skeleritis

7/24/2019 SkelEritis

1/20

skeleritis


2/20

Defnisi

Skleritis adalah peradangan pada lapisan sklerditandai dengan adanya infltrasi seluler, kerusakkolagen, dan perubahan vaskuler.1Proses peradaterjadi karena adanya proses imunologis, atau kasuatu ineksi. Trauma lokal juga dapat mencetusk

proses peradangan tersebut. Skleritis sering beradengan suatu ineksi sistemik pada suatu penyakautoimun.


3/20

natomi dan fsiologi

Pada sklera juga terdapat konjungtiva untuk menjkelembapan mata. Sklera terdiri dari jaringan fbr

dengan ketebalan 1! " 1# mikron, dan kaya akan elastik serta mengandung otot halus.$Sklera beruntuk melindungi struktur bola mata yang halus dtempat melekatnya otot bola mata.


4/20

Sklera tertipis terletak pada insersio dari otot reyaitu !.% mm

Pada garis ekuator ketebalan sklera sekitar !.# "mm

pada bagian posterior mencapai 1 mm.

. Perbedaan ketebalan sklera ini relevan terhadapyang rentan tersobek karena trauma. Trauma tumcenderung merobek mata pada bagian tertipisnyadi belakang insersio otot rektus.


5/20

Sklera juga membentuk lengkungan untuk memjalan untuk sara optik, yang disebut sebagai lamkribosa.

Pada sekitar sara optik terdapat jalur yang dile'

arteri dan sara siliar posterior. Sekitar # mm posterior dari ekuator terdapat jala

untuk vena vorteks. Pada bagian anterior terdapuntuk pembuluh darah siliaris anterior yangmemperdarahi otot rektus.


6/20

(tiologi

Skleritis dapat merupakan insiden tersendiri )#%*berkaitan dengan penyakit sistemik lainnya )&*

dapun beberapa etiologi dari skleritis ialah- utoimun )#*+

/neksi dan 0ranulomatosa )*+

ain2lain )3*+

/diopatik


7/20

Patofsiologi

Skleritis adalah peradangan primer pada sclera rheumatoidankylosing spondylitis, systemic lupus erythematosus, polyarnodosa, Wegener's granulomatosis, herpes zoster virus, gout

siflis.

4aktor pencetus dapat berupa organisme menular, bahan enatau trauma. Proses peradangan dapat disebabkan oleh komimun yang mengakibatkan kerusakan vaskular )hipersensitiv///+ ataupun respon granulomatosa kronik )hipersensitivitas ti

6aringan imun yang terbentuk dapat mengakibatkan kerusakyaitu deposisi kompleks imun di kapiler episklera, sklera dan poskapiler )peradangan mikroangiopati+. Tidak seperti episkperadangan pada skleritis dapat menyebar pada bagian ante

bagian posterior mata.


8/20

klasifkasi

1. Difuse anterior scleritis. Ditandai dengan peradangan ymeluas pada seluruh permukaan sklera. 7erupakan skleritispaling umum terjadi.

2. Nodular anterior scleritis. Ditandai dengan adanya satu nodul radang yang eritem, tidak dapat digerakkan, dan nyesklera anterior. Sekitar 3!* kasus berkembang menjadi sklenekrosis.

3. Necrotizing anterior scleritis with inammation. 8iasa

mengikuti penyakit sistemik seperti rheumatoid arthtitis. 9ysangat berat dan kerusakan pada sklera terlihat jelas. pabdengan in:amasi kornea, dikenal sebagai sklerokeratitis.

4. Necrotizing anterior scleritis without inammation. 8terjadi pada pasien yang sudah lama menderita rheumatoidDiakibatkan oleh pembentukan nodul rematoid dan absenn6uga dikenal sebagai skleromalasia perorans.


9/20

Difuse Anterior Scleritis . a+ Nodular Anterior ScPenipisan dari sklera setelah resolunodul


10/20

. Skleromalasia perorans


11/20

Diagnosis

Pasien dengan necrotizing anterior scleritis withinammation akan mengeluhkan rasa nyeri yangdisertai tajam penglihatan yang menurun, bahkaterjadi kebutaan.

Tajam penglihatan pasien dengan non!necrotizin

scleritis biasanya tidak akan terganggu, kecuali terjadi komplikasi seperti uveitis

;asa nyeri yang dirasakan pasien akan memburdengan pergerakan bola mata dan dapat menyearah alis mata, dahi, dan dagu. ;asa nyeri juga dmemburuk pada malam hari, bahkan dapatmembangunkan pasien dari tidurnya


12/20

Pemeriksaan 4isik dan


13/20

Pemeriksaan skleritis posterior11

Dapat ditemukan tahanan gerakan mata, sensitivitaspalpasi dan proptosis.

Dilatasi undus dapat berguna dalam mengenali sklerposterior. Skleritis posterior dapat menimbulkan amekoroidal.

Pemeriksaan unduskopi dapat menunjukan papiledelipatan koroid, dan perdarahan atau ablasio retina.1


14/20

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah lengkap dan laju endap darah 4aktor rheumatoid dalam serum

ntibodi antinuklear serum )9+

Serum antineutrophil cytoplasmic anti"odies)9>+

PPD )#uri$ed protein derivative%mantou& test+, rontge

Serum 4T28S, 5D;

Serum asam urat

!Scan (ltrasonography dapat membantu mendeteksiskleritis posterior.&


15/20

!Scan (ltrasonographypada skleritis posteriormenunjukkan adanya akumulasi cairan pada kaptenon


16/20

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan skleritis dibagi menjadi pengobapada skleritis yang tidak ineksius, pengobatan paskleritis yang ineksius, serta konsultasi kepada bterkait apabila dicurigai ada penyakit sistemik yamenyertai


17/20

Difuse scleritis atau nodular scleritis Pengobatan a'al menggunakan NSA)Ds. 6ika gagal dapat

menggunakan 3 jenis NSA)Dsyang berbeda. ?ntuk pasien reberikan juga misoprostol atau omepra@ole untuk perlindunggastrointestinal.

6ika NSA)Dstidak eekti, gunakan kortikosteroid oral. 6ika tedipertahankan menggunakan NSA)Ds.


18/20

6ika oral kortikosteroid gagal, obat " obatan imunosupresi ddigunakan. 7ethotreAate adalah obat pilihan pertama, tapi ddigunakan a@athioprine, mycophenolate, moetil, cyclophospatau cyclosporine. ?ntuk pasien dengan Wegener*s granulomataupolyarteritis nodosa, cyclophosphamide adalah pilihan

6ika masih gagal, dapat diberikan obat " obatan imunomoduseperti in:iAimab atau adalimumab yang diharapkan dapat e

Necrotizing scleritis


19/20

Bomplikasi

Skleritis dapat mengakibatkan terjadinya beberapkomplikasi. 7akular edema dapat terjadi karenaperluasan peradangan di sklera bagian posterior koroid, retina, dan sara optik.


20/20

Prognosis

/ndividu dengan skleritis ringan biasanya tidak akmengalami kerusakan penglihatan yang permaneakhir cenderung tergantung pada penyakit penyeyang mengakibatkan skleritis. Necrotizing scleritisumumnya mengakibatkan hilangnya penglihatan

memiliki 31* kemungkinan meninggal dalam ta

skeleritis

Documents