terapi nutrisi stroke

21
ARSY CAHYA RAMADHANI NUTRISI UNTUK STROKE

Upload: achy-ramadhani

Post on 20-Dec-2015

234 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

ARSY CAHYA RAMADHANINUTRISI UNTUK STROKE

PENDAHULUAN

Stroke (menurut WHO) merupakan sindrom yang terdiri dari tanda dan/ gejala hilanygnya fungsi system saraf fokal atau global yang berkembang cepat (dalam detik / menit). Gejala –gejala ini berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian (Sacco et al. 2013).

Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak.

Stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal pembuluh darah otak yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke bagian otak yang mengalami oklusi.

Stroke hemoragik dapat berupa perdarahan intraserebral atau perdarahan subrakhnoid .

Sekitar 30 – 50% pasien stroke akut menderita disfagia. Penderita dapat mengalami dehidrasi dan malnutrisi serta memiliki risiko terkena pneumonia aspirasi. Insiden malnutrisi pada pasien stroke adalah 8-49% (Wang et al. 2014).

Tujuan Diet stroke

Memberikan makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan komplikasi penyakit.

Memperbaiki keadaan stroke seperti disfagia, pneumonia, kelainan ginjal, dan decubitus.

Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

Syarat Diet Stroke

› Energi cukup 25-45 kkal/kgBB. Pada fase akut energi diberikan 1100-1500 kkal/hari.

› Protein cukup yaitu 0,8-1 g/kgBB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang, protein diberikan 1,2-1,5 g/kgBB. Apabila penyakit disertai komplikasi gagal ginjal kronik, protein diberikan rendah yaitu 0,6 g/kgBB.

› Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total. Utamakan sumber lemak tidak jenuh ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10% dari kebutuhan energi total. Kolesterol dibatasi < 300 mg.

› Kebutuhan lemak pada pasien neurocrtical adalah 0.7-1.5 g/kg/hari (Rscribano et al. 2011).

› Karbohidrat cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energi total.

› Vitamin cukup, terutama vitamin A, ribovlavin, B6, asam folat, B 12, C, dan E.

› Mineral cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium dibatasi denagan memberikan garam dapur maksimal 1,5 sendok teh/ hari (setara dengan + 5 gram garam dapur atau 2 g natrium).

› Serat cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah konstipasi.

› Cairan cukup, yaitu 6-7 gelas/hari, kecuali pada keadaan edema dan asites, cairan dibatasi, minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makan dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara hati-hati. Cairan dapat dikentalkan dengan gel atau guarcol .

› Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.› Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering

skrining risiko nutrisi pada hari pertama MRS. Jika asupan makanan oral selama stroke fase akut tidak memungkinkan , nutrisi enteral diberikan melalui selang nasogastrik (Wirth et al. 2013).

Berdasarkan tahapnya diet stroke dibagi menjadi 2 fase, yaitu: (Almatzier, 2010)

Fase akut (24- 48 jam)› Tidak sadarkan diri? Kesadaran menurun› Parenteral, lanjutkan dengan enteral› AMB x 1 x 1,2; protein 1,5 g/kgBB; lemak

maksimal 2,5 g/kgBB; dekstrosa maksimal 7 g/kg BB.

Fase pemulihan› pasien telah sadar dan tidak disfagia› per oral secara bertahap dalam bentuk

makanan cair, makanan saring, makanan lunak , makanan biasa

Pemberian makanan melalui NGT tidak lebih dari 6 minggu

Diet stroke terdiri dari diet stroke I dalam fase akut /disfagia Diet stroke II (IIa, IIb, dan Iic) pasien

pada fase pemulihan /sebagai makanan perpindahan dari diet stroke I.› dapat berupa kombinasi cair jernih, cair

kental, saring, lunak, dan biasa.

Makanan yang dianjurkan dan tidak

Diet Stroke I

Diet stroke I memiliki bahan makanan tersendiri (Tabel 2) dimana masing-masing bahan makanan pada diet stroke tipe I memiliki nilai gizi tersendiri untuk diberikan pada pasien stroke

Diet Stroke II

Diet stroke II dibagi dalam tiga tahap, yaitu diet stroke II A berupa makanan cair dan bubur saring (1700 kkal), diet stroke II B berupa makanan lunak (1900 kkal) dan diet stroke II C berupa makanan biasa (2100 kkal). (Almatzier, 2010)

Terima kasih

DAFTAR PUSTAKA Almatsier S. 2007. Diet Penyakit Jantung dan Pembuluh darah.

Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Escribano J A et al. 2011. Guidelines for specialized nutritional and

metabolic support in the critically-ill patient. Update. Consensus SEMICYUC-SENPE: Neurocritical patient. Nutr Hosp; 26(Supl. 2):72-75.

Kern L et al. 2013. Comparison of the European and Japanese Guidelines for the Management of Ischemic Stroke. Cerebrovasc Dis;35:402–418.

Larsson S C et al. 2015. Dietary Cysteine and Other Amino Acids and Stroke Incidence in Women. Stroke. 2015;46:922-926

Sacco et al. 2013. An Updated Defiition of Stroke for the 21st Century A Statement for Healthcare Professionals From the American Heart Association/American Stroke Association. Stroke 2013;44:2064-2089

PERDOSSI. 2011. Guideline Stroke 2011. Jakarta Wang J et al. 2014. Evaluation methods on the nutritional status of

stroke patients. European Review for Medical and Pharmacological Sciences; 18: 3902-3907.

Wirth R et al. 2013. Guideline clinical nutrition in patients with stroke. Experimental & Translational Stroke Medicine, 5:14.