tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada … · pada ibu yang memiliki bayi dan...

64
i TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA USIA 6 BULAN - 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusunoleh : MELYANA SETYOWATI NIM B11095 PROGRAN STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Upload: dodung

Post on 03-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

i

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL

SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA

USIA 6 BULAN - 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN

SRAGEN

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusunoleh :

MELYANA SETYOWATI

NIM B11095

PROGRAN STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL

SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA

USIA 6 BULAN – 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN

SRAGEN

TAHUN 2014

Diajukan Oleh :

MELYANA SETYOWATI

B11 095

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal……………..

Pembimbing

Arista Apriani, SST,M.Kes

NIK 201188069

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL

SUSU PADA IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA

USIA 6 BULAN – 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI, KABUPATEN

SRAGEN

TAHUN 2014

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh :

MELYANA SETYOWATI

B11 095

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

PadaTanggal……….

PENGUJI I

Ernawati, S.ST

NIK.200886033

PENGUJI II

Arista Apriani, SST., M.Kes

NIK.201188069

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka. Prodi D III Kebidanan

Retno Wulandari, S.ST

NIK.200985034

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “ Tingkat Pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu Pada Ibu Yang

Memiliki Bayi Dan Balita Usia 6 Bulan – 2 Tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten

Sragen Tahun 2014 “. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk

memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III

Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh Karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Arista Apriani, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Kardiyo selaku Kepala Desa Soka, kecamatan miri, kabupaten sragen.

yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data

5. Seluruh Dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga

KaryaTulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2014

Penulis

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

v

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014

Melyana Setyowati

B11 095

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA

IBU YANG MEMILIKI BAYI DAN BALITA USIA

6 BULAN – 2 TAHUN DI DESA SOKA, MIRI,

KABUPATEN SRAGEN

TAHUN 2014

Xiii + 48 halaman + 16 lampiran + 7 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Cara yang salah dalam menggunakan botol susu dapat

menyebabkan bakteri berkembang, dari berkembangnya bakteri dalam botol bisa

mengganggu sistem pencernaan bayi, Infeksi bakteri yang sering menimbulkan diare

adalah infeksi bakteri E.coli. Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai tingkat

pengetahuan ibu tentang higienitas botol didapatkan hasil secara keseluruhan. Dari

10 ibu yang berhasil diwawancarai, setelah diberi 10 pertanyaan, ibu yang dapat

menjawab benar lebih dari 5 pertanyaan ada 5 ibu (50%), ibu yang menjawab benar

kurang dari 5 pertanyaan ada 5 ibu (50%).

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu

pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri,

Kabupaten Sragen.

Metode Penelitian : jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian

diambil di Desa Soka, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen pada tanggal 10-11 April

2014 pada ibu yang mempunyai bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun yang

menggunakan botol susu di desa Soka, Miri, Sragen dengan populasi sebanyak 126

ibu, dan sampel sebanyak 32 ibu, dengan menggunakan tekhnik pengambilan

systematic random sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner, sedangkan

untuk analisis data dilakukan dengan analisis univariatyang menghasilkan distribusi

frekwensi.

Hasil Penelitian : tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang

memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten

Sragen pada kategori pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,2%), pengetahuan

cukup sebanyak 25 responden (78,1%), dan pengetahuan kurang sebanyak 5

responden (15,7%).

Kesimpulan : tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang

memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten

Sragen sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 25 responden (78,1%).

Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, ibu yang memiliki bayi dan balita

usia 6 bulan – 2 tahun, Higienitas botol susu.

Kepustakaan : 31 literatur (Tahun 2006 s/d 2013)

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

vi

MOTTO

v Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan /

diperbuatnya. ( Ali Bin Abi Thalib )

v Cara untuk menjadi di depan adalah memulai sekarang. Jika memulai

sekarang, tahun depan Anda akan tahu banyak hal yang sekarang tidak

diketahui, dan Anda tak akan mengetahui masa depan jika Anda menunggu-

nunggu. ( William Feather )

v Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan; dan

saya percaya pada diri saya sendiri. ( Muhammad Ali )

v Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita

selalu menyesali apa yang belum kita capai. ( Schopenhauer )

LEMBAR PERSEMBAHAN

v Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Atas

karunia serta kemudahan yang Engkau berikan.

v Untuk ibu dan ayah kupersembahkan karya kecil ini.

Terima kasih atas kasih sayang dan dukungan yang

selalu membuatku termotivasi.

v Untuk kakak ku tersayang, terima kasih atas doa,

semangat dan inspirasinya.

v Untuk sayangku. Terima kasih atas perhatian, dan

kesabaranmu yang telah memberikanku semangat

dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

v Untuk sahabatku anak green kozt selama 3 tahun kita

berjuang bersama teman, dan juga untuk anak kelas 3B

teman-temanku yang paling heboh.

v Untuk Ibu Arista Apriani, SST,M.Kes dan ibu Aprilia

dyah K, SST,M.Kes selaku dosen pembimbing tugas

akhir saya, terima kasih banyak tas bimbinganya

selama ini, saya tidak akan lupa atas bantuan dan

kesabaran ibu.

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

vii

CURICULUM VITAE

Nama : Melyana Setyowati

Tempat/Tanggal Lahir : Sragen, 24 Oktober 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Cantel Kulon RT 03/RW 23, Sragen Kulon, Sragen

Riwayat Pendidikan

1. SD N 6 Sragen LULUS TAHUN 2005

2. SMP N 6 Sragen LULUS TAHUN 2008

3. SMA Muhammadiyah 1 Sragen LULUS TAHUN 2011

4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan

2011/2012

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

viii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iv

ABSTRAK. ................................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

CURICULUM VITAE ................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ............................................................... 5

F. Sistematika Penelitian .......................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ...................................................................... 8

1. Pengetahuan .................................................................. 8

2. Higienitas ...................................................................... 14

3. Botol Susu ..................................................................... 15

4. Higienitas Botol Susu………………………………… 19

B. Kerangka Teori..................................................................... 26

C. Kerangka Konsep ................................................................. 27

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 28

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ........... 29

D. Variabel Penelitian ............................................................... 30

E. Definisi Operasional............................................................. 31

F. Instrumen Penelitian............................................................. 32

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 35

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ 36

I. Etika Penelitian .................................................................... 38

J. Jadwal Penelitian .................................................................. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Persalinan .................................... 38

B. Hasil Penelitian .................................................................... 38

C. Pembahasan .......................................................................... 42

D. Keterbatasan......................................................................... 45

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 47

B. Saran .................................................................................... 47

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Definisi Operasional .................................................................... 32

Tabel 3.1 Cara Penskoran Kuesioner .......................................................... 33

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner .................................................................... 33

Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan umur .................................. 41

Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan pendidikan ........................ 42

Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan........................... 43

Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan jumlah anak ...................... 43

Tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan umur anak ......................... 44

Tabel 4.6 karakteristik responden berdasarkan urutan anak ....................... 44

Tabel 4.3 Mean dan Std. Deviation ............................................................ 45

Tabel 4.4 tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang

memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri,

Kabupaten Sragen ....................................................................... 46

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................ 26

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 27

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal penelitian

Lampiran 2. Surat permohonan ijin studi pendahuluan

Lampiran 3. Surat balasan ijin studi pendahuluan

Lampiran 4. Surat permohonan ijin uji validitas dan reliabilitas

Lampiran 5. Surat balasan uji validitas dan reliabilitas

Lampiran 6. Surat permohonan ijin penggunaan lahan

Lampiran 7. Surat balasan ijin penggunaan lahan

Lampiran 8. Surat permohonan menjadi responden

Lampiran 9. Surat persetujuan responden (informed consent)

Lampiran 10. Kuesioner penelitian

Lampiran 11. Kunci jawaban kuesioner

Lampiran 12. Data hasil uji validitas

Lampiran 13. Data hasil uji reliabilitas

Lampiran 14. Data tabulasi hasil penelitian

Lampiran 15. Distribusi frekuensi

Lampiran 16. Lembar konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyusui bayi dapat mempererat hubungan batin antara ibu dan bayi.

Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan ibu tidak dapat menyusui,

seperti ibu harus kembali bekerja setelah masa cuti melahirkan habis, ibu

menderita suatu penyakit sehingga tidak dapat menyusui, atau produksi ASI

menurun atau ASI tidak keluar. Bila ibu dihadapkan dengan kondisi seperti

diatas, pemberian ASI dapat dialihkan melalui botol susu. Cara-cara pemberian

baik ASI maupun susu formula melalui botol harus memperhatikan berbagai hal,

seperti botol susu, dot, cara penyajian, cara mencuci botol, dan cara sterilisasi

(Sutomo, 2010).

Cara yang salah dalam menggunakan botol susu dapat menyebabkan

bakteri berkembang, dari berkembangnya bakteri dalam botol bisa mengganggu

sistem pencernaan bayi, bahkan dapat menimbulkan diare pada bayi atau balita

(Amiruddin, 2007).

Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia

terutama di negara berkembang. Besar masalah tersebut terlihat dari tingginya

angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus

terjadi di dunia pada tahun 2000 dan 2,2 juta diantaranya meninggal, sebagian

besar umur dibawah 5 tahun. Diperkirakan sekitar 31.200 anak balita meninggal

setiap tahun karena diare di Indonesia. Menurut Dinas Kesehatan Jawa Tengah

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

2

di daerah Jawa Tengah jumlah kasus diare pada balita yaitu sebanyak 269.483

kasus. Jumlah kasus diare pada balita setiap tahunnya rata-rata diatas 40%

(Dinkes Jateng, 2012). Di Kabupaten Sragen jumlah kasus diare pada balita

tahun 2012 sebesar 41,98% dari keseluruhan kasus diare pada semua usia

sebanyak 9,883 kasus (DKK Sragen, 2012). Sedangkan berdasarkan data dari

Puskesmas Miri pada tahun 2012 kasus diare pada balita sebanyak 517 kasus

dengan Incident Rate sebesar 18,9% (RM Puskesmas Miri, 2012).

Sebagian besar diare disebabkan oleh infeksi bakteri, terkecuali

ditemukan sebab-sebab yang lain. Infeksi bakteri yang sering menimbulkan

diare adalah infeksi bakteri E.coli. Bakteri E.coli masuk dalam tubuh melalui

tangan atau alat-alat seperti botol susu, dot, dan peralatan yang tercemar oleh

bakteri penyebab diare. Botol susu yang tidak steril sangat berbahaya sebab

menjadi media mikro-organisme yang bersifat patogen seperti bakteri

(Soegeng, 2007).

Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan melalui langkah sederhana

dengan membersihkan botol susunya secara rutin dan harus menyimpan botol

susu di tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun

mampu memberi dampak besar bagi kesehatan bayi (Destika, 2012).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan mengenai tingkat pengetahuan ibu

tentang higienitas botol susu yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2013 di

desa Soka, Miri, Sragen didapatkan hasil secara keseluruhan ibu yang

mempunyai bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun yang menggunakan botol susu

di desa Soka, Miri, Sragen berjumlah 126 ibu. Dari 10 ibu yang berhasil

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

3

diwawancarai, setelah diberi 10 pertanyaan yang menyangkut tentang higienitas

botol susu, antara lain tentang memilih botol susu, kebersihan botol susu, dan

sterilisasi botol susu, ibu yang dapat menjawab dengan benar lebih dari 5

pertanyaan ada 5 ibu (50%), ibu yang menjawab dengan benar kurang dari 5

pertanyaan ada 5 ibu (50%). Hal ini menunjukan masih ada sebagian warga desa

Soka yang belum mengetahui tentang higienitas botol susu yang baik.

Pengetahuan yang baik akan berdampak pada kesadaran, sikap dan perilaku ibu

akan pentingnya higienitas botol susu sehingga ibu akan lebih rutin menjaga

kebersihan dan sterilisasi botol susu.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu

Pada Ibu Yang Memiliki Bayi Dan Balita Usia 6 Bulan – 2 Tahun di Desa Soka,

Miri, Kabupaten Sragen”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah , “Bagaimana tingkat pengetahuan tentang higienitas botol

susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,

Miri, Kabupaten Sragen ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Tentang Higienitas Botol Susu pada

ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri,

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

4

Kabupaten Sragen.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu

yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,

Miri, Kabupaten Sragen pada kategori baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu

yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,

Miri, Kabupaten Sragen pada kategori cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu

yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,

Miri, Kabupaten Sragen pada kategori kurang

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu pengetahuan

Sebagai pengembangan teori yang berhubungan dengan higienitas botol susu

sehingga dapat menambah referensi yang ada.

2. Bagi Peneliti

Menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan ilmu

kebidanan khususnya tentang higienitas botol susu, metodologi penelitian,

dan biostatistik.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai tambahan bahan bacaan di perpustakaan untuk mengetahui higienitas

botol susu sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit pada bayi dan

balita.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

5

4. Bagi Masyarakat

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan dan

menambah kesadaran ibu-ibu di desa Soka tentang pentingnya perilaku

menjaga higienitas botol susu sehingga dapat mengurangi angka kesakitan

bayi dan balita.

E. Keaslian Penelitian

Berikut ini penelitian-penelitian yang berhubungan dengan tingkat

pengetahuan Ibu tentang higienitas botol susu yang pernah dilakukan

sebelumnya, antara lain :

1. Fatmalia (2009), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara

Membersihkan Botol Bayi di Desa Soak Baru Kecamatan Ilir Palembang”.

Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dan teknik sampling

dengan cara cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah

kuesioner. Analisis data distribusi menggunakan distribusi frekuensi dan

persentase dari variabel. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas

pengetahuan ibu berpengetahuan kurang (57,5%).

2. Hapsari (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas

Botol Bayi di Desa Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen”.

Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi 30 orang. Sampel dalam

peneitian ini 30 responden dengan teknik sampling jenuh, instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Analisis data dengan

menggunakan analisis univariat. Hasil dari penelitian ini tingkat

pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Desa Sambirejo Kecamatan

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

6

Sambirejo Kabupaten Sragen dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 3

ibu (10%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 12 ibu (40%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 15 ibu (50%).

3. Agusulistiana (2013), dengan judul “ Tingkat Pengetahuan Ibu tentang

Higienitas Botol Bayi di Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Sragen”.

Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi 43 orang. Sampel dalam

peneitian ini 43 responden dengan teknik sampling jenuh, instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini kuesioner. Analisis data dengan

menggunakan analisis univariat. Hasil dari penelitian ini tingkat

pengetahuan ibu tentang higienitas botol bayi di Posyandu Teratai VIII Desa

Gabus Etan Sragen dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 ibu

(18,6%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 ibu (60,5%), dan

pengetahuan kurang sebanyak 9 ibu (20,9%).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lalu terletak pada subyek

penelitian, waktu, tempat, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 3 bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan isi proposal secara singkat meliputi latar

belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

keaslian penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tinjauan teori tentang pengetahuan, tingkat pengetahuan, cara

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

7

memperoleh pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan, cara pengukuran pengetahuan dan tentang higienitas

botol meliputi manfaat, tips memilih botol bayi yang baik, cara

menjaga kebersihan botol, metode sterilisasi botol bayi serta kerangka

teori dan kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel,

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian,

definisi operasional, metode pengolahan data, analisis data dan etika

penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas tentang gambaran umum penelitian, hasil

penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu yang memiliki bayi dan

balita usia 6 bulan – 2 tahun, pembahasan dan keterbatasan dalam

penelitian.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dan saran-saran ditujukan

bagi warga desa soka, bagi STIKes Kusuma Husada Surakarta, Bagi

Tenaga Kesehatan, dan bagi peneliti selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia

terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

perasa, dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

atau over behavior (Notoatmojo, 2010).

b. Tingkatan pengetahuan

Menurut Kholid (2012), Tingkat pengetahuan seseorang secara

rinci terdiri dari 6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall)

terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsang yang telah diterima. Tahu merupakan tingkatan

pengetahuan yang paling rendah.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

9

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi secara benar. Orang telah paham

terhadap obyek atau materi yang harus dapat dijelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Aplication)

Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi real

(sebenarnya) ialah dapat menggunakan rumus-rumus, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam situasi yang lain, misalnya dapat

menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah kesehatan

dari kasus yang telah diberikan.

4) Analisis (Analisys)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu obyek di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada

kaitanya satu dengan yang lain. Kemampuan analisa dapat dilihat

dari penggunaan kata kerja seperti dapat menggunakan dan

menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan,

dan sebagainya.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

10

5) Sintesis (Sintesys)

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

kemampuan untuk menyusun suatu formasi-formasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.

c. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2013), pengukuran pengetahuan dilakukan

dengan cara menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan

dalam menjawab kuesioner dan nilainya berdasarkan rangking secara

obyektif dengan urutan sebagai berikut :

1) Pengetahuan baik , bila nilai (x) > mean + 1 SD.

2) Pengetahuan cukup, bila nilai mean - 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD.

3) Pengetahuan kurang, bila nilai (x) < mean - 1SD.

d. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Kholid (2012), faktor – faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan secara umum adalah :

1) Umur

Semakin tua umur seseorang maka proses – proses

perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

11

tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak

secepat seperti ketika berumur belasan tahun.

2) Kemampuan (Intelegensi)

Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental

dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang

merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai

informasi secara terarah sehingga mampu menguasai lingkungan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi

dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat

pengetahuan.

3) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan

pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat

mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk

tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan, seseorang

akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara

berfikir seseorang.

4) Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

12

hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang

mengalami suatu proses belajar dan memperoleh pengetahuan.

5) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses

pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan

kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri

sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka

peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin baik pula pengetahuannya.

6) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah

tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan atau pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun

dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

e. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Kholid (2012), untuk memenuhi rasa ingin tahunya, manusia

menggunakan berbagai cara untuk memperoleh kebenaran yang dapat

dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Cara Tradisional atau non ilmiah

a) Cara Coba Salah (trial dan error)

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

13

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban, Cara coba salah

ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan, dan apabila kemungkinan tersebuttidak berhasil,

maka akan dicoba dengan kemungkinan lain.

b) Cara Kekuasaan (Otoritas)

Prinsip dari cara ini adalah orang lain menerima pendapat yang

dikemukakan oleh orang yang mempunyai aktivitas tanpa

terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenaran, baik

berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran

sendiri, Hal ini disebabkan karena orang yang menerima

pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang

dikemukakanyan adalah benar.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini

dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan pada masa yang

lalu. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua

pengalaman pribadi dapat menuntun seseorang untuk menarik

kesimpulan dari pengalaman dengan benar diperlukan berpikir

kritis dan logis.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

14

d) Melalui Jalan Pikiran

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah

menggunakan jalan piliranya, baik melalui induksi maupun

deduksi. Induksi adalah proses pembuatan kesimpulan itu

melalui pernyataan-pernyataan khusus ke umum. Deduksi

adalah proses pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke

khusus.

2) Cara Modern atau Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada saat ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan cara mengadakan observasi langsung

dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta

sehubungan dengan objek penelitianya.

2. Higienitas

a. Pengertian Higienitas

Menurut UNICEF (2009), higienitas dapat didefinisikan dengan

beberapa pengertian, yaitu:

1) Bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan.

2) Kebersihan fisik dan mental yang dapat menciptakan lingkungan

sehat dan tubuh yang sehat.

3) Orang yang menjaga kebersihan dan lingkungannya serta makanan

yang dikonsumsi.

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

15

b. Manfaat Higienitas

Menurut UNICEF (2009), higienitas botol merupakan salah satu cara

untuk mendorong perilaku higienis untuk mencegah penyebaran

penyakit diare. Selain itu, perilaku higienis dapat mencegah penyebaran

penyakit lain yang berhubungan dengan lingkungan seperti cacingan

atau demam berdarah.

3. Botol Susu

a. Pengertian

Dot yang juga dikenal sebagai dummy, soother, atau pacifier adalah

pengganti putting susu ibu yang biasanya terbuat dari karet atau plastik.

Non nutritive sucking seperti halnya botol, sudah lama dikenal dalam

sejarah umat manusia, penggunaanya merupakan usaha orang tua untuk

memberikan sesuatu yang dapat menenangkan dan memberikan rasa

nyaman untuk bayinya. Botol secara universal seakan menjadi simbol

perlengkapan perawatan bayi, penggunaanya sangat luas di seluruh

dunia (IDAI, 2009).

b. Tips memilih botol bayi yang baik

Menurut Melinda (2012), dalam memilih botol susu, tentunya harus

ekstra hati-hati, yaitu :

1) Pilihlah botol susu yang sesuai dengan usia bayi. Perlu

memperhatikan ujung botol bayi dan pastikan sesuai dengan ukuran

mulut bayi. Botol susu plastik memerlukan perawatan untuk

menjaga kebersihanya.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

16

2) Apabila menggunakan botol susu plastik untuk bayi, tentunya harus

benar-benar memperhatikan kebersihanya. Bisa mensterilkan botol

susu dengan menggunakan alat steril khusus yang ada di pasaran,

atau bisa juga menggunakan air panas.

3) Saat memilih botol susu, pastikan produk tersebut tidak

mengandung bahan kimia berbahaya. Anda bisa memilih botol susu

yang terdapat tulisan “recycle” yang berarti bisa digunakan

kembali, atau pilihlah produk dengan tanda “food grade”. Perlu

diketahui, kode-kode tersebut merupakan informasi tentang jenis

plastik botol tersebut. Berikut ini beberapa kode yang biasanya ada

pada botol, yaitu :

a) PP atau Polypropylene adalah bahan yang paling aman

digunakan seperti untuk botol susu bayi atau tempat makanan.

b) LDPE atau Low Density Polyethylene adalah bahan yang dapat

di daur ulang. Bahan ini cocok untuk tempat makanan.

c) PET atau Polyethylene Terephthalate adalah bahan yang

biasanya dipakai untuk kemasan air mineral dan hanya untuk

sekali pakai. Tidak untuk digunakan dengan air panas atau

hangat.

d) HDPE atau High Density Polyethylene adalah bahan yang

direkomendasikan hanya untuk sekali pakai saja. Bahan jenis

ini biasanya digunakan untuk botol susu yang berwarna putih

susu.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

17

e) PVC atau Polyvinyl Chloride adalah bahan plastik yang

berbahaya untuk ginjal dan hati. Bahan jenis ini sulit di daur

ulang.

f) PS atau Polystyrene adalah bahan yang biasa digunakan untuk

tempat minuman sekali pakai atau tempat makan dari

Styrofoam. Bahan jenis styrene berbahaya untuk otak dan

system saraf. Bahkan beberapa negara sudah melarang

pemakaian bahan ini.

g) Other, jika anda mendapatkan produk dengan symbol yang

bertuliskan kata “other” artinya adalah produk tersebut

menggunakan salah satu bahan plastik yang berasal dari

Polycarbonate, Polylactic Acid, Acrylonitrile Butadiene

Styrene Acrylic, Nylon atau Fiberglass. Sebaiknya

menghindari produk yang bertuliskan “Polycarbonate” karena

mengandung bisphenol-A (BPA) yang bisa berbahaya bagi

perkembangan anak, sistem reproduksi, saraf, daya tahan tubuh

dan bisa menyebabkan kanker.

c. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih botol

Menurut Farida (2008), ada banyak jenis botol dan dot yang tersedia

dengan berbagai gaya. Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan

ketika memilih botol susu :

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

18

1) Ukuran Botol

Di pasaran terdapat berbagai ukuran botol yang biasanya

menyatu dengan dot. Ukuran kecil 30-50 ml, sedang 120 ml, dan

besar di atas 200 ml. Dianjurkan untuk menyesuaikan ukuran botol

dengan kebutuhan asupan susu bayi setiap kali minum dan sangat

tidak dianjurkan untuk menyisakan susu dalam botol .

2) Bahan Tahan Panas, Tidak Mudah Pecah, dan Tidak Beracun

Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan aman dan mudah. Botol

yang terbuat dari bahan gelas akan lebih awet, tahan lama, dan

proses sterilisasinya mudah. Tetapi, botol ini cukup berat hingga

kurang nyaman untuk digunakan dan mudah pecah dan retak. Jika

pecah akan sangat berbahaya bagi bayi. Botol gelas juga mudah

pecah atau retak ketika di sterilisasi, dan bisa saja pecahan kaca

masuk ke dalam makanan bayi. Berbeda dengan botol plastik yang

lebih tahan lama, tidak mudah pecah, dan bayi aman memegang

botol sendiri.

3) Tidak Banyak Gambar

Gambar yang terdapat di botol berisiko terkelupas saat

disterilisasi dalam air mendidih. Sedangkan botol dengan aksesoris,

seperti kepala boneka atau mainan boleh dijadikan pilihan, selama

tidak menyulitkan proses sterilisasi atau pemberian susu kepada

bayi.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

19

4) Memiliki Ring Pengatur Deras

Ring pengatur deras dapat diputar ke arah tertentu, aliran

susu akan semakin deras atau sebaliknya. Ada tiga pengaturan yang

baku, yaitu lambat, sedang, dan cepat. Jadi, dapat diatur sesuai

kebutuhan. Bayi yang mengalami kelainan jantung sangat

dianjurkan mempunyai kelengkapan ini, karena bayi tidak

dianjurkan mengisap air susu terlalu deras. Jika tidak, napas bayi

dapat tersengal-sengal dan menimbulkan efek tersedak. Ini juga

dapat digunakan terutama untuk bayi 0-3 bulan. Regulator akan

membantu agar isi susu tidak keluar ketika tidak diisap dan sangat

membantu saat sedang menyusu sehingga bayi tidur terlelap. Selain

itu, sekat ini juga berguna untuk menahan aliran susu jika botol

miring atau terbalik. Selain itu, saat bepergian dimana sering

menyimpan botol dalam tas dapat mengurangi kekhawatiran air

susu yang tumpah.

5) Botol Susu dengan Pegangan

Bayi 6 bulan ke atas dapat diberikan kesempatan untuk

memegang botol sendiri dan dapat menikmati susu. Sehingga

kemampuan motorik akan terlatih.

4. Higienitas Botol Susu

a. Cara menjaga kebersihan botol

Menurut Destika (2012), menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan

melalui langkah sederhana dengan membersihkan botol susunya secara

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

20

rutin dan menyimpan botol susu di tempat yang tepat. Hal ini memang

sebuah langkah sederhana, namun mampu memberi dampak besar bagi

kesehatan bayi. Karena itu, jika hendak memberi susu melalui botol,

tips kebersihan yaitu :

1) Menjaga kebersihan botol susu

Menjaga botol susu agar tetap steril. Botol susu perlu dicuci

menggunakan air panas. Merendamnya di dalam air panas selama

beberapa menit. Mencuci putting botol susu menggunakan air

panas agar terhindar dari kuman.

Jangan menyimpan susu lebih lama di dalam botol susu,

membuang sisa susu di dalam botol. Sisa susu yang dibiarkan

tersimpan lama di dalam botol hanya akan menumbuhkan bakteri

dan bau busuk. Hal ini dapat menurunkan tingkat kebersihan botol

susu si kecil.

2) Jaga botol susu agar tetap kering

Botol yang basah dan dibiarkan tertutup dapat menjadi rumah

bagi bakteri dan kuman. Karena itu, setelah mencuci botol susu,

harus segera mengeringkanya menggunakan kain bersih.

3) Cuci putting botol susu

Mencuci puting botol setiap hari. Saat mencuci, perlu

membersihkan puting botol susu menggunakan spon lembut agar

tidak mudah sobek dan harus mencucinya dengan baik, terutama

pada sudut-sudut tutup botol dan putingnya.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

21

Menurut Sutomo (2010), langkah-langkah cara mencuci botol

sebelum disterilkan, Adalah :

a) Gunakan sabun cuci yang aman untuk bayi.

b) Gunakan sikat khusus untuk membersihkan botol susu.

c) Sikat dengan bersih bagian dasar botol dan bagian leher botol

karena bagian ini sisa susu formula mengendap.

d) Bilas botol hingga benar-benar bersih menggunakan air

mengalir.

e) Langkah selanjutnya adalah menyeterilkan botol.

b. Metode sterilisasi botol bayi

Menurut Safitri (2008), berbagai metode sterilisasi botol, yaitu :

1) Sterilisasi dengan Uap Listrik

Memerlukan waktu sekitar 10 menit, ditambah waktu untuk

mendinginkan peralatan. Kelebihannya tidak memerlukan

pembilasan lagi setelahnya dan memiliki kapasitas besar.

Kekurangannya alat ini tidak bisa dibawa-bawa karena

memerlukan listrik, harus sering dibersihkan dan memiliki harga

yang cukup mahal.

2) Steamer Microwave

Membutuhkan waktu sekitar 5 menit, peralatan tetap steril

sampai dengan 3 jam jika penutup dibiarkan pada tempatnya. Alat

ini juga menggunakan uap untuk menghilangkan bakteri, tapi

harganya lebih murah. Kapasitas yang dimiliki tidak terlalu besar

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

22

dan alat ini tidak bisa mensterilkan alat makan seperti sendok atau

mangkuk logam.

3) Peralatan Disterilkan dengan Merebus

Membutuhkan waktu sekitar 10 menit, panci tidak boleh

digunakan untuk ke perluan lain dan dot karena dapat rusak lebih

cepat. Selain itu segera angkat dan meniriskan botol kemudian

menyimpan di tempat yang yang bersih dan kering. Jika dibiarkan

hingga air menjadi dingin akan membuat mikroorganisme masuk

dan menempel di botol.

c. Cara sterilisasi botol susu

1) Menurut Sutomo (2010), cara menyterilkan botol susu sebagai

berikut :

a) Di pasaran dijual sterilizer botol susu atau alat steril botol susu

secara elektronik. Jika tidak tersedia dapat dilakukan sterilisasi

secara manual.

b) Sterilisasi botol susu manual dapat dilakukan dengan cara

merebus air di panci stainless steel.

c) Rebus air selama 5-10 menit, rebus botol hingga terendam air

selama 7 menit.

d) Angkat botol susu, keringkan dengan cara membalik botol susu

agar air menetes dan bagian dalam botol kering.

e) Simpan botol susu dalam wadah tertutup rapat dan letakan di

tempat yang bersih, kering, dan sejuk.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

23

2) Menurut Farida (2008), langkah-langkah yang mungkin perlu

dilakukan saat melakukan sterilisasi botol dengan cara merebus

adalah sebagai berikut :

a) Mengumpulkan semua botol yang akan disterilkan.

b) Melepaskan tutup, nipple, tutup anti sedak, dan botolnya.

c) Mengisi panci dengan 1/2 atau 3/4 air, lalu memanaskan di atas

kompor.

d) Mengambil sabun pencuci piring dan melarutkan dalam botol.

e) Dan menggosok sampai bersih dengan menggunakan spons

lembut.

f) Menggunakan sikat botol untuk menjangkau bagian yang sulit

dijangkau dengan tangan atau jari, lalu membilas sampai busa

hilang.

g) Setelah air mendidih, memasukkan satu-persatu bagian botol

(tutup, nipple, tutup anti sedak, dan botol) ke dalam panci.

Merebus kira-kira 5 menit.

h) Mengangkat botol dan bagian-bagiannya. Lalu menjepit dengan

penjepit botol, kemudian mengeringkannya.

d. Penyajian Susu

1) Cara penyajian susu formula

Menurut Nasir (2011), cara penyajian susu formula dalam botol

yang benar adalah sebagai berikut :

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

24

a) Cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih dengan menggunakan

sabun untuk mencegah kontaminasi dengan lingkungan.

b) Gunakan air yang dimasak sampai mendidih lalu dibiarkan

selama 10-15 menit agar suhunya turun menjadi tidak kurang dari

70 derajat Celcius.

c) Siapkan susu sebanyak yang dapat dihabiskan bayi dan sesuai

takaran yang dianjurkan pada label, lalu aduk hingga tercampur

merata.

d) Segera tutup kemasan dengan rapat untuk menghindari paparan

udara luar terlalu lama. Simpanlah susu di tempat yang kering dan

bersih, jangan di tempat yang lembab, karena selain disukai oleh

bakteri juga mudah dikerumuni oleh semut.

e) Sisa susu yang telah dilarutkan harus dibuang setelah 2 jam.

f) Selalu perhatikan batas kadaluwarsa kemasan susu formula untuk

menghindari keracunan dan kontaminasi.

2) Cara penyajian ASI

Menurut RS Mitra Keluarga (2011), cara penyajian ASI dalam

botol adalah :

a) Pilih waktu dimana payudara terisi penuh.

b) Semua peralatan yang digunakan disterilkan terlebih dahulu.

Apabila menggunakan breast pump, dibersihkan segera setelah

dipakai agar sisa susu tidak mengering dan sulit dibersihkan.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

25

c) Cuci tangan dengan sabun dan payudara dibersihkan dengan air

atau ASI dikeluarkan sedikit lalu dioleskan pada puting.

d) Perah ASI dengan tehnik sterilisasi.

e) Simpan ASI dalam botol yang telah disterilkan terlebih dahulu.

f) Botol yang baik sebaiknya terbuat dari gelas atau kaca, jika

menggunakan botol plastik pastikan plastiknya cukup kuat (tidak

meleleh saat direndam air panas)

g) Simpan ASI dalam botol yang tertutup rapat, jangan dalam botol

yang ada dot karena dapat berinteraksi dengan udara.

h) Simpan dengan suhu normal bertahan sampai 6 jam, lemari es

dapat bertahan sampai 8 hari, dan freezer dapat bertahan sampai 3

bulan.

i) Cara penyajian, panaskan ASI dengan cara membiarkan botol

dialiri air hangat (jangan mendidih) atau merendam botol dalam

baskom air hangat.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut

Nursalam (2008), penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan

(memaparkan) peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini.

Deskripsi peristiwa dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data

faktual daripada penyimpulan. Penelitian kuantitatif adalah teknik yang

digunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil

pengukuran maupun hasil konvensi (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini

meneliti tingkat pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6

bulan – 2 tahun tentang higienitas botol susu di Desa Soka, Miri, Kabupaten

Sragen tahun 2014.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi pengambilan penelitian

(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di Desa Soka, Kecamatan

Miri, Kabupaten Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian adalah rentang waktu yang digunakan untuk

melaksanakan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan

pada Tanggal 9 Maret sampai 6 April 2014.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

27

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Notoatmodjo,

2012). Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,

Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen yang berjumlah 126 ibu .

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmojo, 2012).

Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik

diambil semua dan jika jumlah subjek lebih dari 100, maka dapat diambil

10-15% atau 20-25%. Jumlah populasi dalam penelitian adalah 126 ibu,

maka jumlah sampel minimal adalah :

n = N x 25%

= 126x25%

= 32 ibu

keterangan :

n : Jumlah sampel minimal

N : Jumlah responden

jadi jumlah sampel minimal dalam penelitian ini adalah 32 ibu

yang memiliki bayi dan balita di Desa Soka dengan kriteria yang sudah

ditentukan. Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi

kriteria penelitian meliputi :

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

28

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu yang memiliki anak berusia 6 bulan – 2 tahun yang tinggal di

Desa Soka, Kecamatan Miri, Sragen

2) Ibu yang memiliki bayi dan balita yang menggunakan botol susu.

b. Kriteria Eksklusi

1) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden

2) Ibu yang tidak bisa membaca dan menulis.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan

mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2007).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah systematic random sampling, yaitu modifikasi dari simple random

sampling caranya adalah membagi jumlah atau anggota populasi dengan

perkiraan jumlah sampel yang diinginkan, hasilnya adalah interval

sampel. Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota

populasi secara acak antara 1 sampai dengan banyaknya anggota

populasi. Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang diinginkan,

hasilnya sebagai interval adalah X, maka yang terkena sampel adalah

setiap kelipatan dari X tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau

anggota populasi secara acak dan diberi nomor antara 1 sampai dengan

banyaknya jumlah ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

29

tahun sebanyak 126 ibu. Kemudian membagi dengan jumlah sampel

yang diinginkkan yaitu sebanyak 32 sampel. Dengan menggunakan

perhitungan pengambilan sampel menurut (Notoatmodjo, 2010).

I = N

n

I = 126

32

I = 3,93 dibulatkan menjadi 4

Keterangan :

N = jumlah populasi

n = jumlah sampel

I = interval

Hasilnya sebagai interval adalah 4, maka sampel yang dipilih

didasarkan pada nomor kelipatan 4, yaitu nomor 4,8,12,16,20, dan

seterusnya sampai mencapai jumlah sampel yang diinginkan, sebanyak

126 ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian

untuk diamati. Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek

yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainya dalam kelompok itu

(Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu

tingkat pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2

tahun tentang higienitas botol susu.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

30

E. Definisi Operasional

Definisi Operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau

pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi

Operasional Kategori Alat Ukur Skala

Tingkat

pengetahua

n tentang

higienitas

botol susu

Hasil tahu

pengindraan

manusia

tentang cara

melakukan

higienitas botol

susu agar

terhindar dari

bakteri dan

kuman

penyakit

a. Baik, bila nilai

responden (x) >

mean + 1 SD

b. Cukup, bila nilai

mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

c. kurang, bila

nilai (x) <

mean – 1 SD

(Riwidikdo, 2010)

Kuesioner

pengetahuan

tentang

higienitas

botol susu

Ordinal

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner tertutup atau

angket yang diisi langsung oleh responden. Kuesioner adalah sejumlah

pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden. Kuesioner tertutup adalah kuesioner dibuat sedemikian rupa

sehingga responden hanya tinggal memilih atau menjawab pernyataan yang

sudah ada atau disediakan jawabannya (Notoatmodjo, 2012). Jenis

pengukuran data menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang bersifat tegas

dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari

pernyataan “ya” dan “tidak”, “positif dan negatif”, “setuju dan tidak setuju”,

atau “benar dan salah”.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

31

Tabel 3.2 Cara Penskoran Kuesioner

Pernyataan Jawaban

“Benar” “Salah”

Favorable 1 0

Unfavorable 0 1

Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada

jawaban yang dianggap benar atau salah (Notoatmodjo, 2012).

Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan kisi-

kisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen dalam penelitian ini.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Pengetahuan Tentang Botol Susu

Variabel Indikator No Pernyataan

Jumlah Favorable Unfavorable

Pengetahuan

Tentang

Higienitas

1. Pengertian

Higienitas Botol

susu

1,2 3 3

Botol Susu 2. Manfaat

Higienitas Botol

susu

4,6,7 5,8 5

3. Tips memilih

Botol susu yang

baik

11,12,16,18,19 9,10,13,14,1

5, 17

11

4. Cara Menjaga

Kebersihan

Botol

21,23,25 20,22,24,26 7

5. Metode

Sterilisasi Botol

susu

27,29,30 28,31 5

Jumlah 16 15 31

Agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel, maka kuesioner akan

diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas di tempat yang

berbeda, dengan karakteristik responden yang hampir sama (Riwidikdo,

2009). Terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas terhadap

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

32

karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian yang dilakukan di Desa Pendem,

Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen dengan dengan jumlah responden

sebanyak 30 ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun yang

memiliki karakteristik yang hampir sama. Yang telah dilaksanakan pada hari

minggu, 09 Maret 2014.

1. Uji Validitas

Sebelum instrumen atau alat ukur digunakan untuk mengumpulkan

data penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari

kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2013). Validitas adalah suatu

ukuran yang dapat menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan

sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak diukur.

Uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dengan

bantuan program SPSS for windows versi 16.0, rumus product moment,

yaitu:

Keterangan:

r : Koefisien kolerasai

N : Jumlah responden

X : Skor pertanyaan

Y : Skor total

}Y - Y {N }X X {

YX.. - X.Y . N

222 2Nr

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

33

Item pernyataan dinyatakan valid jika r hitung > 0,361

(Riwidikdo, 2013).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala

yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama

(Notoatmodjo, 2012).

Untuk menguji reabilitas instrumen akan digunakan rumus Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows.

Kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai alpha minimal > 0,750

(Riwidikdo,2010).

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :

2

2

11 11 t

b

k

kr

2t

2b1

Keterangan:

r11 : Reliabilitas Instrument

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 : Jumlah varian butir

σt2

: Varians total

Uji validitas dan reabilitas telah dilakukan di Desa Pendem, Kecamatan

Miri, Kabupaten Sragen dengan dengan jumlah responden sebanyak 30

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

34

ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun. Yang telah

dilaksanakan pada hari minggu, 09 Maret 2014. Untuk mendapatkan

hasil dengan kurva normal, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas

pada 30 responden pada suatu penelitian (Riwidikdo, 2013).

Setelah 35 pernyataan dilakukan uji validitas didapatkan hasil 31 soal

valid dan 4 soal tidak valid yaitu pada pernyataan 2 mengenai pengertian

higienitas, 22 mengenai cara menjaga kebersihan botol, 25 mengenai cara

menjaga kebersihan botol, 33 mengenai cara sterilisasi botol susu.

Dikarenakan r hitung < 0,361. Kemudian 4 pernyataan tersebut tidak

digunakan dalam penelitian karena sudah diwakili oleh pernyataan yang

valid.

Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa nilai alpha 0,949 > 0,7 sehingga

kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu di Desa Soka,

Miri, Kabupaten Sragen yang memenuhi kriteria sampel yang terpilih dan

kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh

mengisi kuesioner sampai selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga

oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer yaitu data yang secara langsung diperoleh dari objek

(Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian ini berupa pengetahuan

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

35

ibu tentang higienitas botol susu yang diperoleh dari nilai kuesioner yang

diisi langsung oleh responden.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak

langsung diperoleh dari subjek penelitian (Riwidikdo, 2013).

Data sekunder didapatkan selain dari responden secara langsung yaitu

dari data kepustakaan misalnya buku, karya tulis ilmiah, dan jurnal

tentang higienitas botol susu. Data sekunder juga didapatkan dari bidan

desa tentang data jumlah ibu dan nama ibu serta alamat ibu yang

memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,

Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Metode Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto

(2006), meliputi :

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau jika

tidak sesuai dapat segera dikembalikan kepada responden untuk

dilengkapi.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

36

c. Coding

Tiap hasil dari pengamatan dan wawancara diberikan nomor kode

pada lembar pedoman untuk memudahkan pada waktu memasukan

data.

d. Entry

Merupakan kegiatan atau langkah memasukan data-data hasil

penelitian ke dalam program aplikasi statistik SPSS 16,0 untuk

pengujian data.

e. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan

ke dalam tabel.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan analisis univariate yaitu menganalisis terhadap variabel

dari hasil untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari

tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

Menentukan tingkat pengetahuan berdasarkan kemampuan dalam

menjawab kuesioner dan nilainya berdasarkan rangking secara objektif

dengan urutan sebagai berikut (Riwidikdo, 2013) :

a. Pengetahuan baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD.

b. Pengetahuan cukup : bila nilai responden (x) mean -1 SD ≤ x ≤ mean

+ 1 SD.

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

37

c. Pengetahuan kurang : bila nilai responden (x) < mean - 1SD.

Rumus prosentase setiap kategori pengetahuan tentang higienitas

botol susu menurut kategori pengetahuan sebagai berikut (Riwidikdo,

2013)

Skor Prosentase =

Jumlah ibu pada tiap kategori tingkat pengetahuan

Jumlah responden

I. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian kesehatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian kesehatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan

(Notoatmodjo,2012). Setiap penelitian yang menggunakan objek manusia

tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapa terlindungi,

kemudian kuesioner dikirim ke subjek ang diteliti dengan menekankan pada

masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah

etika yang meliputi:

1. Informed Consent

Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian.

Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek

penelitian mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui

dampaknya. Jika subjek penelitian bersedia, maka mereka harus

menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak bersedia,

x 100 %

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

38

maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut (Notoatmodjo,

2012). Pada penelitian ini semua responden akan diberi lembar

persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)

Anonimity berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data tersebut. Pada penelitian ini, peneliti tidak

akan mencantumkan nama subjek penelitian pada lembar pengumpulan

data (Notoatmodjo, 2012).

3. Confidentiality (kerahasiaan hasil)

Bab ini menjelaskan masalah - masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012).

J. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan mulai dari

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,

beserta waktu berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Jadwal penelitian

terlampir.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

39

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Soka, Kecamatan Miri, Kabupaten

Sragen yang merupakan salah satu Desa yang berada di Daerah Sragen.

Lokasi Desa Soka terletak di Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Desa Soka

mempunyai luas wilayah 146,5371 Ha/m2 dengan penggunaan lahan

persawahan atau ladang yaitu 121.3810 Ha/m2, perkebunan jati yaitu 33.000

Ha/m2, kuburan yaitu 0.6800 Ha/m

2, pekarangan atau perumahan yaitu

122.7926 Ha/m2, dan perkantoran yaitu 0.5370 Ha/m

2. Adapun letak

administrasi Desa Soka adalah sebagai berikut : sebelah timur berbatasan

dengan Desa Partoyasan, sebelah barat berbatasan dengan Desa Kedung Uter,

sebelah utara berbatasan dengan Desa Kedung Ringin dan sebelah selatan

berbatasan dengan Desa Bulak Sari.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April tahun 2014 di

Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Responden dalam penelitian ini adalah

ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,

Miri, Kabupaten Sragen yang berjumlah 32 responden.

1. Karakteristik Responden

a. Karakteristik responden berdasarkan umur

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

41

Tabel 4. 1 Karakteristik responden berdasarkan umur

No. Responden Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

< 20 Tahun

20 – 35 Tahun

> 35 Tahun

10

19

3

31,2%

59,4%

9,4%

Total 32 100%

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.1 di atas, kelompok umur responden < 20

tahun sebanyak 10 responden (31,2%), umur 20 – 35 tahun sebanyak

19 responden (59,4%) dan umur > 35 tahun sebanyak 3 responden

(9,4%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa umur responden

terbanyak adalah umur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 19 responden

(59,4%).

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 4. 2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

No. Responden Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi

4

6

18

4

12,5%

18,8%

56,2%

12,5%

Total 32 100%

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.2 di atas kelompok responden

berpendidikan SD sebanyak 4 responden (12,5%), pendidikan SMP

sebanyak 6 responden (18,8%), pendidikan SMA sebanyak 18

responden (56,2%) dan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 4

responden (12,5%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan terakhir responden yang paling banyak adalah SMA yaitu

sebanyak 18responden (56,2%).

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

42

c. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Tabel 4. 3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

No. Responden Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

IRT

PNS

Swasta

Buruh

13

2

5

12

40,6%

6,3%

15,6%

37,5%

Total 32 100%

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.3 di atas kelompok responden sebagai

IRT sebanyak 13 responden (40,6%), bekerja sebagai PNS sebanyak 2

responden (6,3%), pekerja Swasta sebanyak 5 responden (15,6%) dan

bekerja sebagai Buruh sebanyak 12 responden (37,5%). Dari data di

atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden yang paling

banyak sebagai IRT yaitu sebanyak 13 responden (40,6%).

d. Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak

Tabel 4. 4 Karakteristik responden berdasarkan jumlah anak

No. Responden Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

1 anak

2 anak

3 anak

> 3 anak

18

8

4

2

56,2%

25%

12,5%

6,3%

Total 32 100%

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.4 di atas kelompok responden yang

memiliki 1 anak sebanyak 18 responden (56,2%), yang memiliki 2

anak sebanyak 8 responden (25%), yang memiliki 3 anak sebanyak 4

responden (12,5%) dan yang memiliki > 3 anak sebanyak 2 responden

(6,3%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari responden

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

43

yang paling banyak memiliki 1 anak yaitu sebanyak 18 responden

(56,2%).

e. Karakteristik responden berdasarkan umur anak

Tabel 4. 5 Karakteristik responden berdasarkan umur anak

No. Responden Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

6 – 12 bulan

13 – 18 bulan

19 – 24 bulan

11

13

8

34,4%

40,6%

25%

Total 32 100%

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.5 di atas kelompok responden yang

memiliki anak berumur 6 – 12 bulan sebanyak 11 responden (34,4%),

yang memiliki anak berumur 13 – 18 bulan sebanyak 13 responden

(40,6%), dan yang memiliki anak berumur 19 – 24 bulan sebanyak 8

responden (25%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa

responden yang paling banyak memiliki anak berumur 13 – 18 bulan

yaitu sebanyak 13 responden (40,6%).

f. Karakteristik responden berdasarkan urutan anak

Tabel 4. 6 Karakteristik responden berdasarkan urutan anak

No. Responden Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

Anak pertama

Anak ke-2

Anak ke-3

Anak ke-4

19

7

5

1

59,4%

21,9%

15,6%

3,1%

Total 32 100%

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.6 di atas kelompok responden yang

memiliki anak ke-1 sebanyak 19 responden (59,4%), yang memiliki

anak ke-2 sebanyak 7 responden (21,9%), yang memiliki anak ke-3

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

44

sebanyak 5 responden (15,6%) dan yang memiliki anak ke-4 sebanyak

1 responden (3,1%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dari

responden yang paling banyak memiliki anak ke-1 yaitu sebanyak 19

responden (59,4%).

2. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

tingkat pengetahuan dari responden, maka didapatkan hasil nilai Mean

24,3 dan nilai Std. Deviation 6,4.

Tabel 4.3Mean dan Std. Deviation

Variabel Mean Std. Deviation

Tingkat Pengetahuan Tentang Higienitas

Botol Susu pada Ibu yang Memiliki Bayi

dan Balita Usia 6 Bulan – 2 Tahun di

Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen

24,3 6,4

Berdasarkan nilai Mean dan Std. Deviation, pengetahuan responden

dapat dikategorikan menjadi 3 tingkat, yaitu baik, cukup dan kurang.

Tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang

memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri,

Kabupaten Sragen dapat dilihat pada tabel 4. 4 di bawah ini:

Tabel 4. 4 Tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu

yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka,Miri,

Kabupaten Sragen

No. Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

1.

2.

3.

Baik

Cukup

Kurang

2

25

5

6,2%

78,1%

15,7%

Total 32 100%

Sumber: Data primer

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

45

Berdasarkan tabel di atas, tingkat pengetahuan tentang higienitas

botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 Bulan – 2 tahun

di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen pada kategori pengetahuan baik

sebanyak 2 responden (6,2%), pengetahuan cukup sebanyak 25 responden

(78,1%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (15,7%). Jadi

tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki

bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten

Sragen yang paling banyak dikategorikan dalam pengetahuan cukup, yaitu

sebanyak 25 responden (78,1%).

C. Pembahasan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap

suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia,

yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba melalui

kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang atau over behavior (Notoatmojo, 2010).

Higienitas dapat didefinisikan dengan beberapa pengertian, yaitu:

bersih, perilaku baik, dan aman untuk kesehatan, kebersihan fisik dan mental

yang dapat menciptakan lingkungan sehat dan tubuh yang sehat dan orang

yang menjaga kebersihan dan lingkungannya serta makanan yang dikonsumsi.

Higienitas botol merupakan salah satu cara untuk mendorong perilaku higienis

untuk mencegah penyebaran penyakit diare. Selain itu, perilaku higienis dapat

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

46

mencegah penyebaran penyakit lain yang berhubungan dengan lingkungan

seperti cacingan atau demam berdarah (UNICEF, 2009).

Dot yang juga dikenal sebagai dummy, soother, atau pacifier adalah

pengganti putting susu ibu yang biasanya terbuat dari karet atau plastik. Non

nutritive sucking seperti halnya botol, sudah lama dikenal dalam sejarah umat

manusia, penggunaanya merupakan usaha orang tua untuk memberikan

sesuatu yang dapat menenangkan dan memberikan rasa nyaman untuk

bayinya. Botol secara universal seakan menjadi simbol perlengkapan

perawatan bayi, penggunaanya sangat luas di seluruh dunia (IDAI,2009).

Menjaga kesehatan bayi dapat dilakukan melalui langkah sederhana

dengan membersihkan botol susunya secara rutin dan menyimpan botol susu

di tempat yang tepat. Hal ini memang sebuah langkah sederhana, namun

mampu memberi dampak besar bagi kesehatan bayi.Botol susu perlu dicuci

menggunakan air panas. Merendamnya di dalam air panas selama beberapa

menit. Mencuci puting botol susu menggunakan air panas agar terhindar dari

kuman. Botol yang basah dan dibiarkan tertutup dapat menjadi rumah bagi

bakteri dan kuman. Karena itu, setelah mencuci botol susu, harus segera

mengeringkanya menggunakan kain bersih (Destika, 2012).

Menurut Kholid (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan antara lain umur, kemampuan, lingkungan, sosial budaya,

pendidikan dan pengalaman.

Berdasarkan penelitian ini, usia responden dalam kategori baik

sebanyak 2 responden (6,2%) dengan usia ± 29 tahun. Kategori cukup

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

47

sebanyak 25 responden (78,1%) dengan usia antara 18 - 35 tahun. Dan

kategori kurang sebanyak 5 responden (15,2%) dengan usia ≤ 18 tahun dan

≥ 36 tahun. Semakin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya

proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan

tahun.

Kemampuan/Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam

situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu

modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah

sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang atau tiap responden akan

berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi

seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan juga

hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan,

seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara

berfikir seseorang.

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

48

lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan

memperoleh pengetahuan.

Berdasarkan penelitian, pendidikan responden dalam kategori baik

sebanyak 2 responden (6,2%) dengan pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak

2 responden. Kategori cukup sebanyak 25 responden (78,1%) dengan

pendidikan sebagian besar SMA sebanyak 18 responden, SMP sebanyak 5

responden, Perguruan Tinggi sebanyak 2 responden. Dan kategori kurang

sebanyak 5 responden (15,2%) dengan pendidikan SD sebanyak 4 responden,

SMP sebanyak 1 responden. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses

pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu

sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut

pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami

pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumya semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin baik pula pengetahuannya.

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman itu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk

memperoleh pengetahuan.

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan tingkat pengetahuan

tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6

bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen pada kategori

pengetahuan baik sebanyak 2 responden (6,2%), pengetahuan cukup sebanyak

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

49

25 responden (78,1%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden

(15,7%). Jadi tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang

memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten

Sragen yang paling banyak dikategorikan dalam pengetahuan cukup, yaitu

sebanyak 25 responden (78,1%).

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala Penelitian

Kendala yang dihadapi peneliti pada saat melakukan penelitian

adalah tidak bisa mengumpulkan responden dalam satu waktu, sehingga

membutuhkan waktu yang lebih lama dan setiap responden memiliki

waktu luang yang berbeda dalam menjawab kuesioner.

2. Kelemahan/ Keterbatasan

a. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu tentang higienitas

botol susu pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2

tahun.

b. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab “ya” dan “tidak”

serta jawaban responden belum bisa untuk mengukur pengetahuan

secara mendalam.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu

sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki

bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen

dalam kategori baik sebanyak 2 responden (6,2%).

2. Tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki

bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen

dalam kategori cukup sebanyak 25 responden (78,1%).

3. Tingkat pengetahuan tentang higienitas botol susu pada ibu yang memiliki

bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen

dalam kategori kurang sebanyak 5 responden (15,7%).

B. Saran

1. Bagi Responden atau Masyarakat

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti

penyuluhan dari tenaga kesehatan, mencari informasi melalui media massa

dan elektronik agar dapat mengetahui tentang higienitas botol susu.

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

51

2. Institusi Pendidikan STIkes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan dapat menambah atau melengkapi sumber bacaan

khususnya tentang higienitas botol susu.

3. Tenaga Kesehatan

Diharapkan memberikan penyuluhan tentang higienitas botol susu pada

ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun, sehingga

pengetahuan ibu menjadi baik dan dapat mengerti tentang higienitas botol

susu.

4. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya mengadakan penelitian dengan metode

yang berbeda, mengembangkan variabel penelitian dan kuesioner, sehingga

dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Agusulistiana. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di

Posyandu Teratai VIII Desa Gabus Etan Sragen. Akbid Kusuma Husada.

KTI

Amiruddin. R. 2007. Susu Formula Menghambat Pemberian ASI Eksklusif pada

Bayi 6-11 bulan. http//www.artikelilmiah.com.html. Diakses 26

November 2013.

Arikunto. S. 2006. Prosedur Pendekatan Suatu Praktek, Edisi II, Jakarta : Rineka

Cipta

_________. 2010. Prosedur Pendekatan Suatu Praktek, Edisi II, Jakarta : Rineka

Cipta

Depkes. 2012. Diare (www.Depkes.go.id/downloads/buletin%20) diare

final(1).pdf.). Diakses tanggal 26 November 2013

Destika. A. B. 2012. Siasat Jaga Kebersihan Botol Buah Hati

http://m.okezone.com/raed/2012/05/10/483/627531/siasat-jaga-

kebersihan-botol-buah-hati. Diakses tanggal 21 November 2013

Dinkes. Jateng. 2012. http://www.akbprovinsijawatengah.co.id. Diakses tanggal

21 November 2013

DKK Sragen. 2012. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen 2012. Sragen:

DKK Sragen.

Farida. 2008. Pernik Bayi. http:/memilih-botol- susu/. Diakses 23 November

2013.

Fatmalia. 2009. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Cara Membersihkan Botol Bayi

di Desa Soak Baru Kecamatan Ilir. Palembang. KTI

Hapsari. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Higienitas Botol Bayi di Desa

Sambirejo Kecamatan Sambirejo Kabupaten Sragen. Akbid Kusuma

Husada. KTI

Hidayat. A. A A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta : Salemba Medika

IDAI. 2009. Masalah Penggunaan Dot Pada Bayi. http://www.idai.indonesia-

pediatric.society. Diakses tanggal 21 November 2013

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIGIENITAS BOTOL SUSU PADA … · pada ibu yang memiliki bayi dan balita usia 6 bulan – 2 tahun di Desa Soka, Miri, Kabupaten Sragen. Metode Penelitian

Jurnal. Kesehatan. 2012. Diare Mendominasi Kematian Bayi.

http://www.ampl.or.id/digilib/read/diare-mendominasi-kematian-

bayi/46678. Diakses tanggal 26 November 2013

Kholid. A. 2012. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media,

dan Aplikasinya. Jakarta : Rajawali Press.

Melinda. 2012. Memilih Botol Susu Bayi. http://www.melindacare.melinda

hospital.com/modul.php. Diakses tanggal 24 November 2013

RS Mitra Keluarga. K. 2011. http://www.mitrakeluarga.com/tegal/tips-praktis-

memerah-menyimpan-dan-memberikan-asi/ Diakses tanggal 6 Desember

2013

Nasir. 2011. Penyajian Makanan. http://nasir.com. Diakses Tanggal 21 November

2013

Notoatmodjo. S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2010. Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

_____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Puskesmas Miri. 2012. RM Puskesmas Miri 2012. RM Puskesmas Miri Sragen.

Riwidikdo. H. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.

___________. 2010. Statistik Kesehatan untuk Penelitian Kesehatan dengan

Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama

___________. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.

Safitri. A. 2008. Konsultasi Kebidanan. Jakarta: Erlangga.

Soegeng. S. 2007. Kesehatan Dan Gizi. Jakarta : Rineka Cipta

Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alvabeta.

Sutomo. B. 2010. Makanan Sehat Pendamping ASI. Jakarta: Demedia Pustaka.

UNICEF. 2009. Rekomendasi tentang Pemberian Makan Bayi Pada Situasi

Darurat. http:www.who.or.id. Diakses 23 November 2013.