sustainability architecture

5
“Sustainable development is development that meet the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs” atau dengan kata lain dapat kita terjemahkan, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa harus mengorbankan kemampuan generasi masa depan dalam memenuhi kebutuhannya, kurang lebih itu yang dikatakan Bruntland Report (1987) mengenai pengertian “Sustainable”. Dalam dunia arsitektur selain bentuk, seni, struktur, faktor lain pembentuk arsitektur seperti material serta manusia sebagai USER merupakan salah satu bagian dari terbentuknya SUSTAINABILITY itu sendiri. Saya bukan merupakan seorang ahli atau profesional dalam dunia arsitektur, oleh karena itu untuk mencari hubungan antara sustainability dan arsitektur kita coba menggunakan kata kunci “pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa harus mengorbankan generasi masa depan”, ketika kita membicarakan kebutuhan dalam dunia pembangunan secara awam saya berpikir mengenai material, lingkungan, dan pola hidup. 3 hal yang menurut saya paling vital dalam kehidupan manusia. Kenapa MATERIAL? Seperti yang kita tau material pembangunan yang kita gunakan sekarang tidak ada yang melindungi alam, campuran semen yang di hasilkan dengan menghancurkan gunung demi mengambil bahan kapur, bekas daerah tambang biji besi yang merusak permukaan bumi dan tidak dapat di isi kembali, menggunakan hampir semua material yang tidak dapat diperbaharui. Setelah mencari material dan membangun bangunan megah dan membuat kota hidup 24 jam dan hutan yang menjadi hutan beton maka LINGKUNGAN perlahan-lahan berubah, manusia mulai membual tentang banyak hal, seperti mengatakan minimal RTH sebuah kota 30% ( UU No. 26 Tahun 2007), coba kembali bertanya

Upload: puguhramos

Post on 24-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sustainability Architecture

TRANSCRIPT

Page 1: Sustainability Architecture

“Sustainable development is development that meet the needs of the present without

compromising the ability of future generations to meet their own needs” atau dengan kata

lain dapat kita terjemahkan, pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat

memenuhi kebutuhan saat ini tanpa harus mengorbankan kemampuan generasi masa

depan dalam memenuhi kebutuhannya, kurang lebih itu yang dikatakan Bruntland Report

(1987) mengenai pengertian “Sustainable”. Dalam dunia arsitektur selain bentuk, seni,

struktur, faktor lain pembentuk arsitektur seperti material serta manusia sebagai USER

merupakan salah satu bagian dari terbentuknya SUSTAINABILITY itu sendiri.

Saya bukan merupakan seorang ahli atau profesional dalam dunia arsitektur, oleh

karena itu untuk mencari hubungan antara sustainability dan arsitektur kita coba

menggunakan kata kunci “pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini tanpa

harus mengorbankan generasi masa depan”, ketika kita membicarakan kebutuhan dalam

dunia pembangunan secara awam saya berpikir mengenai material, lingkungan, dan pola

hidup. 3 hal yang menurut saya paling vital dalam kehidupan manusia.

Kenapa MATERIAL? Seperti yang kita tau material pembangunan yang kita gunakan

sekarang tidak ada yang melindungi alam, campuran semen yang di hasilkan dengan

menghancurkan gunung demi mengambil bahan kapur, bekas daerah tambang biji besi

yang merusak permukaan bumi dan tidak dapat di isi kembali, menggunakan hampir semua

material yang tidak dapat diperbaharui. Setelah mencari material dan membangun

bangunan megah dan membuat kota hidup 24 jam dan hutan yang menjadi hutan beton

maka LINGKUNGAN perlahan-lahan berubah, manusia mulai membual tentang banyak hal,

seperti mengatakan minimal RTH sebuah kota 30% (UU No. 26 Tahun 2007), coba kembali

bertanya kenapa 30%? Kenapa tidak 70%? Jika memang manusia berteriak bahwa alam

harus diselamatkan, hanya karena global warming yag terjadi akibat ulah manusia sendiri,

sebuah hasil dari akumulasi kesalahan manusia yang lama berpikir ang juga mempengaruhi

POLA HIDUP manusia, yang semakin modern, menuntut kenyamanan dan kemudahan,

sehingga manusia sendiri menghasilkan 275 juta ton pada tahun 2010 untuk 192 negara.

Setiap tahun meningkat seiring dengan berkembangnya populasi dunia.

Dan dengan gampangnya para arsitek eropa dengan mudahnya men CAP karya

mereka merupakan design sustainable, seperti bangunan John & Frances Angelos Law

Center di Baltimore / Behnisch Architekten and Ayers Saint Gross yang mengartikan

sustainable merupakan bahasa dimana kita bisa mengurangi penggunaan energi pada

bangunan dan tidak memikirkan dampak yang lebih jauh.

Page 2: Sustainability Architecture

Untungnya Indonesia masih belum seperti Amerika, dimana sejauh mata melihat

hanya bangunan tinggi dikarenakan hilangnya gunung yang digunakan untuk menghasilkan

material kebutuhan mereka, negara seperti Amerika mulai mengeruk hasil dari benua lain

demi memenuhi kebutuhan negaranya, dan kemungkinan juga Indonesia suatu saat akan

kehilangan alam dan menjadi hutan beton suatu saat nanti.

Arsitektur dan manusia memiliki sebuah simbiosis, sebagai analogi biologis dan

ekologis memadukan beragam hal yang kontradiktif, atau keragaman lain, seperti bentik

plastis dengan geometris, alam dengan teknologi, masalalu dengan masa depan, dll. Tiap

tempat, wilayah, budaya punya autonomus value dan memiliki struktur masing-masing

dengan ciri berbeda (Claude Levi Strauss). Dengan demikian mengakomodir keragaman

adalah suatu keharusan dimana perlu adanya jalan untuk menjembatani perbedaan karakter

wilayah, budaya, dll. Keharmonisan antar tiap perbedaan, merupakan intercultural, atau

dapat kita katakan sebagai hybrid architecture (arsitektur campuran).

Contoh dalam penjembatanan arsitektur, Karya Kisho Kurokawa di pemukiman Al-

Sarir, Libya 1979 – 85, kurokawa memadukan teknologi baru dengan alam padang pasir

daerah tersebut dengan memanfaatkan material pasir untuk di jadikan sand-brick di

padukan dengan materi prefabrikasiuntuk bahan atap, jua pengatuuran sirkulasi, dll. Tiap

layout dan desain di upayakan memenuhi keinginan tiap penghuni sehingga tiap rumah

memiliki bentuk yang berbeda walau dengan bahan dan struktur yang sama.namun hal ini

pun belum sampai pada tahap dia mengatakan bangunan yang dia bangun merupakan

bangunan yang sustainable.

Jadi apakah “sustainable” sebenarnya? Menurut beberapa pakar arsitektur

Indonesia, mereka memiliki pandangan terhadap isu ini, Ahmad Tardiyana, permasalahan

konstruksi berkelanjutan di Indonesia antara lain, kekuatan market dalam profesi arsitektur

yang dominan, sebagian arsitek masih mementingkan look daripada essence, belum ada

peraturan pemerintah yang mengikat, rendahnya kesadaran pengembang atau pembangun

menerapkan sustainable, minimnya pengenalan isu sustainable architecture dalam dunia

pendidikan. Sedangkan Pak Eko Prawoto yang memiliki pendapat LEBIH KRITIS

mengatakan sustainable bukan tren sesaat yang tengah di gemari, bukan sekedar UPAYA

PENGHEMATAN EKONOMI, dan sustainability terjadi bukan hanya dengan perwujudan

artefaknya, namun lebih pada adanya kepercayaan atas nilai-nilai yang mendasarinya, yaitu

PENGHARGAAN dan PEMAHAMAN untuk menjaga keselarasan ALAM.

2 pemahaman yang berbeda dari praktisi terkemuka Indonesia ini membuat kita

berpikir kembali apa sebenarnya makna dari SUSTAINABILITY. Dari pendahuluan di atas

Page 3: Sustainability Architecture

memberikan pemahaman awal bahwa point-point penilaian terhadap bangunan yang

sustainable pada tiap negara atau tiap benua berbeda.

Indonesia memiliki permasalahan yang berbeda dengan negara-negara lainnya.

Penduduk ynag berkembang di Indonesia lebih cepat berkembang di banding negara lain,

Indonesia negara yang memiliki 2 musim yang ekstrem, Indonesia memiliki lebih banyak

bentangan laut dibandingkan darat, Indonesia juga memiliki material kayu terbanyak dan

terbaik di dunia. Berbeda dengan negara lain yang memiliki lebih dari 4 musim dan jumlah

penduduk lebih sedikit. Seperti yang di katakan oleh Claude Levi Strauss tiap negara

memiliki value, budaya dan kelebihan masing-masing dan arsitek lah yang berperan untuk

menciptakan karya dengan menjawab tantangan negara tersebut menggunakan nilai-nilai

dari daerah masing-masing.

Dikarenakan point-point penilaian sebuah karya arsitektur yang sustainable tiap

negara berbeda maka Indonesia pun memiliki point-point tertentu untuk karya yang

sustainable. Sebelum mendapatkkan arti dari sustainable khusus di Indonesia kita harus

mengetahui permasalahan yang Indonesia hadapi dan apa nilai yang dimiliki Indonesia.

Jumlah penduduk yang meledak dengan cepat menyebabkan kebutuhan akan

tempat tinggal yang meningkat dengan cepat mengakibatkan lahan Indonesia yang mulai

berkurang dan mengakibatkan RTH Indonesia berkurang dan meningkatnya jumlah rumah

tidak layak huni yang makin merusak tatanan kota di Indonesia, ditambah lagi budaya

Indonesia yang mulai bergeser dan semakin tidak menghargai alam semakin menambahkan

buruknya kehidupan Indonesia.

Sedangkan nilai atau value dari Indonesia sendiri adalah Indonesia merupakan

daerah Nusantara dimana Indonesia memiliki kebudayaan dalam berarsitektur berbeda tiap

suku dan budaya. Dengan seperti itu Indonesia secara arsitektur memiliki Estetika yang

sangat banyak dan memiliki fungsi bangunan yang sama dan sangat memiliki identitas

Nusantara, sedangkan material bangunan yang digunakan pada dasarnya bangunan

traditional Nusantara merupakan kayu. Penggunaaan material kayu lebih efektif karena

menggunakan teknologi sekarang, tidak perlu menunggu sampai puluhan tahun untuk

menggunakan kayu sebagai material bangunan. Salah satu karya pemenang Pritzker 2014,

Shigeru Ban, merupakan bangunan bentang lebar dan berlantai hampir seluruh struktur

bangunan menggunakan material kayu dari hutan produksi dimana kayu lebih mudah di

hasilkan yang membawa Shigeru Ban memenangkan penghargaan bergengsi di dunia

Page 4: Sustainability Architecture

arsitektur. Di katakan sustainability bangunan tersebut karena bangunan tersebut mudah

mendapatkan material melalui sumberdaya yang dapat diperbaharui.

Hal ini memberikan titik terang Indonesia dalam Industri bangunan dengan material

kayu yang mungkin bisa menjadi jawaban bagi Sustainability dalam pembangunan di

Indonesia.

Melalui nilai-nilai