vsd1

32
STATUS PASIEN BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH TEGAL Nama Mahasiswa : Widi Angga Kusuma Dokter Pembimbing : dr.Hery S, Sp.A NIM : 030.07.270 Tanda tangan : IDENTITAS P ASIEN Nama : An. R Umur : 2,5 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Dukuh Maja, Songgom, Brebes. Ruangan : Melati Masuk RS : 04 Februari 2013 Nama Ayah : Tn. A (Alm.) Umur : 32 tahun Pekerjaan : - Pendidikan : SMA Nama Ibu : Ny. Y Umur : 25 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 1

Upload: krisna-herdiyanto

Post on 03-May-2017

214 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: vsd1

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KARDINAH TEGAL

Nama Mahasiswa : Widi Angga Kusuma Dokter Pembimbing : dr.Hery S, Sp.A

NIM : 030.07.270 Tanda tangan :

IDENTITAS P ASIEN

Nama : An. R

Umur : 2,5 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Dukuh Maja, Songgom, Brebes.

Ruangan : Melati

Masuk RS : 04 Februari 2013

Nama Ayah : Tn. A (Alm.)

Umur : 32 tahun

Pekerjaan : -

Pendidikan : SMA

Nama Ibu : Ny. Y

Umur : 25 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMP

1

Page 2: vsd1

DATA DASAR

ANAMNESIS (Alloanamnesis)

Anamnesis dengan ibu pasien dilakukan pada tanggal 5 Februari 2013 pukul

12.00 WIB di Ruang Melati.

Keluhan Utama : Panas

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang diantar oleh ibunya ke poliklinik anak RSUD Kardinah

Tegal dengan keluahan panas sejak 4 hari yang lalu. Panas dirasakan terus

menerus dan hanya turun bila diberi obat penurun panas, namun tidak lama

panasnya naik lagi. Ibu pasien juga mengeluhkan bahwa akhir-akhir ini

anaknya sering sesak napas. Namun sesak napasnya tersebut hilang timbul

tidak tentu waktunya. Selain itu pasien juga ada batuk berdahak yang timbul

bersamaan dengan panasnya. Batuk berdahak yang timbul terus menerus

namun dahaknya tidak dapat dikeluarkan.

Sejak panas dan batuk, pasien jadi tambah sulit makan. Dimana

sebelum sakit pun pasien memang sudah sulit makan dan berat badannya pun

juga sulit naik. Ibu pasien menyangkal adanya keluhan mual, muntah,

mencret, dan kejang. BAB normal 2x sehari, lunak, warna kuning , tidak ada

darah dan lendir. BAK berwarna kuning jernih , tidak berpasir, tidak berdarah

dan tidak keruh.

Saat dibawa ke poliklinik pasien masih panas tinggi dan terlihat sesak

sehingga dianjurkan untuk di rawat inap.

Riwayat Penyakit Dahulu

Saat berusia 4 bulan pasien didiagnosis menderita penyakit jantung

bawaan. Dimana saat itu pasien napasnya terlihat cepat seperti sesak

serta sering terlihat kesulitan saat menyusu. Namun tidak ada biru dan

bengkak pada tubuh pasien. Sejak saat itu pasien menjadi sulit makan

dan berat badannya juga sulit naik.

Ibu pasien mengaku rutin berobat untuk penyakit jantung bawaannya

tersebut dan sudah dilakukan echocardiorgrafi 2x.

2

Page 3: vsd1

Anak belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya

Riwayat Asma dan Alergi disangkal oleh ibu pasien

Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarganya yang

memiliki keluhan atau penyakit seperti pasien.

Riwayat asma dan alergi dalam keluarga disangkal

Riwayat Persalinan

Bayi perempuan lahir dengan umur kehamilan ibu 39 minggu, secara

spontan, ditolong oleh bidan. Bayi lahir langsung menangis keras dengan berat

badan lahir 4000 gram, panjang badan lahir 50 cm, lingkar kepala dan lingkar

dada lahir ibu lupa. Bayi dirawat bersama dengan ibu, setelah 1 hari dirawat,

bayi dan ibu diperbolehkan untuk pulang.

Kesan : Neonatus aterm, lahir spontan, bayi dalam keadaan sehat.

Riwayat Kehamilan dan Pemeriksaan Antenatal

Ibu memeriksakan kehamilan di Bidan secara teratur 1x tiap bulan

selama kehamilan. Saat usia 8 bulan, ibu memeriksakan kehamilan setiap 2

minggu. Mendapatkan suntikan TT 2x Tidak pernah menderita penyakit

selama kehamilan, riwayat perdarahan selama kehamilan disangkal, riwayat

trauma selama kehamilan disangkal, riwayat minum obat tanpa resep dokter

dan jamu disangkal. Ibu mengkonsumsi vitamin penambah darah dari

Puskesmas.

Kesan: riwayat pemeliharaan antenatal baik.

Riwayat Pemeliharaan Postnatal

Pemeliharaan postnatal dilakukan rutin di Posyandu dan anak dalam

keadaan sehat.

3

Page 4: vsd1

Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Pertumbuhan:

Berat badan lahir 4000 gram. Panjang badan lahir 50 cm.

Berat badan sekarang 8,5 kg. Tinggi badan 84 cm.

Perkembangan:

senyum : ibu lupa

miring : ibu lupa

tengkurap : 4 bulan

duduk : 6 bulan

gigi keluar : ibu lupa

merangkak : 9 bulan

berdiri : 10 bulan

berjalan : 13 bulan

berbicara : 14 bulan

membaca : -

Gangguan perkembangan : -

Saat ini anak berusia 2,5 tahun. Tidak ada gangguan perkembangan dalam

mental dan emosi. Interaksi dengan orang sekitar baik.

Kesan: terdapat gangguan pertumbuhan pada anak namun

perkembangan anak masih sesuai umur

Riwayat Makan dan Minum Anak

Ibu mengaku memberikan ASI eksklusif sejak lahir sampai usia 2 thn

Usia 7 bulan diberikan ASI dan bubur susu 2 x sehari.

Usia 8 bulan diberikan ASI dan bubur tim 2 x sehari.

Usia 11 bulan anak telah makan nasi, lauk pauk, dan sayur 2 x sehari.

4

Page 5: vsd1

Jenis Makanan Frekuensi

Nasi 2x/hari, 3-4 sendok makan

Tahu / tempe 5-6x seminggu

Ikan 1-2x seminggu

Sayur 3-4x seminggu

Telur 1-2x seminggu

Kesan : Kualitas dan kuantitas makanan kurang baik

Riwayat Imunisasi

VAKSIN DASAR (umur) ULANGAN (umur)

BCG 0 bulan - - - - -

DPT/ DT 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -

POLIO 2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -

CAMPAK - - 9 bulan - - -

HEPATITIS B 0 bulan 1 bulan 6 bulan - - -

Kesan : imunisasi dasar lengkap dan selalu mengikuti jadwal imunisasi

yang tertera pada KMS.

Riwayat Keluarga Berencana

Ibu pasien mengaku belum mengikuti program KB

Riwayat Sosial Ekonomi

Ayah pasien sudah meninggal dunia. Sedangkan ibu pasien hanya seorang ibu

rumah tangga. Pasien dan ibunya masih hidup bersama kakek dan nenek

pasien, dimana kakek pasien menghidupi 6 orang anggota keluarganya.

Kesan: riwayat sosial ekonomi cukup.

5

Page 6: vsd1

Silsilah/ Ikhtisar Keturunan

Data Perumahan

Kepemilikan : Rumah orangtua

Keadaan Rumah : Dinding rumah tembok, kamar tidur berjumlah 3, 1 kamar

mandi di dalam rumah. Jarak septic tank kurang lebih 10

meter dari rumah, limbah buangan ke selokan. Sumber air

minum dari air sumur. Pencahayaan dan ventilasi rumah

saling berdekatan.

Keadaan lingkungan : Jarak antar rumah saling berdekatan 2 meter tiap rumah

PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan pada tanggal 5 Februari 2013 pukul 13.00 WIB, di Ruang Melati.

Kesan Umum : kesadaran: compos mentis, tampak sesak, tampak kurus,

tampak rewel.

Tanda Vital

Nadi : 134 x/menit, reguler, isi cukup

Laju Nafas : 48 x/menit, reguler

Tekanan darah : tidak diperiksa

Suhu : 38 ˚C (aksila)

6

= Laki-laki

= Perempuan

= Pasien

Page 7: vsd1

Data Antropometri

Berat badan sekarang : 8,5 kg.

Tinggi Badan: 84 cm

Status Internus

Kepala : Mesocephal, ubun-ubun datar, tidak tegang.

Rambut : Hitam, lebat, tampak terdistribusi merata, tidak mudah

dicabut.

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem

palpebra (-/-), mata cowong (-/-), air mata ada.

Hidung : Bentuk normal, simetris, sekret (-/-)

napas cuping hidung (-)

Telinga : Bentuk dan ukuran normal, discharge (-/-),

Mulut : Bibir kering (-), bibir sianosis (-), stomatitis (-)

Tenggorok : Faring hiperemis (-)

: Tonsil T1-T1 hiperemis (-), detritus (-), granulasi (-)

Leher : Simetris, pembesaran KGB (-)

Thorax : Dinding thorax normothorax dan simetris

o Pulmo:

Inspeksi : Pergerakan dinding thorax kiri-kanan

simetris, retraksi dinding dada(-)

Palpasi : Stem fremitus tidak dilakukan

Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru kiri-

kanan

Auskultasi : Suara nafas vesikuler diseluruh lapang

paru kiri-kanan. Ronkhi (+/+) basah halus, wheezing

(-/-).

7

Page 8: vsd1

o Cor :

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV

midclavicula sinistra

Perkusi : Sulit dinilai

Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, gallop(-)

murmur (+) derajat 2 pada ICS III

parasternal kiri.

Abdomen :

o Inspeksi : datar dan simetris.

o Auskultasi : Bising usus 3x/menit.

o Palpasi : Supel, hepar & lien tidak teraba membesar,

turgor kulit baik.

o Perkusi : timpani di ke 4 kuadran abdomen.

Genitalia : OUE hiperemis (-).

Anorektal : Dalam batas normal, hiperemis perianal (-).

Ekstremitas :

Superior Inferior

Akral Dingin -/- -/-

CRT <2” <2”

Oedem -/- -/-

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan 05/02/13 Nilai rujukan

Hematologi

Lekosit 12.6 6.0-17.0/ul

8

Page 9: vsd1

Eritrosit 4.2 3.9-5.9/ul

Hemoglobin 11.1 11.5-13.5 g/dL

Hematokrit 33.2 34-40 %

MCV 77.4 76-96 U

MCH 26.4 27-31 pcg

MCHC 32.3 33.0-37.0 g/dL

Trombosit 340 150-400/ul

Pemeriksaan Echocardigrafi

9

November 2010

April 2012

Φ VSD 0,78 cm - 2,8 cm

Kesan : VSD Sedang

Φ VSD 0,35 cm

Kesan : VSD Kecil

Page 10: vsd1

PEMERIKSAAN KHUSUS

Data antropometri:

Anak perempuan usia : 2,5 tahun

Berat badan : 8,5 Kg

Panjang badan : 84 cm

Pemeriksaan Status Gizi :

Pertumbuhan fisik anak perempuan menurut persentil NCHS

BB/U= 8.5/13 x 100% = 65.38% (rendah)

PB/U= 84/92 x 100% = 91.30% (normal)

BB/PB= 8.5/11.4 x 100% = 74.56% (gizi kurang)

Kesan : Status gizi anak kurang dan perawakan tubuh anak normal.

DAFTAR MASALAH :

Aktif :

1. Panas

2. Sesak Napas

3. Batuk

4. Pemeriksaan Darah Rutin : Leukositosis

5. Pemeriksaan Echocardiografi : VSD kecil

Inaktif :

1. Gangguan Pertumbuhan

2. Gizi Kurang.

10

Page 11: vsd1

DIAGNOSA BANDING

Panas dan Batuk

Bronkopneumoni

TB Paru

Bronkitis

Sesak Napas dan Gangguan Pertumbuhan

Non Pulmonal

o Penyakit Jantung Bawaan Asianotik

VSD (Ventricular Septal Defect)

ASD (Atrial Septal Defect)

PDA (Patent Ductus Arteriousus)

Status Gizi Kurang

o Faktor penyakit

o Faktor asupan

o Faktor individu

DIAGNOSA SEMENTARA

I. Bronkopneumonia

II. VSD (Ventricular Septal Defect)

III.Status Gizi Kurang

PENATALAKSANAAN

Medikamentosa

11

Page 12: vsd1

Oksigen 5L/menit

Infus RL 10 tpm

Nebulizer Combivent 3 x sehari

Injeksi :

o Ceftriakson 2 x 1/3g

o Dexamethasone 3 x 1/3g

Oral :

Parasetamol drop 4 x 0,9ml

Digoxin 2 x ¼ tab

Diet :

Kalori = 850 kkal/hari

Protein = 17 gr/ hari

Nasi 3 x 1 piring

Ayam/Daging sapi 1 potong

Tempe/tahu 1 ptong

Sayur bayam 1 mangkuk

N on Medikamentosa

Edukasi kepada orangtua untuk memberi asupan gizi yang baik sesuai

usia

Kontrol rutin setiap bulan untuk penyakit jantungnya

USULAN PEMERIKSAAN

Foto Rontgen Thorax AP/Lateral

Pemeriksaan Uji Tuberkulin (Mantoux Test)

Pemeriksaan AGD dan Elektrolit darah

Pemeriksaan EKG

Pemeriksaan ASTO

PROGNOSA

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad sanam : Dubia ad bonam

Quo ad fungsionam : Dubia ad bonam

12

Page 13: vsd1

PERJALANAN PENYAKIT

05 Februari 2013

S: Panas (+), batuk (+) berdahak, sesak napas (+), BAB cair (-), muntah (-), nafsu

makan menurun

O: KU: sadar, tampak kurus, tampak lemas (+), tampak sesak (+)

- S : 380C

- HR: 134 x/menit reguler

- RR : 48 x/ menit

Mata : cekung -/-, CA -/-, SI -/-

Hidung : nafas cuping hidung (-)

Thoraks : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (+) ICS III parasternal kiri, gallop (-)

Pulmo/ SN vesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-, retraksi dinding dada (-)

Abdomen :datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik

Ekstremitas superior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik

Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik

A: Bronkopneumonia, VSD, Gizi kurang

06 Februari 2013

S: Panas (+) turun, batuk (+) berdahak, sesak napas (+) berkurang, BAB cair (-),

muntah (-), masih sulit makan

O: KU: sadar, tampak kurus, tampak sesak (+)

- S : 37,70C

- HR: 128 x/menit reguler

- RR : 42 x/ menit

13

Page 14: vsd1

Mata : cekung -/-, CA -/-, SI -/-

Hidung : nafas cuping hidung (-)

Thoraks : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (+) ICS III parasternal kiri, gallop (-)

Pulmo/ SN vesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-, retraksi dinding dada (-)

Abdomen :datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik

Ekstremitas superior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik

Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik

A: Bronkopneumonia, VSD, Gizi kurang

07 Februari 2013

S: Panas (-), batuk (+) jarang, sesak napas (-), BAB cair (-), muntah (-), masih sulit

makan

O: KU: sadar, tampak kurus, tampak sesak (-)

- S : 36,80C

- HR: 128 x/menit reguler

- RR : 32 x/ menit

Mata : cekung -/-, CA -/-, SI -/-

Hidung : nafas cuping hidung (-)

Thoraks : Cor/ S1 S2 reguler, murmur (+) ICS III parasternal kiri, gallop (-)

Pulmo/ SN vesikuler +/+, Ronkhi +/+, Wh -/-, retraksi dinding dada (-)

Abdomen :datar, BU (+), supel, timpani, turgor kulit baik

Ekstremitas superior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik

Ekstremitas inferior : akral hangat +/+, eodem -/-, CRT <2detik

A: Bronkopneumonia, VSD, Gizi kurang

14

Page 15: vsd1

ANALISA KASUS

Bronkopneumonia

Ibu pasien mengeluhkan anaknya panas sejak 4 hari yang lalu. Panas dirasakan terus

menerus dan hanya turun bila diberi obat penurun panas, namun tidak lama panasnya naik

lagi. Ibu pasien juga mengeluhkan bahwa akhir-akhir ini anaknya sering sesak napas. Namun

sesak napasnya tersebut hilang timbul tidak tentu waktunya. Selain itu pasien juga ada batuk

berdahak yang timbul bersamaan dengan panasnya. Batuk berdahak yang timbul terus

menerus namun dahaknya tidak dapat dikeluarkan.

Gambaran klinis tersebut mengarah pada pneumonia dimana ditemukan demam tinggi

dengan suhu 380 C, sesak napas, dan batuk. Disamping itu pada pemeriksaan fisik juga

ditemukan adanya ronki basah halus dikedua lapang paru. Dan dari pemerisaan penunjang

didapatkan leukositosis. Terdapat juga faktor resiko yang menyebabkan peningkatan

terjangkitnya pneumonia, yaitu imunitas yang lemah. Hal ini disebabkan karena asupan gizi

yang kurang, karena pasien sulit makan.

Bronkopneumonia adalah penyakit infeksi akut saluran nafas bagian bawah (ISPB )

dan jaringan paru oleh mikoorganisme yang biasanya terjadi pada bayi dan anak-anak.

Peradangan dapat tersebar pada semua bagian lobus paru, umumnya bagian yang terkena

dimulai dari bronkhiolus sampai alveolus. Pada anak-anak lokasi peradangan tidak bisa

dipastikan selalu atau pasti di lobus itu yang penting dilihat adalah apakah pada foto thorax

nya ada gambaran hilus yang menebal, apabila ada maka itu bukan “BP” melainkan proses

spesifik paru yang lain. Apabila alveolus terkena radang maka akan terisi oleh nanah dan

cairan sehingga kemampuan dari alveolus untuk menyerap oksigen akan terganggu. Hal ini

dapat menyebabkan gangguan dalam proses respirasi di paru-paru. Penyakit ini dapat

mengenai siapapun dan biasanya pada bayi dan anak-anak dengan daya tahan tubuh yang

terganggu, misalnya malnutrisi energi protein ( MEP ), penyakit menahun, trauma pada paru,

anesthesia, aspirasi, pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.

Bronkopneumonia lebih sering ditimbulkan oleh infeksi bakteri. Bakteri-bakteri ini

menginvasi paru melalui 2 jalur, yaitu dengan :

15

Page 16: vsd1

1. Inhalasi melalui jalur trakeobronkial.

2. Sistemik melalui arteri-arteri pulmoner dan bronkial.

Bakteri-bakteri yang sering menyebabkan ataupun didapatkan pada kasus bronkopneumonia

adalah :

● Bakteri gram positif

1. Pneumococcus

2. Staphylococcus aureus

3. Streptococcus hemolyticus

● Bakteri gram negatif

1. Haemophilus influenzae

2. Klebsiella pneumonia

Masing-masing bakteri tersebut menyebabkan bronkopneumonia melalui berbagai

mekanisme yang berbeda.

Patogenesis

Umumnya mikrorganisme penyebab terhisap ke paru bagian perifer melalui saluran

respiratori. Mula-mula terjadi edema akibat reaksi jaringan yang mempermudah proliferasi

dan penyebaran kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru yang terkena mengalami

konsolidasi, yaitu terjadi sebukan sel PMN, fibrin, eritrosit, cairan edema, dan ditemukannya

kuman di alveoli. Stadium ini disebut stadium hepatisasi merah. Selanjutnya, deposisi fibrin

semakin bertambah, terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveolidan terjadi proses fagositosis

yang cepat. Stadium ini disebut stadium hepatisasi kelabu. Selanjutnya, jumlah makrofag

meningkat di alveoli, sel akan mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris

menghilang. Stadium ini disebut stadium resolusi. Sistem bronkopulmoner jaringan paru

yang tidak terkena akan tetap normal.

Berikut ini klasifikasi pneumonia berdasarkan :

Bayi dan anak usia 2 bulan – 5 tahun

Pneumonia berat

- bila ada sesak nafas

- harus dirawat dan diberikan antibiotik

Pneumonia

16

Page 17: vsd1

- bila tidak ada sesak nafas

- ada nafas cepat dengan laju nafas :

o >50x/ menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun

o >40x/ menit untuk anak > 1-5 tahun

- tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral

Bukan pneumonia

- bila tidak ada nafas cepat dan sesak nafas

- tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberi pengobatan

simptomatis seperti penurun panas

Bayi berusia dibawah 2 bulan

Pada bayi berusia dibawah 2 bulan, perjalanan penyakitnya lebih bervariasi, mudah

terjadi komplikasi dan sering menyebabkan kematian.

Klasifikasinya adalah sebagai berikut

pneumonia

- bila ada takipneu (>60 x/ menit) atau sesak nafas

- harus dirawat dan diberikan antibiotik

bukan pneumonia

- tidak ada takipneu atau sesak nafas

- tidak perlu dirawat, cukup diberikan simptomatis

Tatalaksana

Beri oksigen

a. Atasi dehidrasi, koreksi cairan, kalori dan elektrolit serta asidosis metabolic.

b. Antobiotika

Penisilin 50.000 U/kgbb hari atau

Ampisilin 100-200 mg/kgbb/hari dengan kloramfenikol 50-100 mg/kgbb/hari

atau

gentamisin 5-7 mg/kgbb/hari selama 7-100 hari (4 hari bebas demam)

NB : Untuk usia kurang dari 3 bulan digunakan gentamisin.

Jika setelah 3 hari tidak ada respon yang baik maka diganti dengan

golongan sefalosporin.

17

Page 18: vsd1

c. Diit : puasa selama penderita sangat sesak, setelah sesak berkurang dapat

diberikan melalui NGT

Ventricular Septal Defect (VSD)

Ibu pasien mengatakan saat pasien berusia 4 bulan, pasien napasnya terlihat cepat

seperti sesak serta sering terlihat kesulitan saat menyusu. Namun tidak ada biru dan bengkak

pada tubuh pasien. Sejak saat itu pasien menjadi sulit makan dan berat badannya juga sulit

naik. Dan saat ini pasien juga mengeluh sesak napas kembali. Namun saat itu pada tubuh

pasien tidak terdapat adanya kebiruan dan bengkak.

Gambaran klinis yang disebutkan oleh ibu pasien berupa sesak napas, kesulitan saat

menyusu, sulit makan, dan berat badan yang sulit bertambah mengarah pada kemungkinan

adanya penyakit jantung bawaan tipe asianotik pada pasien. Disamping itu pada pemeriksaan

fisik thorax juga ditemukan adanya murmur atau bising jantung derajat 1 pada ICS III

parasternal kiri. Dan dari pemeriksaan penunjang echocardiografi terakhir menunjukkan

gambaran VSD kecil. Sehingga pada pasien dapat ditegakkan diagnosis VSD (Ventricular

Septal Defect).

Defek septum ventrikel (ventricular septal defect/VSD) adalah adanya defek atau

lubang pada septum atau sekat yang memisahkan ventrikel kiri dan ventrikel kanan akibat

kegagalan fusi atau penyambungan pada septum.

Etiologi

18

Page 19: vsd1

Penyebab dari Ventricular Septal Defect belum diketahui secara pasti. Namun,

penyakit ini lebih sering ditemukan pada anak-anak dan seringkali merupakan suatu kelainan

jantung bawaan.

Pada anak-anak, lubangnya sangat kecil, tidak menimbulkan gejala dan seringkali

menutup dengan sendirinya sebelum anak berusia 18 tahun. Pada kasus yang lebih berat, bisa

terjadi kelainan fungsi ventrikel dan gagal jantung.

VSD (Ventricular Septal Defect) bisa ditemukan bersamaan dengan kelainan jantung

lainnya.

Faktor prenatal yang mungkin berhubungan dengan VSD :

Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil

Gizi ibu hamil yang buruk

Ibu yang alkoholik

Usia ibu hamil di atas 40 tahun

Ibu yang menderita diabetes

Patofisiologi

Darah arterial mengalir dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan melalui defek pada

sekat. Perbedaan tekanan antara ventrikel kiri dan kanan besar, sehingga darah mengalir

dengan deras dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan sehingga menimbulkan bising. Makin

besar defek, makin banyak darah masuk ke arteri pulmonalis. Tekanan yang terus menerus

meninggi pada arteri pulmonalis akan menaikkan tekanan pada kapiler paru. Mula-mula,

naiknya tekanan kapiler ini masih reversibel, artinya belum terjadi perubahan pada

endotelnya, dan juga belum ada perubahan pada tunika muskularis arteri-arteri kecil paru.

Akan tetapi, lama kelamaan pembuluh darah paru menjadi sklerosis dan ini akan

mengakibatkan naiknya tahanan yang permanen. Bila tahanan pada arteri pulmonalis sudah

tinggi dan permanen, tekanan pada ventrikel kanan juga menjadi tinggi dan permanen. Pada

suatu saat terjadi keseimbangan tekanan pada ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Pada saat ini

penderita secara subyektif merasa baik karena tidak ada shunt. Akan tetapi kemudian tekanan

pada ventrikel kanan melebihi tekanan pada ventrikel kiri dan shunt jadi berbalik dari kanan

ke kiri, penderita menjadi sianosis dan prognosis serta gejala klinisnya memburuk.

Gambaran Klinis

19

Page 20: vsd1

Pada penyakit VSD (Ventricular Septal Defect) ini, darah dari paru-paru yang masuk

ke jantung, kembali dialirkan ke paru-paru. Akibatnya jumlah darah di dalam pembuluh

darah paru-paru meningkat dan menyebabkan :

Sesak napas

Bayi mengalami kesulitan ketika menyusu

Keringat berlebihan

Berat badan tidak bertambah

Murmur yang agak kasar disertai oleh getar kardiak yang jelas yang ditemukan pada

interkostae kedua sampai keempat pada dada kanan dekat sternum.

Kardiomegali

Menurut ukurannya VSD dapat dibagi menjadi :

a. VSD kecil

Diameternya yaitu 1-5 mm. Besarnya defek bukan satu-satunya faktor yang

menentukan besarnya aliran darah. Pertumbuhan badan normal walaupun terdapat

kecenderungan timbulnya infeksi saluran nafas. Pada latihan lama dan lebih intensif akan

cepat lelah dibandingkan dengan teman sebayanya. Biasanya asimptomatik. Tidak ada

gangguan tumbuh kembang. Bunyi jantung normal, kadang ditemukan bising perstaltik

yang menjalar ke seluruh tubuh perikardium dan berakhir pada waktu diastolik karena

terjadi penutupan VSD.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya bising holosistolik dengan atau tanpa thrill,

tepat sebelum bunyi jantung ke-2.

b. VSD sedang

Menunjukan gejala mirip dengan VSD besar, hanya lebih ringan. Penderita mengeluh

mudah lelah, sering mendapat infeksi pada paru sehingga menderita batuk dan sesak

nafas pada waktu aktivitas.

Pada pemeriksaan fisik terdapat bising pansistolik cukup keras (derajat3) nada tinggi,

kasar, pada ICS 3-4 linea parasternalis kiri.

c. VSD besar

Merupakan salah satu kelainan jantung kongenital yang sering menyebabkan gagal

jantung kongestif, kelainan biasanya tidak terdeteksi sampai umur 1 bulan. Karena

kelebihan sirkulasi pulmonal, penderita akan mengalami sesak nafas, sianosis (walaupun

VSD bukan PJB yang sianotik tetapi apabila aliran darah inefektif lebih tinggi daripada

20

Page 21: vsd1

aliran darah efektif, sianosis akan muncul), gangguan makan, infeksi dan radang paru

yang berulang dan gangguan pertumbuhan.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan sesak nafas, dan prekordial yang hiperaktif, bising

pansistolik 3-4, nada tinggi kasar, bising diastolik pada ICS 4 linea midclavikularis

setelah bunyi jantung ke-2.

Penatalaksanaan

a. Menutup spontan

Sebagian besar penderita VSD kecil menutup spontan pada 2 tahun pertama

kehidupan. Penutupan lebih sering terjadi pada tipe muskular dibandingkan tipe

perimembran.

b. Jika terjadi gagal jantung maka gagal jantung tersebut harus diatasi terlebih dahulu.

Jika terapi gagal jantung dengan medikamentosa berhasil maka langkah selanjutnya

adalah dengan melakukan PAB (pulmonaru artery binding) dan dievaluasi selama 6

bulan. Bila keadaan memungkinkan dapat dilakukan operasi penutupan atau

penutupan dengan transkateter. Namun, jika pengobatan gagal jantung dengan

medikamentosa gagal, maka harus langsung dilakukan tindakan operasi atau

transkateter.

c. Bila tidak terjadi gagal jantung, maka ditunggu sampai usia 4-6 tahun. Jika katup

menutup spontan, maka tidak diperlukan terapi lebih lanjut. Jika pada usia ini defek

belum menutup, maka diperlukan tindakan operasi koreksi untuk menutup defek.

21

Page 22: vsd1

DAFTAR PUSTAKA

1. Nastiti N Rahajoe, dkk. RESPIROLOGI ANAK. 2010. Jakarta : UKK Pulmonologi IDAI

: 228-240

2. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Prof. dr. Hood Alsagaff, Airlangga University Press,

2002

3. Hay WW, Levin JM, Sondheimer MJ, Deterding RR. Current Pediatric Diagnosis and

Treatment. 17th ed. New York : McGraw-Hill; 2005.

4. Green T, Tanz RR, Franklin W, Pediatrics just the facts.New York : McGraw-Hill;2005.

5. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga,Jilid kedua. Penerbit Media Aesculapius fakultas

kedokteran Universitas Indonesia,2001hal 472-479

6. Daphne T. Hsu, MD and . Heart Failure in Children. Part II: Diagnosis, Treatment, and

Future Directions.

Available at: http://circheartfailure.ahajournals.org/content/2/5/490.full

7. Pediatric Congestive Heart Failure.

Available at: misc.medscape.com/pi/android/medscapeapp/html/A901307-business.html

8. Congenital heart defects in children.

Available at: http://www.mayoclinic.com/health/congenital-heart-defects/DS01117/

DSECTION=complications

9. Pediatric Congestive Heart Failure Treatment & Management. Available at:

http://emedicine.medscape.com/article/2069746-treatment#showall

10. Pediatric Congestive Heart Failure Medication.

Available at: http://emedicine.medscape.com/article/2069746-medication#showall

11. Ebstein's Anomaly. Available at:

http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/CongenitalHeartDefects/AboutCongenita

lHeartDefects/Ebsteins-Anomaly_UCM_307025_Article.jsp

22