refkas_ppok

10
REFLEKSI KASUS Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia Disusun Oleh : Hanifah Rahmawati Hasanah 09711347 Pembimbing Klinik : dr. Nofi Kusumaningrum KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Upload: hanifahrafa

Post on 26-Sep-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

IKM

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUS

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia

Disusun Oleh :

Hanifah Rahmawati Hasanah

09711347

Pembimbing Klinik :

dr. Nofi Kusumaningrum

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2015FORM REFLEKSI KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA______________________________________________________________________________Nama Dokter Muda: Hanifah Rahmawati Hasanah

NIM: 09711347

Stase

: Ilmu Kesehatan MasyarakatIdentitas Pasien

Nama / Inisial

: Tn. P

No RM: Umur

: 56 tahun

Jenis kelamin: Laki-laki

Diagnosis/ kasus: PPOKPengambilan kasus pada minggu ke : 6Jenis Refleksi: lingkari yang sesuai (minimal pilih 2 aspek, untuk aspek ke-Islaman sifatnya wajib)a. Ke-Islaman*

b. Etika/ moral

c. Medikolegal

d. Sosial Ekonomi

e. Aspek lain

Form uraian1. Resume kasus yang diambil (yang menceritakan kondisi lengkap pasien/ kasus yang diambil ).

Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan sesak nafas. Sesak dirasakan sejak 2 hari sebelumnya. Sesak nafas yang dikeluhkan seperti tertimpa benda berat. Sesak nafas hilang timbul terutama saat berjalan jauh. Sesak nafas berkurang dengan posisi setengah duduk dan akan bertambah apabila melakukan aktivitas yang berat. Selain itu pasien mengeluh batuk berdahak. Batuk disertai dengan dahak putih, kental. Akhir-akhir ini batuk dirasa semakin memberat, batuk timbul pada saat siang maupun malam. Pasien mengatakan tidak pernah minum obat rutin selama 6 bulan yang berwarna merah dan yang membuat warna kencingnya menjadi merah. Pasien juga mengaku tidak punya riwayat sesak yang dirasakan sejak kecil dan riwayat asma dalam keluarga tidak ada. Pasien juga mengeluhkan demam, nggreges. Pasien menyangkal penurunan berat badan drastis, nafsu makan menurun (-), keringat malam (-), nyeri dada (-).Pasien mempunyai kebiasaan merokok mulai usia muda dan sampai sekarang pun masih merokok.

2. Latar belakang /alasan ketertarikan pemilihan kasus

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif non reversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya (PDPI, 2003). Faktor risiko terjadinya PPOK antara lain merokok, hiperesponsif saluran pernafasan, infeksi jalan nafas, pemaparan akibat kerja, dan polusi udara. Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan riwayat merokok apakah perokok aktif, perokok pasif, atau bekas perokok.Menurut WHO, sebanyak 75% kasus bronkitis kronik dan emfisema diakibatkan oleh rokok. Seorang perokok lebih beresiko 45 kali untuk terkena PPOK dibanding bukan perokok. Perokok pasif juga beresiko tinggi, terutama pada anak-anak dan individu yang terpapar (WHO, 2010).Pada penderita PPOK selain dilakukan pengobatan bisa juga dilakukan pencegahan yang meliputi pencegahan terjadinya PPOK dan pencegahan perburukan PPOK. Pencegahan terjadinya PPOK meliputi menghindari asap rokok, menhindari polusi udara, dan menghindari infeksi saluran napas berulang. Sedangkan, pencegahan perburukan PPOK meliputi berhenti merokok, menggunakan obat-obatan secara teratur, mencegah eksaserbasi berulang (PDPI, 2003).

Alasan ketertarikan pemilihan kasus adalah pasien telah menderita PPOK selama bertahun-tahun akan tetapi tidak mau berhenti merokok. Pasien adalah seorang buruh bangunan, yang harus menghidupi 2 orang anak yang masih bersekolah dan istrinya sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Dengan beban ekonomi dan penyakit seperti itu, pasien masih tetap merokok dan mengandalkan bantuan keluarganya untuk pembiayaan sekolah anaknya.

3. Refleksi dari aspek etika moral /medikolegal/ sosial ekonomi beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuai * *pilihan minimal satu

Keadaan sosial ekonomi pasien termasuk dalam status sosial ekonomi yang rendah. Pasien bekerja sebagai buruh bangunan dengan gaji yang tidak menetap tergantung proyek yang sedang dikerjakan. Pasien memiliki 2 orang anak yang masih sekolah. Anak pertama sekolah di SMK kelas 3 dan anak kedua sekolah di smp kelas 1. Istri pasien sudah meninggal 5 tahun yang lalu. Untuk pembiayaan sekolah anaknya, pasien mengandalkan bantuan dari keluarganya. Sedangkan gaji yang dia dapatkan digunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari dan untuk kepentingan berobat. Pasien mengaku sering mengalami sesak nafas dan batuk-batuk. Sehingga pasien sering berobat ke puskesmas. Untuk pembiayaaan kesehatannya pasien mengaku tidak memiliki jamkesmas dan tidak berkeinginan untuk memiliki jaminan kesehatan karena tidak mengetahui cara dan aturan pembuatannya. Sebagai dokter muda yang berhadapan langsung dengan pasien, saya memberikan informasi dan edukasi terkait penyakit yang dialami oleh pasien. Saya menjelaskan bahwa penyakit yang dialami oleh pasien ini penyebab terbesarnya adalah rokok. Jadi kalau rokoknya tidak dihindari, maka pasien akan terus merasakan keluhan-keluhan seperti yang dialami saat ini, bahkan bisa memperburuk penyakitnya. Dengan menghentikan kebiasaan merokok, pasien bisa menyisihkan uang rokoknya tersebut untuk uang saku anaknya dan tentu akan mengurangi biaya untuk pengobatan juga. Saya menawarkan kepada pasien untuk konsultasi ke klinik berhenti merokok yang ada di puskesmas ini supaya bisa dibantu untuk mengatasi kesulitannya dalam hal berhenti merokok. Hal ini saya lakukan mengingat prinsip beneficence yang menyatakan bahwa selain menghormati martabat manusia, dokter harus mengusahakan agar pasien yang dirawat terjaga kesehatannya. Prinsip beneficence adalah berbuat baik yang diartikan bersikap ramah dan menolong lebih dari sekedar kewajiban. Selain memberikan penjelasan mengenai penyakitnya, saya menjelaskan mengenai jaminan kesehatan yaitu BPJS baik itu cara pendaftaran, iuran yang harus dibayarkan, pelayanan yang akan didapatkan dan manfaatnya bagi pasien dan keluarganya. Tidak ada unsur pemaksaaan untuk memiliki jaminan kesehatan, akan tetapi saya memberikan penjelasan dengan harapan pasien mengerti dan mampu menentukan nasibnya sendiri sesuai dengan prinsip autonomy dimana setiap pasien harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki otonomi atau hak untuk menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal pengobatan walaupun sosial ekonomi pasien rendah dan tidak memiliki jaminan kesehatan, pasien tetap mendapatkan pelayanan dan pengobatan yang baik sesuai dengan prinsip justice atau keadilan yang menyatakan bahwa tidak ada pertimbangan lain selain kesehatan pasien yang menjadi perhatian utama dokter. Perbedaan kedudukan sosial, tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, tingkat pendidikan, status perkawinan serta perbedaan jender tidak boleh merubah sikap dokter terhadap pasiennya.

4. Refleksi ke-Islaman beserta penjelasan evidence / referensi yang sesuaiMerokok merupakan kebiasaan yang sudah dianggap biasa di masyarakat bahkan di berbagai tempat dan berbagai kalangan kita bisa menjumpai keberadaan seorang perokok. Kebiasaan meroko ada;ah kebiasaan yang merugikan, tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga merugikan orang lain. Dari segi kesehatan jelas rokok menjadi faktor risiko terjadinya beberapa penyakit bahkan bukan hanya bagi perokok aktifnya saja, perokok pasifnya pun memiliki faktor resiko terkena penyakit tertentu. Dari segi kebersihan, abu dari sisa pembakaran rokok yang diletakkan di asbak apabila terkena tiupan angin dapat mengotori lingkungan sekitar. Rokok juga menimbulkan aroma tembakau menempel pada pakaian sehingga menimbulkan kesan bau yang tidak sedap. Banyak dalil yang menunjukkan keharaman rokok, karena rokok tidak memiliki manfaat sedikitpun. Berikut beberapa dalil yang mengharamkan rokok :1. Allah SWT berfirman :

Dan (Rosul) itu menghalalkan yang baik dan mengharamkan segala yang buruk (QS. Al-Arof : 157)

Buruknya rokok bisa dilihat dari adanya larangan merokok di berbagai tempat seperti di sekolah, di kantor-kantor, di tempat umu, di rumah sakit, dll. Selain itu keburukakn rokok sebenernya juga telah dipaparkan oleh produsen rokok dengan tulisan peringatan di setiap bungkus rokok yang berbunyi merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Bahkan sekarang ini peringatan tersebut dipersingkat dan diperjelas dengan kata merokok membunuhmu.

Dan allah SWT berfirman Janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan (QS. Al-Baqoroh : 195).2. Rasulullah SAW bersabda Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain. (HR.Baihaqi dan al-Hakim dishohihkan oleh Syaikh Al-Akbani).

Rokok tidak hanya membahayakan kesehatan perokok aktif saja. Asap rokok yang dihirup oleh orang-orang disekitarnya membuat orang disekitarnya menjadi perokok pasif dan beresiko menderita ebebrapa penyakit.

3. Allah SWT berfirman :

Dan janganlah kalian menghamburkan hartamu dengan boros, karena pemboros itu adalah saudaranya setan (QS. Al-Isro: 26-27)

Perokok jelas menghamburkan hartanya karena mereka rela membeli rokok padahal ada kebutuhan yang lebih bermanfaat dan lebih penting.4. Allah SWT berfirman mengenai ciri-ciri orang beriman yaitu :

.. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan janjinya. (QS. Al-muminun : 8)

Allah telah memberikan kesehatan sebagai anugerah , sebagai manusia yang beriman seharusnya kita bisa menjaga kesehatan yang merupakan amanat dari Allah SWT.

Masih banyak lagi dalil-dalil yang menunjukkan bahwa rokok itu buruk, tidak membawa manfaat, menjadikan manusia boros, baik boros untuk membeli rokok itu sendiri atau boros untuk biaya kesehatan karena penyakit yang diakibatkan oleh rokok.

Umpan balik dari pembimbing

Sragen, 14 Januari 2015TTD Dokter Pembimbing

TTD Dokter Muda

-----------------------------------

--------------------------------

Page 5