00cb0e49ac0c484d

138
 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ANAK MELALUI BENTUK DASAR GEOMETRI PADA ANAJ KELOMPOK B DI TK KARTIKA III - 12 SEMARANG SKRIPSI Disusun Oleh : Nama : Nila Puspitasari NPM : 10159022 PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP PGRI SEMARANG 2013

Upload: zahratul-qalbi

Post on 16-Oct-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ANAK

    MELALUI BENTUK DASAR GEOMETRI PADA ANAJ

    KELOMPOK B DI TK KARTIKA III - 12

    SEMARANG

    SKRIPSI

    Disusun Oleh :

    Nama : Nila Puspitasari

    NPM : 10159022

    PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    IKIP PGRI SEMARANG

    2013

  • i

    PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ANAK

    MELALUI BENTUK DASAR GEOMETRI PADA ANAK

    KELOMPOK B DI TK KARTIKA III 12

    SEMARANG

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

    IKIP PGRI Semarang Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana :

    Disusun Oleh :

    Nama : Nila Puspitasari

    NPM : 10159022

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

    FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

    IKIP PGRI SEMARANG

    2013

    i

  • ii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    SKRIPSI

    PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ANAK MELALUI BENTUK DASAR GEOMETRI

    PADA KELOMPOK B DI TK. KARTIKA III 12

    SEMARANG

    Yang disusun dan diajukan oleh:

    Nama : Nila Puspitasari

    NPM : 10159022

    Telah disetujui oleh pembimbing untuk

    Diajukan dihadapan Dewan Penguji

    Semarang, 19 Juni 2013

    Pembimbing I Pembimbing II

    Kristanto, S.Pd, M.Pd Ratna Wahyu Pusari,S.Pd, M.Pd NPP : 047201160 NPP : 108301255

    ii

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN

    SKRIPSI

    PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR ANAK MELALUI BENTUK DASAR GEOMETRI PADA ANAK

    KELOMPOK B DI TK KARTIKA III 12 SEMARANG

    yang disusun dan diajukan oleh

    Nila Puspitasari NPM: 10159022

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada hari/tanggal : Kamis, 18 Juli 2013

    Dewan Penguji Ketua, Sekretaris,

    Dra.M.Th.S.R.Retnaningdyastuti, M.Pd. Agung Prasetyo, S.Psi., M.Pd., Psi

    NIP. 195306031981032001 NPP. 046901158

    Dewan Penguji Nama Tanda Tangan Penguji I Kristanto, S.Pd., M.Pd (...) NPP.047201160 Penguji II Ratna Wahyu Pusari, S.Pd., M.Pd (...)

    NPP. 108301255

    Penguji III Agung Prasetyo, S.Psi., M.Pd., Psi (...) NPP. 046901158

    iii

  • iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    MOTTO

    - Hal yang paling penting untuk mencapai suatu kesuksesan adalah memulai

    pada saat itu juga dimanapun kita berada. (Penulis).

    - Jangan menunda kebaikan hari ini hingga esok, boleh jadi hari esok datang

    kau telah pergi. (Y. Qardlawi).

    PERSEMBAHAN

    - Orang tua dan adik-adikku tercinta.

    - Keluarga besarku yang selalu membantu dan memberi dukungan.

    - Dosen-dosenku yang telah memberi ilmunya.

    - Teman-teman senasib dan seperjuangan di PAUD.

    - Almamaterku

    iv

  • v

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    memeberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul PENINGKATAN KEMAMPUAN

    MENGGAMBAR ANAK MELALUI BENTUK DASAR GEOMETRI PADA

    KELOMPOK B DI TK KARTIKA II-12 SEMARANG.

    Penyusunan Skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak,

    oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

    sebesar-besarnya kepada :

    1. Dr. Muhdi, SH, M. Hum selaku rector IKIP PGRI Semarang.

    2. Dra. M. Th. S. R. Retnaningdyastuti, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu

    Pendidikan IKIP PGRI Semarang.

    3. Agung Prasetyo, S.Psi, M.Pd selaku Ketua Progdi PAUD.

    4. Kristanto, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan dan pengarahan sampai terselesaikannya skripsi ini.

    5. Ratna Wahyu Pusari, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah

    memberikan bimbingan dan pengarahan sampai terselesaikannya skripsi

    ini.

    6. Bapak dan Ibu Dosen IKIP PGRI Semarang yang telah banyak

    memberikan ilmunya.

    7. Orang tua dan keluarga penyusun yang telah memberikan dukungan moril

    dan materiil.

    8. Keluarga besar TK. Kartika III-12 Semarang.

    9. Rekan-rekan mahasiswa PAUD.

    10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

    membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

    v

  • vi

    Penulis menyadari sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala

    kekurangan sehingga dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

    karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari

    kesempurnaan skripsi ini.

    Akhir kata penulis harapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi yang

    membaca.

    Semarang, Juni 2013

    Penulis

    vi

  • vii

    ABSTRAK

    Nila Puspitasari, 2013, 10159022. Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Kelompok B Melalui Bentuk Dasar Geometri. Skripsi Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini di IKIP PGRI Semarang. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, dimana masing-masing siklus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan releksi. Refleksi dilakukan untuk mengkaji kelebihan dan kelemahan serta menentukan ada tidaknya siklus selanjutnya. Latar belakang masalah di TK. Kartika III-12 Semarang adalah kurangnya kemampuan menggambar anak. Kecendrungan pendidik yang menggunakan media pembelajaran yang sangat standar tanpa memperhatikan pengguna media pembelajaran anak yang bersifat lebih kreatif, menarik dan inovatif.

    Berdasarkan realita di lapangan menunjukan bahwa dalam perkembangan kemampuan menggambar anak kelompok di TK Kartika III-12 Semarang, hasilnya masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya anak yang belum mampu menggambar dengan tahapan-tahapan yang benar dan tepat, kurangnya kreativitas anak dalam kegiatan menggambar dan belum mengenal bentuk geometri sebagai bentuk dasar geometri. Salah satu media yang diterapkan untuk meningkatkan kemampuan menggambar anak adalah bentuk dasar geometri. Bentuk dasar geometri merupakan bentuk dasar titik, garis, bentuk untuk mengawali membuat sebuah gambar.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa melalui penerapan bentuk dasar geometri dapat meningkatkan kemapuan menggambar anak kelompok B TK Kartika III-12 Semarang yaitu adanya peningkatan dimana pada siklus I Sebanyak 16 anak yang memiliki nilai ketuntasan dengan presentase mencapai 66,7 %, sedangkan pada siklus 2 sebanyak 20 anak memiliki nilai ketuntasan dengan presentase mencapai 83,33 %

    Kata kunci : Kemampuan Menggambar, Bentuk Dasar Geometri.

    vii

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

    KATA PENGANTAR .................................................................................... v

    ABSTRAK ..................................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

    DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

    B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6

    C. Pembatasan Masalah ................................................................ 6

    D. Rumusan Masalah .................................................................... 7

    E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

    F. Manfaat Penelitian ................................................................... 7

    BAB II KAJIAN TEORI DAN PEMBAHASAN ............................................ 9

    A. Kajian Teori ............................................................................. 9

    1. Pengertian Menggambar 9

    a. Media dan Peralatan Menggambar 12

    b. Teknik Menggambar Bagi Anak 17

    c. Periode Perkembangan Menggambar Anak 23

    d. Manfaat Menggambar Bagi Anak 26

    2. Pengertian Geometri 30

    a. Macam macam Geometri 32

    b. Unsur-unsur Geometri 42

    B. Penelitian Relevan ................................................................... 55

    C. Kerangka Berfikir .................................................................... 57

    viii

  • ix

    D. Hipotesis Tindakan .................................................................. 58

    E. Korelasi Antara Menggambar Dengan Bentuk Dasar Geometri 59

    BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 61

    A. Setting Penelitian ..................................................................... 61

    B. Subjek Penelitian ..................................................................... 61

    C. Sumber Data ............................................................................ 62

    D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data ........................................ 62

    E. Validasi Data ........................................................................... 63

    F. Teknik Analisis Data ................................................................ 64

    G. Indikator Kinerja ...................................................................... 65

    H. Prosedur Penelitian .................................................................. 66

    I. Instrument Penelitian ............................................................... 67

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 71

    A. Hasil Penelitian ........................................................................ 71

    B. Pembahasan Antar Siklus ......................................................... 95

    BAB V PENUTUP ......................................................................................... 98

    A. Simpulan ................................................................................. 98

    B. Saran ....................................................................................... 99

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BIODATA

    ix

  • x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1. Kriteria Penilaian 55

    Tabel 3.2. Klasifikasi Kategori Perkembangan Anak 57

    Tabel 3.3. Rincian Aktivitas Siklus I dan Siklus II 58

    Tabel 3.4. Komponen Lembar Penugasan 61

    Tabel 3.5. Komponen Lembar Observasi Siswa 62

    Tabel 3.6. Komponen Lembar Observasi Guru 62

    Tabel 4.1. Kondisi Awal Kemampuan Menggambar Anak 63

    Tabel 4.2. Hasil Observasi Guru Kondisi Awal 64

    Tabel 4.3. Hasil Observasi Siswa Kondisi Awal 64

    Tabel 4.4. Kemampuan Menggambar Pada Siklus I 74

    Tabel 4.5. Kemampuan Menggambar Pada Siklus II 85

    Tabel 4.6. Hasil Kemampuan Menggambar Siklus I dan Siklus II 89

    x

  • xi

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4.1. Peningkatan Perkembangan Menggambar Siklus I 74

    Grafik 4.2. Peningkatan Perkembangan Menggambar Siklus II 85

    Grafik 4.3. Hasil Perkembangan Menggambar Siklus I Dan Siklus II 89

    xi

  • xii

    BIODATA

    Nama Lengkap : Nila Puspitasari

    NPM : 10159022

    Fakultas/Jurusan : FIP / PG PAUD

    Tempat / Tanggal Lahir : Bone-Bone, 2 November 1988

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Alamat : Jl. Bukit Beringin Asri Blok A No. 17 A

    Kel. Gondoriyo Kec. Ngaliyan

    No. HP. : 081 326 058 533

    Riwayat Pendidikan :

    Jenjang Pendidikan Nama Sekolah Tahun Lulus

    SD

    SLTP

    SLTA

    D2 PGTK

    SDN 175 Salulemo, Sul- Sel

    SLTPN 1 Sukamaju, Sul- Sel

    SMAN 1 Sukamaju, Sul-Sel

    IKIP PGRI Semarang

    2000

    2003

    2006

    2009

    xii

  • xiii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama Lengkap : Nila Puspitasari

    NPM : 10159022

    Fakultas / Jurusan : FIP/PAUD

    Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Melalui

    Bentuk

    Dasar Geometri Pada Kelompok B Di TK. Kartika III

    12 Semarang

    Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

    merupakan hasil karya saya sendiri bukan merupakan pengambilan tulisan atau

    pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya. Apabila

    dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini hasil karya orang lain, maka saya

    bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

    Semarang, 19 Juni 2013 Yang membuat pernyataan

    (Nila Puspitasari)

    xiii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah kunci perubahan, karena mendidik adalah memberi

    tuntutan, bantuan dan pertolongan kepada peserta didik. Pada dasarnya

    pendidikan merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat, baik

    dalam komunitas yang luas maupun dalam komunitas terbatas dalam

    lingkungan keluarga. Banyak faktor yang menentukan kualitas pendidikan,

    salah satunya adalah peran pendidik. Pendidik per tama dan utama adalah

    orangtua, kemudian disusul oleh guru prasekolah atau guru PAUD.

    Tahap awal proses pendidikan yang diselenggarakan secara

    terstruktural dalam upaya pembentukan sumber daya manusia yang akan

    melahirkan generasi yang mampu bersaing dengan bangsa lain adalah

    Pendidikan Anak Usia Dini. Dalam Undang - Undang Republik Indonesia

    Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 28 ayat

    3 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan

    yang bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi

    baik psikis maupun fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial

    emosional, kemandirian, kognitif, bahasa fisik motorik, dan seni untuk

    siap memasuki sekolah dasar. Inilah mengapa pada masa kanak-kanak

    disebut dengan masa keemasan. Pada masa inilah menuntut adanya

    kepekaan dan kepedulian

    1

  • 2

    dari generasi dewasa untuk memfasilitasi potensi, bakat dan minat

    kreatifitas mereka. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-

    Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 9 yang

    menyatakan bahwa: Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan

    pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat

    kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya. Memberikan

    kesempatan bagi anak untuk menyalurkan kreatafitas dan hobi mereka,

    ini merupakan salah satu tanda kepedulian dan empati generasi dewasa

    dalam dunia pendidikan khususnya mengenai bakat dan minat anak.

    Kegiatan menggambar merupakan salah satu bentuk kegiatan

    berekspresi yang cukup populer bagi anak usia dini. Menggambar adalah

    sebuah ketrampilan yang disukai oleh banyak anak. Sejauh ini menggambar

    telah menjadi media bagi anak untuk menuangkan segala imajinasi dan

    inspirasi tentang segala hal yang pernah mereka alami. Realita di lapangan

    sesungguhnya menunjukkan bahwa pendidikan seni yang berkaitan dengan

    motorik halus, misalnya menggambar sangat penting keberadaannya. Hal

    ini dapat kita jumpai di TK Kartika III-12 Semarang. TK Kartika III-12

    Semarang terletak di Asrama TNI-AD Mrican Semarang. Sekolah ini

    memiliki sarana dan prasarana yang cukup. Memiliki dua ruang kelas ,

    satu ruang kepala sekolah, satu ruang bermain, satu ruang UKS, satu

    gudang dan satu toilet. Taman Kanak-Kanak ini juga memiliki alat

    peraga yang cukup serta alat bermain cukup pula. TK Kartika III-12

    menyediakan 4 orang guru atau tenaga pendidik. Dalam

  • 3

    kegiatanpembelajaran, guru menggunakan model pembelajaran kelompok.

    Model pembelajaran ini dipilih oleh guru, karena untuk merealisasikan

    model-model pembelajaran yang lain, ketersediaan sarana dan prasarana

    TK Kartika III-12 belum tercukupi. Untuk mendukung terlaksananya

    kegiatan belajar mengajar, pendidik berusaha menggunakan beberapa

    metode atau cara agar peserta didik aman dan nyaman untuk mengikuti

    kegiatan pembelajaran.

    Pendidikan seni yang bermanfaat bagi perkembangan motorik halus

    anak, khususnya dalam kegiatan menggambar di TK Kartika III-12 masih perlu

    ditingkatkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa peserta didik di TK Kartika III-

    12 Semarang belum mampu menggambar dengan tahapan-tahapan yang jelas

    dan tepat. Banyak peserta didik yang sudah dapat menggambar dari rumah,

    namun pendidik masih perlu memperkenalkan tahapan-tahapan menggambar

    yang jelas dan tepat. Guru dapat memulainya dari memperkenalkan alat-alat

    menggambar yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

    Sebagian besar anak-anak di TK Kartika III-12 Semarang hanya mengetahui

    bahwa alat gambar itu hanya sekedar pensil dan kertas putih atau buku gambar.

    Kegiatan menggambar anak didik, di TK Kartika III-12 masih juga

    perlu ditingkatkan, karena sebagian besar peserta didik belum mengenal bentuk

    geometri sebagai bentuk dasar untuk menggambar. Hali ini desebabkan oleh

    pendidik Di TK Kartika III-12 Semarang belum menganal bentuk-bentuk

    geometri sebagai bentuk dasar untuk menggambar lebih efektif.

  • 4

    Peserta didik di TK Kartika III-12 dalam kegiatan menggambar masih

    dikatakan kurang, hal ini disebabkan juga oleh kurangnya kreativitas anak

    dalam menggambar. Dari 24 peserta didik hanya sebagian kecil anak yang

    mampu mengekspresikan diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan imajinasi

    dan menggunakan berbagai media untuk menghasilkan gambar. Sebagian besar

    dari mereka mengikuti gambar yang dibuat oleh guru atau contoh gambar yang

    diperlihatkan oleh guru, bahkan ada beberapa dari peserta didik tersebut yang

    menganggap bahwa menggambar itu hal yang sulit. Ini dapat kita lihat pada

    saat kegiatan menggambar. Pada saat guru meminta anak-anak untuk

    menggambar gajah misalnya, maka beberapa dari mereka ada yang berseru

    "gambar itu susah bu". Semua ini terjadi karena mereka belum mengetahui

    bahwa gambar gajah itu hanya terdiri dari beberapa gabungan bentuk geometri.

    Peserta didik yang berpendapat demikian, mereka termasuk anak yang belum

    mampu menggambar sederhana dengan menggunakan berbagai media. yang

    termasuk dalam kategori tersebut terdiri dari 20 anak. Menggambar bebas dari

    bentuk dasar geometri seperti titik, lingkaran, segitiga, segiempat, dan lain-lain

    itu merupakan indikator dari aspek perkembangan motorik halus untuk anak

    Taman Kanak-Kanak kelompok B .

    Terkait dengan realita yang ada maka penulis berupaya untuk

    menerapkan pembelajaran menggambar dengan menggunakan bentuk dasar

    geometri. Ada beragam cara untuk mengatasi masalah tersebur, salah satunya

    adalah dengan menggunakan bentuk dasar geometri. Anak usia TK mencoba

    melimpahkan segala perasaanya salah satunya melalui media coretan. Mulai

  • 5

    dari coretan titik, garis lurus, garis tegak, garis miring, garis lengkung, garis

    putus-putus dan lain-lain. Coretan-coretan yang dibuat oleh anak itu adalah

    unsur-unsur dari bentuk dasar geometri. Geometri itu terdiri dari beberapa

    unsur, diantaranya adalah titik dan garis. Semua pola itu adalah dasar bagi anak

    untuk membuat gambar yang utuh dan dapat didefenisikan.

    Sebelum anak melakukan aktivitas menggambar, anak perlu membuat

    garis-garis bebas, bentuk-bentuk geometri dan menyusun bentuk-bentuk

    geometri terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar terbiasa menggores atau

    menggunakan alat tulis, sehingga hasil gambarnya tidak terkesan kaku.

    Bentuk-bentuk geometri dapat terbentuk dari macam-macam garis, maka akan

    terbentuk beberapa bentuk geometri. Pada saat anak telah mengenali macam-

    macam garis dan mampu membuat garis dengan baik, maka itu akan

    membantu anak untuk membuat beberapa bentuk geometri. Bentuk-bentuk

    geometri yang mereka buat, dapat mereka kembangkan menjadi sebuah

    gambar. Jadi bentuk geometri itu menjadi dasar untuk membuat sebuah

    gambar.

    Untuk itu guru atau pendidik PAUD harus memperkenalkan

    gambar objek yang baku kepada anak. Gambar baku yang dimaksud

    adalah gambar yang lebih sedikit perspektifnya. Contohnya gambar garis,

    lengkung, titik, lingkaran, segi tiga, persegi, segi lima dan lain-lain. Guru

    sebaiknya tegas dalam mengenalkan hal itu kepada anak-anak. Ketegasan

    dalam penyampain gambar baku tersebut, dapat dilakukan dengan berbagai

    cara yang tidak kaku. Guru dapat melakukan pengenalan gambar yang

  • 6

    baku dengan cara membuat gambar papan tulis yang menggunakan media

    garis tegak, lurus, miring dan lain-lain. Masih banyak lagi yang dapat

    dikembangkan oleh guru dan anak dengan menggunakan media garis,

    segi tiga, persegi dan lain-lain.

    Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul Peningkatan

    Kemampuan Menggambar Anak Melalui Bentuk Dasar Geometri Pada

    Kelompok B Di TK Kartika III-12 Semarang.

    B. Identifikasi Masalah

    1. Kemampuan menggambar anak-anak di TK Kartika III-12 Semarang

    masih kurang.

    2. Kurangnya kreativitas anak-anak TK Kartika III-12 Semarang dalam

    menggambar

    3. Peserta didik TK Kartika III 12 Semarang belum mampu menggambar

    dengan tahap-tahapan yang jelas.

    4. Guru belum mengenalkan bentuk-bentuk geometri sebagai media untuk

    menggambar.

    C. Pembatasan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti ini hanya

    membatasi masalah pada upaya meningkatkan kemampuan menggambar

    anak melalui bentuk geometri. Menggambar dipilih guru karena sesuai

    dengan karakteristik anak TK. Bentuk dasar geometri yang dimaksud

  • 7

    adalah garis, titik dan bangun datar. Hal ini dilakukan agar

    permasalahan hendak diteliti lebih terfokus dan untuk mengefisienkan

    waktu penelitian.

    D. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu Apakah melalui

    bentuk dasar geometri dapat meningkatkan kemampuan menggambar pada

    anak kelompok B di TK Kartika III-12 Semarang?

    E. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan

    kemampuan menggambar pada anak kelompok B di TK Kartika III-12

    Semarang.

    2. Tujuan Khusus

    Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa

    meningkatkan kemampuan menggambar pada anak kelompok B di TK

    Kartika III-12 Semarang dapat melalui bentuk dasar geometri.

  • 8

    F. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat teoritis

    Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah

    pengetahuan dan wawasan mengenai peningkatan kemampuan

    menggambar anak TK melalui bentuk dasar geometri.

    2. Manfaat Praktis

    a) Bagi guru

    Bermanfaat sebagai bahan masukan untuk mengelolah

    proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan

    menyenangkan melalui desain media pembelajaran untuk

    meningkatkan kemampuan menggambar anak.

    b) Bagi anak didik

    Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan

    seni anak dalam hal menggambar.

    c) Bagi peneliti

    Dapat menambah pengalaman praktis dalam bidang

    penelitian mengenai masalah menggambar dan bentuk-bentuk

    geometi, terutama dalam pengembangan kemampuan bagi anak

    usia dini.

  • 9

    BAB II

    KAJIAN TEORI DAN TINDAKAN HIPOTESIS

    A. Kajian Teori

    1. Pengertian Menggambar

    Menggambar adalah kegiatan manusia untuk mengungkapkan apa

    yang dirasakan dan dialaminya baik mental maupun visual dalam bentuk

    garis dan warna (Sumanto, 2005 : 47). Sumanto berpendapat bahwa

    menggambar itu merupakan proses mengungkapkan ide, angan angan,

    perasaan, pengalaman dan yang dilihatnya dengan menggunakan jenis

    peralatan menggambar tertentu. Hasil kegiatan tersebut disebut dengan

    gambar. Sumanto menyimpulkan pengertian menggambar kedalam dua

    pengertian yaitu pengertian secara luas, dan pengertian secara sempit.

    Pengertian secara luas menggambar adalah kegiatan berkarya (membuat

    gambar) yang berwujud dua dimensi, sebagai perwujudan tiruan yang

    menyerupai sesuatu (orang, hewan dan lain lain), termasuk juga foto,

    karya cetak dan sejeninsnya. Dalam arti sempit, menggambar adalah

    kegiatan untuk mewujudkan angan angan berupa hasil goresan benda

    runcing (pensil, crayon, kapur dan lain lain) pada permukaan bidang

    datar (kertas, papan, dinding dan sebagainya), yang hasilnya lebih

    menguatamakan tampilnya unsur garis ( Sumanto, 2005 : 47-48).

    9

  • 10

    Menggambar adalah membuat gambar. Kegiatan ini dilakukan

    dengan cara mencoret, menggores dan menorehkan benda tajam ke

    benda lain serta memberi warna, sehingga menimbulkan gambar.

    Kegiatan menggambar seperti halnya bernyanyi dapat dilakukan

    dengan kesadaran penuh berupa maksud dan tujuan tertentu maupun

    sekedar membuat gambar tanpa arti. Kegiatan ini mewujudkan suatu

    bentuk gambar secara tidak sengaja sampai dengan menggambar untuk

    maksud tertentu (Pamadhi dkk, 2008:2-5).

    Menggambar anak dimulai setelah tahap coret mencoret.

    Kegiatan ini merupakan pekerjaan yang melibatkan koordinasi mulai

    dari imajinasi, tangan, mata dan anggota tubuh lainnya (Rusdarmawan

    ,2009 :15). Anak usia pasca 2 tahun mencoba menumpahkan segala

    perasaannya salah satunya melalui media coretan. Mulai dari coretan

    garis vertikal, horizontal, diagonal, lingkaran, titik, garis putus putus,

    lengkung dan lain lain. Semua pola itu adalah dasar bagi anak dalam

    membuat gambar yang utuh dan dapat didefinisikan. Untuk itu biarkan

    anak membuat pola pola yang mereka sukai. Sesungguhnya anak

    belum mengetahui nama nama pola coretan coretan tersebut,

    namun mereka tahu kegunaan pola pola tersebut saat menggambar

    nanti (Rusdarmawan, 2009:14). Jadi setelah anak melewati tahap coret

    mencoret, barulah mereka memasuki tahap menggambar.

  • 11

    Berdasarkan dari ketiga pendapat di atas, peneliti mendeskripsikan

    bahwa menggambar itu merupakan sebuah kegiatan seni yang sejauh

    ini masih diminati oleh banyak kalangan. Hampir semua anak

    menyukai kegiatan menggambar. Itulah sebabnya kegiatan

    menggambar selalu diajarkan dalam aktivitas Pendidikan Anak Usia

    Dini (PAUD), mulai dari play group, TK, dan bahkan SD. Hal ini

    menunjukkan bahwa usia anak-anak memang sangat identik dengan

    dunia gambar. Kegiatan menggambar itu merupakan salah satu bentuk

    kegiatan berekspresi yang cukup populer bagi anak-anak usia TK.

    Anak usia TK sangat senang dengan kegiatan coret mencoret. Melalui

    kegiatan itu mereka menyalurkan semua imajinasi yang mereka

    miliki. Mulai dari berbagai coretan macam-macam garis sampai

    dengan bermacam-macam pola sehingga menjadi sebuah gambar.

    Mereka melakukan kegiatan coret-mencoret itu pada permukaaan

    bidang datar, seperti kertas, papan, dinding, dan sebagainya.

    Dalam melakukan kegiatan menggambar itu, anak memerlukan

    beberapa alat untuk menghasilkan gambar. Dengan peralatan gambar

    yang dimiliki, maka anak akan mengungkapkan apa yang dirasakan

    dan dialaminya baik mental maupun visual dalam bentuk garis dan

    warna. Kegiatan itu melibatkan koordinasi mulia dari imajinasi,

    tangan, mata, dan anggota tubuh lainnya. Menggambar itu sendiri

    melalui beberapa tahap, sebelum memasuki tahap menggambar, anak

    terlebih dahulu melalui masa coret-mencoret. Masa coret-mencoret

  • 12

    telah dilalui, maka anak akan memasuki masa prabagan. Masa

    prabagan yaitu masa dimana goresan-goresan yang dibuat, meskipun

    masih sederhana tetapi sudah mulai terarah. Jadi kegiatan

    menggambar itu adalah kegiatan manusia yang melibatkan koordinasi

    mulai dari imajinasi, tangan, mata, dan anggota tubuh lainnya, untuk

    mengungkapkan apa yang dirasakan dan dialami dengan cara

    mencoret, menggores, dan menorehkan benda tajam kebenda lain pada

    permukaan bidang datar sehingga akan menghasilkan gambar.

    a. Media dan Peralatan Menggambar

    1) Media Menggambar

    Media adalah bahan yang dapat digunakan untuk

    menuangkan gagasan seseorang (Pamadhi, dkk, 2008:2-22).

    Menurut Sumanto, bahan atau bidang gambar yang dapat

    digunakan dalam menggambar yaitu kertas gambar, kertas karton,

    papn tulis dan bidang datar lainnya. Untuk kertas gambar ada yang

    berupa lembaran lebar / besar, atau yang sudah dikemas dalam

    bentuk buku gambar dengan ukuran A3, A4 atau yang lebih kecil

    lagi. Pamadhi, dkk berpendapat bahwa adapun media atau bahan

    yang dapat digunakan dalam memebuat gambar adalah sebagai

    berikut :

  • 13

    a) Kertas dan karton

    Sifat bahan ini ada yang mudah sobek dan ada yang kuat.

    Ukuran kertas juga bermacam macam.

    b) Kanvas

    Kanvas adalah medium gambar yang paling kuat dibanding

    bahan kertas dan kertas. Semula kanvas terbuat dari kain yang

    juga disebut kanvas, yaitu kain tebal yang berfungsi untuk

    menutupi panas atau dinginnya cuaca. Sejalan dengan

    perkembangannya kanvas sengaja dibuat untuk menggambar

    dan melukis.

  • 14

    c) Keramik, Gerabah dan Batu

    Terdapat perkembangan baru bahan atau medium untuk

    menggambar yaitu keramik lantai, gerabah peralatan dapur

    maupun aksesoris rumah, serta batu. Keramik lantai dapat

    digunakan secara langsung dengan bahan pewarna seperti cat

    kayu, cat minyak, spidol transparansi dan spidol minyak.

    Gambar yang sudah selesai dapat ditutup dengan pelapis berupa

    cat netral atau sering disebut dengan clear, berupa liquid yang

    berfungsi menutup dan menahan goresan. Kelemahan bahan ini

    adalah keterbatasan medium atau ukuran yang telah ditentukan,

    sehingga untuk menggambar dalam ukuran lebar atau luas

    kurang menguntungkan. Bahan lain yang sering dipergunakan

    adalah gerabahh yang terbuat dari tanah liat seperti cobek, vas

    bunga, pot tanaman hias, tempayan serta yang lain. Bahan ini

    dapat dilumuri cat terlebih dahulu atau digambar secara

    langsung dengan cat tembok maupun cat kayu. Biasanya gambar

    ini hanya dipergunakan untuk kebutuhan khusus.

  • 15

    2) Peralatan Menggambar

    Untuk latihan berkarya, seseorang perlu menguasai berbagai

    pealatan menggambar. Penguasaan kita terhadap alat alat

    tersebut sangat penting. Oleh sebab itu, seseorang yang hendak

    menggambar perlu mempelajari terlebih dahulu alat gambar

    dengan baik. Penggunaan peralatan ini juga harus disesuaikan

    dengan tujuan menggambar dan makna menggambar itu sendiri.

    Adapun peralatan gambar yang umumnya digunakan untuk

    menggambar adalah pensil, crayon, pastel, arang, tinta, cat air, cat

    poster dan kuas. Mengenai alat gambar, ada beberapa alat

    gambar, yaitu sebagai berikut (Muhammad, 2009;48-50) :

    a) Pensil

    Jenis pensil warna ada tiga : HB (sedang), H (keras), B

    (lunak), pensil warna ada yang terdiri dari enam sampai

    puluhan warna. Di samping itu, pensil warna juga ada yang

    berfungsi ganda seperti cat air.

  • 16

    b) Pastel

    Besarnya seperti konte dan tanpa pembungkus. Pastel

    mempunyai warna yang cukup banyak. Pastel tidak

    mengandung campuran minyak.

    c) Cat air

    Tebal tipis warna dari cat air tergantung dari campuran

    airnya. Bila dicampur dengan banyak air, warnanya akan

    tipis, warna yang bermacam macam bisa didapat dengan

    cara mencampur campurkannya. Cat air memerlukan kertas

    gambar yang dapat menyerap air. Warna yang sudah dibuat

    dan digambarkan pada kertas tidak bisa ditumpangi warna

    lain karena cat tersebut transparan.

  • 17

    d) Cat Plakat

    Cat plakat penggunaannya seperti cat air. Campuran

    pengencernya adalah air, tapi pencampurannya perlu agak

    sedikit kental agar bisa dicat dan diratakan seperti cat

    tembok. Alat yang digunakan adalah kusa berbentuk oval

    yang meruncing seperti air yang jatuh menetes atau kuas

    gepeng.

    e) Spidol

    Penggunaan spidol bisa langsung pada kertas. Warna yang

    disajikan cukup memadai.

    b. Tehnik Menggambar Bagi Anak

    Seseorang sebelum seseorang melakukan aktivitas menggambar

    atau memberikan bimbingan pada anak. Orang tersebut perlu

    membuat garis garis bebas, bentuk bentuk geometri bebas dan

    menyusun benutk bentuk geometri terlebih dahulu, adapun jurus

  • 18

    jurus menggambar adalah sebagai berikut (Muhammad, 2009 : 60

    70) :

    1) Membuat bermacam-macam garis sebanyak banyaknya Misal:

    Garis Tegak ( )

    Garis Lurus ( )

    Garis Lengkung ( )

    Garis Miring ( )

    Garis Gelombang ( )

    Garis Zig - zag ( )

    2) Menyusun bentuk-bentuk geometri

    Contoh:

    a) Garis lengkung dan garis lurus menjadi tikus

    b) Garis gelombang menjadi awan

  • 19

    c) Lingkaran jadi anak ayam

    d) Segitiga dan persegi jadi rumah

    e) Persegi panjang jadi jerapah

    Dalam melakukan kegiatan menggambar di taman kanak kanak,

    ada tehnik yang seharusnya dipilih dan digunakan yang sesuai dengan

    taraf kemampuan anak. Menurut Sumanto, Kreativitas menggambar

    menggunakan beberapa tehnik antara lain (Sumanto, 2005:53 - 61) :

  • 20

    1.) Menggambar dengan jari

    Menggambar dengan jari (finger painting) adalah jenis kegiatan

    membuat gambar yang dilakukan dengan cara menggoreskan

    adonan warna (bubur warna) secara langsung dengan jari tangan

    secara bebas diatas bidang gambar. Batasan jari disini adalah

    semua jari tangan, telapak tangan sampai pergelangan tangan.

    Contoh menggambar dengan jari :

    2.) Menggambar dengan tiupan

    Menggambar dengan tiupan adalah cara membuat kreasi gambar

    bebas (Abstrak) yang dilakukan dengan cara meniup cairan warna

    yang diteteskan diatas bidang gambar, baik langsung ditiup

    dengan mulut atau memakai bantuan alat tiup, misalnya sedotan

    minuman. Hasil tiupan cairan warna dibuat secara bebas (asbtrak)

    tidak menggambarkan bentuk benda / obyek tertentu.

    Gambar 2.1

  • 21

    Contoh menggambar dengan tiupan :

    3.) Menggambar dengan tarikan benang

    Menggambar dengan tarikan benang adalah cara membuat kreasi

    gambar bebas (abstrak) yang dilakukan dengan cara menarik

    sepotong benang yang sudah dicelupkan ke dalam cairan warna

    dan diletakkan melingkar lingkar diatas bidang gambar. Hasil

    menggambar dengan tarikan benang berbentuk kesan goresan

    warna yang dihasilkan dari tarikan benang.

    Contoh menggambar dengan tarikan benang :

    Gambar 2.2

    Gambar 2.3

  • 22

    4.) Menggambar dengan tehnik inkblot

    Menggambar dengan tehnik inkblot adalah cara membuat kreasi

    gambar bebas yang dilakukan dengan meneteskan / menggoreskan

    cairan warna diatas sebagian bidang gambar setelah itu bidang

    gambar yang tidak ditetesi warna dilipatkan dan kemudian

    ditekan. Hasil menggambar dengan tehnik inkblot ini berbentuk

    sebaran warna secara simetris (gambar abstrak) yang dihasilkan

    dari tinta yang ditekan dilipatan kertas tersebut. Imajinasi yang

    dihasilkan dari tehnik inkblot antra lain bisa membentuk kesan

    gambar kupu, pohon, bunga dan sebagainya.

    Contoh menggambar dengan tehnik inkblot :

    5.) Menggambar dengan crayon / cat pastel

    Penggunaan crayon dalam menggambar dilakukan dengan cara

    menggoreskan batangan warna crayon secara langsung diatas

    bidang gambar seperti halnya menggambar dengan pensil atau

    Gambar 2.4

  • 23

    menggambar dengan kapur dipapan tulis. Untuk memperoleh

    goresan warna crayon yang baik, lakukanlah dengan membuat

    kombinasi warna senada (selaras) dan dimulai dari goresan warna

    muda, baru diikuti dengan goresan yang lebih tua. Tehnik

    menggambar dengan krayon adalah umumnya tehnik arsir

    (goresan warna yang diulang ulang sampai diperoleh ketebalan

    atau warna yang rata). Untuk menghasilkan pewarnaan yang lebih

    rata atau halus, goresan crayon tersebut data sedikit di dussel

    (digosok) dengan bantuan kapas.

    Contoh menggambar dengan crayon/cat pastel :

    c. Periode Perkembangan Menggambar Anak

    Secara umum anak mengalami periode atau masa masa

    perkembangan menggambar, bahkan dikatakan bahwa pada masa peka

    itulah anak anak mengalami masa keemasan ekspresi kreatif.

    Berdasarkan hasil penelitian terhadap karya gambar anak yang dilakukan

    oleh para ahli antara lain Kerchensteiner, Cyril Burt, Victor Lowenfeld

    Gambar 2.5 Gambar 2.5

  • 24

    menunjukkan bahwa setiap anak mengalami masa masa perkembangan

    menggambar (Sumanto, 2005:31).

    Periode menggambar anak anak dibedakan menjadi masa goresan

    sekitar usia 2 4 tahun, masa prabagan sekitar usia 4-7 tahun, masa bagan

    sekitar umur 7-9 tahun, masa permulaan realisme umur 9 -11 tahun, masa

    semu 11-13 tahun. Karakteristik pada setiap masa perkembangan tersebut

    adalah sebagai berikut (Sumanto, 2005 : 31 33) :

    1.) Masa Goresan (usia 2-4 tahun)

    Pertama kali anak anak mencoba menggoreskan alat tulis (pensil)

    pada kertas bertujuan untuk meniru perbuatan orang yang lebih tua

    dari mereka. Goresan itu belum membentuk suatu ungkapan obyek,

    tetapi lebih merupakan ekspresi spontan, yang berfungsi sebagai

    latihan koordinasi antara motorik halus, otot tangan dan lengan dengan

    gerak mata. Goresan yang terbentuk biasanya garis garis mendatar,

    tegak dan melingkar lingkar dan belum bervariasi. Setiap kegiatan

    kegiatan menggambar dilakukan oleh anak dalam waktu yang tidak

    terlalu lama, dan kadang kadang dilakukan bersamaan dengan

    aktivitas lainnya.

    2.) Masa Prabagan (Usia 4 7 tahun)

    Pengalaman anak dalam menarik goresan goresan garis mendatar,

    tegak dan melingkar selanjutnya berkembang menjadi wujud ungkapan

    ungkapan yang dapat dikaitkan dengan bentuk atau obyek tertentu.

  • 25

    Misalnya bentuk bagan manusia yang masih sederhana. Goresan

    goresan yang dibuat sudah mulai terarah sesuai dengan hasratnya

    untuk memberi bentuk kepala imajinasinya.

    3.) Masa Bagan (Usia 7 9 tahun)

    Sejalan dengan pengalaman anak dalam menggambar bentuk bagan

    sederhan, selanjutnya ketrampilan berkarya berkembang semakin

    meningkat. Cirinya antara lain yaitu tampilnya bentuk bagan yang

    lebih sempurna, bagian bagian obyek gambar lebih lengkap dan

    menggunakan bentuk bentuk garis yang lebih bervariasi.

    4.) Masa Realisme (Usia 9 11 tahun)

    Pengalaman dalam menggambar anak anak sudah mampu membuat

    gambar berdasarkan konsep yang lebih jelas. Sikap kritis dan realistis

    sudah mempengaruhi obyek gambar gambar yang mereka buat ke

    arah bentuk bentuk yang mendekati kenyataan. Perkembangan inilah

    yang disebut masa realisme.

    5.) Masa Naturalisme Semu (11-13 tahun)

    Pada masa ini anak berusaha menyesuaikan bentuk gambar yang

    mereka buat dengan bentuk alam, tetapi sebenarnya tidaklah

    naturalisme sepenuhnya, masih semu atau belum sempurna. Masa ini

    merupakan titik akhir cara - cara menggambar secara kanak kanak

    menuju cara cara menggambar yang lebih umum seperti yang

    dilakukan orang dewasa. Pada masa naturalisme semu ini umumnya

  • 26

    kreativitas dan ekspresinya anak akan mengalami kemerosotan, karena

    kewajaran dan spontanitas perbuatan pada kegiatan menggambar

    terganggu oleh pertimbangan akal., apabila ditinjau dari segi

    ketrampilan menggambar meniru bentuk alam, maka pada masa

    naturalisme ini lebih maju dari masa sebelumnya.

    d. Manfaat Menggambar Bagi Anak

    Usia taman kanak kanak adalah usia yang sangat identik dengan

    dunia gambar. Masa kanak kanak inilah merupakan masa yang tepat untuk

    menumbuhkan kreativitas pada anak. Kebiasaan menggambar

    akanmemberikan manfaat manfaat tidak terduga untuk anak. Menurut

    Asadi Muhammad kegiatan menggambar itu akan memberikan manfaat

    kepada anak, yaitu antara lain (Muhammad, 2009:15-24) :

    1.) Merangsang dan membangkitkan otak kanan

    Otak kanan yang sebenarnya mempunyai potensi yang sangat besar bagi

    kehidupan manusia, terutama dalam bidang kreativitas, hamper dianggap

    suatu hal yang kurang penting (Muhammad, 2009:15). Kecerdasan

    sebenarnya tidak hanya terdiri dari kecerdasan matematislogis yang

    sepenuhnya ditentukan oleh otak kiri. Otak kanan juga perlu

    dikembangkan agar kehidupan manusia lebih seimbang. Salah satu yang

    dapat dilakukan untuk mengembangkan otak kanan anak adalah dengan

    memberikan pelajaran mengenai menggambar. Dengan menggambar otak

    kanan akan terasah.

  • 27

    2.) Menumbuhkan kreativitas

    Jika otak kanan anak sudah terasah dan mempunyai ketrampilan yang

    tinggi, secara otomatis anak pun akan mempunyai kreativitas yang

    tinggi. Hal ini terjadi karena anak sudah sering mendapatkan latihan

    latihan atau stimulus yang mempengaruhi kerja otak kanannya.

    Dengan menggambar, anak akan berpikir dan melakukan analisa

    terhadap segala pengalaman yang mungkin pernah dilihatnya atau

    diamatinya. Tidak hanya ide ide itu saja yang mereka dapatkan

    darirealitas tersebutkan, melainkan

    juga fantasi, imajinasi dan sublimasi yang akan terjadi dengan

    menggambar (Muhammad, 2009;23).

    3.) Membuka wawasan

    Kegiatan menggambar juga merupakan aktivitas yang dapat menambah

    wawasan, dengan menggambar, anak akan segera paham dan

    mengetahui beberapa hal dalam dunia seni dan budaya. Anak yang

    sebelumnya hanya bisa menikmati keindahan alam atau benda benda

    lewat gambar yang dilihatnya, sat ini anak sudah mulai bisa

    membuatnya sendiri. Anak sudah dapat menggunakan alat gambar dan

    mengenal garis garis dalam menggambar.

    (Pamadhi dkk, 2008:2.10 -2.14) berpendapat bahwa secara garis besar

    manfaat menggambar bagi anak itu adalah dapat diuraikan sebagai

    berikut :

  • 28

    1.) Menggambar sebagai alat cerita

    Pada waktu anak menggambar sesuatu, maka hasil gambarnya itu

    mempunyai cerita tentang yang dialami atau dipikirkan oleh anak.

    Cerita dalam gambar yang dibuat oleh anak merupakan tanda bahwa

    kegiatan menggambar berfungsi untuk mengungkapkan peristiwa yang

    akan dialami atau anak sedang berimajinasi. Melalui kegiatan

    menggambar anak akan merasa bahwa apa yang dipikirkannya akan

    selalu diperhatikan oleh orang lain, serta bangga dapat mengutarkan

    pendapat kepada orang lain, walaupun dari segi bentuknya gambar

    anak masih sulit dipahami karena belum sempurna.

    2.) Menggambar sebagai media mencurahkan perasaan

    Anak menggambar adalah menceritakan, mengungkapkan

    (mengekspresikan) sesuatu yang ada pada dirinya secara spontan lewat

    media gambar.

    3.) Menggambar sebagai alat bermain

    Pada saat anak menggambar terjadi peristiwa berfantasi. Jadi

    menggambar melatih anak untuk berfantasi. Fantasi yang muncul

    dalam bentuk bentuk yang kadangkala aneh, dilihat oleh orang tua

    atau bentuk sederhana seperti lingkungan sekitar anak. Di samping itu

    juga muncul gambar yang digunakan untuk bermain main, misalnya

    anak bercerita tentang gendang yang sedang ditabuh sambil

    menggambar alat pukul dan menirukan irama gendang.

  • 29

    4.) Menggambar melatih ingatan

    Gambar merupakan ungkapan perasaan dan gambar sebagai bahasa

    rupa bagi anak. Kegiatan menggambar akan melatih anak untuk

    mengungkapkan pengalaman yang cukup lama terjadi.

    5.) Menggambar melatih berfikir menyeluruh

    Pada umumnya ketika seorang anak menggambar, maka anak tersebut

    ingin mengungkapkan seluruh peristiwa dalam satu gambar.

    6.) Menggambar melatih keseimbangan

    Pikiran dan perasaan anak kadang menumpuk jadi satu. Kehidupan

    perasaan dan pikiran anak pada usia 3 sampai 5 tahun masih menyatu.

    Apa yang dipikirkan sama dengan apa yang dibayangkan, misalnya

    pada suatu ketika anak merasakan apa yang diinginkan tidak diketahui

    oleh orang tuanya. Anak gelisah, ingin bercerita namun belum mampu

    karena bahasa dan cara menyusun kalimat belum sempurna. Maka

    menggambar dapat digunakan untuk menyeimbangkan perasan dan

    pikiran yang tidak dapat muncul.

    7.) Menggambar melatih kreativitas anak

    Kebiasaan anak adalah mencari perhatian kepada orang lain. Karakter

    ini juga tampak dalam gambar anak. Usaha untuk mencari perhatian

    orang lain ini dilakukan dengan berbagai cara, misalnya membuat

    sesuatu yang lain daripada yang lain. Dalam hal gambar, anak akan

    membuat gambar itu berbeda dari gambar yang sudah pernah dibuat.

  • 30

    Maka muncullah kreativitas mencipta karya karya rupa, termasuk

    menggambar. Kreativitas yang dapat dilatih pada anak adalah

    kreativitas memilih objek tambahan, mencari sesuatu yang lain dari

    yang lain dan terjadi asosiasi bentuk yang menyebabkan secara konsep

    terbentuk kreativitas.

    8.) Menggambar melatih ketelitian melalui pengamatan langsung

    Proses menggambar bagi anak sebenarnya merupakan hasil

    pengamatan terhadap benda benda yang ada di lingkungan sekitar

    tempat tinggal seperti meja, kursi, bunga, mobil, maupun benda

    bergerak lainnya. Sebagian anak sudah mampu mewujudkan bentuk

    secara detail, namun sebagian belum menunjukkan bentuk yang

    sempurna. Melalui kegiatan menggambar dengan meminta anak

    mengamati lingkungan sekitar merupakan salah satu cara melatih

    ketelitian pengamatan.

    2. Pengertian Geometri

    Geometri adalah salah satu cabang ilmu matematika yang sangat

    terkait dengan bentuk ukuran dan pemosisian (Priyadi, dkk, 2 : 2006).

    Geometri sekarang ini sudah berkembang menjadi sebuah bidang yang

    luas. Hampir semua yang ada di dunia ini bisa dikaitkan dengan geometri.

    Gedung gedung bertingkat, misalnya dibangun dengan perancangan serta

    pertimbangan geometri. Arsitektur yang proses perencanannya sederhana

    sampai arsitektur yang perancangannya sangat kompleks, semuanya

    memiliki unsur unsur geometri yang harus dikaji dan dipelajari (Priyadi,

  • 31

    dkk, 2:2006). Lemeda berpendapat bahwa geometri adalah bagian dari

    matematika yang mencakup mengenai titik, garis bangun datar dan bangu

    ruang (Lemeda, 2004 : 125). Bentuk geometri dapat dibentuk dari beberapa

    unsur, antara lain titik, garis dan bidang. Menggabungkan beberapa unsur

    yaitu titik, garis, dan bidang maka akan menjadi sebuah bentuk geometri,

    misalnya persegi atau persegi panjang dan lain lain. Tidak berbeda jauh

    dengan Lemeda, Heryadi juga mengartikan geometri itu adalah bagian dari

    matematika yang membahas mengenai titik, garis, bidang dan ruang.

    Geometri itu ada geometri dua dimensi, yang biasa kita kenal dengan

    bentuk-bentuk bangun datar dan juga geometri tiga dimensi atau bisa kita

    kenal bentuk bentuk bangun ruang. Berdasarkan dari ketiga pendapat

    diatas tentang geometri, maka peneliti menyimpulkan bahwa geometri itu

    adalah salah satu cabang ilmu matematika yang membahas tentang bentuk ,

    ukuran dan memiliki beberapa unsur yaitu garis, titik dan bidang. Dari

    semua unsur yang dimiliki oleh geometri itu, maka akan menjadi sebuah

    bentuk. Bentuk bentuk itu dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari

    hari. Hampir semua yang ada di dunia ini dapat kita kaitkan dengan

    geometri.

    Berdasarkan dari ketiga pendapat di atas tentang geometri, maka

    peneliti mendeskripsikan bahwa pengenalan berbagai bentuk geometri,

    bukanlah suatu topik yang terlalu sulit untuk diterapkan di TK.

    Membangun konsep geometri pada anak-anak dapat dimulai dengan

    mengidentifikasi bentuk-bentuk dan menyelidiki bangunan dan

  • 32

    memisahkan gambar-gambar biasa, seperti segitiga, lingkaran, segiempat,

    dan lain-lain. Semua itu merupakan tahap awal meletakkan dasar

    pengenalan geometri pada anak. Guru atau orangtua dapat melakukan

    semua itu di ruang kelas atau dirumah.

    Geometri sekarang ini sudah berkembang menjadi sebuah bidang

    yang luas. Hampir semua yang ada didunia ini dapat kita kaitkan dengan

    geometri. Sebuah bola yang merupakan sebuah alat permainan bagi anak-

    anak, itu mengandung unsur geometri. Geometri itu sangat berkaitan

    dengan bentuk, ukuran dan pemposisian. Bentuk-bentuk geometri sangat

    mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gedung-gedung

    bertingkat misalnya, semua itu dibangun dengan perancangan serta

    pertimbangan geometri. Geometri itu sendiri dibahas lebih mendalam dan

    lebih rincih di dalam salah satu ilmu pengetahuan yaitu matematika. Jadi

    geometri adalah salah satu cabang ilmu matematika yang membahas

    tentang bentuk, ukuran, dan memiliki unsur yaitu garis, titik, dan bidang

    a. Macam Macam Geometri

    Macam macam geometri ada 2 yaitu geometri dua dimensi dan

    geometri tiga dimensi. Geometri dua dimensi dapat kita lihat pada

    bangun datar. Geometri tiga dimensi itu kita kenal dengan bangun

    ruang. Menurut Heruman, geometri itu ada dua, yaitu geometri datar

    dan geometri ruang (Heruman, 2007 : 87-109).

  • 33

    1) Pengenalan Geometri datar

    Geometri datar adalah bentuk geometri yang didalamnya terdapat

    beberapa bangun datar. Bangun datar terdiri dari beberapa macam,

    yaitu sebagai berikut :

    a) Persegi

    Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya

    mempunyai panjang yang sama. Persegi mempunyai sifat sifat

    yaitu setiap sisinya sama panjang, mempunyai dua pasang sisi

    sejajar, mempunyai dua diagonal yang sama panjang dan

    berpotongan di titik tengah dan sama panjang keempat sudutnya

    siku siku, dan mempunyai empat sumbu simetri, empat simteri

    lipat dan empat simetri putar.

    Persegi dapat menjadi sebuah gambar

  • 34

    b) Persegi Panjang

    Persegi panjang adalah sebuah bangun datar yang memiliki

    empat sudut siku siku dan dua pasang sisi sejajar yang sama

    panjang (Marsigit, 2009 :296). Unsur unsur suatu persegi

    panjang terdiri atas panjang, lebar dan diagonal. Adapun sifat

    sifat dari persegi panjang adalah mempunyai dua sisi yang sama

    panjang dan sejajar, keempat sudunya siku siku, kedua

    diagonal berpotongan dititik tengah, dan mempunyai 2 sumbu

    simetri, 2 simetri lipat dan 2 simetri putar.

    Persegi panjang dapat menjadi sebuah gambar :

    c) Segitiga

    Segitiga adalah bangun datar yang mempunyai tiga sisi dan tiga

    buah sudut (Priyadi dkk, 2006:15). Marsigit menyatakan bahwa

    segitiga dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu jenis

    segitiga ditinjau dari segi besar sudutnya, jenis segitiga ditinjau

    dari panjang sisinya dan jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi

    dan besar sudutnya.

  • 35

    (1) Jenis segitiga ditinjau dari besar sudutnya dapat dibagi

    menjadi segitiga lancip, segitiga tumpul dan segitiga siku

    siku.

    (2) Jenis segitiga ditinjau dari panjang sisinya yaitu segitiga

    sama kaki, segitiga sama sisi dan segitiga sembarang.

    (3) Jenis segitiga ditinjau dari panjang sisi dan besar sudutnya

    dapat dibagi menjadi segitiga siku siku sama kaki,

    segitiga lancip sama kaki, segitiga tumpul sama kaki,

    segitiga lancip sembarang, segitiga tumpul sembarang.

    Adapun sifat sifat dari segitiga yaitu mempunyai 3 titik sudut,

    mempunyai 3 buah sisi dan mempunyai 3 buah sudut.

    Segitiga dapat menjadi gambar seekor ikan, contoh :

    d) Trapesium

    Trapesium adalah sebuah bangun datar persegi empat yang

    mempunyai sepasang sisi yang sejajar (Kasmina dkk,

    2008:119). Ada tiga macam trapezium yaitu trapesium

    sembarang, trapezium sama kaki dan trapezium siku siku.

  • 36

    Unsur unsur sebuah trapezium terdiri atas sisi alas, sisi atas,

    dan kaki trapesium.

    Trapesium dapat menjadi gambar seekor binatang, contoh :

    e) Jajar Genjang

    Jajar genjang adalah bangun datar segi empat dengan sisi sisi

    yang berhadapan sejajar dan sama panjang (Kasmina, dkk,

    2008:117). Unsur unsur dari jajar genjang adalah sisi,

    diagonal, alas dan tinggi jajar genjang. Adapun sifat sifat jajr

    genjang yaitu setiap sisi yang berhadapan sejajar dan sama

    besar, diagonal diagonalnya saling membagi dua sama besar

    dan tidak mempunyai simetri lipat, namun mempunyai dua

    simetri putar.

    Jajar genjang dapat menjadi gambar rumah, contoh :

  • 37

    f) Lingkaran

    Lingkaran adalah tempat kedudukan titik titik yang berjarak

    sama terhadap suatu titik tertentu (Priyadi, dkk, 2006;12). Unsur

    unsur dari lingkaran yaitu diameter, jari jari, busur lingkaran,

    tali busur, juring, tembereng dan apotema.

    lingkaran dapat menjadi gambar seekor kura-kura, contoh :

    g) Belah Ketupat

    Belah ketupat adalah segi empat yang dibentuk oleh gabungan

    dua segitiga sama kaki yang diimpitkan pada alasnya (Marsigit,

    2009;314). Unsur Unsur yang terdapat pada belah ketupat

    yaitu sisi belah ketupat dan diagonal belah ketupat. Sifat sifat

    belah ketupat itu diantaranya keempat sisinya sama panjang,

    sudut sudut yang berhadapan sama besar dan kedua

    diagonalnya saling tegak lurus dan membagi dua sama panjang

    (Widada, 2006;85).

  • 38

    Belah ketupat dapat menjadi gambar ketupat lebaran, contoh :

    h) Layang layang

    Layang layang adalah suatu bangun segitiga yang diimpitkan

    dengan panjang alas yang sama (Marsigit, 2009;310). Unsur

    Unsur layang layang adalah sisi dan diagonal layang layang.

    Sifat sifat dari bangun layang layang adalah kedua pasang

    sisi yang berdekatan sama panjang, mempunyai sepasang sudut

    yang sama besar dan kedua diagonalnya saling berpotongan

    tegak lurus (Widada, 2006;85).

    Segitiga dapat menjadi gambar laying-layang, contoh :

    2) Pengenalan Geometri Ruang

    Geometri ruang adalah bentuk geometri yang kita kenal dengan

    jenis jenis bangun ruang. Menurut dkk, jenis jenis bangun

    ruang itu antara lain (Kasmina dkk, 2008 : 138-150)

  • 39

    a.) Kubus

    Kubus adalah suatu bangun ruang yang dibatasi oleh enam

    bidang datar yang sama luas dengan dua belas rusuk yang

    sama panjang dan semua sudunya merupakan sudut siku

    siku. Unsur unsur kubus antara lain :

    (1) Memiliki 6 buah sisi berbentuk persegi yang kongruen

    (2) Memiliki 12 rusuk yang sama panjang

    (3) Memiliki 4 diagonal ruang yang sama panjang

    (4) Memiliki 6 bidang diagonal

    (5) Memiliki 8 titik sudut

    Contoh menggambar dengan bentuk dasar kubus yaitu :

    b.) Prisma

    Prisma adalah suatu bangun ruang yang mempunyai sespasang

    sisi sejajar dan sebangun yang disebut alas serta sisi sisi lain

    yang diperoleh dengan menghubungkan ujung ujung titik

    sudut dari kedua alasnya dan disebut sisi tegak. Jenis jenis

    prisma umumnya dikelompokkan berdasarkan bangun datar

    yang menjadi alas prisma tersebut.

  • 40

    c.) Limas

    Limas adalah suatu bangun ruang yang mempunyai satu sisi

    sebagai alas dan sisi sisi lain berupa segitiga berpotongan

    pada satu titik yang disebut puncak limas. Sedangkan jarak

    dari puncak ke alas limas disebut tinggi limas. Bentuk limas

    dapat juga disebut piramida.

    Contoh menggambar dengan bentuk dasar linmas yaitu :

    d.) Tabung

    Tabung adalah suatu bangun ruang dengan suatu irisan

    melingkar yang seragam. Unsur unsur yang terdapat pada

    tabung yaitu tabung memiliki 3 sisi diantaranya berbentuk

    bidang lengkung dan lainnya berbentuk lingkaran, tabung

    memiliki garis sumbu tabung atau disebut juga tinggi tabung.

    Contoh menggambar dengan bentuk dasar tabung yaitu :

  • 41

    e.) Kerucut

    Kerucut adalah bangun ruang yang dibatasi oleh suatu daerah

    pada bidang datar dan sebuah selimut. Kerucut dapat dibentuk

    dari sebuah segitiga siku siku yang diputar, dimana sisi siku

    sikunya sebagai pusat putaran. Kerucut juga disebut sebagai

    bangun ruang yang alasnya berbentuk lingkaran dengan jari

    jari.

    Contoh menggambar dengan bentuk dasar kerucut yaitu :

    f.) Bola

    Bola adalah himpunan semua titik dalam ruang dengan jarak

    tertentu dari suatu titik tetap yang disebut pusat, dan jarak

    tersebut dinamakan jari jari. Sebuah bola dapat dibentuk dari

    bangun setengah lingkaran yang diputar 3600 pada garis

    tengahnya.

  • 42

    Contoh menggambar dengan bentuk dasar linmas yaitu :

    b. Unsur Unsur Geometri

    Bentuk geometri dibangun oleh beberapa unsur. Unsur unsur yang

    terdapat pada bentuk geometri yaitu diantaranya titik, garis dan bidang.

    1) Titik

    Suatu titik ditentukan oleh letaknya, tetapi tidak memiliki

    ukuran (besaran), sehingga dikatakan bahwa titik tidak

    berdimensi. Sebuah titik dilukiskan dengan tanda noktah dan

    dibubuhi nama menggunakan huruf capital (Tompomas, 2006

    ;370). Titik digambarkan (ditunjukkan) dengan noktah dan

    ditulis dengan huruf besar (Sulistiyono, 2002 : 115).

    Contoh :

    A B

    Titik ini disebut titik A dan titik B

    2) Garis

    Suatu garis merupakan himpunan titik titik tidak terbatas

    banyaknya (Marwanta dkk, 2009 : 178). Garis dikatakan

    berdimensi satu karena hanya memiliki satu ukuran saja. Suatu

  • 43

    garis biasanya dilukiskan terbatas dan disebut juga dengan

    segmen garis (ruas garis) dan dinotasikan dengan huruf kecil.

    Garis adalah himpunan titik titik yang hanya memiliki ukuran,

    panjang sehingga dikatakan garis berdimensi satu (Tampomas,

    2006;370).

    3) Menyusun Unsur-Unsur Geometri

    Dengan menggunakan unsur-unsur geometri dan mengikuti urutan-

    urutan pembuatannya, maka anak akan menghasilkan beberapa

    gambar sederhana, misalnya beberapa contoh berikut:

    1. Anak membuat bentuk dasar titik

  • 44

  • 45

    2. Anak membuat bentuk dasar garis

  • 46

    3. Anak membuat bentuk dasar garis

  • 47

    4. Anak membuat bentuk dasar

  • 48

  • 49

    5. Anak membuat bentuk dasar

  • 50

    6. Anak membuat bentuk dasar

  • 51

    7. Anak membuat bentuk dasar

  • 52

    8. Anak membuat bentuk dasar

  • 53

  • 54

    9. Anak membuat bentuk dasar

  • 55

    10. Anak membuat bentuk dasar

    B. Penelitian Relevan

    PTK Ismawati

    PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR BEBAS MELALUI

    METODE KARYAWISATA PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-

    HIDAYAH 04 CANDIREJO KABUPATEN BLITAR 2001.

    ABSTRAK

    Penelitian ini berlatar belakang pada pelaksanaan pembelajaran

    menggambar di TK Al-Hidayah 04 Candirejo diketahui masih adanya kurang

    percaya diri anak dalam menuangkan ide, inspirasi dan perasaan estetika

  • 56

    dalam mengembangkan kemampuan seni menggambar bebas anak tidak dapat

    mengembangkan kemampuan seni menggambar bebas anak tidak dapat

    mengembangkan kemampuannya dalam menggambar. Penelitian ini bertujuan

    untuk mendeskripsikan hasil penggunaan metode karya wisata dapat

    meningkatkan kemampuan menggambar bebas anak di TK Al-Hidayah 04

    Candirejo Kabupaten Blitar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian

    deskriptif kuatitatif. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan dalam 2

    siklus, setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan, yaitu perencanaan,

    pelaksanaan, observasi, dan refleksi juga menggunakan analisis data. Hasil

    penelitian menunjukkan bahwa metode karya wisata dapat meningkatkan

    kemampuan menggambar bebas dengan melakukan Tanya jawab sewaktu

    kegiatan karya wisata dapat memilih anak mempunyai rasa percaya diri dan

    kemandirian. Anak juga dapat menuangkan ide-ide dan inspirasi melalui

    pengamatan dilingkungan sekitar. Pada siklus I kemampuan rata-rata anak

    mencapai 69% meningkat menjadi 85% pada siklus II. Disarankan bahwa

    dalam pembelajaran untuk mengembangakn kemampuan menggambar bebas

    dengan metode karya wisata agar dilakukan penelitian lebih lanjut dengan

    masalah yang lain, yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bidang

    pengembangan selain bidang kemampuan bahasa. Guru juga harus memilih

    dan menerapkan metode pembelajaran yang inovatif dan menarik dalam

    kegiatan sehari-hari agar didapatkan hasil yang maksimal.

    http:library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/50137: diunduh

    tanggal 31 Januari 2013 pukul 19.30 wib.

  • 57

    Korelasi Penelitian Relevan Dengan Judul Skripsi.

    Korelasi antara penelitian dengan judul penelitian skripsi ini adalah sangat

    berkaitan. Penelitian relevan dan judul dari skripsi ini sama-sama membahas

    tentang perkembangan motorik halus anak dalam bidang menggambar.

    Keduanya mempunyai masalah dalam kegiatan belajar mengajar dalam hal

    menggambar. Mempunyai tujuan yang sama untuk meningkatkan kemampuan

    menggambar anak didik yang masih kurang, namun masing-masing

    mempunyai metode atau penyelesaian yang berbeda untuk mengatasi masalah

    yang ada. Kegiatan menggambar adalah kegiatan seni yang dekat dengan

    dunia anak. Para pendidik dapat membimbing anak didiknya dalam kegiatan

    menggambar bebas melalui cara yang menyenangkan bagi anak. Kegiatan

    menggambar merupakan salah satu wadah bagi anak untuk menuangkan

    segala ide, inspirasi dan pengalaman mereka. Metode karyawisata dan bentuk

    geometri adalah hal yang dekat dan mudah ditemui anak dalam kehidupan

    sehari-hari, sebab dengan berkarya wisata anak juga dapat menjumpai bentuk-

    bentuk geometri didalamnya.

    C. Kerangka Berpikir

    Berdasarkan dari uraian diatas dapat diduga apabila guru TK mampu

    menggunakan bentuk dasar geometri dalam kegiatan belajar menggambar,

    maka hasil gambar anak akan lebih kreatif dan bervariasi.

  • 58

    D. Hipotesis Tindakan

    Para peneliti yang melakukan penelitian memerlukan suatu prediksi

    mengenai jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam

    bentuk hipotesis-hipotesis penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara

    terhadap pertanyaan penelitian (Azwar, 2007 : 49). Menurut Azwar perumusan

    hipotesis yang benar harus memenuhi cirri-ciri sebagai berikut :

    1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyatan deklaratif,

    bukan kalimat pertanyaan.

    2. Hipotesis berisi pernyataan mengenai hubungan antara paling sedikit dua

    variabel.

    Kondisi

    Awal

    Guru Belum menggunakan Media Secara

    Efektif

    Tindakan

    Siklus I Menggambar

    bebas Dari bentuk dasar

    O

    Kondisi

    Akhir

    Siklus II Menggambar bebas

    Dari Bentuk Geometri

    Menggunakan media

    Bentuk Dasar Geometri

    Kemampuan

    Menggambar Anak

    Siswa Kurang

    Kreatif dalam

    Menggambar

  • 59

    3. Hipotesis harus dapat diuji.

    Berdasarkan kerangka berpikir yang ada dapat diajukan hipotesis

    tindakan yaitu melalui bentuk dasar geometri dapat meningkatkan kemampuan

    menggambar pada anak kelompok B di TK Kartika III-12 tahun ajaran 2012-

    2013.

    E. Kolerasi antara Menggambar dengan Bentuk Dasar Geometri

    Berdasarkan kajian teori yang dipaparkan di atas, kolerasi antara variable

    menggambar yang merupakan masalah dalam penelian ini dengan variable bentuk

    dasar geometri sebagai aspek penyelesaian masalah dapat dijelaskan sebagai

    berikut:

    Kegiatan Menggambar Anak:

    Kegiatan membuat gambar menggunakan

    berbagai media

    Kondisi Awal di Lapangan:

    Kemampuan menggambar anak masih kurang.

    Anak belum mampu menggambar dengan

    tahapan-tahapan yang jelas. HASIL

    Kegiatan menggambar anak dapat meningkat

    Peningkatan kegiatan menggambar melalui bentuk dasar geometri. Anak dapat mengenal berbagai bentuk geometri. Anak dapat membuat gambar dengan urutan yang benar. Kerapian garis/bentuk yang dibuat anak. Kekreatifan gambar anak. Bentuk Dasar Geometri

    Motorik Halus anak khususnya dalam kegiatan menggambar. Menggambar adalah kegiatan berekspresi yang cukup popular dikalangan anak-anak. Anak-anak membutuhkan cara yang meyenangkan dan mudah dalam melakukan kegiatan menggambar.

  • 60

    Kondisi awal dilapangan menunjukan bahwa kegiatan menggambar anak

    didik TK Kartika III-12 Semarang masih kurang. Dalam hal ini disebabkan karena

    mereka belum mampu menggambar sesuai dengan tahapan-tahapan tertentu, guru

    belum mengenalkan berbagai media untuk memulai suatu kegiatan menggambar.

    Kegiatan menggambar sangat popular dikalangan anak TK. Menggambar itu

    merupakan kegiatan untuk berekspresi bagi anak TK. Melihat pentingnya kegiatan

    menggambar dikalangan anak didik TK, maka peneliti berusaha untukmenerapkan

    bentuk dasar geometri dalam kegiatan menggambar.

    Bentuk geometri merupakan dasar bagi anak untuk memulai suatu

    kegiatan menggambar. Bentuk geometri dibangun oleh beberapa unsur. Unsur-

    unsur yang terdapat pada bentuk geometri yaitu titik, garis, dan bidang. Titik,

    garis, dan bidang adalah suatu awal untuk memulai kegiatan menggambar.

    Kegiatan menggambar anak dimulai setelah tahap coret mencoret. Mulai dari

    coretan garis vertical, horizontal, lingkaran, titik, garis putus-putus, dan lain-lain.

    Semua pola itu adalah dasar bagi anak dalam membuat gambar yang utuh dan

    dapat didefinisikan. Sesungguhnya anak belum mengetahui nama-nama pola

    coretan-coretan tersebut, namun mereka tahu kegunaan pola-pola tersebut saat

    menggambar. Hal ini dapat memudahkan anak untuk menyelesaikan suatu

    gambar.

  • 61

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Setting Penelitian

    1. TempatPenelitian

    Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Kartika III-12

    Kecamatan Candisari Semarang. Penelitian tersebut diadakan ditempati itu

    karena peneliti mengajar di sekolah tersebut. Peneliti sudah terlibat

    langsung dalam proses pembelajaran di kelas, khusunya dalam mencermati

    berbagai permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar. Hal

    tersebut selaras dengan tujuan penelitian tindakan kelas diantaranya untuk

    memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

    2. WaktuPenelitian

    Peneliti merencanakan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini

    pada semester II tahun pelajaran 2012/2013. Pelaksanaan siklus pertama

    direncanakan minggu II April 2013, siklus kedua direncanakan minggu ke

    III April.

    B. SubjekPenelitian

    Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah semua siswa kelas B TK

    Kartika III-12 Kecamatan Candisari Semarang tahunpelajaran 2012/2013

    yang berjumlah 24 anak.

    61

  • 62

    C. Sumber Data

    Sumber data dalampenelitiantindakankelasinidiperolehdarisiswa,

    guru dankepalasekolah.

    D. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data

    1. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

    berupa penugasan, dokumentasi dan observasi. Penugasan adalah cara

    pengumpulan data berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan anak didik

    dalam waktu tertentu. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data

    tentang keadaan anak dan profil TK. Kartika III-12 Semarang, selain itu

    observasi digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum TK.

    Kartika III-12 Semarang.

    2. Alat Pengumpulan Data

    Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    lembar tugas anak dan lembar observasi. Alat pengumpulan data yang

    berupa lembar tugas dan lembar observasi dilakukan pada saat siklus

    berlangsung dan tiap siklus direncanakan 5 kali pertemuan. Untuk

    memudahkan dalam melakukan analisis hasil penugasan, maka peneliti

    membuat kriteria nilai sebagai berikut :

  • 63

    Tabel 3.1. KriteriaPenilaian

    Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran

    berlangsung. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengamati

    sikap dan perilaku anak didik. Observasi juga dilakukan kepada guru yang

    sedang mengajar oleh kepala sekolah atau teman sejawat. Pengambilan

    data melalui lembar observasi dan lembar tugas anak untuk siklus 1 dan

    siklus 2 sebelum digunakan, terlebih dahulu di diskusikan dengan kepala

    sekolah atau teman sejawat yang didukung dengan penggunaan Rencana

    Kegiatan Harian (RKH). RKH yang berisi kegiatan-kegiatan

    pembelajaran. RKH terdiri dari kegiatan pembukaan, kegiatan inti,

    istirahat dan kegiatan penutup.

    E. Validasi Data

    1. Hasilbelajar

    Hasil belajar anak didik TK Kartika III-12 Semarang diukur

    dengan menggunakan lembar observasi dan lembar tugas anak. Hasil

    belajar berupa lembar observasi dilakukan guru pada saat proses

    pembelajaran berlangsung dengan cara mengamati sikap dan perilaku anak

    selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar tugas digunakan untuk

    No. Nilai Keterangan

    1.

    2.

    3.

    3

    2

    1

    Baik

    Cukup

    Kurang

  • 64

    mengetahui kemampuan anak pada kegiatan menggambar melalui bentuk

    dasar geometri. Indikator yang digunakan dalam kegiatan menggambar

    bebas melalui bentuk dasar geometri adalah sebagai berikut :

    a. Keberanian anak membuat garis.

    b. Uratan dalam membuat garis menjadi bentuk utuh.

    c. Kerapian garis atau bentuk yang dibuat anak.

    d. Hasil gambar yang dibuatanak dari bentuk dasar garis atau bentuk.

    e. Kekreatifan gambar anak.

    2. Proses Pembelajaran

    Proses pembelajaran dalam penelitian tindakan kelas ini menerapkan

    kegiatan menggambar melalui bentuk dasar geometri, untuk mengetahui

    peningkatan kemampuan menggambar anak kelompok B TK. Kartika III-

    12 Semarang.

    F. TeknikAnalisis Data

    Analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan

    analisis kualitatif. Terhadap peningkatan kemampuan menggambar anak

    dianalisis dengan memberikan skor 1, 2, dan 3. Datadata tersebut di analisis

    mulai dari siklus satu sampai siklus dua, untuk dibandingkan perolehan nilai

    rata-ratanya. Hasil perhitungan dikonsultasikan dengan table criteria

    deskriptif persentase, yang dikelompokan dalam 3 kategori yaitu baik, cukup

    dan kurang sebagai berikut :

  • 65

    Tabel 3.2 KlasifikasiKategoriPerkembanganMenggambarAnak

    Kriteria SkorPerolehan Penafsiran

    Baik 81%-100% Perkembangan menggambar anak baik

    Cukup 65%-79% Perkembangan menggambar anak cukup

    Kurang < 65 % Perkembangan menggambar anak kurang

    Hasil observasi dari aspek guru dan siswa dianalisis menggunakan teknik

    deskriptif kualitatif yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-

    pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

    G. IndikatorKinerja

    Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil apabila memenuhi

    indicator keberhasilan, adapun indikator keberhasilannya sebagai berikut:

    1. Guru terampil mengelola proses pembelajaran yang menggunakan

    bentuk dasar geometri untuk meningkatkan kemampuan belajar anak,

    yang ditandai dengan aktivitas guru minimal baik dalam lembar

    observasi.

    2. Prosentase 75% siswakelompok B TK. Kartika III-12 Semarang

    meningkat kemampuan menggambarnya setelah mengikuti proses

    pembelajaran menggambar bebas dengan menggunakan bentuk dasar

    geometri, yang di tandai dengan perolehan tanda bulatan penuh ( ).

  • 66

    H. ProsedurPenelitian

    Pelaksanaan penelitian tindakan kelasini akan dilaksanakan dengan

    duas iklus, yaitu dengan rinci anak aktivitas sebagai berikut :

    Tabel 3.3RincianAktivitasSiklus I danSiklus II

    No.

    Siklus I

    No

    Siklus II

    1. 2.

    Perencanaan a) Guru menyusun RKH yang

    memfokuskan pada materi pokok menggambar sederhana dengan indikator menggambar bebas dengan bentuk dasar lingkaran.

    b) Guru membuat beberapa contoh gambar.

    c) Guru menyiapkan media yang digunakan dalam proses pembelajaran.

    Pelaksanaaan a) Guru mengkondisikan

    peserta didik. b) Guru memeberikan

    pengantar untuk mengaitkan materi

    c) Guru mengenalkan berbagai bentuk geometri.

    d) Guru memperlihatkancontoh-contoh gambar yang terbuat dari bentuk dasar lingkaran.

    e) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik yang ingin mengemukakan pendapatnya.

    f) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat berbagai gambar

    1. 2.

    Perencanaan a) Guru menyusun RKH yang

    memfokuskan pada materi pokok menggambar bebas dengan menggunakan bentuk-bentuk dasar geometri.

    b) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membawa gambar sederhana yang ada di Koran ataumajalah

    c) Guru menyiapkan beberapa gambar dari bentuk-bentuk dasar geometri.

    Pelaksanaan a) Guru

    mengkondisikanpesertadidik. b) Guru memberikan pengantar

    untuk mengaitkan materi.

    c) Guru memperlihatkan beberapa gambar yang telah disediakan.

    d) Siswa diminta untuk mengamati gambar yang dibawa dari rumah.

    e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang gambar yang mereka lihat

    f) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat gambar dari berbagai bentuk geometri.

  • 67

    3. 4.

    dari bentuk dasar lingkaran. Observasi Aspek yang di observasi adalah : a) Aktivitas guru b) Aktivitas siswa

    Peneliti mengoreksi keberhasilan penelitian tindakan kelas berdasarkan ketercapaian indicator kinerja, apabila belum sesuai dengan indikator kinerja maka dilakukan siklus selanjutnya.

    3. 4.

    Observasi Aspek yang di observasi adalah : a) Aktivitas guru b) Aktivitas siswa

    Peneliti mengoreksi keberhasilan penelitian tindakan kelas berdasarkan ketercapaian indikator, apabila sudah sesuai dengan indikator kinerja maka penelitian ini dinyatakan berhasil.

    I. Instrument Penelitian

    Rancangan penelitian tindakan kelas ini diuraikan sebagaiberikut:

    1. PerencanaanAwal.

    Pada tahap ini peneliti Penyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH). Materi

    pokok menggambar dengan indikator : menggambar bebas dari bentuk dasar

    titik, lingkaran, persegi, segitiga, dan lain-lain.

    2. PelaksanaanTindakan.

  • 68

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-

    masing siklus lima kali pertemuan. Penelitian ini dilaksanakan selama

    proses pembelajaran berlangsung, sehingga penelitian ini berjalan tanpa

    mengganggu jalannya proses pembelajaran.

    3. Observasi.

    Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan

    melibatkan teman sejawat/ kepala sekolah untuk mengamati siswa dan

    guru dalam proses pembelajaran kegiatan menggambar bebasdari bentuk

    dasar geometri.

    4. Refleksi.

    Peneliti mengoreksi apakah indikator kinerja yang telah diterapkan

    sebelumnya sudah tercapai. Apabila belum tercapai maka penelitiakan

    melanjutkan siklus berikutnya.

  • 69

    INSTRUMENT PENELITIAN

    NamaPenyusun : Nila Puspitasari

    NamaSekolah : TK. Kartika III-12 Semarang

    Judul Penelitian : Peningkatan Kemampuan Menggambar Anak Melalui

    Bentuk Dasar Geometri Pada Kelompok B di TK. Kartika

    III-12 Semarang.

    1. Komponen Lembar Penugasan

    Tabel 3.4. KomponenLembarPenugasan

    No.

    Aspek Yang Diamati

    Skor

    1 2 3

    1. Keberanian anak membuat

    garis

    2. Urutan dalam membuat garis

    menjadi bentuk

    3. Kerapian garis atau bentuk

    yang dibuat anak.

    4. Hasil gambar yang dibuat

    anak dari bentuk dasar garis

    atau bentuk.

    5. Kekreatifan gambar anak.

  • 70

    2. Komponen Lembar Observasi Siswa

    Tabel 3.5. Komponen Lembar Observasi Siswa

    No.

    Aspek Yang Diamati

    Skor 1 2 3

    1. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran

    2. Siswa memperhatikan penjelasan guru.

    3. Siswaaktifdalam proses pembelajaran.

    4. Minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran

    5. Siswa dapat mengerjakan tugas

    3. KomponenLembarObservasi Guru

    Tabel 3.6. KomponenLembarObservasi Guru

    No.

    Aspek Yang Diamati

    Skor 1 2 3

    1. Guru menyusun RKH 2. Guru memberikan apersepsi. 3. Guru mengkondisikan siswa. 4. Guru mengenalkan bentuk-

    bentuk geometri

    5. Guru mampu memberikan contoh gambar

    6. Guru memberikan tugas Keterangan

    Skor : 1. = Kurang 2. = Cukup 3. = Baik

  • 71

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian

    1. Deskripsi Kondisi Awal

    Kondisi awal peserta didik di TK Kartika III-12 Semarang mengenai

    kemampuan motorik halus khususnya dalam bidang menggambar masih

    kurang atau masih perlu ditingkatkan lagi. Para pendidik belum

    menggunakan bentuk dasar geometri sebagai dasar untuk memulai suatu

    gambar. Anak didik juga belum memahami dengan benar mengenai

    bentuk dasar geometri, sehingga mereka belum mengetahui tahap-tahap

    menggambar secara tepat.

    Berdasarkan data hasil kondisi awal diperoleh keterangan bahwa

    TK Kartika III-12 semarang dengan jumlah anak kelompk B 24 anak,

    sebanyak 4 siswa dinyatakan tuntas atau mencapai indikator kinerja

    dengan presentase 17%, sedangkan 20 siswa belum memenuhi indicator

    kinerja dengan presentase 83% dari (20 x 100 : 24) = 83,33%.

    Selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

    Tabel 4.1: Kondisi Awal Kemampuan Menggambar Anak

    No Hasil Observasi Kondisi Awal Data Presentase (%) 1 Nilai Baik () 4 17 % 2 Nilai cukup ( ) 7 29 % 3 Nilai kurang () 13 54 % Persentasi ketuntasan belajar (%) 24 100%

    71

  • 72

    Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa 4 anak (17%) yangsudah

    memenuhi indikator kinerja, sedang siswanya 20 anak (83%)

    belummencapai indikator kinerja. Sementara itu hasil lembar observasi

    aktivitas guru sebesar 61%pada kondisi awal masih kategori kurang, dan

    hasil lembar observasi aktivitas 67% pada kondisi awal masih dalam

    kategori cukup, seperti yang tersaji dalam table berikut ini:

    Tabel 4.2: Hasil Observasi GuruKondisi Awal

    No. Aspek Yang Diamati Skor

    1 2 3 1. Guru Menyusun RKH

    2. Guru Memberikan Apresepsi

    3. Guru Mengkondisikan Siswa

    4. Guru Mengenalkan bentuk-bentuk geometri

    5. Guru Mampu memberikan contoh gambar geometri

    6. Guru Memberikan Tugas

    2 6 3

    Jumlah 11

    11: 18 x 100 = 61%

    Kriteria : Kurang

    Tabel 4.3: Hasil Observasi SiswaKondisi Awal

    No. Aspek Yang Diamati Skor

    1 2 3

    1. Kesiapan siswa mengikuti pelajaran

    2. Siswa memperhatikan penjelasan guru

    3. Siswa aktif dalam proses pembelajaran

  • 73

    4. Minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran

    5. Siswa dapat mengerjakan tugas

    0 10

    Jumlah 10

    10: 15 x 100 = 67%

    Kriteria : Cukup

    2. Deskripsi Siklus I

    Siklus I dilaksanakan 5 kali pertemuan yaitu pada hari senin (

    8April 2013), Selasa (9 April 2013), Rabu (10 April 2013), Kamis (11

    April 2013), dan Jumat (12 April 2013), selama 2 jam 30 menit. Pada

    siklus I peneliti memfokuskan pada kegiatan menggambar menggunakan

    bentuk dasar O, dengan indikator menggambar bebas dari bentuk dasar

    titik, lingkaran, segitiga, persegi, dan lain-lain. Adapun kegiatan

    yangdilakukan selamaproses pembelajaran pada siklus I yang meliputi

    tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi diuraikan

    sebagai berikut:

    1. Perencanaan

    Pada siklus I, perencanaan penelitian tindakan kelas dimulai

    dari penyusunan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang memfokuskan

    pada kegiatan menggambar dengan indikator menggambar bebas dari

    bentuk dasar titik, lingkaran, segitiga, persegi, dan lain-lain. Kemudian

    guru menyiapkan peralatan yang akan digunakan dalam proses

    pembelajaran, yaitu contoh gambar bentuk dasar O. Hal ini

  • 74

    dimaksudkan agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan

    lancar.

    2. Pelaksanaan

    Penelitian tindakan kelas siklus I melalui kegiatan

    menggambar bebas melalui bentuk dasar geometri dilaksanakan dalam

    lima kali pertemuan, yaitu:

    a) Pertemuan ke-1

    Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari senin, tanggal 8

    April 2013. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru

    mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi dan

    bersyair, (b) guru menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan

    dengan materi serta mengadakan tanya jawab kepada siswa terkait

    dengan materi/tema, (c) guru memberikan contoh membuat gambar

    dari bentuk dasar O. (d) guru menyampaikan peraturan yang harus

    dipatuhi dalam kegiatan menggambar,serta memberikan

    kesempatan kepada anak untuk bertanya atau mengemukakan

    pendapatnya, (e) guru memberikan tugas kepada anak untuk

    membuat gambar menggunakan bentuk dasar, (f) guru memberikan

    pujian kepada anak dengan karya terbaik pada akhir pembelajaran

    dan memotivasi anak yang hasil karyanya masih kurang baik agar

    lebih baik lagi pada hari berikutnya.

  • 75

    Gambar 4.1: Suasana pengkondisian siswa pada kegiatan awal

    melalui kegiatan bernyanyi.

    Gambar diatas menggambarkan kegiatan yang dilakukan guru

    setelah berdoa bersama anak adalah mengkondisikan siswa. Salah satu

    kegiatan yang dilakukan adalah bernyanyi.

    Gambar 4.2: Kegiatan anak dalam mengerjakan tugas membuat

    gambar dari bentuk dasar geometri.

  • 76

    Gambar diatas menggambarkan anak-anak dengan cara

    masing-masing mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Anak-

    anak sedang membuat gambar dari bentuk dasar O.

    b) Pertemuan ke-2

    Pelaksanaan pertemuan ke-2 pada hari Selasa, tanggal 9

    April 2013. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru

    mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi dan

    bermain tepuk, (b) guru menyampaikan apersepsi dengan media

    gambar untuk mengaitkan dengan materi serta mengadakan tanya

    jawab terkait materi/tema pembelajaran, (c) guru memberikan

    contoh membuat gambar dari bentuk dasar Osecara klasikal. (d)

    guru menyampaikan peraturan yang harus dipatuhi dalam kegiatan

    menggambar,serta memberikan kesempatan kepada anak untuk

    bertanya atau mengemukakan pendapatnya terkait dengan kegiatan

    yang akan dilaksanakan, (e) guru memberikan tugas kepada anak

    untuk membuat gambar dengan gambar dari bentuk dasar O, (f)

    guru memberikan pujian kepada anak dengan karya terbaik pada

    akhir pembelajaran.

  • 77

    Gambar 4.3: Guru menyampaikan apersepsi terkaitdengan materi/tema pembelajaran menggunakan media gambar.

    Gambar diatas menggambarkan kegiatan Bercakap-cakap diisi

    guru dengan menyampaikan apresepsi yang berkaitan dengan tema

    pembelajaran yang akan disampaikan pada hari itu. Kegiatan

    bercakap-cakapnya disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran pada

    hari itu, salah satunya menggunakan media gambar.

    c) Pertemuan ke-3

    Pelaksanaan pertemuan ke-3 pada hari Rabu tanggal

    10April 2013. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi: (a) guru

    mengkondisikan peserta didik melalui kegiatan bernyanyi, dan

    senam fantasi bentuk meniru di dalam ruang kelas, (b) guru

    menyampaikan apersepsi untuk mengaitkan dengan materi/tema

    serta membangun keaktifan kelas dengan tanya jawab terkait

  • 78

    dengan tema, (c) guru memperlihatkan contoh membuat gambar

    dari bentuk dasar Osecara klasikal, (d) guru menyampaikan

    peraturan yang harus dipatuhi dalam kegiatan menggambar,serta

    memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya atau

    mengemukakan pendapat terkait dengan kegiatan yang akan

    dilaksanakan, (e) guru memberikan tugas kepada anak untuk

    memb