shiela0n7
DESCRIPTION
asuuuuuuuu sheila on 7 gak ada waktu..TRANSCRIPT
RENCANA PENELITIAN
A. Judul
Analisis Unsur Lahir dan Unsur Batin Lirik Lagu Grup Band Sheila on 7
B. Latar Belakang
Karya sastra diciptakan pengarang untuk menyampaikan gagasan, pandangan hidup
dan tanggapan atas kehidupan manusia serta alam sekitarnya. Seorang pengarang sebelum
mewujudkan gagasan, ide dan lisan ke dalam bentuk karya sastra terlebih dahulu mengalami
proses berfikir, yaitu komunikasi antara jiwa pengarang dengan berbagai fenomena yang ada
dalam masyarakat. Karya sastra merupakan suatu karya yang mempunyai nilai estetika yang
sangat tinggi.
Lirik lagu adalah sajak yang merupakan susunan kata, sebuah nyayian yang berisi
curahan dan lukisan perasaan pribadi. Teks lagu itu bersifat puitis khususnya dalam karya
sastra mengandung arti apabila hal itu membangkitkan perasaan,menarik
perhatian,menimbulkan tanggapan yang jelas,secara umum bila hal itu menimbulkan
keharuan disebut puitis yang mengandung nilai keindahan ( Pradopo, 2005 :13 ) tanggapan
yang jelas maksudnya adalah bahwa seorang memiliki kritik dan pendapat yang dapat
dimengerti mengenai karya sastra yang bersifat puitis. Bahasa pada lirik lagu memiliki
kaidah-kaidah puisi yaitu terdapat unsur emotif melalui bunyi dan kata. Selain itu untuk
memperoleh kesan tertentu seperti puisi, bahasa lirik lagu juga bersifat ringkas-padat. Hal ini
disebabkan lirik lagu telah mengalami proses pemadatan makna dan kreativitas pemilihan
diksi dari penyairnya.
Sebuah teks lagu merupakan salah satu karya kreatif yang diciptakan oleh manusia.
Untuk mendapatkan hasil pencipta tersebut ternyata membutuhkan suatu proses yang teramat
panjang dan membutuhkan suatu pemahaman yang sangat mendalam. Melalui proses tersebut
pencipta berusaha mencurahkan semua inspirasi yang ada dalam benaknya melalui
pengalaman-pengalaman dengan alam sekitar, waktu menghadapi hidup dan kehidupan, serta
melalui ide dan gagasan yang menjadi keyakinan. Dari inspirasi-inspirasi yang ada, maka
terciptalah teks lagu yang berisikan ungkapan perasaan, seperti marah, benci, cinta, sedih,
dendam dan sebagainya.Penciptaan sebuah lagu tidak hanya membutuhkan kemampuan
memahami musik seperti ketepatan tempo, nada dan irama. Penghayatan lirik lagu juga
sangat diperlukan. Konteks puisi dalam lirik lagu menjadi daya tarik bagi penikmat lagu.
Menurut Budianta (2006 : 31) sebuah lirik lagu populer juga dapat berbau puitis karena
pilihan katanya yang khas.
Seorang pencipta teks lagu dapat disejajarkan dengan seorang penyair, karena lirik
lagu yang diciptakan mengungkapkan perasaan dari pencipta itu sendiri. Menurut Pradopo
( 2010 : 7 ) puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Penyair mempunyai
maksud tertentu ketika menyusun baris dan bait-baitnya sedemikian rupa, demikian pula
dengan pemakaian kata, lambing, kiasan, dan sebagainya agar teks lagu tersebut dapat
memiliki kesan keindahan pada liriknya yang mewujudkan kata. Semua yang ditampilkan
penyair mempunyai makna, karena kata-kata yang dipakai oleh penyair merupakan kata-kata
pilihan yang maknanya sudah dipadatkan.
Puisi merupakan merupakan bentuk kesustraan yang paling tua. Puisi selalu
menduduki tempat yang tinggi dalam setiap kebudayaan. Puisi merupakan wadah atau sarana
untuk mencurahkan isi hati seseorang. Puisi juga dapat dijadikan sebagai wadah untuk
mengkritik sesuatu yang salah. Puisi/lagu merupakan ekspresi pemikiran penulis yang dapat
membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang
berirama. Puisi/lagu diciptakan oleh penyair berdasarkan pengalaman pribadi atau
pengalaman orang lain. Sampai saat ini orang sangat tertarik mendengarkan puisi/lagu. Setiap
puisi/lagu pasti memiliki lirik dan makna yang berbeda sehingga mampu memberikan
keindahan.
Pada dasarnya puisi dibangun oleh dua unsur, yaitu
struktur fisik/lahir berupa bahasa yang digunakan dan struktur
batin atau struktur makna berupa pikiran dan perasaan yang
diungkapkan oleh penyair. Adapun yang termasuk dalam
strukturfisik/lahir puisi adalah diksi, pengimajian, kata konkret,
majas (meliputi lambang dan kiasan), versifikasi dan tipografi.
Struktur batin puisi meliputi tema, nada, perasaan, dan amanat
(Waluyo, 1987:26). Kedua unsur itu merupakan satu kesatuan
yang saling menjalin secara fungsional. Ungkapan yang ingin
disampaikan oleh penyair pasti mempunyai makna. Unsur
fisik/lahir dan unsur batin puisi merupakan kesatuan yang bulat
dan utuh, tidak dapat dipisahkan dan merupakan kesatuan
yang padu. Bentuk fisik dan bentuk batin itu dapat ditelaah
unsur-unsurnya hanya dalam kaitannya dengan keseluruhan.
Unsur-unsur itu hanyalah berarti dalam totalitasnya dengan
keseluruhannya. Selain itu, unsur-unsur puisi juga melakukan
regulasi diri artinya mempunyai saling keterkaitan antara unsur
yang satu dengan yang lain. Jalinan unsur-unsur yang terdapat
dalam struktur fisik dalam membentuk kesatuan dan keutuhan
puisi menyebabkan keseluruhan puisi lebih bermakna dan lebih
lengkap dari sekadar kumpulan unsur-unsur. Hal tersebutlah
yang membuat peneliti menjadi tertarik untuk meneliti unsur
lahir dan unsur batin lirik lagu.
Penelitian tentang unsur lahir dan unsur batin puisi pernah
dilakukan oleh Eka Mardiana (2007) dan Abdul Rahman (2011)
berjudul “Analisis unsur lahir dan unsur batin lirik lagu group
band peterpan” dan “Analisis unsur batin lagu Iwan Fals”.
Persamaan yang terdapat pada penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu sama-sama meneliti unsur lahir dan unsur
batin pada lirik lagu. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu pertama, lagu-lagunya yang berbeda. Kedua,
pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan analitis
dalam menganalisis lirik lagu sedangkan penelitian sebelumnya
menggunakan pendekatan hermeneutik.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Eka Mardiana dan Abdul Rahman, dikemukakan bahwa
penelitian tersebut dapat dilanjutkan dengan lagu atau grup
band yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian
ini difokuskan pada lirik lagu grup band Sheila on 7.
Objek dalam penelitian ini adalah lirik-lirik lagu grup band
Sheila on 7, khususnya 30 lagu dari tahun (1999-2011). Sheila
on 7 merupakan satu di antara grup band musik beraliran pop
yang populer di Indonesia. Lagu-lagu grup band Sheila on 7
sangat puitis. Pada lagu yang berjudul “Itu Aku”, saya
menemukan barisan lirik puitis. Misalnya tahukan lagu yang
kau suka, tahukan bintang yang kau sapa, tahukah rumah yang
kau tuju, itu aku… terasa begitu romantis, yang pasti akan
membuat perempuan yang mendengarnya akan tersanjung.
Pada lagu lain yang berjudul “Pemuja Rahasia” tetap
menampilkan barisan lirik-lirik puitis. Satu baris yang sangat
saya suka adalahakulah orang yang selalu menaruh bunga di
atas meja kerjamu. Di sini disiratkan sebuah penghargaan laki-
laki kepada perempuan yang dikaguminya, sebuah perhatian
yang tulus. Sebuah anomali perumpamaan saya temukan di
lagu yang berjudul “Ketidakwaarasan Padaku” dan “Pendosa”.
Simak saja barisan lirik pada lagu Ketidakwarasan Padaku
berikut ketidakwarasan padaku, membuat bayangmu slalu ada,
menetramkan malamku, mendamaikan ridurku atau aku mulai
nyaman berbicara pada dinding kamar. Penggambaran yang
terbalik sebenarnya, bagaimana mungkin sebuah
ketidakwarasan justru membuat kita nyaman. Tapi itulah sisi
puitisnya. Lagu tentang laki-laki yang ditinggal pergi kekasihnya
itu menjadi begitu manis ketika dibalut dengan lirik yang puitis
dan tidak biasa. Begitu pula lagu yang berjudul “Pendosa”.
Seorang kekasih bahkan diibaratkan sebagai sebuah keadaan
berdosa. Simak lirik berikut akulah pendosa yang sedang
menjalani hukuman, memikirkanmu kriminalku, akulah pendosa
yang sedang menunggu kebebasan, menantimu
kejahatanku. Lagu yang menyatakan penggambaran pikiran
yang tersita karena mengangankan seseorang diumpamakan
sebagai sebuah hukuman, kesalahan, atau
bahkan pendosatadi. Simak saja reffrain dari lagu ini, hati dan
raga ini terlalu mengharapkanmu hingga kagum menjadi
duri. Lagu-lagu tersebut begitu puitis karena dikemas dengan
bahasa-bahasa yang tidak biasa. Hal ini lah yang
melatarbelakangi penulis tertarik untuk meneliti lagu-lagu grup
band Sheila on 7.
Alasan penelitian pada 30 lagu grup band Sheila on 7
pertama, lagu-lagunya memiliki makna yang mendalam.
Kedua, lirik lagu dari 30 lagu tersebut menurut peneliti sangat
puitis dari segi bahasanya. Ketiga, lagu-lagunya sudah
mewakili keseluruhan lagu-lagu yang pernah diciptakan Sheila
on 7. Lagu-lagu yang terdapat dalam kumpulan 30 lagu-lagu
Sheila on 7 yaitu : berlayar denganku, jalan keluar, berhenti
berharap, ketidakwarasan padaku, briliant, generasi patah hati,
pemuja rahasia, jalan terus, hingga ujung waktu, percayakan
padaku, trimaksih bijaksana, tunjukkan padaku, kau kini ada,
pe de, tanyaku, itu aku, coba kau mendekat, buat aku
tersenyum, tentang hidup,temani aku, anugerah terindah yang
pernah ku miliki, pendosa, jap, tertatih, saat aku lanjut usia,
melompat lebih tinggi, ingin pulang, sahabat sejati, pejantan
tangguh, pagi yang menakjubkan.
Penelitian ini juga berpengaruh pada pembelajaran bahasa Indonesia. Materi pelajaran
bahasa Indonesia yang berkaitan dengan penelitian ini terdapat pada kelas X di tingkat SMA
semester ganjil dengan standar kompetensi Memahami puisi yang disampaikan secara
langsung/ tidak langsung dan kompetensi dasarnya yaituMengidentifikasi unsur-unsur bentuk
suatu puisi yang disampaikan secara langsung ataupun melalui rekaman.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, peneliti memilih judul Analisis Unsur Lahir dan
Unsur Batin Lirik Lagu Grup Band Sheila on 7 sebagai judul proposal.
C. Masalah Penelitian
Berawal dari pemahaman latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka
peneliti merumuskan masalah penelitian tersebut antara lain:
1. Bagaimanakah unsur lahir dalam lirik lagu grup band Sheila on 7?
2. Bagaimanakah unsur batin dalam lirik lagu grup band Sheila on 7?
D. Tujuan Penelitian
Memahami permasalahan yang telah dikemukakan di atas maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan unsur lahir dalam lirik lagu grup band Sheila on 7.
2. Mendeskripsikan unsur batin dalam lirik lagu grup band Sheila on 7.
E. Manfaat Penelitian
Setiap hasil penelitian akan bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis.
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut.
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang teori
sastra yang berkaitan dengan teks lagu.
2. Secara Praktis
a. Bagi pembaca, dapat mengetahui unsur lahir dan unsur batin yang terdapat dalam lirik lagu
grup band Sheila on 7.
b. Bagi penulis, pengalaman dari penelitian ini dapat digunakan dalam kehidupan dimasyarakat,
khusunya untuk pengajaran dan analisis karya sastra.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini perlu ruang lingkup agar lebih terarah dalam pengumpulan data. Ruang
lingkup dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Unsur lahir dalam lirik lagu grup band Sheila on 7, meliputi diksi, pengimajian, kata konkret,
bahasa figuratif, dan versifikasi (rima dan ritma).
2. Unsur batin dalam lirik lagu grup band Sheila on 7, meliputi tema, perasaan, nada dan
suasana, serta amanat.
G. Penjelasan Istilah
Maksud penjelasan istilah di sini yaitu untuk menghindari kesalahpahaman dalam
menerima konsep istilah-istilah dalam penelitian ini. Istilah-istilah yang perlu dijelaskan
adalah:
1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan (Laelasari, 2006:33). Analisis dalam penelitian ini adalah
penelaahan unsur lahir dan unsur batin yang terdapat dalam lagu Sheila on 7.
2. Unsur lahir adalah adalah bentuk atau bahasa atau unsur bunyi yang dapat kita lihat melalui
bahasanya yang tampak (Waluyo, 1987: 26).
3. Unsur batin adalah makna yang terkandung didalam karya sastra (puisi/lagu) yang tidak
secara langsung dapat kita hayati (Waluyo, 1987:26). Unsur batin meliputi tema,perasaan,
nada dan suasana, serta amanat.
4. Lirik adalah susunan kata sebuah nyanyian (Laelasari, 2006: 150). Dalam hal ini susunan
kata-kata yang digunakan dalam lagu-lagu Sheila on 7. (Laelasari dan nurlailah, nuansa
aulia,kamus istilah sastra, bandung)
5. Lagu adalah bentuk karya seni musik yang merupakan ekspresi (ungkapan pikiran dan
perasaan manusia) dalam bentuk rangkaian nada, bisa dengan teks atau tanpa teks (Kartono,
2004:90).
6. Sheila on 7 adalah grup band yang beraliran pop dan masih populer hingga sekarang di
Indonesia.
Jadi analisis unsur lahir dan unsur batin lirik lagu grup band Sheila on 7 adalah
penguraian dan penelaahan tentang bentuk bahasa atau bunyi dan makna yang terkandung
dalam susunan kata sebuah nyanyian oleh grup band Sheila on 7.
H. Kerangka Teori
1. Lirik Lagu
Dalam sebuah lirik lagu, bahasa yang digunakan tidak jauh berbeda dengan bahasa
puisi. Hal ini serupa pengertian lirik lagu menurut Semi (1988:106) yang mengatakan bahwa
lirik adalah puisi yang pendek yang mengekspresikan emosi. Pernyataan ini juga diperkuat
pada definisi lain mengenai lirik lagu menurut Luxemburg (1989) yaitu definisi mengenai
teks-teks puisi tidak hanya mencakup jenis-jenis sastra melainkan juga ungkapan yang
bersifat pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa.
Bahasa pada lirik lagu memiliki kaidah-kaidah puisi yaitu terdapat unsur emotif melalui
bunyi dan kata.Selain itu sebagaimana penulisan puisi, penulisan lirik lagu juga bersifat
ringkas dan padat.
Sebuah teks lagu di sejajarkan dengan puisi yang biasa dinikmati. Teks lagu itu
bersifat puitis khususnya dalam karya sastra mengandung arti apabila hal itu mengakibatkan
perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas,secara umum bila hal itu
menimbulkan keharuan disebut puitis ( Pradopo, 2005 : 13 ). Tanggapan yang jelas
maksudnya adalah bahwa seseorang memiliki kritik dan pendapat yang dapat di mengerti
mengenai karya sastra yang bersifat puitis.
Puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang
merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama. Semua itu merupakan
sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan,dinyatakan dengan menarik dan
memberi kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang
penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan ( Pradopo, 2005 : 7 ).
Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan secara
imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan
pengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin ( Waluyo, 1987 : 25 ).
2. Unsur-Unsur Puisi
Sebuah puisi adalah sebuah struktur yang terdiri dari unsur-unsur pembangun, unsur-
unsur pembangun,unsur-unsur tadi dinyatakan bersifat padu karena tidak dapat dipisahkan
tanpa mengaitkan unsur yang lainnya. Unsur-unsur itu bersifat fungsional dalam kesatuannya
dan juga bersifat fungsional terhadap unsur lainnya ( Waluyo,1987 : 25 ).
Menurut Waluyo ( 1987 : 27 ) unsur pembangunan puisi terdiri dari unsur fisik dan
unsur batin :
a. Unsur Fisik Puisi/Unsur lahir
Unsur fisik puisi dapat di uraikan dalam metode puisi, yakni unsur diksi atau pilihan
kata teks lagu tersebut, diksi, pengimajian pengarang, kata konkret, bahasa figuratif ( majas )
yang ada dalam teks lagu, versifikasi, wajah puisi ( Waluyo, 1987 : 28). Adapun unsur-unsur
tersebut adalah :
1) Diksi
Menurut Pradopo ( melalui Fita, 2007 : 59 ) kata-kata yang telah dipergunakan oleh
pengarang dalam menciptakan puisi disebut kata berjiwa, yang tidak sama artinya dengan
kata lain dalam kamus, yang masih menunggu pengolahan. Penempatan kata yang
mengakibatkan gaya kalimat disamping ketepatan pemilihan kata, memegang peranan
penting dalam penciptaan sastra.
Karena begitu pentingnya kata-kata dalam puisi, maka bunyi kata juga diperhitungkan
secara cermat dalam pemilihannya. Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif, artinya memiliki
kemungkinan makna yang lebih dari satu. Kata- katanya juga dipilih yang puitis artinya
mempunyai efek keindahan dan berbeda dari kata-kata yang dipakai dalam kehidupan sehari-
hari.
2) Pengimajian
Ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi yang diperoleh
harus menghasilkan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti yang
dihayati melalui penglihatan, pendengaran atau cita rasa. Pengimajian dapat dibatasi dengan
pengertian: kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris,
seperti penglihatan, pendengaran dan perasaan. Baris atau bait lagu itu seolah-olah
mengandung gema suara(imaji auditif), benda yang tampak (imaji visual), atau sesuatu yang
dapat dirasakan, diraba atau disentuh (imaji taktil).
Jika pencipta lagu menginginkan imaji pendengaran (auditif), jika dihayati lagu
tersebut, pendengar seolah-olah mendengarkan sesuatu, jika pencipta lagu ingin melukiskan
imaji penglihatan (visual), maka lagu itu seolah-olah melukiskan sesuatu yang bergerak-
gerak; jika imaji taktil yang ingin digambarkan pencipta lagu, maka pendengar seolah-olah
merasakan sentuhan perasaan. Pengimajian ditandai dengan kata-kata yang konkret dan khas.
Imaji yang ditimbulkan ada tiga macam, yakni imaji auditif, imaji visual, dan imajin taktil
(cita rasa). Ketiganya digambarkan atas bayangan konkret yang dapat kita hayati secara
nyata.
3) Kata Konkret
Untuk membangkitkan imaji (daya unsur) pembaca, maka kata-kata harus
diperkonkret. Kata konkret yaitu kata yang digunakan penyair untuk menggambarkan suatu
lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.
Sebagai contoh, Chairil Anwar dalam puisinya yang berjudul “Penerimaan” membuat kata
konkret berikut ini:
Kutahu kau bukan yang dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Pada puisi “Penerimaan” terdapat kata konkret seperti bak
kembang sari sudah terbagi artinya wanita yang sudah
kehilangan keperawanannya.
4) Bahasa Figuratif (Majas)
Bahasa figuratif yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan
efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif menyebabkan puisi menjadi
prismatis, artinya memancarkan banyak makna atau kaya akan makna ( Waluyo, 1987 :
83 ). Bahasa figuratif disebut juga majas. Adapun macam- macam majas antara lain
metafora, simile, personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufimisme, refetisi, anaphora,
pleonasme, antithesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto, totem pro parte,
hingga paradox dan sebagainya.
5) Versifikasi
Versifikasi yaitu menyangkut rima, ritma, dan metrum. Rima adalah persamaan bunyi
pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi. Ritma merupakan tinggi rendah,
panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan puisi
(Waluyo, 1987 : 94).
b. Unsur Batin Puisi
Unsur batin puisi dapat diuraikan dalam hakikat puisi, yakni unsur tema atau makna
(sense), rasa atau perasaan (feeling), nada (tone) dan susana, amanat (intention) ( Waluyo,
1995 :106 ). Untuk menemukan Romantisme, tidak semua unsur dipakai. Adapun yang
dipakai meliputi :
1. Tema/makna (sense)
Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya
(Waluyo, 2005 : 17). Media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda
dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna
keseluruhan.
2. Rasa/perasaan (feeling)
Menurut Waluyo (1987 : 121) perasaan atau feeling dalam puisi adalah perasaan yang
disampaikan penyair melalui puisinya. Dalam menciptakan puisi, suasana perasaan penyair
ikut diekspresikan dan harus dihayati oleh pembaca.
3. Nada (tone) dan suasana
Nada yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga berhubung dengan tema
dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja
sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja
kepada pembaca dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dan lain-
lain.
4. Amanat Puisi
Amanat adalah pesan atau nasihat yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca.
Amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Amanat
dirumuskan sendiri oleh pembaca, sikap dan pengalaman pembaca sangat berpengaruh
kepada amanat puisi. Waluyo (1987:130) mengungkapkan amanat tersirat dibalik kata-kata
yang disusun, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Cara menyimpulkan amanat
puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun
ditentukan berdasarkan cara pandang pembaca, amanat tidak lepas dari tema dan isi puisi
yang dikemukakan oleh penyair.
I. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Menurut Ratna (2010:34) dalam pengertian yang lebih luas metode dianggap sebagai
cara-cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan
rangkaian sebab akibat berikutnya. Sebagai alat, sama dengan teori, metode berfungsi untuk
menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk dipecahkan dan dipahami. Dalam
sebuah penelitian, penggunaan sebuah metode diperlukan agar dapat ditemukan suatu cara,
langkah kerja dan rumusan yang benar dalam memberikan telaah setiap permasalahan.
Sehingga dapat menghasilkan suatu penelitian yang diinginkan dari awal hingga tujuan atau
sasarannya. Penentuan metode disesuaikan dengan objek penelitian dalam hal ini teks lagu
sebagai objek penelitiannya.
Metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis isi lirik lagu Sheila on 7 adalah
metode deskriptif. Nawawi (dalam Siswantoro, 2010:56) memberikan penjelasan tentang
metode deskriptif sebagai berikut:
Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga,
masyarakat) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana
adanya.
Menurut pendapat di atas jelas bahwa metode deskriptif ini tidak mempertimbangkan
benar salahnya penggunaan bahasa oleh pencipta lagu, tetapi peneliti menggunakan apa
adanya tentang obyek penelitian. Dikatakan deskriptif karena dalam laporan penelitian ini
akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberikan gambaran objektif berdasarkan masalah
yang diangkat.
2. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif.
Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah bentuk penelitian yang
menjelaskan setiap unsur atau data dan disertai penjelasan yang rinci. Lebih tegas lagi,
dikatakan bahwa penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak mengutamakan angka-angka,
tetapi mengutamakan kedalam penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang
dikaji secara empiris (Endraswara, 2011:5). Bahasa merupakan kata-kata lisan atau tulisan
untuk berkomunikasi. Dalam penelitian ini peneliti meneliti tentang unsur lahir dan unsur
batin dalam lirik lagu Sheila on 7. Hal inilah yang mendasari peneliti memilih bentuk
penelitian kualitatif.
3. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan analitis.
Pendekatan analisis adalah pendekatan apresiasi karya sastra dengan cara membedah dan
memahami unsur-unsur atau elemen-elemen yang membangun karya sastra itu sendiri.
Menurut Aminuddin (1995:44) pengertian pendekatan analitis itu sendiri adalah suatu
pendekatan yang berusaha memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan atau
mengimajikan ide-idenya, sikap pengarang dalam menampilkan gagasan-gagasannya, elemen
intrinsik dan mekanisme hubungan dari setiap elemen intrinsik itu sehingga mampu
membangun totalitas bentuk maupun totalitas maknanya.
Berdasarkan pendapat di atas pendekatan analitis bertujuan untuk menyusun sintesis
lewat analisis. Lewat penerapan pendekatan ini diharapkan pembaca pada umumnya
menyadari bahwacipta sastra itu pada dasarnya diwujudkan dengan kegiatan yang serius dan
terencana sehingga tertanamkan rasa penghargaan atau sikap yang baik terhadap karya
sastra.
(suwardi endraswara, CAPS, metodologi penelitian sastra, yogyakarta)
4. Sumber Data dan Data
a. Sumber Data
Menurut Siswantoro (2010:72) sumber data terkait dengan subjek penelitian dari
mana data diperoleh. Subjek penelitian sastra adalah teks novel, novela, cerita pendek, drama
dan puisi. Dalam konteks ini adalah teks puisi/lagu. Sumber data dalam penelitian ini adalah
30 lagu Sheila on 7 (1999-20110. Kumpulan 30 lagu tersebut yaitu: berlayar denganku, jalan
keluar, berhenti berharap, ketidakwarasan padaku, briliant, generasi patah hati, pemuja
rahasia, jalan terus, hingga ujung waktu, percayakan padaku, trimaksih bijaksana, tunjukkan
padaku, kau kini ada, pe de, tanyaku, itu aku, coba kau mendekat, buat aku tersenyum,
tentang hidup,temani aku, anugerah terindah yang pernah ku miliki, pendosa, jap, tertatih,
saat aku lanjut usia, melompat lebih tinggi, ingin pulang, sahabat sejati, pejantan tangguh,
pagi yang menakjubkan.
(metode penelitian satsra,pustaka pelajar,yogyakarta)
b. Data
Data dalam penelitian ini adalah bahan penelitian atau lebih tepatnya bahan jadi
penelitian yang terdapat dalam karya sastra yang akan diteliti. Lebih tegas lagi, dikatakan
bahwa data adalah sumber informasi yang akan diseleksi sebagai bahan analisis. Oleh karena
itu, kualitas dan ketepatan pengambilan data tergantung pada ketajaman menyeleksi yang
dipandu oleh penguasaan konsep atau teori (Siswantoro, 2010:70). Data dalam penelitian ini
adalah data tentang unsur lahir lirik lagu Sheila on 7 dan data tentang unsur batin lirik lagu
Sheila on 7.
5. Teknik dan Alat Pengumpul Data
a. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Teknik
Pustaka. Teknik pustaka adalah teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk
memperoleh data. Data diperoleh dalam bentuk tulisan yang harus dibaca, disimak dan hal-
hal penting dicatat kemudian menyimpulkan dan mempelajari sumber tulisan yang dapat
dijadikan landasan teori dan acuan dalam hubungan objek yang akan diteliti.
b. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini yaitu peneliti sebagai instrumen kunci dan
kartu pencatat data yang berisi catatan-catatan dari hasil membaca dan menelaah lirik lagu
Sheila on 7. Menurut Siswantoro (2010:73) posisi peneliti sebagai instrumen terkait dengan
ciri penelitian sastra yang berorientasi kepada teks, bukan kepada sekelompok individu yang
menerima perlakuan tertentu. Data diperoleh secara alamiah dari teks berdasar parameter atau
kriteria tertentu. Catatan hasil pengamatan yang berupa data selanjutnya diklasifikasikan
sesuai dengan permasalahan penelitian.
6. Cara Menguji Keabsahan Data
Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian, perlu dilakukan proses
pemeriksaan keabsahan data. Dalam penelitian ini dilakukan tiga teknik pemeriksaan
keabsahan data, sebagai berikut.
1) Ketekunan pengamatan. Ketekunan pengamatan dilakukan dengan cara mengamati dan
meneliti secara rinci sesuai dengan masalah penelitian.
2) Teknik triangulasi. Menurut Moleong (2006:330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi metode dan teknik
pengumpulan data yang dilakukan tidak sekedar menilai kebenaran data, tetapi lebih utama
menyelidiki keabsahan data. Triangulasi data penelitian yang dilakukan peneliti dibantu oleh
dosen pembimbing dan teman sejawat.
3) Kecukupan refrensial. Kecukupan refrensial dilakukan dengan cara membaca dan menelaah
sumber-sumber dan berbagai pustakan yang relevan dengan masalah penelitian.
7. Teknik Analisis Data
Teknik penganalisisan data pada penelitian ini adalah teknik deskriptif kualitatif.
Untuk mendapatkan data yang diyakini kebenarannya dalam penelitian ini sebagai berikut.
a. Mendengarkan secara berulang-ulang lagu Bimbo
b. Mengidentifikasi data yang akan dibahas
c. Mengklasifikasikan data sesuai dengan submasalah penelitian
d. Menganalisis data
e. Mendeskripsikan kesimpulan data hasil penelitian.