shodaqolloh

3
BACAAN SHODAQOLLOHUL ADZIIMIbadah itu harus disandarkan kepada dalil. Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman ; Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Ta`atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".Q.S. Ali Imran ayat 31-32. Bila kita menemui dalil-dalil yang menunjukkan keumuman maka amalkan sesuai dengan keumumannya, jangan dikhususkan dalil tersebut kecuali ada dalil khusus dan disinilah banyak terjadi bidah. Bacaan shodaqollohul adziimjika memang termasuk amalan ibadah, otomatis membutuhkan suatu dalil pengesah. Syaikh Ibnu Utsaimi berkata,Ucapan shodaqollohul adziimusai membaca Al Quran tidak ada dasarnya, baik dari sunnah atau dari amalan para sahabat, tetapi muncul belakangan.Tidak diragukan bahwa ucapan seseorang shodaqollohul adziimmerupakan pujian kepada Allah subhaanahu wa ta'ala dan termasuk ibadah. Jika termasuk ibadah maka kita tidak boleh beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta'ala dengan ucapan ini kecuali berdasarkan dalil syariatkan dan tidak pula disunnahkan. Tidak disunnahkan bagi seseorang ketika mengakhiri bacaan Al Quran dengan ucapan shodaqollohul adziim. Jika ada yang berkata bukankah Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman .katakanlah:Benarlah (apa yang difirmankan) Allah subhaanahu wa ta'ala?Jawabnya, benar Allah subhaanahu wa ta'ala telah mengatakan itu dan kami membenarkannya, tetapi apakah Allah subhaanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya berkata,Jika kalian selesai membaca Al Quran katakan shodaqollohul adziim? Telah shahih dari Nabi Sholallohu alaihi wa salam bahwa beliau membaca Al Quran dan tidak dinukil darinya beliau mengucapkan shodaqollohul adziim. Ibnu

Upload: haniatur-rosyidah

Post on 20-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Artikel

TRANSCRIPT

Page 1: Shodaqolloh

BACAAN “SHODAQOLLOHUL ADZIIM”

Ibadah itu harus disandarkan kepada dalil. Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman ; “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,

niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Ta`atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir".”Q.S. Ali Imran ayat 31-32.

Bila kita menemui dalil-dalil yang menunjukkan keumuman maka amalkan sesuai dengan keumumannya, jangan dikhususkan dalil tersebut kecuali ada dalil khusus dan disinilah banyak terjadi bid’ah.

Bacaan “shodaqollohul adziim” jika memang termasuk amalan

ibadah, otomatis membutuhkan suatu dalil pengesah. Syaikh Ibnu Utsaimi berkata,”Ucapan “shodaqollohul adziim” usai

membaca Al Qur’an tidak ada dasarnya, baik dari sunnah atau dari amalan para sahabat, tetapi muncul belakangan.” Tidak diragukan bahwa ucapan seseorang ”shodaqollohul adziim”

merupakan pujian kepada Allah subhaanahu wa ta'ala dan termasuk ibadah. Jika termasuk ibadah maka kita tidak boleh beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta'ala dengan ucapan ini kecuali berdasarkan dalil syar’iatkan dan tidak pula disunnahkan.

Tidak disunnahkan bagi seseorang ketika mengakhiri bacaan Al Qur’an dengan ucapan “shodaqollohul adziim”. Jika ada yang berkata “bukankah Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman ….katakanlah:”Benarlah (apa yang difirmankan) Allah subhaanahu wa ta'ala?” Jawabnya, benar Allah subhaanahu wa ta'ala telah

mengatakan itu dan kami membenarkannya, tetapi apakah Allah subhaanahu wa ta'ala dan Rasul-Nya berkata,”Jika kalian selesai membaca Al Qur’an katakan “shodaqollohul adziim” ? Telah shahih dari Nabi Sholallohu ‘alaihi wa salam bahwa beliau membaca Al Qur’an dan tidak dinukil darinya beliau mengucapkan “shodaqollohul adziim”. Ibnu

Page 2: Shodaqolloh

Mas’ud membacakan Al Qur’an untuk Nabi surat An Nisa sampai ayat ;

.41 Maka Nabi berkata “Cukup”, beliau tidak mengatakan “shodaqollohul adziim” dan ibnu Mas’ud pun tidak mengucapkan itu. Ini merupakan dalil bahwa ucapan “shodaqollohul adziim” ketika selesai membaca Al Qur’an tidak disyari’atkan.

Syaikh Musthofa Al Adawi dalam kitab As Shahihul Musnad min Adzkaril Yaumi wal Lailati hal. 168 berkata,”Peringatan, berkaitan dengan bacaan “shodaqollohul adziim” ketika selesai membaca Al Qur’an.

Memang benar Allah subhaanahu wa ta'ala Maha Benar. Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman,

“Katakanlah: "Benarlah (apa yang difirmankan) Allah". Maka

ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.” Q.S. Al Imran ayat : 95.

Dari Aisyah rodhiyallohu ‘anha, dia berkata,”Setiap Rasulullah

shalallahu 'alaihi wa salam duduk di suatu tempat, setiap membaca Al Qur’an dan setiap melakukan sholat, beliau mengakhirinya dengan beberapa kalimat. Aisyah rodhiyallohu ‘anha berkata,”Aku berkata,”Wahai Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam ! Aku melihat

engkau setiap duduk di suatu majelis, membaca Al Qur’an atau

melakukan sholat, engkau selalu mengakhiri dengan beberapa kalimat itu. Beliau bersabda,”Ya, barangsiapa yang berkata baik akan

disetempel pada kebaikan itu (pahala bacaan kalimat tersebut), barangsiapa yang berkata jelek, maka kalimat tersebut merupakan penghapusannya. (kalimat itu adalah “Subhaanaka wa bihamdika laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atubu ilaik). HR. An Nasa’I dalam kitab

Amalul Yaum wal Lailah, hal. 308. Imam Ahmad 6/77. Dr. Faruq Hamadah menyatakan, hadits tersebut shahih dalam Tahqiq Amalul Yaum wal Lailah karya An Nasa’I hal. 273.

Apa yang dikatakan Allah subhaanahu wa ta'ala kapanpun selalu benar, tetapi kami tidak menemukan satu haditspun yang menerangkan bahwa Rasulullah mengakhiri bacaan Al Qur’an nya dengan “shodaqollohul adziim”. Ada juga orang yang membuat perkara baru lagi dengan mengatakan “shodaqollohul Rabbul ‘alamin”, dan

semacamnya. Padahal kita punya teladan yang baik pada diri Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam. Begitu pula kami tidak menemukan satu atsarpun dari sahabat, meskipun kami hanya berdalil dengan Kitab Alloh

Page 3: Shodaqolloh

untuk menetapkan suatu masalah. Dan kami telah meneliti tafsir Ibnu Katsir, Adwa’ul Bayan, Mukhtashar Ibnu Katsir dan Fathul Qodir, namun

tidak disebutkan pada ayat ini (Ali Imron : 95) bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam mengakhiri bacaan Al Qur’an nya dengan “shodaqollohul adziim”.”

Sebagai penutup kami nukilkan pernyataan Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu. Beliau menulis dalam bukunya “Taujilat Khaniyah Li Ishlahul Fard wal Mujtama’” pasal ucapan “Shodaqollahul Adziim”,”Syaikh Abdul

Aziz bin Baz ketika ditanya tentang bacaan tersebut, beliau menegaskan bahwa hal itu adalah bid’ah.”