aplikasi value engineering terhadap elemen
TRANSCRIPT
APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAP ELEMEN PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANGSKRIPSIDiajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk Mencapai Gelar Sarjana TeknikOleh Dwi Ari UstoyoNIM 5150402019FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2007
Page 2iiPERSETUJUAN PEMBIMBINGSkripsi dengan judul ”APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAPELEMEN PLAT dan FONDASI PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNGREKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG” telah disetujuioleh dosen pembimbing Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas NegeriSemarang. Hari : JumatTanggal : 4 Mei 2007Dosen Pembimbing IDosen Pembimbing IIToriq Arif G., ST. MSCE.Drs.Tugino, MTNIP.132 134 676NIP.131 763 887
Page 3iiiHALAMAN PENGESAHANSkripsi dengan judul ”APLIKASI VALUE ENGINEERING TERHADAPELEMEN PLAT dan STRUKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNGREKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG”.Oleh :Nama : Dwi Ari UstoyoNIM : 5150402019Telah dipertahankan dihadapan sidang panitia ujian Skripsi Jurusan TeknikSipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang pada :Hari : Tanggal:Susunan Dewan Penguji,Penguji I Penguji IIToriq Arif G., ST. MSCE.Drs.Tugino, MT.NIP.132 134 676NIP. 131 763 887Mengetahui,Dekan Fakultas TeknikKetua Jurusan Teknik SipilProf. Dr. Soesanto, M.PdDrs. Lashari, MTNIP.130 875 753NIP. 131 741 402
Page 4ivPERNYATAANSaya menyatakan bahwa yang tertulis didalam skripsi ini benar-benar karyasaya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujukberdasarkan kode etik ilmiah.Semarang, 2007Dwi Ari UstoyoNIM.5150402019
Page 5vMOTTO DAN PERSEMBAHANMotto:1. Dalam menentukan pilihan ikutilah kata hatimu, dalam menggapai cita-citakobarkanlah semangat pantang menyerah dan jangan bergantung padakeadaan sebelum kita berusaha terlebih dahulu.2. Belajarlah karena manusia tidak dilahirkan pandai, dan orang berilmu tidaklahsama dengan orang bodoh (Imam Safii).3. Alangkah indahnya dianugerahi mencintai&dicintai oleh orang lain walaupunsemuanya itu, mungkin hanyalah sebuah buku yang tertata rapi dalam ruangkalbu dan tumpukkan angan tanpa pernah jadi kenyataan. Rahasia hati akanslalu tertanam dalam dasar jiwa karena lebih bijak berkorban demikebahagiaan Sang Dewi, walau hati slalu tertunduk ragu menahan rindu.......... Persembahan:Skripsi ini kupersembahkan untuk:1. Bapak dan ibu yang saya hormati dan kakak sertaadikku yang saya cintai.2. Spesial untuk (Radhik, Zaeni, Rinouw) yang selalubersama-sama berjuang demi terselesainya skripsi ini.3. Orang yang selalu menjadi cahaya dan mengisi dasarjiwaku dengan doa, harapan serta selalu menjadiinspirasi dalam kehidupanku (semoga akhirnya kumenemukanmu). 4. Rekan-rekan seperjuangan Teknik Sipil angkatan ’02.5. Semua orang yang telah mengkritik, mendidik dan membantu dalam kehidupanku.
Page 6vi
SARI
Ustoyo Dwi Ari. 2007. Aplikasi Value Engineering Pada Elemen Struktur Pada
Proyek Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang.
Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing II Drs. Tugino, MT.
Kata kunci : Value Engineering, Saving Cost, Existing, Struktur
Value Engineering adalah suatu cara pendekatan yang kreatif dan
terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan biaya-biaya
yang tidak perlu. Value engineering digunakan untuk mencari suatu alternatif-
alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih baik/
lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan batasan
fungsional dan mutu pekerjaan. Penerapan value engineering dilakukan pada
pekerjaan plat dan fondasi. Analisis value engineering dilakukan pada proyek
pembangunan gedung rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang.
Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana memunculkan alternatif-alternatif
sebagai pengganti pekerjaan existing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
besarnya cost saving yang terjadi setelah dilakukan penerapan value engineering.
Penelitian dimulai dengan melakukan survey mencari data untuk
kemudian dianalisis value engineering. Data-data primer didapat dengan
melakukan survey mencari data-data proyek. Data-data sekunder didapat dengan
melakukan survey mencari buku-buku literature, referensi yang berkaitan dengan
value engineering dan brosur daftar harga bahan yang diperlukan. Dalam
melakukan proses value engineering dibagi menjadi 5 tahap, yaitu tahap
informasi, kreatif, analisis, pengembangan dan rekomendasi. Untuk memilih
pekerjaan alternatif terbaik, sebelumnya harus dilakukan perhitungan dari segi
desain struktur dan rencana anggaran biaya, baru dilakukan perhitungan value
engineeringnya.
Hasil penelitian didapat bahwa penerapan value engineering pada
pekerjaan pekerjaan plat dengan menaikkan mutu beton keuntungan yang
diperoleh, diantaranya adalah dimensi plat menjadi lebih kecil dan terdapat cost
saving sebesar Rp 17.454.680, sedangkan dengan menggunakan plat precast
keuntungan yang didapat antara lain, waktu pelaksanaan menjadi cepat, mutu
terjamin, terdapat pengurangan tenaga kerja dan menghasilkan cost saving
sebesar Rp 13.199.407. Pada pekerjaan fondasi dengan menggunakan tiang
pancang diameter 35 cm keuntungan yang didapat antara lain, pengurangan
jumlah fondasi, waktu pelaksanaan menjadi cepat dan menghasilkan cost saving
sebesar Rp 11.907.650, sedangkan dengan menggunakan fondasi sumuran
keuntungan yang didapat adalah pengurangan jumlah fondasi, tetapi tidak
terdapat cost saving, karena biaya rencana lebih besar dari existing.
Page 7vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini, sebagai salah satu syarat yang wajib ditempuh mahasiswa
dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik pada program studi Teknik Sipil di Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan moriil
maupun materiil sehingga dapat memudahkan dalam penyelesaiannya. Oleh karena
itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya
kepada :
1. Prof. Dr. Soesanto, M.Pd., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang,
2. Drs. Lashari, MT., Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang,
3. Drs. Henry Apriyatno, MT, Ketua Prodi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang,
4. Thoriq Arif G., ST. MSCE. Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam
penyusunan skripsi.
Page 8
viii
5. Drs. Tugino, MT. Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
untuk memberikan bimbingan, arahan dan evaluasi dalam penyusunan
skripsi.
6. Bapak dan ibu selaku orang tua yang selama ini telah memberikan
dorongan baik moriil maupun materiil.
7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Allah SWT berkenan memberikan balasan kepada mereka semua
sesuai amalnya. Akhirnya penulis berharap semoga dengan adanya skripsi ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.
Semarang, Mei 2007
Penulis
Page 9ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Persetujuan Pembimbing....................................................................................... ii
Pengesahan Kelulusan........................................................................................... iii
Motto dan Persembahan........................................................................................ v
Sari ....................................................................................................................... vi
Kata Pengantar ...................................................................................................... vii
Daftar Isi ............................................................................................................... ix
Daftar Notasi ......................................................................................................... xiii
Daftar Tabel .......................................................................................................... xvii
Daftar Gambar....................................................................................................... xix
Daftar Lampiran .................................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Batasan Masalah ............................................................................... 4
C. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
F. Sistematika Penelitian ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Value Engineering............................................................................. 8
Page 10
x
1. Pengertian Value Engineering....................................................... 8
2. Karakteristik Value Engineering................................................... 11
3. Tahapan-tahapan Dalam Value Engineering ................................ 12
B. Rencana Anggaran Biaya .................................................................. 29
C. SAP 2000........................................................................................... 30
D. Beton ................................................................................................. 31
E. Beton Precast / Pracetak .................................................................... 32
F. Pekerjaan Srtuktur Bangunan ............................................................ 35
1. Plat Dua Arah............................................................................... 35
2. Plat Precast................................................................................... 45
3. Fondasi ........................................................................................ 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.................................................................................. 63
B. Tempat Penelitian ............................................................................. 64
C. Proses Penelitian ............................................................................... 64
1. Tahap Persiapan ............................................................................ 64
2. Data Penelitian .............................................................................. 65
3. Metode Pengumpulan Data........................................................... 65
4. Analisis Data ................................................................................. 66
5. Hasil Analisis ................................................................................ 71
D. Flow Chart Penelitian ........................................................................ 71
Page 11
xi
BAB IV ANALISIS VALUE ENGINEERING PROYEK GEDUNG
REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
A. Latar Belakang Proyek...................................................................... 75
B. Data Proyek....................................................................................... 76
C. Struktur Organisasi Proyek ............................................................... 77
D. Rencana Anggaran Biaya Proyek...................................................... 78
E. Teknik Mengidentifikasi Pekerjaan yang Akan di VE ..................... 78
1. Cost Model.................................................................................... 78
2. Breakdown .................................................................................... 82
F. Studi Value Engineering.................................................................... 83
1. Analisis Value Engineering pada Item Pekerjaan Plat................... 84
2. Analisis Value Engineering pada Item Pekerjaan Fondasi ............ 86
G. Tahapan Dalam Analisis VE pada Pekerjaan Struktur Atas ............. 87
1. Tahap Informasi ............................................................................. 88
2. Tahap Kreatif ................................................................................. 90
3. Tahap Analisis................................................................................ 94
4. Tahap Pengembangan.................................................................... 114
5. Tahap Rekomendasi....................................................................... 114
H. Tahapan Dalam Analisis VE pada Pekerjaan Bawah........................ 117
1. Tahap Informasi............................................................................. 118
2. Tahap Kreatif................................................................................. 120
3. Tahap Analisis................................................................................. 124
4. Tahap Pengembangan ..................................................................... 158
Page 12
xii
5. Tahap Rekomendasi....................................................................... 158
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 161
B. Saran ................................................................................................... 162
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Page 13
xiii
DAFTAR NOTASI
EKONOMI TEKNIK
A
= sejumlah uang yang dibayar seiap tahun
F = sejumlah uang pada saat yang akan datang.
i
= besarnya suku bunga tahunan ( % )
n
= jumlah tahun
P
= sejumlah uang pada saat ini.
PERHITUNGAN PLAT DUA ARAH
Aslx = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-x
Asly = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-y
Astx = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-x
Asty = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-y
Atul
= luas tulangan per diameter
b
= lebar plat per 1m
dx
= tinggi efektif d dalam arah-x
dy
= tinggi efektif d dalam arah y
Dx
= diameter tulangan arah-x
Dy
= diameter tulangan arah-y
f’c
= kuat tekan beton yang ditentukan, MPa
fy
= tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja
h
= tebal plat
hmin = tinggi minimum plat
k
= koefisien tahanan
Ib1
= momen inersia balok tepi -1
ln
= bentang bersih plat yang menentukan (sisi panjang)
Page 14
xiv
Is1
= momen inersia pelat tepi-1
Mlx
= momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x
Mly
= momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y
Mtx
= momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x
Mty
= momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y
n
= jumlah tulangan
p
= selimut beton
s
= jarak spasi antar tulangan
α1
= kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi pendek (tepi-1)
α m
= nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat
β
= nilai banding sisi panjang dan sisi pendek
= ly / lx ; ly > lx
β 1
= faktor reduksi kuat tekan beton
0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa
0,85 – 0,008(f’c – 30) untuk f’c = 30 – 55 MPa
0,65 untuk f’c ≥ 55 MPa
Ф
= faktor reduksi kekuatan
aksial tarik, dan aksial tarik dengan lentur= 0,8
aksial tekan, dan aksial tekan dengan lentur
- komponen struktur dengan tulangan spiral maupun sengkat ikat = 0,70
- komponen struktur dengan tulangan sengkang biasa
= 0,65
ρ
= rasio penulangan plat
ρ min = rasio tulangan minimum
ρ aktual = rasio tulangan yang diperlukan
ρ maks = rasio tulangan maksimum
Page 15
xv
PERHITUNGAN PLAT PRECAST
a
= tinggi distribusi tegangan persegi dari muka balok tekan
As
= luas tulangan lapangan per meter lebar
Atul
= luas tulangan per diameter
d
= tinggi efektif
D
= diameter tulangan
L
= panjang precast
Mn
= momen nominal penampang
Mr
= momen rencana
Mu
= momen perlu ultimate
PERHITUNGAN FONDASI TIANG PANCANG
A
= luas dasar tiang pancang (cm2)
bo
= keliling daerah kritis
b1
= lebar kolom
B
= lebar pile cap
d
= tinggi efektif pile cap
Eg
= end bearing piles, diasumsikan 1,0
F
= rasio penulangan yang diperlukan
Fmax
= rasio penulangan maksimum
My
= momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu x
Mx
= momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu y
n1
= jumlah fondasi
O
= keliling tiang (cm)
P
= beban aksial bangunan
qc
= perlawanan ujung sondir (kg/cm2)
Q
= beban yang didukung oleh tiang
Qijin
= kapasitas ijin pondasi
th
= tebal pile cap
Page 16
xvi
Tf
= total friksi sondir (kg/cm2)
Vu
= kuat geser terfaktor pada penampang
xi
= jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu x
yi
= jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu y
Σ(x2)
= jumlah kuadrat jarak x terhadap titik o
Σ(y2)
= jumlah kuadrat jarak y terhadap titik o
ФVc
= tegangan geser yang diijinkan
PERHITUNGAN FONDASI SUMURAN
c
= kohesi tanah
Df
= kedalaman fondasi
D1
= diameter sumuran luar
D2
= diameter sumuran dalam
f
= gaya perlawanan akibat lekatan per satuan luas
Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung Terzaghi
Qu
= daya dukung ultimate
R
= jari-jari sumuran
SF
= faktor keamanan = 2-3
β 2
= angka faktor gaya gesek
γ
= berat jenis tanah (tabel 2.8)
ϕ= sudut gesek internal
Page 17
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Breakdown .................................................................................... 15
Tabel 2.2 Analisis Fungsi............................................................................... 19
Tabel 2.3 Metode Zero-One........................................................................... 22
Tabel 2.4 Metode Zero-One untuk Mencari Bobot........................................ 23
Tabel 2.5 Metode Zero-One Mencari Indeks................................................. 25
Tabel 2.6 Matrik Evaluasi.............................................................................. 26
Tabel 2.7 Beban Mati Bahan Bangunan dan Komponen Bangunan.............. 39
Tabel 2.8 Beban Hidup Pada Lantai Gedung................................................. 40
Tabel 2.9 Momen Yang Menentukan per Meter Lebar Dalam Jalur Tengah
Pada Plat Dua Arah Akibat Beban Terbagi Rata ......................... 41
Tabel 2.10 Rasio Penulangan f’c = 30 Mpa, fy = 240 MPa............................. 46
Tabel 2.11 Luas, Berat Tulangan perDiameter ................................................ 47
Tabel 2.12 Jarak Fondasi Tiang Minimum ...................................................... 52
Tabel 2.13 Nilai-Nilai Faktor Daya Dukung Terzaghi .................................... 59
Tabel 2.14 Hubunganβ 2 dan ϕ (Sudut Gesek Dalam Tanah)........................ 59
Tabel 2.15 Rasio Penulangan f’c = 25 Mpa, fy = 240 Mpa............................. 62
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Secara Global ....................................... 79
Tabel 4.2 Breakdown Pekerjaan Struktur....................................................... 83
Tabel 4.3 Informasi Umum dan Kriteria Desain Pekerjaan Plat.................... 88
Page 18
xviii
Tabel 4.4 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat....................................................... 89
Tabel 4.5 Keuntungan dan Kerugian Alternatif PekerjaanPlat ...................... 92
Tabel 4.6 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Plat....................................... 93
Tabel 4.7 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Pekerjaan Plat.......... 107
Tabel 4.8 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat....................................................... 108
Tabel 4.9 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Plat.......................... 109
Tabel 4.10 Metode Zero-One Mencari Indeks................................................. 110
Tabel 4.11 Matrik Evaluasi Pekerjaan Plat...................................................... 113
Tabel 4.12 Informasi Umum dan Kriteria Desain Struktur Bawah ................. 118
Tabel 4.13 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi ................................................ 119
Tabel 4.14 Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan fondasi ............... 122
Tabel 4.15 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Fondasi ................................ 123
Tabel 4.16 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Struktur Bawah ....... 150
Tabel 4.17 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi ................................................ 151
Tabel 4.18 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Fondasi ................... 152
Tabel 4.19 Metode Zero-One Mencari Indeks................................................. 154
Tabel 4.20 Matrik Evaluasi Pekerjaan Fondasi ............................................... 157
Page 19
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Berbagai Elemen Yang Mempengaruhi Perencanaan Biaya
Suatu Bangunan Gedung............................................................ 8
Gambar 2.2 Cost Model Untuk Gedung Standar ........................................... 19
Gambar 2.3 Distribusi Biaya Total ................................................................ 27
Gambar 2.4 Penulisan Diagram Soal ............................................................. 30
Gambar 2.5 Plat Precast ................................................................................. 37
Gambar 2.6 Plat Dua Arah ............................................................................. 39
Gambar 2.7 Diagram Momen Rancang ......................................................... 41
Gambar 2.8 Penulangan Plat .......................................................................... 45
Gambar 2.9 Penulangan Topping ................................................................... 51
Gambar 2.10 Kelompok Fondasi Tiang........................................................... 57
Gambar 2.11 Penampang Pile Cap................................................................... 58
Gambar 2.12 Penampang Fondasi Sumuran .................................................... 64
Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian................................................................. 75
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek ........................................................ 80
Gambar 4.2 Cost Model Proyek Gedung Rektorat Unimus........................... 84
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Pekerjaan Plat Dengan Biaya
Perencanaannya.......................................................................... 116
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Pekerjaan Fondasi Dengan Biaya Rencana... 159
Page 20
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Output Perhitungan SAP 2000
Lampiran 2 Perhitungan Pekerjaan Plat
Lampiran 3 Perhitungan Pekerjaan Fondasi
Lampiran 4 Data Spesifikasi Survey Bahan
Lampiran 5 Data Penyelidikan Tanah Proyek Gedung Rektorat Unimus Rencana
Lampiran 6 Kerja Syarat (RKS) Proyek Gedung Rektorat Unimus
Lampiran 7 Rencana Anggaran Biaya Proyek Gedung Rektorat Unimus
Page 21
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek bangunan harus
direncanakan dengan efisien dan optimal. Banyak hal yang dapat dilakukan
sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan desain dan bahan yang akan
dipakai. Pemilihan desain dan bahan sangat penting dilakukan, karena akan
menunjukkan mutu dan kualitas daripada bangunan tersebut. Setelah RAB
selesai, terkadang masih ada beberapa item pekerjaan yang memiliki anggaran
biaya yang besar.
Dalam Manajemen Konstruksi (MK) terdapat suatu disiplin ilmu
teknik sipil yang dapat digunakan untuk mengefesienkan dan mengefektifkan
biaya. Ilmu tersebut dikenal dengan nama Value Engineering/ Rekayasa Nilai.
Value Engineering merupakan suatu ilmu baru dalam dunia MK, karena
masuk ke Indonesia mulai tahun 1980-an. Pemerintah baru menggunakannya
pada tahun 1990-an dan keberadaan Value Engineering itu sendiri masih
sebagai badan konsultan serta hanya dibutuhkan oleh proyek-proyek tertentu
saja yang membutuhkan jasa konsultan Value Engineering.
Value Engineering (VE) adalah suatu cara pendekatan yang kreatif
dan terencana dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengefisienkan
biaya-biaya yang tidak perlu.VE digunakan untuk mencari suatu alternatif-
alternatif atau ide-ide yang bertujuan untuk menghasilkan biaya yang lebih
1
Page 22
2
baik/ lebih rendah dari harga yang telah direncanakan sebelumnya dengan
batasan fungsional dan mutu pekerjaan. Dalam perencanaan VE biasanya
melibatkan pemilik proyek, perencana, para ahli yang berpengalaman
dibidangnya masing-masing dan konsultan VE.
Pada penelitian ini, perencanaan VE dilakukan pada tahap setelah
perencanaan proyek. Analisis VE dilakukan pada pekerjaan struktur. Dalam
RAB biasanya pekerjaan struktur memiliki biaya dan bobot pekerjaan yang
besar. Biaya yang besar tersebut dipengaruhi dari segi pemilihan desain dan
bahan yang digunakan. Analisis VE dilakukan dengan memunculkan ide-ide
yang kreatif untuk mengganti perencanaan existing pekerjaan struktur. Dalam
memunculkan alternatif-alternatif pengganti pemilihan desain dan bahannya
harus tepat, murah, kuat dan ekonomis. Selain itu, pemilihan desain dan bahan
alternatif pengganti pekerjaan struktur nantinya juga akan berpengaruh pada
pembiayaan dari segi waktu dan metode pelaksanaan. Analisis VE dalam
penelitian ini dilakukan pada pekerjaan struktur atas khususnya pekerjaan plat
dan pada pekerjaan struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi. Setelah
dilakukan analisis VE diharapkan nanti terdapat cost saving/ penghematan
biaya dari biaya pekerjaan struktur secara keseluruhan.
Pada pembahasan Value Engineering disini dilakukan pada proyek
pembangunan gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang.
Bangunan ini terdiri dari 4 lantai dengan luas perlantai 558 m2. Perencanaan
awal struktur atas khususnya balok, kolom dan plat menggunakan beton
bertulang. Pekerjaan ini memiliki biaya dan bobot yang lebih besar. Pekerjaan
Page 23
3
struktur plat dipilih karena memiliki biaya yang lebih besar dibanding
pekerjaan struktur atas beton bertulang lainnya. Sebagai alternatif pengganti,
nantinya akan diusulkan plat precast/ pracetak. Dengan adanya plat precast
bisa mengurangi volume pekerjaan plat, seperti tidak diperlukannya pekerjaan
perancah saat pengecoran plat topping. Plat topping adalah plat yang dicor
diatas plat precast agar plat precast menjadi satu kesatuan dengan struktur
balok. Dengan adanya pengurangan volume pekerjaan otomatis biaya
pekerjaan akan menjadi berkurang. Disamping itu nanti juga dimunculkan
alternatif dengan menaikkan mutu beton pada pekerjaan plat.
Analisis VE dilakukan pada struktur bawah khususnya pekerjaan
fondasi karena adanya perubahan beban bangunan yang ditumpu oleh fondasi.
Perubahan beban bangunan ini disebabkan karena adanya perubahan desain
dan bahan struktur atas saat dilakukan analisis VE. Perencanaan awal fondasi
menggunakan mini pile segitiga 37x37x37cm. Sebagai alternatif pengganti
nantinya akan diusulkan fondasi tiang pancang silinder diameter 35cm dan
fondasi sumuran. Pertimbangan dipilihnya alternatif pengganti karena adanya
pengurangan jumlah pondasi yang nantinya dapat mengurangi anggaran biaya
struktur bawah.
Dengan adanya perbandingan-perbandingan desain dan bahan lain
dalam perencanaan VE pada pekerjaan plat dan fondasi diharapkan akan
menghasilkan anggaran biaya total proyek yang efisien dan optimal
Page 24
4
B. Batasan Masalah
Karena penelitian VE dilakukan setelah tahap perencanaan, maka
asumsi-asumsi yang dipakai dalam analisis VE adalah asumsi-asumsi pada
saat perencanaan. Batasan masalah yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Analisis VE dilakukan pada struktur atas khususnya pada pekerjaan plat
dan pada struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi.
2. Perhitungan harga satuan untuk menghitung anggaran biaya pekerjaan
alternatif diambil dari daftar harga satuan pekerjaan dari Balai Pengujian
dan Informasi Konstruksi (BPIK) kota Semarang bulan November-
Desember 2005.
3. Perhitungan beton bertulang menggunakan pedoman SKSNI – 1991
4. Perhitungan desain struktur dibantu dengan program komputer SAP 2000
versi 7.42.
5. Data-data untuk merencanakan desain struktur ulang pekerjaan alternatif
didapat dari RKS, data penyelidikan tanah dan data-data lainnya dari
proyek tersebut.
6. Harga-harga bahan untuk pekerjaan alternatif didapat dari brosur harga
bahan dengan melakukan survey terhadap perusahaan yang
berkepentingan.
.
Page 25
5
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan diatas diambil
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana memunculkan atau mencari alternatif-alternatif desain dan
bahan dalam aplikasi Value Engineering yang dapat membuat perencanaan
anggaran biaya struktur atas khususnya pekerjaan plat menjadi efisien dan
optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan rencana
awal?
2. Bagaimana memunculkan atau mencari alternaif-alternatif desain dan
bahan dalam aplikasi Value Engineering yang dapat membuat perencanaan
anggaran biaya struktur bawah khususnya pekerjaan fondasi menjadi
efisien dan optimal dengan fungsi dan mutu pekerjaan tetap sesuai dengan
rencana awal?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui alternatif penggunaan bahan dan desain struktur apa yang
digunakan dalam menganalisis atau merekayasa nilai (value engineering)
terhadap struktur plat dan fondasi.
2. Mengetahui berapa besarnya nilai cost saving yang terjadi dalam
perencanaan biaya total proyek setelah dilakukan analisis Value
Engineering.
Page 26
6
3. Mengetahui perbedaan biaya total proyek yang telah direncanakan
sebelumnya dengan biaya total proyek yang sudah dilakukan analisis Value
Engineering.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat, diantaranya :
1. Memberikan informasi atau rekomendasi baik kepada owner, perencana
maupun pelaksana mengenai alternatif-alternatif apa saja yang dapat
mengefisienkan biaya untuk pekerjaan plat dan fondasi dari suatu proyek.
2. Mengetahui nilai suatu proyek sampai tahap pengembangan proyek
tersebut dalam sistem periode “Cost of Life Cycle” dengan umur proyek
dan bunga bank yang direncanakan.
F. Sistematika Penelitian
Penelitian ini disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan memuat tentang latar belakang permasalahan, batasan
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penelitian.
Page 27
7
Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teori
Bab ini menjelaskan pokok-pokok kajian tentang definisi value
engineering, ekonomi teknik, SAP2000, beton, Rencana Anggaran
Biaya (RAB), pekerjaan struktur bangunan, beton precast/ pracetak,
fondasi.
Bab III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas tentang jenis penelitian, tempat penelitian, dan
proses penelitian meliputi, metode pengumpulan data, langkah
penelitian.
Bab IV Analisis Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menguraikan data-data untuk dilakukan analisis dan
pembahasan. Analisis dilakukan dengan menghitung ulang desain dan
rencana anggaran biaya alternatif desain struktur, kemudian baru
diaplikasi value engineering. Pembahasan dilakukan pada tahap
rekomendasi yang merupakan fase terakhir dalam tahapan aplikasi
value engineering.
Bab V Penutup
Pada bab penutup berisi tentang kesimpulan dan saran yang berkaitan
dengan penelitian tentang aplikasi value engineering terhadap elemen
struktur bangunan..
Page 28
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Value Engineering (VE)
1. Pengertian Value Engineering
Dalam perencanaan anggaran biaya suatu proyek bangunan
dipengaruhi oleh beberapa elemen pekerjaan dalam ilmu keteknik sipilan,
diantaranya arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal. Untuk mengetahui dan
memperjelas penggunaan value engineering dalam hubungannya dengan
elemen pekerjaan tersebut dapat kita lihat pada gambar 2.1.
Sipil dan Struktur
Arsitektur
Elektrikal
Mekanikal
Gambar 2.1 Berbagai Elemen Yang Mempengaruhi Perencanaan Biaya
Suatu Bangunan Gedung ( Dell’Isola, 1974 ).
8
Page 29
9
Gambar 2.1 menjelaskan bahwa biaya total bangunan dipengaruhi
oleh berbagai elemen pekerjaan, seperti arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal
dan lain-lain. Keputusan yang diambil dalam masing-masing elemen
pekerjaan tersebut akan mempengaruhi biaya baik didalam elemen tersebut
maupun secara keseluruhan, misalnya apabila terjadi pembengkakan biaya
pada salah satu elemen, maka akan mempengaruhi biaya total keseluruhan.
Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan suatu metode yang dapat membuat
biaya elemen tersebut menjadi optimal. Metode tersebut dalam manajemen
konstruksi disebut Value Engineering. Sebagai contoh, dalam elemen arsitek
perencanaan desain dan bahan yang dipakai untuk membuat suatu bangunan
tampak indah dan menarik, kadang-kadang dapat membuat anggaran biayanya
menjadi besar dan mempengaruhi biaya total proyek. Oleh karena itu
diperlukan suatu usaha pendekatan VE untuk merencanakan penghematan
biaya yang masih berpedoman pada desain utama.
Miles (1971) dalam Barrie dan Poulson (1984) mengatakan
Rekayasa Nilai/ Value Engineering adalah suatu pendekatan yang
terorganisasi dan kreatif yang bertujuan untuk mengadakan pengidentifikasian
biaya yang tidak perlu. Biaya yang tidak perlu ini adalah biaya yang tidak
memberikan kualitas, kegunaan, sesuatu yang menghidupkan penampilan
yang baik ataupun sifat yang diinginkan oleh konsumen.
Dell’Isola (1974) mendefinisikan value engineering adalah suatu
pendekatan sistematis untuk memperoleh hasil yang maksimal dari setiap
biaya yang dikeluarkan. Dimana diperlukan suatu usaha kreatif untuk
Page 30
10
menganalisa fungsi dengan menghapus atau memodifikasi penambahan harga
yang tidak perlu dalam proses pembiayaan konstruksi, operasi atau
pelaksanaan, pemeliharaan, pergantian alat dan lain-lain.
Menurut Heller (1971) dalam Hutabarat (1995) Rekayasa Nilai
merupakan penerapan sistematis dari sejumlah teknik untuk
mengidentifikasikan fungsi-fungsi suatu benda dan jasa dengan memberi nilai
terhadap masing-masing fungsi yang ada serta mengembangkan sejumlah
alternatif yang memungkinkan tercapainya fungsi tersebut dengan biaya total
minim.
Menurut Donomartono (1999) Value Engineering adalah suatu
metode evaluasi yang menganalisa teknik dan nilai dari suatu proyek atau
produk yang melibatkan pemilik, perencana dan para ahli yang berpengalaman
dibidangnya masing-masing dengan pendekatan sistematis dan kreatif yang
bertujuan untuk menghasilkan mutu dan biaya serendah-rendahnya, yaitu
dengan batasan fungsional dan tahapan rencana tugas yang dapat
mengidentifikasi dan menghilangkan biaya-biaya dan usaha-usaha yang tidak
diperlukan atau tidak mendukung.
Page 31
11
2. Karakteristik Value Engineering
Menurut Hutabarat (1995) karakteristik Value Engineering
diantaranya adalah :
a. Berorientasi pada fungsi
Perancangan dimulai dengan mengidentifikasi fungsi-fungsi yang
dibutuhkan. Dalam penerapan VE harus jeli mencari elemen pekerjaan-
pekerjaan yang memiliki potensial untuk dilakukan analisis VE, sehingga
dapat menghasilkan penghematan biaya total proyek.
b. Berorientasi pada sistem
Perancangan harus dilakukan dengan mempertimbangkan seluruh
dimensi permasalahan, melihat keterkaitan antara komponen-
komponennya dalam mengidentifikasikan dan menghilangkan biaya-
biaya yang tak diperlukan.
Dalam melakukan analisis VE pada suatu item pekerjaan harus
memperhatikan perencanaan anggaran biayanya. Bagaimana proses
perencanaan biaya dari komponen-komponen item pekerjaan tersebut,
agar nantinya dapat dilakukan pengidentifikasian dan penghilangan
biaya-biaya yang tidak diperlukan.
c. Multi disiplin
Perancangan melibatkan berbagai disiplin keahlian. Suatu pekerjaan
sebelum dilakukan perhitungan analisis VEnya, harus diperhitungkan
dulu dari segi perencanaan desain struktur dan anggaran biayanya. Untuk
itu diperlukan berbagai ilmu dalam bidang keteknik sipilan, seperti
Page 32
12
struktur beton, bahan, Rencana Anggaran Biaya (RAB), teknik fondasi
dan lain-lain.
d. Berorientasi pada siklus hidup produk
Melakukan analisis terhadap biaya total untuk memiliki dan
mengoperasikan fasilitas selama siklus hidupnya. Misalnya, siklus hidup
produk tersebut direncanakan dalam jangka waktu pendek, maka harus
diperhitungkan apakah investasi modal yang ditanamkan dalam produk
tersebut bisa kembali dalam jangka waktu yang pendek.
e. Pola pikir kreatif
Proses perancangan harus dapat mengidentifikasikan alternatif-alternatif
pemecahan masalah secara kreatif. Dalam mencari alternatif pengganti
dapat diusulkan sebanyak-banyaknya secara kreatif. Banyaknya alternatif
yang diusulkan akan membuat banyaknya pilihan untuk dijadikan
alternatif pengganti dengan membandigkan alternatif-alternatif tersebut
dan memilih salah satu alternatif yang terbaik.
3. Tahapan-tahapan Dalam Value Engineering
Menurut Hutabarat (1995) tahapan-tahapan dalam aplikasi VE
dibagi menjadi 5 yaitu :
a. Tahap informasi
b. Tahap kreatif
c. Tahap analisis
d. Tahap pengembangan
e. Tahap rekomendasi
Page 33
13
Untuk lebih jelasnya, tahap-tahap tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
a. Tahap Informasi
Dalam Hutabarat (1995) menyebutkan tahap informasi adalah
mengumpulkan sebanyak mungkin data mengenai proyek.
Menurut Dell’Isola (1974) dalam Barrie dan Poulson (1984)
informasi suatu item pekerjaan dapat berupa jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan sebagai berikut :
- Itemnya apa ?
- Apa fungsinya ?
- Berapa nilai fungsi tersebut ?
- Berapa total biayanya ?
- Area mana yang mempunyai indikasi biaya tinggi atau nilai yang
rendah ?
Selain itu informasi penting lainnya dapat berupa :
- Sudah berapa lama desain itu dibuat atau digunakan.
- Sistem alternatif material atau metode apa yang digunakan dalam
konsep aslinya.
- Masalah khusus apa yang ada pada sistem atau proyek.
- Seberapa sering penggunaan desain ini setiap tahunnya.
Page 34
14
Informasi umum suatu proyek menurut Donomartono (1999)
dapat berupa :
- Kriteria desain teknis.
- Kondisi lapangan (topografi, kondisi tanah, daerah sekitar, gambar
sekitar).
- Kebutuhan-kebutuhan regular.
- Unsur-unsur desain (komponen konstruksi dan bagian-bagian dari
proses).
-
Riwayat proyek.
-
Batasan yang dipakai untuk proyek.
-
Utility yang tersedia.
-
Perhitungan desain.
-
Partisipasi publik.
Teknik-teknik yang dapat dipergunakan pada tahap informasi
yaitu, breakdown, cost model, dan analisis fungsi. Teknik-teknik tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut :
1) Breakdown
Menurut Dell’Isola (1974) breakdown adalah suatu analisis
untuk menggambarkan distribusi pemakaian biaya dari item-item
pekerjaan suatu elemen bangunan. Jumlah biaya item pekerjaan tersebut
kemudian diperbandingkan dengan total biaya proyek untuk
mendapatkan prosentase bobot pekerjaan. Bila memiliki bobot pekerjaan
Page 35
15
besar, maka item pekerjaan tersebut potensial untuk dianalisis VE. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel. 2.1 Breakdown
Item Pekerjaan
Biaya
1. Pekerjaan A
2. Pekerjaan B
3. Pekerjaan C
4. Pekerjaan D
5. Pekerjaan E
6. Pekerjaan F
Total
Biaya total proyek keseluruhan
Persentase
Rp ……………………………
Rp……………………………
Rp……………………………
Rp……………………………
Rp……………………………
Rp……………………………
Rp M
Rp N
= Rp M / Rp N
= …%
Sumber : Dell’Isola (1974)
Tabel 2.1 dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Pekerjaan A-F merupakan item-item pekerjaan dari suatu elemen
bangunan yang memiliki potensial untuk dilakukan VE. Item
pekerjaan tersebut dipilih karena memiliki biaya yang besar dari
elemen pekerjaan yang lainnya.
- Untuk mengetahui item pekerjaan tersebut potensial untuk dilakukan
VE adalah dengan memperbandingkan jumlah item pekerjaan
tersebut dengan biaya total proyek. Bila memiliki prosentase besar,
maka potensial dilakukan VE.
- Setelah diidentifikasi, nantinya dipilih salah satu item pekerjaan A-F
yang memiliki potensial untuk dilakukan analisis VE. Selain
memiliki biaya yang besar, dalam memilih item pekerjaan dapat
ditinjau dari segi bahan dan desain yang nantinya dapat memunculkan
berbagai macam alternatif pengganti.
Page 36
16
2). Cost Model
Dell’Isola (1974) mengatakan cost model adalah suatu model
yang digunakan untuk mengambarkan distribusi biaya total suatu proyek.
Penggambarannya dapat berupa suatu bagan yang disusun dari atas ke
bawah. Bagian atas adalah jumlah biaya elemen bangunan dan
dibawahnya merupakan susunan biaya item pekerjaan dari elemen
bangunan tersebut. Dengan cost model dapat diketahui biaya total proyek
secara keseluruhan dan dapat dilihat perbedaan biaya tiap elemen
bangunan. Perbedaan biaya tiap elemen bangunan tersebut dapat
dijadikan pedoman dalam menentukan item pekerjaan mana yang akan
dianalisis VE. Untuk lebih jelasnya cost model dapat dilihat pada gambar
2.2.
Page 37
17
Kondisi
Lapangan
Alat
Persyaratan &
Spec. umum
Kondisi
umum
Kond. Spec
termasuk
kontijensi
Sistem Dasar
Pondasi
Normal
Abnormal
Struktur
Vertikal
Horizontal
Arsitek
Dinding luar
& Atap
Konstruksi
Internal
Finishing
Dalam
Trans.
Vertikal
Mekanikal
Pemipaan
HC
Pemadam
Kebakaran
Elektrical
Umum
Sistem
special
Sistem
lain
Gambar 2.2 Cost Model Untuk Gedung Standar (Dell’Isola 1974)
Keterangan :
= Ideal Cost
= Aktual Worth
Gedung Standar
17
Page 38
18
Gambar 2.2 menjelaskan suatu bagan cost model yang menggambarkan
distribusi perencanaan biaya suatu proyek gedung standar. Biaya total
proyek diperoleh dari penjumlahan elemen bangunan, seperti arsitek,
mekanikal, elektrikal dan lain-lain seperti pada gambar. Biaya elemen
bangunan merupakan penjumlahan dari item-item pekerjaan yang
terdapat dalam elemen tersebut, seperti pada elemen mekanikal terdapat
item pekerjaan pemipaan, HC, pemadam kebakaran. Untuk bagan
dengan garis utuh/ ideal cost adalah biaya perencanaan awal dan
merupakan rencana anggaran biaya proyek, sedangkan pada bagan
dengan garis putus-putus/ aktual worth merupakan rencana anggaran
biaya setelah dilakukan analisis VE. Nantinya dapat dilihat perbedaan
antara biaya perencanaan awal proyek dengan biaya proyek yang sudah
dilakukan analisis VE.
3). Analisis Fungsi
Menurut Hutabarat (1995) fungsi adalah kegunaan atau
manfaat yang diberikan produk kepada pemakai untuk memenuhi suatu
atau sekumpulan kebutuhan tertentu. Analisis fungsi merupakan suatu
pendekatan untuk mendapatkan suatu nilai tertentu, dalam hal ini fungsi
merupakan karakterisitk produk atau proyek yang membuat produk atau
proyek dapat bekerja atau dijual.
Secara umum fungsi dibedakan menjadi fungsi primer dan
fungsi sekunder. Fungsi primer adalah fungsi, tujuan atau prosedur yang
Page 39
19
merupakan tujuan utama dan harus dipenuhi serta suatu identitas dari
suatu produk tersebut dan tanpa fungsi tersebut produk tidak mempunyai
kegunaan sama sekali. Fungsi sekunder adalah fungsi pendukung yang
mungkin dibutuhkan untuk melengkapi fungsi dasar agar mempunyai
nilai yang baik. Analisis fungsi bertujuan untuk :
- Mengidentifikasikan fungsi-fungsi utama ( sesuai dengan kebutuhan )
dan menghilangkan fungsi-fungsi yang tidak diperlukan.
- Agar perancang dapat mengidentifikasikan komponen-komponen dan
menghasilkan komponen-komponen yang diperlukan.
Analisis fungsi dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel. 2.2 Tabel Analisis Fungsi
FUNGSI
NO KOMPONEN
VERB
NOUN KIND
WORTH
( Rp )
COST
( Rp )
1
A
menahan
beban P
Rp....... Rp.......
2
B
meneruskan beban S
Rp....... Rp.......
Jumlah
ΣRp W ΣRp C
Sumber : Donomartono (1999)
Nilai cost / worth = ΣRp C / ΣRp W
Dari tabel 2.2 dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Analisis fungsi hanya menerangkan item pekerjaan yang akan
dianalisis VE dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata benda.
Analisis fungsi selain digunakan pada tahap informasi nantinya juga
dimunculkan pada tahap analisis.
- A, B merupakan komponen-komponen dari item pekerjaan yang akan
dianalisis fungsinya.
Page 40
20
- Pada kolom fungsi yang terdapat kolom verb, noun dan kind
merupakan identifikasi fungsi daripada komponen. Untuk verb
merupakan identifikasi fungsi kata kerja pada komponen. Untuk noun
merupakan identifikasi fungsi kata benda daripada komponen. Untuk
kind merupakan identifikasi fungsi jenis daripada komponen. P
merupakan fungsi primer/ pokok, sedangkan S merupakan fungsi
sekunder.
- Pada kolom cost diisi biaya dari komponen pekerjaan existing. Pada
worth diisi biaya untuk komponen pekerjaan alternatif setelah
dilakukan perhitungan anggaran biayanya.
- Nilai cost/worth hanya menunjukkan besarnya efesiensi penghematan
item pekerjaan tersebut. Bila nilai cost/worth kurang dari 1, maka tidak
ada penghematan, sedangkan lebih dari 1 terjadi penghematan. Apabila
semakin besar nilainya lebih dari 1, maka semakin besar pula
penghematan yang terjadi.
b. Tahap Kreatif
Menurut Hutabarat (1995) Tahap kreatif adalah
mengembangkan sebanyak mungkin alternatif yang bisa memenuhi
fungsi primer atau pokoknya. Untuk itu diperlukan adanya pemunculan
ide-ide guna memperbanyak alternatif-alternatif yang akan dipilih.
Alternatif tersebut dapat dikaji dari segi desain, bahan, waktu
pelaksanaan, metode pelaksanaan dan lain-lain. Sebagai bahan
Page 41
21
pertimbangan dalam mengusulkan alternatif dapat disebutkan keuntungan
dan kerugiannya. Sebagai dasar penilaian/ pertimbangan untuk dilakukan
analisis VE dapat dipilih kriteria-kriteria dari item pekerjaan. Kriteria-
kriteria tersebut nantinya sebagai bahan evaluasi untuk memilih alternatif
yang dipilih.
c. Tahap Analisis
Dalam tahap ini diadakan analisa terhadap masukan-masukan
ide atau alternatif. Ide yang kurang baik dihilangkan. Alternatif atau ide
yang timbul diformulasikan dan dipertimbangkan keuntungan dan
kerugiannya yang dipandang dari berbagai sudut, kemudian dibuatkan
suatu ranking hasil penilaian. Dalam mengevaluasi dapat menggunakan
teknik diantaranya, metode zero-one dan matrik evaluasi. Untuk lebih
jelasnya teknik-teknik tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1). Metode Zero-One
Menurut Hutabrat (1995) metode zero-one adalah salah satu
cara pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan urutan
prioritas fungsi-fungsi. Prinsip metode ini adalah menentukan relativitas
suatu fungsi “lebih penting” atau “kurang penting” terhadap fungsi
lainnya. Fungsi yang “lebih penting” diberi nilai satu (one), sedangkan
nilai yang “kurang penting” diberi nilai nol (zero). Keuntungan metode
ini adalah mudah dimengerti dan pelaksanaannya cepat dan mudah.
Metode zero-one dapat dilihat pada tabel 2.3.
Page 42
22
Tabel 2.3 Metode Zero-One
Fungsi
A
B
C
D
E
Jumlah
A
B
C
D
E
X
0
0
0
0
1
X
1
0
0
1
0
X
0
0
1
1
1
X
1
1
1
1
0
X
4
2
3
0
1
Sumber : Hutabarat (1995)
dengan :
1 = Lebih penting 0 = Kurang penting X = Fungsi yang sama
Cara pelaksanaan metode zero-one ini adalah dengan
mengumpulkan fungsi-fungsi yang tingkatannya sama, kemudian disusun
dalam suatu matriks zero-one yang berbentuk bujursangkar. Setelah itu
dilakukan penilaian fungsi-fungsi secara berpasangan, sehingga ada
matriks akan terisi X. Nilai-nilai pada matriks ini kemudian dijumlah
menurut baris dan dikumpulkan pada kolom jumlah.
Sebagai contoh pada tabel 2.3 diatas pada baris 1 kolom 2
bernilai 1, artinya fungsi A lebih penting dari fungsi B. Sebaiknya baris 2
kolom 1 bernilai 0. Dari matriks diatas diperoleh urutan prioritas adalah
A, C, B, E, D (berdasarkan jumlah nilai).
Pada tahap analisis menggunakan dua bentuk tabel metode
zero-one yang berbeda, yaitu metode zero-one mencari bobot untuk
kriteria yang diusulkan (tabel 2.4) dan metode zero-one untuk mencari
indeks (tabel 2.5). Bobot dan indeks tersebut nantinya digunakan dalam
menghitung matrik evaluasi (tabel 2.6).
Page 43
23
Tabel 2.4 Metode Zero-One untuk Mencari Bobot
Nomor Kriteria
Kriteria
Nomor
Kriteria 1 2 3 4 5
Total Ranking Bobot
A
1
X 0 1 1 1
3
2
B
2
1 X 1 1 1
4
1
C
3
0 0 X 1 1
2
3
D
4
0 0 0 X 1
1
4
E
5
0 0 0 0 X
0
5
Sumber : Isworo, Sutikno, Tugino, Suryanto (1999)
Tabel 2.4 dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Pada kolom fungsi A-E merupakan kriteria komponen dari item
pekerjaan yang di VE. Dalam menentukan kriteria harus berhubungan
dengan pekerjaan tersebut, misalnya dalam melaksanakan suatu
pekerjaan harus direncanakan dari segi biaya, waktu, tenaga kerja dan
sebagainya, asal masih berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
Kriteria-kriteria yang dipakai harus sama dengan kriteria yang
dimunculkan pada tahap kreatif.
- Nomor kriteria baik kolom maupun baris merupakan pemberian
angka sesuai urutan kriteria.
- Pemberian nilai 1 adalah fungsi A-E pada kolom lebih penting dari
baris A-E.
- Pemberian nilai 0 adalah fungsi A-E pada kolom kurang penting dari
baris A-E.
- Pemberian nilai X adalah fungsi A-E pada kolom dan baris
mempunyai fungsi sama penting.
- Kolom total merupakan penjumlahan pada baris penilaian
Page 44
24
- Pemberian angka pada ranking sesuai jumlah kriteria yang ada, misal
pada tabel terdapat 5 kriteria (A-E), maka terdapat ranking 1-5.
- Pemberian ranking dilakukan secara terbalik, yaitu yang mendapat
total tertinggi angka ranking 5, selanjutnya terus turun sampai yang
total terendah mendapat angka ranking 1.
- Menurut Hutabarat (1995) menentukan bobot dengan mengambil
skala bobot total 100 dan bobot dihitung dengan rumus :
= {angka ranking yang dimiliki / jumlah angka ranking}x 100.
2). Matrik Evaluasi
Menurut Hutabarat (1995) matrik evaluasi adalah salah satu
alat pengambilan keputusan yang dapat menggabungkan kriteria
kualitatif (tak dapat diukur) dan kriteria kuantitatif (dapat diukur).
Kriteria-kriteria pada metode ini dapat ditinjau dari aspek item
pekerjaan yang dipilih, misalnya pembiayaan, waktu pelaksanaan, jumlah
tenaga, kondisi lapangan, berat struktur dan sebagainya. Cara
pelaksanaan metode ini adalah :
- Menetapkan alternatif-alternatif solusi yang mungkin
- Menetapkan kriteria-kriteria yang berpengaruh
- Memberikan penilaian untuk setiap alternatif terhadap masing-masing
kriteria
- Menghitung nilai total untuk masing-masing alternatif
- Memilih alternatif dengan nilai total terbesar
Page 45
25
Dalam menghitung matrik evaluasi menggunakan dua tabel, yaitu metode
zero-one untuk mencari indeks dan matrik evaluasi. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 2.5 dan tabel 2.6.
Tabel 2.5 Metode Zero-One Mencari Indeks
Fungsi A
B
C Jumlah
Indeks
A
X
0
0
0
0
B
1
X
1
2
2/3
C
1
0
X
1
1/3
Sumber : Hutabarat (1995)
Tabel 2.5 dijelaskan sebagai berikut :
- A,B,C adalah item pekerjaan yang dianalisis VE
- Pemberian nilai 1 adalah fungsi A,B,C pada kolom lebih penting dari
baris A,B,C.
- Pemberian nilai 0 adalah fungsi A,B,C pada kolom kurang penting
dari baris A,B,C.
- Pemberian nilai X adalah fungsi A,B,C pada kolom dan baris
mempunyai fungsi sama penting.
- Kolom jumlah merupakan penjumlahan pada baris.
- Indeks merupakan perbandingan jumlah dengan total jumlah pada
fungsi.
Page 46
26
Tabel 2.6 Matrik Evaluasi
Kriteria
Fungsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
No
Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot Bobot
Bobot
Bobot
Bobot
Total
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
Indeks Indeks Indeks Indeks
1
A
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
ΣY
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
Indeks Indeks Indeks Indeks
2
B
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
ΣY
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
Indeks Indeks Indeks Indeks
3
C
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
ΣY
Sumber : Hutabarat (1995)
dengan :
Y = Bobot x Indeks
ΣY = jumlah total pada baris Y
26
Page 47
27
Tabel 2.6 dijelaskan sebagai berikut :
- A,B,C adalah item pekerjaan yang dianalisis VE
- Untuk baris kriteria 1 sampai dengan 9 merupakan asumsi kriteria
dari item pekerjaan yang dianalisis VE.
- Untuk baris bobot diambil dari metode zero-one tabel 2.4.
- Nilai indeks diambil dari metode zero-one tabel 2.5.
- Untuk pekerjaan alternatif yang dipilih dilihat dari yang memiliki
total indeks dikali bobot (ΣY) terbesar.
d. Tahap Pengembangan
Menurut Donomartono (1999) pada tahapan pengembangan ini
menyiapkan semua ide atau pendapat secara keseluruhan untuk diteliti ke
dalam desain preliminari, dibuatkan gambaran solusi, diestimasikan
dalam life cycle cost dari desain asal dan dengan desain yang baru
diusulkan, kemudian dipresent value (PV). Untuk lebih jelasnya life cycle
cost diuraikan sebagai berikut :
1). Life Cycle Cost
Menurut Donomartono (1999) dalam perencanaan biaya total
suatu proyek harus memperhatikan sistem yang disebut life cycle cost
atau cost of life cycle agar total biaya ultimate dari pekerjaan konstruksi,
operasional, pemeliharaan dan pergantian alat dapat diperhitungkan
dengan baik. Untuk mencapai total biaya yang optimal diperlukan studi
Page 48
28
VE dan untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai biaya yang
dikeluarkan oleh proyek dapat dilihat pada gambar 2.3.
Life Cycle Cost
Inisial
Operasi
Pemeliharaan Pergantian
Gambar 2.3 Distribusi Biaya Total (Dell’Isola, 1974)
Gambar 2.3 menjelaskan total biaya keseluruhan yang dikeluarkan untuk
sebuah proyek. Untuk biaya inisial adalah pembiayaan untuk
pembangunan proyek tersebut, seperti biaya perencanaan, biaya
konstruksi/ pelaksanaan, biaya supplier (material). Untuk biaya operasi,
pemeliharaan dan pergantian merupakan pembiayaan yang dikeluarkan
setelah proyek tersebut selesai dan bangunannya sudah digunakan/
dipakai. Perencanaan pembiayaannya berdasarkan umur rencana proyek
yang ditentukan.
Life cycle cost biasa dipakai sebagai alat bantu dalam analisa
ekonomi untuk mencari alternatif-alternatif berbagai kemungkinan dalam
pengambilan keputusan dan menggambarkan nilai sekarang dan nilai
akan datang dari suatu proyek selama umur manfaat proyek itu sendiri
dengan memperhatikan faktor ekonomi dan moneter yang saling
dependen satu sama lainnya.
Page 49
29
e. Tahap Rekomendasi
Tahapan ini bisa berupa suatu presentasi secara tertulis atau
lisan yang ditujukan kepada semua pihak yang terlibat dalam
memahami alternatif-alternatif yang akan dipilih dalam usulan tim VE
yang dapat disampaikan secara singkat, jelas, cepat dan tanpa
memojokkan salah satu pihak. Rekomendasi ini nantinya digunakan
untuk menyakinkan owner atau pengambil keputusan.
B. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Menurut Ibrahim (1994) Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan
atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan
dan upah tenaga kerja serta biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Dalam menyusun anggaran biaya
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1. Anggaran Biaya Kasar ( Taksiran )
Dalam menyusun anggaran biaya kasar sebagai pedoman digunakan
harga satuan tiap meter persegi (m2) luas lantai. Walaupun namanya
anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai tidak terlalu
jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti.
2. Anggaran Biaya Teliti
Anggaran biaya teliti adalah anggaran biaya bangunan atau proyek yang
dihitung dengan teliti dan cermat sesuai dengan ketentuan dan syarat-
Page 50
30
syarat penyusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya yang
dihitung dengan teliti didasarkan atau didukung oleh :
a. B e s t e k
Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat
teknis.
b. Gambar Bestek.
Gunanya untuk menentukan/ menghitung besarnya masing-masing
volume pekerjaan.
c. Harga Satuan Pekerjaan
Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan
perhitungan analisa BOW, SNI atau harga satuan dari BPIK.
Secara umum rumus menghitung RAB dapat disimpulkan sebagai berikut :
RAB pekerjaan = Σ (volume x harga satuan pekerjaan).......................(pers.2.2)
Persentase bobot pekerjaan adalah besarnya persen pekerjaan siap dibanding
dengan pekerjaan siap seluruhnya. Rumusnya sebagai berikut :
Bobot = {(volume x harga satuan) / harga bangunan }x 100%............(pers.2.3)
C. SAP2000
Menurut Wigroho (2001) SAP2000 adalah perangkat lunak yang
dikeluarkan oleh CSi (Computer and Struktur, Inc) untuk analisis dan desain
struktur yang berorientasi obyek. SAP2000 merupakan program versi terakhir
yang paling lengkap dari seri-seri program analisis struktur SAP, baik SAP80
maupun SAP90. Keunggulan program SAP2000 antara lain ditunjukkan
Page 51
31
dengan adanya fasilitas untuk desain elemen, baik untuk material baja maupun
beton. Disamping itu juga adanya fasilitas desain baja dengan
mengoptimalkan penampang profil, sehingga pengguna tidak perlu
menentukan profil untuk masing-masing elemen, tetapi cukup memberikan
data profil secukupnya dan program akan memilih sendiri profil yang paling
optimal atau ekonomis.
D. Beton
Istilah-istilah beton menurut SK SNI T-15-1991-03 diantaranya :
1. Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang
lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambahan
membentuk masa padat.
2. Beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah
tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum, yang diisyaratkan dengan
atau tanpa prategang dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua
material bekerja bersama - sama dalam menahan gaya yang bekerja.
3. Kuat tekan yang diisyaratkan f’c adalah kuat tekan beton yang ditetapkan
oleh perencanaan struktur (benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm
dan tinggi 300 mm), dipakai dalam perencanaan struktur beton, dinyatakan
dalam mega pascal (MPa).
4. Kuat tarik leleh fy adalah kuat tarik leleh minimum yang diisyaratkan atau
titik leleh dari tulangan dalam mega pascal (MPa).
Page 52
32
5. Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200-2500kg/m3
menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah yang tidak
menggunakan bahan tambahan.
E. Beton Precast/ Pracetak
Beton pracetak menurut SK SNI T-15-1991-03 adalah elemen atau
komponen beton tanpa atau dengan tulangan yang dicetak terlebih dahulu
sebelum dirakit menjadi bangunan.
Menurut Triwiyono (2005) beton pracetak biasanya tersusun dari
komponen-komponen yang dibuat atau dicetak tidak pada posisi akhir.
Komponen-komponen ini dipersiapkan di tempat lain untuk kemudian
diangkat, diangkut dan dipasang pada posisi akhir untuk disatukan dengan
komponen lain membentuk suatu bangunan utuh. Jenis beton pracetak
diantaranya balok, kolom, plat dan pondasi.
Terdapat 4 jenis plat pracetak yang ada dipasaran, yaitu :
- Hollow core floor units
- Double-tee floor slab
- Planks floors
- Bubble floors
Page 53
33
Agar plat pracetak menjadi satu kesatuan, biasanya diatasnya dicor
beton bertulang yang disebut dengan topping. Alasan pemakaian topping antara
lain :
- Kekakuan lentur lebih besar
- Meningkatkan ketahanan terhadap getaran, akustik, termal
- Membuat lantai berperilaku sebagai diafragma
- Membuat finishing lantai lebih baik dan menerus
- Menaikkan stabilitas horizontal
Persyaratan topping antara lain :
- Tebal minimum 40 mm
- Kuat tekan beton fc = 22,5 MPa atau lebih
- Rasio tulangan minimal ρ = 0,0013
Gambar plat precast dapat dilihat pada gambar 2.4.
Page 54
34
Gambar 2.4 Plat Precast/ Pracetak (Triwiyono, 2005)
34
Page 55
35
F. Pekerjaan Struktur Bangunan
Menurut RKS (Rencana Kerja dan Syarat) proyek pembangunan
Gedung Rektorat Unimus (2005) sebuah bangunan bertingkat dibagi dalam
dua bagian struktur bangunan yaitu bangunan struktur atas dan bangunan
struktur bawah. Bangunan struktur atas terdiri dari kontruksi balok, kolom,
plat, rangka atap dan banyak lagi, kalau bangunan struktur bawah terdiri dari
sloof sampai ke bagian fondasi. Dimana kedua bagian bangunan itu
mempunyai hubungan saling keterkaitan satu sama yang lain, sehingga tidak
bisa dipisahkan dalam perhitungan perencanaannya
Desain struktur atas khususnya plat biasanya terbuat dari bahan
beton, baja, dan kayu. Untuk beton sendiri ada yang menggunakan beton
konvensional maupun beton precast/ pracetak. Struktur bawah khususnya
fondasi direncanakan sesuai dengan kondisi tanah tempat proyek itu berada.
Pekerjaan plat dan fondasi akan diuraikan sebagai berikut :
1. Plat Dua Arah
Menurut Vis dan Kusuma (1993) plat dua arah adalah struktur
statis tak tentu yang keempat tepinya ditumpu. Plat dapat ditumpu oleh
balok, kolom. Pada konstruksi monolit atau komposit penuh, suatu balok
mencakup bagian dari plat pada tiap sisi balok sebesar proyeksi balok yang
berada di atas atau di bawah plat, diambil yang terbesar, tetapi tidak boleh
lebih besar dari empat kali tebal plat (SK SNI T – 15 – 1991 – 03).
Page 56
36
a. Perhitungan Pekerjaan Plat Dua Arah Menurut Apriyatno (2004)
α4
α1
α3
lx
ln.x
α2
ly
hb
hb
hs
ln.y
b
Gambar 2.5 Plat Dua Arah
1). Menghitung Tebal Plat
α1 = Ib1 / Is1
α1 = Ib2 / Is2
α3 = Ib3 / Is3
α4 = Ib4 / Is3……………………………..………………………………(pers. 2.4)
dengan :
α1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi pendek (tepi-1)
α1 = kekakuan balok tepi dan plat pada arah sisi panjang (tepi-2)
Ib1 = momen inersia balok tepi -1
= 1/12 . b1 . hb13……………..………………………………(pers.2.4.a)
Is1 = momen inersia pelat tepi-1
= 1/12 . lnx . hs3……………………………………………..(pers.2.4.b)
Page 57
37
Ib2 = 1/12 . b2 . hb23
Is2 = 1/12 . lny . hs3
αm = (α1 + α2 + α3 + α4) / 4………………..……………………………(pers.2.5)
dengan :
α m = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat
Dalam segala hal untuk :
αm < 2,0 → hmin = 120 mm
αm ≥ 2,0 → hmin = 90 mm
hmin = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36 + 5β { αm – 0,12 (1 + 1/β)}…..…….......(pers.2.6)
hmin = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36 + 9β………………………...……..….....(pers.2.7)
hmaks = {(0,8 + fy/1500)ln}/ 36………….…………………..……..…...(pers.2.8)
dengan :
ln = bentang bersih plat yang menentukan (sisi panjang)
β = nilai banding sisi panjang dan sisi pendek
= ly / lx ; ly > lx………………………………………….(pers.2.6.a)
αm = nilai rerata kekakuan balok tepi dan plat
hmin = tinggi minimum plat
2). Menghitung Beban Kerja
Beban hidup (LL) KN/m2 (tergantung fungsi)
Beban mati (DL) KN/m2 (beban luar + berat sendiri plat)
Beban berfaktor = Wu = 1,2 DL + 1,6 LL
Page 58
38
dengan :
Wu = beban berfaktor per satuan luas
DL = beban mati, untuk beban mati dapat dilihat pada tabel 2.7
LL = beban hidup, untuk beban hidup dapat dilihat pada tabel 2.8
3). Momen Rancang
Gambar 2.6 Diagram Momen Rancang
Mtx = Ctx . 0,001 . Wu . lx2
Mlx = Clx . 0,001 . Wu . lx2
Mty = Cty . 0,001 . Wu . lx2
Mly = Cty . 0,001 . Wu . lx2……………………………..………………..(pers.2.9)
Untuk nilai C dapat dicari pada tabel 2.9.
Page 59
39
Tabel.2.7 Beban Mati/ Sendiri Bahan Bangunan dan Komponen Gedung
Bahan Bangunan dan Komponen Bangunan
Nilai Beban
(kg/m2)
Beton bertulang
Tanah,lempung dan lanau
Air
Adukan, per cm tebal :
- dari semen
- dari kapur, semen merah atau tras
Dinding pasangan bata merah
- satu batu
- setengah batu
Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya, tanpa
penggantung langit-langit atau pengaku),terdiri dari :
- semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis), dengan tebal
maksimum 4mm
- kaca, dengan tebal 1 – 4mm
Penggantung langit-langit (dari kayu), dengan bentang
maksimum 5 m dan jarak s.k.s minimum 0,80 m
Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso, dan beton, tanpa
adukan , per cm tebal
2400
2000
1000
21
17
450
250
11
10
7
24
Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
(Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung)
Page 60
40
Tabel. 2.8 Beban Hidup pada Lantai Gedung
No
Uraian
Nilai Beban
(kg/m2)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Lantai dan tangga rumah tinggal, kecuali yang disebut dalam
b
Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang tidak
penting yang bukan untuk toko, pabrik, bengkel
Lantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, toserba, restoran,
hotel, asrama, dan rumah sakit
Lantai ruang olah raga
Lantai ruang dansa
Lantai dan balkon dalam dari ruang-ruang untuk pertemuan
yang lain dari pada yang disebut dalam a s/d e, seperti
masjid, gereja, ruang pergelaran, ruang rapat, bioskop, dan
panggung penonton dengan tempat duduk tetap
Panggung penonton dengan tempat duduk tidak tetap atau
untuk penonton berdiri
Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam c
Tangga, bordes tangga, dan gang dari yang disebut dalam
d,e,f dan g
Lantai ruang pelengkap dari yang disebut dalam c,d,e,f dan g
Lantai untuk: pabrik, bengkel, gudang, perpustakaan, ruang
arsip, toko buku, toko besi, ruang alat-alat, dan ruang mesin
harus direncanakan terhadap beban hidup yang ditentukan
tersendiri, dengan minimum
Lantai gedung parker bertingkat :
- untuk lantai bawah
- untuk lantai tingkat lainnya
Balkon-balkon yang menjorok bebas keluar harus
direncanakan terhadap beban hidup dari lantai ruang yang
berbatasan, dengan minimum
200
125
250
400
500
600
500
300
500
250
400
800
300
Sumber : Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
(Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung)
Page 61
41
Tabel 2.9 Momen Yang Menentukan per Meter Lebar Dalam Jalur Tengah Pada Plat Dua Arah
Akibat Beban Terbagi Rata
No Momen per meter lebar
ly/lx =1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2,0 2,5 3,0
1
Mlx= 0,001.Wu.ln2.X
25
34 42 49 53 58 62 65
2
Mly= 0,001.Wu.ln2.X
25
22 18 15 15 15 14 14
3
Mtx= -0,001.Wu.ln2.X
51
63 72 78 81 82 83 83
4
Mty= -0,001.Wu.ln2.X
51
54 55 54 54 53 51 49
Sumber : Vis dan Kusuma (1993)
41
Page 62
42
4). Menghitung Tinggi Efektif Plat
Dy
Dx
dx dy h
p
b = 1000 mm
Gambar 2.7 Penulangan Plat
Tinggi efektif :
Arah x → dx = h-p-Dx / 2…………..……………………………….(pers.2.10)
Arah y → dy = h-p-Dx- dy/2…………………….………………….(pers.2.11)
dengan :
dx = tinggi efektif d dalam arah-x
dy = tinggi efektif d dalam arah y
h = tebal plat
p = selimut beton
Dx = diameter tulangan arah-x
Dy = diameter tulangan arah-y
Page 63
43
5). Menghitung Jumlah Tulangan
k = Mlx / Ф.b.dx2
k = Mly / Ф.b.dy2
k = Mtx / Ф.b.dx2
k = Mty / Ф.b.dy2 ………..………………………………………….(pers.2.12)
ρ min = → tabel 2.10 Tabel Rasio Penulangan (kmin)………...….(pers.2.13)
Aslx = ρ . b. dx
Asly = ρ . b. dy
Astx = ρ . b. dx
Asty = ρ . b. dy……………………………………………………..(pers.2.14)
n = Aslx / Atul
n = Asly / Atul
n = Astx / Atul
n = Asty / Atul………………………………………………………(pers.2.15)
s = 1000 / n…………………………………………….…………….(pers.2.16)
ρ min = 1,4 / fy……………………………………………………..(pers.2.17)
ρ aktual = Aslx / b . d
ρ aktual = Asly / b . d
ρ aktual = Astx / b . d
ρ aktual = Asty / b . d ………………………………………….......(pers.2.18)
ρ maks = 0,75 {(0,85 . f’c . β 1 / fy) x (600 / 600 + fy)}..................(pers.2.19)
ρ min < ρ aktual < ρ maks → ok
Page 64
44
dengan:
Mlx = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-x
Mly = momen lapangan maksimum per meter lebar di arah-y
Mtx = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-x
Mty = momen tumpuan maksimum per meter lebar di arah-y
Ф = faktor reduksi kekuatan = 0,8
b = lebar plat per 1m
dx = tinggi efektif dalam arah-x
dy = tinggi efektif dalam arah-y
k = koefisien tahanan
Aslx = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-x
Asly = luas tulangan lapangan per meter lebar arah-y
Astx = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-x
Asty = luas tulangan tumpuan per meter lebar arah-y
Atul = luas tulangan per diameter (lihat tabel 2.11)
n = jumlah tulangan
s = jarak spasi antar tulangan
ρ = rasio penulangan plat
ρ min = rasio tulangan minimum
ρ aktual = rasio tulangan yang diperlukan
ρ maks = rasio tulangan maksimum
Page 65
45
β 1 = 0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa
0,85 – 0,008(f’c – 30) untuk f’c = 30 – 55 MPa
0,65 untuk f’c ≥ 55 MPa
f’c = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa
fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja
2. Plat Precast
Perhitungan Plat Satu Arah Beton Precast Menurut PT JHS. System Pada
Proyek Pembangunan Apartemen Perwira Tinggi PTIK Kebayoran Jakarta
Selatan (September 2006)
a. Beban berfaktor
Beban hidup (LL) KN/m2 (tergantung fungsi)
Beban mati (DL) KN/m2 (beban luar + berat sendiri plat)
Beban berfaktor = Wu = 1,2 WD + 1,6 WL
dengan :
Wu = beban berfaktor per satuan luas
DL = beban mati, untuk beban mati dapat dilihat pada tabel 2.7
LL = beban hidup, untuk beban hidup dapat dilihat pada tabel 2.8
Page 66
46
Tabel 2.10 Tabel Rasio Penulangan ( ρ ) vs Koefisien Tahanan ( k), fc = 30 MPa, fy = 240 MPa
Sumber: Apendiks (Dipohusodo,1999)
ρ
k
ρ
k
ρ
k
ρ
K
ρ
k
0.0058
1.3539
0.0084
1.9361
0.0110
2.5029
0.0136
3.0545
0.0162
3.5907
0.0059
1.3766
0.0085
1.9582
0.0111
2.5244
0.0137
3.0754
0.0163
3.6110
0.0060
1.3992
0.0086
1.9902
0.0112
2.5459
0.0138
3.0963
0.0164
3.6313
0.0061
1.4218
0.0087
2.0023
0.0113
2.5674
0.0139
3.1171
0.0165
3.6516
0.0062
1.4445
0.0088
2.0243
0.0114
2.5888
0.0140
3.1380
0.0166
3.6718
0.0063
1.4670
0.0089
2.0463
0.0115
2.6102
0.0141
3.1588
0.0167
3.6921
0.0064
1.4896
0.0090
2.0682
0.0116
2.6316
0.0142
3.1796
0.0168
3.7123
0.0065
1.5121
0.0091
2.0902
0.0117
2.6529
0.0143
3.2004
0.0169
3.7325
0.0066
1.5347
0.0092
2.1121
0.0118
2.6743
0.0144
3.2211
0.0170
3.7526
0.0067
1.5571
0.0093
2.1340
0.0119
2.6956
0.0145
3.2418
0.0171
3.7728
0.0068
1.5796
0.0094
2.1559
0.0120
2.7169
0.0146
3.2625
0.0172
3.7929
0.0069
1.6021
0.0095
2.1778
0.0121
2.7381
0.0147
3.2832
0.0173
3.8130
0.0070
1.6245
0.0096
2.1996
0.0122
2.7594
0.0148
3.3039
0.0174
3.8330
0.0071
1.6469
0.0097
2.2214
0.0123
2.7806
0.0149
3.3245
0.0175
3.8631
0.0072
1.6693
0.0098
2.2432
0.0124
2.8018
0.0150
3.3451
0.0176
3.8731
46
Page 67
47
Tabel 2.11 Luas, Berat Tulangan per Diameter
Diameter
Tulangan d
(mm)
Luas
Tulangan A
(cm2)
Berat
Tulangan
(kg/m)
Diameter
Tulangan d
(mm)
Luas
Tulangan A
(cm2)
Berat
Tulangan
(kg/m)
5
0.20
0.15
21
3.46
2.72
6
0.28
0.22
22
3.80
2.98
7
0.38
0.30
23
4.15
3.26
8
0.50
0.39
24
4.52
3.55
9
0.64
0.50
25
4.91
3.85
10
0.79
0.62
26
5.31
4.17
11
0.95
0.75
27
5.73
4.48
12
1.13
0.89
28
6.16
4.83
13
1.33
1.04
29
6.61
5.18
14
1.54
1.21
30
7.07
5.55
15
1.77
1.39
31
7.55
5.93
16
2.01
1.58
32
8.04
6.31
17
2.27
1.78
33
8.55
6.71
18
2.54
2.00
34
9.08
7.13
19
2.83
2.23
35
9.62
7.55
20
3.14
2.46
36
10.18
7.99
Sumber : Ibrahim (1994)
47
Page 68
48
b. Perhitungan Penulangan Plat Topping
1). Penulangan arah memanjang (tulangan utama)
Mu = 1/8. Wu. L2…………………………..…………………….(pers. 2.20)
dengan :
Mu = momen perlu ultimate
Wu = beban berfaktor per satuan luas
L = panjang precast
Tul. memanjang
Topping
Tul. melitang
p
d h
Tul. precast
Plat Precast
a). Kapasitas Momen/m’
d = h – d – 1/2D
ρ = 1,4/ fy
As = ρ. b. d
n = As / Atul
s = 1000 / n
ρ min = 1,4 / fy
b
Gambar 2.8 Penulangan Topping
Page 69
49
ρ aktual = As / b . d
ρ maks = 0,75 {(0,85 . f’c . β 1 / fy) x (600 / 600 + fy)}
ρ min < ρ aktual < ρ maks
a = (As. fy) / (0,85. f’c. b)…………………………….……………..(pers.2.21)
Mn = As. fy (d – a/2)………………………………………………..(pers.2.22)
Mr = Ф Mn > Mu …………………………………………………..(pers.2.23)
dengan :
h = tebal plat
D = diameter tulangan
p = selimut beton
d = tinggi efektif
b = lebar plat per 1m
As = luas tulangan lapangan per meter lebar
Atul = luas tulangan per diameter
n = jumlah tulangan
s = jarak spasi antar tulangan
ρ = rasio penulangan
ρ min = rasio tulangan minimum
ρ actual = rasio tulangan yang diperlukan
ρ maks = rasio tulangan maksimum
β 1 = 0,85 untuk f’c ≤ 30 MPa
0,85 – 0,008(f’c – 30) untuk f’c = 30 – 55 MPa
0,65 untuk f’c ≥ 55 MPa
Page 70
50
f’c = kuat tekan beton yang ditentukan, MPa
fy = tegangan leleh yang diisyaratkan dari tulangan baja
a = tinggi distribusi tegangan persegi dari muka balok tekan
Ф = faktor reduksi kekuatan = 0,8
Mn = momen nominal penampang
Mr = momen rencana
2). Penulangan arah melintang (tulangan bagi)
As = 0,002 . b . h…………………………………………………….(pers.2.24)
n = As / Atul
s = 1000 / n
3). Cek Stage Erection (saat konstruksi)
a). Perhitungan Momen/m’
Mu = 1/8. Wu. L2
= Mu < Mr half slab
Page 71
51
3. Fondasi
Menurut Hardiyatmo (1996) fondasi adalah bagian terendah
bangunan yang meneruskan beban bangunan ke tanah atau batuan yang berada
di bawahnya. Terdapat dua klasifikasi fondasi, yaitu fondasi dangkal dan
fondasi dalam. Fondasi dangkal didefinisikan sebagai fondasi yang mendukung
beban secara langsung, seperti : fondasi telapak, fondasi memanjang dan
fondasi rakit. Fondasi dalam didefinisikan sebagai fondasi yang meneruskan
beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak relatif jauh dari
permukaan, contohnya fondasi sumuran dan fondasi tiang.
a. Fondasi Tiang Pancang
Menurut Hardiyatmo (2001) fondasi tiang digunakan untuk
mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam.
Fondasi tiang digunakan untuk beberapa maksud, antara lain:
- Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah
lunak, ke tanah pendukung yang kuat.
- Untuk meneruskan beban ke tanah yang relatif lunak sampai kedalaman
tertentu, sehingga pondasi bangunan mampu memberikan dukungan
yang cukup untuk mendukung beban tersebut oleh gesekan dinding tiang
dengan tanah di sekitarnya.
- Untuk mengangker bangunan yang dipengaruhi oleh gaya angkat ke atas
akibat tekanan hidrostatis atau momen penggulingan.
Page 72
52
- Untuk menahan gaya-gaya hotisontal dan gaya yang arahnya miring.
- Untuk memadatkan tanah pasir, sehingga kapasitas dukung tanah tersebut
bertambah.
- Untuk mendukung fondasi bangunan yang permukaan tanahnya mudah
tergerus air.
Kelompok tiang umumnya digunakan bila beban yang diterima
oleh fondasi tiang terlalu besar, sehingga tidak mampu bila digunakan satu
tiang. Jadi kelompok tiang merupakan kumpulan dari beberapa tiang yang
bekerja sebagai satu kesatuan. Penyatuan kelompok tiang dengan pelat
beton atau yang biasa dikenal dengan pile cap (poer). Dalam masalah
kelompok tiang yang terpenting adalah jarak tiang. Pada umumnya
susunan tiang dibuat simetris (jarak tiang sama), sehingga pusat berat
kelompok tiang dan pusat berat poer terletak pada satu garis vertikal. Jarak
minimum tiang dapat dilihat pada tabel 2.12
Tabel 2.12 Jarak Fondasi Tiang Minimum
Fungsi tiang
Jarak as-as tiang
minimum
Tiang dukung ujung dalam tanah keras
Tiang dukung ujung pada batuan keras
Tiang gesek
2 – 2,5d atau 75 cm
2d atau 60 cm
3 – 5d atau 75 cm
Sumber : Hardiyatmo (2001)
Page 73
53
1). Perhitungan Fondasi Tiang Pancang Menurut Muyasaroh dan Joko (Tugas
Kuliah Rekayasa Fondasi II, 2006)
Dari perhitungan SAP didapat : Pu, Mx, My
Dari data sondir diperolah : qc, Tf
a). Menghitung Kapasitas Ijin Pondasi
A = 1/4 . 3,14 . D2………………………………...………..……(pers.2.25)
O = 3,14 . D ………………………………………….........……(pers.2.26)
Qijin = (qc . A/ 3) + (Tf . O) / 10…………………...………..….(pers.2.27)
dengan :
A = luas dasar tiang pancang (cm2)
qc = perlawanan ujung sondir (kg/cm2)
O = keliling tiang (cm)
Tf = total friksi sondir (kg/cm2)
Qijin = kapasitas ijin pondasi
b). Jumlah tiang pancang
n1 = Pu/ (Qijin . Eg)…………………….…..…………………..(pers.2.28)
dengan :
n1 = jumlah tiang dalam satu pile cap
Pu = beban aksial bangunan
= P kolom + berat pile cap........................................(pers.2.28.a)
Eg = end bearing piles, diasumsikan 1,0
Page 74
54
1
y
2
yi
o
x
L
yi
xi
xi
B
Gambar 2.9 Kelompok Fondasi Tiang
c). Daya dukung per tiang
Q = Pu/n1 + (My . xi) / Σ(x2) + (Mx . yi) / Σ(y2) …………...……..(pers.2.29)
dengan :
Q = beban yang didukung oleh tiang
My = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu x
Mx = momen yang terjadi terhadap titik o searah sumbu y
xi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu x
yi = jarak tiang ke-i terhadap titik o searah sumbu y
Σ(x2) = jumlah kuadrat jarak x terhadap titik o
Σ(y2) = jumlah kuadrat jarak y terhadap titik o
4
3
Page 75
55
d). Cek Terhadap Geser Pons
kolom b1 x b1
Tul. atas
Sudut 45°
th d
Tul. bawah
Tiang pancang
xi
xi
Gambar 2.10 Penampang Pile Cap
Vu pons = Pu
bo = 2 ( b1+ d) + 2 (b1 + d)………………………..………………(pers.2.30)
ФVc = Ф . 1/3 . fc . bo . d > Vu pons………………..………...(pers.2.31)
dengan :
bo = keliling daerah kritis
b1 = lebar kolom
d = tinggi efektif pile cap
ФVc = tegangan geser pons yang diijinkan
Vu = kuat geser terfaktor pada penampang
Ф = factor reduksi kekuatan = 0,6
fc = kuat tekan beton, MPa
o
p
Page 76
56
e). Cek Terhadap Geser Lentur
Vu geser lentur = total Q tiang
ФVc geser lentur = Ф . 1/6 . fc . b . d >Vu geser lentur……….…(pers.2.32)
Menghitung tebal pile cap (th)
- Dengan rumus th = d + p + 1/2 D..……………………...………....(pers.2.33)
- th diambil dengan syarat fondasi masih didalam bidang geser/
didalam garis sudut 45°
f). Perhitungan Tulangan Pile cap :
Mu = Q .xi + Q . xi ……………………………..…………………..(pers.2.34)
Mn = Mu / 0,8 …………………………..…………………………..(pers.2.35)
k = Mn / (0,85 . fc . B . d2)…………………..………………………(pers.2.36)
F = 1 - 1 - 2k………………………...……………………………..(pers.2.37)
Fmax = β1 . 450 / 600+ fy…………………..………………………(pers.2.38)
F < Fmax → tulangan tunggal
As = F . B . d . 0,85. fc / fy………………...………………………..(pers.2.39)
ρmin = 1,4 / fy
Asmin= ρmin . B. d
n = As / A tul
Tulangan atas = 0,15% . B . d………...……………………………..(pers.2.40)
n = As tul atas / A tul
dengan :
Mu = momen perlu ultimate
Page 77
57
Mn = momen nominal penampang
k = koefisien tahanan
F = rasio penulangan yang diperlukan
Fmax = rasio penulangan maksimum
B = lebar pile cap
Asmin = luas tulangan minimum lapangan per meter lebar
ρ min = rasio tulangan minimum
b. Fondasi Sumuran atau Kaison
Menurut Hardiyatmo (2001) fondasi kaison terdiri dari dua tipe,
yaitu kaison bor dan kaison. Di Indonesia fondasi kaison sering dibuat
berbentuk silinder, sehingga umumnya disebut fondasi sumuran karena
bentuknya mirip sumur. Fondasi kaison merupakan jenis peralihan antara
fondasi dangkal dan dalam.
Fondasi kaison bor dibuat dengan cara mengebor lebih dulu untuk
membuat lubang di dalam tanah, kemudian lubang diisi beton. Kaison bor
dibedakan menurut materialnya, yaitu kaison bor beton, kaison beton
terselubung pipa baja atau pipa beton, kaison beton dilengkapi dengan inti baja
dalam pipa baja. Bagian tubuh kaison dapat dilindungi pipa yang merupakan
bagian dari fondasi atau pipa pelindung ditarik setelah pengecoran.
Fondasi kaison yang berbentuk silinder atau kotak beton dibuat
dengan membenamkan silinder beton ditempatnya, bersamaan dengan
penggalian tanah. Fondasi ini dimaksudkan untuk mengirimkan beban besar
Page 78
58
yang harus melalui air atau material jelek sebelum mencapai tanah pendukung
yang kuat.
Pemakaian fondasi sumuran digunakan karena fondasi tiang
pancang tidak diperbolehkan berhubung getaran akibat proses pemancangan
tiang mengganggu stabilitas bangunan di sekitarnya.
1). Perhitungan Fondasi Sumuran
Dari perhitungan SAP didapat : Pu
Dari data boring diperoleh : c = 0,10 kg/cm2 = 10 KN/m2
ϕ = 20 °
a). Menghitung Kapasitas Ijin Fondasi Menurut Suryolelono (1994)
Qu = π .R2(1,3 cNc + γ .Df.Nq + 0,6.γ .R.Nγ ) + 2π .R. f. Df...(pers.2.41)
Qijin = Qu / SF…………………………………………..………(pers.2.42)
dengan :
Qu = daya dukung ultimate
R = jari-jari sumuran
c = kohesi tanah
Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung Terzaghi (tabel 2.13)
γ = berat jenis tanah (tabel 2.7)
Df = kedalaman fondasi
f = gaya perlawanan akibat lekatan per satuan luas
= β 2 . c………………………………………………(pers. 2.41a)
Page 79
59
β 2 = angka dari tabel 2.14
SF = faktor keamanan = 2-3
Tabel 2.13 Nilai-nilai Faktor Daya DukungTerzaghi
Keruntuhan Geser Umum
ϕNc
Nq
N
0
5.7
1.0
-
5
7.3
1.6
0.5
10
9.6
2.7
1.2
15 12.9
4.4
2.5
20 17.7
7.4
5.0
25 25.1 12.7
9.7
30 37.2 22.5 19.7
34 52.6 36.5 35.0
35 57.8 41.4 42.4
40 95.7 81.3 100.4
45 172.8 173.3 297.5
48 258.3 287.9 780.1
50 347.6 415.1 1,153.2
Sumber : Hardiyatmo (1996)
Tabel 2.14 Hubungan β 2 dan ϕ (Sudut Gesek Dalam Tanah)
Sudut gesek dalam tanah (ϕ )
β 2
10
15
20
25
30
35
40
45
1,60
2,06
2,70
3,62
5,01
7,27
10,36
17,97
Sumber : Suryolelono (1994)
Page 80
60
b). Jumlah Fondasi Sumuran
n1 = Pu/ (Qijin. Eg)
c). Cek Terhadap Geser Pons Menurut Muyasaroh dan Joko (2006)
Kolom = b x b
Vu pons = P
bo = 2 . (b + d) + 2 (b + d)
ФVc = 0,6 . 1/3 . fc . bo . d > Vu pons
d). Cek Terhadap Geser Lentur
Tebal pile cap (th) = d + p + 1/2 D
Tebal pile cap (th) = diambil dengan syarat fondasi masih didalam bidang
geser/ didalam sudut 45°
Vu geser lentur = Total Q tiang
ФVc geser lentur = 0,6 . 1/6 . fc . b . d > Vu
e). Perhitungan Tulangan Pile cap :
ρ min = kmin → tabel 2.15
Asmin = ρmin . b.d
n = As / A tul
Page 81
61
f). Perhitungan tulangan sumuran :
Tulangan tegak :
ρ min = kmin → tabel 2.15
As = ρ min. (1/4 . π . D12 – 1/4 . π . D22)…………..……..……….(pers.2.43)
dengan :
π = 3,14
D1 = diameter sumuran luar
D2 = diameter sumuran dalam
n = As / A tul
Tulangan tegak
Beton Siklop
Tulangan melingkar
D1
D2
Gambar 2.11 Penampang Fondasi Sumuran
Page 82
62
Tabel 2.15 Tabel. Rasio Penulangan ( ρ ) vs Koefisien Tahanan ( k), fc = 25 MPa, fy = 240 MPa
ρ
k
ρ
k
Ρ
k
ρ
k
ρ
k
0.0058
1.3463
0.0084
1.9201
0.0110
2.4755
0.0136
3.0126
0.0162
3.5312
0.0059
1.3687
0.0085
1.9418
0.0111
2.4965
0.0137
3.0329
0.0163
3.5508
0.0060
1.3911
0.0086
1.9635
0.0112
2.5175
0.0138
3.0531
0.0164
3.5704
0.0061
1.4134
0.0087
1.9851
0.0113
2.5384
0.0139
3.0734
0.0165
3.5899
0.0062
1.4357
0.0088
2.0067
0.0114
2.5593
0.0140
3.0936
0.0166
3.6094
0.0063
1.4580
0.0089
2.0283
0.0115
2.5802
0.0141
3.1137
0.0167
3.6289
0.0064
1.4803
0.0090
2.0499
0.0116
2.6011
0.0142
3.1339
0.0168
3.6483
0.0065
1.5026
0.0091
2.0714
0.0117
2.6219
0.0143
3.1540
0.0169
3.6578
0.0066
1.5248
0.0092
2.0929
0.0118
2.6427
0.0144
3.1741
0.0170
3.6871
0.0067
1.5470
0.0093
2.1144
0.0119
2.6635
0.0145
3.1942
0.0171
3.7065
0.0068
1.5691
0.0094
2.1359
0.0120
2.6843
0.0146
3.2142
0.0172
3.7258
0.0069
1.5913
0.0095
2.1573
0.0121
2.7050
0.0147
3.2343
0.0173
3.7452
0.0070
1.6134
0.0096
2.1787
0.0122
2.7257
0.0148
3.2542
0.0174
3.7644
0.0071
1.6355
0.0097
2.2001
0.0123
2.7463
0.0149
3.2742
0.0175
3.7837
0.0072
1.6575
0.0098
2.2214
0.0124
2.7670
0.0150
3.2941
0.0176
3.8029
Sumber : Apendiks (Dipohusodo,1999)
62
Page 83
63
Page 84
63
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Untuk memecahkan dan membahas permasalahan yang terjadi peneliti
menggunakan penelitian deskriptif atau survey dengan metode penelitian studi
kasus. Menurut Nazir (2003) metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta -fakta, sifat-sifat
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Studi kasus atau penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status
subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari
keseluruhan personalitas. Subjek penelitian dapat saja individu, kelompok,
lembaga, maupun masyarakat. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-
karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian
dari sifat-sifat di atas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Hasil dari
penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang
tipikal dari individu, kelompok, lembaga dan sebagainya.
63
Page 85
64
B. Tempat Penelitian
Penelitian kali ini dilakukan pada pembangunan gedung Rektorat
Universitas Muhammadiyah Semarang yang bertempat di jalan Kedung
Mundu Semarang.
C. Proses Penelitian
Langkah-langkah dan hal-hal perlu dilakukan dalam proses penelitian,
diantaranya :
1. Tahap persiapan
Sebelum melakukan proses penelitian peneliti harus melakukan
tahap persiapan, diantaranya mengumpulkan atau mencari data-data
proyek yang memiliki nilai biaya diatas 1 (satu) milyard. Pencarian data
dapat dilakukan baik pada konsultan, kontraktor maupun pada Dinas
Pekerjaan Umum yang menangani proyek-proyek besar. Setelah
mendapatkan data proyek kemudian peneliti melakukan survey ke lokasi
proyek untuk mendapatkan gambaran umum kondisi lapangan.
Selain itu peneliti juga melakukan studi pustaka baik melalui
buku-buku pustaka, internet, peraturan-peraturan Departemen Pekerjaan
Umum dan peraturan-peraturan lainnya yang dapat dijadikan sebagai
bahan referensi dan tambahan pengetahuan.
Page 86
65
2. Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian dikelompokkan menjadi 2,
yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data pokok yang digunakan dalam melakukan
analisis value engineering. Data primer dapat berupa data-data teknis
dari proyek, seperti gambar bestek, Rencana Anggaran Biaya (RAB),
Rencana Kerja dan Syarat (RKS).
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data pendukung yang dapat dijadikan input
dan referensi dalam melakukan analisis VE. Data sekunder, diantaranya
data mengenai daftar harga satuan dan analisa pekerja, data bahan atau
material bangunan yang digunakan, data alat-alat berat, data tenaga
kerja, peraturan-peraturan bangunan gedung dari Departemen Pekerjaan
Umum dan data-data lainnya yang dapat dijadikan referensi dalam
menganalisis VE.
3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara :
a. Metode Pengambilan Data Primer
Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada konsultan
maupun pelaksana yang menangani proyek tersebut. Selain itu peneliti
juga melakukan observasi langsung ke lokasi proyek tersebut.
Page 87
66
b. Metode Pengambilan Data Sekunder
Yaitu metode dengan cara melakukan survey langsung pada instansi-
instansi atau perusahaan-perusahaan yang diangap berkepentingan.
Perusahaan itu dapat meliputi perusahaan bahan/ material bangunan,
persewaan alat-alat berat, konsultan, kontraktor, pemborong tenaga
kerja, instansi yang menangani masalah jasa dan konstruksi bangunan,
(seperti BPIK, Dinas KIMTARU dan lain-lain ) dan perusahaan-
perusahaan lainnya yang bisa dijadikan bahan referensi.
4. Analisis Data
Dari data-data yang telah dikumpulkan dilakukan analisis VE
untuk menghasilkan adanya suatu penghematan biaya atau saving cost.
Analisis VE dilakukan tiga tahap, yaitu :
a. Tahap Informasi
Pada tahap awal ini dilakukan upaya-upaya untuk mendapatkan
informasi sebanyak-sebanyaknya yang relevan dengan obyek studi yang
akan dievaluasi, dimana data dan informasi tersebut diolah menurut
kebutuhan pada tahap selanjutnya. Informasi umum yang diperlukan
antara lain adalah :
- Nama proyek
- Lokasi proyek
- Pemilik proyek
- Nilai proyek
- Luas bangunan
Page 88
67
- Spesifikasi proyek
Langkah-langkah penunjang yang biasa diterapkan dalam tahap
informasi adalah sebagai berikut :
1). Pengulangan desain informasi
Adalah pelaksanaan mengumpulkan semua informasi yang
menyangkut segala aspek kepentingan obyek studi. Adapun yang
termasuk didalam obyek studi, yaitu :
- Gambar-gambar perencanaan
- Spesifikasi biaya
- Perkiraan biaya
- Pendekatan desain
- Perhitungan desain/ konstruksi
- Data-data kondisi setempat
- Jadwal kegiatan, dan lain-lain.
Dalam proses evaluasi selanjutnya, data informasi tersebut dapat
dijadikan kumpulan data yang dibutuhkan dan disusun dalam suatu
deskripsi permasalahan dan tujuan penghematannya.
2). Penentuan sasaran studi
Untuk mengetahui sasaran studi dan berapa besar
perkiraan target penghematan biaya didapat dengan membuat
struktur biaya dari keseluruhan elemen obyek studi yang
memperlihatkan dengan jelas bagian dan elemen yang ada sebagai
sasaran studi tersebut.
Page 89
68
3). Pemilihan elemen dengan potensi penghematan optimum
Dari struktur dan perkiraan target penghematan biaya
tersebut, maka dapat dipilih elemen-elemen obyek studi yang
mempunyai potensi penghematan optimum dengan metode
perbandingan (rasio) antara biaya asal dan target biaya, dan
perhatian diutamakan kepada rasio yang menyolok. Cara ini dikenal
dengan analisis fungsi yang menguraikan rasio cost dengan worth,
presentasi pembagian pekerjaan (bobot).
b. Tahap Kreatif
Didalam value engineering, berfikir kreatif adalah hal sangat penting
dalam mengembangkan ide-ide untuk memunculkan alternatif-
alternatif dari elemen yang masih memenuhi fungsi tersebut, kemudian
disusun secara sistematis.
Alternatif-alternatif tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek,
diantaranya :
1). Bahan atau material
Pemunculan penggunaan alternatif bahan dikarenakan
semakin banyaknya jenis bahan bangunan yang diproduksi dengan
kriteria mempunyai fungsi yang sama. Seiring dengan
berkembangnya kemajuan teknologi jenis bahan yang mempunyai
fungsi yang sama dapat dibuat atau dicetak dengan mutu dan
kualitas yang hampir sama juga. Hanya karena memiliki merk atau
Page 90
69
lisensi yang berbeda, maka harga bahan tersebut menjadi berbeda.
Dengan demikian, maka pemilihan alternatif bahan dapat dilakukan
dalam analisis VE. Pencarian bahan dengan mutu, kualitas dan
fungsi yang sama dengan rencana awal tapi dengan harga lebih
rendah dapat dilakukan
2). Cara atau metode pelaksanaan pekerjaan
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan pastinya mempunyai
cara atau metode sendiri-sendiri. Pada zaman dulu cara
menyelesaikan suatu pekerjaan hanya mengandalkan tenaga
manusia dengan alat-alat sederhana, sehingga waktu penyelesaian
pekerjaan dapat membutuhkan waktu yang cukup lama. Seiring
dengan kemajuan teknologi, kini muncul alat-alat bantu yang lebih
canggih dalam menyelesaikan pekerjaan. Sebagai contoh, adanya
alat-alat berat seperti dozer, excavator, crane dan lain-lain yang
dapat membantu dalam menyelesaikan pekerjaan konstruksi
bangunan, sehingga pekerjaan dapat cepat selesai. Dengan demikian
dapat dilihat, bahwa suatu pekerjaan konsrtuksi bangunan yang
dikerjakan dengan tenaga manusia dan alat-alat sederhana akan
membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan dikerjakan
menggunakan alat-alat yang lebih modern. Maka dalam analisis VE
dapat berpedoman pada metode pelaksanaan, karena semakin
pendek waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan,
semakin kecil pula biaya yang dikeluarkan.
Page 91
70
3). Waktu pelaksanaan pekerjaan
Setiap pekerjaan dalam suatu proyek pastinya sudah
mempunyai jadwal pelaksanaan dalam perencanaan time schedule.
Terkadang dengan bobot pekerjaan yang tetap, waktu pelaksanaan
pekerjaan dapat dikurangi, asalkan pekerjaan tersebut tidak terdapat
dalam jalur kritis.Banyak cara yang dilakukan untuk mewujudkan
hal tersebut, diantaranya dengan mengganti metode pelaksanaan,
menambah jumlah tenaga kerja dan lain-lain. Dengan demikian,
alternatif pengurangan waktu pelaksanaan dapat dijadikan pedoman
karena akan berpengaruh pada perhitungan anggaran biaya.
c. Tahap Analisis
Alternatif yang timbul diformulasikan, kemudian melakukan eliminasi
ide-ide yang kurang praktis dan menilai ide kreatifitas tersebut dari segi
keuntungan dan kelemahannya dengan mencari potensi penghematan
biaya untuk setiap ide yang dievaluasi. Pemilihan dapat dilakukan
dengan metode zero-one, matrik evaluasi dan lain-lain. Kemudian
dibuatkan suatu ranking hasil penilaiannya.
Page 92
71
5. Hasil Analisis
Hasil analisa ini dibagi 2 (dua) tahap, yaitu :
a. Tahap Pengembangan
Mempersiapkan rekomendasi yang telah dilengkapi informasi dan
perhitungannya secara tertulis dari alternatif yang dipilih dengan
mempertimbangkan pelaksanaan secara teknis dan ekonomis.
Langkah-langkah tahapan pengembangan adalah sebagai berikut :
- Membuat konsep/ desain untuk dibandingkan satu sama lain.
- Membandingkan konsep semula dengan desain usulan/ alternatif.
- Membandingkan analisa life cycle cost dari biaya investasi/ awal,
biaya operasi dan pemeliharaan, biaya annual dan operasi.
b. Tahap Rekomendasi
Memberikan rekomendasi yang dapat berupa presentasi secara tertulis
atau lisan dari alternatif yang sudah dipilih dalam usulan tim VE untuk
ditujukan kepada semua pihak, baik pemilik, perencana maupun
pelaksana. Dalam tahap rekomendasi dapat juga berisi usulan alternatif
yang direkomendasikan beserta dasar pertimbangan.
D. Flow Chart Penelitian
Untuk memudahkan pengertian dan tahapan-tahapan proses dalam
penelitian dapat dibuat sebuah flow chart penelitian seperti pada gambar 3.1.
Page 93
72
Optimasi terbaik
Start
Konsep Reduksi
Biaya
Breakdown
Rekomendasi
Terbaik
Stop
Gambar 3.1 Flow Chart Penelitian
Analisis Fungsi
Cost
Model
Struktur Atas
Struktur Bawah
Alternatif
Struktur Atas
Alternatif Struktur
Bawah
Present Value
Page 94
73
Gambar 3.1 menggambarkan urutan-urutan dalam tahapan proses penelitian
aplikasi Value Engineering (VE) dan dijelaskan sebagai berikut :
- Bagian start sampai analisis fungsi dan breakdown
Dalam tahapan VE bagian ini termasuk tahap informasi. Jadi penelitian dimulai
dengan mencari data-data baik primer maupun sekunder untuk digunakan
dalam proses tahapan VE selanjutnya.
Pada bagian “konsep biaya reduksi” menganalisis data primer yang sudah
diperoleh yaitu data rencana anggaran biaya proyek. Analisis dilakukan sasaran
mengidentifikasi bagian elemen bangunan mana yang mempunyai potensi
untuk dianalisis VE. Untuk memudahkan dalam mencari dibuatlah cost model,
yaitu sebuah bagan yang menggambarkan distribusi rencana biaya proyek
secara keseluruhan.
Analisis fungsi dan breakdown adalah teknik yang dipakai dalam
mengidentifikasi elemen bangunan yang akan di VE. Dalam pengidentifikasian
supaya lebih mudah harus berpedoman pada cost model yang sudah dibuat.
- Bagian struktur atas dan bawah
Bagian ini termasuk dalam tahap kreatif. Jadi disini mencari sebanyak mungkin
alternatif-alteratif pekerjaan struktur yang nantinya untuk dianalisis VE.
- Bagian alternatif struktur atas dan bawah
Bagian ini termasuk dalam tahap analisis pada tahapan VE. Semua alternatif
yang diusulkan dianalisis untuk nantinya dipilih satu alternatif terbaik untuk
mengganti existing. Sebelum dilakukan perhitungan VE, alternatif juga
diperhitungkan dari segi desain, bahan dan biaya.
Page 95
74
- Bagian present value
Pada tahapan VE bagian ini termasuk dalam tahap pengembangan. Disini
nantinya dilakukan perhitungan perbandingan struktur lama dengan struktur
alternatif dalam siklus hidup life cycle cost. Dalam perhitungan biayanya kedua
pekerjaan tersebut dipresent value-kan / perhitungan biayanya dibuat menjadi
harga sekarang (PV).
- Bagian rekomendasi terbaik
Bagian ini termasuk dalam tahap rekomendasi atau tahapan terakhir dari VE.
Disini nantinya dibuat rekomendasi berupa presentasi baik secara tertulis
maupun lisan mengenai alternatif terbaik yang diusulkan.
Page 96
75
BAB IV
ANALISIS VALUE ENGINEERING PROYEK GEDUNG
REKTORAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
A. Latar Belakang Proyek
Sarana dan prasarana dalam dunia pendidikan sangatlah penting, hal ini
untuk menunjang dalam proses belajar mengajar. Tak lain halnya dengan
Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) yang menginginkan
tambahan sarana gedung guna memperlancar proses pendidikan. Untuk
mewujudkan hal tersebut UNIMUS membangun sebuah gedung Rektorat yang
terletak di Jalan Kedung Mundu Raya Semarang. Sebelumnya, gedung
Rektorat UNIMUS itu sendiri menjadi satu gedung dengan Yayasan
Muhammadiyah yang terletak di Jalan Singosari no. 33 Semarang. Gedung ini
nantinya digunakan sebagai sarana untuk mengurusi segala hal yang
berhubungan dengan kegiatan administrasi Universitas. Selain itu juga
digunakan sebagai sarana untuk proses belajar mengajar seiring dengan
bertambahnya jumlah mahasiswa UNIMUS.
Gedung ini merupakan salah satu dari sekian gedung yang
direncanakan akan dibangun oleh UNIMUS. UNIMUS ingin menciptakan
suatu area pendidikan yang menampilkan/ menonjolkan kehandalannya sendiri
untuk membantu pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
75
Page 97
76
B. Data Proyek
Dalam melakukan studi Value Engineering (VE) data perencanaan
asli mengenai pembangunan gedung Rektorat UNIMUS sangat diperlukan.
Data ini dijadikan sebagai acuan agar fungsi dan kegunaan gedung nantinya
tidak berubah dari rencana awal.
Adapun data proyek yang didapat untuk diolah adalah sebagai berikut:
Nama gedung
: Rektorat Universitas Muhammadiyah
Pemilik
: Universitas Muhammadiyah Semarang
Lokasi gedung : Jalan Kedung Mundu Raya Semarang
Fungsi gedung : Untuk urusan administrasi Universitas dan sarana
proses belajar mengajar (terdapat fasilitas ruang kelas)
Luas lantai
: 2.232 m2 (terdiri dari 4 lantai)
Luas lantai1 = 558 m2
Luas lantai 2 = 558 m2
Luas lantai 3 = 558 m2
Luas lantai 4 = 558 m2
Pondasi
: Mini pile ex. PT. WIKA
Struktur
: Beton bertulang
Atap
: Kap baja profil siku
Biaya
: Rp 5.202.250.000
Pelaksanaan
: 180 hari
Pemeliharaan
: 90 hari
Page 98
77
C. Struktur Organisasi Proyek
Dalam pelaksanaan pembangunan proyek gedung Rektorat UNIMUS
diperlukan suatu manajemen dan sistem organisasi yang terarah dan teratur.
Apabila dua hal tersebut dapat terealisasi dengan baik, maka akan
mempermudah pengaturan kerja , sehingga pekerjaan berjalan sesuai rencana
dan tidak mengalami keterlambatan serta adanya pembengkakan dana
anggaran.
Dalam mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal diperlukan juga
adanya pengawasan dan pengendalian yang baik, maka dalam hal ini dibentuk
struktur organisasi proyek, diantaranya Perencana proyek termasuk tim VE,
Pelaksana proyek, Pengawas proyek. Semua kegiatan dalam struktur
organisasi masih dalam pengawasan dan pengendalian pemilik proyek.
Adapun tugas dan kewajiban serta tanggungjawabnya dapat dilihat pada
gambar 4.1.
Garis komando
Garis koordinasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Proyek
Pemilik
UNIMUS
Perencana
PT. Pola Dwipa
Manajemen
Konstruksi
Kontraktor/ Pelaksana
PT. Sarana Dwipa
Peneliti
VE
Page 99
78
D. Rencana Anggaran Biaya Proyek
Rencana anggaran biaya direncanakan berdasarkan volume pekerjaan
yang akan dikerjakan. Daftar analisa harga dan bahan pekerjaan disesuaikan
dengan kondisi dan standar harga di daerah Semarang. Tiap pekerjaan dibagi
menjadi beberapa pos-pos pekerjaan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
berapa biaya per pos pekerjaan dan untuk memudahkan pembagian biaya
dalam hal pelaksanaan pekerjaannya nanti. Pos-pos pekerjaan beserta rencana
pembiayaan secara global dapat dilihat pada tabel 4.1.
RAB ini akan dijadikan acuan untuk memonitor besarnya saving cost
yang terjadi setelah dilakukan VE dan untuk lebih lebih jelasnya rencana
anggaran biaya secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 7.
E. Teknik Mengidentifikasi Pekerjaan yang Akan di Value Engineering
1. Cost Model
Cost model dilakukan dengan membuat suatu bagan pekerjaan
yang dikelompokkan menurut elemen pekerjaannya masing-masing. Pada
bagan tersebut juga dicantumkan rencana anggaran biaya tiap item pekerjaan.
Cost model ini dibuat untuk memilih pekerjaan mana yang akan di VE
dengan melihat alur bagan pekerjaan. Dapat kita lihat perbedaan biaya tiap
elemen pekerjaan yang kita jadikan untuk pedoman dalam analisis VE.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2.
Page 100
79
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Secara Global
N
o
Sub
No
Uraian Pekerjaan
Harga Pekerjaan
Bobot
Pekerjaan
(%)
A
Pekerjaan Persiapan
7,050,000.00
0.136
B
Pekerjaan Struktur dan Atap
I
Pekerjaan Tanah
2,312,675.00
0.044
II
Pekerjaan Beton Bertulang 1:2:3
a. Pekerjaan Struktur Lantai 1
699,254,070.50
13.441
b. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 2
424,306,723.50
8.156
c. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 3
404,906,710.50
7.783
d. Pekerjaan Beton Bertulang Lantai 4
745,378,727.00
14.328
Jumlah
2,273,846,231.50
43.708
III
Pekerjaan Rangka Atap dan Atap
221,928,799.00
4.266
C
Pekerjaan Finishing Arsitektur
I
Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 1
a. Pekerjaan Pondasi Batu Belah
60,154,138.00
1.156
b. Pekerjaan Pas. Batu Bata/Plesteran
59,715,146.16
1.148
c. Pekerjaan Kosen Lantai 1
109,676,625.00
2.108
d. Pekerjaan Plafond
38,481,400.00
0.74
e. Pekerjaan Pasang Lantai dan Dinding
167,553,984.50
3.221
f. Pekerjaan Sanitair
14,115,000.00
0.271
g. Pekerjaan Cat-catan
29,234,280.00
0.562
Jumlah
478,930,573.66
9.206
II
Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 2
a. Pekerjaan Pas. Bt Bata/Plesteran,
Beton Praktis
36,445,925.93
0.701
b. Pekerjaan Kosen Lantai 2
322,940,375.00
6.208
c. Pekerjaan Plafond
40,828,900.00
0.785
d. Pekerjaan Pasang Lantai dan Dinding
89,580,365.88
1.722
e. Pekerjaan Sanitair
14,115,000.00
0.271
f. Pekerjaan Cat-catan
25,232,010.00
0.485
Jumlah
529,142,576.81
10.172
III
Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 3
a. Pekerjaan Pas. Bt Bata/Plesteran,
Beton Praktis
36,130,820.94
0.695
b. Pekerjaan Kosen Lantai 3
75,876,500.00
1.459
c. Pekerjaan Plafond
39,710,150.00
0.763
d. Pekerjaan Pasang Lantai dan Dinding
99,480,639.63
1.912
e. Pekerjaan Sanitair
14,115,000.00
0.271
f. Pekerjaan Cat-catan
25,463,010.00
0.489
Jumlah
290,776,120.57
5.589
IV Pekerjaan Finishing Arsitektur Lantai 4
a. Pekerjaan Pas. Bt Bata/Plesteran,
Beton Praktis
51,588,400.74
0.992
Page 101
80
b. Pekerjaan Kosen :(Lt. 4 + Dak)
92,382,750.00
1.776
c. Pekerjaan Plafond
77,443,900.00
1.489
d. Pekerjaan Pasang Lantai dan Dinding
98,230,639.63
1.888
e. Pekerjaan Sanitair
14,115,000.00
0.271
f. Pekerjaan Cat-catan
43,753,410.00
0.841
Jumlah
377,514,100.37
7.257
D
Pekerjaan Lain-lain
136,800,000.00
2.63
E
Pekerjaan Halaman
131,753,385.29
2.533
F
Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
I
Pekerjaan AC
106,870,000.00
2.054
II
Pekerjaan Instalasi Plumbing
84,151,070.00
1.618
III
Pekerjaan Sound System (Tata Suara)
35,971,800.00
0.691
IV
Pekerjaan Telepon
53,350,000.00
1.026
V
Pekerjaan Instalasi Listrik
436,653,350.00
8.394
VI
Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir
35,200,000.00
0.677
Jumlah
752,196,220.00
14.46
Total
5,202,250,682.20
100
Sumber : Rencana Anggaran Biaya Proyek Pembangunan Gedung Rektorat
Universitas Muhammadiyah Semarang.
Page 102
81
Pek. Persiapan
7.050.000
Struktur
2.498.087.705
Fondasi
383.175.495
Struktur atas
1.892.983.411
Arsitek
1.676.363.471
Dinding
244.034.531
Kusen
600.876.250
Plafond
196.464.350
Keramik
454.845.629
Finishing dalam
180.142.710
Mekanikal
191.021.070
AC
106.870.000
Plumbing
84.151.070
Elektrikal
561.175.150
Inst. Listrik
436.653.350
Sound
35.971.800
Penang. Petir
35.200.000
Pek. Lain
268.553.385
Halaman
131.753.385
Pek. Lainnya
136.800.000
Rektorat UNIMUS
5.202.250.682,19
Struktur atap
221.928.799
Gambar 4.2 Cost Model Proyek Gedung Rektorat UNIMUS
81
Page 103
82
Gambar 4.2 menjelaskan cost model dari rencana anggaran biaya proyek
gedung Rektorat Unimus. Tiap elemen bangunan mempunyai rencana anggaran
biaya yang berbeda-beda. Untuk bagan dengan garis utuh/ ideal cost adalah
rencana biaya pada saat perencanaan, sedangkan pada bagan dengan garis
putus-putus/ aktual worth merupakan rencana anggaran biaya setelah dilakukan
analisis VE. Dari cost model dapat diketahui perbedaan biaya tiap elemen
bangunan tersebut yang nantinya dijadikan pedoman dalam menentukan item
pekerjaan mana yang akan dianalisis VE.
2. Breakdown
Analisa Breakdown dilakukan dengan mengidentifikasi pekerjaan
yang akan di VE pada proyek pembangunan gedung Rektorat UNIMUS.
Dari RAB dapat dilihat bahwa pekerjaan struktur memiliki rencana biaya
yang besar dibanding pekerjaan lainnya, maka breakdown akan dilakukan
pada pekerjaan tersebut. Untuk melihat potensi item pekerjaan yang akan di
VE, biaya dari item pekerjaan tersebut dibandingkan dengan biaya total
keseluruhan proyek. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2
Page 104
83
Tabel 4.2 Breakdown Pekerjaan Struktur
Item Pekerjaan
Biaya
1. Pekerjaan galian tanah
2. Pekerjaan urugan pasir
3. Pekerjaan lantai kerja 1:2:3
4. Pekerjaan fondasi tiang pancang
5. Pekerjaan sloof
6. Pekerjaan kolom
7. Pekerjaan balok
8. Pekerjaan plat
9. Pekerjaan beton lainnya
10. Pekerjaan struktur atap
Total
Biaya total proyek keseluruhan
Persentase
Rp 2.312.675
Rp 6.418.800
Rp 8.604.833,50
Rp 365.839.186,75
Rp 69.107.148
Rp 593.560.426,75
Rp 435.257.932,50
Rp 600.154.343,75
Rp 194.903.560,25
Rp 221.928.799
Rp 2.498.087.705,50
Rp 5.202.250.682,19
= Rp 5.202.250.682,19 /
Rp 2.498.087.705,50
= 48,018 %
- Distribusi biaya pada tabel merupakan harga pekerjaan pada elemen
struktur. Pekerjaan tersebut dipilih karena mempunyai biaya yang besar
dari biaya elemen bangunan lainnya. Hal tersebut dapat dilihat pada
besarnya prosentase bila dibandingkan dengan biaya total proyek.
- Nantinya dipilih pekerjaan plat dan fondasi untuk dianalisis VE, karena
mempunyai potensial untuk terjadi penghematan biaya.
F. Studi Value Engineering ( VE )
Dari teknik breakdown dan cost model dapat diketahui bahwa studi
VE nantinya dapat dilakukan pada pekerjaan yang memiliki biaya yang besar
atau yang memiliki bobot pekerjaan yang besar. Studi VE juga dapat dilakukan
pada item pekerjaan yang memiliki potensi untuk dilakukan penghematan
biaya.
Page 105
84
Studi VE atas proyek pembangunan gedung Rektorat UNIMUS
dilakukan pendekatan dan pembatasan terhadap pekerjaan struktur , yaitu:
1. Value Engineering pada item pekerjaan struktur atas khususnya plat
2. Value Engineering pada item pekerjaan struktur bawah khususnya fondasi
Adapun alasan dilakukannya analisis VE pada item tersebut adalah :
- Item pekerjaan struktur atas memiliki bobot pekerjaan yang besar, jadi
potensial untuk dilakukan analisis VE.
- Analisis dilakukan pada pekerjaan struktur bawah, karena adanya
perubahan beban yang ditahan fondasi. Jadi bisa terjadi penghematan
biaya, karena adanya pengurangan jumlah fondasi.
- Analisis dilakukan dengan memunculkan alternatf desain struktur sebagai
pembanding, sehingga nantinya dapat dipilih satu pilihan terbaik sesuai
dengan kriteria yang dikehendaki.
- Asumsi analisis dengan meninjau dari segi material/ bahan yang nantinya
dapat menghasilkan penghematan dari segi biaya maupun waktu dari item
pekerjaan tersebut.
1. Analisis VE Pada Item Pekerjaan Struktur Atas Khususnya Plat
Struktur atas adalah semua pekerjaan struktur di atas pekerjaan
sloof dan di bawah pekerjaan atap. Pekerjaan tersebut diantaranya adalah
pekerjaan balok, kolok, plat, dan tangga. Pada proyek ini pekerjaan struktur
atas semuanya menggunakan beton bertulang konvensional.
Page 106
85
Adapun batasan masalah yang digunakan dalam melakukan
analisis VE adalah sebagai berikut :
- Analisis VE hanya dilakukan pada pekerjaan plat dengan memunculkan
alternatif desain sebagai pembanding.
- Penggunaan alternatif beton pracetak untuk struktur plat dengan
petimbangan efisiensi dan efektivitas bahan, serta waktu pelaksanaan.
- Penggunaan alternatif tetap beton bertulang dengan perubahan mutu dan
dimensi plat atas dasar pertimbangan penghematan biaya.
- Dalam penggunaan alternatif nantinya juga harus diperhitungkan dari
segi struktur agar mutu dan kualitas desain alternatif tetap terjaga.
- Dengan adanya perubahan desain plat, perlu dilakukan perhitungan
ulang pada perubahan yang terjadi pada struktur tersebut, baik dari segi
volume maupun dari segi anggaran biaya.
- Refensi untuk menghitung desain struktur dan anggaran biaya dibantu
dengan buku-buku literature dan brosur dari survey ke instansi
pemerintah maupun perusahaan yang berkepentingan.
Page 107
86
2. Analisis VE Pada Item Pekerjaan Struktur Bawah Khususnya Fondasi
Pekerjaan struktur bawah cukup potensial untuk dilakukan analisis
VE, salah satunya adalah pekerjaan fondasi.
Adapun batasan masalah untuk analisis VE adalah sebagai berikut :
- Analisis VE dilakukan dengan memunculkan alternatif pembanding
untuk pekerjaan fondasi.
- Penggunaan alternatif fondasi dengan merubah bentuk dimensi fondasi
tiang dan merubah jenis fondasi.
- Alternatif perubahan dimensi adalah dengan mengganti minipile
segitiga menjadi tiang silinder. Alternatif mengganti jenis fondasi
adalah dengan mengganti fondasi sumuran
- Perhitungan beban bangunan yang ditahan fondasi dengan bantuan
program computer SAP2000 versi 7.42..
- Karena perubahan desain struktur fondasi tidak mempengaruhi
perubahan bentuk dari segi arsitekturnya, maka asumsi dalam
perhitungan biayanya hanya berpedoman pada segi bahan, waktu kerja
dan metode pelaksanaan.
Page 108
87
G. Tahapan Dalam Analisis VE Pada Item Pekerjaan Plat
Pekerjaan struktur atas khususnya plat pada sebagian besar proyek
biasanya memiliki alokasi biaya yang besar. Hal ini menjadi alasan mengapa
perlu dilakukan analisis VE pada item pekerjaan tersebut. Selain itu kurangnya
perencanaan desain struktur yang optimal dengan perhitungan yang berlebihan
atau pemilihan bahan yang kurang tepat bisa menyebabkan pembengkakan
biaya pelaksanaan. Adanya berbagai alternatif yang dipilih untuk membuat
perencanaan struktur menjadi efektif dan efisien perlu dilakukan dalam
melakukan analisis VE.
Pada proyek pembangunan gedung Rektorat UNIMUS struktur
platnya menggunakan struktur beton bertulang. Dalam penerapan VE pada
struktur plat akan dicoba alternatif dengan mengganti bahan, yaitu dengan
mengganti mutu bahan dan menggunakan beton pracetak. Alasan pemilihan
alternatif adalah adanya penghematan dari segi biaya maupun waktu dengan
adanya perubahan volume pekerjaan.
Page 109
88
1. Tahap Informasi
a. Informasi Umum dan Kriteria Desain
Proyek
: Pembangunan Gedung Rektorat UNIMUS
Item
: Pekerjaan Struktur Atas
Tabel. 4.3 Informasi Umum dan Kriteria Desain Pekerjaan Plat
Uraian
Data Teknis Proyek
Kriteria Desain
Unsur Desain
Perkiraan Biaya
Plat Lantai :
- Mutu beton K225
- Mutu Baja fy 240 Mpa
- Tebal plat 12 cm
- Diameter tulangan 10 mm
Plat Atap :
- Tebal plat 10 cm
- Diameter tulangan 8 mm
Beban hidup 250 kg/m2
Perhitungan beton menurut SKSNI 1991
Ketinggian plat :
- Lantai 2 + 4.45
- Lantai 3 + 8.45
- Lantai 4 + 12.45
- Plat atap bawah +16.35
- Plat atap atas + 20.35
Volume plat :
- Lantai 2 = 61.12 m3
- Lantai 3 = 63.90 m3
- Lantai 4 = 63.90 m3
- Plat atap bawah = 33.68 m3
- Plat atap atas = 18.67 m3
- Plat atap canopy = 4.98 m3
Rp 600.154.343,80
Page 110
89
b. Analisis Fungsi Pekerjaan Struktur
Tabel. 4.4 Tabel Analisis Fungsi Pekerjaan Plat
No
Uraian
Kata Kerja
Fungsi
Kt.
Benda
Jenis
Cost
Worth
1 Beton
Menyalurkan Beban
P
115,872,937.50
Belum dihitung
2 Besi tulangan
Menyalurkan Beban
P
219,907,406.25
Belum dihitung
3 Begesting
Mencetak
Plat
P
133,763,000.00
Belum dihitung
4 Perancah
Menahan
Beban
P
130,611,000.00
Belum dihitung
Jenis
P = primer
600,154,343.75
Belum dihitung
S = sekunder
- Analisis fungsi pada tahap ini hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dianalisis dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata
benda terukur.
- Nilai cost didapat dari rencana biaya existing.
- Nilai worth yang belum bisa ditampilkan akan diisi setelah dilakukan perhitungan biaya pekerjaan alternatif pada tahap analisis.
- Analisis fungsi secara lengkap akan ditampilkan pada tahap analisis.
89
Page 111
90
2. Tahap Kreatif
Pada tahap ini akan dimunculkan dua alternatif sebagai
pembanding perencanaan awal yang sudah ada . Kedua alternatif tersebut
adalah :
a. Alternatif 1 : Penggunaan beton bertulang dengan perubahan mutu
beton untuk struktur plat
Data-data :
- Mutu beton K350, untuk harga didapat dari Jati Kencana Beton
(lampiran 4)
- Diameter tulangan 10 mm untuk plat lantai
- Diameter tulangan 8 mm untuk plat atap
- Pembebanan direncanakan menurut PBI untuk gedung tahun 1983
- Perhitungan beton berpedoman pada SKSNI 1991
b. Alternatif 2 : Penggunaan beton precast untuk struktur plat
Data-data :
- Spesifikasi plat precast didapat dari Adhimix Precast (lampiran 4)
- Mutu beton plat topping K275, fc = 22,5 MPa
- Mutu baja plat topping fy = 240 MPa
- Pembebanan direncanakan menurut PBI untuk gedung tahun 1983
- Perhitungan beton berpedoman pada SKSNI 1991
- Perhitungan struktur plat berdasarkan referensi dari PT JHS untuk
proyek pembangunan Apartemen Perwira Tinggi PTIK Kebayoran
Jakarta Selatan
Page 112
91
- Tebal plat lantai precast 6 cm dan topping 6 cm
- Diameter tulangan untuk topping plat lantai 8 mm
- Tebal plat atap precast 6 cm dan topping 4 cm
- Diameter tulangan untuk topping plat atap toping 6 mm
Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih alternatif dapat
digambarkan keuntungan dan kelemahan setiap alternatif, seperti
terdapat pada tabel 4.5.
Untuk memudahkan perhitungan VE dalam memilih alternatif
terbaik dapat dimunculkan kriteria-kriteria dari item pekerjaan plat.
Kriteria tersebut merupakan komponen-komponen/ aspek-aspek dalam
pelaksanaan pekerjaan plat.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
4.6. Dalam tabel juga dijelaskan perbandingan keuntungan dari kriteria
yang diusulkan.
Page 113
92
Tabel. 4.5 Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan Plat
No Usulan/ Alternatif
Keuntungan
Kelemahan
1.
2.
Beton bertulang dengan
perubahan mutu K225
menjadi K350
Beton pracetak untuk
struktur plat
- Dimensi plat lebih kecil
- Perencanaannya mudah
- Sarana yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan lebih
sederhana
- Dapat menghemat biaya dengan
adanya pengurangan volume beton
- Mutu terjamin karena dikerjakan
oleh orang yang ahli dibidangnya
- Biaya pelaksanaan menjadi
ekonomis dengan adanya efesiensi
dan efektifitas bahan
- Pelaksanaannya tidak memerlukan
adanya begesting
- Mutu beton tergantung banyak faktor sehingga
kurang terjamin
- Memerlukan kerjasama yang baik karena
banyaknya tenaga kerja
- Pelaksanaannya membutuhkan peralatan berat/
modern dan teknologi tinggi
- Pelaksanaan pekerjaan hanya bisa dikerjakan
oleh orang yang ahli sehingga tidak begitu
mudah diperoleh di lapangan
- Perlu diperhatikan dalam perencanaan
mekanikal elektrikal
- Keuntungan dan kelemahan dari alternatif yang diusulkan nantinya bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam perhitungan VE untuk
menentukan alternatif yang dipilih.
92
Page 114
93
Tabel 4.6 Kriteria Desain Alternatif Pekerjaan Plat
No Kriteria
Pek. Plat Alternatif 1
dengan Mengganti Mutu
Beton
Pek. Plat Alternatif 2
dengan Plat Precast
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Waktu Pelaksanaan
Pembiayaan
Jumlah tenaga kerja
lapangan
Koordinasi
pelaksanaan
Pengawasan dan
pengendalian
Kondisi lapangan
Kondisi cuaca
Pekerjaan finishing
Berat struktur
Lama karena pembuatan
bekisting.
Biaya bahan cukup
murah karena mudah
didapat, semakin tinggi
mutu semakin mahal.
Biaya pelaksanaan
mahal karena terkait
dengan tenaga kerja,
tower crane, ready mix,
concrete pump.
Banyak.
Cukup sulit karena
tenaga yang banyak,
perlu diperhatikan pada
pekerjaan cold joint.
Tidak terlalu ketat
karena menggunakan
beton ready mix.
Membutuhkan ruang
kerja yang luas.
Harus diperhatikan.
Cukup lama.
Berat.
Cukup cepat karena
menggunakan
peralatan modern dan
bahan yang sudah
dicetak terlebih
dahulu
Biaya bahan mahal
Biaya pelaksanaan
tidak terlalu mahal
karena adanya
percepatan waktu
pelaksanaan
Tidak banyak.
Tidak terlalu sulit.
Kontrol yang cukup
ketat.
Membutuhkan ruang
kerja yang luas.
Tidak berpengaruh.
Cepat.
Berat.
- Kriteria-kriteria pada tabel nantinya digunakan untuk perhitungan analisis VE
dalam metode zero-one dan matrik evaluasi pada tahap analisis.
Page 115
94
3. Tahap Analisis
a. Perhitungan Estimasi Biaya Pekerjaan Plat
1). Pekerjaan Existing
Perhitungan existing pekerjaan plat diambil dari Rencana Anggaran Biaya
Proyek Pembagunan Gedung Rektorat UNIMUS.
a). Perhitungan harga satuan
Harga satuan 1m3 pekerjaan plat menurut rencana anggaran biaya :
1,000 m3 Beton K225
@ Rp 470.550
Rp 470.550
135,000 kg Pembesian
@ Rp 6.615
Rp 893.025
8,000 m2 Perancah
@ Rp 66.300
Rp 530.400
8,000 m2 Begesting
@ Rp 67.900
Rp 543.200
Rp 2.437.175
b). Volume plat :
- Plat canopy
= 4,980 m3
- Plat lantai 2
= 61,120 m3
- Plat lantai 3
= 63,900 m3
- Plat lantai 4
= 63,900 m3
- Plat atap bawah
= 33,680 m3
- Plat atap atas
= 18,670 m3
Total = 246,250 m3
c). Harga total untuk pekerjaan plat = 246,25 m3 x Rp 2.437.175
= Rp 600.154.343
Page 116
95
2). Pekerjaan Plat Alternatif 1, yaitu Mengganti Mutu Beton K225 menjadi K350
a). Perhitungan volume :
Tebal plat lantai 10 cm dan plat atap 8 cm didapat dari perhitungan struktur
plat (lampiran 2).
Volume plat lantai 2 = (61,120 / 0,12) x 0,10 = 50,933 m3
Volume plat lantai 3 = (63,900 / 0,12) x 0,10 = 53,250 m3
Volume plat lantai 4 = (63,900 / 0,12) x 0,10 = 53,250 m3
Total = 157,430 m3
Volume plat atap bawah = (33,680 / 0,10) x 0,09 = 30,312 m3
Volume plat atap atas = (18,670 / 0,10) x 0,09 = 16,803 m3
Volume plat atap canopy = ( 4,980 / 0,10) x 0,09 = 4,482 m3
Total = 51,600 m3
b). Perhitungan harga satuan :
Harga satuan pekerjaan beton 1m3 menurut BOW BPIK (K350 ex. Jati
Kencana Beton pada bulan November 2005, lampiran 4) :
1,000 m3 Beton K350
@ Rp 410.000
Rp 410.000
0,300 mandor
@ Rp 32.500
Rp 9.750
0,100 kep. tk. batu
@ Rp 35.000
Rp 3.500
1,000 tk. batu
@ Rp 32.500
Rp 32.500
6,000 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 135.000
Rp 590.750
Page 117
96
Pembesian per kg SNI-03-2495-1991/SK SNI S-05-1990-F (BPIK) :
1,0500 kg besi
@ Rp 6.000
Rp 6.300
0,0150 kg kawat besi
@ Rp 9.500
Rp 142,50
0,0003 mandor
@ Rp 32.500
Rp 9,75
0,0007 kep. tk. besi
@ Rp 35.000
Rp 24,50
0,0070 tk. besi
@ Rp 32.500
Rp 227,50
0,0070 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 157,50
Rp 6861,75
1m2 Pasang bekesting untuk lantai SNI-03-3435-2002 (BPIK) :
0,0400 m3 kayu cetakan
@ Rp 750.000
Rp 30.000
0,400 kg paku
@ Rp 8.000
Rp 3.200
0,015 m3 balok kayu
@ Rp 850.000
Rp 12.750
0,350 lbr plywood tebal 9mm
@ Rp 60.000
Rp 21.000
6,000 btg dolken diameter 8-10cm/4m
@ Rp 12.000
Rp 72.000
0,006 mandor
@ Rp 32.500
Rp
195
0,033 kep. tk. kayu
@ Rp 35.000
Rp 1155
0,330 tk. kayu
@ Rp 32.500
Rp 10.725
0,300 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 6.750
Rp 157.775
Page 118
97
c). Perhitungan harga pekerjaan plat
Desain tulangan diperoleh dari perhitungan struktur plat (lampiran 2)
- Plat lantai
D10-20 cm
100
D10-15 cm
100
Besi = 7 + 6 x 100/10 x 0,62 = 80,6 kg
Vbeton = 1 x 1 x 0,1 = 0,1 m3
Bekesting = 1 x 1 = 1 m2
Per 1m3 = 1 / 0,1 =10
Vbekesting = 1 x 10 = 10 m2
Harga besi = 80,6 x Rp 6861,75 = Rp 553.057
Harga bekesting = 10 x Rp 157.775 = Rp 1.577.750
- Plat atap
D8-12,5 cm
100
D8-12,5 cm
100
Besi = 9 + 9 x 100/9 x 0,39 = 77,99 kg
Vbeton = 1 x 1 x 0,09 = 0,09 m3
Bekesting = 1 x 1 = 1 m2
Per 1m3 = 1 / 0,09 = 11,11
Vbekesting = 1 x 11,11 = 11,11 m2
Page 119
98
Harga besi = 77,99 x Rp 6861,75 = Rp 535.148
Harga bekesting = 11,11 x Rp 157.775 = Rp 1.752.880
- Harga satuan beton bertulang 1 m3 untuk plat lantai :
Beton
= Rp 590.750
Tulangan = Rp 553.057
Bekesting = Rp 1.577.750
Total = Rp 2.721.557
- Harga satuan beton bertulang 1 m3 untuk plat atap :
Beton
= Rp 590.750
Tulangan = Rp 535.148
Bekesting = Rp 1.752.880
Total = Rp 2.878.778
- Perhitungan harga pekerjaan plat :
Harga beton plat = (157,430 m3 x Rp 2.721.557) + (51,600 m3
x Rp 2.878.778)
= Rp 576.999.663
Page 120
99
d). Persewaan pompa
Harga pemakaian pompa hanya untuk satu lokasi sekali pakai Rp 1.400.000,
maksimal volume 60m3 kelebihannya Rp 25.000/m3.
Jumlah pipa 10 batang @ 3m kelebihannya Rp 25.000/batang (lampiran 4)
Pengecoran dilakukan tiap lantai :
- Pengecoran lantai 2 :
Volume = canopy + plat lantai 2
= 4,482 + 50,93 = 55,412
Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000
- Pengecoran lantai 3 :
Volume plat lantai 3 = 53,25m3
Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000
- Pengecoran lantai 4 :
Volume plat lantai 4 = 53,25m3
Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000
- Pengecoran plat atap :
Volume = 30,312 + 16,803 = 47,115m3
Karena kondisi lapangan membutuhkan tambahan pipa, maka :
Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000 + 4 x Rp 25.000
= Rp 1.500.000
Total biaya sewa pompa = Rp 1.400.000 + Rp 2.800.000
+ Rp 1.500.000 = Rp 5.700.000
Page 121
100
e). Biaya total untuk alternatif 1 pekerjaan plat :
= Rp 576.999.663 + Rp 5.700.000
= Rp 582.699.663
2). Pekerjaan Plat Alternatif 2, yaitu dengan Menggunakan Plat Precast
a). Perhitungan volume :
Tebal plat precast dan topping untuk plat lantai dan plat atap didapat dari
perhitungan struktur plat (lampiran 2).
- Volume plat lantai existing (tebal plat = 12 cm) :
Lantai 2 = 61,12 m3
Lantai 3 = 63,90 m3
Lantai 4 = 63,90 m3
- Volume plat atap existing (tebal plat = 10 cm) :
Plat atap bawah = 33,68 m3
Plat atap atas
= 18,67 m3
Plat atap canopy = 4,98 m3
- Volume plat lantai precast :
Lantai 2 = 61,12 / 0,12 = 509,33 m2
Lantai 3 = 63,90 / 0,12 = 532,50 m2
Lantai 4 = 63,90 / 0,12 = 532,50 m2
= 1574,33 m2
Page 122
101
- Volume plat atap precast :
Plat atap bawah = 33,68 / 0,10 = 336,80 m2
Plat atap atas
= 18,67 / 0,10 = 186,70 m2
Plat atap canopy = 4,98 / 0,10 = 49,80 m2
= 573,80 m2
Total volume plat precast = 1574,33 + 573,30 = 2147,63 m2
- Volume plat topping lantai (tebal plat = 6 cm) :
lantai 2 = (61,120 / 0,12) x 0,06 = 30,56 m3
lantai 3 = (63,900 / 0,12) x 0,06 = 31,95 m3
lantai 4 = (63,900 / 0,12) x 0,06 = 31,95 m3
Total = 94,46 m3
- Volume plat topping atap (tebal plat = 4 cm) :
Volume plat atap bawah = (33,680 / 0,10) x 0,04 = 13,472 m3
Volume plat atap atas = (18,670 / 0,10) x 0,04 = 7,468 m3
Volume plat atap canopy = ( 4,980 / 0,10) x 0,04 = 1,992 m3
Total = 22,932 m3
Page 123
102
b). Perhitungan harga satuan :
Harga satuan pekerjaan beton 1m3 menurut BOW BPIK (K275 ex. Jati
Kencana Beton bulan November 2005, lampiran 4) :
1,000 m3 Beton K275
@ Rp 385.000
Rp 385.000
0,300 mandor
@ Rp 32.500
Rp 9.750
0,100 kep. tk. batu
@ Rp 35.000
Rp 3.500
1,000 tk. batu
@ Rp 32.500
Rp 32.500
6,000 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 135.000
Rp 565.750
Pembesian per kg SNI-03-2495-1991/SK SNI S-05-1990-F (BPIK) :
1,0500 kg besi
@ Rp 6.000
Rp 6.300
0,0150 kg kawat besi
@ Rp 9.500
Rp 142,50
0,0003 mandor
@ Rp 32.500
Rp 9,75
0,0007 kep. tk. besi
@ Rp 35.000
Rp 24,50
0,0070 tk. besi
@ Rp 32.500
Rp 227,50
0,0070 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 157,50
Rp 6861,75
Page 124
103
1m2 Pasang bekesting untuk lantai SNI-03-3435-2002 (BPIK) :
0,0400 m3 kayu cetakan
@ Rp 750.000
Rp 30.000
0,400 kg paku
@ Rp 8.000
Rp 3.200
0,006 mandor
@ Rp 32.500
Rp 195
0,033 kep. tk. kayu
@ Rp 35.000
Rp 1155
0,330 tk. kayu
@ Rp 32.500
Rp 10.725
0,300 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 6.750
Rp 52.025
c). Perhitungan harga pekerjaan plat
Desain tulangan diperoleh dari perhitungan struktur plat (lampiran 4).
- Topping plat lantai
D8-12,5 cm
D8-20 cm
100
100
Besi = 9 + 6 x 100/6 x 0,39 = 97,5 kg
Vbeton = 1 x 1 x 0,06 = 0,06 m3
Bekesting = 4 x 0,06 = 0,24 m2
Per 1m3 = 1 / 0,06 = 16,67
Vbekesting = 0,24 x 16,67 = 4 m2
Harga besi = 97,5 kg x Rp 6861,75 = Rp 669.021
Harga bekesting = 4 x Rp 52.025 = Rp 208.100
Page 125
104
- Topping plat lantai
D6-10 cm
D6-12,5 cm 100
100
Besi = 9 + 11 x 100/4 x 0,22 = 110 kg
Vbeton = 1 x 1 x 0,04 = 0,04 m3
Bekesting = 4 x 0,04 = 0,16 m2
Per 1m3 = 1 / 0,04 =25
Vbekesting = 0,16 x 25 = 4 m2
Harga besi = 110 kg x Rp 6861,75 = Rp 754.793
Harga bekesting = 4 x Rp 52.025 = Rp 208.100
- Harga satuan topping plat lantai 1 m3 :
Beton (K275)
= Rp 565.750
Tulangan
= Rp 669.021
Bekesting
= Rp 208.100
Total = Rp 1.442.71
- Harga satuan topping plat atap 1 m3 :
Beton (K275)
= Rp 565.750
Tulangan
= Rp 754.793
Bekesting
= Rp 208.100
Total = Rp 1.528.643
Page 126
105
- Perhitungan harga pekerjaan plat :
Volume precast = 2147,63 m2
Harga precast = Rp 150.000/m2 (harga precast ex. Adhimix Precast pada bulan
November 2005, lampiran 4).
Harga plat precast = 2147,63 x Rp 150.000 = Rp 322.145.000
Harga plat topping = (94,46 m3 x Rp 1.442.871) + (22,932 m3 x
Rp 1.528.643)
= Rp 171.348.436
d). Persewaan pompa untuk mengecor topping :
Harga pemakaian pompa hanya untuk satu lokasi sekali pakai Rp 1.400.000,
maksimal volume 60m3 kelebihannya Rp 25.000/m3.
Jumlah pipa 10 batang @ 3 m kelebihannya Rp 25.000/batang (lampiran 4).
- Pengecoran topping plat lantai
Volume topping = 94,46 m3
Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000 + 34,46 x Rp 25.000
= Rp 2.261.500
- Pengecoran topping plat atap
Tambahan 4 batang pompa, karena panjangnya daerah yang akan dicor.
Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000 + 4 x Rp 25.000
= Rp 1.500.000
Total biaya sewa pompa = Rp 2.261.500 + Rp 1.500.000
= Rp 3.761.500
Page 127
106
e). Perkiraan sewa alat berat untuk memasang plat precast
Perkiraan 1 hari memasang 8 m3 plat precast
Pekerjaan selesai = 128,858 m3 / 8 m3 = 16,2 → 17 hari
Biaya sewa alat crane
= Rp 25.000.000/bulan
Mobilisasi
= Rp 45.000.000
Biaya erection dan dismantle = Rp 18.000.000
Biaya operator = Rp 50.000/hari, 2 orang = Rp 100.000
Biaya operator pemasangan = 17 hari x Rp 100.000 = Rp 1.700.000
Total = Rp 25.000.000 + Rp 45.000.000 + Rp 18.000.000 + Rp 1.700.000
= Rp 89.700.000
f). Biaya total alternatif 2 pekerjaan plat
= Rp 322.145.000 + Rp 171.348.436 + Rp 3.761.500+ Rp 89.700.000
= Rp 586.954.936
Page 128
107
Tabel 4.7 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Pekerjaan Plat
No Item
Existing
Alternatif 1
Penghematan
Alternatif 2
Penghematan
1
Harga
Rp 600.154.343
Rp 582.699.663
Rp 17.454.680
Rp 586.954.936
Rp 13.199.407
Dari tabel didapat :
- Harga untuk pekerjaan alternatif 1, yaitu dengan menggunakan mutu beton K350 bila dibandingkan dengan pekerjaan existing
memiliki penghematan biaya sebesar Rp 17.454.680.
- Harga untuk pekerjaan alternatif 2, yaitu dengan menggunakan plat precast bila dibandingkan dengan pekerjaan existing
memiliki penghematan biaya sebesar Rp 13.199.407.
- Untuk memilih alternatif terbaik tidak hanya dilihat dari segi penghematan biaya saja, tetapi nantinya juga dilihat dari analisis VE
pada kriteria-kriteria dari pekerjaan plat yang diusulkan pada tahap kreatif.
- Dalam perhitungan analisis VE menggunakan metode, diantaranya sebagai berikut :
• Analisis fungsi (tabel 4.8)
• Metode zero-one mencari bobot (tabel 4.9)
• Metode zero-one mencari indeks (tabel 4.10)
• Matrik evaluasi (tabel 4.11)
10
7
Page 129
108
b. Perhitungan Value Engineering Pekerjaan Plat
1). Analisis Fungsi Pekerjaan Plat
Tabel 4.8 Analisis Fungsi Pekerjaan Plat
No
Uraian
Kata Kerja
Fungsi Kt.
Benda
Jenis
Cost
Worth 1
Worth 2
1 Beton
Menyalurkan
Beban
P
115,872,937.50 123,484,472.50
-
2 Besi tulangan Menyalurkan
Beban
P
219,907,406.25 114,681,400.30
-
3 Begesting
Mencetak
Plat
P
133,763,000.00 338,833,790.50
-
4 Perancah
Menahan
Beban
P
130,611,000.00
-
-
5 Plat precast
Menerima
Beban
P
-
-
322,145,000.00
6 Plat topping
Menerima
Beban
P
-
-
171,348,436.00
7 Pompa beton Membantu
Pekerjaan P
-
5,700,000.00
3,761,500.00
8 Alat crane
Membantu
Pekerjaan P
-
-
89,700,000.00
Jenis
P = primer
600,154,343.75 582,699,663.30 586,954,936.00
S = sekunder
Cost/Worth = 1.03
Cost/Worth = 1.02
- Untuk kolom cost nilainya didapat dari biaya pekerjaan existing. Untuk kolom worth 1 nilainya didapat dari biaya pekerjaan
alternatif 1 atau dengan merubah mutu beton. Untuk kolom worth 2 nilainya didapat dari pekerjaan alternatif 2 atau dengan
menggunakan plat precast.
- Nilai cost/worth1 = 600.154.343,75 / 582.699.663,30 = 1,03 dan cost/worth2 = 600.154.343,75 / 586.954.936 = 1,02.
- Nilai cost/worth diatas berarti menunjukkan adanya penghematan, baik pada pekerjaan alternatif 1 maupun alternatif 2 karena
nilainya lebih dari 1, walaupun penghematan yang terjadi tidak begitu besar.
108
Page 130
109
2). Metode Zero-One Mencari Bobot
Tabel 4.9 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Plat
Nomor Kriteria
Kriteria
Nomor Kriteria
1
2
3
4
5
6
7
8
Total Ranking
Bobot
Waktu Pelaksanaan
1
X
0
1
1
1
1
1
1
7
8
17.78
Pembiayaan
2
1
X
1
1
1
1
1
1
8
9
20.00
Jumlah Tenaga
3
0
0
X
1
1
1
1
1
6
7
15.56
Koordinasi Pelaksanaan
4
0
0
0
X
1
1
1
1
4
5
11.11
Pengawasan dan Pengendalian
5
0
0
0
0
X
1
1
1
5
6
13.33
Kondisi Lapangan
6
0
0
0
0
0
X
1
1
3
4
8.89
Kondisi Cuaca
7
0
0
0
0
0
0
X
1
1
2
4.44
Pekerjaan Finishing
8
0
0
0
0
0
0
0
X
0
1
2.22
Berat Struktur
9
0
0
0
0
0
0
0
1
2
3
6.67
Jumlah
45 100.00
- Metode zero-one pada tabel digunakan untuk mencari bobot yang nantinya digunakan dalam menghitung matrik evaluasi.
- Pemberian nilai 1 adalah nomor kriteria pada kolom lebih penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai 0 adalah nomor
kriteria pada kolom kurang penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai X adalah nomor kriteria pada kolom dan baris
mempunyai fungsi sama penting.
- Pemberian angka pada ranking sesuai dengan jumlah kriteria, yaitu rangking 1-9. Pemberian ranking dilakukan secara terbalik,
yaitu yang mendapat total tertinggi angka ranking 9, selanjutnya terus turun sampai yang total terendah mendapat angka ranking 1.
- Untuk bobot dihitung dengan rumus = {angka ranking yang dimiliki / jumlah angka ranking}x 100, sebagai contoh diambil kriteria
waktu pelaksanaan, bobot = {8 / 45}x 100 = 17,78
109
Page 131
110
3). Metode Zero-One Mencari Indeks
Sebelum menggunakan matrik evaluasi, pekerjaan existing dan
pekerjaan alternatif juga harus dianalisis VE dengan metode zero-one untuk
mendapatkan indeks yang akan digunakan dalam tabel matrik evaluasi. Dalam
menganalisis VE kriteria-kriteria komponen plat yang digunakan seperti yang
diusulkan pada tahap kreatif. Untuk metode zero-one dapat dilihat pada tabel
4.10 dan matrik evaluasi pada tabel 4.11.
Penjelasan :
Fungsi A = Pekerjaan Existing
Fungsi B = Alternatif 1 = meningkatkan mutu beton menjadi K350
Fungsi C = Alternatif 2 = dengan menggunakan plat precast/ pracetak.
Tabel 4.10 Metode Zero-One Mencari Indeks
1. Kriteria Waktu Pelaksanaan
Fungsi A B C
Jumlah
Indeks
A
X 0 0
0
0
B
1 X 0
1
1/3
C
1 1 X
2
2/3
2. Kriteria Pembiayaan
Fungsi A B C
Jumlah
Indeks
A
X 0 0
0
0
B
1 X 1
2
2/3
C
1 0 X
1
1/3
3. Kriteria Jumlah Tenaga Kerja
Fungsi A B C
Jumlah
Indeks
A
X 0 0
0
0
B
1 X 0
1
1/3
C
1 1 X
2
2/3
Page 132
111
4. Kriteria Koordinasi di Lapangan
Fungsi A B C
Jumlah
Indeks
A
X 0 0
0
0
B
1 X 0
1
1/3
C
1 1 X
2
2/3
5. Kriteria Pengawasan dan
Pengendalian
Fungsi A B C
Jumlah
Indeks
A
X 0 0
0
0
B
1 X 0
1
1/3
C
1 1 X
2
2/3
6. Kriteria Kondisi Lapangan
Fungsi A B C
Jumlah
Indeks
A
X 0 1
1
½
B
0 X 1
1
½
C
0 0 X
0
0
7. Kondisi Cuaca
Fungsi A B C
Jumlah
Indeks
A
X 0 0
0
0
B
0 X 0
0
0
C
1 1 X
2
1
8. Pekerjaan Finishing
Fungsi A B C
Jumlah
Indeks
A
X 0 0
0
0
B
0 X 0
0
0
C
1 1 X
2
1
9. Berat Struktur
Fungsi A B C
Jumlah
Indeks
A
X 0 0
0
0
B
1 X 1
2
2/3
C
1 0 X
1
1/3
Page 133
112
Penjelasan tabel 4.10, sebagai contoh diambil tabel kriteria nomor satu, yaitu waktu
pelaksanaan.
Pada baris pertama :
- A pada kolom mempunyai fungsi sama dengan A pada baris maka diberi tanda X
- A pada kolom mempunyai fungsi kurang penting dari B pada baris, maka diberi
tanda 0. Mempunyai kebalikan dengan baris kedua, dimana B pada kolom
mempunyai fungsi lebih penting dari A pada baris dan diberi tanda 1.
- A pada kolom mempunyai fungsi kurang penting dari C pada baris, maka diberi
tanda 0. Mempunyai kebalikan dengan baris ketiga, dimana C pada kolom
mempunyai fungsi lebih penting dari A pada baris dan diberi tanda 1.
- Untuk jumlah merupakan hasil penjumlahan pada baris. Misal, pada baris A
mempunyai jumlah 0, pada baris B mempunyai jumlah 1, pada baris C
mempunyai jumlah 2.
- Untuk indeks adalah perbandingan antara jumlah dengan total jumlah. Misal total
jumlah A,B,C = 0+1+2 = 3, sedang untuk indeks A = 0/3, B = 1/3, C = 2/3.
- Indeks ini nantinya digunakan pada tabel matrik evaluasi.
- Untuk metode zero-one kriteria-kriteria yang lain penilaianya menggunakan cara
yang sama.
Page 134
113
4). Matrik Evaluasi
Tabel 4.11 Matrik Evaluasi Pekerjaan Plat
Kriteria
Fungsi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
No
Bobot
17.78
20.00
15.56
11.11
13.33
8.89
4.44
2.22
6.67
Total
Indeks = 0
Indeks
= 0
Indeks
= 0
Indeks =
0
Indeks =
0
Indeks =
1/2
Indeks =
0
Indeks =
0
Indeks =
0
1
A
Bobot x
indeks =
17.78 x 0 = 0
0
0
0
0
4.44
0
0
0
4.44
1/3
2/3
1/3
1/3
1/3
1/2
0
0
2/3
2
B
5.93
13.33
5.19
3.70
4.44
4.44
0
0
4.45
41.48
2/3
1/3
2/3
2/3
2/3
0
1
1
1/3
3
C
11.85
6.67
10.37
7.41
8.89
0
4.44
2.22
2.22
54.07
- A adalah pekerjaan existing, B adalah pekerjaan alternatif 1 dan C adalah pekerjaan alternatif 2.
- Pemberian nilai pada bobot berdasarkan kepentingan kriteria pada item pekerjaan plat atau didapat dari tabel 4.9, sedangkan
indeks didapat dari tabel 4.10.
- Pada baris A,B,C dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas diisi indeks dan bagian bawah diisi nilai bobot dikalikan indeks.
- Total hasil adalah jumlah dari bobot dikali nilai. Untuk memilih pekerjaan alternatif dilihat dari yang memiliki total nilai terbesar
dan dari tabel diatas diketahui bahwa pekerjaan alternatif 2 atau menggunakan plat precast dapat dipilih karena memiliki total
nilai terbesar
113
Page 135
114
4. Tahap Pengembangan
Proyek : Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang
Item : Pekerjaan Struktur Atas
Pekerjaan plat karena terletak dibawah ubin/tegel dan tertutup oleh
plafond serta dalam perencanaannya sudah direncanakan kuat menahan
beban, maka tidak memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan. Untuk
itu, pada tahap pengembangan ini tidak dilakukan perhitungan pekerjaan plat
dalam siklus life cycle cost.
5. Tahap Rekomendasi
a. Desain Awal :
1). Struktur plat menggunakan beton bertulang dengan mutu beton K225 dan
mutu baja fy = 240 MPa.
2). Tebal plat 12 cm dengan pembesian diameter 10mm untuk plat lantai dan
diameter 8mm untuk plat atap.
3). Pelaksanaan konstruksi dengan metode konvensional (cast in situ),
sehingga waktu pelaksanaannya lama. Selain itu tenaga kerja di lapangan
juga banyak, sehingga membutuhkan koordinasi yang ekstra ketat.
4). Biaya perencanaan sebesar Rp 600.154.343.
Page 136
115
b. Usulan :
1). Penggunaan beton bertulang dengan merubah mutu beton menjadi K350
dan mutu baja tetap fy 240 MPa.
a). Keuntungan yang didapat sebagai berikut :
- Dimensi plat menjadi kecil
- Perencanaan dan pelaksanaannya mudah dikerjakan
- Biaya perencanaannya sebesar Rp 582.699.663, sehingga terjadi
penghematan biaya sebesar Rp 17.454.680
2). Penggunaan plat dengan sistem plat pracetak/precast.
a). Keuntungan yang didapat sebagai berikut :
- Menghemat waktu pelaksanaan
- Mutu pekerjaan terjamin karena adanya pengawasan yang ketat
- Jumlah tenaga kerja dapat direduksi/ dikurangi
- Lingkungan kerja yang relatif bersih karena penggunaan bekesting
dapat dikurangi
- Pengerjaannya tidak bergantung cuaca
- Biaya perencanaannya sebesar Rp 586.954.936, sehingga terjadi
penghematan biaya sebesar Rp 13.199.407
Dari dua alternatif yang diusulkan dapat dibuat grafik untuk
menggambarkan besarnya biaya perencanaan yang terjadi. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3.
Page 137
116
600,154,343.00
582,699,663.00
586,954,936.00
570,000,000.00
575,000,000.00
580,000,000.00
585,000,000.00
590,000,000.00
595,000,000.00
600,000,000.00
605,000,000.00
Existing
Alternarif 1
Alternatif 2
Item pekerjaan plat
R
e
n
can
a an
ggaran
b
iaya
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Pekerjaan Plat Dengan Biaya
Perencanaannya
Gambar 4.3 menjelaskan hubungan antara biaya dengan pekerjaan plat, baik
existing maupun pekerjaan alternatif yang diusulkan. Setelah dilakukan analisis
VE ternyata terdapat penghematan biaya, walaupun nilainya tidak terlalu besar.
c. Pemilihan Pekerjaan Alternatif yang Dipakai
Dari analisis yang dilakukan, maka dipilih pekerjaan alternatif 2 sebagai
alternatif terbaik dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :
- Penghematan biaya
- Penghematan waktu
- Tidak mengurangi estetika dan fungsi dasar struktur
- Pengurangan jumlah tenaga kerja
Page 138
117
H. Tahapan dalam Analisis VE pada Item Pekerjaan Struktur Bawah
Pekerjaan struktur bawah yang memiliki potensial untuk dilakukan
analisis VE adalah pekerjaan fondasi. Hal menjadi alasan mengapa perlu
dilakukan analisis VE pada item pekerjaan tersebut adalah karena adanya
perubahan berat bangunan yang ditahan oleh fondasi akibat perubahan yang
dilakukan pada struktur atas saat dilakukan analisis VE.
Pada proyek pembangunan Gedung Rektorat Universitas
Muhammadiyah Semarang struktur bawah menggunakan fondasi pancang
minipile segitiga 37x37x37. Dalam penerapan VE nantinya akan dicoba
alternatif dengan mengganti bahan fondasi, yaitu dengan fondasi pancang bulat
diameter 35 mm dan fondasi sumuran. Alasan pemilihan alternatif tersebut
adalah adanya penghematan dari segi biaya maupun waktu dengan adanya
perubahan bahan/ material dan pengurangan jumlah fondasi.
Page 139
118
1.Tahap Informasi
a. Informasi Umum dan Kriteria Desain
Proyek : Pembangunan Gedung Rektorat Unimus
Item
: Pekerjaan Struktur Bawah
Tabel. 4.14 Informasi Umum dan Kriteria Desain Struktur Bawah
Uraian
Data Teknis Proyek
Kriteria Desain
Unsur Desain
Perkiraan Biaya
Fondasi :
- Menggunakan minipile segitiga 37x37x37
- Terdapat 180 titik pancang
- Beban bangunan dihitung dengan
menggunakan SAP2000 versi 7.42
Pile cap :
- Mutu beton K225
- Mutu baja fy 320 MPa
- Dimensi tergantung dari jumlah fondasi
Perhitungan beton menurut SKSNI 1991
- Kedalaman pondasi sampai tanah keras
12 m
- Dimensi pile cap :
P2 = 50 cm
P3 = 60 cm
P4 = 70 cm
P5 = 70 cm
Rp 363.339.186,75
Page 140
119
Tabel 4.15 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi
No
Uraian
Kata Kerja
Fungsi Kt. Benda
Jenis
Cost
Worth
1 Tiang pancang
Mendukung
Beban
P
222,480,000.00
Belum dihitung
2 Pile cap
Meneruskan
Beban
P
139,059,186.75
Belum dihitung
3 Galian tanah
Menyesuaikan Elevasi
S
1,885,625.00
1,885,625.00
4 Urugan kembali
Menutup
Lubang
S
427,050.00
427,050.00
5 Lantai kerja
Meneruskan
Kegiatan
S
8,604,833.50
8,604,833.50
6 Mobilisasi
Memindahkan Alat
S
2,500,000.00
Belum dihitung
7 Kupas tiang pancang
Memotong
Tiang pancang
S
1,800,000.00
Belum dihitung
Jenis
P = primer
376,756,695.25
Belum dihitung
S = sekunder
- Analisis fungsi pada tahap ini hanya menerangkan item pekerjaan yang akan dianalisis dan definisi fungsi dari kata kerja dan kata
benda terukur.
- Nilai cost didapat dari rencana biaya existing.
- Nilai worth yang belum bisa ditampilkan akan diisi setelah dilakukan perhitungan biaya pekerjaan alternatif pada tahap analisis.
- Analisis fungsi secara lengkap akan ditampilkan pada tahap analisis.
119
Page 141
120
2. Tahap Kreatif
Pada tahap ini akan dimunculkan dua alternatif sebagai pembanding
perencanaan awal yang sudah ada. Kedua alternatif tersebut adalah :
a. Alternatif 1 : Penggunaan tiang pancang silinder diameter 35 cm.
Data-data :
- Diameter tulangan 35 cm
- Daya dukung tiang 93.1 ton ez. WIKA beton (lampiran 4)
- Mutu beton pile cap K225, harga beton didapat dari Jati Kencana Beton
(lampiran 4)
- Mutu baja pile cap fy = 320 MPa
- Pembebanan direncanakan berdasarkan SAP2000 versi 7.42
- Data tanah berdasarkan penyelidikan sondir
b. Alternatif 2 : Penggunaan fondasi sumuran
Data-data :
- Diameter sumuran direncanakan sesuai pembebanan yang terjadi
- Mutu beton pile cap K300
- Mutu baja fy = 240 MPa
- Mutu beton sumuran K250
- Mutu baja fy = 240 MPa
- Mutu beton siklop K225
- Harga beton didapat dari Jati Kencana Beton (lampiran 4)
Page 142
121
Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih alternatif
pekerjaan fondasi dapat digambarkan keuntungan dan kelemahan setiap
alternatif, seperti terdapat pada tabel 4.16.
Untuk memudahkan perhitungan VE dalam memilih alternatif
terbaik dapat dimunculkan kriteria-kriteria dari item pekerjaan fondasi.
Kriteria tersebut merupakan komponen-komponen/ aspek-aspek dalam
pelaksanaan pekerjaan fondasi.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 4.17. Dalam tabel juga dijelaskan perbandingan keuntungan dari
kriteria yang diusulkan.
Page 143
122
Tabel. 4.16 Keuntungan dan Kerugian Alternatif Pekerjaan Fondasi
No Usulan/ Alternatif
Keuntungan
Kelemahan
1.
2.
Tiang pancang beton
silinder diameter 35 cm
Penggunaan pondasi
sumuran
- Kualitas terjamin, karena
pembuatannya di pabrik, sehingga alat,
bahan dan pengawasan baik dan
terkontrol
- Tenaga kerja yang cukup
berpengalaman dan mudah didapat
- Pelaksanaannya cepat karena adanya
penggunaan alat berat
- Perencanaannya mudah karena sudah
umum banyak digunakan
- Tenaga kerja banyak mudah didapat
- Sarana yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan lebih sederhana
dan mudah didapat
- Suara bising yang ditimbulkan saat
pelaksanaan pemancangan
- Panjangnya tertentu sehingga kemungkinan
adanya kekurangan dan kelebihan bahan
- Kemungkinan adanya tiang patah akibat
penyambungan yang kurang sempurna
- Kontrol kualitas kurang terjamin karena
langsung cetak ditempat (cast in situ)
- Waktu pelaksanaan lama karena adanya
pelaksanaan begesting dan penulangan beton
- Pelaksanaannya tergantung faktor cuaca
- Keuntungan dan kelemahan dari alternatif yang diusulkan nantinya bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam perhitungan VE untuk
menentukan alternatif yang dipilih.
122
Page 144
123
Tabel 4.17 Kriteria Desain Alternatif Struktur Bawah
No Kriteria
Pek. Fondasi Alternatif 1
dengan Tiang Pancang
Diameter 35 cm
Pek. Fondasi Alternatif 2
dengan
Fondasi
Sumuran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Waktu Pelaksanaan
Pembiayaan
Jumlah tenaga kerja
lapangan
Koordinasi
pelaksanaan
Pengawasan dan
pengendalian
Kondisi lapangan
Kondisi cuaca
Berat struktur
Cepat karena dibantu
alat berat
Biaya bahan murah
karena mudah didapat,
Biaya pelaksanaan
mahal karena terkait
dengan alat berat , ready
mix, concrete pump.
Sedikit
Tidak sulit, karena
tenaga kerja sedikit
Kontrol yang cukup
ketat
.
Membutuhkan ruang
kerja yang luas.
Tidak berpengaruh
Berat.
Lama karena pembuatan
begesting dan
penulangan
Biaya bahan mahal,
semakin tinggi mutu
semakin mahal
Biaya pelaksanaan
mahal karena terkait
dengan alat berat, ready
mix
Banyak
Cukup sulit karena
tenaga yang banyak
Tidak terlalu ketat
karena menggunakan
beton ready mix
Membutuhkan ruang
kerja yang luas.
Harus diperhatikan.
Berat.
- Kriteria-kriteria pada tabel nantinya digunakan untuk perhitungan analisis VE
dalam metode zero-one dan matrik evaluasi pada tahap analisis.
Page 145
124
3. Tahap Analisis
a. Perhitungan Estimasi Biaya Pekerjaan Fondasi
1). Pekerjaan Existing Fondasi
Perhitungan existing pekerjaan fondasi diambil dari Rencana Anggaran
Biaya Proyek Pembagunan Gedung Rektorat UNIMUS.
a). Volume minipile = 2160 m’
Harga satuan minipile = Rp 103.000
Harga minipile = 2160 x Rp 103.000 = Rp 222.480.000
b). Volume pile cap = 66,330 m3
Harga pile cap = Rp 2.096.475 x 66,330 = Rp 139.059.186,75
c). Mobilisasi = Rp 2.500.000
d). Kupas tiang pancang Rp 10.000/titik
Volume = 180 titik
Harga = 180 x Rp 10.000 = Rp 1.800.000
e). Harga existing = Rp 222.480.000 + Rp 139.059.186,75 +
Rp 2.500.000 + Rp 1.800.000
= Rp 365.839.186
Page 146
125
2). Pekerjaan Fondasi Alternatif 1, yaitu dengan Menggunakan Fondasi Tiang
Pancang Diameter 35 cm
a). Perhitungan harga satuan
Harga satuan pekerjaan beton 1m3 menurut BOW BPIK (K225 ex. Jati
Kencana Beton bulan November 2005, lampiran 4) :
1,000 m3 Beton K225
@ Rp 365.000
Rp 365.000
0,300 mandor
@ Rp 32.500
Rp 9.750
0,100 kep. tk. batu
@ Rp 35.000
Rp 3.500
1,000 tk. batu
@ Rp 32.500
Rp 32.500
6,000 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 135.000
Rp 545.750
Pembesian dengan besi polos atau ulir per kg SNI-03-2495-1991/SK SNI
S-05-1990-F (BPIK) :
1,0500 kg besi
@ Rp 10.000
Rp 10.500
0,0150 kg kawat besi
@ Rp 9.500
Rp 142,50
0,0003 mandor
@ Rp 32.500
Rp
9,75
0,0007 kep. tk. besi
@ Rp 35.000
Rp 24,50
0,0070 tk. besi
@ Rp 32.500
Rp 227,50
0,0070 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 157,50
Rp 11.061,75
Page 147
126
1m2 Pasang bekesting untuk lantai SNI-03-3435-2002 (BPIK) :
0,0400 m3 kayu cetakan
@ Rp 750.000
Rp 30.000
0,300 kg paku
@ Rp 8.000
Rp 2.400
0,005 mandor
@ Rp 32.500
Rp 162,50
0,026 kep. tk. kayu
@ Rp 35.000
Rp 910
0,260 tk. kayu
@ Rp 32.500
Rp 8.450
0,300 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 6.750
Rp 48.672,50
b). Perhitungan harga pekerjaan pile cap
Untuk desain pile cap tiap fondasi didapat dari perhitungan struktur fondasi
tiang pancang (lampiran 3).
(1). Type P2 ( 8 buah )
Kolom 50x50 cm
7D12
9D12
50
8D20
10D20
Tiang pancang D 35 cm
Kedalaman -12.00
35
70
35
Jumlah tiang = 8x2 = 16 buah
Volume pile cap = 1,40 x 1,05 x 0,5 = 0,735 m3 x 8 = 5,88 m3
Per 1m3 = 1 / 0,735 = 1,36
Page 148
127
Vbesi = (10 x 1,05 + 8 x 1,40) x 2,46 = 53,38
(9 x 1,05 + 7 x 1,40) x 0,89 = 17,13 + = 60,51 kg
Vbegesting = (2x1,40 + 2x1,05) x 0,50 = 2,45 m2
Besi = 1,36 x 60,51 kg = 82,29 kg
Begesting = 1,36 x 2,45 m2 = 3,33 m2
Harga besi = 82,29 kg x Rp 11.061,75 = Rp 910.271
Harga begesting = 3,33 x Rp 48.672,5 = Rp 162.079
Harga beton pile cap :
Beton K225 = Rp 545.750
Besi
= Rp 901.271
Begesting
= Rp 162.079
Rp 1.618.100
Harga = 5,88 x Rp 1.618.100 = Rp 9.514.428
(2). Type P2 Canopy ( 2 buah )
Kolom Ø 30 cm
5D12
40
6D20
Tiang pancang D 35 cm
Kedalaman -12.00
35
35
35
Page 149
128
Jumlah tiang = 2x1 = 2 buah
Volume pile cap = 1,05 x 1,05 x 0,4 = 0,44 m3 x 2 = 0,88 m3
Per 1m3 = 1 / 0,44 = 2,27
Vbesi = (12 x 1,05 x 2,46) + (10 x 1,05 x 2,46) = 40,34 kg
Besi = 2,27 x 40,34 kg = 91,57 kg
Vbegesting = (4 x 1,05 x 0,40) = 1,68 m2
Begesting = 2,27 x 1,68 m2 = 3,81 m2
Harga besi = 91,57 kg x Rp 11.061,75 = Rp 1.012.924
Harga begesting = 3,81 x Rp 48.672,5 = Rp 185.442
Harga beton pile cap :
Beton K225
= Rp 545.750
Besi
= Rp 1.012.924
Begesting
= Rp 185.442
Rp 1.744.116
Harga = 0,88 x Rp 1.744.116 = Rp 1.534.822
Page 150
129
(3). Type P3 ( 24 buah )
Kolom 50x50 cm
9D16
11D16
50
8D25
10D25
Tiang pancang D 35 cm
Kedalaman -12.00
35
70
35
Jumlah tiang = 24x2 = 48 buah
Volume pile cap = 1,4 x 1,05 x 0,5 = 0,735 m3 x 24 = 17,64 m3
Per 1m3 = 1 / 0,735 = 1,36
Vbesi = (8 x 1,05 + 10 x 1,4) x 3,85 = 86,24
(11 x 1,05 + 9 x 1,4) x 1,58 = 21,49 + = 107,73 kg
Besi = 1,36 x 107,73 kg = 146,51 kg
Vbegesting = (2x1,4 + 2x1,05) x 0,50 = 2,45 m2
Begesting = 1,36 x 2,45m2 = 3,33 m2
Harga besi = 146,51 kg x Rp 11.061,75 = Rp 1.620.657
Harga begesting = 3,33 x Rp 48.672,5 = Rp 162.079
Page 151
130
Harga beton pile cap :
Beton K225
= Rp 545.750
Besi
= Rp 1.620.079
Begesting
= Rp 162.079
Rp 2.328.486
Harga = 17,64 x Rp 2.328.486 = Rp 41.074.493
(4). Type P4 ( 4 buah )
Kolom Ø 70 cm
11D16
11D16
70
14D25
14D25
Tiang pancang D 35 cm
Kedalaman -12.00
30
70
70
30
Jumlah tiang = 4x5 = 20 buah
Volume pile cap = 2 x 2 x 0,70 = 2,8 m3 x 4 = 11,2 m3
Per 1m3 = 1 / 2,8 = 0,357
Vbesi = (28 x 2 x 3,85) + (22 x 2 x 1,58) = 269,72 kg
Besi = 0,357 x 269,72 kg = 96,29 kg
Vbegesting = (4 x 2 x 0,7) = 5,6 m2
Begesting = 0,357 x 5,6 m2 = 2 m2
Page 152
131
Harga besi = 96,29 kg x Rp 11.061,75 = Rp 1.065.136
Harga begesting = 2 x Rp 48.672,5 = Rp 97.345
Harga beton pile cap :
Beton K225
= Rp 545.750
Besi
= Rp 1.065.135
Begesting
= Rp 97.345
Rp 1.708.231
Harga = 11,2 x Rp 1.708.231 = Rp 19.132.187
(5). Type P5 ( 16 buah )
Kolom 50x50 cm
9D16
9D16
60
10D25
10D25
Tiang pancang D 35 cm
35
70
35 Kedalaman -12.00
Jumlah tiang = 16x4 = 64 buah
Volume pile cap = 1,4 x 1,4 x 0,60 = 1,176 m3 x 16 = 18,816 m3
Per 1m3 = 1 / 1,176 = 0,85
Vbesi = (20 x 1,4 x 3,85) + (18 x 1,4 x 1,58) = 147,62 kg
Besi = 0,85 x 147,62 kg = 125,48 kg
Page 153
132
Vbegesting = (4 x 1,4 x 0,60) = 3,36 m2
Begesting = 0,85 x 3,36 m2 = 2,86 m2
Harga besi = 125,48 kg x Rp 11.061,75 = Rp 1.388.028
Harga begesting = 2,86 x Rp 48.672,5 = Rp 139.203
Harga beton pile cap :
Beton K225 = Rp 545.750
Besi
= Rp 1.388.028
Begesting
= Rp 139.203
Rp 2.072.981
Harga = 18,816 x Rp 2.072.981 = Rp 39.005.210
Total harga pile cap = Rp 9.514.428 + Rp 1.534.822 + Rp 41.074.493
+ Rp 19.132.187 + Rp 39.005.210
= Rp 110.306.536
c). Persewaan pompa untuk mengecor pile cap :
Harga pemakaian pompa hanya untuk satu lokasi sekali pakai Rp 1.400.000,
maksimal volume 60m3 kelebihannya Rp 25.000/m3.
Jumlah pipa 10 batang @ 3 m kelebihannya Rp 25.000/batang (lampiran 4).
Volume pile cap = 5,88 + 0,88 + 17,64 + 11,2 + 18,816 = 54,416 m3
Karena kondisi lapangan, maka memerlukan tambahan 5 batang pompa
Biaya sewa pompa = Rp 1.400.000 + 5 x Rp 25.000
= Rp 1.525.000
Page 154
133
d). Harga tiang pancang
Volume tiang pancang = P2 =
16 titik x 12 m’ = 192 m’
P2 canopy = 2 titik x 12 m’ = 24 m’
P3 = 48 titik x 12 m’ = 576 m’
P4 =
20 titik x 12 m’ = 240 m’
P5 =
64 titik x 12 m’ = 768 m’
Total volume tiang pancang = 150 titik = 1800 m’
Harga tiang pancang = Rp 120.000/m’(ex. WIKA bulan November 2005,
lampiran 4).
Harga tiang pancang = 1800 x Rp 120.000 = Rp 216.000.000
e). Pemancangan tiang
Pemancangan dilakukan oleh PT. Paton Buana
Biaya = Rp 12.000/m’ ( bulan November 2005, lampiran 4)
Biaya pemancangan = 1800 x Rp 12.000 = Rp 21.600.000
f). Mobilisasi = Rp 1.500.000 (lampiran 4)
Biaya dilakukan 2 kali, maka = 2 x Rp 1.500.000 = Rp 3.000.000
g). Kupas tiang pancang diperkirakan Rp 10.000/titik
Biaya = 150 titik x Rp 10.000 = Rp 1.500.000
Harga total alternatif 1 pekerjaan fondasi tiang pancang diameter 35 cm :
= Rp110.306.536 + Rp 1.525.000 + Rp 216.000.000 + Rp 21.600.000
+ Rp 3.000.000 + Rp 1.500.000
= Rp 353.931.536
Page 155
134
3). Pekerjaan Fondasi Alternatif 2, yaitu dengan Menggunakan Fondasi Sumuran
a). Perhitungan Harga Satuan
Harga satuan pekerjaan beton 1m3 menurut BOW BPIK (K250 ex. Jati
Kencana Beton bulan November 2005, lampiran 4) :
1,000 m3 Beton K250
@ Rp 375.000
Rp 365.000
0,300 mandor
@ Rp 32.500
Rp 9.750
0,100 kep. tk. batu
@ Rp 35.000
Rp 3.500
1,000 tk. batu
@ Rp 32.500
Rp 32.500
6,000 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 135.000
Rp 555.750
Harga satuan pekerjaan beton 1m3 menurut BOW BPIK (K300 ex. Jati
Kencana Beton bulan November 2005, lampiran 4) :
1,000 m3 Beton K300
@ Rp 395.000
Rp 395.000
0,300 mandor
@ Rp 32.500
Rp 9.750
0,100 kep. tk. batu
@ Rp 35.000
Rp 3.500
1,000 tk. batu
@ Rp 32.500
Rp 32.500
6,000 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 135.000
Rp 575.750
Page 156
135
1m2 Pasang bekesting untuk lantai SNI-03-3435-2002 (BPIK) :
0,0400 m3 kayu cetakan
@ Rp 750.000
Rp 30.000
0,300 kg paku
@ Rp 8.000
Rp 2.400
0,005 mandor
@ Rp 32.500
Rp 162,50
0,026 kep. tk. kayu
@ Rp 35.000
Rp 910
0,260 tk. kayu
@ Rp 32.500
Rp 8.450
0,300 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 6.750
Rp 48.672,50
Pekerjaan fondasi siklop 40% batu kali per m3 SNI-03-2836-2002 (BPIK) :
75 kg Besi beton
@ Rp 6.000
Rp 450.000
5,050 zak Portland Semen
@ Rp 31.000
Rp 156.550
0,320 m3 Pasir beton
@ Rp 125.000
Rp 40.000
0,490 m3 Koral beton
@ Rp 100.000
Rp 49.000
0,800 kg kawat beton
@ Rp 9.500
Rp 7.600
0,150
mandor
@ Rp 32.500
Rp 4.875
0,085
kep. tk. batu
@ Rp 35.000
Rp 2.975
0,850
tk. batu
@ Rp 32.500
Rp 27.625
3,000
pekerja
@ Rp 22.500
Rp 67.500
Rp 806.125
Page 157
136
Pembesian dengan besi polos atau ulir per kg SNI-03-2495-1991/SK SNI S-
05-1990-F (BPIK) :
1,0500 kg besi
@ Rp 6.000
Rp 6.300
0,0150 kg kawat besi
@ Rp 9.500
Rp 142,50
0,0003 mandor
@ Rp 32.500
Rp 9,75
0,0007 kep. tk. besi
@ Rp 35.000
Rp 24,50
0,0070 tk. besi
@ Rp 32.500
Rp 227,50
0,0070 pekerja
@ Rp 22.500
Rp 157,50
Rp 6861,75
b). Perhitungan harga pekerjaan fondasi
Untuk desain fondasi sumuran didapat dari perhitungan struktur fondasi
sumuran (lampiran 3).
(1). Pondasi Type P5 (16 buah)
Kolom 50x50 cm
50
15D25
15D25
Panjang 5m
Pondasi sumuran D150 cm
30
150
30
Dalam fondasi sumuran digunakan pile cap, karena untuk menahan gaya geser
pons yang terjadi pada fondasi.
Page 158
137
Jumlah tiang = 16 buah
Volume pile cap = 1,8 x 1,8 x 0,50 = 1,62 m3 x 16 = 25,92 m3
Per 1m3 = 1 / 1,62 = 0,62
Vbesi = 30 x 1,8 x 3,85 = 207,9 kg
Besi = 0,62 x 207,9 kg = 128,9 kg
Vbegesting = 4 x 1,8 x 0,5 = 3,6 m2
Begesting = 0,441 x 5,04 m2 = 2,23 m2
Harga besi = 128,9 kg x Rp 6861,75 = Rp 884.479
Harga begesting = 2,23 x Rp 48.672,5 = Rp 113.407
Harga beton pile cap :
Beton K300 = Rp 575.750
Besi
= Rp 884.479
Begesting
= Rp 113.407
Rp 1.573.636
Harga = 25,92 x Rp 1.573.636 = Rp 40.788.645
Pondasi Sumuran :
V = (1/4 .π . 1,52. 5) – (1/4 .π . 1,22. 5)
= 3,18 m3
Beton Siklop
Vtotal = 3,18 x 16 = 50,88 m3
D10-25
20D12
15
120
15
Page 159
138
Per 1m3 = 1 / 3,18 = 0,314
Vbesi = 20 x 5 x 0,89
= 89
20 x 3,14 x 1,4x 0,62 = 54,51 + = 143,51 kg
Besi = 0,314 x 143,51 kg = 45,06 kg
Vbegesting = 3,14 x 1,2 x 5 = 18,84 m2
Begesting = 0,314 x 18,84 m2 = 5,915 m2
Harga besi = 45,06 kg x Rp 6861,75 = Rp 309.190
Harga begesting = 5,915 x Rp 48.672,5 = Rp 287.935
Harga beton pile cap :
Beton K250 = Rp 555.750
Besi
= Rp 309.190
Begesting
= Rp 287.935
Rp 1.152.875
Harga = 50,88 x Rp 1.152.875 = Rp 58.658.280
Beton siklop 40% batu belah :
V = 1/4 . π . 1,22. 5 . 16 = 90,43 m3
Harga = 90,43 x Rp 806.125 = Rp 72.899.884
Harga fondasi P5 = Rp 40.788.645 + Rp 58.658.280 + Rp 72.897.884
= Rp 172.346.809
Page 160
139
(2). Pondasi Type P4 (4 buah)
Kolom Ø 70 cm
60
22D25
22D25
Panjang 5m
Pondasi sumuran D180 cm
10
180
10
Jumlah tiang = 4 buah
Volume pile cap = 2 x 2 x 0,60 = 2,4 m3 x 4 = 9,6 m3
Per 1m3 = 1 / 2,4 = 0,417
Vbesi = 44 x 2 x 3,85 = 338,8 kg
Besi = 0,417 x 338,8 kg = 141,28 kg
Vbegesting = 4 x 2 x 0,6 = 5,6 m2
Begesting = 0,417 x 5,6 m2 = 2,34 m2
Harga besi = 141,28 kg x Rp 6861,75 = Rp 969.428
Harga begesting = 2,34 x Rp 48.672,5 = Rp 113.894
Harga beton pile cap :
Beton K300
= Rp 575.750
Besi
= Rp 969.428
Begesting
= Rp 113.894
Rp 1.659.072
Page 161
140
Harga = 9,6 x Rp 1.659.072 = Rp 15.927.091
Pondasi Sumuran :
V = (1/4 .π . 1,82. 5) – (1/4 .π . 1,52. 5)
= 3,88 m3
Beton Siklop
Vtotal = 3,88 x 4 = 15,52 m3
D10-25
26D12
15
150
15
Per 1m3 = 1 / 3,88 = 0,257
Vbesi = 26 x 5 x 0,89
= 115,7
20 x 3,14 x 1,7 x 0,62 = 66,19 + = 181,89 kg
Besi = 0,257 x 181,89 kg = 46,35 kg
Vbegesting = 3,14 x 1,5 x 5 = 23,55 m2
Begesting = 0,257 x 23,55 m2 = 5,88 m2
Harga besi = 46,35 kg x Rp 6861,75 = Rp 320.786
Harga begesting = 5,88 x Rp 48.672,5 = Rp 286.194
Harga beton pile cap :
Beton K250 = Rp 555.750
Besi
= Rp 320.786
Begesting
= Rp 286.194
Rp 1.162.730
Page 162
141
Harga = 15,52 x Rp 1.162.730 = Rp 18.045.570
Beton siklop 40% batu belah :
V = 1/4 . π . 1,52. 5 . 4 = 35,2 m3
Harga = 35,2 x Rp 806.125 = Rp 28.375.600
Harga fondasi P4 = Rp 15.927.091 + Rp 18.045.570 + Rp 28.375.600
= Rp 62.348.261
(3). Pondasi Type P3 (16 buah)
Kolom 50x50 cm
40
7D25
7D25
Panjang 5m
Pondasi sumuran D100 cm
15
100
15
Jumlah tiang = 16 buah
Volume pile cap = 1,3 x 1,3 x 0,30 = 0,676 m3 x 16 = 10,816 m3
Per 1m3 = 1 / 0,676 = 1,479
Vbesi = 14 x 1,3 x 3,85 = 70,07 kg
Besi = 1,479 x 70,07 kg = 103,63 kg
Vbegesting = 4 x 1,3 x 0,4 = 2,08 m2
Begesting = 1,479 x 2,08 m2 = 3,08 m2
Page 163
142
Harga besi = 103,63 kg x Rp 6861,75 = Rp 711.083
Harga begesting = 3,08 x Rp 48.672,5 = Rp 149.911
Harga beton pile cap :
Beton K300 = Rp 575.750
Besi
= Rp 711.083
Begesting
= Rp 149.911
Rp 1.436.744
Harga = 10,916 x Rp 1.436.744 = Rp 15.539.823
Pondasi Sumuran :
V = (1/4 .π . 1,02. 5) – (1/4 .π . 0,72. 5)
= 2 m3
Beton Siklop
Vtotal = 2 x 16 = 32 m3
D10-25
13D12
15
70
15
Per 1m3 = 1 / 2 = 0,5
Vbesi = 13 x 5 x 0,89
= 57,85
20 x 3,14 x 0,9 x 0,62 = 35,09 + = 92,94 kg
Besi = 0,5 x 92,94 kg = 46,47 kg
Vbegesting = 3,14 x 0,7 x 5 = 10,99 m2
Begesting = 0,5 x 10,99 m2 = 5,495 m2
Page 164
143
Harga besi = 46,47 kg x Rp 6861,75 = Rp 318.865
Harga begesting = 5,495 x Rp 48.672,5 = Rp 267.455
Harga beton pile cap :
Beton K250 = Rp 555.750
Besi
= Rp 318.865
Begesting
= Rp 267.455
Rp 1.142.070
Harga = 32 x Rp 1.142.070 = Rp 36.546.240
Beton siklop 40% batu belah :
V = 1/4 . π . 0,72. 5 . 16 = 30,72 m3
Harga = 30,72 x Rp 806.125 = Rp 24.764.160
Harga fondasi P3 = Rp 15.539.823 + Rp 36.546.240 + Rp 24.764.160
= Rp 76.850.223
(4). Pondasi Type P2 dan P3 sudut (16 buah)
Kolom 50x50 cm
30
10D20
10D20
Panjang 5m
Pondasi sumuran D100 cm
15
100
15
Page 165
144
Jumlah tiang = 16 buah
Volume pile cap = 1,3 x 1,3 x 0,30 = 0,507 m3 x 16 = 8,112 m3
Per 1m3 = 1 / 0,507 = 1,972
Vbesi = 20 x 1,3 x 2,46 = 63,96 kg
Besi = 1,972 x 63,69 kg = 126,13 kg
Vbegesting = 4 x 1,3 x 0,30 = 1,56 m2
Begesting = 1,315 x 2,34 m2 = 3,07 m2
Harga besi = 126,13 kg x Rp 6861,75 = Rp 865.472
Harga begesting = 3,07 x Rp 48.672,5 = Rp 149.424
Harga beton pile cap :
Beton K300 = Rp 575.750
Besi
= Rp 865.472
Begesting
= Rp 149.424
Rp 1.590.646
Harga = 8,112 x Rp 1.590.646 = Rp 12.903.320
Pondasi Sumuran :
V = (1/4 .π . 1,02. 5) – (1/4 .π . 0,72. 5)
= 2 m3
Beton Siklop
Vtotal = 2 x 16 = 32 m3
D10-25
13D12
15
70
15
Page 166
145
Per 1m3 = 1 / 2 = 0,5
Vbesi = 13 x 5 x 0,89
= 57,85
20 x 3,14 x 0,9 x 0,62 = 35,09 + = 92,94 kg
Besi = 0,5 x 92,94 kg = 46,47 kg
Vbegesting = 3,14 x 0,7 x 5 = 10,99 m2
Begesting = 0,5 x 10,99 m2 = 5,495 m2
Harga besi = 46,47 kg x Rp 6861,75 = Rp 318.865
Harga begesting = 5,495 x Rp 48.672,5 = Rp 267.455
Harga beton pile cap :
Beton K250 = Rp 555.750
Besi
= Rp 318.865
Begesting
= Rp 267.455
Rp 1.142.070
Harga = 32 x Rp 1.142.070 = Rp 36.546.240
Beton siklop 40% batu belah :
V = 1/4 . π . 0,72. 5 . 16 = 30,72 m3
Harga = 30,72 x Rp 806.125 = Rp 24.764.160
Harga fondasi P2 dan P3 sudut = Rp 12.903.320 + Rp 36.546.240
+ Rp 24.764.160
= Rp 74.213.720
Page 167
146
(5). Pondasi Type P2 Canopy (2 buah)
25
10D16
10D16
Panjang 5m
Pondasi sumuran D100 cm
10
80
10
Jumlah tiang = 2 buah
Volume pile cap = 1 x 1 x 0,25 = 0,25 m3 x 2 = 0,50 m3
Per 1m3 = 1 / 0,25 = 4
Vbesi = 20 x 1,0 x 1,58 = 31,6 kg
Besi = 4 x 31,6 kg = 126,4 kg
Vbegesting = 4 x 1,0 x 0,25 = 1 m2
Begesting = 4 x 1 m2 = 4 m2
Harga besi = 126,4 kg x Rp 6861,75 = Rp 867.325
Harga begesting = 4 x Rp 48.672,5 = Rp 194.690
Harga beton pile cap :
Beton K300
= Rp 575.750
Besi
= Rp 867.325
Begesting
= Rp 194.690
Rp 1.637.765
Page 168
147
Harga = 0,5 x Rp 1.637.765 = Rp 818.883
Pondasi Sumuran :
V = (1/4 .π . 0,82. 5) – (1/4 .π . 0,52. 5)
= 1,53 m3
Beton Siklop
Vtotal = 1,53 x 2 = 3,06 m3
D10-25
10D12
15
50
15
Per 1m3 = 1 / 1,53 = 0,653
Vbesi = 10 x 5 x 0,89
= 44,5
20 x 3,14 x 0,8 x 0,62 = 31,15 + = 75,65 kg
Besi = 0,653 x 75,65 kg = 49,40 kg
Vbegesting = 3,14 x 0,5 x 5 = 7,85 m2
Begesting = 0,653 x 7,85 m2 = 5,13 m2
Harga besi = 49,40 kg x Rp 6861,75 = Rp 338.970
Harga begesting = 5,13 x Rp 48.672,5 = Rp 249.690
Harga beton pile cap :
Beton K250 = Rp 555.750
Besi
= Rp 338.970
Begesting
= Rp 249.690
Rp 1.144.410
Page 169
148
Harga = 3,06 x Rp 1.144.410 = Rp 3.501.895
Beton siklop 40% batu belah :
V = 1/4 . π . 0,52. 5 . 2 = 1,96 m3
Harga = 1,96 x Rp 806.125 = Rp 1.580.005
Harga fondasi P2 canopy = Rp 818.883 + Rp 3.501.895 + Rp 1.580.005
= Rp 6.131.914
Harga total pile cap = Rp 40.788.645 + Rp 15.927.091 + Rp 15.539.823
+ Rp 12.903.320 + Rp 818.883 = Rp 85.977.762
Harga total fondasi = Rp 131.556.164 + Rp 46.421.170 + Rp 61.310.400
+ Rp 61.310.400 + Rp 5.081.900 = Rp 305.680.034
c). Persewaan pompa untuk mengecor fondasi :
Harga pemakaian pompa hanya untuk satu lokasi sekali pakai Rp 1.400.000,
maksimal volume 60m3 kelebihannya Rp 25.000/m3.
Jumlah pipa 10 batang @ 3 m kelebihannya Rp 25.000/batang (lampiran 4).
Volume pile cap = 25,92 + 9,6 + 10,816 + 8,112 + 0,50 = 54,948 m3
Volume sumuran = 50,88 + 15,52 + 32 + 32 + 3,06 = 133,46 m3
Biaya sewa pile cap = Rp 1.400.000 + 5 x Rp 25.000
= Rp 1.525.000
Biaya sewa sumuran = 2 x Rp 1.400.000 + 13,46 x Rp 25.000 + 5 x Rp 25.000
= Rp 3.261.500
Total = Rp 1.525.000 + Rp 3.261.500 = Rp 4.786.500
Page 170
149
4) Sewa alat bor
Harga sewa alat Rp 12.000/m’ (ex. PT. Paton Buana, lampiran 4)
Volume = P5 = 16 x 5m’
= 80 m’
P4 = 4 x 5 m’
= 20 m’
P3 = 16 x 5 m’
= 80 m’
P2 dan P3 sudut = 16 x 5 m’ = 80 m’
P2 canopy = 2 x 5 m’
= 10 m’ +
total
= 270 m’
Harga sewa = 270 x Rp 12.000 = Rp 3.240.000
Mobilisasi = Rp 1.500.000
Harga total alternatif 2 pekerjaan fondasi sumuran :
= Rp 85.977.762+ Rp 305.680.034 + Rp 4.786.500 + Rp 3.240.000
+ Rp 1.500.000
= Rp 401.417.427
Page 171
150
Tabel 4.18 Perbandingan Harga Existing dan Alternatif Pekerjaan Fondasi
No Item
Existing
Alternatif 1
Penghematan
Alternatif 2
Penghematan
1. Harga
Rp 365.839.186
Rp 353.931.536
Rp 11.907.650
Rp 401.417.427
Rp -35.578.241
Dari tabel didapat :
- Harga untuk pekerjaan alternatif 1, yaitu dengan menggunakan fondasi tiang pancang diameter 35 cm bila, dibandingkan dengan
pekerjaan existing memiliki penghematan biaya sebesar Rp 11.907.650.
- Harga untuk pekerjaan alternatif 2, yaitu dengan menggunakan fondasi sumuran, bila dibandingkan dengan pekerjaan existing
tidak memiliki penghematan biaya, karena rencana biayanya lebih dari existing, sehingga penghematannya Rp -35.578.241.
- Untuk memilih alternatif terbaik tidak hanya dilihat dari segi penghematan biaya saja, tetapi nantinya juga dilihat dari analisis VE
pada kriteria-kriteria dari pekerjaan fondasi yang diusulkan pada tahap kreatif.
- Dalam perhitungan analisis VE menggunakan metode, diantaranya sebagai berikut :
• Analisis fungsi (tabel 4.19)
• Metode zero-one mencari bobot (tabel 4.20)
• Metode zero-one mencari indeks (tabel 4.21)
• Matrik evaluasi (tabel 4.22)
150
Page 172
151
a. Perhitungan Value Engineering Pekerjaan Plat
1). Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi
Tabel 4.19 Analisis Fungsi Pekerjaan Fondasi
No
Uraian
Kata Kerja
Fungsi Kt. Benda Jenis
Cost
Worth 1
Worth 2
1 Tiang pancang
Mendukung
Beban
P
222,480,000.00
216,000,000.00
-
2 Pile cap
Meneruskan
Beban
P
139,059,186.75
110,306,536.00
85,977,762.00
3 Galian tanah
Menyesuaikan Elevasi
S
1,885,625.00
1,885,625.00
1,885,625.00
4 Urugan kembali
Menutup
Lubang
S
427,050.00
427,050.00
427,050.00
5 Lantai kerja
Meneruskan
Kegiatan
S
8,604,833.50
8,604,833.50
8,604,833.50
6 Mobilisasi
Memindahkan Alat
S
2,500,000.00
3,000,000.00
1,500,000.00
7 Kupas tiang pancang
Memotong
Tiang pancang
S
1,800,000.00
1,500,000.00
-
8 Sumuran
Mendukung
Beban
P
-
-
305,680,034.00
9 Pompa beton
Membantu
Pekerjaan
P
-
1,525,000.00
4,786,500.00
10 Alat pemancangan
Membantu
Pekerjaan
P
-
21,600,000.00
-
11 Alat bor
Membantu
Pekerjaan
P
-
-
3,240,000.00
Jenis
P = primer
376,756,695.25
364,849,044.50
412,101,804.50
S =
sekunder
Cost/Worth =1.03 Cost/Worth =0.91
- Untuk kolom cost nilainya didapat dari biaya pekerjaan existing. Untuk kolom worth 1 nilainya didapat dari biaya pekerjaan
alternatif 1 atau dengan menggunakan tiang pancang diameter 35 cm. Untuk kolom worth 2 nilainya didapat dari pekerjaan
alternatif 2 atau dengan menggunakan fondasi sumuran.
- Nilai cost/worth1 = 376.756.695,25 / 364.849.044,50 = 1,03 dan cost/worth2 = 376.756.695,25 / 412.101.804,50 = 0,91.
1
51
Page 173
152
- Nilai cost/worth berarti menunjukkan adanya penghematan atau tidak. Untuk cost/worth1 berarti menunjukkan pekerjaan
alternatif 1 terdapat penghematan, karena nilainya lebih dari 1. Untuk cost/worth2 berarti menunjukkan pekerjaan alternatif 2
tidak terdapat penghematan karena nilainya dibawah 1.
2). Metode zero-one mencari bobot
Tabel 4.20 Metode Zero-One Mencari Bobot Pekerjaan Fondasi
Nomor Kriteria
Kriteria
Nomor
Kriteria
1 2 3 4 5 6
7
8
Total
Ran
king
Bobot
Waktu Pelaksanaan
1
X 0 1 1 1 1
1
1
6
7
19.44
Pembiayaan
2
1 X 1 1 1 1
1
1
7
8
22.22
Jumlah Tenaga
3
0 0 X 1 1 1
1
1
5
6
16.67
Koordinasi Pelaksanaan
4
0 0 0 X 1 1
1
1
4
5
13.89
Pengawasan dan Pengendalian
5
0 0 0 0 X 1
1
1
3
4
11.11
Kondisi Lapangan
6
0 0 0 0 0 X
1
1
2
3
8.33
Kondisi Cuaca
7
0 0 0 0 0 0
X
0
0
1
2.78
Berat Struktur
8
0 0 0 0 0 0
1
X
1
2
5.56
Jumlah
36
100.00
152
Page 174
153
Penjelasan tabel 4.20 adalah sebagai berikut :
- Metode zero-one pada tabel digunakan untuk mencari bobot yang nantinya digunakan dalam menghitung matrik evaluasi.
- Pemberian nilai 1 adalah nomor kriteria pada kolom lebih penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai 0 adalah nomor
kriteria pada kolom kurang penting dari nomor kriteria pada baris. Pemberian nilai X adalah nomor kriteria pada kolom dan baris
mempunyai fungsi sama penting.
- Pemberian angka pada ranking sesuai dengan jumlah kriteria, yaitu rangking 1-8. Pemberian ranking dilakukan secara terbalik,
yaitu yang mendapat total tertinggi angka ranking 8, selanjutnya terus turun sampai yang total terendah mendapat angka ranking 1.
- Untuk bobot dihitung dengan rumus = {angka ranking yang dimiliki / jumlah angka ranking}x 100, sebagai contoh diambil kriteria
waktu pelaksanaan, bobot = {7 / 36}x 100 = 19,44..
153
Page 175
154
3). Metode zero-one mencari indeks
Sebelum menggunakan matrik evaluasi, pekerjaan existing dan
pekerjaan alternatif juga harus dianalisis VE dengan metode zero-one untuk
mendapatkan indeks yang akan digunakan dalam tabel matrik evaluasi. Dalam
menganalisis VE kriteria-kriteria komponen pekerjaan fondasi yang digunakan
seperti yang diusulkan pada tahap kreatif. Untuk metode zero-one dapat dilihat
pada tabel 4.21 dan matrik evaluasi pada tabel 4.22.
Penjelasan :
Fungsi A = Pekerjaan Existing
Fungsi B = Alternatif 1 = menggunakan fondasi tiang pancang diameter 35 cm
Fungsi C = Alternatif 2 = menggunakan fondasi sumuran
Tabel 4.21 Metode Zero-One Mencari Indeks
1. Kriteria Waktu Pelaksanaan
Fungsi A B C Jumlah
Indeks
A
X 0 1
1 1/3
B
1 X 1
2 2/3
C
0 0 X
0 0
2. Kriteria Pembiayaan
Fungsi A B C Jumlah
Indeks
A
X 0 1
1 1/3
B
1 X 1
2 2/3
C
0 0 X
0 0
3. Kriteria Jumlah Tenaga Kerja
Fungsi A B C Jumlah
Indeks
A
X 0 1
1 1/3
B
1 X 1
2 2/3
C
0 0 X
0 0
Page 176
155
4. Kriteria Koordinasi di Lapangan
Fungsi A B C Jumlah
Indeks
A
X 0 1
1 1/3
B
1 X 1
2 2/3
C
0 0 X
0 0
5. Kriteria Pengawasan dan
Pengendalian
Fungsi A B C Jumlah
Indeks
A
X 0 0
0 0
B
1 X 0
1 1/3
C
1 1 X
2 2/3
6. Kriteria Kondisi Lapangan
Fungsi A B C Jumlah
Indeks
A
X 0 0
0 0
B
1 X 1
2 2/3
C
1 0 X
1 1/3
7. Kondisi Cuaca
Fungsi A B C Jumlah
Indeks
A
X 0 1
1 1/3
B
1 X 1
2 2/3
C
0 0 X
0 0
8. Berat Struktur
Fungsi A B C Jumlah
Indeks
A
X 1 0
1 1/3
B
0 X 0
0 0
C
1 1 X
2 2/3
Page 177
156
Penjelasan tabel 4.21, sebagai contoh diambil tabel kriteria nomor satu, yaitu waktu
pelaksanaan.
Pada baris pertama :
- A pada kolom mempunyai fungsi sama dengan A pada baris maka diberi tanda X
- A pada kolom mempunyai fungsi kurang penting dari B pada baris, maka diberi
tanda 0. Mempunyai kebalikan dengan baris kedua, dimana B pada kolom
mempunyai fungsi lebih penting dari A pada baris dan diberi tanda 1.
- A pada kolom mempunyai fungsi kurang penting dari C pada baris, maka diberi
tanda 0. Mempunyai kebalikan dengan baris ketiga, dimana C pada kolom
mempunyai fungsi lebih penting dari A pada baris dan diberi tanda 1.
- Untuk jumlah merupakan hasil penjumlahan pada baris. Misal, pada baris A
mempunyai jumlah 1, pada baris B mempunyai jumlah 2, pada baris C
mempunyai jumlah 0.
- Untuk indeks adalah perbandingan antara jumlah dengan total jumlah. Misal total
jumlah A,B,C = 1+2+0 = 3, sedang untuk indeks A = 1/3, B = 2/3, C = 0.
- Indeks ini nantinya digunakan pada tabel matrik evaluasi.
- Untuk metode zero-one kriteria-kriteria yang lain penilaianya menggunakan cara
yang sama.
Page 178
157
Tabel 4.23 Matrik Evaluasi Struktur Bawah
Kriteria
Fungsi
1
2
3
4
5
6
7
8
No
Bobot
19.44
22.22 16.67 13.89 11.11
8.33
2.78
5.56
Total
Indeks = 1/3
Indeks
= 1/3
Indeks
= 1/3
Indeks
= 1/3
Indeks
= 0
Indeks
= 0
Indeks
= 1/3
Indeks
= 1/3
1
A
Indeks x bobot =
1/3 x 19.44 = 6.48 7.41
5.56
4.63
0
0
0.93
1.85
26.86
2/3
2/3
2/3
2/3
1/3
2/3
2/3
0
2
B
12.96
14.81 11.11
9.26
3.70
5.55
1.85
0
59.24
0
0
0
0
2/3
1/3
0
2/3
3
C
0
0
0
0
7.41
2.78
0
3.71
13.90
- A adalah pekerjaan existing, B adalah pekerjaan alternatif 1 dan C adalah pekerjaan alternatif 2.
- Pemberian nilai pada bobot berdasarkan kepentingan kriteria pada item pekerjaan fondasi atau didapat dari tabel 4.20, sedangkan
indeks didapat dari tabel 4.21.
- Pada baris A,B,C dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas diisi indeks dan bagian bawah diisi nilai bobot dikalikan indeks.
- Total hasil adalah jumlah dari bobot dikali nilai. Untuk memilih pekerjaan alternatif dilihat dari yang memiliki total nilai terbesar
dan dari tabel diatas diketahui bahwa pekerjaan alternatif 1 atau menggunakan tiang pancang diameter 35 cm dapat dipilih karena
memiliki total nilai terbesar.
157
Page 179
158
4. Tahap Pengembangan
Proyek : Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang
Item : Pekerjaan Fondasi
Pekerjaan fondasi karena terletak didalam tanah, maka tidak
memerlukan biaya operasional dan pemeliharaan. Untuk itu, pada tahap
pengembangan ini tidak dilakukan perhitungan pekerjaan dalam siklus life
cycle cost.
5. Tahap Rekomendasi
a. Desain Awal :
1). Mini pile segitiga 37 x 37 x 37 cm
2). Jumlah tiang 180 buah
3). Pile cap dengan mutu beton K225 dan mutu baja fy = 320 MPa
4). Biaya perencanaan sebesar Rp 365.839.186.
b. Usulan :
1). Menggunakan fondasi tiang pancang diameter 35 cm
a). Keuntungan yang didapat sebagai berikut :
- Jumlah fondasi berkurang
- Mudah dikerjakan
- Waktu pengerjaan menjadi cepat
- Biaya perencanaannya sebesar Rp 353.931.536, sehingga terjadi
penghematan biaya sebesar Rp 11.907.650.
Page 180
159
2). Menggunakan fondasi sumuran
a). Keuntungan yang didapat sebagai berikut :
- Jumlah fondasi berkurang
- Perencanaan dan pelaksanaannya
- Biaya perencanaannya sebesar Rp 401.417.427, sehingga tidak terjadi
penghematan biaya. Biaya perencanaan melebihi biaya existing sebesar
Rp 35.578.241.
Dari dua alternatif yang diusulkan dapat dibuat grafik untuk menggambarkan
besarnya biaya perencanaan yang terjadi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 4.4.
365,839,186.00
353,931,536.00
401,417,427.00
330,000,000.00
340,000,000.00
350,000,000.00
360,000,000.00
370,000,000.00
380,000,000.00
390,000,000.00
400,000,000.00
410,000,000.00
Existing
Alternatif 1
Alternatif 2
Item pekerjaan fondasi
R
e
n
can
a an
ggaran
b
iaya
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Antara Pekerjaan Fondasi Dengan Biaya
Perencanaannya
Page 181
160
Gambar 4.4 menjelaskan hubungan antara biaya dengan pekerjaan fondasi, baik
existing maupun pekerjaan alternatif yang diusulkan. Setelah dilakukan analisis
VE ternyata untuk pekerjaan alternatif 1 atau dengan tiang pancang diameter 35
cm terdapat penghematan biaya, sedangkan untuk alternatif 2 atau dengan
fondasi sumuran tidak terdapat penghematan biaya.
c. Pemilihan Pekerjaan Alternatif yang Dipakai
Dari analisis yang dilakukan, maka dipilih pekerjaan alternatif 1 sebagai
alternatif terbaik dengan dasar pertimbangan sebagai berikut :
- Penghematan biaya
- Penghematan waktu
- Pengurangan jumlah pondasi
Page 182
161
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisis Value Engineering (VE) yang dilakukan pada proyek
pembangunan Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Semarang dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pekerjaan struktur bangunan gedung memiliki potensi untuk dilakukan
penerapan VE karena memiliki prosentase biaya yang besar.
2. Penerapan VE pada pekerjaan struktur selain terdapat penghematan biaya juga
terdapat pengurangan volume pekerjaan, akibat adanya perubahan desain dan
bahan yang digunakan sebagai alternatif pengganti.
3. Aplikasi VE pada pekerjaan struktur atas khususnya plat dengan
memunculkan alternatif pengganti beton precast terdapat penghematan biaya
sebesar Rp 13.199.407.
4. Aplikasi VE pada pekerjaan struktur bawah khusunya fondasi dengan
memunculkan alternatif pengganti tiang pancang silinder diameter 35 cm dan
terdapat penghematan biaya sebesar Rp 11.907.650.
161
Page 183
162
B. Saran
1. Agar mendapatkan penghematan yang optimal, Value Engineering dapat
dilibatkan pada setiap tahap proyek, yaitu mulai tahap konsep, perencanaan
dan pelaksanaan. Hal ini terutama dapat dilaksanakan pada proyek yang besar
dengan jumlah item pekerjaan yang banyak. Untuk proyek yang sedang dan
kecil penerapan VE sudah cukup efektif dilakukan pada tahap perencanaan.
2. Dalam melakukan penerapan VE, konsultan VE harus berkoordinasi dengan
pemilik, perencana maupun pelaksana agar tercipta kesamaan persepsi
mengenai keberadaan VE dalam proyek yang bersangkutan.
3. Agar tidak terjadi perbedaan pendapat mengenai penerapan VE pada suatu
proyek, sebaiknya pada dokumen pelelangan disebutkan secara jelas
mengenai permasalahan tersebut.
4. Penerapan VE tidak hanya dapat dilakukan pada pekerjaan struktur (yang
memiliki prosentase biaya yang besar), tetapi dapat juga dilakukan pada
pekerjaan yang memilki potensi untuk dilakukan VE, seperti pada pekerjaan
arsitektur dan mekanikal elektrikal.
Page 184
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno,H. 2004. Diktat Perkuliahan Struktur Beton II. Semarang : Jurusan Teknik
Sipil Universitas Negeri Semarang.
Barrie, D. dan Poulson, B. 1984. Manajemen Konstruksi Profesional. Alih Bahasa
Sudinarto. 1990. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Dell’Isola, A. 1974. Value Engineering in the Construction Industry. New York:
Construction Publishing Corp., Inc.
Departemen Pekerjaan Umum. 1991. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung “SK SNI T-15-1991-03”. Bandung : Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan.
Dinas Permukiman dan Tata Ruang Propinsi Jawa Tengah. November 2005. Daftar
Harga Satuan Bangunan Gedung Negara Bahan Bangunan/ Upah dan Analisa
Pekerjaan., Semarang : Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi (BPIK).
_______________, Februari 2007. Harga Satuan Pekerjaan Bahan dan Upah
Pekerjaan Konstruksi, Semarang : Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi
(BPIK).
Dipohusodo, I. 1999. Struktur Beton Betulang Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta : Gramedia.
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung 1983. Bandung : Yayasan LPMB.
Donomartono, 1999. Apilkasi Value Engineering Guna Mengoptimalkan Biaya pada
Tahap Perencanaan Kontruksi Gedung dengan Struktur Balok Beton Pratekan.
Tugas Akhir JTS. Surabaya : Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Hardiyatmo,H.C. 1996. Teknik Fondasi I. Jakarta : Gramedia.
_____________. 2001. Teknik Fondasi II. Jakarta : Gramedia.
Hutabarat, J. 1995. Diktat Rekayasa Nilai ( Value Engineering ). Malang : Institut
Teknologi Nasional.
Page 185
Ibrahim, B. 1994. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta : Bumi Aksara.
Isworo, B. Sutikno. Tugino. Suryanto. 1999. Value Engineering Changes Proposal
Pembangunan Gedung Laboratorium FP MIPA IKIP Surabaya. Tugas Akhir.
Surabaya : Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Muyasaroh, S. dan Joko, P. 2006 Rekayasa Fondasi II. Tugas Besar Kuliah.
Semarang : Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Suryolelono, K.B. 1994.Teknik Fondasi Bagian II. Yogyakarta : NAFIRI.
Triwiyono, A. 2005. Bahan Ajar Struktur Beton Pracetak. Yogyakarta : Jurusan
Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada.
Vis, W. C. dan Kusuma, Gideon. 1993. Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang.
Jakarta : Erlangga.
Wigroho, Y. S. 2001. Analisis dan Perancangan Struktur Frame Menggunakan SA
2000 versi 7.42. Yogyakarta : ANDI