aliranfilsafatpendidikanprogresivisme
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
1/17
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PROGRESIVISME.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai hasil dari pemikiran para filosuf, filsafat telah melahirkan berbagai macam
pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan-pandangan filosuf itu ada kalanya saling
menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh
pendekatan yang mereka pakai juga berbeda-beda walaupun untuk objek dan masalah yang
sama. Karena perbedaan dalam pendekatan itu, maka kesimpulan yang didapat juga akan
berbeda. Perbedaan pandangan filsafat tersebut juga terjadi dalam pemikiran filsafat pendidikan,
sehingga muncul aliran-aliran filsafat pendidikan.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap
seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin
melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.[1] Pendidikan adalah
upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta,
rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan
hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan
menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,harmonis, dinamis. guna mencapai
tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-
masalah pendidikan. Ada beberapa aliran filsafat pendidikan, dan yang akan Penulis uraikan di
sini adalah filsafat pendidikan progresivisme. Dalam pandangannya progresivisme berpendapat
tidak ada teorirealita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan
temporal, menyela. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut
progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara
individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi
untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn1http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn1 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
2/17
kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
B. Rumusan Masalah
Ada beberapa masalah yang akan penyusun uraikan di dalam makalah ini, antara lain :
Pengertian filsafat pendidikan progresivisme
Latar belakang munculnya filsafat progresivisme
Tokoh-tokoh aliran filsafat progresivisme
Pandangan filsafat progresivisme tentang pendidikan
C. Tujuan Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa persoalan yang bertujuan untuk :
Mahasiswa mampu memahami dan mengenal apa itu filsafat pendidikan progresivisme.
Mahasiswa mengetahui apa saja yang melatar belakangi timbul dan munculnya aliran
filsafat pendidikan progresivisme.
Agar mahasiswa mengetahui siapa sajakah tokoh-tokoh aliran filsafat pendidikan
progresivisme.
Masiswa mampu mengetahui apa saja pandangan-pandangan progresivisme tentang
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Sejarah munculnya Filsafat Progresivisme
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918.
Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di
masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau
bidang muatan. Progravisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan
kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat
-
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
3/17
menghadapi dan mengatasi maslah- masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya
manusia itu sendiri.[2]
Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen progrevisme, maka
beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian
utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam.
Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut
progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling
ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya
pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam
kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat
kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang
setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan
lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar naturalistik, hasil belajar dunia nyata dan juga
pengalaman teman sebaya Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di
dunia pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan
kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan, baik secara fisik maupun cara berpikir, guna
mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh
rintangan yang dibuat oleh orang lain.[3] Oleh karena itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui
pendidikan yang otoriter.
Kita telah ketahui bahwa menurut aliran ini kehidupan manusia berkembang terus
menurus dalam suatu arah yang positif. Apa yang dipandang benar sekarang belum tentu benar
pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, peserta didik bukanlah dipersiapkan untuk
menghidupi masa kini, melainkan mereka harus dipersiapkan menghadapi kehidupan masa yang
akan datang. Permasalahan hidup masa kini tidak akan sama dengan permasalahan hidup masa
yang akan datang. Untuk itu, peserta didik harus diperlengkapi dengan strategi-strategi untuk
menghidupi masa yang akan datang dan pemecahan masalah yang memungkinkan mereka akan
mengatasi permasalahan-permasalahan baru dalam kehidupan.[4]
Progresivisme bukan merupakan suatu bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri
sendiri, malainkan merupakan aliran suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan tahun 1918.
Selama 20 tahun menjadi gerakan yang sangat kuat di Amerika Serikat banyak guru yang ragu-
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn2http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn3http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn4http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn2http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn3http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn4 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
4/17
ragu terhadap gerakan ini. Gerakan progeresik terkenal luas karena reaksinya terhadap
formalisme dan sekolah tradisional yang membosankan, yang menekankan disiplin keras belajar
pisik dan banyak hal-hal kecil yang tidak bermanfaat dalam pendidikan.[5] Pengaruh
progresivisme terasa di seluruh dunia, terlebih-lebih di Amerika Serikat. Usaha pembaharuan di
dalam lapangan pendidikan pada umumnya terdorong oleh aliran progresivisme ini.[6]
John Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi Maksudnya
sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman
lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu
dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja. Dengan demikian, sekolah yang
ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Karena
sekolah adalah bagian dari masyarakat. Dan untuk itu, sekolah harus dapat mengupayakan
pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah di mana sekolah
itu berada. Untuk dapat melestarikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan
yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau
kekhususan daerah itu. Untuk itulah, fisafat progesivisme menghendaki sistem pendidikan
dengan bentuk belajar sekolah sambil berbuat atau learning by doing.[7]
Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif. Tujuan
pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus, agar
peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan penyesuaian dan
penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.[8] Biasanya aliran progresivisme
ini di hubungkan dengan pandangan hidup liberal (the liberal road to), dan culture. Maksudnya
adalah pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut; fleksibel (tidak kaku, tidak
menolak perubahan, tidak terikat oleh suatu doktrin tertentu), curios (ingin mengetahui, ingin
menyelidiki), toleran dan open-minded (mempunyai hati terbuka).[9]
Sejarah mengatakan perkembangan aliran Progresivisme dianggap sebagai aliran pikiran
yang baru muncul dengan jelas pada pertengahan abad ke-19, akan tetapi garis
perkembangannya dapat ditarik jauh kebelakang sampai pada zaman Yunani purba. Misalnya
Hiraclitus (544 ), Socrates (469), Protagoras (480) dan Aristoteles. Mereka pernah
mengemukakan pendapat yang dapat dianggap sebagai unsur-unsur yang ikut menyebabkan
sikap jiwa yang disebut pragmatisme-Progresivisme.[10]
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn5http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn6http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn7http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn8http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn9http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn10http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn10http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn5http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn6http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn7http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn8http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn9http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn10 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
5/17
Heraclitus mengemukakan bahwa sifat yang utama dari realita ialah perubahan. Tidak
ada sesuatu yang tetap didunia ini, semuanya berubah-ubah, kecuali asa perubahan itu sendiri.
Socrates berusaha mempersatukan epsitemologi dan aksiologi. Ia mengajarkan bahwa
pengetahuan adalah kunci untuk kebajikan. Yang baik dapat dipelajari dengan kekuatan intelek,
dan pengetahuan yang baik menjadi pedoman bagi manusia untuk melakukan kebajikan. Ia
percaya bahwa manusia sanggup melakukan baik. Protagoras mengajarkan bahwa kebenaran dan
norma atau nilai tidak bersifat mutlak, melainkan relatif, yaitu bergantung pada waktu dan
tempat. Sedangkan Aristoteles menyarankan moderasi dan kompromi (jalan tengah bukan jalan
ekstrim) dalam kehidupan.
Kemudian sejak abad ke-16, Francis Bacon, John Locke, Rousseau, Kant, dan Hegel
dapat disebut sebagai penyumbang pikiran-pikiran munculnya aliran Progresivisme. Francis
Bacon memberikna sumbangan dengaan usahanya memperbaiki dan memperhalus metode
ilmiah dalam pengetahuan alam. Locke dengan ajarannya tentang kebebasan politik. Rousseau
dengan keyakinannya bahwa kebaikan berada didalam manusia karena kodrat yang baik dari
para manusia. Kant memuliakan manusia, menjunjung tinggi akan kepribadian manusia,
memberi martabat manusia suatu kedudukan yang tinggi. Hegel mengajarkan bahwa alam dan
masyarakat bersifat dinamis, selamanya berada dalam keadaan bergerak, dalam proses perubahan
dan penyesuaian yang tak ada hentinya.[11]
Dalam abad ke- 19 dan ke-20, tokoh-tokoh Progresivisme banyak terdapat di Amerika
Serikat. Thomas Paine dan Thomas Jefferson memberikan sumbangan pada Progresivisme
karena kepercayaan mereka pada demokrasi dan penolakan terhadap sikap yang dogmatis,
terutama dalam agama. Charles S. Peirce mengemukakan teori tentang pikiran dan hal berfikir
pikiran itu hanya berguna bagi manusia apabila pikiran itu bekerja yaitu memberikan
pengalaman (hasil) baginya. Fungsi berfikir adalah membiasakan manusia untuk berbuat.
Perasaan dan gerak jasmaniah adalah manifestasi dari aktifitas manusia dan keduanya itu tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan berfikir.
B. Tokoh-tokoh aliran Filsafat Progresivisme
Ada beberapa tokoh progresivisme yang berperan penting dalam mengembangkan aliran
ini, antara lain :
1. William James (1842 1910)
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn11http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn11http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn11 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
6/17
William James seorang psychologist dan seorang filosuf Amerika yang sangat terkenal.
Paham dan ajarannya demikian pula kepribadiannya sangat berpengaruh diberbagai negara Eropa
dan Amerika. Meskipun demikian dia sangat pandai berceramah dibidang filsafat, juga terkenal
sebagai pendiri Pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek
dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia
menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok
dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari
prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku. Buku karangannya yang
berjudul Principles of Psychology yang terbit tahun 1890 yang membahas dan mengembangkan
ide-ide tersebut, dengan cepat menjadi buku klasik dalam bidang itu, hal inilah yang mengantar
William James terkenal sebagai ahli filsafat Pragmatisme dan Empirisme radikal.[12]
Demikian pula kepribadiannya sangat berpengaruh diberbagai negara Eropa dan
Amerika. Meskipun demikian dia sangat terkenal dikalangan umum Amerika sebagai penulis
yang sangat brilian, dosen serta penceramah dibidang filsafat, juga terkenal sebagai pendiri
Pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi
organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar
fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu
pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi
teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.[13]
2. John Dewey (1859 - 1952)
John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika).
Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik
dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum",
dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa
depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical
Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan
datang. Dewey mengembangkan pragmatisme dalam bentuknya yang orisinil, tapi meskipun
demikian, namanya sering pula dihubungkan terutama sekali dengan versi pemikiran yang
disebut instrumentalisme. Adapun ide filsafatnya yang utama, berkisar dalam hubungan dengan
problema pendidikan yang konkret, baik teori maupun praktik. reputasi (nama baik)
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn12http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn12http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn13http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn13http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn12http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn13 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
7/17
internasionalnya terletak dalam sumbangan pikirannya terhadap filsafat pendidikan
Progressivisme Amerika.
Dewey tidak hanya berpengaruh dalam kalangan ahli filsafat profesional, akan tetapi juga
karena perkembangan idenya yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi,
teori politik dan ilmu jiwa. Dia adalah juru bicara yang sangat terkenal di Amerika Serikat dari
cara-cara kehidupan demokratis. Diantara karya-karya Dewey yang dianggap penting adalah
Freedom and Cultural, Art and Experience, The Quest of Certainty Human Nature and Conduct
(1922), Experience and Nature (1925), dan yang paling fenomenal adalah Democracy and
Education(1916).
3. Hans Vaihinger (1852-1933)
Hans Vaihinger berpendapat bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian
dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya
(dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala
pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai
dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali
kekeliruan yang berguna saja.
C. Pandangan Filsafat Progresivisme tentang Pendidikan
Dasar filosofis dari aliran progresivisme adalah Realisme Spiritualistik dan Humanisme
Baru. Realisme spiritualistik berkeyakinan bahwa gerakan pendidikan progresif bersumber dari
prinsip-prinsip spiritualistik dan kreatif dari Froebel dan Montessori serta ilmu baru tentang
perkembangan anak. Sedangkan Humanisme baru menekankan pada penghargaan terhadap
harkat dan martabat manusia sebagai individu. Dengan demikian orientasinya individualistik.
[14]
Ada beberapa pandanagan filsafat progresivisme, antara lain :
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut pandangan aliran ini adalah pendidikan harus memberikan
keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berintraksi dengan lingkungan yang berada
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn14http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn14 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
8/17
dalam proses perubahan secara terus menerus. Yang dimaksud dengan alat-alat adalah
keterampilan pemecahan masalah yang dapat digunakkan individu untuk menentukan,
menganalisis, dan memecahkan masalah. Pendidikan bertujuan agar peserta didik memilki
kemampuan memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
sosial, atau dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses perubahan.
Selain itu, pendidikan juga bertujuan membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang
demokratis.[15]
Proses belajar mengajar terpusatkan pada prilaku dan disiplin diri.[16]Tujuan
keseluruhan pendidikan sendiri adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara
sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut,
pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Agar
dapat bekerja siswa diharapkan memiliki keterampilan, alat dan pengalaman sosial, dan memiliki
pengalaman problem solving.[17]
2. Kurikulum Pendidikan
Kalangan progresif menempatkan subjek didik pada titik sumbu sekolah (child-centered).
Mereka lalu berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang berpangkal pada
kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Jadi, ketertarikan anak adalah titik tolak bagi
pengalaman belajar. Imam Barnadib menyatakan bahwa kurikulum progresivisme adalah
kurikulum yang tidak beku dan dapat direvisi, sehingga yang cocok adalah kurikulum yang
berpusat pada pengalaman.[18]
Sains sosial sering dijadikan pusat pelajaran yang digunakan dalam pengalaman-
pengalaman siswa, dalam pemecahan masalah serta dalam kegiatan proyek. Disini guru
menggunakan ketertarikan alamiah anak untuk membantunya belajar berbagai keterampilan yang
akan mendukung anak menemukan kebutuhan dan keinginan terbarunya. Akhirnya, ini akan
membantu anak (subjek didik) mengembangkan keterampilan-keterampilan pemecahan masalah
dan membangun informasi yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sosial.[19] Kurikulum
disusun dengan pengalaman siswa, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman sosial, selain
sosial sering dijadikan pusat pelajaran yang digunakan dalam pengalaman-pengalaman siswa dan
dalam pemecahan masalah serta dalam kegiatan proyek[20]
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn15http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn16http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn17http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn18http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn19http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn20http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn15http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn16http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn17http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn18http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn19http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn20 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
9/17
Sekolah yang baik itu adalah sekolah yang dapat memberi jaminan para siswanya selama
belajar, maksudnya yaitu sekolah harus mampu membantu dan menolong siswanya untuk
tumbuh dan berkembang serta memberi keleluasaan tempat untuk para siswanya dalam
mengembangkan bakat dan minatnya melalui bimbingan guru dan tanggung jawab kepala
sekolah. Kurikulum dikatakan baik apabila bersifat fleksibel dan eksperimental (pengalaman)
dan memiliki keuntungan-keuntungan untuk diperiksa setiap saat. Sikap progressvisme,
memandang segala sesuatu berasaskan fleksibilitas, dinamika dan sifat-sifat yang sejenis,
tercermin dalam pandangannya mengenai kurikulum sebagai pengalaman yang edukatif, bersifat
eksperimental dan adanya rencana dan susunan yang teratur. Menurut Progresivisme, Kurikulum
hendaknya :
Tidak universal melainkan berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang ada
Disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik (minat, bakat, dan kebutuhan setiap peserta didik)
atau chil centered.
Berbasis pada masyarakat.
Bersifat fleksibel dan dapat berubah atau direvisi.
3. Metode Pendidikan
Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh aliran progresivisme diantaranya
adalah :
Metode Pendidikan Aktif, Pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan
fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak
untuk mengembangkan bakat dan minatnya.
Metode Memonitor Kegiatan Belajar, Mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil
memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar berlangsung
kegiatan belajar tersebut.
Metode Penelitian Ilmiah, Pendidikan progresif merintis digunakannya metode penelitian
ilmiah yang tertuju pada penyusunan konsep.
Pemerintahan Pelajar, Pendidikan progresif memperkenalkan pemerintahan pelejar dalam
kehidupan sekolah dalam rangka demokratisasi dalam kehidupan sekolah.
Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, Pendidikan Progresif mengupayakan adanya
kerjasama antara sekolah dengan keluarga dalam rangka menciptakan kesempatan yang
-
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
10/17
seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan secara alamiah semua minat dan kegiatan
yang diperlukan anak.
Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan Pendidikan, Sekolah tidak hanya tempat untuk
belajar, tetapi berperanan pula sebagai laboratoriun dan pengembangan gagasan baru
pendidikan.[21]
4. Pendidikan
Progrisivisme di dasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak
bukanlah memfokuskan pada guru atau bidang muatan.[22] Menurut progresivisme, pendidikan
selalu dalam proses perkembangan dan sebagai suatu rekonstruksi pengalaman yang terus-
menerus. Progresivisme menekankan enam prinsip mengenai pendidikan dan belajar, yaitu :
Pendidikan seharusnya adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk kehidupan.
Belajar harus langsung berhubungan dengan minat anak.
Belajar melalui pemecahan masalah hendaknya diutamakan daripada pemberian bahan
pelajaran.
Guru berperan sebagai pemberi advise, bukan untuk mengarahkan.
Sekolah harus menggerakkan kerjasama daripada kompetensi.
Demokrasilah satu-satunya yang memberi tempat dan menggerakkan pribadi-pribadi saling
tukar menukar ide secara bebas, yang diperlukan untuk pertumbuhan sesungguhnya.
5. Pelajar
Kaum progresif menganggap subjek-subjek didik adalah aktif, bukan pasif, sekolah
adalah dunia kecil (miniatur) masyarakat besar, aktifitas ruang kelas difokuskan pada praktik
pemecahan masalah, serta atmosfer sekolah diarahkan pada situasi yang kooperatif dan
demokratis. Mereka menganut prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Mereka
menganggap bahwa anak itu unik. Anak adalah anak yang sangat berbeda dengan orang dewasa.
Anak mempunyai alur pemikiran sendiri, mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-
harapan dan kecemasan sendiri yang berbeda dengan orang dewasa.[23]
6. Pengajar (guru)
Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai :
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn21http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn21http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn22http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn22http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn23http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn21http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn22http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn23 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
11/17
Fasilitator, orang yang menyediakan diri untuk memberikna jalan kelancaran proses belajar
sendiri siswa.
Motivator, orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus giat belajar sendiri.
Konselor, orang yang membantu siswa menemukan dan mengatasi sendiri masalah-masalah
yang dihadapi oleh setiap siswa. Dengan demikian guru perlu mempunyai pemahaman yang
baik tentang karakteristik siswa, dan teknik-teknik memimpin perkembangan siswa, serta
kecintaan pada anak agar dapat menjalankan peranannya dengan baik.[24]
D. Pandangan Umum Filsafat Progresivisme
1. Pandangan secara Ontologi
Asal Hereby atau asal keduniawian, adanya kehidupan realita yang amat luas tidak
terbatas, sebab kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia.
Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu, pengalaman manusia tentang
penderitaan, kesedihan, kegembiraan, keindahan dan lain-lain adalah realita manusia hidup
sampai mati, Pengalaman adalah suatu sumber evolusi, yang berarti perkembangan, maju setapak
demi setapak mulai dari yang mudah-mudah menerobos kepada yang sulit-sulit (proses
perkembangan yang lama).
Pengalaman adalah perjuangan, sebab hidup adalah tindakan dan perubahan-perubahan.
Manusia akan tetap hidup berkembang, jika ia mampu mengatasi perjuangan, perubahan dan
berani bertindak. Ontology progresivisme mengandung pengertian dan kualitas evolusionistis
yang kuat, Pengalaman diartikan sebagai ciri dinamika hidup, dan hidup adalah perjuangan
tindakan dan perbuatan. Sifat-sifat pengalaman :
Pengalaman itu dinamis adalah dalam kehidupan terjadi perubahan yang terjadi terus
menerus.
Pengalaman itu temporal adalah terjadi perubahan dan perbedaan pengalaman dari waktu
kewaktu.
Pengalaman itu spatial adalah terjadi disuatu tempat dalam lingkungan manusia.
Pengalaman itu pluralistis yaitu pengalaman itu terjadi seluas adanya interaksi sedalam
individu terlibat.[25]
2. Pandangan secara Epistemologi
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn24http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn25http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn24http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn25 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
12/17
Pengetahuan adalah informasi, fakta, hukum prinsip, proses, kekuasaan yang
terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi pengalaman. Pengetahuan diperoleh
manusia baik seeara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam
lingkun hidupnya, ataupun pengetahuan diperoleh langsung melalui catatan (buku-buku,
kepustakaan). Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Epistimologi mengkaji tentang teori-
teori pengetahuan, menangani persoalan tentang sifat dasar pengetahuan manusi.[26] Makin
sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek,
maka makin besar persiapan menghadapi tuntutan masa depan. Pengetahuan harus disesuaikan
dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan. Kebenaran dan kemampuan suatu ide
memecahkan masalah, kebenaran adalah (sekuen dan pada sesuatu ide, realita pengetahuan dan
daya guna.
Ada tiga hal yang dibicarakan dalam Epistimologi Filsafat yaitu :
Objek filsafat (yang dipikirkan)
Cara memperoleh pengetahuan filsafat
Ukuran kebenaran (pengetahuan ) filsafat.
Objek Filsafat
Tujuan berfilsafat adalah menemukan kebenaran yang sebenarnya, yang terdalam.
Susunan hasil pemikiran disebut Sistematika Filsafat atau Struktur Filsafat yang terdiri atas
ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Isi setiap cabang filsafat ditentukan oleh objek apa yang
diteliti (dipikirkan). Jika memikirkan pendidikan, jadilah filsafat pendidikan, dan seterusnya.
Objek penelitian filsafat lebih luas dari objek penelitian sain sebab filsafat meneliti objek yang
Ada dan mungkin ada.
Cara Memperoleh Pengetahuan Filsafat
Berfilsafat ialah berfirkir, dan berfikir itu menggunakan akal. Dari sini timbul masalah
apa ituakal. Akal ini diperdebatkan oleh ahli akal (Locke,Voltaire, Will Durant, David
Hume,dan sebagainya dan orang orang yang secara intesif mengunakan akalnya.Untuk itu
mereka menerima bahwa bahwa akal itu ada, dan ia bekerja berdasarkan suatu cara yang tidak
begitu kita kenal. Aturan kerjanyadisebut logika . Sejauh akal itu bekerja menurut aturan
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn26http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn26 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
13/17
logika, agaknya kita dapat menerima kebenarannya. Kerja akal yaitu berfikir mendalam,
menghasilkan filsafat.
Ukuran Kebenaran Pengetahuan Filsafat
Pengetahuan filsafat merupakan pengetahuan yang logis. Ukuran kebenaran filsafat ialah
logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis benar, bila tidak logis, salah. Ukuran logis tidaknya
terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan (teori). Argumen menjadi kesatuan
dengan konklusi, dan konklusi ini disebut teori filsafat. Bobot teori filsa fat terletak pada
kekuatan argumen, maka diterima pendapat yang mengatakan bahwa filsafat itu argumen.
Kebenaran konklusi ditentukan 100% oleh argumen.
3. Pandangan secara Aksiologi
Nilai timbul karena manusia mempunyai bahasa, dengan demikian adanya pergaulan.
Masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai-nilai. Bahasa adalah sarana ekspresi yang berasal
dari dorongan, kehendak, perasaan, kecerdasan dari individu-individu. Nilai itu benar atau salah,
baik atau buruk dapat dikatakan adalah menunjukkan kecocokan dengan hasil pengujian yang
dialami manusia dalam pergaulan manusia.
4. Pandangan dari Sudut Budaya
Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam berbagai bentuk dan manifestasinya,
dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak kaku, melainkan selalu berkembang
dan berubah. Filsafat progresivisme menganggap bahwa pendidikan telah mampu merubah dan
membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan
zaman, sekaligus menolong manusia menghadapi transisi antara zaman tradisional untuk
memasuki zaman modern (progresif).
Manusia sebagai makhluk berakal dan berbudaya selalu berupaya untuk mengadakan
perubahan-perubahan. Dengan sifatnya yang kreatif dan dinamis manusia terus berevolusi
meningkatkan kualitas hidup yang semakin terus maju. Kenyataan menunjukkan bahwa pada
zaman purbakala manusia hidup di pohon-pohon atau gua-gua. Hidupnya hanya bergantung
dengan alam. Alamlah yang mengendalikan manusia. Dengan sifatnya yang tidak iddle
curiousity (rasa keingintahuan yang terus berkembang) makin lama daya rasa, cipta dan karsanya
-
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
14/17
telah dapat mengubah alam menjadi sesuatu yang berguna. Alamlah yang dikendalikan oleh
manusia. Hidup manusia tidak lagi di pohon-pohon atau gua-gua, akan tetapi dengan potensi
akalnya manusia telah membangun gedung-gedung yang menjulang tinggi, rumah-rumah
mewah.
Filsafat progresivisme yang memiliki konsep manusia memiliki kemampuan-kemampuan
yang dapat memecahkan problematika hidupnya, telah mempengaruhi pendidikan, di mana
dengan pembaharuan-pembaharuan pendidikan telah dapat mempengaruhi manusia untuk maju
(progress). Sehingga semakin tinggi tingkat berpikirnya manusia maka semakin tinggi pula
tingkat budaya dan peradaban manusia. Akibatnya anak-anak tumbuh menjadi dewasa,
masyarakat yang sederhana dan terbelakang menjadi masyarakat yang komplek dan maju.[27]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun
1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak
benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada
guru atau bidang muatan. Gerakan Progresivisme ini sangat berpengaruh dalam pendidikan
bangsa Amerika pada permulaan abad ke-20.
Progresivisme memberikan perlawanan terhadap formalisme yang berlebihan dan
membosankan dari sekolah atau pendidikan yang tradisional. Contoh: Progresivisme menolak
pendidikan yang bersifat otoriter, menolak penekanan atas disiplin yang keras, menolak cara-
cara belajar yang bersifat pasif, menolak konsep dan cara-cara pendidikan yang hanya berperan
untuk mentransfer kebudayaan mastarakat kepada generasi muda, dan berbagai hal lainnya yang
dipandang tidak berarti.
Dari paparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan
pendidikan disekolah berpusat pada anak (child centered), sebagai reaksi terhadap
pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran
(subject-centered). Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif.
Tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn27http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn27 -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
15/17
menerus, agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan
penyesuaian dan pennyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.
2. Meskipun Progresivisme dianggap sebagai aliran pikiran yang baru muncul dengan jelas
pada pertengahan abad ke-19, akan tetapi garis perkembangannya dapat ditarik jauh
kebelakang sampai pada zaman Yunani purba yaitu melalui pemikiran-pemikiran Hiraclitus,
Socrates, Protagoras, dan Aristoteles. Kemudian sejak abad ke-16, Francis Bacon, John
Locke, Rousseau, Kant, dan Hegel dapat disebut sebagai penyumbang pikiran-pikiran
munculnya aliran Progresivisme. Sedangkan pada abad ke- 19 dan ke-20, tokoh-tokoh
Progresivisme banyak terdapat di Amerika Serikat diantaranya adalah Thomas Paine,
Thomas Jefferson, Charles S. Peirce.
3. Progresivisme berpandangan bahwa tujuan keseluruhan pendidikan adalah melatih anak
agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak
dan hati. Mereka berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang
berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Metode pendidikan
yang biasa mereka pergunakan diantaranya adalah; Metode Pendidikan Aktif, Metode
Memonitor Kegiatan Belajar, Metode Penelitian Ilmiah, Pemerintahan Pelajar, Kerjasama
Sekolah Dengan Keluarga, Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan. Mereka menganut
prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Guru dalam melakukan tugasnya
mempunyai peranan sebagai Motivator, Fasilitator, dan Konselor.
B. Kritik dan Saran
Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua
umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami.
Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari
berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan
makalah-makalah selanjutnya.
-
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
16/17
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Usiono, M.A,pengantar filsafat pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006.
Imam, Barnadib,Filsafat Pendidikan, Sistem Dan Metode, Yogyakarta : Andi Offset, 1988.
Ali, Mudhofir, 1988,Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat, Yogyakarta : Liberty, 1990.
TIM Pengajar UNIMED,Filsafat Pendidikan, Medan, 2011.
Zuhairini,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1994.
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004.
Muzayyin Arifin,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Uyoh Sadulloh,Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2003.
http://sataaswelputra.blogspot.com/2011/02/aliran-filsafat-progresivisme.html
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/Bentara/824931.htm
http://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-progresivisme.
Drs. Usiono, M.A,pengantar filsafat pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 44
http://sataaswelputra.blogspot.com/2011/02/aliran-filsafat-progresivisme.htmlhttp://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/Bentara/824931.htmhttp://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-progresivismehttp://sataaswelputra.blogspot.com/2011/02/aliran-filsafat-progresivisme.htmlhttp://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/Bentara/824931.htmhttp://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-progresivisme -
7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme
17/17
Imam, Barnadib,Filsafat Pendidikan, Sistem Dan Metode, Yogyakarta : Andi Offset, 1988. Hal
28
Ali, Mudhofir, 1988,Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat, Yogyakarta : Liberty, 1990. Hal
146
TIM Pengajar UNIMED,Filsafat Pendidikan, Medan, 2011, hal 32
Drs. Usiono, M.A,Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 142
Zuhairini,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1994. Hal 20.
Ibid, hal 24
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hal
41
Zuhairini,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1994. Hal 20
Muzayyin Arifin,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Hal 22
Ibid. Hal 22-23
http://sataaswelputra.blogspot.com/2011/02/aliran-filsafat-progresivisme.html
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/Bentara/824931.htm
Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006. Hal 144
http://sataaswelputra.blogspot.com/2011/02/aliran-filsafat-progresivisme.html
Drs. Usiono, M.A,Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 145
Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006. Hal 145
Imam Barnadib,Filsafat Pendidikan, Yogyakarta : Andi Offset, 1997. Hal 36
Uyoh Sadulloh,Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2003. Hal 148
Drs. Usiono, M.A,Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 146
]Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006. Hal 146
Drs. Usiono, M.A,Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 144
Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006. Hal 146-
147
Ibid. Hal 147
http://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-progresivisme/
Drs. Usiono, M.A,Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 58
http://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-progresivisme
http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftnref21http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftnref21