaya mulai kas bon

secara bertahap kepada saksi korban.

Ketika saksi korban akan membuat perjanjian tertulis dengan

terdakwa di kantor Notaris Prian Resriarto, S.H. terdakwa dengan dalih akan

mempelajari draf yang disodorkan saksi korban pergi dan menghindar

sehingga perjanjian tidak terwujud, selanjutnya terdakwa memutus SPK

dengan PT. Puri Sinar Berkah Jaya dan mengalihkan pekerjaan pembangunan

jaringan listrik berikutnya ke saksi 4.

Page 69: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

59

Pada waktu saksi 2 melakukan penagihan pembayaran, terdakwa

hanya membayar sebagian saja dan uang yang di kas bon PT. Puri Sinar

Berkah Jaya dari saksi korban adalah urusan saksi korban dan terdakwa

sedangkan kekurangnnya diminta terdakwa sebagai fee, kemudian terdakwa

memegang kwitansi/ tanda terima dan tidak mengembalikan hak saksi korban

atas pengembalian kas bon dan keuntungan yang telah dijanjikan terdakwa.

2. Dakwaan Penuntut Umum

Penuntut Umum dalam persidangan menghadapkan terdakwa dengan

dakwaan alternatif yaitu sebagai berikut:

a. Dakwaan Pertama

Bahwa ia terdakwa M.A.N Bin D.J.S, pada hari dan tanggal yang

sudah tidak dapat diingat lagi pada bulan Oktober 2006 sampai bulan

Maret 2007 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2006

sampai bulan Maret 2007, bertempat dilokasi proyek pembangunan

perumahan Pasir Luhur Permai Kelurahan Pasir Kidul Kecamatan

Purwokerto Barat Kabupaten Banyumas atau disuatu tempat setidak-

tidaknya masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri

Purwokerto, dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau

orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu,

dengan tipu muslihat, atau rangkaian kebohongan, menggerakkan

orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya

memberi utang maupun menghapus piutang, perbuatan mana

dilakukan terdakwa sebagai berikut:

Page 70: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

60

Bahwa ia terdakwa yang menjabat Direktur PT. Aries Pura Graha

dengan alamat Jl. Genuksari No. 34 Semarang, telah

melaksanakan proyek pembangunan perumahan Pasir Luhur

Permai Kelurahan Pasir Kidul Kecamatan Purwokerto Barat dan

dalam pekerjaan listrik untuk proyek perumahan tersebut telah

menggandeng PT. Puri Sinar Berkah Jaya untuk mengerjakan

semua yang menyangkut listrik baik pengadaan barang maupun

jasa yang selanjutnya diterbitkan dalam SPK (Surat Perintah

Kerja) untuk pekerjaan pembangunan jaringan listrik dan gardu

trafo perumahan Koperasi Gotong Royong dengan nilai pekerjaan

sebesar Rp 647.927.000,00 (Enam ratus empat puluh tujuh juta

Sembilan ratus dua puluh tujuh ribu rupiah) dan waktu

pelaksanaan 60 hari terhitung tanggal 26 Juni 2006 sampai dengan

24 Agustus 2006, yang mana terdakwa dalam SPK tersebut telah

menggunakan nama Dr. Mulyono, Anc kemudian PT. Puri Sinar

Berkah Jaya mulai melakukan pengadaan tiang listrik dan

kelengkapannya dan sudah ditaruh di lokasi dan arena PT. Aries

Pura Graha belum melakukan pembayaran maka PT. Puri Sinar

Berkah Jaya menghentikan pekerjaannya, selanjutnya agar

terdakwa dapat membayar dan melanjutkan pekerjaan listrik yang

dikerjakan PT. Puri Sinar Berkah Jaya, terdakwa mengajak saksi

korban sebagai penyandang dana proyek pembangunan jaringan

listrik perumahan Pasir Luhur Permai Kelurahan Pasir Kidul,

Page 71: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

61

dimana terdakwa telah meyakinkan saksi korban dengan

mengatakan apabila terdakwa sudah terlanjur mengeluarkan dana

untuk pengadaan tiang listrik dan kelengkapannya yang sudah

distock di gudang dan nilainya cukup besar sampai milyaran, yang

kemudian saksi korban diajak ke lokasi proyek dan ditunjukkan

adanya tiang-tiang listrik dan kelengkapannya yang sudah

menumpuk, dimana sebenarnya tiang-tiang listrik dan

kelengkapannya tersebut adalah kepunyaan PT. Puri Sinar Berkah

Jaya yang belum dapat dibayar oleh terdakwa, kemudian terdakwa

juga menjanjikan keuntungan yang besar apabila saksi korban

bersedia mendanai, kemudian pada hari dan tanggal yang sudah

tidak dapat lagi diingat sekira pukul 13.00 Wib bulan Desember

2006 telah dilakukan pertemuan kembali antara terdakwa dan

saksi korban dalam rangka pembahasan pembangunan perumahan

Pasir Luhur Permai Kelurahan Pasir Kidul di rumah makan Suka

Niki Purwokerto yang dihadiri saksi Purwadi dari pihak Koperasi

Gotong Royong, saksi 3 dari pihak PT. Puri Sinar Berkah Jaya,

yang mana terdakwa telah mengenalkan kepada semua yang hadir

bahwa saksi korban sebagai penyandang dana proyek

pembangunan perumahan Pasir Luhur Permai Kelurahan Pasir

Kidul secara keseluruhan, dan kemudian memerintahkan saksi 3

dari PT. Puri Sinar Berkah Jaya apabila membutuhkan dana untuk

pembiayaan dimuka untuk meminta uang langsung kepada saksi

Page 72: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

62

korban, sehingga menjadikan saksi korban tergerak hatinya untuk

menuruti kehendak terdakwa, sehingga pada bulan Januari 2007

sampai bulan Maret 2007 saksi 3 dari PT. Puri Sinar Berkah Jaya

mulai kas bon secara bertahap kepada saksi korban dimana saksi

korban selalu memenuhi baik dikirim melalui transfer maupun

diterima langsung saksi 3 dengan jumlah keseluruhan kas bon PT.

Puri Sinar Berkah Jaya sejumlah Rp 52.500.000,00 (Lima puluh

dua juta lima ratus ribu rupiah) dan ketika saksi korban akan

membuat perjanjian tertulis dengan terdakwa di Notaris Prian

Resriarto, S.H., dimana antara saksi korban dengan terdakwa telah

berada di kantor Notaris Prian Resriarto, S.H., terdakwa dengan

dalih akan mempelajari draft yang disodorkan saksi korban telah

pergi dan menghindar sehingga perjanjian tidak terwujud,

selanjutnya terdakwa memutus SPK dengan PT. Puri Sinar Berkah

Jaya dan mengalihkan pekerjaan pembangunan jaringan listrik

berikutnya ke saksi 4, dan pada waktu saksi 2 selaku Direktur PT.

Puri Sinar Berkah Jaya melakukan penagihan atas pekerjaan yang

telah dilaksanakan sejumlah Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas

juta lima ratus dua puluh tiga ribu rupiah) secara berulang kali,

terdakwa hanya membayar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta

rupiah) melalui dua kali transfer Bank Niaga yaitu pertama Rp

25.000.000,00 (Dua puluh lima juta rupiah) dan yang kedua Rp

35.000.000,00 (Tiga puluh lima juta rupiah) dan kemudian

Page 73: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

63

terdakwa meminta kwitansi/ tanda terima uang dengan jumlah Rp

113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta lima ratus dua puluh tiga

ribu rupiah) kepada saksi 2 selaku Direktur PT. Puri Sinar Berkah

Jaya dan terdakwa mengatakan uang sebesar Rp 52.500.000,00

(Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) uang yang di kas bon

PT. Puri Sinar Berkah Jaya dari saksi korban adalah urusan

terdakwa dengan saksi korban sedangkan kekurangan yang

sebesar Rp 1.023.000,00 (Satu juta dua puluh tiga ribu rupiah)

diminta terdakwa sebagai fee atas pekerjaan yang telah diberikan

kepada PT. Puri Sinar Berkah Jaya, kemudian terdakwa yang telah

memegang kwitansi/ tanda terima uang sebesar Rp

113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta lima ratus dua puluh tiga

ribu rupiah) dari saksi 2 selaku Direktur PT. Puri Sinar Berkah

Jaya tersebut, tidak menyerahkan hak saksi korban atas

pengembalian kas bon PT. Puri Sinar Berkah Jaya sebesar Rp

52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) dan

keuntungan yang telah dijanjikan terdakwa.

Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban menderita kerugian sebesar

Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) atau

setidak-tidaknya sekitar jumlah itu;

Sebagaimana diatur dan diancam dalam Pasal 378 Undang-undang

No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP)

Page 74: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

64

ATAU

b. Dakwaan Kedua

Bahwa ia terdakwa M.A.N Bin D.J.S pada waktu dan tempat

sebagaimana dalam dakwaan pertama, dengan sengaja dan melawan

hukum mengaku sebagai pemilik sendiri (Zich Toeeigemen) barang

sesuatu yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang lain,

tetapi yang ada dalam kekuasaannya bukan karena kejahatan,

perbuatan mana dilakukan terdakwa sebagai berikut:

Bahwa ia terdakwa yang menjabat direktur PT. Aries Pura Graha

dengan alamat Jl. Genuksari No. 34 Semarang telah melaksanakan

proyek pembangunan perumahan Pasir Luhur Permai di Kelurahan

Pasir Kidul Kecamatan Purwokerto Timur dan dalam pekerjaan

listrik untuk proyek perumahan tersebut telah menggandeng PT.

Puri Sinar Berkah Jaya untuk mengerjakan semua yang

menyangkut listrik baik pengadaan barang maupun jasa yang

selanjutnya diterbitkan dalam SPK (Surat Perintah Kerja) untuk

pekerjaan pembangunan jaringan listrik dan gardu trafo

perumahan Koperasi Gotong Royong dengan nilai pekerjaan

sebesar Rp 647.927.000,00 (Enam ratus empat puluh tujuh juta

sembilan ratus dua puluh tujuh ribu rupiah) dan waktu

pelaksanaan 60 hari terhitung tanggal 26 Juni 2006 sampai dengan

24 Agustus 2006, yang mana terdakwa dalam SPK tersebut telah

menggunakan nama Dr. Mulyono, Anc kemudian PT. Puri Sinar

Page 75: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

65

Berkah Jaya mulai melakukan pengadaan tiang listrik dan

kelengkapannya dan sudah ditaruh di lokasi dank arena PT. Aries

Pura Graha belum melakukan pembayaran maka PT. Puri Sinar

Berkah Jaya menghentikan pekerjaannya, selanjutnya agar

terdakwa dapat membayar dan melanjutkan pekerjaan listrik yang

dikerjakan PT. Puri Sinar Berkah Jaya, terdakwa mengajak saksi

korban sebagai penyandang dana proyek pembangunan jaringan

listrik perumahan Pasir Luhur Permai Kelurahan Pasir Kidul,

dimana terdakwa telah meyakinkan saksi korban dengan

mengatakan apabila terdakwa sudah terlanjur mengeluarkan dana

untuk pengadaan tiang listrik dan kelengkapannya yang sudah

distok di gudang dan nilainya cukup besar sampai milyaran, yang

kemudian saksi korban diajak ke lokasi proyek dan ditunjukkan

adanya tiang-tiang listrik dan kelengkapannya yang sudah

menumpuk, dimana sebenarnya tiang-tiang listrik dan

kelengkapannya tersebut adalah kepunyaan PT. Puri Sinar Berkah

Jaya yang belum dapat dibayar oleh terdakwa, kemudian terdakwa

juga menjanjikan keuntungan yang besar apabila saksi korban

bersedia mendanai, kemudian pada hari dan tanggal yang sudah

tidak dapat diingat lagi sekira pukul 13.00 Wib bulan Desember

2006 telah dilakukan pertemuan kembali antara terdakwa dan

saksi korban dalam rangka membahas pembangunan perumahan

Pasir Luhur Permai Kelurahan Pasir Kidul di rumah makan Suka

Page 76: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

66

Niki Purwokerto yang dihadiri saksi 5 dari pihak Koperasi Gotong

Royong, saksi 3 dari pihak PT. Puri Sinar Berkah Jaya, yang mana

terdakwa telah mengenalkan kepada semua yang hadir bahwa

saksi korban sebagai penyandang dana proyek pembangunan

perumahan Pasir Luhur Permai Kelurahan Pasir Kidul secara

keseluruhan dan memerintahkan saksi 3 dari PT. Puri Sinar

Berkah Jaya apabila membutuhkan dana untuk pembiayaan

dimuka untuk meminta uang langsung kepada saksi korban,

sehingga menjadikan saksi korban tergerak hatinya untuk

menuruti kehendak terdakwa, sehingga pada bulan Januari 2007

sampai bulan Maret 2007 waktu saksi 3 dari PT. Puri Sinar Berkah

Jaya mulai kas bon secara bertahap kepada saksi korban dimana

saksi korban selalu memenuhi baik dikirim melalui transfer

maupun diterima langsung saksi 3, dengan jumlah keseluruhan kas

bon PT. Puri Sinar Berkah Jaya sejumlah Rp 52.500.000,00 (Lima

puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) dan ketika saksi korban akan

membuat perjanjian tertulis dengan terdakwa di kantor Notaris

Prian Resriarto, S.H., terdakwa dengan dalih akan mempelajari

draft yang disodorkan saksi korban telah pergi dan menghindar

sehingga perjanjian tidak terwujud, selanjutnya terdakwa memutus

SPK dengan PT. Puri Sinar Berkah Jaya dan mengalihkan

pekerjaan pembangunan jaringan listrik berikutnya ke saksi 4 alias

Bibin Saputra, dan pada waktu saksi 2 selaku Direktur PT. Puri

Page 77: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

67

Sinar Berkah Jaya melakukan penagihan atas pekerjaan yang telah

dilaksanakan sejumlah Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta

lima ratus dua puluh tiga rupiah) secara berulang kali, terdakwa

hanya membayar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah)

melalui dua kali transfer Bank Niaga yaitu pertama Rp

25.000.000,00 (Dua puluh lima juta rupiah) dan yang kedua Rp

35.000.000,00 (Tiga puluh lima juta rupiah) dan kemudian

terdakwa meminta kwitansi/ tanda terima uang dengan jumlah Rp

113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta lima ratus dua puluh tiga

ribu rupiah) kepada saksi 2 selaku Direktur PT. Puri Sinar Berkah

Jaya dan terdakwa mengatakan uang sebesar Rp 52.500.000,00

(Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) uang yang dikas bon

PT. Puri Sinar Berkah Jaya dari saksi korban sedangkan

kekurangan yang sebesar Rp 1.023.000,00 (Satu juta dua puluh

tiga ribu rupiah) diminta terdakwa sebagai fee atas pekerjaan yang

telah diberikan kepada PT. Puri Sinar Berkah Jaya tersebut, tidak

menyerahkan hak saksi korban atas pengembalian kas bon PT.

Puri Sinar Berkah Jaya sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua

juta lima ratus ribu rupiah) dimana uang sebesar Rp 52.500.000,00

(Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) berada dalam

kekuasaan terdakwa tersebut bukan karena kejahatan dan terdakwa

juga tidak memberikan keuntungan yang telah dijanjikan

terdakwa.

Page 78: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

68

Akibat perbuatan terdakwa, saksi korban menderita kerugian sebesar

Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) atau

setidak-tidaknya sekitar jumlah itu;

Sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 372 Undang-

undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP).

3. Pembuktian di Persidangan

Proses pembuktian di persidangan telah didengarkan keterangan

berupa:

a. Keterangan Saksi-Saksi

1. Saksi Korban

Saksi korban telah dirugikan uang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima

puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) oleh terdakwa. Pada awalnya

terdakwa telah membujuk saksi korban agar bersedia sebagai

penyandang dana untuk kebutuhan operasional proyek pembangunan

jaringan listrik pada perumahan Pasir Luhur Permai di Purwokerto,

karena terdakwa terlanjur mengeluarkan dana sebesar Rp

52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) yang telah

diserahkan transfer melalui rekening saksi 3. Saksi 3 kas bon kepada

saksi korban atas perintah terdakwa. Saksi korban bersedia sebagai

pendana proyek pembangunan jaringan listrik tersebut, karena

terdapat perjanjian yang bermotifkan untuk mendapatkan keuntungan

bisnis yang diantaranya untung dibagi dua. Uang tersebut tidak

Page 79: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

69

diserahkan kepada saksi 2 selaku Direktur PT. Sinar Berkah Jaya,

karena sedang persiapan berangkat haji dan telah dikuasakan kepada

saksi 3 sehingga uang saksi korban diserahkan kepada saksi 3. Saksi

korban pernah diajak melihat-lihat tiang listrik yang telah distok di

gudang oleh terdakwa, kemudian saksi korban menyetor uang kepada

terdakwa yang telah mengeluarkan milyaran rupiah.

Bahwa uang yang Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima

ratus ribu rupiah) yang diserahkan kepada saksi 3 belum dikembalikan

oleh terdakwa kepada saksi korban. Saksi korban pernah melakukan

perjanjian tertulis, dalam perjanjian tersebut mestinya dibuat bersama,

karena terdakwa ditunggu-tunggu tidak datang maka saksi korban

sendiri yang membuat draft perjanjian. Pada waktu membuat

perjanjian terdakwa ditunggu-tunggu tidak datang, maka perjanjian

tersebut sampai sekarang belum terjadi antara saksi korban dengan

terdakwa. Sebenarnya yang mempunyai proyek pembangunan

perumahan tersebut adalah Koperasi Gotong Royong Kabupaten

Banyumas, sedangkan PT. Aries Pura Graha selaku developer utama

yang dipimpin oleh terdakwa, sedangkan PT. Puri Sinar Berkah Jaya

sebagai sub developer yang diperintahkan oleh terdakwa sesuai SPK

(Surat Perintah Kerja) untuk mengerjakan pembangunan perumahan

tersebut. Saksi korban membenarkan bahwa Kopresi Gotong Royong

yang mempunyai tanahnya sedangkan terdakwa mendapat legalitas

dari koperasi. Saksi korban tidak akan menjadi partner terdakwa

Page 80: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

70

karena tidak ada kecocokan. Saksi korban berpendapat bahwa

perkataan terdakwa kepada saksi korban adalah bohong karena

pengadaan tiang-tiang listrik dan kelengkapannya yang ditaruh di

proyek, sebenarnya belum dibayar dan akhirnya dibayar kepada PT.

Puri Sinar Berkah Jaya dengan memakai dana kas bon dari saksi

korban sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu

rupiah).

Saksi korban sudah mengajukan perkara perdata terhadap terdakwa

melalui pengadilan akan tetapi belum mempunyai kekuatan hukum

tetap karena saksi korban mengajukan banding. Berkaitan dengan

uang yang diserahkan kepada saksi 3 tersebut, termasuk yang diajukan

ke perkara perdata. Saksi korban sulit untuk memberikan somasi

kepada terdakwa karena sulit untuk berkomunikasi.

Saksi korban mengetahui bahwa terdakwa telah membayar kepada

PT. Puri Sinar Berkah Jaya sebesar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh

juta rupiah) melalui transfer Bank Niaga 2 (dua) kali yang pertama

sebesar Rp 35.000.000,00 (Tiga puluh lima juta rupiah) dan yang

kedua sebesar Rp 25.000.000,00 (Dua puluh lima juta rupiah) dari

total Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta lima ratus dua puluh

tiga ribu rupiah) serta bukti transfer tersebut ada kwitansinya pada

saksi korban. Sebelumnya saksi sudah mengenal terdakwa dan telah

ada suatu kesepakatan lisan secara langsung dengan terdakwa

Page 81: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

71

mengenai kerja sama serta yang menjadi kewajiban dari terdakwa

yaitu segala sesuatu harus dikoordinasikan dengan saksi korban.

Dengan adanya kejadian ini saksi korban mengatakan kepada

Koperasi Gotong Royong selaku yang mempunyai proyek perumahan

tersebut, saksi korban tidak bersedia lagi sebagai penyandang dana

karena managementnya buruk. Uang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima

puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) yang diserahkan kepada saksi 3

merupakan perjanjian secara keseluruhan dan pada waktu saksi

korban menyerahkan uang tersebut serta menagih kepada terdakwa

saksi 2 tidak tahu.

Berdasarkan keterangan saksi korban tersebut terdakwa keberatan

terhadap keterangan yang mengatakan bahwa terdakwa mengetahui/

memerintahkan kepada saksi 3 untuk kas bon uang sebesar Rp

52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) yang benar

terdakwa tidak tahu, mengenai adanya perjanjian tertulis yang benar

tidak ada perjanjian secara terulis.

2. Saksi 2

Saksi 2 mengenal saksi korban karena dikenalkan oleh saksi 3,

mengenai hubungan saksi 2 dengan terdakwa adalah berkaitan dengan

pekerjaan proyek perumahan Pasir Luhur Permai. Prestasi yang saksi

2 kerjakan dalam proyek tersebut sudah mencapai 20%. Saksi 2

pernah mengajukan penagihan kepada terdakwa atas prestasi yang

telah dikerjakan totalnya sebesar Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga

Page 82: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

72

belas juta lima ratus dua puluh tiga ribu rupiah). Setelah saksi 2

menagih kepada terdakwa, telah mendapatkan pembayaran sebesar Rp

60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah) melalui transfer Bank Niaga

2 (dua) kali yang pertama sebesar Rp 25.000.000,00 (Dua puluh lima

juta rupiah) dan yang kedua sebesar Rp 35.000.000,00 (Tiga puluh

lima juta rupiah) yang menerima adalah saksi 2 sendiri. Saksi 2 tidak

mengetahui ditransfer dari rekening siapa, tetapi pengirimnya dari

terdakwa sebesar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah).

Pekerjaan proyek tersebut dihentikan sampai sekarang, karena tidak

ada perintah untuk melanjutkan. Saksi 2 hanya mengetahui terdakwa

yang mempunyai proyek tersebut tetapi pada kenyataannya dari

kerjasama dengan Koperasi Gotong Royong. Saksi 2 juga diikutkan

dalam gugatan perdata saksi korban di Pengadilan Negeri Purwokerto

dan saksi 2 tidak mengetahui perkaranya sudah putus apa belum.

Saksi 2 tidak dijanjikan keuntungan oleh terdakwa hanya pekerjaan

saja. Akibat kejadian tersebut saksi 2 merasa dirugikan oleh terdakwa

berupa kerugian materiil, waktu dan sebagainya.

Pembayaran yang dilakukan oleh terdakwa, menurut saksi 2 masih

kurang sekitar Rp 53.000.000,00 (Lima puluh tiga juta rupiah) dan

kekurangan tersebut saksi 2 serahkan kepada saksi 3 yang telah saksi

2 kuasakan sebelumnya. Proyek jaringan listrik tersebut didanai oleh

saksi korban melalui kas bon saksi 3 kepada saksi korban sebesar Rp

52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) dan yang

Page 83: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

73

menerima adalah saksi 3 selaku karyawan saksi 2. Kas bon saksi 3

kepada saksi korban sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta

lima ratus ribu rupiah) atas ijin/ sepengetahuan terdakwa, karena

terdakwa memerintahkan kepada saksi 3 berkaitan dengan dana

pembangunan jaringan listrik meminta kas bon kepada saksi korban.

Saksi 2 membuat kwitansi dengan nilai pekerjaan sebesar Rp

113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta lima ratus dua puluh tiga ribu

rupiah) padahal saksi 2 hanya menerima pembayaran dari terdakwa

sebesar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah) karena setahu

saksi 2, dana yang pernah saksi 2 kas bon dari saksi korban sebesar

Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah)

tersebut akan dibayarkan sendiri oleh terdakwa. Proyek pembangunan

jaringan listrik yang sudah dikerjakan sesuai SPK (Surat Perintah

Kerja) dari terdakwa telah dialihkan kepada sub kontraktor baru tanpa

sepengetahuan saksi 2, karena terdakwa tidak pernah mengatakan

kepada saksi 2 tentang pengalihan pekerjaan itu.

Tagihan saksi 2 sebesar Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta

lima ratus dua puluh tiga ribu rupiah) kepada terdakwa dan telah

diterima sebesar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah) ditambah

Rp 52.523.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus dua puluh tiga ribu

rupiah) itu belum ada sejumlah Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas

juta lima ratus dua puluh tiga ribu rupiah) karena saksi korban dengan

terdakwa masih bekerja sama dan setuju uang yang Rp 52.500.000,00

Page 84: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

74

(Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) sebagai pembayaran dan

saksi 2 pernah meminta untuk dikonfirmasikan kepada saksi korban

sebagai pendana dan dijawab oleh terdakwa iya nanti saya

konfirmasikan dengan saksi korban. Uang yang diterima saksi 2 masih

kurang sekitar Rp 1.000.000,00 (Satu juta rupiah). Didalam kwitansi

tertera uang sebesar Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta lima

ratus dua puluh tiga ribu rupiah) sedangkan yang diterima dari

terdakwa hanya sebesar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah),

karena uang yang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta

lima ratus ribu rupiah) adalah urusan terdakwa dengan saksi korban

dan kekurangannya yang sebesar Rp 1.023.000,00 (Satu juta dua

puluh tiga ribu rupiah) terdakwa meminta sebagi fee atas proyek

tersebut. Selain itu masih ada tunggakan dengan saksi 3, sebab dari

beberapa bon yang saksi 2 kumpulkan masih ada Rp 28.000.000,00

(Dua puluh delapan juta rupiah) tetapi sekarang sudah terbayarkan.

Saksi 2 telah menguasakan kepada saksi 3 berkaitan dengan urusan

kerja sama dengan PT. Aries Pura Graha, di dalam scedulnya berakhir

sampai proyek tersebut berjalan. Saksi 2 pernah menandatangani

kwitansi sebesar Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta lima ratus

dua puluh tiga ribu rupiah) kemudian diberikan kepada terdakwa.

Saksi 2 tidak memberikan kuasa kepada saksi korban untuk menagih

kepada terdakwa.

Page 85: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

75

Saksi 2 tidak mengetahui dan tidak mendengar saksi korban

menagih kepada terdakwa karena permasalahan tersebut antara saksi

korban dengan terdakwa. Saksi 2 pernah memberitahukan atas kas

bonnya kepada saksi korban ke saksi 3. Saksi 2 telah menerima

pembayaran sebesar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah) dari

terdakwa dan kekurangannya sebesar Rp 53.000.000,00 (Lima puluh

tiga juta rupiah) terdakwa belum pernah melakukan pembayaran lagi.

Saksi 2 pernah diperiksa di kepolisian dan pada saat dikonfirmasi

uang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu

rupiah) dari terdakwa.

Berdasarkan keterangan saksi 2 tersebut, terdakwa keberatan

terhadap keterangan saksi 2 yang menyatakan bahwa penyerahan

kwitansi secara lengkap diserahkan saksi sendiri kepada terdakwa,

yang benar adalah penyerahan kwitansi secara lengkap tidak langsung

kepada terdakwa serta penyerahan kwitansi tersebut terdakwa tidak

mengetahuinya.

3. Saksi 3

Saksi 3 mengenal terdakwa sejak tahun 2006 dikenalkan oleh Sdr.

J. Saksi 3 pada saat itu sebagai kuasa dari saksi 2 untuk melaksanakan

proyek perumahan Pasir Luhur Permai Kelurahan Pasir Kidul yang

bekerja sama dengan PT. Aries Pura Graha yang dipimpin oleh

terdakwa yang sudah dilaksanakan akan tetapi belum selesai. Selain

itu saksi 3 juga diberi kuasa untuk menagih uang tagihan.

Page 86: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

76

Pada waktu saksi 3 menagih uang kepada PT. Aries Pura Graha

dalam hal ini terdakwa, belum ada pembayaran dari terdakwa

sehingga saksi 3 melapor kepada saksi 2 selaku atasan saksi 3. Saksi 3

dengan terdakwa mengadakan perjanjiaan untuk meminta dana

langsung kepada saksi korban. Saksi 3 pernah kas bon kepada saksi

korban sudah 4(empat) kali menerima pembayaran senilai Rp

52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) untuk

membiayai proyek tersebut dan telah memberitahu kepada terdakwa

serta ada kwitansinya yang ditanda tangani adalah saksi 3.

Saksi 3 hanya diberi tahu bukti transfer dari terdakwa ke saksi 2

sebesar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah) tetapi yang harus

dibayar adalah sebesar Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta lima

ratus dua puluh tiga ribu rupiah) dan sampai sekarang belum lunas.

Saksi 3 tidak mengetahui antara saksi korban dengan terdakwa

mengadakan perjanjian. Saksi 3 kas bon kepada saksi korban tetapi

kas bon itu secara bertahap kadang-kadang melalaui transfer dan

tunai.

Saksi korban menagih saksi 3 pada pertengahan tahun 2007, tetapi

saksi 3 tidak pernah menanyakan atau memberi tahu kepada terdakwa

bahwa saksi 3 ditagih oleh saksi korban. Saksi 3 pernah menanyakan

kepada terdakwa tentang pekerjaan proyek tersebut yang telah

dialihkan kepada pihak lain, tetapi terdakwa menyuruh agar

mengajukan penawaran ulang kepada kontraktor baru di Cilacap. Pada

Page 87: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

77

tanggal 12 Maret 2007 saksi 3 menagih uang sebesar Rp

52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada

terdakwa serta pada tanggal 14 April 2007 saksi 3 mengetahui bahwa

saksi 2 membuat tagihan.

Berdasarkan keterangan saksi tersebut, terdakwa keberatan

terhadap keterangan yang mengatakan bahwa masalah pendanaan agar

meminta langsung kepada saksi korban, yang benar adalah terdakwa

tidak mengatakan masalah pendanaan.

4. Saksi 4

Saksi 4 mengenal terdakwa hampir 1(satu) tahun selain itu antara

saksi 4 dengan terdakwa bekerjasama dalam pekerjaan proyek

perumahan Pasir Luhur Permai milik Koperasi Gotong Royong. Saksi

4 dengan PT. Aries Pura Graha sebagai mitra kerja dan sampai

sekarang sudah mencapai 15% sampai dengan 20%. Saksi 4 pernah

mendengar nama saksi korban tetapi tidak mengetahui antara saksi

korban dengan terdakwa ada hubungan pekerjaan.

Saksi 4 mengetahui bahwa saksi korban pernah menggugat

terdakwa secara perdata di Pengadilan Negeri Purwokerto tetapi saksi

4 tidak sebagai pihak di dalamnya dan sekarang perkaranya sudah

putus yang memerintahkan kepada koperasi membayar sebesar Rp

1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah) lebih secara tanggung renteng

dengan terdakwa. Saksi menyatakan tidak tahu terdakwa mempunyai

Page 88: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

78

utang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu

rupiah) kepada saksi korban.

Saksi 4 mengaku mengenal saksi 2, dan mengetahui bahwa antara

saksi 2 dengan terdakwa mempunyai hubungan pekerjaan listrik serta

terdakwa sudah melakukan pembayaran Rp 60.000.000,00 (Enam

puluh juta rupiah) tetapi saksi 4 tidak mengetahui apakah masih ada

kekurangan atas pembayaran tersebut.

Saksi 4 tidak mengetahui hubungan saksi korban dengan saksi 2,

dan saksi 4 membenarkan mengenai pemilik proyek pembangunan

perumahan tersebut adalah Koperasi Gotong Royong. Proyek yang

saksi kerjakan meliputi secara keseluruhan dan saksi 4 mengetahui

khusus proyek pembangunan jaringan listrik pada perumahan tersebut

sebelumnya dikerjakan oleh PT. Puri Sinar Berkah Jaya. Saksi 4 tidak

mengingat berapa jumlah kas bon terdakwa kepada saksi 2, dan dalam

perkara perdata saksi 4 ikut masuk dalam pihak intervensi. Saksi 4

mengatakan bahwa di dalam gugatan saksi korban uang sebesar Rp

52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) yang harus

ditanggung renteng koperasi dengan terdakwa.

Bahwa berdasarkan keterangan saksi 4 tersebut, terdakwa

membenarkannya semua.

5. Saksi 5

Saksi 5 merupakan ketua Koperasi Gotong Royong Kabupaten

Banyumas dan mengenal terdakwa sebagai Direktur PT. Aries Pura

Page 89: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

79

Graha. Koperasi Gotong Royong dan PT. Aries Pura Graha telah

mengadakan kerjasama pembangunan perumahan Pasir Luhur Permai

namun berhenti di tengah jalan. Saksi 5 mengenal saksi korban dan

mengetahui hubungan saksi korban dengan terdakwa tetapi tidak

dengan koperasi.

Saksi 5 mengetahui terdakwa digugat oleh saksi korban dalam

perkara perdata dan saksi 5 termasuk di dalamnya yang menghasilkan

putusan untuk membayar. Saksi 5 tidak mengetahui terdakwa ikut

membayar atau tidak dan saksi 5 berada di pihak yang kalah. Saksi 5

menyatakan saksi korban melaporkan terdakwa karena menggelapkan

uang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu

rupiah) dan uang tersebut termasuk di dalamnya. Saksi 5 tidak

mengetahui hubungan saksi korban dengan terdakwa akan tetapi

setahu saksi PT. Aries Pura Graha yang melunasi dana sebesar Rp

2.000.000.000,00 (Dua milyar rupiah), berkaitan permasalahan saksi

korban dengan koperasi telah ada penyelesaiannya yaitu dengan

mengembalikan uang sebesar Rp 1.000.000.000,00 (Satu milyar

rupiah). Antara terdakwa dengan koperasi telah ada perjanjian tertulis

yang berisi pihak koperasi menyediakan lahan untuk dikerjakan, dana

yang dikeluarkan koperasi hanya untuk ijin dan lain-lain, kewajiban

terdakwa untuk dikerjakan oleh PT. Aries Pura Graha dan ada

keuntungan yang diharapkan oleh koperasi tetapi belum selesai pada

waktunya.

Page 90: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

80

Koperasi Gotong Royong belum merasa dirugikan oleh siapapun

termasuk oleh PT. Aries Pura Graha. Saksi 5 tidak mengetahui saksi 2

dalam mengerjakan listrik ada kas bon. Saksi 5 tidak membenarkan

bahwa terdakwa atau pihak PT. Aries Pura Graha pernah meminta

dana kepada Koperasi Gotong Royong untuk membayar kepada pihak

PT. Puri Sinar Berkah Jaya, karena sepengetahuan saksi permintaan

dana dari terdakwa untuk mengerjakan pembayaran perumahan bukan

untuk memasang jaringan listrik. Dalam perkara perdata nomor

register 45 tahun 2007 menghasilkan putusan bahwa kas bon sebesar

Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah)

ditanggung renteng dengan koperasi.

Berdasarkan keterangan saksi 5 tersebut, terdakwa

membenarkannya semua.

6. Saksi 6

Saksi 6 tidak hadir dipersidangan, maka atas permohonan Penuntut

Umum dengan persetujuan terdakwa dan Majelis Hakim, keterangan

saksi 6 tersebut dibacakan dalam persidangan, sebagaimana yang

termuat dalam berita acara pemeriksaan penyidikan. Saksi

membenarkan bahwa PT. Aries Pura Graha sebagai developer utama

yang mengerjakan proyek pembangunan perumahan Pasir Luhur

Permai, pemilik pekerjaan tersebut adalah Koperasi Gotong Royong

Kabupaten Banyumas. Dalam proyek tersebut pihak PT. Aries Pura

Graha telah menunjuk PT. Puri Sinar Berkah Jaya untuk mengerjakan

Page 91: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

81

khusus pembangunan jaringan listriknya, tetapi saksi 6 tidak

mengetahui berapa nilai/ harga pekerjaan tersebut sesuai dengan

SPKnya.

PT Puri Sinar Berkah Jaya dalam mengerjakan pembangunan

jaringan listrik telah menggunakan dana kas bon dari saksi korban

sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah)

tetapi saksi 6 tidak mengetahui berapa lama waktu untuk mengerjakan

proyek tersebut. Saksi 6 tidak mengetahui bila direkturnya bernama

M.A.N telah membayar pekerjaan yang telah dikerjakan PT. Puri

Sinar Berkah Jaya, tetapi saksi 6 menerangkan pernah diajak ke

Semarang oleh terdakwa untuk membicarakan pekerjaan dan saat itu

terdakwa mengatakan berjanji akan membayar dengan cara ditransfer.

Saksi 6 tidak mengetahui proyek pembangunan jaringan listrik telah

dialihkan kepada saksi 4 kontraktor dari Cilacap, saksi 6 hanya

mengetahui tiba-tiba pekerjaan tersebut dikerjakan oleh kontraktor

saksi 4 dari Cilacap.

7. Saksi 7

Saksi 7 tidak hadir dipersidangan, maka atas permohonan Penuntut

Umum dengan persetujuan terdakwa dan Majelis Hakim, keterangan

saksi 7 tersebut dibacakan dalam persidangan, sebagaimana yang

termuat dalam berita acara pemeriksaan penyidikan. PT. Aries Pura

Graha sebagai developer utama yang mengerjakan proyek

pembangunan perumahan Pasir Luhur Permai yang pemilik pekerjaan

Page 92: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

82

tersebut adalah koperasi Gotong Royong Kabupaten Banyumas, PT.

Aries Pura Graha telah menunjuk PT. Puri Sinar Berkah Jaya khusus

untuk mengerjakan pembangunan listriknya, tetapi saksi 7 tidak

mengetahui berapa nilai/ harga pekerjaan sesuai dengan SPKnya.

Saksi 7 tidak mengetahui bahwa dalam mengerjakan pembangunan

jaringan listrik, PT. Puri Sinar Berkah Jaya telah menggunakan dana

kas bon dari saksi korban sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua

juta lima ratus ribu rupiah) dengan alasan bukan wewenang saksi,

karena hal tersebut wewenangnya direktur yaitu M.A.N.

Saksi 7 tidak mengetahui berapa lama waktu PT. Puri Sinar Berkah

Jaya untuk mengerjakan proyek pembangunan jaringan listrik,

berdasarkan SPK dari direktur yang bernama M.A.N alias terdakwa.

Terdakwa telah membayar proyek yang dikerjakan PT. Puri Sinar

Berkah Jaya melalui transfer 2 (dua) kali sebesar Rp 25.000.000,00

(Dua puluh lima juta rupiah) dan Rp 35.000.000,00 (Tiga puluh lima

juta rupiah) karena saksi 7 yang mengirimkan bukti transfernya

kepada saksi 2 melalui faximilie dan pembayaran pekerjaan itu sudah

ditagih sejak akhir Maret 2007. Saksi 7 diajak ke Semarang oleh

terdakwa bersama saksi 6 yang mana pada saat itu bertemu dengan

pihak PT. Puri Sinar Berkah Jaya yaitu saksi 2 dan saksi 3 dan pada

saat itu saksi 2 menagih pembayaran kepada terdakwa tetapi pada saat

itu terdakwa mengatakan bahwa pembayarannya akan ditransfer.

Page 93: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

83

Saksi 7 mengetahui nilai tagihan pekerjaan yang ditagihkan kepada

terdakwa kurang lebih sebesar Rp 113.000.000,00 (Seratus tiga belas

juta rupiah) namun yang dibayarkan hanya sebesar Rp 25.000.000,00

(Dua puluh lima juta rupiah) dan Rp 35.000.000,00 (Tiga puluh lima

juta rupiah). Saksi 4 atau kontraktor dari Cilacap adalah kuasa dari

PT. Aries Pura Graha untuk melanjutkan proyek pembangunan

jaringan listrik maupun pembangunan secara keseluruhan, dan

pengalihan pekerjaan tersebut setelah saksi 2 diminta terdakwa agar

mengajukan penawaran ulang kepada saksi 4 dengan harga pekerjaan

baru tapi tidak terjadi kesepakatan.

b. Keterangan Terdakwa

Terdakwa diajukan ke persidangan dalam perkara dugaan tindak

pidana penipuan. Terdakwa mengenal saksi korban sejak ada proyek

sayur di Banjarnegara, kemudian hubungan tersebut berlanjut pada

proyek pembangunan perumahan Pasir Luhur Permai. Sebelum ada

hubungan kerjasama dengan saksi korban terdakwa sudah ada

kerjasama terlebih dahulu dengan saksi 4. Dalam proyek

pembangunan perumahan tersebut, terdakwa telah menunjuk sub

kontraktor PT. Puri Sinar Berkah Jaya untuk mengerjakan

pembangunan jaringan listrik dan menunjuk saksi korban sebagai

penyandang dana dalam proyek pembangunan jaringan listrik dan

telah memperkenalkan kepada pihak PT. Puri Sinar Berkah Jaya.

Page 94: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

84

Terdakwa mengetahui saksi 3 dari PT. Puri Sinar Berkah Jaya telah

meminta dana kas bon kepada saksi korban sebesar Rp 52.500.000,00

(Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) setelah terdakwa

menerima total tagihan dari saksi korban pada saat akan berhenti

sebagai penyandang dana. Terdakwa sudah membayar pekerjaan

pembangunan jaringan listrik yang dikerjakan PT. Puri Sinar Berkah

Jaya sebesar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah) melalui 2

(dua) kali transfer ke Bank Niaga, yang pertama sebesar Rp

25.000.000,00 (Dua puluh lima juta rupiah) dan yang kedua sebesar

Rp 35.000.000,00 (Tiga puluh lima juta rupiah).

Terdakwa mengatakan bahwa tidak benar apabila terdakwa setelah

mentransfer uang Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah)

kemudian meminta dibuatkan kwitansi kepada saksi 2 untuk

pembayaran sebesar tagihan Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas

juta lima ratus dua puluh tiga ribu rupiah) dan yang sebenarnya adalah

saksi 2, terdakwa meminta membuat penagihan atas pembayaran

pekerjaan berikut faktor pendukung yaitu pajak, kwitansi pembelian

beton.

Terdakwa telah membayar sebesar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh

juta rupiah) dari total Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta lima

ratus dua puluh tiga ribu rupiah) kepada PT. Puri Sinar Berkah Jaya

dan sisanya memang belum dibayarkan dan akan dibayarkan setelah

penyerahan di lapangan.

Page 95: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

85

Pada waktu terdakwa mengalihkan pekerjaan pembangunan jaringan

listrik dari PT. Puri Sinar Berkah Jaya kepada sub kontraktor milik

saksi 4, sepengetahuan pihak PT. Puri Sinar Berkah Jaya karena pada

saat itu terdakwa memberitahu kepada saksi 2 dan saksi 3 sedang

berada di Semarang, setelah saksi korban menyatakan mundur dari

penyandang dana. Terdakwa membenarkan bahwa sewaktu terdakwa

mengajak saksi korban untuk menjadi penyandang dana menjanjikan

keuntungan yang besar dan akan dibagi dua apabila berhasil akan

tetapi tidak ada perjanjian tertulis antara terdakwa dengan saksi

korban mengenai proyek pembangunan perumahan Pasir Luhur

Permai tersebut.

Terdakwa pernah mendatangi kantor Notaris Prian Resriarto, S.H.

untuk membuat akta perjanjian kerjasama dengan saksi korban, akan

tetapi tidak pernah terjadi kesepakatan karena draft yang telah dibuat

oleh saksi korban akan dipelajari terlebih dahulu oleh terdakwa,

kemudian terdakwa membuat draft perjanjian dan meminta bahwa hal

tersebut diketahui oleh koperasi namun tidak ada penyelesaiannya,

yang pada akhirnya saksi 4 mengembalikan uang sebesar Rp

1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah) yang berhubungan dengan

proyek tersebut.

Terdakwa tidak mengetahui uang sebesar Rp 1.000.000.000,00 (Satu

milyar rupiah) yang dibayarkan oleh saksi korban tersebut uang milik

siapa. Terdakwa juga tidak pernah menandatangani kas bon uang

Page 96: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

86

sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu

rupiah). Menurut terdakwa, saksi 3 sebelum mengambil kas bon tidak

meminta persetujuan dari terdakwa dan terdakwa sampai saat ini

masih merasa berhutang uang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh

dua juta lima ratus ribu rupiah) kepada saksi 2.

Pada saat terdakwa dipanggil Polisi, apabila terdakwa mempunyai

hutang akan dibayar tetapi saksi 2 mengatakan bahwa terdakwa tidak

mempunyai hutang dan sudah beres semua. Terdakwa pernah

meminta kwitansi uang yang sebesar Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga

belas juta lima ratus dua puluh tiga ribu rupiah) kemudian diberikan

akan tetapi kwitansi tersebut belum dapat dipergunakan.

Terdakwa tidak pernah sama sekali menyuruh saksi 3 untuk kas bon

kepada saksi korban. Terdakwa pernah diperiksa di Kepolisian dan

keterangan yang terdakwa berikan tidak semua benar, yang tidak

benar mengenai saksi korban meminta uang transportasi.

Setelah adanya perincian tagihan, pada saat PT. Puri Sinar Berkah

Jaya mengerjakan pembangunan jaringan listrik tersebut, saksi korban

yang telah mendanai dan PT. Puri Sinar Berkah Jaya telah meminta

dana kas bon kepada saksi korban hingga sebesar Rp 52.500.000,00

(Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah). Terdakwa sudah

membayar Rp 60.000.000,00 (Enam puluh juta rupiah) karena

progress pekerjaan tersebut dan terdakwa juga mengatakan bahwa

Page 97: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

87

yang diterima terdakwa adalah perincian penagihan dan bukan

kwitansi.

4. Tuntutan Penuntut Umum

Bahwa atas keterangan saksi-saksi di persidangan yang merupakan

fakta hukum tersebut, Penuntut Umum menuntut terdakwa yang pada intinya

mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini

menjatuhkan putusan yaitu:

1. Menyatakan terdakwa M.A.N Bin D.J.S telah terbukti secara sah

dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penipuan

sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 378 Undang-

undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) sebagaimana dalam dakwaan kami pertama;

2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa M.A.N Bin D.J.S dengan

pidana penjara selama 1(satu) tahun dengan dikurangkan

sepenuhnya selama terdakwa ditahan dengan perintah terdakwa

segera ditahan;

3. Menetapkan supaya barang bukti:

a. 1 (satu) lembar kwitansi/ tanda terima uang sebesar Rp

52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah)

yang ditanda tangani oleh saksi 3 dikembalikan lagi kepada

saksi korban;

b. 1 (satu) lembar kwitansi/ tanda terima uang pembayaran

pekerjaan listrik sebesar Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas

Page 98: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

88

juta lima ratus dua puluh tiga ribu rupiah) yang ditanda tangani

oleh saksi 2;

c. 2 (dua) lembar surat bukti transfer uang dari Bank Niaga

sebesar Rp 35.000.000,00 (Tiga puluh lima juta rupiah) dan Rp

25.000.000,00 (Dua puluh lima juta rupiah) dikembalikan

kepada saksi 2.

4. Menetapkan supaya terdakwa M.A.N Bin D.J.S dibebani

membayar biaya perkara sebesar Rp 1.000,00 (Seribu rupiah).

5. Pertimbangan Hukum Hakim

Penuntut Umum mendakwa terdakwa dengan dakwaan alternatif

yakni melanggar Pasal 378 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau Pasal 372 Undang-

undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP). Untuk menentukan apakah terdakwa bersalah melakukan

perbuatan pidana sebagiamana dakwaan Penuntut Umum kesatu Pasal

378 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana (KUHP) atau kedua Pasal 372 Undang-undang No. 1

tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),

Majelis Hakim mempertimbangkan apakah perbuatan terdakwa telah

memenuhi unsur-unsur pidana yang terkandung dalam pasal pidana

dakwaan Penuntut Umum.

Page 99: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

89

Dakwaan kesatu Penuntut Umum Pasal 378 Undang-undang No. 1

tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:

a. Unsur barang siapa;

b. Unsur dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau

orang lain dengan melawan hak baik dengan memakai nama palsu,

atau keadaan palsu, baik dengan akal, tipu muslihat maupun

dengan karangan perkataan-perkataan bohong;

c. Unsur membujuk orang supaya memberikan suatu barang,

membuat hutang, menghapuskan piutang.

Unsur “barang siapa”.

Unsur dengan barang siapa dalam hal ini adalah setiap orang sebagai

pendukung dan kewajiban yang kepadanya dapat dimintakan

pertanggungjawaban atas perbuatannya. Penuntut Umum telah

menghadapakan terdakwa M.A.N Bin D.J.S kehadapan persidangan yang

mengaku berumur 48 tahun. Dalam persidangan terdakwa membenarkan

bahwa orang yang dimaksud dalam surat dakwaan Penuntut Umum

sebagai terdakwa adalah terdakwa, sehingga Penuntut Umum tidak salah

orang dalam mengajukan surat dakwaannya sehingga demikian Majelis

Hakim berpendapat bahwa unsur barang siapa dalam hal ini telah

terpenuhi.

Unsur “dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau

orang lain dengan melawan hak baik dengan memakai nama palsu,

Page 100: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

90

atau keadaan palsu, baik dengan akal, tipu muslihat maupun dengan

karangan perkataan-perkataan bohong”.

Unsur dengan hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain

dengan melawan hak adalah menguntungkan diri dengan tidak berhak,

dengan nama palsu adalah nama yang bukan namanya sendiri, keadaan

palsu adalah mengakui profesi yang bukan profesinya, tipu muslihat

adalah suatu perkataan yang sedemikian rupa sehingga orang yang

berfikiran normal dapat terpedaya, rangkaian kebohongan adalah susunan

atau rangkaian kalimat yang disampaikan kepada orang sehingga seakan-

akan benar. Sesuai dengan fakta dalam persidangan terdakwa M.A.N Bin

D.J.S adalah pemilik PT. Aries Pura Graha yang mendapat pekerjaan dari

Koperasi Gotong Royong Banyumas untuk pembangunan perumahan.

Terdakwa membutuhkan modal kerja dan membicarakan kepada saksi

korban, bertindak sebagai penyandang dana bahkan sudah sempat

mengeluarkan uang sebesar Rp 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah)

yang diserahkan langsung oleh saksi korban kepada Koperasi Gotong

Royong dan telah dikembalikan kepada saksi korban. Kemudian antara

terdakwa dengan saksi korban tidak terdapat kesepakatan pembagian

sehingga tidak ada perjanjian tertulis sehingga saksi korban

mengundurkan diri dengan meminta pengembalian uang yang sudah

dikeluarkan oleh karena itu terdakwa didanai oleh saksi 4.

Pekerjaan pembangunan perumahan tersebut masih sedang

berlangsung dan dikerjakan PT. Aries Pura Graha dengan didanai saksi 4.

Page 101: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

91

Berdasarkan keterangan saksi korban ia merasa dirugikan dan atas

kerugian tersebut saksi telah menggugat Koperasi Gotong Royong dan

terdakwa di Pengadilan Negeri Purwokerto. Atas gugatan tersebut saksi

korban penggugat dalam perkara perdata adalah pihak yang

dimenangkan, namun perkara tersebut belum mempunyai kekuatan

hukum yang pasti karena saksi korban sebagai penggugat menyatakan

banding.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa PT.

Aries Pura Graha adalah milik terdakwa M.A.N Bin D.J.S dan benar-

benar mendapat pekerjaan pembangunan perumahan dan fasilitas

penerangan (listrik) dan sampai saat ini masih sedang berlangsung

sehingga dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa terdakwa

tidak memalsukan namanya, profesinya, dan juga tidak berbohong bahwa

pekerjaan borongan, tidak nyata oleh karenanya unsur dengan maksud

hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak

baik dengan memakai nama palsu, atau keadaan palsu, baik dengan akal,

tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan-perkataan bohong

tidak terpenuhi.

Oleh karena salah satu unsur tidak terpenuhi maka unsur selebihnya

tidak perlu dipertimbangankan lagi. Salah satu unsur pidana dari

dakwaan Penuntut Umum tidak terpenuhi maka terdakwa tidak terbukti

bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 378

Page 102: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

92

Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP).

Bahwa oleh karena terdakwa tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah, maka terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan

kesatu tersebut. Penuntut Umum dalam menyusun dakwaannya secara

alternatif, dan ternyata dakwaan kesatu tidak terbukti maka Majelis

Hakim mempertimbangkan dakwaan kedua Pasal 372 Undang-undang

No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP).

Pasal 372 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) mempunyai unsur-unsur pidana sebagai

berikut:

a. Unsur barang siapa;

b. Unsur dengan sengaja memiliki dengan melawan hak, sesuatu

barang yang sama sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan

orang lain;

c. Unsur barang itu ada dalam tangannya bukan karena kejahatan.

Unsur “barang siapa”

Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa adalah subjek hukum,

atau setiap orang yang kepadanya dapat dimintai pertanggungjawaban

atas perbuatannya.

Page 103: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

93

Bahwa pertimbangan barang siapa dalam hal ini Majelis Hakim

mengambil alih pertimbangan unsur “barang siapa” dalam dakwaan

kesatu. Unsur barang siapa dalam dakwaan kesatu terpenuhi maka unsur

barang siapa dalam dakwaan kedua ini juga terpenuhi.

Unsur “dengan sengaja memiliki dengan melawan hak, sesuatu

barang yang sama sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan

orang lain”.

Yang dimaksud dengan unsur ini adalah niat yang dilakukan secara

sadar menempatkan suatu benda dalam kekuasaannya, dimana benda

tersebut sebagian atau seluruhnya kepunyaan orang lain.

Sesuai dengan fakta dipersidangan sebagaimana diterangkan oleh

saksi-saksi dan terdakwa bahwa benar saksi korban telah mengeluarkan

uang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu

rupiah) yang ditransfer ke rekening saksi 3 sebagai pelaksana dari PT.

Puri Sinar Berkah Jaya milik saksi 2 dengan cara kas bon. Saksi 3

melakukan kas bon kepada saksi korban karena saksi 3 merasa bahwa

saksi korban adalah penyandang dana PT. Aries Pura Graha milik

terdakwa.

Saksi 3 masih menagih pembayaran pekerjaan sesuai volume kerja

yang dikerjakan PT. Puri Sinar Berkah Jaya mengenai fasilitas listrik di

perumahan milik Koperasi Gotong Royong. Tagihan PT. Puri Sinar

Berkah Jaya kepada PT. Aries Pura Graha telah dibayar sebagian melalui

Page 104: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

94

transfer kepada rekening PT. Puri Sinar Berkah Jaya (saksi 2) sebesar Rp

65.000.000,00 (Enam puluh lima juta rupiah).

Saksi 3 masih mempunyai tagihan kepada terdakwa, meskipun saksi 2

telah memberikan kwitansi penerimaan uang sebesar Rp 113.000.000,00

(Seratus tiga belas juta rupiah) karena yang melakukan kas bon kepada

saksi korban adalah saksi 3. Terdakwa merasa masih mempunyai hutang

kepada PT. Puri Sinar Berkah Jaya sebagai rekan kerja pembangunan

instalasi listrik sudah pernah ditawarkan untuk dibayar tetapi saksi 2

tidak bersedia menerima.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa uang

sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah)

yang di kas bon oleh saksi 3 tidak pernah pada kekuasaan terdakwa

melainkan uang tersebut langsung ditransfer ke rekening saksi 3 dan

ternyata saksi 3 masih merasa mempunyai piutang kepada terdakwa.

Karena uang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus

ribu rupiah) milik saksi korban tidak pernah diberikan kepada terdakwa

maka Majelis Hakim berpendapat unsur dengan sengaja memiliki dengan

melawan hak sesuatu barang yang sama sekali atau sebagiannya milik

orang lain tidak terpenuhi.

Karena unsur kedua dari dakwaan kedua Penuntut Umum tidak

terpenuhi maka unsur selanjutnya tidak perlu dipertimbangkan lagi. Oleh

karena dakwaan kedua Penuntut Umum terhadap terdakwa tidak terbukti

maka terdakwa harus dibebaskan dari dakwaan tersebut.

Page 105: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

95

Dakwaan kesatu atau kedua Penuntut Umum terhadap terdakwa tidak

terbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa harus dibebaskan

dari segala dakwaan dan tuntutan hukum. Karena terdakwa dibebaskan

dari segala dakwaan dan tuntutan hukum maka hak-hak terdakwa harus

dipulihkan seperti sedia kala. Terdakwa dibebaskan dari segala dakwaan

dan tuntutan hukum maka biaya perkara yang timbul dalam perkara ini

dibebankan kepada negara.

6. Amar Putusan Pengadilan Negeri

MENGADILI

1. Menyatakan terdakwa M.A.N Bin D.J.S, tersebut diatas tidak terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan “Penipuan”

sebagaimana dakwaan kesatu, dan melakukan “Penggelapan”

sebagaimana dakwaan kedua Penuntut Umum;

2. Membebaskan terdakwa dari segala dakwaan dan tuntutan hukum;

3. Memulihkan harkat dan martabat terdakwa seperti sedia kala;

4. Membebankan biaya perkara kepada negara.

B. Pembahasan

1. Alasan Hakim Menjatuhkan Putusan Bebas Pada Perkara No.

39/Pid.B/2008/PN.Pwt.

Pasal 191 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa:

Page 106: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

96

“Jika pengadilan berpendapat bahwa dari hasil pemeriksaan sidang,kesalahan terdakwa atas perbuatan yang didakwakan kepadanya tidakterbukti secara sah dan meyakinkan, maka terdakwa diputus bebas”.

Dalam penjelasan mengenai ketentuan yang diatur dalam Pasal 191

ayat (1) KUHAP dikatakan, bahwa yang dimaksud perbuatan yang

didakwakan kepadanya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan adalah tidak

cukup terbukti menurut penilaian hakim atas dasar pembuktian dengan

menggunakan alat bukti menurut ketentuan hukum acara pidana ini. Apabila

hakim berpendapat, bahwa satu atau lebih unsur dari tindak pidana yang

didakwakan kepada terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka

hakim harus memutuskan suatu pembebasan atau suatu vrijspraak bagi

terdakwa.82 Menurut Van Bemmelen,83 seperti yang dikutip oleh Andi

Hamzah menyatakan bahwa putusan bebas dijatuhkan jika hakim tidak

memperoleh keyakinan mengenai kebenaran (dengan kata lain mengenai

pertanyaan apakah terdakwa telah melakukan perbuatan yang didakwakan)

atau ia yakin bahwa apa yang didakwakan tidak atau setidak-tidaknya bukan

terdakwa ini yang melakukannya.

Dalam putusan hakim Pengadilan Negeri Purwokerto dengan nomor

register perkara 39/Pid.B/2008/PN.Pwt yang mana Penuntut Umum

mendakwa terdakwa dengan dakwaan alternatif yakni melanggar Pasal 378

Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) atau Pasal 372 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

82 P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, Loc.Cit.83 Andi Hamzah, Loc. Cit.

Page 107: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

97

Tindak pidana penipuan diatur dalam Pasal 378 Undang-undang No. 1

tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), yang

menyatakan bahwa:

“Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atauorang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu ataumartabat (hoedabigheid) palsu, dengan tipu muslihat, ataupunrangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkanbarang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupunmenghapuskan piutang, diancam karena penipuan, dengan pidanapenjara paling lama empat tahun”.

Unsur-unsur Pasal 378 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) adalah:

a. Unsur barang siapa;

b. Unsur dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau

orang lain dengan melawan hak baik dengan memakai nama palsu,

atau keadaan palsu, baik dengan akal, tipu muslihat maupun

dengan karangan perkataan-perkataan bohong;

c. Unsur membujuk orang supaya memberikan suatu barang,

membuat hutang, menghapuskan piutang.

Alasan hukum hakim pada unsur dakwaan Pasal 378 Undang-undang

No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

adalah sebagai berikut:

a. Unsur pertama seperti yang terdapat dalam hasil penelitian adalah

unsur “barang siapa”

Unsur dengan barang siapa dalam hal ini adalah setiap orang sebagai

pendukung hak dan kewajiban yang kepadanya dapat dimintakan

Page 108: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

98

pertanggungjawaban atas perbuatannya. Penuntut Umum telah

menghadapakan terdakwa M.A.N Bin D.J.S kehadapan persidangan yang

mengaku berumur 48 tahun.

Dalam persidangan terdakwa membenarkan bahwa orang yang

dimaksud dalam surat dakwaan Penuntut Umum sebagai terdakwa adalah

terdakwa, sehingga Penuntut Umum tidak salah orang dalam mengajukan

surat dakwaannya sehingga kesimpulan Majelis Hakim berpendapat

bahwa unsur barang siapa dalam hal ini telah terpenuhi.

Menurut pendapat penulis, pertimbangan Majelis Hakim sudah tepat

dan berdasarkan doktrin ilmu hukum seperti yang dikemukakan oleh

Satochid Kartanegara,84 yang menyatakan bahwa barang siapa adalah

menunjuk pada subjek hukum, yaitu setiap orang yang telah melakukan

perbuatan pidana dan mampu mempertanggungjawabkan atas perbuatan

dan akibatnya. Akan tetapi dalam putusan perkara No.

39/Pid.B/2008/PN.Pwt tindak pidananya akan dijelaskan pada unsur

selanjutnya.

Menurut Suharto RM,85 yang dimaksud dengan barang siapa ialah

“orang”, subjek hukum yang melakukan perbuatan. Subjek hukum adalah

pendukung hak dan kewajiban dalam lalu lintas hukum terdiri dari

manusia (natuurlijke persoon) dan badan hukum (recht person). Di

dalam Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang

84 Satochid Kartanegara, 2001, Hukum Pidana Bagian Pertama, Jakarta: Balai LekturMahasiswa 2001 hal.

85 Suharto RM, Op.Cit, hal.38.

Page 109: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

99

Hukum Pidana (KUHP) Indonesia yang dianggap sebagai subjek hukum

pidana hanyalah orang perseorangan dalam konotasi biologis yang alami

(naturlijkee person). Di samping itu, Undang-undang No. 1 tahun 1946

tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) juga masih

menganut asas sociates delinquere non potest dimana badan hukum atau

korporasi dianggap tidak dapat melakukan tindak pidana.86 Terdakwa

merupakan subjek hukum yang termasuk dalam naturlijke person.

Setelah pemeriksaan dipersidangan terdakwa sehat jasmani dan rohani,

tidak sedang dibawah pengampuan, mampu merespon jalannya

persidangan dengan baik, sehingga dengan demikian terdakwa telah

memenuhi kriteria sebagai subjek hukum.

b. Unsur berikutnya sesuai dengan hasil penelitian adalah “dengan

maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan

melawan hak baik dengan memakai nama palsu, atau keadaan

palsu, baik dengan akal, tipu muslihat maupun dengan karangan

perkataan-perkataan bohong”

Menurut pendapat penulis dengan maksud harus berarti tujuannya

adalah mendapatkan keuntungan. Keuntungan ini adalah tujuan

utamanya dengan jalan melawan hukum. Dengan demikian setiap tindak

pidana penipuan haruslah merugikan kekayaan orang lain agar

menguntungkan diri dengan melawan hukum, tetapi disini menurut fakta

86 Mahrus Ali, Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Pelanggaran Hak AsasiManusia yang Berat, Jurnal Hukum No. 2 Vol. 18 April 2011, hal. 250 diakses pada tanggal 9 Juli2013.

Page 110: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

100

yang terungkap di persidangan tujuan untuk mendapatkan keuntungan

dan melakukannya dengan melawan hukum tidak terbukti karena pada

dasarnya kas bon yang dilakuakn saksi 3 adalah tanpa sepengetahuan

terdakwa sehingga tidak ada hubungan hukum antara saksi korban

dengan terdakwa.

Menurut Wirjono Prodjodikoro,87 pemakaian nama palsu terjadi

apabila seorang menyebutkan sebagai namanya suatu nama yang bukan

namanya, dan dengan demikian menerima barang yang harus diserahkan

kepada orang yang namanya disebutkan tadi. Hal ini sesuai dengan apa

yang dinyatakan oleh Majelis Hakim bahwa nama palsu adalah nama

yang bukan namanya sendiri, keadaan palsu adalah mengakui profesi

yang bukan profesinya. Sesuai dengan fakta dalam persidangan terdakwa

M.A.N Bin D.J.S adalah pemilik PT. Aries Pura Graha yang mendapat

pekerjaan dari Koperasi Gotong Royong Banyumas untuk pembangunan

perumahan Pasir Luhur Permai Kelurahan Pasir Kidul dan pengakuan

tersebut sama halnya seperti yang diungkapkan oleh saksi korban, maka

dari itu menurut pendapat penulis terdakwa telah mengatakan yang

sebenarnya dan tidak menggunakan nama palsu serta kedudukan/

keadaan palsu.

Menurut Wirjono Prodjodikoro,88 rangkaian kebohongan berupa

beberapa kata yang tidak benar atau suatu perbuatan sedangkan tipu

muslihat berupa membohongi tanpa kata-kata tetapi dengan misalnya

87 Wirjono Rrodjodikoro, Op.Cit, hal. 39.88 Ibid, hal.40-41.

Page 111: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

101

memperlihatkan sesuatu atau dua pernyataan yang bohong. Majelis

Hakim berpendapat tipu muslihat adalah suatu perkataan yang

sedemikian rupa sehingga orang yang berfikiran normal dapat terpedaya,

rangkaian kebohongan adalah susunan atau rangkaian kalimat yang

disampaikan kepada orang sehingga seakan-akan benar.

Fakta dalam persidangan memang terdakwa membutuhkan modal

kerja kemudian membicarakannya kepada saksi korban, sehingga saksi

korban bertindak sebagai penyandang dana bahkan sudah sempat

mengeluarkan uang sebesar Rp 1.000.000.000,00 (Satu milyar rupiah)

yang diserahkan langsung oleh saksi korban kepada Koperasi Gotong

Royong dan telah dikembalikan kepada saksi korban. Kemudian antara

terdakwa dengan saksi korban tidak terdapat kesepakatan pembagian

sehingga tidak ada perjanjian tertulis yang pada akhirnya saksi korban

mengundurkan diri dengan meminta pengembalian uang yang sudah

dikeluarkan oleh karena itu terdakwa didanai oleh saksi 4.

Pekerjaan pembangunan perumahan tersebut masih sedang

berlangsung sampai pada saat ini dan dikerjakan PT. Aries Pura Graha

dengan didanai saksi 4. Berdasarkan keterangan saksi korban ia merasa

dirugikan dan atas kerugian tersebut saksi telah menggugat Koperasi

Gotong Royong dan terdakwa di Pengadilan Negeri Purwokerto. Atas

gugatan tersebut saksi korban penggugat dalam perkara perdata adalah

pihak yang dimenangkan, namun perkara tersebut belum mempunyai

Page 112: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

102

kekuatan hukum yang pasti karena saksi korban sebagai penggugat

menyatakan banding.

Berdasarkan hal tersebut penulis berpendapat bahwa berkaitan

dengan tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan-perkataan

bohong tidak dilakukan oleh terdakwa karena pada dasarnya tidak terjadi

kesepakatan karena isi draft perjanjian baik terdakwa maupun saksi

korban sama-sama belum menyepakatinya sehingga belum ada perjanjian

baik mengenai pembagian keuntungan dan lain-lain, serta terdakwa telah

mengatakan hal yang sebenarnya tidak bohong atau fiktif bahwa memang

benar-benar ada proyek pembangunan perumahan Pasir Luhur Permai

Kelurahan Pasir Kidul dengan demikian kesimpulan Majelis Hakim yang

berpendapat bahwa terdakwa tidak memalsukan namanya, profesinya,

dan juga tidak berbohong bahwa pekerjaan borongan, tidak nyata oleh

karenanya unsur dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau

orang lain dengan melawan hak baik dengan memakai nama palsu, atau

keadaan palsu, baik dengan akal, tipu muslihat maupun dengan karangan

perkataan-perkataan bohong tidak terpenuhi sudah tepat.

Oleh karena salah satu unsur tidak terpenuhi maka unsur selebihnya

tidak perlu dipertimbangankan lagi. Namun penulis akan membahas

unsur selanjutnya.

c. Unsur berikutnya sesuai dengan hasil penelitian adalah “membujuk

orang supaya memberikan suatu barang, membuat hutang,

menghapuskan piutang”

Page 113: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

103

Dalam perbuatan menggunakan orang lain untuk menyerahkan

barang diisyaratkan adanya hubungan kausal antara alat penggerak dan

penyerahan barang. Hal ini dipertegas oleh Hoge Raad dalam Arrest 25

Agustus 1923, bahwa : “Harus terdapat suatu hubungan sebab manusia

antara upaya yang digunakan dengan penyerahan yang dimaksud dari itu.

Penyerahan suatu barang yang terjadi sebagai akibat penggunaan alat-alat

penggerak dipandang belum cukup terbukti tanpa menguraikan pengaruh

yang ditimbulkan karena dipergunakannya alat-alat tersebut menciptakan

suatu situasi yang tepat untuk menyesatkan seseorang yang normal

sehingga orang tersebut terpedaya karenanya, alat-alat penggerak itu

harus menimbulkan dorongan dalam jiwa seseorang sehingga orang

tersebut menyerahkan sesuatu barang.”

R. Soesilo89 menyatakan bahwa:

“Sesuatu barang adalah segala sesuatu yang berwujud termasuk pulabinatang (manusia tidak termasuk), misalnya: uang, baju, kalung,dan sebagainya. Dalam pengertian barang termasuk pula “dayalistrik” dan “gas” meskipun tidak berwujud barang. Barang jugatidak perlu mempunyai harga ekonomis. Memberikan barang adalahbarang itu tidak harus diberikan (diserahkan) kepada terdakwasendiri, sedangkan yang menyerahkan tidak harus orang yangdibujuk, bisa dilakukan oleh orang lain.”

Berdasarkan hal tersebut penulis berpendapat bahwa memang unsur

ini tidak terbukti dilakukan oleh terdakwa, karena berdasarkan fakta yang

terungkap di persidangan terdakwa tidak pernah menerima uang sebesar

89 R. Soesilo, 1991, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP): Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor : Politeia, hal. 250.

Page 114: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

104

Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) dari saksi

korban, selain itu kas bon yang dilakukan saksi korban adalah tanpa

sepengetahuan terdakwa dan terdakwa tidak pernah menyuruh atau

memerintahkan saksi 3 untuk kas bon kepada saksi korban. Saksi 2

mengakui bahwa kas bon yang dilakukan oleh saksi 3 kepada saksi

korban adalah urusan pribadi mereka terlepas dari urusan pekerjaan

listrik maka terdakwa tidak terbukti membujuk saksi korban supaya

memberikan hutang. Dengan demikian unsur ini memang tidak

terpenuhi.

Menurut Suharto RM,90 rumusan yang berbentuk kelakuan tersebut

merupakan perbuatan yang disengaja dengan maksud untuk

menguntungkan diri sendiri dengan unsur-unsur sebagai berikut:

1. Barang siapa;

2. Menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawanhukum;

3. Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipumuslihat atau rangkaian kebohongan;

4. Menggerakkan orang lain untuk:

a. Menyerahkan barang sesuatu;

b. Memberi utang; atau

c. Menghapuskan piutang.

Bentuk dari rumusan Pasal 378 Undang-undang No. 1 tahun 1946

tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) ini sifatnya

alternatif, artinya apabila salah satu dari kelompok tiap unsur itu sudah

90 Suharto RM, Loc.Cit.

Page 115: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

105

memenuhi syarat dari perbuatan materiil yang dilakukan si pelaku, maka

dapat memilih salah satu dari kelompok unsur yang terdapat pada tiap

unsur. Dalam pasal ini yang perlu dibuktikan ialah unsur perbuatan

melawan hukum yang mana sehingga dapat menggerakkan seseorang

untuk menyerahkan sesuatu barang.91

Salah satu unsur pidana dari dakwaan Penuntut Umum tidak terpenuhi

maka terdakwa tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana

diatur dalam Pasal 378 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Kesimpulan Majelis Hakim sudah

sesuai dengan pendapat Wirjono Prodjodikoro92 yang menyatakan bahwa:

“Tindak pidana penipuan termasuk golongan tindak pidana terhadapkekayaan orang lain, maka setiap penipuan harus dianggap merugikankekayaan orang lain, disamping itu menguntungkan diri denganmelanggar hukum kiranya selalu merugikan orang”.Tindak pidana penggelapan diatur dalam Pasal 372 Undang-undang

No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP),

yang menyatakan bahwa:

“Barang siapa dengan sengaja dan melawan hukum mengaku sebagaimilik sendiri (zich toeeigenen) barang sesuatu yang seluruhnya atausebagian adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang ada dalamkekuasaanya bukan karena kejahatan, diancam karena penggelapan,dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda palingbanyak enam puluh rupiah”.

Pasal 372 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-

Undang Hukum Pidana (KUHP) mempunyai unsur-unsur pidana sebagai

berikut:

a. Unsur barang siapa;

91 Ibid.92 Wirjono Prodjodikoro,Op.Cit,hal. 38.

Page 116: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

106

b. Unsur dengan sengaja memiliki dengan melawan hak, sesuatu

barang yang sama sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan

orang lain;

c. Unsur barang itu ada dalam tangannya bukan karena kejahatan.

Alasan hukum hakim pada unsur dalam dakwaan kedua yaitu Pasal

372 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) adalah sebagai berikut:

a. Unsur pertama seperti yang terdapat dalam hasil penelitian adalah

unsur “barang siapa”

Bahwa yang dimaksud dengan barang siapa adalah subjek hukum,

atau setiap orang yang kepadanya dapat dimintai pertanggungjawaban

atas perbuatannya.

Bahwa pertimbangan barang siapa dalam hal ini kesimpulan Majelis

Hakim mengambil alih pertimbangan unsur “barang siapa” dalam

dakwaan kesatu. Selain itu maksud barang siapa sama saja seperti yang

sudah dijelaskan dalam dakwaan kesatu. Unsur barang siapa dalam

dakwaan kesatu terpenuhi maka unsur barang siapa dalam dakwaan

kedua ini juga terpenuhi.

b. Unsur berikutnya sesuai dengan hasil penelitian adalah “dengan

sengaja memiliki dengan melawan hak, sesuatu barang yang sama

sekali atau sebagiannya termasuk kepunyaan orang lain”

Page 117: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

107

Yang dimaksud dengan unsur ini adalah niat yang dilakukan secara

sadar menempatkan suatu benda dalam kekuasaannya, dimana benda

tersebut sebagian atau seluruhnya kepunyaan orang lain. Dalam konteks

pembuktian unsur subyektif misalnya, kesengajaan pelaku penggelapan

(opzet), melahirkan implikasi-implikasi pembuktian apakah benar

(berdasar fakta hukum) terdakwa memang:

a. “menghendaki” atau “bermaksud” untuk menguasai suatu bendasecara melawan hukum;

b. “mengetahui / menyadari” secara pasti bahwa yang ingin iakuasai itu adalah sebuah benda;

c. “mengetahui / menyadari” bahwa benda tersebut sebagian atauseluruhnya adalah milik orang lain;

d. “mengetahui” bahwa benda tersebut ada padanya bukan karenakejahatan.93

Wirjono Prodjodikoro94 menyatakan bahwa:

Unsur barang milik orang lain, unsur ini menimbulkan kesulitandalam hal sejumlah uang tunai yang dipercayakan oleh yang punyakepada orang lain untuk disimpan atau dipergunakan untukmelakukan pembayaran tertentu. Uang yang disimpan pada oranglain itu ada kalanya dianggap uang yang disimpan itu tidak bolehdiganggu tetapi ada kalanya uang itu dapat dipakai dulu. Initergantung dari maksud penyimpanan uang itu dan keadaankekayaan orang yang diserahi menyimpan uang itu.

Sesuai dengan fakta dipersidangan sebagaimana diterangkan oleh

saksi-saksi dan terdakwa bahwa benar saksi korban telah mengeluarkan

uang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu

rupiah) yang ditransfer ke rekening saksi 3 sebagai pelaksana dari PT.

Puri Sinar Berkah Jaya milik saksi 2 dengan cara kas bon. Saksi 3

melakukan kas bon kepada saksi korban karena saksi 3 merasa bahwa

93 M. Abdul Kholiq, Op.Cit.94 Wirjono Prodjodikoro,Op.Cit,hal. 32.

Page 118: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

108

saksi korban adalah penyandang dana PT. Aries Pura Graha milik

terdakwa. Saksi 3 masih mempunyai tagihan kepada terdakwa, meskipun

saksi 2 telah memberikan kwitansi penerimaan uang sebesar Rp

113.000.000,00 (Seartus tiga belas juta rupiah) karena yang melakukan

kas bon kepada saksi korban adalah saksi 3. Terdakwa merasa masih

mempunyai hutang kepada PT. Puri Sinar Berkah Jaya sebagai rekan

kerja pembangunan instalasi listrik sudah pernah ditawarkan untuk

dibayar tetapi saksi 2 tidak bersedia menerima.

Berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas menurut pendapat penulis

dapat disimpulkan bahwa tidak ada sikap kesengajaan dari terdakwa,

uang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu

rupiah) yang di kas bon oleh saksi 3 tidak pernah pada kekuasaan

terdakwa melainkan uang tersebut langsung ditransfer ke rekening saksi

3 dan ternyata saksi 3 masih merasa mempunyai piutang kepada

terdakwa. Karena uang sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta

lima ratus ribu rupiah) milik saksi korban tidak pernah diberikan kepada

terdakwa sehingga dapat dikatakan bahwa terdakwa tidak menguasai

uang tersebut maka pendapat Majelis Hakim mengenai unsur dengan

sengaja memiliki dengan melawan hak sesuatu barang yang sama sekali

atau sebagiannya milik orang lain tidak terpenuhi.

c. Unsur berikutnya sesuai dengan hasil penelitian adalah “barang itu

ada dalam tangannya bukan karena kejahatan”

Page 119: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

109

Unsur ini adalah unsur pokok dari penggelapan yang membedakan

dari tindak-tindak pidana lain mengenai kekayaan orang. Barang harus

ada di bawah kekuasaan si pelaku dengan cara lain daripada dengan

melakukan kejahatan. Barang tersebut dipercayakan kepada si pelaku,

dengan demikian pada penggelapan si pelaku tidak memenuhi

kepercayaan yang dilimpahkan atau dapat dianggap dilimpahkan

kepadanya oleh yang berhak atas suatu barang.

Seperti yang telah dikemukakan pada unsur sebelumnya, fakta yang

terungkap di persidangan adalah saksi korban tidak memberikan uang

sebesar Rp 52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah)

kepada terdakwa dengan kata lain tidak berada dalam tangan terdakwa

atau berada di bawah kekuasaan terdakwa akan tetapi saksi korban

memberikan kas bon tersebut kepada saksi 3 tanpa sepengetahuan

terdakwa. Berdasarkan hal tersebut maka unsur barang itu ada dalam

tangannya bukan karena kejahatan tidak terpenuhi, seperti kesimpulan

Majelis Hakim bahwa karena unsur kedua dari dakwaan kedua tidak

terpenuhi maka unsur selanjutnya tidak perlu dipertimbangkan lagi.

Berdasarkan bunyi Pasal 372 Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) diatas, diketahui bahwa

secara yuridis delik penggelapan harus memenuhi unsur-unsur pokok

berupa:

1. Unsur subjektif delik berupa kesengajaan pelaku untukmenggelapkan barang milik orang lain yang dirumuskan dalampasal undang-undang melalui kata : “dengan sengaja”; dan

2. Unsur oyektif delik yang terdiri atas:

Page 120: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

110

a. Unsur barang siapa;b. Unsur menguasai secara melawan hukum;c. Unsur suatu benda;d. Unsur sebagian atau seluruhnya milik orang lain; dane. Unsur benda tersebut ada padanya bukan karena kejahatan.95

Dasar pokok dari tindak pidana penggelapan ialah bahwa si pelaku

menegecewakan kepercayaan yang diberikan atau dapat dianggap

diberikan kepadanya oleh pemilik barang.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan hukum hakim tersebut,

terdakwa dijatuhkan putusan bebas sesuai dengan Pasal 191 ayat (1) KUHAP,

hal ini sesuai dengan pendapat M. Yahya Harahap,96 putusan bebas ditinjau

dari segi yuridis ialah putusan yang dinilai oleh Majelis Hakim yang

bersangkutan:

1) Tidak memenuhi asas pembuktian menurut undang-undang secaranegative yaitu pembuktian yang diperoleh di persidangan, tidakcukup membuktikan kesalahan terdakwa sekaligus kesalahanterdakwa yang tidak cukup terbukti itu tidak diyakini oleh hakim;

2) Tidak memenuhi asas batas minimum pembuktian yaitu kesalahanyang didakwakan kepada terdakwa hanya didukung oleh satu alatbukti saja, sedang menurut ketentuan Pasal 183 KUHAP agarcukup membuktikan kesalahan seorang terdakwa harus dibuktikansekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah.

Menurut Van Bemmelen,97 seperti yang dikutip oleh Andi Hamzah

menyatakan bahwa putusan bebas dijatuhkan jika hakim tidak memperoleh

keyakinan mengenai kebenaran (dengan kata lain mengenai pertanyaan

apakah terdakwa telah melakukan perbuatan yang didakwakan) atau ia yakin

95 M. Abdul Kholiq, Loc.Cit.96 M. Yahya Harahap, 2002, Loc.Cit.97 Andi Hamzah, Loc. Cit.

Page 121: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

111

bahwa apa yang didakwakan tidak atau setidak-tidaknya bukan terdakwa ini

yang melakukannya”.

Majelis Hakim dalam pembuktian perkara pidana ini telah sesuai

dengan sistem pembuktian menurut undang-undang secara negatif, karena

dalam sistem pembuktian ini terpadu kesatuan penggabungan antara sistem

conviction-in time dengan sistem pembuktian menurut undang-undang secara

positif (positief wettelijk stelsel). Seorang terdakwa baru dapat dinyatakan

bersalah apabila kesalahan yang didakwakan kepadanya dapat dibuktikan

dengan cara dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang

serta sekaligus keterbuktian kesalahan-kesalahan itu “dibarengi” dengan

keyakinan hakim. Pasal 183 KUHAP menyatakan bahwa:

“Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang, kecualiapabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah iamemperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadidan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya.”

Berdasarkan ketentuan Pasal 183 KUHAP maka pembuktian harus

didasarkan kepada undang-undang (KUHAP), yaitu alat bukti yang sah

tersebut dalam Pasal 184 KUHAP, disertai dengan keyakinan hakim yang

diperoleh dari alat-alat bukti tersebut. Alat bukti dalam perkara ini adalah

berupa keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa, serta barang bukti

berupa 1 (satu) lembar kwitansi/ tanda terima uang sebesar Rp 52.500.000,00

(Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) yang ditanda tangani oleh saksi

3, 1 (satu) lembar kwitansi/ tanda terima uang pembayaran pekerjaan listrik

sebesar Rp 113.523.000,00 (Seratus tiga belas juta lima ratus dua puluh tiga

ribu rupiah) yang ditanda tangani oleh saksi 2, 2 (dua) lembar surat bukti

Page 122: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

112

transfer uang dari Bank Niaga sebesar Rp 35.000.000,00 (Tiga puluh lima

juta rupiah) dan Rp 25.000.000,00 (Dua puluh lima juta rupiah).

Alat bukti tersebut telah sesuai dengan ketentuan Pasal 184 KUHAP

ayat (1) KUHAP yang menyatakan bahwa:

“Alat bukti yang sah ialah:a. Keterangan saksi;b. Keterangan ahli;c. Surat;d. Petunjuk;e. Keterangan terdakwa.”

Terdakwa dalam perkara ini diputus bebas murni karena Majelis

Hakim menjatuhkan putusan berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di

persidangan yaitu, disimpulkan bahwa PT. Aries Pura Graha adalah milik

terdakwa M.A.N Bin D.J.S dan benar-benar mendapat pekerjaan

pembangunan perumahan dan fasilitas penerangan (listrik) dan sampai saat

ini masih sedang berlangsung. Berkaitan dengan uang yang sebesar Rp

52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) yang di kas bon

oleh saksi 3 tidak pernah pada kekuasaan terdakwa melainkan uang tersebut

langsung ditransfer ke rekening saksi 3 dan ternyata saksi 3 masih merasa

mempunyai piutang kepada terdakwa. Karena uang sebesar Rp 52.500.000,00

(Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) milik saksi korban tidak pernah

diberikan kepada terdakwa. Sehingga Penuntut Umum yang mendakwa

terdakwa dengan dakwaan alternatif yaitu dakwaan kesatu Pasal 378 Undang-

undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

(KUHP) atau dakwaan kedua Pasal 372 Undang-undang No. 1 tahun 1946

tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tidak terbukti secara

Page 123: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

113

sah dan meyakinkan, maka terdakwa harus dibebaskan dari segala dakwaan

dan tuntutan hukum.

2. Akibat Hukum Dengan Dijatuhkannya Putusan Bebas Bagi

Terdakwa Pada Perkara No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt.

Hal-hal yang berkaitan dengan akibat hukum dijatuhkannya putusan

bebas bagi terdakwa pada perkara No. 39/Pid.B/2008/PN.Pwt adalah sebagai

berikut:

a. Dalam Hal Penahanan

Dalam amar putusan pada perkara nomor 39/Pid.B/2008/PN.Pwt.

Majelis Hakim tidak menyebutkan “memerintahkan agar terdakwa

dibebaskan dari tahanan”. Hal ini tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

191 ayat (3) KUHAP yang menyatakan bahwa:

“Dalam hal sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2),terdakwa yang ada dalam status tahanan diperintahkan untukdibebaskan seketika itu juga kecuali karena ada alasan lain yang sah,terdakwa perlu ditahan”.

Selain itu, berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung No. 5 tahun

2001 tentang Pembuatan Ringkasan Putusan Terhadap Perkara Pidana

yang Terdakwanya Diputus Bebas atau Dilepas Dari Segala Tuntutan,

menyatakan bahwa:

“Terhadap perkara pidana yang terdakwanya ditahan dan diputusdengan amar putusan yang menyatakan terdakwa dibebaskan darisegala dakwaan (vrijspraak) atau dilepas dari segala tuntutan(ontslag van alle rechtsvervolging) dengan perintah agar terdakwasegera dikeluarkan dari tahanan pada saat putusan diucapkan didepan sidang terbuka untuk umum harus sudah ada setidak-tidaknyaringkasan putusan (extract vonis) atau setidak-tidaknya segerasetelah putusan tersebut diucapkan agar segera dibuat ringkasan

Page 124: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

114

putusan (extract vonis) guna dapat segera dieksekusi oleh Jaksadalam kedudukannya selaku eksekutor dari putusan Hakim”.

Ketentuan dalam Pasal 191 ayat (3) KUHAP dan Surat Edaran

Mahkamah Agung No. 5 tahun 2001 tentang Pembuatan Ringkasan

Putusan Terhadap Perkara Pidana yang Terdakwanya Diputus Bebas atau

Dilepas Dari Segala Tuntutan telah sesuai dengan ketentuan Pasal 199

ayat (1) dan (2) KUHAP menyatakan bahwa:

“(1) Surat putusan bukan pemidanaan memuat:a. Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 ayat (1)

kecuali huruf e,f, dan h;b. Pernyataan bahwa diputus bebas atau lepas dari segala

tuntutan hukum, dengan menyebutkan alasan dan pasalperaturan perundang-undangan yang menjadi dasar putusan;

c. Perintah supaya terdakwa segera dibebaskan jika iaditahan.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 197 ayat (2) dan(3) berlaku juga bagi pasal ini”.

Berdasarkan ketentuan Pasal 199 KUHAP, dapat ditafsirkan secara

gramatikal bahwa konsekuensi hukum atau akibat hukum dari Pasal 199

KUHAP sama dengan ketentuan Pasal 197 KUHAP. Pasal 197 ayat (1)

huruf k KUHAP yang menyatakan bahwa:

“Perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan ataudibebaskan”.

Apabila seorang terdakwa diadili dan diputus bersalah dan dijatuhi

hukuman penjara, apabila terdakwa tidak ditahan, maka putusan harus

memuat perintah supaya terdakwa ditahan. Apabila terdakwa sedang

ditahan, maka putusan harus memuat perintah supaya terdakwa tetap

berada dalam tahanan. Apabila putusan membebaskan atau melepaskan

terdakwa dari segala tuntutan hukum dan terdakwa ditahan, maka

Page 125: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

115

putusan harus memuat perintah agar terdakwa dibebaskan. Perintah

tersebut, walaupun tidak disebutkan secara eksplisit dalam Pasal 197 ayat

(1) huruf k, maksudnya adalah jelas sebagaimana diatur dalam Pasal 270

KUHAP, yakni ditujukan kepada Jaksa sebagai aparatur pelaksana

putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

Akibat hukum apabila tidak dipenuhinya ketentuan Pasal 197 ayat

(1) huruf k KUHAP terdapat dalam Pasal 197 ayat (2) menyatakan

bahwa:

“Tidak dipenuhinya ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf a, b, c, d, e, f,h, i, j, k dan l pasal ini mengakibatkan putusan batal demi hukum”.

Putusan pengadilan dikatakan “batal demi hukum” artinya putusan

tersebut sejak semula dianggap tidak pernah ada (never existed). Karena

tidak pernah ada, maka putusan demikian itu tidak mempunyai kekuatan

hukum dan tidak membawa akibat hukum, sehingga dengan demikian

putusan tersebut dengan sendirinya tidak dapat dieksekusi atau

dilaksanakan oleh Jaksa sebagai eksekutor putusan pengadilan.

Mengingat pengertian “putusan batal demi hukum” adalah demikian

menurut ilmu hukum, maka mencantumkan “perintah supaya terdakwa

ditahan atau tetap dalam tahanan atau dibebaskan” sebagaimana

disebutkan dalam Pasal 197 ayat (1) huruf k KUHAP adalah keharusan

hukum yang bersifat memaksa (mandatory law atau dwingend recht),

sehingga tidak boleh diabaikan oleh Majelis Hakim dalam memutus

perkara pidana pada setiap tingkatan peradilan (Pengadilan Negeri,

Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung).

Page 126: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

116

Di dalam praktiknya ketentuan khususnya mengenai Pasal 197 ayat

(1) huruf k dan Pasal 197 ayat (2) KUHAP sering kali menimbulkan

perdebatan karena pada kenyataannya ada beberapa putusan Majelis

Hakim baik yang menghasilkan putusan pemidanaan maupun putusan

bebas yang tidak mencantumkan perintah supaya terdakwa ditahan atau

tetap dalam tahanan atau dibebaskan seperti yang terjadi dalam putusan

perkara nomor 39/Pid.B/2008/PN.Pwt, sehingga kadang kala Jaksa

sebagai eksekutor sering kali mengalami kesulitan dalam proses

pengeksekusian seperti yang terjadi pada putusan Susuno Duadji, tetapi

perdebatan tersebut berakhir sejak tanggal 22 November 2012 pasca

dikeluarkannya putusan Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-X/2012.

Dalam salah satu pertimbangan hukumnya, Mahkamah Konstitusi

berpendapat bahwa ketika dalam perkara pidana yang harus dibuktikan

adalah kebenaran materiil, dan saat kebenaran materiil tersebut sudah

terbukti dan oleh karena itu terdakwa dijatuhi pidana, namun karena

ketiadaan perintah supaya terdakwa ditahan atau tetap dalam tahanan

atau dibebaskan yang menyebabkan putusan batal demi hukum, sungguh

merupakan suatu ketentuan yang jauh dari substansi keadilan, dan lebih

mendekati keadilan prosedural atau keadilan formal semata.

Selain itu, Mahkamah Konstitusi berpendapat memang benar bahwa

dalam suatu amar putusan pidana tetap perlu ada suatu pernyataan bahwa

terdakwa tersebut ditahan, tetap dalam tahanan, atau dibebaskan sebagai

bagian dari klausula untuk menegaskan materi amar putusan lainnya

Page 127: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

117

yang telah menyatakan bahwa terdakwa bersalah dan harus dijatuhi

pidana, namun ada atau tidak adanya pernyataan tersebut tidak dapat

dijadikan alasan untuk mengingkari kebenaran materiil yang telah

dinyatakan oleh hakim dalam amar putusannya.

Dalam amar putusan Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-X/2012

menyatakan bahwa Pasal 197 ayat (2) huruf “k” Undang-Undang Nomor

8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3209) tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat,

apabila diartikan surat putusan pemidanaan yang tidak memuat ketentuan

Pasal 197 ayat (1) huruf k Undang-Undang a quo mengakibatkan putusan

batal demi hukum; Pasal 197 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun

1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3209) selengkapnya menjadi, “Tidak dipenuhinya

ketentuan dalam ayat (1) huruf a, b, c, d, e, f, h, j, dan l pasal ini

mengakibatkan putusan batal demi hukum”.

Berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-X/2012

maka apabila suatu putusan dalam amarnya tidak mencantumkan

mengenai penahanan tidak merupakan putusan yang batal demi hukum

karena dalam hukum acara pidana yang dicari adalah kebenaran materiil

bukan kebenaran formil. Akibat hukum pada ketentuan Pasal 197 ayat (2)

KUHAP berlaku juga dalam ketentuan Pasal 199 ayat (2) KUHAP maka

Page 128: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

118

putusan yang bukan pemidanaan apabila tidak mencantumkan frasa

“memerintahkan agar terdakwa dibebaskan dari tahanan” tidak batal

demi hukum.

Dalam amar putusan pada perkara nomor 39/Pid.B/2008/PN.Pwt.

Majelis Hakim tidak menyebutkan “memerintahkan agar terdakwa

dibebaskan dari tahanan”, maka berdasarkan putusan Mahkamah

Konstitusi nomor 69/PUU-X/2012 menurut pendapat penulis hal tersebut

tidak menyebabkan putusan batal demi hukum karena terdakwa yang

secara materiil tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan

tindak pidana penipuan dan dibebaskan dari segala dakwaan serta

tuntutan hukum dan berdasarkan Pasal 270 KUHAP jaksa harus tetap

mengeksekusi putusan tersebut.

Terdakwa yang diputus bebas harus segera dibebaskan dari tahanan,

sesudah putusan diucapkan, kecuali ada alasan lain. Menurut M. Yahya

Harahap,98 Pelaksanaan perintah pembebasan dari tahanan terhadap

seorang terdakwa yang diputus bebas sebagai berikut:

1. Perintah pembebasan dari tahanan “segera” dilaksanakan jaksasesudah putusan diucapkan, dan;

2. Sekaligus pelaksanaan pembebasan dari tahanan itu:a. Jaksa membuat laporan tertulis mengenai pelaksanaan perintah

pembebasan dimaksud;b. Laporan pelaksanaan pembebasan dilampiri dengan surat

pelepasan;c. Laporan dan lampiran surat pelepasan, disampaikan kepada

Ketua Pengadilan Negeri yang bersangkutan selambat-lambatnya dalam waktu 3x24 jam.

b. Dalam Hal Penuntut Umum dan Terdakwa Menerima atau Menolak

98 M. Yahya Harahap, 2002, Op.Cit. hal. 330.

Page 129: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

119

Putusan

Setelah Majelis Hakim membacakan putusannya maka baik Penuntut

Umum maupun terdakwa mempunyai hak untuk menolak maupun

menerima putusan hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 196 ayat (3)

huruf a KUHAP. Apabila Penuntut Umum maupun terdakwa menerima

putusan tersebut maka putusan tersebut akan mempunyai kekuatan

hukum tetap, namun apabila Penuntut Umum maupun terdakwa menolak

putusan dan akan mempergunakan upaya hukum selanjutnya maka

putusan tersebut belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Dalam amar putusan pada perkara nomor 39/Pid.B/2008/PN.Pwt.

Majelis Hakim menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan

meyakinkan melakukan tindak pidana yang berarti terdakwa diputus

bebas. Pada putusan yang membebaskan terdakwa baik Penuntut Umum

dan terdakwa tidak dapat mengajukan upaya hukum banding hal ini

sesuai dengan ketentuan Pasal 67 KUHAP menyatakan bahwa:

“Terdakwa atau Penuntut Umum berhak untuk minta bandingterhadap putusan pengadilan tingkat pertama kecuali terhadapputusan bebas, lepas dari segala tuntutan hukum yang menyangkutmasalah kurang tepatnya penerapan hukum dan putusan pengadilandalam acara cepat.”

Selain tidak dapat mengajukan upaya hukum banding, baik Penuntut

Umum dan terdakwa tidak dapat mengajukan upaya hukum kasasi

berdasarkan ketentuan Pasal 244 KUHAP menyatakan bahwa:

“Terdapat putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkatterakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung,terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaan kasasikepada Mahkamah Agung kecuali terhadap putusan bebas.”

Page 130: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

120

Akan tetapi pada Lampiran Keputusan Menteri RI Nomor M.14

PW.07.03 tahun 1983 tanggal 10 Desember 1983, butir 19 dicantumkan

antara lain:

“Terhadap putusan bebas tidak dapat dimintakan banding, tetapiberdasarkan situasi dan kondisi, demi hukum, keadilan dankebenaran, terhadap putusan bebas dapat dimintakan kasasi. Hal iniakan didasarkan pada yurisprudensi.”

Secara logika, terdakwa yang diputus bebas akan dengan senang hati

menerima putusan bebas tersebut, akan tetapi disini yang sering

diperdebatkan adalah mengenai hak Penuntut Umum dalam hal

mengajukan upaya hukum terhadap putusan Majelis Hakim, oleh karena

itu berdasarkan Lampiran Keputusan Menteri RI Nomor M.14 PW.07.03

tahun 1983 tanggal 10 Desember 1983 butir 19 diatas Penuntut Umum

yang dalam hal ini dapat mengajukan upaya hukum biasa serta kasasi

demi kepentingan hukum hal tersebut sesuai dengan rumusan Pasal 259

ayat (1) KUHAP yang menyatakan:

“Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang telahmemperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain selaindaripada Mahkamah Agung dapat diajukan satu kali permohonankasasi oleh Jaksa Agung”.

Kasasi demi kepentingan hukum diajukan jika sudah tidak ada upaya

hukum biasa yang dapat dipakai. Permohonan kasasi diajukan oleh Jaksa

Agung kepada Mahkamah Agung melalui panitera yang telah memutus

perkara tersebut dalam tingkat pertama disertai risalah yang menjadi

alasan kemudian panitera meneruskan kepada yang berkepentingan hal

ini sesuai dengan ketentuan Pasal 260 KUHAP. Salinan keputusan

Page 131: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

121

Mahkamah Agung disampaikan Jaksa Agung dan kepada pengadilan

yang bersangkutan, disertai berkas perkara dimana sesuai dengan

ketentuan Pasal 261 KUHAP. Pada umumnya, kasasi demi kepentingan

hukum sama saja dengan kasasi biasa kecuali dalam kasasi demi

kepentingan hukum ini penasihat hukum tidak lagi dilibatkan.99

Yurisprudensi pertama mengenai putusan bebas adalah Putusan

Mahkamah Agung RI Nomor Reg. 275 K/Pid/1983 tanggal 15 Desember

1983. M. Yahya Harahap100 menyatakan bahwa apabila dilihat dari segi

yuridis formalnya yakni dari segi hukum acara dikaitkan dengan Pasal 67

dan Pasal 244 KUHAP maka:

1) Putusan bebas pengadilan tingkat pertama mutlak tidak dapatdiminta banding, tapi langsung dapat diminta permohonan kasasi;

2) Memang Pasal 244 KUHAP tidak memperkenankan putusan bebasdiminta kasasi sepanjang putusan bebas itu bersifat “pembebasanmurni”, dan permintaan kasasi terhadap putusan bebas yangbersifat pembebasan murni harus dinyatakan tidak dapat diterima;

3) Jika sifat pembebasan itu “tidak murni”, putusan bebas tersebutdapat diminta kasasi;

4) Suatu putusan bebas dianggap tidak bersifat pembebasan murni,antara lain:

a. Apabila dalam putusan itu terdapat kekeliruan penafsiranterhadap sebutan tindak pidana yang disebut dalam suratdakwaan dan bukan didasarkan pada tidak terbuktinyaunsur-unsur perbuatan yang didakwakan, atau;

b. Apabila dalam menjatuhkan putusan pengadilan telahmelampaui batas wewenangnya dalam arti bukan sajawewenang yang menyangkut kompetensi absolut danrelative, tapi juga dalam hal apabila ada unsur non yuridis.

Di dalam praktik, permasalahan mengenai putusan bebas murni dan

putusan bebas tidak murni itu tidak perlu dihiraukan lagi, karena apakah

99 Andi Hamzah, Op.Cit, hal.304.100 M. Yahya Harahap, 2002, Loc.Cit.

Page 132: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

122

putusan bebas itu bersifat murni atau tidak, tidak menjadi masalah bagi

Mahkamah Agung.

Namun berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

114/PUU-X/2012, Mahkamah Konstitusi telah menyatakan frasa “kecuali

terhadap putusan bebas” dalam Pasal 244 KUHAP bertentangan dengan

konstitusi dan tidak lagi mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Sehingga ketentuan Pasal 244 KUHAP kini berbunyi:

“Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkatterakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung,terdakwa atau Penuntut Umum dapat mengajukan permintaanpemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung.”

Pasal 253 ayat (1) KUHAP menyatakan bahwa:

“Pemeriksaan dalam tingkat kasasi dilakukan oleh MahkamahAgung atas permintaan pada pihak sebagaimana dimaksud dalamPasal 244 dan Pasal 248 guna menentukan:1) Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atauditerapkan tidak sebagaimana mestinya;2) Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurutketentuan undang-undang;3) Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya.”

Tujuan kasasi adalah untuk menciptakan kesatuan penerapan hukum

dengan jalan membatalkan putusan yang bertentangan dengan undang-

undang atau keliru dalam menerapkan hukum.101

Menurut M. Yahya Harahap,102 tujuan utama upaya hukum kasasi

antara lain sebagai berikut:

1) Koreksi terhadap kesalahan putusan pengadilan bawahan. Salahsatu tujuan kasasi adalah memperbaiki dan meluruskan kesalahanpenerapan hukum, agar hukum benar-benar diterapkan

101 Andi Hamzah, Loc.Cit.102 M. Yahya Harahap, 2002, Loc.Cit.

Page 133: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

123

sebagaimana mestinya serta apakah cara mengadili perkara benar-benar dilakukan menurut ketentuan undang-undang;

2) Menciptakan dan membentuk hukum baru. Selain tindakan koreksiyang dilakukan oleh Mahkamah Agung dalam peradilan kasasi,adakalanya tindakan koreksi itu sekaligus menciptakan hukum barudalam bentuk yurisprudensi;

3) Pengawasan terciptanya keseragaman penerapan hukum. Tujuanlain dari pemeriksaan kasasi, adalah mewujudkan kesadaran“keseragaman” penerapan hukum atau unified legal frame workdan unified legal opinion. Dengan adanya putusan kasasi yangmenciptakan yurisprudensi, akan mengarahkan keseragamanpandangan dan titik tolak penerapan hukum, serta dengan adanyaupaya hukum kasasi, dapat terhindari kesewenangan danpenyalahgunaan jabatan oleh para hakim yang tergoda dalammemanfaatkan kebebasan kedudukan yang dimilikinya.

Permohonan kasasi diajukan 14 (empat belas) hari, setelah putusan

pengadilan diberitahukan kepada terdakwa yang disampaikan kepada

panitera Pengadilan Negeri yang telah memutus perkara tersebut dalam

tingkat pertama (Pengadilan Negeri) sebagaimana yang diatur dalam

Pasal 245 ayat (1) KUHAP. Selanjutnya permintaan kasasi tersebut

ditulis dalam sebuah surat keterangan yang ditandatangani panitera serta

pemohon, kemudian panitera mencatat dalam daftar yang dilampiri

berkas perkara kemudian panitera wajib memberitahukan permintaan dari

pihak yang satu kepada pihak yang lain sebagaimana yang diatur dalam

Pasal 245 ayat (2) dan (3) KUHAP.

14 (empat belas) hari setelah mengajukan permintaan kasasi, wajib

mengajukan memori kasasi kepada panitera dan diberi tanda terima

dalam rangkap 2 (dua) sebagai tembusan oleh panitera untuk

disampaikan kepada pihak lainnya dan pihak lain itu berhak mengajukan

kontra memori kasasi, ini sesuai dengan Pasal 248 ayat (6) KUHAP.

Page 134: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

124

Dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari, panitera menyampaikan

tembusan kontra memori kasasi kepada pihak yang semula mengajukan

memori kasasi, sesuai dengan Pasal 248 ayat (7) KUHAP.

Apabila salah satu pihak berpendapat masih ada sesuatu yang perlu

ditambahkan dalam memori kasasi atau kontra memori kasasi, kepadanya

diberikan kesempatan untuk mengajukan tambahan itu dalam tenggang

waktu 14 (empat belas) hari sebagaimana diatur dalam Pasal 249 ayat (1)

KUHAP. Tambahan memori/ kontra kasasi diserahkan kepada panitera

pengadilan selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari

setelah tenggang waktu permohonan kasasi tersebut selengkapnya oleh

panitera pengadilan segera disampaikan kepada Mahkamah Agung,

sebagaimana diatur dalam Pasal 249 ayat (2) dan (3) KUHAP.

Page 135: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

125

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap putusan

perkara nomor 39/Pid.B/2008/PN.Pwt, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Alasan hukum hakim dalam menjatuhkan putusan bebas bagi terdakwa

pada perkara nomor 39/Pid.B/2008/PN.Pwt adalah:

a. Dakwaan pertama, berdasarkan persesuaian antara keterangan saksi

dengan keterangan terdakwa, PT. Aries Pura Graha adalah milik

terdakwa M.A.N Bin D.J.S dan benar-benar mendapat pekerjaan

pembangunan perumahan dan fasilitas penerangan (listrik) serta

sampai saat pada putusan ini masih sedang berlangsung, oleh karena

itu unsur dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau

orang lain dengan melawan hak baik dengan memakai nama palsu,

atau keadaan palsu, baik dengan akal, tipu muslihat maupun dengan

karangan perkataan-perkataan bohong tidak terbukti dan unsur

membujuk orang supaya memberikan suatu barang, membuat hutang,

menghapuskan piutang.

Page 136: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

126

b. Dakwaan kedua, berdasarkan persesuaian antara keterangan saksi

dengan keterangan terdakwa berkaitan dengan uang yang sebesar Rp

52.500.000,00 (Lima puluh dua juta lima ratus ribu rupiah) yang di kas

bon oleh saksi 3 tidak pernah diberikan kepada terdakwa dan tidak

pernah pada kekuasaan terdakwa melainkan uang tersebut langsung

ditransfer ke rekening saksi 3, oleh karena itu unsur dengan sengaja

memiliki dengan melawan hak, sesuatu barang yang sama sekali atau

sebagiannya termasuk kepunyaan orang lain dan unsur barang itu ada

dalam tangannya bukan karena kejahatan tidak terbukti.

2. Akibat hukum dengan dijatuhkannya putusan bebas bagi terdakwa pada

perkara nomor 39/Pid.B/2008/PN.Pwt adalah:

a. Penahanan, terdakwa harus segera dibebaskan dari tahanan kecuali ada

alasan lain meskipun dalam amar putusan perkara nomor

39/Pid.B/2008/PN.Pwt tidak dicantumkan, hal ini diperkuat dengan

putusan Mahkamah Konstitusi nomor 69/PUU-X/2012. Perintah untuk

membebaskan terdakwa dari tahanan segera dilaksanakan oleh jaksa

setelah putusan diucapkan dan laporan tertulis mengenai perintah

tersebut dilampiri surat penglepasan yang diserahkan kepada Ketua

Pengadilan Negeri Puwokerto selambat-lambatnya dalam waktu tiga

kali dua puluh empat jam.

b. Penuntut Umum dan terdakwa, berdasarkan Pasal 259 ayat (1)

KUHAP, Jaksa Agung dapat mengajukan kasasi demi kepentingan

hukum terhadap putusan bebas dan bagi Penuntut Umum dapat

Page 137: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

127

mengajukan upaya kasasi diperkuat dengan adanya putusan Mahkamah

Konstitusi114/PUU-X/2012 untuk putusan bebas murni baik Penuntut

Umum atau terdakwa dapat mengajukan upaya hukum yang disebut

kasasi dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari setelah putusan

dibacakan oleh Majelis Hakim.

B. Saran

Untuk mencegah Majelis Hakim menjatuhkan putusan bebas,

Penuntut Umum dalam membuat surat dakwaan dan tuntutan harus lebih

cermat, jelas, lengkap serta teliti dalam membuktikan unsur-unsur tindak

pidana yang dilakukan oleh terdakwa, selain itu dalam pembuktian Penuntut

Umum harus benar-benar mencari kebenaran materiil sehingga terdakwa

tidak di jatuhi putusan bebas.

Page 138: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Adji, Habib. 2005. Jurnal Renvoi. Nomor 10-22 Tanggal 3 Maret 2005.

Ali, Mahrus. Pertanggungjawaban Pidana Korporasi dalam Pelanggaran HakAsasi Manusia yang Berat, Jurnal Hukum No. 2 Vol. 18 April 2011, hal.250 diakses pada tanggal 9 Juli 2013.

Ali, Zainuddin. 2009. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: Sinar Grafika.

Chazawi, Adam. 2008. Pelajaran Hukum Pidana Bagian I. Jakarta: RajagrafindoPersada.

Harahap, M. Yahya. 2002. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAPPemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi, dan PeninjauanKembali. Jakarta: Sinar Grafika.

_______. 2001. Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidikandan Penuntutan. Jakarta: Sinar Grafika.

Hamzah, Andi. 2008. Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Ibrahim, Jhony. 2011. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif. Malang:Banyumedia Publishing.

Kartanegara, Satochid, 2001, Hukum Pidana Bagian Pertama, Jakarta: BalaiLektur Mahasiswa.

Lamintang, P.A.F. dan Theo Lamintang. 2010. Pembahasan KUHAP MenurutIlmu Pengetahuan Hukum Pidana&Yurisprudensi. Jakarta: Sinar Grafika.

Listijono, Agoes Dwi. 2005. Telaah Konsep Hak Asasi Manusia Dalam KaitannyaDengan Sistem Peradilan Pidana. Jurnal Hukum. Vol.1, No.1.

Makarao, Mohammad Taufik dan Suhasril. 2004. Hukum Acara Pidana DalamTeori Dan Praktek. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Page 139: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

Marpaung, Leden. 2010. Proses Penanganan Perkara Pidana Di Kejaksaan &Pengadilan Negeri Upaya Hukum&Eksekusi. Jakarta: Sinar Grafika.

Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana PerdanaMedia Grup.

M. Syamsudin. 2010. Pemaknaan Hakim tentang Korupsi dan Implikasinya PadaPutusan: Kajian Perspektif Hermeneutika Hukum.. Jurnal Mimbar HukumVolume 22 No.23 Oktober 2010.

Nugroho, Hibnu. 2012. Integralisasi Penyidikan Tindak Pidana Korupsi DiIndonesia. Jakarta: Media Prima Aksara.

Prayitno, Kuat Puji. 2012. Restorative Justive Untuk Sistem Peradilan Pidana.Jurnal Dinamika Hukum Vol.12 No.3 September 2012.

Prinst, Darwan . 2002. Hukum Acara Pidana Dalam Praktik. Jakarta: Djambatan.

Prodjodikoro, Wirjono. 2003. Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indosnesia.Bandung: Refika Aditama.

Prodjohamidjojo, Martiman. 2002. Teori dan Teknik Membuat Surat Dakwaan.Jakarta: Ghalia Indonesia.

RM, Suharto. 2002. Hukum Pidana Materiil. Jakarta: Sinar Grafika.

R. Soesilo, 1991, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP): SertaKomentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, Bogor : Politeia.

Salam, Moch. Faisal. 2001. Hukum Acara Pidana dalam Teori & Praktek.Bandung: Penerbit Mandar Maju.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. 2004. Penelitian Hukum Normatif SuatuTinjauan Singkat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suparmono, Rudi. 2006. Peran Serta Hakim Dalam Pembelajaran Hukum.Majalah Hukum Varia Peradilan Tahun XX No. 246 Mei 2006.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia, Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945.

Page 140: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

________, Undang-undang No. 1 tahun 1946 tentang Kitab Undang-UndangHukum Pidana (KUHP).

________, Undang-undang No. 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-UndangHukum Acara Pidana (KUHAP).

________, Undang-undang No.48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.

Surat Surat Edaran Mahkamah Agung No. 5 tahun 2001 tentang PembuatanRingkasan Putusan Terhadap Perkara Pidana yang Terdakwanya DiputusBebas atau Dilepas Dari Segala Tuntutan.

Lampiran Keputusan Menteri RI Nomor M.14 PW.07.03 tahun 1983 tanggal 10Desember 1983.

C. Internet

Anonim, Hukum Acara Pidana. http://statushukum.com/hukum-acara-pidana.htmldiakses pada tanggal 30 April 2013.

Kholiq, M. Abdul. 23 Januari 2011. Tinjauan Yuridis Wanprestasi, Penipuan danPenggelapan, http://pkbh.uii.ac.id/analisa-hukum/analisa-hukum/tinjauan-yuridis-tentang-perbedaan-wan-prestasi-penipuan-dan-penggelapan.htmldiakses pada tanggal 7 Juni 2013.

Pramudya, Kelik. 17 September 2008. Putusan Bebas (Vrijspraak). http://click-gtg.blogspot.com/2008/09/putusan-bebas-vrijspraak.html diakses padatanggal 8 Juni 2013.

Setyawan, Budi. 20 Oktober 2012. Tinjauan Yuridis Penanganan PerkaraPenipuan (Pasal 378 Kuhp) Dan Atau Penggelapan (Pasal 372 Kuhp)Studi Kasus Perkara Atas Nama Saudi Bin Maksin Pada Kejaksaan NegeriCilegon. http://rangselbudi.wordpress.com/2012/10/20/tinjauan-yuridis-penanganan-perkara-penipuan-pasal-378-kuhp-dan-atau-penggelapan-pasal-372-kuhp-studi-kasus-perkara-atas-nama-saudi-bin-maksin-pada-kejaksaan-negeri-cilegon/ diakses pada tanggal 18 Maret 2013.

Siadari, Ray Pratama. Pengertian Dan Unsur-Unsur Tindak Pidana Penipuan.http://raypratama.blogspot.com/2012/02/pengertian-dan-unsur-unsur-tindak-pidana-penipuan.html diakses pada tanggal 18 Maret 2013.

Page 141: PUTUSAN BEBAS DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN …fh.unsoed.ac.id/sites/default/files/bibliofile/Skripsi Retno... · Purwokerto yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima

Sofa, 16 Agustus 2011. Tentang Putusan Hakim,http://massofa.wordpress.com/2011/08/16/tentang-putusan-hakim/ diaksespada tanggal 7 Juni 2013.