simplisia

8
1.1 PENGERTIAN SIMPLISIA Simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan-bahan obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan bentuk. Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : 1. Simplisia Nabati Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya Datura Folium dan Piperis nigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari tanamannya. 2. Simplisia Hewani Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel depuratum). 3. Simplisia Pelikan atau Mineral

Upload: mymy-thata-mietha

Post on 06-Aug-2015

86 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

farmakognosi

TRANSCRIPT

Page 1: simplisia

1.1 PENGERTIAN SIMPLISIA

Simplisia merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut bahan-bahan

obat alam yang berada dalam wujud aslinya atau belum mengalami perubahan

bentuk. Pengertian simplisia menurut Departemen Kesehatan RI adalah bahan

alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami perubahan proses apa

pun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang telah

dikeringkan. Simplisia dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Simplisia Nabati

Simplisia nabati adalah simplisia yang dapat berupa tanaman utuh,

bagian tanaman, eksudat tanaman, atau gabungan antara ketiganya, misalnya

Datura Folium dan Piperis nigri Fructus. Eksudat tanaman adalah isi sel

yang secara spontan keluar dari tanaman atau dengan cara tertentu sengaja

dikeluarkan dari selnya. Eksudat tanaman dapat berupa zat-zat atau bahan-

bahan nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan/diisolasi dari

tanamannya.

2. Simplisia Hewani

Simplisia hewani adalah simplisia yang dapat berupa hewan utuh

atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa bahan

kimia murni, misalnya minyak ikan (Oleum iecoris asselli) dan madu (Mel

depuratum).

3. Simplisia Pelikan atau Mineral

Simplisia pelikan atau mineral adalah simplisia berupa bahan

pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara

sederhana dan belum berupa bahan kimia murni, contoh serbuk seng dan

serbuk tembaga.

Selain ketiga jenis simplisia diatas juga terdapat hal lain, yaitu benda

organic asing yang disingkat benda asing, adalah satu atau keseluruhan dari apa-

apa yang disebut dibawah ini :

a) Fragmen, merupakan bagian tanaman asal simplisia selain bagian tanaman

yang disebut dalam paparan makroskopik, atau bagian sedemikian nilai

batasnya disebut monografi.

Page 2: simplisia

b) Hewan hewan asing, merupakan zat yang dikeluarkan oleh hewan, kotoran

hewan, batu tanah atau pengotor lainnya.

Kecuali yang dinyatakan lain, yang dimaksudkan dengan benda asing

pada simplisia nabati adalah benda asing yang berasal dari tanaman. Simplisia

nabati harus bebas serangga, fragme hewan, atau kotoran hewan  tidak boleh

menyimpang bau dan warnanya, tidak boleh mengandung lendir, atau

cendawan, atau menunjukkan adanya zat pengotor lainnya; pada perhitungan

penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam, kadar abu yang larut dalam

air , sari yang larut dalam air, atau sari yang larut dalam etanol didasarkan pada

simplisia yang belum ditetapkan susut pengeringannya.

Sedangkan susut pengering sendiri adalah banyaknya bagian zat yang

mudah menguap termasuk air, tetapkan dengan cara pengeringan, kecuali

dinyatakan lain, dilakukan pada suhu 150o hingga bobot tetap.

Agar simplisia yang kita butuhkan bermutu baik, maka dilakukan

pemeriksaan mutu simplisia yang bertujuan agar diperpoleh simplisia yang

memenuhi persyaratan umum yang ditetapkan oleh Depkes RI dalam buku

resmi seperti materi medika Indonesia, Farmakope Indonesia, dan ekstra

Farmakope Indonesia.

2.1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MUTU SIMPLISIA

Faktor – faktor yang mempengaruhi mutu simplisia :

a) Bahan baku dan penyimpanan bahan baku

Sebagai sumber simplisia, tanaman obat dapat berupa tumbuhan liar

atau berupa tumbuhan budidaya. Tumbuhan liar adalah tumbuhan yang

tumbuh dengan sendirinya di hutan atau di tempat lain, atau tanaman yang

sengaja ditanam dengan tujuan lain, misalnya sebagai tanaman hias, tanaman

pagar, tetapi bukan dengan tujuan untuk memproduksi simplisia. Tanaman

budidaya adalah tanaman tanaman yang sengaja ditanam untuk tujuan

produksi simplisia.

b) Proses pembuatan simplisia

1. Simplisia dibuat dengan cara pengeringan

Pembuatan simplisia dengan cara ini pengeringannya dilakukan

dengan cepat, tetapi pada suhu yang tidak terlalu tinggi. Pengeringan

Page 3: simplisia

dengan waktu lama akan mengakibatkan simplisia yang diperoleh

ditumbuhi kapang. Pengeringan yang dilakukan pada suhu terlalu tinggi

akan mengakibatkan perubahan kimia pada kandungan senyawa

aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut, bahan simplisia yang

memerlukan perajangan perlu diatur perajangannya sehingga diperoleh

tebal irisan yang pada pengeringannya tidak mengalami kerusakan.

2. Simplisia dibuat dengan proses fermentasi

Proses fermentasi dilakukan dengan saksama agar proses tersebut

tidak berkelanjutan kearah yang tidak diinginkan.

3. Simplisia dibuat dengan proses khusus

Pembuatan simplisia dengan cara penyulingan, pengentalan

eksudat nabati, pengeringan sari air dan proses khusus lainnya dilakukan

dengan berpegang pada prinsip bahwa simplisia yang dihasilkan harus

memiliki mutu sesuai dengan persyaratan.

d. Simplisia pada proses pembuatan memerlukan air

Pati, talk, dan sebagainya pada proses pembuatannya memerlukan air. Air

yang digunakan harus bebas dari pencemaran racun serangga, kuman patogen, logam

berat, dan lain–

lain.

Tahap Pembuatan

a. Pengumpulan bahan baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda–beda antara lain

tergantung pada :

1) bagian tanaman yang digunakan..

2) Umur tanaman atau bagian tanaman pada saat panen.

3) Waktu panen.

4) Lingkungan tempat tumbuh.

Page 4: simplisia

Waktu panen sangat erat hubunganya dengan pembentukan senyawa aktif di

dalam bagian tanaman yang akan dipanen. Waktu panen yang tepat pada saat bagian

tanaman tersebut mengandung senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar. Senyawa

aktif tersebut secara maksimal di dalam bagian tanaman atau tanaman pada umur

tertentu. Di samping waktu panen yang dikaitkan dengan umur, perlu diperhatikan

pula saat panen dalam sehari. Dengan demikian untuk

menentukan waktu panen dalam sehari perlu dipertimbangkan stabilitas kimia dan

fisik senyawa aktif dalam simplisia terhadap panas sinar matahari.

b. Sortasi Basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran – kotoran atau bahan – bahan

asing lainya dari bahan simplisia. Misalnya pada simplisia yang dibuat dari akar suatu

tanaman obat,

bahan – bahan seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang telah rusak,

serta pengotor lainya harus dibuang.

c. Pencucian

Pencucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan pengotoran lainya yang melekat

pada bahan simplisia. Pencucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari mata

air, air dari sumur atau air PAM.

d. Perajangan

Beberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses perajangan. Perajangan bahan

simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan

penggilingan.

Tanaman yang baru diambil jangan langsung dirajang tetapi dijemur dengan keadaan

utuh selama 1 hari. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat mesin

perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang

dikehendaki.

e. Pengeringan

Page 5: simplisia

Tujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak,

sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Dengan mengurang kadar air

dan menghentikan reaksi enzimatik akan dicegah penurunan mutu atau perusakan

simplisia.

f. Sortasi kering

Sortasi setelah engeringan sebenarnya merupakan tahap akhir pembuatan simplisia.

Tujuan sortasi untuk memisahkan benda – benda asing seperti bagian – bagian

tanaman yang tidak diinginkan dan pengotr – pengotor lain yang masih ada dan

tertinggal pada simplisia kering.

g. Pemeriksaan mutu

Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan pada waktu penerimaan atau pembelian dari

pengumpul atau pedagang simplisia. Simplisia yang diterima harus berupa simplisia

murni dan memenuhi persyaratan umum untuk simplisia seperti yang disebutkan

dalam Buku Farmakope Indonesia, Ekstra Farmakope Indonesia ataupun Materia

Medika Indonesia Edisi terakhir.

3.cara pengepakan dan penyimpanan simlisia

Pengepakan dan penyimpanan

Pada penyimpaan simplisia perlu diperhatikan beberapa hal yang dapat

mengakibatkan kerusakan simplisia, yaitu cara pengepakan, pembungkusan dan

pewadahan, persyaratan gudang

simplisia, cara sortasi dan pemeriksaan mutu, serta cara pengawetanya. Penyebab

kerusakan pada simplisia yang utama adalah air dan kelembaban.

Cara pengemasan simplisia tergantung pada jenis simplisia dan tujuan penggunaan

pengemasaan. Bahan dan bentuk pengemasan harus sesuai, dapat melindungi dari

kemungkinan kerusakan simplisia, dan dengan memperhatikan segi pemanfaatan

ruang untuk keperluan pengangkutan maupun penyimpananya.