skripsi lengkap

53
PREVALENSI GAGAL GINJAL KRONIS PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSU HAJI ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2012 Oleh : THIRUKUMARAN THIAGARAJAN 100100274 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013

Upload: sri-nivasan

Post on 20-Jan-2016

327 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Important

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI LENGKAP

i

PREVALENSI GAGAL GINJAL KRONIS PADA PASIEN GAGAL

JANTUNG KONGESTIF DI RSU HAJI ADAM MALIK, MEDAN

PADA TAHUN 2012

Oleh :

THIRUKUMARAN THIAGARAJAN

100100274

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

Page 2: SKRIPSI LENGKAP

ii

PREVALENSI GAGAL GINJAL KRONIS PADA PASIEN GAGAL

JANTUNG KONGESTIF DI RSU HAJI ADAM MALIK, MEDAN

PADA TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

THIRUKUMARAN THIAGARAJAN

100100274

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

Page 3: SKRIPSI LENGKAP

iii

Page 4: SKRIPSI LENGKAP

iv

ABSTRAK

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi

ginjal yang bersifat kronik, progresif dan menetap berlangsung. Adapun beberapa

penyakit yang sering kali berdampak kerusakan pada ginjal diantaranya adalah

gagal jantung konjestif. Berdasarkan penelitian sekitar 70% penyebab kematian

penderita gagal ginjal yakni akibat penyakit jantung. Kedua organ ini mempunyai

hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi serta mempunyai dampak

yang sangat besar antara satu sama lain. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan

untuk menentukan prevelensi gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung

kongestif di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 2012.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross

sectional dengan mengambil data rekam medis pasien gagal jantung kongestif

yang tercatat selama periode 1 Januari 2012-31 Desember 2012 di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan. Subyek penelitian berjumlah 62 orang

dengan sampel diperoleh secara total sampling, setelah memenuhi kriteria

pemilihan sampel. Cara pengumpulan data dilakukan dengan melihat rekam medis

penderita dan mengambil data yang dibutuhkan. Data kemudian dioleh dengan

menggunakan sistem komputerisasi.

Hasil yang diperoleh adalah jumlah penderita gagal ginjal kronis pada

pasien gagal jantung kongestif sebanyak 62 orang (17,5%), dimana 51 orang

(82.3%) berada di stadium I , 8 orang (12.9%) di stadium II dan 3 orang (4.8%) di

stadium III. Dari sampelini 56.5% menpunyai riwayat hipertensi, 43.5%

mempunyai riwayat dislipidemia, 43.5% mempunyai riwayat diabetis dan 21%

mempunyai riwayat anemia.

Kata Kunci: Gagal Jantung Kongestif, Gagal Ginjal Kronis

Page 5: SKRIPSI LENGKAP

v

ABSTRACT

Chronic Kidney Failure (CKF) is a condition where the function of the

kidney reduces which is chronic, progressive and long term. There are few other

diseases that contributes to kidney failure, among those is congestive heart

failure. Research says 70% of cause of death due to Kidney failure is caused by

heart disease. Both this organ is closely related to each other in which it can

cause a huge impact on one another. Therefore this research is done to evaluate

the prevalence of chronic kidney failure in Congestive heart failure patients at

Haji Adam Malik Hospital, Medan in the year 2012.

This research is done by descriptive method with cross sectional studies

applied by taking the data from the medical record of Congestive Heart Failure

patients from 1st January 2012-31st Desember 2012 at the Haji Adam Malik

General Hospital, Medan. The total amount of subjects are 62 people, in which

the samples are collected by total sampling method after considering if the sample

had fulfilled the kriteria’s for selections. The data are collected by looking into

the medical record and recording the data from it then its interpreted using

computer system.

The results are the total people who are suffering congestive heart failure

and also kidney failure are 62 people (17,5%), in which 51 people (82.3%) are in

first stage, 8 people (12.9%) in second stage and 3 person (4.8%) in third stage.

From these samples, 56.5% has history of hypertension, 43.5% has history of

dyslipidaemia, 43.5% has history of diabetes and 21% has history of anaemia.

Key Word; Chronic Kidney Failure, Congestive heart failure

Page 6: SKRIPSI LENGKAP

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh kelulusan sebagai sarjana kedokteran program studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Karya tulis ilmiah ini berjudul “PREVALENSI GAGAL GINJAL

KRONIS PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RSU HAJI

ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2012”. Dalam penyelesaian

penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof.dr.Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku dekan FK

USU.

2. dr. Murniati Manik, M.Sc., Sp.KK, Sp.GK, selaku Dosen Pembimbing,

yang telah banyak memberikan arahan dan masukan kepada penulis, sehingga

karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik dan sempurna.

3. dr. Maya Savira, M.Kes & dr. Dairion Gatot, Sp.PD-KHOM selaku Dosen

Penguji yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini.

4. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

terutamanya dari Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) yang telah memberikan

banyak ilmu pengetahuan kepada peneliti selama masa pendidikan dan

penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh staf Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.

6. Kedua orang tua penulis, Thiagarajan dan Vasanthi, yang tiada bosan

mendoakan dan memberikan semangat dan merupakan sumber inspirasi dan

dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah serta

pendidikan kedokteran di Universitas Sumatera Utara.

7. Teman sejawat Divenraj atas masukan dan bantuannya dalam pengambilan

data dan perbaikan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Page 7: SKRIPSI LENGKAP

vii

8. Serta semua pihak baik langsung maupun tidak langsung yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Kepada semua pihak tersebut, penulis ucapkan terima kasih. Semoga

Tuhan Yang Maha Esa selalu membalas semua kebaikan yang selama ini

diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 10 Januari 2014

Penulis,

Thirukumaran Thiagarajan

NIM: 100100274

Page 8: SKRIPSI LENGKAP

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iii

ABSTRAK ................................................................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................ 2

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 4

2.1. Gagal Ginjal Kronis ............................................................ 4

2.1.1. Definisi .................................................................... 4

2.1.2. Epidemiologi ........................................................... 4

2.1.3. Etiologi .................................................................... 5

2.1.4. Diagnosis ................................................................. 6

2.1.5. Patofisiologi ............................................................ 8

2.1.6. Klasifikasi ............................................................... 8

2.1.7. Faktor Resiko .......................................................... 9

2.1.8. Komplikasi .............................................................. 9

2.2. Gagal Jantung Kongestif (Congestive Heart Failure-CHF) 9

2.2.1. Definisi .................................................................... 9

2.2.2. Epidemiologi ........................................................... 9

2.2.3. Etiologi .................................................................... 10

2.2.4. Diagnosis ................................................................. 10

2.2.5. Patofisiologi ............................................................ 11

2.2.6. Klasifikasi ............................................................... 12

2.2.7. Pemeriksaan Penunjang .......................................... 13

2.2.8. Faktor Resiko .......................................................... 13

2.2.9. Komplikasi .............................................................. 15

2.3. Hubungan Gagal Jantung Kongestif Dengan Gagal Ginjal

Kronis ................................................................................. 16

2.4. Sindrom Kardio-Renal ........................................................ 16

Page 9: SKRIPSI LENGKAP

ix

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL . 19

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 19

3.2 Definisi Operasional............................................................ 19

3.2.1. Variabel Independen ................................................. 19

3.2.2. Variabel Dependent ................................................... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN ......................................................... 21

4.1. Jenis Penelitian .................................................................... 21

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 21

4.3. Populasi dan Sampel ........................................................... 21

4.4. Kriteria Inklusifdan Eksklusif ............................................. 21

4.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 22

4.6. Pengolahan dan Analisa Data ............................................. 22

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PERBAHASAN ........................ 23

5.1. Hasil Penelitian .................................................................. 23

5.1.1. Lokasi Penelitian .................................................... 23

5.1.2. Karakteristik Sampel .............................................. 24

5.2. Pembahasan ........................................................................ 25

BAB 6 KESIMPULAN & SARAN....................................................... 27

6.1. Kesimpulan ........................................................................ 27

6.2. Saran ................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 29

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: SKRIPSI LENGKAP

x

DAFTAR TABEL

Nomor JUDUL Halaman

Tabel 5.1. Prevelensi Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Menderita Gagal

Ginjal Kronis ........................................................................... 24

Tabel 5.2. Riwayat Penyakit Hipertensi, Dislipidemia, Diabetis dan Anemia

Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Menderita Gagal Ginjal

Kronis ...................................................................................... 24

Tabel 5.3. Stadium Gagal Ginjal Kronis Pada Pasien Gagal Jantung

Kongestif Yang Menderita Gagal Ginjal Kronis .................... 25

Page 11: SKRIPSI LENGKAP

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor JUDUL Halaman

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian ............................................... 19

Page 12: SKRIPSI LENGKAP

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2. Surat Ethical Clearence

Lampiran 3. Surat Persetujuan Penelitian

Lampiran 4. Surat Izin Survei Awal Penelitian

Lampiran 5. Daftar Nama Mahasiswa Survey Awal Penelitian KTI

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian

Lampiran 7. Hasil Analisis Data

Lampiran 8. Hasil Analisis Data

Page 13: SKRIPSI LENGKAP

xiii

DAFTAR SINGKATAN

CHF - Congestive Heart Failure

GGK - Gagal ginjal kronis

K/DOQI - The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative

NKF - National Kidney Foundation

GFR - Glomerular Filtration Rate

PGK - Penyakit Ginjal Kronik

ESRD - End Stage Renal Disease

BUN - Blood Urea Nitrogen

LFG - Laju Filtrasi Glomerulus

DM - Diabetis Melitus

EKG - Electro Kardio Graf

Hb - Hemoglobulin

NSAID - Non Steroidal Anti Inflammatory Drug

SKR - Sindrom Kardio Renal

LDL - Low Density Lipoprotien

HDL - High Density Lipoprotien

PKV - Penyakit Kardio Vaskular

LVD - Left Ventricular Dysfunction

Page 14: SKRIPSI LENGKAP

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) adalah suatu keadaan menurunnya fungsi

ginjal yang bersifat kronik, progresif dan menetap berlangsung. Beberapa tahun

pada keadaan ini ginjal kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan

volume dan cairan tubuh dalam keadaan asupan diet normal. Penderita yang

berada pada stadium akhir untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

diperlukan terapi penganti yaitu hemodialisis (HD), peritoneal dialysis mandiri

berkesinambungan Continuous Ambulatory Peritoneal dialysis (CAPD) atau

transplantasi ginjal. Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang

menderita penyakit serius yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada

kerusakan organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak

kerusakan pada ginjal diantaranya adalah gagal jantung konjestif (Warianto 2011).

Sistem kardiovaskular berkaitan erat dengan fungsi dari ginjal. Ternyata,

bahwa kegagalan dalam komponen kardio-renal dapat memperburuk fungsi sistem

yang lain secara klinis (Lisowska 2004).

Berdasarkan penelitian sekitar 70% penyebab kematian penderita gagal

ginjal yakni akibat penyakit jantung. Sebaliknya, jika seseorang telah menderita

gagal jantung, dimana kemampuan otot jantung menurun sehingga jumlah darah

yang dipompakan tidak mencukupi untuk keperluan tubuh, terdapat penurunan

jumlah darah ke ginjal. Jika hal ini berlangsung lama maka fungsi ginjal juga akan

terganggu (Indonesia Kidney Care Club, 2013).

Kedua organ ini mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling

mempengaruhi serta mempunyai impak yang sangat besar antara satu sama lain.

Maka disusunlah karya tulis ini yang lebih lanjut akan menentukan prevelensi

gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung kongestif di Rumah Sakit Umum

Haji Adam Malik pada tahun 2012.

Page 15: SKRIPSI LENGKAP

2

2

1.2. Rumusan Masalah

Berapakah prevelensi gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung

kongestif di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 2012?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui prevelensi gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung

kongestif di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui jumlah pasien dengan gagal ginjal kongestif di

Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada tahun 2012.

2. Untuk mengetahui angka kejadian gagal ginjal pada pasien gagal

jantung kongestif di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik pada 2012.

3. Untuk mengetahui faktor resiko gagal ginjal kronis sebagai komplikasi

gagal jantung kongestif.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi para dokter, penyakit gagal jantung kongestif dapat digunakan

sebagai prediktor yang baik untuk mendeteksi dini apakah akan

terjadinya penyakit gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung.

2. Bagi peneliti muda, penelitian ini dapat dijadikan panduan untuk

mengevaluasi dan membandingkan berbagai faktor risiko yang

menentukan apakah ada hubungan antara penyakit gagal jantung

kongestif dengan penyakit gagal ginjal kronis.

3. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat menjadi satu pedoman untuk

membuat suatu program edukasi dan motivasi kepada masyarakat tentang

efek gagal jntung kongestif terhadap terjadinya penyakit gagal ginjal

kronis.

Page 16: SKRIPSI LENGKAP

3

3

4. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat menjadi garis pedoman untuk

mengubah pola hidup supaya dapat menghindari risiko gagal ginjal

kronis.

Page 17: SKRIPSI LENGKAP

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gagal Ginjal Kronis

2.1.1 Definisi

Penyakit gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal

mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali

dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan

cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi

urin. Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin

buruk dimana ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana

fungsinya. Dalam dunia kedokteran dikenal 2 macam jenis gagal ginjal yaitu

gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis (Warianto 2011).

Menurut The Kidney Disease Outcomes Quality Initiative (K/DOQI) of the

National Kidney Foundation (NKF) pada tahun 2009, mendefenisikan gagal ginjal

kronis sebagai suatu kerusakan ginjal dimana nilai dari GFR nya kurang dari 60

mL/min/1.73 m² selama tiga bulan atau lebih. Dimana yang mendasari etiologi

yaitu kerusakan massa ginjal dengan sklerosa yang irreversibel dan hilangnya

nephrons ke arah suatu kemunduran nilai dari GFR (Saragih 2010).

2.1.2 Epidemiologi

Prevalensi PGK atau yang disebut juga Chronic Kidney Disease (CKD)

meningkat setiap tahunnya. Dalam kurun waktu tahun 1999 hingga 2004, terdapat

16.8% dari populasi penduduk usia di atas 20 tahun mengalami PGK. Persentase

ini meningkat bila dibandingkan data pada 6 tahun sebelumnya, yakni 14.5%

(Chelliah 2011).

Di negara-negara berkembang, insidens ini diperkirakan sekitar 40-60

kasus per juta penduduk per tahun. Di Indonesia, dari data di beberapa bagian

nefrologi, diperkirakan insidens PGK berkisar 100-150 per 1 juta penduduk.

Menurut Suhardjono (2000), di Indonesia, berdasarkan Pusat Data & Informasi

Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERS jumlah penderita PGK

Page 18: SKRIPSI LENGKAP

5

5

dianggarkan sekitar 50 orang per satu juta penduduk. Pada tahun 2006 terdapat

sekitar 100.000 orang penderita gagal ginjal kronik di Indonesia (Chelliah 2011).

2.1.3 Etiologi

Umumnya penyakit ginjal kronik disebabkan oleh penyakit ginjal intrinsi

difus dan menahun. Tetapi hampir semua nefropati bilateral dan progresif akan

berakhir dengan penyakit ginjal kronik. Umumnya penyakit di luar ginjal, seperti

nefropati obstruktif dapat menyebabakan kelainan ginjal intrinsik dan berakhir

dengan penyakit ginjal kronik (Prasetya 2010) .

Angka Perjalanan ESRD hingga tahap terminal dapat bervariasi dari 2- 3

bulan hingga 30-40 tahun. Penyebab gagal ginjal kronik yang tersering dapat

dibagi menjadi tujuh kelas seperti pada tabel berikut ini (Saragih 2010);

No. Klasifikasi Penyakit Penyakit

1. Penyakit infeksi

tubulointerstitial

Pielonefritis kronis dan refluks nefropati

2. Penyakit peradangan Glomerulonefritis

3. Penyakit vaskuler

hipertensi

Nefrosklerosis benign, Nefrosklerosis

maligna dan stenosis arteri renalis

4. Gangguan kongenital

dan herediter

Penyakit ginjal polikistik dan asidosis

tumulus ginjal

5. Penyakit metabolic Diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme

dan amiloidosis.

6. Nefropati toksik Penyalahgunaan analgesik dan nefropati

timah

7. Nefropati obstruktif batu, neoplasma, fibrosis retroperitoneal,

hipertropi prostat, striktur urethra.

Baru-baru ini, diabetes dan hipertensi bertangguang jawab terhadap

proporsi gagal ginjal tahap akhir (ESRD) yang paling besar, terhitung secara

berturut-turut sebesar 34% dan 21% dari total kasus. Glomerulonefritis adalah

penyebab ESRD tersering yang ketiga (17%). Infeksi nefritis tubulointerstisial

Page 19: SKRIPSI LENGKAP

6

6

(pielonefritis kronis atau nefropati refluks) dan penyakit gagal ginjal polikistik

(PKD) masing-masing terhitung sebanyak 3,4% dari ESRD. Dua puluh satu

persen penyebab ESRD sisanya relatif tidak sering terjadi yaitu uropati obstruktif,

lupus eritematosis sistemik (SLE) (Saragih 2010).

2.1.4 Diagnosis

Gagal ginjal kronis dapat didiagnosa berdasarkan 3 stadium (Warianto

2011):

Stadium I : Penurunan cadangan ginjal (faal ginjal antar 40% dan 75%).

Tahap inilah yang paling ringan, dimana faal ginjal masih baik.

Pada tahap ini penderita ini belum merasakan gejala gejala dan

pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam batas normal.

Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN (Blood Urea

Nitrogen) dalam batas normal dan penderita asimtomatik.

Gangguan fungsi ginjal mungkin hanya dapat diketahui dengan

memberikan beban kerja yang berat, sepersti tes pemekatan kemih

yang lama atau dengan mengadakan test GFR yang teliti.

Stadium II : Insufiensi ginjal (faal ginjal antar 20% dan 50%). Pada tahap ini

penderita dapat melakukan tugas tugas seperti biasa padahal daya

dan konsentrasi ginjal menurun. Pada stadium ini pengobatan

harus cepat dalam hal mengatasi kekurangan cairan, kekurangan

garam, gangguan jantung dan pencegahan pemberian obat obatan

yang bersifat mengganggu faal ginjal. Bila langkah langkah ini

dilakukan secepatnya dengan tepat dapat mencegah penderita

masuk ketahap yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75%

jaringan yang berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai

meningkat diatas batas normal. Peningkatan konsentrasi BUN ini

berbeda beda, tergantung dari kadar protein dalam air kemih.

Pada stadium ini kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi

kadar normal.

Page 20: SKRIPSI LENGKAP

7

7

Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar pada

penyakit yang terutama menyerang tubulus, meskipun poliuria

bersifat sedang dan jarang lebih dari 3 liter/hari. Biasanya

ditemukan anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara

5% dan 25% . Faal ginjal jelas sangat menurun dan timbul gejala

gejala kekurangan darah, tekanan darah akan naik, aktifitas

penderita mulai terganggu.

Stadium III : Uremik gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10%). Semua gejala

sudah jelas dan penderita masuk dalam keadaan dimana tidak

dapat melakukan tugas sehari hari sebagaimana mestinya. Gejala

gejala yang timbul antara lain mual, munta, nafsu makan

berkurang, sesak nafas, pusing, sakit kepala, air kemih berkurang,

kurang tidur, kejang kejang dan akhirnya terjadi penurunan

kesadaran sampai koma. Stadum akhir timbul pada sekitar 90%

dari massa nefron telah hancur. Nilai GFR nya 10% dari keadaan

normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10 ml/menit atau

kurang.

Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan

meningkat dengan sangat mencolok sebagai penurunan. Pada

stadium akhir gagal ginjal, penderita mulai merasakan gejala yang

cukup parah karena ginjal tidak sanggup lagi mempertahankan

homeostatis caiaran dan elektrolit dalam tubuh. Penderita

biasanya menjadi oliguri (pengeluaran kemih) kurang dari

500ml/hari karena kegagalan glomerulus meskipun proses

penyakit mula mula menyerang tubulus ginjal, menyerang tubulus

ginjal, kompleks perubahan biokimia dan gejala gejala yang

dinamakan sindrom uremik mempengaruhi setiap sistem dalam

tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan

meninggal kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk

transplantasi ginjal atau dialisis (Warianto 2011).

Page 21: SKRIPSI LENGKAP

8

8

2.1.5 Patofisiologi

Apabila ginjal kehilangan sebahagian fungsinya oleh sebab apapun, nefron

yang masih utuh akan mencoba mempertahankan laju filtrasi glomerulus agar

tetap normal. Keadaan ini akan menyebabkan nefron yang tersisa harus bekerja

melebihi kapasitasnya, sehingga timbul kerusakan yang akan memperberat

penurunan fungsi ginjal. Dua adaptasi penting dilakukan oleh ginjal sebagai

respon terhadap ancaman ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Sisa nefron

yang ada mengalami hipertropi dalam usahanya untuk melaksanakan seluruh

badan kerja ginjal. Terjadi peningkatan kecepatan filtrasi, beban solut dan

reabsobsi tubulus dalam setiap nefron meskipun filtrasi glomerulus untuk seluruh

masa nefron yang terdapat pada ginjal turun dibawah nilai normal. Mekanisme

dari adaptasi ini cukup berhasil dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan

elektrolit tubuh hingga tingkat fungsi ginjal yang sangat rendah. Bila sekitar 75%

masa nefron sudah hancur, maka kecepatan filtrasi dan beban setiap nefron

demikian tinggi sehingga keseimbangan tubulus glomerulus tidak dapat lagi

dipertahankan (Muharni 2010).

2.1.6 Klasifikasi

NKF-KDOQI mengajukan pengelompokan PGK ke dalam 5

stadium,dimulai dari stadium 1 (paling ringan) hingga stadium 5 (paling berat)

berdasarkan nilai laju filtrasi glomerulus (LFG) per luas permukaan tubuh

(National Kidney Foundation) dapat diperhatikan ditabel dibawah (Chelliah

2011).

Derajat Keterangan Nilai LFG

(ml/menit/1.73m²)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal/↑ ≥ 90

2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ ringan 60-89

3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ sedang 30-59

4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓ berat 15-29

5 Gagal ginjal < 15

Page 22: SKRIPSI LENGKAP

9

9

2.2.7. Faktor Resiko

Para peneliti di Amerika Serikat telah menemukan daftar delapan faktor

resiko untuk mendeteksi PGK. Delapan faktor risiko tersebut meliputi usia tua,

anemia, wanita, hipertensi, diabetes, penyakit vaskular perifer dan riwayat gagal

jantung kongestif atau penyakit kardiovaskular (Eight-point Risk Faktor Checklist

Evolved to Predict Chronic Kidney Disease, 2008) (Chelliah 2011).

2.2.8. Komplikasi

Bila ginjal tidak berfungsi sebagai salah satu alat pengeluaran (ekskresi),

maka sisa metabolisme yang tidak dikeluarkan tubuh akan menjadi racun bagi

tubuh sendiri dan mengakibatkan hipertensi, anemia, asidosis, ostedistrofi ginjal,

hiperurisemia dan neuropati parifer. (Muharni 2010).

2.2. Gagal Jantung Kongestif (Congestive Heart Failure-CHF)

2.2.1. Definisi

Gagal jantung kongestif adalah suatu sindroma klinik yang disebabkan

oleh berkurangnya volume pemompaan jantung untuk keperluan relatif tubuh,

disertai hilangnya curah jantung dalam mempertahankan aliran balik vena. Di

mana keadaan jantung tidak dapat memompa darah secara maksimal agar dapat

disalurkan ke seluruh tubuh yang memerlukan (Liza 2013).

Gagal jantung juga bisa didefinisikan sebagai kondisi dimana jantung

gagal untuk mengeluarkan isinya dan merupakan kondisi dimana berlakunya

kongesti sirkulasi akibat disfungsi miokardium. Gagal jantung juga bisa pula

terjadi pada jantung dengan fungsi mendekati normal tapi dalam kondisi

permintaan sirkulasi yang tinggi (Daniel 2010).

2.2.2. Epidemiologi

Diperkirakan terdapat 23 juta orang mengidap gagal jantung di seluruh

dunia. Diperkirakan setidaknya ada 550.000 kasus gagal jantung baru didiagnosis

setiap tahunnya. Dari survey registrasi di rumah sakit didapatkan angka perawatan

pasien yang berhubungan dengan gagal jantung sebesar 4,7% untuk perempuan

Page 23: SKRIPSI LENGKAP

10

10

dan 5,1% untuk laki-laki. Gagal jantung merupakan suatu sindrom, bukan

diagnose penyakit. Gagal jantung kongestif (Congestive Heart Failure/ CHF) juga

mempunyai prevalensi yang cukup tinggi pada lansia dengan prognosis yang

buruk. Prevalensi CHF adalah tergantung umur/ age-dependent. Menurut

penelitian, gagal jantung jarang pada usia di bawah 45 tahun, tapi menanjak tajam

pada usia 75-84 tahun (Daniel 2010).

2.2.3. Etiologi

Mekanisme yang mendasari terjadinya gagal jantung kongestif meliputi

gangguan kemampuan konteraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung

lebih rendah dari curah jantung normal. Tetapi pada gagal jantung dengan

masalah yang utama terjadi adalah kerusakan serabut otot jantung, volume

sekuncup berkurang dan curah jantung normal masih dapat dipertahankan.

Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa pada setiap konteraksi

tergantung pada tiga faktor: yaitu preload, konteraktilitas, afterload;

Preload adalah jumlah darah yang mengisi jantung berbanding langsung

dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan serabut otot

jantung.

Konteraktillitas mengacu pada perubahan kekuatan konteraksi yang terjadi

pada tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung

dan kadar kalsium

Afterload mengacu pada besarnya tekanan venterikel yang harus dihasilkan

untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh

tekanan arteriol.

Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini terganggu, maka

curah jantung berkurang (Siregar 2010).

2.2.4. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan dari 2 kriteria mayor atau 1 (satu) kriteria mayor dan

1 (satu) kriteria minor harus ada pada saat yang bersamaan (Kriteria

Framingham) (Daniel 2010).

Page 24: SKRIPSI LENGKAP

11

11

1) Kriteria mayor:

a. Paroxismal Nocturnal Dispneu

b. distensi vena leher

c. ronkhi paru

d. kardiomegali

e. edema paru akut

f. gallop S3

g. peninggian tekanan vena jugularis

h. refluks hepatojugular

2) Kriteria minor:

a. edema ekstremitas

b. batuk malam hari

c. dispneu de effort

d. hepatomegali

e. efusi pleura

f. takikardi

g. penurunan kapasitas vital sepertiga dari normal

3) Kriteria Minor/Mayor

Penurunan berat badan > 4,5 kg dalam 5 hari setelah terapi

2.2.5. Patofisiologi

Penurunan kontraksi venterikel akan diikuti penurunan curah jantung yang

selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah (TD), dan penurunan volume darah

arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang mekanisme kompensasi

neurohurmoral. Vasokonteriksi dan retensi air untuk sementara waktu akan

meningkatkan tekanan darah, sedangkan peningkatan preload akan meningkatkan

kontraksi jantung melalui Starling Law. Apabila keadaan ini tidak segera diatasi,

peninggian afterload, dan hipertensi disertai dilatasi jantung akan lebih menambah

beban jantung sehingga terjadi gagal jantung yang tidak terkompensasi. Dengan

demikian terapi gagal jantung adalah dengan vasodilator untuk menurunkan

afterload venodilator dan diuretik untuk menurunkan preload, sedangkan motorik

untuk meningkatkan kontraktilitas miokard (Siregar 2010).

Page 25: SKRIPSI LENGKAP

12

12

Terdapat 3 (tiga) kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung yaitu

(Daniel 2010):

1) Gangguan Mekanik

Beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal atau bersamaan

yaitu :

a. Beban tekanan

b. Beban volume

c. Tamponade jantung atau konstriksi perikard dimana jantung tidak dapat

melakukan pengisian

d. Obstruksi pengisian ventrikel

e. Aneurisma ventrikel

f. Disinergi ventrikel

g. Restriksi endokardial atau miokardial

2) Abnormalitas Otot Jantung

a. Primer: kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal ginjal kronik,

anemia) toksin atau sitostatika.

b. Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik, penyakit infiltratif, korpulmonal.

3) Gangguan Irama Jantung atau Gangguan Konduksi

2.2.6. Klasifikasi

1) Klasifikasi Gagal Jantung menurut New York Heart Association (NYHA)

(Daniel 2010):

a. NYHA kelas I

Para penderita penyakit jantung tanpa pembatasan dalam kegiatan fisik

serta tidak menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung seperti cepat lelah,

sesak nafas atau berdebar-debar, apabila mereka melakukan kegiatan

biasa.

b. NYHA kelas II

Penderita dengan sedikit pembatasan dalam kegiatan fisik. Mereka tidak

mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan fisik yang biasa

menimbulkan gejala-gejala insufisiensi jantung seperti kelelahan, jantung

berdebar, sesak nafas atau nyeri dada.

Page 26: SKRIPSI LENGKAP

13

13

c. NYHA kelas III

Penderita penyakit jantung dengan banyak pembatasan dalam kegiatan

fisik. Mereka tidak mengeluh apa-apa waktu istirahat, akan tetapi kegiatan

fisik yang kurang dari kegiatan biasa sudah menimbulkan gejala-gejala

insufisiensi jantung seperti yang tersebut di atas.

d. NYHA kelas IV

Penderita tidak mampu melakukan kegiatan fisik apapun tanpa

menimbulkan keluhan. Waktu istirahat juga dapat menimbulkan gejala-

gejala insufisiensi jantung, yang bertambah apabila mereka melakukan

kegiatan fisik meskipun sangat ringan.

2.2.7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan foto thoraks untuk mengidentifikasi apakah adakardiomegali,

infiltrat prekordial kedua paru dan effusi pleura. Melakukan EKG untuk

mengidentifikasi penyakit yang mendasari seperti infark miocard dan aritmia.

Serta melakukan pemeriksaan lain seperti Hb, leukosit, ekokardiografi, angiografi,

fungsi ginjal dan fungsi tiroid dilakukan atas indikasi. (Ziliwu 2013)

2.2.8. Faktor Resiko

Penyakit kardiovaskular disebabkan berbagai macam faktor. Antara lain:

a. Kebiasaan merokok

Merokok meningkatkan 2-3 kali lipat risiko kematian akibat penyakit jantung

koroner dan penyakit kardiovaskular. Risiko orang berhenti merokok

mengalami gangguan kardiak dan penyakit kardiovaskular lain berkurang 50%

(Daniel 2010).

b. Kurang aktifitas fisik

Aktifitas fisik menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes tipe 2

(dua) melalui beberapa mekanisme. Secara umum, aktifitas fisik memperbaiki

metabolism glukosa, mengurangi lemak tubuh, dan menurunkan tekanan

darah. Kurang aktifitas fisik meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular

(Daniel 2010).

Page 27: SKRIPSI LENGKAP

14

14

c. Perubahan pola diet, kelebihan berat badan, dan hiperlipidemia

Saat ini kecenderungan pola makan masyarakat di dunia beralih pada makanan

siap saji. Kecenderungan itu melupakan tradisi pola makan tradisional, yang

kaya buah, sayur, dan padi-padian. Paling tidak sekitar 1 (satu) miliar orang di

dunia saat ini kelebihan berat badan. Kolesterol adalah faktor kunci dari

proses aterosklerosis, yang menjadi dasar meningkatnya risiko penyakit

kardiovaskular (Daniel 2010).

d. Diabetes dan hipertensi

The American Heart Association menganggap diabetes sebagai faktor utama

risiko kardiovaskular. Saat ini, diabetes dihidap sekitar 150 juta orang di

seluruh dunia dan prevalensinya terutama pada usia muda, akan berlipat dua

dalam 25 tahun ke depan. Diperkirakan 690 juta jiwa di seluruh dunia

mengidap hipertensi. Hipertensi sering kali diketemukan pada pasien diabetes

dimana prevalensinya berkisar 20 sampai 60%. Hipertensi merupakan faktor

risiko untuk penyakit kardiovaskular (Daniel 2010).

e. Faktor usia dan jenis kelamin

Resiko yang paling besar untuk terserang penyakit jantung adalah pada laki-

laki dengan usia lebih dari 45 tahun dan pada wanita usia lebih dari 55 tahun.

Faktor usia yang tidak bisa dikendalikan maka harus dapat merubah atau

mempengaruhi faktor-faktor resiko lain (Daniel 2010).

f. Faktor Keturunan

Seseorang tidak dapat merubah faktor keturunan atau riwayat penyakit jantung

pada keluarga. Faktor keturunan patut untuk dicemaskan, karena merupakan

hal yang penting untuk anda ketahui apakah penyakit-penyakit yang terjadi

dalam keluarga dan menceritakannya pada dokter. Dengan informasi tersebut

akan menjadi pertimbangan dokter dalam merekomendasikan test-test

pemeriksaan untuk mendeteksi dan pengobatan yang sifatnya pencegahan

yang tepat dan sesuai (Daniel 2010).

Page 28: SKRIPSI LENGKAP

15

15

g. Anemia

Anemia diketahui menyebabkan gagal jantung, bahkan pada orang dengan

tidak ada riwayat penyakit jantung, dan penatalaksanaan anemia dengan

transfusi bisa memperbaiki gagal jantung. Apa yang kurang diketahui adalah

bahwa banyak pasien gagal jantung sering anemia, dan gagal jantung sendiri

sebaliknya bisa juga berkontribusi pada anemia dan pengobatan anemia

mungkin bisa memperbaik status gagal jantung pada pasien. Jadi anemia

memperburuk gagal jantung dan menjadi salah satu alasan untuk kadar

kematian yang tinggi dan morbiditas yang tinggi. (D.S Silverberg et al. 2002)

2.1.9. Komplikasi

Komplikasi dapat berupa (Dwihendra 2012) :

1. Masalah katup jantung:

Gagal jantung menyebabkan penumpukan cairan sehingga dapat terjadi

kerusakan pada katup jantung.

2. Kerusakan hati:

Gagal jantung dapat menyebabkan penumpukan cairan yang menempatkan

terlalu banyak tekanan pada hati. Cairan ini dapat menyebabkab jaringan parut

yang mengakibatkanhati tidak dapat berfungsi dengan baik.

3. Serangan jantung dan stroke:

Karena aliran darah melalui jantung lebih lambat pada gagal jantung daripada

di jantung yang normal, maka semakin besar kemungkinan Anda akan

mengembangkan pembekuan darah, yang dapat meningkatkan risiko terkena

serangan jantung atau stroke

4. Kerusakan atau kegagalan ginjal:

Gagal jantung dapat mengurangi aliran darah ke ginjal, yang akhirnya dapat

menyebabkan gagal ginjal jika tidak di tangani. Kerusakan ginjal dari gagal

jantung dapat membutuhkan dialysis untuk pengobatan.

Page 29: SKRIPSI LENGKAP

16

16

2.3. Hubungan Gagal Jantung Kongestif dengan Gagal Ginjal Kronis

Pendapat umum menyatakan bahwa perburukan fungsi ginjal pada gagal

jantung oleh karena penurunan volume intravaskular dan atau penurunan cardiac

output. Keadaan ini dikenali sebagai “cardio-renal syndrome”. Terminologi ini

lazim digunakan dalam dekade terakhir namun belum ada definisi yang dapat

diterima secara umum terutama bagi kalangan ahli jantung dan ahli ginjal, dari

tahun 2007 bisa membedakan istilah antara “cardiorenal syndrome” yaitu

penurunan fungsi ginjal yang terjadi pada gagal jantung sedangkan penurunan

fungsi jantung akibat gagal ginjal disebut sebagai “renocardiac syndrome”.

Sebelumnya pada tahun 2004, National Heart Lung and Blood Institute

(NHLBI) di Amerika telah membentuk grup kerja “Cardio-Renal Connections”

yang mengajukan definisi sederhana tentang sindroma kardiorenal (SKR) yaitu

adanya penurunan fungsi ginjal yang disebabkan oleh penurunan fungsi jantung

(Fadly 2012).

2.4. Sindrom Kardio-Renal

Secara umum Sindrom Kardio-Renal didefinisikan sebagai suatu kondisi

baik akut ataupun kronik dimana jantung ataupun ginjal gagal mengkompensasi

gangguan fungsinya dan berdampak pada gangguan fungsi organ lainnya ataupun

akibat sekunder dari penyakit sistemik yang mengganggu keduanya sehingga

terjadi siklus lingkaran berbahaya yang menyebabkan kegagalan sistem sirkulasi.

Peningkatan beban pengisian jantung berhubungan dengan meningkatnya

tekanan vena ginjal. Tekanan perfusi ginjal sebanding dengan tekanan arteri rata-

rata dikurangi tekanan atrium kiri sebagai indeks tekanan vena ginjal. Peningkatan

tekanan vena sentral menunjukkan terjadinya penurunan laju filtrasi glomerulus

yang selanjutnya menyebabkan retensi air dan sodium dan terjadi juga stimulasi

terhadap renin-angiotensin-aldosteron system (RAAS). Oleh karena itu

peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikel kiri dan kanan tidak hanya

mengganggu cardiac output namun juga menyebabkan disfungsi ginjal dengan

meningkatnya tekanan vena ginjal. Selain itu peningktan adenosin juga dapat

menyebabkan penurunan GFR dengan cara vasodilatasi arteriol efferent

glomerulus dan vasokontriksi arteriol afferen gromerulus.

Page 30: SKRIPSI LENGKAP

17

17

Keadaan akut dari gagal jantung kongestif mengalami perburukan fungsi

ginjal dalam tiga hari pertama perawatan ketika pasien masih dalam keadaan

hipervolemia. Diuresis yang berlebihan dan rendahnya tekanan pengisian

berpotensi untuk semakin memperburuk fungsi ginjal namun hal itu jarang terjadi.

Selain proses kompensasi terhadap gagal jantung, ada juga hal lain yang

dapat menyebabkan disfungsi ginjal pada gagal jantung diantaranya penggunaan

zat kontras, NSAID dan obat-obatan yang bersifat nefrotoksik

Etiologi SKR bervariasi, namun dapat dikelompokkan atas dua golongan

yaitu penurunan perfusi ginjal dan penyakit ginjal intrinsik yang beberapa

diantaranya saling terkait menyebabkan SKR. Penyebab utama penurunan perfusi

ginjal adalah hipovolemia, vasokontriksi diperantarai neurohormonal, hipotensi

dengan curah jantung rendah atau normal dan obat- obatan yang bersifat toksik.

Sedangkan penyakit ginjal intrinsik disebabkan oleh resistensi diuretik selain oleh

hipertensi dan diabetes yang lama.

Cardio-Renal Syndrome

Page 31: SKRIPSI LENGKAP

18

18

Faktor resiko SKR menurut American Heart Association dibagi atas dua

kelompok, tradisional dan nontradisional. Kedua faktor ini merupakan faktor

resiko pada penyakit kardiovaskular (PKV) dan penyakit ginjal kronik (PGK)

sehingga interaksi antara keduanya sangat erat. Yang termasuk faktor resiko

tradisional adalah usia lanjut, pria, hipertensi, diabetes melitus, kadar LDL yang

tinggi, kadar HDL yang rendah, kebiasaan merokok, menopause, LVH dan

riwayat keluarga menderita PKV. Sedangkan yang termasuk faktor resiko

nontradisional adalah mikroalbuminuria, kadar homosistein yang tinggi, anemia,

gangguan metabolisme kalsium dan fosfor, perubahan kadar hormon paratiroid

dan inflamasi (Fadly 2012).

Page 32: SKRIPSI LENGKAP

19

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Independent

3.2.2.1 Gagal Jantung Kongestif

Gagal jantung didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana jantung tidak

lagi dapat memompakan cukup darah ke jaringan tubuh. Dikatakan gagal jantung

kongestif bila gagal jantung tersebut telah menyebabkan kongesti sirkulasi (retensi

cairan). Penentuan gagal jantung dapat dibuat berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan jasmani, EKG/foto toraks, ekokardiograf i- Doppler dan kateterisasi.

Pada penelitian ini, rekam medis pasien gagal jantung kongestif digunakan

sebagai populasi penelitian untuk menilai ada tidaknya gagal ginjal kronis serta

sekaligus menilai faktor resiko gagal ginjal kronis yang diukur menggunakan

rekam medis dengan skala pengukuran nominal.

FAKTOR RESIKO

1. Hipertensi

2. Dislipidemia

3. Diabetis

4. Anemia

VARIABEL

INDEPENDENT

Gagal Jantung Kongestif

VARIABEL DEPENDENT

Gagal Ginjal Kronis

Page 33: SKRIPSI LENGKAP

20

20

3.2.2 Variabel Dependent

3.2.2.1 Gagal Ginjal Kronis

Penyakit gagal ginjal kronis dapat didefinisikan sebagai kelainan ginjal

berupa kelainan struktural atau fungsional, yang dimanifestasikan oleh kelainan

patologi atau petanda kerusakan ginjal secara laboratorik atau kelainan pada

pemeriksaan radiologi, dengan atau tanpa penurunan fungsi ginjal (penurunan

LFG) yang berlangsung > 3 bulan dan penurunan LFG < 60 ml/menit per 1.73 m²

luas permukaan tubuh selama > 3 bulan dengan atau tanpa kerusakan ginjal.

Penyakit gagal ginjal kronis dapat ditentukan dengan uji sampel darah, urine dan

foto USG. Pada penelitian ini, rekam medis pasien gagal jantung kongestif

digunakan sebagai populasi penelitian untuk menilai tahap kegagalan ginjal

adalah kronis atau tidak serta sekaligus menilai faktor resiko gagal ginjal kronis

yang diukur menggunakan rekam medis dengan skala pengukuran nominal.

Page 34: SKRIPSI LENGKAP

21

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross

sectional (potong lintang) yaitu dengan melakukan pengumpulan data atau

variabel yang akan diteliti dilakukan bersamaan dengan melihat data rekam medis

pasien gagal jantung kongestif yang tercatat selama periode 1 Januari 2012-31

Desember 2012.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.

Tempat ini dipilih karena merupakan rumah sakit pendidikan dan rujukan di

Medan serta mudah dijangkau. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober-

Desember 2013.

4.3 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh data rekam medis pasien gagal jantung

kongestif dari 1 Januari 2012-31 Desember 2012 di RSUP H. Adam Malik

Medan.

Sampel penelitian adalah subyek yang diambil dari populasi yang

memenuhi kriteria penelitian yang diambil dengan metode total sampling.

4.4 Kriteria Inklusif dan Eksklusif

4.4.1 Kriteria Inklusif

Kriteria inklusif penelitian ini adalah semua rekam medis pasien gagal

jantung kongestif dari 1 Januari 2012-31 Desember 2012 di RSUP H. Adam

Malik, Medan.

Page 35: SKRIPSI LENGKAP

22

22

4.4.2 Kriteria Eksklusif

Kriteria eksclusif penelitian ini adalah semua rekam medis pasien gagal

jantung kongestif dari 1 Januari 2012-31 Desember 2012 di RSUP H. Adam

Malik, Medan yang tidak ada data rekam medis yang lengkap dan tidak dijumpai

hasil pemeriksaan untuk gagal ginjal.

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini hanya data sekunder yaitu rekam

medis pasien gagal jantung kongestif dari 1 Januari 2012-31 Desember 2012 di

RSUP H. Adam Malik. Data ini diperoleh dari bagian Rekam Medis RSUP H.

Adam Malik Medan. Kemudian data yang ingin diteliti yaitu jenis kelamin, usia,

jenis pemeriksaan gagal jantung kongestif, riwayat hipertensi, riwayat

dislipidemia, riwayat diabetis, riwayat anemia dan kejadian gagal ginjal kronis

serta pemeriksaannya dicatat pada lembar observasi penelitian.

4.6 Pengolahan dan Analisa data

Data diolah dengan menggunakan program komputer SPSS for windows

yang disajikan dalam bentuk tabel dengan perhitungan distribusi frekuensi dan

dianalisa dengan uji chi-square untuk melihat hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen.

Page 36: SKRIPSI LENGKAP

23

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi

di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan

Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit kelas A sesuai dengan

SK Menkes No. 355/ Menkes/ SK/ VII/ 1990. RSUP Haji Adam Malik Medan

telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan

yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan

rumah sakit rujukan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Sumatera

Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan

latar belakang yang sangat bervariasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan

RI No. 502/ Menkes/ IX/ 1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam

Malik Medan ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki 1.995 orang tenaga yang terdiri

790 orang tenaga medis dari berbagai spesialisasi dan sub spesialisasi, 604 orang

paramedik perawatan, 298 orang paramedik non perawatan dan 263 tenaga non

medis serta ditambah dengan Dokter Brgade Siaga Bencana (BSB) sebanyak 8

orang.

RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri

dari pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat

darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi

diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi

medik, kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi

gizi, farmasi, Central Sterilization Supply Depart (CSSD), bioelektrik medik,

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan non

medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil pemulasaraan jenazah). Bagian

rekam medik terletak di lantai dasar tepat di belakang poliklinik Obstetri

Ginekologi.

Page 37: SKRIPSI LENGKAP

24

24

5.1.2. Karakteristik Sampel

Penelitian ini berbentuk survei yang bersifat deskriptif dengan desain

cross sectional. Desain cross sectional adalah suatu desain penelitian dimana

pengumpulan data atau variabel yang diteliti dilakukan secara bersamaan dengan

melihat data sekunder rekam medis penderita gagal jantung kongestif yang

tercatat selama periode 1 Januari 2012-31 Desember 2012.

Tabel 5.1 Prevelensi Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Menderita Gagal

Ginjal Kronis

No. Prevelensi Jumlah Persentasi (%)

1. Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang

Menderita Gagal Ginjal Kronis

62 17,5

2. Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang

Tidak Menderita Gagal Ginjal Kronis

292 82,5

Jumlah 354 100,0

Dari tabel 5.1, diperoleh data pasien gagal jantung kongestif yang

menderita gagal ginjal kronis sebanyak 62 orang, dari pasien jantung kongestif

sebanyak 354 orang (17.5%).

Tabel 5.2. Riwayat Penyakit Hipertensi, Dislipidemia, Diabetis dan Anemia

Pada Pasien Gagal Jantung Kongestif Yang Menderita Gagal

Ginjal Kronis

No. Riwayat Penyakit Jumlah Persentasi (%)

1. Hipertensi 35 56,5

2. Dislipidemia 27 43,5

3. Diabetis 27 43,5

4. Anemia 13 21,0

Dari tabel 5.2, diperoleh dari 62 sampel penderita, 35 orang menderita

Hipertensi (56,5%), 27 orang menderita Dislipidemia (43,5%), 27 orang

menderita Diabetis (43,5%) dan 13 orang menderita Anemia (21,0%).

Page 38: SKRIPSI LENGKAP

25

25

Tabel 5.3. Stadium Gagal Ginjal Kronis Pada Pasien Gagal Jantung

Kongestif Yang Menderita Gagal Ginjal Kronis

No. Stadium GGK Jumlah Persentasi (%)

1. Stadium I 51 82,3

2. Stadium II 8 12,9

3. Stadium III 3 4,8

Jumlah 62 100,0

Dari tabel 5.3, pasien gagal jantung kongestif yang menderita gagal ginjal

kronis pada stadium I adalah sebanyak 51 orang (82,3%), yang menderita pada

stadium II adalah sebanyak 8 orang (12,9%) dan yang menderita pada stadium III

adalah sebanyak 3 orang (4.8%).

5.2. Pembahasan

Dari tabel 5.1, diperoleh data pasien gagal jantung kongestif yang

menderita gagal ginjal kronis sebanyak 62 orang, dari pasien jantung kongestif

sebanyak 354 orang (17.5%). Berdasarkan penelitian sebelumnya, sekitar 70%

penyebab kematian penderita gagal ginjal yakni akibat penyakit jantung.

Sebaliknya, jika seseorang telah menderita gagal jantung, dimana kemampuan

otot jantung menurun sehingga jumlah darah yang dipompakan tidak mencukupi

untuk keperluan tubuh, terdapat penurunan jumlah darah ke ginjal. Jika hal ini

berlangsung lama maka fungsi ginjal juga akan terganggu (Indonesia Kidney Care

Club, 2013).

Dari tabel 5.2, diperoleh dari 62 sampel penderita, 35 orang menderita

Hipertensi (56,5%), 27 orang menderita Dislipidemia (43,5%), 27 orang

menderita Diabetis (43,5%) dan 13 orang menderita Anemia (21,0%). Menurut

penelitian hipertensi sebagai faktor resiko untuk CHF dan GGK dapat dikaitkan

dalam CardioRenal Syndrome (Fadly 2012). Kurang lebih dari 30% penderita

mengalami hipertrigliserida yang merupakan salah satu ciri yang menonjol pada

gagal ginjal kronis, hal tersebut disebabkan oleh karena kurang berfungsinya

Lipoprotein Lipase (LPL) dan Hepatik Trigliserid Lipase (HTGL) (Unita 2008).

Page 39: SKRIPSI LENGKAP

26

26

Diabetes melitus (DM) dapat keterlibatan ginjal, sehingga dapat dipahami bahwa

penyebab masalah penyakit ginjal diabetik (PGD) (Sheila 2012). Anemia

diketahui menyebabkan gagal jantung, bahkan pada orang dengan tidak ada

riwayat penyakit jantung, anemia juga sering terjadi pada pasien-pasien dengan

penyakit ginjal kronis (Lubis 2012).

Dari tabel 5.3, pasien gagal jantung kongestif yang menderita gagal ginjal

kronis pada stadium I adalah sebanyak 51 orang (82,3%), yang menderita pada

stadium II adalah sebanyak 8 orang (12,9%) dan yang menderita pada stadium III

adalah sebanyak 3 orang (4.8%). Menurut penelitian pada stadium I, tahap inilah

yang paling ringan, dimana faal ginjal masih baik. Penderita ini belum merasakan

gejala dan pemeriksaan laboratorium faal ginjal masih dalam batas normal dan

dalam tahap progressive. Stadium II, tahap ini penderita dapat melakukan tugas

tugas seperti biasa padahal daya dan konsentrasi ginjal menurun tetapi kadar BUN

meningkat dan terdapat anemia dan proteinuria. Stadium III, 90% massa nefron

telah hancur dan pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan meninggal

kecuali ia mendapat pengobatan dalam bentuk transplantasi ginjal atau dialisis

(Warianto 2011).

Page 40: SKRIPSI LENGKAP

27

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

Pasien gagal jantung kongestif yang menderita gagal ginjal kronis

sebanyak 62 orang, dari pasien jantung kongestif sebanyak 354 orang (17.5%).

Dari 62 sampel penderita, 35 orang menderita Hipertensi (56,5%), 27 orang

menderita Dislipidemia (43,5%), 27 orang menderita Diabetis (43,5%) dan 13

orang menderita Anemia (21,0%). Dari segi stadium gagal ginjal, sebanyak 51

orang (82,3%) berada pada stadium I, yang menderita pada stadium II adalah

sebanyak 8 orang (12,9%) dan yang menderita pada stadium III adalah sebanyak 3

orang (4.8%).

6.2. Saran

Adapun saran yang diberikan peneliti berkaitan dengan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagi Rumah Sakit

Pihak Rumah Sakit diharapkan dapat meningkatkan sumber tenaga, dana serta

dapat melaksanakan pelbagai progam penyuluhan mengenai gagal jantung

kongestif dan gagal ginjal kronis kepada penderita sejak awal lagi dan

memastikan penderita mengetahui mengenai manfaat apabila dideteksi sejak

dini lagi serta memastikan penderita datang ke rumah sakit secara berkala.

2. Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan seperti dokter, bidan, dan perawat dalam melakukan

tindakan medis yang sesuai serta menyediakan informasi dan memberikan

motivasi kepada masyarakat untuk langkah-langkah strategis bagi

penatalaksanaan gagal ginjal kronis pada pasien gagal jantung kongestif.

Page 41: SKRIPSI LENGKAP

28

28

3. Peneliti

Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna dalam

menggambarkan Prevalensi Gagal Ginjal Kronis Pada Pasien Gagal Jantung

Kongestif di RSUP Haji Adam Malik, Medan pada Tahun 2012. Penelitian

selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini. Peneliti

merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya, untuk meneliti tidak hanya

prevalensi tetapi juga prognosis dan komplikasi gagal ginjal kronis pada

pasien gagal jantung kongestif.

Page 42: SKRIPSI LENGKAP

29

DAFTAR PUSTAKA

Chelliah, 2011. Gambaran Tingkat Depresi dan Kualitas Hidup Pasien penyakit

Ginjal Kronik Yang menjalani Haemodialisis di RSUP H. Adam Malik

Medan Tahun 2011. Karya Tulis Ilmiah. Medan: Universitas Sumatera

Utara.

Daniel, 2010. Hubungan Umur, Jenis kelamin dan Riwayat Hipertensi dengan

angka Kejadian Gagal Jantung Konjestif di Poli Jantung RSPAD Gatot

Soebroto Periode 1 juli 2010-31 Desember 2010. Karya Tulis Ilmiah.

Jakarta: Universtias Pembangunan National Veteran.

D.S. Silverberg et al., 2002. The Importance of Anemia and Its Correction in the

management of severe congestive heart failure. The European Journal of

Heart Failure, 4 : 681-686.

Dwihendra, 2012. Askep Gagal Jantung. Asscessed From :

dwihendra.blogspot.com [Assesed 10 May 2013]

Erawan K, 2009. Gagal Jantung. Karya Tulis Ilmiah. Bandung: Institut Gajah

Mada.

Fadly, 2012. Hubungan Disfungsi Ventrikel Kiri Dengan Gangguan Fungsi

Ginjal Tahap Dini Yang Dinilai Dengan Cystatin C. Karya Tulis Ilmiah.

Medan: Universitas Sumatera Utara.

Fauci, Anthony S, 2008. Principles of Internal medicine. McGraw-Hill's

company, 18th Edition : 678- 680.

Indonesian Kidney Care Club, 2013. Ginjal dan Jantung Berhubungan Sangat

Erat. Avialable Forom: www.ikcc.or.id/content.php?c=2&id=421

[Accesed 16 May 2013]

Johari M, 2003. Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur di

Rumah Sakit Jantung di Semarang. Karya Tulis Ilmiah. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Lisowska A, et al., 2004. Heart Failure in Patients With Chronic Kidney Disease.

Annales Academiae Medicae Biolostocensis, Vol. 49 : 162-165.

Page 43: SKRIPSI LENGKAP

30

30

Liza, 2012. Pathway Gagal Jantung Kongestif.

Avialable From: http://gagal-jantung.blogspot.com/2012/08/pathway-

gagal-jantung-kongestif.html [Assesed 12 May 2013]

Loung M. et al., 2010. Cardiology and Cardiovascular Surgery, Toronto Notes :

32-36.

Lubis, et al., 2012. Hubungan Antara Feritin Serum dengan Inflamasi, Nutrisi

dan Besi pada Pasien-pasien Hemodialisis Reguler di Medan, Sumatera

Utara. Karya Tulis Ilmiah. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Muharni S.I, 2010. Pola HidupPenderita Gagal Ginjal Kronik Sebelum Menjalani

Terapi Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Dearah Kota Langsa tahun

2009. Karya Tulis Ilmiah. Medan. Universitas Sumatera Utara.

Prasetya A. K, 2010. Pengaruh Depresi Terhadap Kualitas Hidup Pasien

Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis. Karya Tulis Ilmiah.

Medan: Universitas Sumatera Utara.

Rosano GM, et al., 2009. “Oestrogens and the heart”. Therapie 54 (3): 381–5.

Saragih D. A, 2010. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup

Pasien Gagal Ginjal Kronis Yang Menjalani Terapi Hemodialisa di RSUP

HAM Medan. Karya Tulis Ilmiah. Medan, Universitas Sumatera Utara.

Sheila, 2012. Prevalensi Diabetes Mellitus Dan Hipertensi Pada Gagal Ginjal

Kronik Stage 5 Yang Menjalani Hemodialisis Di Klinik Rasyida Medan

Tahun 2011. Karya Tulis Ilmiah: Medan, Universitas Sumatera Utara.

Siregar, R. E, 2010. Pengaruh peninggian posisi kaki ditinggikan 30 darajat di

atas tempat tidur terhadap pengurangan edema kaki pada pasien jantung

kongestif di ruangan CVCU RSUP HAM. Karya Tulis Ilmiah: Medan,

Universitas Sumatera Utara.

Unita L, 2008. Profil Lipida Penderita Gagal Ginjal Kronis Pada Predialisis Dan

Hemodialisis. Karya Tulis Ilmiah: Medan, Universitas Sumatera Utara.

Warianto C, 2011. Gagal Ginjal. Karya Tulis Ilmiah. Airlangga: Universitas

Airlangga.

Ziliwu J.H, 2013. Konsep Dasar Medis Gagal Jantung. Asuhan Perawatan Klien

Dengan Gagal Jantung (Heart Failure/Decompensatio Cordis).

Page 44: SKRIPSI LENGKAP

31

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup

Nama : Thirukumaran Thiagarajan

Tempat/Tanggal Lahir : Penang, Malaysia / 1 – 05 – 1988

Agama : Hindu

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jl.Mongonsidi I No.26 Medan, 20152 - Indonesia

Nomor Telepon : 0831 940 75466

Nama Bapak : Thiagarajan Subramaniam

Nama Ibu : Vasanthi Sundramurthy

Riwayat Pendidikan : 1. Sijil Pelajaran Menengah (SPM), 2005

2. Asian Metropolitan University (Dip.Pharmacy),

2007

3. Fakultas Kedokteran USU, Sekarang

Kegiatan : Melakukan (Karya Tulis Ilmiah) berjudul :

“Prevalensi Gagal Ginjal Kronis pada Pasien

Gagal Jantung Kongestif di RSU Haji Adam Malik

Medan pada Tahun 2012”.

Page 45: SKRIPSI LENGKAP

32

Lampiran 2. Surat Ethical Clearence

Page 46: SKRIPSI LENGKAP

33

33

Lampiran 3. Surat Persetujuan Penelitian

Page 47: SKRIPSI LENGKAP

34

34

Lampiran 4. Surat Izin Survei Awal Penelitian

Page 48: SKRIPSI LENGKAP

35

35

Lampiran 5. Daftar Nama Mahasiswa Survey Awal Penelitian KTI

Page 49: SKRIPSI LENGKAP

36

36

Lampiran 6. Surat Izin Penelitian

Page 50: SKRIPSI LENGKAP

37

Lampiran 7. Hasil Analisis Data

No. Usia Jenis

Kelamin Suku

Riwayat Penyakit Stadium

Gagal Ginjal

Kronis Hipertensi Dislipidemia Diabetes Anemia

1 3 1 1 1 2 2 2 1

2 3 1 3 1 2 1 2 1

3 2 1 1 2 1 1 2 1

4 2 1 1 2 1 1 2 1

5 3 1 1 2 1 1 1 3

6 3 2 1 1 2 2 2 2

7 3 1 1 1 1 2 2 1

8 3 2 1 1 2 2 2 1

9 3 1 3 2 2 1 2 1

10 3 1 1 2 1 2 1 2

11 3 2 1 2 2 2 1 1

12 3 1 1 1 1 1 2 3

13 3 1 2 1 2 1 2 1

14 2 1 1 1 2 1 2 1

15 3 2 1 1 1 2 2 1

16 3 2 1 1 2 2 2 1

17 3 1 1 1 2 1 2 1

18 3 1 3 1 2 2 2 1

19 2 1 1 1 2 2 2 1

20 3 1 1 2 2 1 1 2

21 3 1 1 1 2 2 2 1

22 3 1 1 1 2 1 2 2

23 3 2 1 2 1 2 1 1

24 3 1 3 1 2 1 2 1

25 3 1 1 2 2 1 2 1

26 3 1 1 1 2 2 2 1

27 3 2 1 2 1 2 1 1

28 2 1 3 1 1 2 2 1

29 3 1 1 1 2 1 2 1

30 2 1 1 2 1 2 2 1

31 3 1 1 2 1 2 1 1

32 3 1 1 1 2 2 2 1

33 3 1 1 2 1 1 2 1

34 3 1 1 1 2 2 2 1

35 3 2 3 1 2 2 2 2

36 3 2 1 2 2 1 2 1

Page 51: SKRIPSI LENGKAP

38

38

No. Usia Jenis

Kelamin Suku

Riwayat Penyakit Stadium

Gagal Ginjal

Kronis Hipertensi Dislipidemia Diabetes Anemia

37 3 1 1 2 1 1 2 1

38 2 1 1 2 1 2 1 1

39 1 1 1 1 2 2 2 2

40 3 1 1 1 1 1 2 3

41 3 1 1 2 1 1 2 1

42 3 1 1 1 1 2 2 1

43 3 1 1 1 2 1 2 1

44 1 1 1 2 1 2 1 1

45 2 1 1 1 2 2 2 1

46 3 2 3 1 2 1 2 1

47 3 2 1 2 2 1 2 1

48 2 1 1 1 1 2 2 2

49 1 1 1 2 1 1 2 2

50 2 1 2 1 2 2 2 1

51 3 2 1 1 2 1 2 1

52 3 1 1 2 2 1 1 1

53 3 1 1 2 1 2 2 1

54 3 1 1 2 1 2 1 1

55 3 1 2 2 2 1 1 1

56 3 1 1 1 1 2 2 1

57 3 1 1 1 2 2 2 1

58 3 1 1 1 2 2 2 1

59 3 1 1 2 1 1 2 1

60 3 2 1 2 1 2 2 1

61 3 1 1 2 1 2 1 1

62 3 2 1 1 2 2 2 1

Keterangan :

Umur Jenis Kelamin Suku

1 20-40 Tahun 1. Laki-laki 1. Batak

2 41-60 Tahun 2. Perempuan 2. Jawa

3 >60 Tahun 3. Aceh

Riwayat Penyakit Stadium Gagal Ginjal Kronis

1. Ada 1. Stadium I

2. Tidak Ada 2. Stadium II

3. Stadium III

Page 52: SKRIPSI LENGKAP

39

39

Lampiran 8. Hasil Analisis Data

Frequencies

Statistics

Usia

Jenis

Kelamin Suku

Hipertens

i Dislipidemia Diabetes

Anemi

a

Stadium

Gagal

Ginjal

Kronis

N Valid 62 62 62 62 62 62 62 62

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20-40 Tahun 3 4.8 4.8 4.8

41-60 Tahun 10 16.1 16.1 21.0

>60 Tahun 49 79.0 79.0 100.0

Total 62 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 48 77.4 77.4 77.4

Perempuan 14 22.6 22.6 100.0

Total 62 100.0 100.0

Suku

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Batak 52 83.9 83.9 83.9

Jawa 3 4.8 4.8 88.7

Aceh 7 11.3 11.3 100.0

Total 62 100.0 100.0

Page 53: SKRIPSI LENGKAP

40

40

Hipertensi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 35 56.5 56.5 56.5

Tidak Ada 27 43.5 43.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

Dislipidemia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 27 43.5 43.5 43.5

Tidak Ada 35 56.5 56.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

Diabetes

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 27 43.5 43.5 43.5

Tidak Ada 35 56.5 56.5 100.0

Total 62 100.0 100.0

Anemia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Ada 13 21.0 21.0 21.0

Tidak Ada 49 79.0 79.0 100.0

Total 62 100.0 100.0

Stadium Gagal Ginjal Kronis

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Stadium I 51 82.3 82.3 82.3

Stadium II 8 12.9 12.9 95.2

Stadium III 3 4.8 4.8 100.0

Total 62 100.0 100.0