10e00587

100
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh INDRA OLOAN NAINGGOLAN 087018007/EP SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 S E K O L A H P A S C A S A R J A N A Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Upload: sd-muh-purwo-i

Post on 27-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA

DI PROPINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

INDRA OLOAN NAINGGOLAN 087018007/EP

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009

S

EK O L A

H

PASCASAR J

ANA

id16297828 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA

DI PROPINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

INDRA OLOAN NAINGGOLAN 087018007/EP

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2009

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : Indra Oloan Nainggolan

Nomor Pokok : 087018007

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Menyetujui: Komisi Pembimbing

(Dr. Murni Daulay, SE., M.Si) (Drs. Iskandar Syarief, MA) Ketua Anggota Ketua Program Studi Direktur, (Dr. Murni Daulay, SE., M.Si) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc) Tanggal lulus : 09 Desember 2009

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Telah diuji pada

Tanggal : 09 Desember 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Murni Daulay, SE., M.Si

Anggota : 1. Drs. Iskandar Syarief, MA

2. Dr. Rahmanta Ginting, MS

3. Drs. Rujiman, MA

4. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

ABSTRAK

Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat ini sudah

mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara dengan menggunakan data panel. Dengan variable bebas Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota, Tingkat Bunga Kredit, Upah Minimum Kabupaten/Kota di Propinsi (UMK) sedangkan variabel terikat adalah kesempatan kerja. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Sumatera Utara dan Bank Indonesia dengan runtun waktu tahun 2002 � 2007. Metode analisis yang dipergunakan adalah Metode Generalized Least Square (GLS) dengan Random Effek Model (REM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota berpengaruh positif sebesar 76,38% dan signifikan, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berpengaruh negatip sebesar 53,06% dan signifikan, dan Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif sebesar 7,29% dan tidak signifikan terhadap kesempatan bekerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.

Kata Kunci: Kesempatan Kerja, Produk Domestik Regional Bruto, Tingkat Bunga Kredit, Upah Minimum Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

ABSTRACT

Unemployment is a labor issue that currently has reached a critical condition. The aim of this research is to analyze the factors that affect employment at the regency/city in North Sumatra Province using panel data. With independent variables Gross Regional Domestic Product (GDP) for regency/city, Interest Rate of Credit, Minimum Wage for regency/city while the dependent variable is employment. Data obtained from the Central Statistics Agency (BPS) of North Sumatra Province, Manpower and Transmigration Office of North Sumatra and Central Bank of Indonesia during 2002 - 2007.

The method used is General Least Square (GLS) with Random Effect Model (REM).

The results show that Gross Regional Domestic Product (GDP) regency/city has positively effect the employment as 76.38% and significant, Minimum Wage of regency/city has negatively effect the employment as 53.06% and significant, meanwhile the Interest Rate of Credit has negatively effect the employment as 7.29% and insignificant to the employment at the regency/city in North Sumatra Province. Keywords: Employment, Gross Regional Domestic Product, Interest Rate of Credit,

Minimum Wage of Regency/City of North Sumatra.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang maha Esa, yang

telah melimpahkan karunia-Nya dan memberikan kekuatan serta segala kemudahan

dalam menghadapi setiap masalah hidup, akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penulisan tesis yang berjudul �Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Kesempatan Kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara� sebagai

salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sains dalam Program Studi

Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Tesis ini penulis selesaikan dengan usaha, bantuan bimbingan dan dorongan

dari berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, D.M.T.&H., Sp.A (K)., Rektor Universitas

Sumatera Utara (USU).

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara (USU).

3. Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si, Ketua Program Studi Magister Ekonomi

Pembangunan Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Ketua Pembimbing

yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat dibimbingnya

dalam penulisan tesis ini.

4. Bapak Drs. Iskandar Syarief, M.A, sebagai Anggota Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, pemikiran dan arahannya kepada penulis.

5. Bapak Dr. Rahmanta Ginting, M.S, Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si dan Drs.

Rujiman, M.A sebagai Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan

masukan dan saran dalam penulisan tesis ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan

Universitas Sumatera Utara.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

7. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Program Studi Magister Ekonomi

Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XIV dan sebelumnya yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan memberikan bantuan moril

kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.

9. Rekan-rekan di Kantor Balai Diklat Industri Regional I Medan yang memberikan

dukungan moril kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.

10. Orang tua tercinta yang sangat saya sayangi dan hormati yang tidak henti-

hentinya memberikan dukungan moril serta doa kepada penulis untuk

menyelesaikan penulisan tesis ini.

11. Istriku tercinta, D. Br. Saragih serta anak-anakku, yang terus memberikan doa

serta dorongan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang berlipat ganda

atas seluruh kebaikan yang diberikannya kepada penulis.

Medan, Desember 2009

Indra Oloan Nainggolan

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Nama : INDRA OLOAN NAINGGOLAN

Agama : Kristen Protestan

Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran Kota/12 Juni 1974

Jenis Kelamin : Laki-laki

Warga Negara : Indonesia

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Alamat : Jl. Rakyat Gg. Lubuk Raya No. 130 c Medan

Nama Istri : D. Br. Saragih

Nama Orang Tua Laki-laki : M. Nainggolan

Nama Orang Tua Perempuan : H. Br. Sitanggang

Riwayat Pendidikan Formal

Sekolah Dasar : SD Negeri No. 010097 Kisaran 1982 - 1988

Sekolah Menengah Pertama : SMP Sw. RK. Panti Budaya Kisaran 1988 - 1991

Sekolah Menengah Atas : SMA Negeri 2 Kisaran 1991 - 1994

Sarjana Teknik : Institut Sains & Teknologi

T.D. Pardede Medan 1994 - 1999

Sekolah Pascasarjana : U S U � Medan 2008 - 2009

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... i ABSTRACT...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii RIWAYAT HIDUP......................................................................................... v DAFTAR ISI................................................................................................... vi DAFTAR TABEL........................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah .............................................................. 6

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 7

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 8

2.1 Pengertian Ketenagakerjaan.................................................. 8

2.2 Permintaan Tenaga Kerja dari Sisi Perusahaan .................... 13

2.3 Pertumbuhan Ekonomi.......................................................... 16

2.4 Upah Tenaga Kerja ............................................................... 21

2.5 Pengertian Investasi .............................................................. 23

2.6 Tingkat Bunga dalam Investasi............................................. 27

2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesempatan Kerja ..................................................................................... 28

2.8 Penelitian Terdahulu ............................................................. 30

2.9 Kerangka Pemikiran.............................................................. 32

2.10 Hipotesis Penelitian............................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 33

3.1 Ruang Lingkup Penelitian..................................................... 33

3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian ......................................... 33

3.3 Model Analisis ...................................................................... 34

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

3.4 Definisi Operasional.............................................................. 34

3.5 Metode Analisis .................................................................... 35

3.6 Uji Chow (Chow Test) .......................................................... 36

3.7 Hausman Test ....................................................................... 37

3.8 Uji Kesesuaian/Fit of Goodness Test .................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 40 4.1 Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara.......................... 40 4.1.1 Lokasi dan Keadaan Geografis ................................... 40 4.1.2 Penduduk dan Tenaga Kerja ....................................... 41 4.2 Gambaran Umum Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kesempatan Kerja ................................................................. 47 4.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)................. 47 4.2.2 Tingkat Bunga Kredit di Propinsi Sumatera Utara ..... 50 4.2.3 Upah Minimum ........................................................... 51 4.3 Analisis dan Pembahasan Penelitian..................................... 53 4.3.1 Uji F atau Uji Chow .................................................... 53 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 65 5.1 Kesimpulan ........................................................................... 65 5.2 Saran...................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 67

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi ............................................... 44

4.2 Penduduk yang Bekerja dan Penganggur Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Kabupaten/Kota................................................. 45

4.3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Penganggur Terbuka (TPT) Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Kabupaten/Kota................................................. 46

4.4 PDRB Menurut Kabupaten/Kota Atas Harga Konstan Tahun 2000.................................................................................... 49

4.5 Perkembangan Suku Bunga Kredit Tertimbang Sumatera Utara . 50

4.6 Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002 - 2007 ........................................................................ 51

4.7 Hasil Uji Chow.............................................................................. 55

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Penyediaan dan Permintaan Tenaga Kerja...................................... 11 2.2 Kurva Hukum Okun........................................................................ 17 2.3 Kerangka Pemikiran........................................................................ 32

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Data Kesempatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002 - 2007 .............................................................................. 69

2. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota Tahun 2002 - 2007 .............................................................................. 70 3. Data Tingkat Bunga Kredit Tertimbang Tahun 2002 - 2007.............. 71 4. Data Upah Minimum Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2002-2007 ................................................................................ 72 5. Hasil Estimasi Common Intercept (Pooled Least Squares)................ 73 6. Hasil Estimasi Fixed Effects ............................................................... 75 7. Hasil Estimasi Random Effects............................................................ 78 8. Hasil Estimasi Fixed Effects ............................................................... 81 9. Hasil Estimasi Random Effects .......................................................... 84

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi bertujuan antara lain pencapaian pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan kemiskinan, menjaga kestabilan harga

dengan selalu memperhatikan tingkat inflasi, menjaga keseimbangan neraca

pembayaran, perhatian yang cukup terhadap neraca perdagangan, pendistribusian

pendapatan yang lebih adil dan merata, tumbuhnya investasi-investasi dan mengatasi

pengangguran.

Salah satu masalah yang cukup serius dihadapi Indonesia dewasa ini adalah

masalah pengangguran. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat

ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur dan

setengah penganggur mengalami peningkatan. Sebaliknya pengangguran dan

setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber

daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama

kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat

menghambat pembangunan dalam jangka panjang (Depnakertrans, 2004).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung meningkat dalam beberapa tahun,

namun peningkatan tersebut belum dibarengi dengan pengurangan laju

pengangguran. Umumnya jika terjadi pertumbuhan ekonomi, maka tenaga kerja yang

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

terserap oleh sektor-sektor ekonomi meningkat sehingga laju pengangguran menurun

atau berkurang.

Meningkatnya angka pengangguran disebabkan karena ketidakseimbangan

pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja. Adanya kesenjangan

antara angkatan kerja dan lapangan kerja tersebut berdampak terhadap perpindahan

tenaga kerja (migrasi) baik secara spasial antara desa-kota maupun secara sektoral.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Todaro (2000) yang menjelaskan bahwa terjadinya

perpindahan penduduk disebabkan oleh tingginya upah atau pendapatan yang dapat

diperoleh di daerah tujuan. Kesenjangan upah/pendapatan yang besar antara desa atau

daerah dan kota mendorong penduduk desa atau daerah untuk datang dan mencari

pekerjaan di kota.

Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang

membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per kapita mengakibatkan semakin

cepat perubahan struktur ekonomi dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu

lainnya yang mendukung proses tersebut seperti manusia (tenaga kerja), bahan baku,

dan teknologi tersedia (Tambunan, 2001).

Melihat data statistika Sumatera Utara dalam angka (2002), jumlah penduduk

Sumatera utara yang merupakan angkatan kerja adalah sebanyak 5,28 juta jiwa yang

terdiri dari 4,93 juta jiwa terkategori bekerja dan sebesar 0,36 juta jiwa terkategori

mencari kerja dan tidak bekerja (pengangguran terbuka). Penduduk Sumatera Utara

yang bekerja ini sebagian besar bekerja pada sektor pertanian yaitu 55,56 persen.

Sektor kedua terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Sumatera Utara adalah sektor

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 16,45 persen. Sektor lain yang cukup

besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa (termasuk

pegawai negeri sipil), yaitu sebesar 11,25 persen, sementara penduduk yang bekerja

di sektor industri hanya sekitar 322.807 orang atau 6,55 persen saja.

Kesempatan kerja itu timbul karena adanya investasi dan usaha untuk

memperluas kesempatan kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan investasi, laju

pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Strategi pembangunan yang diterapkan

juga akan mempengaruhi usaha perluasan kesempatan kerja. Strategi pembangunan

dan sasaran tujuan nasional harus benar-benar memperhatikan aspek sumber daya

manusia dalam memasuki lapangan kerja, orientasi untuk peningkatan GDP (Gross

Domestic Product) harus terlebih dahulu diikuti oleh peningkatan kualitas

pendidikan, kesehatan dan ketrampilan yang memadai agar dalam pembangunan

tersebut peningkatan GDP (Gross Domestic Product) juga diikuti dengan peningkatan

produktivitas kerja.

Menurut Tambunan (2001), Investasi merupakan suatu faktor krusial bagi

kelangsungan proses pembangunan ekonomi (sustainable development), atau

pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dengan adanya kegiatan produksi maka

terciptalah kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat, yang selanjutnya

menciptakan/meningkatkan permintaan di pasar. Jadi pendapat di atas menjelaskan

tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh investasi, di mana munculnya investasi akan

mendorong kesempatan kerja dan peningkatan terhadap pendapatan. Peningkatan

pendapatan akan menambah tabungan masyarakat, dan peningkatan tabungan

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

masyarakat akan mendorong peningkatan investasi disebabkan oleh bunga bank yang

cukup rendah sehingga banyak pengusaha untuk menginvestasikan modalnya ke

sektor ekonomi. Dengan adanya penanaman modal yang dilakukan pihak swasta baik

yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri, diharapkan dapat memacu

ekonomi dan akan menciptakan multiplier effect, di mana kegiatan tersebut akan

merangsang kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya dan pada akhirnya akan memperluas

kesempatan kerja dan meringankan masyarakat.

Kesempatan kerja tidak hanya menyangkut permasalahan bidang ekonomi,

melainkan permasalahan di bidang sosial, terutama di masa-masa krisis ekonomi

beberapa waktu yang lalu. Permasalahan kesempatan kerja sebenarnya bukan hanya

menyangkut bagaimana ketersediaan lapangan kerja bagi angkatan kerja, akan tetapi

mempertanyakan apakah lapangan kerja yang ada cukup mampu memberi imbal jasa

yang layak bagi pekerja.

Angkatan kerja yang telah bekerja tersebut tersebar di sektor-sektor ekonomi

yang ada dan sebagian besar berada di sektor industri, perdagangan, dan keuangan.

Kondisi ini sejalan dengan kontribusi sektor ekonomi terhadap PDRB Kabupaten/

Kota di Propinsi Sumatera Utara. Peningkatan investasi akan meningkatan

kesempatan kerja dan peningkatan upah akan menurunkan kesempatan kerja.

Tingkat bunga merupakan salah satu pedoman bagi investor yang digunakan

sebagai pembanding apakah investasi yang ditanamkan menguntungkan atau tidak.

Jika tingkat return dari suatu investasi lebih rendah dari tingkat suku bunga bank

maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut tidak menguntungkan. Jika tingkat

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

bunga kredit investasi mengalami kenaikan, maka umumnya para pelaku bisnis akan

menahan diri dalam melakukan investasi. Penurunan nilai investasi ini akan

berdampak terhadap berkurangnya aktivitas usaha dari pelaku bisnis. Berkurangnya

aktivitas usaha ini sekaligus juga akan berdampak terhadap berkurangnya

penggunaan tenaga kerja.

Peranan kredit yang diberikan oleh perbankan di dalam pertumbuhan ekonomi

dapat berarti penciptaan lapangan kerja, baik melalui perluasan produksi dan kegiatan

usaha lainnya maupun melalui pengaruhnya dalam mendorong munculnya unit-unit

usaha baru. Selain itu, kredit perbankan dapat diarahkan untuk pemerataan

kesempatan berusaha yang antara lain melalui alokasi pemberian kredit menurut

prioritas pembangunan dan golongan ekonomi sehingga pada gilirannya dapat

memperluas pemerataan hasil-hasil pembangunan.

Permintaan kredit oleh pengusaha tidak akan meningkat apabila iklim

investasi di daerah tidak mendukung. Dukungan terhadap iklim investasi dapat

berasal dari pemerintah daerah. Saat ini banyak pengusaha yang mengeluh masalah

perizinan usaha dan peraturan-peraturan daerah. Sulitnya mendapat perizinan dan

banyaknya peraturan daerah (perda) menyebabkan sektor riil mengalami hambatan.

Faktor tingkat upah masuk ke dalam penelitian ini karena secara teoritis

permintaan tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat upah. Ditinjau dari faktor

upah, selama ini masalah yang sering timbul dalam hal pengupahan adalah adanya

perbedaan pengertian dan kepentingan mengenai upah antara pengusaha dan pekerja.

Sehingga dalam hal ini diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasi perbedaan

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

kepentingan tersebut. Perbaikan upah berarti peningkatan pendapatan dan daya beli

masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat akan meningkatkan permintaan

akan barang dan jasa yang kemudian pada gilirannya secara makro mendorong

perusahaan untuk berkembang.

Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan suatu penelitian dengan

judul �Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja pada

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara�.

1.2. Perumusan Masalah

Sejalan dengan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya maka

perumusan masalah penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan

kerja pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap kesempatan

kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara?

2. Bagaimana pengaruh Tingkat Bunga Kredit terhadap kesempatan kerja pada

Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara?

3. Bagaimana pengaruh Tingkat Upah terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/

Kota di Propinsi Sumatera Utara?

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dilakukannya penelitian

ini, sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap

kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.

2. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Bunga Kredit terhadap kesempatan kerja

pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.

3. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Upah terhadap kesempatan kerja pada

Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini diharapkan antara lain:

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui faktor-

faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi

Sumatera Utara.

2. Sebagai masukan/input bagi Pemerintah pada kabupaten/kota di Propinsi

Sumatera Utara dalam mengambil keputusan mengenai rencana peningkatan

kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran.

3. Sebagai bahan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi penulis.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Ketenagakerjaan

Untuk membahas masalah kesempatan kerja berarti harus memahami tentang

konsep ketenagakerjaan yang umum berlaku, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Tenaga kerja (manpower) atau penduduk usia kerja (UK), adalah penduduk

dalam usia kerja (berusia 15 tahun keatas) atau jumlah seluruh penduduk

dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada

permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam

aktivitas tersebut. Penerapan penduduk usia kerja di atas 15 tahun adalah

setelah ILO (International Labour Organization) menginstruksi agar batas

awal usia kerja adalah setelah 15 tahun. Sedangkan pada statistik Indonesia

sejak tahun 1971 batas usia kerja adalah bilamana seseorang sudah berumur

10 tahun atau lebih. Semenjak dilaksanakan SAKERNAS (Survei Angkatan

Kerja Nasional) 2001, batas usia kerja yang semula 10 tahun atau lebih

dirubah menjadi 15 tahun atau lebih mengikuti definisi yang dianjurkan ILO.

2. Angkatan kerja (labor force), adalah bagian dari tenaga kerja yang

sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, atau berusaha terlibat

dalam kegiatan produksi barang dan jasa. Dalam hal ini adalah penduduk

yang kegiatan utamanya selama seminggu yang lalu bekerja (K), atau sedang

mencari pekerjaan (MP). Untuk kategori bekerja apabila minimum bekerja

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

selama 1 jam selama seminggu yang lalu untuk kegiatan produktif sebelum

pencacahan dilakukan. Mencari pekerjaan adalah seseorang yang kegiatan

utamanya sedang mencari pekerjaan, atau sementara sedang mencari

pekerjaan dan belum bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu. Jadi

angkatan kerja dapat diformulasikan melalui persamaan identitas sebagai

berikut: AK = K + MP. Penjumlahan angka-angka angkatan kerja dalam

bahasa ekonomi disebut sebagai penawaran angkatan kerja (labour supply).

Sedangkan penduduk yang berstatus sebagai pekerja atau tenaga kerja

termasuk ke dalam sisi permintaan (labour demand).

3. Bukan Angkatan Kerja (unlabour force), adalah penduduk yang berusia kerja

(15 tahun ke atas), namun kegiatan utama selama seminggu yang lalu adalah

sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Apabila seseorang yang sedang

sekolah, mereka bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu, tetapi

kegiatan utamanya adalah sekolah, maka individu tersebut tetap masuk ke

dalam kelompok bukan angkatan kerja. Mereka yang tercatat lainnya

jumlahnya tidak sedikit dan mungkin sebagian besar masuk ke dalam transisi

antara sekolah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi

atau tidak dalam kategori bukan angkatan kerja (BAK). Jadi jumlah usia kerja

(UK) apabila dilihat melalui persamaan identitas adalah sebagai berikut:

UK = AK +BAK

4. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labour force participation rate), adalah

menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut, yaitu membandingkan

angkatan kerja dengan tenaga kerja. Untuk menghitung tingkat partisipasi

angkatan kerja (TPAK) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

TPAK = AK/UK x 100%

5. Tingkat pengangguran (unemployment rate), adalah angka yang menunjukkan

berapa banyak dari jumlah angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan,

yaitu membandingkan jumlah orang yang mencari pekerjaan dengan jumlah

angkatan kerja. Tingkat pengangguran (TP) dapat dirumuskan sebagai

berikut: TP=MP/AK x 100%.

Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan atau demand

dalam masyarakat. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan

tingkat upah. Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan

dan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja. Besar penempatan (jumlah orang

yang bekerja atau tingkat employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan

dan permintaan tersebut. Selanjutnya, besarnya penyediaan dan permintaan tenaga

kerja dipengaruhi oleh tingkat upah.

Dalam ekonomi Neoklasik bahwa penyediaan atau penawaran tenaga kerja

akan bertambah bila tingkat upah bertambah. Sebaliknya permintaan terhadap tenaga

kerja akan berkurang bila tingkat upah meningkat. Ini dilukiskan dengan garis DD

pada Gambar 2.1.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Sumber: (Suparmoko, 2000)

Gambar 2.1. Penyediaan dan Permintaan Tenaga Kerja

Dengan asumsi bahwa semua pihak mempunyai informasi yang lengkap

mengenai pasar kerja, maka teori neoklasik beranggapan bahwa jumlah penyediaan

tenaga kerja selalu sama dengan permintaan. Keadaan pada saat penyediaan tenaga

sama dengan permintaan dinamakan titik ekuilibrium (titik E). Dalam hal penyediaan

tenaga kerja sama dengan permintaan, tidak terjadi pengangguran.

Dalam kenyataan, titik ekuilibirium itu tidak pernah tercapai karena informasi

tidak pernah sempurna dan hambatan-hambatan institusional selalu ada. Upah yang

berlaku (W) pada umumnya lebih besar dari pada upah ekuilibrium (We). Pada

tingkat upah Wi, jumlah penyediaan tenaga adalah Ls sedang permintaan hanya

sebesar Ld. Selisih antara Ls dan Ld merupakan jumlah penganggur. Tiap negara

S

D

D

S

Wi

We E

Ld Le Ls Tenaga kerja, Penempatan, Penganggur

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

memberikan pengertian yang berbeda mengenai definisi bekerja dan menganggur,

dan definisi itu dapat berubah menurut waktu.

2.1.1. Kesempatan Kerja

Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam proses produksi yang lain

seperti tanah, modal dan lain-lain. Maka manusia merupakan penggerak bagi seluruh

faktor-faktor produksi tersebut. Istilah kesempatan kerja mengandung pengertian

lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu

kegiatan ekonomi (produksi). Dengan demikian pengertian kesempatan kerja adalah

mencakup lapangan perkerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang

masih lowong. Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong tersebut (yang

mengandung arti adanya kesempatan), kemudian timbul kebutuhan akan tenaga kerja.

Kebutuhan tenaga kerja nyata-nyata diperlukan oleh perusahaan/lembaga menerima

tenaga kerja pada tingkat upah, posisi, dan syarat kerja tertentu. Data kesempatan

kerja secara nyata sulit diperoleh, maka untuk keperluan praktis digunakan

pendekatan bahwa jumlah kesempatan kerja didekati melalui banyaknya lapangan

kerja yang terisi yang tercermin dari jumlah penduduk yang bekerja.

Kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada pemikiran bahwa tenaga kerja dalam

masyarakat merupakan salah satu faktor yang potensial untuk pembangunan ekonomi

secara keseluruhan, dengan demikian jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar

dapat menentukan percepatan laju pertumbuhan ekonomi. Kesempatan kerja yang

tersedia dan kualitas tenaga kerja yang digunakan akan menentukan proses

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

pembangunan ekonomi untuk menjalankan proses produksi dan juga sebagai pasar

barang dan jasa.

2.2. Permintaan Tenaga Kerja dari Sisi Perusahaan

Dalam memperkirakan penggunaan tenaga kerja perusahaan akan melihat

tambahan output yang akan diperolehnya sehubungan dengan penambahan seorang

tenaga kerja. Untuk menganalisis hal tersebut digunakan beberapa asumsi, ini berarti

setiap rumah tangga perusahaan sebagai individu tidak dapat mempengaruhi harga

atau menghasilkan produksi (output) maupun untuk faktor-faktor produksi (input)

yang digunakan dalam industri adalah suatu faktor yang harus diterima.

Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi dikombinasikan dengan

faktor-faktor produksi lainnya khususnya modal akan dapat menghasilkan suatu

output berupa barang dan jasa. Oleh karena itu rumah tangga perusahaan dalam

kegiatan menghasilkan produksinya membutuhkan atau meminta jasa tenaga kerja.

Dengan suatu asumsi perusahaan dalam menghasilkan outputnya

menggunakan faktor tenaga kerja dan modal (dalam jangka pendek), di mana faktor

modal jumlahnya tetap, maka secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai

berikut:

Q = f (L, K)

Di mana:

Q = Jumlah output yang dihasilkan

L = Jumlah sumber tenaga kerja (jasa tenaga kerja)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

K = Jumlah sumber modal (jasa barang modal)

Model yang akan digunakan untuk menjelaskan kesempatan kerja dapat

didekati dari fungsi permintaan Hicksian. Fungsi permintaan Hicksian diturunkan

dari kondisi minimisasi biaya sebuah unit usaha. Misalnya untuk memproduksi suatu

output diperlukan dua faktor input, yaitu tenaga kerja (L) dengan upah per unitnya w

dan modal kerja (K) dengan biaya modal sebesar r. Kondisi tersebut secara matematis

dapat ditulis sebagai berikut:

Q = f (K, L) .................................................................................. 1

Sedangkan biaya totalnya dapat dijabarkan sebagai berikut:

TC = wL + rK ............................................................................... 2

Dengan minimisasi biaya total untuk setiap n faktor input produksi, dan

menempatkan persamaan (1) sebagai kendala dan persamaan (2) sebagai tujuan, maka

melalui metode langrange fungsi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

ℓ = wL + rK + ë(Q � f(K,L) ............................................................... 3

Turunan parsial (pertama) yang merupakan kondisi perlu untuk masalah optimasi

terhadap K, L dan ë harus sama dengan nol adalah sebagai berikut:

∂ℓ ∂f (K,L) = ℓL = w � ë = 0 .............................................................. 4 ∂L ∂L ∂ℓ ∂f (K,L) = ℓK = r � ë = 0 .............................................................. 5 ∂K ∂K

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

∂ℓ = ℓë = Q � f (K,L) = 0 .............................................................. 6 ∂ë

Dengan memanipulasi pers (4) dan (5), maka akan diperoleh:

w r w MPL = atau = .......................................................... 7 MPL MPK r MPK Sedangkan ë secara ekonomi dapat diinterpretasikan sebagai suatu biaya marginal

(marginal cost = MC). Dari persamaan (4) dan (5) dapat diperoleh nilai pengganda

langrange sebagai berikut:

w r ë* = = ............................................................................ 8 MPL MPK

w merupakan harga per unit faktor input tenaga kerja dan r merupakan harga per unit

faktor input kapital, sedangkan MPL adalah besarnya tambahan output sebagai akibat

adanya kenaikan per unit faktor input tenaga kerja dan MPK adalah besarnya

tambahan output sebagai akibat adanya kenaikan per unit faktor input kapital. Dengan

demikian:

w r ë* = = merupakan marginal cost MPL MPK

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil proses

minimisasi total cost (TC) akan diperoleh nilai optimal dari penggunaan faktor input

(L,K) dan dengan demikian fungsi permintaan dari faktor input (L,K) ini adalah

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

fungsi dari harga input (w, r) dan tingkat produksinya (Q) yang secara matematika

dapat dinyatakan sebagai berikut:

L* = L* (w, r, Q) ���������������� 9

Merupakan fungsi permintaan tenaga kerja.

K* = K* (w, r, Q) .............................................................. 10

Merupakan fungsi permintaan kapital.

2.3. Pertumbuhan Ekonomi

Seseorang ahli ekonomi, Okun yang memperkenalkan Hukum Okun

(Mankiw, 2000) menyatakan bahwa terdapat kaitan yang erat antara tingkat

pengangguran dengan GDP (Gross Domestic Product) riil, di mana terdapat

hubungan yang negatif antara tingkat pengangguran dengan GDP riil. Pernyataan ini

dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kesempatan kerja

dengan GDP riil. Okun menggunakan data tahunan dari Amerika Serikat untuk

menunjukkan hukum Okun ini seperti terlihat pada Gambar 2.2.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Perubahan persentase dalam GDP riil

Garis titik sebaran setiap pengamatan

Perubahan dalam tingkat Pengangguran Sumber: (Mankiw, 2000)

Gambar 2.2. Kurva Hukum Okun

Gambar 2.2 di atas ini merupakan titik sebar dari perubahan dalam tingkat

pengangguran pada sumbu horizontal dan perubahan persentase dalam GDP riil pada

sumbu vertikal. Gambar ini menunjukkan dengan jelas bahwa perubahan dalam

tingkat pengangguran tahun ke tahun sangat erat kaitannya dengan perubahan dalam

GDP riil tahun ke tahun, seperti terlihat pada garis titik sebar pengamatan yang

berslope negatif.

Salah satu masalah yang biasa muncul dalam ketenagakerjaan adalah

ketidakseimbangan anatara permintaan akan tenaga kerja (demand for labour) dan

penawaran tenaga kerja (supply of labour) pada suatu tingkat upah.

Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa:

1. Lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga kerja

(adanya excess supply of labour).

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

2. Lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja (adanya excess

demand for labour).

Apabila jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama

dengan jumlah tenaga kerja yang diminta, maka tidak akan ada excess supply for

labour maupun excess demand for labour. Pada kondisi seperti ini berarti terjadi

tingkat upah keseimbangan di mana semua orang yang ingin bekerja telah dapat

bekerja, berarti tidak ada orang yang menganggur. Apabila terjadi excess supply of

labour berarti ada orang yang menganggur pada tingkat upah tertentu, sedangkan

apabila terjadi excess demand of labour berarti masih ada kemungkinan tenaga kerja

dapat melakukan negoisasi upah sesuai keinginannya di atas upah keseimbangan.

Lewis (Subri, 2003) dalam teorinya mengemukakan bahwa kelebihan pekerja

merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah, di mana kelebihan pekerja satu

sektor ekonomi akan memberikan andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan

pekerja di sektor lain. Lebih murahnya biaya upah asal pedesaaan terutama dari

sektor pertanian akan dapat menjadi pendorong bagi pengusaha perkotaan untuk

memanfaatkan pekerja tersebut dalam pengembangan industri modern perkotaan.

Selama berlangsungnya proses industrialisasi, maka kelebihan penawaran pekerja

di sektor pertanian akan terserap.

Fei-Ranis (Subri, 2003) dalam teorinya mengemukakan bahwa ada tiga

tahapan pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan tenaga kerja. Tahapan

tersebut adalah:

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

a. Para penganggur semu (yang tidak menambah output pertanian) dialihkan ke

sektor industri dengan upah institusional yang sama.

b. Tahap di mana pekerja pertanian menambah output tetapi memproduksi lebih

kecil dari upah institusioanal yang mereka peroleh dapat pula dialihkan ke sektor

industri.

c. Tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian

menghasilkan output lebih besar dari perolehan upah institusional, maka dalam

kondisi seperti ini kelebihan pekerja terserap ke sektor jasa dan industri yang

meningkat terus-menerus sejalan dengan pertumbuhan output dan perluasan

usahanya.

Harrod-Domar (Todaro, 2000) dalam teori pertumbuhannya menyatakan

bahwa secara definitif tingkat pertumbuhan output (Y) dikurangi dengan tingkat

pertumbuhan produktivitas tenaga kerja (Y/L) kurang lebih sama dengan

pertumbuhan kesempatan kerja (L). Secara matematis hubungan-hubungan tersebut

dapat disajikan sebagai berikut:

∆Y - ∆(Y/L) = ∆L ��������������������. (11) Y Y/L L

Sementara itu menurut Todaro (2000), bahwa faktor-faktor atau komponen

pertumbuhan ekonomi yang penting dalam masyarakat adalah sebagai berikut:

a. Akumulasi modal, termasuk semua investasi baru dalam bentuk tanah, peralatan

fisik, dan sumber daya manusia.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

b. Perkembangan populasi, yang akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan

angkatan kerja walaupun terlambat.

c. Kemajuan teknologi, terutama untuk sektor industri.

Dengan menggunakan teori Harrod-Domar, Todaro menekankan bahwa

pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya dengan

lebih mengutamakan perkembangan sektor-sektor ekonomi yang padat karya seperti

sektor pertanian dan industri-industri berskala kecil.

Apabila pertumbuhan ekonomi dilihat dari pertambahan output dalam bentuk

GDP konstan, maka akan menghilangkan unsur inflasi di dalamnya. Sementara itu

di sisi lain inflasi ini sebenarnya dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang pada

akhirnya akan dapat menciptakan kesempatan kerja.

Di lain pihak, Arsyad (2000) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

daerah diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan

penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Hal ini berarti

bahwa pertumbuhan ekonomi daerah secara langsung ataupun tidak langsung akan

menciptakan lapangan kerja.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tolak ukur dari keberhasilan

pembangunan ekonomi suatu daerah diantaranya adalah PDRB daerah tersebut dan

pertumbuhan penduduk yang bermuara pada tingkat kesempatan kerja. PDRB

menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan

faktor-faktor produksi. PDRB juga merupakan jumlah dari nilai tambah yang

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

diciptakan dari seluruh aktivitas ekonomi suatu daerah atau sebagai nilai produksi

barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah. Mengambil analisis makro Produk

Domestik Regional Bruto, Mankiw (2000) menjelaskan bahwa secara umum PDRB

dapat dihitung berdasarkan harga konstan atau berdasarkan harga berlaku. PDRB

menurut harga konstan adalah merupakan ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih

baik, sebab perhitungan output barang dan jasa perekonomian yang dihasilkan tidak

dipengaruhi oleh perubahan harga.

2.4. Upah Tenaga Kerja

Membahas mengenai upah terutama upah minimum sering terjadi perdebatan,

di mana kebanyakan para ekonom menyatakan bahwa kebijakan peningkatan upah

minimum sering menyebabkan terjadinya pengangguran untuk sebagian pekerja.

Namun mereka berpendapat bahwa pengorbanan itu setimpal untuk mengentaskan

kemiskinan kelompok masyarakat lainnya.

Sementara itu kajian tentang upah minimum yang dilakukan oleh Carl, Katz,

dan Krueger (dalam Mankiw, 2000) menemukan suatu hasil bahwa peningkatan upah

minimum ternyata malah meningkatkan jumlah pekerja. Kajian ini dilakukan pada

beberapa restoran cepat saji di New Jersey dan Pennsylvania Amerika Serikat. Dalam

kajian ini dijelaskan dalam restoran-restoran cepat saji di New Jersey meningkatkan

upah minimum, sedangkan restoran-restoran cepat di Pennsylvania tidak menaikkan

upah minimum pada saat yang sama. Menurut teori standar, seperti yang diungkapkan

oleh Brown (Mankiw, 2000) bahwa ketika pemerintah mempertahankan upah agar

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

tidak mencapai tingkat equlibrium, hal itu dapat menimbulkan kekakuan upah yang

menyebabkan pengangguran. Pengangguran ini terjadi ketika upah berada di atas

tingkat yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan, di mana jumlah tenaga

kerja yang ditawarkan melebihi jumlah permintaan tenaga kerja. Oleh sebab itu

peningkatan upah minimum mengurangi jumlah tenaga kerja yang diminta oleh

perusahaan, terutama bagi tenaga kerja yang tidak terdidik dan kurang

berpengalaman. Namun kenyataannya dalam kasus kesempatan kerja di restoran-

restoran New Jersey berlawanan dengan teori standar, di mana kesempatan kerja yang

seharusnya menurun dibandingkan dengan kesempatan kerja di restoran-restoran

Pennsylvania, ternyata dari data yang ada menunjukkan bahwa kesempatan kerjanya

semakin meningkat.

Selanjutnya Suryahadi (2003) menemukan bahwa koefisien dari upah

minimum untuk semua pekerja dan seluruh segmen dari angkatan kerja adalah

negatif, kecuali pekerja kerah putih (white collar). Hasil ini konsisten dengan prediksi

dari kerangka teoritis bahwa upah minimum akan mereduksi kesempatan kerja dari

pekerja dengan skill yang rendah di sektor formal. Sementara itu kenaikan dalam

upah minimum sebesar 10% akan meningkatkan kesempatan kerja dari pekerja kerah

putih sebanyak 10%. Kesimpulan Suryahadi secara umum sama dengan Anonim

(2002). Anonim menambahkan bahwa dampak negatif kenaikan upah minimum dapat

meningkatkan pengangguran untuk perempuan dan pekerja usia muda, pekerja

berpendidikan rendah, pekerja penuh waktu, dan pekerja paruh waktu.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

2.5. Pengertian Investasi

Penanaman modal atau lebih sering disebut investasi mempunyai banyak

pengertian yang berbeda diantara para pakar ekonomi. Deliarnov (2002)

mengemukakan bahwa investasi merupakan pengeluaran perusahaan secara

keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku/material, mesin-

mesin dan peralatan pabrik serta semua peralatan modal lain yang diperlukan dalam

proses produksi. Pengeluaran untuk keperluan bangunan kantor pabrik tempat tinggal

karyawan dan bangunan konstruksi lainnya. Perubahan nilai stok atau barang

cadangan sebagai akibat dari perubahan jumlah dan harga.

Todaro (2000), menyatakan bahwa sumber daya yang akan digunakan untuk

meningkatkan pendapatan dan konsumsi di masa yang akan datang disebut sebagai

investasi. Dengan demikian investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau

perbelanjaan penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-

barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

perekonomian sehingga investasi disebut juga dengan penanaman modal atau

pembentukan modal.

Harrod-Domar (Subri, 2003) dalam teorinya menyatakan bahwa investasi

tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi.

Kapasitas produksi yang membesar tersebut membutuhkan jumlah tenaga kerja yang

besar pula, di mana dalam kondisi seperti ini diasumsikan bahwa tenaga kerja

meningkat secara geometris dan selalu full employment.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Ada tiga bentuk pengeluaran investasi, yakni (1) investasi tetap bisnis

(business fixed investment) mencakup peralatan dan struktur yang perusahaan beli

untuk proses produksi. (2) investasi residensial (residential invesment) mencakup

perumahan baru yang orang beli untuk ditinggali dan yang dibeli tuan tanah untuk

disewakan. (3) investasi persediaan (inventory investment) mencakup barang-barang

yang diperusahaan di tempatkan di gudang, termasuk bahan-bahan dan perlengkapan,

barang setengah jadi dan barang jadi (Mankiw, 2000).

Menurut Tambunan (2001), di dalam neraca nasional atau struktur PDB

menurut penggunaannya, investasi didefinisikan sebagai pembentukan modal/kapital

tetap domestik (domestic fixed capital formation). Investasi dapat dibedakan antara

investasi bruto (pembentukan modal tetap domestik bruto) dan investasi neto

(pembentukan modal tetap domestik neto).

Menurut definisi dari Badan Pusat Statistik (BPS), pembentukan modal tetap

adalah pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan, atau pembelian barang-barang

modal baru (bukan barang-barang konsumsi) baik dari dalam negeri maupun impor,

termasuk barang modal bekas dari luar negeri. Pembentukan modal tetap yang

dicakup hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor ekonomi di dalam negeri

(domestik). Menurut Sadono Sukirno (2002) �Investasi, yang lazim disebut juga

dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen

kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat�.

Kutipan di atas menerangkan bahwa tabungan dari sektor rumah tangga,

melalui institusi-institusi keuangan, akan mengalir ke sektor perusahaan. Apabila para

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, maka

pengeluaran tersebut dinamakan investasi.

Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau

pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-

barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam

perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian

tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dimasa yang akan datang. Ada

kalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang

lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.

Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang

dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi

(pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/pembelanjaan

yang berikut:

1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan

produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

2. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor,

bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan

barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan

pendapatan nasional.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan Investasi

Bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam

perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila

investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.

Menurut BPS yang dikutip oleh Tambunan (2001), cakupan dari barang-

barang modal tetap adalah sebagai berikut:

a. Barang modal baru dalam bentuk konstruksi (bangunan tempat tinggal dan bukan

tempat tinggal, jalan dan bandara), mesin-mesin. Alat angkutan dan

perlengkapannya, yang mempunyai umur pemakaian (economic life time) satu

tahun atau lebih.

b. Biaya untuk perubahan dan perbaikan barang-barang modal yang akan

meningkatkan output atau produktivitas atau memperpanjang umur pemakaian.

c. Pengeluaran untuk pengembangan dan pembukaan tanah, pemerahan perluasan

areal hutan daerah pertambangan serta penanaman dan peremajaan tanaman

keras.

d. Pembelian ternak produktif untuk keperluan pembiakan, pemerahan susu,

pengangkutan dana sebagainya.

e. Margin perdagangan dan margin ongkos-ongkos lain yang berkenaan dengan

transaksi jual beli tanah, sumber mineral, hak penguasaan hutan, hak paten, hak

cipta, dan barang-barang modal bekas.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen, yang membelanjakan

bahagian terbesar daripada pendapatan mereka untuk membeli barang-barang

kebutuhan mereka, para pengusaha membeli barang-barang modal bukan untuk

memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk digunakan bagi memperoleh keuntungan.

Maka sampai di mana besarnya untung yang diharapkan akan diperoleh, besar sekali

peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para

pengusaha. Di samping oleh harapan masa depan untuk memperoleh untung, tingkat

investasi ditentukan pula oleh beberapa faktor lain.

2.6. Tingkat Bunga dalam Investasi

Investasi yang ditanamkan pada suatu negara atau daerah, ditentukan oleh

beberapa faktor, yang antara lain: tingkat bunga, ekspektasi tingkat return, tingkat

pertumbuhan ekonomi, tingkat laba perusahaan, situasi politik, kemajuan teknologi

dan kemudahan-kemudahan dari pemerintah (Kelana, 2000).

Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberikan

keuntungan kepada para pemilik modal (investor). Para investor hanya akan

menanamkan modalnya apabila tingkat pengembalian modal dari modal yang

ditanamkan (return of investment), yaitu berupa persentase keuntungan neto (belum

dikurangi dengan tingkat bunga yang dibayar) yang diterima lebih besar dari tingkat

bunga. Seorang investor mempunyai dua pilihan di dalam menggunakan modal yang

dimilikinya yaitu dengan meminjamkan atau membungakan uang tersebut (deposito),

dan menggunakannya untuk investasi.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Tingkat bunga kredit perbankan merupakan biaya opportunitas dalam

pembentukan investasi oleh sektor bisnis, sehingga peningkatan tingkat bunga kredit

perbankan akan menurunkan tingkat investasi dan kemudian menurunkan

pertumbuhan ekonomi. Penurunan intensitas persaingan bank akan meningkatkan

penawaran kredit perbankan atau berasosiasi positif dengan struktur kredit perbankan.

Peningkatan struktur kredit perbankan akibat penurunan intensitas persaingan bank

akan meningkatkan investasi sektor riil dan kemudian mendorong pertumbuhan

ekonomi (Bank Indonesia Medan, 2007).

Ramalan mengenai keuntungan dimasa depan akan memberikan gambaran

pada investor mengenai jenis usaha yang prospektif dan dapat dilaksanakan dimasa

depan dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memenuhi tambahan

barang-barang modal yang diperlukan. Dengan bertambahnya pendapatan nasional

maka tingkat pendapatan masyarakat akan meningkat, daya beli masyarakat juga

meningkat, total aggregat demand meningkat yang pada akhirnya akan mendorong

tumbuhnya investasi lain.

2.7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesempatan Kerja

Pada suatu daerah di mana tingkat kesempatan kerjanya tinggi, hal tersebut

akan mengurangi tingkat pengangguran dan sebaliknya jika kesempatan kerja itu

rendah maka pengangguran akan meningkat. Tinggi rendahnya tingkat kesempatan

kerja dipengaruhi oleh beberapa komponen pokok, komponen tersebut di suatu

negara jenisnya berbeda-beda.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Menurut Simanjuntak (2001) faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja, yaitu:

a. Kondisi perekonomian.

b. Pertumbuhan penduduk.

c. Produktivitas/kualitas sumber daya manusia.

d. Tingkat upah.

e. Struktur umur penduduk.

Kutipan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Kondisi perekonomian

Pesatnya roda perekonomian suatu daerah mencerminkan aktivitas produksi yang

tinggi, kapasitas produksi yang tinggi membutuhkan tingginya faktor produksi

diantaranya adalah tenaga kerja. Jadi banyak perusahaan yang menambah tenaga

kerja baru.

b. Pertumbuhan penduduk

Kualitas pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh tingginya angka

pertumbuhan penduduk. Oleh sebab itu semakin tinggi jumlah penduduk akan

mengurangi kesempatan orang untuk bekerja.

c. Produktivitas/kualitas sumber daya manusia

Tingginya produktivitas dan kualitas sumber daya seseorang akan mendorong

tingginya tingkat kesempatan kerja, dan sebaliknya kualitas sumber daya manusia

yang rendah akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

d. Tingkat upah

Kenaikan upah yang tidak dibarengi dengan kenaikan kapasitas produksi akan

menyebabkan pihak perusahaan akan mengurangi jumlah karyawannya, hal

tersebut akan menurunkan tingkat kesempatan kerja.

e. Struktur umur penduduk

Semakin besar struktur umur penduduk yang digolongkan mudah, maka

kesempatan kerja akan menurun dan sebaliknya.

2.8. Penelitian Terdahulu

Rani dan Abdullah dalam Elfindri dan Bactiar, (2000) dalam penelitiannya

mengemukakan bahwa faktor utama yang menyebabkan tingginya perluasan

kesempatan kerja dalam industri-industri yang berorientasi eksport adalah karena

industri-industri tersebut lebih tepat untuk mencapai skala ekonomi karena luasnya

pasar menyebabkan kegiatan usaha juga meningkat, sehingga menyebabkan

keperluan tenaga kerja untuk jenis pekerjaan tertentu bertambah dan pekerja-pekerja

lebih terkonsentrasi untuk bekerja dalam jenis pekerjaan tertentu dengan keahliannya.

Syafaat dan Friyanto (2000) meneliti kesempatan kerja di kawasan timur

Indonesia pasca krisis ekonomi dengan membandingkan kesempatan kerja yang

tercipta dengan pertumbuhan PDRB di kawasan timur Indonesia. Dalam penelitian

tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan PDRB yang menurun yang

mengakibatkan kesempatan kerja mengalami penurunan. Dengan kondisi ini

disarankan perlu perencanaan pembangunan ekonomi yang berpijak pada

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

kemampuan sumber daya agar struktur ekonomi mempunyai ketahanan yang tinggi

untuk dapat menciptakan kesempatan kerja.

Safrida (1999) dalam penelitiannya mengenai dampak kebijakan upah

minimum dan makro ekonomi terhadap laju inflasi, kesempatan kerja serta

permintaan dan penawaran agregat menyatakan bahwa khususnya dari kesempatan

kerjanya tingkat upah minimum, pendapatan nasional, serta investasi merupakan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Yenentri (1998) dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kesempatan kerja dan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian

ke sektor non pertanian di Sumatera Barat menyatakan bahwa tingkat upah sektor non

pertanian, keterbatasan modal, teknologi dan skala usaha merupakan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor

non pertanian.

Rachman (2005) dalam studinya tentang kesempatan kerja di DKI Jakarta

menemukan faktor upah minimum regional berpengaruh negatif terhadap kesempatan

kerja. Hal ini berarti tingkat upah Provinsi di DKI Jakarta merupakan salah satu

masalah pengganggu bagi pengguna tenaga kerja untuk memperkerjakan.

Rimmar Siringoringo (2007) dalam studinya tentang kesempatan kerja pada

industri menengah dan besar di Propinsi Sumatera Utara menemukan faktor tingkat

bunga kredit berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja. Hal ini berarti tingkat

bunga kredit Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu pengganggu bagi

kesempatan kerja di Sumatera Utara.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

PDRB (PDRB)

Tingkat Bunga Kredit (R)

Kesempatan kerja (KK)

Upah (UMK)

2.9. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran

2.10. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan kepustakaan dan dari berbagai hasil

kajian empiris yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

1. PDRB berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota

di Propinsi Sumatera Utara, Ceteris Paribus.

2. Tingkat bunga kredit berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja pada

Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara, Ceteris Paribus.

3. Upah berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota

di Propinsi Sumatera Utara, Ceteris Paribus.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.

Penelitian ini mempergunakan data sekunder untuk mengetahui pengaruh produk

domestik regional bruto kabupaten/kota, tingkat bunga kredit, dan upah minimum

kabupaten/kota terhadap kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera

Utara.

3.2. Jenis dan Sumber Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat

Statistik serta instansi lainnya yang mendukung penelitian ini. Data sekunder yang

digunakan tersebut merupakan time series dan cross section (data panel) selama

kurun waktu tahun 2002 � 2007, dengan 19 (sembilan belas) kabupaten/kota.

Jenis data penelitian terdiri dari produk domestik regional bruto kabupaten/

kota, tingkat bunga kredit dan upah minimum kabupaten/kota.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

3.3. Model Analisis

Model analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara

adalah model panel data, yaitu:

Log(KK)it = b0 + b1 Log (PDRB)it + b2 Log (R)t + b3 Log (UMK) it + µit (3.1) Di mana:

t = Tahun

i = Kabupaten/kota (1, 2 , . . . , 19)

KK = Kesempatan Kerja (dalam jiwa)

PDRB = Produk domestik regional bruto pada kabupaten/kota di Sumatera Utara

(dalam juta rupiah)

R = Tingkat bunga kredit bank umum di Sumatera Utara (dalam persen)

UMK = Upah minimum kabupaten/kota di Sumatera Utara (dalam ribu rupiah)

b0 = intersept

b1,b2,b3 = koefesien regresi

µ = residual/kesalahan pengganggu

3.4. Definisi Operasional

Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan

dalam penelitian ini perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut:

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1. Kesempatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dibayar dan bekerja bagi

setiap penduduk dalam usia kerja pada tahun tertentu (dalam satuan jiwa).

2. PDRB adalah Produk domestik regional bruto kabupaten/kota menurut lapangan

usaha atas dasar harga konstan (dalam satuan jutaan rupiah).

3. Tingkat suku bunga kredit adalah tingkat bunga kredit tertimbang bank umum

di Sumatera Utara (dalam satuan persen pertahun).

4. Upah minimum kabupaten/kota adalah standard upah minimum yang ditetapkan

di kabupaten/kota (dalam satuan ribu rupiah).

3.5. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh produk

domestik regional bruto kabupaten/kota, tingkat bunga kredit dan upah minimum

kabupaten/kota terhadap kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera

Utara adalah dengan model regresi least squares pooled data dengan software

Eviews.

Penerapan OLS pada data panel (pooled data) dapat memperbaiki penduga,

inferensi dan mungkin peramalan. Penerapan OLS pada pooled data membutuhkan

asumsi, yaitu: 1) temporal stability, parameter regresi tidak berubah karena

perubahan waktu dan cross sectional stability, parameter regresi tidak berubah karena

perbedaan individu cross section, 2) Varians error term pada fungsi setiap individu

adalah sama (homosedastic) dan error term pada fungsi suatu individu pada suatu

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

periode tidak berhubungan dengan error term pada fungsi individu lainnya (Mulyono,

2000).

Dengan Model Panel data dapat mengeluarkan unobserve variabel tersebut yang

disebut sebagai individual effect sehingga model produksi tersebut menjadi lebih baik.

Individual effect tersebut dikategorikan dua macam yaitu Fixed Effect dan Random

Effect. Secara hipotesis bahwa jika sumber data berasal dari sampel maka dugaan model

panel adalah random effect, namum bila sumber data adalah data aggregate maka

kecenderungan adalah fixed effect.

3.6. Uji Chow (Chow Test)

Untuk mengetahui model Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model

(FEM) yang akan dipilih untuk estimasi data dapat dilakukan dengan uji F-test atau

uji Chow Test. PLS adalah restricted model di mana ia menerapkan intercept yang

sama untuk seluruh individu. Seperti yang telah ketahui, terkadang asumsi bahwa

setiap unit cross section memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis

mengingat dimungkinkan saja setiap unit cross section memiliki perilaku yang

berbeda. Untuk itu dipergunakan Chow Test. Dasar penolakan terhadap hipotesa nol

tersebut adalah dengan menggunakan F Statistik seperti yang dirumuskan oleh Chow

sebagai berikut:

CHOW = ( RSSS-URSS ) / ( N-1) ������������.. ( 3.2 ) URSS / ( NT � N �K )

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Di mana:

RRSS = Restricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Square Residual

yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode pooled least

square/common intercept)

URSS = Unrestricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Square

Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode

fixed effect)

N = Jumlah data cross section

T = Jumlah data time series

K = Jumlah variabel penjelas

Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik yaitu FN-1, NT-N-K

Jika nilai CHOW Statistics (F Stat) hasil pengujian lebih besar dari F Tabel,

maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap hipotesa nol sehingga model

yang akan digunakan adalah model fixed effect, begitu juga sebaliknya.

3.7. Hausman Test

Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah model fixed effect atau

random effect yang dipilih. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:

Ho : Model Random Effect

H1 : Model Fixed Effect

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Dasar penolakan Ho adalah dengan menggunakan pertimbangan statistik Chi Square.

Jika Chi Square statistik > Chi Square table maka Ho ditolak (Model yang digunakan

adalah Fixed Effect), dan sebaliknya.

Menurut Judge ada empat pertimbangan pokok untuk memilih FEM dan

REM, yaitu:

1. Jika jumlah time series (T) besar dan jumlah cross section (N) kecil maka nilai

taksiran parameter berbeda kecil, sehingga pilihan didasarkan pada kemudahan

perhitungan, yaitu FEM.

2. Bila N besar dan T kecil penaksiran dengan FEM dan REM menghasilkan

perbedaan yang signifikan. Pada REM diketahui bahwa b0i = b0 + åi, di mana åi

adalah komponen acak cross section, pada FEM diperlakukan b0 adalah tetap atau

tidak acak. Bila diyakini bahwa individu atau cross section tidak acak maka FEM

lebih tepat, sebaliknya jika cross section acak maka REM lebih tepat.

3. Jika komponen error åi individu berkorelasi maka penaksir REM adalah bias dan

penaksir FEM tidak bias.

4. Jika N besar dan T kecil serta asumsi REM dipenuhi maka penaksir REM lebih

efisien dari penaksir FEM (Manurung, Manurung dan Saragih, 2005).

3.8. Uji Kesesuaian/Fit of Goodness Test

1. R2 (koefesien determinasi), bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel bebas

(independent variable) menjelaskan variabel terikat (dependent variable).

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

2. Uji parsial (t-test), bertujuan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien

regresi secara parsial. Jika thit > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima di mana

t = ErrorKoefStd

Koef

. (3.3)

3. Uji serempak (F test), bermaksud untuk mengetahui signifikansi statistik

koefesien regresi secara serempak (Sudjana, 2005). Jika Fhit > Ftabel, maka Ho

ditolak dan H1 diterima, di mana F = )1/()1(

/2

2

knR

kR (3.4)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara

4.1.1. Lokasi dan Keadaan Geografis

Propinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis

10 - 40 Lintang Utara dan 980 - 1000 Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan

Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Timur dengan Negara Malaysia

di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Riau dan Sumatera

Barat dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan

Propinsi Sumatera Utara adalah 71 680,68 km2, sebagian besar berada di daratan

Pulau Sumatera, dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu serta

beberapa pulau kecil, baik di bagian Barat maupun bagian Timur pantai Pulau

Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas

daerah terbesar adalah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 12.163,65 km2 atau

16,97% diikuti Kabupaten Labuhan Batu dengan luas 9.223,18 km2 atau 12,87%

kemudian diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 km2 atau sekitar

9,23%. Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota Sibolga dengan luas 10,77 km2

atau sekitar 0,02% dari total luas wilayah Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak

dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam 3 kelompok wilayah yaitu Pantai

Barat, Dataran Tinggi dan Pantai Timur.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

4.1.2. Penduduk dan Tenaga Kerja 4.1.2.1.Jumlah penduduk

Sumatera Utara merupakan Propinsi keempat yang terbesar jumlah

penduduknya di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera

Utara keadaan tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,26 juta jiwa, dan

dari hasil SP2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51 juta jiwa. Pada

bulan April tahun 2003 dilakukan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk

Berkelanjutan (P4B). Dari hasil pendaftaran tersebut diperoleh jumlah penduduk

sebesar 11.890.399 jiwa. Selanjutnya dari hasil estimasi jumlah penduduk keadaan

Juni 2006 diperkirakan sebesar 12.643.494 jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera

Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km2 dan tahun 2006 meningkat menjadi 176

jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun

1990-2000 adalah 1,20 persen per tahun, dan pada tahun 2000-2005 menjadi 1,37%

per tahun. Dan laju pertumbuhan penduduk 2005-2006 mencapai 1.57%. Penduduk

laki-laki di Sumatera Utara sedikit lebih banyak dari perempuan. Pada tahun 2006

Penduduk Sumatera Utara yang berjenis kelamin perempuan berjumlah sekitar

6.318.990 jiwa dan penduduk laki-laki sebesar 6.324.504 jiwa. Dengan demikian sex

ratio penduduk Sumatera Utara sebesar 100,09 persen. Penduduk Sumatera Utara

masih lebih banyak tinggal di daerah pedesaan dari pada daerah perkotaan. Jumlah

penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 6,94 juta jiwa (54,89%)

dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 5,70 juta jiwa (45,11%). Jumlah

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

penduduk miskin di Sumatera Utara mengalami turun naik dari tahun 1993-2006.

Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta orang atau sebesar 12,31

persen dari total seluruh penduduk Sumatera Utara. Tahun 1996 jumlah penduduk

Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23 juta jiwa dengan persentase

sebesar 10,92 persen. Namun karena terjadinya krisis moneter secara maksimal

termasuk Sumatera Utara, penduduk miskin di Sumatera Utara tahun 1999 meningkat

menjadi 16,74 persen dari total penduduk Sumatera Utara yaitu sebanyak 1,97 juta

jiwa. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin baik secara absolut

maupun secara persentase, yaitu menjadi 1,89 juta jiwa atau sekitar 15,89 persen,

sedangkan tahun 2004 jumlah dan persentase turun menjadi sebanyak 1,80 juta jiwa

atau sekitar 14,93% kemudian pada tahun 2005 penduduk miskin turun menjadi 1,76

juta jiwa (14,28%), namun akibat dampak kenaikan BBM pada Maret dan Oktober

2005 penduduk miskin tahun 2006 meningkat menjadi 1,98 juta jiwa (15,66%).

4.1.2.2.Ketenagakerjaan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya

tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000, TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen,

tahun 2005 naik menjadi 71,94 persen, dan tahun 2006 menjadi 66,90 persen.

Angkatan kerja di Sumatera Utara sebagian besar masih berpendidikan SD ke bawah.

Persentase angkatan kerja golongan ini mencapai 37,89 persen, angkatan kerja yang

berpendidikan setingkat SMTP dan SMTA masing-masing sekitar 23,80 persen dan

32,90 persen sedangkan sisanya 5,4 persen berpendidikan diatas SMTA. Dengan

masih rendahnya pendidikan angkatan kerja memungkinkan produktivitasnya juga

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

masih belum optimal. Jika dilihat dari status pekerjaannya, sepertiga (31,57 persen)

penduduk yang bekerja di Sumatera Utara adalah buruh atau karyawan. Penduduk

yang berusaha dengan dibantu anggota keluarga mencapai sekitar 15,92 persen,

sedangkan penduduk yang bekerja sebagai pekerja keluarga mencapai 19,48 persen.

Hanya 3,43 persen penduduk Sumatera Utara yang menjadi pengusaha yang

mempekerjakan buruh tetap/bukan anggota keluarganya. Jumlah penduduk Sumatera

Utara yang merupakan angkatan kerja pada Agustus 2006 adalah sebanyak 5,49 juta

jiwa yang terdiri dari 4,86 juta jiwa terkategori bekerja dan sebesar 632 ribu jiwa

terkategori mencari kerja dan tidak bekerja (pengangguran terbuka). Penduduk

Sumatera Utara yang bekerja ini sebagian besar bekerja pada sektor pertanian yaitu

49,64 persen. Sektor kedua terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Sumatera Utara

adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 19,21 persen. Sektor lain

yang cukup besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa,

baik jasa perorangan, jasa perusahaan, dan jasa pemerintahan yaitu sebesar 11,81

persen, sementara penduduk yang bekerja di sektor industri hanya sekitar 7,08 persen

saja.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Tabel 4.1. Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi

Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun Ke atas menurut Jenis Kelamin dan

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Economically Activate Person Aged 15 Years by Sex and Level of Education 2006

Tingkat Pendidikan Educational Attainment

Laki-Laki Male

Perempuan Female

Laki-Laki + Perempuan

Male+Female (1) (2) (3) (4)

1. Tidak/belum pernah sekolah Never/Not Yet Attending School

1,72

4,31

1,72

2. Tidak/belum tamat SD/ Not Yet Completed Primary School

11,86

15,66

11,86

3. Tamat SD/Primary School 24,31 26,13 24,31

4. Tamat SMTP/Junior high school

23,80

19,16

23,80

5. Tamat SMTA/Senior high school

32,90

28,26

32,90

6. Diploma I/II/Diploma I/II 0,70 1,55 0,70

7. Akademi/diploma III Academy/diploma III

0,89

1,91

0,89

8. Universitas/Diploma IV 3,81 3,02 3,81

Jumlah/Total 100,00 100,00 100,00

Sumber/Source : BPS - Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2006/National Labour Force Survey, August 2006.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Tabel 4.2. Penduduk yang Bekerja dan Penganggur Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Kabupaten/Kota

Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas

menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Kegiatan Seminggu yang Lalu Population 15 Years of Age and Overby Regency/City, and Type of

Activity During the Previous Week 2006 Angkatan Kerja

Economically Active Kabupaten/Kota

Regency/City Bekerja Employee

Pengang-gur

Unemployee

Jumlah Total

Bukan Angkatan

Kerja/ Not Economi cally Active

Jumlah Total

TPT/ Open

Unem-ployee Rate (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Kabupaten/Regency

01.N i a s 204 280 12 374 216 654 56 905 273 559 5,71 02.Mandailing Natal 162 992 18 836 181 828 76 141 257 969 10,36 03.Tapanuli Selatan 254 097 25 542 279 639 101 678 381 317 9,13 04.Tapanuli Tengah 109 653 13 465 123 118 51 442 174 560 10,94 05.Tapanuli Utara 114 080 5 137 119 217 34 681 153 898 4,31 06.Toba Samosir 68 532 8 207 76 739 30 024 106 763 10,69 07. Labuhan Batu 320 741 50 144 370 885 236 257 607 142 13,52 08.A s a h a n 382 719 46 036 428 755 230 234 658 989 10,74 09.Simalungun 336 083 49 608 385 691 170 542 556 233 12,86 10.D a i r i 137 570 4 533 142 103 27 114 169 217 3,19 11.K a r o 173 145 13 028 186 173 38 057 224 230 7,00 12.Deli Serdang 601 101 93 559 694 660 382 841 1 077 501 13,47 13.L a n g k a t 370 648 56 889 427 537 256 353 683 890 13,31 14.Nias Selatan 1) 124 586 5 507 130 093 25 499 155 592 4,23 15.Humbang 75 140 2 363 77 503 18 131 95 634 3,05 16.Pakpak Bharat 1) 15 575 1 429 17 004 3 035 20 039 8,40 17. Samosir 1) 60 437 2 932 63 369 20 587 83 956 4,63 18. Serdang Bedagai 1) 237 489 25 279 262 768 146 032 408 800 9,62 19. Batu Bara x x x X x x Kota/City 20.S i b o l g a 28 711 5 824 34 535 23 345 57 880 16,86 21.Tanjung Balai 50 624 9 499 60 123 38 860 98 983 15,80 22..Pematang Siantar 81 666 14 455 96 121 61 431 157 552 15,04 23.Tebing Tinggi 47 965 7 596 55 561 37 145 92 706 13,67 24.M e d a n 755 882 133 470 889 352 540 142 1 429 494 15,01 25.B i n j a i 84 149 15 301 99 450 67 226 166 676 15,39 26.Padangsidimpuan 61 782 11 036 72 818 43 253 116 071 15,16 Sumatera Utara 4 859 647 632 049 5 491 696 2 716 955 8 208 651 11,51 Sumber/Source: BPS- Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2006/National Labour Force

Survey, August 2006 Keterangan/Note : x) Masih bergabung dengan Kabupaten Induk (Asahan ).

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Kabupaten/Kota

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka

(TPT) Penduduk Umur 15 Tahun Ke atas menurut Kabupaten/Kota Labour Force Participation Rate and Open Employee Rate 15 Years of Aged and

Over by Regency/City 2005-2006

Kabupaten/Kota Regency/City

TPAK/ Labour Force

Participan Rate 2005 2006

TPT/ Open Unemployee Rate

2005 2006 (1) (2) (3) (4) (5)

Kabupaten/Regency 1. N i a s 86,04 79,20 7,22 5,71 2. Mandailing Natal 74,45 70,48 8,51 10,36 3. Tapanuli Selatan 77,23 73,34 8,49 9,13 4. Tapanuli Tengah 74,93 70,53 12,19 10,94 5. Tapanuli Utara 81,47 77,46 2,80 4,31 6. Toba Samosir 80,26 71,88 9,22 10,69 7. Labuhan Batu 66,81 61,09 12,56 13,52 8. A s a h a n 66,93 65,06 10,85 10,74 9. Simalungun 78,02 69,34 13,32 12,86 10. D a i r i 88,32 83,98 3,59 3,19 11. K a r o 85,92 83,03 7,19 7,00 12. Deli Serdang 67,28 64,47 11,90 13,47 13. L a n g k a t 72,09 62,52 14,91 13,31 14. Nias Selatan 80,20 83,61 4,78 4,23 15. Humbang Hasundutan 81,11 81,04 2,58 3,05 16. Pakpak Bharat 86,07 84,85 8,81 8,40 17. Samosir 83,23 75,48 5,33 4,63 18. Serdang Bedagai 70,86 64,28 7,42 9,62 19. Batu Bara X X x x Kota/City 20. S i b o l g a 63,33 59,67 20,96 16,86 21. Tanjung Balai 70,61 60,74 15,30 15,80 22. Pematang Siantar 68,38 61,01 15,12 15,04 23. Tebing Tinggi 64,87 59,93 15,92 13,67 24. M e d a n 66,91 62,21 12,46 15,01 25. B i n j a i 66,34 59,67 16,44 15,39 26. P. Sidimpuan 63,97 62,74 16,97 15,16 Jumlah/Total 71,94 66,90 10,98 11,51 Sumber/Source: BPS - Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Februari 2005 dan

Agustus 2006/National Labour Force Survey, February 2005 and August 2006

Keterangan/Note : x) Masih bergabung dengan Kabupaten Induk (Asahan ).

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

4.2. Gambaran Umum Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja

4.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu daerah dapat tergambar

dari nilai PDRB yang sekaligus juga mencerminkan potensi ekonomi yang dimiliki

oleh daerah yang bersangkutan. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat

membawa konsekuensi adanya perubahan struktur perekonomian. Perubahan struktur

ekonomi antara lain dapat dilihat secara relatif dari persentase nilai tambah PDRB

untuk suatu sektor dibandingkan sektor lain atau dengan kata lain dapat dilihat dari

kontribusi relatif suatu sektor ekonomi terhadap PDRB.

PDRB Menurut Lapangan Usaha

PDRB Propinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada

tahun 2006 sebesar Rp 160.033,72 milyar. Sektor industri masih sebagai kontributor

utama dengan peranan mencapai 25,74 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor

pertanian (22,18 persen) dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (18,96 persen).

Sementara sektor-sektor lain hanya memberikan total kontribusi sebesar 33.12 persen

terhadap perekonomian di Sumatera Utara.

Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi), maka

digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berdasarkan harga konstan

tahun 2000, PDRB Sumatera Utara pada tahun 2006 sebesar Rp 93.330,11 milyar.

Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar

11,91 persen, diikuti oleh Sektor bangunan sebesar 10,33 persen dan Sektor

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 9,87 persen. Secara keseluruhan

perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2006 naik sebesar 6,18 persen jika

dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB perkapita Sumatera Utara tahun 2006 sebesar

Rp 12.657.397 meningkat dari Rp 11.326.516 pada tahun 2005. Sementara,

berdasarkan harga Konstan 2000, PDRB perkapita tahun 2006 sebesar Rp 7.381.671

meningkat sedikit dari tahun 2005 yang sebesar Rp 7.130.696.

PDRB Menurut Penggunaan

Untuk menggambarkan bagaimana penggunaan barang dan jasa oleh berbagai

golongan konsumen, maka digunakan PDRB menurut penggunaan. Dari

Rp 160.033,72 milyar, nilai barang dan jasa di Sumatera Utara sebagian besar

dikonsumsi oleh rumah tangga, yaitu mencapai Rp 87.069,24 milyar (54,41 persen).

Selanjutnya untuk ekspor netto sebesar Rp 39.430,18 milyar (24,64 persen),

pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp 24.603,55 milyar (15,37 persen),

konsumsi pemerintah sebesar Rp 14.593,39 milyar (9,12 persen), dan untuk konsumsi

lembaga nirlaba sebesar Rp 713,17 milyar (0,45 persen).

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Tabel 4.4. PDRB Menurut Kabupaten/Kota Atas Harga Konstan Tahun 2000

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Comparison of Gross Regional Domestic Product by Regency/City at 2000 Constant Market Prices

2004 - 2006 (Milyar/Billion Rp)

Kabupaten/Kota/Regency/City 2004 2005 2006 *) (1) (2) (3) (4)

Kabupaten/Regency 1 Nias 1 610,82 1 557,13 1 629,31 2 Mandailing Natal 1 409,53 1 492,09 1 583,39 3 Tapanuli Selatan 2 500,24 2 584,87 2 705,25 4 Tapanuli Tengah 845,86 891,17 936,00 5 Tapanuli Utara 1 173,21 1 232,29 1 299,38 6 Toba Samosir 1 289,29 1 353,11 1 422,30 7 Labuhan Batu 6 731,97 7 010,75 7 361,83 8 Asahan 9,484.02 9,768.12 10,202.23 9 Simalungun 4 240,25 4 372,10 4 556,30 10 Dairi 1 551,23 1 634,14 1 704,13 11 Karo 2 483,86 2 600,53 2 729,61 12 Deli Serdang 10 478,38 10 999,42 11 577,51 13 Langkat 5 532,16 5 724,04 5 886,69 14 Nias Selatan 1 022,16 1 000,49 1 033,42 15 Humbang Hasundutan 722,65 763,44 807,46 16 Pakpak Bharat 116,23 123,12 130,09 17 Samosir 810,43 838,12 868,59 18 Serdang Bedagai 3 191,04 3 379,77 3 590,14 19 Batu Bara x x x Kota/City 20 Sibolga 540,09 561,75 589,40 21 Tanjung Balai 1 096,23 1 141,33 1 181,69 22 Pematang Siantar 1 564,29 1 649,97 1 748,63 23 Tebing Tinggi 839,64 876,47 923,32 24 Medan 23 623,14 25 272,42 27 210,12 25 Binjai 1 455,20 1 531,99 1 613,44 26 Padangsidimpuan 670,54 703,44 742,01 Sumatera Utara 83 328,95 87 897,79 93 330,11

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

4.2.2. Tingkat Bunga Kredit di Propinsi Sumatera Utara

Perkembangan suku bunga kredit tertimbang di Sumatera Utara terus berubah

dan fluktuatif pada periode 2002-2007 dengan tren yang menurun, kecuali pada tahun

2002 dan tahun 2008 suku bunga kredit mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

Perkembangan suku bunga kredit tertimbang di Sumatera Utara dapat dilihat dari

tabel berikut:

Tabel 4.5. Perkembangan Suku Bunga Kredit Tertimbang Sumatera Utara

No Tahun Tingkat Bunga Kredit Tertimbang (%)

1 2001 15.89 2 2002 16.51 3 2003 14.39 4 2004 12.74 5 2005 12.71 6 2006 12.76 7 2007 11.83 8 2008 13.43

Sumber: Bank Indonesia Medan, 2009.

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa suku bunga kredit terendah

selama periode 2001-2008 terjadi pada tahun 2007, yaitu sebesar 11,83%, sedangkan

suku bunga kredit tertinggi terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar 16,51%. Menurut

(Manurung dan Manurung, 2009) tingkat suku bunga kredit yang berubah-ubah salah

satunya disebabkan oleh biaya intermediasi perbankan, intervensi pemerintah melalui

tingkat bunga SBI, dan kondisi perbankan dan perekonomian nasional.

Kondisi perbankan dan perekonomian seperti likuiditas perbankan, dan

keadaan perekonomian masyarakat akan mengganggu kemampuan perbankan untuk

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

menjalankan fungsi intermediasi. Kondisi perekonomian yang kondusif akan

membantu menciptakan suku bunga yang stabil dan tidak terlalu tinggi.

4.2.3. Upah Minimum

Sejak bergulirnya era reformasi tahun 1998, pola hubungan industrial

mengalami perubahan yang semakin memungkinkan bagi pekerja untuk

memperjuangkan berbagai haknya. Kebebasan untuk menyuarakan berbagai keluhan

seperti kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, perlakuan yang tidak adil, serta

berbagai upaya peningkatan kesejahteraan termasuk penentuan upah minimum dapat

dilakukan tanpa rasa takut lagi.

Tabel 4.6. Upah Minimum Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2002 � 2007

Kabupaten/Kota 2002 2003 2004 2005 2006 2007 Nias 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Mandailing Natal 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Tapanuli Selatan 464000 505000 537000 600000 737794 785500 Tapanuli Tengah 464000 505000 537000 600000 737794 799000 Tapanuli Utara 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Toba Samosir 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Labuhan Batu 464000 505000 537000 600000 737794 784000 Asahan 464000 505000 537000 600000 737794 780000 Simalungun 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Dairi 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Karo 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Deli Serdang 464000 505000 537000 600000 737794 805000 Langkat 464000 505000 537000 600000 737794 780000 Sibolga 464000 505000 537000 600000 737794 765000 Tanjung Balai 464000 505000 537000 600000 737794 781000 Pematang Siantar 464000 505000 537000 600000 737794 761000 Tebing Tinggi 464000 505000 537000 600000 737794 774000 Medan 464000 505000 537000 600000 737794 820000 Binjai 464000 505000 537000 600000 737794 774000

Sumber: Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sumatera Utara, 2002 � 2007.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Peningkatan upah minimum ini sebenarnya dapat meningkatkan kemampuan

para pekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, namun peningkatan upah

minimum kabupaten/kota yang terlalu cepat dan tinggi berpotensi mengurangi

kesempatan kerja, terutama pekerja formal di Propinsi Sumatera Utara. Kondisi ini

akan menimbulkan dilema bagi Pemerintah pada kabupaten/kota di Propinsi

Sumatera Utara. Disatu sisi apakah upah minimum akan terus ditingkatkan yang

sebenarnya hanya menguntungkan sebagian kecil pekerja dengan mengorbankan

pekerja lainnya di sektor tertentu, atau perhatian difokuskan pada penciptaan

kesempatan kerja baru yang ada pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan sebagian

besar penduduk pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.

Pasar tenaga kerja di Propinsi Sumatera Utara, seperti juga di ibukota negara-

negara berkembang lainnya, mencerminkan struktur lapangan kerja dan

perekonomian yang dualistik. Hal ini ditandai dengan adanya sektor tradisonal

(informal) yang besar disatu sisi, dan sektor modern (formal) di sisi lainnya. Apabila

dibandingkan dengan upah minimum yang diterima pekerja sektor modern, secara

umum upah sektor informal lebih rendah dan sering kali tidak menentu. Dengan

demikian pekerja sektor formal sebenarnya masih lebih baik dibandingkan dengan

sektor informal, dan biasanya pekerja di sektor formal tidak akan mudah terjerumus

ke tingkat hidup di bawah garis kemiskinan.

Berkaitan dengan perbandingan pekerja sektor formal dan informal tersebut,

maka perumusan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten/kota

di Propinsi Sumatera Utara harus mengutamakan fleksibilitas pasar tenaga kerja.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Kebijakan pasar tenaga kerja yang fleksibel akan mendorong kesempatan kerja

kepada industri yang padat kerja. Dengan jumlah angkatan kerja yang ada dan tingkat

upah minimum yang telah ditentukan oleh pemerintah kabupaten/kota di Propinsi

Sumatera Utara, maka kebijakan tenaga kerja yang fleksibel tersebut akan

mempermudah semua orang untuk melakukan kegiatan ekonomi termasuk

kemudahan bagi tenaga kerja untuk berpindah pekerjaan dari pekerjaan yang kurang

produktif ke pekerjaan yang lebih produktif.

4.3. Analisis dan Pembahasan Penelitian

4.3.1. Uji F atau Uji Chow

Untuk mengetahui ada tidaknya efek individual dari 19 kabupaten/kota

di Propinsi Sumatera Utara, dilakukan pengujian dengan membandingkan nilai R2

dari model PLS dan model Fixed atau dapat pula dilakukan dengan menggunakan uji

F setelah dilakukan penghitungan dengan metode PLS dan FEM dengan hasil sebagai

berikut:

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Common Intercept (Pooled Least Square) Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled Least Squares Date: 11/25/09 Time: 19:11 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.193590 6.016744 1.361798 0.1760

LOG(PDRB?) 0.798660 0.037977 21.03032 0.0000 LOG(UMK?) -0.549775 0.254578 -2.159551 0.0330

LOG(TINGKATBUNGA) -0.082404 0.453009 -0.181903 0.8560 R-squared 0.801314 Mean dependent var 12.04325

Adjusted R-squared 0.795895 S.D. dependent var 0.887204 S.E. of regression 0.400820 F-statistic 147.8793 Sum squared resid 17.67227 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 0.155755

Fixed Effects Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled Least Squares Date: 11/25/09 Time: 19:13 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 9.307465 2.523020 3.689018 0.0004

LOG(PDRB?) 0.677536 0.145813 4.646624 0.0000 LOG(UMK?) -0.504424 0.094628 -5.330601 0.0000

LOG(TINGKATBUNGA) -0.073301 0.149198 -0.491299 0.6244 Fixed Effects (Cross)

_NIAS--C 0.719418 _MADINA--C 0.312289 _TAPSEL--C 0.501993

_TAPTENG--C 0.233794

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

_TAPUT--C 0.327243 _TOBASA--C -0.180607

_LABUHANBATU--C -0.021113 _ASAHAN--C -0.157040

_SIMALUNGUN--C 0.342784 _DAIRI--C 0.122824 _KARO--C -0.048144

_DELISERDANG--C 0.374181 _LANGKAT--C 0.210261 _SIBOLGA--C -0.741041

_TANJUNGBALAI--C -0.644907 _PSIANTAR--C -0.413768

_TEBINGTINGGI--C -0.566295 _MEDAN--C -0.088885 _BINJAI--C -0.282986

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.981978 Mean dependent var 12.04325

Adjusted R-squared 0.977865 S.D. dependent var 0.887204 S.E. of regression 0.131998 F-statistic 238.7133 Sum squared resid 1.602947 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 1.564228

Tabel 4.7. Hasil Uji Chow

Model R2PLS R2

FEM Fstat Ftabel Ho diterima/ditolak

Kesempatan Kerja

17.67227

1.602947

N=19 T =6 k =3 F =51.23819

F(0,05)=1.66 Ho ditolak

(17.67227 � 1.602947) / 19 -1

Di mana Chow =

1.602947 / (19 x 6 � 19 -3)

= 51.23819

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Jika Fhitung (51.23819) > Ftabel (1.66), dimana 51.23819 > 1.66 yang berarti

penolakan terhadap Ho sehingga hasil tersebut tidak dapat menggunakan pooled least

square karena pada model tersebut terdapat efek individu yang artinya masing-

masing individu Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota (PDRB), Tingkat

Bunga Kredit (R), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) mempunyai intercep

sendiri.

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengolahan data dengan menggunakan

Panel Data Regression Model dengan metode Generalized Least Squares (GLS) dan

unweighted statistics serta menggunakan white heteroscedasticity-consistent standard

errors and covariance untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin muncul

dalam pengolahan data antara lain adanya masalah heteroskedastisitas dan

autokorelasi. Analisis panel data ini digunakan karena data-data yang akan diolah

merupakan cross section observation dan pooling of time series yang diperoleh dan

diteliti sejalan dengan perjalanan waktu. Model panel data ini memiliki ruang dan

dimensi waktu sehingga estimasi variabel dan hasil perhitungan akan memberikan

analisis empirik yang lebih luas. Dari data yang diperoleh dan dikumpulkan, panel

yang terjadi pada penelitian ini adalah balanced panel (panel seimbang) di mana

setiap unit cross section memiliki jumlah observasi time series yang sama. Untuk

mengestimasi model dan proses penghitungan, pada penelitian ini akan digunakan

dua pendekatan dari model regresi panel data yaitu pendekatan Random Effect.

Langkah berikutnya setelah mengestimasi model adalah dengan melakukan

pengujian masalah-masalah ekonometrik. Suatu persamaan dikatakan terdapat

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

gangguan multikolinearitas jika R2 yang dihasilkan dalam regresi tinggi tetapi hanya

sedikit atau bahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan pada pengujian t-stat.

Berdasarkan pengujian t-stat ternyata semua variabel bebas yang ada di dalam model

signifikan baik secara parsial maupun secara bersama-sama dengan R2 yang tinggi.

Selain itu, semua tanda koefisien regresi masing-masing variabel menunjukkan secara

teoritis searah dengan yang diramalkan sebelumnya. Dari sini dapat disimpulkan

bahwa pada model ini tidak terdapat multikolinearitas.

Adapun hasil dari estimasi dengan menggunakan Random Effect Model

dengan menggunakan eviews versi 5 untuk data dalam penelitian adalah sebagai

berikut:

Hasil Estimasi Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 11/25/09 Time: 19:14 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.383069 2.153166 3.893368 0.0002

LOG(PDRB?) 0.763850 0.078864 9.685686 0.0000 LOG(UMK?) -0.530636 0.087085 -6.093305 0.0000

LOG(TINGKATBUNGA) -0.072956 0.149196 -0.488996 0.6258 Random Effects (Cross)

_NIAS--C 0.737251 _MADINA--C 0.351416 _TAPSEL--C 0.486791

_TAPTENG--C 0.318329 _TAPUT--C 0.375152

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

_TOBASA--C -0.137443 _LABUHANBATU--C -0.108292

_ASAHAN--C -0.272342 _SIMALUNGUN--C 0.288287

_DAIRI--C 0.157514 _KARO--C -0.050414

_DELISERDANG--C 0.235357 _LANGKAT--C 0.135726 _SIBOLGA--C -0.600934

_TANJUNGBALAI--C -0.565269 _PSIANTAR--C -0.369443

_TEBINGTINGGI--C -0.466848 _MEDAN--C -0.280574 _BINJAI--C -0.234263

Weighted Statistics R-squared 0.505517 Mean dependent var 1.612175

Adjusted R-squared 0.492031 S.D. dependent var 0.184368 S.E. of regression 0.131402 Sum squared resid 1.899325 F-statistic 37.48483 Durbin-Watson stat 1.409848 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.799796 Mean dependent var 12.04325

Sum squared resid 17.80732 Durbin-Watson stat 0.150374

Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.7372513194 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_NIAS) - 0.530635769*LOG(UMK_NIAS) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.351415679 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_MADINA) - 0.530635769*LOG(UMK_MADINA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.4867913177 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPSEL) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 0.318329351 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPTENG) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.3751515163 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPUT) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.1374433646 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.530635769*LOG(UMK_TOBASA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = -0.1082924364 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.530635769*LOG(UMK_LABUHANBATU) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = -0.2723423097 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.530635769*LOG(UMK_ASAHAN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.2882868738 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.530635769*LOG(UMK_SIMALUNGUN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 0.1575136715 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.530635769*LOG(UMK_DAIRI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = -0.05041420687 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_KARO) - 0.530635769*LOG(UMK_KARO) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.2353570897 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.530635769*LOG(UMK_DELISERDANG) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.1357257975 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.530635769*LOG(UMK_LANGKAT) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -0.600933598 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.530635769*LOG(UMK_SIBOLGA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.5652692127 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.530635769*LOG(UMK_TANJUNGBALAI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.3694426148 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.530635769*LOG(UMK_PSIANTAR) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -0.4668484952 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.530635769*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = -0.2805735274 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.530635769*LOG(UMK_MEDAN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.2342628501 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.530635769*LOG(UMK_BINJAI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)

Estimasi yang diperoleh sudah sejalan dengan latar belakang teori yang ada

dimana PDRB menunjukkan pengaruh yang positif terhadap penggunaan tenaga

kerja, Tingkat Bunga Kredit menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap

penggunaan tenaga kerja dan upah minimum kabupaten/kota(UMK) menunjukkan

pengaruh negatif terhadap penggunaan tenaga kerja. Dari 19 kabupaten/kota yang

diestimasi, intercept ke 19 kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara ini ada yang

bertanda positif dan negatif. Nilai intercept ini digunakan untuk melihat seberapa

besar komponen error term dari tiap-tiap kabupaten/kota (cross section) yang diteliti

berbeda dari nilai koefisiennya.

Elastisitas permintaan tenaga kerja pada kabupaten/kota [PENBEKERJA]

terhadap PDRB riil (PDRB) adalah 0.763850 persen, Tingkat Bunga Kredit (R) adalah

negatif 0.072956 persen dan elastisitas terhadap Upah Minimum kabupaten/kota

(UMK) adalah negatif 0.530636 persen. Elastisitas permintaan terhadap PDRB riil dan

elastisitas Upah Minimum masing-masing signifikan pada tingkat = 1 persen,

sementara elastisitas tingkat bunga kredit (R) tidak signifikan.

Indikator elastisitas terhadap PDRB riil ini menjelaskan proporsi peningkatan

penggunaan tenaga kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara lebih

rendah dari proporsi peningkatan PDRB riil. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

kurang efektif mendorong peningkatan permintaan tenaga kerja pada Kabupaten/Kota

di Propinsi Sumatera Utara.

Indikator elastisitas terhadap UMK ini menjelaskan proporsi peningkatan

penggunaan tenaga kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara lebih

rendah dari proporsi peningkatan UMK. Dengan kata lain, kebijakan upah minimum

kabupaten/kota kurang efektif mendorong peningkatan permintaan tenaga kerja pada

Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.

Sesuai dengan hasil yang diperoleh maka stimulus fiskal yang dilakukan

untuk meningkatkan PDRB akan efektif mendorong peningkatan penggunaan tenaga

kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara, sementara itu peningkatan

UMK malah akan menurunkan permintaan atau penggunaan tenaga kerja.

Dari hasil estimasi model diperoleh nilai koefisien variabel PDRB riil pada 19

kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 0.763850. Koefisien

variabel ini bertanda positif yang berarti bahwa jika terjadi peningkatan pendapatan

(PDRB) riil pada 19 kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara tersebut akan

menyebabkan terjadinya kenaikan pada permintaan tenaga kerja di masing-masing

kabupaten/kota tersebut. Dengan kata lain jika PDRB riil meningkat sebesar 10%,

ceteris paribus, akan menyebabkan peningkatan pada permintaan tenaga kerja

sebesar 7,6385%. Jika dilihat dari sisi elastisitasnya, variabel PDRB riil ini bersifat

inelastis karena peningkatan pada permintaan tenaga kerja lebih kecil dari satu yang

berarti bahwa saat PDRB riil meningkat, peningkatan tersebut akan cepat direspon

dengan peningkatan permintaan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori yang

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

menyatakan bahwa hubungan antara permintaan tenaga kerja dan pendapatan (PDRB)

adalah positif atau searah. Semakin tinggi pendapatan kabupaten/kota semakin besar

pula permintaan tenaga kerja.

Dari hasil estimasi model permintaan tenaga kerja pada 19 kabupaten/kota

di Propinsi Sumatera Utara diperoleh nilai koefisien variabel upah minimum (UMK)

upah minimum sebesar - 0.530636. Koefisien variabel ini bertanda negatif yang

berarti bahwa jika terjadi kenaikan upah minimum pada 19 kabupaten/kota

di Propinsi Sumatera Utara tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan pada

permintaan tenaga kerja di masing-masing kabupaten/kota. Dengan kata lain jika

upah minimum naik sebesar 1%, ceteris paribus, akan menyebabkan penurunan pada

permintaan tenaga kerja sebesar 0.530636%. Jika dilihat dari sisi elastisitasnya,

variabel upah minimum ini bersifat inelastis karena peningkatan pada permintaan

tenaga kerja lebih kecil dari satu yang berarti bahwa saat upah minimum naik,

peningkatan permintaan tenaga kerja pada 19 kabupaten/kota di Sumatera Utara

tersebut tidak terlalu responsif atau tidak akan mencapai lebih dari 1%. Hasil estimasi

ini sesuai dengan teori permintaan tenaga kerja yaitu apabila terjadi kenaikan upah

maka permintaan tenaga kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara akan

menurun dan sebaliknya, karena kenaikan upah akan meningkatkan biaya produksi

sehingga akan meningkatkan pengeluaran perusahaan akibatnya permintaan tenaga

kerja akan menurun. Ekspektasi masyarakat sebenarnya apabila terjadi peningkatan

upah juga akan menyebabkan peningkatan pada permintaan tenaga kerja pada

kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Dari hasil estimasi diketahui bahwa tingkat suku bunga kredit (R)

berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Sumatera

Utara. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat bunga kredit, maka permintaan

kesempatan kerja juga akan semakin mengecil. Nilai koefisien tingkat bunga kredit

diketahui sebesar - 0.072956, yang berarti bahwa setiap peningkatan tingkat suku

bunga kredit sebesar 1%, maka akan menurunkan kesempatan kerja pada

kabupaten/kota di Sumatera Utara sebesar 0.072956 %. Hal tersebut membuktikan

hipotesis penelitian bahwa terdapat pengaruh negatif tingkat bunga kredit terhadap

kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Sumatera Utara, ceteris paribus dapat

diterima.

Koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan menunjukkan angka yang cukup

tinggi, yaitu 50,5%. Ini menandakan bahwa variabel bebas yang digunakan dapat

menjelaskan variasi variabel terikat sebanyak 50,5% dan sisanya yang 49,5%

diakibatkan oleh variabel lain yang belum dimasukkan ke persamaan ini. Dari hasil

estimasi terhadap 19 (sembilan belas) kabupaten/kota yang ada di Propinsi Sumatera

Utara di atas diketahui bahwa dampak pertumbuhan PDRB riil merupakan yang

paling dominan, diikuti oleh upah minimum kabupaten/kota terhadap permintaan

tenaga kerja.

Tingkat bunga kredit memang dianggap penting bagi pertumbuhan

permintaan tenaga kerja akan tetapi ternyata tingkat bunga kredit tidak berpengaruh

nyata terhadap kesempatan kerja. Ini disebabkan bahwa kurangnya sarana dan

prasarana yang ada pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara. Permintaan

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

tenaga kerja daerah yang lebih tinggi dari peningkatan penawaran tenaga kerja daerah

akan menurunkan tingkat pengangguran daerah. Penurunan tingkat pengangguran

pada upah potensial nominal yang konstan akan meningkatkan upah aktual nominal.

Perubahan permintaan tenaga kerja daerah akan mempengaruhi perubahan output

sektoral, dan perubahan output sektoral akan mempengaruhi perubahan PDRB riil

kemudian mempengaruhi perubahan konsumsi riil rumah tangga, konsumsi riil

pemerintahan daerah dan investasi riil daerah.

Dengan melihat koefisiennya kesempatan kerja yang paling tinggi pada 19

kabupaten kota di Propinsi Sumatera Utara adalah pada Kabupaten Nias dengan

koefisien = 8.383069 + 0.737251 = 9.12032, ini disebabkan oleh banyaknya

kesempatan kerja yang dibayar tidak sesuai dengan upah minimum pada kabupaten

tersebut, diikuti dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan koefisien = 8.383069 +

0.486791 = 8.86986, dan kesempatan kerja yang paling rendah adalah di Kotamadya

Sibolga dengan koefisien = 8.515430 - 0.600934 = 7.914496, ini disebabkan

perekonomian banyak bergerak hanya di sektor perdagangan saja.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif sebesar 76,38%

dan signifikan terhadap kesempatan kerja pada kabupaten kota di Propinsi

Sumatera Utara dan sesuai dengan hipotesis.

2. Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif sebesar 7,29% terhadap kesempatan

kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara. Namun dari hasil

penelitian bahwa tingkat bunga kredit tidak signifikan karena kurangnya para

pengusaha untuk melakukan peminjaman kredit kepada bank umum di Propinsi

Sumatera Utara.

3. Upah minimum kabupaten/kota berpengaruh negatif sebesar 53,06% dan

signifikan terhadap kesempatan kerja dan sesuai dengan hipotesis.

5.2. Saran

Dari hasil analisis yang dilakukan maka ada beberapa saran yang dapat

diberikan, yaitu:

1. Untuk meningkatkan kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera

Utara maka harus ditingkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

kabupaten/kota pada berbagai sektor dengan cara mendorong investasi dengan

menciptakan suasana yang kondusif dan memberikan kemudahan prosedur

kepada para investor.

2. Dalam hal menciptakan kesempatan kerja hendaknya pemerintah Sumatera Utara

mempunyai komitmen untuk menghimbau melalui Bank Indonesia Cabang

Sumatera Utara agar perbankan se-Sumatera Utara bersedia menurunkan tingkat

bunga kredit dengan demikian akan menarik pengusaha untuk meningkatkan

investasi.

3. Dalam hal menciptakan kesempatan kerja hendaknya Pemerintah Sumatera Utara

terus melakukan pengawasan dan memantau implementasi upah minimum

kabupaten/kota sehingga kesempatan kerja dapat dipertahankan dan ditingkatkan

secara berkesinambungan.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. The Impact of Minimum Wages on Employment. Januari 2002. Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah. Yogyakarta. BPFE. Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2002 � 2008 Sumatera Utara Dalam

Angka. Medan. Bank Indonesia dan Universitas Katolik Santo Thomas SU. 2007. Interrelasi Struktur

Kredit Perbankan, Tingkat Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Utara. Medan.

Deliarnov. 2002. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta. Penerbit UI � Press. Depnaker. 2004. Penanggulangan Pengangguran di Indonesia. Majalah Nakertrans

Edisi-03 TH. XXIV- Juni. Gujarati, Damodar. 2000. Ekonometrika Dasar. Trans. Sumarno Zain. Jakarta.

Erlangga. Mankiw, Gregory N. 2000. Teori Makro Ekonomi. Trans. Imam Nurmawan. Jakarta.

Erlangga. ________. 2003. Macroeconomics. Fifth Editions. New York. Worth Publishers. 41

Madison Avenue. Manning, C. 2000. Labour Market Edjustment to Indonesia Economic Crisis: Contex,

Trend and Implications. Bulletin of Indonesia Economic Studies. Manurung , J. J, A. H Manurung dan F. D Saragih. 2005. Ekonometrika Teori dan

Aplikasi. Jakarta. Elex Media Komputindo. Manurung, J dan A. H. Manurung. 2009. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan

Moneter. Jakarta. Salemba Empat. Nachrowi, Djalal dan Usman, Hardius. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri.

Jakarta. RajaGrafindo Persada.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Pratomo. W. A, P. Hidayat. 2005. Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan. USU Press.

Sadono, Sukirno. 2002. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta.

RajaGrafindo Persada. Simanjuntak, Payaman. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta.

LPFE � UI. Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta. RajaGrafindo

Persada.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung. Penerbit Tarsito. Suryahadi, Asep. 2003. Minimum Wage Policy and Its Impact on Employment in The

Urban Formal Sector. BIES. Tambunan, Tulus T.H. 2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia. Jakarta. Salemba

Empat. Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Trans. Haris

Munandar. Jakarta. Erlangga.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran - 1

Data Kesempatan Kerja Kabupaten/Kota Tahun 2002 - 2007 Kabupaten/Kota 2002 2003 2004 2005 2006 2007

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nias 371745 363681 365301 223808 204280 184217 Mandailing Natal 169045 161417 154241 162019 162992 166241 Tapanuli Selatan 346752 363642 272286 278441 254097 270466 Tapanuli Tengah 95943 101403 104242 110582 109653 112068 Tapanuli Utara 192439 191128 198229 130485 114080 120657 Toba Samosir 154599 145577 147635 75508 68532 70266 Labuhan Batu 321609 341424 318045 348518 320741 361071 Asahan 408010 401979 425453 396532 382719 255343 Simalungun 392480 344118 336826 380156 336083 331376 Dairi 154083 145426 148605 139159 137570 135385 Karo 159173 163691 167897 168274 173145 165489 Deli Serdang 809186 766377 747740 607308 601101 750232 Langkat 357288 348588 338227 399662 370648 405270 Sibolga 28579 29282 29216 29199 28711 31584 Tanjung Balai 48441 50201 50406 57752 50624 53481 Pematang Siantar 94207 76065 74800 89220 81666 88251 Tebing Tinggi 46760 47245 47216 49200 47965 45230 Medan 675949 707307 682380 819161 755882 729892 Binjai 94347 87242 89925 90309 84149 96707

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran - 2

Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota Tahun 2002 - 2007 Kabupaten/Kota 2002 2003 2004 2005 2006 2007

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nias 2320610 1532220 1610820 1557130 1629560 1739480

Mandailing Natal 1251080 1336440 1409580 1492090 1583390 1685700

Tapanuli Selatan 2850150 2423840 2500240 2584870 2734610 2854600

Tapanuli Tengah 743630 800260 845860 891170 940150 1002820

Tapanuli Utara 1706300 1120090 1173210 1232290 1299380 1377740

Toba Samosir 1534090 2299130 1289290 1353110 1423050 1505130

Labuhan Batu 6195833 6485550 6731970 7010750 7384240 7879420

Asahan 8426610 9037640 9484020 10261730 10689880 12093552

Simalungun 4033370 4127970 4240250 4372100 4580010 4823350

Dairi 1441770 1465780 1551230 1634140 1704130 1789800

Karo 2283140 2403880 2483860 2600530 2729610 2869740

Deli Serdang 12301270 12924120 10478380 10999420 11598330 12264170

Langkat 5319840 5476890 5532160 5724040 5889030 6178020

Sibolga 487850 515550 540090 561750 591080 623780

Tanjung Balai 963120 1034660 1096230 1141330 1181690 1229070

Pematang Siantar 1390160 1503880 1564290 1649970 1748630 1729270

Tebing Tinggi 760470 795660 839640 876470 923200 978410

Medan 20819430 20017780 23623140 25272420 27234450 29352920

Binjai 1233400 1345400 1455200 1531990 1613440 1705070

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran - 3

Data Tingkat Bunga Kredit Tertimbang Tahun 2002 - 2007

Tahun Tingkat Bunga Kredit

2002 16.51

2003 14.39

2004 12.74

2005 12.71

2006 12.76

2007 11.83

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran - 4

Data Upah Minimum Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002-2007

Kabupaten/Kota 2002 2003 2004 2005 2006 2007

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Nias 464000 505000 537000 600000 737794 761000

Mandailing Natal 464000 505000 537000 600000 737794 761000

Tapanuli Selatan 464000 505000 537000 600000 737794 785500

Tapanuli Tengah 464000 505000 537000 600000 737794 799000

Tapanuli Utara 464000 505000 537000 600000 737794 761000

Toba Samosir 464000 505000 537000 600000 737794 761000

Labuhan Batu 464000 505000 537000 600000 737794 784000

Asahan 464000 505000 537000 600000 737794 780000

Simalungun 464000 505000 537000 600000 737794 761000

Dairi 464000 505000 537000 600000 737794 761000

Karo 464000 505000 537000 600000 737794 761000

Deli Serdang 464000 505000 537000 600000 737794 805000

Langkat 464000 505000 537000 600000 737794 780000

Sibolga 464000 505000 537000 600000 737794 765000

Tanjung Balai 464000 505000 537000 600000 737794 781000

Pematang Siantar 464000 505000 537000 600000 737794 761000

Tebing Tinggi 464000 505000 537000 600000 737794 774000

Medan 464000 505000 537000 600000 737794 820000

Binjai 464000 505000 537000 600000 737794 774000

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran � 5 Common Intercept (Pooled Least Squares) Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled Least Squares Date: 11/25/09 Time: 19:11 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.193590 6.016744 1.361798 0.1760

LOG(PDRB?) 0.798660 0.037977 21.03032 0.0000 LOG(UMK?) -0.549775 0.254578 -2.159551 0.0330

LOG(TINGKATBUNGA) -0.082404 0.453009 -0.181903 0.8560 R-squared 0.801314 Mean dependent var 12.04325

Adjusted R-squared 0.795895 S.D. dependent var 0.887204 S.E. of regression 0.400820 F-statistic 147.8793 Sum squared resid 17.67227 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 0.155755

Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_NIAS) - 0.5497752068*LOG(UMK_NIAS) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_MADINA) - 0.5497752068*LOG(UMK_MADINA) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.5497752068*LOG(UMK_TAPSEL) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.5497752068*LOG(UMK_TAPTENG) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.5497752068*LOG(UMK_TAPUT) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.5497752068*LOG(UMK_TOBASA) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.5497752068*LOG(UMK_LABUHANBATU) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.5497752068*LOG(UMK_ASAHAN) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.5497752068*LOG(UMK_SIMALUNGUN) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.5497752068*LOG(UMK_DAIRI) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_KARO) - 0.5497752068*LOG(UMK_KARO) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.5497752068*LOG(UMK_DELISERDANG) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.5497752068*LOG(UMK_LANGKAT) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.5497752068*LOG(UMK_SIBOLGA) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.5497752068*LOG(UMK_TANJUNGBALAI) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.5497752068*LOG(UMK_PSIANTAR) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.5497752068*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.5497752068*LOG(UMK_MEDAN) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.5497752068*LOG(UMK_BINJAI) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran � 6 Fixed Effects Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled Least Squares Date: 11/25/09 Time: 19:13 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 9.307465 2.523020 3.689018 0.0004

LOG(PDRB?) 0.677536 0.145813 4.646624 0.0000 LOG(UMK?) -0.504424 0.094628 -5.330601 0.0000

LOG(TINGKATBUNGA) -0.073301 0.149198 -0.491299 0.6244 Fixed Effects (Cross)

_NIAS--C 0.719418 _MADINA--C 0.312289 _TAPSEL--C 0.501993

_TAPTENG--C 0.233794 _TAPUT--C 0.327243

_TOBASA--C -0.180607 _LABUHANBATU--C -0.021113

_ASAHAN--C -0.157040 _SIMALUNGUN--C 0.342784

_DAIRI--C 0.122824 _KARO--C -0.048144

_DELISERDANG--C 0.374181 _LANGKAT--C 0.210261 _SIBOLGA--C -0.741041

_TANJUNGBALAI--C -0.644907 _PSIANTAR--C -0.413768

_TEBINGTINGGI--C -0.566295 _MEDAN--C -0.088885 _BINJAI--C -0.282986

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.981978 Mean dependent var 12.04325

Adjusted R-squared 0.977865 S.D. dependent var 0.887204 S.E. of regression 0.131998 F-statistic 238.7133 Sum squared resid 1.602947 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 1.564228

Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.7194183159 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_NIAS) - 0.5044235811*LOG(UMK_NIAS) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.3122890784 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_MADINA) - 0.5044235811*LOG(UMK_MADINA) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.5019931226 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.5044235811*LOG(UMK_TAPSEL) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 0.2337936011 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.5044235811*LOG(UMK_TAPTENG) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.3272432818 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.5044235811*LOG(UMK_TAPUT) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.1806074626 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.5044235811*LOG(UMK_TOBASA) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = -0.02111283719 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.5044235811*LOG(UMK_LABUHANBATU) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = -0.1570402103 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.5044235811*LOG(UMK_ASAHAN) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.3427839568 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.5044235811*LOG(UMK_SIMALUNGUN) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 0.1228236214 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.5044235811*LOG(UMK_DAIRI) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = -0.04814419904 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_KARO) - 0.5044235811*LOG(UMK_KARO) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.3741811433 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.5044235811*LOG(UMK_DELISERDANG) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.2102607076 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.5044235811*LOG(UMK_LANGKAT) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -0.7410411116 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.5044235811*LOG(UMK_SIBOLGA) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.6449069565 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.5044235811*LOG(UMK_TANJUNGBALAI) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.4137680483 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.5044235811*LOG(UMK_PSIANTAR) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -0.5662949091 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.5044235811*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = -0.08888485301 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.5044235811*LOG(UMK_MEDAN) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.2829862413 + 9.307465213 + 0.6775360763*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.5044235811*LOG(UMK_BINJAI) - 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran � 7 Random Effects Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 11/25/09 Time: 19:14 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 8.383069 2.153166 3.893368 0.0002

LOG(PDRB?) 0.763850 0.078864 9.685686 0.0000 LOG(UMK?) -0.530636 0.087085 -6.093305 0.0000

LOG(TINGKATBUNGA) -0.072956 0.149196 -0.488996 0.6258 Random Effects (Cross)

_NIAS--C 0.737251 _MADINA--C 0.351416 _TAPSEL--C 0.486791

_TAPTENG--C 0.318329 _TAPUT--C 0.375152

_TOBASA--C -0.137443 _LABUHANBATU--C -0.108292

_ASAHAN--C -0.272342 _SIMALUNGUN--C 0.288287

_DAIRI--C 0.157514 _KARO--C -0.050414

_DELISERDANG--C 0.235357 _LANGKAT--C 0.135726 _SIBOLGA--C -0.600934

_TANJUNGBALAI--C -0.565269 _PSIANTAR--C -0.369443

_TEBINGTINGGI--C -0.466848 _MEDAN--C -0.280574 _BINJAI--C -0.234263

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Weighted Statistics R-squared 0.505517 Mean dependent var 1.612175

Adjusted R-squared 0.492031 S.D. dependent var 0.184368 S.E. of regression 0.131402 Sum squared resid 1.899325 F-statistic 37.48483 Durbin-Watson stat 1.409848 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics R-squared 0.799796 Mean dependent var 12.04325

Sum squared resid 17.80732 Durbin-Watson stat 0.150374

Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.7372513194 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_NIAS) - 0.530635769*LOG(UMK_NIAS) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.351415679 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_MADINA) - 0.530635769*LOG(UMK_MADINA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.4867913177 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPSEL) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 0.318329351 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPTENG) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.3751515163 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPUT) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.1374433646 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.530635769*LOG(UMK_TOBASA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = -0.1082924364 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.530635769*LOG(UMK_LABUHANBATU) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = -0.2723423097 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.530635769*LOG(UMK_ASAHAN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.2882868738 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.530635769*LOG(UMK_SIMALUNGUN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 0.1575136715 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.530635769*LOG(UMK_DAIRI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = -0.05041420687 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_KARO) - 0.530635769*LOG(UMK_KARO) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.2353570897 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.530635769*LOG(UMK_DELISERDANG) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.1357257975 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.530635769*LOG(UMK_LANGKAT) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -0.600933598 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.530635769*LOG(UMK_SIBOLGA) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.5652692127 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.530635769*LOG(UMK_TANJUNGBALAI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.3694426148 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.530635769*LOG(UMK_PSIANTAR) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -0.4668484952 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.530635769*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = -0.2805735274 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.530635769*LOG(UMK_MEDAN) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.2342628501 + 8.383068959 + 0.7638501742*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.530635769*LOG(UMK_BINJAI) - 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran � 8 Fixed Effects Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled Least Squares Date: 12/09/09 Time: 21:19 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 12.29161 0.233083 52.73488 0.0000

PDRB? 3.49E-08 1.72E-08 2.036575 0.0446 UMK? -5.72E-07 1.56E-07 -3.664986 0.0004

TINGKATBUNGA -3.93E-05 0.000115 -0.340301 0.7344 Fixed Effects (Cross)

_NIAS--C 0.564597 _MADINA--C 0.055084 _TAPSEL--C 0.610751

_TAPTENG--C -0.353346 _TAPUT--C 0.002650

_TOBASA--C -0.403244 _LABUHANBATU--C 0.587968

_ASAHAN--C 0.589582 _SIMALUNGUN--C 0.728116

_DAIRI--C -0.076608 _KARO--C 0.038654

_DELISERDANG--C 1.171979 _LANGKAT--C 0.729070 _SIBOLGA--C -1.622722

_TANJUNGBALAI--C -1.075900 _PSIANTAR--C -0.613353

_TEBINGTINGGI--C -1.158523 _MEDAN--C 0.757220 _BINJAI--C -0.531975

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.978593 Mean dependent var 12.04325

Adjusted R-squared 0.973706 S.D. dependent var 0.887204 S.E. of regression 0.143863 Akaike info criterion -0.868350 Sum squared resid 1.904094 Schwarz criterion -0.340312 Log likelihood 71.49596 F-statistic 200.2662 Durbin-Watson stat 1.010419 Prob(F-statistic) 0.000000

Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.5645969789 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_NIAS) - 5.715509578e-007*(UMK_NIAS) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.05508375655 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_MADINA) - 5.715509578e-007*(UMK_MADINA) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.6107505739 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TAPSEL) - 5.715509578e-007*(UMK_TAPSEL) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = -0.3533461775 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TAPTENG) - 5.715509578e-007*(UMK_TAPTENG) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.002650171022 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TAPUT) - 5.715509578e-007*(UMK_TAPUT) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.4032439196 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TOBASA) - 5.715509578e-007*(UMK_TOBASA) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = 0.5879684935 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_LABUHANBATU) - 5.715509578e-007*(UMK_LABUHANBATU) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = 0.5895816266 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_ASAHAN) - 5.715509578e-007*(UMK_ASAHAN) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.7281161056 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_SIMALUNGUN) - 5.715509578e-007*(UMK_SIMALUNGUN) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = -0.07660755304 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_DAIRI) - 5.715509578e-007*(UMK_DAIRI) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = 0.03865432007 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_KARO) - 5.715509578e-007*(UMK_KARO) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 1.171978948 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_DELISERDANG) - 5.715509578e-007*(UMK_DELISERDANG) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.7290703011 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_LANGKAT) - 5.715509578e-007*(UMK_LANGKAT) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -1.622721895 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_SIBOLGA) - 5.715509578e-007*(UMK_SIBOLGA) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -1.075900475 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TANJUNGBALAI) - 5.715509578e-007*(UMK_TANJUNGBALAI) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.6133528603 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_PSIANTAR) - 5.715509578e-007*(UMK_PSIANTAR) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -1.158523369 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_TEBINGTINGGI) - 5.715509578e-007*(UMK_TEBINGTINGGI) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = 0.7572198136 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_MEDAN) - 5.715509578e-007*(UMK_MEDAN) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.5319748384 + 12.29160953 + 3.493418281e-008*(PDRB_BINJAI) - 5.715509578e-007*(UMK_BINJAI) - 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran � 9 Random Effects Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?) Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects) Date: 12/09/09 Time: 21:20 Sample: 2002 2007 Included observations: 6 Cross-sections included: 19 Total pool (balanced) observations: 114 Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 12.23345 0.275568 44.39359 0.0000

PDRB? 5.75E-08 1.44E-08 3.997331 0.0001 UMK? -6.38E-07 1.54E-07 -4.155934 0.0001

TINGKATBUNGA -3.92E-05 0.000115 -0.339803 0.7347 Random Effects

(Cross) _NIAS--C 0.618419

_MADINA--C 0.119140 _TAPSEL--C 0.643689

_TAPTENG--C -0.272345 _TAPUT--C 0.070307

_TOBASA--C -0.337881 _LABUHANBATU--C 0.524855

_ASAHAN--C 0.457980 _SIMALUNGUN--C 0.721595

_DAIRI--C -0.014580 _KARO--C 0.078125

_DELISERDANG--C 0.996404 _LANGKAT--C 0.693058 _SIBOLGA--C -1.524676

_TANJUNGBALAI--C -0.994550 _PSIANTAR--C -0.546967

_TEBINGTINGGI--C -1.071076 _MEDAN--C 0.301988 _BINJAI--C -0.463483

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Effects Specification Cross-section random S.D. / Rho 0.649306 0.9532

Idiosyncratic random S.D. / Rho 0.143863 0.0468 Weighted Statistics R-squared 0.209897 Mean dependent var 1.084924

Adjusted R-squared 0.188348 S.D. dependent var 0.162704 S.E. of regression 0.146583 Sum squared resid 2.363510 F-statistic 9.740760 Durbin-Watson stat 0.856347 Prob(F-statistic) 0.000009

Unweighted Statistics R-squared 0.391559 Mean dependent var 12.04325

Sum squared resid 54.11828 Durbin-Watson stat 0.037399

Substituted Coefficients: ===================== LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.6184191899 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_NIAS) - 6.380558004e-007*(UMK_NIAS) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.1191399626 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_MADINA) - 6.380558004e-007*(UMK_MADINA) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.643688649 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TAPSEL) - 6.380558004e-007*(UMK_TAPSEL) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = -0.2723452323 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TAPTENG) - 6.380558004e-007*(UMK_TAPTENG) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.07030666802 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TAPUT) - 6.380558004e-007*(UMK_TAPUT) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.3378812946 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TOBASA) - 6.380558004e-007*(UMK_TOBASA) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = 0.5248548603 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_LABUHANBATU) - 6.380558004e-007*(UMK_LABUHANBATU) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = 0.4579800474 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_ASAHAN) - 6.380558004e-007*(UMK_ASAHAN) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.7215949263 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_SIMALUNGUN) - 6.380558004e-007*(UMK_SIMALUNGUN) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = -0.01458000478 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_DAIRI) - 6.380558004e-007*(UMK_DAIRI) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_KARO) = 0.07812485908 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_KARO) - 6.380558004e-007*(UMK_KARO) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.9964042452 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_DELISERDANG) - 6.380558004e-007*(UMK_DELISERDANG) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.6930577351 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_LANGKAT) - 6.380558004e-007*(UMK_LANGKAT) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -1.524676416 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_SIBOLGA) - 6.380558004e-007*(UMK_SIBOLGA) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.9945501439 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TANJUNGBALAI) - 6.380558004e-007*(UMK_TANJUNGBALAI) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.5469669658 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_PSIANTAR) - 6.380558004e-007*(UMK_PSIANTAR) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -1.071075862 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_TEBINGTINGGI) - 6.380558004e-007*(UMK_TEBINGTINGGI) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = 0.3019880949 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_MEDAN) - 6.380558004e-007*(UMK_MEDAN) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA) LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.4634833178 + 12.23344535 + 5.754710144e-008*(PDRB_BINJAI) - 6.380558004e-007*(UMK_BINJAI) - 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara