tingkat pengetahuan wanita usia 45 - 65 tahun … · menopause yaitu terhentinya mensturasi....
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45 - 65 TAHUN
TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE
DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN
PANDES WEDI KLATEN
TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
DEWI INDAH MARTA SULISTYAWATI
NIM : B09 073
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45 – 65 TAHUN
TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE
DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN
PANDES WEDI KLATEN
TAHUN 2012
Diajukan Oeh :
DEWI INDAH MARTA SULISTYAWATI
NIM : B09 073
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal
Pembimbing
ERNAWATI, SST
NIK. 200886033
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45 – 65 TAHUN
TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE
DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN
PANDES WEDI KLATEN
TAHUN 2012
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
DEWI INDAH MARTA SULISTYAWATI
NIM : B09 073
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program Studi D III Kebidanan
Pada tanggal 2012
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
KaProdi D III Kebidanan
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK.20058215
PENGUJI I
(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)
NIK. 200582015
PENGUJI II
(ERNAWATI, SST)
NIK. 200886033
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 45–65 Tahun tentang
Perubahan Fisik Saat Menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi
Klaten”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka Prodi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ernawati, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Segenap responden wanita usia 45-65 tahun di Rw 06 Desa Krangkungan
Pandes Wedi Klaten, yang telah bersedia menjadi responden.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta yang secara tidak
langsung telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam studi kasus ini.
7. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan
semangat serta dukungan secara moral, material, dan spiritual.
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 STIKes Kusuma Husada Surakarta
yang telah membantu dan memberikan informasi serta dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, diharapkan masukan dari semua pihak berupa saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 2012
Penulis
vi
MOTTO
v Orang yang berfikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun
menoleh ke belakang dan segala sesuatu bergerak maju ke depan maka itu,
jangan pernah melawan sunnah kehidupan (DR. ‘Aidh al-Qarni).
v Not impossible but I’m possible.
v Cara terbaik untuk keluar dari suatu persoalan adalah memecahkannya.
v Jangan larut dalam suatu kesedihan, karena masih ada hari esok yang
menyongsong dengan sejuta kebahagiaan.
v Berbuatlah, hanya dengan begitu kita dapat membuat mungkin apa yang
tidak mungkin.
v Menjadilah orang yang pantas untuk disayangi, karena dengan
memantaskan diri tersebut kita sedang memperbaiki diri.
v Saya tidak mempunyai banyak waktu untuk membenci orang yang
membenci saya, karena saya terlalu sibuk mencintai orang-orang yang
mencintai saya (Mario Teguh).
vii
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan
kepada :
v Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas dukungan moril dan
materil yang telah diberikan.
v Kakak serta adikku yang selalu memberikan inspirasi.
v Sang motivator, yang selalu memberikan support mental serta kata-
kata pencerahnya, yang selalu berhasil membangkitkan jiwa
pejuang dalam hidupku.
v Teman-teman serta para sahabat yang telah berpartisipasi dalam
pembuatan karya tulis ilmiah ini.
v Almameter tercinta, STIKes Kusuma Husada Surakarta.
viii
STIKes Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2012
Dewi Indah Marta Sulistyawati
09073
TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA 45-65 TAHUN
TENTANG PERUBAHAN FISIK SAAT MENOPAUSE
DI RW 06 DESA KRANGKUNGAN
PANDES WEDI KLATEN
2012
xv + 47 halaman + 13 lampiran + 2 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Setiap wanita akan mengalami menopause dalam siklus
kehidupannya. Perubahan yang mencolok dalam masa menopause terlihat pada
perubahan fisik dan perubahan psikis. Menopause terjadi karena proses perubahan
hormonal dalam tubuh. Tingkat pengetahuan wanita yang kurang tentang
perubahan fisik saat menopause akan menyebabkan berbagai keluhan wanita
dalam menghadapi menopause. Hal ini akan mengurangi tingkat kesejahteraan
hidup wanita.
Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang
perubahan fisik saat menopause pada kategori baik, cukup dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif yang
dilaksanakan 14 Mei 2012, dengan jumlah populasi dan sampel yang sama yaitu
39 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang sebelumnya telah
diuji validitas dan reliabilitas.
Hasil Penelitian : Diperoleh hasil bahwa wanita usia 45-65 tahun di RW 06 Desa
Krangkungan Pandes Wedi Klaten yang memiliki tingkat pengetahuan baik
(12,8%), cukup (71,8%) dan kurang (15,4%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan
fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten adalah
cukup (76,9%). Kemungkinan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, informasi dan
pengalaman yang masih relatif rendah.
Kata Kunci : Pengetahuan Wanita, Perubahan Fisik, Menopause
Kepustakaan : 16 buku (Tahun 2005 s/d 2010)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
MOTTO........................................................................................................... . ...v
PERSEMBAHAN........................................................................................... . .vii
CURICULUM VITAE................................................................................ ..... viii
INTISARI...........................................................................................................ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... . xv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 3
C. Tujuan penelitian ...................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5
F. Sistematika Penelitian .............................................................. 6
x
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 8
1. Pengetahuan ...................................................................... 8
a. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan........... 8
b. Tingkat Pengetahuan ..................................................... 9
c. Cara-Cara Memperoleh Pengetahuan ............................ 10
2. Menopause ........................................................................ 15
a. Pengertian Menopause ................................................ 15
b. Perubahan Fisik Saat Menopause ................................ 17
c. Gangguan Kesehatan Saat Menopause ........................ 21
d. Faktor Utama yang Mempengaruhi Menopause .......... 23
e. Hubungan Seks Sehat di Masa Menopause ................. 25
f. Penatalaksanaan Pada Masa Menopause ..................... 26
B. Kerangka Teori......................................................................... 28
C. Kerangka Konsep ..................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................ 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 31
D. Instrumen Penelitian ................................................................. 31
E. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 35
xi
F. Variabel Penelitian ................................................................... 36
G. Definisi Operasional ................................................................. 36
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 37
I. Etika Penelitian........................................................................ ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum……………………………………………… 41
B. Hasil Penelitian……………… ................................................. 42
C. Pembahasan…………….. ........................................................ 43
D. Keterbatasan………………………………………. .................. 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………… .................................... 46
B. Saran……………………………………………. ...................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi Kisi Kuisioner 29
Tabel 4.1 Hasil Penelitian..............................................................................42
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………………………… 28
Gambar 2.2 Kerangka Konsep………………………………………….... 29
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan dari Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden
Lampiran 10. Kuesioner
Lampiran 11. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 12. Hasil Tabulasi Penelitian
Lampiran 13. Lembar Konsul
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam menjalani kehidupan, mau tidak mau kita akan sampai pada pintu
gerbang yang akan menuju usia tua (Lestary, 2010). Peningkatan pelayanan
kesehatan dan membaiknya keadaan ekonomi kita membawa dampak pada
peningkatan harapan hidup, sehingga bertambah banyak orang yang akan
mencapai lanjut usia (Proverawati, 2010).
Kesehatan mereka harus mendapat perhatian. Dalam perjalanan hidupnya,
wanita yang mencapai usia 45 tahun mengalami penuaan indung telur
sehingga tidak sanggup memenuhi hormon estrogen sehingga menimbulkan
berbagai perubahan fisik. Hal ini lebih dikenal dengan sebutan menopause.
Menopause yaitu terhentinya mensturasi. Perubahan dan keluhan psikologis
dan fisik makin menonjol (Ayu CM, 2009).
Semua gejala ini akan mengganggu kehidupan sosial dan usaha serta
saling menopang sehingga merupakan masalah yang semakin berat.
Disamping dipengaruhi oleh terjadinya berbagai perubahan yang
menimbulkan keluhan-keluhan fisik seperti, keringat malam, vagina
mengering dan kulit mulai mengeriput. Keadaan-keadaan tersebut secara
psikologis menekan meskipun ada juga wanita yang tidak mengalami
keluhan-keluhan perubahan fisik saat datangnya menopause (Lestary, 2010).
2
Peran tenaga kesehatan dalam menanggulangi masalah menopause
khususnya perubahan fisik saat menopause adalah dengan cara memberikan
KIE, guna mengantisipasi masalah yang berkaitan dengan menopause. Bila
keluhan fisik maupun psikologis saat menopause tidak ditangani dengan
benar maka akan menimbulkan masalah yang besar bagi kehidupan wanita
seperti, kecemasan, kurang percaya diri, stress dan titik klimaksnya bisa
menyebabkan kerenggangan dalam rumah tangga. Maka pembekalan ilmu
pengetahuan tentang menopause dan peran tenaga kesehatan sangat
diperlukan untuk menanggulanginya (Kompas, 2001).
Berdasarkan data statistik yang diperoleh, jumlah wanita yang akan
masuk usia menopause di Jawa Tengah pada tahun 2012 mencapai 1,5 juta
jiwa (Fajar, 2012). Kemudian pada tahun 2012 di RW 06 Desa Krangkungan
Pandes Wedi Klaten terdapat jumlah penduduk sebanyak 343 jiwa (100 %).
Diantaranya penduduk pria 163 jiwa (47,52 %) dan penduduk wanita 180
jiwa (52,48 %). Penduduk wanita dewasa diklasifikasikan lagi menjadi dua,
yakni : wanita belum menopause sebanyak 86 jiwa (68,30 %) serta wanita
sudah menopause 39 jiwa (31,70 %).
Jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 39 orang,
sedangkan yang digunakan dalam studi pendahuluan adalah 10 orang.
Sehingga tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan
fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten pada
tahun 2012 dapat ditunjukkan, bahwa responden yang pengetahuannya
tentang perubahan fisik saat menopause cukup adalah 3 orang (30%).
3
Sedangkan responden yang pengetahuannya tentang perubahan fisik saat
menopause kurang adalah 7 orang (70%).
Maka penulis bermaksud melakukan penelitian guna mengetahui
pengetahuan wanita tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa
Krangkungan Pandes Wedi Klaten.
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah penelitian adalah
“Bagaimana Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 45-65 Tahun tentang
Perubahan Fisik Saat Menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi
Klaten pada tahun 2012 ?”
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang
perubahan fisik saat menopause.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang
perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan
Pandes Wedi Klaten pada kategori baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang
perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan
Pandes Wedi Klaten pada kategori cukup.
4
c. Mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang
perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan
Pandes Wedi Klaten pada kategori kurang.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam
lingkungan kesehatan wanita, sehingga dapat digunakan sebagai dasar
dalam memberikan pelayanan kesehatan wanita, khususnya perubahan
fisik pada masa menopause.
2. Bagi Peneliti
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan
mendapatkan pengalaman baru tentang perubahan fisik saat menopause.
3. Bagi Institusi
a. Lahan
Menambah wawasan masyarakat tentang perubahan fisik yang terjadi
pada wanita menopause.
b. Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan acuan dalam memberikan pengetahuan
bagi mahasiswa tentang perubahan fisik saat menopause.
5
E. KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh :
1. Sri Haryati (2006), Pengetahuan Ibu Premenopause tentang
Menopause di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Kota
Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif
dengan menggunaan pendekatan cross sectional. Hasil tentang
menopause secara umum adalah 38 responden atau 80,35 %
dikategorikan baik dan 19,15 % dikategorikan kurang baik dan tidak
ditemukan.
2. Anita (2004), Perilaku Wanita Memasuki Masa Menopause Di
Paguyuban Melati Kelurahan Baciro Kecamatan Gondokusuman Kota
Yogyakarta. Penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yang
bersift eksploratif dengan pendekatan naturalitik. Hasil pendekatan
diperoleh keluhan yang dirasakan wanita premenopause sebagian besar
adalah berat badan yang bertambah dan cepat lelah.
3. Retno (2006), Perbedaan Tingkat Depresi Antara Menopause yang
Bekerja dan Tidak Bekerja Di Kelurahan Condong Catur Yogyakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan rancangan penelitian
cross sectional dan menggunakan analisis data deskriptif konparatif
dan korelasi. Hasil penelitian ini diperoleh sebagian besar responden
yang diteliti tidak menderita depresi kemudian depresi ringan.
Berdasarkan chi square test, tidak terdapat perbedaan tingkat depresi
secara statistik antara kedua kelompok. Terdapat hubungan antara
6
stressor psikososial, dukungan sosial wanita yang bekerja dan nilai r
(0,361) pada wanita dan tidak bekerja.
Dalam penelitian ini perbedaan terletak pada jenis pendekatan,
lokasi penelitian, waktu penelitian, populasi dan teknik pengambilan
sampel. Sedangkan persamaan dalam penelitian ini terletak pada judul.
F. SISTEMATIKA PENELITIAN
Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang isi Karya Tulis Ilmiah secara
singkat yang meliputi latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang teori–teori masalah yang akan diteliti yaitu
pengetahuan, menopause, perubahan fisik, keluhan perubahan
fisik, faktor yang mempengaruhi menopause, kerangka teoritis, dan
kerangka konsep penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini terdiri dari jenis dan rancangan penelitian, lokasi
penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, metode
pengambilan data, jalannya penelitian, variabel penelitian, definisi
operasional, metode pengolahan, analisis data dan etika penelitian.
7
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini terdiri dari gambaran umum, hasil penelitian,
pembahasan dan keterbatasan.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan merupakan hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran
manusia sebagai hasil penggunaan panca indera.
b. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu :
1) Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan
sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
2) Informasi
Seorang yang mempunyai sumber informasi lebih banyak akan
memiliki pengetahuan yang lebih luas.
3) Budaya
Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam
memenuhi kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
9
4) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.
5) Sosial-Ekonomi
Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
hidup semakin tinggi, tingkat sosial ekonomi akan bertambah
tingkat pengetahuan.
c. Tingkat dalam Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2005), antara lain:
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya dan merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil
(sebenarnya).
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di -
10
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan yang masih saling
berkaitan.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah
kemampuan untuk menyusun formulasi baru formulasi-formulasi
yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek dimana
kriteria penilaian suatu materi atau obyek ditentukan oleh diri
sendiri.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara yang
telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang
sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :
1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah (tanpa melalui penelitian ilmiah)
Cara tradisional atau non ilmiah ini dipakai orang untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya
metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematis dan logis.
11
Cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :
a) Cara coba-salah (Trial and Eror)
Metode ini telah digunakan orang dalam waktu yang cukup
lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan sampai
sekarang pun metode ini masih digunakan terutama oleh
mereka yang belum atau tidak mengetahui suatu cara tertentu
dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini telah
banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar
menemukan teori-teori dalam berbagai ilmu pengetahuan.
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh
adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun
1926. Pada suatu hari Summers sedang bekerja dengan ekstrak
acetone dan karena terburu-buru ingin bermain tenis, maka
ekstrak acetone tersebut disimpan di dalam kulkas. Keesokan
harinya ketika ingin meneruskan percobaannya, ternyata
ekstrak acetone yang disimpan di dalam kulkas tesebut timbul
kristal-kristal yang kemudian disebut enzim urease.
c) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Prinsip ini adalah orang lain menerima padahal yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoriter tanpa
terlebih dulu menguji atau memberikan kebenaran baik -
12
berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran
sendiri.
d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi adalah pengalaman untuk
mempengaruhi kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh
dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa
yang lalu. Tidak semua pengalaman pribadi dapat menuntun
seseorang untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan
benar diperlukan berfikir kritis dan logis.
e) Cara Akal Sehat (Common Sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Sebelum ilmu pendidikan ini
berkembang, para orang tua zaman dahulu agar anaknya
menuruti nasihat orang tuanya, atau anak disiplin
menggunakan cara hukuman fisik bila anaknya berbuat salah,
bahwa hukuman adalah merupakan metode bagi pendidikan
anaknya. Pemberian hadiah dan hukuman (reward dan
punishment) merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran Melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini -
13
harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama
yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para
Nabi adalah sebagai hasil usaha wahyu dan bukan karena hasil
usaha penalaran atau penyelidikan manusia.
g) Kebenaran Melalui Intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui
proses penalaran berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak
menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.
Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi
atau suara hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui Jalan Pikiran
Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah
menggunakan jalan pikiran baik melalui induksi maupun
deduksi. Pada dasarnya merupakan cara melahirkan pemikiran
secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan kemudian dari hubungannya sehingga dapat
dibuat suatu kesimpulan.
i) Induksi
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa induksi
adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari -
14
pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra. Kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala. Karena proses berpikir induksi, itu
beranjak dari hasil pengamatan indra atau hal-hal yang nyata,
maka dapat dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal
yang konkret kepada hal-hal yang abstrak.
Proses berpikir secara induksi dikelompokkan menjadi dua,
yakni induksi sempurna dan induksi tak sempurna. Induksi
sempurna terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari
penjumlahan dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak
sempurna terjadi apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari
lompatan, dari pernyataan-pernyataan khusus.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM)
mengembangkan ara deduksi ini ke dalam suatu cara yang
disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk
deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai
kesimpulan yang lebih baik.
15
Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu
yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku
juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada
setiap yang termasuk dalam kelas itu. Di sini terlihat proses
berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai
pengetahuan yang khusus.
2) Cara Modern atau Cara Ilmiah (melaui proses penelitian)
Dalam memperoleh pengetahua pada dewasa ini lebih
sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian.
Menurut Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa dalam
memperoleh kesimpulan harus dilakukan dengan pencatatan
terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.
Pencatatan ini meliputi tiga hal pokok, yaitu :
a) Segala sesuatu yang positif, gejala tertentu yang muncul saat
dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yaitu gejala yang tidak muncul
saat dilakukan pengamatan.
c) Gejala-gejala yang muncul bervariasi, yaitu gejala yang
berubah-ubah pada kondisi tertentu.
2. Menopause
a. Pengertian Menopause
Menurut Lestary (2010), secara medis istilah menopause
mengandung arti berhentinya masa mensturasi, bukan istirahat.
16
Pengertian inilah yang mungkin akan mengundang perdebatan di
antara para ahli, sebab realitas yang terjadi ketika wanita mengalami
menopause masih ada yang haid, masih mengalami kenikmatan
seksual dan organ-organ tubuh semakin kuat.
Meski menopause mengandung arti akhir masa mensturasi, tapi
secara umum menopause mempunyai makna transisi atau peralihan,
dari tahun sebelum mensturasi terakhir sampai setahun sesudahnya
(Lestary, 2010).
b. Proses Terjadinya Menopause
Menurut Lestary (2010), menopause terjadi dikarenakan keluarnya
hormon dari ovarium (indung telur) sudah mulai berkurang, sehingga
mengakibatkan haid tidak teratur bahkan tiba-tiba lenyap sama sekali.
Pada kondisi menopause produksi hormon estrogen menjadi
berkurang. Meskipun perubahan terjadi juga pada hormon lainnya,
seperti progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung
kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah
akibat perubahan hormon estrogen (Lestary, 2010).
Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan
haid menjadi sedikit, jarang, bahkan siklus haid mulai terganggu. Hal
ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya
hormon estrogen (Lestary, 2010).
Walau pun reproduksi tidak menjadi tujuan utama, hormon-
hormon reproduksi tetap memegang peran penting untuk dapat -
17
meningkatkan kesehatan. Estrogen dan androgen penting untuk
mempertahankan tulang agar kuat, sehat, dan jaringan vagina saluran
kencing yang lentur serta untuk kesehatan kulit (Lestary, 2010).
3. Perubahan Fisik Saat Menopause
a. Perubahan Organ Reproduksi pada Masa Menopause menurut
Proverawati (2010), organ reproduksi yang mengalami perubahan,
yaitu :
1) Rahim
Rahim mengalami atropi (keadaan kemunduran gizi jaringan),
panjangnya menyusut dan dindingnya menipis. Jaringan
miometrium (otot rahim) menjadi sedikit dan lebih banyak
mengandung jaringan fibriotik (sifat berserabut secara berlebihan).
Leher rahim (serviks) menyusut tidak menonjol ke dalam vagina,
bahkan lama-lama akan merata dengan dinding vagina.
2) Saluran telur
Lipatan-lipatan saluran menjadi lebih pendek, menipis, dan
mengkerut, endosalpingo menipis mendatar dan silia menghilang.
3) Serviks (leher rahim)
Serviks akan mengkerut sampai terselubung oleh dinding
vagina, kripta servikal menjadi atropik, kanalis servikalis
memendek, sehingga menyerupai ukuran serviks fundus saat masa
adolesen.
18
4) Vagina
Vagina mengalami penipisan yang menyebabkan berkurangnya
vaskularisasi dan elastisitas pada vagina. Vagina juga mengalami
kontraktur (melemahnya otot jaringan), panjang dan lebar vagina
juga mengalami pengecilan.
5) Dasar Pinggul
Kekuatan dan elastisitas menghilang, karena atrofi dan
lemahnya daya sokong disebabkan prolapsus uterus vaginal.
6) Perinium dan Anus
Lemak subkutan menghilang, atrofi, otot sekitarnya
menghilang yang menyebabkan tonus spinkter melemah dan
menghilang. Sering terjadi inkontinensia alvi vagina.
7) Kandung Kencing
Tampak aktivitas kendali spinkter dan destrusor hilang,
sehingga sering kencing tanpa sadar.
8) Kelenjar Payudara
Diserapnya lemak subkutan, atrofi jaringan perenkim, lobulus
menciut, stroma jaringan ikat fibrosa menebal. Puting susu
mengecil, kurang erektil, pigmentasi berkurang, sehingga
payudara menjadi datar dan mengendor.
19
b. Gejala atau Sindrom Menopause
Menurut Lestary (2002), gejala atau sindrom menopause antara lain :
1) Perdarahan
Perdarahan sering terjadi pada wanita yang sudah menginjak
usia 40 tahun. Peradarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh
darah akibat pembuluh darah tersebut mengalami kerusakan.
Kerusakan ini terjadi karena benturan fisik atau pecahnya
pembuluh darah yang tersumbat, yang akan keluar melalui
vagina. Namun perdarahan ini bukan merupakan mensturasi, yang
datang tiap bulan melainkan datang secara tidak teratur.
Perdarahan normal ini merupakan gejala peralihan
Perdarahan abnormal disebabkan beberapa faktor dan belum
tentu kanker. Bisa karena infeksi vagina dan polip kandungan.
Sekitar 10% sampai 15% perdarahan yang terjadi di masa
menopause disebabkan kanker endometrium.
2) Rasa Panas (Hot Flush)
Hot Flush adalah rasa panas yang luar biasa pada wajah dan
tubuh bagian atas (leher dan dada). Gejolak panas terjadi karena
jaringan-jaringan yang sensitiv atau yang bergantung pada
estrogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun.
Gejolak ini sering terjadi pada malam hari sehinnga
menyebabkan sulit tidur. Pada cuaca dingin hal ini lebih jarang
terjadi dibandingkan musim panas.
20
3) Insomnia (Susah Tidur)
Pada wanita menopause, kadar serotonin menurun sebagai
akibat jumlah estrogen menurun. Serotonin berperan
mempengaruhi suasana hati, sehingga jika jumlah serotonin
dalam tubuh menurun maka wanita akan mudah depresi dan sulit
tidur.
Untuk meningkatkan serotonin, harus mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung karbohidrat. Makanan yang
banyak mengandung karbohidrat, pasti banyak juga mengandung
protein, terutama asam amonu triptofan, yang meningkatkan
serotonin otak. Makanan tinggi karbohidrat juga dapat
menimbulkan panas, sebagai hasil dari proses pencernaan dan
metabolisme. Panas tersebut dapat membuat orang mengantuk.
4) Kerutan Pada Vagina
Gejala pada vagina yang muncul akibat dari perubahan yang
terjadi pada lapisan dinding vagina berupa vagina menjadi kering
dan kurang elastis. Hal ini terjadi karena penurunan kadar
estrogen.
Selain rasa sakit saat berhubungan intim, gejala yang biasa
muncul adalah gatal-gatal pada vagina. Hal ini terjadi karena
lapisan pada dinding vagina berkurang dan elastisitas vagina
menurun. Untuk menanggulangi masalah ini wanita bisa
menggunakan pelumas vagina.
21
4. Gangguan Kesehatan Saat Menopause
Ada beberapa penyakit yang timbul seiring dengan berjalannya masa
menopause, yakni :
a. Kulit dan Rambut
Pada masa menopause hormon estrogen menurun dan lemak
menghilang. Sehingga menyebabkan kulit keriput dan terlihat kendor.
Begitu jaga dengan rambut, rambut akan mengalami kerontokan
(Lestary, 2010).
b. Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu penyakit metabolis yang ditandai
dengan menurunnya massa tulang dan mikro arsitektur jaringan tulang
dengan akibat meningkatnya kerapuhan, serta kecenderungan untuk
mengalami fraktur atau patah pulang. Osteoporosis banyak menyerang
para lansia. Kejadian osteoporosis ada hubungannya dengan jenis
kelamin, karena ada hubungannya pula dengan estrogen. Sehingga
wanita menopause lebih rentan terkena osteoporosis. Maka dari itu
wanita menopause harus lebih mengkonsumsi kalsium
(Lestary, 2010).
c. Sakit Kepala
Sakit kepala disebabkan karena syaraf pada pembuluh darah yang
menuju ke otak dan kepala melar atau mengkerut. Perubahan bulanan
dalam penimbunan air adalah penyebab sakit kepala dan pandangan
kabur.
22
Pada waktu menopause saat melewati beberapa masa haid, ada banyak
ciri yang dialami ketika menyelesaikan siklus haid. Bayak wanita
yang memproduksi penambahan aldosteron sebelum waktu dimana
biasanya mengalami haid. Hal itu yang menyebabkan -penyimpanan
cairan tubuh. Saat cairan yang berlebihan masuk tertahan di otak akan
menyebabkan sakit kepala (Lestary, 2010).
d. Bengkak
Dalton seorang ahli dalam bidang siklus wanita mengatakan
bahwa wanita menopause rentan mengalami bengkak, hal ini
disebabkan karena tubuh menghasilkan progesterone yang bertindak
sebagai lawan estrogen juga menghasilkan terlalu banyak aldosteron
atau tidak cukup penawarnya, sehingga menyebabkan adanya
pengaturan kimia tubuh yang tidak seimbang (Lestary, 2010).
Shively seorang ahli yang terkenal di bidang cairan tubuh
menganjurkan untuk mengurangi konsumsi garam, karena garam akan
menyebabkan tumpukan cairan di dalam jaringan-jaringan
(Lestary, 2010).
e. Sembelit
Seluruh proses metabolisme mulai menurun dengan bertambahnya
usia. Tubuh berusaha beradaptasi dengan ambang kadar estrogen yang
baru. Hal ini yang sering menimbulkan sembelit. Selain itu, sembelit
juga dipengaruhi oleh penambahan kalsium untuk kepentingan
23
mengurangi risiko osteoporosis dan pada makan yang munim serat,
yaitu kurang buah-buahan dan sayur-sayuran (Lestary, 2010).
5. Faktor Utama yang Mempengaruhi Menopause
Menurut Lestary (2010), faktor utama yang mempengaruhi menopause
yaitu:
a. Kecemasan
Kecemasan adalah suatu perasaan yang dialami individu, seperti
mengalami ketakutan (Bryne, 2010).
Kecemasan adalah bentuk perasaan khawatir, gelisah dan
perasaan-perasaan lain yang kurang menyenangkan.
Ada beberapa gejala kecemasan diantaranya adalah suasana hati,
pikiran, motivasi, perilaku gelisah, reaksi biologis, ketakutan,
ketegangan dan kekhawatiran (Davidson, 1990).
Ada empat cara untuk mengetahui ada tidaknya kecemasan yaitu
secara kognitif, motorik, somatik dan afeksi (Sue, 1984).
1) Secara kognitif, kecemasan dimanifestasikan dalam pikiran
individu. Gejala yang tampak dalam diri individu menjadi
cemas, sulit berkonsentrasi dan sulit tidur.
2) Secara motorik, kecemasan dimanifestasikan ke dalam
perilaku motorik seperti gerakan tidak beraturan , gerakan
yang tidak terarah, yang bermula pada gemetaran secara halus
kemudian meningkat intesitasnya.
24
3) Secara somatik, kecemasan dimanifestasikan ke dalam reaksi
fisik dan biologis. Perubahan somatik dapat dilihat dari
pernafasan tidak teratur, dahi berkerut, muka pucat, berdebar –
debar, tangan dan kaki dingin, mulut kering, sesak nafas dan
gangguan pencernaan.
4) Secara afeksi, kecemasan dimanifestasikan pada perasaan
emosi seperti bahaya yang mengancam dan menimpa sehingga
menyebabkan perasaan tidak nyaman.
b. Stress
Menurut Lestary (2010), stress juga merupakan salah satu faktor
yang menentukan keadaan wanita pada masa menopause.
Berikut hal – hal yang berhubungan dengan stress :
1) Tanda dan Gejala Stress
Proses terjadinya stress merupakan hal yang kompleks.
Informasi dari lingkungan diproses melalui 2 mekanisme dasar
yaitu mekanisme subkonsius (merupakan refleksi fisik dan
emosional) dan mekaisme konsius (berupa persepsi, evaluasi, dan
pembuatan keputusan).
2) Sumber Stress
Saat tubuh dihadapkan pada sesuatu yang tidak diinginkan
maka, homeostasis akan terganggu dan tubuh akan mengalami
stress pada masa adaptasi terhadap kejadian tersebut.
25
3) Cara Menghadapi Stress
Cara menghadapi stress yaitu dengan pengobatan
konvensional, mendiagnosis masalah-masalah yang mengganggu,
konseling serta menyingkirkan gejala dengan segera.
Latihan relaksasi merupakan aspek paling penting dalam
menangani stress, contoh relaksasi seperti membaca, menyanyi,
mendengarkan musik atau istirahat sejenak.
6. Hubungan Seks Sehat di Masa Menopause
Menopause dapat mempengaruhi aktivitas seks, hal ini terjadi karena
penurunan jumlah hormon estrogen yang dapat menyebabkan perubahan
gairah (Lestary, 2010).
Menurunnya gairah seks sering disebabkan karena kurangnya lubrikasi
hingga membuat vagina menjadi kering, kenikmatan bercinta merosot
tajam hingga kesulitan orgasme. Sebaliknya, ada pula yang bertambah
gairahnya. Hal ini sangat bergantung pada keadaan psikologis individu
(Lestary, 2010).
Untuk menanggulanginya, dukungan suami sangat ikut berperan dalam
menghadapi masalah seksual pada masa menopause (Lestary, 2010).
7. Penatalaksanaan Pada Masa Menopause
a. Terapi Sulih Hormon (TSH)
Sindrom menopause biasanya disertai gejala hot flush,
mengeluarkan banyak keringat, kekeringan vagina dan emosi yang
tidak terkontrol. TSH atau HRT (Hormon Replacement Therapy) -
26
merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan
sindrom menopause tersebut. Tujuan pemberian TSH adalah sebagai
suatu usaha untuk mengganti hormon yang ada pada keadaan normal
untuk mempertahankan kesehatan wanita yang bertambah tua
(Proverawati, 2010).
TSH dapat meningkatkan kualitas hidup, sehingga memberikan
kesempatan untuk dapat hidup nyaman, secara fisiologis maupun
psikologis (Proverawati, 2010).
b. Olahraga
Melakukan aktivitas olahraga yang sesuai dengan usia tengah baya,
dapat membantu meningkatkan kualitas hidup pada masa menopause
(Proverawati, 2010).
Manfaat olahraga yakni menguatkan tulang, meningkatkan
kebugaran, mencegah penyakit, menstabilkan berat badan dan
mengurangi stress (Proverawati, 2010).
c. Mencukupi Kebutuhan Zat Gizi
Menurut Proverawati (2010), zat gizi yang dapat membantu
mengurangi keluhan pada saat menopause adalah :
1) Asam lemak omega 3, asam folat dan vitamin D.
Asam lemak omega 3, asam folat dan vitamin D berfungsi
untuk mengikis keluhan depresi. Sumbernya berasal dari ikan,
sayuran berdaun hijau, jus jeruk dan produk susu.
27
2) Zat besi
Zat besi berfungsi untuk mengurangi keluhan mensturasi.
Sumbernya berasal dari daging, kacang-kacangan, bayam, kismis
dan sereal.
3) Kalsium
Kalsium befungsi untuk mengurangi keluhan hot flush dan
keluhan osteoporosis. Sumbernya berasal dari susu rendah lemak,
sayuran hijau, ikan kaleng dan ikan teri.
B. Kerangka Teori
Kerangka teroritis dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : (Lestary, 2010), (Notoatmodjo, 2010)
Perubahan Fisik Saat Menopause
1. Perdarahan
2. Hot Flush
3. Insomnia
4. Kerutan pada Vagina
5. Kulit Kendor
6. Osteoporosis
Tingkat Pengetahuan Wanita
Usia 45-65 Tahun tentang
Perubahan Fisik Saat Menopause
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pengetahuan :
1. Tingkat Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Sosial-Ekonomi
28
C. Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan Wanita
Usia 45-65 Tahun tentang
Perubahan Fisik Saat
Menopause
Baik
Cukup
Kurang
Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Informasi
3. Budaya
4. Pengalaman
5. Ekonomi
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan bersifat deskriptif kuantitatif.
Deskritif adalah penelitian yang diarahkan untuk menggambarkan suatu
keadaan di dalam masyarakat. Sedangkan kuantitatif adalah data yang
berhubungan dengan angka, baik yang diperoleh dari pengukuran maupun
nilai suatu data. Jadi deskriptif kuantitatif adalah gambaran suatu keadaan di
dalam masyarakat yang akan ditunjukkan dengan angka-angka
(Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan
wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi merupakan tempat atau lokasi pengambilan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan di RW 06 Desa
Krangkungan Pandes Wedi Klaten.
2. Waktu Penelitian
Waktu adalah rentang waktu yang digunakan untuk melaksanakan
penelitian (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Mei tahun 2012 sampai bulan Juni tahun 2012.
30
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah subyek atau golongan yang menjadi sasaran
penelitian (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini populasinya adalah
seluruh wanita usia 45-65 tahun di RW 06 Desa Krangkungan Pandes
Wedi Klaten yaitu berjumlah 39 orang.
Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 39 sampel.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
sampling jenuh yaitu cara pengambilan sampel dengan cara mengambil
semua anggota populasi menjadi sampel. Cara ini dilakukan bila
populasinya kecil (Hidayat, 2007). Sampel pada penelitian ini yang
diambil yaitu wanita yang berusia 45-65 tahun di RW 06 Desa
Krangkungan Pandes Wedi Klaten.
D. Instrumen Penelitian
Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuisioner yang berisi 30 pernyataan tertutup. Menurut Notoadmojo (2010),
kuisioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang,
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan
tanda-tanda tertentu.
31
Kuisioner yang digunakan untuk mengetahui pengetahuan wanita usia 45-
65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause adalah kuisioner tertutup
dengan jawaban benar dan salah. Jawaban benar dengan pernyataan positif
(favorable) dan jawaban salah jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapat
nilai 1. Jawaban yang salah dengan pernyataan positif (favorable) dan benar
jika pernyataan negatif (unfavorable) mendapatkan nilai 0. Pengisian
kuisioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang
dianggap benar.
Dalam lembar kuesioner ini berisi identitas responden, tanggal
dilaksanakan pengisian kuesioner dan beberapa pernyataan yang terkait
dengan perubahan fisik saat menopause.
Untuk menguji kuesioner dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan
uji validitas dan reliabilitas dengan karakteristik yang sejenis yang berada di
luar lokasi penelitian, yaitu di RW 02 Desa Niten Gadungan Wedi Klaten. Uji
validitas yang berkualitas sebaiknya dilakukan dengan jumlah responden
minimal 30 orang (Arikunto, 2006). Dalam uji validitas penelitian ini
menggunakan responden sejumlah 30 orang.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur.
32
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment,
yaitu:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel.
Untuk mengetahui apakah harga korelasi valid, maka angka korelasi
harus dibandingkan dengan angka kritik tabel (Arikunto, 2006), dengan
menggunakan bantuan komputerisasi, yaitu program SPSS for Windows.
16.00 dinyatakan pernyataan valid dengan taraf signifikan 5%. Hasil uji
validitas yang telah dilakukan di RW 02 Desa Niten GadunganWedi
Klaten dengan jumlah responden yang diujikan adalah 39 orang dari 30
pernyataan semuanya dinyatakan valid dengan taraf signifikan 5%, dimana
r hitung ˃ r tabel (r hitung ˃ 0,361).
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
33
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Riwidikdo, 2009).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. 16.00.
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
úû
ùêë
é S-úû
ùêë
é-
=t
b
k
kr
2
2
11 11 s
s
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Menurut Riwidikdo (2009), uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai
alpha Cronbach minimal 0,7. Dalam penelitian ini hasil uji reliabilitas
sebesar 0,835 (˃0,7) sehingga kuesioner ini dikatakan reliabel dan dapat
digunakan sebagai alat pengumpulan data.
34
Tabel 3.1 Kisi – kisi Soal dalam Instrumen Penelitian
No Pernyataan No Soal
1 Pengetahuan tentang perubahan
fisik saat menopause :
a. Pengertian 1 - 6
b. Penyebab 7 - 9
c. Gejala fisik 10 - 19
d. Gejala psikis 20 - 24
e. Gangguan 25 - 30
Total 30 soal
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa–peristiwa atau hal
sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian
(Arikunto, 2010). Pada teknik pengumpulan data dalam penelitian ini data
yang diperoleh terdiri dari :
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
objek/objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2009).
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dari pengisian kuesioner
pengetahuan wanita usia 45–65 tahun tentang perubahan fisik saat
menopause.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data sekunder
diperoleh dari data kependudukan di RW 06 Desa Krangkungan Pandes
Wedi Klaten.
35
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang didapatkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini hanya
menggunakan variable tunggal yaitu variabel yang hanya mengungkapkan
variabel untuk dideskripsikan unsur atau faktor-faktor didalam setiap gejala
yang termasuk variabel tersebut (Nawawi, 2002). Variabel tunggal dalam
penelitian ini yaitu pengetahuan wanita berusia 45–65 tahun tentang
perubahan fisik saat menopause.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah ruang lingkup atau pengertian variabel-
variabel yang diamati atau diteliti, perlu sekali variabel-variabel tersebut
diberi batasan atau “Definisi Operasional”. Definisi Operasional juga
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan
terhadap variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen
(Notoatmodjo, 2005).
Definisi Operasional dalam penelitian ini meliputi :
1. Pengetahuan
Hasil dari tahu setelah responden melakukan penginderaan. Diukur
menggunakan kuesioner tertutup. Skala pengukuran yang digunakan
adalah skala ordinal. Kategori nilainya adalah baik apabila nilai
responden yang diperoleh (x) ˃ mean + 1 SD, cukup apabila nilai yang
36
diperoleh responden mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD, kurang apabila
nilai yang diperoleh responden (x) ˂ mean – 1 SD (Riwidikdo, 2009).
2. Pendidikan
Pendidikan yang telah ditempuh responden. Penggolongan
pendidikan adalah dasar, menengah dan tinggi. Diukur menggunakan -
kuesioner tertutup. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
ordinal. Strata ukur pendidikan yaitu SD, SMP, SMA dan Sarjana
(UU SISDIKNAS, 2003).
3. Perubahan Fisik Saat Menopause
Perubahan yang terjadi pada tubuh manusia karena pengaruh
menopause misalnya perdarahan, hot flush, insomnia, kerutan pada
vagina, kulit kendor dan osteoporosis.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010) proses pengolahan
data ini terdiri dari :
a. Editing
Langkah ini bertujuan untuk meneliti kembali data yang telah
terkumpul. Apakah sesuai dengan hasil observasi.
37
b. Coding
Yaitu memberi angka terhadap data – data dari hasil observasi
responden agar lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya.
c. Entry Data
Yaitu proses memasukkan data yang telah diterima.
d. Tabulating
Setelah melalui proses editing, coding, entry, serta cleaning,
kemudian data ditabulasi dengan cara memberikan skor (scoring)
terhadap item – item yang diberi skor.
2. Analisa Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
analisa univariat yaitu mengalisa terhadap tiap variabel dari hasil tiap
penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap
variabel (Notoatmodjo, 2010).
Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan wanita usia
45-65 tahun tentang perubahan fisik saat menopause maka ditunjukkan
dengan prosentase dengan keterangan sebagai berikut :
a. Pengetahuan baik : bila nilainya (x) ˃ mean + 1 SD
b. Pengetahuan cukup : bila nilainya mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1
SD
c. Pengetahuan kurang : bila nilainya (x) ˂ mean – 1 SD
38
Kemudian untuk memperoleh hasil prosentase dihitung dengan
rumus sebagai berikut :
P = x 100%
Keterangan :
P = Prosentase
x = Jumlah jawaban yang benar
n = Jawaban dari seluruh item pertanyaan
(Riwidikdo, 2009)
I. Etika Penelitian
Etika penelitian menurut Alimul Hidayat (2007), meliputi:
1. Informed Consent
Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian.
Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek
mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya.
Jika subyek bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati keputusan tersebut (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini
semua responden akan diberi lembar persetujuan.
2. Anonimity (Kerahasiaan nama/ identitas)
Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
39
lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2007). Peneliti tidak akan
mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data dalam
penelitian ini.
3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)
Subbab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2007).
Penelitian ini kerahasiaan hasil/ informasi yang telah dikumpulkan
dari setiap subyek akan di jamin oleh peneliti.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Di RW 06 Desa Krangkungan Kelurahan Pandes Kecamatan Wedi
Kabupaten Klaten merupakan desa yang mempunyai luas wilayah ± 5
Ha, dengan jumlah penduduk ± 343 penduduk, dengan jumlah
penduduk pria 163 jiwa dan perempuan180 jiwa. Wilayah ini berada
di ketinggian ± 1000 meter dari permukaan laut, hal ini membuat
wilayah ini bersuhu panas. Tanah di wilayah ini cukup subur dan
sumber airnya cukup melimpah. Mayoritas dari penduduk bekerja
sebagai wirausaha.
2. Jalannya Penelitian
Penelitian ini dimulai dari tahap persiapan dimana pada bulan
November 2011 peneliti melakukan persiapan studi pendahuluan
dengan melakukan survei ke lokasi penelitian kemudian mencari data
awal di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten. Penulis
mencari dan mengumpulkan bahan pustaka, selanjutnya penulis
menyusun proposal dari bulan Januari 2012 sampai April 2012. Uji
validitas dilakukan pada tanggal 7 - 10 Mei 2012. Setelah mendapat
surat ijin penelitian dari STIKes Kusuma Husada Surakarta dan dari
Kepala Desa Kelurahan Pandes Wedi Klaten kemudian peneliti
41
melakukan penelitian. Penelitian ini dilaksanakan dengan menyebar
kuesioner pada tanggal 14 – 20 Mei 2012 yang merupakan data primer
dengan kuesioner tertutup. Kemudian peneliti mengumpulkan kembali
kuesioner yang telah disebar untuk diloah datanya serta melakukan
perhitungan hasil penelitian. Kemudian setelah mendapat persetujuan
dari pembimbing, peneliti melakukan seminar hasil penelitian
tersebut.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan wanita usia 45-65
tahun tentang perubahan fisik saat menopause di RW 06 Desa
Krangkungan Pandes Wedi Klaten adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Frekuensi Tingkat Pengetahuan Wanita Usia 45-65
Tahun Tentang Perubahan Fisik Saat Menopause
No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase %
1 Baik 3 7,7
2 Cukup 30 76,9
3 Kurang 6 15,4
Sumber : Data Primer Tahun 2012
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa wanita usia 45-65 tahun yang
memiliki tingkat pengetahuan baik tentang perubahan fisik saat menopause
di Rw 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten adalah 3 orang (7,7%),
cukup adalah 30 orang (76,9%), dan kurang adalah 6 orang (15,4%).
42
C. Pembahasan
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa wanita usia 45-65 tahun di
RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten yang memiliki tingkat
pengetahuan baik tentang perubahan fisik saat menopause adalah 3 orang
(7,7%), cukup 30 orang (76,9%) dan kurang 6 orang (15,4%).
Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus
menerus oleh yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya
pemahaman-pemahaman baru (Notoatmodjo, 2003).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah tingkat
pendidikan, informasi, budaya, pengalaman dan sosial ekonomi
(Notoatmodjo, 2010).
Kesehatan wanita harus diperhatikan, terutama wanita usia
menopause karena pada masa menopause wanita mengaami perubahan
fisik dan psikis. Menopause adalah berhentinya mensturasi selama kurang
lebih 1 tahun (Lestary, 2010).
Perubahan fisik saat menopause meliputi perdarahan, hot flush,
insomnia, kerutan pada vagina, kulit kendor dan osteoporosis. Perubahan
fisik tersebut bila tidak ditangani dengan tepat akan mengakibatkan
kecemasan dan stress pada wanita (Lestary, 2010).
Pada RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang
perubahan fisik saat menopause masuk dalam kategori cukup (76,9%).
Kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, informasi dan
43
pengalaman. Dimana tingkat atau jenjang pendidikan yang tinggi biasanya
akan memperoleh informasi dan pengalaman yang lebih banyak,
sedangkan sebaliknya tingkat atau jenjang pendidikan yang rendah
biasanya kurang memperoleh pengalaman dan informasi.
D. Keterbatasan
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Kendala Penelitian
Responden tidak hadir saat kegiatan PKK sehingga peneliti harus
datang ke rumah responden.
2. Keterbatasan Penelitian
a. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga
kurang dapat menggali pengetahuan responden karena
memungkinkan responden untuk asal mengisi jawaban.
b. Penelitian ini menggunakan satu variabel sehingga penelitian ini
hanya bisa mengetahui terbatas pada tingkat pengetahuan saja.
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat diketahui
bahwa :
a. Tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik
saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten
yang masuk dalam kategori baik adalah 3 responden dengan prosentase
(7,7%).
b. Tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik
saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten
yang masuk dalam kategori cukup adalah 30 responden dengan
prosentase (76,9%).
c. Tingkat pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik
saat menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten
yang masuk dalam kategori kurang adalah 6 responden dengan
prosentase (15,4%).
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan wanita usia 45-65 tahun tentang perubahan fisik saat
menopause di RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten adalah
cukup dengan prosentase (76,9%).
45
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan wanita usia 45-65 di RW 06 Desa Krangkungan
Pandes Wedi Klaten, bagi yang belum mengalami menopause untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang menopause guna
mempersiapkan diri lebih awal, dan bagi yang sudah memasuki masa
menopause untuk lebih memahami tentang menopause dan tanda
gejala maupun keluhan perubahan fisik pada masa menopause dengan
cara berkonsultasi degan tenaga kesehatan serta mengikuti
penyuluhan-penyuluhan yang diadakan di Polindes maupun Puskesmas
dan diharapkan wanita usia 45-65 tahun menambah wawasannya
tentang menopause melalui media cetak, media elektronik dan internet.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bahan acuan bagi peneliti
selanjutnya untuk melanjutkan penelitian tentang menopause untuk
mengembangkan variabel peneliti dan diharapkan peneliti dapat
menggunakan instrument penelitian yang lebih efektif untuk agar bisa
menggali pengetahuan responden lebih dalam lagi.
3. Bagi Institusi
a. Lahan
Diharapkan RW 06 Desa Krangkungan Pandes Wedi Klaten
mampu menjalin kerja sama dengan kader dan tenaga kesehatan
46
terdekat untuk memberikan penyuluhan guna meningkatkan
pengetahuan masyarakatnya khususnya mengenai menopause pada
wanita usia 45-65 tahun dengan tujuan agar wanita usia 45-65
tahun bisa menjalani masa menopause tanpa penyulit.
b. Pendidikan
Hendaknya Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber
bacaan atau referensi untuk menaikkan kualitas pendidikan kebidanan.