akuntansi for income tax

26
ACCOUNTING FOR INCOME TAX Disusun Oleh : Putri Nurfidina C11149014 Dwi Apriani C11149016 Salsa Pahlawanita C11149017 Tia Oktaviani C11149018 KELOMPOK 4 Latar Belakang Rumusan Masalah Pembahasan Kesimpulan

Upload: salsa-chacha

Post on 16-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Membahas tentang pelakuan pendapatan pajak dalam akuntansi

TRANSCRIPT

Page 1: Akuntansi for Income Tax

ACCOUNTING FOR INCOME TAX

Disusun Oleh :Putri Nurfidina C11149014Dwi Apriani C11149016Salsa Pahlawanita C11149017Tia Oktaviani C11149018

KELOMPOK 4Latar Belakang

Rumusan Masalah

Pembahasan

Kesimpulan

Page 2: Akuntansi for Income Tax

1. perusahaan-perusahaan yang merupakan Wajib Pajak Badan harus menghitung penghasilan dengan dua cara yang berbeda :

A. Di satu sisi, akuntan perusahaan harus menyajikan laporan keuangan kepada pemegang saham sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan).

B. Di sisi lain akuntan juga harus menyajikan laporan keuangan kepada pemerintah, dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak, sesuai dengan ketentuan perpajakan dalam sebuah Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Badan atau disingkat SPT Tahunan PPh Badan.

2. implementasi dari PSAK 46 yang sejalan dengan SFAS 96 dan diterbitkan oleh FASB tahun 1987 dan SFAS 109 pada tahun 1992, mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan. Kemudian sudah disahkan sejak tahun 1997 masih sering menciptakan kendala tersendiri bagi para akuntan.

3. Banyaknya dari kita yang sudah lupa atau bahkan belum mengerti bahwa pajak berdasarkan 'hidupnya' pada akuntansi alias pembukuan. Dalam praktik keseharian memenuhi kewajiban menjalankan hak perpajakan, kita sering lupa mengaitkan perpajakan dengan logika akuntansi.

LATAR BELAKANG

Page 3: Akuntansi for Income Tax

1. Bagaimana implikasi penerapan PSAK No. 46 terhadap perhitungan laba bersih dalam laporan keuangan?

2. Bagaimana pengakuan pengaruh pajak pada periode berjalan dan periode mendatang terhadap transaksi yang telah diakui dalam laporan keuangan?

3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara laba bersih yang dihitung dari laporan keuangan yang menerapkan PSAK No. 46 dengan laba bersih yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan?

RUMUSAN MASALAH

Page 4: Akuntansi for Income Tax

PEMBAHASAN

Pengertian Pajak

Pajak Penghasilan Menurut PSAK 46

Prinsip-Prinsip Alokasi Pajak

Pajak Tangguhan

Pencatatan dan Penyajiannya

Page 5: Akuntansi for Income Tax

Pengertian Pajak

1. Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. (P. J. A. Adriani)

2. Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan. (Ray M. Sommerfeld, Herschel M. Anderson, dan Horace R. Brock)

Page 6: Akuntansi for Income Tax

Pengertian Pajak

3. Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. (Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH)

4. Pajak penghasilan merupakan salah satu sektor pajak yang memiliki kontribusi cukup besar dalam penerimaan perpajakan. Pembayaran pajak penghasilan dianggap sebagai biaya yang harus dikeluarkan oleh pihak perusahaan kepada negara yang nantinya akan digunakan sebagai biaya pembangunan bagi negara (Dewi kartika dan Dwi Martini, 2010).

Page 7: Akuntansi for Income Tax

Pengertian Pajak

Dari beberapa pendapat mengenai pengertian pajak dapat disimpulkan bahwa pajak adalah salah satu instrumen fiskal pemerintah yang digunakan untuk membiayai pembangunan Nasional. Pajak merupakan wujud kemandirian suatu bangsa atau negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari negeri.

Pajak Penghasilan Menurut PSAK 46

pajak penghasilan menurut PSAK 46 adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan.

Adapun perhitungan penghasilan kena pajak atau laba fiskal (taxable profit) tersebut bertitik tolak dari laba komersial atau laba akuntansi.

Page 8: Akuntansi for Income Tax

Pajak Penghasilan Menurut PSAK 46

• Laba Akuntansi merupakan terminologi yang dipakai rnenurut SAK yang berarti laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi dengan beban pajak, sedangkan Penghasilan Kena Pajak atau Laba Fiskal merupakan terminologi pajak yang berarti laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan menjadi dasar penghitungan PPh.

•Secara konseptual, PSAK 46 mengatur tentang Akuntansi Pajak Penghasilan yang rneliputi dampak Pajak Penghasilan di masa yang akan datang yang harus disajikan dalam neraca dan laba rugi tahun berjalan, akuntansi untuk PPh Final, surat ketetapan pajak dan sebagainya. Walaupun demikian, dalam prakteknya PSAK 46 lebih populer dengan sebutan Akuntansi Pajak Tangguhan. Hal ini disebabkan porsi pajak tangguhan lebih dorninan daripada perlakuan lainnya.

Page 9: Akuntansi for Income Tax

Pajak Tangguhan

Pajak tangguhan adalah pajak yang kewajibannya ditunda sampai waktu yang ditentukan atau diperbolehkan.

Pada dasarnya antara akuntansi pajak dan akuntansi keuangan memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan pengukuran penghasilan dan biaya.

Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan,yaitu :• Ketentuan peraturan perundang-

undangan perpajakan tidak sekedar intstrumen penstranfer sumber daya (fungsi budgeter), akan tetapi seringkali pula digunakan untuk tujuan mempengaruhi perilaku wajib pajak untuk investasi, kesejahteraan, dll (fungsi mengatur) yang kadang merupakan alasan untuk membenarkan penyimpangan dari standar akuntansi keuangan

Page 10: Akuntansi for Income Tax

Pajak Tangguhan

Dasar perhitungan penghasilan untuk keperluan perhitungan pajak penghasilan berbeda dengan dasar perhitungan penghasilan untuk keperluan komersial, atau dengan perkataan lain, akibat dari perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya, maka akan terdapat perbedaan yang cukup signifikan antar kedua basis tersebut.

Pajak penghasilan yang dihitung berbasis pada penghasilan yang sesungguhnya dibayar kepada pemerintah, disebut sebagai “PPh terutang - income tax payable / income tax liability,” sedangkan pajak penghasilan yang dihitung berbasis penghasilan sebelum pajak, disebut sebagai “Beban pajak penghasilan - income tax expense / profision for income taxes”.

Page 11: Akuntansi for Income Tax

Pajak Tangguhan

Beban Pajak Tangguhan dan

Pendapatan Pajak Tangguhan

Beban pajak tangguhan akan menimbulkan kewajiban pajak tangguhan sedangkan pendapatan pajak tangguhan mengakibatkan aset pajak tangguhan.

Beban PPh terdiri atas beban pajak kini dan beban pajak tangguhan atau pendapatan pajak tangguhan.

Pajak kini (current tax) merupakan jumlah PPh terutang atas Penghasilan Kena Pajak pada suatu periode.

Page 12: Akuntansi for Income Tax

Pajak Tangguhan

Aset Pajak Tangguhan dan

Kewajiban Pajak Tangguhan

Kewajiban pajak tangguhan adalah jumlah PPh terutang untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.

Aset pajak tangguhan adalah jumlah PPh terpulihkan pada periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer yang boleh di kurangkan dan sisa kompensasi kerugian.

Aset pajak tangguhan timbul apabila beda waktu yang menyebabkan terjadinya koreksi positif sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih kecil daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan

Kewajiban pajak tangguhan timbul karena adanya perbedaan waktu yang menyebabkan terjadinya koreksi negatif sehingga beban pajak menurut akuntansi lebih besar daripada beban pajak menurut peraturan perpajakan

Page 13: Akuntansi for Income Tax

Pajak Tangguhan

2. Sebaliknya apabila Penghasilan Sebelum Pajak lebih kecil dari Penghasilan Kena Pajak, maka Beban Pajaknya akan juga lebih kecil dari Pajak Terutang, sehingga akan menghasilkan Aktiva Pajak Tangguhan.

Baik Kewajiban Pajak Tangguhan maupun Aset Pajak Tangguhan dapat terjadi dalam hal- hal sebagai berikut :

1. Apabila Penghasilan sebelum Pajak lebih besar dari Penghasilan Kena Pajak, maka Beban Pajak pun akan lebih besar dari Pajak Terutang, sehingga akan menghasilkan Kewajiban Pajak Tangguhan.

Page 14: Akuntansi for Income Tax

Pajak Tangguhan

Perbedaan Temporer

Perbedaan Temporer

x Tarif

Hasilnya :

PSP > PKP BP > PT Kewajiban Pajak

Tangguhan

PSP < PKP BP < PT Aset Pajak Tangguhan

Keterangan :PSP : Penghasilan Sebelum PajakBP : Beban Pajak PKP : Penghasilan Kena PajakPT : Pajak Terutang

Page 15: Akuntansi for Income Tax

Prinsip-Prinsip Alokasi Pajak

Interperiod Allocation

Intraperiod Allocation

proses alokasi pajak penghasilan antar periode tahun buku yang satu dengan periode-periode tahun buku berikut atau sesudahnya. Alokasi pajak penghasilan antar periode tahun buku ini diperlukan karena adanya perbedaan terhadap jumlah laba kena pajak dan laba akuntansi.

Proses alokasi pajak penghasilan dalam suatu periode akuntansi karena adanya perbedaan tarif pajak yang dikenakan terhadap tiap-tiap komponen laba atau pendapatan (Misalnya, tarif pajak untuk laba sebelum pos luar biasa berbeda dengan tarif pajak untuk laba atau rugi luar biasa).

Page 16: Akuntansi for Income Tax

Prinsip-Prinsip Alokasi Pajak

Intraperiod Allocation

Adapun metode alokasi pajak Intraperiod Allocation digunakan untuk mempertanggungjawabkan pengaruh-pengaruh pajak dan bagaimana pengaruh-pengaruh tersebut harus disajikan dalam laporan keuangan. Ada tiga metode untuk mengalokasikan pajak yaitu :

Dalam metode tersebut menggunakan pendekatan laba rugi yang memandang perbedaan perlakuan antara akuntansi dan perpajakan dari sudut pandang laporan laba rugi, yaitu kapan suatu transaksi diakui dalam laporan laba rugi baik dari segi komersial maupun fiskal. Pendekatan ini mengenal istilah perbedaan waktu dan perbedaan permanen. Hasil perhitungan dari pendekatan ini adalah pergerakan yang akan diakui sebagai Pajak Tangguhan pada laporan laba rugi

1. Deferral Method (Metode Pajak Tangguhan)

Page 17: Akuntansi for Income Tax

Prinsip-Prinsip Alokasi Pajak

Intraperiod Allocation

2. Liability Method (Metode Kewajiban)

Metode ini menggunakan pendekatan neraca (balance sheet approach) yang menekankan pada kegunaan laporan keuangan dalam mengevaluasi posisi keuangan dan memprediksi aliran kas pada masa yang akan datang.

3. Net–of–Tax Method (Metode Pajak Neto)

Pada metode ini tidak ada pajak tangguhan yang diakui. Konsekuensi dari pajak atas perbedaan temporer tidak dilaporkan secara terpisah, sebaliknya diperlakukan sebagai penyesuian atas nilai aktiva atau kewajiban tertentu dan penghasilan atau beban yang terkait. Dalam metode ini, beban pajak yang disajikan dalam laporan laba rugi sama dengan jumlah pajak penghasilan yang terutang menurut SPT Tahunan

Page 18: Akuntansi for Income Tax

Pencatatan

Jurnal untuk mencatat timbulnya asset pajak tangguhan adalah :

Pencatatan dan Penyajiannya

Keterangan Debit Kredit

Aset pajak tangguhanPendapatan pajak tangguhan

Xxx

Xxx

Jurnal untuk mencatat timbulnya kewajiban pajak tangguhan adalah :

Keterangan Debit Kredit

Beban pajak tangguhanKewajiban pajak tangguhan

xxxx

Xxx

Page 19: Akuntansi for Income Tax

Penyajian

1. Aset pajak dan kewajiban pajak harus disajikan terpisah dari aset dan kewajiban lainnya dalam neraca.

2. Aset dan kewajiban pajak tangguhan harus dibedakan dari aset pajak kini (tax receivable/prepaid tax) dan kewajiban pajak kini (tax payable).

3. Aset atau kewajiban pajak tangguhan tidak boleh disajikan sebagai aset atau kewajiban lancar.

Pencatatan dan Penyajiannya

4. Aset pajak kini harus dikompensasikan (offset) dengan kewajiban pajak kini dan iumlah netonya disajikan dalam neraca.

5. Beban (penghasilan) pajak yang berhubungan dengan laba atau rugi dari aktivitas normal harus disajikan tersendiri pada laporan laba rugi.

6. Aset pajak tangguhan disajikan terpisah dengan akun tagihan restitusi PPh dan kewajiban tangguhan juga disajikan terpisah dengan utang PPh 29.

Page 20: Akuntansi for Income Tax

Penyajian

7. PPh final:a) Apabila nilai tercatat aset atau

kewajiban yang berhubungan dengan PPh final berbeda dari Dasar Pengenaan Pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak boleh diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan.

b) Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.

Pencatatan dan Penyajiannya

c) Selisih antara jumlah PPh final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai Pajak Dibayar di Muka dan Utang Pajak.

d) Akun PPh final dibayar di muka harus disajikan terpisah dari PPh final yang masih harus dibayar.

Page 21: Akuntansi for Income Tax

Penyajian

8. Perlakuan akuntansi untuk hal khusus:

a) Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dalam Surat Ketetapan Pajak harus dibebankan sebagai pendapatan atau beban lain-lain pada Laporan Laba Rugi periode berjalan.

b) Apabila diajukan keberatan dan atau banding, pembebanannya ditangguhkan.

c) Apabila terdapat kesalahan mendasar, perlakuan akuntansinya mengacu pada PSAK 25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk periode berjalan, kesalahan mendasar, dan perubahan kebijakan akuntansi.

Pencatatan dan Penyajiannya

Penyajian dalam laporan keuangan

Laba sebelum PPh xxxPPh: Pajak Kini xxx Pajak Tangguhan xxx

(xxx)Laba Setelah PPh xxx

Page 22: Akuntansi for Income Tax

Perusahaan mengakui jumlah taksiran pajak penghasilan dilaporkan laba rugi sesuai dengan jumlah yang terutang menurut SPT berdasarkan tax payable method.

Dengan mulai berlakunya PSAK 46, jumlah beban pajak yang harus diakui menjadi terdapat 2 unsur utama, yaitu: pajak kini (Current Tax) dan pajak tangguhan (deffered tax).

Sehingga timbulnya kewajiban bagi perusahaan untuk menghitung dan mengakui pajak tangguhan (deffered taxes) atas future tax effects dengan menggunakan pendekatan the asset and liability method, yang berbeda dengan pendekatan income statement liability method yang digunakan sebelumnya oleh perusahaan dalam menghitung pajak tangguhan.

KESIMPULANCurrent Tax merupakan jumlah-

jumlah PPh terutang atas penghasilan kena pajak periode berjalan, sedangkan Deffered Tax dihitung dengan terlebih dahulu mengetahui perbedaan antara saldo menurut buku dan saldo menurut fiskal (per SPT-PPh Badan) atau menghitung jumlah temporary differences (perbedaan antara dasar akuntansi dan dasar pajak).

Maka pada tanggal neraca dapat dilihat jumlah aktiva pajak tangguhan (deffered tax assets) dan kewajiban pajak tangguhan (deffered tax liabilities).

Page 23: Akuntansi for Income Tax

Beban pajak dikaitkan dengan laba akuntansi dengan ikut memperhitungkan perbedaan temporer dalam perhitungan beban pajak dan jumlah manfaat yang akan datang diakui sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan, serta pajak terutang diakui sebagai kewajiban.

KESIMPULANApabila saldo akhir aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan temporer pada tanggal neraca telah diketahui, maka dengan membandingkannya dengan saldo awal, akan diketahui perubahan (kenaikan atau penurunan) deffered tax assets / liabilities. Jumlah kenaikan/ penurunan deffered tax assets / liabilities merupakan beban pajak tangguhan (deffered tax expense) atau penghasilan pajak tangguhan (deffered tax).

Menghitung dan mengakui pajak tangguhan berdasarkan balance sheet liability method harus memahami konsep perbedaan temporer. Perbedaan ini didapat dari akuntansi (sesuai dengan PSAK) dengan akuntansi fiskal (yang dijadikan dasar pelaporan SPT). Apabila perbedaan tersebut sudah dapat ditentukan, maka akan dihitung jumlah aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan.

Page 24: Akuntansi for Income Tax

KESIMPULANPajak tangguhan pada prinsipnya merupakan dampak Pajak Penghasilan di masa yang akan datang yang disebabkan oleh perbedaan temporer / waktu antara perlakuan akuntansi dan perpajakan serta kerugian fiskal yang masih dapat dikompensasikan di masa yang datang yang perlu disajikan dalam laporan keuangan dalam suatu periode tertentu.

Dampak Pajak Penghasilan di masa yang akan datang perlu diakui, dihitung, disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan. Suatu perusahaan bisa saja membayar pajak lebih kecil saat ini, tapi sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih besar di masa mendatang. Atau sebaliknya, bisa saja perusahaan membayar pajak lebih besar saat ini, tetapi sebenarnya memiliki potensi hutang pajak yang lebih kecil di masa mendatang

Page 25: Akuntansi for Income Tax

KESIMPULANBila dampak pajak di masa mendatang tersebut tidak tersaji, maka laporan keuangan bisa saja menyesatkan pemakainya. Dengan penyajian tersebut maka pengguna laporan keuangan semestinya tidak akan melakukan overvalued atau undervalued dalam menilai laporan keuangan.Dari sini dapat dilihat bagaimana implikasi penerapan PSAK No. 46 terhadap laporan keuangan, terutama terhadap penentuan laba bersih perusahaan. Laba bersih yang dihitung dalam laporan keuangan yang sudah terdapat pengakuan atas perbedaan temporer melalui pajak tangguhan (sesudah penerapan PSAK No. 46) akan berbeda dengan laba bersih dari laporan keuangan sebelum penerapan PSAK No. 46.

Bagi perusahaan-perusahaan go public yang terlebih dahulu menerapkan PSAK No. 46, hal ini tentu saja akan membawa konsekuensi bagi pelaporan pendapatan bersih perusahaan. Karena laporan keuangan perusahaan itu nantinya disorot oleh berbagai pengguna, terutama para investor yang akan berinvestasi.

Page 26: Akuntansi for Income Tax

SELESAITerimakasih……