skripsi - universitas bengkulurepository.unib.ac.id/14123/1/skripsi ryan mahendra.pdf · 2017. 11....
TRANSCRIPT
PENGARUH DUKUNGAN ATASAN, PELATIHAN, DAN
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP
KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI DAERAH
SKRIPSI
Oleh :
Ryan Mahendra
NPM. C1C012115
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2016
ii
PENGARUH DUKUNGAN ATASAN, PELATIHAN, DAN
KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP
KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI DAERAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Bengkulu untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan dalam Menyelesaikan Sarjana Ekonomi
Oleh :
Ryan Mahendra
NPM. C1C012115
UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN AKUNTANSI
2016
iii
iv
v
MOTTO
“Man Jadda wa Jadda (Barang siapa bersungguh-sungguh,
ia akan berhasil)”
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka
apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh urusan yang lain. Dan hanya kepada
Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” ― Q.S. Al –
Insyirah: 6-8
“Kegagalan bukanlah akhir, namun titik balik dari sebuah
kesuksesan”
“Keluarga adalah tempat dimana kualitas kepemimpinan kita
dibangun. Tidak ada orang yang bisa disebut berhasil, jika
keluarganya tidak bahagiah”
vi
Skripsi ini ku persembahkan untuk :
Allah SWT
Pedoman hidup ku, Nabi Muhammad SAW
Kedua Orang Tuaku, Papa (Drs. Rukman Efendi) dan mama
(Dra. Lisma Suriani)
Kedua Adekku, Reza Mandela dan Roby Mahaputra
Sahabat-sahabat tercinta dimanapun kalian berada
Bangsa dan Negara yang selalu ku banggakan
Seluruh keluarga besar ku
Almamater tercinta
vii
Special Thanks to…
Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan hidayah-Nya dalam setiap langkah hamba
yang selalu Kau ridhoi, dan Nabi besar Muhammad SAW yang selalu menjadi pedoman
kehidupan.
Kedua orang tua ku, papa (Drs. Rukman Efendi) mama (Dra. Lisma Suriani) yang selalu
mendoakan untuk keberhasilanku, selalu memberikan dukungan teriring do’a atas setiap
langkahku. Terimakasih atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang selalu mengalir disetiap
darahku, doa dan restu kedua orang tua, orang tua adalah adalah kunci untuk mengantarkan
kesuksesanku.
Buat adek-adek ku yang selalu memberi semangat (Bro Reza dan Bro Roby)
Pembimbing Skripsi yang paling baik Bapak Dr. Fadli, SE, M.Si, Ak, CA. Terimakasih yang tak
terhingga atas bimbingannya selama ini.
Dewan penguji skripsi Bapak Dr. Husaini, S.E., M.Si.,Ak, CA., Ibu Isma Coryanata, SE, M.Si., Ak,
CA, dan Ibu Nila Aprila, SE, M.Si., Ak, CA Terimakasih atas kritik dan saran selama proses
penulisan skripsi.
Keluarga besar gedung K Universitas Bengkulu Bapak Madani Hatta, Bapak Eddy Suranta, Bapak
Baihaqi, Bapak Saiful, Bapak Heru, Bapak Abdullah, Ibu Siti Aisyah, Ibu Lisa Matiah NP, Ibu
Pratana, dan seluruh dosen Akuntansi Universitas Bengkulu yang telah membimbing saya.
Tica Susi Pratiwi yang selalu memberikan dukungan setiap saat, yang selalu ada dalam suka
maupun duka, yang menjadi teman dekat sekaligus sahabat. Nobody can replace you. You’re
perfect with your way.
Sahabat-sahabatku tercinta, Rexy, Erwin, Iwan, Fardi, Reno, Cok, Edok, Ijan, Bambang, Tendian,
Marsya, Eka, Sari, Tusmia, Atun.
Seluruh teman-teman Akuntansi 2012 A yang luar biasa, Gusrya, Marta, Seprizah, Feni, Fella,
Lovita, Yulistia, Khosi, Lioni, Nidya, Desy, Nivira, Naeyza, Melasari, Ruri, Despa, Putri, Makrina,
Maria.
Seluruh Abang Ayuk Adek Keluarga besar Himasi.
Serta, untuk semua yang telah memberikan dukungan baik secara langsung dan tidak langsung
dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
viii
PENGARUH DUKUNGAN ATASAN, PELATIHAN, DAN KUALITAS
SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KEGUNAAN SISTEM
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Oleh :
Ryan Mahendra1)
Dr. Fadli, SE, Msi, Ak, CA2)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk
membuktikan apakah ada pengaruh Dukungan Atasan, Pelatihan dan Kualitas
Sumber Daya Manusia terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.
Teknik pengambilan sampel mengunakan puposive sampling, responden pada
penelitian ini merupakan para pegawai/ staf bagian keuangan yang telah
memenuhi kriteria purposive sampling pada SKPD di Pemerintahan Provinsi
Bengkulu.
Jenis data yang digunakan adalah data primer, data penelitian diolah
menggunakan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa dukungan atasan bepengaruh terhadap kegunaan
sistem akuntansi keuangan daerah, sedangkan pelatihan dan kualitas sumber daya
manusia tidak berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
Kata kunci: Dukungan Atasan, Pelatihan, Kualitas Sumber Daya Manusia, dan
Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.
1) Calon Sarjana
2) Dosen Pembimbing
ix
THE INFLUENCE OF TOPS SUPPORT, TRAINING, AND QUALITY
HUMAN RESOURCES TO USEFULNESS OF REGIONAL FINANCIAL
ACCOUNTING SYSTEM
By :
Ryan Mahendra1)
Dr. Fadli, SE, Msi, Ak, CA2)
ABSTRACT
This research is using quantitative study aimed to prove the influence of
tops support, training, and quality of human resources to the usefulness of
regional financial accounting system. The sampling technique using purposive
sampling, respondents in this study are civil servants or staff finance sub-section
which has the purposive sampling criteria and work at SKPD local government of
Bengkulu Province.
Type of data used is primary data. Proccessing data in this study using
simple linier regression with SPSS program. The results indicate that tops support
has positive effects to the usefulness of regional financial accounting system,
meanwhile training and quality human resources has no effect to the usefulness of
regional finacial system.
Keywords : Tops Support, Training, Quality Human Resources, and usefulness of
Regional Financial System.
1) Student
2) Supervisor
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Dukungan Atasan, Pelatihan dan Kualitas Sumber Daya Manusia
terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah” dapat terselesaikan
dengan baik. Semoga kesejahteraan tercurah bagi Rasul-Nya, Muhammad SAW,
sang pemimpin umat manusia. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak memberikan bantuan dalam proses penulisan
skripsi ini terutama kepada:
1. Bapak Dr. Fadli, SE., M.Si,. Ak, CA selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, koreksi dan masukkan
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Dewan Penguji, Bapak Dr. Husaini, SE., M.Si., Ak, CA, Nila Aprila
SE.,M.Si.,Ak, CA, dan Ibu Isma Coryanata, SE., M.Si., Ak, CA, yang
telah banyak memberikan bimbingan, saran, koreksi, dalam peneyelesaian
skripsi ini.
3. Bapak Fadli, SE., M.Si,. Ak, selaku ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.
xi
4. Bapak Darman Usman, SE., MM., CPA selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam
menjalankan proses belajar di Jurusan Akuntansi Universitas Bengkulu.
5. Bapak Prof. Lizar Alfansi, SE, MBA, Ph.D selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu.
6. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, SE., M.Sc., Ak, selaku Rektor Universitas
Bengkulu.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya Jurusan Akuntansi
atas bimbingan dan pengajaran yang diberikan dalam masa studi penulis.
8. Pihak-pihak yang telah memberikan andil terhadap penyelesaian skripsi
yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini sepenuhnya penyusunan skripsi ini
jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkan perbaikan-perbaikan dimasa
akan datang agar skripsi ini dapat lebih baik lagi, dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan. Akhir kata, penulis mohon maaf
atas segala kekurangan dan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak
disengaja.
Bengkulu, Februari 2016
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
HALAMAN UCAPAN TERIMA KASIH ................................................ vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH ........................ vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
1.4.1 Manfaat Praktisi ............................................................................ 7
1.4.2 Manfaat Teoritis ............................................................................ 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 9
2.1. Landasan Teori ....................................................................................... 9
2.1.1 Tecnology Acceptance Model (TAM) .......................................... 9
2.1.2 Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ........................... 10
2.1.3 Dukungan Atasan ......................................................................... 15
2.1.4 Pelatihan ....................................................................................... 16
2.1.5 Kualitas Sumber Daya Manusia ................................................... 18
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................................... 21
2.3 Pengembangan Hipotesis ....................................................................... 27
2.3.1 Dukungan Atasan dan Kegunaan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah ....................................................... 27
2.3.2 Pelatihan dan Kegunaan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah ........................................................................ 28
2.3.3 Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kegunaan
Sistem Akuntansi Keuanga Daerah ............................................. 29
2.4 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN............................................................ 31 3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................ 31
xiii
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 31
3.2.1 Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ........................... 32
3.2.2 Dukungan Atasan .......................................................................... 33
3.2.3 Pelatihan ........................................................................................ 34
3.2.4 Kualitas Sumber Daya Manusia .................................................... 34
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................... 35
3.4 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 36
3.5 Metode Analisis Data .............................................................................. 36
3.5.1 Uji Kualitas Data ........................................................................... 36
3.5.1.1 Uji Validitas ...................................................................... 36
3.5.1.2 Uji Reliabilitas .................................................................. 37
3.5.2 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 37
3.5.2.1 Uji Normalitas .................................................................. 37
3.5.2.2 Uji Multikolonierita .......................................................... 38
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisita ....................................................... 38
3.5.3 Uji Hipotesis ................................................................................. 38
3.5.3.1 Uji F .................................................................................. 39
3.5.3.2 Uji Adjusted R2 ................................................................. 39
3.5.3.3 Uji t ................................................................................... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 41
4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 41
4.1.1 Deskrpsi Data ................................................................................ 41
2.1.2 Deskripsi Responden..................................................................... 42
4.2 Statistik Deskriptif .................................................................................. 44
4.3 Uji Kualitas Data .................................................................................... 46
4.3.1 Uji Validitas ................................................................................. 46
4.3.2 Uji Reliabilitis .............................................................................. 47
4.4 Uji Asumsi Klasik .................................................................................. 48
4.4.1 Uji Normalitas .............................................................................. 48
4.4.2 Uji Multikolinearitas .................................................................... 49
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 49
4.5 Uji Hipotesis .......................................................................................... 50
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................................... 51
4.5.2 Uji Koefisien Determinasi Disesuaikan (Adjusted R2) ................ 52
4.5.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ................ 52
4.6 Pembahasan ............................................................................................ 53
4.6.1 Pengaruh Dukungan Atasan terhadap Kegunaan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah ....................................................... 53
4.6.2 Pengaruh Pelatihan terhadap Kegunaan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah ....................................................... 54
4.6.3 Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kegunaan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ........................................... 55
BAB V PENUTUP....................................................................................... 57 5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 57
xiv
5.2 Implikasi Penelitian ................................................................................. 57
5.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 58
5.4 Saran ........................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran .................................................................. 30
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..................................................................... 23
Tabel 4.1 Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ....................... 42
Tabel 4.2 Deskripsi Responden..................................................................... 43
Tabel 4.3 Satistik Deskriptif ......................................................................... 44
Tabel 4.4 Uji Validitas .................................................................................. 46
Tabel 4.5 Uji Reliabilitas .............................................................................. 47
Tabel 4.6 Uji Normalitas ............................................................................... 48
Tabel 4.7 Uji Multikolinearita....................................................................... 49
Tabel 4.8 Uji Heteroskedastisita ................................................................... 50
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi ................................................................... 51
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Daftar Nama-nama SKPD Provinsi Bengkulu
Lampiran 3 : Output Jawaban Responden
Lampiran 4 : Hasil Analisis Data
Lampiran 5 : Surat-surat Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otonomi daerah merupakan bagian dari demokrasi dalam menciptakan
sebuah sistem yang powershare pada setiap level pemerintahan serta menuntut
kemandirian sistem manajemen daerah. Dengan adanya otonomi daerah
pengelolaan keuangan sepenuhnya berada ditangan pemerintah daerah. Sejalan
dengan pelaksanaan otonomi daerah, sistem pengelolaan keuangan daerah yang
baik difokuskan untuk mengelola dana secara desentralisasi dengan transparan,
efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat luas.
Adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan
daerah memberikan kewenangan yang cukup besar bagi daerah untuk mengelola
sumber daya yang dimiliki. Akan tetapi selain mempunyai kewenangan,
pemerintah daerah juga mempunyai kewajiban untuk melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber dayanya tersebut. Oleh karena itu
sistem akuntansi menjadi tuntutan sekaligus kebutuhan bagi setiap pemerintah
daerah untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang handal. Permendagri
No. 21 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, menyatakan
bahwa sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah meliputi serangkaian
prosedur mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai
dengan pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer.
2
Akuntansi keuangan daerah merupakan bidang dari akuntansi sektor
publik, dimana pemerintah daerah dapat menyediakan informansi keuangan yang
akurat, relevan, dapat dipercaya, sehingga dapat dituntut untuk dapat memiliki
sistem informasi yang andal. Dalam rangka menetapkan otonomi daerah dan
desentralisasi, pemerintah daerah hendaknya sudah mulai memikirkan investasi
untuk pengembangan sistem akuntansi (Wahyundaru, 2001 dalam Latifah dan
Sabeni, 2007). Dengan adanya sistem akuntansi keuangan daerah ini dapat
memberikan informasi yang lebih baik. Informasi yang diperoleh dari sistem
akuntansi keuangan daerah ini juga lebih akurat, relevan, dan dapat dipercaya
sehingga dapat lebih bermanfaat.
Pada organisasi pemerintah daerah, sistem akuntansi dilaksanakan oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). SKPD selaku entitas akuntansi akan
melaksanakan sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi prosedur akuntansi
penerimaan kas, prosedur akuntansi pengeluaran kas, prosedur akuntansi aset
tetap/barang milik daerah dan prosedur akuntansi selain kas. Sehingga diharapkan
laporan keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi tuntutan masyarakat tentang
transparansi dan akuntabilitas dari lembaga sektor publik.
Namun pada saat ini kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di
pemerintahan Provinsi Bengkulu masih belum efektif, hal ini berdasarkan pada
laporan hasil pemeriksaan BPK tahun 2014, untuk pengelolaan keuangan Pemda
Provinsi Bengkulu ditemukan ada 15 kejanggalan dengan temuan yang nilainya
mencapai Rp 117,875 miliar.
3
Adapun temuan pokok-pokok kelemahan dalam sistem pengendalian
intern atas Laporan keuangan Pemda Provinsi Bengkulu yakni pengendalian
internal atas pengelolaan persediaan kurang memadai. Selain itu terdapat potensi
kurang saji atas nilai piutang dalam laporan keuangan Pemda Provinsi Bengkulu
dan juga terdapat kesalahan penganggaran belanja senilai Rp 5,569 miliar.
Selain itu ada juga temuan pengelolaan keuangan Politeknik Kesehatan
Provinsi Bengkulu tidak melalui mekanisme APBD dan Pengelolaan dan
penyajian aset belum sepenuhnya sesuai pedoman pengelolaan Barang Milik
Daerah (BMD). (www.harianrakyatbengkulu.com).
Kejanggalan atau temuan-temuan sepeti yang dilaporkan oleh BPK
seharusnya dapat diminimalisir dengan cara meningkatkan kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah. Peningkatkan kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah (SAKD) ini sangat penting dilakukan untuk mendukung kinerja
pemerintah daerah. Maka perlu adanya faktor yang mendukung seperti adanya
dukungan atasan, pelatihan, dan kualitas sumber daya manusia untuk dapat
meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah tersebut dalam
memenuhi tuntutan masyarakat tentang transparan dan akuntabilitas lembaga
sektor publik. Penerapan SAKD merupakan bagian dari tujuan organisasi
pemerintah daerah untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah yang
berkualitas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD.
Apabila kualitas sumber daya manusia yang melaksanakan sistem
akuntansi keuangan daerah ini kurang baik dan minimnya pelatihan yang
diadakan beserta kurangnya dukungan secara aktif dari atasan, maka penerapan
4
sistem akuntansi keuangan daerah tidak akan memberikan hasil yang baik.
Penerapan dari kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah merupakan bagian
dari tujuan organisasi pemerintah daerah untuk menghasilkan laporan keuangan
pemerintah daerah yang berkualitas, untuk dapat menghasilkan laporan keuangan
pemerintah daerah yang berkualitas juga dibutuhkannya Sumber Daya Manusia
(SDM) yang baik dan berkualitas. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu
organisasi merupakan aset yang berharga bagi organisasi itu sendiri, keberhasilan
suatu organisasi ditentukan dari kualitas orang-orang atau sumber daya manusia
yang berada di dalamnya.
Selain dengan adanya kualitas sumber daya manusia yang memadai,
pelatihan juga sangat diperlukan. Dengan adanya pelatihan-pelatihan dapat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar dapat meningkatkan
kinerja pegawai, dengan adanya pelatihan maka para pegawai bisa menerapkan
sistem akuntansi keuangan daerah dan dapat menghasilkan laporan keuangan
pemerintah daerah yang berkualitas.
Dukungan dari atasan juga sangat penting dalam kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah ini, dimana atasan dapat memberikan dukungan
berupa motivasi dan contoh sikap yang baik maka pegawai bisa bekerja dengan
baik sehingga menyebabkan kinerja pegawai meningkat dan dapat menghasilkan
laporan keuangan yang berkualitas. Dukungan atasan memiliki berpengaruh
terhadap peningkatan kegunaan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, jika
di suatu instansi pemerintahan tidak adanya dukungan atasan maka sistem yang
5
akan dikembangkan tidak akan sesuai dengan rencana instansi dan dengan
demikian tujuan instansi pemerintahan tidak akan tercapai (Carolina, 2013).
Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mranani dan
Lestiorini (2011) yang berhasil membuktikan bahwa faktor organisasional yaitu
dukungan atasan dan pelatihan berpengaruh positif terhadap kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah. Penelitian Nurlaela dan Rahmawati (2010) juga
berhasil membuktikan bahwa dukungan atasan berpengaruh untuk meningkatkan
kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, begitu juga dengan penelitian yang
dilakukan Yati (2014) dukungan atasan berpengaruh signifikan terhadap kegunaan
sistem informasi keuangan daerah. Penelitian yang dilakukan Fatimah (2013)
menunjukkan bahwa pelatihan berpengaruh signifikan positif terhadap Efektivitas
SIAKD. Roviyantie (2011) berhasil menunjukan bahwa sumber daya manusia
berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi keuangan daerah.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nurlaela dan Rahmawati
(2010) yang meneliti mengenai faktor keperilakuan organisasi seperti: Pelatihan,
kejelasan tujuan, dan dukungan atasan terhadap kegunaan sistem akuntansi
keuangan di SUBOSUKAWONOSRATEN dengan menggunakan konflik kognitif
dan konflik afektif sebagai variabel intervening. Penelitian ini memiliki beberapa
perbedaan dari penelitian sebelumnya, dimana objek dan lingkungan yang
berbeda mungkinkan akan menunjukan hasil yang berbeda pula, penelitian ini
melihat pengaruh dukungan atasan dan pelatihan secara langsung terhadap
kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, sedangkan pada penelitian
sebelumnya melihat pengaruh secara tidak langsung dengan menggunakan
6
variabel intervening, penelitian ini juga mengganti variabel kejelasan tujuan
dengan variabel kualitas sumber daya manusia.
Berdasarkan uraian di atas dalam latar belakang, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada
SKPD di Pemerintah Provinsi Bengkulu, dengan judul “Pengaruh Dukungan
Atasan, Pelatihan dan Kualitas Sumber Daya Manusia Terhadap Kegunaan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka ada beberapa permasalahan yang
dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini, yaitu :
1. Apakah Dukungan Atasan berpengaruh positif terhadap Kegunaan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) ?
2. Apakah Pelatihan berpengaruh terhadap positif Kegunaan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) ?
3. Apakah Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) berpengaruh positif
terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk membuktikan Dukungan Atasan berpengaruh positif terhadap
Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.
7
2. Untuk membuktikan Pelatihan berpengaruh positif terhadap Kegunaan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.
3. Untuk membuktikan Kualitas SDM berpengaruh positif terhadap
Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini, manfaat yang diharapkan dari hasil
penelitian ini adalah :
1.4.1 Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pemerintah daerah untuk dapat lebih meningkatkan kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah.
1.4.2 Manfaat Teoritis
Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi, informasi, dan
masukan untuk penelitian selanjutnya dan memperkaya literatur mengenai
“pengaruh dukungan atasan, pelatihan, dan kualitas sumber daya manusia
terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah”.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini hanya akan difokuskan pada pengaruh faktor dukungan
atasan, pelatihan dan kualitas sumber daya manusia terhadap Kegunaan Sistem
8
Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Pemerintah Provinsi Bengkulu.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Tecnology Acceptance Model (TAM)
Technology Acceptance Model (TAM) merupakan suatu model penerimaan
sistem teknologi informasi yang digunakan oleh pemakai, TAM dikembangkan
oleh Davis, et al (1989) berdasarkan model Theory of Reasoned Action (TRA).
Model TRA dapat diterapkan karena keputusan yang dilakukan oleh individu
untuk menerima suatu teknologi sistem informasi merupakan tindakan sadar yang
dapat dijelaskan dan diprediksi oleh niat perilakunya. TAM menambahkan dua
konstruk utama kedalam TRA, dua konstruk utama ini adalah persepsi kegunaan
(perceived usefulness) dan persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of
use). TAM berargumentasi bahwa penerimaan individual terhadap sistem
teknologi informasi ditentukan oleh dua konstruk tersebut (Jogiyanto, 2007 dalam
Prasetya, 2014).
Persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan kemudahan penggunaan
(perceived ease of use) keduanya mempunyai pengaruh ke niat perilaku
(behavioral intention). Pemakai teknologi akan mempunyai niat menggunakan
teknologi jika merasa sistem teknologi bermanfaat dan mudah digunakan.
Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) memengaruhi persepsi
kegunaan (perceived usefulness). Pemakai sistem akan menggunakan sistem jika
merasa sistem tersebut mudah digunakan (Jogiyanto, 2007 dalam Prasetya, 2014).
10
Konstruk pertama Technology Acceptance Model (TAM) adalah persepsi
kegunaan (perceived usefulness), persepsi kegunaan didefinisikan sebagai sejauh
mana seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan
kinerja pekerjaannya. Berdasarkan definisinya, diketahui bahwa persepsi
kegunaan merupakan suatu kepercayaan (benefit) tentang proses pengambilan
keputusan. Dengan demikian jika seseorang merasa percaya bahwa sistem
informasi berguna maka dia akan menggunakannya, sebaiknya jika seseorang
merasa percaya bahwa sistem informasi kurang berguna maka dia tidak akan
menggunakannya (Jogiyanto, 2007 dalam Prasetya, 2014).
Konstruk kedua TAM adalah persepsi kemudahan penggunaan (perceived
ease of use), persepsi kemudahan penggunaan didefinisikan sebagai sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi dari usaha. Berdasarkan
definisinya, diketahui bahwa konstruk persepsi kemudahan penggunaan ini juga
merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan keputusan. Jika
seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi mudah digunakan maka dia
akan menggunakannya, sebaliknya jika seseorang merasa percaya bahwa sistem
informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak akan menggunakannya
(Jogiyanto, 2007 dalam Prasetya, 2014).
2.1.2 Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Akuntansi adalah proses identifikasi, pengukuran, penjabaran,
mengkomunikasian, dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Akuntansi juga
dikenal sebagai suatu sistem. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri dari
11
berbagai subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu
tujuan yang tertentu, sistem juga dapat diartikan sebagai suatu kerangka dari
prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu
skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan atau fungsi utama
dari suatu organisasi.
Akuntansi keuangan daerah mempunyai dua pengertian, yang pertama
mengacu pada kegiatan administrasi atau pengurusan keuangan daerah, sehingga
akuntansi keuangan daerah lebih di artikan sebagai tata usaha keuangan.
Pengertian kedua mengacu pada kegiatan penyediaan informasi dalam bentuk
laporan keuangan bagi pihak eksternal dari pemerintah daerah.
Menurut Halim (2004) Akuntansi Keuangan Daerah adalah proses
pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi
(keuangan) dari entitas pemerintah daerah (kabupaten, kota, provinsi) yang
dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi yang
diperlukan oleh pihak-pihak ekstrenal entitas pemerintah daerah. Pihak-pihak
eksternal entitas yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi
keuangan daerah antara lain DPRD, BPK, investor, kreditur, dan donatur, analisis
ekonomi dan pemerhati pemda, rakyat, pemda lain, dan pemerintah pusat, yang
seluruhnya berada dalam lingkungan akuntansi keuangan daerah.
Menurut Nordiawan (2006) sistem akuntansi keuangan daerah adalah
serangkaian prosedur yang saling berhubungan satu sama lain, yang digunakan
sesuai dengan skema menyeluruh yang ditunjukan untuk dapat menghasilkan
informasi dalam bentuk laporan keuangan yang akan digunakan pihak intern dan
12
ekstern pemerintah daerah untuk mengambil keputusan ekonomi. Sistem
akuntansi keuangan daerah sebagai suatu serangkaian prosedur mulai dari proses
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan keuangan
dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan
secara manual atau menggunakan aplikasi komputer (Nordiawan, 2008).
Ulum (2004) sistem akuntansi keuangan daerah merupakan suatu sistem
yang bertujuan untuk memenuhi kewajiban pemerintah daerah dalam menyusun
laporan pertanggungjawaban keuangan daerah yang bersangkutan. Suatu sistem
mengelola input menjadi output, input sistem akuntansi adalah bukti-bukti
transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir sedangkan outputnya adalah
laporan keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah meliputi serangkaian
proses ataupun prosedur, yang dimulai dari pencatatan, penggolongan, dan
peringkasan transaksi atau kejadian keuangan serta laporan keuangan dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaa anggaran pendapatan belanja daerah
(Nurlaela dan Rahmawati , 2010).
Sistem akuntansi keuangan daerah memiliki contoh input berupa bukti
memorial, surat tanda setoran, dan surat perintah pencairan dana, proses sistem
akuntansi keuangan daerah dilakukan dengan menggunakan catatan seperti jurnal
umum, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas, buku besar, dan buku besar
pembantu. Sedangkan output sistem akuntansi keuangan daerah berupa laporan
keuangan yang meliputi laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, dan
catatan atas laporan keuangan (Halim, 2007). Selanjutnya menurut Halim (2002),
implementasi sistem akuntansi di daerah bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
13
1) Untuk kebutuhan pemerintah daerah itu sendiri
2) Untuk kebutuhan pemerintah yang lebih tinggi
3) Untuk kepentingan msyarakat umum
Sistem akuntansi sangat diperlukan untuk menjamin konsistensi dalam
pelaporan keuangan dan dapat dijadikan pedoman dalam menyajikan informasi
yang diperlukan berbagai pihak untuk berbagai kepentingan (general purposes
financial statements), karena sistem akuntansi memberikan landasan tentang
prosedur, teknik, dan metode yang layak untuk merekam segala peristiwa penting
kegiatan pemerintah. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan
keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pengguna laporan (Hendriksen 2005, dalam Nurlaela dan Rahmawati, 2010).
Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) merupakan bagian
dari tujuan organisasi pemerintah daerah untuk menghasilkan laporan keuangan
pemerintah daerah yang berkualitas. Menurut Mardiasmo (2004), SAKD dapat
menghasilkan laporan keuangan yang relevan, handal, dan dapat dipercaya.
Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah yang lemah menyebabkan
pengendalian intern lemah dan akhirnya laporan keuangan yang dihasilkan juga
kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan.
Kegunaan dari akuntansi keuangan daerah bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan yang tertuang di dalam laporan keuangan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat yang merupakan perwujudan dari
transparansi dan berguna untuk kepentingan pihak eksternal dalam rangka
pengambilan keputusan.
14
Pemanfataan sistem informasi akuntansi keuangan daerah adalah
penerapan sistem informasi akuntansi tersebut oleh masing-masing SKPD dalam
proses penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Kegunaan Sistem
Informasi Akuntansi juga akan menambah manfaat nilai kualitas laporan
keuangan dengan cara (Prahastayudha, 2013) :
1) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat
melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
2) Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang
dihasilkan.
3) Meningkatkan efisiensi.
4) Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan.
5) Meningkatkan sharingknowledge.
6) Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan.
Kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah ini diharapkan dapat
memenuhi tuntutan dari masyarakat tentang transparansi dan akuntabilitas dari
lembaga sektor publik. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dapat berguna untuk
mengelola dana secara transparan, ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel.
Menurut Nurlaela (2010) kegunaan dari sistem akuntansi keuangan daerah
dapat diukur dengan:
1) Validity, informasi yang dihasilkan dalam sistem akuntansi yang digunakan
memiliki kandungan akurasi yang tinggi.
15
2) Reliability, informasi yang dihasilkan dalam sistem informasi adalah
informasi yang dapat dipercaya.
3) Efisien, melalui sistem informasi yang digunakan anggota organisasi dapat
menghemat penggunaan biaya.
4) Efektif, melalui sistem informasi yang digunakan anggota organisasi dapat
memanfaatkan waktu secara optimal.
2.1.3 Dukungan Atasan
Dukungan atasan diartikan sebagai keterlibatan manajer dalam
menyediakan sumber daya yang diperlukan, selain itu dapat diartikan juga sebagai
bantuan yang diberikan oleh pimpinan yang lebih tinggi kepada bawahan untuk
mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, dukungan atasan dapat
memberikan hasil positif untuk pegawai (Latifah dan Sabeni, 2007). Menurut
Nasution (1994) dalam Latifah dan Sabeni (2007) dukungan atasan dapat
diartikan sebagai keterlibatan atasan dalam kemajuan organisasi atau instansi dan
menyediakan sumber daya yang diperlukan. Atasan dapat fokus terhadap sumber
daya yang diperlukan, tujuan dan inisiatif strategi yang direncanakan apabila
atasan mendukung sepenuhnya dalam implementasi.
Dukungan atasan sangat penting dalam meningkatkan kegunaan dari
penerapan suatu sistem, terutama dalam situasi inovasi dikarenakan adanya
kekuasaan atasan terkait sumber daya yang diperlukan, tujuan dan inisiatif strategi
yang direncanakan apabila atasan mendukung sepenuhnya dalam penerapan
sistem baru. Dukungan atasan memiliki pengaruh yang positif terhadap
16
peningkatan kegunaan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, jika di suatu
instansi pemerintahan tidak adanya dukungan atasan maka sistem yang akan
dikembangkan tidak akan sesuai dengan rencana instansi dan dengan demikian
tujuan instansi pemerintahan tidak akan tercapai (Carolina, 2013).
Dukungan manajemen puncak/atasan merupakan faktor penting dalam
menentukan efektifitas penerapan sistem informasi dalam organisasi. Dengan
adanya keterlibatan atasan dalam kemajuan organisasi dan menyediakan sumber
daya yang diperlukan maka akan dapat menentukan keberhasilan penerapan suatu
sistem. Jika suatu oganisasi dalam penerapan sistem tidak adanya dukungan
atasan maka tujuan tersebut tidak akan tercapai (Ikhsan, 2005).
Menurut Nurlaela dan rahmawati (2010) untuk mengukur dukungan dari
atasan yaitu sebagai berikut:
1) Partisipasi atasan dalam bekerja, merupakan tindakan nyata dari atasan yang
ikut bekerja bersama sama anggota organisasi lainnya.
2) Motivator yaitu mendorong bawahannya untuk dapat mencapai sasaran yang
telah disepakati.
3) Reward yaitu penghargaan yang diberikan atasan ketika bawahannya dapat
mencapai sasaran atau target yang direncanakan.
2.1.4 Pelatihan
Menurut Fatimah (2013) Pelatihan adalah kegiatan dari manajemen
sumber daya manusia yang bertujuan meningkatkan prestasi kerja pegawai sesuai
dengan kebutuhan organisasi dan individu. Secara umum tujuan suatu pelatihan
17
diarahkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan serta untuk
menjembatani kesenjangan antara pengetahuan, keterampilan serta sikap pegawai
yang ada dan diharapkan baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan
datang disesuaikan dengan kebutuhan individu maupun kebutuhan organisasi.
Menurut Veithzal (2009) dalam Yulianty (2013) pelatihan adalah proses
yang sistematis mengubah tingkah laku pegawai untuk mencapai tujuan
organisasi, pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai untuk
melaksanakan pekerjaan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat ini dan
membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar
berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Zahro (2012) pelatihan adalah suatu proses belajar
mengenai sebuah wacana pengetahuan dan keterampilan yang ditujukan
untuk penerapan hasil belajar yang sesuai dengan tuntutan
tertentu. Pelatihan merupakan proses keterampilan kerja timbal
balik yang bersifat membantu, oleh karena itu dalam pelatihan
seharusnya diciptakan suatu lingkungan dimana para karyawan dapat
memperoleh atau mempelajari sikap kemampuan, keahlian, pengetahuan
dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan,
sehingga dapat mendorong mereka untuk dapat bekerja lebih baik.
Shield (1995) dalam Latifah dan Sabeni (2007) berpendapat bahwa
pelatihan dalam desain, implementasi dan penggunaan suatu inovasi seperti
adanya sistem baru memberikan kesempatan bagi organisasi untuk dapat
18
mengartikulasi hubungan antara implementasi sistem baru tersebut dengan tujuan
organisasi serta menyediakan suatu sarana bagi pengguna untuk dapat mengerti,
menerima dan merasa nyaman dari perasaan tertekan atau perasaan khawatir
dalam proses implementasi.
Menurut Fatimah (2013) untuk mencapai program pelatihan, maka yang
harus diperhatikan adalah:
1) Mempunyai sasaran yang jelas dan memakai tolak ukur terhadap hasil yang
dicapai.
2) Diberikan oleh tenaga pengajar yang mampu menyampaikan ilmunya serta
mampu memotivasi peserta pelatihan.
3) Materi disampaikan secara mendalam sehingga mampu merubah sikap dan
meningkatkan prestasi karyawan.
4) Menggunakan metode-metode yang tepat guna, misalnya diskusi untuk satu
sasaran tertentu.
5) Materi sesuai dengan latar belakang teknis, permasalahan dan daya tangkap
peserta.
6) Meningkatkan keterlibatan aktif peserta sehingga mereka bukan sebagai
pendengar saja.
7) Disertai dengan metode penilaian sejauh mana sasaran program pelatihan
dapat tercapai.
2.1.5 Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
19
Sumber Daya Manusia adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam
sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahan. Dengan adanya Sumber Daya
(SDM) yang baik maka hasil yang didapat akan baik pula, jadi Sumber Daya
Manusia (SDM) merupakan sebuah kunci yang penting dalam menentukan
perkembangan sebuah instansi. Kinerja Sumber Daya Manusia adalah
kemampuan seseorang atau individu suatu organisasi (kelembagaan) untuk
melaksanakan fungsi-fungsinya untuk mencapai tujuannya secara baik. Sumber
Daya Manusia (SDM) merupakan sebuah potensi yang terdapat dalam diri
manusia, di mana manusia sebagai makhluk sosial mampu untuk mengeluarkan
atau mengelola seluruh potensi yang terkandung atau terdapat di dalam dirinya
sehingga dapat tercapainya kesejahteraan.
Sumber daya manusia adalah semua orang yang tergabung dalam suatu
organisasi dengan peran dan sumbangannya masing-masing mempengaruhi
tercapainya tujuan-tujuan organisasi. Sumber daya manusia harus baik, sumber
daya manusia yang baik akan menunjukkan kapasitas sumber daya manusia yang
baik (Irawan, 2000). Menurut Susilo (2002) sumber daya manusia adalah pilar
penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam mewujudkan visi
dan misi serta tujuannya.
Sumarsono (2003) Sumber Daya Manusia atau human recources
mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat
diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas
usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan
barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu
20
bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti
mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa
kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau
masyarakat.
Menurut Tjiptoherijanto (2001) dalam Alimbudiono dan Fidelis (2004),
untuk menilai kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan
suatu fungsi, termasuk akuntansi, dapat dilihat dari level of responsibility dan
kompetensi sumberdaya tersebut. Tanggung jawab dapat dilihat dari atau tertuang
dalam deskripsi jabatan. Deskripsi jabatan merupakan dasar untuk melaksanakan
tugas dengan baik. Tanpa adanya deskripsi jabatan yang jelas, sumber-daya
tersebut tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Sedangkan kompetensi
dapat dilihat dari latar belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan yang pernah
diikuti, dan dari keterampilan yang dinyatakan dalam pelaksanaan tugas. Kualitas
sumber daya manusia adalah kemampuan sumber daya manusia untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan bekal
pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai (Kharis, 2010 dalam
Arfianti, 2011).
Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, SKPD harus memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas, yang didukung dengan latar belakang
pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai
pengalaman di bidang keuangan. Sehingga untuk menerapkan sistem akuntansi,
sumber daya manusia yang berkualitas tersebut akan mampu memahami logika
akuntansi dengan baik (Warsito, 2008).
21
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakannya
tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang terkait dengan pengaruh dukungan atasan, pelatihan, dan
kompetensi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah telah banyak
dilakukan. Latifah dan Sabeni (2007) menguji faktor keperilakuan organisasi
dalam implementasi sistem akuntansi keuangan daerah, dan hasilnya
membuktikan pengaruh dukungan atasan meningkatkan kegunaan SAKD
sedangkan faktor keperilakuan organisasi yang lain, yaitu pelatihan dan kejelasan
tujuan tidak terbukti memiliki pengaruh terhadap kegunaan SAKD.
Nurlaela dan Rahmawati (2010) menguji pengaruh faktor keperilakuan
organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di
Subosukawonosraten, hasilnya pengaruh pelatihan dan kejelasan tujuan terhadap
kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah tidak berhasil dibuktikan, konflik
kognitif tidak berhubungan positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah, konflik afektif berhubungan negatif terhadap kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah, hanya dukungan atasan yang berpengaruh positif untuk
meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
22
Penelitian yang dilakukan Mranani dan Lestiorini (2011) menguji
pengaruh faktor keperilakuan organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah yaitu dukungan atasan, kejelasan tujuan, dan pelatihan tidak
berpengaruh positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah dengan
dimediasi oleh konflik kognitif, sedangkan apabila konflik afektif sebagai variabel
intervening tidak berhasil membuktikan pengaruh dukungan atasan, pelatihan, dan
kejelasan tujuan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
Penelitian yang dilakukan Roviyantie (2011) menguji pengaruh
kompetensi sumber daya manusia dan penerapan sistem akuntansi keuangan
daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah, hasil penelitian ini menunjukan
bahwa Kompetensi SDM berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi
keuangan daerah.
Penelitian yang dilakukan Ariesta (2013) menguji pengaruh kualitas
sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi, dan pengendalian intern akuntansi
terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah, menunjukan
bahwa kualitas sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah.
Carolina (2013) menguji pengaruh kejelasan tujuan dan dukungan atasan
terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, hasilnya membuktikan
kejelasan tujuan berpengaruh signifikan positif terhadap kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah, sedangkan dukungan atasan tidak berpengaruh
signifikan positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuagan daerah.
23
Penelitian yang dilakukan Fatimah (2013) menguji pengaruh pelatihan,
dukungan manajemen puncak dan kejelasan tujuan terhadap efektivitas sistem
informasi akuntansi keuangan daerah, hasilnya membuktikan pelatihan
berpengaruh signifikan positif terhadap Efektivitas SIAKD, dukungan manajemen
puncak berpengaruh signifikan positif terhadap Efektivitas SIAKD dan kejelasan
tujuan berpengaruh signifikan positif terhadap Efektivitas Sistem Informasi
Akuntansi Keuangan.
Yati (2014) menguji pengaruh faktor keperilakuan organisasi pada
implementasi sistem informasi keuangan daerah, hasilnya membuktikan bahwa
faktor organisasi seperti kejelasan tujuan, pelatihan, dan dukungan atasan
berpengaruh signifikan terhadap kegunaan SIKD. Ringkasan peneitian terdahulu
dapat dilihat pada tabel berikut ini 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti/
Tahun Variabel
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Data/Sampel
Teknik
Analisis
1. Latifah
dan
Sabeni/
2007
Pelatihan,
Kejelasan
Tujuan,
Dukungan
Atasan, Sistem
Akuntansi
Keuangan
Daerah.Konflik
Kognitif,
Konflik Afektif
Data dikumpulkan
dengan cara
menyebarkan
kuesioner kepada
PNS dibagian
keuangan Kantor
Sekertaris Daerah dan
Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah di
Pemerintah
Kabupaten dan
Pemerintah kota di
Jawa Tengah dan
Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jumlah
responden yang
mengembalikan
kuesioner sebanyai
157 orang.
Teknik
analisis yang
digunakan
adalah Path
Analysis atau
analisis jalur
Dukungan atasan
berpengaruh
postif terhadap
kegunaan
SIAKD,
Pelatihan dan
kejelasan tujuan
berpengaruh
negatif terhadap
kegunaan
SIAKD, Konflik
kognitif dan
konflik afektif
berpengaruh
negatif terhadap
kegunaan SIAKD
24
No. Peneliti/
Tahun Variabel
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Data/Sampel
Teknik
Analisis
2. Nurlaela
dan
Rahmaw
ati/ 2010
Pelatihan,
Kejelasan
Tujuan,
Dukungan
Atasan, Sistem
Akuntansi
Keuangan
Daerah.Konflik
Kognitif,
Konflik Afektif
Data dikumpulkan
dengan cara
menyebarkan
kuesioner kepada
PNS dibagian
pengelola keuangan
Satuan Kerja
Pengelola Keuangan
Daerah (SKPD)
Penatausahaan Dinas
masing-masing Kota
dan Kabupaten di
SUBOSUKAWONO
SRATEN. Jumlah
responden yang
mengembalikan
kuesioner sebanyak
427 dan 407
kuesioner yang bisa
diolah.
Teknik
analisis yang
digunakan
adalah
Structural
Equation
Model (SEM)
Dukungan atasan
berpengaruh
positif terhadap
kegunaan
SIAKD,
Pelatihan
kejelasan tujuan
konflik kognitif
dan konflik
afektif
berpengaruh
negatif terhadap
kegunaan SIAKD
3 Mranani
dan
Lestiorin
i/ 2011
Pelatihan,
Kejelasan
Tujuan,
Dukungan
Atasan, Sistem
Akuntansi
Keuangan
Daerah.Konflik
Kognitif,
Konflik Afektif
Data dikumpulkan
dengan cara
menyebarkan
kuesioner kepada
pegawai negeri yang
bekerja pada
Pemerintah Daerah
DPPKAD Kabupaten
Magelang
Teknik
analisis yang
digunakan
adalah
Structural
Equation
Model (SEM)
Pelatihan,
kejelasan tujuan,
dan dukungan
atasan tidak
berpengaruh
positif terhadap
kegunaan SIAKD
dengan dimediasi
oleh konflik
kognitif
Pelatihan,
kejelasan tujuan,
dan dukungan
berpengaruh
negatif terhadap
kegunaan SIAKD
dengan dimediasi
oleh konflik
afektif.
Pemanfaatan
teknologi
informasi dan
konflik kognitif
berpengaruh
positif terhadap
kegunaan SIAKD
25
No. Peneliti/
Tahun Variabel
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Data/Sampel
Teknik
Analisis
4 Roviyant
ie/ 2011
Kompetensi
sumber daya
manusia, Sistem
akuntansi
keuanga daerah,
Kualitas lapoan
keuangan
daerah
Data dikumpulkan
dengan cara
menyebarkan
kuesioner, pada
subjek yang
berhubungan dengan
kompetensi SDM dan
penerapan sistem
akuntansi keuangan
daerah dalam
kaitannya dengan
kualitas laporan
keuangan daerah
yaitu terdapat 27
OPD (Organisasi
Perangkat Daerah) di
Lingkungan
Pemerintah
Kabupaten
Tasikmalaya
Teknik
analisis yang
digunakan
adalah Path
Analysis atau
analisis jalur
Kompetensi SDM
berpengaruh
terhadap
penerapan sistem
akuntansi
keuangan daerah
5 Ariesta/2
013
Kualitas SDM,
Pemanfaatan
teknologi
informasi,
Pengendalian
intern akuntansi
Informasi
pelaporan
keuangan
pemerinta
Data dikumpulkan
dengan cara
menyebarkan
kuesioner kepada
bagian akuntansi/
penatausahaan
keuangan pada SKPD
di Kabupaten
Pasaman Barat yang
berjumlah 38 SKPD
Teknik
analisis data
dengan
menggunakan
regresi
berganda
dengan uji t
Kualitas SDM
berpengaruh
signifikan
terhadap
keterandalan
pelaporan
keuangan
pemerintah
daerah,
Pengendalian
intern akuntansi
berpengaruh
signifikan
terhadap
keterandalan
pelaporan
keuangan,
Pemanfatan
teknologi
informasi
berpengaruh
signifikan
terhadap
ketepatwaktuan
pelaporan
keuangan
pemerintah
daerah
26
No. Peneliti/
Tahun Variabel
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Data/Sampel
Teknik
Analisis
6 Carolina/
2013
Kejelasan
tujuan,
Dukungan
atasan, Sistem
akuntansi
keuangan
daerah
Data dikumpulkan
dengan cara
menyebarkan
kuesioner kepada
kepala sub bagian
keuangan, bendahara
pengeluaran,
pembantu bendahara,
bagian verifikasi, dan
pemegang barang
pada dinas di
Pemerintah Kota
Padang
Teknik
analisis data
dengan
menggunakan
regresi
berganda
dengan uji t
Kejelasan Tujuan
berpengaruh
signifikan positif
terhadap
Kegunaan SAKD
,Dukungan
Atasan tidak
berpengaruh
signifikan positif
terhadap
Kegunaan SAKD
7 Fatimah/
2013
Pelatihan,
Dukungan
manajemen
puncak,
Kejelasan
tujuan, Sistem
informasi
akuntansi
keuangan
daerah
Data dikumpulkan
dengan cara
menyebarkan
kuesioner kepada
pegawai bagian
akuntansi di Dinas
Pengelolaan
Keuangan dan Aset
Daerah (DPKAD)
Kota yang ada di
Sumatera Barat
Teknik
analisis yang
digunakan
adalah analisis
regresi
berganda
Pelatihan,
dukungan
manajemen
puncak, dan
kejelasan tujuan
berpengaruh
signifikan positif
terhadap
efektivitas sistem
informasi
akuntansi
keuangan daerah.
8 Yati/
2014
Kejelasan
tujuan,
Pelatihan,
Dukungan
atasan, Sistem
informasi
keuangan
daerah
Data dikumpulkan
dengan cara
menyebarkan
kuesioner kepada
Pegawai Pemerintah
dibidang pengelolaan
keuangan di
pemerintah daerah
Kabupaten
Karanganyar
Teknik
analisis yang
digunakan
adalah analisis
regresi
berganda
Kejelasan tujuan,
pelatihan, dan
dukungan atasan
berpengaruh
signifikan
terhadap
kegunaan sistem
informasi
keuangan daerah.
Penelitian ini termotivasi dari penelitian Nurlaela dan Rahmawati (2010)
yang menguji pengaruh dukungan atasan, kejelasan tujuan, dukungan atasan
terhadap kegunaan SAKD dengan konflik kognotif dan konflik afektif sebagai
variabel intervening, namun pada penelitian ini menggunakan variabel dukungan
atasan, pelatihan dan mengganti variabel kejelasan tujuan dengan variabel kualitas
sumber daya manusia dan juga tidak menggunakan variabel intervening. Teknik
27
analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik analisis berganda
berbeda dengan Latifah dan Sabeni (2007) yang menggunakn teknik path analysis
(nalisis jalur), dan juga Nurlaela dan Rahmawati (2010) yang menggunakan SEM.
Perbedaan selanjutnya terletak pada penelitian responden. Responden yang
digunakan pada penelitian ini adalah PNS di SKPD Pemprov Bengkulu
sedangkan penelitian Nurlaela dan Rahmawati (2010) yang dijadikan responden
adalah adalah PNS di Subosukawonosraten, sedangkan Fatimah (2013)
menggunakan sampel di DPKAD Kota di Sumbar.
2.3 Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Dukungan Atasan dan Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah
Dukungan atasan merupakan faktor yang penting dalam menentukan suatu
kegiatan, jika sebuah instansi pemerintah tidak ada dukungan atasan maka sistem
yang akan dikembangkan tidak akan sesuai dengan rencana instansi dan dengan
demikian tujuan instansi pemerintahan tidak akan tercapai. Dengan adanya
dukungan dari atasan, kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah dapat
dijalankan dengan baik sehingga dapat menghasilkan hasil yang baik pula.
Menurut Nasution (1994) dalam Latifah dan Sabeni (2007) dukungan
atasan dapat diartikan sebagai keterlibatan atasan dalam kemajuan organisasi atau
instansi dan menyediakan sumber daya yang diperlukan. Atasan dapat fokus
terhadap sumber daya yang diperlukan, tujuan dan inisiatif strategi yang
direncanakan apabila atasan mendukung sepenuhnya dalam implementasi.
28
Dukungan atasan memiliki pengaruh yang positif terhadap peningkatan
kegunaan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, jika di suatu instansi
pemerintahan tidak ada dukungan atasan maka sistem yang akan dikembangkan
tidak akan sesuai dengan rencana instansi dan dengan demikian tujuan instansi
pemerintahan tidak akan tercapai (Carolina, 2013).
Penelitian yang dilakukan Nurlaela dan Rahmawati (2010) dukungan
atasan berpengaruh untuk meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan Yati (2014) dukungan
atasan berpengaruh signifikan terhadap kegunaan sistem informasi keuangan
daerah.
H1 : Dukungan Atasan berpengaruh positif terhadap kegunaan SAKD
2.3.2 Pelatihan dan Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Pelatihan adalah faktor yang penting untuk berkembangnya suatu instansi,
dengan di berikannya banyak pelatihan tehadap pegawai maka dapat
meningkatkan kinerja para pegawai tersebut sehinga dapat menghasilkan sesuatu
yang berkualitas.
Pelatihan merupakan kegiatan dari manajemen sumber daya manusia yang
bertujuan meningkatkan prestasi kerja pegawai sesuai dengan kebutuhan
organisasi dan individu. Secara umum tujuan suatu pelatihan diarahkan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi serta untuk menjembatani
kesenjangan antara pengetahuan, keterampilan serta sikap pegawai yang ada dan
diharapkan baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang
29
disesuaikan dengan kebutuhan individu maupun kebutuhan perusahaan (Fatimah,
2013).
Penelitian yang dilakukan Fatimah (2013) menunjukkan bahwa pelatihan
berpengaruh signifikan positif terhadap Efektivitas SIAKD. Begitu juga penelitian
yang dilakukan Yati (2014) pelatihan berpengaruh signifikan terhadap kegunaan
sistem informasi keuangan daerah
H2 : Pelatihan berpengaruh positif terhadap kegunaan SAKD
2.3.3 Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kegunaan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah
Sumber Daya Manusia (SDM) salah satu faktor yang sangat penting dalam
sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahan. Karena sumber daya manusia
merupakan sebuah kunci yang penting dalam menentukan perkembangan sebuah
instansi, apabila sumber daya manusia yang melaksanakan SAKD ini tidak
memiliki kualitas yang baik maka akan dapat menimbulkan sebuah hambatan
dalam melaksanakan fungsi akuntansinya sehingga informasi yang dihasilkan
kurang baik.
Sumber daya manusia yang baik akan menunjukkan kapasitas sumber daya
manusia yang baik (Irawan, 2000). Sumber daya manusia adalah pilar penyangga
utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam mewujudkan visi dan misi serta
tujuannya (Susilo, 2002).
Penelitian yang dilakukan Roviyantie (2011) menunjukan bahwa sumber
daya manusia berpengaruh terhadap penerapan sistem akuntansi keuangan daerah.
30
Dengan adanya kualitas sumber daya manusia yang memadai sehingga tidak akan
adanya hambatan dalam melaksanakan tugas atau wewenangnya. Penelitian yang
dilakukan Ariesta (2013) kualitas sumber daya manusia terhadap nilai informasi
pelaporan keuangan pemerintah daerah, menunjukan bahwa kualitas sumber daya
manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterandalan pelaporan
keuangan pemerintah daerah
H3 : Kualitas SDM berpengaruh positif terhadap kegunaan SAKD
2.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan penjelasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka pada
penelitian ini akan menguji pengaruh dukungan atasan, pelatihan, dan kualitas
SDM terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Kerangka pemikiran
dalam penelitian ini digambarkan pada gambar 2.2 berikut ini :
H1
H2
H3
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran
Dukungan
Atasan
Pelatihan
Kegunaan
SAKD
Kualitas
SDM
31
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif, metode
penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif dengan tujuan menguji hipotetsis yang telah ditetapkan (Sugiyono,
2013). Penelitian ini menjelaskan pengaruh faktor dukungan atasan, pelatihan dan
kualitas sumber daya manusia terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu
variabel terikat (Dependen Variabel) dan variabel bebas (Independen Variabel) :
1. Variabel Dependen
Terdapat satu variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu Kegunaan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah.
2. Variabel Independen
Terdapat tiga variabel independen dalam penelitian ini, yaitu Dukungan
Atasan, Pelatihan, dan Kualitas Sumber Daya Manusia.
32
3.2.1 Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD) merupakan bagian
dari tujuan organisasi pemerintah daerah untuk menghasilkan laporan keuangan
pemerintah daerah yang berkualitas. Menurut Mardiasmo (2004), SAKD dapat
menghasilkan laporan keuangan yang relevan, handal, dan dapat dipercaya.
Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah yang lemah menyebabkan
pengendalian intern lemah dan akhirnya laporan keuangan yang dihasilkan juga
kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan
Kegunaan dari sistem akuntansi keuangan itu sendiri diharapkan agar
dapat memenuhi tuntutan dari masyarakat tentang transparansi dan akuntabilitas
dari lembaga sektor publik. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah dapat berguna
untuk mengelola dana secara transparan, ekonomis, efektif, efisien dan akuntabel.
Indikator yang digunakan dalam mengukur kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah adalah sebagai berikut :
1) Validity, informasi yang dihasilkan dalam sistem akuntansi yang digunakan
memiliki kandungan akurasi yang tinggi.
2) Reliability, informasi yang dihasilkan dalam sistem informasi adalah
informasi yang dapat dipercaya.
3) Efisien, melalui sistem informasi yang digunakan anggota organisasi dapat
menghemat penggunaan biaya.
4) Efektif, melalui sistem informasi yang digunakan anggota organisasi dapat
memanfaatkan waktu secara optimal.
33
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah terdiri dari 8 (delapan) butir pernyataan yang diukur
dengan menggunakan dengan skala likert, dengan skala penelitian 1-5 yaitu skor
dari item 1 = sangat tidak setuju hingga 5 = sangat setuju. Kuesioner pada
penelitian ini diadopsi dari penelitian Nurlaela (2010) kemudian dikembangkan
lagi disesuaikan dengan situasi saat ini.
3.2.2 Dukungan Atasan
Dukungan atasan diartikan sebagai keterlibatan manajer dalam kemajuan
organisasi dan menyediakan sumber daya yang diperlukan, selain itu dapat
diartikan juga sebagai bantuan yang diberikan oleh pimpinan yang lebih tinggi
kepada bawahan untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai, Latifah dan
Sabeni (2007). Indikator yang digunakan dalam mengukur dukungan atasan
adalah partisipasi atasan, motivasi dari atasan, dan reward yaitu penghargaan yang
diberikan atasan.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dukungan atasan
terdiri dari 8 (delapan) butir pernyataan yang diukur dengan menggunakan dengan
skala likert, dengan skala penelitian 1-5 yaitu skor dari item 1 = sangat tidak
setuju hingga 5 = sangat setuju. Kuesioner pada penelitian ini diadopsi dari
penelitian Nurlaela (2010) kemudian dikembangkan lagi disesuaikan dengan
situasi saat ini.
34
3.2.3 Pelatihan
Pelatihan adalah kegiatan dari manajemen sumber daya manusia yang
bertujuan meningkatkan prestasi kerja pegawai sesuai dengan kebutuhan
organisasi dan individu. Secara umum tujuan suatu pelatihan diarahkan untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi serta untuk menjembatani
kesenjangan antara pengetahuan, keterampilan serta sikap pegawai yang ada dan
diharapkan baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang
disesuaikan dengan kebutuhan individu maupun kebutuhan organisasi (Fatimah,
2013). Indikator yang digunakan dalam mengukur pelatihan adalah pelatihan yang
diberikan memiliki sasaran yang jelas dan memakai tolak ukur, diberikan oleh
tenaga pengajar yang berkompeten, materi pelatihan sesuai dengan latar belakang
teknis peserta dan meningkatkan keterlibatan aktif peserta.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel pelatihan terdiri dari
9 (sembilan) butir pernyataan yang diukur dengan menggunakan dengan skala
likert, dengan skala penelitian 1-5 yaitu skor dari item 1 = tidak pernah hingga 5 =
sangat sering. Kuesioner pada penelitian ini diadopsi dari penelitian Fatimah
(2013) kemudian dikembangkan lagi disesuaikan dengan situasi saat ini.
3.2.4 Kualitas Sumber Daya Manusia
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakannya
35
tugasnya secara profesional, efektif dan efisien. Indikator yang digunakan dalam
mengukur kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan, pelatihan,
pengalaman dan tanggungjawab.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel kualitas sumber daya
manusia terdiri dari 9 (sembilan) butir pernyataan yang diukur dengan
menggunakan dengan skala likert, dengan skala penelitian 1-5 yaitu skor dari item
1 = sangat tidak setuju hingga 5 = sangat setuju. Kuesioner pada penelitian ini
diadopsi dari penelitian Ariesta (2013) kemudian dikembangkan lagi disesuaikan
dengan situasi saat ini.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subjek yang
menpunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi dalam
penelitian ini adalah pegawai/ staf bagian keuangan pada Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data secara purposive sampling, yaitu untuk memperoleh sampel
yang memenuhi kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan adalah sebagai beriku :
1) Responden adalah staf/ pegawai yang telah memiliki pengalaman masa kerja
dalam bagian pengelola keuangan minimal 1 tahun.
2) Responden adalah staf/ pegawai keuangan harus memiliki latar belakang
pendidikan minimal D3.
3) Responden adalah staf/ pegawai yang pernah mengikuti pelatihan.
36
3.4 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitafif dengan metode survey yang
dilakukan pada SKPD yang berada di Provinsi Bengkulu. Pengumpulan data
dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner, dengan memberikan/
mengajukan beberapa daftar pernyataan yang akan diberikan kepada responden,
dan responden diminta untuk mengisi pernyataan yang telah tersedia pada
kuesioner dan diisi secara tertulis. Kuesioner akan diantarkan langsung kepada
responden yaitu staf/ pegawai pengelola keuangan pada SKPD Provinsi Bengkulu.
3.5 Metode Analisis Data
Analisis data adalah bagian dari poses pengujian data setalah data
dikumpulkan dan dipilih untuk diuji. Di dalam menganalisis data ini terdapat
beberapa proses pengujian data, analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS 16.0 (Statistical Package for Social Science).
Beberapa teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu :
3.5.1 Uji Kualitas Data
3.5.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatan valid apabila pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.
Teknik yang digunakan untuk melakukan uji validitas ini adalah dengan
menggunnkana koefisien korelasi Pearson Corelation. Data dikatakan valid
37
apabila korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor
setiap konstruknya signifikan pada level 0,05 maka pernyataan tersebut dikatakan
valid (Ghozali, 2011).
3.5.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar stabil atau
konsisten suatu kuesioner dari yang merupakan indikator dari variabel atau
kontruk. Instrumen dipercaya jika jawaban dari responden atas pertanyaan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas diukur dengan uji
statistik Cronbach’s Alpha dari masing-masing instrument yang dikatakan valid
jika ( ri ) > 0,7 (Ghozali, 2011).
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
3.5.2.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji
normalitas residual dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test
dengan taraf signifikan 5%. Dasar pengambilan keputusan nilai signifikan ≥ 0,05
maka dikatakan berdistribusi normal. Jika nilai signifikan < 0,05 maka dikatakan
berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2011).
38
3.5.2.2 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen, jika variabel
independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Pengujian ini dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel
independen (indeks), dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation Factor
(VIP) dan tolerance value. Batas dari tolerance value adalah > 0,10 atau nilai VIF
< 10 (Ghozali, 2011).
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisita
Uji heteroskedastitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain (nilai erorr). Metode yang digunakan untuk medeteksi adanya
heteroskesidastisitas adalah dengan menggunakan glejserbtest. Pengujian ini
membandingkan signifikan apabila hasilnya signifikan > 0,05 atau 5% (Ghozali,
2011).
3.5.3 Uji Hipotetsis
Setelah semua data dikumpulkan data tersebut dianalisis menggunakan alat
statistik yaitu analisis regresi linier berganda. Rumus regresi yang digunakan:
Y = α + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e
Keterangan:
39
Y = SAKD
α = konstanta
X1 = Dukungan Atasan (DA)
X2 = Pelatihan (P)
X3 = Sumber Daya Manusia (SDM)
b1, b2, b3 = Koefisien regresi variabel independen
e = Kesalahan atau error
3.5.3.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel
independen secara simultan berpengaruh tehadap varibel dependen. Jika nilai
signifikan lebih kecil dari 0,05 maka menunjukan bahwa variabel independen
secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Namun jika nilai
sinifikan lebih besar dari 0,05 maka variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.
3.5.3.2 Uji Koefisien Determinasi yang disesuaikan (Adjusted R2)
Nilai Adjusted R2 ini mencerminkan seberapa besar variasi dari variabel
terikat Y dapat diterapkan oleh variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi
sama dengan 0 (Adjusted R2 = 0), artinya variansi dari Y tidak dapat diterapkan
oleh semua X sama sekali. Sementara bila Adjusted R2 = 1, artinya variasi dari Y
secara keseluruhan dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila Adjusted R2 =
1, makan semua titik pengamatan berada tepat pada garis regresi (Ghozali, 2011).
40
3.5.3.3 Uji Signifikan Paramenter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t bertujuan untuk menguji apakah variabel independen secara
parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajad
signifikan yang digunakan adalah signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan
terdapat pengaruh anatara variabel bebas terhadap variabel terikat atau bisa
dikatakan hipotesis diterima. Jika nilai t atau signifikansi > 0,05 maka dapat
dikatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat atau bisa dikatakan hipotetsis ditolak (Ghozali, 2011).
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Bab ini memaparkan hasil penelitian terkait dengan deskripsi tingkat
pengembalian kuesioner, profil responden, statistik deskriptif, hasil uji kualitas
data, hasil uji validitas data, hasil uji asumsi klasik, hasil pengujuian hipotesis dan
pembahasan hasil penelitian.
4.1.1 Deskripsi Data
Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai/ staf bagian keuangan pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Provinsi Bengkulu. Sampel dalam
penelitian ini adalah pegawai/ staf bagian keuangan yang telah memenuhi syarat
sesuai dengan kriteria purposive sampling yang telah ditentukan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang
diperoleh dengan cara mengantarkan langsung kepada responden disetiap SKPD
di Provinsi Bengkulu yang menjadi tempat penelitian. Pengembalian kuesioner
penelitian diambil paling lambat selama 1 minggu terhitung sejak kuesioner
diantarkan kepada responden, sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan
antara peneliti dan responden. Pengumpulan data dilakukan dari tanggal 28
januari – 12 februari 2016.
42
Tabel 4.1
Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner
Keterangan Jumlah Persentase (100%)
Kuesioner yang disebarkan 120 100%
Kuesioner yang tidak kembali 19 15%
Kuesioner yang kembali 101 84%
Kuesioner yang tidak dapat diolah 19 15%
Kuesioner yang dapat diolah 82 82%
Sumber : Data Primer diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa total kuesioner yang
disebarkan dalam penelitian ini berjumlah 120 (100%) kuesioner di SKPD
Provinsi Bengkulu. Dari 120 (100%) kuesioner, 101 (%) kuesioner yang kembali,
19 (15%) kuesioner yang tidak kembali, 82 (%) kuesioner yang dapat diolah, dan
19 (15%) kuesioner yang tidak dapat diolah, dikarenakan tidak memenuhi kriteria
untuk dijadikan responden.
4.1.2 Deskripsi Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai/ staf pengelola keuangan
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Provinsi Bengkulu yang telah
memenuhi syarat kriteria purposive sampling yang telah ditentukan. Data yang
telah terkumpul tersebut dibagi berdasarkan jenis kelamin, latar belakang
pendidikan, masa kerja dan pelatiha. Adapun gambaran karakteristik responden
disajikan pada tabel 4.2.
43
Tabel 4.2
Deskripsi Responden
No Profil Responden Jumlah Persentase (%)
1 Jenis kelamin:
Laki-laki
Perempuan
33
49
40%
60%
Total 82 100%
2 Latar belakang pendidikan :
Diploma (D3)
Sarjana (S-1)
Sarjana (S-2)
5
69
8
3%
85%
12%
Total 82 100%
3 Lama bekerja
1 - 5 tahun
6 - 10 tahun
> 10 tahun
36
37
9
44%
45%
11%
Total 82 100%
4 Pelatihan :
Pernah
Sering
Sangat sering
46
25
11
56%
31%
13%
Total 82 100%
Sumber : Data Pimer diolah 2016
Pada tabel 4.2 dapat dilihat gambaran jenis kelamin, pendidikan, lama
bekerja, dan pelatihan. Jika dilihat dari jenis kelamin responden, laki-laki 33
orang (40%) dan perempuan 49 orang (60%), yang artinya sebagian besar
responden adalah perempuan. Dari tingkatan latar belakang pendidikan pegawai/
staf yang berlatar belakang D3 5 orang (3%), S1 69 orang (85%), dan S2 8 orang
(12%). Hal ini berarti sebagian besar responden adalah mayoritas S1 yang
menunjukan bahwa responden berkualitas, berpendidikan, dan memiliki
pengetahuan yang baik.
Dari sisi lama bekerja, responden yang memiliki masa kerja 1 - 5 tahun
sebanyak 36 orang (44%), 6 - 10 tahun sebanyak 37 orang (45%), dan masa kerja
44
> 10 tahun sebanyak 9 orang (11%). Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
responden sudah memiliki pengalaman yang cukup. Jika dilihat dari pelatihan
yang diikuti sebagian besar responden pernah mengikuti 46 orang (56%), yang
sering mengikuti 25 orang (31%) dan yang sangat sering sebanyak 11 orang
(13%).
4.2 Statistik Deskriptif
Dari data kuesioner yang terkumpul yang telah disebarkan dan kemudian
ditabulasi dengan tujuan sebagai alat analisis data, hasil dari tabulasi tersebut
diolah menggunakan SPSS versi 16.0. Statistik deskriptif ini memberikan
gambaran mengenai variabel-variabel penelitian dalam penelitian ini seperti
dukungan atasan, pelatihan, kualitas sumber daya manusia dan kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah maka digunakan tabel statistik deskriptif yang
menunjukkan angka kisaran teoritis, kisaran sesungguhnya (aktual), median, rata-
rata (mean) dan standar deviasi yang dapat dilihat dalam tabel 4.3.
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif
N Kisaran Teoritis Mean
Teoritis
Kisaran Aktual Mean
Aktual
Std.
Deviation Minimum Maksimum Minimum Maksimum
DA 82 8.00 40.00 24.00 22.00 40.00 32.0000 3.64472
PL 82 9.00 45.00 27.00 23.00 45.00 36.7073 4.96279
KSDM 82 9.00 45.00 27.00 20.00 45.00 37.8902 5.18784
KSAKD 82 8.00 40.00 24.00 19.00 40.00 31.2805 5.95927
Sumber : Data Primer diolah 2016
Tabel 4.3 di atas merupakan variabel-variabel penelitian yaitu : Dukungan
Atasan (DA), Pelatihan (PL), Kualitas Sumber Daya Manusia (KSDM), dan
45
Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (KSAKD) yang menunjukan
kisaran teoritis dan kisaran aktual serta standar deviasi. Seperti yang terlihat pada
tabel 4.3 dapat terlihat bahwa rata-rata jawaban responden tehadap variabel
dukungan atasan memiliki mean aktual 32.0000 lebih besar dari mean teoritis
24.00 yang menandakan bahwa variabel dukungan atasan pada SKPD Provinsi
Bengkulu memiliki skala yang besar. Sedangkan standar deviasi pada variabel
dukungan atasan sebesar 3.64472 lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai
mean aktual yaitu sebesar 32.000 makan hal tersebut menunjukan bahwa jawaban
responden tidak bervariasi atau homoge.
Variabel pelatihan memiliki mean aktual 36.7073 lebih besar dari mean
teoritis 27.00 yang menandakan bahwa variabel pelatihan pada SKPD Provinsi
Bengkulu memiliki skala yang besar. Sedangkan standar deviasi pada variabel
pelatihan sebesar 4.96279 lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean aktual
yaitu sebesar 36.7073 maka hal tersebut menunjukan bahwa jawaban responden
tidak bervariasi atau homoge.
Variabel kualitas sumber daya manusia memiliki mean aktual 37.8902
lebih besar dari mean teoritis 27.00 yang menandakan bahwa variabel kualitas
sumber daya manusia pada SKPD Provinsi Bengkulu memiliki skala yang besar.
Sedangkan standar deviasi pada variabel kualitas sumber daya manusia sebesar
5.18784 lebih kecil jika dibandingkan dengan nilai mean aktual yaitu sebesar
37.8902 maka hal tersebut menunjukan bahwa jawaban responden tidak bervariasi
atau homogen.
46
Variabel kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah memiliki mean
aktual 31.2805 lebih besar dari mean teoritis 24.00 yang menandakan bahwa
variabel kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada SKPD Provinsi
Bengkulu memiliki skala yang besar. Sedangkan standar deviasi pada variabel
kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah sebesar 5.95927 lebih kecil jika
dibandingkan dengan nilai mean aktual yaitu sebesar 31.2805 maka hal tersebut
menunjukan bahwa jawaban responden tidak bervariasi atau homogen.
4.3 Uji Kualitas Data
4.3.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Untuk menguji validitas dari suatu data penelitian dapat menggunakan
analisis pearson correlation dimana jika total dari analisis menunjukkan nilai
0.01 atau 0.05 maka data dikatakan valid. Hasil Pengujian validitas data dapat
dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini :
Tabel 4.4
Uji Validitas
Variabel Pearson
Correlation Signifikan Keterangan
Dukungan Atasan 0.309**-0.804** 0.005-0.000 Valid
Pelatihaan 0.560**-0.822** 0.000-0.000 Valid
Kualitas Sumber Daya
Manusia 0.640**-0.832** 0.000-0.000 Valid
Kegunaan Sistem
Akuntansi Keuangan
Daerah
0.614**-0.898** 0.000-0.000 Valid
Sumber: Data Primer diolah 2016
47
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa untuk setiap item
pertanyaa dengan total skor variabel dukungan atasan (X1), pelatihan (X2),
kualitas sumber daya manusia (X3) dan kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah (Y) valid karena nilai signifikansi ≥ 0,05.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Tingkat reliabel suatu variabel atau konstruk penelitian dapat dilihat dari
hasil uji statistik Cronbach Alpha (α). Variabel atau konstuk dikatakan reliabel
jika nilai Cronbach Alpha > 0,70. Semakin nilai alpahnya mendekati satu maka
nilai reliabilitas datanya semakin terpercaya. Hasil pengujian reliabilitas dapat
dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini :
Tabel 4.5
Uji Reliabilitas
Variabel Nilai Cronbach
Alpha Keterangan
Dukungan Atasan 0.715 Reliabel
Pelatihaan 0.886 Reliabel
Kualitas Sumber Daya Manusia 0.895 Reliabel
Kegunaan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah 0.899 Reliabel
Sumber : Data Primer diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.5 hasil pengujian data menunjukan bahwa nilai untuk
setiap variabel memiliki nilai cronbach’s alpha ≥ 0,07. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa item instrumen untuk masing-masing variabel menunjukkan
bahwa data penelitian ini dinyatakan reliabel.
48
4.4 Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak (Ghozali, 2011). Pengujian normalitas ini dilakukan dengan menggunakan
One Sample Kolmogorof-Smirnov Test, pengujian data berdistribusi normal jika
nilai Sig yang dihasilkan lebih besar dari 0,05 (5 %). Hasil pengujian normalitas
data dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini:
Tabel 4.6
Uji Normalitas
Variabel Asymp Sig (2-tailed) Keterangan
Dukungan Atasan 0.277 Berdistribusi Normal
Pelatihan 0.362 Berdistribusi Normal
Kualitas Sumber Daya
Manusia 0.365 Berdistribusi Normal
Kegunaan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah 0.110 Berdistribusi Normal
Sumber : Data Primer diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.6 terlihat bahwa untuk semua variabel yaitu dukungan
atasan, pelatihah, kualitas sumber daya manusia dan kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah semuanya memiliki nilai Asymp Sig lebih dari 0.05. untuk
variabel dukungan atasan memiliki nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0.277 lebih
besar dari 0.05, variabel pelatihan memiliki nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar
0.362 lebih besar dari 0.05, variabel kualitas sumber daya manusia memiliki nilai
49
Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0.365 lebih besar dari 0.005 dan variabel kegunaan
sistem akuntansi keuangan daerah memiliki nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar
0.110 lebih besar dari 0.005. Sehingga dapat disimpulkan data yang digunakan
dalam penelitian ini berdistribusi normal.
4.4.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Apabila nilai VIF
lebih dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,10 maka terjadi multikolinearitas,
sebaliknya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel apabila nilai VIF kurang
dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat
pada tabel 4.7 dibawah ini :
Tabel 4.7
Uji Multikolinearitas
Variabel Collenearity Statistics Keterangan
Tolerance VIF
Dukungan Atasan 0.864 1.158 Bebas Multikolinearitas
Pelatihan 0.948 1.055 Bebas Multikolinearitas
Kualitas Sumber Daya
Manusia 0.861 1.161 Bebas Multikolinearitas
Sumber : Data Primer diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.7 dari hasil uji multikolinearitas di atas dapat dilihat
bahwa nilai untuk masing-masing variabel menunjukan nilai tolerance > 0,10 dan
50
VIF < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian
ini berdistribusi bebas dari multikolinearitas.
4.4.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaa varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
yaitu tingkat errornya. Hasil uji heteroskedastisitas dapat diketahui dengan
menggunakan uji glesjer. Jika hasil pengujian ini understandized residual > 0,05
maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi
(Ghozali, 2011). Tabel 4.8 Menunjukan nilai signifikansi dari uji gljser untuk
semua variabel independen.
Tabel 4.8
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Signifikansi Keterangan
Dukungan Atasan 0.159 Bebas Heteroskedastisitas
Pelatihan 0.676 Bebas Heteroskedastisitas
Kualitas Sumber Daya
Manusia 0.140 Bebas Heteroskedastisitas
Sumber : Data Primer diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.8 dari hasil uji heteroskedastisitas di atas dapat dilihat
bahwa nilai sinifikasi semua variabel independen menunjukan nilai di atas 5%
(0,05) yang berarti tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
51
4.5 Uji Hipotesis
Setelah melakukan pengujian asumsi klasik dan hasilnya secara
keseluruhan menunju model regresi yang memenuhi asumsi klasik, maka tahap
selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda.
Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil pengelolaan data ini
dengan bantuan SPSS versi 16.0 dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients T Signifikansi
B Std. Error Beta
(Constant) 11.808 8.422 1.402 0.165
DA 0.840 0.171 0.514 4.926 0.000
PL -0.223 0.120 -0.185 -1.863 0.066
KSDM 0.020 0.120 0.018 0.169 0.866
R2 Adjusted R2 F Signifikansi
0.267 0.239 9.492 0.000
Sumber : Data Primer diolah 2016
Berdasarkan tabel 4.9 maka dapat dijelaskan hasil dari analisis regresi
linear berganda yaitu, uji statistik F, uji adjusted R2, uji statistik t :
4.5.1 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji signifikansi simultan adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui kelayakan model variabel yang digunakan. Kriteria dalam pengujian
yang digunakan adalah dengan membandingkan derajat kepercayaan dengan
tingkat signifikan sebesar 5%. Apabila hasil dari uji F adalah sinifikan P value
52
≤ 0,05 maka variabel independen secara bersamaan memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen sehingga model regresi yang digunakan layak uji. Jika P value
≥ 0,05 maka variabel independen secara bersamaan tidak memiliki pengaruh
terhadap variabel dependen sehingga modal regresi yang digunakan dianggap
tidak layak uji. Hasil uji pada tabel 4.9 Menyatakan F = 9.492 dengan nilai
signifikasi sebesar P value 0.000 yang lebih kecil dari α = 0,05. Jadi dapat
disimpulkan bahwa model penelitian yang digunakan dianggap layak uji dan
ketiga variabel mampu menjelaskan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah
pada SKPD di Provinsi Bengkulu.
4.5.2 Uji Koefisien Determinasi Disesuaikan (Adjusted R2)
Uji koefisien determinasi (Adjusted R2) digunakan untuk melihat sejauh
mana varibel idenpenden dapat menjelaskan variabel dependen. Apabila angka
koefisien determinasi mendekati 1, maka pengaruh variabel independen terhadap
variabel semakin kuat. Hal ini berarti variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Sedangkan nilai koefisien determinasi yang kecil variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen adalah terbatas (Ghozali, 2011).
Nilai adjusted R2 dapat dilihat pada tabel 4.9 Yaitu sebasar 0,239. Hal ini
menunjukan bahwa dalam penelitian ini variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen sebesar 23,9 %, sedangkan sisanya 76,1 % dijelaskan
oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
53
4.5.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji sugnifikansi parameter individual (uji statistik t) pada dasarnya
menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu variabel independen secra individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria pengujian dilakukan
berdasarkan probabilitas signifikasi lebih kecil dari 0,05, maka variabel bebas
secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011).
Berdasarkan tabel 4.9 tingkat signifikansi variabel dukungan atasan 0,000
lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
pertama diterima. Hal ini membuktikan bahwa variabel dukungan atasan
berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
Berdasarkan tabel 4.9 tingkat signifikansi variabel pelaitah 0,066 lebih
besar dari tingkat signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis
kedua ditolak. Hal ini membuktikan bahwa variabel pelatihan tidak berpengaruh
terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
Berdasarkan tabel 4.9 tingkat signifikansi variabel kualitas sumber daya
manusia 0,866 lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ketiga ditolak. Hal ini membuktikan bahwa variabel kualitas
sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah.
54
4.6 Pembahasan
4.6.1 Pengaruh Dukungan Atasan terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah
Pengaruh dukungan atasan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah, hasil penelitian ini menunjukan bahwa dukungan atasan berpengaruh
positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Dengan semakin
baiknya dukungan dari atasan terhadap pegawai/ staf yang berada pada
lingkungan SKPD Provinsi Bengkulu maka kinerja pagawai/ staf tersebut juga
akan menjadi lebih baik.
Semakin tinggi tingkat dukungan dari atasan maka kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah akan semakin tinggi, sebaliknya jika lemahnya
dukungan dari atasan maka kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah akan
semakin rendah. Karena dukungan atasan merupakaan bagian yang penting dalam
suatu instansi, jika atasan memberikan dukungan kepada pegawai/ staf pada suatu
instansi para pegawai tersebut akan dapat bekerja lebih dalam kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah sehingga dapat menghasilkan suatu kualitas laporan
baik.
Dukungan atasan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi
Bengkulu sudah baik, hasil penelitian ini memberikan bukti bahwa terdapat
pengaruh yang siginifikan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Latifah dan
Sabeni (2007), Nurlaela dan Rahmawati (2010), Mranani dan Lestiorini (2011),
55
Fatimah (2013), Yati (2014). yang menyatakan bahwa dukungan atasan
berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
4.6.2 Pengaruh Pelatihan terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah
Pengaruh pelatihan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah,
hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara pelatihan
terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Pelatihan sangat
dibutuhkan oleh para pegawai, dengan adanya pelatihan yang di berikan maka
pegawai dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki
sehingga kinerja yang mereka hasilkan dapat meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat menggambarkan bahwa responden
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi Bengkulu telah memiliki
pengetahuan tentang pentingnya pelatihan, namun hasil penelitian ini tidak dapat
mendukung hasil penelitian yang dilakukan Fatimah (2013) dan Yati (2014), hasil
penelitian yang dilakukan Fatimah (2013) berhasil membuktikan bahwa pelatihan
sangat berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi keuangan
daerah, dan penelitian yang dilakukan Yati (2014) juga berhasil membuktikan
bahwa pelatihan mampu memdukung dugaan bahwa pelatihan berhubungan positif
dengan kegunaan SIKD.
Hasil yang berbeda ini kemungkinan disebabkan keadaan di lapangan,
dimana pelatihan yang diadakan terkait dengan kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah masih sedikit, dan juga pelatihan yang diadakan masih belum
56
melibatkan seluruh pegawai/ staf di bagian keuangan. sehingga hal ini
menyebabkan pelatihan tidak memiliki hubungan terhadap kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah. Namun penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
Latifah dan Sabeni (2007), Nurlaela dan Rahmawati (2010).
4.6.3 Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kegunan Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah
Pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah, hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara kualitas sumber daya manusia terhadap kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah. Kualitas sumber daya masunsia merupakan poin yang
penting dalam suatu instansi, dengan sumber daya manusia yang berkualitas
kinerja yang dihasilkan juga kebik baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa hal yang menyebabkan
kualitas sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kegunaan sistem
akuntansi keuangan daerah, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa
sumber daya manusia merupakan poin yang penting dalam suatu instansi. Untuk
mendukung kualiatas sumber daya manusia juga dibutuhkannya faktor yang
mendukung seperti latar belakang pendidikan, pelatihan, pengalaman dan
tanggungjawab.
Pada bagian keuangan dalam penempatan pegawai/ staf belum seluruhnya
didukung dengan latar belakang yang sesuai, dan pemahaman masing-masing
57
pekerjan. Sehingga hal ini memyebabkan kualitas sumber daya manusia tidak
memiliki hubungan terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Hasil
penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan Roviyanti (2010)
dan Ariesta (2013) yang menunjukan bahwa tedapat pengaruh.
58
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai adanya
pengaruh dukungan atsan, pelatihan dan kualitas sumber daya manusia terhadap
kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah. Sampel dalam penelitian ini adalah
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan hasil
analisis tentang dukungan atasan, pelatihan dan kualitas sumber daya manusia
terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) di Provinsi Bengkulu, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1) Dukungan atasan berpengaruh positif terhadap kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah pada SKPD di Provinsi Bengkulu.
2) Pelatihan tidak berpengaruh terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah pada SKPD di Provinsi Bengkulu.
3) Kualitas sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap kegunaan
sistem akuntansi keuangan daerah pada SKPD di Provinsi Bengkulu.
5.2 Implikasi Penelitian
Dukungan atasan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
mempengaruhi kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah, Dengan semakin
baiknya dukungan dari atasan terhadap pegawai/ staf yang berada pada
59
lingkungan SKPD Provinsi Bengkulu maka kinerja pagawai/ staf tersebut juga
akan menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan dukungan atasan merupakaan bagian
yang penting dalam suatu instansi, jika atasan memberikan dukungan kepada
pegawai/ staf pada suatu instansi para pegawai tersebut akan dapat bekerja lebih
baik dalam kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah sehingga dapat
menghasilkan suatu kualitas laporan yang baik. Oleh karena itu, dukungan atasan
sangat perlu untuk ditingkatkan agar kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah
menjadi semakin baik.
5.3 Keterbatasan Penelitian
Meskipun peneliti telah berusaha merancang dan mengembangkan
penelitian ini sedemikian rupa, namum masih terdapat beberapa keterbatasan
dalam penelitian ini, antara lain :
1) Peneliti tidak terlibat langsung dalam aktivitas di SKPD.
2) Masih terdapat beberapa SKPD yang tidak mengembalikan kuesioner
3) Keterbatasan waktu dalam pengambilan data pada saat penelitian.
5.4 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan bagi penelitian selanjutnya sebagi
berikut :
1) Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, maka perlu ditambahkan
metode lain selain dengan cara penyebaran kuesioner seperti metode
wawancara/ interview untuk dapat mendukung penjelasan hasil penelitian,
60
dan juga dapat menghindari kemungkinan responden tidak objektif dalam
mengisi kuesioner.
2) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat berhati-hati dalam
mempertimbangkan lama waktu penelitian agar hasil yang didapat sesuai
dengan apa yang diharapkan.
3) Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel independen lain yang dapat
menjelaskan variabel dependen lebih baik, salah satunya variabel
pemafaatan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Arfianti, Dita. 2011. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Nilai Informasi
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (studi pada satuan kerja
perangkat daerah di Kabupaten Batang). Skripsi. Tidak Dipublikasikan.
Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Ariesta, Fadila. 2013. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan
Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi Terhadap Nilai
Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (studi pada satuan
kerja perangkat daerah di kabupaten pasaman barat). Skripsi.
Dipublikasikan. Universitas Negeri Padang.
Carolina, Cyntia. 2013. Pengaruh Kejelasan Tujuan dan Dukungan Atasan
terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (studi epiris pada
dinas di pemerintah kota padang). Skripsi. Tidak Dipublikasikan.
Universitas Negeri Padang.
Fatimah. 2013. Pengaruh Pelatihan, Dukungan Managemen Puncak dan
Kejelasan Tujuan terhadapat Efektifitas Sistem Informasi Keuangan
Daerah. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Ghozali, Imam. 2011. Ekonometrika: Teori Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.
Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.
Jakarta : Salemba empat.
____________. 2004. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.
Jakarta : Salemba empat.
___________. 2007. Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Keuangan Daerah.
Jakarta : Salemba empat.
Ikhsan, Arfan dan Ishak, Muhammad. 2005. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta:
Salemba Empat.
Irawan, Prasetya. 2000. Pengembangan Sumber Daya Manusia. STIE. LAN Press
: Jakarta..
Kawedar, Warsito dkk. 2008. Akuntansi Sektor Publik (Pendekatan
Penganggaran Daerah dan Akuntansi Keuangan Daerah). Semarang : CV
Widya Karya.
Latifah dan Arifin Sabeni. 2007. Faktor Keperilakuan Organisasi Dalam
Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Simposium Nasional
Akuntansi X. Makassar.
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mranani dan Beti Lestiorini. 2011. Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap
kegunaan Sistem akuntansi Keuangan Daerah dengan Konflik Kognitif
dan Konflik afektif sebagai Variabel Intervening. Universitas
Muhammadiyah Magelang, Magelang.
Nordiawan, Deddi. 2006. Akuntansi Pemerintah. Jakarta: Salemba Empat.
_______________. 2008. Akuntansi Pemerintah. Jakarta: Salemba Empat.
Nurlaela dan Rahmawati. 2010. Pengaruh Faktor keperilakuan Organisasi
Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Simposium
Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.
Prahastayudha, oggy. 2013, 14 November. Sistem Informasi Akuntansi. Tersedia
di:https://oggyprahastayudha.wordpress.com/2013/11/14/sistem-informasi-
akuntansi-sia/ (diakses pada 22 Januari 2016)
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Negara.
Prasetya, Budi. 2014. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Internet
Banking pada Bank Mandiri Wilayah X Makassar. Skripsi. Tidak
Dipublikasikan. Universitas Hasanuddin Makassar.
Rakyat Bengkulu. 2015, 30 Mei. Pemprov, BU, Benteng, dan Kaur Dapat WTP.
Tersedia di : http://harianrakyatbengkulu.com/ver3/2015/05/30/pemprov-
bu-benteng-dan-kaur-dapat-wtp/. Diakses pada tanggal 28 Desember 2015
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah.
Roviyantie, Devi. 2011. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan
Pemerapan Sistem Akuntansi Keuanga Daerah (Survei pada Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Tasikmalaya). Jurnal Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sumarsono, Sonny. 2003. Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Susilo, W. 2002. Audit Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Gema Amini.
Ulum, Ihya. 2004. Akuntansi Sektor Publik : Sebuah Pengantar. Malang.
Universitas Muhammadiyah.
Yati. 2014. Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Pada Implementasi Sistem
Informasi Akuntansi Keuangan Daerah (studi empiris pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Karanganyar). Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret.
Yulianty, Riri. 2013. Pengaruh Pelatihan dan Dukungan Atasan Terhadap
Penerapan Sisten Informasi Akuntansi (Studi Empiris Pada Perusahaan
BUMN di Kota Padang). Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Universitas
Negeri Padang.
Zahro, Shoffiyatuz. 2010. Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi dalam
Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Studi Kasus Instansi
Pemerintah Se-Kota Madiun). Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta.