aplikasi value engineering terhadap elemen

312
APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Oleh Dwi Ari Ustoyo NIM 5150402019 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007 Page 2 ii PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG” telah disetujui oleh dosen pembimbing Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang. Hari : Jumat Tanggal : 4 Mei 2007 Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II Toriq Arif G., ST. MSCE. Drs.Tugino, MT NIP.132 134 676 NIP.131 763 887

Upload: chotijah-meinar-kusumawati

Post on 10-Aug-2015

314 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANGSKRIPSIDiajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana TeknikOleh Dwi Ari UstoyoNIM 5150402019FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2007

Page 2iiPERSETUJUAN PEMBIMBINGSkripsi dengan judul ”APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAPELEMEN PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNGREKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG” telah disetujuioleh dosen pembimbing Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas NegeriSemarang. Hari : JumatTanggal : 4 Mei 2007Dosen Pembimbing IDosen Pembimbing IIToriq Arif G., ST. MSCE.Drs.Tugino, MTNIP.132 134 676NIP.131 763 887

Page 2: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 3iiiHALAMAN PENGESAHANSkripsi dengan judul ”APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAPELEMEN PLAT dan STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNGREKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG”.Oleh :Nama : Dwi Ari UstoyoNIM : 5150402019Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian Skripsi Jurusan TeknikSipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada :Hari : Tanggal:Susunan Dewan Penguji,Penguji I Penguji IIToriq Arif G., ST. MSCE.Drs.Tugino, MT.NIP.132 134 676NIP. 131 763 887Mengetahui,Dekan Fakultas TeknikKetua Jurusan Teknik SipilProf. Dr. Soesanto, M.PdDrs. Lashari, MTNIP.130 875 753NIP. 131 741 402

Page 3: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 4ivPERNYATAANSaya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar karyasaya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujukberdasarkan kode etik ilmiah.Semarang, 2007Dwi Ari UstoyoNIM.5150402019

Page 5vMOTTO DAN PERSEMBAHANMotto:1. Dalam menentukan pilihan ikutilah kata hatimu, dalam menggapai cita-citakobarkanlah semangat pantang menyerah dan jangan bergantung padakeadaan sebelum kita berusaha terlebih dahulu.2. Belajarlah karena manusia tidak dilahirkan pandai, dan orang berilmu tidaklahsama dengan orang bodoh (Imam Safii).3. Alangkah indahnya dianugerahi mencintai&dicintai oleh orang lain walaupunsemuanya itu, mungkin hanyalah sebuah buku yang tertata rapi dalam ruangkalbu dan tumpukkan angan tanpa pernah jadi kenyataan. Rahasia hati akanslalu tertanam dalam dasar jiwa karena lebih bijak berkorban demikebahagiaan Sang Dewi, walau hati slalu tertunduk ragu menahan rindu.......... Persembahan:Skripsi ini kupersembahkan untuk:1. Bapak dan ibu yang saya hormati dan kakak sertaadikku yang saya cintai.2. Spesial untuk (Radhik, Zaeni, Rinouw) yang selalubersama-sama berjuang demi terselesainya skripsi ini.3. Orang yang selalu menjadi cahaya dan mengisi dasarjiwaku dengan doa, harapan serta selalu menjadiinspirasi dalam kehidupanku (semoga akhirnya kumenemukanmu). 4. Rekan-rekan seperjuangan Teknik Sipil angkatan ’02.5. Semua orang yang telah mengkritik, mendidik dan membantu dalam kehidupanku.

Page 6vi

SARI

Page 4: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Ustoyo Dwi Ari. 2007. Aplikasi Value Engineering Pada Elemen Struktur Pada

Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang.

Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing II Drs. Tugino, MT.

Kata kunci : Value Engineering, Saving Cost, Existing, Struktur

Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan

terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya

yang tidak perlu. Value engineering digunakan untuk mencari suatu alternatif-

alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/

lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan

fungsional dan mutu pekerjaan. Penerapan value engineering dilakukan pada

pekerjaan plat dan fondasi. Analisis value engineering dilakukan pada proyek

pembangunan gedung rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang.

Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana memunculkan alternatif-alternatif

sebagai pengganti pekerjaan existing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

besarnya cost saving yang terjadi setelah dilakukan penerapan value engineering.

Penelitian dimulai dengan melakukan survey mencari data untuk

kemudian dianalisis value engineering. Data-data primer didapat dengan

melakukan survey mencari data-data proyek. Data-data sekunder didapat dengan

melakukan survey mencari buku-buku literature, referensi yang berkaitan dengan

value engineering dan brosur daftar harga bahan yang diperlukan. Dalam

melakukan proses value engineering dibagi menjadi 5 tahap, yaitu tahap

informasi, kreatif, analisis, pengembangan dan rekomendasi. Untuk memilih

pekerjaan alternatif terbaik, sebelumnya harus dilakukan perhitungan dari segi

desain struktur dan rencana anggaran biaya, baru dilakukan perhitungan value

Page 5: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

engineeringnya.

Hasil penelitian didapat bahwa penerapan value engineering pada

pekerjaan pekerjaan plat dengan menaikkan mutu beton keuntungan yang

diperoleh, diantaranya adalah dimensi plat menjadi lebih kecil dan terdapat cost

saving sebesar Rp 17.454.680, sedangkan dengan menggunakan plat precast

keuntungan yang didapat antara lain, waktu pelaksanaan menjadi cepat, mutu

terjamin, terdapat pengurangan tenaga kerja dan menghasilkan cost saving

sebesar Rp 13.199.407. Pada pekerjaan fondasi dengan menggunakan tiang

pancang diameter 35 cm keuntungan yang didapat antara lain, pengurangan

jumlah fondasi, waktu pelaksanaan menjadi cepat dan menghasilkan cost saving

sebesar Rp 11.907.650, sedangkan dengan menggunakan fondasi sumuran

keuntungan yang didapat adalah pengurangan jumlah fondasi, tetapi tidak

terdapat cost saving, karena biaya rencana lebih besar dari existing.

Page 7vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat yang wajib ditempuh mahasiswa

dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik pada program studi Teknik Sipil di Fakultas

Teknik Universitas Negeri Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada

berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan moriil

maupun materiil sehingga dapat memudahkan dalam penyelesaiannya. Oleh karena

Page 6: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang,

2. Drs. Lashari, MT., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang,

3. Drs. Henry Apriyatno, MT, Ketua Prodi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,

4. Thoriq Arif G., ST. MSCE. Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam

penyusunan skripsi.

Page 8

viii

5. Drs. Tugino, MT. Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam penyusunan

skripsi.

6. Bapak dan ibu selaku orang tua yang selama ini telah memberikan

dorongan baik moriil maupun materiil.

7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan kepada mereka semua

sesuai amalnya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan adanya skripsi ini dapat

bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Semarang, Mei 2007

Page 7: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Penulis

Page 9ix

DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................... i

Persetujuan Pembimbing....................................................................................... ii

Pengesahan Kelulusan........................................................................................... iii

Motto dan Persembahan........................................................................................ v

Sari ....................................................................................................................... vi

Kata Pengantar ...................................................................................................... vii

Daftar Isi ............................................................................................................... ix

Daftar Notasi ......................................................................................................... xiii

Daftar Tabel .......................................................................................................... xvii

Daftar Gambar....................................................................................................... xix

Daftar Lampiran .................................................................................................... xx

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Batasan Masalah ............................................................................... 4

C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6

F. Sistematika Penelitian ....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Value Engineering............................................................................. 8

Page 8: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 10

x

1. Pengertian Value Engineering....................................................... 8

2. Karakteristik Value Engineering................................................... 11

3. Tahapan-tahapan Dalam Value Engineering ................................ 12

B. Rencana Anggaran Biaya .................................................................. 29

C. SAP 2000........................................................................................... 30

D. Beton ................................................................................................. 31

E. Beton Precast / Pracetak .................................................................... 32

F. Pekerjaan Srtuktur Bangunan ............................................................ 35

1. Plat Dua Arah............................................................................... 35

2. Plat Precast................................................................................... 45

3. Fondasi ........................................................................................ 51

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.................................................................................. 63

B. Tempat Penelitian ............................................................................. 64

C. Proses Penelitian ............................................................................... 64

1. Tahap Persiapan ............................................................................ 64

2. Data Penelitian .............................................................................. 65

3. Metode Pengumpulan Data........................................................... 65

4. Analisis Data ................................................................................. 66

5. Hasil Analisis ................................................................................ 71

D. Flow Chart Penelitian ........................................................................ 71

Page 9: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 11

xi

BAB IV ANALISIS VALUE ENGINEERING PROYEK GEDUNG

REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

A. Latar Belakang Proyek...................................................................... 75

B. Data Proyek....................................................................................... 76

C. Struktur Organisasi Proyek ............................................................... 77

D. Rencana Anggaran Biaya Proyek...................................................... 78

E. Teknik Mengidentifikasi Pekerjaan yang Akan di VE ..................... 78

1. Cost Model.................................................................................... 78

2. Breakdown .................................................................................... 82

F. Studi Value Engineering.................................................................... 83

1. Analisis Value Engineering pada Item Pekerjaan Plat................... 84

2. Analisis Value Engineering pada Item Pekerjaan Fondasi ............ 86

G. Tahapan Dalam Analisis VE pada Pekerjaan Struktur Atas ............. 87

1. Tahap Informasi ............................................................................. 88

2. Tahap Kreatif ................................................................................. 90

3. Tahap Analisis................................................................................ 94

4. Tahap Pengembangan.................................................................... 114

5. Tahap Rekomendasi....................................................................... 114

H. Tahapan Dalam Analisis VE pada Pekerjaan Bawah........................ 117

1. Tahap Informasi............................................................................. 118

2. Tahap Kreatif................................................................................. 120

Page 10: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

3. Tahap Analisis................................................................................. 124

4. Tahap Pengembangan ..................................................................... 158

Page 12

xii

5. Tahap Rekomendasi....................................................................... 158

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................... 161

B. Saran ................................................................................................... 162

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13

xiii

DAFTAR NOTASI

EKONOMI TEKNIK

A

= sejumlah uang yang dibayar seiap tahun

F = sejumlah uang pada saat yang akan datang.

i

= besarnya suku bunga tahunan ( % )

n

= jumlah tahun

P

Page 11: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

= sejumlah uang pada saat ini.

PERHITUNGAN PLAT DUA ARAH

Aslx = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-x

Asly = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-y

Astx = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-x

Asty = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-y

Atul

= luas tulangan per diameter

b

= lebar plat per 1m

dx

= tinggi efektif d dalam arah-x

dy

= tinggi efektif d dalam arah y

Dx

= diameter tulangan arah-x

Dy

= diameter tulangan arah-y

f’c

= kuat tekan beton yang ditentukan, MPa

fy

= tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja

h

= tebal plat

Page 12: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

hmin = tinggi minimum plat

k

= koefisien tahanan

Ib1

= momen inersia balok tepi -1

ln

= bentang bersih plat yang menentukan (sisi panjang)

Page 14

xiv

Is1

= momen inersia pelat tepi-1

Mlx

= momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x

Mly

= momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y

Mtx

= momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x

Mty

= momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y

n

= jumlah tulangan

p

= selimut beton

Page 13: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

s

= jarak spasi antar tulangan

α1

= kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi pendek (tepi-1)

α m

= nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat

β

= nilai banding sisi panjang dan sisi pendek

= ly / lx ; ly > lx

β 1

= faktor reduksi kuat tekan beton

0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa

0,85 – 0,008(f’c – 30) untuk f’c = 30 – 55 MPa

0,65 untuk f’c ≥ 55 MPa

Ф

= faktor reduksi kekuatan

aksial tarik, dan aksial tarik dengan lentur= 0,8

aksial tekan, dan aksial tekan dengan lentur

- komponen struktur dengan tulangan spiral maupun sengkat ikat = 0,70

- komponen struktur dengan tulangan sengkang biasa

= 0,65

ρ

= rasio penulangan plat

ρ min = rasio tulangan minimum

Page 14: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

ρ aktual = rasio tulangan yang diperlukan

ρ maks = rasio tulangan maksimum

Page 15

xv

PERHITUNGAN PLAT PRECAST

a

= tinggi distribusi tegangan persegi dari muka balok tekan

As

= luas tulangan lapangan per meter lebar

Atul

= luas tulangan per diameter

d

= tinggi efektif

D

= diameter tulangan

L

= panjang precast

Mn

= momen nominal penampang

Mr

= momen rencana

Mu

= momen perlu ultimate

Page 15: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

PERHITUNGAN FONDASI TIANG PANCANG

A

= luas dasar tiang pancang (cm2)

bo

= keliling daerah kritis

b1

= lebar kolom

B

= lebar pile cap

d

= tinggi efektif pile cap

Eg

= end bearing piles, diasumsikan 1,0

F

= rasio penulangan yang diperlukan

Fmax

= rasio penulangan maksimum

My

= momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu x

Mx

= momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu y

n1

= jumlah fondasi

O

Page 16: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

= keliling tiang (cm)

P

= beban aksial bangunan

qc

= perlawanan ujung sondir (kg/cm2)

Q

= beban yang didukung oleh tiang

Qijin

= kapasitas ijin pondasi

th

= tebal pile cap

Page 16

xvi

Tf

= total friksi sondir (kg/cm2)

Vu

= kuat geser terfaktor pada penampang

xi

= jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu x

yi

= jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu y

Σ(x2)

= jumlah kuadrat jarak x terhadap titik o

Page 17: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Σ(y2)

= jumlah kuadrat jarak y terhadap titik o

ФVc

= tegangan geser yang diijinkan

PERHITUNGAN FONDASI SUMURAN

c

= kohesi tanah

Df

= kedalaman fondasi

D1

= diameter sumuran luar

D2

= diameter sumuran dalam

f

= gaya perlawanan akibat lekatan per satuan luas

Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung Terzaghi

Qu

= daya dukung ultimate

R

= jari-jari sumuran

SF

= faktor keamanan = 2-3

β 2

= angka faktor gaya gesek

Page 18: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

γ

= berat jenis tanah (tabel 2.8)

ϕ= sudut gesek internal

Page 17

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Breakdown .................................................................................... 15

Tabel 2.2 Analisis Fungsi............................................................................... 19

Tabel 2.3 Metode Zero-One........................................................................... 22

Tabel 2.4 Metode Zero-One untuk Mencari Bobot........................................ 23

Tabel 2.5 Metode Zero-One Mencari Indeks................................................. 25

Tabel 2.6 Matrik Evaluasi.............................................................................. 26

Tabel 2.7 Beban Mati Bahan Bangunan dan Komponen Bangunan.............. 39

Tabel 2.8 Beban Hidup Pada Lantai Gedung................................................. 40

Tabel 2.9 Momen Yang Menentukan per Meter Lebar Dalam Jalur Tengah

Pada Plat Dua Arah Akibat Beban Terbagi Rata ......................... 41

Tabel 2.10 Rasio Penulangan f’c = 30 Mpa, fy = 240 MPa............................. 46

Tabel 2.11 Luas, Berat Tulangan perDiameter ................................................ 47

Tabel 2.12 Jarak Fondasi Tiang Minimum ...................................................... 52

Tabel 2.13 Nilai-Nilai Faktor Daya Dukung Terzaghi .................................... 59

Tabel 2.14 Hubunganβ 2 dan ϕ (Sudut Gesek Dalam Tanah)........................ 59

Tabel 2.15 Rasio Penulangan f’c = 25 Mpa, fy = 240 Mpa............................. 62

Page 19: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Secara Global ....................................... 79

Tabel 4.2 Breakdown Pekerjaan Struktur....................................................... 83

Tabel 4.3 Informasi Umum dan Kriteria Desain Pekerjaan Plat.................... 88

Page 18

xviii

Tabel 4.4 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat....................................................... 89

Tabel 4.5 Keuntungan dan Kerugian Alternatif PekerjaanPlat ...................... 92

Tabel 4.6 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Plat....................................... 93

Tabel 4.7 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Pekerjaan Plat.......... 107

Tabel 4.8 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat....................................................... 108

Tabel 4.9 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Plat.......................... 109

Tabel 4.10 Metode Zero-One Mencari Indeks................................................. 110

Tabel 4.11 Matrik Evaluasi Pekerjaan Plat...................................................... 113

Tabel 4.12 Informasi Umum dan Kriteria Desain Struktur Bawah ................. 118

Tabel 4.13 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi ................................................ 119

Tabel 4.14 Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan fondasi ............... 122

Tabel 4.15 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Fondasi ................................ 123

Tabel 4.16 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Struktur Bawah ....... 150

Tabel 4.17 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi ................................................ 151

Tabel 4.18 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Fondasi ................... 152

Tabel 4.19 Metode Zero-One Mencari Indeks................................................. 154

Tabel 4.20 Matrik Evaluasi Pekerjaan Fondasi ............................................... 157

Page 20: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 19

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Berbagai Elemen Yang Mempengaruhi Perencanaan Biaya

Suatu Bangunan Gedung............................................................ 8

Gambar 2.2 Cost Model Untuk Gedung Standar ........................................... 19

Gambar 2.3 Distribusi Biaya Total ................................................................ 27

Gambar 2.4 Penulisan Diagram Soal ............................................................. 30

Gambar 2.5 Plat Precast ................................................................................. 37

Gambar 2.6 Plat Dua Arah ............................................................................. 39

Gambar 2.7 Diagram Momen Rancang ......................................................... 41

Gambar 2.8 Penulangan Plat .......................................................................... 45

Gambar 2.9 Penulangan Topping ................................................................... 51

Gambar 2.10 Kelompok Fondasi Tiang........................................................... 57

Gambar 2.11 Penampang Pile Cap................................................................... 58

Gambar 2.12 Penampang Fondasi Sumuran .................................................... 64

Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian................................................................. 75

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek ........................................................ 80

Gambar 4.2 Cost Model Proyek Gedung Rektorat Unimus........................... 84

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Pekerjaan Plat Dengan Biaya

Perencanaannya.......................................................................... 116

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Pekerjaan Fondasi Dengan Biaya Rencana... 159

Page 20

Page 21: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Output Perhitungan SAP 2000

Lampiran 2 Perhitungan Pekerjaan Plat

Lampiran 3 Perhitungan Pekerjaan Fondasi

Lampiran 4 Data Spesifikasi Survey Bahan

Lampiran 5 Data Penyelidikan Tanah Proyek Gedung Rektorat Unimus Rencana

Lampiran 6 Kerja Syarat (RKS) Proyek Gedung Rektorat Unimus

Lampiran 7 Rencana Anggaran Biaya Proyek Gedung Rektorat Unimus

Page 21

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek bangunan harus

direncanakan dengan efisien dan optimal. Banyak hal yang dapat dilakukan

sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan desain dan bahan yang akan

dipakai. Pemilihan desain dan bahan sangat penting dilakukan, karena akan

menunjukkan mutu dan kualitas daripada bangunan tersebut. Setelah RAB

selesai, terkadang masih ada beberapa item pekerjaan yang memiliki anggaran

biaya yang besar.

Dalam Manajemen Konstruksi (MK) terdapat suatu disiplin ilmu

teknik sipil yang dapat digunakan untuk mengefesienkan dan mengefektifkan

Page 22: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

biaya. Ilmu tersebut dikenal dengan nama Value Engineering/ Rekayasa Nilai.

Value Engineering merupakan suatu ilmu baru dalam dunia MK, karena

masuk ke Indonesia mulai tahun 1980-an. Pemerintah baru menggunakannya

pada tahun 1990-an dan keberadaan Value Engineering itu sendiri masih

sebagai badan konsultan serta hanya dibutuhkan oleh proyek-proyek tertentu

saja yang membutuhkan jasa konsultan Value Engineering.

Value Engineering (VE) adalah suatu cara pendekatan yang kreatif

dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan

biaya-biaya yang tidak perlu.VE digunakan untuk mencari suatu alternatif-

alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih

1

Page 22

2

baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan

batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Dalam perencanaan VE biasanya

melibatkan pemilik proyek, perencana, para ahli yang berpengalaman

dibidangnya masing-masing dan konsultan VE.

Pada penelitian ini, perencanaan VE dilakukan pada tahap setelah

perencanaan proyek. Analisis VE dilakukan pada pekerjaan struktur. Dalam

RAB biasanya pekerjaan struktur memiliki biaya dan bobot pekerjaan yang

besar. Biaya yang besar tersebut dipengaruhi dari segi pemilihan desain dan

bahan yang digunakan. Analisis VE dilakukan dengan memunculkan ide-ide

yang kreatif untuk mengganti perencanaan existing pekerjaan struktur. Dalam

Page 23: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

memunculkan alternatif-alternatif pengganti pemilihan desain dan bahannya

harus tepat, murah, kuat dan ekonomis. Selain itu, pemilihan desain dan bahan

alternatif pengganti pekerjaan struktur nantinya juga akan berpengaruh pada

pembiayaan dari segi waktu dan metode pelaksanaan. Analisis VE dalam

penelitian ini dilakukan pada pekerjaan struktur atas khususnya pekerjaan plat

dan pada pekerjaan struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi. Setelah

dilakukan analisis VE diharapkan nanti terdapat cost saving/ penghematan

biaya dari biaya pekerjaan struktur secara keseluruhan.

Pada pembahasan Value Engineering disini dilakukan pada proyek

pembangunan gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang.

Bangunan ini terdiri dari 4 lantai dengan luas perlantai 558 m2. Perencanaan

awal struktur atas khususnya balok, kolom dan plat menggunakan beton

bertulang. Pekerjaan ini memiliki biaya dan bobot yang lebih besar. Pekerjaan

Page 23

3

struktur plat dipilih karena memiliki biaya yang lebih besar dibanding

pekerjaan struktur atas beton bertulang lainnya. Sebagai alternatif pengganti,

nantinya akan diusulkan plat precast/ pracetak. Dengan adanya plat precast

bisa mengurangi volume pekerjaan plat, seperti tidak diperlukannya pekerjaan

perancah saat pengecoran plat topping. Plat topping adalah plat yang dicor

diatas plat precast agar plat precast menjadi satu kesatuan dengan struktur

balok. Dengan adanya pengurangan volume pekerjaan otomatis biaya

pekerjaan akan menjadi berkurang. Disamping itu nanti juga dimunculkan

Page 24: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

alternatif dengan menaikkan mutu beton pada pekerjaan plat.

Analisis VE dilakukan pada struktur bawah khususnya pekerjaan

fondasi karena adanya perubahan beban bangunan yang ditumpu oleh fondasi.

Perubahan beban bangunan ini disebabkan karena adanya perubahan desain

dan bahan struktur atas saat dilakukan analisis VE. Perencanaan awal fondasi

menggunakan mini pile segitiga 37x37x37cm. Sebagai alternatif pengganti

nantinya akan diusulkan fondasi tiang pancang silinder diameter 35cm dan

fondasi sumuran. Pertimbangan dipilihnya alternatif pengganti karena adanya

pengurangan jumlah pondasi yang nantinya dapat mengurangi anggaran biaya

struktur bawah.

Dengan adanya perbandingan-perbandingan desain dan bahan lain

dalam perencanaan VE pada pekerjaan plat dan fondasi diharapkan akan

menghasilkan anggaran biaya total proyek yang efisien dan optimal

Page 24

4

B. Batasan Masalah

Karena penelitian VE dilakukan setelah tahap perencanaan, maka

asumsi-asumsi yang dipakai dalam analisis VE adalah asumsi-asumsi pada

saat perencanaan. Batasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Analisis VE dilakukan pada struktur atas khususnya pada pekerjaan plat

dan pada struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi.

2. Perhitungan harga satuan untuk menghitung anggaran biaya pekerjaan

alternatif diambil dari daftar harga satuan pekerjaan dari Balai Pengujian

Page 25: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

dan Informasi Konstruksi (BPIK) kota Semarang bulan November-

Desember 2005.

3. Perhitungan beton bertulang menggunakan pedoman SKSNI – 1991

4. Perhitungan desain struktur dibantu dengan program komputer SAP 2000

versi 7.42.

5. Data-data untuk merencanakan desain struktur ulang pekerjaan alternatif

didapat dari RKS, data penyelidikan tanah dan data-data lainnya dari

proyek tersebut.

6. Harga-harga bahan untuk pekerjaan alternatif didapat dari brosur harga

bahan dengan melakukan survey terhadap perusahaan yang

berkepentingan.

.

Page 25

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas diambil

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana memunculkan atau mencari alternatif-alternatif desain dan

bahan dalam aplikasi Value Engineering yang dapat membuat perencanaan

anggaran biaya struktur atas khususnya pekerjaan plat menjadi efisien dan

optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan rencana

awal?

2. Bagaimana memunculkan atau mencari alternaif-alternatif desain dan

Page 26: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

bahan dalam aplikasi Value Engineering yang dapat membuat perencanaan

anggaran biaya struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi menjadi

efisien dan optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan

rencana awal?

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui alternatif penggunaan bahan dan desain struktur apa yang

digunakan dalam menganalisis atau merekayasa nilai (value engineering)

terhadap struktur plat dan fondasi.

2. Mengetahui berapa besarnya nilai cost saving yang terjadi dalam

perencanaan biaya total proyek setelah dilakukan analisis Value

Engineering.

Page 26

6

3. Mengetahui perbedaan biaya total proyek yang telah direncanakan

sebelumnya dengan biaya total proyek yang sudah dilakukan analisis Value

Engineering.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat, diantaranya :

1. Memberikan informasi atau rekomendasi baik kepada owner, perencana

maupun pelaksana mengenai alternatif-alternatif apa saja yang dapat

mengefisienkan biaya untuk pekerjaan plat dan fondasi dari suatu proyek.

2. Mengetahui nilai suatu proyek sampai tahap pengembangan proyek

Page 27: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

tersebut dalam sistem periode “Cost of Life Cycle” dengan umur proyek

dan bunga bank yang direncanakan.

F. Sistematika Penelitian

Penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan

sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Pendahuluan memuat tentang latar belakang permasalahan, batasan

penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

dan sistematika penelitian.

Page 27

7

Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori

Bab ini menjelaskan pokok-pokok kajian tentang definisi value

engineering, ekonomi teknik, SAP2000, beton, Rencana Anggaran

Biaya (RAB), pekerjaan struktur bangunan, beton precast/ pracetak,

fondasi.

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini membahas tentang jenis penelitian, tempat penelitian, dan

proses penelitian meliputi, metode pengumpulan data, langkah

penelitian.

Bab IV Analisis Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menguraikan data-data untuk dilakukan analisis dan

pembahasan. Analisis dilakukan dengan menghitung ulang desain dan

Page 28: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

rencana anggaran biaya alternatif desain struktur, kemudian baru

diaplikasi value engineering. Pembahasan dilakukan pada tahap

rekomendasi yang merupakan fase terakhir dalam tahapan aplikasi

value engineering.

Bab V Penutup

Pada bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan

dengan penelitian tentang aplikasi value engineering terhadap elemen

struktur bangunan..

Page 28

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Value Engineering (VE)

1. Pengertian Value Engineering

Dalam perencanaan anggaran biaya suatu proyek bangunan

dipengaruhi oleh beberapa elemen pekerjaan dalam ilmu keteknik sipilan,

diantaranya arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal. Untuk mengetahui dan

memperjelas penggunaan value engineering dalam hubungannya dengan

elemen pekerjaan tersebut dapat kita lihat pada gambar 2.1.

Sipil dan Struktur

Arsitektur

Elektrikal

Mekanikal

Page 29: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Gambar 2.1 Berbagai Elemen Yang Mempengaruhi Perencanaan Biaya

Suatu Bangunan Gedung ( Dell’Isola, 1974 ).

8

Page 29

9

Gambar 2.1 menjelaskan bahwa biaya total bangunan dipengaruhi

oleh berbagai elemen pekerjaan, seperti arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal

dan lain-lain. Keputusan yang diambil dalam masing-masing elemen

pekerjaan tersebut akan mempengaruhi biaya baik didalam elemen tersebut

maupun secara keseluruhan, misalnya apabila terjadi pembengkakan biaya

pada salah satu elemen, maka akan mempengaruhi biaya total keseluruhan.

Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu metode yang dapat membuat

biaya elemen tersebut menjadi optimal. Metode tersebut dalam manajemen

konstruksi disebut Value Engineering. Sebagai contoh, dalam elemen arsitek

perencanaan desain dan bahan yang dipakai untuk membuat suatu bangunan

tampak indah dan menarik, kadang-kadang dapat membuat anggaran biayanya

menjadi besar dan mempengaruhi biaya total proyek. Oleh karena itu

diperlukan suatu usaha pendekatan VE untuk merencanakan penghematan

biaya yang masih berpedoman pada desain utama.

Miles (1971) dalam Barrie dan Poulson (1984) mengatakan

Rekayasa Nilai/ Value Engineering adalah suatu pendekatan yang

terorganisasi dan kreatif yang bertujuan untuk mengadakan pengidentifikasian

biaya yang tidak perlu. Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak

Page 30: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

memberikan kualitas, kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan

yang baik ataupun sifat yang diinginkan oleh konsumen.

Dell’Isola (1974) mendefinisikan value engineering adalah suatu

pendekatan sistematis untuk memperoleh hasil yang maksimal dari setiap

biaya yang dikeluarkan. Dimana diperlukan suatu usaha kreatif untuk

Page 30

10

menganalisa fungsi dengan menghapus atau memodifikasi penambahan harga

yang tidak perlu dalam proses pembiayaan konstruksi, operasi atau

pelaksanaan, pemeliharaan, pergantian alat dan lain-lain.

Menurut Heller (1971) dalam Hutabarat (1995) Rekayasa Nilai

merupakan penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk

mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi nilai

terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan sejumlah

alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total

minim.

Menurut Donomartono (1999) Value Engineering adalah suatu

metode evaluasi yang menganalisa teknik dan nilai dari suatu proyek atau

produk yang melibatkan pemilik, perencana dan para ahli yang berpengalaman

dibidangnya masing-masing dengan pendekatan sistematis dan kreatif yang

bertujuan untuk menghasilkan mutu dan biaya serendah-rendahnya, yaitu

dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat

mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya dan usaha-usaha yang tidak

Page 31: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

diperlukan atau tidak mendukung.

Page 31

11

2. Karakteristik Value Engineering

Menurut Hutabarat (1995) karakteristik Value Engineering

diantaranya adalah :

a. Berorientasi pada fungsi

Perancangan dimulai dengan mengidentifikasi fungsi-fungsi yang

dibutuhkan. Dalam penerapan VE harus jeli mencari elemen pekerjaan-

pekerjaan yang memiliki potensial untuk dilakukan analisis VE, sehingga

dapat menghasilkan penghematan biaya total proyek.

b. Berorientasi pada sistem

Perancangan harus dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh

dimensi permasalahan, melihat keterkaitan antara komponen-

komponennya dalam mengidentifikasikan dan menghilangkan biaya-

biaya yang tak diperlukan.

Dalam melakukan analisis VE pada suatu item pekerjaan harus

memperhatikan perencanaan anggaran biayanya. Bagaimana proses

perencanaan biaya dari komponen-komponen item pekerjaan tersebut,

agar nantinya dapat dilakukan pengidentifikasian dan penghilangan

biaya-biaya yang tidak diperlukan.

c. Multi disiplin

Perancangan melibatkan berbagai disiplin keahlian. Suatu pekerjaan

Page 32: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

sebelum dilakukan perhitungan analisis VEnya, harus diperhitungkan

dulu dari segi perencanaan desain struktur dan anggaran biayanya. Untuk

itu diperlukan berbagai ilmu dalam bidang keteknik sipilan, seperti

Page 32

12

struktur beton, bahan, Rencana Anggaran Biaya (RAB), teknik fondasi

dan lain-lain.

d. Berorientasi pada siklus hidup produk

Melakukan analisis terhadap biaya total untuk memiliki dan

mengoperasikan fasilitas selama siklus hidupnya. Misalnya, siklus hidup

produk tersebut direncanakan dalam jangka waktu pendek, maka harus

diperhitungkan apakah investasi modal yang ditanamkan dalam produk

tersebut bisa kembali dalam jangka waktu yang pendek.

e. Pola pikir kreatif

Proses perancangan harus dapat mengidentifikasikan alternatif-alternatif

pemecahan masalah secara kreatif. Dalam mencari alternatif pengganti

dapat diusulkan sebanyak-banyaknya secara kreatif. Banyaknya alternatif

yang diusulkan akan membuat banyaknya pilihan untuk dijadikan

alternatif pengganti dengan membandigkan alternatif-alternatif tersebut

dan memilih salah satu alternatif yang terbaik.

3. Tahapan-tahapan Dalam Value Engineering

Menurut Hutabarat (1995) tahapan-tahapan dalam aplikasi VE

dibagi menjadi 5 yaitu :

Page 33: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

a. Tahap informasi

b. Tahap kreatif

c. Tahap analisis

d. Tahap pengembangan

e. Tahap rekomendasi

Page 33

13

Untuk lebih jelasnya, tahap-tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

a. Tahap Informasi

Dalam Hutabarat (1995) menyebutkan tahap informasi adalah

mengumpulkan sebanyak mungkin data mengenai proyek.

Menurut Dell’Isola (1974) dalam Barrie dan Poulson (1984)

informasi suatu item pekerjaan dapat berupa jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut :

- Itemnya apa ?

- Apa fungsinya ?

- Berapa nilai fungsi tersebut ?

- Berapa total biayanya ?

- Area mana yang mempunyai indikasi biaya tinggi atau nilai yang

rendah ?

Selain itu informasi penting lainnya dapat berupa :

- Sudah berapa lama desain itu dibuat atau digunakan.

- Sistem alternatif material atau metode apa yang digunakan dalam

Page 34: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

konsep aslinya.

- Masalah khusus apa yang ada pada sistem atau proyek.

- Seberapa sering penggunaan desain ini setiap tahunnya.

Page 34

14

Informasi umum suatu proyek menurut Donomartono (1999)

dapat berupa :

- Kriteria desain teknis.

- Kondisi lapangan (topografi, kondisi tanah, daerah sekitar, gambar

sekitar).

- Kebutuhan-kebutuhan regular.

- Unsur-unsur desain (komponen konstruksi dan bagian-bagian dari

proses).

-

Riwayat proyek.

-

Batasan yang dipakai untuk proyek.

-

Utility yang tersedia.

-

Perhitungan desain.

-

Partisipasi publik.

Page 35: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Teknik-teknik yang dapat dipergunakan pada tahap informasi

yaitu, breakdown, cost model, dan analisis fungsi. Teknik-teknik tersebut

akan dijelaskan sebagai berikut :

1) Breakdown

Menurut Dell’Isola (1974) breakdown adalah suatu analisis

untuk menggambarkan distribusi pemakaian biaya dari item-item

pekerjaan suatu elemen bangunan. Jumlah biaya item pekerjaan tersebut

kemudian diperbandingkan dengan total biaya proyek untuk

mendapatkan prosentase bobot pekerjaan. Bila memiliki bobot pekerjaan

Page 35

15

besar, maka item pekerjaan tersebut potensial untuk dianalisis VE. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel. 2.1 Breakdown

Item Pekerjaan

Biaya

1. Pekerjaan A

2. Pekerjaan B

3. Pekerjaan C

4. Pekerjaan D

5. Pekerjaan E

6. Pekerjaan F

Total

Page 36: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Biaya total proyek keseluruhan

Persentase

Rp ……………………………

Rp……………………………

Rp……………………………

Rp……………………………

Rp……………………………

Rp……………………………

Rp M

Rp N

= Rp M / Rp N

= …%

Sumber : Dell’Isola (1974)

Tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Pekerjaan A-F merupakan item-item pekerjaan dari suatu elemen

bangunan yang memiliki potensial untuk dilakukan VE. Item

pekerjaan tersebut dipilih karena memiliki biaya yang besar dari

elemen pekerjaan yang lainnya.

- Untuk mengetahui item pekerjaan tersebut potensial untuk dilakukan

VE adalah dengan memperbandingkan jumlah item pekerjaan

tersebut dengan biaya total proyek. Bila memiliki prosentase besar,

maka potensial dilakukan VE.

- Setelah diidentifikasi, nantinya dipilih salah satu item pekerjaan A-F

yang memiliki potensial untuk dilakukan analisis VE. Selain

Page 37: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

memiliki biaya yang besar, dalam memilih item pekerjaan dapat

ditinjau dari segi bahan dan desain yang nantinya dapat memunculkan

berbagai macam alternatif pengganti.

Page 36

16

2). Cost Model

Dell’Isola (1974) mengatakan cost model adalah suatu model

yang digunakan untuk mengambarkan distribusi biaya total suatu proyek.

Penggambarannya dapat berupa suatu bagan yang disusun dari atas ke

bawah. Bagian atas adalah jumlah biaya elemen bangunan dan

dibawahnya merupakan susunan biaya item pekerjaan dari elemen

bangunan tersebut. Dengan cost model dapat diketahui biaya total proyek

secara keseluruhan dan dapat dilihat perbedaan biaya tiap elemen

bangunan. Perbedaan biaya tiap elemen bangunan tersebut dapat

dijadikan pedoman dalam menentukan item pekerjaan mana yang akan

dianalisis VE. Untuk lebih jelasnya cost model dapat dilihat pada gambar

2.2.

Page 37

17

Kondisi

Lapangan

Alat

Page 38: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Persyaratan &

Spec. umum

Kondisi

umum

Kond. Spec

termasuk

kontijensi

Sistem Dasar

Pondasi

Normal

Abnormal

Struktur

Vertikal

Horizontal

Arsitek

Dinding luar

& Atap

Konstruksi

Internal

Finishing

Dalam

Trans.

Vertikal

Mekanikal

Page 39: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Pemipaan

HC

Pemadam

Kebakaran

Elektrical

Umum

Sistem

special

Sistem

lain

Gambar 2.2 Cost Model Untuk Gedung Standar (Dell’Isola 1974)

Keterangan :

= Ideal Cost

= Aktual Worth

Gedung Standar

17

Page 38

18

Gambar 2.2 menjelaskan suatu bagan cost model yang menggambarkan

distribusi perencanaan biaya suatu proyek gedung standar. Biaya total

proyek diperoleh dari penjumlahan elemen bangunan, seperti arsitek,

mekanikal, elektrikal dan lain-lain seperti pada gambar. Biaya elemen

bangunan merupakan penjumlahan dari item-item pekerjaan yang

Page 40: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

terdapat dalam elemen tersebut, seperti pada elemen mekanikal terdapat

item pekerjaan pemipaan, HC, pemadam kebakaran. Untuk bagan

dengan garis utuh/ ideal cost adalah biaya perencanaan awal dan

merupakan rencana anggaran biaya proyek, sedangkan pada bagan

dengan garis putus-putus/ aktual worth merupakan rencana anggaran

biaya setelah dilakukan analisis VE. Nantinya dapat dilihat perbedaan

antara biaya perencanaan awal proyek dengan biaya proyek yang sudah

dilakukan analisis VE.

3). Analisis Fungsi

Menurut Hutabarat (1995) fungsi adalah kegunaan atau

manfaat yang diberikan produk kepada pemakai untuk memenuhi suatu

atau sekumpulan kebutuhan tertentu. Analisis fungsi merupakan suatu

pendekatan untuk mendapatkan suatu nilai tertentu, dalam hal ini fungsi

merupakan karakterisitk produk atau proyek yang membuat produk atau

proyek dapat bekerja atau dijual.

Secara umum fungsi dibedakan menjadi fungsi primer dan

fungsi sekunder. Fungsi primer adalah fungsi, tujuan atau prosedur yang

Page 39

19

merupakan tujuan utama dan harus dipenuhi serta suatu identitas dari

suatu produk tersebut dan tanpa fungsi tersebut produk tidak mempunyai

kegunaan sama sekali. Fungsi sekunder adalah fungsi pendukung yang

mungkin dibutuhkan untuk melengkapi fungsi dasar agar mempunyai

Page 41: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

nilai yang baik. Analisis fungsi bertujuan untuk :

- Mengidentifikasikan fungsi-fungsi utama ( sesuai dengan kebutuhan )

dan menghilangkan fungsi-fungsi yang tidak diperlukan.

- Agar perancang dapat mengidentifikasikan komponen-komponen dan

menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan.

Analisis fungsi dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel. 2.2 Tabel Analisis Fungsi

FUNGSI

NO KOMPONEN

VERB

NOUN KIND

WORTH

( Rp )

COST

( Rp )

1

A

menahan

beban P

Rp....... Rp.......

2

B

meneruskan beban S

Rp....... Rp.......

Page 42: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Jumlah

ΣRp W ΣRp C

Sumber : Donomartono (1999)

Nilai cost / worth = ΣRp C / ΣRp W

Dari tabel 2.2 dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Analisis fungsi hanya menerangkan item pekerjaan yang akan

dianalisis VE dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda.

Analisis fungsi selain digunakan pada tahap informasi nantinya juga

dimunculkan pada tahap analisis.

- A, B merupakan komponen-komponen dari item pekerjaan yang akan

dianalisis fungsinya.

Page 40

20

- Pada kolom fungsi yang terdapat kolom verb, noun dan kind

merupakan identifikasi fungsi daripada komponen. Untuk verb

merupakan identifikasi fungsi kata kerja pada komponen. Untuk noun

merupakan identifikasi fungsi kata benda daripada komponen. Untuk

kind merupakan identifikasi fungsi jenis daripada komponen. P

merupakan fungsi primer/ pokok, sedangkan S merupakan fungsi

sekunder.

- Pada kolom cost diisi biaya dari komponen pekerjaan existing. Pada

worth diisi biaya untuk komponen pekerjaan alternatif setelah

dilakukan perhitungan anggaran biayanya.

Page 43: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Nilai cost/worth hanya menunjukkan besarnya efesiensi penghematan

item pekerjaan tersebut. Bila nilai cost/worth kurang dari 1, maka tidak

ada penghematan, sedangkan lebih dari 1 terjadi penghematan. Apabila

semakin besar nilainya lebih dari 1, maka semakin besar pula

penghematan yang terjadi.

b. Tahap Kreatif

Menurut Hutabarat (1995) Tahap kreatif adalah

mengembangkan sebanyak mungkin alternatif yang bisa memenuhi

fungsi primer atau pokoknya. Untuk itu diperlukan adanya pemunculan

ide-ide guna memperbanyak alternatif-alternatif yang akan dipilih.

Alternatif tersebut dapat dikaji dari segi desain, bahan, waktu

pelaksanaan, metode pelaksanaan dan lain-lain. Sebagai bahan

Page 41

21

pertimbangan dalam mengusulkan alternatif dapat disebutkan keuntungan

dan kerugiannya. Sebagai dasar penilaian/ pertimbangan untuk dilakukan

analisis VE dapat dipilih kriteria-kriteria dari item pekerjaan. Kriteria-

kriteria tersebut nantinya sebagai bahan evaluasi untuk memilih alternatif

yang dipilih.

c. Tahap Analisis

Dalam tahap ini diadakan analisa terhadap masukan-masukan

ide atau alternatif. Ide yang kurang baik dihilangkan. Alternatif atau ide

yang timbul diformulasikan dan dipertimbangkan keuntungan dan

Page 44: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

kerugiannya yang dipandang dari berbagai sudut, kemudian dibuatkan

suatu ranking hasil penilaian. Dalam mengevaluasi dapat menggunakan

teknik diantaranya, metode zero-one dan matrik evaluasi. Untuk lebih

jelasnya teknik-teknik tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

1). Metode Zero-One

Menurut Hutabrat (1995) metode zero-one adalah salah satu

cara pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan urutan

prioritas fungsi-fungsi. Prinsip metode ini adalah menentukan relativitas

suatu fungsi “lebih penting” atau “kurang penting” terhadap fungsi

lainnya. Fungsi yang “lebih penting” diberi nilai satu (one), sedangkan

nilai yang “kurang penting” diberi nilai nol (zero). Keuntungan metode

ini adalah mudah dimengerti dan pelaksanaannya cepat dan mudah.

Metode zero-one dapat dilihat pada tabel 2.3.

Page 42

22

Tabel 2.3 Metode Zero-One

Fungsi

A

B

C

D

E

Jumlah

Page 45: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

A

B

C

D

E

X

0

0

0

0

1

X

1

0

0

1

0

X

0

0

1

1

1

X

Page 46: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1

1

1

1

0

X

4

2

3

0

1

Sumber : Hutabarat (1995)

dengan :

1 = Lebih penting 0 = Kurang penting X = Fungsi yang sama

Cara pelaksanaan metode zero-one ini adalah dengan

mengumpulkan fungsi-fungsi yang tingkatannya sama, kemudian disusun

dalam suatu matriks zero-one yang berbentuk bujursangkar. Setelah itu

dilakukan penilaian fungsi-fungsi secara berpasangan, sehingga ada

matriks akan terisi X. Nilai-nilai pada matriks ini kemudian dijumlah

menurut baris dan dikumpulkan pada kolom jumlah.

Sebagai contoh pada tabel 2.3 diatas pada baris 1 kolom 2

bernilai 1, artinya fungsi A lebih penting dari fungsi B. Sebaiknya baris 2

kolom 1 bernilai 0. Dari matriks diatas diperoleh urutan prioritas adalah

A, C, B, E, D (berdasarkan jumlah nilai).

Page 47: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Pada tahap analisis menggunakan dua bentuk tabel metode

zero-one yang berbeda, yaitu metode zero-one mencari bobot untuk

kriteria yang diusulkan (tabel 2.4) dan metode zero-one untuk mencari

indeks (tabel 2.5). Bobot dan indeks tersebut nantinya digunakan dalam

menghitung matrik evaluasi (tabel 2.6).

Page 43

23

Tabel 2.4 Metode Zero-One untuk Mencari Bobot

Nomor Kriteria

Kriteria

Nomor

Kriteria 1 2 3 4 5

Total Ranking Bobot

A

1

X 0 1 1 1

3

2

B

2

1 X 1 1 1

4

1

Page 48: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

C

3

0 0 X 1 1

2

3

D

4

0 0 0 X 1

1

4

E

5

0 0 0 0 X

0

5

Sumber : Isworo, Sutikno, Tugino, Suryanto (1999)

Tabel 2.4 dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Pada kolom fungsi A-E merupakan kriteria komponen dari item

pekerjaan yang di VE. Dalam menentukan kriteria harus berhubungan

dengan pekerjaan tersebut, misalnya dalam melaksanakan suatu

pekerjaan harus direncanakan dari segi biaya, waktu, tenaga kerja dan

sebagainya, asal masih berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

Kriteria-kriteria yang dipakai harus sama dengan kriteria yang

dimunculkan pada tahap kreatif.

Page 49: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Nomor kriteria baik kolom maupun baris merupakan pemberian

angka sesuai urutan kriteria.

- Pemberian nilai 1 adalah fungsi A-E pada kolom lebih penting dari

baris A-E.

- Pemberian nilai 0 adalah fungsi A-E pada kolom kurang penting dari

baris A-E.

- Pemberian nilai X adalah fungsi A-E pada kolom dan baris

mempunyai fungsi sama penting.

- Kolom total merupakan penjumlahan pada baris penilaian

Page 44

24

- Pemberian angka pada ranking sesuai jumlah kriteria yang ada, misal

pada tabel terdapat 5 kriteria (A-E), maka terdapat ranking 1-5.

- Pemberian ranking dilakukan secara terbalik, yaitu yang mendapat

total tertinggi angka ranking 5, selanjutnya terus turun sampai yang

total terendah mendapat angka ranking 1.

- Menurut Hutabarat (1995) menentukan bobot dengan mengambil

skala bobot total 100 dan bobot dihitung dengan rumus :

= {angka ranking yang dimiliki / jumlah angka ranking}x 100.

2). Matrik Evaluasi

Menurut Hutabarat (1995) matrik evaluasi adalah salah satu

alat pengambilan keputusan yang dapat menggabungkan kriteria

kualitatif (tak dapat diukur) dan kriteria kuantitatif (dapat diukur).

Page 50: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Kriteria-kriteria pada metode ini dapat ditinjau dari aspek item

pekerjaan yang dipilih, misalnya pembiayaan, waktu pelaksanaan, jumlah

tenaga, kondisi lapangan, berat struktur dan sebagainya. Cara

pelaksanaan metode ini adalah :

- Menetapkan alternatif-alternatif solusi yang mungkin

- Menetapkan kriteria-kriteria yang berpengaruh

- Memberikan penilaian untuk setiap alternatif terhadap masing-masing

kriteria

- Menghitung nilai total untuk masing-masing alternatif

- Memilih alternatif dengan nilai total terbesar

Page 45

25

Dalam menghitung matrik evaluasi menggunakan dua tabel, yaitu metode

zero-one untuk mencari indeks dan matrik evaluasi. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 2.5 dan tabel 2.6.

Tabel 2.5 Metode Zero-One Mencari Indeks

Fungsi A

B

C Jumlah

Indeks

A

X

0

Page 51: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0

0

0

B

1

X

1

2

2/3

C

1

0

X

1

1/3

Sumber : Hutabarat (1995)

Tabel 2.5 dijelaskan sebagai berikut :

- A,B,C adalah item pekerjaan yang dianalisis VE

- Pemberian nilai 1 adalah fungsi A,B,C pada kolom lebih penting dari

baris A,B,C.

- Pemberian nilai 0 adalah fungsi A,B,C pada kolom kurang penting

dari baris A,B,C.

- Pemberian nilai X adalah fungsi A,B,C pada kolom dan baris

mempunyai fungsi sama penting.

Page 52: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Kolom jumlah merupakan penjumlahan pada baris.

- Indeks merupakan perbandingan jumlah dengan total jumlah pada

fungsi.

Page 46

26

Tabel 2.6 Matrik Evaluasi

Kriteria

Fungsi

1

2

3

4

5

6

7

8

9

No

Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot

Bobot

Bobot

Bobot

Total

Page 53: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks

Indeks Indeks Indeks Indeks

1

A

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

ΣY

Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks

Indeks Indeks Indeks Indeks

2

B

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Page 54: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Y

Y

Y

ΣY

Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks

Indeks Indeks Indeks Indeks

3

C

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

Y

ΣY

Sumber : Hutabarat (1995)

dengan :

Y = Bobot x Indeks

ΣY = jumlah total pada baris Y

26

Page 55: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 47

27

Tabel 2.6 dijelaskan sebagai berikut :

- A,B,C adalah item pekerjaan yang dianalisis VE

- Untuk baris kriteria 1 sampai dengan 9 merupakan asumsi kriteria

dari item pekerjaan yang dianalisis VE.

- Untuk baris bobot diambil dari metode zero-one tabel 2.4.

- Nilai indeks diambil dari metode zero-one tabel 2.5.

- Untuk pekerjaan alternatif yang dipilih dilihat dari yang memiliki

total indeks dikali bobot (ΣY) terbesar.

d. Tahap Pengembangan

Menurut Donomartono (1999) pada tahapan pengembangan ini

menyiapkan semua ide atau pendapat secara keseluruhan untuk diteliti ke

dalam desain preliminari, dibuatkan gambaran solusi, diestimasikan

dalam life cycle cost dari desain asal dan dengan desain yang baru

diusulkan, kemudian dipresent value (PV). Untuk lebih jelasnya life cycle

cost diuraikan sebagai berikut :

1). Life Cycle Cost

Menurut Donomartono (1999) dalam perencanaan biaya total

suatu proyek harus memperhatikan sistem yang disebut life cycle cost

atau cost of life cycle agar total biaya ultimate dari pekerjaan konstruksi,

operasional, pemeliharaan dan pergantian alat dapat diperhitungkan

dengan baik. Untuk mencapai total biaya yang optimal diperlukan studi

Page 56: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 48

28

VE dan untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai biaya yang

dikeluarkan oleh proyek dapat dilihat pada gambar 2.3.

Life Cycle Cost

Inisial

Operasi

Pemeliharaan Pergantian

Gambar 2.3 Distribusi Biaya Total (Dell’Isola, 1974)

Gambar 2.3 menjelaskan total biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk

sebuah proyek. Untuk biaya inisial adalah pembiayaan untuk

pembangunan proyek tersebut, seperti biaya perencanaan, biaya

konstruksi/ pelaksanaan, biaya supplier (material). Untuk biaya operasi,

pemeliharaan dan pergantian merupakan pembiayaan yang dikeluarkan

setelah proyek tersebut selesai dan bangunannya sudah digunakan/

dipakai. Perencanaan pembiayaannya berdasarkan umur rencana proyek

yang ditentukan.

Life cycle cost biasa dipakai sebagai alat bantu dalam analisa

ekonomi untuk mencari alternatif-alternatif berbagai kemungkinan dalam

pengambilan keputusan dan menggambarkan nilai sekarang dan nilai

akan datang dari suatu proyek selama umur manfaat proyek itu sendiri

dengan memperhatikan faktor ekonomi dan moneter yang saling

dependen satu sama lainnya.

Page 57: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 49

29

e. Tahap Rekomendasi

Tahapan ini bisa berupa suatu presentasi secara tertulis atau

lisan yang ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam

memahami alternatif-alternatif yang akan dipilih dalam usulan tim VE

yang dapat disampaikan secara singkat, jelas, cepat dan tanpa

memojokkan salah satu pihak. Rekomendasi ini nantinya digunakan

untuk menyakinkan owner atau pengambil keputusan.

B. Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Menurut Ibrahim (1994) Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan

atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan

dan upah tenaga kerja serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan

pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Dalam menyusun anggaran biaya

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1. Anggaran Biaya Kasar ( Taksiran )

Dalam menyusun anggaran biaya kasar sebagai pedoman digunakan

harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai. Walaupun namanya

anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu

jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.

2. Anggaran Biaya Teliti

Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau proyek yang

dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan syarat-

Page 58: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 50

30

syarat penyusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya yang

dihitung dengan teliti didasarkan atau didukung oleh :

a. B e s t e k

Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat

teknis.

b. Gambar Bestek.

Gunanya untuk menentukan/ menghitung besarnya masing-masing

volume pekerjaan.

c. Harga Satuan Pekerjaan

Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan

perhitungan analisa BOW, SNI atau harga satuan dari BPIK.

Secara umum rumus menghitung RAB dapat disimpulkan sebagai berikut :

RAB pekerjaan = Σ (volume x harga satuan pekerjaan).......................(pers.2.2)

Persentase bobot pekerjaan adalah besarnya persen pekerjaan siap dibanding

dengan pekerjaan siap seluruhnya. Rumusnya sebagai berikut :

Bobot = {(volume x harga satuan) / harga bangunan }x 100%............(pers.2.3)

C. SAP2000

Menurut Wigroho (2001) SAP2000 adalah perangkat lunak yang

dikeluarkan oleh CSi (Computer and Struktur, Inc) untuk analisis dan desain

struktur yang berorientasi obyek. SAP2000 merupakan program versi terakhir

yang paling lengkap dari seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80

maupun SAP90. Keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukkan

Page 59: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 51

31

dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun

beton. Disamping itu juga adanya fasilitas desain baja dengan

mengoptimalkan penampang profil, sehingga pengguna tidak perlu

menentukan profil untuk masing-masing elemen, tetapi cukup memberikan

data profil secukupnya dan program akan memilih sendiri profil yang paling

optimal atau ekonomis.

D. Beton

Istilah-istilah beton menurut SK SNI T-15-1991-03 diantaranya :

1. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang

lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambahan

membentuk masa padat.

2. Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah

tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang diisyaratkan dengan

atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua

material bekerja bersama - sama dalam menahan gaya yang bekerja.

3. Kuat tekan yang diisyaratkan f’c adalah kuat tekan beton yang ditetapkan

oleh perencanaan struktur (benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm

dan tinggi 300 mm), dipakai dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan

dalam mega pascal (MPa).

4. Kuat tarik leleh fy adalah kuat tarik leleh minimum yang diisyaratkan atau

titik leleh dari tulangan dalam mega pascal (MPa).

Page 60: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 52

32

5. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500kg/m3

menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak

menggunakan bahan tambahan.

E. Beton Precast/ Pracetak

Beton pracetak menurut SK SNI T-15-1991-03 adalah elemen atau

komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu

sebelum dirakit menjadi bangunan.

Menurut Triwiyono (2005) beton pracetak biasanya tersusun dari

komponen-komponen yang dibuat atau dicetak tidak pada posisi akhir.

Komponen-komponen ini dipersiapkan di tempat lain untuk kemudian

diangkat, diangkut dan dipasang pada posisi akhir untuk disatukan dengan

komponen lain membentuk suatu bangunan utuh. Jenis beton pracetak

diantaranya balok, kolom, plat dan pondasi.

Terdapat 4 jenis plat pracetak yang ada dipasaran, yaitu :

- Hollow core floor units

- Double-tee floor slab

- Planks floors

- Bubble floors

Page 53

33

Page 61: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Agar plat pracetak menjadi satu kesatuan, biasanya diatasnya dicor

beton bertulang yang disebut dengan topping. Alasan pemakaian topping antara

lain :

- Kekakuan lentur lebih besar

- Meningkatkan ketahanan terhadap getaran, akustik, termal

- Membuat lantai berperilaku sebagai diafragma

- Membuat finishing lantai lebih baik dan menerus

- Menaikkan stabilitas horizontal

Persyaratan topping antara lain :

- Tebal minimum 40 mm

- Kuat tekan beton fc = 22,5 MPa atau lebih

- Rasio tulangan minimal ρ = 0,0013

Gambar plat precast dapat dilihat pada gambar 2.4.

Page 54

34

Gambar 2.4 Plat Precast/ Pracetak (Triwiyono, 2005)

34

Page 55

35

F. Pekerjaan Struktur Bangunan

Menurut RKS (Rencana Kerja dan Syarat) proyek pembangunan

Gedung Rektorat Unimus (2005) sebuah bangunan bertingkat dibagi dalam

Page 62: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

dua bagian struktur bangunan yaitu bangunan struktur atas dan bangunan

struktur bawah. Bangunan struktur atas terdiri dari kontruksi balok, kolom,

plat, rangka atap dan banyak lagi, kalau bangunan struktur bawah terdiri dari

sloof sampai ke bagian fondasi. Dimana kedua bagian bangunan itu

mempunyai hubungan saling keterkaitan satu sama yang lain, sehingga tidak

bisa dipisahkan dalam perhitungan perencanaannya

Desain struktur atas khususnya plat biasanya terbuat dari bahan

beton, baja, dan kayu. Untuk beton sendiri ada yang menggunakan beton

konvensional maupun beton precast/ pracetak. Struktur bawah khususnya

fondasi direncanakan sesuai dengan kondisi tanah tempat proyek itu berada.

Pekerjaan plat dan fondasi akan diuraikan sebagai berikut :

1. Plat Dua Arah

Menurut Vis dan Kusuma (1993) plat dua arah adalah struktur

statis tak tentu yang keempat tepinya ditumpu. Plat dapat ditumpu oleh

balok, kolom. Pada konstruksi monolit atau komposit penuh, suatu balok

mencakup bagian dari plat pada tiap sisi balok sebesar proyeksi balok yang

berada di atas atau di bawah plat, diambil yang terbesar, tetapi tidak boleh

lebih besar dari empat kali tebal plat (SK SNI T – 15 – 1991 – 03).

Page 56

36

a. Perhitungan Pekerjaan Plat Dua Arah Menurut Apriyatno (2004)

α4

α1

Page 63: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

α3

lx

ln.x

α2

ly

hb

hb

hs

ln.y

b

Gambar 2.5 Plat Dua Arah

1). Menghitung Tebal Plat

α1 = Ib1 / Is1

α1 = Ib2 / Is2

α3 = Ib3 / Is3

α4 = Ib4 / Is3……………………………..………………………………(pers. 2.4)

dengan :

α1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi pendek (tepi-1)

α1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi panjang (tepi-2)

Ib1 = momen inersia balok tepi -1

= 1/12 . b1 . hb13……………..………………………………(pers.2.4.a)

Is1 = momen inersia pelat tepi-1

= 1/12 . lnx . hs3……………………………………………..(pers.2.4.b)

Page 64: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 57

37

Ib2 = 1/12 . b2 . hb23

Is2 = 1/12 . lny . hs3

αm = (α1 + α2 + α3 + α4) / 4………………..……………………………(pers.2.5)

dengan :

α m = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat

Dalam segala hal untuk :

αm < 2,0 → hmin = 120 mm

αm ≥ 2,0 → hmin = 90 mm

hmin = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36 + 5β { αm – 0,12 (1 + 1/β)}…..…….......(pers.2.6)

hmin = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36 + 9β………………………...……..….....(pers.2.7)

hmaks = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36………….…………………..……..…...(pers.2.8)

dengan :

ln = bentang bersih plat yang menentukan (sisi panjang)

β = nilai banding sisi panjang dan sisi pendek

= ly / lx ; ly > lx………………………………………….(pers.2.6.a)

αm = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat

hmin = tinggi minimum plat

2). Menghitung Beban Kerja

Beban hidup (LL) KN/m2 (tergantung fungsi)

Beban mati (DL) KN/m2 (beban luar + berat sendiri plat)

Beban berfaktor = Wu = 1,2 DL + 1,6 LL

Page 65: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 58

38

dengan :

Wu = beban berfaktor per satuan luas

DL = beban mati, untuk beban mati dapat dilihat pada tabel 2.7

LL = beban hidup, untuk beban hidup dapat dilihat pada tabel 2.8

3). Momen Rancang

Gambar 2.6 Diagram Momen Rancang

Mtx = Ctx . 0,001 . Wu . lx2

Mlx = Clx . 0,001 . Wu . lx2

Mty = Cty . 0,001 . Wu . lx2

Mly = Cty . 0,001 . Wu . lx2……………………………..………………..(pers.2.9)

Untuk nilai C dapat dicari pada tabel 2.9.

Page 59

39

Tabel.2.7 Beban Mati/ Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung

Bahan Bangunan dan Komponen Bangunan

Nilai Beban

(kg/m2)

Beton bertulang

Tanah,lempung dan lanau

Air

Adukan, per cm tebal :

Page 66: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- dari semen

- dari kapur, semen merah atau tras

Dinding pasangan bata merah

- satu batu

- setengah batu

Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa

penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari :

- semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal

maksimum 4mm

- kaca, dengan tebal 1 – 4mm

Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang

maksimum 5 m dan jarak s.k.s minimum 0,80 m

Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso, dan beton, tanpa

adukan , per cm tebal

2400

2000

1000

21

17

450

250

11

10

7

Page 67: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

24

Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983

(Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung)

Page 60

40

Tabel. 2.8 Beban Hidup pada Lantai Gedung

No

Uraian

Nilai Beban

(kg/m2)

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

l.

m.

Page 68: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang disebut dalam

b

Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang tidak

penting yang bukan untuk toko, pabrik, bengkel

Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran,

hotel, asrama, dan rumah sakit

Lantai ruang olah raga

Lantai ruang dansa

Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan

yang lain dari pada yang disebut dalam a s/d e, seperti

masjid, gereja, ruang pergelaran, ruang rapat, bioskop, dan

panggung penonton dengan tempat duduk tetap

Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau

untuk penonton berdiri

Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam c

Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam

d,e,f dan g

Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam c,d,e,f dan g

Lantai untuk: pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang

arsip, toko buku, toko besi, ruang alat-alat, dan ruang mesin

harus direncanakan terhadap beban hidup yang ditentukan

tersendiri, dengan minimum

Lantai gedung parker bertingkat :

- untuk lantai bawah

Page 69: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- untuk lantai tingkat lainnya

Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus

direncanakan terhadap beban hidup dari lantai ruang yang

berbatasan, dengan minimum

200

125

250

400

500

600

500

300

500

250

400

800

300

Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983

(Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung)

Page 61

41

Tabel 2.9 Momen Yang Menentukan per Meter Lebar Dalam Jalur Tengah Pada Plat Dua Arah

Akibat Beban Terbagi Rata

Page 70: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

No Momen per meter lebar

ly/lx =1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0

1

Mlx= 0,001.Wu.ln2.X

25

34 42 49 53 58 62 65

2

Mly= 0,001.Wu.ln2.X

25

22 18 15 15 15 14 14

3

Mtx= -0,001.Wu.ln2.X

51

63 72 78 81 82 83 83

4

Mty= -0,001.Wu.ln2.X

51

54 55 54 54 53 51 49

Sumber : Vis dan Kusuma (1993)

41

Page 62

42

4). Menghitung Tinggi Efektif Plat

Page 71: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Dy

Dx

dx dy h

p

b = 1000 mm

Gambar 2.7 Penulangan Plat

Tinggi efektif :

Arah x → dx = h-p-Dx / 2…………..……………………………….(pers.2.10)

Arah y → dy = h-p-Dx- dy/2…………………….………………….(pers.2.11)

dengan :

dx = tinggi efektif d dalam arah-x

dy = tinggi efektif d dalam arah y

h = tebal plat

p = selimut beton

Dx = diameter tulangan arah-x

Dy = diameter tulangan arah-y

Page 63

43

5). Menghitung Jumlah Tulangan

k = Mlx / Ф.b.dx2

k = Mly / Ф.b.dy2

k = Mtx / Ф.b.dx2

k = Mty / Ф.b.dy2 ………..………………………………………….(pers.2.12)

Page 72: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

ρ min = → tabel 2.10 Tabel Rasio Penulangan (kmin)………...….(pers.2.13)

Aslx = ρ . b. dx

Asly = ρ . b. dy

Astx = ρ . b. dx

Asty = ρ . b. dy……………………………………………………..(pers.2.14)

n = Aslx / Atul

n = Asly / Atul

n = Astx / Atul

n = Asty / Atul………………………………………………………(pers.2.15)

s = 1000 / n…………………………………………….…………….(pers.2.16)

ρ min = 1,4 / fy……………………………………………………..(pers.2.17)

ρ aktual = Aslx / b . d

ρ aktual = Asly / b . d

ρ aktual = Astx / b . d

ρ aktual = Asty / b . d ………………………………………….......(pers.2.18)

ρ maks = 0,75 {(0,85 . f’c . β 1 / fy) x (600 / 600 + fy)}..................(pers.2.19)

ρ min < ρ aktual < ρ maks → ok

Page 64

44

dengan:

Mlx = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x

Mly = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y

Mtx = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x

Page 73: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Mty = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y

Ф = faktor reduksi kekuatan = 0,8

b = lebar plat per 1m

dx = tinggi efektif dalam arah-x

dy = tinggi efektif dalam arah-y

k = koefisien tahanan

Aslx = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-x

Asly = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-y

Astx = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-x

Asty = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-y

Atul = luas tulangan per diameter (lihat tabel 2.11)

n = jumlah tulangan

s = jarak spasi antar tulangan

ρ = rasio penulangan plat

ρ min = rasio tulangan minimum

ρ aktual = rasio tulangan yang diperlukan

ρ maks = rasio tulangan maksimum

Page 65

45

β 1 = 0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa

0,85 – 0,008(f’c – 30) untuk f’c = 30 – 55 MPa

0,65 untuk f’c ≥ 55 MPa

f’c = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa

Page 74: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja

2. Plat Precast

Perhitungan Plat Satu Arah Beton Precast Menurut PT JHS. System Pada

Proyek Pembangunan Apartemen Perwira Tinggi PTIK Kebayoran Jakarta

Selatan (September 2006)

a. Beban berfaktor

Beban hidup (LL) KN/m2 (tergantung fungsi)

Beban mati (DL) KN/m2 (beban luar + berat sendiri plat)

Beban berfaktor = Wu = 1,2 WD + 1,6 WL

dengan :

Wu = beban berfaktor per satuan luas

DL = beban mati, untuk beban mati dapat dilihat pada tabel 2.7

LL = beban hidup, untuk beban hidup dapat dilihat pada tabel 2.8

Page 66

46

Tabel 2.10 Tabel Rasio Penulangan ( ρ ) vs Koefisien Tahanan ( k), fc = 30 MPa, fy = 240 MPa

Sumber: Apendiks (Dipohusodo,1999)

ρ

k

ρ

k

ρ

k

Page 75: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

ρ

K

ρ

k

0.0058

1.3539

0.0084

1.9361

0.0110

2.5029

0.0136

3.0545

0.0162

3.5907

0.0059

1.3766

0.0085

1.9582

0.0111

2.5244

0.0137

3.0754

0.0163

3.6110

Page 76: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0060

1.3992

0.0086

1.9902

0.0112

2.5459

0.0138

3.0963

0.0164

3.6313

0.0061

1.4218

0.0087

2.0023

0.0113

2.5674

0.0139

3.1171

0.0165

3.6516

0.0062

1.4445

0.0088

2.0243

Page 77: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0114

2.5888

0.0140

3.1380

0.0166

3.6718

0.0063

1.4670

0.0089

2.0463

0.0115

2.6102

0.0141

3.1588

0.0167

3.6921

0.0064

1.4896

0.0090

2.0682

0.0116

2.6316

0.0142

3.1796

Page 78: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0168

3.7123

0.0065

1.5121

0.0091

2.0902

0.0117

2.6529

0.0143

3.2004

0.0169

3.7325

0.0066

1.5347

0.0092

2.1121

0.0118

2.6743

0.0144

3.2211

0.0170

3.7526

0.0067

1.5571

Page 79: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0093

2.1340

0.0119

2.6956

0.0145

3.2418

0.0171

3.7728

0.0068

1.5796

0.0094

2.1559

0.0120

2.7169

0.0146

3.2625

0.0172

3.7929

0.0069

1.6021

0.0095

2.1778

0.0121

2.7381

Page 80: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0147

3.2832

0.0173

3.8130

0.0070

1.6245

0.0096

2.1996

0.0122

2.7594

0.0148

3.3039

0.0174

3.8330

0.0071

1.6469

0.0097

2.2214

0.0123

2.7806

0.0149

3.3245

0.0175

3.8631

Page 81: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0072

1.6693

0.0098

2.2432

0.0124

2.8018

0.0150

3.3451

0.0176

3.8731

46

Page 67

47

Tabel 2.11 Luas, Berat Tulangan per Diameter

Diameter

Tulangan d

(mm)

Luas

Tulangan A

(cm2)

Berat

Tulangan

(kg/m)

Page 82: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Diameter

Tulangan d

(mm)

Luas

Tulangan A

(cm2)

Berat

Tulangan

(kg/m)

5

0.20

0.15

21

3.46

2.72

6

0.28

0.22

22

3.80

2.98

7

0.38

0.30

Page 83: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

23

4.15

3.26

8

0.50

0.39

24

4.52

3.55

9

0.64

0.50

25

4.91

3.85

10

0.79

0.62

26

5.31

4.17

11

0.95

0.75

Page 84: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

27

5.73

4.48

12

1.13

0.89

28

6.16

4.83

13

1.33

1.04

29

6.61

5.18

14

1.54

1.21

30

7.07

5.55

15

1.77

1.39

Page 85: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

31

7.55

5.93

16

2.01

1.58

32

8.04

6.31

17

2.27

1.78

33

8.55

6.71

18

2.54

2.00

34

9.08

7.13

19

2.83

2.23

Page 86: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

35

9.62

7.55

20

3.14

2.46

36

10.18

7.99

Sumber : Ibrahim (1994)

47

Page 68

48

b. Perhitungan Penulangan Plat Topping

1). Penulangan arah memanjang (tulangan utama)

Mu = 1/8. Wu. L2…………………………..…………………….(pers. 2.20)

dengan :

Mu = momen perlu ultimate

Wu = beban berfaktor per satuan luas

L = panjang precast

Tul. memanjang

Topping

Tul. melitang

Page 87: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

p

d h

Tul. precast

Plat Precast

a). Kapasitas Momen/m’

d = h – d – 1/2D

ρ = 1,4/ fy

As = ρ. b. d

n = As / Atul

s = 1000 / n

ρ min = 1,4 / fy

b

Gambar 2.8 Penulangan Topping

Page 69

49

ρ aktual = As / b . d

ρ maks = 0,75 {(0,85 . f’c . β 1 / fy) x (600 / 600 + fy)}

ρ min < ρ aktual < ρ maks

a = (As. fy) / (0,85. f’c. b)…………………………….……………..(pers.2.21)

Mn = As. fy (d – a/2)………………………………………………..(pers.2.22)

Mr = Ф Mn > Mu …………………………………………………..(pers.2.23)

dengan :

h = tebal plat

Page 88: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

D = diameter tulangan

p = selimut beton

d = tinggi efektif

b = lebar plat per 1m

As = luas tulangan lapangan per meter lebar

Atul = luas tulangan per diameter

n = jumlah tulangan

s = jarak spasi antar tulangan

ρ = rasio penulangan

ρ min = rasio tulangan minimum

ρ actual = rasio tulangan yang diperlukan

ρ maks = rasio tulangan maksimum

β 1 = 0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa

0,85 – 0,008(f’c – 30) untuk f’c = 30 – 55 MPa

0,65 untuk f’c ≥ 55 MPa

Page 70

50

f’c = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa

fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja

a = tinggi distribusi tegangan persegi dari muka balok tekan

Ф = faktor reduksi kekuatan = 0,8

Mn = momen nominal penampang

Mr = momen rencana

Page 89: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

2). Penulangan arah melintang (tulangan bagi)

As = 0,002 . b . h…………………………………………………….(pers.2.24)

n = As / Atul

s = 1000 / n

3). Cek Stage Erection (saat konstruksi)

a). Perhitungan Momen/m’

Mu = 1/8. Wu. L2

= Mu < Mr half slab

Page 71

51

3. Fondasi

Menurut Hardiyatmo (1996) fondasi adalah bagian terendah

bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada

di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi fondasi, yaitu fondasi dangkal dan

fondasi dalam. Fondasi dangkal didefinisikan sebagai fondasi yang mendukung

beban secara langsung, seperti : fondasi telapak, fondasi memanjang dan

fondasi rakit. Fondasi dalam didefinisikan sebagai fondasi yang meneruskan

beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak relatif jauh dari

permukaan, contohnya fondasi sumuran dan fondasi tiang.

a. Fondasi Tiang Pancang

Menurut Hardiyatmo (2001) fondasi tiang digunakan untuk

mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam.

Fondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain:

Page 90: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah

lunak, ke tanah pendukung yang kuat.

- Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman

tertentu, sehingga pondasi bangunan mampu memberikan dukungan

yang cukup untuk mendukung beban tersebut oleh gesekan dinding tiang

dengan tanah di sekitarnya.

- Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas

akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan.

Page 72

52

- Untuk menahan gaya-gaya hotisontal dan gaya yang arahnya miring.

- Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut

bertambah.

- Untuk mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah

tergerus air.

Kelompok tiang umumnya digunakan bila beban yang diterima

oleh fondasi tiang terlalu besar, sehingga tidak mampu bila digunakan satu

tiang. Jadi kelompok tiang merupakan kumpulan dari beberapa tiang yang

bekerja sebagai satu kesatuan. Penyatuan kelompok tiang dengan pelat

beton atau yang biasa dikenal dengan pile cap (poer). Dalam masalah

kelompok tiang yang terpenting adalah jarak tiang. Pada umumnya

susunan tiang dibuat simetris (jarak tiang sama), sehingga pusat berat

kelompok tiang dan pusat berat poer terletak pada satu garis vertikal. Jarak

Page 91: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

minimum tiang dapat dilihat pada tabel 2.12

Tabel 2.12 Jarak Fondasi Tiang Minimum

Fungsi tiang

Jarak as-as tiang

minimum

Tiang dukung ujung dalam tanah keras

Tiang dukung ujung pada batuan keras

Tiang gesek

2 – 2,5d atau 75 cm

2d atau 60 cm

3 – 5d atau 75 cm

Sumber : Hardiyatmo (2001)

Page 73

53

1). Perhitungan Fondasi Tiang Pancang Menurut Muyasaroh dan Joko (Tugas

Kuliah Rekayasa Fondasi II, 2006)

Dari perhitungan SAP didapat : Pu, Mx, My

Dari data sondir diperolah : qc, Tf

a). Menghitung Kapasitas Ijin Pondasi

A = 1/4 . 3,14 . D2………………………………...………..……(pers.2.25)

O = 3,14 . D ………………………………………….........……(pers.2.26)

Qijin = (qc . A/ 3) + (Tf . O) / 10…………………...………..….(pers.2.27)

dengan :

Page 92: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

A = luas dasar tiang pancang (cm2)

qc = perlawanan ujung sondir (kg/cm2)

O = keliling tiang (cm)

Tf = total friksi sondir (kg/cm2)

Qijin = kapasitas ijin pondasi

b). Jumlah tiang pancang

n1 = Pu/ (Qijin . Eg)…………………….…..…………………..(pers.2.28)

dengan :

n1 = jumlah tiang dalam satu pile cap

Pu = beban aksial bangunan

= P kolom + berat pile cap........................................(pers.2.28.a)

Eg = end bearing piles, diasumsikan 1,0

Page 74

54

1

y

2

yi

o

x

L

yi

xi

Page 93: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

xi

B

Gambar 2.9 Kelompok Fondasi Tiang

c). Daya dukung per tiang

Q = Pu/n1 + (My . xi) / Σ(x2) + (Mx . yi) / Σ(y2) …………...……..(pers.2.29)

dengan :

Q = beban yang didukung oleh tiang

My = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu x

Mx = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu y

xi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu x

yi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu y

Σ(x2) = jumlah kuadrat jarak x terhadap titik o

Σ(y2) = jumlah kuadrat jarak y terhadap titik o

4

3

Page 75

55

d). Cek Terhadap Geser Pons

kolom b1 x b1

Tul. atas

Sudut 45°

th d

Tul. bawah

Page 94: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Tiang pancang

xi

xi

Gambar 2.10 Penampang Pile Cap

Vu pons = Pu

bo = 2 ( b1+ d) + 2 (b1 + d)………………………..………………(pers.2.30)

ФVc = Ф . 1/3 . fc . bo . d > Vu pons………………..………...(pers.2.31)

dengan :

bo = keliling daerah kritis

b1 = lebar kolom

d = tinggi efektif pile cap

ФVc = tegangan geser pons yang diijinkan

Vu = kuat geser terfaktor pada penampang

Ф = factor reduksi kekuatan = 0,6

fc = kuat tekan beton, MPa

o

p

Page 76

56

e). Cek Terhadap Geser Lentur

Vu geser lentur = total Q tiang

ФVc geser lentur = Ф . 1/6 . fc . b . d >Vu geser lentur……….…(pers.2.32)

Menghitung tebal pile cap (th)

Page 95: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Dengan rumus th = d + p + 1/2 D..……………………...………....(pers.2.33)

- th diambil dengan syarat fondasi masih didalam bidang geser/

didalam garis sudut 45°

f). Perhitungan Tulangan Pile cap :

Mu = Q .xi + Q . xi ……………………………..…………………..(pers.2.34)

Mn = Mu / 0,8 …………………………..…………………………..(pers.2.35)

k = Mn / (0,85 . fc . B . d2)…………………..………………………(pers.2.36)

F = 1 - 1 - 2k………………………...……………………………..(pers.2.37)

Fmax = β1 . 450 / 600+ fy…………………..………………………(pers.2.38)

F < Fmax → tulangan tunggal

As = F . B . d . 0,85. fc / fy………………...………………………..(pers.2.39)

ρmin = 1,4 / fy

Asmin= ρmin . B. d

n = As / A tul

Tulangan atas = 0,15% . B . d………...……………………………..(pers.2.40)

n = As tul atas / A tul

dengan :

Mu = momen perlu ultimate

Page 77

57

Mn = momen nominal penampang

k = koefisien tahanan

F = rasio penulangan yang diperlukan

Page 96: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Fmax = rasio penulangan maksimum

B = lebar pile cap

Asmin = luas tulangan minimum lapangan per meter lebar

ρ min = rasio tulangan minimum

b. Fondasi Sumuran atau Kaison

Menurut Hardiyatmo (2001) fondasi kaison terdiri dari dua tipe,

yaitu kaison bor dan kaison. Di Indonesia fondasi kaison sering dibuat

berbentuk silinder, sehingga umumnya disebut fondasi sumuran karena

bentuknya mirip sumur. Fondasi kaison merupakan jenis peralihan antara

fondasi dangkal dan dalam.

Fondasi kaison bor dibuat dengan cara mengebor lebih dulu untuk

membuat lubang di dalam tanah, kemudian lubang diisi beton. Kaison bor

dibedakan menurut materialnya, yaitu kaison bor beton, kaison beton

terselubung pipa baja atau pipa beton, kaison beton dilengkapi dengan inti baja

dalam pipa baja. Bagian tubuh kaison dapat dilindungi pipa yang merupakan

bagian dari fondasi atau pipa pelindung ditarik setelah pengecoran.

Fondasi kaison yang berbentuk silinder atau kotak beton dibuat

dengan membenamkan silinder beton ditempatnya, bersamaan dengan

penggalian tanah. Fondasi ini dimaksudkan untuk mengirimkan beban besar

Page 78

58

yang harus melalui air atau material jelek sebelum mencapai tanah pendukung

yang kuat.

Page 97: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Pemakaian fondasi sumuran digunakan karena fondasi tiang

pancang tidak diperbolehkan berhubung getaran akibat proses pemancangan

tiang mengganggu stabilitas bangunan di sekitarnya.

1). Perhitungan Fondasi Sumuran

Dari perhitungan SAP didapat : Pu

Dari data boring diperoleh : c = 0,10 kg/cm2 = 10 KN/m2

ϕ = 20 °

a). Menghitung Kapasitas Ijin Fondasi Menurut Suryolelono (1994)

Qu = π .R2(1,3 cNc + γ .Df.Nq + 0,6.γ .R.Nγ ) + 2π .R. f. Df...(pers.2.41)

Qijin = Qu / SF…………………………………………..………(pers.2.42)

dengan :

Qu = daya dukung ultimate

R = jari-jari sumuran

c = kohesi tanah

Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung Terzaghi (tabel 2.13)

γ = berat jenis tanah (tabel 2.7)

Df = kedalaman fondasi

f = gaya perlawanan akibat lekatan per satuan luas

= β 2 . c………………………………………………(pers. 2.41a)

Page 79

59

β 2 = angka dari tabel 2.14

SF = faktor keamanan = 2-3

Page 98: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Tabel 2.13 Nilai-nilai Faktor Daya DukungTerzaghi

Keruntuhan Geser Umum

ϕNc

Nq

N

0

5.7

1.0

-

5

7.3

1.6

0.5

10

9.6

2.7

1.2

15 12.9

4.4

2.5

20 17.7

7.4

5.0

Page 99: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

25 25.1 12.7

9.7

30 37.2 22.5 19.7

34 52.6 36.5 35.0

35 57.8 41.4 42.4

40 95.7 81.3 100.4

45 172.8 173.3 297.5

48 258.3 287.9 780.1

50 347.6 415.1 1,153.2

Sumber : Hardiyatmo (1996)

Tabel 2.14 Hubungan β 2 dan ϕ (Sudut Gesek Dalam Tanah)

Sudut gesek dalam tanah (ϕ )

β 2

10

15

20

25

30

35

40

45

1,60

2,06

2,70

Page 100: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

3,62

5,01

7,27

10,36

17,97

Sumber : Suryolelono (1994)

Page 80

60

b). Jumlah Fondasi Sumuran

n1 = Pu/ (Qijin. Eg)

c). Cek Terhadap Geser Pons Menurut Muyasaroh dan Joko (2006)

Kolom = b x b

Vu pons = P

bo = 2 . (b + d) + 2 (b + d)

ФVc = 0,6 . 1/3 . fc . bo . d > Vu pons

d). Cek Terhadap Geser Lentur

Tebal pile cap (th) = d + p + 1/2 D

Tebal pile cap (th) = diambil dengan syarat fondasi masih didalam bidang

geser/ didalam sudut 45°

Vu geser lentur = Total Q tiang

ФVc geser lentur = 0,6 . 1/6 . fc . b . d > Vu

e). Perhitungan Tulangan Pile cap :

ρ min = kmin → tabel 2.15

Page 101: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Asmin = ρmin . b.d

n = As / A tul

Page 81

61

f). Perhitungan tulangan sumuran :

Tulangan tegak :

ρ min = kmin → tabel 2.15

As = ρ min. (1/4 . π . D12 – 1/4 . π . D22)…………..……..……….(pers.2.43)

dengan :

π = 3,14

D1 = diameter sumuran luar

D2 = diameter sumuran dalam

n = As / A tul

Tulangan tegak

Beton Siklop

Tulangan melingkar

D1

D2

Gambar 2.11 Penampang Fondasi Sumuran

Page 82

62

Tabel 2.15 Tabel. Rasio Penulangan ( ρ ) vs Koefisien Tahanan ( k), fc = 25 MPa, fy = 240 MPa

Page 102: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

ρ

k

ρ

k

Ρ

k

ρ

k

ρ

k

0.0058

1.3463

0.0084

1.9201

0.0110

2.4755

0.0136

3.0126

0.0162

3.5312

0.0059

1.3687

0.0085

1.9418

Page 103: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0111

2.4965

0.0137

3.0329

0.0163

3.5508

0.0060

1.3911

0.0086

1.9635

0.0112

2.5175

0.0138

3.0531

0.0164

3.5704

0.0061

1.4134

0.0087

1.9851

0.0113

2.5384

0.0139

3.0734

Page 104: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0165

3.5899

0.0062

1.4357

0.0088

2.0067

0.0114

2.5593

0.0140

3.0936

0.0166

3.6094

0.0063

1.4580

0.0089

2.0283

0.0115

2.5802

0.0141

3.1137

0.0167

3.6289

0.0064

1.4803

Page 105: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0090

2.0499

0.0116

2.6011

0.0142

3.1339

0.0168

3.6483

0.0065

1.5026

0.0091

2.0714

0.0117

2.6219

0.0143

3.1540

0.0169

3.6578

0.0066

1.5248

0.0092

2.0929

0.0118

2.6427

Page 106: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0144

3.1741

0.0170

3.6871

0.0067

1.5470

0.0093

2.1144

0.0119

2.6635

0.0145

3.1942

0.0171

3.7065

0.0068

1.5691

0.0094

2.1359

0.0120

2.6843

0.0146

3.2142

0.0172

3.7258

Page 107: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0069

1.5913

0.0095

2.1573

0.0121

2.7050

0.0147

3.2343

0.0173

3.7452

0.0070

1.6134

0.0096

2.1787

0.0122

2.7257

0.0148

3.2542

0.0174

3.7644

0.0071

1.6355

0.0097

2.2001

Page 108: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.0123

2.7463

0.0149

3.2742

0.0175

3.7837

0.0072

1.6575

0.0098

2.2214

0.0124

2.7670

0.0150

3.2941

0.0176

3.8029

Sumber : Apendiks (Dipohusodo,1999)

62

Page 83

63

Page 84

63

Page 109: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Untuk memecahkan dan membahas permasalahan yang terjadi peneliti

menggunakan penelitian deskriptif atau survey dengan metode penelitian studi

kasus. Menurut Nazir (2003) metode deskriptif adalah suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan

dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta -fakta, sifat-sifat

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Studi kasus atau penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status

subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari

keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok,

lembaga, maupun masyarakat. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan

gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-

karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian

dari sifat-sifat di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasil dari

penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang

tipikal dari individu, kelompok, lembaga dan sebagainya.

63

Page 85

64

Page 110: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

B. Tempat Penelitian

Penelitian kali ini dilakukan pada pembangunan gedung Rektorat

Universitas Muhammadiyah Semarang yang bertempat di jalan Kedung

Mundu Semarang.

C. Proses Penelitian

Langkah-langkah dan hal-hal perlu dilakukan dalam proses penelitian,

diantaranya :

1. Tahap persiapan

Sebelum melakukan proses penelitian peneliti harus melakukan

tahap persiapan, diantaranya mengumpulkan atau mencari data-data

proyek yang memiliki nilai biaya diatas 1 (satu) milyard. Pencarian data

dapat dilakukan baik pada konsultan, kontraktor maupun pada Dinas

Pekerjaan Umum yang menangani proyek-proyek besar. Setelah

mendapatkan data proyek kemudian peneliti melakukan survey ke lokasi

proyek untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan.

Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka baik melalui

buku-buku pustaka, internet, peraturan-peraturan Departemen Pekerjaan

Umum dan peraturan-peraturan lainnya yang dapat dijadikan sebagai

bahan referensi dan tambahan pengetahuan.

Page 86

65

2. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian dikelompokkan menjadi 2,

Page 111: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data pokok yang digunakan dalam melakukan

analisis value engineering. Data primer dapat berupa data-data teknis

dari proyek, seperti gambar bestek, Rencana Anggaran Biaya (RAB),

Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data pendukung yang dapat dijadikan input

dan referensi dalam melakukan analisis VE. Data sekunder, diantaranya

data mengenai daftar harga satuan dan analisa pekerja, data bahan atau

material bangunan yang digunakan, data alat-alat berat, data tenaga

kerja, peraturan-peraturan bangunan gedung dari Departemen Pekerjaan

Umum dan data-data lainnya yang dapat dijadikan referensi dalam

menganalisis VE.

3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :

a. Metode Pengambilan Data Primer

Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada konsultan

maupun pelaksana yang menangani proyek tersebut. Selain itu peneliti

juga melakukan observasi langsung ke lokasi proyek tersebut.

Page 87

66

b. Metode Pengambilan Data Sekunder

Page 112: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada instansi-

instansi atau perusahaan-perusahaan yang diangap berkepentingan.

Perusahaan itu dapat meliputi perusahaan bahan/ material bangunan,

persewaan alat-alat berat, konsultan, kontraktor, pemborong tenaga

kerja, instansi yang menangani masalah jasa dan konstruksi bangunan,

(seperti BPIK, Dinas KIMTARU dan lain-lain ) dan perusahaan-

perusahaan lainnya yang bisa dijadikan bahan referensi.

4. Analisis Data

Dari data-data yang telah dikumpulkan dilakukan analisis VE

untuk menghasilkan adanya suatu penghematan biaya atau saving cost.

Analisis VE dilakukan tiga tahap, yaitu :

a. Tahap Informasi

Pada tahap awal ini dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan

informasi sebanyak-sebanyaknya yang relevan dengan obyek studi yang

akan dievaluasi, dimana data dan informasi tersebut diolah menurut

kebutuhan pada tahap selanjutnya. Informasi umum yang diperlukan

antara lain adalah :

- Nama proyek

- Lokasi proyek

- Pemilik proyek

- Nilai proyek

- Luas bangunan

Page 88

Page 113: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

67

- Spesifikasi proyek

Langkah-langkah penunjang yang biasa diterapkan dalam tahap

informasi adalah sebagai berikut :

1). Pengulangan desain informasi

Adalah pelaksanaan mengumpulkan semua informasi yang

menyangkut segala aspek kepentingan obyek studi. Adapun yang

termasuk didalam obyek studi, yaitu :

- Gambar-gambar perencanaan

- Spesifikasi biaya

- Perkiraan biaya

- Pendekatan desain

- Perhitungan desain/ konstruksi

- Data-data kondisi setempat

- Jadwal kegiatan, dan lain-lain.

Dalam proses evaluasi selanjutnya, data informasi tersebut dapat

dijadikan kumpulan data yang dibutuhkan dan disusun dalam suatu

deskripsi permasalahan dan tujuan penghematannya.

2). Penentuan sasaran studi

Untuk mengetahui sasaran studi dan berapa besar

perkiraan target penghematan biaya didapat dengan membuat

struktur biaya dari keseluruhan elemen obyek studi yang

memperlihatkan dengan jelas bagian dan elemen yang ada sebagai

sasaran studi tersebut.

Page 114: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 89

68

3). Pemilihan elemen dengan potensi penghematan optimum

Dari struktur dan perkiraan target penghematan biaya

tersebut, maka dapat dipilih elemen-elemen obyek studi yang

mempunyai potensi penghematan optimum dengan metode

perbandingan (rasio) antara biaya asal dan target biaya, dan

perhatian diutamakan kepada rasio yang menyolok. Cara ini dikenal

dengan analisis fungsi yang menguraikan rasio cost dengan worth,

presentasi pembagian pekerjaan (bobot).

b. Tahap Kreatif

Didalam value engineering, berfikir kreatif adalah hal sangat penting

dalam mengembangkan ide-ide untuk memunculkan alternatif-

alternatif dari elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut, kemudian

disusun secara sistematis.

Alternatif-alternatif tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek,

diantaranya :

1). Bahan atau material

Pemunculan penggunaan alternatif bahan dikarenakan

semakin banyaknya jenis bahan bangunan yang diproduksi dengan

kriteria mempunyai fungsi yang sama. Seiring dengan

berkembangnya kemajuan teknologi jenis bahan yang mempunyai

fungsi yang sama dapat dibuat atau dicetak dengan mutu dan

Page 115: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

kualitas yang hampir sama juga. Hanya karena memiliki merk atau

Page 90

69

lisensi yang berbeda, maka harga bahan tersebut menjadi berbeda.

Dengan demikian, maka pemilihan alternatif bahan dapat dilakukan

dalam analisis VE. Pencarian bahan dengan mutu, kualitas dan

fungsi yang sama dengan rencana awal tapi dengan harga lebih

rendah dapat dilakukan

2). Cara atau metode pelaksanaan pekerjaan

Dalam melaksanakan suatu pekerjaan pastinya mempunyai

cara atau metode sendiri-sendiri. Pada zaman dulu cara

menyelesaikan suatu pekerjaan hanya mengandalkan tenaga

manusia dengan alat-alat sederhana, sehingga waktu penyelesaian

pekerjaan dapat membutuhkan waktu yang cukup lama. Seiring

dengan kemajuan teknologi, kini muncul alat-alat bantu yang lebih

canggih dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebagai contoh, adanya

alat-alat berat seperti dozer, excavator, crane dan lain-lain yang

dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan konstruksi

bangunan, sehingga pekerjaan dapat cepat selesai. Dengan demikian

dapat dilihat, bahwa suatu pekerjaan konsrtuksi bangunan yang

dikerjakan dengan tenaga manusia dan alat-alat sederhana akan

membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan dikerjakan

menggunakan alat-alat yang lebih modern. Maka dalam analisis VE

Page 116: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

dapat berpedoman pada metode pelaksanaan, karena semakin

pendek waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan,

semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan.

Page 91

70

3). Waktu pelaksanaan pekerjaan

Setiap pekerjaan dalam suatu proyek pastinya sudah

mempunyai jadwal pelaksanaan dalam perencanaan time schedule.

Terkadang dengan bobot pekerjaan yang tetap, waktu pelaksanaan

pekerjaan dapat dikurangi, asalkan pekerjaan tersebut tidak terdapat

dalam jalur kritis.Banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan

hal tersebut, diantaranya dengan mengganti metode pelaksanaan,

menambah jumlah tenaga kerja dan lain-lain. Dengan demikian,

alternatif pengurangan waktu pelaksanaan dapat dijadikan pedoman

karena akan berpengaruh pada perhitungan anggaran biaya.

c. Tahap Analisis

Alternatif yang timbul diformulasikan, kemudian melakukan eliminasi

ide-ide yang kurang praktis dan menilai ide kreatifitas tersebut dari segi

keuntungan dan kelemahannya dengan mencari potensi penghematan

biaya untuk setiap ide yang dievaluasi. Pemilihan dapat dilakukan

dengan metode zero-one, matrik evaluasi dan lain-lain. Kemudian

dibuatkan suatu ranking hasil penilaiannya.

Page 117: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 92

71

5. Hasil Analisis

Hasil analisa ini dibagi 2 (dua) tahap, yaitu :

a. Tahap Pengembangan

Mempersiapkan rekomendasi yang telah dilengkapi informasi dan

perhitungannya secara tertulis dari alternatif yang dipilih dengan

mempertimbangkan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis.

Langkah-langkah tahapan pengembangan adalah sebagai berikut :

- Membuat konsep/ desain untuk dibandingkan satu sama lain.

- Membandingkan konsep semula dengan desain usulan/ alternatif.

- Membandingkan analisa life cycle cost dari biaya investasi/ awal,

biaya operasi dan pemeliharaan, biaya annual dan operasi.

b. Tahap Rekomendasi

Memberikan rekomendasi yang dapat berupa presentasi secara tertulis

atau lisan dari alternatif yang sudah dipilih dalam usulan tim VE untuk

ditujukan kepada semua pihak, baik pemilik, perencana maupun

pelaksana. Dalam tahap rekomendasi dapat juga berisi usulan alternatif

yang direkomendasikan beserta dasar pertimbangan.

D. Flow Chart Penelitian

Untuk memudahkan pengertian dan tahapan-tahapan proses dalam

penelitian dapat dibuat sebuah flow chart penelitian seperti pada gambar 3.1.

Page 93

Page 118: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

72

Optimasi terbaik

Start

Konsep Reduksi

Biaya

Breakdown

Rekomendasi

Terbaik

Stop

Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian

Analisis Fungsi

Cost

Model

Struktur Atas

Struktur Bawah

Alternatif

Struktur Atas

Alternatif Struktur

Bawah

Present Value

Page 94

73

Gambar 3.1 menggambarkan urutan-urutan dalam tahapan proses penelitian

Page 119: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

aplikasi Value Engineering (VE) dan dijelaskan sebagai berikut :

- Bagian start sampai analisis fungsi dan breakdown

Dalam tahapan VE bagian ini termasuk tahap informasi. Jadi penelitian dimulai

dengan mencari data-data baik primer maupun sekunder untuk digunakan

dalam proses tahapan VE selanjutnya.

Pada bagian “konsep biaya reduksi” menganalisis data primer yang sudah

diperoleh yaitu data rencana anggaran biaya proyek. Analisis dilakukan sasaran

mengidentifikasi bagian elemen bangunan mana yang mempunyai potensi

untuk dianalisis VE. Untuk memudahkan dalam mencari dibuatlah cost model,

yaitu sebuah bagan yang menggambarkan distribusi rencana biaya proyek

secara keseluruhan.

Analisis fungsi dan breakdown adalah teknik yang dipakai dalam

mengidentifikasi elemen bangunan yang akan di VE. Dalam pengidentifikasian

supaya lebih mudah harus berpedoman pada cost model yang sudah dibuat.

- Bagian struktur atas dan bawah

Bagian ini termasuk dalam tahap kreatif. Jadi disini mencari sebanyak mungkin

alternatif-alteratif pekerjaan struktur yang nantinya untuk dianalisis VE.

- Bagian alternatif struktur atas dan bawah

Bagian ini termasuk dalam tahap analisis pada tahapan VE. Semua alternatif

yang diusulkan dianalisis untuk nantinya dipilih satu alternatif terbaik untuk

mengganti existing. Sebelum dilakukan perhitungan VE, alternatif juga

diperhitungkan dari segi desain, bahan dan biaya.

Page 95

Page 120: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

74

- Bagian present value

Pada tahapan VE bagian ini termasuk dalam tahap pengembangan. Disini

nantinya dilakukan perhitungan perbandingan struktur lama dengan struktur

alternatif dalam siklus hidup life cycle cost. Dalam perhitungan biayanya kedua

pekerjaan tersebut dipresent value-kan / perhitungan biayanya dibuat menjadi

harga sekarang (PV).

- Bagian rekomendasi terbaik

Bagian ini termasuk dalam tahap rekomendasi atau tahapan terakhir dari VE.

Disini nantinya dibuat rekomendasi berupa presentasi baik secara tertulis

maupun lisan mengenai alternatif terbaik yang diusulkan.

Page 96

75

BAB IV

ANALISIS VALUE ENGINEERING PROYEK GEDUNG

REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

A. Latar Belakang Proyek

Sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan sangatlah penting, hal ini

untuk menunjang dalam proses belajar mengajar. Tak lain halnya dengan

Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) yang menginginkan

tambahan sarana gedung guna memperlancar proses pendidikan. Untuk

mewujudkan hal tersebut UNIMUS membangun sebuah gedung Rektorat yang

terletak di Jalan Kedung Mundu Raya Semarang. Sebelumnya, gedung

Page 121: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Rektorat UNIMUS itu sendiri menjadi satu gedung dengan Yayasan

Muhammadiyah yang terletak di Jalan Singosari no. 33 Semarang. Gedung ini

nantinya digunakan sebagai sarana untuk mengurusi segala hal yang

berhubungan dengan kegiatan administrasi Universitas. Selain itu juga

digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar seiring dengan

bertambahnya jumlah mahasiswa UNIMUS.

Gedung ini merupakan salah satu dari sekian gedung yang

direncanakan akan dibangun oleh UNIMUS. UNIMUS ingin menciptakan

suatu area pendidikan yang menampilkan/ menonjolkan kehandalannya sendiri

untuk membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

75

Page 97

76

B. Data Proyek

Dalam melakukan studi Value Engineering (VE) data perencanaan

asli mengenai pembangunan gedung Rektorat UNIMUS sangat diperlukan.

Data ini dijadikan sebagai acuan agar fungsi dan kegunaan gedung nantinya

tidak berubah dari rencana awal.

Adapun data proyek yang didapat untuk diolah adalah sebagai berikut:

Nama gedung

: Rektorat Universitas Muhammadiyah

Pemilik

: Universitas Muhammadiyah Semarang

Page 122: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Lokasi gedung : Jalan Kedung Mundu Raya Semarang

Fungsi gedung : Untuk urusan administrasi Universitas dan sarana

proses belajar mengajar (terdapat fasilitas ruang kelas)

Luas lantai

: 2.232 m2 (terdiri dari 4 lantai)

Luas lantai1 = 558 m2

Luas lantai 2 = 558 m2

Luas lantai 3 = 558 m2

Luas lantai 4 = 558 m2

Pondasi

: Mini pile ex. PT. WIKA

Struktur

: Beton bertulang

Atap

: Kap baja profil siku

Biaya

: Rp 5.202.250.000

Pelaksanaan

: 180 hari

Pemeliharaan

: 90 hari

Page 98

77

Page 123: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

C. Struktur Organisasi Proyek

Dalam pelaksanaan pembangunan proyek gedung Rektorat UNIMUS

diperlukan suatu manajemen dan sistem organisasi yang terarah dan teratur.

Apabila dua hal tersebut dapat terealisasi dengan baik, maka akan

mempermudah pengaturan kerja , sehingga pekerjaan berjalan sesuai rencana

dan tidak mengalami keterlambatan serta adanya pembengkakan dana

anggaran.

Dalam mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal diperlukan juga

adanya pengawasan dan pengendalian yang baik, maka dalam hal ini dibentuk

struktur organisasi proyek, diantaranya Perencana proyek termasuk tim VE,

Pelaksana proyek, Pengawas proyek. Semua kegiatan dalam struktur

organisasi masih dalam pengawasan dan pengendalian pemilik proyek.

Adapun tugas dan kewajiban serta tanggungjawabnya dapat dilihat pada

gambar 4.1.

Garis komando

Garis koordinasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek

Pemilik

UNIMUS

Perencana

PT. Pola Dwipa

Manajemen

Konstruksi

Kontraktor/ Pelaksana

Page 124: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

PT. Sarana Dwipa

Peneliti

VE

Page 99

78

D. Rencana Anggaran Biaya Proyek

Rencana anggaran biaya direncanakan berdasarkan volume pekerjaan

yang akan dikerjakan. Daftar analisa harga dan bahan pekerjaan disesuaikan

dengan kondisi dan standar harga di daerah Semarang. Tiap pekerjaan dibagi

menjadi beberapa pos-pos pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

berapa biaya per pos pekerjaan dan untuk memudahkan pembagian biaya

dalam hal pelaksanaan pekerjaannya nanti. Pos-pos pekerjaan beserta rencana

pembiayaan secara global dapat dilihat pada tabel 4.1.

RAB ini akan dijadikan acuan untuk memonitor besarnya saving cost

yang terjadi setelah dilakukan VE dan untuk lebih lebih jelasnya rencana

anggaran biaya secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 7.

E. Teknik Mengidentifikasi Pekerjaan yang Akan di Value Engineering

1. Cost Model

Cost model dilakukan dengan membuat suatu bagan pekerjaan

yang dikelompokkan menurut elemen pekerjaannya masing-masing. Pada

bagan tersebut juga dicantumkan rencana anggaran biaya tiap item pekerjaan.

Cost model ini dibuat untuk memilih pekerjaan mana yang akan di VE

dengan melihat alur bagan pekerjaan. Dapat kita lihat perbedaan biaya tiap

Page 125: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

elemen pekerjaan yang kita jadikan untuk pedoman dalam analisis VE.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2.

Page 100

79

Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Secara Global

N

o

Sub

No

Uraian Pekerjaan

Harga Pekerjaan

Bobot

Pekerjaan

(%)

A

Pekerjaan Persiapan

7,050,000.00

0.136

B

Pekerjaan Struktur dan Atap

I

Pekerjaan Tanah

2,312,675.00

Page 126: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.044

II

Pekerjaan Beton Bertulang 1:2:3

a. Pekerjaan Struktur Lantai 1

699,254,070.50

13.441

b. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 2

424,306,723.50

8.156

c. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 3

404,906,710.50

7.783

d. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 4

745,378,727.00

14.328

Jumlah

2,273,846,231.50

43.708

III

Pekerjaan Rangka Atap dan Atap

221,928,799.00

4.266

C

Pekerjaan Finishing Arsitektur

Page 127: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

I

Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1

a. Pekerjaan Pondasi Batu Belah

60,154,138.00

1.156

b. Pekerjaan Pas. Batu Bata/Plesteran

59,715,146.16

1.148

c. Pekerjaan Kosen Lantai 1

109,676,625.00

2.108

d. Pekerjaan Plafond

38,481,400.00

0.74

e. Pekerjaan Pasang Lantai dan Dinding

167,553,984.50

3.221

f. Pekerjaan Sanitair

14,115,000.00

0.271

g. Pekerjaan Cat-catan

29,234,280.00

0.562

Jumlah

Page 128: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

478,930,573.66

9.206

II

Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2

a. Pekerjaan Pas. Bt Bata/Plesteran,

Beton Praktis

36,445,925.93

0.701

b. Pekerjaan Kosen Lantai 2

322,940,375.00

6.208

c. Pekerjaan Plafond

40,828,900.00

0.785

d. Pekerjaan Pasang Lantai dan Dinding

89,580,365.88

1.722

e. Pekerjaan Sanitair

14,115,000.00

0.271

f. Pekerjaan Cat-catan

25,232,010.00

0.485

Jumlah

Page 129: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

529,142,576.81

10.172

III

Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3

a. Pekerjaan Pas. Bt Bata/Plesteran,

Beton Praktis

36,130,820.94

0.695

b. Pekerjaan Kosen Lantai 3

75,876,500.00

1.459

c. Pekerjaan Plafond

39,710,150.00

0.763

d. Pekerjaan Pasang Lantai dan Dinding

99,480,639.63

1.912

e. Pekerjaan Sanitair

14,115,000.00

0.271

f. Pekerjaan Cat-catan

25,463,010.00

0.489

Jumlah

Page 130: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

290,776,120.57

5.589

IV Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 4

a. Pekerjaan Pas. Bt Bata/Plesteran,

Beton Praktis

51,588,400.74

0.992

Page 101

80

b. Pekerjaan Kosen :(Lt. 4 + Dak)

92,382,750.00

1.776

c. Pekerjaan Plafond

77,443,900.00

1.489

d. Pekerjaan Pasang Lantai dan Dinding

98,230,639.63

1.888

e. Pekerjaan Sanitair

14,115,000.00

0.271

f. Pekerjaan Cat-catan

43,753,410.00

Page 131: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0.841

Jumlah

377,514,100.37

7.257

D

Pekerjaan Lain-lain

136,800,000.00

2.63

E

Pekerjaan Halaman

131,753,385.29

2.533

F

Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal

I

Pekerjaan AC

106,870,000.00

2.054

II

Pekerjaan Instalasi Plumbing

84,151,070.00

1.618

III

Pekerjaan Sound System (Tata Suara)

Page 132: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

35,971,800.00

0.691

IV

Pekerjaan Telepon

53,350,000.00

1.026

V

Pekerjaan Instalasi Listrik

436,653,350.00

8.394

VI

Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir

35,200,000.00

0.677

Jumlah

752,196,220.00

14.46

Total

5,202,250,682.20

100

Sumber : Rencana Anggaran Biaya Proyek Pembangunan Gedung Rektorat

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Page 102

Page 133: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

81

Pek. Persiapan

7.050.000

Struktur

2.498.087.705

Fondasi

383.175.495

Struktur atas

1.892.983.411

Arsitek

1.676.363.471

Dinding

244.034.531

Kusen

600.876.250

Plafond

196.464.350

Keramik

454.845.629

Finishing dalam

180.142.710

Mekanikal

191.021.070

AC

Page 134: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

106.870.000

Plumbing

84.151.070

Elektrikal

561.175.150

Inst. Listrik

436.653.350

Sound

35.971.800

Penang. Petir

35.200.000

Pek. Lain

268.553.385

Halaman

131.753.385

Pek. Lainnya

136.800.000

Rektorat UNIMUS

5.202.250.682,19

Struktur atap

221.928.799

Gambar 4.2 Cost Model Proyek Gedung Rektorat UNIMUS

81

Page 135: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 103

82

Gambar 4.2 menjelaskan cost model dari rencana anggaran biaya proyek

gedung Rektorat Unimus. Tiap elemen bangunan mempunyai rencana anggaran

biaya yang berbeda-beda. Untuk bagan dengan garis utuh/ ideal cost adalah

rencana biaya pada saat perencanaan, sedangkan pada bagan dengan garis

putus-putus/ aktual worth merupakan rencana anggaran biaya setelah dilakukan

analisis VE. Dari cost model dapat diketahui perbedaan biaya tiap elemen

bangunan tersebut yang nantinya dijadikan pedoman dalam menentukan item

pekerjaan mana yang akan dianalisis VE.

2. Breakdown

Analisa Breakdown dilakukan dengan mengidentifikasi pekerjaan

yang akan di VE pada proyek pembangunan gedung Rektorat UNIMUS.

Dari RAB dapat dilihat bahwa pekerjaan struktur memiliki rencana biaya

yang besar dibanding pekerjaan lainnya, maka breakdown akan dilakukan

pada pekerjaan tersebut. Untuk melihat potensi item pekerjaan yang akan di

VE, biaya dari item pekerjaan tersebut dibandingkan dengan biaya total

keseluruhan proyek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2

Page 104

83

Tabel 4.2 Breakdown Pekerjaan Struktur

Item Pekerjaan

Biaya

Page 136: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1. Pekerjaan galian tanah

2. Pekerjaan urugan pasir

3. Pekerjaan lantai kerja 1:2:3

4. Pekerjaan fondasi tiang pancang

5. Pekerjaan sloof

6. Pekerjaan kolom

7. Pekerjaan balok

8. Pekerjaan plat

9. Pekerjaan beton lainnya

10. Pekerjaan struktur atap

Total

Biaya total proyek keseluruhan

Persentase

Rp 2.312.675

Rp 6.418.800

Rp 8.604.833,50

Rp 365.839.186,75

Rp 69.107.148

Rp 593.560.426,75

Rp 435.257.932,50

Rp 600.154.343,75

Rp 194.903.560,25

Rp 221.928.799

Rp 2.498.087.705,50

Page 137: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Rp 5.202.250.682,19

= Rp 5.202.250.682,19 /

Rp 2.498.087.705,50

= 48,018 %

- Distribusi biaya pada tabel merupakan harga pekerjaan pada elemen

struktur. Pekerjaan tersebut dipilih karena mempunyai biaya yang besar

dari biaya elemen bangunan lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada

besarnya prosentase bila dibandingkan dengan biaya total proyek.

- Nantinya dipilih pekerjaan plat dan fondasi untuk dianalisis VE, karena

mempunyai potensial untuk terjadi penghematan biaya.

F. Studi Value Engineering ( VE )

Dari teknik breakdown dan cost model dapat diketahui bahwa studi

VE nantinya dapat dilakukan pada pekerjaan yang memiliki biaya yang besar

atau yang memiliki bobot pekerjaan yang besar. Studi VE juga dapat dilakukan

pada item pekerjaan yang memiliki potensi untuk dilakukan penghematan

biaya.

Page 105

84

Studi VE atas proyek pembangunan gedung Rektorat UNIMUS

dilakukan pendekatan dan pembatasan terhadap pekerjaan struktur , yaitu:

1. Value Engineering pada item pekerjaan struktur atas khususnya plat

2. Value Engineering pada item pekerjaan struktur bawah khususnya fondasi

Adapun alasan dilakukannya analisis VE pada item tersebut adalah :

Page 138: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Item pekerjaan struktur atas memiliki bobot pekerjaan yang besar, jadi

potensial untuk dilakukan analisis VE.

- Analisis dilakukan pada pekerjaan struktur bawah, karena adanya

perubahan beban yang ditahan fondasi. Jadi bisa terjadi penghematan

biaya, karena adanya pengurangan jumlah fondasi.

- Analisis dilakukan dengan memunculkan alternatf desain struktur sebagai

pembanding, sehingga nantinya dapat dipilih satu pilihan terbaik sesuai

dengan kriteria yang dikehendaki.

- Asumsi analisis dengan meninjau dari segi material/ bahan yang nantinya

dapat menghasilkan penghematan dari segi biaya maupun waktu dari item

pekerjaan tersebut.

1. Analisis VE Pada Item Pekerjaan Struktur Atas Khususnya Plat

Struktur atas adalah semua pekerjaan struktur di atas pekerjaan

sloof dan di bawah pekerjaan atap. Pekerjaan tersebut diantaranya adalah

pekerjaan balok, kolok, plat, dan tangga. Pada proyek ini pekerjaan struktur

atas semuanya menggunakan beton bertulang konvensional.

Page 106

85

Adapun batasan masalah yang digunakan dalam melakukan

analisis VE adalah sebagai berikut :

- Analisis VE hanya dilakukan pada pekerjaan plat dengan memunculkan

alternatif desain sebagai pembanding.

- Penggunaan alternatif beton pracetak untuk struktur plat dengan

Page 139: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

petimbangan efisiensi dan efektivitas bahan, serta waktu pelaksanaan.

- Penggunaan alternatif tetap beton bertulang dengan perubahan mutu dan

dimensi plat atas dasar pertimbangan penghematan biaya.

- Dalam penggunaan alternatif nantinya juga harus diperhitungkan dari

segi struktur agar mutu dan kualitas desain alternatif tetap terjaga.

- Dengan adanya perubahan desain plat, perlu dilakukan perhitungan

ulang pada perubahan yang terjadi pada struktur tersebut, baik dari segi

volume maupun dari segi anggaran biaya.

- Refensi untuk menghitung desain struktur dan anggaran biaya dibantu

dengan buku-buku literature dan brosur dari survey ke instansi

pemerintah maupun perusahaan yang berkepentingan.

Page 107

86

2. Analisis VE Pada Item Pekerjaan Struktur Bawah Khususnya Fondasi

Pekerjaan struktur bawah cukup potensial untuk dilakukan analisis

VE, salah satunya adalah pekerjaan fondasi.

Adapun batasan masalah untuk analisis VE adalah sebagai berikut :

- Analisis VE dilakukan dengan memunculkan alternatif pembanding

untuk pekerjaan fondasi.

- Penggunaan alternatif fondasi dengan merubah bentuk dimensi fondasi

tiang dan merubah jenis fondasi.

- Alternatif perubahan dimensi adalah dengan mengganti minipile

segitiga menjadi tiang silinder. Alternatif mengganti jenis fondasi

Page 140: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

adalah dengan mengganti fondasi sumuran

- Perhitungan beban bangunan yang ditahan fondasi dengan bantuan

program computer SAP2000 versi 7.42..

- Karena perubahan desain struktur fondasi tidak mempengaruhi

perubahan bentuk dari segi arsitekturnya, maka asumsi dalam

perhitungan biayanya hanya berpedoman pada segi bahan, waktu kerja

dan metode pelaksanaan.

Page 108

87

G. Tahapan Dalam Analisis VE Pada Item Pekerjaan Plat

Pekerjaan struktur atas khususnya plat pada sebagian besar proyek

biasanya memiliki alokasi biaya yang besar. Hal ini menjadi alasan mengapa

perlu dilakukan analisis VE pada item pekerjaan tersebut. Selain itu kurangnya

perencanaan desain struktur yang optimal dengan perhitungan yang berlebihan

atau pemilihan bahan yang kurang tepat bisa menyebabkan pembengkakan

biaya pelaksanaan. Adanya berbagai alternatif yang dipilih untuk membuat

perencanaan struktur menjadi efektif dan efisien perlu dilakukan dalam

melakukan analisis VE.

Pada proyek pembangunan gedung Rektorat UNIMUS struktur

platnya menggunakan struktur beton bertulang. Dalam penerapan VE pada

struktur plat akan dicoba alternatif dengan mengganti bahan, yaitu dengan

mengganti mutu bahan dan menggunakan beton pracetak. Alasan pemilihan

alternatif adalah adanya penghematan dari segi biaya maupun waktu dengan

Page 141: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

adanya perubahan volume pekerjaan.

Page 109

88

1. Tahap Informasi

a. Informasi Umum dan Kriteria Desain

Proyek

: Pembangunan Gedung Rektorat UNIMUS

Item

: Pekerjaan Struktur Atas

Tabel. 4.3 Informasi Umum dan Kriteria Desain Pekerjaan Plat

Uraian

Data Teknis Proyek

Kriteria Desain

Unsur Desain

Perkiraan Biaya

Plat Lantai :

- Mutu beton K225

- Mutu Baja fy 240 Mpa

- Tebal plat 12 cm

- Diameter tulangan 10 mm

Plat Atap :

- Tebal plat 10 cm

- Diameter tulangan 8 mm

Page 142: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Beban hidup 250 kg/m2

Perhitungan beton menurut SKSNI 1991

Ketinggian plat :

- Lantai 2 + 4.45

- Lantai 3 + 8.45

- Lantai 4 + 12.45

- Plat atap bawah +16.35

- Plat atap atas + 20.35

Volume plat :

- Lantai 2 = 61.12 m3

- Lantai 3 = 63.90 m3

- Lantai 4 = 63.90 m3

- Plat atap bawah = 33.68 m3

- Plat atap atas = 18.67 m3

- Plat atap canopy = 4.98 m3

Rp 600.154.343,80

Page 110

89

b. Analisis Fungsi Pekerjaan Struktur

Tabel. 4.4 Tabel Analisis Fungsi Pekerjaan Plat

No

Uraian

Kata Kerja

Page 143: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Fungsi

Kt.

Benda

Jenis

Cost

Worth

1 Beton

Menyalurkan Beban

P

115,872,937.50

Belum dihitung

2 Besi tulangan

Menyalurkan Beban

P

219,907,406.25

Belum dihitung

3 Begesting

Mencetak

Plat

P

133,763,000.00

Belum dihitung

4 Perancah

Menahan

Page 144: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Beban

P

130,611,000.00

Belum dihitung

Jenis

P = primer

600,154,343.75

Belum dihitung

S = sekunder

- Analisis fungsi pada tahap ini hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dianalisis dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata

benda terukur.

- Nilai cost didapat dari rencana biaya existing.

- Nilai worth yang belum bisa ditampilkan akan diisi setelah dilakukan perhitungan biaya pekerjaan alternatif pada tahap analisis.

- Analisis fungsi secara lengkap akan ditampilkan pada tahap analisis.

89

Page 111

90

2. Tahap Kreatif

Pada tahap ini akan dimunculkan dua alternatif sebagai

pembanding perencanaan awal yang sudah ada . Kedua alternatif tersebut

adalah :

a. Alternatif 1 : Penggunaan beton bertulang dengan perubahan mutu

Page 145: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

beton untuk struktur plat

Data-data :

- Mutu beton K350, untuk harga didapat dari Jati Kencana Beton

(lampiran 4)

- Diameter tulangan 10 mm untuk plat lantai

- Diameter tulangan 8 mm untuk plat atap

- Pembebanan direncanakan menurut PBI untuk gedung tahun 1983

- Perhitungan beton berpedoman pada SKSNI 1991

b. Alternatif 2 : Penggunaan beton precast untuk struktur plat

Data-data :

- Spesifikasi plat precast didapat dari Adhimix Precast (lampiran 4)

- Mutu beton plat topping K275, fc = 22,5 MPa

- Mutu baja plat topping fy = 240 MPa

- Pembebanan direncanakan menurut PBI untuk gedung tahun 1983

- Perhitungan beton berpedoman pada SKSNI 1991

- Perhitungan struktur plat berdasarkan referensi dari PT JHS untuk

proyek pembangunan Apartemen Perwira Tinggi PTIK Kebayoran

Jakarta Selatan

Page 112

91

- Tebal plat lantai precast 6 cm dan topping 6 cm

- Diameter tulangan untuk topping plat lantai 8 mm

- Tebal plat atap precast 6 cm dan topping 4 cm

Page 146: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Diameter tulangan untuk topping plat atap toping 6 mm

Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih alternatif dapat

digambarkan keuntungan dan kelemahan setiap alternatif, seperti

terdapat pada tabel 4.5.

Untuk memudahkan perhitungan VE dalam memilih alternatif

terbaik dapat dimunculkan kriteria-kriteria dari item pekerjaan plat.

Kriteria tersebut merupakan komponen-komponen/ aspek-aspek dalam

pelaksanaan pekerjaan plat.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

4.6. Dalam tabel juga dijelaskan perbandingan keuntungan dari kriteria

yang diusulkan.

Page 113

92

Tabel. 4.5 Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan Plat

No Usulan/ Alternatif

Keuntungan

Kelemahan

1.

2.

Beton bertulang dengan

perubahan mutu K225

menjadi K350

Beton pracetak untuk

struktur plat

Page 147: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Dimensi plat lebih kecil

- Perencanaannya mudah

- Sarana yang digunakan untuk

pelaksanaan pekerjaan lebih

sederhana

- Dapat menghemat biaya dengan

adanya pengurangan volume beton

- Mutu terjamin karena dikerjakan

oleh orang yang ahli dibidangnya

- Biaya pelaksanaan menjadi

ekonomis dengan adanya efesiensi

dan efektifitas bahan

- Pelaksanaannya tidak memerlukan

adanya begesting

- Mutu beton tergantung banyak faktor sehingga

kurang terjamin

- Memerlukan kerjasama yang baik karena

banyaknya tenaga kerja

- Pelaksanaannya membutuhkan peralatan berat/

modern dan teknologi tinggi

- Pelaksanaan pekerjaan hanya bisa dikerjakan

oleh orang yang ahli sehingga tidak begitu

mudah diperoleh di lapangan

- Perlu diperhatikan dalam perencanaan

Page 148: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

mekanikal elektrikal

- Keuntungan dan kelemahan dari alternatif yang diusulkan nantinya bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam perhitungan VE untuk

menentukan alternatif yang dipilih.

92

Page 114

93

Tabel 4.6 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Plat

No Kriteria

Pek. Plat Alternatif 1

dengan Mengganti Mutu

Beton

Pek. Plat Alternatif 2

dengan Plat Precast

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Waktu Pelaksanaan

Page 149: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Pembiayaan

Jumlah tenaga kerja

lapangan

Koordinasi

pelaksanaan

Pengawasan dan

pengendalian

Kondisi lapangan

Kondisi cuaca

Pekerjaan finishing

Berat struktur

Lama karena pembuatan

bekisting.

Biaya bahan cukup

murah karena mudah

didapat, semakin tinggi

mutu semakin mahal.

Biaya pelaksanaan

mahal karena terkait

dengan tenaga kerja,

tower crane, ready mix,

concrete pump.

Banyak.

Cukup sulit karena

Page 150: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

tenaga yang banyak,

perlu diperhatikan pada

pekerjaan cold joint.

Tidak terlalu ketat

karena menggunakan

beton ready mix.

Membutuhkan ruang

kerja yang luas.

Harus diperhatikan.

Cukup lama.

Berat.

Cukup cepat karena

menggunakan

peralatan modern dan

bahan yang sudah

dicetak terlebih

dahulu

Biaya bahan mahal

Biaya pelaksanaan

tidak terlalu mahal

karena adanya

percepatan waktu

pelaksanaan

Tidak banyak.

Page 151: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Tidak terlalu sulit.

Kontrol yang cukup

ketat.

Membutuhkan ruang

kerja yang luas.

Tidak berpengaruh.

Cepat.

Berat.

- Kriteria-kriteria pada tabel nantinya digunakan untuk perhitungan analisis VE

dalam metode zero-one dan matrik evaluasi pada tahap analisis.

Page 115

94

3. Tahap Analisis

a. Perhitungan Estimasi Biaya Pekerjaan Plat

1). Pekerjaan Existing

Perhitungan existing pekerjaan plat diambil dari Rencana Anggaran Biaya

Proyek Pembagunan Gedung Rektorat UNIMUS.

a). Perhitungan harga satuan

Harga satuan 1m3 pekerjaan plat menurut rencana anggaran biaya :

1,000 m3 Beton K225

@ Rp 470.550

Rp 470.550

135,000 kg Pembesian

Page 152: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

@ Rp 6.615

Rp 893.025

8,000 m2 Perancah

@ Rp 66.300

Rp 530.400

8,000 m2 Begesting

@ Rp 67.900

Rp 543.200

Rp 2.437.175

b). Volume plat :

- Plat canopy

= 4,980 m3

- Plat lantai 2

= 61,120 m3

- Plat lantai 3

= 63,900 m3

- Plat lantai 4

= 63,900 m3

- Plat atap bawah

= 33,680 m3

- Plat atap atas

= 18,670 m3

Total = 246,250 m3

c). Harga total untuk pekerjaan plat = 246,25 m3 x Rp 2.437.175

Page 153: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

= Rp 600.154.343

Page 116

95

2). Pekerjaan Plat Alternatif 1, yaitu Mengganti Mutu Beton K225 menjadi K350

a). Perhitungan volume :

Tebal plat lantai 10 cm dan plat atap 8 cm didapat dari perhitungan struktur

plat (lampiran 2).

Volume plat lantai 2 = (61,120 / 0,12) x 0,10 = 50,933 m3

Volume plat lantai 3 = (63,900 / 0,12) x 0,10 = 53,250 m3

Volume plat lantai 4 = (63,900 / 0,12) x 0,10 = 53,250 m3

Total = 157,430 m3

Volume plat atap bawah = (33,680 / 0,10) x 0,09 = 30,312 m3

Volume plat atap atas = (18,670 / 0,10) x 0,09 = 16,803 m3

Volume plat atap canopy = ( 4,980 / 0,10) x 0,09 = 4,482 m3

Total = 51,600 m3

b). Perhitungan harga satuan :

Harga satuan pekerjaan beton 1m3 menurut BOW BPIK (K350 ex. Jati

Kencana Beton pada bulan November 2005, lampiran 4) :

1,000 m3 Beton K350

@ Rp 410.000

Rp 410.000

0,300 mandor

@ Rp 32.500

Page 154: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Rp 9.750

0,100 kep. tk. batu

@ Rp 35.000

Rp 3.500

1,000 tk. batu

@ Rp 32.500

Rp 32.500

6,000 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 135.000

Rp 590.750

Page 117

96

Pembesian per kg SNI-03-2495-1991/SK SNI S-05-1990-F (BPIK) :

1,0500 kg besi

@ Rp 6.000

Rp 6.300

0,0150 kg kawat besi

@ Rp 9.500

Rp 142,50

0,0003 mandor

@ Rp 32.500

Rp 9,75

Page 155: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0,0007 kep. tk. besi

@ Rp 35.000

Rp 24,50

0,0070 tk. besi

@ Rp 32.500

Rp 227,50

0,0070 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 157,50

Rp 6861,75

1m2 Pasang bekesting untuk lantai SNI-03-3435-2002 (BPIK) :

0,0400 m3 kayu cetakan

@ Rp 750.000

Rp 30.000

0,400 kg paku

@ Rp 8.000

Rp 3.200

0,015 m3 balok kayu

@ Rp 850.000

Rp 12.750

0,350 lbr plywood tebal 9mm

@ Rp 60.000

Rp 21.000

6,000 btg dolken diameter 8-10cm/4m

Page 156: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

@ Rp 12.000

Rp 72.000

0,006 mandor

@ Rp 32.500

Rp

195

0,033 kep. tk. kayu

@ Rp 35.000

Rp 1155

0,330 tk. kayu

@ Rp 32.500

Rp 10.725

0,300 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 6.750

Rp 157.775

Page 118

97

c). Perhitungan harga pekerjaan plat

Desain tulangan diperoleh dari perhitungan struktur plat (lampiran 2)

- Plat lantai

D10-20 cm

100

Page 157: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

D10-15 cm

100

Besi = 7 + 6 x 100/10 x 0,62 = 80,6 kg

Vbeton = 1 x 1 x 0,1 = 0,1 m3

Bekesting = 1 x 1 = 1 m2

Per 1m3 = 1 / 0,1 =10

Vbekesting = 1 x 10 = 10 m2

Harga besi = 80,6 x Rp 6861,75 = Rp 553.057

Harga bekesting = 10 x Rp 157.775 = Rp 1.577.750

- Plat atap

D8-12,5 cm

100

D8-12,5 cm

100

Besi = 9 + 9 x 100/9 x 0,39 = 77,99 kg

Vbeton = 1 x 1 x 0,09 = 0,09 m3

Bekesting = 1 x 1 = 1 m2

Per 1m3 = 1 / 0,09 = 11,11

Vbekesting = 1 x 11,11 = 11,11 m2

Page 119

98

Harga besi = 77,99 x Rp 6861,75 = Rp 535.148

Harga bekesting = 11,11 x Rp 157.775 = Rp 1.752.880

Page 158: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Harga satuan beton bertulang 1 m3 untuk plat lantai :

Beton

= Rp 590.750

Tulangan = Rp 553.057

Bekesting = Rp 1.577.750

Total = Rp 2.721.557

- Harga satuan beton bertulang 1 m3 untuk plat atap :

Beton

= Rp 590.750

Tulangan = Rp 535.148

Bekesting = Rp 1.752.880

Total = Rp 2.878.778

- Perhitungan harga pekerjaan plat :

Harga beton plat = (157,430 m3 x Rp 2.721.557) + (51,600 m3

x Rp 2.878.778)

= Rp 576.999.663

Page 120

99

d). Persewaan pompa

Harga pemakaian pompa hanya untuk satu lokasi sekali pakai Rp 1.400.000,

maksimal volume 60m3 kelebihannya Rp 25.000/m3.

Jumlah pipa 10 batang @ 3m kelebihannya Rp 25.000/batang (lampiran 4)

Pengecoran dilakukan tiap lantai :

Page 159: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Pengecoran lantai 2 :

Volume = canopy + plat lantai 2

= 4,482 + 50,93 = 55,412

Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000

- Pengecoran lantai 3 :

Volume plat lantai 3 = 53,25m3

Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000

- Pengecoran lantai 4 :

Volume plat lantai 4 = 53,25m3

Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000

- Pengecoran plat atap :

Volume = 30,312 + 16,803 = 47,115m3

Karena kondisi lapangan membutuhkan tambahan pipa, maka :

Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000 + 4 x Rp 25.000

= Rp 1.500.000

Total biaya sewa pompa = Rp 1.400.000 + Rp 2.800.000

+ Rp 1.500.000 = Rp 5.700.000

Page 121

100

e). Biaya total untuk alternatif 1 pekerjaan plat :

= Rp 576.999.663 + Rp 5.700.000

= Rp 582.699.663

2). Pekerjaan Plat Alternatif 2, yaitu dengan Menggunakan Plat Precast

Page 160: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

a). Perhitungan volume :

Tebal plat precast dan topping untuk plat lantai dan plat atap didapat dari

perhitungan struktur plat (lampiran 2).

- Volume plat lantai existing (tebal plat = 12 cm) :

Lantai 2 = 61,12 m3

Lantai 3 = 63,90 m3

Lantai 4 = 63,90 m3

- Volume plat atap existing (tebal plat = 10 cm) :

Plat atap bawah = 33,68 m3

Plat atap atas

= 18,67 m3

Plat atap canopy = 4,98 m3

- Volume plat lantai precast :

Lantai 2 = 61,12 / 0,12 = 509,33 m2

Lantai 3 = 63,90 / 0,12 = 532,50 m2

Lantai 4 = 63,90 / 0,12 = 532,50 m2

= 1574,33 m2

Page 122

101

- Volume plat atap precast :

Plat atap bawah = 33,68 / 0,10 = 336,80 m2

Plat atap atas

= 18,67 / 0,10 = 186,70 m2

Page 161: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Plat atap canopy = 4,98 / 0,10 = 49,80 m2

= 573,80 m2

Total volume plat precast = 1574,33 + 573,30 = 2147,63 m2

- Volume plat topping lantai (tebal plat = 6 cm) :

lantai 2 = (61,120 / 0,12) x 0,06 = 30,56 m3

lantai 3 = (63,900 / 0,12) x 0,06 = 31,95 m3

lantai 4 = (63,900 / 0,12) x 0,06 = 31,95 m3

Total = 94,46 m3

- Volume plat topping atap (tebal plat = 4 cm) :

Volume plat atap bawah = (33,680 / 0,10) x 0,04 = 13,472 m3

Volume plat atap atas = (18,670 / 0,10) x 0,04 = 7,468 m3

Volume plat atap canopy = ( 4,980 / 0,10) x 0,04 = 1,992 m3

Total = 22,932 m3

Page 123

102

b). Perhitungan harga satuan :

Harga satuan pekerjaan beton 1m3 menurut BOW BPIK (K275 ex. Jati

Kencana Beton bulan November 2005, lampiran 4) :

1,000 m3 Beton K275

@ Rp 385.000

Rp 385.000

0,300 mandor

@ Rp 32.500

Page 162: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Rp 9.750

0,100 kep. tk. batu

@ Rp 35.000

Rp 3.500

1,000 tk. batu

@ Rp 32.500

Rp 32.500

6,000 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 135.000

Rp 565.750

Pembesian per kg SNI-03-2495-1991/SK SNI S-05-1990-F (BPIK) :

1,0500 kg besi

@ Rp 6.000

Rp 6.300

0,0150 kg kawat besi

@ Rp 9.500

Rp 142,50

0,0003 mandor

@ Rp 32.500

Rp 9,75

0,0007 kep. tk. besi

@ Rp 35.000

Rp 24,50

Page 163: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0,0070 tk. besi

@ Rp 32.500

Rp 227,50

0,0070 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 157,50

Rp 6861,75

Page 124

103

1m2 Pasang bekesting untuk lantai SNI-03-3435-2002 (BPIK) :

0,0400 m3 kayu cetakan

@ Rp 750.000

Rp 30.000

0,400 kg paku

@ Rp 8.000

Rp 3.200

0,006 mandor

@ Rp 32.500

Rp 195

0,033 kep. tk. kayu

@ Rp 35.000

Rp 1155

0,330 tk. kayu

Page 164: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

@ Rp 32.500

Rp 10.725

0,300 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 6.750

Rp 52.025

c). Perhitungan harga pekerjaan plat

Desain tulangan diperoleh dari perhitungan struktur plat (lampiran 4).

- Topping plat lantai

D8-12,5 cm

D8-20 cm

100

100

Besi = 9 + 6 x 100/6 x 0,39 = 97,5 kg

Vbeton = 1 x 1 x 0,06 = 0,06 m3

Bekesting = 4 x 0,06 = 0,24 m2

Per 1m3 = 1 / 0,06 = 16,67

Vbekesting = 0,24 x 16,67 = 4 m2

Harga besi = 97,5 kg x Rp 6861,75 = Rp 669.021

Harga bekesting = 4 x Rp 52.025 = Rp 208.100

Page 125

104

- Topping plat lantai

Page 165: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

D6-10 cm

D6-12,5 cm 100

100

Besi = 9 + 11 x 100/4 x 0,22 = 110 kg

Vbeton = 1 x 1 x 0,04 = 0,04 m3

Bekesting = 4 x 0,04 = 0,16 m2

Per 1m3 = 1 / 0,04 =25

Vbekesting = 0,16 x 25 = 4 m2

Harga besi = 110 kg x Rp 6861,75 = Rp 754.793

Harga bekesting = 4 x Rp 52.025 = Rp 208.100

- Harga satuan topping plat lantai 1 m3 :

Beton (K275)

= Rp 565.750

Tulangan

= Rp 669.021

Bekesting

= Rp 208.100

Total = Rp 1.442.71

- Harga satuan topping plat atap 1 m3 :

Beton (K275)

= Rp 565.750

Tulangan

= Rp 754.793

Bekesting

Page 166: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

= Rp 208.100

Total = Rp 1.528.643

Page 126

105

- Perhitungan harga pekerjaan plat :

Volume precast = 2147,63 m2

Harga precast = Rp 150.000/m2 (harga precast ex. Adhimix Precast pada bulan

November 2005, lampiran 4).

Harga plat precast = 2147,63 x Rp 150.000 = Rp 322.145.000

Harga plat topping = (94,46 m3 x Rp 1.442.871) + (22,932 m3 x

Rp 1.528.643)

= Rp 171.348.436

d). Persewaan pompa untuk mengecor topping :

Harga pemakaian pompa hanya untuk satu lokasi sekali pakai Rp 1.400.000,

maksimal volume 60m3 kelebihannya Rp 25.000/m3.

Jumlah pipa 10 batang @ 3 m kelebihannya Rp 25.000/batang (lampiran 4).

- Pengecoran topping plat lantai

Volume topping = 94,46 m3

Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000 + 34,46 x Rp 25.000

= Rp 2.261.500

- Pengecoran topping plat atap

Tambahan 4 batang pompa, karena panjangnya daerah yang akan dicor.

Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000 + 4 x Rp 25.000

Page 167: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

= Rp 1.500.000

Total biaya sewa pompa = Rp 2.261.500 + Rp 1.500.000

= Rp 3.761.500

Page 127

106

e). Perkiraan sewa alat berat untuk memasang plat precast

Perkiraan 1 hari memasang 8 m3 plat precast

Pekerjaan selesai = 128,858 m3 / 8 m3 = 16,2 → 17 hari

Biaya sewa alat crane

= Rp 25.000.000/bulan

Mobilisasi

= Rp 45.000.000

Biaya erection dan dismantle = Rp 18.000.000

Biaya operator = Rp 50.000/hari, 2 orang = Rp 100.000

Biaya operator pemasangan = 17 hari x Rp 100.000 = Rp 1.700.000

Total = Rp 25.000.000 + Rp 45.000.000 + Rp 18.000.000 + Rp 1.700.000

= Rp 89.700.000

f). Biaya total alternatif 2 pekerjaan plat

= Rp 322.145.000 + Rp 171.348.436 + Rp 3.761.500+ Rp 89.700.000

= Rp 586.954.936

Page 128

107

Page 168: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Tabel 4.7 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Pekerjaan Plat

No Item

Existing

Alternatif 1

Penghematan

Alternatif 2

Penghematan

1

Harga

Rp 600.154.343

Rp 582.699.663

Rp 17.454.680

Rp 586.954.936

Rp 13.199.407

Dari tabel didapat :

- Harga untuk pekerjaan alternatif 1, yaitu dengan menggunakan mutu beton K350 bila dibandingkan dengan pekerjaan existing

memiliki penghematan biaya sebesar Rp 17.454.680.

- Harga untuk pekerjaan alternatif 2, yaitu dengan menggunakan plat precast bila dibandingkan dengan pekerjaan existing

memiliki penghematan biaya sebesar Rp 13.199.407.

- Untuk memilih alternatif terbaik tidak hanya dilihat dari segi penghematan biaya saja, tetapi nantinya juga dilihat dari analisis VE

pada kriteria-kriteria dari pekerjaan plat yang diusulkan pada tahap kreatif.

- Dalam perhitungan analisis VE menggunakan metode, diantaranya sebagai berikut :

Page 169: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

• Analisis fungsi (tabel 4.8)

• Metode zero-one mencari bobot (tabel 4.9)

• Metode zero-one mencari indeks (tabel 4.10)

• Matrik evaluasi (tabel 4.11)

10

7

Page 129

108

b. Perhitungan Value Engineering Pekerjaan Plat

1). Analisis Fungsi Pekerjaan Plat

Tabel 4.8 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat

No

Uraian

Kata Kerja

Fungsi Kt.

Benda

Jenis

Cost

Worth 1

Worth 2

1 Beton

Menyalurkan

Beban

Page 170: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

P

115,872,937.50 123,484,472.50

-

2 Besi tulangan Menyalurkan

Beban

P

219,907,406.25 114,681,400.30

-

3 Begesting

Mencetak

Plat

P

133,763,000.00 338,833,790.50

-

4 Perancah

Menahan

Beban

P

130,611,000.00

-

-

5 Plat precast

Menerima

Beban

Page 171: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

P

-

-

322,145,000.00

6 Plat topping

Menerima

Beban

P

-

-

171,348,436.00

7 Pompa beton Membantu

Pekerjaan P

-

5,700,000.00

3,761,500.00

8 Alat crane

Membantu

Pekerjaan P

-

-

89,700,000.00

Jenis

P = primer

Page 172: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

600,154,343.75 582,699,663.30 586,954,936.00

S = sekunder

Cost/Worth = 1.03

Cost/Worth = 1.02

- Untuk kolom cost nilainya didapat dari biaya pekerjaan existing. Untuk kolom worth 1 nilainya didapat dari biaya pekerjaan

alternatif 1 atau dengan merubah mutu beton. Untuk kolom worth 2 nilainya didapat dari pekerjaan alternatif 2 atau dengan

menggunakan plat precast.

- Nilai cost/worth1 = 600.154.343,75 / 582.699.663,30 = 1,03 dan cost/worth2 = 600.154.343,75 / 586.954.936 = 1,02.

- Nilai cost/worth diatas berarti menunjukkan adanya penghematan, baik pada pekerjaan alternatif 1 maupun alternatif 2 karena

nilainya lebih dari 1, walaupun penghematan yang terjadi tidak begitu besar.

108

Page 130

109

2). Metode Zero-One Mencari Bobot

Tabel 4.9 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Plat

Nomor Kriteria

Kriteria

Nomor Kriteria

1

2

3

Page 173: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

4

5

6

7

8

Total Ranking

Bobot

Waktu Pelaksanaan

1

X

0

1

1

1

1

1

1

7

8

17.78

Pembiayaan

2

1

X

Page 174: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1

1

1

1

1

1

8

9

20.00

Jumlah Tenaga

3

0

0

X

1

1

1

1

1

6

7

15.56

Koordinasi Pelaksanaan

4

Page 175: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0

0

0

X

1

1

1

1

4

5

11.11

Pengawasan dan Pengendalian

5

0

0

0

0

X

1

1

1

5

6

13.33

Page 176: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Kondisi Lapangan

6

0

0

0

0

0

X

1

1

3

4

8.89

Kondisi Cuaca

7

0

0

0

0

0

0

X

1

1

Page 177: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

2

4.44

Pekerjaan Finishing

8

0

0

0

0

0

0

0

X

0

1

2.22

Berat Struktur

9

0

0

0

0

0

0

0

Page 178: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1

2

3

6.67

Jumlah

45 100.00

- Metode zero-one pada tabel digunakan untuk mencari bobot yang nantinya digunakan dalam menghitung matrik evaluasi.

- Pemberian nilai 1 adalah nomor kriteria pada kolom lebih penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai 0 adalah nomor

kriteria pada kolom kurang penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai X adalah nomor kriteria pada kolom dan baris

mempunyai fungsi sama penting.

- Pemberian angka pada ranking sesuai dengan jumlah kriteria, yaitu rangking 1-9. Pemberian ranking dilakukan secara terbalik,

yaitu yang mendapat total tertinggi angka ranking 9, selanjutnya terus turun sampai yang total terendah mendapat angka ranking 1.

- Untuk bobot dihitung dengan rumus = {angka ranking yang dimiliki / jumlah angka ranking}x 100, sebagai contoh diambil kriteria

waktu pelaksanaan, bobot = {8 / 45}x 100 = 17,78

109

Page 131

110

3). Metode Zero-One Mencari Indeks

Sebelum menggunakan matrik evaluasi, pekerjaan existing dan

Page 179: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

pekerjaan alternatif juga harus dianalisis VE dengan metode zero-one untuk

mendapatkan indeks yang akan digunakan dalam tabel matrik evaluasi. Dalam

menganalisis VE kriteria-kriteria komponen plat yang digunakan seperti yang

diusulkan pada tahap kreatif. Untuk metode zero-one dapat dilihat pada tabel

4.10 dan matrik evaluasi pada tabel 4.11.

Penjelasan :

Fungsi A = Pekerjaan Existing

Fungsi B = Alternatif 1 = meningkatkan mutu beton menjadi K350

Fungsi C = Alternatif 2 = dengan menggunakan plat precast/ pracetak.

Tabel 4.10 Metode Zero-One Mencari Indeks

1. Kriteria Waktu Pelaksanaan

Fungsi A B C

Jumlah

Indeks

A

X 0 0

0

0

B

1 X 0

1

1/3

C

1 1 X

Page 180: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

2

2/3

2. Kriteria Pembiayaan

Fungsi A B C

Jumlah

Indeks

A

X 0 0

0

0

B

1 X 1

2

2/3

C

1 0 X

1

1/3

3. Kriteria Jumlah Tenaga Kerja

Fungsi A B C

Jumlah

Indeks

A

X 0 0

Page 181: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0

0

B

1 X 0

1

1/3

C

1 1 X

2

2/3

Page 132

111

4. Kriteria Koordinasi di Lapangan

Fungsi A B C

Jumlah

Indeks

A

X 0 0

0

0

B

1 X 0

1

Page 182: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1/3

C

1 1 X

2

2/3

5. Kriteria Pengawasan dan

Pengendalian

Fungsi A B C

Jumlah

Indeks

A

X 0 0

0

0

B

1 X 0

1

1/3

C

1 1 X

2

2/3

6. Kriteria Kondisi Lapangan

Fungsi A B C

Page 183: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Jumlah

Indeks

A

X 0 1

1

½

B

0 X 1

1

½

C

0 0 X

0

0

7. Kondisi Cuaca

Fungsi A B C

Jumlah

Indeks

A

X 0 0

0

0

B

0 X 0

Page 184: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0

0

C

1 1 X

2

1

8. Pekerjaan Finishing

Fungsi A B C

Jumlah

Indeks

A

X 0 0

0

0

B

0 X 0

0

0

C

1 1 X

2

1

9. Berat Struktur

Fungsi A B C

Page 185: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Jumlah

Indeks

A

X 0 0

0

0

B

1 X 1

2

2/3

C

1 0 X

1

1/3

Page 133

112

Penjelasan tabel 4.10, sebagai contoh diambil tabel kriteria nomor satu, yaitu waktu

pelaksanaan.

Pada baris pertama :

- A pada kolom mempunyai fungsi sama dengan A pada baris maka diberi tanda X

- A pada kolom mempunyai fungsi kurang penting dari B pada baris, maka diberi

tanda 0. Mempunyai kebalikan dengan baris kedua, dimana B pada kolom

mempunyai fungsi lebih penting dari A pada baris dan diberi tanda 1.

Page 186: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- A pada kolom mempunyai fungsi kurang penting dari C pada baris, maka diberi

tanda 0. Mempunyai kebalikan dengan baris ketiga, dimana C pada kolom

mempunyai fungsi lebih penting dari A pada baris dan diberi tanda 1.

- Untuk jumlah merupakan hasil penjumlahan pada baris. Misal, pada baris A

mempunyai jumlah 0, pada baris B mempunyai jumlah 1, pada baris C

mempunyai jumlah 2.

- Untuk indeks adalah perbandingan antara jumlah dengan total jumlah. Misal total

jumlah A,B,C = 0+1+2 = 3, sedang untuk indeks A = 0/3, B = 1/3, C = 2/3.

- Indeks ini nantinya digunakan pada tabel matrik evaluasi.

- Untuk metode zero-one kriteria-kriteria yang lain penilaianya menggunakan cara

yang sama.

Page 134

113

4). Matrik Evaluasi

Tabel 4.11 Matrik Evaluasi Pekerjaan Plat

Kriteria

Fungsi

1

2

3

4

5

6

Page 187: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

7

8

9

No

Bobot

17.78

20.00

15.56

11.11

13.33

8.89

4.44

2.22

6.67

Total

Indeks = 0

Indeks

= 0

Indeks

= 0

Indeks =

0

Indeks =

0

Page 188: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Indeks =

1/2

Indeks =

0

Indeks =

0

Indeks =

0

1

A

Bobot x

indeks =

17.78 x 0 = 0

0

0

0

0

4.44

0

0

0

4.44

1/3

2/3

Page 189: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1/3

1/3

1/3

1/2

0

0

2/3

2

B

5.93

13.33

5.19

3.70

4.44

4.44

0

0

4.45

41.48

2/3

1/3

2/3

2/3

2/3

Page 190: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0

1

1

1/3

3

C

11.85

6.67

10.37

7.41

8.89

0

4.44

2.22

2.22

54.07

- A adalah pekerjaan existing, B adalah pekerjaan alternatif 1 dan C adalah pekerjaan alternatif 2.

- Pemberian nilai pada bobot berdasarkan kepentingan kriteria pada item pekerjaan plat atau didapat dari tabel 4.9, sedangkan

indeks didapat dari tabel 4.10.

- Pada baris A,B,C dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas diisi indeks dan bagian bawah diisi nilai bobot dikalikan indeks.

- Total hasil adalah jumlah dari bobot dikali nilai. Untuk memilih pekerjaan alternatif dilihat dari yang memiliki total nilai terbesar

Page 191: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

dan dari tabel diatas diketahui bahwa pekerjaan alternatif 2 atau menggunakan plat precast dapat dipilih karena memiliki total

nilai terbesar

113

Page 135

114

4. Tahap Pengembangan

Proyek : Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang

Item : Pekerjaan Struktur Atas

Pekerjaan plat karena terletak dibawah ubin/tegel dan tertutup oleh

plafond serta dalam perencanaannya sudah direncanakan kuat menahan

beban, maka tidak memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan. Untuk

itu, pada tahap pengembangan ini tidak dilakukan perhitungan pekerjaan plat

dalam siklus life cycle cost.

5. Tahap Rekomendasi

a. Desain Awal :

1). Struktur plat menggunakan beton bertulang dengan mutu beton K225 dan

mutu baja fy = 240 MPa.

2). Tebal plat 12 cm dengan pembesian diameter 10mm untuk plat lantai dan

diameter 8mm untuk plat atap.

3). Pelaksanaan konstruksi dengan metode konvensional (cast in situ),

sehingga waktu pelaksanaannya lama. Selain itu tenaga kerja di lapangan

juga banyak, sehingga membutuhkan koordinasi yang ekstra ketat.

4). Biaya perencanaan sebesar Rp 600.154.343.

Page 192: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 136

115

b. Usulan :

1). Penggunaan beton bertulang dengan merubah mutu beton menjadi K350

dan mutu baja tetap fy 240 MPa.

a). Keuntungan yang didapat sebagai berikut :

- Dimensi plat menjadi kecil

- Perencanaan dan pelaksanaannya mudah dikerjakan

- Biaya perencanaannya sebesar Rp 582.699.663, sehingga terjadi

penghematan biaya sebesar Rp 17.454.680

2). Penggunaan plat dengan sistem plat pracetak/precast.

a). Keuntungan yang didapat sebagai berikut :

- Menghemat waktu pelaksanaan

- Mutu pekerjaan terjamin karena adanya pengawasan yang ketat

- Jumlah tenaga kerja dapat direduksi/ dikurangi

- Lingkungan kerja yang relatif bersih karena penggunaan bekesting

dapat dikurangi

- Pengerjaannya tidak bergantung cuaca

- Biaya perencanaannya sebesar Rp 586.954.936, sehingga terjadi

penghematan biaya sebesar Rp 13.199.407

Dari dua alternatif yang diusulkan dapat dibuat grafik untuk

menggambarkan besarnya biaya perencanaan yang terjadi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3.

Page 193: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 137

116

600,154,343.00

582,699,663.00

586,954,936.00

570,000,000.00

575,000,000.00

580,000,000.00

585,000,000.00

590,000,000.00

595,000,000.00

600,000,000.00

605,000,000.00

Existing

Alternarif 1

Alternatif 2

Item pekerjaan plat

R

e

n

can

a an

ggaran

Page 194: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

b

iaya

Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Pekerjaan Plat Dengan Biaya

Perencanaannya

Gambar 4.3 menjelaskan hubungan antara biaya dengan pekerjaan plat, baik

existing maupun pekerjaan alternatif yang diusulkan. Setelah dilakukan analisis

VE ternyata terdapat penghematan biaya, walaupun nilainya tidak terlalu besar.

c. Pemilihan Pekerjaan Alternatif yang Dipakai

Dari analisis yang dilakukan, maka dipilih pekerjaan alternatif 2 sebagai

alternatif terbaik dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :

- Penghematan biaya

- Penghematan waktu

- Tidak mengurangi estetika dan fungsi dasar struktur

- Pengurangan jumlah tenaga kerja

Page 138

117

H. Tahapan dalam Analisis VE pada Item Pekerjaan Struktur Bawah

Pekerjaan struktur bawah yang memiliki potensial untuk dilakukan

analisis VE adalah pekerjaan fondasi. Hal menjadi alasan mengapa perlu

dilakukan analisis VE pada item pekerjaan tersebut adalah karena adanya

perubahan berat bangunan yang ditahan oleh fondasi akibat perubahan yang

dilakukan pada struktur atas saat dilakukan analisis VE.

Pada proyek pembangunan Gedung Rektorat Universitas

Page 195: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Muhammadiyah Semarang struktur bawah menggunakan fondasi pancang

minipile segitiga 37x37x37. Dalam penerapan VE nantinya akan dicoba

alternatif dengan mengganti bahan fondasi, yaitu dengan fondasi pancang bulat

diameter 35 mm dan fondasi sumuran. Alasan pemilihan alternatif tersebut

adalah adanya penghematan dari segi biaya maupun waktu dengan adanya

perubahan bahan/ material dan pengurangan jumlah fondasi.

Page 139

118

1.Tahap Informasi

a. Informasi Umum dan Kriteria Desain

Proyek : Pembangunan Gedung Rektorat Unimus

Item

: Pekerjaan Struktur Bawah

Tabel. 4.14 Informasi Umum dan Kriteria Desain Struktur Bawah

Uraian

Data Teknis Proyek

Kriteria Desain

Unsur Desain

Perkiraan Biaya

Fondasi :

- Menggunakan minipile segitiga 37x37x37

- Terdapat 180 titik pancang

- Beban bangunan dihitung dengan

Page 196: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

menggunakan SAP2000 versi 7.42

Pile cap :

- Mutu beton K225

- Mutu baja fy 320 MPa

- Dimensi tergantung dari jumlah fondasi

Perhitungan beton menurut SKSNI 1991

- Kedalaman pondasi sampai tanah keras

12 m

- Dimensi pile cap :

P2 = 50 cm

P3 = 60 cm

P4 = 70 cm

P5 = 70 cm

Rp 363.339.186,75

Page 140

119

Tabel 4.15 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi

No

Uraian

Kata Kerja

Fungsi Kt. Benda

Jenis

Cost

Page 197: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Worth

1 Tiang pancang

Mendukung

Beban

P

222,480,000.00

Belum dihitung

2 Pile cap

Meneruskan

Beban

P

139,059,186.75

Belum dihitung

3 Galian tanah

Menyesuaikan Elevasi

S

1,885,625.00

1,885,625.00

4 Urugan kembali

Menutup

Lubang

S

427,050.00

427,050.00

Page 198: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

5 Lantai kerja

Meneruskan

Kegiatan

S

8,604,833.50

8,604,833.50

6 Mobilisasi

Memindahkan Alat

S

2,500,000.00

Belum dihitung

7 Kupas tiang pancang

Memotong

Tiang pancang

S

1,800,000.00

Belum dihitung

Jenis

P = primer

376,756,695.25

Belum dihitung

S = sekunder

- Analisis fungsi pada tahap ini hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dianalisis dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata

benda terukur.

Page 199: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Nilai cost didapat dari rencana biaya existing.

- Nilai worth yang belum bisa ditampilkan akan diisi setelah dilakukan perhitungan biaya pekerjaan alternatif pada tahap analisis.

- Analisis fungsi secara lengkap akan ditampilkan pada tahap analisis.

119

Page 141

120

2. Tahap Kreatif

Pada tahap ini akan dimunculkan dua alternatif sebagai pembanding

perencanaan awal yang sudah ada. Kedua alternatif tersebut adalah :

a. Alternatif 1 : Penggunaan tiang pancang silinder diameter 35 cm.

Data-data :

- Diameter tulangan 35 cm

- Daya dukung tiang 93.1 ton ez. WIKA beton (lampiran 4)

- Mutu beton pile cap K225, harga beton didapat dari Jati Kencana Beton

(lampiran 4)

- Mutu baja pile cap fy = 320 MPa

- Pembebanan direncanakan berdasarkan SAP2000 versi 7.42

- Data tanah berdasarkan penyelidikan sondir

b. Alternatif 2 : Penggunaan fondasi sumuran

Data-data :

- Diameter sumuran direncanakan sesuai pembebanan yang terjadi

- Mutu beton pile cap K300

- Mutu baja fy = 240 MPa

Page 200: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

- Mutu beton sumuran K250

- Mutu baja fy = 240 MPa

- Mutu beton siklop K225

- Harga beton didapat dari Jati Kencana Beton (lampiran 4)

Page 142

121

Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih alternatif

pekerjaan fondasi dapat digambarkan keuntungan dan kelemahan setiap

alternatif, seperti terdapat pada tabel 4.16.

Untuk memudahkan perhitungan VE dalam memilih alternatif

terbaik dapat dimunculkan kriteria-kriteria dari item pekerjaan fondasi.

Kriteria tersebut merupakan komponen-komponen/ aspek-aspek dalam

pelaksanaan pekerjaan fondasi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 4.17. Dalam tabel juga dijelaskan perbandingan keuntungan dari

kriteria yang diusulkan.

Page 143

122

Tabel. 4.16 Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan Fondasi

No Usulan/ Alternatif

Keuntungan

Kelemahan

1.

Page 201: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

2.

Tiang pancang beton

silinder diameter 35 cm

Penggunaan pondasi

sumuran

- Kualitas terjamin, karena

pembuatannya di pabrik, sehingga alat,

bahan dan pengawasan baik dan

terkontrol

- Tenaga kerja yang cukup

berpengalaman dan mudah didapat

- Pelaksanaannya cepat karena adanya

penggunaan alat berat

- Perencanaannya mudah karena sudah

umum banyak digunakan

- Tenaga kerja banyak mudah didapat

- Sarana yang digunakan untuk

pelaksanaan pekerjaan lebih sederhana

dan mudah didapat

- Suara bising yang ditimbulkan saat

pelaksanaan pemancangan

- Panjangnya tertentu sehingga kemungkinan

adanya kekurangan dan kelebihan bahan

- Kemungkinan adanya tiang patah akibat

Page 202: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

penyambungan yang kurang sempurna

- Kontrol kualitas kurang terjamin karena

langsung cetak ditempat (cast in situ)

- Waktu pelaksanaan lama karena adanya

pelaksanaan begesting dan penulangan beton

- Pelaksanaannya tergantung faktor cuaca

- Keuntungan dan kelemahan dari alternatif yang diusulkan nantinya bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam perhitungan VE untuk

menentukan alternatif yang dipilih.

122

Page 144

123

Tabel 4.17 Kriteria Desain Alternatif Struktur Bawah

No Kriteria

Pek. Fondasi Alternatif 1

dengan Tiang Pancang

Diameter 35 cm

Pek. Fondasi Alternatif 2

dengan

Fondasi

Sumuran

1.

2.

3.

Page 203: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

4.

5.

6.

7.

8.

Waktu Pelaksanaan

Pembiayaan

Jumlah tenaga kerja

lapangan

Koordinasi

pelaksanaan

Pengawasan dan

pengendalian

Kondisi lapangan

Kondisi cuaca

Berat struktur

Cepat karena dibantu

alat berat

Biaya bahan murah

karena mudah didapat,

Biaya pelaksanaan

mahal karena terkait

dengan alat berat , ready

mix, concrete pump.

Page 204: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Sedikit

Tidak sulit, karena

tenaga kerja sedikit

Kontrol yang cukup

ketat

.

Membutuhkan ruang

kerja yang luas.

Tidak berpengaruh

Berat.

Lama karena pembuatan

begesting dan

penulangan

Biaya bahan mahal,

semakin tinggi mutu

semakin mahal

Biaya pelaksanaan

mahal karena terkait

dengan alat berat, ready

mix

Banyak

Cukup sulit karena

tenaga yang banyak

Tidak terlalu ketat

Page 205: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

karena menggunakan

beton ready mix

Membutuhkan ruang

kerja yang luas.

Harus diperhatikan.

Berat.

- Kriteria-kriteria pada tabel nantinya digunakan untuk perhitungan analisis VE

dalam metode zero-one dan matrik evaluasi pada tahap analisis.

Page 145

124

3. Tahap Analisis

a. Perhitungan Estimasi Biaya Pekerjaan Fondasi

1). Pekerjaan Existing Fondasi

Perhitungan existing pekerjaan fondasi diambil dari Rencana Anggaran

Biaya Proyek Pembagunan Gedung Rektorat UNIMUS.

a). Volume minipile = 2160 m’

Harga satuan minipile = Rp 103.000

Harga minipile = 2160 x Rp 103.000 = Rp 222.480.000

b). Volume pile cap = 66,330 m3

Harga pile cap = Rp 2.096.475 x 66,330 = Rp 139.059.186,75

c). Mobilisasi = Rp 2.500.000

d). Kupas tiang pancang Rp 10.000/titik

Volume = 180 titik

Page 206: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Harga = 180 x Rp 10.000 = Rp 1.800.000

e). Harga existing = Rp 222.480.000 + Rp 139.059.186,75 +

Rp 2.500.000 + Rp 1.800.000

= Rp 365.839.186

Page 146

125

2). Pekerjaan Fondasi Alternatif 1, yaitu dengan Menggunakan Fondasi Tiang

Pancang Diameter 35 cm

a). Perhitungan harga satuan

Harga satuan pekerjaan beton 1m3 menurut BOW BPIK (K225 ex. Jati

Kencana Beton bulan November 2005, lampiran 4) :

1,000 m3 Beton K225

@ Rp 365.000

Rp 365.000

0,300 mandor

@ Rp 32.500

Rp 9.750

0,100 kep. tk. batu

@ Rp 35.000

Rp 3.500

1,000 tk. batu

@ Rp 32.500

Rp 32.500

Page 207: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

6,000 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 135.000

Rp 545.750

Pembesian dengan besi polos atau ulir per kg SNI-03-2495-1991/SK SNI

S-05-1990-F (BPIK) :

1,0500 kg besi

@ Rp 10.000

Rp 10.500

0,0150 kg kawat besi

@ Rp 9.500

Rp 142,50

0,0003 mandor

@ Rp 32.500

Rp

9,75

0,0007 kep. tk. besi

@ Rp 35.000

Rp 24,50

0,0070 tk. besi

@ Rp 32.500

Rp 227,50

0,0070 pekerja

@ Rp 22.500

Page 208: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Rp 157,50

Rp 11.061,75

Page 147

126

1m2 Pasang bekesting untuk lantai SNI-03-3435-2002 (BPIK) :

0,0400 m3 kayu cetakan

@ Rp 750.000

Rp 30.000

0,300 kg paku

@ Rp 8.000

Rp 2.400

0,005 mandor

@ Rp 32.500

Rp 162,50

0,026 kep. tk. kayu

@ Rp 35.000

Rp 910

0,260 tk. kayu

@ Rp 32.500

Rp 8.450

0,300 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 6.750

Page 209: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Rp 48.672,50

b). Perhitungan harga pekerjaan pile cap

Untuk desain pile cap tiap fondasi didapat dari perhitungan struktur fondasi

tiang pancang (lampiran 3).

(1). Type P2 ( 8 buah )

Kolom 50x50 cm

7D12

9D12

50

8D20

10D20

Tiang pancang D 35 cm

Kedalaman -12.00

35

70

35

Jumlah tiang = 8x2 = 16 buah

Volume pile cap = 1,40 x 1,05 x 0,5 = 0,735 m3 x 8 = 5,88 m3

Per 1m3 = 1 / 0,735 = 1,36

Page 148

127

Vbesi = (10 x 1,05 + 8 x 1,40) x 2,46 = 53,38

(9 x 1,05 + 7 x 1,40) x 0,89 = 17,13 + = 60,51 kg

Page 210: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Vbegesting = (2x1,40 + 2x1,05) x 0,50 = 2,45 m2

Besi = 1,36 x 60,51 kg = 82,29 kg

Begesting = 1,36 x 2,45 m2 = 3,33 m2

Harga besi = 82,29 kg x Rp 11.061,75 = Rp 910.271

Harga begesting = 3,33 x Rp 48.672,5 = Rp 162.079

Harga beton pile cap :

Beton K225 = Rp 545.750

Besi

= Rp 901.271

Begesting

= Rp 162.079

Rp 1.618.100

Harga = 5,88 x Rp 1.618.100 = Rp 9.514.428

(2). Type P2 Canopy ( 2 buah )

Kolom Ø 30 cm

5D12

40

6D20

Tiang pancang D 35 cm

Kedalaman -12.00

35

35

35

Page 211: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 149

128

Jumlah tiang = 2x1 = 2 buah

Volume pile cap = 1,05 x 1,05 x 0,4 = 0,44 m3 x 2 = 0,88 m3

Per 1m3 = 1 / 0,44 = 2,27

Vbesi = (12 x 1,05 x 2,46) + (10 x 1,05 x 2,46) = 40,34 kg

Besi = 2,27 x 40,34 kg = 91,57 kg

Vbegesting = (4 x 1,05 x 0,40) = 1,68 m2

Begesting = 2,27 x 1,68 m2 = 3,81 m2

Harga besi = 91,57 kg x Rp 11.061,75 = Rp 1.012.924

Harga begesting = 3,81 x Rp 48.672,5 = Rp 185.442

Harga beton pile cap :

Beton K225

= Rp 545.750

Besi

= Rp 1.012.924

Begesting

= Rp 185.442

Rp 1.744.116

Harga = 0,88 x Rp 1.744.116 = Rp 1.534.822

Page 150

129

(3). Type P3 ( 24 buah )

Page 212: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Kolom 50x50 cm

9D16

11D16

50

8D25

10D25

Tiang pancang D 35 cm

Kedalaman -12.00

35

70

35

Jumlah tiang = 24x2 = 48 buah

Volume pile cap = 1,4 x 1,05 x 0,5 = 0,735 m3 x 24 = 17,64 m3

Per 1m3 = 1 / 0,735 = 1,36

Vbesi = (8 x 1,05 + 10 x 1,4) x 3,85 = 86,24

(11 x 1,05 + 9 x 1,4) x 1,58 = 21,49 + = 107,73 kg

Besi = 1,36 x 107,73 kg = 146,51 kg

Vbegesting = (2x1,4 + 2x1,05) x 0,50 = 2,45 m2

Begesting = 1,36 x 2,45m2 = 3,33 m2

Harga besi = 146,51 kg x Rp 11.061,75 = Rp 1.620.657

Harga begesting = 3,33 x Rp 48.672,5 = Rp 162.079

Page 151

130

Page 213: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Harga beton pile cap :

Beton K225

= Rp 545.750

Besi

= Rp 1.620.079

Begesting

= Rp 162.079

Rp 2.328.486

Harga = 17,64 x Rp 2.328.486 = Rp 41.074.493

(4). Type P4 ( 4 buah )

Kolom Ø 70 cm

11D16

11D16

70

14D25

14D25

Tiang pancang D 35 cm

Kedalaman -12.00

30

70

70

30

Jumlah tiang = 4x5 = 20 buah

Volume pile cap = 2 x 2 x 0,70 = 2,8 m3 x 4 = 11,2 m3

Page 214: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Per 1m3 = 1 / 2,8 = 0,357

Vbesi = (28 x 2 x 3,85) + (22 x 2 x 1,58) = 269,72 kg

Besi = 0,357 x 269,72 kg = 96,29 kg

Vbegesting = (4 x 2 x 0,7) = 5,6 m2

Begesting = 0,357 x 5,6 m2 = 2 m2

Page 152

131

Harga besi = 96,29 kg x Rp 11.061,75 = Rp 1.065.136

Harga begesting = 2 x Rp 48.672,5 = Rp 97.345

Harga beton pile cap :

Beton K225

= Rp 545.750

Besi

= Rp 1.065.135

Begesting

= Rp 97.345

Rp 1.708.231

Harga = 11,2 x Rp 1.708.231 = Rp 19.132.187

(5). Type P5 ( 16 buah )

Kolom 50x50 cm

9D16

9D16

60

Page 215: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

10D25

10D25

Tiang pancang D 35 cm

35

70

35 Kedalaman -12.00

Jumlah tiang = 16x4 = 64 buah

Volume pile cap = 1,4 x 1,4 x 0,60 = 1,176 m3 x 16 = 18,816 m3

Per 1m3 = 1 / 1,176 = 0,85

Vbesi = (20 x 1,4 x 3,85) + (18 x 1,4 x 1,58) = 147,62 kg

Besi = 0,85 x 147,62 kg = 125,48 kg

Page 153

132

Vbegesting = (4 x 1,4 x 0,60) = 3,36 m2

Begesting = 0,85 x 3,36 m2 = 2,86 m2

Harga besi = 125,48 kg x Rp 11.061,75 = Rp 1.388.028

Harga begesting = 2,86 x Rp 48.672,5 = Rp 139.203

Harga beton pile cap :

Beton K225 = Rp 545.750

Besi

= Rp 1.388.028

Begesting

= Rp 139.203

Page 216: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Rp 2.072.981

Harga = 18,816 x Rp 2.072.981 = Rp 39.005.210

Total harga pile cap = Rp 9.514.428 + Rp 1.534.822 + Rp 41.074.493

+ Rp 19.132.187 + Rp 39.005.210

= Rp 110.306.536

c). Persewaan pompa untuk mengecor pile cap :

Harga pemakaian pompa hanya untuk satu lokasi sekali pakai Rp 1.400.000,

maksimal volume 60m3 kelebihannya Rp 25.000/m3.

Jumlah pipa 10 batang @ 3 m kelebihannya Rp 25.000/batang (lampiran 4).

Volume pile cap = 5,88 + 0,88 + 17,64 + 11,2 + 18,816 = 54,416 m3

Karena kondisi lapangan, maka memerlukan tambahan 5 batang pompa

Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000 + 5 x Rp 25.000

= Rp 1.525.000

Page 154

133

d). Harga tiang pancang

Volume tiang pancang = P2 =

16 titik x 12 m’ = 192 m’

P2 canopy = 2 titik x 12 m’ = 24 m’

P3 = 48 titik x 12 m’ = 576 m’

P4 =

20 titik x 12 m’ = 240 m’

P5 =

Page 217: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

64 titik x 12 m’ = 768 m’

Total volume tiang pancang = 150 titik = 1800 m’

Harga tiang pancang = Rp 120.000/m’(ex. WIKA bulan November 2005,

lampiran 4).

Harga tiang pancang = 1800 x Rp 120.000 = Rp 216.000.000

e). Pemancangan tiang

Pemancangan dilakukan oleh PT. Paton Buana

Biaya = Rp 12.000/m’ ( bulan November 2005, lampiran 4)

Biaya pemancangan = 1800 x Rp 12.000 = Rp 21.600.000

f). Mobilisasi = Rp 1.500.000 (lampiran 4)

Biaya dilakukan 2 kali, maka = 2 x Rp 1.500.000 = Rp 3.000.000

g). Kupas tiang pancang diperkirakan Rp 10.000/titik

Biaya = 150 titik x Rp 10.000 = Rp 1.500.000

Harga total alternatif 1 pekerjaan fondasi tiang pancang diameter 35 cm :

= Rp110.306.536 + Rp 1.525.000 + Rp 216.000.000 + Rp 21.600.000

+ Rp 3.000.000 + Rp 1.500.000

= Rp 353.931.536

Page 155

134

3). Pekerjaan Fondasi Alternatif 2, yaitu dengan Menggunakan Fondasi Sumuran

a). Perhitungan Harga Satuan

Harga satuan pekerjaan beton 1m3 menurut BOW BPIK (K250 ex. Jati

Kencana Beton bulan November 2005, lampiran 4) :

Page 218: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1,000 m3 Beton K250

@ Rp 375.000

Rp 365.000

0,300 mandor

@ Rp 32.500

Rp 9.750

0,100 kep. tk. batu

@ Rp 35.000

Rp 3.500

1,000 tk. batu

@ Rp 32.500

Rp 32.500

6,000 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 135.000

Rp 555.750

Harga satuan pekerjaan beton 1m3 menurut BOW BPIK (K300 ex. Jati

Kencana Beton bulan November 2005, lampiran 4) :

1,000 m3 Beton K300

@ Rp 395.000

Rp 395.000

0,300 mandor

@ Rp 32.500

Rp 9.750

Page 219: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0,100 kep. tk. batu

@ Rp 35.000

Rp 3.500

1,000 tk. batu

@ Rp 32.500

Rp 32.500

6,000 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 135.000

Rp 575.750

Page 156

135

1m2 Pasang bekesting untuk lantai SNI-03-3435-2002 (BPIK) :

0,0400 m3 kayu cetakan

@ Rp 750.000

Rp 30.000

0,300 kg paku

@ Rp 8.000

Rp 2.400

0,005 mandor

@ Rp 32.500

Rp 162,50

0,026 kep. tk. kayu

Page 220: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

@ Rp 35.000

Rp 910

0,260 tk. kayu

@ Rp 32.500

Rp 8.450

0,300 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 6.750

Rp 48.672,50

Pekerjaan fondasi siklop 40% batu kali per m3 SNI-03-2836-2002 (BPIK) :

75 kg Besi beton

@ Rp 6.000

Rp 450.000

5,050 zak Portland Semen

@ Rp 31.000

Rp 156.550

0,320 m3 Pasir beton

@ Rp 125.000

Rp 40.000

0,490 m3 Koral beton

@ Rp 100.000

Rp 49.000

0,800 kg kawat beton

@ Rp 9.500

Page 221: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Rp 7.600

0,150

mandor

@ Rp 32.500

Rp 4.875

0,085

kep. tk. batu

@ Rp 35.000

Rp 2.975

0,850

tk. batu

@ Rp 32.500

Rp 27.625

3,000

pekerja

@ Rp 22.500

Rp 67.500

Rp 806.125

Page 157

136

Pembesian dengan besi polos atau ulir per kg SNI-03-2495-1991/SK SNI S-

05-1990-F (BPIK) :

1,0500 kg besi

Page 222: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

@ Rp 6.000

Rp 6.300

0,0150 kg kawat besi

@ Rp 9.500

Rp 142,50

0,0003 mandor

@ Rp 32.500

Rp 9,75

0,0007 kep. tk. besi

@ Rp 35.000

Rp 24,50

0,0070 tk. besi

@ Rp 32.500

Rp 227,50

0,0070 pekerja

@ Rp 22.500

Rp 157,50

Rp 6861,75

b). Perhitungan harga pekerjaan fondasi

Untuk desain fondasi sumuran didapat dari perhitungan struktur fondasi

sumuran (lampiran 3).

(1). Pondasi Type P5 (16 buah)

Kolom 50x50 cm

50

Page 223: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

15D25

15D25

Panjang 5m

Pondasi sumuran D150 cm

30

150

30

Dalam fondasi sumuran digunakan pile cap, karena untuk menahan gaya geser

pons yang terjadi pada fondasi.

Page 158

137

Jumlah tiang = 16 buah

Volume pile cap = 1,8 x 1,8 x 0,50 = 1,62 m3 x 16 = 25,92 m3

Per 1m3 = 1 / 1,62 = 0,62

Vbesi = 30 x 1,8 x 3,85 = 207,9 kg

Besi = 0,62 x 207,9 kg = 128,9 kg

Vbegesting = 4 x 1,8 x 0,5 = 3,6 m2

Begesting = 0,441 x 5,04 m2 = 2,23 m2

Harga besi = 128,9 kg x Rp 6861,75 = Rp 884.479

Harga begesting = 2,23 x Rp 48.672,5 = Rp 113.407

Harga beton pile cap :

Beton K300 = Rp 575.750

Besi

Page 224: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

= Rp 884.479

Begesting

= Rp 113.407

Rp 1.573.636

Harga = 25,92 x Rp 1.573.636 = Rp 40.788.645

Pondasi Sumuran :

V = (1/4 .π . 1,52. 5) – (1/4 .π . 1,22. 5)

= 3,18 m3

Beton Siklop

Vtotal = 3,18 x 16 = 50,88 m3

D10-25

20D12

15

120

15

Page 159

138

Per 1m3 = 1 / 3,18 = 0,314

Vbesi = 20 x 5 x 0,89

= 89

20 x 3,14 x 1,4x 0,62 = 54,51 + = 143,51 kg

Besi = 0,314 x 143,51 kg = 45,06 kg

Vbegesting = 3,14 x 1,2 x 5 = 18,84 m2

Page 225: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Begesting = 0,314 x 18,84 m2 = 5,915 m2

Harga besi = 45,06 kg x Rp 6861,75 = Rp 309.190

Harga begesting = 5,915 x Rp 48.672,5 = Rp 287.935

Harga beton pile cap :

Beton K250 = Rp 555.750

Besi

= Rp 309.190

Begesting

= Rp 287.935

Rp 1.152.875

Harga = 50,88 x Rp 1.152.875 = Rp 58.658.280

Beton siklop 40% batu belah :

V = 1/4 . π . 1,22. 5 . 16 = 90,43 m3

Harga = 90,43 x Rp 806.125 = Rp 72.899.884

Harga fondasi P5 = Rp 40.788.645 + Rp 58.658.280 + Rp 72.897.884

= Rp 172.346.809

Page 160

139

(2). Pondasi Type P4 (4 buah)

Kolom Ø 70 cm

60

22D25

22D25

Page 226: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Panjang 5m

Pondasi sumuran D180 cm

10

180

10

Jumlah tiang = 4 buah

Volume pile cap = 2 x 2 x 0,60 = 2,4 m3 x 4 = 9,6 m3

Per 1m3 = 1 / 2,4 = 0,417

Vbesi = 44 x 2 x 3,85 = 338,8 kg

Besi = 0,417 x 338,8 kg = 141,28 kg

Vbegesting = 4 x 2 x 0,6 = 5,6 m2

Begesting = 0,417 x 5,6 m2 = 2,34 m2

Harga besi = 141,28 kg x Rp 6861,75 = Rp 969.428

Harga begesting = 2,34 x Rp 48.672,5 = Rp 113.894

Harga beton pile cap :

Beton K300

= Rp 575.750

Besi

= Rp 969.428

Begesting

= Rp 113.894

Rp 1.659.072

Page 161

Page 227: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

140

Harga = 9,6 x Rp 1.659.072 = Rp 15.927.091

Pondasi Sumuran :

V = (1/4 .π . 1,82. 5) – (1/4 .π . 1,52. 5)

= 3,88 m3

Beton Siklop

Vtotal = 3,88 x 4 = 15,52 m3

D10-25

26D12

15

150

15

Per 1m3 = 1 / 3,88 = 0,257

Vbesi = 26 x 5 x 0,89

= 115,7

20 x 3,14 x 1,7 x 0,62 = 66,19 + = 181,89 kg

Besi = 0,257 x 181,89 kg = 46,35 kg

Vbegesting = 3,14 x 1,5 x 5 = 23,55 m2

Begesting = 0,257 x 23,55 m2 = 5,88 m2

Harga besi = 46,35 kg x Rp 6861,75 = Rp 320.786

Harga begesting = 5,88 x Rp 48.672,5 = Rp 286.194

Harga beton pile cap :

Beton K250 = Rp 555.750

Besi

Page 228: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

= Rp 320.786

Begesting

= Rp 286.194

Rp 1.162.730

Page 162

141

Harga = 15,52 x Rp 1.162.730 = Rp 18.045.570

Beton siklop 40% batu belah :

V = 1/4 . π . 1,52. 5 . 4 = 35,2 m3

Harga = 35,2 x Rp 806.125 = Rp 28.375.600

Harga fondasi P4 = Rp 15.927.091 + Rp 18.045.570 + Rp 28.375.600

= Rp 62.348.261

(3). Pondasi Type P3 (16 buah)

Kolom 50x50 cm

40

7D25

7D25

Panjang 5m

Pondasi sumuran D100 cm

15

100

15

Jumlah tiang = 16 buah

Page 229: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Volume pile cap = 1,3 x 1,3 x 0,30 = 0,676 m3 x 16 = 10,816 m3

Per 1m3 = 1 / 0,676 = 1,479

Vbesi = 14 x 1,3 x 3,85 = 70,07 kg

Besi = 1,479 x 70,07 kg = 103,63 kg

Vbegesting = 4 x 1,3 x 0,4 = 2,08 m2

Begesting = 1,479 x 2,08 m2 = 3,08 m2

Page 163

142

Harga besi = 103,63 kg x Rp 6861,75 = Rp 711.083

Harga begesting = 3,08 x Rp 48.672,5 = Rp 149.911

Harga beton pile cap :

Beton K300 = Rp 575.750

Besi

= Rp 711.083

Begesting

= Rp 149.911

Rp 1.436.744

Harga = 10,916 x Rp 1.436.744 = Rp 15.539.823

Pondasi Sumuran :

V = (1/4 .π . 1,02. 5) – (1/4 .π . 0,72. 5)

= 2 m3

Beton Siklop

Vtotal = 2 x 16 = 32 m3

Page 230: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

D10-25

13D12

15

70

15

Per 1m3 = 1 / 2 = 0,5

Vbesi = 13 x 5 x 0,89

= 57,85

20 x 3,14 x 0,9 x 0,62 = 35,09 + = 92,94 kg

Besi = 0,5 x 92,94 kg = 46,47 kg

Vbegesting = 3,14 x 0,7 x 5 = 10,99 m2

Begesting = 0,5 x 10,99 m2 = 5,495 m2

Page 164

143

Harga besi = 46,47 kg x Rp 6861,75 = Rp 318.865

Harga begesting = 5,495 x Rp 48.672,5 = Rp 267.455

Harga beton pile cap :

Beton K250 = Rp 555.750

Besi

= Rp 318.865

Begesting

= Rp 267.455

Rp 1.142.070

Page 231: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Harga = 32 x Rp 1.142.070 = Rp 36.546.240

Beton siklop 40% batu belah :

V = 1/4 . π . 0,72. 5 . 16 = 30,72 m3

Harga = 30,72 x Rp 806.125 = Rp 24.764.160

Harga fondasi P3 = Rp 15.539.823 + Rp 36.546.240 + Rp 24.764.160

= Rp 76.850.223

(4). Pondasi Type P2 dan P3 sudut (16 buah)

Kolom 50x50 cm

30

10D20

10D20

Panjang 5m

Pondasi sumuran D100 cm

15

100

15

Page 165

144

Jumlah tiang = 16 buah

Volume pile cap = 1,3 x 1,3 x 0,30 = 0,507 m3 x 16 = 8,112 m3

Per 1m3 = 1 / 0,507 = 1,972

Vbesi = 20 x 1,3 x 2,46 = 63,96 kg

Besi = 1,972 x 63,69 kg = 126,13 kg

Page 232: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Vbegesting = 4 x 1,3 x 0,30 = 1,56 m2

Begesting = 1,315 x 2,34 m2 = 3,07 m2

Harga besi = 126,13 kg x Rp 6861,75 = Rp 865.472

Harga begesting = 3,07 x Rp 48.672,5 = Rp 149.424

Harga beton pile cap :

Beton K300 = Rp 575.750

Besi

= Rp 865.472

Begesting

= Rp 149.424

Rp 1.590.646

Harga = 8,112 x Rp 1.590.646 = Rp 12.903.320

Pondasi Sumuran :

V = (1/4 .π . 1,02. 5) – (1/4 .π . 0,72. 5)

= 2 m3

Beton Siklop

Vtotal = 2 x 16 = 32 m3

D10-25

13D12

15

70

15

Page 166

Page 233: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

145

Per 1m3 = 1 / 2 = 0,5

Vbesi = 13 x 5 x 0,89

= 57,85

20 x 3,14 x 0,9 x 0,62 = 35,09 + = 92,94 kg

Besi = 0,5 x 92,94 kg = 46,47 kg

Vbegesting = 3,14 x 0,7 x 5 = 10,99 m2

Begesting = 0,5 x 10,99 m2 = 5,495 m2

Harga besi = 46,47 kg x Rp 6861,75 = Rp 318.865

Harga begesting = 5,495 x Rp 48.672,5 = Rp 267.455

Harga beton pile cap :

Beton K250 = Rp 555.750

Besi

= Rp 318.865

Begesting

= Rp 267.455

Rp 1.142.070

Harga = 32 x Rp 1.142.070 = Rp 36.546.240

Beton siklop 40% batu belah :

V = 1/4 . π . 0,72. 5 . 16 = 30,72 m3

Harga = 30,72 x Rp 806.125 = Rp 24.764.160

Harga fondasi P2 dan P3 sudut = Rp 12.903.320 + Rp 36.546.240

+ Rp 24.764.160

= Rp 74.213.720

Page 234: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 167

146

(5). Pondasi Type P2 Canopy (2 buah)

25

10D16

10D16

Panjang 5m

Pondasi sumuran D100 cm

10

80

10

Jumlah tiang = 2 buah

Volume pile cap = 1 x 1 x 0,25 = 0,25 m3 x 2 = 0,50 m3

Per 1m3 = 1 / 0,25 = 4

Vbesi = 20 x 1,0 x 1,58 = 31,6 kg

Besi = 4 x 31,6 kg = 126,4 kg

Vbegesting = 4 x 1,0 x 0,25 = 1 m2

Begesting = 4 x 1 m2 = 4 m2

Harga besi = 126,4 kg x Rp 6861,75 = Rp 867.325

Harga begesting = 4 x Rp 48.672,5 = Rp 194.690

Harga beton pile cap :

Beton K300

= Rp 575.750

Page 235: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Besi

= Rp 867.325

Begesting

= Rp 194.690

Rp 1.637.765

Page 168

147

Harga = 0,5 x Rp 1.637.765 = Rp 818.883

Pondasi Sumuran :

V = (1/4 .π . 0,82. 5) – (1/4 .π . 0,52. 5)

= 1,53 m3

Beton Siklop

Vtotal = 1,53 x 2 = 3,06 m3

D10-25

10D12

15

50

15

Per 1m3 = 1 / 1,53 = 0,653

Vbesi = 10 x 5 x 0,89

= 44,5

20 x 3,14 x 0,8 x 0,62 = 31,15 + = 75,65 kg

Besi = 0,653 x 75,65 kg = 49,40 kg

Page 236: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Vbegesting = 3,14 x 0,5 x 5 = 7,85 m2

Begesting = 0,653 x 7,85 m2 = 5,13 m2

Harga besi = 49,40 kg x Rp 6861,75 = Rp 338.970

Harga begesting = 5,13 x Rp 48.672,5 = Rp 249.690

Harga beton pile cap :

Beton K250 = Rp 555.750

Besi

= Rp 338.970

Begesting

= Rp 249.690

Rp 1.144.410

Page 169

148

Harga = 3,06 x Rp 1.144.410 = Rp 3.501.895

Beton siklop 40% batu belah :

V = 1/4 . π . 0,52. 5 . 2 = 1,96 m3

Harga = 1,96 x Rp 806.125 = Rp 1.580.005

Harga fondasi P2 canopy = Rp 818.883 + Rp 3.501.895 + Rp 1.580.005

= Rp 6.131.914

Harga total pile cap = Rp 40.788.645 + Rp 15.927.091 + Rp 15.539.823

+ Rp 12.903.320 + Rp 818.883 = Rp 85.977.762

Harga total fondasi = Rp 131.556.164 + Rp 46.421.170 + Rp 61.310.400

+ Rp 61.310.400 + Rp 5.081.900 = Rp 305.680.034

Page 237: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

c). Persewaan pompa untuk mengecor fondasi :

Harga pemakaian pompa hanya untuk satu lokasi sekali pakai Rp 1.400.000,

maksimal volume 60m3 kelebihannya Rp 25.000/m3.

Jumlah pipa 10 batang @ 3 m kelebihannya Rp 25.000/batang (lampiran 4).

Volume pile cap = 25,92 + 9,6 + 10,816 + 8,112 + 0,50 = 54,948 m3

Volume sumuran = 50,88 + 15,52 + 32 + 32 + 3,06 = 133,46 m3

Biaya sewa pile cap = Rp 1.400.000 + 5 x Rp 25.000

= Rp 1.525.000

Biaya sewa sumuran = 2 x Rp 1.400.000 + 13,46 x Rp 25.000 + 5 x Rp 25.000

= Rp 3.261.500

Total = Rp 1.525.000 + Rp 3.261.500 = Rp 4.786.500

Page 170

149

4) Sewa alat bor

Harga sewa alat Rp 12.000/m’ (ex. PT. Paton Buana, lampiran 4)

Volume = P5 = 16 x 5m’

= 80 m’

P4 = 4 x 5 m’

= 20 m’

P3 = 16 x 5 m’

= 80 m’

P2 dan P3 sudut = 16 x 5 m’ = 80 m’

P2 canopy = 2 x 5 m’

Page 238: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

= 10 m’ +

total

= 270 m’

Harga sewa = 270 x Rp 12.000 = Rp 3.240.000

Mobilisasi = Rp 1.500.000

Harga total alternatif 2 pekerjaan fondasi sumuran :

= Rp 85.977.762+ Rp 305.680.034 + Rp 4.786.500 + Rp 3.240.000

+ Rp 1.500.000

= Rp 401.417.427

Page 171

150

Tabel 4.18 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Pekerjaan Fondasi

No Item

Existing

Alternatif 1

Penghematan

Alternatif 2

Penghematan

1. Harga

Rp 365.839.186

Rp 353.931.536

Rp 11.907.650

Rp 401.417.427

Page 239: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Rp -35.578.241

Dari tabel didapat :

- Harga untuk pekerjaan alternatif 1, yaitu dengan menggunakan fondasi tiang pancang diameter 35 cm bila, dibandingkan dengan

pekerjaan existing memiliki penghematan biaya sebesar Rp 11.907.650.

- Harga untuk pekerjaan alternatif 2, yaitu dengan menggunakan fondasi sumuran, bila dibandingkan dengan pekerjaan existing

tidak memiliki penghematan biaya, karena rencana biayanya lebih dari existing, sehingga penghematannya Rp -35.578.241.

- Untuk memilih alternatif terbaik tidak hanya dilihat dari segi penghematan biaya saja, tetapi nantinya juga dilihat dari analisis VE

pada kriteria-kriteria dari pekerjaan fondasi yang diusulkan pada tahap kreatif.

- Dalam perhitungan analisis VE menggunakan metode, diantaranya sebagai berikut :

• Analisis fungsi (tabel 4.19)

• Metode zero-one mencari bobot (tabel 4.20)

• Metode zero-one mencari indeks (tabel 4.21)

• Matrik evaluasi (tabel 4.22)

150

Page 172

151

a. Perhitungan Value Engineering Pekerjaan Plat

1). Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi

Tabel 4.19 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi

No

Uraian

Page 240: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Kata Kerja

Fungsi Kt. Benda Jenis

Cost

Worth 1

Worth 2

1 Tiang pancang

Mendukung

Beban

P

222,480,000.00

216,000,000.00

-

2 Pile cap

Meneruskan

Beban

P

139,059,186.75

110,306,536.00

85,977,762.00

3 Galian tanah

Menyesuaikan Elevasi

S

1,885,625.00

1,885,625.00

Page 241: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1,885,625.00

4 Urugan kembali

Menutup

Lubang

S

427,050.00

427,050.00

427,050.00

5 Lantai kerja

Meneruskan

Kegiatan

S

8,604,833.50

8,604,833.50

8,604,833.50

6 Mobilisasi

Memindahkan Alat

S

2,500,000.00

3,000,000.00

1,500,000.00

7 Kupas tiang pancang

Memotong

Tiang pancang

Page 242: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

S

1,800,000.00

1,500,000.00

-

8 Sumuran

Mendukung

Beban

P

-

-

305,680,034.00

9 Pompa beton

Membantu

Pekerjaan

P

-

1,525,000.00

4,786,500.00

10 Alat pemancangan

Membantu

Pekerjaan

P

-

21,600,000.00

Page 243: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

-

11 Alat bor

Membantu

Pekerjaan

P

-

-

3,240,000.00

Jenis

P = primer

376,756,695.25

364,849,044.50

412,101,804.50

S =

sekunder

Cost/Worth =1.03 Cost/Worth =0.91

- Untuk kolom cost nilainya didapat dari biaya pekerjaan existing. Untuk kolom worth 1 nilainya didapat dari biaya pekerjaan

alternatif 1 atau dengan menggunakan tiang pancang diameter 35 cm. Untuk kolom worth 2 nilainya didapat dari pekerjaan

alternatif 2 atau dengan menggunakan fondasi sumuran.

- Nilai cost/worth1 = 376.756.695,25 / 364.849.044,50 = 1,03 dan cost/worth2 = 376.756.695,25 / 412.101.804,50 = 0,91.

1

51

Page 244: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Page 173

152

- Nilai cost/worth berarti menunjukkan adanya penghematan atau tidak. Untuk cost/worth1 berarti menunjukkan pekerjaan

alternatif 1 terdapat penghematan, karena nilainya lebih dari 1. Untuk cost/worth2 berarti menunjukkan pekerjaan alternatif 2

tidak terdapat penghematan karena nilainya dibawah 1.

2). Metode zero-one mencari bobot

Tabel 4.20 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Fondasi

Nomor Kriteria

Kriteria

Nomor

Kriteria

1 2 3 4 5 6

7

8

Total

Ran

king

Bobot

Waktu Pelaksanaan

1

X 0 1 1 1 1

1

Page 245: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1

6

7

19.44

Pembiayaan

2

1 X 1 1 1 1

1

1

7

8

22.22

Jumlah Tenaga

3

0 0 X 1 1 1

1

1

5

6

16.67

Koordinasi Pelaksanaan

4

0 0 0 X 1 1

1

Page 246: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1

4

5

13.89

Pengawasan dan Pengendalian

5

0 0 0 0 X 1

1

1

3

4

11.11

Kondisi Lapangan

6

0 0 0 0 0 X

1

1

2

3

8.33

Kondisi Cuaca

7

0 0 0 0 0 0

X

Page 247: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0

0

1

2.78

Berat Struktur

8

0 0 0 0 0 0

1

X

1

2

5.56

Jumlah

36

100.00

152

Page 174

153

Penjelasan tabel 4.20 adalah sebagai berikut :

- Metode zero-one pada tabel digunakan untuk mencari bobot yang nantinya digunakan dalam menghitung matrik evaluasi.

- Pemberian nilai 1 adalah nomor kriteria pada kolom lebih penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai 0 adalah nomor

Page 248: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

kriteria pada kolom kurang penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai X adalah nomor kriteria pada kolom dan baris

mempunyai fungsi sama penting.

- Pemberian angka pada ranking sesuai dengan jumlah kriteria, yaitu rangking 1-8. Pemberian ranking dilakukan secara terbalik,

yaitu yang mendapat total tertinggi angka ranking 8, selanjutnya terus turun sampai yang total terendah mendapat angka ranking 1.

- Untuk bobot dihitung dengan rumus = {angka ranking yang dimiliki / jumlah angka ranking}x 100, sebagai contoh diambil kriteria

waktu pelaksanaan, bobot = {7 / 36}x 100 = 19,44..

153

Page 175

154

3). Metode zero-one mencari indeks

Sebelum menggunakan matrik evaluasi, pekerjaan existing dan

pekerjaan alternatif juga harus dianalisis VE dengan metode zero-one untuk

mendapatkan indeks yang akan digunakan dalam tabel matrik evaluasi. Dalam

menganalisis VE kriteria-kriteria komponen pekerjaan fondasi yang digunakan

seperti yang diusulkan pada tahap kreatif. Untuk metode zero-one dapat dilihat

pada tabel 4.21 dan matrik evaluasi pada tabel 4.22.

Penjelasan :

Fungsi A = Pekerjaan Existing

Fungsi B = Alternatif 1 = menggunakan fondasi tiang pancang diameter 35 cm

Fungsi C = Alternatif 2 = menggunakan fondasi sumuran

Tabel 4.21 Metode Zero-One Mencari Indeks

Page 249: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1. Kriteria Waktu Pelaksanaan

Fungsi A B C Jumlah

Indeks

A

X 0 1

1 1/3

B

1 X 1

2 2/3

C

0 0 X

0 0

2. Kriteria Pembiayaan

Fungsi A B C Jumlah

Indeks

A

X 0 1

1 1/3

B

1 X 1

2 2/3

C

0 0 X

0 0

Page 250: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

3. Kriteria Jumlah Tenaga Kerja

Fungsi A B C Jumlah

Indeks

A

X 0 1

1 1/3

B

1 X 1

2 2/3

C

0 0 X

0 0

Page 176

155

4. Kriteria Koordinasi di Lapangan

Fungsi A B C Jumlah

Indeks

A

X 0 1

1 1/3

B

1 X 1

2 2/3

Page 251: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

C

0 0 X

0 0

5. Kriteria Pengawasan dan

Pengendalian

Fungsi A B C Jumlah

Indeks

A

X 0 0

0 0

B

1 X 0

1 1/3

C

1 1 X

2 2/3

6. Kriteria Kondisi Lapangan

Fungsi A B C Jumlah

Indeks

A

X 0 0

0 0

B

1 X 1

Page 252: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

2 2/3

C

1 0 X

1 1/3

7. Kondisi Cuaca

Fungsi A B C Jumlah

Indeks

A

X 0 1

1 1/3

B

1 X 1

2 2/3

C

0 0 X

0 0

8. Berat Struktur

Fungsi A B C Jumlah

Indeks

A

X 1 0

1 1/3

B

0 X 0

Page 253: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

0 0

C

1 1 X

2 2/3

Page 177

156

Penjelasan tabel 4.21, sebagai contoh diambil tabel kriteria nomor satu, yaitu waktu

pelaksanaan.

Pada baris pertama :

- A pada kolom mempunyai fungsi sama dengan A pada baris maka diberi tanda X

- A pada kolom mempunyai fungsi kurang penting dari B pada baris, maka diberi

tanda 0. Mempunyai kebalikan dengan baris kedua, dimana B pada kolom

mempunyai fungsi lebih penting dari A pada baris dan diberi tanda 1.

- A pada kolom mempunyai fungsi kurang penting dari C pada baris, maka diberi

tanda 0. Mempunyai kebalikan dengan baris ketiga, dimana C pada kolom

mempunyai fungsi lebih penting dari A pada baris dan diberi tanda 1.

- Untuk jumlah merupakan hasil penjumlahan pada baris. Misal, pada baris A

mempunyai jumlah 1, pada baris B mempunyai jumlah 2, pada baris C

mempunyai jumlah 0.

- Untuk indeks adalah perbandingan antara jumlah dengan total jumlah. Misal total

jumlah A,B,C = 1+2+0 = 3, sedang untuk indeks A = 1/3, B = 2/3, C = 0.

- Indeks ini nantinya digunakan pada tabel matrik evaluasi.

- Untuk metode zero-one kriteria-kriteria yang lain penilaianya menggunakan cara

Page 254: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

yang sama.

Page 178

157

Tabel 4.23 Matrik Evaluasi Struktur Bawah

Kriteria

Fungsi

1

2

3

4

5

6

7

8

No

Bobot

19.44

22.22 16.67 13.89 11.11

8.33

2.78

5.56

Total

Indeks = 1/3

Page 255: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Indeks

= 1/3

Indeks

= 1/3

Indeks

= 1/3

Indeks

= 0

Indeks

= 0

Indeks

= 1/3

Indeks

= 1/3

1

A

Indeks x bobot =

1/3 x 19.44 = 6.48 7.41

5.56

4.63

0

0

0.93

1.85

Page 256: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

26.86

2/3

2/3

2/3

2/3

1/3

2/3

2/3

0

2

B

12.96

14.81 11.11

9.26

3.70

5.55

1.85

0

59.24

0

0

0

0

2/3

Page 257: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

1/3

0

2/3

3

C

0

0

0

0

7.41

2.78

0

3.71

13.90

- A adalah pekerjaan existing, B adalah pekerjaan alternatif 1 dan C adalah pekerjaan alternatif 2.

- Pemberian nilai pada bobot berdasarkan kepentingan kriteria pada item pekerjaan fondasi atau didapat dari tabel 4.20, sedangkan

indeks didapat dari tabel 4.21.

- Pada baris A,B,C dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas diisi indeks dan bagian bawah diisi nilai bobot dikalikan indeks.

- Total hasil adalah jumlah dari bobot dikali nilai. Untuk memilih pekerjaan alternatif dilihat dari yang memiliki total nilai terbesar

dan dari tabel diatas diketahui bahwa pekerjaan alternatif 1 atau menggunakan tiang pancang diameter 35 cm dapat dipilih karena

memiliki total nilai terbesar.

Page 258: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

157

Page 179

158

4. Tahap Pengembangan

Proyek : Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang

Item : Pekerjaan Fondasi

Pekerjaan fondasi karena terletak didalam tanah, maka tidak

memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan. Untuk itu, pada tahap

pengembangan ini tidak dilakukan perhitungan pekerjaan dalam siklus life

cycle cost.

5. Tahap Rekomendasi

a. Desain Awal :

1). Mini pile segitiga 37 x 37 x 37 cm

2). Jumlah tiang 180 buah

3). Pile cap dengan mutu beton K225 dan mutu baja fy = 320 MPa

4). Biaya perencanaan sebesar Rp 365.839.186.

b. Usulan :

1). Menggunakan fondasi tiang pancang diameter 35 cm

a). Keuntungan yang didapat sebagai berikut :

- Jumlah fondasi berkurang

- Mudah dikerjakan

- Waktu pengerjaan menjadi cepat

- Biaya perencanaannya sebesar Rp 353.931.536, sehingga terjadi

Page 259: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

penghematan biaya sebesar Rp 11.907.650.

Page 180

159

2). Menggunakan fondasi sumuran

a). Keuntungan yang didapat sebagai berikut :

- Jumlah fondasi berkurang

- Perencanaan dan pelaksanaannya

- Biaya perencanaannya sebesar Rp 401.417.427, sehingga tidak terjadi

penghematan biaya. Biaya perencanaan melebihi biaya existing sebesar

Rp 35.578.241.

Dari dua alternatif yang diusulkan dapat dibuat grafik untuk menggambarkan

besarnya biaya perencanaan yang terjadi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada gambar 4.4.

365,839,186.00

353,931,536.00

401,417,427.00

330,000,000.00

340,000,000.00

350,000,000.00

360,000,000.00

370,000,000.00

380,000,000.00

390,000,000.00

Page 260: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

400,000,000.00

410,000,000.00

Existing

Alternatif 1

Alternatif 2

Item pekerjaan fondasi

R

e

n

can

a an

ggaran

b

iaya

Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Pekerjaan Fondasi Dengan Biaya

Perencanaannya

Page 181

160

Gambar 4.4 menjelaskan hubungan antara biaya dengan pekerjaan fondasi, baik

existing maupun pekerjaan alternatif yang diusulkan. Setelah dilakukan analisis

VE ternyata untuk pekerjaan alternatif 1 atau dengan tiang pancang diameter 35

cm terdapat penghematan biaya, sedangkan untuk alternatif 2 atau dengan

fondasi sumuran tidak terdapat penghematan biaya.

Page 261: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

c. Pemilihan Pekerjaan Alternatif yang Dipakai

Dari analisis yang dilakukan, maka dipilih pekerjaan alternatif 1 sebagai

alternatif terbaik dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :

- Penghematan biaya

- Penghematan waktu

- Pengurangan jumlah pondasi

Page 182

161

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari analisis Value Engineering (VE) yang dilakukan pada proyek

pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pekerjaan struktur bangunan gedung memiliki potensi untuk dilakukan

penerapan VE karena memiliki prosentase biaya yang besar.

2. Penerapan VE pada pekerjaan struktur selain terdapat penghematan biaya juga

terdapat pengurangan volume pekerjaan, akibat adanya perubahan desain dan

bahan yang digunakan sebagai alternatif pengganti.

3. Aplikasi VE pada pekerjaan struktur atas khususnya plat dengan

memunculkan alternatif pengganti beton precast terdapat penghematan biaya

sebesar Rp 13.199.407.

4. Aplikasi VE pada pekerjaan struktur bawah khusunya fondasi dengan

Page 262: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

memunculkan alternatif pengganti tiang pancang silinder diameter 35 cm dan

terdapat penghematan biaya sebesar Rp 11.907.650.

161

Page 183

162

B. Saran

1. Agar mendapatkan penghematan yang optimal, Value Engineering dapat

dilibatkan pada setiap tahap proyek, yaitu mulai tahap konsep, perencanaan

dan pelaksanaan. Hal ini terutama dapat dilaksanakan pada proyek yang besar

dengan jumlah item pekerjaan yang banyak. Untuk proyek yang sedang dan

kecil penerapan VE sudah cukup efektif dilakukan pada tahap perencanaan.

2. Dalam melakukan penerapan VE, konsultan VE harus berkoordinasi dengan

pemilik, perencana maupun pelaksana agar tercipta kesamaan persepsi

mengenai keberadaan VE dalam proyek yang bersangkutan.

3. Agar tidak terjadi perbedaan pendapat mengenai penerapan VE pada suatu

proyek, sebaiknya pada dokumen pelelangan disebutkan secara jelas

mengenai permasalahan tersebut.

4. Penerapan VE tidak hanya dapat dilakukan pada pekerjaan struktur (yang

memiliki prosentase biaya yang besar), tetapi dapat juga dilakukan pada

pekerjaan yang memilki potensi untuk dilakukan VE, seperti pada pekerjaan

arsitektur dan mekanikal elektrikal.

Page 184

Page 263: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

DAFTAR PUSTAKA

Apriyatno,H. 2004. Diktat Perkuliahan Struktur Beton II. Semarang : Jurusan Teknik

Sipil Universitas Negeri Semarang.

Barrie, D. dan Poulson, B. 1984. Manajemen Konstruksi Profesional. Alih Bahasa

Sudinarto. 1990. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.

Dell’Isola, A. 1974. Value Engineering in the Construction Industry. New York:

Construction Publishing Corp., Inc.

Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk

Bangunan Gedung “SK SNI T-15-1991-03”. Bandung : Yayasan Lembaga

Penyelidikan Masalah Bangunan.

Dinas Permukiman dan Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah. November 2005. Daftar

Harga Satuan Bangunan Gedung Negara Bahan Bangunan/ Upah dan Analisa

Pekerjaan., Semarang : Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi (BPIK).

_______________, Februari 2007. Harga Satuan Pekerjaan Bahan dan Upah

Pekerjaan Konstruksi, Semarang : Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi

(BPIK).

Dipohusodo, I. 1999. Struktur Beton Betulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03

Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta : Gramedia.

Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia

Untuk Gedung 1983. Bandung : Yayasan LPMB.

Donomartono, 1999. Apilkasi Value Engineering Guna Mengoptimalkan Biaya pada

Tahap Perencanaan Kontruksi Gedung dengan Struktur Balok Beton Pratekan.

Tugas Akhir JTS. Surabaya : Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh

Nopember.

Page 264: Aplikasi Value Engineering Terhadap Elemen

Hardiyatmo,H.C. 1996. Teknik Fondasi I. Jakarta : Gramedia.

_____________. 2001. Teknik Fondasi II. Jakarta : Gramedia.

Hutabarat, J. 1995. Diktat Rekayasa Nilai ( Value Engineering ). Malang : Institut

Teknologi Nasional.

Page 185

Ibrahim, B. 1994. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta : Bumi Aksara.

Isworo, B. Sutikno. Tugino. Suryanto. 1999. Value Engineering Changes Proposal

Pembangunan Gedung Laboratorium FP MIPA IKIP Surabaya. Tugas Akhir.

Surabaya : Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Muyasaroh, S. dan Joko, P. 2006 Rekayasa Fondasi II. Tugas Besar Kuliah.

Semarang : Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Suryolelono, K.B. 1994.Teknik Fondasi Bagian II. Yogyakarta : NAFIRI.

Triwiyono, A. 2005. Bahan Ajar Struktur Beton Pracetak. Yogyakarta : Jurusan

Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada.

Vis, W. C. dan Kusuma, Gideon. 1993. Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang.

Jakarta : Erlangga.

Wigroho, Y. S. 2001. Analisis dan Perancangan Struktur Frame Menggunakan SA

2000 versi 7.42. Yogyakarta : ANDI