qbd7_pb-13_kalonica_1306397021

Upload: bebikalonica

Post on 02-Nov-2015

236 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

merupakan materi pengelolaan bencana mengenai banjir dan kebakaran hutan

TRANSCRIPT

Lembar Tugas MahasiswaModul Pengelolaan BencanaPB 13 QBD 7KALONICA KUSUMAWARDANI 1306397021Fakultas Farmasi

QBD 7 : pertolongan pertama pada korban bencana

1. Jelaskan langkah bantuan hidup dasar (resusitasi jantung paru)

Jawab : Melakukan resituasi jantung paru (RJP) sebelum korban sampai di rumah sakit merupakan tindakan gawat-darurat yang harus dilakukan. Langkah-langkah yang harus dilakukan antara lain:1) Mengamankan situasi. Penolong harus mengamankan kondisi di sekeliling korban dan penolong2) Periksa respon korban. Memeriksa respon dilakukan dengan menepuk atau menggerakkan korban dan mengajukan pertanyaan kepada korban. Apabila korban merespons, berarti RJP tidak perlu dilakukan. Tetapi apabila korban tidak merespons, segera lakukan tindakan selanjutnya3) Meminta pertolongan. Meminta salah satu orang disekitar untuk segera menghubungi ambulans (119) atau rumah sakit terdekat agar dapat ditangani lebih lanjut4) Membuka jalan napas. Buka jalan napas dengan cara membuka mulut korban dengan teknik head tilt, chin lift, atau jaw thrust. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat sumbatan pada jalan napas, bila ada segera keluarkan. Head tilt juga bertujuan agar udara yang masuk tidak tertahan pada tenggorokan5) Memeriksa pernapasan. Perhatikan pengembangan dada korban, dengarkan suara napas dari hidung dan mulut korban, dan rasakan pernapasan. Waspadai terjadinya pernapasan agonal, yaitu pernapasan yang muncul sesaat setelah jantung berhenti pada 40%. Pernapasan ini menunjuklan henti jantung6) Melakukan kompresi dada. Letakkan satu telapak tangan pada tengah-tengah dada lalu letakkan satu tangan diatas tangan lain dengan posisi jari saling mengunci jari lain. Jika memungkinkan ganti penolong RJP setiap 2 menit. Kompresi dada dilakukan dengan kecepatan 100kali/menit. Dengan perbandingan antara kompresi dan relaksasi sama.7) Melakukan bantuan pernapasan. Untuk melakukan bantuan napas, jepit hidung sehingga lubang hidung tertutup, ambil napas normal, letakkan bibir meliputi mulut pasien, hembuskan udara sampai dada korban terlihat naik (sekitar 1 detik), beri waktu hingga dinding dada kembali turun dan ulangi. Lakukan kompresi dada sebanyak 30kali dan bantuan napas sebanyak 2 kali

2. Bagaimana cara mengangkat dan memindahkan korban yang membutuhkan bantuan hidup dasar

Jawab :Tujuan mengangkat dan memindahkan korban adalah agar mudah dilakukan penanganan lebih lanjut terhadap korban. Teknik mengangkat dan memindahkan dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan situasi yang dihadapi, yaitu : Perpindahan gawat-daruratDilakukan terhadap orang dengan bahaya yang mendesak, seperti orang yang membutuhkan tindakan penyelamatan nyawa. Contoh perpindahan gawat-darurat: menarik korban dengan menarik bajunya (shirt drag), menarik pundak dan lengan atas korban (shoulder and fore arm drag) dan meletakkan selimut dibawah korban lalu kemudian menariknya (blanket drag)

Perpindahan nongawat-daruratDilakukan terhadap orang dengan bahaya yang tidak mendesak., sehingga penolong dapat mempersiapkan dengan matang strategi pengangkatan dan pemindahan korban. Contoh perpindahan nongawat-darurat adalah: pengangkatan korban langsung dari tanah(direct ground lift) dan pengangkatan ekstrimitas (extremity lift).Peralatan yang dibutuhkan adalah usungan standar (standard stretcher), usungan tiang (pole stretcher), usungan keranjang (basket stretcher), usungan sekop (scoop stretcher), dan backboards. Cara untuk memasang usungan adalah dengan teknik logroll

3. Bagaimana cara melakukan imobilisasi pada pasien yang dicurigai terkena patah tulang

Jawab :Cidera tulang terbagi menjadi 2, yaitu dislokasi (tulang bergeser) dan fraktur (patah tulang). Fraktur terdiri dari fraktur terbuka dan fraktur tertutupFiksasi dan imobilisasi adalah tindakan untuk membuat tubuh korban tidak tergeser atau berubah posisi. Tujuan utama fiksasi adalah untuk memindahkan korban dengan sebaik mungkin sehingga dapat dilakukan penanganan dengan baik, selain itu agar tidak memperparah korban, karena banyaknya gerakan yang terjadi pada tulang yang patah dapat memperburuk kondisi korbanPada tulang panjang, fiksasi dilakukan meliputi dua sendi agar tetap dalam kondisi lurus. Fiksasi diusahakan sesuai dengan kondisi anatomis korban. Pada saat setelah melakukan imobilisasi, lakukan pemantauan pulsasi, sensorik, dan motoric (PSM) pada pasien untuk menghindari cidera pada otot dan saraf yang terdapat disekitar tulangPada imobilisasi leher, penolong harus menstabilkan daerah kepala, leher, dan bahu. Stabilisasi dapat dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan tangan, kemudian setelah stabil dilanjutkan dengan pemasangan cervical collar. Setelah itu alas tubuh (seperti tandu) dapat diletakkan dibawah badan korban, dan lakukan fiksasi postur tubuh kembali. Alat-alat yang dapat digunakan untuk fiksasi adalah matras vakum dan berbagai macam splint. Selain itu, untuk cedera ekstrimitas atas, dapat menggunakan sling and swath

4. Jelaskan prinsip dari menghentikan perdarahan

Jawab: Kontrol pendarahan terbagi menjadi 2, yaitu kontrol pendarahan eksternal dan internal. Kontrol pendarahan eksternal antara lain penekanan langsung, elevasi, penekanan spesifik, dan tourniquet. Sedangkan pada pendarahan internal, biasanya ditandai dengan adanya memar, bengkak, atau perut yang semakin lama semakin membesar. Penanganan nya dapat dengan cara mengikat perut dengan kencang sehingga darah tidak bertumpuk pada rongga perut dan pasien dapat terselamatkan. Selain itu, pendarahan juga dapat menyebabkan syok. Syok dapat dikategorikan menjadi 3 berdasarkan penyebabnya: Syok kardiogenik disebabkan oleh gagal jantung Syok anivalaktik disebabkan pelebaran pembuluh darah yang tidak normal Syok hipovolemik kehilangan darah dalam jumlah besarPada korban penderita syok hipovolemik, letakkan korban dengan kaki yang diluruskan sejajar badan, sehingga darah dapat dialirkan menuju organ-organ penting, seperti otak dan jantung, dan pertahankan korban agar tetap hangat

5. Sebutkan alat proteksi diri yang dibutuhkan tenaga kesehatan saat menolong korban

Jawab:Tujuan menggunakan alat proteksi diri adalah agar tenaga kesehatan tidak terpapar darah dan senyawa berbahaya lain saat menolong korban. Selain itu agar pasien tidak bertambah parah kondisinya akibat terkena paparan kuman dari si penolong.Alat- alat proteksi diri yang dibutuhkan antara lain: Sarung tangan tebal (yang tidak mudah rusak) untuk menurunkan resiko penularan penyakit dan melindungi penolong dan korban dari mikroorganisme berbahaya. Sarung tangan harus selalu diganti apabila menolong korban yang lain Masker (yang berwarna cerah agar dapat terlihat apabila terdapat cipratan darah) Alat pelindung mata untuk menghindari percikan dan cairan tubuh lainnya ke mata Topi agar pasien tidak terkontaminasi oleh rambut petugas kesehatan selama melakukan tindakan pertolongan Gaun pelindung (yang baerwarna cerah agar mudah diidentifikasi dari jauh ) untuk melindungi petugas kesehatan dari korban yang menderita penyakit menular, dan untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan Alat pelindung kaki (seperti sepatu boot karet) untuk melindungi kaki dari cedera akibat beda tajam dan berat yang mungkin jatuh

6. Jelaskan perbedaan pertolongan pertama pada korban saat kehidupan sehari-hari dan pada saat terjadinya bencana

Jawab:Pertolongan pertama pada saat bencana: Terbagi atas 2 tahap, yaitu pertolongan primer dan sekunder. Pertolongan primer yaitu pemisahan korban berdasarkan kategori warna (triase) yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keparahan korban. Sedangkan pertolongan sekunder adalah dengan memberikan bantuan tindakan terhadap korban yang telah dipisahkan berdasarkan tingkat keparahan. Pertolongan sekunder diberikan setelah melakukan pertolongan primer Pertolongan pertama harus diberikan oleh tenaga ahli atau tim medis terlatih

Pertolongan pertama pada sehari-hari: Hanya terdapat satu tahap, yaitu langsung menolong korban, tanpa mengkategorikan korban Pertolongan pertama dapat dilakukan oleh siapa saja yang pertama kali melihat

7. Jelaskan mengenai triase pada bencana

Jawab:Triase berasal dari bahasa prancis trierbahasa inggris triage dan diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Triase merupakan sistem klasifikasi korban berdasarkan tingkat kegawatan yang memerlukan tindakan segera. Tujuan dari triase adalah menolong orang sebanyak mungkin untuk mendapatkan kesempatan terbesar untuk tetap hidupTriase di klasifikasikan menjadi 4 kelas:1) Red immediate (prioritas 1) respirasi >30kali/menit, tidak ada denyut nadi ketika dilakukan palpasi. (pasien dengan gangguan airway, breathing, dan circulation). Ancaman jiwa mematikan dalam hitungan menit2) Yellow delayed (prioritas 2) pasien tidak berada dalam kategori red immediate ataupun black deceased. (tanpa gangguan airway breathing, tetapi dapat memburuk perlahan. Contoh : patah tulang). Dapat mati dalam hitungan jam3) Green minor (prioritas 3) pasien mendapat cedera minimal dan dapat berjalan untuk mencari pertolongan (luka ringan atau histeris). Trauma ringan4) Black deceased (prioritas 4) pasien meninggal

Daftar pustaka: Newberry, L. (2001). Making the right decision. [Des Plaines, IL]: Emergency Nurses Association. Mistovich JJ, Karren KJ. (2007). Prehospital Emergency Care. 8th edition. USA: Prentice Hall. Hopkins, J. (2008). Public Health Guide in Emergencies. 2nd ed. Switzerland: International Federation of Red Cross and Red Crescent societies. Panduan Praktikum dan QBD 7 2015 fix. (2015). .