10737379_821435747914633_1382880513_n.rtf

Download 10737379_821435747914633_1382880513_n.rtf

If you can't read please download the document

Upload: estuyulianingsih

Post on 08-Nov-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IVPEMBAHASANTabulasi Data

Percobaan 1MediaDerajat keasaman (pH)Frekuensi pernapasan per menitKeterangan lainA7(sebagai kontrol)192

B378Insang terbuka lebih sempit bahkan kadang insang tidak terbuka selama beberapa detik dan setelah satu menit ikan nila matiC1172Insang terbuka tidak teratur dan setelah satu menit ikan nila mati

Percobaan 2MediaDerajat keasaman (pH)Frekuensi pernapasan per menitKeterangan lainA7(sebagai kontrol)198

B480Insang terbuka lebih sempit bahkan kadang insang tidak terbuka selama beberapa detik dan setelah satu menit ikan nila matiC976Insang terbuka tidak teratur dan setelah satu menit ikan nila mati

Percobaan 3MediaDerajat keasaman (pH)Frekuensi pernapasan per menitKeterangan lainA7(sebagai kontrol)190

B592Insang terbuka secara lambat dan setelah satu menit ikan nila sedikit lemasC886Insang terbuka sedikit tidak teratur dan setelah satu menit ikan nila sedikit lemas

Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dari 3 kali ulangan percobaan dapat diketahui bahwa derajat keasaman mempengaruhi frekuensi pernapasan ikan nila (Oreochromis niloticus) yang dilihat dari gerakan membuka dan menutupnya insang. Kadar oksigen dipengaruhi oleh kadar karbondioksida, sedangkan karbondioksida sendiri sangat dipengaruhi oleh derajat keasaman. Semakin asam suatu pH semakin tinggi karbondioksida dalam perairan, begitupula pada pH basa.Dari percobaan yang dilakukan sebanyak 3 kali, pada media A yang berisi air dengan pH 7, ikan dapat bernapas dengan teratur. Hal tersebut dapat dilihat dari membuka dan menutupnya insang yang tetap. Frekuensi pernapasan dari percobaan yang pertama sampai ketiga secara berurutan adalah 192/menit, 198/menit dan 190/menit. Dalam pH air sebesar 7 tersebut, kondisi ikan normal dan tidak menunjukkan gejala apapun.Pada media B yang mengandung air dengan pH asam, frekuensi pernapasan ikan nila menjadi lebih rendah dibandingkan pada media A yang digunakan sebagai kontrol. Pada percobaan pertama dengan pH 3, frekuensi pernapasan ikan nila adalah 72/menit dan pada pH tersebut insang terbuka lebih sempit bahkan insang tidak terbuka selama beberapa detik, kemudian setelah satu menit ikan nila mati. Hal tersebut disebabkan karena pH yang terlalu rendah menyebabkan kadar karbondioksida dalam air sangat tinggi dan menyebabkan pengikatan oksigen oleh hemoglobin terganggu. Kadar karbondioksida yang tinggi mengakibatkan tubuh ikan kekurangan oksigen dan kehilangan keseimbangan sehingga ikan akan mati. Pada percobaan yang kedua dengan pH air sebesar 4, frekuensi pernapasan ikan nila adalah 78/menit dan pada pH tersebut gejala yang terjadi pada ikan antara lain yaitu insang terbuka lebih sempit bahkan kadang insang tidak terbuka selama beberapa detik dan setelah satu menit ikan nila mati. Kejadian tersebut juga disebabkan karena pengikatan hemoglobin yang terganggu akibat kadar karbondioksida yang tinggi sehingga tubuh ikan kekurangan suplai oksigen. Sementara itu, pada percobaan ketiga dengan pH 5 frekuensi pernapasan ikan nila adalah 92/menit dan insang terbuka secara lambat kemudian setelah satu menit ikan nila sedikit lemas. Pada pH 5 ikan nila tidak mati, hal tersebut disebabkan karena kandungan karbondioksida dalam air lebih rendah dibandingkan pada pH 3 dan 4 sehingga masih bisa ditoleransi oleh tubuh ikan.Pada media dengan air basa yaitu media C, frekuensi pernapasan ikan nila juga lebih rendah dibandingkan dengan media A yang digunakan sebagai kontrol. Pada percobaan pertama dengan pH 11, frekuensi pernapasan ikan nila sebesar 72/menit dan pada pH tersebut insang terbuka secara tidak teratur kemudian setelah satu menit ikan nila mati. Kematian ikan nila tersebut disebabkan karena semakin basa suatu pH maka kadar karbondioksida dalam perairan akan meningkat. Meningkatnya kadar karbondioksida dalam air tersebut mempengaruhi pengikatan oksigen oleh hemoglobin sehingga tubuh ikan kehilangan keseimbangan dan mengalami kematian. Pada percobaan yang kedua dengan pH air sebesar 9, frekuensi pernapasan ikan nila adalah 76/menit dan pada pH tersebut gejala yang terjadi pada ikan antara lain yaitu insang terbuka tidak teratur dan setelah satu menit ikan nila mati. Kemudian, pada percobaan ketiga dengan pH 8 frekuensi pernapasan ikan nila adalah 86/menit. Pada pH tersebut insang terbuka sedikit tidak teratur dan setelah satu menit ikan nila lemas. Pada pH 8 ikan nila tidak mati, hal tersebut disebabkan karena kandungan karbondioksida dalam air lebih rendah dibandingkan pada pH 9 dan 11 sehingga masih dapat memenuhi kebutuhan oksigen pada tubuh ikan nila.