analisis marketing blue bird taxy

23
Laporan marketing “Analisis Marketing PT Blue Bird” Anggota : 1.Irfan Rakhman Hidayat (1101001014) PENDAHULUAN 1.Profil Blue bird Taksi

Upload: irfan-rakhman-hidayat

Post on 31-Jul-2015

3.407 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Sebuah Analisis Marketing tentang strategi pemasaran,perkembangan dan tingkat loyalitas konsumen terhadap taxy Blue Bird

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

Laporan marketing

“Analisis Marketing PT Blue Bird”

Anggota :

1.Irfan Rakhman Hidayat (1101001014)

PENDAHULUAN

1.Profil Blue bird Taksi

1.1Sejarah

Blue Bird didirikan pada tahun 1972 oleh Nyonya Mutiara Djokosoetono, SH. Saat itu namanya belumlah Blue Bird, melainkan Chandra Taksi dan target pasar yang dibidik adalah rental mobil khusus untuk para jurnalis dan pengunjung dari/ke hotel dan airport. Saat itu hanya terdapat 25 mobil yang digunakan untuk beroperasi.

Page 2: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

Chandra Taksi inilah yang kemudian dikenal sebagai salah satu dari Blue Bird Group, yaitu Golden Bird.

Dari embrio taksi inilah berkembang sebuah perusahaan besar yang sekarang membawahi sekitar 20 anak perusahaan yang bergerak tidak hanya di bidang transportasi, tetapi juga merambah usaha manufacture, properti, dan support services. Khusus untuk bidang transportasi sendiri, Blue Bird Group telah mengakuisisi beberapa perusahaan taksi, beberapa di antaranya berada di bawah payung Pusaka Group.

Untuk usaha transportasi khusus penumpang, Blue Bird mengkategorikan jasanya ke dalam beberapa anak perusahaan untuk target market yang berbeda. Secara umum, taksi yang memiliki warna biru atau biru metalic ditargetkan untuk segmen masyarakat umum. Dalam kategori ini, ada beberapa anak perusahaan dimana setiap anak perusahaan memiliki nama dan logo yang berbeda. Anak perusahaan tersebut antara lain Pusaka Satria, Pusaka Nuri, Pusaka Biru, Pusaka Citra, Pusaka Lintas, Pusaka Prima, Morante Jaya, Lintas Buana, Cendrawasih, dan Blue Bird sendiri. Mengapa semuanya tidak memiliki satu nama Blue Bird saja? Masalah sebenarnya bukannya tidak bisa, melainkan terkait dengan masalah perijinan yang menyebabkan sebuah perusahaan taksi tidak bisa menjalankan banyak armadanya sekaligus.

Di segmen Eksekutif, Blue Bird menyediakan Silver Bird dengan armadanya yang berwarna hitam. Jauh berbeda dengan taksi reguler yang berwarna biru, taksi eksekutif ini memberikan 3 keistimewaan utama, yaitu Comfort, Convenience, dan Safety. Mobil yang dipergunakan pun terbilang lebih mewah dari taksi reguler, tapi tentu saja masih ada lampu tanda taksi di atasnya.

Dan yang terakhir untuk segmen transportasi penumpang, yaitu kategori limousine yang di dalam group ini dikenal dengan Golden Bird. Masuk dalam kategori ini adalah mobil-mobil mewah seperti Toyota Twin Cam, Opel Vectra, Corona Absolute, Volvo 740, 960, Mercedes C180, E220, E230 dan New Eyes, hingga van mewah Mazda E2000. Berbeda dengan dua kategori taksi sebelumnya, taksi ini menggunakan plat nomor kendaraan berwarna hitam, yang artinya tentu saja mobil pribadi. Taksi ini ditujukan untuk orang-orang kelas atas atau VIP. Selain itu, dengan keisitimewaan plat nomor hitam, taksi ini disewakan kepada perorangan ataupun perusahaan, baik untuk jangka pendek atau jangka panjang. Golden Bird yang disewakan ini sangat tepat bagi perusahaan yang menginginkan mobil mewah dalam operasional kantornya, mengingat biaya operasional dan depresiasi akan bisa diminimalkan.

Taksi Golden Bird ini memang tidak tampak seperti taksi pada umumnya. Hanya ada tambahan label / stiker logo Blue Bird di bagian kaca depan sopir. Jadi bila anda melihat sebuah mobil Mercy di depan anda, perhatikanlah dengan teliti sebelum

Page 3: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

anda menilai penumpang yang ada di dalamnya, karena barangkali mobil yang dinaiki bukanlah mobil miliknya sendiri, melainkan mobil Golden Bird.

Selain taksi, untuk jasa angkutan penumpang Blue Bird juga menyediakan sarana angkutan masal berupa bis charter, yaitu Big Bird. Dengan area pelayanan transportasi meliputi Jawa, Bali, dan Sumatera. Big Bird juga melayani transportasi bagi anak sekolah, di antaranya adalah British International School, Jakarta Japanese School, Korean Internacional School dan German International School.

Mengembangkan sayap, merambah segmen non-penumpang

Perkembangan Blue Bird tidak cukup hanya di kota Jakarta dan sekitarnya saja, melainkan di kota-kota besar lain di Indonesia. Di Bali, sejak tahun 1989 Blue Bird Group telah menempatkan armada Golden Bird-nya, yang diikuti dengan armada taksi regular Bali Taksi pada tahun 1994. Kemudian berturut-turut pada tahun 1996 dan 1997, taksi regular memasuki Lombok dengan nama Lombok Taksi dan kota Surabaya dengan nama Surabaya taksi.

Sekitar bulan November 2005, Blue Bird mulai menjamah kota Bandung dengan 75 armada taksi regulernya. Meskipun dengan jumlah armada yang masih sedikit, Bandung Taksi ini mendapatkan pertentangan yang cukup keras dari operator-operator taksi lainnya di Bandung. Harus diakui jika reputasi dan brand image yang telah diposisikan oleh Blue Bird Group, cukup menjadi ancaman terhadap operator taksi lainnya.

Gebrakan bisnis Blue Bird sepertinya tak cukup di jalur angkutan penumpang saja. Jasa angkutan non-penumpang pun telah digeluti Blue Bird dengan menyediakan jasa Truk Container, yaitu Iron Bird dan Angkutan Kontenindo Antarmoda. Di luar usaha transportasi primer, Blue Bird juga telah mendirikan Holiday Resort Lombok, dan perusahaan manufacture otomotif seperti Everlite, Restu Ibu, Ziegler Indonesia, serta usaha service lain seperti Jasa Alam, Gas Biru, dan Ritra Konnas Freight Centre.

1.2.Visi& Misi

1.2.1 Visi

Menjadi perusahaan yang langgeng dan berorientasi pada mutu sehingga menjamin keberkelanjutan kesejahteraan seluruh stakeholder.

1.2.2 Misi

Tujuan kami adalah memuaskan pelanggan, membangun dan mempertahankan posisi market leader di setiap bidang yang kami terjuni.Di sektor transportasi darat, kami menyiapkan layanan terpercaya,

Page 4: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

bermutu tinggi, dan terbaik dengan pemanfaatan sumber daya secara efisien. Kami melakukan hal tersebut sebagai sebuah tim.

1.3.Board of Director PT.Blue Bird

Berikut kami mencoba mencantumkan secara singkat mengenai susunan direksi dari PT.Blue Bird

Presiden Komisaris : Dr.H.Chandra Suharto

Presiden Direktur : Dr.H.Purnomo Prawiro

2.Situasi Lingkungan Pemasaran

2,1Lingkungan Makro

Strength : armada yang sangat besar, sudah terkenal kenyamanan dan keamanannya, pelayanannya baik, Karyawannya ramah dan bersahaja, inovasi taxi mobile reservation bagi pengguna android dan blackberry.

Weakness : Kurang Promosi dan diskon.

Opportunities : dengan kebutuhan transportasi yang mobile bisa kemana saja, Peluang bluebird sangat lebar di indonesia karena para konsumen sudah percaya dengan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan, oleh karena itu perusahaan sangat terkenal di indonesia.

Threat : Adapun ancaman dari pihak luar yang sangat meresahkan perusahaan seperti adanya penipuan yang mengatasnamakan perusahaan dan pemalsuan mobil yang mengatasnamakan perusahaan bluebird, dan juga ancaman perusahaan berasal dari perusahaan yang serupa seperti perusahaan taksi yang mengecet warna mobilnya seperti taksi bluebird.

2,2 Demografi

2.3 Trend pelanggan

Page 5: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

Menurut Vice President Central Operation Blue Bird Group, Sigit Priawan Djokosoetono,  seperti dikutip dari Okezone, pelanggan Blue Bird yang biasanya hanya melakukan 200 pemesanan per harinya kini melonjak hingga 500-600 pemesanan per hari. Jumlah tersebut dihitung setelah implementasi aplikasi di platform BlackBerry, sehingga setelah peluncuran aplikasi Blue Bird untuk Android dan iPhone

Selama beberapa tahun nama Blue Bird sinonim dengan standar tinggi layanan taksi penumpang, mengangkut lebih dari 8,5 juta orang di seluruh Indonesia per bulan.

2.4 Teknologi dan Innovasi

Salah satu kunci keunggulan Blue Bird adalah kejelianya dalam menggunakan teknologi.pada tahun 1972,Blue Bird adalah perusahaan pertama yang menggunakan system radio untuk memudahkan penentuan posisi armada dan penerapan system argo yang ketat bagi setiap arma armada yang dimiliki.

Ketika teknologi GPS mulai masuk kalangan umum di Indonesia (sekitar tahun 2003),Blue Bird merespon dengan cepat dengan mengganti system radionya dengan GPS.Tidak puas dengan inovasi itu,Blue Bird menyediakan system order taxi melalui sms untuk mempermudah akses pelanggan Blue Bird.

Innovasi terbaru Blue Bird taxi adalah penyediaan semacam software order taxi yang telah dapat digunakan lewat operating system android dan iPhone.Innovasi ini nampaknya yang membuat Blue Bird semakin sulit dikejar oleh para pesaingnya.

PEMBAHASAN

1..Analisis Strategi Pemasaran

1.1 Segmentasi

Dalam kompetisi memperoleh pasar,Bird melakukan segmentasi pasar,alih alih menggunakan mass production Blue Bird taxi membagi pasar dari layanan yang diberikan.misalkan untuk masyrakat umum Blue Bird group menawarkan Taxi Blue Bird.sedangkan untuk kalangan

Page 6: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

eksekutif PT Blue Bird menawarkan Taxi Silver Bird dan untuk VIP,Blue Bird memiliki taxi Golden Bird,ditambah dengan penawaran untuk penumpang skala besar maka ditawarkanlah Big Bird.dari pembagian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Blue Bird bergerak di segment market.

Namun,segment market ini tidak fleksible,karena Blue Bird memilih untuk mendiffrensiasi armadanya bukan mendeferensiasi layanan yang diberikan.dalam hal ini tentu saja kita tidak dapat menyalahkan Blue Bird,mengingat resiko yang mungkin akan timbul apabila Blue Bird mendeferensiasi layanan,yaitu market confusetion

Dalam segmentasi Blue Bird ini kami juga melihat Blue Bird mencoba untuk mempertahankan Brand image yang dimiliki dan mempertahankan Brand loyalty.walaupun tidak mendeferensiasi layanan,Blue Bird mencoba memaksimalkan layanan yang diberikan,hal ini dengan kebijakan kebijakan perusahaan seperti mentraining para driver agar terlihat ramah,rapid an sopan.

1.2 Pemilihan Pasar Sasaran

Secara demografi kami mengamit bahwa kota kota yang menjadi pasar Blue Bird adalah kota kota besar di Indonesia semisal : Jakarta,Bali,Bandung,Surabaya dan Semarang.hal ini tidak terlalu mengherankan,karena logikanya kota kota besar memiliki tingkat mobilitas yang tinggi sehingga merupakan sasaran tepat untuk perkembangan jasa transportasi di Indonesia.

Kami menemukan fakta yang menarik ketika mengamati cara Blue Bird mengekspansi pasarnya.seperti yang kita tahu,bahwa Blue Bird pertama kali ada di Jakarta,logika kita akan mengatakan jika Blue Bird akan berekpansi maka kota terdekat yang paling potensial adalah Bandung,namun asumsi kami salah,kota kedua yang dituju oleh Blue Bird adalah Bali.terdapat beberapa kemungkinan yang mungkin mendasari kenapa bali menjadi kota yang lebih dahulu dituju oleh Blue Bird dibandingkan Bandung,kemungkinan pertama Blue Bird ingin memaksimalkan keuntungan dengan mencari kostumer yang ingin membeli jasa Blue Bird dengan harga premium,kemungkinan kami ini didasari fakta bahwa Bali merupakan tourist centre yang telah lama dikenal,dan banyak turist asing yang rela membayar dengan harga premium.

Dengan memilih Bali,Blue Bird juga memperoleh keuntungan melalui kerjasama dengan hotel hotel setempat.afiliasi ini nampaknya merupakan salah satu opportunity yang dikejar oleh Blue Bird,terbukti dengan pembangunan holiday resort di Lombok yang dimiliki oleh Blue

Page 7: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

Bird atau dengan kata lain Blue Bird melihat hotel atau resort sebagai sumber yang menguntungkan dalam memperoleh kostumer.

Segmentasi Pasar dan Pemilihan pasar sasaran

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dewasa ini menyebabkan

perusahaan harus menghadapi persaingan yang ketat. Hal ini menuntut para

pengambil kebijakan untuk mengembangkan suatu strategi yang mampu

mancapai sasaran pertumbuhan penjualan. Adapun menurut Buku Terbitan

penulis Kotler, bahwa salah satu strategi jitu perusahaan dalam memasarkan

produknya perusahaan harus melakukan tiga langkah yaitu 1). Segmentasi

pasar yaitu mengidentifikasi dan membentuk kelompok pelanggan yang

berbeda yang mungkin meminta produk(Segmentasi). 2). Penerapan pasar

sasaran yaitu memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki(Pemilihan

Pasar Sasaran) dan 3). Penepatan posisi pasar yaitu membedakan,

mengkomunikasikan manfaat utama yang membedakan produk dalam

pasar(Positioning).

Dan sebagai sebuah perusahaan yang bergerak diantara iklim persaingan

usaha yang ketat. Blue Bird Group telah menjalani 3 langkah yang di sarankan

oleh Kotler. Berikut adalah penjelasan mengenai bagaimana PT Blue Bird Pusaka

melakukan Segmentasi, Pemilihan Pasar sasaran dan positioning produk-

produknya di pangsa pasar indonesia, khususnya kota-kota besar.

Jika dilihat secara seksama, Blue Bird Pusaka telah melakukan segmentasi

geografi, karena pada saat ini, perusahaan yang bergerak di dalam bidang jasa

pelayanan taksi ini hanya melayani beberapa daerah yang “mungkin” dianggap

memiliki pangsa pasar yang baik dan bagus. Adapun beberapa kota yang di

layani oleh Blue Bird Pusaka adalah : Jakarta, Bali, Bandung, Banten, Manado , Medan,

Lombok, Semarang, Surabaya and Yogyakarta

Sedangkan untuk Segmentasi Produk yang dilakukan oleh Blue Bird Pusaka

adalah membagi jenis armadanya menjadi 3 jenis produk yaitu :

Page 8: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

1. Blue Bird / Pusaka Taksi

Taksi Regular dari Join 2 Perusahaan, yaitu Blue Bird Group dan Pusaka

Transport. Taksi ini merupakan Taksi Regular yang di sediakan oleh Blue

Bird Group

2. Silver Bird

Taksi Eksekutif yang diusung oleh Blue Bird Group sendiri. Taksi ini

merupakan taksi yang memiliki tingkat kenyamanan yang paling tinggi di

antara beberapa jenis taksi lain yang disediakan Blue Bird.

3. Golden Bird

Golden Bird adalah aplikasi pemakaian kendaraan PT Blue Bird Group

dengan sistem Rental.

Jika di lihat dari segi ketiga produk yang disediakan oleh PT Blue Bird

Group maka Blue Bird / Pusaka taksi berada pada tingkatan segmentasi

terendah di antara dua produk lainnya. Maka dapat dikatakan bahwa Blue

Bird/Pusaka Taksi memiliki pangsa pasar untuk penumpang yang memiliki

budget menengah dan ke atas. Jika dilihat secara seksama dari ketiga produk

tesebut, PT Blue Bird Group telah menentukan jenis pangsa pasar tersendiri

bagi ketiga Produk tersebut. tersebut adalah sebagai berikut :

Jenis Taksi Objek Segmentasi Pasar

Blue Bird / Pusaka Transport Menengah Ke Atas

Silver Bird Eksekutif

Golden Bird Menengah Ke Atas dan Eksekutif

Sebagai sedikit tambahan penjelesanan bagaimana Blue Bird Pusaka

mengatur segmentasi sasaran pasarnya adalah tarif dari masing-masing

produknya:

1. Blue Bird / Pusaka transport

Tarif awal/buka pintu/flag fall Rp 6.000,-

Berjalan: Rp 3.000,- per kilometer

Page 9: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

2. Silver Bird

Tarif awal/buka pintu/Flag fall: Rp 15.000,-

Berjalan: Rp 6.000,- per kilometer

3. Golden Bird

Sesuai dengan kesepakatan dan deal yang ditentukan oleh pihak

Peminjam dan Blue Bird Pusaka.

Dari ketiga penjelasan diatas, didapatkan bahwa Blue Bird / Pusaka

Transport taksi merupakan produk dari Blue Bird Pusaka yang memiliki

segmentasi harga untuk penumpang dengan budget menengah.

Jika perbandingan segmentasi harga yang diterapkan Blue Bird Pusaka

dibandingkan dengan pesaing usaha taksi yang sejenis terdapat sedikit

perbedaan harga antara Blue Bird dengan taksi-taksi lainnya. Adapun 3

perbedaan mendasar dari tarif persaingan antar usaha taksi adalah sebagai

berikut:

1. Tarif Atas

Tarif awal/buka pintu/flag fall Rp 6.000,-

Berjalan: Rp 3.000,- per kilometer

Menunggu: Rp 30.000,- per jam

Blue Bird Group : Blue Bird, Morante, Cendrawasih, Pusaka, Pusaka

Prima, Pusaka Sentra, Pusaka Satria, Pusaka Biru, Pusaka Lintas.

2. Tarif Bawah

Tarif awal/buka pintu/flag fall  Rp 5.000,-

Berjalan: Rp 2.500,- per kilometer

Menunggu: Rp 25.000,- per jam

Express, Taxiku, Gamya, Silvera, Kosti Jaya, Link, Primajasa, Taksi

Putra, Pratama, Cipaganti

3. Premium Cab

Page 10: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

Tarif awal/buka pintu/Flag fall: Rp 7.500,-

Berjalan: Rp 4.400,- per kilometer

White Horse

Penjelasan di atas memgambarkan bahwa Taksi Blue Bird / Pusaka

Transport memiliki segmentasi pasar bagi penumpang yang memiliki budget

sedikit lebih jika dibandingkan dengan taksi taksi yang lain, dan sebagai

tambahan bahwa terdapat dua jenis tarif yang diterapkan oleh perusahaan taksi

yang ada di Indonesia, yaitu Tarif Atas dan Tarif Bawah. Perbedaan antara

kedua tarif tersebut sebenarnya adalah penentuan harga yang di campuri oleh

kebijakan kebijakan dari pemerintah setempat, perbedaannya terletak di harga

yang ditentukan oleh masing-masing perusahaan taksi, yaitu tarif atas

ditentukan secara mandiri oleh perusahaan dengan cara mengambil harga

batas atas dari kebijakan pemerintah daerah dan begitu juga sebaliknya.

Dengan segmentasi yang diterapkan seperti yang dijelaskan diatas,

diharapkan bahwa Angkutan Blue Bird / Pusaka Transport dapat menjadi Taksi

utama yang digunakan masyarakat, walau terkadang Blue Bird tersandung

dengan perbedaan penggunaan tarif dasar yang diterapkan, yangmana tarif

yang digunakan oleh Blue Bird dan Pusaka dapat dikatakan “memberatkan”

penumpang jika dibanding dengan taksi taksi lainnya yang menggunakan tarif

bawah. Walau demikian, dengan tarif atas yang diterapkan blue bird dan

pusaka, kami merasakan bahwa tarif atas yang digunakan blue bird dan pusaka

sangat worth it dengan apa yang mereka sediakan, karena selama ini blue bird

dan pusaka menyuguhkan fitur fitur yang baik dan seimbang untuk para

penumpangnya.

Ketika di pertanyakan seberapa efektifnya segmentasi target yang di

tetapkan oleh Blue Bird terhadap produknya, maka didapatkan bahwa tingkat

efektifitas dari produk Taksi Regulernya a.k.a Blue Bird dan pusaka sudah

sangat sesuai, karena mencapai target sasaran yang mana sesuai dengan

kebutuhan perusahaan. Karena sesuai dengan pemilihan pasar sasaran yang

Page 11: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

ditentukan oleh Blue Bird yang mana target dari Blue Bird / Pusaka transport

akan digunakan oleh seluruh kalangan dan silver bird untuk kalangan dengan

kelas eksekutif.

Setelah melihat bagaimana sistem pemberian harga dan penetapan pasar

sasaran yang diterapkan oleh Blue Bird Pusaka dapat diambil kesimpulan

bagaimana segmentasi yang digunakan oleh Blue Bird Pusaka, yaitu Blue Bird

Pusaka menargetkan pangsa pasar kelas menengah untuk produk Blue Bird /

Pusaka Transport yang merupakan taksi regulernya.

1.3 Positioning

Sebagai perusahaan taxi yang telah lama ada di Indonesia,Blue selalu berusaha menanamkan pencitraan yang baik pada masyarakat.Kamimelihat bahwa Blue Bird ingin menempatkan dirinya sebagai sebuah Brand yang berkelas,aman,nyaman dan dapat diandalkan.hal ini dapat terlihat dari visi Blue Bird yaitu menyelenggarakan jasa tranportasi yang berkualitas serta dari motto blue Blue Bird yaitu ANDAL (aman,nyaman,mudah dan personalize)

Blue Bird Taksi menyadari benar arti pentingnya kualitas layanan yang diberikan.Secara garis besar menurut Wirasasmita et al (1999) ada empat unsur dalam

konsep ini, yaitu:

1. Kecepatan2. Ketepatan3. Keramahan4. Kenyamanan

Keempat komponen tersebut merupakan satu pelayanan yang terintegrasi,maksudnya pelayanan atau jasa menjadi tidak unggul, bila ada komponen yangkurang. Untuk itu karyawan Blue Bird Taksi Diharuskan berpakaian rapi dan bersikap ramah kepada konsumen.Dengan teknologi GPS yang sekarang dipakai maka diharapkan dapat memberikan pelayanan dengan cepat dan tepat.

Page 12: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

Sebagai market leader, mempertahankan reputasi sebagai “Partner Transportasi yang Handal” memang tidak mudah.Oleh sebabitu, untuk membentuk brand loyalty para konsumen, Blue Bird menerapkan quality control terhadap seluruh lini usahanya, dari technical support hingga customer service.

Basis usaha Blue Bird terletak pada jasa transportasi, khusus nya adalah taksi dan alat angkutan / kendaraan. Secara langsung yang menjadi penggerak utama usaha ini adalah para pengemudi-nya. Selain berfungsi utama sebagai driver, pengemudi juga menjalankan fungsi sebagai customer service dan sales force, karena mau tidak mau, para pengemudi inilah yang akan berhadapan langsung dengan penumpang / customer. Para pengemudi di Blue Bird dilatih secara khusus dalam berbagai tahapan training. Dari para pengemudi inilah image  Blue Bird dibangun. Sehingga tidak heran bila masyarakat mengenal Blue Bird karena para pengemudinya yang baik dan jujur.Selain pengemudi, ada pula Call Center yang harus bekerja keras merespon setiap permintaan pelanggan. Beruntung dengan adanya teknologi radio, GPS, MDT, Internet, dan kinidengan SMS, order dari pelanggan dapat ditangani dengan cepat dan mudah.Keistimewaan lainnya dari pelayanan transportasi Blue Bird taksi ini adalah ketersediaan 24 jam sehari, 7 hari seminggu, sehingga jalanan tidak pernah sepi dari armada taksi. Dengan model kerja shift karyawan, taksi–taksi yang beredar di jalanan ibu kota ini diharapkanakan ada baik siang maupun malam hari, dari hari kerja biasa hingga hari libur sekalipun.Dari segi pricing, Blue Bird bukanlah perusahaan yang bermain-main di strategi ini.Tarif yang dikenakanoleh Blue Bird mengikuti standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat. Bahkan untuk menjaga image-nya, setiap kali ada perubahan tarif, Blue Bird langsung aktif merespon. Berbeda dengan operator taksi lainnya yang argometernya dikenakan tariff sesuai kehendak pengemudi-nya.Mungkin kebijakan mengenai tariff ini akan mengurangi jumlah konsumen yang menggunakan Blue Bird. Namun justru dengan menerapkan tarif yang berlaku, Blue Bird menjadi teladan dalam urusan pricing, dan tentunya tidakakan kebingungan dengan biaya operasional. Bahkan, penerapan pricing ini bagi konsumen Blue Bird akan menjadikannya sebagai operator taksi yang konsisten sehingga positioning Blue Bird tetap terjaga. Apa jadiny abila Blue Bird menempelkantulisanTarif Lama di kaca depan mobilnya? Pasti yang terkesan adalah Blue Bird sebagai taksi murahan yang rela menurunkan tarifnya untuk menggaet para penumpangnya

Positioningnyasegmen costumernya untuk kalangan menengah. Kenapa?Karena blue bird taksi menjaga eksklusiifitas armadanya agar imagenya di mata customer tidak terlihat murahan. Dengan dia mengambil segmen menengah, blue bird dapat mencangkup segmenatasi dan segmen bawah yang menginginkan eksklusifitas tetapi tidak mengeluarkan uang yang terlalu mahal. Dan untuk pricingnya, selain mengikuti standar yang

Page 13: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

ditetapkan pemerintah, blue bird sendiri menggunakan uangnya tersebut untuk melakukan maintenance berkala armada dan training supir armadanya. Berbeda dengan group taksi lain yang menggunakan tariff lama, blue bird group melakukan maintenance armadany asetiap 6 bulan sekali, dan spare part yang rusak bukan di perbaiki, melainkan di ganti. Sehingga kemungkinan untuk rusak kembali pun kecil.Training supirnya pun tidak setengah-setengah, blue bird group memberikan training dari mengemudi hingga customer care pengemudinya, karena supirnya merupakan front-linernya bisnis taksi ini.

2.Analisis Bauran Pemasaran

2.1Price Pengaturan tarif argo hanya oleh team teknisi Bluebird group yang besaranya tarif ditentukan oleh pemerintah daerah yakni yakni tarif batas atas Rp5.000 dengan setiap per 100 meter naik Rp275 dan masa tunggu selama satu jam Rp27.500. Sementara tarif batas bawah yakni Rp4.000 dengan setiap per 100 meter Rp250 dan masa tunggu selama satu jam Rp25.000 dengan argo selalu tersegel dan ditera setiap setahun sekali. Seperti yang kita ketahui bahwa penetapan tarif taksi blue bird sangat menyesuaikan dengan tarif yang ditentukan pemerintah daerah setempat. Namun pada umunya tariff pada taksi blue bird berkisar :

Selain itu ada juga tariff tunggu yang di bandara-bandara lokasi taksi blue bird. Dari data yang ada kami mendapat biaya tunggu di Bandara Soekarno Hatta dengan :

Untuk taksi resmi Bandara Soekarno Hatta, penumpang dikenakan biaya tunggu (surcharge) yang besarnya sesuai zona tujuan. Semakin jauh tujuan, biaya tunggunya semakin murah. Ini dia:

1. Zona I (Rp 10.500): Tangerang, Kalideres, Teluk Naga, Cipondoh, Pantai Indah Kapuk, Cengkareng, Grogol, Kebon Jeruk.

2. Zona II (Rp 9.000): Penjaringan, Pademangan, Tanjung Priok, Kemayoran, Cempaka Putih, Tambora, Tanah Abang, Jatinegara, Tebet, Mampang, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Ciledug, Pondok Aren, Bumi Serpong Damai.

3. Zona III (Rp 7.500): Koja, Kelapa Gading, Cilincing, Pulogadung, Cakung, Duren Sawit, Pondok Gede, Kampung Makasar, Kodya Bekasi, Kramat Jati, Pasar Minggu, Pasar Rebo, Ciracas, Cipayung, Limo, Jati Sampurna, Cilandak, Jagakarsa, Ciputat, Pamulang, Sawangan, Kodya Bogor, Kab. Bogor, Kodya Depok.

Page 14: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

2.3 Promotion

Ada hal yang unik dari promsi pada Blue Bird Taksi. Blue Bird ini tidak menggunakan konvensional advertising untuk promosi. Mereka menggunakan kekuatan market of mind yang dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan melekatkan “Blue Bird” sebagai satu-satunya taksi dengan kualitas yang sangat baik. Dua cara utama yang digunakan sebagai proses dari market of mind adalah :

1. No-Lower PriceMungkin kita akan mengerutkan dahi dengan no-low price yang diterapkan oleh blue bird. Blue Bird mengetahui bahwa hal utama yang harus dijaga dari jasa transportasi adalah keamanan dan kenyamanan. Dengan tidak mengurangi harga tetapi meningkatkan keamanan dan kenyamana pada penumpang akan memberi mind set pada penumpang bahwa taksi bluebird merupakan taksi yang tidak murahan dan bersifat eksklusif.

2. High QualityDengan tidak menerapkan low price maka blue bird dapat meningkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas (terutama dalam bentuk savety) akan membuat Blue Bird eksklusif dan menjadi leader dalam marketnya. Orang-orang memiliki kepercayaan dan mind set yang kuat terhadap kualitas blue bird yang eksklusif.

Dengan adanya dua hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa dengan konsep market of mind secara tidak langsung member pengaruh promosi yang kuat terhadap eksistensi Blue Bird taksi. Apalagi dengan maraknya kasus-kasus yang dilakukan oleh supir taksi kepada penumpang memberikan kekuatan promosi yang besar terhadap Blue Bird dengan konsep pelayanan eksklusif dan harga yang wajar.

2.4 Placement

Lokasi pemasaran taksi Blue Bird adalah Jakarta, Bali, Bandung, Banten, Lombok, Menado, Medan,Semarang,Surabaya, Jogjakarta, Palembang(baru masuk)

Page 15: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

2.5Pesaing dan Bukti FisikUsaha taksi di Indonesia kini semakin berkembang , usaha-usaha di bidang transportasi kini dilihat memiliki potensi yang besar utamanya dilingkungan perkotaaan. Hal ini menyebabkan tingginya animo pesaing blue Bird di Indonesia.Beberapa pesaing di Blue Bird taksi adalah Ekspress , Bossowa , dan Putera Taksi. Namun nampaknya , Blue Bird memiliki strategi yang sangat baik i dalam menghadapi persaingan bisnis taksi di Indonesia. Terbukti dengan hasil survey yang dilakukan oleh TOP Brand pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa kepuasan pelanggan terhadap taksi Blue Bird masih sangat mendominasi dengan angka 56.2 % diikuti Ekspress, Bossowa , dan Putra taksi dengan angka yg cukup jauh yaitu 8.7%, 4.1%, dan 3.4%. Melihat jauhnya pilihan customer kepada blue bird Taksi, kita dapat melihat bahwa taksi blue Bird memiliki strategi yang baik dalam menyikapi persaingan di Pasar Indonesia. Beberapa hal yang sangat menonjol dalam strategy yang dilakukan oleh blue bird Taksi adalah :

1. Mobil yang digunakan sebagai fasilitas pelayanan.Armada Bluebird taxi menggunakan sedan limo dengan usia pemakaianmaksimal 8 tahun, bahkan dalam 5 tahun sudah dilakukan peremajaanarmada.2. Kebersihan Mobil.

Armada Bluebird mewajibkan kepada sopir agar menjaga kebersihan armada dengan cara melakukan pengecekan kebersihan didalam kabinsebelum ataupun sesudah mendapat penumpang (SOP). Didalam pool jugatersedia bengkel cuci yang dapat digunakan untuk pencucian armada yang

Page 16: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

kotor.3. Penampilan sopir / karyawan.Seluruh sopir dan karyawan Bluebird diwajibkan memakai seragamkaryawan pada saat bekerja antara lain; Memakai sepatu, celana bahangelap, baju khusus bertuliskan Bluebird dan dimasukan kedalam celana.4. Fasilitas didalam mobil sebagai fasilitas pelayanan.Disetiap armada taksi Bluebird dilengkapi dengan heat unit standar toyotalimo yang dapat dinyalakan sesuai dengan permintaan penumpang.2.4.1.2 Reliability5. Ketepatan waktu penyediaan taksi bila ada pemesanan melalui teleponOperator penerima pesanan telepon dan sopir diberikan fasilitas radiopanggil frekuensi khusus (HT) agar dapat berkomunikasi dua arah apabilaada permintaan taksi oleh penumpang. Supir yang terdekatmenginformasikan kederadaanya dan butuh waktu berapa untuk sampaikepada penumpang.6. Ketersediaan waktu untuk menanggapi keluhan penumpang.Bluebird menyediakan no telepon khusus untuk menerima keluhan daripenumpang. Nomer telepon tersebut ditempelkan ditempat yang mudahdibaca oleh penumpang. Dan manajemen memerintahkan sopir untukmendengarkan keluhan penumpang (apabila terjadi kesalahpahaman)sampai penumpang selesai memberikan keluhan serta tidak lupa memintaidentitas dari penumpang untuk dilaporkan kepada pihak manajemen supayakeluhan tersebut dapat ditanggapi lebih lanjut.7. Ketepatan waktu untuk mengantarkan penumpang ke tempat tujuanPara sopir Bluebird mayoritas adalah berasal dari semarang, sehinggamereka hapal seluk beluk wilayah semarang. Sehingga dapat mencapaiwaktu tempuh dan jarak tempuh yang paling efisien..8. Kemudahan bagi penumpang untuk mendapatkan taksi dimana saja dankapan saja.Bluebird selain memiliki pool taksi didaerah pedurungan, perusahaan jugamemiliki pool-pool bayangan yang terletak disegala penjuru semarangsebagai tempat istirahat dan menunggu penumpang agar waktu tunggu danjarak tempuh untuk menghampiri penumpang semakin kecil. Perusahaanjuga bekerja sama dengan tempat-tempat pelayanan umum seperti hotel,stasiun dan pelabuhan dengan cara menempatkan beberapa armadanyaditempat tersebut untuk melayani parapenumpang dari tempat tersebut.2.4.1.3 Responsiveness9. Kemampuan karyawan untuk menepati janji kapan pelayanan akandiberikan.Setiap armada taksi Bluebird memiliki nomor armada yang berbeda-beda.Pada setiap pemesanan taksi, operator memberikan nomor taksi yang akanmenjemput dan berapa waktu tunggu yang harus diperlukan untukmendapatkan pelayanan taksi bluebird.10. Kemampuan sopir / karyawan untuk memberikan pelayanan secara cepatdan tepat kepada penumpang.Sopir dan karyawan Bluebird diwajibkan untuk mematuhi standar prosedurpelayanan yang telah ditetapkan. Apabila ada pelanggaran yang dilakukandengan sengaja, maka akan diberikan sangsi yang tegas oleh karena itu sopir

Page 17: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

atau karyawan akan memperlakukan penumpang sesuai dengan prosedurdan standart pelayanan.11. Kemampuan sopir / karyawan untuk menolong penumpang.Standar pelayanan dari perusahaan mewajibkan sopir membukakan pintuapabila ada penumpang mau masuk (apabila sopir berada diluar) danmengangkat barang penumbang kedalam atau keluar dari begasi.12. Kemauan sopir / karyawan untuk menanggapi permintaan penumpang.Manajemen selalu menekankan untuk menganggap penumpang adalah“raja” apapun dan kemanapun permintaan penumpang minta diantarkansupir wajib untuk melaksanakanya asalkan masih dalam standar pelayanandan jenis pelayanan taksi Bluebird.13. Argo untuk pembayaran harus sesuai dengan jarak yang ditempuh dan tidakmerugikan penumpang.Pengaturan tarif argo hanya oleh team teknisi Bluebird group yangbesaranya tarif ditentukan oleh pemerintah daerah yakni yakni tarif batasatas Rp5.000 dengan setiap per 100 meter naik Rp275 dan masa tungguselama satu jam Rp27.500. Sementara tarif batas bawah yakni Rp4.000dengan setiap per 100 meter Rp250 dan masa tunggu selama satu jamRp25.000 dengan argo selalu tersegel dan ditera setiap setahun sekali.14. Kejujuran sopir / karyawan untuk mengembalikan barang bawaanpenumpang yang tertinggal.Manajemen mewajibkan sopir untuk segera melaporkan kepada operatorapabila ada barang penumpang tertinggal dimobil. Sehingga apabila adalaporan barang penumpang tertinggal maka pihak operator akanmenginformasikan kepada pemilik barang tersebut bahwa barang tersebutaman berada dipihak bluebird. Apabila armada masih dekat maka sopirdisararankan untuk mengembalikan kepada penumpang tersebut. Akantetapi apabila sudah lebih dari 12 jam maka akan disimpan dikantorBluebird agar sewaktu-waktu pemilik dapat mengambilnya tanpa dipungutbiaya apapun.15. Rasa aman yang didapat penumpang terhadap tindak kejahatan.Pada saat training para calon sopir diberi keterampilan standart dalamantisipasi tindak kejahatan. Bekerja sama dengan pihak training profesionalataupun aparat kepolisian. Selain itu para supir juga sudah dibekali standartlangkah-langkah antisipasi apabila terjadi tindak kejahatan terhadaparmadanya.16. Keramahan dan kesopanan sopir / karyawan.Standar prosedur pelayanan taksi bluebird adalah pemberian salam selamatpagi,siang/malam kepada penumpang, kemudian baru menanyakan tujuanpenumpang.sopir dan karyawan dilarang keras mengeluarkan kata-katakasar, ataupun mengeluh. Standar layanan ini juga berlaku untuk operatorpenerima pesanan taksi.17. Pengetahuan yang dimiliki sopir atau karyawan.Para sopir Blubird minimal berpendidikan SMA dengan umur maksimal 35tahun (pelamar) bahkan beberapa diantaranya berpendidikan D3 dansarjana. Pada saat menunggu mendapat penumpang mereka disarankanuntuk membaca koran atau buku sehingga mereka akan lebih tauperkembangan terkini untuk melayani penumpang ngobrol disepanjang

Page 18: Analisis Marketing Blue Bird Taxy

2.4.1.5 Empathy18. Perhatian secara khusus bila ada keluhan dari penumpangBluebird memberikan pelayanan khusus untuk melayani penumpang yangakan menyampaikan keluhan baik pelayanan, sopir maupun ketidakpuasanyang lain. Tak lupa pihak manajemen memberikan bingkisan atau sekedarcinderamata kepada pihak yang merasa dirugikan sebagai rasa permintaanmaaf ataupun ucapan terima kasih kepada pelanggan yang telahberkontribusi demi kebaikan perusahaan.19. Ketersediaan staff khusus untuk menangani keluhan penumpangPihak bluebird akan menindaklanjuti segera keluhan bahkan bluebirdmemiliki team manajemen yang akan segera meluncur untuk meresponkeluhan dari konsumen apabila memang diperlukan20. Kepedulian untuk selalu berusaha mempunyai reputasi yang terbaik di mata penumpangPihak Bluebird selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiappenumpang demi menjaga reputasi dan nama baik perusahaan dimatakonsumen.21. Kepedulian sopir/ karyawan untuk memahami suasana hati penumpangPihak manajemen menyarankan kepada sopir agar melihat kondisi darisuasana hati penumpang. Apabila sopir merasa suasana hati penumpangsedang tidak baik maka supir disarankan untuk mengajak bicara seperlunyasaja dan tidak terlalu mencampuri dan membahas masalah tersebut22. Kepedulian untuk memberikan saran kepada penumpang mengenai ruteperjalanan yang terbaik bagi penumpang.Para sopir Bluebird mayoritas adalah berasal dari semarang, sehinggamereka hapal seluk beluk wilayah semarang. Para sopir dapat menyarankanpenumpang tentang jalur yang akan ditempuh sehingga dapat mencapaiwaktu tempuh dan jarak tempuh yang paling efisien.