10e00587
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA
DI PROPINSI SUMATERA UTARA
TESIS
Oleh
INDRA OLOAN NAINGGOLAN 087018007/EP
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2009
S
EK O L A
H
PASCASAR J
ANA
id16297828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA
DI PROPINSI SUMATERA UTARA
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
INDRA OLOAN NAINGGOLAN 087018007/EP
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA
Nama Mahasiswa : Indra Oloan Nainggolan
Nomor Pokok : 087018007
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Menyetujui: Komisi Pembimbing
(Dr. Murni Daulay, SE., M.Si) (Drs. Iskandar Syarief, MA) Ketua Anggota Ketua Program Studi Direktur, (Dr. Murni Daulay, SE., M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc) Tanggal lulus : 09 Desember 2009
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Telah diuji pada
Tanggal : 09 Desember 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Dr. Murni Daulay, SE., M.Si
Anggota : 1. Drs. Iskandar Syarief, MA
2. Dr. Rahmanta Ginting, MS
3. Drs. Rujiman, MA
4. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
ABSTRAK
Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat ini sudah
mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara dengan menggunakan data panel. Dengan variable bebas Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota, Tingkat Bunga Kredit, Upah Minimum Kabupaten/Kota di Propinsi (UMK) sedangkan variabel terikat adalah kesempatan kerja. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara dan Bank Indonesia dengan runtun waktu tahun 2002 � 2007. Metode analisis yang dipergunakan adalah Metode Generalized Least Square (GLS) dengan Random Effek Model (REM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota berpengaruh positif sebesar 76,38% dan signifikan, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berpengaruh negatip sebesar 53,06% dan signifikan, dan Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif sebesar 7,29% dan tidak signifikan terhadap kesempatan bekerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.
Kata Kunci: Kesempatan Kerja, Produk Domestik Regional Bruto, Tingkat Bunga Kredit, Upah Minimum Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
ABSTRACT
Unemployment is a labor issue that currently has reached a critical condition. The aim of this research is to analyze the factors that affect employment at the regency/city in North Sumatra Province using panel data. With independent variables Gross Regional Domestic Product (GDP) for regency/city, Interest Rate of Credit, Minimum Wage for regency/city while the dependent variable is employment. Data obtained from the Central Statistics Agency (BPS) of North Sumatra Province, Manpower and Transmigration Office of North Sumatra and Central Bank of Indonesia during 2002 - 2007.
The method used is General Least Square (GLS) with Random Effect Model (REM).
The results show that Gross Regional Domestic Product (GDP) regency/city has positively effect the employment as 76.38% and significant, Minimum Wage of regency/city has negatively effect the employment as 53.06% and significant, meanwhile the Interest Rate of Credit has negatively effect the employment as 7.29% and insignificant to the employment at the regency/city in North Sumatra Province. Keywords: Employment, Gross Regional Domestic Product, Interest Rate of Credit,
Minimum Wage of Regency/City of North Sumatra.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera,
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang maha Esa, yang
telah melimpahkan karunia-Nya dan memberikan kekuatan serta segala kemudahan
dalam menghadapi setiap masalah hidup, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis yang berjudul �Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesempatan Kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara� sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sains dalam Program Studi
Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Tesis ini penulis selesaikan dengan usaha, bantuan bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, D.M.T.&H., Sp.A (K)., Rektor Universitas
Sumatera Utara (USU).
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara (USU).
3. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si, Ketua Program Studi Magister Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Ketua Pembimbing
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat dibimbingnya
dalam penulisan tesis ini.
4. Bapak Drs. Iskandar Syarief, M.A, sebagai Anggota Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pemikiran dan arahannya kepada penulis.
5. Bapak Dr. Rahmanta Ginting, M.S, Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si dan Drs.
Rujiman, M.A sebagai Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan
masukan dan saran dalam penulisan tesis ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan
Universitas Sumatera Utara.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Program Studi Magister Ekonomi
Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XIV dan sebelumnya yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan memberikan bantuan moril
kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.
9. Rekan-rekan di Kantor Balai Diklat Industri Regional I Medan yang memberikan
dukungan moril kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.
10. Orang tua tercinta yang sangat saya sayangi dan hormati yang tidak henti-
hentinya memberikan dukungan moril serta doa kepada penulis untuk
menyelesaikan penulisan tesis ini.
11. Istriku tercinta, D. Br. Saragih serta anak-anakku, yang terus memberikan doa
serta dorongan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang berlipat ganda
atas seluruh kebaikan yang diberikannya kepada penulis.
Medan, Desember 2009
Indra Oloan Nainggolan
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Nama : INDRA OLOAN NAINGGOLAN
Agama : Kristen Protestan
Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran Kota/12 Juni 1974
Jenis Kelamin : Laki-laki
Warga Negara : Indonesia
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Jl. Rakyat Gg. Lubuk Raya No. 130 c Medan
Nama Istri : D. Br. Saragih
Nama Orang Tua Laki-laki : M. Nainggolan
Nama Orang Tua Perempuan : H. Br. Sitanggang
Riwayat Pendidikan Formal
Sekolah Dasar : SD Negeri No. 010097 Kisaran 1982 - 1988
Sekolah Menengah Pertama : SMP Sw. RK. Panti Budaya Kisaran 1988 - 1991
Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 2 Kisaran 1991 - 1994
Sarjana Teknik : Institut Sains & Teknologi
T.D. Pardede Medan 1994 - 1999
Sekolah Pascasarjana : U S U � Medan 2008 - 2009
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP......................................................................................... v DAFTAR ISI................................................................................................... vi DAFTAR TABEL........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 6
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8
2.1 Pengertian Ketenagakerjaan.................................................. 8
2.2 Permintaan Tenaga Kerja dari Sisi Perusahaan .................... 13
2.3 Pertumbuhan Ekonomi.......................................................... 16
2.4 Upah Tenaga Kerja ............................................................... 21
2.5 Pengertian Investasi .............................................................. 23
2.6 Tingkat Bunga dalam Investasi............................................. 27
2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesempatan Kerja ..................................................................................... 28
2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................. 30
2.9 Kerangka Pemikiran.............................................................. 32
2.10 Hipotesis Penelitian............................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 33
3.1 Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 33
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian ......................................... 33
3.3 Model Analisis ...................................................................... 34
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
3.4 Definisi Operasional.............................................................. 34
3.5 Metode Analisis .................................................................... 35
3.6 Uji Chow (Chow Test) .......................................................... 36
3.7 Hausman Test ....................................................................... 37
3.8 Uji Kesesuaian/Fit of Goodness Test .................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 40 4.1 Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara.......................... 40 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Geografis ................................... 40 4.1.2 Penduduk dan Tenaga Kerja ....................................... 41 4.2 Gambaran Umum Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kesempatan Kerja ................................................................. 47 4.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)................. 47 4.2.2 Tingkat Bunga Kredit di Propinsi Sumatera Utara ..... 50 4.2.3 Upah Minimum ........................................................... 51 4.3 Analisis dan Pembahasan Penelitian..................................... 53 4.3.1 Uji F atau Uji Chow .................................................... 53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 65 5.1 Kesimpulan ........................................................................... 65 5.2 Saran...................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
4.1 Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi ............................................... 44
4.2 Penduduk yang Bekerja dan Penganggur Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Kabupaten/Kota................................................. 45
4.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Kabupaten/Kota................................................. 46
4.4 PDRB Menurut Kabupaten/Kota Atas Harga Konstan Tahun 2000.................................................................................... 49
4.5 Perkembangan Suku Bunga Kredit Tertimbang Sumatera Utara . 50
4.6 Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002 - 2007 ........................................................................ 51
4.7 Hasil Uji Chow.............................................................................. 55
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
2.1 Penyediaan dan Permintaan Tenaga Kerja...................................... 11 2.2 Kurva Hukum Okun........................................................................ 17 2.3 Kerangka Pemikiran........................................................................ 32
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
1. Data Kesempatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002 - 2007 .............................................................................. 69
2. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota Tahun 2002 - 2007 .............................................................................. 70 3. Data Tingkat Bunga Kredit Tertimbang Tahun 2002 - 2007.............. 71 4. Data Upah Minimum Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2002-2007 ................................................................................ 72 5. Hasil Estimasi Common Intercept (Pooled Least Squares)................ 73 6. Hasil Estimasi Fixed Effects ............................................................... 75 7. Hasil Estimasi Random Effects............................................................ 78 8. Hasil Estimasi Fixed Effects ............................................................... 81 9. Hasil Estimasi Random Effects .......................................................... 84
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi bertujuan antara lain pencapaian pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan kemiskinan, menjaga kestabilan harga
dengan selalu memperhatikan tingkat inflasi, menjaga keseimbangan neraca
pembayaran, perhatian yang cukup terhadap neraca perdagangan, pendistribusian
pendapatan yang lebih adil dan merata, tumbuhnya investasi-investasi dan mengatasi
pengangguran.
Salah satu masalah yang cukup serius dihadapi Indonesia dewasa ini adalah
masalah pengangguran. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat
ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur dan
setengah penganggur mengalami peningkatan. Sebaliknya pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber
daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat
menghambat pembangunan dalam jangka panjang (Depnakertrans, 2004).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung meningkat dalam beberapa tahun,
namun peningkatan tersebut belum dibarengi dengan pengurangan laju
pengangguran. Umumnya jika terjadi pertumbuhan ekonomi, maka tenaga kerja yang
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
terserap oleh sektor-sektor ekonomi meningkat sehingga laju pengangguran menurun
atau berkurang.
Meningkatnya angka pengangguran disebabkan karena ketidakseimbangan
pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja. Adanya kesenjangan
antara angkatan kerja dan lapangan kerja tersebut berdampak terhadap perpindahan
tenaga kerja (migrasi) baik secara spasial antara desa-kota maupun secara sektoral.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Todaro (2000) yang menjelaskan bahwa terjadinya
perpindahan penduduk disebabkan oleh tingginya upah atau pendapatan yang dapat
diperoleh di daerah tujuan. Kesenjangan upah/pendapatan yang besar antara desa atau
daerah dan kota mendorong penduduk desa atau daerah untuk datang dan mencari
pekerjaan di kota.
Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang
membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per kapita mengakibatkan semakin
cepat perubahan struktur ekonomi dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu
lainnya yang mendukung proses tersebut seperti manusia (tenaga kerja), bahan baku,
dan teknologi tersedia (Tambunan, 2001).
Melihat data statistika Sumatera Utara dalam angka (2002), jumlah penduduk
Sumatera utara yang merupakan angkatan kerja adalah sebanyak 5,28 juta jiwa yang
terdiri dari 4,93 juta jiwa terkategori bekerja dan sebesar 0,36 juta jiwa terkategori
mencari kerja dan tidak bekerja (pengangguran terbuka). Penduduk Sumatera Utara
yang bekerja ini sebagian besar bekerja pada sektor pertanian yaitu 55,56 persen.
Sektor kedua terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Sumatera Utara adalah sektor
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 16,45 persen. Sektor lain yang cukup
besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa (termasuk
pegawai negeri sipil), yaitu sebesar 11,25 persen, sementara penduduk yang bekerja
di sektor industri hanya sekitar 322.807 orang atau 6,55 persen saja.
Kesempatan kerja itu timbul karena adanya investasi dan usaha untuk
memperluas kesempatan kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan investasi, laju
pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Strategi pembangunan yang diterapkan
juga akan mempengaruhi usaha perluasan kesempatan kerja. Strategi pembangunan
dan sasaran tujuan nasional harus benar-benar memperhatikan aspek sumber daya
manusia dalam memasuki lapangan kerja, orientasi untuk peningkatan GDP (Gross
Domestic Product) harus terlebih dahulu diikuti oleh peningkatan kualitas
pendidikan, kesehatan dan ketrampilan yang memadai agar dalam pembangunan
tersebut peningkatan GDP (Gross Domestic Product) juga diikuti dengan peningkatan
produktivitas kerja.
Menurut Tambunan (2001), Investasi merupakan suatu faktor krusial bagi
kelangsungan proses pembangunan ekonomi (sustainable development), atau
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dengan adanya kegiatan produksi maka
terciptalah kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat, yang selanjutnya
menciptakan/meningkatkan permintaan di pasar. Jadi pendapat di atas menjelaskan
tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh investasi, di mana munculnya investasi akan
mendorong kesempatan kerja dan peningkatan terhadap pendapatan. Peningkatan
pendapatan akan menambah tabungan masyarakat, dan peningkatan tabungan
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
masyarakat akan mendorong peningkatan investasi disebabkan oleh bunga bank yang
cukup rendah sehingga banyak pengusaha untuk menginvestasikan modalnya ke
sektor ekonomi. Dengan adanya penanaman modal yang dilakukan pihak swasta baik
yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri, diharapkan dapat memacu
ekonomi dan akan menciptakan multiplier effect, di mana kegiatan tersebut akan
merangsang kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya dan pada akhirnya akan memperluas
kesempatan kerja dan meringankan masyarakat.
Kesempatan kerja tidak hanya menyangkut permasalahan bidang ekonomi,
melainkan permasalahan di bidang sosial, terutama di masa-masa krisis ekonomi
beberapa waktu yang lalu. Permasalahan kesempatan kerja sebenarnya bukan hanya
menyangkut bagaimana ketersediaan lapangan kerja bagi angkatan kerja, akan tetapi
mempertanyakan apakah lapangan kerja yang ada cukup mampu memberi imbal jasa
yang layak bagi pekerja.
Angkatan kerja yang telah bekerja tersebut tersebar di sektor-sektor ekonomi
yang ada dan sebagian besar berada di sektor industri, perdagangan, dan keuangan.
Kondisi ini sejalan dengan kontribusi sektor ekonomi terhadap PDRB Kabupaten/
Kota di Propinsi Sumatera Utara. Peningkatan investasi akan meningkatan
kesempatan kerja dan peningkatan upah akan menurunkan kesempatan kerja.
Tingkat bunga merupakan salah satu pedoman bagi investor yang digunakan
sebagai pembanding apakah investasi yang ditanamkan menguntungkan atau tidak.
Jika tingkat return dari suatu investasi lebih rendah dari tingkat suku bunga bank
maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut tidak menguntungkan. Jika tingkat
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
bunga kredit investasi mengalami kenaikan, maka umumnya para pelaku bisnis akan
menahan diri dalam melakukan investasi. Penurunan nilai investasi ini akan
berdampak terhadap berkurangnya aktivitas usaha dari pelaku bisnis. Berkurangnya
aktivitas usaha ini sekaligus juga akan berdampak terhadap berkurangnya
penggunaan tenaga kerja.
Peranan kredit yang diberikan oleh perbankan di dalam pertumbuhan ekonomi
dapat berarti penciptaan lapangan kerja, baik melalui perluasan produksi dan kegiatan
usaha lainnya maupun melalui pengaruhnya dalam mendorong munculnya unit-unit
usaha baru. Selain itu, kredit perbankan dapat diarahkan untuk pemerataan
kesempatan berusaha yang antara lain melalui alokasi pemberian kredit menurut
prioritas pembangunan dan golongan ekonomi sehingga pada gilirannya dapat
memperluas pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Permintaan kredit oleh pengusaha tidak akan meningkat apabila iklim
investasi di daerah tidak mendukung. Dukungan terhadap iklim investasi dapat
berasal dari pemerintah daerah. Saat ini banyak pengusaha yang mengeluh masalah
perizinan usaha dan peraturan-peraturan daerah. Sulitnya mendapat perizinan dan
banyaknya peraturan daerah (perda) menyebabkan sektor riil mengalami hambatan.
Faktor tingkat upah masuk ke dalam penelitian ini karena secara teoritis
permintaan tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat upah. Ditinjau dari faktor
upah, selama ini masalah yang sering timbul dalam hal pengupahan adalah adanya
perbedaan pengertian dan kepentingan mengenai upah antara pengusaha dan pekerja.
Sehingga dalam hal ini diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasi perbedaan
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
kepentingan tersebut. Perbaikan upah berarti peningkatan pendapatan dan daya beli
masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat akan meningkatkan permintaan
akan barang dan jasa yang kemudian pada gilirannya secara makro mendorong
perusahaan untuk berkembang.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan suatu penelitian dengan
judul �Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara�.
1.2. Perumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya maka
perumusan masalah penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan
kerja pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap kesempatan
kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara?
2. Bagaimana pengaruh Tingkat Bunga Kredit terhadap kesempatan kerja pada
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara?
3. Bagaimana pengaruh Tingkat Upah terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/
Kota di Propinsi Sumatera Utara?
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dilakukannya penelitian
ini, sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap
kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.
2. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Bunga Kredit terhadap kesempatan kerja
pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.
3. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Upah terhadap kesempatan kerja pada
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini diharapkan antara lain:
1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi
Sumatera Utara.
2. Sebagai masukan/input bagi Pemerintah pada kabupaten/kota di Propinsi
Sumatera Utara dalam mengambil keputusan mengenai rencana peningkatan
kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran.
3. Sebagai bahan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi penulis.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Ketenagakerjaan
Untuk membahas masalah kesempatan kerja berarti harus memahami tentang
konsep ketenagakerjaan yang umum berlaku, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Tenaga kerja (manpower) atau penduduk usia kerja (UK), adalah penduduk
dalam usia kerja (berusia 15 tahun keatas) atau jumlah seluruh penduduk
dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktivitas tersebut. Penerapan penduduk usia kerja di atas 15 tahun adalah
setelah ILO (International Labour Organization) menginstruksi agar batas
awal usia kerja adalah setelah 15 tahun. Sedangkan pada statistik Indonesia
sejak tahun 1971 batas usia kerja adalah bilamana seseorang sudah berumur
10 tahun atau lebih. Semenjak dilaksanakan SAKERNAS (Survei Angkatan
Kerja Nasional) 2001, batas usia kerja yang semula 10 tahun atau lebih
dirubah menjadi 15 tahun atau lebih mengikuti definisi yang dianjurkan ILO.
2. Angkatan kerja (labor force), adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, atau berusaha terlibat
dalam kegiatan produksi barang dan jasa. Dalam hal ini adalah penduduk
yang kegiatan utamanya selama seminggu yang lalu bekerja (K), atau sedang
mencari pekerjaan (MP). Untuk kategori bekerja apabila minimum bekerja
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
selama 1 jam selama seminggu yang lalu untuk kegiatan produktif sebelum
pencacahan dilakukan. Mencari pekerjaan adalah seseorang yang kegiatan
utamanya sedang mencari pekerjaan, atau sementara sedang mencari
pekerjaan dan belum bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu. Jadi
angkatan kerja dapat diformulasikan melalui persamaan identitas sebagai
berikut: AK = K + MP. Penjumlahan angka-angka angkatan kerja dalam
bahasa ekonomi disebut sebagai penawaran angkatan kerja (labour supply).
Sedangkan penduduk yang berstatus sebagai pekerja atau tenaga kerja
termasuk ke dalam sisi permintaan (labour demand).
3. Bukan Angkatan Kerja (unlabour force), adalah penduduk yang berusia kerja
(15 tahun ke atas), namun kegiatan utama selama seminggu yang lalu adalah
sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Apabila seseorang yang sedang
sekolah, mereka bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu, tetapi
kegiatan utamanya adalah sekolah, maka individu tersebut tetap masuk ke
dalam kelompok bukan angkatan kerja. Mereka yang tercatat lainnya
jumlahnya tidak sedikit dan mungkin sebagian besar masuk ke dalam transisi
antara sekolah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
atau tidak dalam kategori bukan angkatan kerja (BAK). Jadi jumlah usia kerja
(UK) apabila dilihat melalui persamaan identitas adalah sebagai berikut:
UK = AK +BAK
4. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labour force participation rate), adalah
menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut, yaitu membandingkan
angkatan kerja dengan tenaga kerja. Untuk menghitung tingkat partisipasi
angkatan kerja (TPAK) dapat digunakan rumus sebagai berikut:
TPAK = AK/UK x 100%
5. Tingkat pengangguran (unemployment rate), adalah angka yang menunjukkan
berapa banyak dari jumlah angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan,
yaitu membandingkan jumlah orang yang mencari pekerjaan dengan jumlah
angkatan kerja. Tingkat pengangguran (TP) dapat dirumuskan sebagai
berikut: TP=MP/AK x 100%.
Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan atau demand
dalam masyarakat. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan
tingkat upah. Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan
dan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja. Besar penempatan (jumlah orang
yang bekerja atau tingkat employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan
dan permintaan tersebut. Selanjutnya, besarnya penyediaan dan permintaan tenaga
kerja dipengaruhi oleh tingkat upah.
Dalam ekonomi Neoklasik bahwa penyediaan atau penawaran tenaga kerja
akan bertambah bila tingkat upah bertambah. Sebaliknya permintaan terhadap tenaga
kerja akan berkurang bila tingkat upah meningkat. Ini dilukiskan dengan garis DD
pada Gambar 2.1.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Sumber: (Suparmoko, 2000)
Gambar 2.1. Penyediaan dan Permintaan Tenaga Kerja
Dengan asumsi bahwa semua pihak mempunyai informasi yang lengkap
mengenai pasar kerja, maka teori neoklasik beranggapan bahwa jumlah penyediaan
tenaga kerja selalu sama dengan permintaan. Keadaan pada saat penyediaan tenaga
sama dengan permintaan dinamakan titik ekuilibrium (titik E). Dalam hal penyediaan
tenaga kerja sama dengan permintaan, tidak terjadi pengangguran.
Dalam kenyataan, titik ekuilibirium itu tidak pernah tercapai karena informasi
tidak pernah sempurna dan hambatan-hambatan institusional selalu ada. Upah yang
berlaku (W) pada umumnya lebih besar dari pada upah ekuilibrium (We). Pada
tingkat upah Wi, jumlah penyediaan tenaga adalah Ls sedang permintaan hanya
sebesar Ld. Selisih antara Ls dan Ld merupakan jumlah penganggur. Tiap negara
S
D
D
S
Wi
We E
Ld Le Ls Tenaga kerja, Penempatan, Penganggur
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
memberikan pengertian yang berbeda mengenai definisi bekerja dan menganggur,
dan definisi itu dapat berubah menurut waktu.
2.1.1. Kesempatan Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam proses produksi yang lain
seperti tanah, modal dan lain-lain. Maka manusia merupakan penggerak bagi seluruh
faktor-faktor produksi tersebut. Istilah kesempatan kerja mengandung pengertian
lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu
kegiatan ekonomi (produksi). Dengan demikian pengertian kesempatan kerja adalah
mencakup lapangan perkerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang
masih lowong. Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong tersebut (yang
mengandung arti adanya kesempatan), kemudian timbul kebutuhan akan tenaga kerja.
Kebutuhan tenaga kerja nyata-nyata diperlukan oleh perusahaan/lembaga menerima
tenaga kerja pada tingkat upah, posisi, dan syarat kerja tertentu. Data kesempatan
kerja secara nyata sulit diperoleh, maka untuk keperluan praktis digunakan
pendekatan bahwa jumlah kesempatan kerja didekati melalui banyaknya lapangan
kerja yang terisi yang tercermin dari jumlah penduduk yang bekerja.
Kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada pemikiran bahwa tenaga kerja dalam
masyarakat merupakan salah satu faktor yang potensial untuk pembangunan ekonomi
secara keseluruhan, dengan demikian jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar
dapat menentukan percepatan laju pertumbuhan ekonomi. Kesempatan kerja yang
tersedia dan kualitas tenaga kerja yang digunakan akan menentukan proses
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
pembangunan ekonomi untuk menjalankan proses produksi dan juga sebagai pasar
barang dan jasa.
2.2. Permintaan Tenaga Kerja dari Sisi Perusahaan
Dalam memperkirakan penggunaan tenaga kerja perusahaan akan melihat
tambahan output yang akan diperolehnya sehubungan dengan penambahan seorang
tenaga kerja. Untuk menganalisis hal tersebut digunakan beberapa asumsi, ini berarti
setiap rumah tangga perusahaan sebagai individu tidak dapat mempengaruhi harga
atau menghasilkan produksi (output) maupun untuk faktor-faktor produksi (input)
yang digunakan dalam industri adalah suatu faktor yang harus diterima.
Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi dikombinasikan dengan
faktor-faktor produksi lainnya khususnya modal akan dapat menghasilkan suatu
output berupa barang dan jasa. Oleh karena itu rumah tangga perusahaan dalam
kegiatan menghasilkan produksinya membutuhkan atau meminta jasa tenaga kerja.
Dengan suatu asumsi perusahaan dalam menghasilkan outputnya
menggunakan faktor tenaga kerja dan modal (dalam jangka pendek), di mana faktor
modal jumlahnya tetap, maka secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai
berikut:
Q = f (L, K)
Di mana:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
L = Jumlah sumber tenaga kerja (jasa tenaga kerja)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
K = Jumlah sumber modal (jasa barang modal)
Model yang akan digunakan untuk menjelaskan kesempatan kerja dapat
didekati dari fungsi permintaan Hicksian. Fungsi permintaan Hicksian diturunkan
dari kondisi minimisasi biaya sebuah unit usaha. Misalnya untuk memproduksi suatu
output diperlukan dua faktor input, yaitu tenaga kerja (L) dengan upah per unitnya w
dan modal kerja (K) dengan biaya modal sebesar r. Kondisi tersebut secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut:
Q = f (K, L) .................................................................................. 1
Sedangkan biaya totalnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
TC = wL + rK ............................................................................... 2
Dengan minimisasi biaya total untuk setiap n faktor input produksi, dan
menempatkan persamaan (1) sebagai kendala dan persamaan (2) sebagai tujuan, maka
melalui metode langrange fungsi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
ℓ = wL + rK + ë(Q � f(K,L) ............................................................... 3
Turunan parsial (pertama) yang merupakan kondisi perlu untuk masalah optimasi
terhadap K, L dan ë harus sama dengan nol adalah sebagai berikut:
∂ℓ ∂f (K,L) = ℓL = w � ë = 0 .............................................................. 4 ∂L ∂L ∂ℓ ∂f (K,L) = ℓK = r � ë = 0 .............................................................. 5 ∂K ∂K
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
∂ℓ = ℓë = Q � f (K,L) = 0 .............................................................. 6 ∂ë
Dengan memanipulasi pers (4) dan (5), maka akan diperoleh:
w r w MPL = atau = .......................................................... 7 MPL MPK r MPK Sedangkan ë secara ekonomi dapat diinterpretasikan sebagai suatu biaya marginal
(marginal cost = MC). Dari persamaan (4) dan (5) dapat diperoleh nilai pengganda
langrange sebagai berikut:
w r ë* = = ............................................................................ 8 MPL MPK
w merupakan harga per unit faktor input tenaga kerja dan r merupakan harga per unit
faktor input kapital, sedangkan MPL adalah besarnya tambahan output sebagai akibat
adanya kenaikan per unit faktor input tenaga kerja dan MPK adalah besarnya
tambahan output sebagai akibat adanya kenaikan per unit faktor input kapital. Dengan
demikian:
w r ë* = = merupakan marginal cost MPL MPK
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil proses
minimisasi total cost (TC) akan diperoleh nilai optimal dari penggunaan faktor input
(L,K) dan dengan demikian fungsi permintaan dari faktor input (L,K) ini adalah
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
fungsi dari harga input (w, r) dan tingkat produksinya (Q) yang secara matematika
dapat dinyatakan sebagai berikut:
L* = L* (w, r, Q) ���������������� 9
Merupakan fungsi permintaan tenaga kerja.
K* = K* (w, r, Q) .............................................................. 10
Merupakan fungsi permintaan kapital.
2.3. Pertumbuhan Ekonomi
Seseorang ahli ekonomi, Okun yang memperkenalkan Hukum Okun
(Mankiw, 2000) menyatakan bahwa terdapat kaitan yang erat antara tingkat
pengangguran dengan GDP (Gross Domestic Product) riil, di mana terdapat
hubungan yang negatif antara tingkat pengangguran dengan GDP riil. Pernyataan ini
dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kesempatan kerja
dengan GDP riil. Okun menggunakan data tahunan dari Amerika Serikat untuk
menunjukkan hukum Okun ini seperti terlihat pada Gambar 2.2.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Perubahan persentase dalam GDP riil
Garis titik sebaran setiap pengamatan
Perubahan dalam tingkat Pengangguran Sumber: (Mankiw, 2000)
Gambar 2.2. Kurva Hukum Okun
Gambar 2.2 di atas ini merupakan titik sebar dari perubahan dalam tingkat
pengangguran pada sumbu horizontal dan perubahan persentase dalam GDP riil pada
sumbu vertikal. Gambar ini menunjukkan dengan jelas bahwa perubahan dalam
tingkat pengangguran tahun ke tahun sangat erat kaitannya dengan perubahan dalam
GDP riil tahun ke tahun, seperti terlihat pada garis titik sebar pengamatan yang
berslope negatif.
Salah satu masalah yang biasa muncul dalam ketenagakerjaan adalah
ketidakseimbangan anatara permintaan akan tenaga kerja (demand for labour) dan
penawaran tenaga kerja (supply of labour) pada suatu tingkat upah.
Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa:
1. Lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga kerja
(adanya excess supply of labour).
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
2. Lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja (adanya excess
demand for labour).
Apabila jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama
dengan jumlah tenaga kerja yang diminta, maka tidak akan ada excess supply for
labour maupun excess demand for labour. Pada kondisi seperti ini berarti terjadi
tingkat upah keseimbangan di mana semua orang yang ingin bekerja telah dapat
bekerja, berarti tidak ada orang yang menganggur. Apabila terjadi excess supply of
labour berarti ada orang yang menganggur pada tingkat upah tertentu, sedangkan
apabila terjadi excess demand of labour berarti masih ada kemungkinan tenaga kerja
dapat melakukan negoisasi upah sesuai keinginannya di atas upah keseimbangan.
Lewis (Subri, 2003) dalam teorinya mengemukakan bahwa kelebihan pekerja
merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah, di mana kelebihan pekerja satu
sektor ekonomi akan memberikan andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan
pekerja di sektor lain. Lebih murahnya biaya upah asal pedesaaan terutama dari
sektor pertanian akan dapat menjadi pendorong bagi pengusaha perkotaan untuk
memanfaatkan pekerja tersebut dalam pengembangan industri modern perkotaan.
Selama berlangsungnya proses industrialisasi, maka kelebihan penawaran pekerja
di sektor pertanian akan terserap.
Fei-Ranis (Subri, 2003) dalam teorinya mengemukakan bahwa ada tiga
tahapan pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan tenaga kerja. Tahapan
tersebut adalah:
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
a. Para penganggur semu (yang tidak menambah output pertanian) dialihkan ke
sektor industri dengan upah institusional yang sama.
b. Tahap di mana pekerja pertanian menambah output tetapi memproduksi lebih
kecil dari upah institusioanal yang mereka peroleh dapat pula dialihkan ke sektor
industri.
c. Tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian
menghasilkan output lebih besar dari perolehan upah institusional, maka dalam
kondisi seperti ini kelebihan pekerja terserap ke sektor jasa dan industri yang
meningkat terus-menerus sejalan dengan pertumbuhan output dan perluasan
usahanya.
Harrod-Domar (Todaro, 2000) dalam teori pertumbuhannya menyatakan
bahwa secara definitif tingkat pertumbuhan output (Y) dikurangi dengan tingkat
pertumbuhan produktivitas tenaga kerja (Y/L) kurang lebih sama dengan
pertumbuhan kesempatan kerja (L). Secara matematis hubungan-hubungan tersebut
dapat disajikan sebagai berikut:
∆Y - ∆(Y/L) = ∆L ��������������������. (11) Y Y/L L
Sementara itu menurut Todaro (2000), bahwa faktor-faktor atau komponen
pertumbuhan ekonomi yang penting dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Akumulasi modal, termasuk semua investasi baru dalam bentuk tanah, peralatan
fisik, dan sumber daya manusia.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
b. Perkembangan populasi, yang akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan
angkatan kerja walaupun terlambat.
c. Kemajuan teknologi, terutama untuk sektor industri.
Dengan menggunakan teori Harrod-Domar, Todaro menekankan bahwa
pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya dengan
lebih mengutamakan perkembangan sektor-sektor ekonomi yang padat karya seperti
sektor pertanian dan industri-industri berskala kecil.
Apabila pertumbuhan ekonomi dilihat dari pertambahan output dalam bentuk
GDP konstan, maka akan menghilangkan unsur inflasi di dalamnya. Sementara itu
di sisi lain inflasi ini sebenarnya dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang pada
akhirnya akan dapat menciptakan kesempatan kerja.
Di lain pihak, Arsyad (2000) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
daerah diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpa
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Hal ini berarti
bahwa pertumbuhan ekonomi daerah secara langsung ataupun tidak langsung akan
menciptakan lapangan kerja.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tolak ukur dari keberhasilan
pembangunan ekonomi suatu daerah diantaranya adalah PDRB daerah tersebut dan
pertumbuhan penduduk yang bermuara pada tingkat kesempatan kerja. PDRB
menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan
faktor-faktor produksi. PDRB juga merupakan jumlah dari nilai tambah yang
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
diciptakan dari seluruh aktivitas ekonomi suatu daerah atau sebagai nilai produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah. Mengambil analisis makro Produk
Domestik Regional Bruto, Mankiw (2000) menjelaskan bahwa secara umum PDRB
dapat dihitung berdasarkan harga konstan atau berdasarkan harga berlaku. PDRB
menurut harga konstan adalah merupakan ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih
baik, sebab perhitungan output barang dan jasa perekonomian yang dihasilkan tidak
dipengaruhi oleh perubahan harga.
2.4. Upah Tenaga Kerja
Membahas mengenai upah terutama upah minimum sering terjadi perdebatan,
di mana kebanyakan para ekonom menyatakan bahwa kebijakan peningkatan upah
minimum sering menyebabkan terjadinya pengangguran untuk sebagian pekerja.
Namun mereka berpendapat bahwa pengorbanan itu setimpal untuk mengentaskan
kemiskinan kelompok masyarakat lainnya.
Sementara itu kajian tentang upah minimum yang dilakukan oleh Carl, Katz,
dan Krueger (dalam Mankiw, 2000) menemukan suatu hasil bahwa peningkatan upah
minimum ternyata malah meningkatkan jumlah pekerja. Kajian ini dilakukan pada
beberapa restoran cepat saji di New Jersey dan Pennsylvania Amerika Serikat. Dalam
kajian ini dijelaskan dalam restoran-restoran cepat saji di New Jersey meningkatkan
upah minimum, sedangkan restoran-restoran cepat di Pennsylvania tidak menaikkan
upah minimum pada saat yang sama. Menurut teori standar, seperti yang diungkapkan
oleh Brown (Mankiw, 2000) bahwa ketika pemerintah mempertahankan upah agar
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
tidak mencapai tingkat equlibrium, hal itu dapat menimbulkan kekakuan upah yang
menyebabkan pengangguran. Pengangguran ini terjadi ketika upah berada di atas
tingkat yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan, di mana jumlah tenaga
kerja yang ditawarkan melebihi jumlah permintaan tenaga kerja. Oleh sebab itu
peningkatan upah minimum mengurangi jumlah tenaga kerja yang diminta oleh
perusahaan, terutama bagi tenaga kerja yang tidak terdidik dan kurang
berpengalaman. Namun kenyataannya dalam kasus kesempatan kerja di restoran-
restoran New Jersey berlawanan dengan teori standar, di mana kesempatan kerja yang
seharusnya menurun dibandingkan dengan kesempatan kerja di restoran-restoran
Pennsylvania, ternyata dari data yang ada menunjukkan bahwa kesempatan kerjanya
semakin meningkat.
Selanjutnya Suryahadi (2003) menemukan bahwa koefisien dari upah
minimum untuk semua pekerja dan seluruh segmen dari angkatan kerja adalah
negatif, kecuali pekerja kerah putih (white collar). Hasil ini konsisten dengan prediksi
dari kerangka teoritis bahwa upah minimum akan mereduksi kesempatan kerja dari
pekerja dengan skill yang rendah di sektor formal. Sementara itu kenaikan dalam
upah minimum sebesar 10% akan meningkatkan kesempatan kerja dari pekerja kerah
putih sebanyak 10%. Kesimpulan Suryahadi secara umum sama dengan Anonim
(2002). Anonim menambahkan bahwa dampak negatif kenaikan upah minimum dapat
meningkatkan pengangguran untuk perempuan dan pekerja usia muda, pekerja
berpendidikan rendah, pekerja penuh waktu, dan pekerja paruh waktu.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
2.5. Pengertian Investasi
Penanaman modal atau lebih sering disebut investasi mempunyai banyak
pengertian yang berbeda diantara para pakar ekonomi. Deliarnov (2002)
mengemukakan bahwa investasi merupakan pengeluaran perusahaan secara
keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku/material, mesin-
mesin dan peralatan pabrik serta semua peralatan modal lain yang diperlukan dalam
proses produksi. Pengeluaran untuk keperluan bangunan kantor pabrik tempat tinggal
karyawan dan bangunan konstruksi lainnya. Perubahan nilai stok atau barang
cadangan sebagai akibat dari perubahan jumlah dan harga.
Todaro (2000), menyatakan bahwa sumber daya yang akan digunakan untuk
meningkatkan pendapatan dan konsumsi di masa yang akan datang disebut sebagai
investasi. Dengan demikian investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
perbelanjaan penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-
barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian sehingga investasi disebut juga dengan penanaman modal atau
pembentukan modal.
Harrod-Domar (Subri, 2003) dalam teorinya menyatakan bahwa investasi
tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi.
Kapasitas produksi yang membesar tersebut membutuhkan jumlah tenaga kerja yang
besar pula, di mana dalam kondisi seperti ini diasumsikan bahwa tenaga kerja
meningkat secara geometris dan selalu full employment.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Ada tiga bentuk pengeluaran investasi, yakni (1) investasi tetap bisnis
(business fixed investment) mencakup peralatan dan struktur yang perusahaan beli
untuk proses produksi. (2) investasi residensial (residential invesment) mencakup
perumahan baru yang orang beli untuk ditinggali dan yang dibeli tuan tanah untuk
disewakan. (3) investasi persediaan (inventory investment) mencakup barang-barang
yang diperusahaan di tempatkan di gudang, termasuk bahan-bahan dan perlengkapan,
barang setengah jadi dan barang jadi (Mankiw, 2000).
Menurut Tambunan (2001), di dalam neraca nasional atau struktur PDB
menurut penggunaannya, investasi didefinisikan sebagai pembentukan modal/kapital
tetap domestik (domestic fixed capital formation). Investasi dapat dibedakan antara
investasi bruto (pembentukan modal tetap domestik bruto) dan investasi neto
(pembentukan modal tetap domestik neto).
Menurut definisi dari Badan Pusat Statistik (BPS), pembentukan modal tetap
adalah pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan, atau pembelian barang-barang
modal baru (bukan barang-barang konsumsi) baik dari dalam negeri maupun impor,
termasuk barang modal bekas dari luar negeri. Pembentukan modal tetap yang
dicakup hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor ekonomi di dalam negeri
(domestik). Menurut Sadono Sukirno (2002) �Investasi, yang lazim disebut juga
dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen
kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat�.
Kutipan di atas menerangkan bahwa tabungan dari sektor rumah tangga,
melalui institusi-institusi keuangan, akan mengalir ke sektor perusahaan. Apabila para
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, maka
pengeluaran tersebut dinamakan investasi.
Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-
barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah
kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam
perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian
tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dimasa yang akan datang. Ada
kalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang
lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.
Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang
dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi
(pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/pembelanjaan
yang berikut:
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan
barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan
pendapatan nasional.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan Investasi
Bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam
perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.
Menurut BPS yang dikutip oleh Tambunan (2001), cakupan dari barang-
barang modal tetap adalah sebagai berikut:
a. Barang modal baru dalam bentuk konstruksi (bangunan tempat tinggal dan bukan
tempat tinggal, jalan dan bandara), mesin-mesin. Alat angkutan dan
perlengkapannya, yang mempunyai umur pemakaian (economic life time) satu
tahun atau lebih.
b. Biaya untuk perubahan dan perbaikan barang-barang modal yang akan
meningkatkan output atau produktivitas atau memperpanjang umur pemakaian.
c. Pengeluaran untuk pengembangan dan pembukaan tanah, pemerahan perluasan
areal hutan daerah pertambangan serta penanaman dan peremajaan tanaman
keras.
d. Pembelian ternak produktif untuk keperluan pembiakan, pemerahan susu,
pengangkutan dana sebagainya.
e. Margin perdagangan dan margin ongkos-ongkos lain yang berkenaan dengan
transaksi jual beli tanah, sumber mineral, hak penguasaan hutan, hak paten, hak
cipta, dan barang-barang modal bekas.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen, yang membelanjakan
bahagian terbesar daripada pendapatan mereka untuk membeli barang-barang
kebutuhan mereka, para pengusaha membeli barang-barang modal bukan untuk
memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk digunakan bagi memperoleh keuntungan.
Maka sampai di mana besarnya untung yang diharapkan akan diperoleh, besar sekali
peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para
pengusaha. Di samping oleh harapan masa depan untuk memperoleh untung, tingkat
investasi ditentukan pula oleh beberapa faktor lain.
2.6. Tingkat Bunga dalam Investasi
Investasi yang ditanamkan pada suatu negara atau daerah, ditentukan oleh
beberapa faktor, yang antara lain: tingkat bunga, ekspektasi tingkat return, tingkat
pertumbuhan ekonomi, tingkat laba perusahaan, situasi politik, kemajuan teknologi
dan kemudahan-kemudahan dari pemerintah (Kelana, 2000).
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberikan
keuntungan kepada para pemilik modal (investor). Para investor hanya akan
menanamkan modalnya apabila tingkat pengembalian modal dari modal yang
ditanamkan (return of investment), yaitu berupa persentase keuntungan neto (belum
dikurangi dengan tingkat bunga yang dibayar) yang diterima lebih besar dari tingkat
bunga. Seorang investor mempunyai dua pilihan di dalam menggunakan modal yang
dimilikinya yaitu dengan meminjamkan atau membungakan uang tersebut (deposito),
dan menggunakannya untuk investasi.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Tingkat bunga kredit perbankan merupakan biaya opportunitas dalam
pembentukan investasi oleh sektor bisnis, sehingga peningkatan tingkat bunga kredit
perbankan akan menurunkan tingkat investasi dan kemudian menurunkan
pertumbuhan ekonomi. Penurunan intensitas persaingan bank akan meningkatkan
penawaran kredit perbankan atau berasosiasi positif dengan struktur kredit perbankan.
Peningkatan struktur kredit perbankan akibat penurunan intensitas persaingan bank
akan meningkatkan investasi sektor riil dan kemudian mendorong pertumbuhan
ekonomi (Bank Indonesia Medan, 2007).
Ramalan mengenai keuntungan dimasa depan akan memberikan gambaran
pada investor mengenai jenis usaha yang prospektif dan dapat dilaksanakan dimasa
depan dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memenuhi tambahan
barang-barang modal yang diperlukan. Dengan bertambahnya pendapatan nasional
maka tingkat pendapatan masyarakat akan meningkat, daya beli masyarakat juga
meningkat, total aggregat demand meningkat yang pada akhirnya akan mendorong
tumbuhnya investasi lain.
2.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesempatan Kerja
Pada suatu daerah di mana tingkat kesempatan kerjanya tinggi, hal tersebut
akan mengurangi tingkat pengangguran dan sebaliknya jika kesempatan kerja itu
rendah maka pengangguran akan meningkat. Tinggi rendahnya tingkat kesempatan
kerja dipengaruhi oleh beberapa komponen pokok, komponen tersebut di suatu
negara jenisnya berbeda-beda.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Menurut Simanjuntak (2001) faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja, yaitu:
a. Kondisi perekonomian.
b. Pertumbuhan penduduk.
c. Produktivitas/kualitas sumber daya manusia.
d. Tingkat upah.
e. Struktur umur penduduk.
Kutipan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kondisi perekonomian
Pesatnya roda perekonomian suatu daerah mencerminkan aktivitas produksi yang
tinggi, kapasitas produksi yang tinggi membutuhkan tingginya faktor produksi
diantaranya adalah tenaga kerja. Jadi banyak perusahaan yang menambah tenaga
kerja baru.
b. Pertumbuhan penduduk
Kualitas pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh tingginya angka
pertumbuhan penduduk. Oleh sebab itu semakin tinggi jumlah penduduk akan
mengurangi kesempatan orang untuk bekerja.
c. Produktivitas/kualitas sumber daya manusia
Tingginya produktivitas dan kualitas sumber daya seseorang akan mendorong
tingginya tingkat kesempatan kerja, dan sebaliknya kualitas sumber daya manusia
yang rendah akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
d. Tingkat upah
Kenaikan upah yang tidak dibarengi dengan kenaikan kapasitas produksi akan
menyebabkan pihak perusahaan akan mengurangi jumlah karyawannya, hal
tersebut akan menurunkan tingkat kesempatan kerja.
e. Struktur umur penduduk
Semakin besar struktur umur penduduk yang digolongkan mudah, maka
kesempatan kerja akan menurun dan sebaliknya.
2.8. Penelitian Terdahulu
Rani dan Abdullah dalam Elfindri dan Bactiar, (2000) dalam penelitiannya
mengemukakan bahwa faktor utama yang menyebabkan tingginya perluasan
kesempatan kerja dalam industri-industri yang berorientasi eksport adalah karena
industri-industri tersebut lebih tepat untuk mencapai skala ekonomi karena luasnya
pasar menyebabkan kegiatan usaha juga meningkat, sehingga menyebabkan
keperluan tenaga kerja untuk jenis pekerjaan tertentu bertambah dan pekerja-pekerja
lebih terkonsentrasi untuk bekerja dalam jenis pekerjaan tertentu dengan keahliannya.
Syafaat dan Friyanto (2000) meneliti kesempatan kerja di kawasan timur
Indonesia pasca krisis ekonomi dengan membandingkan kesempatan kerja yang
tercipta dengan pertumbuhan PDRB di kawasan timur Indonesia. Dalam penelitian
tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB yang menurun yang
mengakibatkan kesempatan kerja mengalami penurunan. Dengan kondisi ini
disarankan perlu perencanaan pembangunan ekonomi yang berpijak pada
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
kemampuan sumber daya agar struktur ekonomi mempunyai ketahanan yang tinggi
untuk dapat menciptakan kesempatan kerja.
Safrida (1999) dalam penelitiannya mengenai dampak kebijakan upah
minimum dan makro ekonomi terhadap laju inflasi, kesempatan kerja serta
permintaan dan penawaran agregat menyatakan bahwa khususnya dari kesempatan
kerjanya tingkat upah minimum, pendapatan nasional, serta investasi merupakan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Yenentri (1998) dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kesempatan kerja dan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian
ke sektor non pertanian di Sumatera Barat menyatakan bahwa tingkat upah sektor non
pertanian, keterbatasan modal, teknologi dan skala usaha merupakan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor
non pertanian.
Rachman (2005) dalam studinya tentang kesempatan kerja di DKI Jakarta
menemukan faktor upah minimum regional berpengaruh negatif terhadap kesempatan
kerja. Hal ini berarti tingkat upah Provinsi di DKI Jakarta merupakan salah satu
masalah pengganggu bagi pengguna tenaga kerja untuk memperkerjakan.
Rimmar Siringoringo (2007) dalam studinya tentang kesempatan kerja pada
industri menengah dan besar di Propinsi Sumatera Utara menemukan faktor tingkat
bunga kredit berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja. Hal ini berarti tingkat
bunga kredit Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu pengganggu bagi
kesempatan kerja di Sumatera Utara.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
PDRB (PDRB)
Tingkat Bunga Kredit (R)
Kesempatan kerja (KK)
Upah (UMK)
2.9. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran
2.10. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan kepustakaan dan dari berbagai hasil
kajian empiris yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. PDRB berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota
di Propinsi Sumatera Utara, Ceteris Paribus.
2. Tingkat bunga kredit berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja pada
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara, Ceteris Paribus.
3. Upah berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota
di Propinsi Sumatera Utara, Ceteris Paribus.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.
Penelitian ini mempergunakan data sekunder untuk mengetahui pengaruh produk
domestik regional bruto kabupaten/kota, tingkat bunga kredit, dan upah minimum
kabupaten/kota terhadap kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera
Utara.
3.2. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat
Statistik serta instansi lainnya yang mendukung penelitian ini. Data sekunder yang
digunakan tersebut merupakan time series dan cross section (data panel) selama
kurun waktu tahun 2002 � 2007, dengan 19 (sembilan belas) kabupaten/kota.
Jenis data penelitian terdiri dari produk domestik regional bruto kabupaten/
kota, tingkat bunga kredit dan upah minimum kabupaten/kota.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
3.3. Model Analisis
Model analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara
adalah model panel data, yaitu:
Log(KK)it = b0 + b1 Log (PDRB)it + b2 Log (R)t + b3 Log (UMK) it + µit (3.1) Di mana:
t = Tahun
i = Kabupaten/kota (1, 2 , . . . , 19)
KK = Kesempatan Kerja (dalam jiwa)
PDRB = Produk domestik regional bruto pada kabupaten/kota di Sumatera Utara
(dalam juta rupiah)
R = Tingkat bunga kredit bank umum di Sumatera Utara (dalam persen)
UMK = Upah minimum kabupaten/kota di Sumatera Utara (dalam ribu rupiah)
b0 = intersept
b1,b2,b3 = koefesien regresi
µ = residual/kesalahan pengganggu
3.4. Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan
dalam penelitian ini perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut:
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
1. Kesempatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dibayar dan bekerja bagi
setiap penduduk dalam usia kerja pada tahun tertentu (dalam satuan jiwa).
2. PDRB adalah Produk domestik regional bruto kabupaten/kota menurut lapangan
usaha atas dasar harga konstan (dalam satuan jutaan rupiah).
3. Tingkat suku bunga kredit adalah tingkat bunga kredit tertimbang bank umum
di Sumatera Utara (dalam satuan persen pertahun).
4. Upah minimum kabupaten/kota adalah standard upah minimum yang ditetapkan
di kabupaten/kota (dalam satuan ribu rupiah).
3.5. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh produk
domestik regional bruto kabupaten/kota, tingkat bunga kredit dan upah minimum
kabupaten/kota terhadap kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera
Utara adalah dengan model regresi least squares pooled data dengan software
Eviews.
Penerapan OLS pada data panel (pooled data) dapat memperbaiki penduga,
inferensi dan mungkin peramalan. Penerapan OLS pada pooled data membutuhkan
asumsi, yaitu: 1) temporal stability, parameter regresi tidak berubah karena
perubahan waktu dan cross sectional stability, parameter regresi tidak berubah karena
perbedaan individu cross section, 2) Varians error term pada fungsi setiap individu
adalah sama (homosedastic) dan error term pada fungsi suatu individu pada suatu
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
periode tidak berhubungan dengan error term pada fungsi individu lainnya (Mulyono,
2000).
Dengan Model Panel data dapat mengeluarkan unobserve variabel tersebut yang
disebut sebagai individual effect sehingga model produksi tersebut menjadi lebih baik.
Individual effect tersebut dikategorikan dua macam yaitu Fixed Effect dan Random
Effect. Secara hipotesis bahwa jika sumber data berasal dari sampel maka dugaan model
panel adalah random effect, namum bila sumber data adalah data aggregate maka
kecenderungan adalah fixed effect.
3.6. Uji Chow (Chow Test)
Untuk mengetahui model Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model
(FEM) yang akan dipilih untuk estimasi data dapat dilakukan dengan uji F-test atau
uji Chow Test. PLS adalah restricted model di mana ia menerapkan intercept yang
sama untuk seluruh individu. Seperti yang telah ketahui, terkadang asumsi bahwa
setiap unit cross section memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis
mengingat dimungkinkan saja setiap unit cross section memiliki perilaku yang
berbeda. Untuk itu dipergunakan Chow Test. Dasar penolakan terhadap hipotesa nol
tersebut adalah dengan menggunakan F Statistik seperti yang dirumuskan oleh Chow
sebagai berikut:
CHOW = ( RSSS-URSS ) / ( N-1) ������������.. ( 3.2 ) URSS / ( NT � N �K )
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Di mana:
RRSS = Restricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Square Residual
yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode pooled least
square/common intercept)
URSS = Unrestricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Square
Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode
fixed effect)
N = Jumlah data cross section
T = Jumlah data time series
K = Jumlah variabel penjelas
Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik yaitu FN-1, NT-N-K
Jika nilai CHOW Statistics (F Stat) hasil pengujian lebih besar dari F Tabel,
maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap hipotesa nol sehingga model
yang akan digunakan adalah model fixed effect, begitu juga sebaliknya.
3.7. Hausman Test
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah model fixed effect atau
random effect yang dipilih. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:
Ho : Model Random Effect
H1 : Model Fixed Effect
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Dasar penolakan Ho adalah dengan menggunakan pertimbangan statistik Chi Square.
Jika Chi Square statistik > Chi Square table maka Ho ditolak (Model yang digunakan
adalah Fixed Effect), dan sebaliknya.
Menurut Judge ada empat pertimbangan pokok untuk memilih FEM dan
REM, yaitu:
1. Jika jumlah time series (T) besar dan jumlah cross section (N) kecil maka nilai
taksiran parameter berbeda kecil, sehingga pilihan didasarkan pada kemudahan
perhitungan, yaitu FEM.
2. Bila N besar dan T kecil penaksiran dengan FEM dan REM menghasilkan
perbedaan yang signifikan. Pada REM diketahui bahwa b0i = b0 + åi, di mana åi
adalah komponen acak cross section, pada FEM diperlakukan b0 adalah tetap atau
tidak acak. Bila diyakini bahwa individu atau cross section tidak acak maka FEM
lebih tepat, sebaliknya jika cross section acak maka REM lebih tepat.
3. Jika komponen error åi individu berkorelasi maka penaksir REM adalah bias dan
penaksir FEM tidak bias.
4. Jika N besar dan T kecil serta asumsi REM dipenuhi maka penaksir REM lebih
efisien dari penaksir FEM (Manurung, Manurung dan Saragih, 2005).
3.8. Uji Kesesuaian/Fit of Goodness Test
1. R2 (koefesien determinasi), bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel bebas
(independent variable) menjelaskan variabel terikat (dependent variable).
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
2. Uji parsial (t-test), bertujuan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien
regresi secara parsial. Jika thit > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima di mana
t = ErrorKoefStd
Koef
. (3.3)
3. Uji serempak (F test), bermaksud untuk mengetahui signifikansi statistik
koefesien regresi secara serempak (Sudjana, 2005). Jika Fhit > Ftabel, maka Ho
ditolak dan H1 diterima, di mana F = )1/()1(
/2
2
knR
kR (3.4)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara
4.1.1. Lokasi dan Keadaan Geografis
Propinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis
10 - 40 Lintang Utara dan 980 - 1000 Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Timur dengan Negara Malaysia
di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Riau dan Sumatera
Barat dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan
Propinsi Sumatera Utara adalah 71 680,68 km2, sebagian besar berada di daratan
Pulau Sumatera, dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu serta
beberapa pulau kecil, baik di bagian Barat maupun bagian Timur pantai Pulau
Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas
daerah terbesar adalah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 12.163,65 km2 atau
16,97% diikuti Kabupaten Labuhan Batu dengan luas 9.223,18 km2 atau 12,87%
kemudian diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 km2 atau sekitar
9,23%. Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota Sibolga dengan luas 10,77 km2
atau sekitar 0,02% dari total luas wilayah Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak
dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam 3 kelompok wilayah yaitu Pantai
Barat, Dataran Tinggi dan Pantai Timur.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
4.1.2. Penduduk dan Tenaga Kerja 4.1.2.1.Jumlah penduduk
Sumatera Utara merupakan Propinsi keempat yang terbesar jumlah
penduduknya di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera
Utara keadaan tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,26 juta jiwa, dan
dari hasil SP2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51 juta jiwa. Pada
bulan April tahun 2003 dilakukan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk
Berkelanjutan (P4B). Dari hasil pendaftaran tersebut diperoleh jumlah penduduk
sebesar 11.890.399 jiwa. Selanjutnya dari hasil estimasi jumlah penduduk keadaan
Juni 2006 diperkirakan sebesar 12.643.494 jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera
Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km2 dan tahun 2006 meningkat menjadi 176
jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun
1990-2000 adalah 1,20 persen per tahun, dan pada tahun 2000-2005 menjadi 1,37%
per tahun. Dan laju pertumbuhan penduduk 2005-2006 mencapai 1.57%. Penduduk
laki-laki di Sumatera Utara sedikit lebih banyak dari perempuan. Pada tahun 2006
Penduduk Sumatera Utara yang berjenis kelamin perempuan berjumlah sekitar
6.318.990 jiwa dan penduduk laki-laki sebesar 6.324.504 jiwa. Dengan demikian sex
ratio penduduk Sumatera Utara sebesar 100,09 persen. Penduduk Sumatera Utara
masih lebih banyak tinggal di daerah pedesaan dari pada daerah perkotaan. Jumlah
penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 6,94 juta jiwa (54,89%)
dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 5,70 juta jiwa (45,11%). Jumlah
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
penduduk miskin di Sumatera Utara mengalami turun naik dari tahun 1993-2006.
Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta orang atau sebesar 12,31
persen dari total seluruh penduduk Sumatera Utara. Tahun 1996 jumlah penduduk
Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23 juta jiwa dengan persentase
sebesar 10,92 persen. Namun karena terjadinya krisis moneter secara maksimal
termasuk Sumatera Utara, penduduk miskin di Sumatera Utara tahun 1999 meningkat
menjadi 16,74 persen dari total penduduk Sumatera Utara yaitu sebanyak 1,97 juta
jiwa. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin baik secara absolut
maupun secara persentase, yaitu menjadi 1,89 juta jiwa atau sekitar 15,89 persen,
sedangkan tahun 2004 jumlah dan persentase turun menjadi sebanyak 1,80 juta jiwa
atau sekitar 14,93% kemudian pada tahun 2005 penduduk miskin turun menjadi 1,76
juta jiwa (14,28%), namun akibat dampak kenaikan BBM pada Maret dan Oktober
2005 penduduk miskin tahun 2006 meningkat menjadi 1,98 juta jiwa (15,66%).
4.1.2.2.Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya
tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000, TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen,
tahun 2005 naik menjadi 71,94 persen, dan tahun 2006 menjadi 66,90 persen.
Angkatan kerja di Sumatera Utara sebagian besar masih berpendidikan SD ke bawah.
Persentase angkatan kerja golongan ini mencapai 37,89 persen, angkatan kerja yang
berpendidikan setingkat SMTP dan SMTA masing-masing sekitar 23,80 persen dan
32,90 persen sedangkan sisanya 5,4 persen berpendidikan diatas SMTA. Dengan
masih rendahnya pendidikan angkatan kerja memungkinkan produktivitasnya juga
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
masih belum optimal. Jika dilihat dari status pekerjaannya, sepertiga (31,57 persen)
penduduk yang bekerja di Sumatera Utara adalah buruh atau karyawan. Penduduk
yang berusaha dengan dibantu anggota keluarga mencapai sekitar 15,92 persen,
sedangkan penduduk yang bekerja sebagai pekerja keluarga mencapai 19,48 persen.
Hanya 3,43 persen penduduk Sumatera Utara yang menjadi pengusaha yang
mempekerjakan buruh tetap/bukan anggota keluarganya. Jumlah penduduk Sumatera
Utara yang merupakan angkatan kerja pada Agustus 2006 adalah sebanyak 5,49 juta
jiwa yang terdiri dari 4,86 juta jiwa terkategori bekerja dan sebesar 632 ribu jiwa
terkategori mencari kerja dan tidak bekerja (pengangguran terbuka). Penduduk
Sumatera Utara yang bekerja ini sebagian besar bekerja pada sektor pertanian yaitu
49,64 persen. Sektor kedua terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Sumatera Utara
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 19,21 persen. Sektor lain
yang cukup besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa,
baik jasa perorangan, jasa perusahaan, dan jasa pemerintahan yaitu sebesar 11,81
persen, sementara penduduk yang bekerja di sektor industri hanya sekitar 7,08 persen
saja.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Tabel 4.1. Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi
Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun Ke atas menurut Jenis Kelamin dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Economically Activate Person Aged 15 Years by Sex and Level of Education 2006
Tingkat Pendidikan Educational Attainment
Laki-Laki Male
Perempuan Female
Laki-Laki + Perempuan
Male+Female (1) (2) (3) (4)
1. Tidak/belum pernah sekolah Never/Not Yet Attending School
1,72
4,31
1,72
2. Tidak/belum tamat SD/ Not Yet Completed Primary School
11,86
15,66
11,86
3. Tamat SD/Primary School 24,31 26,13 24,31
4. Tamat SMTP/Junior high school
23,80
19,16
23,80
5. Tamat SMTA/Senior high school
32,90
28,26
32,90
6. Diploma I/II/Diploma I/II 0,70 1,55 0,70
7. Akademi/diploma III Academy/diploma III
0,89
1,91
0,89
8. Universitas/Diploma IV 3,81 3,02 3,81
Jumlah/Total 100,00 100,00 100,00
Sumber/Source : BPS - Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2006/National Labour Force Survey, August 2006.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Tabel 4.2. Penduduk yang Bekerja dan Penganggur Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Kabupaten/Kota
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas
menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Kegiatan Seminggu yang Lalu Population 15 Years of Age and Overby Regency/City, and Type of
Activity During the Previous Week 2006 Angkatan Kerja
Economically Active Kabupaten/Kota
Regency/City Bekerja Employee
Pengang-gur
Unemployee
Jumlah Total
Bukan Angkatan
Kerja/ Not Economi cally Active
Jumlah Total
TPT/ Open
Unem-ployee Rate (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten/Regency
01.N i a s 204 280 12 374 216 654 56 905 273 559 5,71 02.Mandailing Natal 162 992 18 836 181 828 76 141 257 969 10,36 03.Tapanuli Selatan 254 097 25 542 279 639 101 678 381 317 9,13 04.Tapanuli Tengah 109 653 13 465 123 118 51 442 174 560 10,94 05.Tapanuli Utara 114 080 5 137 119 217 34 681 153 898 4,31 06.Toba Samosir 68 532 8 207 76 739 30 024 106 763 10,69 07. Labuhan Batu 320 741 50 144 370 885 236 257 607 142 13,52 08.A s a h a n 382 719 46 036 428 755 230 234 658 989 10,74 09.Simalungun 336 083 49 608 385 691 170 542 556 233 12,86 10.D a i r i 137 570 4 533 142 103 27 114 169 217 3,19 11.K a r o 173 145 13 028 186 173 38 057 224 230 7,00 12.Deli Serdang 601 101 93 559 694 660 382 841 1 077 501 13,47 13.L a n g k a t 370 648 56 889 427 537 256 353 683 890 13,31 14.Nias Selatan 1) 124 586 5 507 130 093 25 499 155 592 4,23 15.Humbang 75 140 2 363 77 503 18 131 95 634 3,05 16.Pakpak Bharat 1) 15 575 1 429 17 004 3 035 20 039 8,40 17. Samosir 1) 60 437 2 932 63 369 20 587 83 956 4,63 18. Serdang Bedagai 1) 237 489 25 279 262 768 146 032 408 800 9,62 19. Batu Bara x x x X x x Kota/City 20.S i b o l g a 28 711 5 824 34 535 23 345 57 880 16,86 21.Tanjung Balai 50 624 9 499 60 123 38 860 98 983 15,80 22..Pematang Siantar 81 666 14 455 96 121 61 431 157 552 15,04 23.Tebing Tinggi 47 965 7 596 55 561 37 145 92 706 13,67 24.M e d a n 755 882 133 470 889 352 540 142 1 429 494 15,01 25.B i n j a i 84 149 15 301 99 450 67 226 166 676 15,39 26.Padangsidimpuan 61 782 11 036 72 818 43 253 116 071 15,16 Sumatera Utara 4 859 647 632 049 5 491 696 2 716 955 8 208 651 11,51 Sumber/Source: BPS- Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2006/National Labour Force
Survey, August 2006 Keterangan/Note : x) Masih bergabung dengan Kabupaten Induk (Asahan ).
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Kabupaten/Kota
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) Penduduk Umur 15 Tahun Ke atas menurut Kabupaten/Kota Labour Force Participation Rate and Open Employee Rate 15 Years of Aged and
Over by Regency/City 2005-2006
Kabupaten/Kota Regency/City
TPAK/ Labour Force
Participan Rate 2005 2006
TPT/ Open Unemployee Rate
2005 2006 (1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten/Regency 1. N i a s 86,04 79,20 7,22 5,71 2. Mandailing Natal 74,45 70,48 8,51 10,36 3. Tapanuli Selatan 77,23 73,34 8,49 9,13 4. Tapanuli Tengah 74,93 70,53 12,19 10,94 5. Tapanuli Utara 81,47 77,46 2,80 4,31 6. Toba Samosir 80,26 71,88 9,22 10,69 7. Labuhan Batu 66,81 61,09 12,56 13,52 8. A s a h a n 66,93 65,06 10,85 10,74 9. Simalungun 78,02 69,34 13,32 12,86 10. D a i r i 88,32 83,98 3,59 3,19 11. K a r o 85,92 83,03 7,19 7,00 12. Deli Serdang 67,28 64,47 11,90 13,47 13. L a n g k a t 72,09 62,52 14,91 13,31 14. Nias Selatan 80,20 83,61 4,78 4,23 15. Humbang Hasundutan 81,11 81,04 2,58 3,05 16. Pakpak Bharat 86,07 84,85 8,81 8,40 17. Samosir 83,23 75,48 5,33 4,63 18. Serdang Bedagai 70,86 64,28 7,42 9,62 19. Batu Bara X X x x Kota/City 20. S i b o l g a 63,33 59,67 20,96 16,86 21. Tanjung Balai 70,61 60,74 15,30 15,80 22. Pematang Siantar 68,38 61,01 15,12 15,04 23. Tebing Tinggi 64,87 59,93 15,92 13,67 24. M e d a n 66,91 62,21 12,46 15,01 25. B i n j a i 66,34 59,67 16,44 15,39 26. P. Sidimpuan 63,97 62,74 16,97 15,16 Jumlah/Total 71,94 66,90 10,98 11,51 Sumber/Source: BPS - Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Februari 2005 dan
Agustus 2006/National Labour Force Survey, February 2005 and August 2006
Keterangan/Note : x) Masih bergabung dengan Kabupaten Induk (Asahan ).
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
4.2. Gambaran Umum Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja
4.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu daerah dapat tergambar
dari nilai PDRB yang sekaligus juga mencerminkan potensi ekonomi yang dimiliki
oleh daerah yang bersangkutan. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat
membawa konsekuensi adanya perubahan struktur perekonomian. Perubahan struktur
ekonomi antara lain dapat dilihat secara relatif dari persentase nilai tambah PDRB
untuk suatu sektor dibandingkan sektor lain atau dengan kata lain dapat dilihat dari
kontribusi relatif suatu sektor ekonomi terhadap PDRB.
PDRB Menurut Lapangan Usaha
PDRB Propinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada
tahun 2006 sebesar Rp 160.033,72 milyar. Sektor industri masih sebagai kontributor
utama dengan peranan mencapai 25,74 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor
pertanian (22,18 persen) dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (18,96 persen).
Sementara sektor-sektor lain hanya memberikan total kontribusi sebesar 33.12 persen
terhadap perekonomian di Sumatera Utara.
Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi), maka
digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berdasarkan harga konstan
tahun 2000, PDRB Sumatera Utara pada tahun 2006 sebesar Rp 93.330,11 milyar.
Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar
11,91 persen, diikuti oleh Sektor bangunan sebesar 10,33 persen dan Sektor
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 9,87 persen. Secara keseluruhan
perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2006 naik sebesar 6,18 persen jika
dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB perkapita Sumatera Utara tahun 2006 sebesar
Rp 12.657.397 meningkat dari Rp 11.326.516 pada tahun 2005. Sementara,
berdasarkan harga Konstan 2000, PDRB perkapita tahun 2006 sebesar Rp 7.381.671
meningkat sedikit dari tahun 2005 yang sebesar Rp 7.130.696.
PDRB Menurut Penggunaan
Untuk menggambarkan bagaimana penggunaan barang dan jasa oleh berbagai
golongan konsumen, maka digunakan PDRB menurut penggunaan. Dari
Rp 160.033,72 milyar, nilai barang dan jasa di Sumatera Utara sebagian besar
dikonsumsi oleh rumah tangga, yaitu mencapai Rp 87.069,24 milyar (54,41 persen).
Selanjutnya untuk ekspor netto sebesar Rp 39.430,18 milyar (24,64 persen),
pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp 24.603,55 milyar (15,37 persen),
konsumsi pemerintah sebesar Rp 14.593,39 milyar (9,12 persen), dan untuk konsumsi
lembaga nirlaba sebesar Rp 713,17 milyar (0,45 persen).
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Tabel 4.4. PDRB Menurut Kabupaten/Kota Atas Harga Konstan Tahun 2000
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Comparison of Gross Regional Domestic Product by Regency/City at 2000 Constant Market Prices
2004 - 2006 (Milyar/Billion Rp)
Kabupaten/Kota/Regency/City 2004 2005 2006 *) (1) (2) (3) (4)
Kabupaten/Regency 1 Nias 1 610,82 1 557,13 1 629,31 2 Mandailing Natal 1 409,53 1 492,09 1 583,39 3 Tapanuli Selatan 2 500,24 2 584,87 2 705,25 4 Tapanuli Tengah 845,86 891,17 936,00 5 Tapanuli Utara 1 173,21 1 232,29 1 299,38 6 Toba Samosir 1 289,29 1 353,11 1 422,30 7 Labuhan Batu 6 731,97 7 010,75 7 361,83 8 Asahan 9,484.02 9,768.12 10,202.23 9 Simalungun 4 240,25 4 372,10 4 556,30 10 Dairi 1 551,23 1 634,14 1 704,13 11 Karo 2 483,86 2 600,53 2 729,61 12 Deli Serdang 10 478,38 10 999,42 11 577,51 13 Langkat 5 532,16 5 724,04 5 886,69 14 Nias Selatan 1 022,16 1 000,49 1 033,42 15 Humbang Hasundutan 722,65 763,44 807,46 16 Pakpak Bharat 116,23 123,12 130,09 17 Samosir 810,43 838,12 868,59 18 Serdang Bedagai 3 191,04 3 379,77 3 590,14 19 Batu Bara x x x Kota/City 20 Sibolga 540,09 561,75 589,40 21 Tanjung Balai 1 096,23 1 141,33 1 181,69 22 Pematang Siantar 1 564,29 1 649,97 1 748,63 23 Tebing Tinggi 839,64 876,47 923,32 24 Medan 23 623,14 25 272,42 27 210,12 25 Binjai 1 455,20 1 531,99 1 613,44 26 Padangsidimpuan 670,54 703,44 742,01 Sumatera Utara 83 328,95 87 897,79 93 330,11
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
4.2.2. Tingkat Bunga Kredit di Propinsi Sumatera Utara
Perkembangan suku bunga kredit tertimbang di Sumatera Utara terus berubah
dan fluktuatif pada periode 2002-2007 dengan tren yang menurun, kecuali pada tahun
2002 dan tahun 2008 suku bunga kredit mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Perkembangan suku bunga kredit tertimbang di Sumatera Utara dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 4.5. Perkembangan Suku Bunga Kredit Tertimbang Sumatera Utara
No Tahun Tingkat Bunga Kredit Tertimbang (%)
1 2001 15.89 2 2002 16.51 3 2003 14.39 4 2004 12.74 5 2005 12.71 6 2006 12.76 7 2007 11.83 8 2008 13.43
Sumber: Bank Indonesia Medan, 2009.
Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa suku bunga kredit terendah
selama periode 2001-2008 terjadi pada tahun 2007, yaitu sebesar 11,83%, sedangkan
suku bunga kredit tertinggi terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar 16,51%. Menurut
(Manurung dan Manurung, 2009) tingkat suku bunga kredit yang berubah-ubah salah
satunya disebabkan oleh biaya intermediasi perbankan, intervensi pemerintah melalui
tingkat bunga SBI, dan kondisi perbankan dan perekonomian nasional.
Kondisi perbankan dan perekonomian seperti likuiditas perbankan, dan
keadaan perekonomian masyarakat akan mengganggu kemampuan perbankan untuk
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
menjalankan fungsi intermediasi. Kondisi perekonomian yang kondusif akan
membantu menciptakan suku bunga yang stabil dan tidak terlalu tinggi.
4.2.3. Upah Minimum
Sejak bergulirnya era reformasi tahun 1998, pola hubungan industrial
mengalami perubahan yang semakin memungkinkan bagi pekerja untuk
memperjuangkan berbagai haknya. Kebebasan untuk menyuarakan berbagai keluhan
seperti kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, perlakuan yang tidak adil, serta
berbagai upaya peningkatan kesejahteraan termasuk penentuan upah minimum dapat
dilakukan tanpa rasa takut lagi.
Tabel 4.6. Upah Minimum Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2002 � 2007
Kabupaten/Kota 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Nias 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Mandailing Natal 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Tapanuli Selatan 464000 505000 537000 600000 737794 785500 Tapanuli Tengah 464000 505000 537000 600000 737794 799000 Tapanuli Utara 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Toba Samosir 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Labuhan Batu 464000 505000 537000 600000 737794 784000 Asahan 464000 505000 537000 600000 737794 780000 Simalungun 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Dairi 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Karo 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Deli Serdang 464000 505000 537000 600000 737794 805000 Langkat 464000 505000 537000 600000 737794 780000 Sibolga 464000 505000 537000 600000 737794 765000 Tanjung Balai 464000 505000 537000 600000 737794 781000 Pematang Siantar 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Tebing Tinggi 464000 505000 537000 600000 737794 774000 Medan 464000 505000 537000 600000 737794 820000 Binjai 464000 505000 537000 600000 737794 774000
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sumatera Utara, 2002 � 2007.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Peningkatan upah minimum ini sebenarnya dapat meningkatkan kemampuan
para pekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, namun peningkatan upah
minimum kabupaten/kota yang terlalu cepat dan tinggi berpotensi mengurangi
kesempatan kerja, terutama pekerja formal di Propinsi Sumatera Utara. Kondisi ini
akan menimbulkan dilema bagi Pemerintah pada kabupaten/kota di Propinsi
Sumatera Utara. Disatu sisi apakah upah minimum akan terus ditingkatkan yang
sebenarnya hanya menguntungkan sebagian kecil pekerja dengan mengorbankan
pekerja lainnya di sektor tertentu, atau perhatian difokuskan pada penciptaan
kesempatan kerja baru yang ada pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan sebagian
besar penduduk pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.
Pasar tenaga kerja di Propinsi Sumatera Utara, seperti juga di ibukota negara-
negara berkembang lainnya, mencerminkan struktur lapangan kerja dan
perekonomian yang dualistik. Hal ini ditandai dengan adanya sektor tradisonal
(informal) yang besar disatu sisi, dan sektor modern (formal) di sisi lainnya. Apabila
dibandingkan dengan upah minimum yang diterima pekerja sektor modern, secara
umum upah sektor informal lebih rendah dan sering kali tidak menentu. Dengan
demikian pekerja sektor formal sebenarnya masih lebih baik dibandingkan dengan
sektor informal, dan biasanya pekerja di sektor formal tidak akan mudah terjerumus
ke tingkat hidup di bawah garis kemiskinan.
Berkaitan dengan perbandingan pekerja sektor formal dan informal tersebut,
maka perumusan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten/kota
di Propinsi Sumatera Utara harus mengutamakan fleksibilitas pasar tenaga kerja.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Kebijakan pasar tenaga kerja yang fleksibel akan mendorong kesempatan kerja
kepada industri yang padat kerja. Dengan jumlah angkatan kerja yang ada dan tingkat
upah minimum yang telah ditentukan oleh pemerintah kabupaten/kota di Propinsi
Sumatera Utara, maka kebijakan tenaga kerja yang fleksibel tersebut akan
mempermudah semua orang untuk melakukan kegiatan ekonomi termasuk
kemudahan bagi tenaga kerja untuk berpindah pekerjaan dari pekerjaan yang kurang
produktif ke pekerjaan yang lebih produktif.
4.3. Analisis dan Pembahasan Penelitian
4.3.1. Uji F atau Uji Chow
Untuk mengetahui ada tidaknya efek individual dari 19 kabupaten/kota
di Propinsi Sumatera Utara, dilakukan pengujian dengan membandingkan nilai R2
dari model PLS dan model Fixed atau dapat pula dilakukan dengan menggunakan uji
F setelah dilakukan penghitungan dengan metode PLS dan FEM dengan hasil sebagai
berikut:
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Common Intercept (Pooled Least Square) Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled Least Squares Date: 11/25/09 Time: 19:11 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.193590 6.016744 1.361798 0.1760
LOG(PDRB?) 0.798660 0.037977 21.03032 0.0000 LOG(UMK?) -0.549775 0.254578 -2.159551 0.0330
LOG(TINGKATBUNGA) -0.082404 0.453009 -0.181903 0.8560 R-squared 0.801314 Mean dependent var 12.04325
Adjusted R-squared 0.795895 S.D. dependent var 0.887204 S.E. of regression 0.400820 F-statistic 147.8793 Sum squared resid 17.67227 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 0.155755
Fixed Effects Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled Least Squares Date: 11/25/09 Time: 19:13 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 9.307465 2.523020 3.689018 0.0004
LOG(PDRB?) 0.677536 0.145813 4.646624 0.0000 LOG(UMK?) -0.504424 0.094628 -5.330601 0.0000
LOG(TINGKATBUNGA) -0.073301 0.149198 -0.491299 0.6244 Fixed Effects (Cross)
_NIAS--C 0.719418 _MADINA--C 0.312289 _TAPSEL--C 0.501993
_TAPTENG--C 0.233794
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
_TAPUT--C 0.327243 _TOBASA--C -0.180607
_LABUHANBATU--C -0.021113 _ASAHAN--C -0.157040
_SIMALUNGUN--C 0.342784 _DAIRI--C 0.122824 _KARO--C -0.048144
_DELISERDANG--C 0.374181 _LANGKAT--C 0.210261 _SIBOLGA--C -0.741041
_TANJUNGBALAI--C -0.644907 _PSIANTAR--C -0.413768
_TEBINGTINGGI--C -0.566295 _MEDAN--C -0.088885 _BINJAI--C -0.282986
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.981978 Mean dependent var 12.04325
Adjusted R-squared 0.977865 S.D. dependent var 0.887204 S.E. of regression 0.131998 F-statistic 238.7133 Sum squared resid 1.602947 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 1.564228
Tabel 4.7. Hasil Uji Chow
Model R2PLS R2
FEM Fstat Ftabel Ho diterima/ditolak
Kesempatan Kerja
17.67227
1.602947
N=19 T =6 k =3 F =51.23819
F(0,05)=1.66 Ho ditolak
(17.67227 � 1.602947) / 19 -1
Di mana Chow =
1.602947 / (19 x 6 � 19 -3)
= 51.23819
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Jika Fhitung (51.23819) > Ftabel (1.66), dimana 51.23819 > 1.66 yang berarti
penolakan terhadap Ho sehingga hasil tersebut tidak dapat menggunakan pooled least
square karena pada model tersebut terdapat efek individu yang artinya masing-
masing individu Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota (PDRB), Tingkat
Bunga Kredit (R), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) mempunyai intercep
sendiri.
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengolahan data dengan menggunakan
Panel Data Regression Model dengan metode Generalized Least Squares (GLS) dan
unweighted statistics serta menggunakan white heteroscedasticity-consistent standard
errors and covariance untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin muncul
dalam pengolahan data antara lain adanya masalah heteroskedastisitas dan
autokorelasi. Analisis panel data ini digunakan karena data-data yang akan diolah
merupakan cross section observation dan pooling of time series yang diperoleh dan
diteliti sejalan dengan perjalanan waktu. Model panel data ini memiliki ruang dan
dimensi waktu sehingga estimasi variabel dan hasil perhitungan akan memberikan
analisis empirik yang lebih luas. Dari data yang diperoleh dan dikumpulkan, panel
yang terjadi pada penelitian ini adalah balanced panel (panel seimbang) di mana
setiap unit cross section memiliki jumlah observasi time series yang sama. Untuk
mengestimasi model dan proses penghitungan, pada penelitian ini akan digunakan
dua pendekatan dari model regresi panel data yaitu pendekatan Random Effect.
Langkah berikutnya setelah mengestimasi model adalah dengan melakukan
pengujian masalah-masalah ekonometrik. Suatu persamaan dikatakan terdapat
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
gangguan multikolinearitas jika R2 yang dihasilkan dalam regresi tinggi tetapi hanya
sedikit atau bahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan pada pengujian t-stat.
Berdasarkan pengujian t-stat ternyata semua variabel bebas yang ada di dalam model
signifikan baik secara parsial maupun secara bersama-sama dengan R2 yang tinggi.
Selain itu, semua tanda koefisien regresi masing-masing variabel menunjukkan secara
teoritis searah dengan yang diramalkan sebelumnya. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa pada model ini tidak terdapat multikolinearitas.
Adapun hasil dari estimasi dengan menggunakan Random Effect Model
dengan menggunakan eviews versi 5 untuk data dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
Hasil Estimasi Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 11/25/09 Time: 19:14 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114 Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.383069 2.153166 3.893368 0.0002
LOG(PDRB?) 0.763850 0.078864 9.685686 0.0000 LOG(UMK?) -0.530636 0.087085 -6.093305 0.0000
LOG(TINGKATBUNGA) -0.072956 0.149196 -0.488996 0.6258 Random Effects (Cross)
_NIAS--C 0.737251 _MADINA--C 0.351416 _TAPSEL--C 0.486791
_TAPTENG--C 0.318329 _TAPUT--C 0.375152
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
_TOBASA--C -0.137443 _LABUHANBATU--C -0.108292
_ASAHAN--C -0.272342 _SIMALUNGUN--C 0.288287
_DAIRI--C 0.157514 _KARO--C -0.050414
_DELISERDANG--C 0.235357 _LANGKAT--C 0.135726 _SIBOLGA--C -0.600934
_TANJUNGBALAI--C -0.565269 _PSIANTAR--C -0.369443
_TEBINGTINGGI--C -0.466848 _MEDAN--C -0.280574 _BINJAI--C -0.234263
Weighted Statistics R-squared 0.505517 Mean dependent var 1.612175
Adjusted R-squared 0.492031 S.D. dependent var 0.184368 S.E. of regression 0.131402 Sum squared resid 1.899325 F-statistic 37.48483 Durbin-Watson stat 1.409848 Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics
R-squared 0.799796 Mean dependent var 12.04325
Sum squared resid 17.80732 Durbin-Watson stat 0.150374
Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.7372513194 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_NIAS) - 0.530635769*LOG(UMK_NIAS) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.351415679 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_MADINA) - 0.530635769*LOG(UMK_MADINA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.4867913177 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPSEL) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 0.318329351 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPTENG) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.3751515163 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPUT) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.1374433646 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.530635769*LOG(UMK_TOBASA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = -0.1082924364 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.530635769*LOG(UMK_LABUHANBATU) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = -0.2723423097 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.530635769*LOG(UMK_ASAHAN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.2882868738 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.530635769*LOG(UMK_SIMALUNGUN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 0.1575136715 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.530635769*LOG(UMK_DAIRI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = -0.05041420687 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_KARO) - 0.530635769*LOG(UMK_KARO) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.2353570897 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.530635769*LOG(UMK_DELISERDANG) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.1357257975 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.530635769*LOG(UMK_LANGKAT) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -0.600933598 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.530635769*LOG(UMK_SIBOLGA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.5652692127 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.530635769*LOG(UMK_TANJUNGBALAI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.3694426148 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.530635769*LOG(UMK_PSIANTAR) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -0.4668484952 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.530635769*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = -0.2805735274 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.530635769*LOG(UMK_MEDAN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.2342628501 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.530635769*LOG(UMK_BINJAI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
Estimasi yang diperoleh sudah sejalan dengan latar belakang teori yang ada
dimana PDRB menunjukkan pengaruh yang positif terhadap penggunaan tenaga
kerja, Tingkat Bunga Kredit menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap
penggunaan tenaga kerja dan upah minimum kabupaten/kota(UMK) menunjukkan
pengaruh negatif terhadap penggunaan tenaga kerja. Dari 19 kabupaten/kota yang
diestimasi, intercept ke 19 kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara ini ada yang
bertanda positif dan negatif. Nilai intercept ini digunakan untuk melihat seberapa
besar komponen error term dari tiap-tiap kabupaten/kota (cross section) yang diteliti
berbeda dari nilai koefisiennya.
Elastisitas permintaan tenaga kerja pada kabupaten/kota [PENBEKERJA]
terhadap PDRB riil (PDRB) adalah 0.763850 persen, Tingkat Bunga Kredit (R) adalah
negatif 0.072956 persen dan elastisitas terhadap Upah Minimum kabupaten/kota
(UMK) adalah negatif 0.530636 persen. Elastisitas permintaan terhadap PDRB riil dan
elastisitas Upah Minimum masing-masing signifikan pada tingkat = 1 persen,
sementara elastisitas tingkat bunga kredit (R) tidak signifikan.
Indikator elastisitas terhadap PDRB riil ini menjelaskan proporsi peningkatan
penggunaan tenaga kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara lebih
rendah dari proporsi peningkatan PDRB riil. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
kurang efektif mendorong peningkatan permintaan tenaga kerja pada Kabupaten/Kota
di Propinsi Sumatera Utara.
Indikator elastisitas terhadap UMK ini menjelaskan proporsi peningkatan
penggunaan tenaga kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara lebih
rendah dari proporsi peningkatan UMK. Dengan kata lain, kebijakan upah minimum
kabupaten/kota kurang efektif mendorong peningkatan permintaan tenaga kerja pada
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.
Sesuai dengan hasil yang diperoleh maka stimulus fiskal yang dilakukan
untuk meningkatkan PDRB akan efektif mendorong peningkatan penggunaan tenaga
kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara, sementara itu peningkatan
UMK malah akan menurunkan permintaan atau penggunaan tenaga kerja.
Dari hasil estimasi model diperoleh nilai koefisien variabel PDRB riil pada 19
kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 0.763850. Koefisien
variabel ini bertanda positif yang berarti bahwa jika terjadi peningkatan pendapatan
(PDRB) riil pada 19 kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara tersebut akan
menyebabkan terjadinya kenaikan pada permintaan tenaga kerja di masing-masing
kabupaten/kota tersebut. Dengan kata lain jika PDRB riil meningkat sebesar 10%,
ceteris paribus, akan menyebabkan peningkatan pada permintaan tenaga kerja
sebesar 7,6385%. Jika dilihat dari sisi elastisitasnya, variabel PDRB riil ini bersifat
inelastis karena peningkatan pada permintaan tenaga kerja lebih kecil dari satu yang
berarti bahwa saat PDRB riil meningkat, peningkatan tersebut akan cepat direspon
dengan peningkatan permintaan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori yang
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
menyatakan bahwa hubungan antara permintaan tenaga kerja dan pendapatan (PDRB)
adalah positif atau searah. Semakin tinggi pendapatan kabupaten/kota semakin besar
pula permintaan tenaga kerja.
Dari hasil estimasi model permintaan tenaga kerja pada 19 kabupaten/kota
di Propinsi Sumatera Utara diperoleh nilai koefisien variabel upah minimum (UMK)
upah minimum sebesar - 0.530636. Koefisien variabel ini bertanda negatif yang
berarti bahwa jika terjadi kenaikan upah minimum pada 19 kabupaten/kota
di Propinsi Sumatera Utara tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan pada
permintaan tenaga kerja di masing-masing kabupaten/kota. Dengan kata lain jika
upah minimum naik sebesar 1%, ceteris paribus, akan menyebabkan penurunan pada
permintaan tenaga kerja sebesar 0.530636%. Jika dilihat dari sisi elastisitasnya,
variabel upah minimum ini bersifat inelastis karena peningkatan pada permintaan
tenaga kerja lebih kecil dari satu yang berarti bahwa saat upah minimum naik,
peningkatan permintaan tenaga kerja pada 19 kabupaten/kota di Sumatera Utara
tersebut tidak terlalu responsif atau tidak akan mencapai lebih dari 1%. Hasil estimasi
ini sesuai dengan teori permintaan tenaga kerja yaitu apabila terjadi kenaikan upah
maka permintaan tenaga kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara akan
menurun dan sebaliknya, karena kenaikan upah akan meningkatkan biaya produksi
sehingga akan meningkatkan pengeluaran perusahaan akibatnya permintaan tenaga
kerja akan menurun. Ekspektasi masyarakat sebenarnya apabila terjadi peningkatan
upah juga akan menyebabkan peningkatan pada permintaan tenaga kerja pada
kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Dari hasil estimasi diketahui bahwa tingkat suku bunga kredit (R)
berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Sumatera
Utara. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat bunga kredit, maka permintaan
kesempatan kerja juga akan semakin mengecil. Nilai koefisien tingkat bunga kredit
diketahui sebesar - 0.072956, yang berarti bahwa setiap peningkatan tingkat suku
bunga kredit sebesar 1%, maka akan menurunkan kesempatan kerja pada
kabupaten/kota di Sumatera Utara sebesar 0.072956 %. Hal tersebut membuktikan
hipotesis penelitian bahwa terdapat pengaruh negatif tingkat bunga kredit terhadap
kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Sumatera Utara, ceteris paribus dapat
diterima.
Koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan menunjukkan angka yang cukup
tinggi, yaitu 50,5%. Ini menandakan bahwa variabel bebas yang digunakan dapat
menjelaskan variasi variabel terikat sebanyak 50,5% dan sisanya yang 49,5%
diakibatkan oleh variabel lain yang belum dimasukkan ke persamaan ini. Dari hasil
estimasi terhadap 19 (sembilan belas) kabupaten/kota yang ada di Propinsi Sumatera
Utara di atas diketahui bahwa dampak pertumbuhan PDRB riil merupakan yang
paling dominan, diikuti oleh upah minimum kabupaten/kota terhadap permintaan
tenaga kerja.
Tingkat bunga kredit memang dianggap penting bagi pertumbuhan
permintaan tenaga kerja akan tetapi ternyata tingkat bunga kredit tidak berpengaruh
nyata terhadap kesempatan kerja. Ini disebabkan bahwa kurangnya sarana dan
prasarana yang ada pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara. Permintaan
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
tenaga kerja daerah yang lebih tinggi dari peningkatan penawaran tenaga kerja daerah
akan menurunkan tingkat pengangguran daerah. Penurunan tingkat pengangguran
pada upah potensial nominal yang konstan akan meningkatkan upah aktual nominal.
Perubahan permintaan tenaga kerja daerah akan mempengaruhi perubahan output
sektoral, dan perubahan output sektoral akan mempengaruhi perubahan PDRB riil
kemudian mempengaruhi perubahan konsumsi riil rumah tangga, konsumsi riil
pemerintahan daerah dan investasi riil daerah.
Dengan melihat koefisiennya kesempatan kerja yang paling tinggi pada 19
kabupaten kota di Propinsi Sumatera Utara adalah pada Kabupaten Nias dengan
koefisien = 8.383069 + 0.737251 = 9.12032, ini disebabkan oleh banyaknya
kesempatan kerja yang dibayar tidak sesuai dengan upah minimum pada kabupaten
tersebut, diikuti dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan koefisien = 8.383069 +
0.486791 = 8.86986, dan kesempatan kerja yang paling rendah adalah di Kotamadya
Sibolga dengan koefisien = 8.515430 - 0.600934 = 7.914496, ini disebabkan
perekonomian banyak bergerak hanya di sektor perdagangan saja.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif sebesar 76,38%
dan signifikan terhadap kesempatan kerja pada kabupaten kota di Propinsi
Sumatera Utara dan sesuai dengan hipotesis.
2. Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif sebesar 7,29% terhadap kesempatan
kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara. Namun dari hasil
penelitian bahwa tingkat bunga kredit tidak signifikan karena kurangnya para
pengusaha untuk melakukan peminjaman kredit kepada bank umum di Propinsi
Sumatera Utara.
3. Upah minimum kabupaten/kota berpengaruh negatif sebesar 53,06% dan
signifikan terhadap kesempatan kerja dan sesuai dengan hipotesis.
5.2. Saran
Dari hasil analisis yang dilakukan maka ada beberapa saran yang dapat
diberikan, yaitu:
1. Untuk meningkatkan kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera
Utara maka harus ditingkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
kabupaten/kota pada berbagai sektor dengan cara mendorong investasi dengan
menciptakan suasana yang kondusif dan memberikan kemudahan prosedur
kepada para investor.
2. Dalam hal menciptakan kesempatan kerja hendaknya pemerintah Sumatera Utara
mempunyai komitmen untuk menghimbau melalui Bank Indonesia Cabang
Sumatera Utara agar perbankan se-Sumatera Utara bersedia menurunkan tingkat
bunga kredit dengan demikian akan menarik pengusaha untuk meningkatkan
investasi.
3. Dalam hal menciptakan kesempatan kerja hendaknya Pemerintah Sumatera Utara
terus melakukan pengawasan dan memantau implementasi upah minimum
kabupaten/kota sehingga kesempatan kerja dapat dipertahankan dan ditingkatkan
secara berkesinambungan.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2002. The Impact of Minimum Wages on Employment. Januari 2002. Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah. Yogyakarta. BPFE. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2002 � 2008 Sumatera Utara Dalam
Angka. Medan. Bank Indonesia dan Universitas Katolik Santo Thomas SU. 2007. Interrelasi Struktur
Kredit Perbankan, Tingkat Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara. Medan.
Deliarnov. 2002. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta. Penerbit UI � Press. Depnaker. 2004. Penanggulangan Pengangguran di Indonesia. Majalah Nakertrans
Edisi-03 TH. XXIV- Juni. Gujarati, Damodar. 2000. Ekonometrika Dasar. Trans. Sumarno Zain. Jakarta.
Erlangga. Mankiw, Gregory N. 2000. Teori Makro Ekonomi. Trans. Imam Nurmawan. Jakarta.
Erlangga. ________. 2003. Macroeconomics. Fifth Editions. New York. Worth Publishers. 41
Madison Avenue. Manning, C. 2000. Labour Market Edjustment to Indonesia Economic Crisis: Contex,
Trend and Implications. Bulletin of Indonesia Economic Studies. Manurung , J. J, A. H Manurung dan F. D Saragih. 2005. Ekonometrika Teori dan
Aplikasi. Jakarta. Elex Media Komputindo. Manurung, J dan A. H. Manurung. 2009. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan
Moneter. Jakarta. Salemba Empat. Nachrowi, Djalal dan Usman, Hardius. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri.
Jakarta. RajaGrafindo Persada.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Pratomo. W. A, P. Hidayat. 2005. Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan. USU Press.
Sadono, Sukirno. 2002. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta.
RajaGrafindo Persada. Simanjuntak, Payaman. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta.
LPFE � UI. Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta. RajaGrafindo
Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung. Penerbit Tarsito. Suryahadi, Asep. 2003. Minimum Wage Policy and Its Impact on Employment in The
Urban Formal Sector. BIES. Tambunan, Tulus T.H. 2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia. Jakarta. Salemba
Empat. Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Trans. Haris
Munandar. Jakarta. Erlangga.
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran - 1
Data Kesempatan Kerja Kabupaten/Kota Tahun 2002 - 2007 Kabupaten/Kota 2002 2003 2004 2005 2006 2007
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nias 371745 363681 365301 223808 204280 184217 Mandailing Natal 169045 161417 154241 162019 162992 166241 Tapanuli Selatan 346752 363642 272286 278441 254097 270466 Tapanuli Tengah 95943 101403 104242 110582 109653 112068 Tapanuli Utara 192439 191128 198229 130485 114080 120657 Toba Samosir 154599 145577 147635 75508 68532 70266 Labuhan Batu 321609 341424 318045 348518 320741 361071 Asahan 408010 401979 425453 396532 382719 255343 Simalungun 392480 344118 336826 380156 336083 331376 Dairi 154083 145426 148605 139159 137570 135385 Karo 159173 163691 167897 168274 173145 165489 Deli Serdang 809186 766377 747740 607308 601101 750232 Langkat 357288 348588 338227 399662 370648 405270 Sibolga 28579 29282 29216 29199 28711 31584 Tanjung Balai 48441 50201 50406 57752 50624 53481 Pematang Siantar 94207 76065 74800 89220 81666 88251 Tebing Tinggi 46760 47245 47216 49200 47965 45230 Medan 675949 707307 682380 819161 755882 729892 Binjai 94347 87242 89925 90309 84149 96707
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran - 2
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota Tahun 2002 - 2007 Kabupaten/Kota 2002 2003 2004 2005 2006 2007
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nias 2320610 1532220 1610820 1557130 1629560 1739480
Mandailing Natal 1251080 1336440 1409580 1492090 1583390 1685700
Tapanuli Selatan 2850150 2423840 2500240 2584870 2734610 2854600
Tapanuli Tengah 743630 800260 845860 891170 940150 1002820
Tapanuli Utara 1706300 1120090 1173210 1232290 1299380 1377740
Toba Samosir 1534090 2299130 1289290 1353110 1423050 1505130
Labuhan Batu 6195833 6485550 6731970 7010750 7384240 7879420
Asahan 8426610 9037640 9484020 10261730 10689880 12093552
Simalungun 4033370 4127970 4240250 4372100 4580010 4823350
Dairi 1441770 1465780 1551230 1634140 1704130 1789800
Karo 2283140 2403880 2483860 2600530 2729610 2869740
Deli Serdang 12301270 12924120 10478380 10999420 11598330 12264170
Langkat 5319840 5476890 5532160 5724040 5889030 6178020
Sibolga 487850 515550 540090 561750 591080 623780
Tanjung Balai 963120 1034660 1096230 1141330 1181690 1229070
Pematang Siantar 1390160 1503880 1564290 1649970 1748630 1729270
Tebing Tinggi 760470 795660 839640 876470 923200 978410
Medan 20819430 20017780 23623140 25272420 27234450 29352920
Binjai 1233400 1345400 1455200 1531990 1613440 1705070
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran - 3
Data Tingkat Bunga Kredit Tertimbang Tahun 2002 - 2007
Tahun Tingkat Bunga Kredit
2002 16.51
2003 14.39
2004 12.74
2005 12.71
2006 12.76
2007 11.83
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran - 4
Data Upah Minimum Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002-2007
Kabupaten/Kota 2002 2003 2004 2005 2006 2007
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nias 464000 505000 537000 600000 737794 761000
Mandailing Natal 464000 505000 537000 600000 737794 761000
Tapanuli Selatan 464000 505000 537000 600000 737794 785500
Tapanuli Tengah 464000 505000 537000 600000 737794 799000
Tapanuli Utara 464000 505000 537000 600000 737794 761000
Toba Samosir 464000 505000 537000 600000 737794 761000
Labuhan Batu 464000 505000 537000 600000 737794 784000
Asahan 464000 505000 537000 600000 737794 780000
Simalungun 464000 505000 537000 600000 737794 761000
Dairi 464000 505000 537000 600000 737794 761000
Karo 464000 505000 537000 600000 737794 761000
Deli Serdang 464000 505000 537000 600000 737794 805000
Langkat 464000 505000 537000 600000 737794 780000
Sibolga 464000 505000 537000 600000 737794 765000
Tanjung Balai 464000 505000 537000 600000 737794 781000
Pematang Siantar 464000 505000 537000 600000 737794 761000
Tebing Tinggi 464000 505000 537000 600000 737794 774000
Medan 464000 505000 537000 600000 737794 820000
Binjai 464000 505000 537000 600000 737794 774000
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran � 5 Common Intercept (Pooled Least Squares) Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled Least Squares Date: 11/25/09 Time: 19:11 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.193590 6.016744 1.361798 0.1760
LOG(PDRB?) 0.798660 0.037977 21.03032 0.0000 LOG(UMK?) -0.549775 0.254578 -2.159551 0.0330
LOG(TINGKATBUNGA) -0.082404 0.453009 -0.181903 0.8560 R-squared 0.801314 Mean dependent var 12.04325
Adjusted R-squared 0.795895 S.D. dependent var 0.887204 S.E. of regression 0.400820 F-statistic 147.8793 Sum squared resid 17.67227 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 0.155755
Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_NIAS) - 0.5497752068*LOG(UMK_NIAS) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_MADINA) - 0.5497752068*LOG(UMK_MADINA) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.5497752068*LOG(UMK_TAPSEL) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.5497752068*LOG(UMK_TAPTENG) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.5497752068*LOG(UMK_TAPUT) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.5497752068*LOG(UMK_TOBASA) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.5497752068*LOG(UMK_LABUHANBATU) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.5497752068*LOG(UMK_ASAHAN) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.5497752068*LOG(UMK_SIMALUNGUN) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.5497752068*LOG(UMK_DAIRI) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_KARO) - 0.5497752068*LOG(UMK_KARO) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.5497752068*LOG(UMK_DELISERDANG) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.5497752068*LOG(UMK_LANGKAT) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.5497752068*LOG(UMK_SIBOLGA) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.5497752068*LOG(UMK_TANJUNGBALAI) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.5497752068*LOG(UMK_PSIANTAR) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.5497752068*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.5497752068*LOG(UMK_MEDAN) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.5497752068*LOG(UMK_BINJAI) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran � 6 Fixed Effects Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled Least Squares Date: 11/25/09 Time: 19:13 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 9.307465 2.523020 3.689018 0.0004
LOG(PDRB?) 0.677536 0.145813 4.646624 0.0000 LOG(UMK?) -0.504424 0.094628 -5.330601 0.0000
LOG(TINGKATBUNGA) -0.073301 0.149198 -0.491299 0.6244 Fixed Effects (Cross)
_NIAS--C 0.719418 _MADINA--C 0.312289 _TAPSEL--C 0.501993
_TAPTENG--C 0.233794 _TAPUT--C 0.327243
_TOBASA--C -0.180607 _LABUHANBATU--C -0.021113
_ASAHAN--C -0.157040 _SIMALUNGUN--C 0.342784
_DAIRI--C 0.122824 _KARO--C -0.048144
_DELISERDANG--C 0.374181 _LANGKAT--C 0.210261 _SIBOLGA--C -0.741041
_TANJUNGBALAI--C -0.644907 _PSIANTAR--C -0.413768
_TEBINGTINGGI--C -0.566295 _MEDAN--C -0.088885 _BINJAI--C -0.282986
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.981978 Mean dependent var 12.04325
Adjusted R-squared 0.977865 S.D. dependent var 0.887204 S.E. of regression 0.131998 F-statistic 238.7133 Sum squared resid 1.602947 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 1.564228
Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.7194183159 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_NIAS) - 0.5044235811*LOG(UMK_NIAS) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.3122890784 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_MADINA) - 0.5044235811*LOG(UMK_MADINA) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.5019931226 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.5044235811*LOG(UMK_TAPSEL) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 0.2337936011 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.5044235811*LOG(UMK_TAPTENG) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.3272432818 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.5044235811*LOG(UMK_TAPUT) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.1806074626 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.5044235811*LOG(UMK_TOBASA) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = -0.02111283719 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.5044235811*LOG(UMK_LABUHANBATU) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = -0.1570402103 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.5044235811*LOG(UMK_ASAHAN) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.3427839568 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.5044235811*LOG(UMK_SIMALUNGUN) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 0.1228236214 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.5044235811*LOG(UMK_DAIRI) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = -0.04814419904 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_KARO) - 0.5044235811*LOG(UMK_KARO) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.3741811433 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.5044235811*LOG(UMK_DELISERDANG) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.2102607076 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.5044235811*LOG(UMK_LANGKAT) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -0.7410411116 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.5044235811*LOG(UMK_SIBOLGA) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.6449069565 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.5044235811*LOG(UMK_TANJUNGBALAI) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.4137680483 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.5044235811*LOG(UMK_PSIANTAR) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -0.5662949091 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.5044235811*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = -0.08888485301 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.5044235811*LOG(UMK_MEDAN) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.2829862413 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.5044235811*LOG(UMK_BINJAI) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran � 7 Random Effects Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 11/25/09 Time: 19:14 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114 Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.383069 2.153166 3.893368 0.0002
LOG(PDRB?) 0.763850 0.078864 9.685686 0.0000 LOG(UMK?) -0.530636 0.087085 -6.093305 0.0000
LOG(TINGKATBUNGA) -0.072956 0.149196 -0.488996 0.6258 Random Effects (Cross)
_NIAS--C 0.737251 _MADINA--C 0.351416 _TAPSEL--C 0.486791
_TAPTENG--C 0.318329 _TAPUT--C 0.375152
_TOBASA--C -0.137443 _LABUHANBATU--C -0.108292
_ASAHAN--C -0.272342 _SIMALUNGUN--C 0.288287
_DAIRI--C 0.157514 _KARO--C -0.050414
_DELISERDANG--C 0.235357 _LANGKAT--C 0.135726 _SIBOLGA--C -0.600934
_TANJUNGBALAI--C -0.565269 _PSIANTAR--C -0.369443
_TEBINGTINGGI--C -0.466848 _MEDAN--C -0.280574 _BINJAI--C -0.234263
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Weighted Statistics R-squared 0.505517 Mean dependent var 1.612175
Adjusted R-squared 0.492031 S.D. dependent var 0.184368 S.E. of regression 0.131402 Sum squared resid 1.899325 F-statistic 37.48483 Durbin-Watson stat 1.409848 Prob(F-statistic) 0.000000
Unweighted Statistics R-squared 0.799796 Mean dependent var 12.04325
Sum squared resid 17.80732 Durbin-Watson stat 0.150374
Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.7372513194 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_NIAS) - 0.530635769*LOG(UMK_NIAS) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.351415679 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_MADINA) - 0.530635769*LOG(UMK_MADINA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.4867913177 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPSEL) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 0.318329351 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPTENG) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.3751515163 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPUT) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.1374433646 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.530635769*LOG(UMK_TOBASA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = -0.1082924364 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.530635769*LOG(UMK_LABUHANBATU) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = -0.2723423097 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.530635769*LOG(UMK_ASAHAN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.2882868738 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.530635769*LOG(UMK_SIMALUNGUN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 0.1575136715 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.530635769*LOG(UMK_DAIRI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = -0.05041420687 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_KARO) - 0.530635769*LOG(UMK_KARO) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.2353570897 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.530635769*LOG(UMK_DELISERDANG) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.1357257975 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.530635769*LOG(UMK_LANGKAT) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -0.600933598 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.530635769*LOG(UMK_SIBOLGA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.5652692127 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.530635769*LOG(UMK_TANJUNGBALAI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.3694426148 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.530635769*LOG(UMK_PSIANTAR) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -0.4668484952 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.530635769*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = -0.2805735274 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.530635769*LOG(UMK_MEDAN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.2342628501 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.530635769*LOG(UMK_BINJAI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran � 8 Fixed Effects Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled Least Squares Date: 12/09/09 Time: 21:19 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 12.29161 0.233083 52.73488 0.0000
PDRB? 3.49E-08 1.72E-08 2.036575 0.0446 UMK? -5.72E-07 1.56E-07 -3.664986 0.0004
TINGKATBUNGA -3.93E-05 0.000115 -0.340301 0.7344 Fixed Effects (Cross)
_NIAS--C 0.564597 _MADINA--C 0.055084 _TAPSEL--C 0.610751
_TAPTENG--C -0.353346 _TAPUT--C 0.002650
_TOBASA--C -0.403244 _LABUHANBATU--C 0.587968
_ASAHAN--C 0.589582 _SIMALUNGUN--C 0.728116
_DAIRI--C -0.076608 _KARO--C 0.038654
_DELISERDANG--C 1.171979 _LANGKAT--C 0.729070 _SIBOLGA--C -1.622722
_TANJUNGBALAI--C -1.075900 _PSIANTAR--C -0.613353
_TEBINGTINGGI--C -1.158523 _MEDAN--C 0.757220 _BINJAI--C -0.531975
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.978593 Mean dependent var 12.04325
Adjusted R-squared 0.973706 S.D. dependent var 0.887204 S.E. of regression 0.143863 Akaike info criterion -0.868350 Sum squared resid 1.904094 Schwarz criterion -0.340312 Log likelihood 71.49596 F-statistic 200.2662 Durbin-Watson stat 1.010419 Prob(F-statistic) 0.000000
Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.5645969789 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_NIAS) - 5.715509578e-007*(UMK_NIAS) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.05508375655 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_MADINA) - 5.715509578e-007*(UMK_MADINA) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.6107505739 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TAPSEL) - 5.715509578e-007*(UMK_TAPSEL) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = -0.3533461775 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TAPTENG) - 5.715509578e-007*(UMK_TAPTENG) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.002650171022 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TAPUT) - 5.715509578e-007*(UMK_TAPUT) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.4032439196 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TOBASA) - 5.715509578e-007*(UMK_TOBASA) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = 0.5879684935 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_LABUHANBATU) - 5.715509578e-007*(UMK_LABUHANBATU) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = 0.5895816266 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_ASAHAN) - 5.715509578e-007*(UMK_ASAHAN) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.7281161056 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_SIMALUNGUN) - 5.715509578e-007*(UMK_SIMALUNGUN) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = -0.07660755304 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_DAIRI) - 5.715509578e-007*(UMK_DAIRI) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = 0.03865432007 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_KARO) - 5.715509578e-007*(UMK_KARO) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 1.171978948 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_DELISERDANG) - 5.715509578e-007*(UMK_DELISERDANG) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.7290703011 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_LANGKAT) - 5.715509578e-007*(UMK_LANGKAT) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -1.622721895 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_SIBOLGA) - 5.715509578e-007*(UMK_SIBOLGA) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -1.075900475 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TANJUNGBALAI) - 5.715509578e-007*(UMK_TANJUNGBALAI) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.6133528603 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_PSIANTAR) - 5.715509578e-007*(UMK_PSIANTAR) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -1.158523369 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TEBINGTINGGI) - 5.715509578e-007*(UMK_TEBINGTINGGI) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = 0.7572198136 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_MEDAN) - 5.715509578e-007*(UMK_MEDAN) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.5319748384 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_BINJAI) - 5.715509578e-007*(UMK_BINJAI) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Lampiran � 9 Random Effects Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 12/09/09 Time: 21:20 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114 Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 12.23345 0.275568 44.39359 0.0000
PDRB? 5.75E-08 1.44E-08 3.997331 0.0001 UMK? -6.38E-07 1.54E-07 -4.155934 0.0001
TINGKATBUNGA -3.92E-05 0.000115 -0.339803 0.7347 Random Effects
(Cross) _NIAS--C 0.618419
_MADINA--C 0.119140 _TAPSEL--C 0.643689
_TAPTENG--C -0.272345 _TAPUT--C 0.070307
_TOBASA--C -0.337881 _LABUHANBATU--C 0.524855
_ASAHAN--C 0.457980 _SIMALUNGUN--C 0.721595
_DAIRI--C -0.014580 _KARO--C 0.078125
_DELISERDANG--C 0.996404 _LANGKAT--C 0.693058 _SIBOLGA--C -1.524676
_TANJUNGBALAI--C -0.994550 _PSIANTAR--C -0.546967
_TEBINGTINGGI--C -1.071076 _MEDAN--C 0.301988 _BINJAI--C -0.463483
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
Effects Specification Cross-section random S.D. / Rho 0.649306 0.9532
Idiosyncratic random S.D. / Rho 0.143863 0.0468 Weighted Statistics R-squared 0.209897 Mean dependent var 1.084924
Adjusted R-squared 0.188348 S.D. dependent var 0.162704 S.E. of regression 0.146583 Sum squared resid 2.363510 F-statistic 9.740760 Durbin-Watson stat 0.856347 Prob(F-statistic) 0.000009
Unweighted Statistics R-squared 0.391559 Mean dependent var 12.04325
Sum squared resid 54.11828 Durbin-Watson stat 0.037399
Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.6184191899 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_NIAS) - 6.380558004e-007*(UMK_NIAS) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.1191399626 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_MADINA) - 6.380558004e-007*(UMK_MADINA) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.643688649 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TAPSEL) - 6.380558004e-007*(UMK_TAPSEL) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = -0.2723452323 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TAPTENG) - 6.380558004e-007*(UMK_TAPTENG) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.07030666802 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TAPUT) - 6.380558004e-007*(UMK_TAPUT) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.3378812946 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TOBASA) - 6.380558004e-007*(UMK_TOBASA) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara
LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = 0.5248548603 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_LABUHANBATU) - 6.380558004e-007*(UMK_LABUHANBATU) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = 0.4579800474 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_ASAHAN) - 6.380558004e-007*(UMK_ASAHAN) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.7215949263 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_SIMALUNGUN) - 6.380558004e-007*(UMK_SIMALUNGUN) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = -0.01458000478 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_DAIRI) - 6.380558004e-007*(UMK_DAIRI) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = 0.07812485908 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_KARO) - 6.380558004e-007*(UMK_KARO) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.9964042452 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_DELISERDANG) - 6.380558004e-007*(UMK_DELISERDANG) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.6930577351 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_LANGKAT) - 6.380558004e-007*(UMK_LANGKAT) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -1.524676416 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_SIBOLGA) - 6.380558004e-007*(UMK_SIBOLGA) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.9945501439 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TANJUNGBALAI) - 6.380558004e-007*(UMK_TANJUNGBALAI) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.5469669658 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_PSIANTAR) - 6.380558004e-007*(UMK_PSIANTAR) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -1.071075862 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TEBINGTINGGI) - 6.380558004e-007*(UMK_TEBINGTINGGI) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = 0.3019880949 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_MEDAN) - 6.380558004e-007*(UMK_MEDAN) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.4634833178 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_BINJAI) - 6.380558004e-007*(UMK_BINJAI) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA)
Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara