tgssubosukawobosraten

9
Buat tugas otda SUBOSUKAWOBOSRATEN 1. Apa bentuk kerjasama 2. Latar belakang dilakukan kerjasama 3. Pihak-pihak yang terkait 4. Bagaimana mekanismenya 5. Bagaimana pelaksanaannya → berhasil / gagal 6. Kenapa terjadi pelaksanaan yang demikian. Kerjasama antar daerah SUBOSUKAWOBOSRATEN 1. Bentuk kerjasama Bentuk Kerjasama yang telah terjamin atar daerah yang telah disepakati, meliputi bidang: Ketenagakerjaan dan Kepegawaian; Tata Ruang, Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup; Pembangunan Sarana dan Prasarana; Perhubungan dan Pariwisata; Kependudukan; Pemukiman dan Masalah Sosial; Air Bersih; Perindustrian dan Perdagangan; Penelitian dan Pengembangan Iptek; Sumber daya Manusia; Kesehatan; Pertanian dan Perairan, dan lain-lain yang dianggap perlu. Semuanya dalam rangka meningkatankan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. 2. Latar belakang

Upload: robert-stone

Post on 11-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tgs

TRANSCRIPT

Buat tugas otda SUBOSUKAWOBOSRATEN1. Apa bentuk kerjasama2. Latar belakang dilakukan kerjasama3. Pihak-pihak yang terkait4. Bagaimana mekanismenya5. Bagaimana pelaksanaannya berhasil / gagal6. Kenapa terjadi pelaksanaan yang demikian.Kerjasama antar daerah SUBOSUKAWOBOSRATEN1. Bentuk kerjasama Bentuk Kerjasama yang telah terjamin atar daerah yang telah disepakati, meliputi bidang: Ketenagakerjaan dan Kepegawaian; Tata Ruang, Sumber daya Alam dan Lingkungan Hidup; Pembangunan Sarana dan Prasarana; Perhubungan dan Pariwisata; Kependudukan; Pemukiman dan Masalah Sosial; Air Bersih; Perindustrian dan Perdagangan; Penelitian dan Pengembangan Iptek; Sumber daya Manusia; Kesehatan; Pertanian dan Perairan, dan lain-lain yang dianggap perlu. Semuanya dalam rangka meningkatankan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.

2. Latar belakang Kawasan SUBOSUKAWOBOSRATEN yang terdiri dari Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten merupakan wilayah yang berada di bagian hulu Daerah Aliran Sungai Bengawan Solo. Kota Surakarta atau yang dikenal sebagai Kota Solo merupakan pusat perkembangan pembangunan kawasan tersebut. Kerjasama yang dilakukan adalah untuk memajukan daerah di eks Karesidenan Surakarta. Beberapa daerah sekitar Kota Solo ingin maju bersama dalam satu wadah. Dengan menggabungkan nama daerah dalam satu wadah memudahkan cara menjual secara serentak, tidak sepotong-sepotong atau antar daerah-perdaerah. Kerjasama antar Daerah SUBOSUKAWOBOSRATEN yang telah dilakukan ditandatangani bersama pada Tanggal 30 Oktober 2001 merupakan kerjasama besar dan penting, memiliki jangkauan yang jauh ke depan dan strategis. Tujuannya memerlukan dimensi jangka panjang yang lebih umum namun penting dirumuskan sejak dini dan juga memiliki dimensi praktis bersifat jangka pendek namun efektif.3. Pihak-pihak yang terkait Pihak-pihak yang terkait dalam kerjasama SUBOSUKAWOBOSRATEN adalah Gubernur Jawa Tengah, Bupati daerah-daerah yang terlibat dalam kerjasama, Wali Kota, terdapat keterlibatan Pihak ketiga yaitu sebagian masyarakat dari daerah tersebut sebagai perwakilan, dan kerjasama ini di fasilitasi oleh Badan Kerjasama antar daerah terkait. Terdapat pihak yang menandatangani kerjasama tersebut antara lain: Kepala Instansi Pertanian, Peternakan, Perikanan, Perkebunan, Kehutanan serta Ketahanan Pangan Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten (Subosukawonosraten) menandatangani perjanjian kerjasama di Graha Soloraya, Kamis (21/6). Penandatanganan naskah kerjasama ini disaksikan oleh Kepala Bakorwil II, Drs Joko Purnomo,MM dan Koordinator BKAD Subosukawonosraten, H. Ponco Wibowo SH, SpN.4. Mekanisme

Tahapan pelaksanaan kerjasama antar daerah melalui BKAD Subosukawonosraten secara garis besar meliputi tahapan koordinasi perumusan perjanjian kerjasama dan koordinasi teknis pelaksanaan kerjasama. Pada tahapan koordinasi perumusan perjanjian kerjasama diawali dengan pengkajian potensi masalah di tiap daerah sebagai masukan bidang yang akan dikerjasamakan. Nantinya tiap daerah akan membahas bagaimana prioritas daerah terhadap bidang yang akan dikerjasamakan sebelum dibahas pada tingkat BKAD. Setelah disepakati kemudian akan dilakukan pembahasan pada BKAD untuk memprioritaskan bidang kerjasama dan jika salah satu bidang kerjasama telah disepakati kemudian dilakukan pembahasan substansi kerjasama pada bidang tersebut yang nantinya akan dituangkan dalam draft kesepakatan bersama sebelum dilegalkan dalam bentuk MoU yang ditandatangani kepala dinas teknis terkait dan koordinator BKAD. Koordinasi yang dilakukan pada tahapan ini dihadiri oleh dinas teknis dari tiap daerah dan perwakilan BKAD. Pada pelaksanaan koordinasinya, pengembangan ekonomi wilayah sudah direncanakan sejak tahun 2004 dan pelaksanaan koordinasi dan studi banding sebagai masukan terhadap pelaksanaan kerjasama dilakukan pada 2005. Pelaksanaan koordinasi ini cukup lama karena membutuhkan kesamaan persepsi antar daerah dan akan mempengaruhi kondisi perekonomian di tiap tiap daerah. Pada tahun 2008, koordinasi secara teknis dilakukan melalui Rakor Strategi Pengembangan Ekonomi Wilayah dan pembentukan rencana aksi melalui forum BKAD.Tahapan teknis kerjasama dilakukan pada saat draft perjanjian pada bidang yang akan dikerjasamakan telah disusun dan ditandatangani. Perjanjian kerjasama tersebut hanya mengatur muatan umum pelaksanaan kerjasama sehingga perlu dilakukan koordinasi secara lebih teknis oleh dinas-dinas yang terkait dari tiap daerah. Dinas teknis dari tiap daerah nantinya akan membahas secara lebih lanjut mengenai pelaksanaan teknis kerjasama, yang meliputi kegiatan, proses pelaksanaan teknis, serta pembiayaan. Contoh pelaksanaan kerjasama antara lain di bidang pariwisata, dengan membentuk paket wisata yang tidak hanya meliputi satu daerah saja tetapi juga daerah lain di wilayah Subosukawonosraten untuk mempromosikan potensi pariwisata yang mungkin belum dikenal masyarakat secara umum. Misalnya paket wisata Solo Selo Borobudur, Solo Wonogiri Pacitan, dan Solo Sangiran Sukuh. Selain itu, kerjasama juga dilakukan dalam bidang pemadaman kebakaran yang masing-masing daerah dapat mendukung dengan bantuan armada maupun tindak lanjut ketika terdapat kondisi darurat khususnya pada pos yang paling mendekati dengan lokasi kejadian. Pembiayaan dalam pelaksanaan kerjasama antar daerah yang dilakukan meliputi pembiayaan kesekretariatan dan pembiayaan teknis pelaksanaan kerjasama. Pembiayaan kesekretariatan KAD ini digunakan antara lain untuk biaya operasional kesekretariatan, operasional forum fasilitasi, serta penyusunan legal drafting. Sumber pembiayaan ini berasal dari hasil iuran tiap daerah tiap tahun yang besarannya sama, kecuali Kota Surakarta karena merupakan lokasi sekretariat berada. Penentuan besar anggaran dan iuran ini ditentukan melalui forum BKAD. Sedangkan pembiayaan teknis kerjasama dibebankan pada masing-masing dinas teknis yang terkait dalam pelaksanaan bidang kerjasama. Besar anggaran yang dikeluarkan oleh tiap dinas dari masing-masing daerah tergantung pada pembahasan teknis kerjasama dan wewenang dinas dalam pelaksanaan kerjasama. Secara umum kedua jenis pembiayaaan yang menunjang pelaksanaan kerjasama ini berasal dari APBD sehingga membutuhkan kebijakan penganggaran yang mendukung dari daerah. Selain BKAD dan dinas teknis, pelaksanaan kerjasama ini juga melibatkan Pemerintah Provinsi dan PT Solo Raya Promosi. Di sisi lain, kedua pihak ini tidak terlibat banyak dalam pelaksanaannya. Pemerintah Provinsi merupakan salah satu inisiator terciptanya kerjasama di wilayah Subosukawonosraten ini ketika terjadi konflik antar daerah pada awal pelaksanaan otonomi. Selain itu, Pemerintah Provinsi dalam kerjasama antar daerah di wilayah Subosukawonosraten ini adalah juga sebagai pembina pelaksanaan kerjasama antar daerah, koordinasi dalam lingkup yang lebih luas, alternatif penyelesaian konflik, dan bantuan pendanaan maupun teknis. Sedangkan PT Solo Raya Promosi merupakan badan yang dibentuk berdasarkan kesepakatan Bupati dan Walikota Subosukawonosraten untuk mendukung promosi wilayah tersebut yang beranggotakan tenaga profesional dan anggota sub secretariat BKAD pada tahun 2005. Pendirian PT ini diprakarsai dan dibiayai oleh ketujuh daerah tersebut. PT ini dapat berfungsi untuk mendatangkan turis, investor, serta memasarkan potensi daerah (Ramto, 2012). Akan tetapi PT ini sejak tahun 2008 non aktif karena adanya permasalahan internal sehingga fungsinya belum berjalan, baru sebatas pengenalan potensi daerah 5. Bagaimana pelaksanaannya ?Dalam pelaksanaannya diperlukan penjabaran teknik operasional / detail isi dari bidang yang akan dilaksanakan kerjasama, serta merumuskan secara bertahap dan diimplementasikan. Membangun komunikasi sebagai sarana efektif untuk menyatukan visi dan misi maupun pola pikir bersama selalu dilakukan guna tercapainya tujuan bersama. Berhasil atau tidaknya kerjasama ini harus ditinjau lebih lanjut dari aspek-aspek yang masuk dalam kerjasama antar daerah ini. Jika dari aspek kesehatan, kerjasama antar daerah dalam pelayanan kesehatan bagi Kabupaten Boyolali pada dalam kerjasama Subosukawonosraten dapat dikatakan kurang efektif (kurang berhasil dalam mencapai tujuan), jika dinominalkan secara keseluruhan tidak lebih dari 40%. Diketahui faktor-faktor penghambat efektifitas : pertama,trust among the participant: Ada anggapan kelonggaran pencapaian tujuan; Belum ada rumusan target; Kumunikasi jarang dilakukan; Masih ada yang berjalan operasionalnya. Kedua,Acces to resources: Hanya sekali dijumpai sosok fasilitator yang mampu; Tidak ada rekomendasi pengangaran bersama. Ketiga,Governance: Konkrit baru pelayanan penyakit menular; Koordinasi, penyusunan program kerja dan evaluasi dilakukan 2007-2010 saja. Keempat, penilaian kinerja: setelah berjalan hanya satu yang konsisten; petugas di lapangan belum mengetahui prosedur pelayanan perjanjian KAD; Tidak ada target waktu dalam KAD.Daftar Pustakahttp://www.surakarta.go.id/konten/7-pemerintah-daerah-se-subosukawonosraten-tandatangani-perjanjian-kerjasamahttp://map.pasca.uns.ac.id/?p=110