aliranfilsafatpendidikanprogresivisme

Upload: sri-handayani-zulfikar-prd

Post on 04-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    1/17

    ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PROGRESIVISME.

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sebagai hasil dari pemikiran para filosuf, filsafat telah melahirkan berbagai macam

    pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan-pandangan filosuf itu ada kalanya saling

    menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh

    pendekatan yang mereka pakai juga berbeda-beda walaupun untuk objek dan masalah yang

    sama. Karena perbedaan dalam pendekatan itu, maka kesimpulan yang didapat juga akan

    berbeda. Perbedaan pandangan filsafat tersebut juga terjadi dalam pemikiran filsafat pendidikan,

    sehingga muncul aliran-aliran filsafat pendidikan.

    Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan

    konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap

    seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin

    melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.[1] Pendidikan adalah

    upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta,

    rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan

    hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan

    menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,harmonis, dinamis. guna mencapai

    tujuan hidup kemanusiaan.

    Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-

    masalah pendidikan. Ada beberapa aliran filsafat pendidikan, dan yang akan Penulis uraikan di

    sini adalah filsafat pendidikan progresivisme. Dalam pandangannya progresivisme berpendapat

    tidak ada teorirealita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat dinamis dan

    temporal, menyela. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta pluralistis. Menurut

    progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara

    individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan. Belajar berfungsi

    untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn1http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn1
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    2/17

    kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat disesuaikan dengan

    kebutuhan.

    B. Rumusan Masalah

    Ada beberapa masalah yang akan penyusun uraikan di dalam makalah ini, antara lain :

    Pengertian filsafat pendidikan progresivisme

    Latar belakang munculnya filsafat progresivisme

    Tokoh-tokoh aliran filsafat progresivisme

    Pandangan filsafat progresivisme tentang pendidikan

    C. Tujuan Penulisan

    Dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa persoalan yang bertujuan untuk :

    Mahasiswa mampu memahami dan mengenal apa itu filsafat pendidikan progresivisme.

    Mahasiswa mengetahui apa saja yang melatar belakangi timbul dan munculnya aliran

    filsafat pendidikan progresivisme.

    Agar mahasiswa mengetahui siapa sajakah tokoh-tokoh aliran filsafat pendidikan

    progresivisme.

    Masiswa mampu mengetahui apa saja pandangan-pandangan progresivisme tentang

    pendidikan.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian dan Sejarah munculnya Filsafat Progresivisme

    Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918.

    Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di

    masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau

    bidang muatan. Progravisme mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan

    kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat

  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    3/17

    menghadapi dan mengatasi maslah- masalah yang bersifat menekan atau mengancam adanya

    manusia itu sendiri.[2]

    Oleh karena kemajuan atau progres ini menjadi suatu statemen progrevisme, maka

    beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menumbuhkan kemajuan dipandang merupakan bagian

    utama dari kebudayaan yang meliputi ilmu-ilmu hayat, antropologi, psikologi dan ilmu alam.

    Progresivisme berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut

    progresivisme bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling

    ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya

    pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam

    kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat

    kompleks. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang

    setiap waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

    Progresvisme merupakan pendidikan yang berpusat pada siswa dan memberi penekanan

    lebih besar pada kreativitas, aktivitas, belajar naturalistik, hasil belajar dunia nyata dan juga

    pengalaman teman sebaya Aliran progesivisme telah memberikan sumbangan yang besar di

    dunia pendidikan saat ini. Aliran ini telah meletakkan dasar-dasar kemerdekaan dan kebebasan

    kepada anak didik. Anak didik diberikan kebaikan, baik secara fisik maupun cara berpikir, guna

    mengembangkan bakat dan kemampuan yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat oleh

    rintangan yang dibuat oleh orang lain.[3] Oleh karena itu, filsafat progesivisme tidak menyetujui

    pendidikan yang otoriter.

    Kita telah ketahui bahwa menurut aliran ini kehidupan manusia berkembang terus

    menurus dalam suatu arah yang positif. Apa yang dipandang benar sekarang belum tentu benar

    pada masa yang akan datang. Oleh sebab itu, peserta didik bukanlah dipersiapkan untuk

    menghidupi masa kini, melainkan mereka harus dipersiapkan menghadapi kehidupan masa yang

    akan datang. Permasalahan hidup masa kini tidak akan sama dengan permasalahan hidup masa

    yang akan datang. Untuk itu, peserta didik harus diperlengkapi dengan strategi-strategi untuk

    menghidupi masa yang akan datang dan pemecahan masalah yang memungkinkan mereka akan

    mengatasi permasalahan-permasalahan baru dalam kehidupan.[4]

    Progresivisme bukan merupakan suatu bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri

    sendiri, malainkan merupakan aliran suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan tahun 1918.

    Selama 20 tahun menjadi gerakan yang sangat kuat di Amerika Serikat banyak guru yang ragu-

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn2http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn3http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn4http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn2http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn3http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn4
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    4/17

    ragu terhadap gerakan ini. Gerakan progeresik terkenal luas karena reaksinya terhadap

    formalisme dan sekolah tradisional yang membosankan, yang menekankan disiplin keras belajar

    pisik dan banyak hal-hal kecil yang tidak bermanfaat dalam pendidikan.[5] Pengaruh

    progresivisme terasa di seluruh dunia, terlebih-lebih di Amerika Serikat. Usaha pembaharuan di

    dalam lapangan pendidikan pada umumnya terdorong oleh aliran progresivisme ini.[6]

    John Dewey memandang bahwa pendidikan sebagai proses dan sosialisasi Maksudnya

    sebagai proses pertumbuhan anak didik dapat mengambil kejadian-kejadian dari pengalaman

    lingkungan sekitarnya. Maka dari itu, dinding pemisah antara sekolah dan masyarakat perlu

    dihapuskan, sebab belajar yang baik tidak cukup di sekolah saja. Dengan demikian, sekolah yang

    ideal adalah sekolah yang isi pendidikannya berintegrasi dengan lingkungan sekitar. Karena

    sekolah adalah bagian dari masyarakat. Dan untuk itu, sekolah harus dapat mengupayakan

    pelestarian karakteristik atau kekhasan lingkungan sekolah sekitar atau daerah di mana sekolah

    itu berada. Untuk dapat melestarikan usaha ini, sekolah harus menyajikan program pendidikan

    yang dapat memberikan wawasan kepada anak didik tentang apa yang menjadi karakteristik atau

    kekhususan daerah itu. Untuk itulah, fisafat progesivisme menghendaki sistem pendidikan

    dengan bentuk belajar sekolah sambil berbuat atau learning by doing.[7]

    Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif. Tujuan

    pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-menerus, agar

    peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan penyesuaian dan

    penyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.[8] Biasanya aliran progresivisme

    ini di hubungkan dengan pandangan hidup liberal (the liberal road to), dan culture. Maksudnya

    adalah pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut; fleksibel (tidak kaku, tidak

    menolak perubahan, tidak terikat oleh suatu doktrin tertentu), curios (ingin mengetahui, ingin

    menyelidiki), toleran dan open-minded (mempunyai hati terbuka).[9]

    Sejarah mengatakan perkembangan aliran Progresivisme dianggap sebagai aliran pikiran

    yang baru muncul dengan jelas pada pertengahan abad ke-19, akan tetapi garis

    perkembangannya dapat ditarik jauh kebelakang sampai pada zaman Yunani purba. Misalnya

    Hiraclitus (544 ), Socrates (469), Protagoras (480) dan Aristoteles. Mereka pernah

    mengemukakan pendapat yang dapat dianggap sebagai unsur-unsur yang ikut menyebabkan

    sikap jiwa yang disebut pragmatisme-Progresivisme.[10]

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn5http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn6http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn7http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn8http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn9http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn10http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn10http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn5http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn6http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn7http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn8http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn9http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn10
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    5/17

    Heraclitus mengemukakan bahwa sifat yang utama dari realita ialah perubahan. Tidak

    ada sesuatu yang tetap didunia ini, semuanya berubah-ubah, kecuali asa perubahan itu sendiri.

    Socrates berusaha mempersatukan epsitemologi dan aksiologi. Ia mengajarkan bahwa

    pengetahuan adalah kunci untuk kebajikan. Yang baik dapat dipelajari dengan kekuatan intelek,

    dan pengetahuan yang baik menjadi pedoman bagi manusia untuk melakukan kebajikan. Ia

    percaya bahwa manusia sanggup melakukan baik. Protagoras mengajarkan bahwa kebenaran dan

    norma atau nilai tidak bersifat mutlak, melainkan relatif, yaitu bergantung pada waktu dan

    tempat. Sedangkan Aristoteles menyarankan moderasi dan kompromi (jalan tengah bukan jalan

    ekstrim) dalam kehidupan.

    Kemudian sejak abad ke-16, Francis Bacon, John Locke, Rousseau, Kant, dan Hegel

    dapat disebut sebagai penyumbang pikiran-pikiran munculnya aliran Progresivisme. Francis

    Bacon memberikna sumbangan dengaan usahanya memperbaiki dan memperhalus metode

    ilmiah dalam pengetahuan alam. Locke dengan ajarannya tentang kebebasan politik. Rousseau

    dengan keyakinannya bahwa kebaikan berada didalam manusia karena kodrat yang baik dari

    para manusia. Kant memuliakan manusia, menjunjung tinggi akan kepribadian manusia,

    memberi martabat manusia suatu kedudukan yang tinggi. Hegel mengajarkan bahwa alam dan

    masyarakat bersifat dinamis, selamanya berada dalam keadaan bergerak, dalam proses perubahan

    dan penyesuaian yang tak ada hentinya.[11]

    Dalam abad ke- 19 dan ke-20, tokoh-tokoh Progresivisme banyak terdapat di Amerika

    Serikat. Thomas Paine dan Thomas Jefferson memberikan sumbangan pada Progresivisme

    karena kepercayaan mereka pada demokrasi dan penolakan terhadap sikap yang dogmatis,

    terutama dalam agama. Charles S. Peirce mengemukakan teori tentang pikiran dan hal berfikir

    pikiran itu hanya berguna bagi manusia apabila pikiran itu bekerja yaitu memberikan

    pengalaman (hasil) baginya. Fungsi berfikir adalah membiasakan manusia untuk berbuat.

    Perasaan dan gerak jasmaniah adalah manifestasi dari aktifitas manusia dan keduanya itu tidak

    dapat dipisahkan dari kegiatan berfikir.

    B. Tokoh-tokoh aliran Filsafat Progresivisme

    Ada beberapa tokoh progresivisme yang berperan penting dalam mengembangkan aliran

    ini, antara lain :

    1. William James (1842 1910)

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn11http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn11http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn11
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    6/17

    William James seorang psychologist dan seorang filosuf Amerika yang sangat terkenal.

    Paham dan ajarannya demikian pula kepribadiannya sangat berpengaruh diberbagai negara Eropa

    dan Amerika. Meskipun demikian dia sangat pandai berceramah dibidang filsafat, juga terkenal

    sebagai pendiri Pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek

    dari eksistensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia

    menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok

    dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari

    prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku. Buku karangannya yang

    berjudul Principles of Psychology yang terbit tahun 1890 yang membahas dan mengembangkan

    ide-ide tersebut, dengan cepat menjadi buku klasik dalam bidang itu, hal inilah yang mengantar

    William James terkenal sebagai ahli filsafat Pragmatisme dan Empirisme radikal.[12]

    Demikian pula kepribadiannya sangat berpengaruh diberbagai negara Eropa dan

    Amerika. Meskipun demikian dia sangat terkenal dikalangan umum Amerika sebagai penulis

    yang sangat brilian, dosen serta penceramah dibidang filsafat, juga terkenal sebagai pendiri

    Pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi

    organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia menegaskan agar

    fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu

    pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi

    teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.[13]

    2. John Dewey (1859 - 1952)

    John Dewey adalah seorang profesor di universitas Chicago dan Columbia (Amerika).

    Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik

    dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum",

    dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa

    depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical

    Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan

    datang. Dewey mengembangkan pragmatisme dalam bentuknya yang orisinil, tapi meskipun

    demikian, namanya sering pula dihubungkan terutama sekali dengan versi pemikiran yang

    disebut instrumentalisme. Adapun ide filsafatnya yang utama, berkisar dalam hubungan dengan

    problema pendidikan yang konkret, baik teori maupun praktik. reputasi (nama baik)

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn12http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn12http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn13http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn13http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn12http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn13
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    7/17

    internasionalnya terletak dalam sumbangan pikirannya terhadap filsafat pendidikan

    Progressivisme Amerika.

    Dewey tidak hanya berpengaruh dalam kalangan ahli filsafat profesional, akan tetapi juga

    karena perkembangan idenya yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi,

    teori politik dan ilmu jiwa. Dia adalah juru bicara yang sangat terkenal di Amerika Serikat dari

    cara-cara kehidupan demokratis. Diantara karya-karya Dewey yang dianggap penting adalah

    Freedom and Cultural, Art and Experience, The Quest of Certainty Human Nature and Conduct

    (1922), Experience and Nature (1925), dan yang paling fenomenal adalah Democracy and

    Education(1916).

    3. Hans Vaihinger (1852-1933)

    Hans Vaihinger berpendapat bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian

    dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi berpikir ialah gunanya

    (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia. Segala

    pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian itu berguna. untuk menguasai

    dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa kebenaran ini tidak lain kecuali

    kekeliruan yang berguna saja.

    C. Pandangan Filsafat Progresivisme tentang Pendidikan

    Dasar filosofis dari aliran progresivisme adalah Realisme Spiritualistik dan Humanisme

    Baru. Realisme spiritualistik berkeyakinan bahwa gerakan pendidikan progresif bersumber dari

    prinsip-prinsip spiritualistik dan kreatif dari Froebel dan Montessori serta ilmu baru tentang

    perkembangan anak. Sedangkan Humanisme baru menekankan pada penghargaan terhadap

    harkat dan martabat manusia sebagai individu. Dengan demikian orientasinya individualistik.

    [14]

    Ada beberapa pandanagan filsafat progresivisme, antara lain :

    1. Tujuan Pendidikan

    Tujuan pendidikan menurut pandangan aliran ini adalah pendidikan harus memberikan

    keterampilan dan alat-alat yang bermanfaat untuk berintraksi dengan lingkungan yang berada

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn14http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn14
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    8/17

    dalam proses perubahan secara terus menerus. Yang dimaksud dengan alat-alat adalah

    keterampilan pemecahan masalah yang dapat digunakkan individu untuk menentukan,

    menganalisis, dan memecahkan masalah. Pendidikan bertujuan agar peserta didik memilki

    kemampuan memecahkan berbagai masalah baru dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan

    sosial, atau dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses perubahan.

    Selain itu, pendidikan juga bertujuan membantu peserta didik untuk menjadi warga negara yang

    demokratis.[15]

    Proses belajar mengajar terpusatkan pada prilaku dan disiplin diri.[16]Tujuan

    keseluruhan pendidikan sendiri adalah melatih anak agar kelak dapat bekerja, bekerja secara

    sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak dan hati. Untuk mencapai tujuan tersebut,

    pendidikan harusnya merupakan pengembangan sepenuhnya bakat dan minat setiap anak. Agar

    dapat bekerja siswa diharapkan memiliki keterampilan, alat dan pengalaman sosial, dan memiliki

    pengalaman problem solving.[17]

    2. Kurikulum Pendidikan

    Kalangan progresif menempatkan subjek didik pada titik sumbu sekolah (child-centered).

    Mereka lalu berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang berpangkal pada

    kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Jadi, ketertarikan anak adalah titik tolak bagi

    pengalaman belajar. Imam Barnadib menyatakan bahwa kurikulum progresivisme adalah

    kurikulum yang tidak beku dan dapat direvisi, sehingga yang cocok adalah kurikulum yang

    berpusat pada pengalaman.[18]

    Sains sosial sering dijadikan pusat pelajaran yang digunakan dalam pengalaman-

    pengalaman siswa, dalam pemecahan masalah serta dalam kegiatan proyek. Disini guru

    menggunakan ketertarikan alamiah anak untuk membantunya belajar berbagai keterampilan yang

    akan mendukung anak menemukan kebutuhan dan keinginan terbarunya. Akhirnya, ini akan

    membantu anak (subjek didik) mengembangkan keterampilan-keterampilan pemecahan masalah

    dan membangun informasi yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan sosial.[19] Kurikulum

    disusun dengan pengalaman siswa, baik pengalaman pribadi maupun pengalaman sosial, selain

    sosial sering dijadikan pusat pelajaran yang digunakan dalam pengalaman-pengalaman siswa dan

    dalam pemecahan masalah serta dalam kegiatan proyek[20]

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn15http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn16http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn17http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn18http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn19http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn20http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn15http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn16http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn17http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn18http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn19http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn20
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    9/17

    Sekolah yang baik itu adalah sekolah yang dapat memberi jaminan para siswanya selama

    belajar, maksudnya yaitu sekolah harus mampu membantu dan menolong siswanya untuk

    tumbuh dan berkembang serta memberi keleluasaan tempat untuk para siswanya dalam

    mengembangkan bakat dan minatnya melalui bimbingan guru dan tanggung jawab kepala

    sekolah. Kurikulum dikatakan baik apabila bersifat fleksibel dan eksperimental (pengalaman)

    dan memiliki keuntungan-keuntungan untuk diperiksa setiap saat. Sikap progressvisme,

    memandang segala sesuatu berasaskan fleksibilitas, dinamika dan sifat-sifat yang sejenis,

    tercermin dalam pandangannya mengenai kurikulum sebagai pengalaman yang edukatif, bersifat

    eksperimental dan adanya rencana dan susunan yang teratur. Menurut Progresivisme, Kurikulum

    hendaknya :

    Tidak universal melainkan berbeda-beda sesuai dengan kondisi yang ada

    Disesuaikan dengan sifat-sifat peserta didik (minat, bakat, dan kebutuhan setiap peserta didik)

    atau chil centered.

    Berbasis pada masyarakat.

    Bersifat fleksibel dan dapat berubah atau direvisi.

    3. Metode Pendidikan

    Metode pendidikan yang biasanya dipergunakan oleh aliran progresivisme diantaranya

    adalah :

    Metode Pendidikan Aktif, Pendidikan progresif lebih berupa penyediaan lingkungan dan

    fasilitas yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar secara bebas pada setiap anak

    untuk mengembangkan bakat dan minatnya.

    Metode Memonitor Kegiatan Belajar, Mengikuti proses kegiatan anak belajar sendiri, sambil

    memberikan bantuan-bantuan apabila diperlukan yang sifatnya memperlancar berlangsung

    kegiatan belajar tersebut.

    Metode Penelitian Ilmiah, Pendidikan progresif merintis digunakannya metode penelitian

    ilmiah yang tertuju pada penyusunan konsep.

    Pemerintahan Pelajar, Pendidikan progresif memperkenalkan pemerintahan pelejar dalam

    kehidupan sekolah dalam rangka demokratisasi dalam kehidupan sekolah.

    Kerjasama Sekolah Dengan Keluarga, Pendidikan Progresif mengupayakan adanya

    kerjasama antara sekolah dengan keluarga dalam rangka menciptakan kesempatan yang

  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    10/17

    seluas-luasnya bagi anak untuk mengekspresikan secara alamiah semua minat dan kegiatan

    yang diperlukan anak.

    Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan Pendidikan, Sekolah tidak hanya tempat untuk

    belajar, tetapi berperanan pula sebagai laboratoriun dan pengembangan gagasan baru

    pendidikan.[21]

    4. Pendidikan

    Progrisivisme di dasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak

    bukanlah memfokuskan pada guru atau bidang muatan.[22] Menurut progresivisme, pendidikan

    selalu dalam proses perkembangan dan sebagai suatu rekonstruksi pengalaman yang terus-

    menerus. Progresivisme menekankan enam prinsip mengenai pendidikan dan belajar, yaitu :

    Pendidikan seharusnya adalah hidup itu sendiri, bukan persiapan untuk kehidupan.

    Belajar harus langsung berhubungan dengan minat anak.

    Belajar melalui pemecahan masalah hendaknya diutamakan daripada pemberian bahan

    pelajaran.

    Guru berperan sebagai pemberi advise, bukan untuk mengarahkan.

    Sekolah harus menggerakkan kerjasama daripada kompetensi.

    Demokrasilah satu-satunya yang memberi tempat dan menggerakkan pribadi-pribadi saling

    tukar menukar ide secara bebas, yang diperlukan untuk pertumbuhan sesungguhnya.

    5. Pelajar

    Kaum progresif menganggap subjek-subjek didik adalah aktif, bukan pasif, sekolah

    adalah dunia kecil (miniatur) masyarakat besar, aktifitas ruang kelas difokuskan pada praktik

    pemecahan masalah, serta atmosfer sekolah diarahkan pada situasi yang kooperatif dan

    demokratis. Mereka menganut prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Mereka

    menganggap bahwa anak itu unik. Anak adalah anak yang sangat berbeda dengan orang dewasa.

    Anak mempunyai alur pemikiran sendiri, mempunyai keinginan sendiri, mempunyai harapan-

    harapan dan kecemasan sendiri yang berbeda dengan orang dewasa.[23]

    6. Pengajar (guru)

    Guru dalam melakukan tugasnya mempunyai peranan sebagai :

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn21http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn21http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn22http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn22http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn23http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn21http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn22http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn23
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    11/17

    Fasilitator, orang yang menyediakan diri untuk memberikna jalan kelancaran proses belajar

    sendiri siswa.

    Motivator, orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus giat belajar sendiri.

    Konselor, orang yang membantu siswa menemukan dan mengatasi sendiri masalah-masalah

    yang dihadapi oleh setiap siswa. Dengan demikian guru perlu mempunyai pemahaman yang

    baik tentang karakteristik siswa, dan teknik-teknik memimpin perkembangan siswa, serta

    kecintaan pada anak agar dapat menjalankan peranannya dengan baik.[24]

    D. Pandangan Umum Filsafat Progresivisme

    1. Pandangan secara Ontologi

    Asal Hereby atau asal keduniawian, adanya kehidupan realita yang amat luas tidak

    terbatas, sebab kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia.

    Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu, pengalaman manusia tentang

    penderitaan, kesedihan, kegembiraan, keindahan dan lain-lain adalah realita manusia hidup

    sampai mati, Pengalaman adalah suatu sumber evolusi, yang berarti perkembangan, maju setapak

    demi setapak mulai dari yang mudah-mudah menerobos kepada yang sulit-sulit (proses

    perkembangan yang lama).

    Pengalaman adalah perjuangan, sebab hidup adalah tindakan dan perubahan-perubahan.

    Manusia akan tetap hidup berkembang, jika ia mampu mengatasi perjuangan, perubahan dan

    berani bertindak. Ontology progresivisme mengandung pengertian dan kualitas evolusionistis

    yang kuat, Pengalaman diartikan sebagai ciri dinamika hidup, dan hidup adalah perjuangan

    tindakan dan perbuatan. Sifat-sifat pengalaman :

    Pengalaman itu dinamis adalah dalam kehidupan terjadi perubahan yang terjadi terus

    menerus.

    Pengalaman itu temporal adalah terjadi perubahan dan perbedaan pengalaman dari waktu

    kewaktu.

    Pengalaman itu spatial adalah terjadi disuatu tempat dalam lingkungan manusia.

    Pengalaman itu pluralistis yaitu pengalaman itu terjadi seluas adanya interaksi sedalam

    individu terlibat.[25]

    2. Pandangan secara Epistemologi

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn24http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn25http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn24http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn25
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    12/17

    Pengetahuan adalah informasi, fakta, hukum prinsip, proses, kekuasaan yang

    terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi pengalaman. Pengetahuan diperoleh

    manusia baik seeara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam

    lingkun hidupnya, ataupun pengetahuan diperoleh langsung melalui catatan (buku-buku,

    kepustakaan). Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Epistimologi mengkaji tentang teori-

    teori pengetahuan, menangani persoalan tentang sifat dasar pengetahuan manusi.[26] Makin

    sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek,

    maka makin besar persiapan menghadapi tuntutan masa depan. Pengetahuan harus disesuaikan

    dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan. Kebenaran dan kemampuan suatu ide

    memecahkan masalah, kebenaran adalah (sekuen dan pada sesuatu ide, realita pengetahuan dan

    daya guna.

    Ada tiga hal yang dibicarakan dalam Epistimologi Filsafat yaitu :

    Objek filsafat (yang dipikirkan)

    Cara memperoleh pengetahuan filsafat

    Ukuran kebenaran (pengetahuan ) filsafat.

    Objek Filsafat

    Tujuan berfilsafat adalah menemukan kebenaran yang sebenarnya, yang terdalam.

    Susunan hasil pemikiran disebut Sistematika Filsafat atau Struktur Filsafat yang terdiri atas

    ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Isi setiap cabang filsafat ditentukan oleh objek apa yang

    diteliti (dipikirkan). Jika memikirkan pendidikan, jadilah filsafat pendidikan, dan seterusnya.

    Objek penelitian filsafat lebih luas dari objek penelitian sain sebab filsafat meneliti objek yang

    Ada dan mungkin ada.

    Cara Memperoleh Pengetahuan Filsafat

    Berfilsafat ialah berfirkir, dan berfikir itu menggunakan akal. Dari sini timbul masalah

    apa ituakal. Akal ini diperdebatkan oleh ahli akal (Locke,Voltaire, Will Durant, David

    Hume,dan sebagainya dan orang orang yang secara intesif mengunakan akalnya.Untuk itu

    mereka menerima bahwa bahwa akal itu ada, dan ia bekerja berdasarkan suatu cara yang tidak

    begitu kita kenal. Aturan kerjanyadisebut logika . Sejauh akal itu bekerja menurut aturan

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn26http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn26
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    13/17

    logika, agaknya kita dapat menerima kebenarannya. Kerja akal yaitu berfikir mendalam,

    menghasilkan filsafat.

    Ukuran Kebenaran Pengetahuan Filsafat

    Pengetahuan filsafat merupakan pengetahuan yang logis. Ukuran kebenaran filsafat ialah

    logis tidaknya pengetahuan itu. Bila logis benar, bila tidak logis, salah. Ukuran logis tidaknya

    terlihat pada argumen yang menghasilkan kesimpulan (teori). Argumen menjadi kesatuan

    dengan konklusi, dan konklusi ini disebut teori filsafat. Bobot teori filsa fat terletak pada

    kekuatan argumen, maka diterima pendapat yang mengatakan bahwa filsafat itu argumen.

    Kebenaran konklusi ditentukan 100% oleh argumen.

    3. Pandangan secara Aksiologi

    Nilai timbul karena manusia mempunyai bahasa, dengan demikian adanya pergaulan.

    Masyarakat menjadi wadah timbulnya nilai-nilai. Bahasa adalah sarana ekspresi yang berasal

    dari dorongan, kehendak, perasaan, kecerdasan dari individu-individu. Nilai itu benar atau salah,

    baik atau buruk dapat dikatakan adalah menunjukkan kecocokan dengan hasil pengujian yang

    dialami manusia dalam pergaulan manusia.

    4. Pandangan dari Sudut Budaya

    Kebudayaan sebagai hasil budi manusia, dalam berbagai bentuk dan manifestasinya,

    dikenal sepanjang sejarah sebagai milik manusia yang tidak kaku, melainkan selalu berkembang

    dan berubah. Filsafat progresivisme menganggap bahwa pendidikan telah mampu merubah dan

    membina manusia untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kultural dan tantangan

    zaman, sekaligus menolong manusia menghadapi transisi antara zaman tradisional untuk

    memasuki zaman modern (progresif).

    Manusia sebagai makhluk berakal dan berbudaya selalu berupaya untuk mengadakan

    perubahan-perubahan. Dengan sifatnya yang kreatif dan dinamis manusia terus berevolusi

    meningkatkan kualitas hidup yang semakin terus maju. Kenyataan menunjukkan bahwa pada

    zaman purbakala manusia hidup di pohon-pohon atau gua-gua. Hidupnya hanya bergantung

    dengan alam. Alamlah yang mengendalikan manusia. Dengan sifatnya yang tidak iddle

    curiousity (rasa keingintahuan yang terus berkembang) makin lama daya rasa, cipta dan karsanya

  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    14/17

    telah dapat mengubah alam menjadi sesuatu yang berguna. Alamlah yang dikendalikan oleh

    manusia. Hidup manusia tidak lagi di pohon-pohon atau gua-gua, akan tetapi dengan potensi

    akalnya manusia telah membangun gedung-gedung yang menjulang tinggi, rumah-rumah

    mewah.

    Filsafat progresivisme yang memiliki konsep manusia memiliki kemampuan-kemampuan

    yang dapat memecahkan problematika hidupnya, telah mempengaruhi pendidikan, di mana

    dengan pembaharuan-pembaharuan pendidikan telah dapat mempengaruhi manusia untuk maju

    (progress). Sehingga semakin tinggi tingkat berpikirnya manusia maka semakin tinggi pula

    tingkat budaya dan peradaban manusia. Akibatnya anak-anak tumbuh menjadi dewasa,

    masyarakat yang sederhana dan terbelakang menjadi masyarakat yang komplek dan maju.[27]

    BAB III

    PENUTUP

    A. Simpulan

    Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun

    1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak

    benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada

    guru atau bidang muatan. Gerakan Progresivisme ini sangat berpengaruh dalam pendidikan

    bangsa Amerika pada permulaan abad ke-20.

    Progresivisme memberikan perlawanan terhadap formalisme yang berlebihan dan

    membosankan dari sekolah atau pendidikan yang tradisional. Contoh: Progresivisme menolak

    pendidikan yang bersifat otoriter, menolak penekanan atas disiplin yang keras, menolak cara-

    cara belajar yang bersifat pasif, menolak konsep dan cara-cara pendidikan yang hanya berperan

    untuk mentransfer kebudayaan mastarakat kepada generasi muda, dan berbagai hal lainnya yang

    dipandang tidak berarti.

    Dari paparan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa :

    1. Progresivisme adalah gerakan pendidikan yang mengutamakan penyelenggaraan

    pendidikan disekolah berpusat pada anak (child centered), sebagai reaksi terhadap

    pelaksanaan pendidikan yang berpusat pada guru (teacher-centered) atau bahan pelajaran

    (subject-centered). Progresivisme menghendaki pendidikan yang pada hakikatnya progresif.

    Tujuan pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus-

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn27http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftn27
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    15/17

    menerus, agar peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan

    penyesuaian dan pennyesuaian kembali sesuai dengan tuntutan dari lingkungan.

    2. Meskipun Progresivisme dianggap sebagai aliran pikiran yang baru muncul dengan jelas

    pada pertengahan abad ke-19, akan tetapi garis perkembangannya dapat ditarik jauh

    kebelakang sampai pada zaman Yunani purba yaitu melalui pemikiran-pemikiran Hiraclitus,

    Socrates, Protagoras, dan Aristoteles. Kemudian sejak abad ke-16, Francis Bacon, John

    Locke, Rousseau, Kant, dan Hegel dapat disebut sebagai penyumbang pikiran-pikiran

    munculnya aliran Progresivisme. Sedangkan pada abad ke- 19 dan ke-20, tokoh-tokoh

    Progresivisme banyak terdapat di Amerika Serikat diantaranya adalah Thomas Paine,

    Thomas Jefferson, Charles S. Peirce.

    3. Progresivisme berpandangan bahwa tujuan keseluruhan pendidikan adalah melatih anak

    agar kelak dapat bekerja, bekerja secara sistematis, mencintai kerja, dan bekerja dengan otak

    dan hati. Mereka berupaya mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang

    berpangkal pada kebutuhan, kepentingan, dan inisiatif subjek didik. Metode pendidikan

    yang biasa mereka pergunakan diantaranya adalah; Metode Pendidikan Aktif, Metode

    Memonitor Kegiatan Belajar, Metode Penelitian Ilmiah, Pemerintahan Pelajar, Kerjasama

    Sekolah Dengan Keluarga, Sekolah Sebagai Laboratorium Pembaharuan. Mereka menganut

    prinsip pendidikan perpusat pada anak (child-centered). Guru dalam melakukan tugasnya

    mempunyai peranan sebagai Motivator, Fasilitator, dan Konselor.

    B. Kritik dan Saran

    Dari makalah kami yang singkat ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua

    umumnya kami pribadi. Yang baik datangnya dari Allah, dan yang buruk datangnya dari kami.

    Dan kami sedar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna, masih banyak kesalahan dari

    berbagai sisi, jadi kami harafkan saran dan kritik nya yang bersifat membangun, untuk perbaikan

    makalah-makalah selanjutnya.

  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    16/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Drs. Usiono, M.A,pengantar filsafat pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006.

    Imam, Barnadib,Filsafat Pendidikan, Sistem Dan Metode, Yogyakarta : Andi Offset, 1988.

    Ali, Mudhofir, 1988,Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat, Yogyakarta : Liberty, 1990.

    TIM Pengajar UNIMED,Filsafat Pendidikan, Medan, 2011.

    Zuhairini,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1994.

    Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004.

    Muzayyin Arifin,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.

    Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006.

    Uyoh Sadulloh,Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2003.

    http://sataaswelputra.blogspot.com/2011/02/aliran-filsafat-progresivisme.html

    http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/Bentara/824931.htm

    http://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-progresivisme.

    Drs. Usiono, M.A,pengantar filsafat pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 44

    http://sataaswelputra.blogspot.com/2011/02/aliran-filsafat-progresivisme.htmlhttp://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/Bentara/824931.htmhttp://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-progresivismehttp://sataaswelputra.blogspot.com/2011/02/aliran-filsafat-progresivisme.htmlhttp://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/Bentara/824931.htmhttp://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-progresivisme
  • 7/29/2019 AliranFilsafatPendidikanProgresivisme

    17/17

    Imam, Barnadib,Filsafat Pendidikan, Sistem Dan Metode, Yogyakarta : Andi Offset, 1988. Hal

    28

    Ali, Mudhofir, 1988,Kamus Teori dan Aliran dalam Filsafat, Yogyakarta : Liberty, 1990. Hal

    146

    TIM Pengajar UNIMED,Filsafat Pendidikan, Medan, 2011, hal 32

    Drs. Usiono, M.A,Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 142

    Zuhairini,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1994. Hal 20.

    Ibid, hal 24

    Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004, hal

    41

    Zuhairini,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1994. Hal 20

    Muzayyin Arifin,Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. Hal 22

    Ibid. Hal 22-23

    http://sataaswelputra.blogspot.com/2011/02/aliran-filsafat-progresivisme.html

    http://www.kompas.com/kompas-cetak/0402/04/Bentara/824931.htm

    Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006. Hal 144

    http://sataaswelputra.blogspot.com/2011/02/aliran-filsafat-progresivisme.html

    Drs. Usiono, M.A,Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 145

    Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006. Hal 145

    Imam Barnadib,Filsafat Pendidikan, Yogyakarta : Andi Offset, 1997. Hal 36

    Uyoh Sadulloh,Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung : Alfabeta, 2003. Hal 148

    Drs. Usiono, M.A,Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 146

    ]Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006. Hal 146

    Drs. Usiono, M.A,Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 144

    Redja Mudyahardjo,Pengantar Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2006. Hal 146-

    147

    Ibid. Hal 147

    http://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-progresivisme/

    Drs. Usiono, M.A,Pengantar Filsafat Pendidikan, Jakarta : Hijri Pustaka Utama, 2006. Hal 58

    http://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/12/13/aliran-filsafat-pendidikan-progresivisme

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftnref21http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5663701718222982186#_ftnref21